Anda di halaman 1dari 25

A.

LATAR BELAKANG

Adam adalah, menurut Alquran. dibuat, Tuhan swt. ajari dia tentang semua nama dan sifat
materi. Manusia diberkahi dengan kemampuan untuk memahami konsep dan simbol yang
dapat dikomunikasikan melalui bahasa. Pahami idenya dan sampaikan apa adanya
dipertimbangkan orang lain dengan memanfaatkan Bahasa merupakan fase terpenting dalam
pengenalan budaya.Sejak saat itu orang memiliki kecenderungan minat yang terukir dalam
temperamennya dan tidak pernah hilang.Pria terus menerus pencarian untuk informasi
Apalagi,memupuknya. Pengetahuan memiliki kekuatan untuk mengangkat orang dan
mengubahnya menjadi makhluk yang bermartabat. Hal ini menunjukkan bahwa utusan
surgawi diarahkan oleh Allah sujud kepada Adam as. dan karena prestasinya, dia harus
menjalani kehidupan yang indah di Surga. Iblis, di sisi lain, tidak bahagia. Ketika Allah
menghukumnya karena tidak mematuhi perintah sujud, Adam dihormati sebagai. Iblis
bersumpah untuk menipu Adam dan keturunannya.Setan berhasil memikat melalui
pendekatan elemen Prevalensi informasi Adam. Adam didorong untuk penasaran oleh iblis
melalui celah. Dan bujuk dia dengan kesepakatan:

‫ك اَّل يَب ْٰلى‬


ٍ ‫ك ع َٰلى َش َج َر ِة ْال ُخ ْل ِد َو ُم ْل‬ َ َ‫س اِلَ ْي ِه ال َّشي ْٰطنُ ق‬
َ ُّ‫ال ٰيٓ ٰا َد ُم هَلْ اَ ُدل‬ Rَ ‫فَ َو ْس َو‬
Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam,
maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan
binasa?"(QS. 20 Thahaa: 120)

Berdasarkan pengalaman awalnya, Adam berkeyakinan bahwa ilmu akan memungkinkan


dirinya menjadi makhluk terhonnat. Akibatnya, Adam dan istrinya tertipu untuk melanggar
aturan Tuhan ketika Iblis menyatakan bahwa pohon abadi (khuldi) itu ada. Keduanya
tersungkur ke tanah karena pelanggaran tersebut.

Adam dan istrinya bertobat setelah mendapat petunjuk dari Allah, dan Allah pun menerima
taubat mereka (Al-Baqarah: 35–37)

Ketika Adam dan keturunannya meninggalkan dunia ini, mereka diberi tanggung jawab
untuk memperjuangkan ciptaan Adam sendiri, yaitu untuk selalu taat kepada Allah dan
memerintah planet ini sebagai khalifah.

untuk mencapai kedua hal tersebut, manusia memberdayakan semua kecerdasan yang
dianugerahkan Tuhan.

Alhasil, sudah menjadi pengetahuan umum sejak zaman dahulu bahwa manusia pada
umumnya Ada empat jenis potensi, tulang punggung dan sumber pengetahuan: pikiran
kreatif, pertimbangan,pemeriksaan dan kekuatan keyakinan untuk mempercayai sesuatu
dunia lain. Keuntungan yang dibawa setiap orang tidak sama pada setiap orang.

1
- Pengetahuan seni dapat diciptakan oleh daya imajinasi manusia.

- Kekuatan kontemplasi telah melahirkan ilmu filsafat

- Keingintahuan telah melahirkan pengetahuan ilmiah (ilmu empiris) dan teknologi

- Kekuatan keyakinan telah mendorong manusia untuk mencari ilmu agama yang diyakininya
dan dijadikan pegangan hidup dalam agama, sehingga hidupnya tenteram tenang dan tidak
mudah terombang-ambing oleh ketidakpastian dalam menghadapi berbagai tantangan ke
depan.

Manusia dapat memuaskan keinginannya untuk memahami pancaran dan potensi alam yang
diproyeksikan ke hadapannya dengan menggunakan empat kekuatan ini. perlahan-lahan
dalam pengertian peningkatan sains dan inovasi yang membantu ketajaman kontemplasinya
dan potensi dunia lain, berbagai misteri alam dapat diatasi dan digunakan untuk keuntungan
manusia.

khususnya ilmu manusia tentang kehidupan manusia di bumi ini. Dari mana asalnya? Faktor
apa yang menyebabkan kehadiran? Cara paling efektif untuk mendapatkan masing-masing
hidup sebagai satu? Dan tugas, peran, dan tujuan apa yang ingin dicapai? Pertanyaan ini
sudah lama menjadi kepribadian orang. memang, bahkan ribuan tahun sebelumnya telah ada
upaya itu benar-benar untuk membalas. Begitu juga dengan umat beragama yang lebih suka
mencari penjelasan dari firman Tuhan yang tertulis dalam kitab suci. Kekuatan kontemplasi,
investigasi, dan imajinasi dimaksimalkan.

1. Perenungan Filsafat
Filsuf memberikan penjelasan mendalam tentang sifat manusia melalui kontemplasi
filosofis. Namun, deskripsi tersebut sering menekankan kecocokan tertentu dengan
filosofinya. Kemanusiaan dapat direduksi menjadi sebagai berikut:
- makhluk yang dapat mendidik dan dididik (homoeducandum)
- makhluk yang bekerja dan berkaya (homo-vaber)
- makhluk berakal (homo-recentis)
- makhluk religius (homo-religious)
- makhluk mandiri (homo-valence)
- makhluk sosial ( homo-socius)
- makhluk berpikir (homo-sapien)

Adapula yang mengemukakan manusia sebagai makhluk multidimensi yang unik dan
tidak teruraikan hakekatnya secara tuntas, karena manusia merupakan titik temu dari
berbagai tingkat realitas yang tidak terbatas. (Rudolf Eucen misticis Jerman).

2
Dibuat oleh ahli logika telah menciptakan harta karun informasi tentang cara berpikir
berkembang biak dan sangat membantu dalam mencari tahu orang. Namun, uraian-uraian
tersebut saling bertolak belakang dan bertentangan satu sama lain, yang berujung pada
pemahaman tentang hakikat manusia yang masih diselimuti misteri dan jauh dari
harapan. Telah ditunjukkan bahwa ada konflik ideologis dan filosofis yang mendalam
tentang bagaimana menjalani hidup. Belum ada titik kesepakatan, dan setiap orang
mempertahankan kebenaran pendapatnya.
2. Seni Dari Imajinasi Manusia
Melalui kekuatan pikiran kreatif inventif para pengrajin telah menunjukkan anggapan dan
simbolisme tentang signifikansi manusia. Dalam karya seni rupa, seni tari, seni rupa,
drama, film, puisi, dan prosa, seniman menggunakan simbol dan simbol khusus lainnya
untuk menjelaskan karakter manusia. Seniman, misalnya, berusaha menyoroti berbagai
karakter panggung sejarah melalui novel naratif.
Mereka menunjukkan bagaimana sifat manusia, pada kenyataannya, fundamental.
Faktanya, karya mereka sangat beragam dan berbeda satu sama lain. Naluri manusia yang
diungkapkan memiliki rentang jarak yang menantang untuk bergabung seperti pencitraan
orang sebagai monyet Iuka yang kemudian naik pangkat sementara sekali lagi berpikir
tentang manusia semacam hewan tingkat pembawa pesan surgawi yang diturunkan ke
bumi karena kecerobohannya. Ada juga persepsi bahwa manusia adalah makhluk yang
penuh nafsu, binatang, sedangkan yang lain menggambarkan manusia sebagai makhluk
idealis yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dia bahkan dibantu ke
kursi Tuhan oleh seseorang.
3. Pemeriksaan Logika dan Eksplorasi
Melalui dukungan dari para peneliti dan teknolog yang ingin tahu telah melahirkan
berbagai bagian ilmu eksakta dan peralatan inovasi. Mereka berusaha menjelaskan fungsi
dan dinamika sistem organ tubuh. Apa dan bagaimana terjadinya proses terjadinya.
segala kondisi yang membuat seseorang bugar atau lesu, sehat atau sakit. Faktor dan hal
membuat hidup damai dan gembira, serta penyebab stres, depresi, dan kematian.

Dalam mencari solusi atas persoalan tersebut di atas, bidang antropobiologi, kesehatan,
dan psikologi mengalami perkembangan pesat. Rekayasa genetika dan kloning manusia
adalah dua contoh manfaat luar biasa yang dibawa oleh kemajuan ilmu biologi bagi umat
manusia. Namun, kami masih belum bisa memberikan jawaban pasti terkait peta genom
manusia (sekuen sel dan DNA). belum lagi masalah ketidakpastian dan kecerobohan efek
rekayasa genetika.Mungkin sedikit akan terjadi sebagai individu mengalami bencana
pemutusan hubungan kerja di bumi ini.

Sementara itu, telah banyak keberhasilan di bidang psikologi dalam hal mengubah
perilaku masyarakat dan mengembangkan strategi untuk menciptakan lingkungan yang
lebih menyenangkan dan layak huni. Bagaimanapun, di antara yang berbeda Sekolah
mental sebenarnya memiliki diskusi hipotetis terbalik. Ini menunjukkan bahwa
3
pemahaman dan strategi untuk bekerja pada kepuasan pribadi orang belum melacak cara
yang pasti dan bisa diselesaikan oleh semua ilmuan. Misalnya, paradigma aliran
Psikologi yang memperlakukan manusia menurut dinamika psiko-kimia-mekanistik tanpa
jiwa sangat berbeda satu sama lain.
Kemudian lagi, aliran psikologi humanistik yang menekankan orang sebagai memiliki
makhluk tujuan dan memiliki inspirasi untuk memperjuangkan nilai-nilai manusia
bahkan sifat-sifat supranatural, misalnya,Aliran Logoterapi dan Transpersonal.Terlebih
lagi, sains hanya memeriksa orang sampai ke tingkat perluasannya item yang tepat
sementara ... 'hal-hal semacam psikologis dunia lain dan supranatural magis seperti itu
dipercaya oleh individu yang ketat, oleh peneliti yang tidak direnungkan. karena mereka
percaya itu di luar kuasa mereka, eka. Artinya, apa yang dikatakan para ilmuwan tentang
manusia terbatas pada hal-hal yang dapat diamati secara empiris. meskipun totalitas
Manusia adalah perpaduan antara tubuh dan jiwa jiwa supranatural dunia lain.
3. Anjuran Keagamaan
Demikian pula mereka yang beriman dan percaya akan adanya dorongan keagamaan bagi
dirinya sendiri. Mereka ingin memahami bagaimana manusia bisa ada di planet ini.
Mereka berusaha menanyakan tentang apa yang dia yakini sebagai informasi yang benar,
otoritas, dan kemampuan untuk mengarahkan kehidupan manusia menuju kesejahteraan
dan kebahagiaan, seperti yang diungkapkan oleh agamanya.

4
BAB I

PENYEBUTAN NAMA-NAMA MANUSIA DAN

ASAL-USUL PENCIPTANYA PERSPEKTIF AL-QURAN

Manusia digambarkan dalam berbagai cara konkrit dalam Al-Qur'an. Carilah ayat-ayat yang
menggunakan nama manusia dalam berbagai cara untuk menggambarkan berbagai aspek
kehidupan manusia dan perannya sebagai makhluk Tuhan. Ada istilah Basyar "Bani
Adam".Insan, An-Naas, Al-Ins, Al-Unas, 'Abid, Khalifah, dan seterusnya. Meskipun Izuthsu
(1964) menyatakan bahwa ada tiga istilah kunci dalam Alquran yang merujuk pada makna utama
manusia,saya akan menghadirkan enam istilah dari Alquran yang harus diuraikan untuk
memahami manusia dari perspektif Islam yang mencakup segala hal. .

Istilah-istilah ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Bani Adam

Konsep ini ditarik dari sejarah yang mana sejarah penciptaan manusia,Al-quran
menggunakan kata Bani Adam untuk memperjelas bahwa manusia adalah lahir dari
keturunan Nabi Adam selaku manusia pertama.

ُ ‫س ْو ٰاتِ ِه َما ۗاِنَّ ٗه يَ ٰرى ُك ْم ه َُو َوقَبِ ْيلُ ٗه ِمنْ َح ْي‬


‫ث‬ َ ‫ش ْي ٰطنُ َك َمٓا اَ ْخ َر َج اَبَ َو ْي ُك ْم ِّمنَ ا ْل َجنَّ ِة يَ ْن ِز ُع َع ْن ُه َما لِبَا‬
َ ‫س ُه َما لِيُ ِريَ ُه َما‬ َّ ‫ٰيبَنِ ْٓي ٰا َد َم اَل يَ ْفتِنَنَّ ُك ُم ال‬
َ‫ش ٰي ِطيْنَ اَ ْولِيَ ۤا َء لِلَّ ِذيْنَ اَل يُْؤ ِمنُ ْون‬
َّ ‫اَل ت ََر ْونَ ُه ۗ ْم اِنَّا َج َع ْلنَا ال‬

27. Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia
(setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk
memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu
tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu
pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

Sebagai seseorang yang berasal dari Nabi Adam a.s. Manusia diciptakan oleh Allah SWT melalui
sistem reproduksi yang baku, yaitu pembuahan antara sperma dan ovum yaitu sunnatullah. dibawa
ke dunia dari perut wanita.

َ َ‫)ثُ َّم َكانَ َعلَقَةً فَ َخل‬٣٧( ‫َألَ ْم يَ ُك نُ ْطفَةً ِمنْ َمنِ ٍّي يُ ْمنَى‬
َ َ‫ق ف‬
)٣٨( ‫س َّوى‬

37. Bukankah Dia (manusia) dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), 38.
kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan
menyempurnakannya, 

5
Adam diciptakan Allah swt dari tanah seperti nenek moyang manusia dari pihak ibu, dan
setelah terbentuk sempurna, ruh menghembuskan nafas kehidupan ke dalamnya.
ۤ
َ ‫ص ۡل‬
٢٨ ‫صا ٍل ِّم ۡن َح َما ٍ َّم ۡسنُ ۡو ٍن‬ َ ‫ش ًرا ِّم ۡن‬ ٌ ۢ ِ ‫َواِ ۡذ قَا َل َربُّكَ لِ ۡل َم ٰل ِٕٮ َك ِة اِنِّ ۡى َخالـ‬
َ َ‫ق ب‬

٢٩ َ‫س َّو ۡيت ُٗه َونَفَ ۡختُ فِ ۡي ِه ِم ۡن ُّر ۡو ِح ۡى فَقَ ُع ۡوا لَ ٗه ٰس ِج ِد ۡين‬
َ ‫فَا ِ َذا‬

"Dan {ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para malaikat: "Sesungguhnya aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah fiat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk, Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan
kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.

(QS. Al Hijr (15): 28-29)

Kata Bani Adam di dalam alquran sebutan untuk manusia terdapat sebanyak enam kali yaitu
surat Al-araf(7,26,27,31,35,177,dan surat Yasin(36):60

2. Basyar

Kata basyar dalam bahasa Arab digunakan untuk menggambarkan konsep bahwa manusia
adalah makhluk biologis yang terdiri dari komponen fisik, kimia, dan biologis.

ُ‫ض ٰ ٓى َأ ْم ًرا فَِإنَّ َما يَقُو ُل لَهۥُ ُكن فَيَ ُكون‬ ُ ُ‫ش ٌر ۖ قَا َل َك ٰ َذلِ ِك ٱهَّلل ُ يَ ْخل‬
َ َ‫ق َما يَشَٓا ُء ۚ ِإ َذا ق‬ َ َ‫سنِى ب‬ َ ‫قَالَتْ َر ِّب َأنَّ ٰى يَ ُكونُ لِى َولَ ٌد َولَ ْم يَ ْم‬
ْ ‫س‬

Artinya: Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku
belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun". Allah berfirman (dengan perantaraan
Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah
berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah",
lalu jadilah dia.

Kata basyar itu dimaksud adalah makhluk biologis,kata basyar ini digunakan sebanyak 37
kali di dalam alquran.

Dari model bait di atas dan referensi yang berbeda bias beralasan bahwa kata basyar selalu
dikaitkan dengan sifat organik manusia; makan, minum, seks,jalan-jalan tersedia, dll.Jika kita
membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas tentang penciptaan bumi dan makhluk hidup
(biologis) secara umum, kita akan lebih memahami makna istilah “basyar” ditinjau dari segi
fisika, kimia, dan biologi. ketentuan. Padahal, Alquran tidak memberikan penjelasan
kronologis yang jelas tentang kapan dan di mana manusia diciptakan;

namun ada ayat yang menjelaskan dari mana asal makhluk hidup di bumi dan bagaimana
manusia diciptakan dari unsur-unsur:

6
A. Pencipta makhluk hidup dibumi dari air

َ‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْق ٰن ُه َم ۗا َو َج َع ْلنَا ِمنَ ا ْل َم ۤا ِء ُك َّل ش َْي ٍء َح ۗ ٍّي اَفَاَل يُْؤ ِمنُ ْون‬ ِ ‫اَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْٓوا اَنَّ السَّمٰ ٰو‬
َ ‫ت َوااْل َ ْر‬

Artinya: Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya,
dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala
sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?

Menurut pandangan ilmiah teori Pasang Surut (percikan dari matahari), tidak ada makhluk
hidup di Bumi saat terbentuk. Kemudian, pada saat itu, makhluk hidup Tuhan terbuat dari air.
Pada kenyataannya, air memainkan peran utama dalam perkembangan sel-sel hidup.
Ganggang (tanaman) dianggap sebagai makhluk hidup tertua di bumi, diikuti oleh organisme
baru yang masuk ke dunia hewan. Dalam jutaan tahun berikutnya, Tuhan juga menciptakan
manusia.

B. Pencipta hewan dari air


‫ق هّٰللا‬
ُ ُ‫ش ْي ع َٰلٓى اَ ْربَ ۗ ٍع يَ ْخل‬ َ َ‫َوهّٰللا ُ َخل‬
ُ ِ ‫ش ْي ع َٰلى ِر ْجلَ ْي ۚ ِن َو ِم ْن ُه ْم َّمنْ يَّ ْم‬
ِ ‫ش ْي ع َٰلى بَ ْطنِ ٖ ۚه َو ِم ْن ُه ْم َّمنْ يَّ ْم‬
ِ ‫ق ُك َّل د َۤابَّ ٍة ِّمنْ َّم ۤا ۚ ٍء فَ ِم ْن ُه ْم َّمنْ يَّ ْم‬
‫َما يَش َۤا ۗ ُء اِنَّ هّٰللا َ ع َٰلى ُك ِّل ش َْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬

Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada yang berjalan di
atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan
dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa
atas segala sesuatu.

C. Penciptaan manusia dari unsur air dan tanah.

Allah menjelaskan bahwa manusia(basyar) dari air

54 ‫ص ْه ًر ۗا َو َكانَ َر ُّبكَ قَ ِد ْي ًرا‬


ِ ‫سبًا َّو‬ َ ‫ق ِمنَ ا ْل َم ۤا ِء َب‬
َ َ‫ش ًرا فَ َج َعلَ ٗه ن‬ ْ ‫ َوه َُو الَّ ِذ‬.
َ َ‫ي َخل‬

Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu
(mempunyai) keturunan dan musaharah dan Tuhanmu adalah Mahakuasa. (Q.S Alfurqon:54)

Allah menjelaskan juga bahwa manusia (basyar) di ciptakan dari tanah.


ۤ
71 ‫ش ًرا ِّمنْ ِط ْي ٍن‬ ٌ ۢ ِ‫اِ ْذ قَا َل َربُّ َك لِ ْل َم ٰل ِٕى َك ِة اِنِّ ْي َخال‬.
َ َ‫ق ب‬

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan


menciptakan manusia dari tanah. (Q.S Shad:71)

3. Al-Insan

Al-Insan, yang merujuk pada manusia dalam AJ-Quran, mengacu pada gagasan bahwa
manusia adalah makhluk psikologis atau spiritual.

7
Al-Qur'an menyebutkan Al-Insan sebanyak 65 kali.Penggunaan kata "manusia" di dalam Al-
Qur'an dibagi menjadi lima kategori berdasarkan semantiknya.

1. Ia bernalar bahwa manusia diberi keistimewaan sebagai makhluk berakal dan diberi ilmu
untuk mengembangkan ilmu dan kekuasaan.

َ ‫ َعلَّ َم ااۡل ِ ۡن‬٤ ‫الَّ ِذ ۡى َعلَّ َم ِب ۡالقَلَ ۙ ِم‬


٥ ؕ ۡ‫سانَ َما لَمۡ يَ ۡعلَم‬

4.Yang mengajar (manusia) dengan pena 5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya

2. Manusia adalah makhluk pemikul amanah


ۗ ‫س‬
ۙ ‫انُ اِنَّ ٗه َكانَ ظَلُ ْو ًما َج ُه ْواًل‬ ْ َ‫ال فَاَبَيْنَ اَنْ يَّ ْح ِم ْلنَ َها َوا‬
َ ‫شفَ ْقنَ ِم ْن َها َو َح َملَ َها ااْل ِ ْن‬ ِ ‫ضنَا ااْل َ َمانَةَ َعلَى السَّمٰ ٰو‬
ِ َ‫ض َوا ْل ِجب‬
ِ ‫ت َوااْل َ ْر‬ ْ ‫اِنَّا ع ََر‬
72

72. Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung;
tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan
melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu
sangat zalim dan sangat bodoh,(Q.S Al-Ahzab:72)

Melalui ketajaman pikirannya, Harus melihat manusia sebagai makhluk yang


membangkitkan kepercayaan. Dengan inisiatifnya, ia menggali moral manusia untuk
menemukan cara memperbaiki kehidupan mereka bersama. Dengan cara ini orang tidak bisa
bertindak menipu dan melakukan pengkhianatan.

3. Kecenderungan negatif (al-Isti'dad as-salbiah) pada manusia terkait dengan ciri-ciri


seperti:

A. Akan lebih sering berbuat curang dan kafir (Q.S Ibrahim(14): 34; 22. al-Hajj: 66; 43: Az
Zukhruf 15).

B. Gelisah, gelisah, dan enggan membantu (Q.S. al-Maarij, 70): 19; Thaha (20): 21).

C. Bakhil (Q.S. al-Isra) 100).

D. Banyak yang tidak setuju (Q.S. al-Kahfi, hal. 18): 54; 16. an-Nahl: 4; Yasin (36): 77).

E. Kemalasan (Q.S. al-Isra'): l l ; 21: al-Anbiya 37).

F. Tidak terima (Q.S. al-A'diyat, 100): 6).

G. pelanggaran (Q.S. al-Alaq, 96): 6 ; 75: al-Qiyamah 5).

8
H. Menanyakan Akhirat (Q.S. Maryam): 66).

I. Dijadwalkan untuk: bekerja keras dan bertahan (Q.S. al-Insyiqaaq): 6 ; al-Balad (90): 4).

4. Orang sebagai pemikul amanah, begitu kata individu yang berhubungan dengan:

a. Konsep tanggung jawab (Q.S al-Insan (85): 36 ; alQiyamah (75): 3; Qaf(SO): 16).

b. Diwasiatkan untuk berbuat baik (Q.S al-Ankabut (29): 8; Lukman (31):14; al-Ahqaf
(46):15).

c. Amalnya dicatat dengan cermat untuk diberi balasan sesuai dengan apa yang dilakukannya
(Q.S an-Najmi (53):39).

d. Ditentukan nasibnya di hari kiamat (Q.S alQiyamah (75):10, 13, 14 ; an-Naaziyat (79):35
Abasa (80):17; al-Fajr (89) :23 )

5. Lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara manusia beribadah kepada
Allah. Jika dia beruntung, dia mungkin menjadi sombong, sombong, atau bahkan musyrik.
Di sisi lain, saat terjadi musibah, ia cenderung ikhlas beribadah kepada Allah

(Q.S Yunus (60):12 ; Hud (11): 9 ; aI-Isra' (17): 67, 83 ; Az-Zumar (39): 8,49; Fushilat (41):
42, 49, 51 ; as-Syura (42): 48; alFajr (89): 15).

4. An-Nas

Kata an-Nas digunakan dalam Alquran lebih dari 240kali dan menyinggung pemahaman
manusia sebagaimakhluk sosial yang hidup berkelompok satu sama lain baik . Menurut An
Nas, ada banyak tayangan tentang kelompok sosial dengan ciri-ciri seperti:

1. Ayat yang menggunakan ungkapan waminan naas (dan diantara sebagian manusia).
Ungkapan seperti ini menunjukk:an bahwa ditengah kehidupan sosial, manusia memiliki
karakter atau cara pandang yang berbeda-beda dalam persoalan keimanan. Selain kelompok
yang beriman juga ada kelompok lain yang:

a. Menyatakan beriman kepada Allah, tetapi pada hakikatnya tidak beriman


(Q.S.AlBaqarah(2): 8)

b. Mempersekutukan Allah (Q.S. Al-Baqarah (2):165)

c. Menyembah Allah dengan keimanan yang lemah (Q.S al-Hajj (22): 11 ; al-Ankabu(29):10)

d. Hanya memikirkan kehidupan dunia (Q.S alBaqarah (2): 200)

e. Berdebat dengan Allah tanpa petunjuk ilmu dari alkitab (Q.S al-Hajj (22) :3,8 ; Luqman
(31):20).

9
f. Cara berbicaranya mempesonakan tetapi memusuhi kebenaran (Q.S al-Baqarah (2);204)

2. Ayat-ayat yang menggunakan ungkapan aktsar annas (sebagian besar manusia).

Ungkapan seperti ini menunjukk:an sikap sebagian besar kelompok manusia memiliki
kualitas iman dengan ukuran yang rendah bahkan tidak beriman sama sekali seperti : Q.S
Hud (11): 17 ; Yusuf (12): 103 ; ar-Ra'ad (13): 1.

Sementara itu di sisi lainAl-Quran menegaskan bahwa kelompok manusia yang beriman itu
sedikit jumlahnya.

5. Kata Abdun (hamba)

Al-Qur'an menggunakan istilah "Abdun" (pelayan) untuk menggambarkan manusia


mengingat statusnya sebagai hamba Tuhan, yang harus selalu tunduk kepada Allah swt.

QS. Saba' Ayat 39

َ‫ق لِ َمنْ يَّش َۤا ُء ِمنْ ِعبَا ِد ٖه َويَ ْق ِد ُر لَ ٗه َۗو َمٓا اَ ْنفَ ْقتُ ْم ِّمنْ ش َْي ٍء فَ ُه َو يُ ْخلِفُ ٗه َۚوه َُو َخ ْي ُر ال ٰ ّر ِزقِيْن‬
َ ‫سطُ ال ِّر ْز‬
ُ ‫قُ ْل اِنَّ َربِّ ْي يَ ْب‬

39. Katakanlah, “Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang
Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan
menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik.

Alquran memuat kata-kata Abdun kurang lebih 28 kali (lihat Ma'jam Al-Quran karya Fuad
Abdul Baqi).Selain kata Abdun juga terdapat artikulasi dalam kata tersebut senyawanya
adalah ibad . Kata-kata ini digunakan sekitar 95 kali. Makna kata “Ibad” adalah hamba
manusia yang diperintahkan untuk selalu taat kepada Allah karena manusia tidak diciptakan
kecuali untuk beribadah kepada Allah.

QS. Az-Zariyat Ayat 56

َ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ا ْل ِجنَّ َوااْل ِ ْن‬


‫س اِاَّل لِيَ ْعبُد ُْو ِن‬

56. Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu

6. Kata Khalifah

Dalam Al Quran, istilah ini mengacu pada pemahaman manusia yang berfungsi sebagai khalifah,
atau pembawa amanah Allah di Bumi.

10
Konsep bahwa manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah tersirat dalam Al-Qur'an:
khalifah yang bertanggung jawab untuk menangani bumi dengan penuh perhatian dengan
memanfaatkan pertimbangan dan informasi yang baik dipersembahkan Tuhan kepadanya. kata
khalifah dua kali dalam Al-Qur'an, tetapi jika dilihat dari perspektif telah "menciptakan" kata
seperti Khala sebanyak empat kali,

Ada dua jenis khalifah saat ini, menurut definisi:

-Pertama: Gagasan manusia sebagai 'utusan Tuhan' dimuka bumi

-Kedua: Menurut Dawam Raharjo, istilah "khalifah" berarti "kepala negara" atau "sultan".1995).

Ayat berikut menjelaskan konsep khalifah dalam pengertian pertamanya:

QS. Al-Baqarah Ayat 30


ۤ
َ ُ‫سفِ ُك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَ ْحنُ ن‬
ُ ‫سبِّ ُح بِ َح ْم ِدكَ َونُقَد‬
‫ِّس‬ ْ َ‫س ُد فِ ْي َها َوي‬ ِ ‫َواِ ْذ قَا َل َربُّكَ لِ ْل َم ٰل ِٕى َك ِة ِانِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َ ْر‬
ِ ‫ض َخلِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَت َْج َع ُل فِ ْي َها َمنْ ُّي ْف‬
َ‫لَكَ ۗ قَا َل اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُم ْون‬

30. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak
dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-
Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Menurut Tafsir Sya'rawi (tahun 2006: Jilid I. hal 163), istilah Khalifah memiliki makna ganda
antara lain: "Artinya pengganti" maksudnya adalah pengganti dari generasi sebelumnya.

Dalam kondisi seperti ini sebenarnya khalifah merupakan peringatan dari Allah agar setiap orang
akan mati dan digantikan oleh generasi baru, agar terjadi regenerasi. Selain itu, Adam as. adalah
khalifah Allah dibumi ini. Artinya Adam as. pengganti Tuhan dibumi. Tuhan memberinya
kekuatan dengan teori sebab dan akibat sampai alam tunduk kepada manusia dengan
kehendak Allah dan bukan dengan kehendak manusia. Sebagaimana firm.an Allah dalam
Hadis Qudsi "Wahai anak Adam sembahlah Aku niscaya akan aku isi hatimu dengan kekayaan
dan akan Ku tutup kefakiranmu. Dan kalau tidak kamu kerjakan niscaya Aku akan menyibukkan
dirimu dan tidak akan Ku tutup kefakiranmu. (HR. Ahmad, Tirmizi dari Abu Hurairah)

11
BAB II

PERBEDAAN MANUSIA

DENGAN MAKHLUK LAINNYA

Pemikiran Islam membagi makhluk Tuhan menjadi dua kelompok:Makhluk alam ghaib dan
makhluk yang bersyahadat.

Pokok bahasan kita adalah manusia sebagai makhluk syahadat.

Apa yang membedakan manusia dengan makhluk bumi lainnya?

Untuk memperjelas hal ini, disajikan dua aspek yang paling signifikan pada manusia:

-Manusia sebagai makhluk hidup dengan fisik tubuh, jiwa, dan roh

-Sifat manusia adalah Hanif.

1. Manusia sebagai hewan yang memiliki fisik/tubuh, jiwa dan roh.

Manusia tidak jauh berbeda dengan hewan lain jika dilihat dari sisi fisik biologinya (basyar).

keduanya memiliki penampilan, bentuk, berat, keterlibatan ruang dan bergerak dalam elemen
waktu juga latihan lengkap untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan organik. Bahkan jika
dilihat dari segi kekuatan, otot relatif lemah dan kalah dengan beberapa hewan karena
perpaduan fisik, kimiawi, dan mekanis yang terjadi pada organ tubuh manusia. Kekuatan lari
manusia kalah dari kuda poni yang memantul kalah dari rusa, mendaki kalah dari
monyet,mengangkat barang berat yang kalah dari gajah, juga berenang seperti ikan. Al-
Qur'an menyebut kekuatan manusia memiliki keterbatasan yang parah jika hanya faktor
biologis yang diperhitungkan.

Ketika manusia menjadi non-basyar, dia langsung memperoleh kekuatan dan keperkasaan
yang luar biasa, tetapi basyar, yang disempurnakan Allah, membawa ruh dan nafs. Manusia
adalah makhluk satu-satunya di Bumi berkat perpaduan unsur ruh, nafs, dan basyar. Menjadi
manusia dan an-nas secara bersamaan Menjadi biologis, psikologis, dan sosial Manusia
menjelma menjadi makhluk yang sangat “fi ahsani taqwim” berbeda dari jenis makhluk lain
(hewan) setelah menyempurnakan fisik, biologis, dan mental, psikologis, serta menghirup
semangat ke dalamnya. Bahkan para malaikat diperintahkan untuk bersujud untuk
menghormatinya, membuat manusia menjadi makhluk dengan derajat kemuliaan.

12
Menurut Yusuf Qardhawi (1973) manusia adalah gabungan kekuatan tanah dan hembusan
Ilahi ( baina qabadhat atthin wa nafakhat arruh). Yang pertama unsur material dan yang
kedua unsur rohani, yang pertama unsur basyari, yang kedua unsur insani. Keduanya harus
tergabung dalam keseimbangan yang harmonis.

QS. As-Sajdah Ayat 9

ْ َ‫صا َر َوااْل َ ْفـِٕ َد ۗةَ قَلِ ْياًل َّما ت‬


َ‫ش ُك ُر ْون‬ َّ ‫س ٰ ّوىهُ َونَفَ َخ فِ ْي ِه ِمنْ ُّر ْو ِح ٖه َو َج َع َل لَ ُك ُم ال‬
َ ‫س ْم َع َوااْل َ ْب‬ َ ‫ثُ َّم‬

9. Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam


(tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, (tetapi)
sedikit sekali kamu bersyukur.

Cara terjadinya kejadian tersebut menunjukkan bahwa ketika roh dan tubuh mati, dimensi
jiwa masuk ke dalam manusia dan menjadikan mereka satu. Meskipun tubuh, roh, dan jiwa
manusia adalah dimensi yang berbeda, mereka tidak dapat dipisahkan sepanjang hidup
seseorang. Manusia adalah spesies yang unik karena ketiga karakteristik tersebut. Selalu
terlihat seperti itu menimbulkan: di satu sisi, khususnya aspek fisik (jasmani), psikis (psikis),
dan spiritual (spiritual).teramat).

2. Manusia memiliki fitrah yang hanif

QS. Ar-Rum Ayat 30


ٰ ‫اس َعلَ ْي َه ۗا اَل تَ ْب ِد ْيل لِ َخ ْل هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫ق ِ ۗذلِ َك ال ِّديْنُ ا ْلقَيِّ ۙ ُم َو ٰل ِكنَّ اَ ْكثَ َر النَّا‬
َ‫س اَل يَ ْعلَ ُم ْو ۙن‬ ِ َ َ َّ‫فَاَقِ ْم َو ْج َه َك لِل ِّد ْي ِن َحنِ ْيفً ۗا فِ ْط َرتَ ِ الَّتِ ْي فَطَ َر الن‬

30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah
Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada
perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui,

Sedangkan memutuskan dari rujukan kata bahasa Arab Al-Munjid: Kata “alam”, yang
disebutkan pada ayat sebelumnya, berasal dari kata “fatara”, yang berarti: ciptaan, suci. Hal
itu menunjukkan bahwa, jika fitrah merupakan sifat yang ada pada awal penciptaan, maka
manusia memiliki fitrah yang fitrah, suci, dan seimbang, mirip dengan potensi yang siap
mengikuti dienullah (agama Hanif Allah).

Oleh karena itu, konteks penggunaan kata “fitrah” pada ayat sebelumnya merujuk pada
kondisi di mana Tuhan menciptakan manusia sebagai manusia dengan persiapan mental dasar
untuk menghadapkan dirinya untuk hidup dalam kebenaran (dienullah islam), yaitu Hanif.

13
Manusia juga memiliki potensi suci untuk menggunakan akal dan perasaannya terhadap
kebaikan dan kebenaran.

Menurut Islam, keberadaan fitrah manusia yang disebutkan dalam ayat sebelumnya,
menekankan pada posisi identitas manusia, yang pada dasarnya menyatakan bahwa manusia
memiliki kemampuan bawaan untuk berbuat baik (berakhlak baik). Ada tiga pandangan
tentang hakikat manusia dalam filsafat dunia:

1. pandangan yang pada dasarnya menegaskan bahwa manusia itu jahat. Selain itu, ada pula
yang berpandangan netral dan menegaskan bahwa manusia memiliki karakter yang
positif.Agama-agama lain, berbeda dengan agama Islam, berpendapat bahwa manusia pada
hakekatnya adalah makhluk jahat yang rentan berbuat dosa dan akibatnya menanggung akibat
perbuatannya. Ada juga filosofi dunia Thomas Hobbes yang percaya bahwa manusia adalah
makhluk rasional dengan kecenderungan berbuat jahat (yang karakter jahat) dan keserakahan.
Menurut "homo homini lupus", manusia adalah hewan serakah seperti serigala yang selalu
siap menyerang musuhnya. Sudut pandang ini mengarah pada sikap kompetitif dalam hidup,
menghasilkan perjuangan di mana yang kuat menang dan memutuskan siapa yang kalah.
Akibatnya, suasana kehidupan manusia menyerupai hutan atau hutan arena, di mana
kelangsungan hidup bergantung pada perebutan kekuasaan. Hobbes mengusulkan agar
kehidupan masyarakat teratur dan berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku di tengah masyarakat, kepemimpinan otoriter yang kuat dan tegas, memerintah
dengan tangan besi, dan menganggap manusia sebagai makhluk yang egois, mementingkan
diri sendiri. -berkeinginan, dan serakah serta ingin merebut hak orang lain dengan semena-
mena.

2. Ada pula pandangan yang menegaskan bahwa manusia pada hakekatnya memiliki
kepribadian yang netral.Tujuannya tidak memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu
yang buruk atau mencapai sesuatu yang bermanfaat. pandangan ini didasarkan pada frase
terkenal John Locke: clean slate. Manusia sejak lahir telah menghadirkan pribadi fundamental
yang tidak memihak. seperti selembar kertas kosong yang bisa diisi dengan pengalaman baik
atau buruk. Tergantung pengalaman dan proses belajar da iklim yang akan membentuknya
demikian artikulasi dipahami: keadaan keterlibatan dan iklim membingkai orang tersebut
karakter.

3. Selain itu, ada pandangan yang menyatakan bahwa manusia pada umumnya memiliki
karakter yang baik. Seperti yang ditunjukkan oleh JJ. Rossoue adalah manusia dengan sikap
seperti itu akan cukup sering mencapai sesuatu yang berguna sejauh diberi ruang apalagi
lingkungan yang memungkinkan menumbuhkan kesopanan yang telah menjadi potensi
bawaan. Sistem pendidikan dan politik global di Barat telah dipengaruhi oleh sudut pandang
Rossoue yang dihadirkan pada abad ke-19. Perspektifnya memengaruhi kelahiran pengaturan
pelatihan berbasis popularitas yang memberikan pintu terbuka tanpa henti setara dengan
setiap orang, untuk menghasilkan hal-hal yang bermanfaat bagi umat manusia. Namun perlu

14
diingat bahwa Rossoue mencanangkan bahwa laki-laki pada hakekatnya memiliki akhlak
yang baik jauh sebelum ajaran Islam. Yang disebut dengan istilah '•Fitrah". Faktor-faktor
yang berkaitan dengan keberadaan fitrah telah mempengaruhi kecenderungan manusia untuk
menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, sehingga melahirkan berbagai peradaban
sepanjang sejarah. Selain merupakan anugrah unik yang dianugerahkan Tuhan kepada
manusia, hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain dan juga yang
membedakannya dengan spesies lain.

15
BAB III

MEMBAHAS TENTANG FITRAH MANUSIA

PERSPEKTIF AL-QURAN

Penggambaran Fitrah (prilaku kebaikan pada manusia) klarifikasi dapat ditentukan sebagai
berikut:

1. Ajaran Alquran yang menjadi landasan pemikiran Islam telah memantapkan adanya: fitrah
dalam diri manusia itu sendiri. lihat surat Ar Rum: 30).

Jika terkait dengan ide pelatihan, idenya fitrah itu sesuai dengan keputusan bagian utama
Alquran dikirim ke suatu tempat dekat Allah swt kepada nabi muhammad ditemukan di gua
hira. Secara khusus, ayat Iqra bismirabbiikal'azi khalaqa adalah perintah membaca yang
menimbulkan konsep atau gagasan ilmu. pencarian Memiliki pengetahuan sangat penting
untuk kekuatan manusia (pengetahuan adalah kekuatan).

Al-Qur'an mengatakan bahwa "bismirabbikka", yang berarti "dalam nama Rabbi mu", harus
digunakan dalam pencarian. Namun, frasa ini sering disalahartikan sebagai " Dengan merujuk
Nama Tuhanmu." Meskipun demikian, sesuai dengan penciptanya karena kata Rabi memiliki
akar kata yang mirip dengan kata Tarbiyyah dan itu menyiratkan pendidikan kemudian bait
utama yang mana terungkap kepada nabi Muhammad SAW menyiratkan sebuah permintaan
membaca dengan teliti demi Rabi Anda, yang ada di sini harus diartikan dengan makna:
“Bacalah atas nama tuhan maha pendidikmu yang telah menciptalanmu”

Deklarasi bait pertama ini menunjukkan hal itu Manusia diminta untuk mencari informasi
berdasarkan melakukan ketetapan Allah. yang memenuhi arahan Pendidik Agung, yang maha
mengetahui umat manusia dan ingin mendidik orang menuju kebaikan dengan mendorong
kesucian, Karena Allah adalah pendidik tertinggi, dia menyadari objek muridnya (manusia)
karena dia menciptakannya.

Sesuai penelitian dalam sains, hal itu telah diketahui bahwa otak besar manusia terdiri dari
otak kiri dan otak kanan.Otak rasional (otak ilmu) adalah otak bagian kiri, dan otak perasaan
(otak emosi) adalah bagian kanan. Meminta membaca adalah permintaan untuk mengisi otak
kiri dengan berbagai informasi dan pemahaman. Tidak permanen perintah untuk membaca
dengan teliti "demi Tuhan, instruktur Anda" berhubungan dengan penggunaan pikiran yang
benar. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pengetahuan yang dicari melalui pemikiran rasional
harus didasarkan pada perasaan keimanan terhadap keesaan Allah dan ketaatan kepada Yang
Maha Kuasa. Dia ditakdirkan, dan manusia harus mengetahuinya. berwatak dasar agar dapat
mengikuti Dienullah yang hanif sebagaimana dimengerti sebagai fitrahnya, sehingga manusia
diistilahkan sebagai alam sehingga jika manusia melakukan sesuatu yang tidak baik menurut

16
ukuran mengukur ilmunya berarti ia bertentangan dengan sifat kebaikan yang ada di dalam
dirinya. Ayat tentang iqra' ini berkaitan dengan ayat 30 surah ar-Rum tentang alam maka
sudah jelas itu manusia dianugerahi alam untuk siap berjalan di atas jalan kebenaran Dinul
Islam yang Hanif. Masalah ini ditekankan lagi dengan ayat yang menyiratkan hal itu ada
bekal kodrat manusia untuk siap mengakui keimanan dan tauhid kepada Allah. Man memesan
tunduk dan patuh menjalankan misinya sebagai hamba Allah yang memiliki potensi dasar
fitrah hanif melayani dengan berbuat kebaikan di dunia ini dan menyembah Allah sebagai
yang disebutkan dalam surah Al-A'raf ayat 172:

QS. Al-A'raf Ayat 172

ِ ُ‫ش َه َد ُه ْم ع َٰلٓى اَ ْنف‬


َ ‫س ِه ۚ ْم اَلَسْتُ بِ َربِّ ُك ۗ ْم قَالُ ْوا بَ ٰل ۛى‬
‫ش ِه ْدنَا ۛاَنْ تَقُ ْولُ ْوا يَ ْو َم ا ْلقِ ٰي َم ِة اِنَّا‬ ْ َ‫َواِ ْذ اَ َخ َذ َربُّ َك ِم ۢنْ بَنِ ْٓي ٰا َد َم ِمنْ ظُ ُه ْو ِر ِه ْم ُذ ِّريَّتَ ُه ْم َوا‬
َ‫ُكنَّا عَنْ ٰه َذا ٰغفِلِي ْۙن‬

172. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak
cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka
(seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau
Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat
kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”

Jelas dari surat al A'raf ayat 172 dan surat Ar-Rum ayat 30, antara lain, bahwa Allah
menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. "Shiratbal Mustaqim" adalah rencana
Tuhan bagi para Rasul ketika Dia mengutus mereka. Perlu diketahui bahwa Ad dien yang
dibawa oleh para Rasul (Dinullah) bukanlah sesuatu yang baru bagi manusia; sebaliknya,
Deen tertanam di dalamnya. Dalam surat Ar-rum ayat 30, din dasar yang ditusuk dalam-dalam
disebut sebagai fitrah. Saat manusia benar-benar menyelaraskan wajahnya ke Dien hanif
(Surgawi) yang direkomendasikan oleh Allah kepadanya dan dia terus berjalan mengingat
didikan itu diperintahkan oleh Allah berarti dia telah hidup dengan benar dengan sifat
surgawinya yang berlaku sebagai benih alam ciptaan Tuhan padanya.

Keyakinan bahwa “Tiada Tuhan Selain ALLAH” merupakan potensi dasar karakter manusia
yang dapat memahami keberadaan Tuhan dalam segala sifat-sifatnya dan sebagai satu
kesatuan. Oleh karena itu, Dienul Islam adalah dien yang sangat manusiawi dan tepat.
Sunnatullah (Hukurn Tuhan yang dipaksakan pada Alam) berpandangan bahwa manusia lahir
semata-mata atas dasar kesamaannya dengan identitas din, yang telah berkembang menjadi
fitrah manusia. Akibatnya, "La tabdilan Ii khalqillah," yang berarti "Allah 49 menyamakan
semua ciptaan manusia dengan:"berjalan-jalan berdasarkan alam. Tidak ada yang bergerak
dalam hidup ini selain sesuai dengan alam. Dalam hal potensi alam yang tersembunyi di
relung jiwanya, semua memiliki status yang sama; hanya ketika dia mengalami pembelajaran
yang menyesatkan dan dipengaruhi oleh godaan eksternal dia menjadi rusak. Orang-orang
belum berjalan di atas fitrahnya telah menuju untuk membuat langkah itu salah arah oleh

17
pengaruh luar. Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Dienul Islam adalah arti dari kata fitrah.
Artinya, setiap orang bisa menjadi baik jika mengakui Diennul 1sam atau dikenal dengan
Dien yang membawa kedamaian dan kebaikan serta Rahmattan lil Alamin. Hadits Sahih
mendukung hal ini. (Bukhari Muslim) yang menyatakan bahwa setiap manusia dilahirkan atas
dasar fitrah (sesuai dengan Dienull islam) akan tetapi, kedua orang tuanyalah yang
membuatnya (membelokannnya dari Fitrah beragama Islam) menjadi Nasrani, Yahudi atau
Majusi. Sebagaimana kamu melihat hewan yang dilahirkan sehat sempurna tiada cacat
sedikitpun demikianlah keadaan fitrah bawaan manusia pada awalnya. (Al Hadist)

Orang-orang dibawa ke dunia dengan potensi kebaikan menyempurnakan pelajaran diennul


Islam yang diberkahi sekali lagi bagus, sebagai anekdot yang disengaja menjelang akhir
Hadits dengan arus keluar masuknya makhluk itu indah dengan hampir tidak ada cacat.
Namun, dalam hal itu, orang tuanya membelokkan dan menggerogoti kesempurnaannya
sebagai penganut 50 ajaran sesat Dienul Islam. Hadits ini tentu saja akan menyatakan bahwa
jika makna Fitrah tidak seperti yang dimaksudkan oleh Ibnu Abbas sebelumnya, maka akan
berbunyi sebagai berikut: Akan diislamkan, diubah, dll, oleh kedua orang tuanya. TIDAK
kedua orang tuanya menyebutkan bahwa dia beralih sepenuhnya ke Islam sesungguhnya
menunjukkan bahwa alam itu adalah Dienull Islam. Oleh karena itu, menurut ajaran hanif
Dienul Islam, manusia dilahirkan dengan potensi akhlak yang baik.

2.Pengertian fitrah di perjekas lagi didalam Q.S An-nur ayat 35

QS. An-Nur Ayat 35

ُّ َ‫اج ۗ ٍة ا‬ ‫هّٰللَا‬
۞ ْ‫ي ُّي ْوقَ ُد ِمن‬ ٌّ ‫ب ُد ِّر‬ ٌ ‫اجةُ َكاَنَّ َها َك ْو َك‬َ ‫لز َج‬ َ ‫اح فِ ْي ز َُج‬ُ َ ‫صب‬ ٌ ۗ َ‫صب‬
ْ ‫اح اَ ْل ِم‬ ْ ‫ض َمثَ ُل نُ ْو ِر ٖه َك ِمش ْٰكو ٍة فِ ْي َها ِم‬ ِ ۗ ‫ت َوااْل َ ْر‬ِ ‫ُ نُ ْو ُر السَّمٰ ٰو‬
‫سهُ نَا ۗ ٌر نُ ْو ٌر ع َٰلى نُ ْو ۗ ٍر يَ ْه ِدى هّٰللا ُ لِنُ ْو ِر ٖه َمنْ يَّش َۤا ۗ ُء‬ َ ‫ض ۤ ْي ُء َولَ ْو لَ ْم تَ ْم‬
ْ ‫س‬ ِ ُ‫ش ََج َر ٍة ُّم ٰب َر َك ٍة َز ْيت ُْونَ ٍة اَّل ش َْرقِيَّ ٍة َّواَل َغ ْربِيَّ ٍۙة يَّ َكا ُد زَ ْيتُ َها ي‬
‫س َوهّٰللا ُ ِب ُك ِّل ش َْي ٍء َعلِ ْي ٌم‬ ِ ۗ ‫ب ُ ااْل َ ْمثَا َل لِلنَّا‬
‫ۙ ويضر هّٰللا‬
ُ ِ ْ ََ

35. Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya,
seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di
dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang
dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh
tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi,
walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi
petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.

18
Ibnul Qayyim (Guru Analisis Tradisional) memaknai dalam wacana: “Ubay bin Ka'ab menyebut
Nur, Tuhan yang merasuki jiwa umat Islam, dengan menyatakan bahwa Nur diberikan kepada
hamba-Nya dalam bentuk Maghrifah—cinta, iman, dan dzikir—kepada Allah. siap mengikuti
jalan Allah berkat potensi Nur Kemampuan jiwa mereka untuk memantulkan gelombang cahaya-
Nya di tengah-tengah mereka diperkuat dengan kehadiran Nur. Ubay kemudian mengatakan
bahwa kemampuan alami jiwa untuk mengarahkan pikiran dan perasaannya membuatnya mampu
menangkap kebenaran. Will, di sisi lain, memperoleh esensinya bukan dari dia melainkan dari
esensi wahyu yang membersihkannya. membuat jiwanya merasa tenteram di sekitar-Nya, maka
biarlah cahaya wahyu menerpa fitrahnya—sifat yang dititipkan Allah pada 52 dirinya—
membuatnya semakin berkilau. "Cahaya di atas Cahaya (nurun a/an nurin)" adalah nama yang
diberikan kepada wahyu cahaya yang terjadi dalam keadaan itu. Jadi dia biasanya berterus
terang. Ia menemukan keselarasan dengan perjalanan fitrah berupa cahaya wahyu yang
membelai lembut seluruh wajah alam cahaya (inilah yang dimaksud Ibnul Qayyim dengan
“cahaya di atas cahaya”), meski tak pernah terdengar satu hentakan pun. atau resonansi denyut
nadinya.

19
BAB IV

TANGGUNG JAWAB SEBAGAI

SEBAGAI KHALIFAH DIMUKA BUMI

1. Kewajiban sebagai Hamba Allah

Seperti yang digambarkan saat ini, orang terdiri dariaspek tubuh, jiwa dan jiwa. Ruh (an-nafs)
memilikikemampuan al-'aql (otak) dan al-qalbu (hati). Jiwa terjepit di antara kebutuhan akan
nilai-nilai spiritual transendental yang bersifat abadi (di dunia dan akhirat) dan tuntutan
pemuasan kebutuhan biologis dan fisik yang sementara, bernilai rendah, dan material. Manusia
memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai • hamba yang taat yang patuh pada tanda-tanda
ketentuan Ilahi dan yang harus siap untuk melaksanakannya. Amanatnya adalah beribadah
kepada Allah. Manusia yang bertugas mengendalikan Jiwa dan 85 mengelolanya dengan
kekuatan pikiran dan hati agar:

A. mengarahkan kehidupan spiritual dan mental seseorang untuk senantiasa dan tekun
mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah lvfahdhah dan Ibadah Ghairu A-fahdhah,
mengubahnya menjadi manusia paripuma yang secara pribadi dapat menemaninya menuju titik
tertinggi kemanusiaan (Insan Kam.ii), yang adalah titik tertinggi ketenangan batin yang selalu
merasa dirinya bersama Allah (Al-Khaliq al-Ma'bud).

B. Terlepas dari upaya terbaiknya, dia akhirnya menyerah pada nafsu dan tertangkap.Ia makhluk
lemah dengan dorongan biologis.

Sebagai makhluk fisikis-biologis, manusia memiliki dorongan nafsu yang terutama bermanfaat
bagi dirinya. Perannya sebagai wali membantu dalam bertahan hidup. Untuk mengarahkan
dorongan ini sesuai dengan fungsi dan kemampuannya untuk hidup, ia harus dikelola secara
efektif dengan menggunakan cara-cara yang pada dasarnya tidak bersifat antagonistik.
Diperlukan untuk Teknik metode-metode yang cocok dan berhasil. Allah SWTtelah memberikan
aturan dan standar melalui Al-Quran dan Al-Hadits. Selain itu, metode baru yang tepat untuk
ljtihad malas dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan, asalkan tidak melibatkan ibadah
Mahdhah (seperti kegiatan pelatihan ESQ Ari Ginanjar, antara lain).

Pada tingkat dasar, semua teknik tidaklah anehditerima sesuai pelajaran Islam. strategi standar.
Yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW dan diciptakan oleh Salafus Soleh terpuji seperti
cara atau strategi puasa, pengendalian hati sebagai toleransi, kesungguhan, menanamkan rasa
'iffah dan meremas sentimen pesimistis dan menggantikannya dengan berpikir secara tegas
sebagai perasaan asli yang mendalam menindaklanjuti dengan sesuatu, penebusan dosa, dll
sampai dalam mempersiapkan diri untuk mengembangkan rasa taqarrub dengan Allah pada
tingkat ihsan dalam semua latihan cinta dan muamalah.

20
Strategi sangat bergeser dalam mendidik Islam. Kedua latihan diselesaikan secara mandiri
apalagi banyak latihan. Dua latihan yang mengarah pada sikap kerja yang positif dan inventif
sebagai komponen landasan ibadah, serta latihan penanggulangan atau perbaikan cara
berperilaku yang jahat memiliki kecenderungan terhadap latihan Penyesalan Nasuha. Para
pelaksana dari perspektif pembersihan dunia lain (Tazkiyah an-Nafs) dan pengendalian nafsu
organik adalah disengaja agar tidak menjerumuskan orang ke dalam dorongan hati cara
berperilaku menjijikkan (dosa) adalah kewajiban masing-masing pekerja dan merupakan
kepercayaan yang dikuduskan. Kewajiban terhadap kepercayaan ini tidak akan memaksa jika
dengan sedikit keberuntungan dilakukan secara eksklusif, namun seluruhnya harus diselesaikan
bersama dalam pembangunan massal itu dalam istilah Islam dikenal dengan pembangunan amar
ma'ruf nahi kejahatan. Seperti bola salju yang terus bertambah besar,mulai dari perkembangan
tunggal hingga akhirnya membentuk pembangunan massal.

Seperti yang ditunjukkan oleh Al-Quran, umat memiliki hak untuk menanggung moniker
"individu terbaik ketika mereka bisa lengkapi amanah ini sebaik yang diharapkan pusat kegiatan
masyarakat.

QS. Ali 'Imran Ayat 110


‫هّٰلل‬
ِ ‫َن ا ْل ُم ْن َك ِر َوتُْؤ ِمنُ ْونَ بِا ِ ۗ َولَ ْو ٰا َمنَ اَ ْه ُل ا ْل ِك ٰت‬
‫ب لَ َكانَ َخ ْي ًرا لَّ ُه ْم ۗ ِم ْن ُه ُم‬ ِ ‫س تَْأ ُم ُر ْونَ ِبا ْل َم ْع ُر ْو‬
ِ ‫ف َوتَ ْن َه ْونَ ع‬ ِ ‫ُك ْنتُ ْم َخ ْي َر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َجتْ لِلنَّا‬
ِ ‫ا ْل ُمْؤ ِمنُ ْونَ َواَ ْكثَ ُر ُه ُم ا ْل ٰف‬
َ‫سقُ ْون‬

110. Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang
beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

Inilah tanggung jawab kita sebagai manusia yang mana yang selalu takut dan patuh terhadap
perintah Allah SWT dan selalu melaksanakn perintahnya dan menjauhi larangannya.

QS. Ali 'Imran Ayat 104


ٰۤ
َ‫ول ِٕىكَ ُه ُم ا ْل ُم ْفلِ ُح ْون‬ ِ ‫َو ْلتَ ُكنْ ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْدع ُْونَ اِلَى ا ْل َخ ْي ِر َويَْأ ُم ُر ْونَ بِا ْل َم ْع ُر ْو‬
ُ‫ف َويَ ْن َه ْونَ َع ِن ا ْل ُم ْن َك ِر ۗ َوا‬

104. Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-
orang yang beruntung.

21
2. Tanggung Jawab sebagai Khalifah Allah Dimuka Bumi

Al-Quran dalam Surat Al-Baqarah bait 30-32 menyatakan bahwa Allah perlu mengangkat
khalifah bumi. Khalifah yang dimaksud adalah Adam as yang menjadi pelopor manusia. Ke
berubah menjadi agen dan penguasa Tuhan di ,muka bumi ini, Allah SWT memberdayakannya
untuk menamai objek. Dengan itu orang memiliki bahasa dan bisa menyampaikan pikiran dan
menghancurkannya seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an:

"Dia menciptakan manusia. mengajarkan dia pintar bicara. (QS. Ar-Rahman (55): 3-4).

Apalagi Allah SWT memberikan usaha kepada manusia· untuk berkembang dunia ini, dan
membuat orang sebagai penguasa (Khalifah di planet ini dan memperbesar derajat setengah
sepenuhnya berniat menguji orang atas apa yang telah diberikan kepadanya.

QS. Al-An'am Ayat 165


ۤ
‫ب َواِنَّ ٗه لَ َغفُ ْو ٌر َّر ِح ْي ٌم‬ َ ‫ت لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِ ْي َمٓا ٰا ٰتى ُك ۗ ْم اِنَّ َربَّ َك‬
ِ ۖ ‫س ِر ْي ُع ا ْل ِعقَا‬ ٍ ‫ض َد َر ٰج‬ َ ‫ض ُك ْم فَ ْو‬
ٍ ‫ق بَ ْع‬ ِ ‫ي َج َعلَ ُك ْم َخ ٰل ِٕىفَ ااْل َ ْر‬
َ ‫ض َو َرفَ َع بَ ْع‬ ْ ‫ࣖ وه َُو الَّ ِذ‬
َ

165. Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat
(derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha
Pengampun, Maha Penyayang.

Mengingat pemahaman refrein di atas, cenderung diringkas bahwa khilafah adalah kemampuan
yang dilakukan oleh orang mengingat urutan yang dia dapatkan dari Allah SWT. Amanah pada
dasarnya adalah kewajiban berurusan dengan bumi dengan penuh perhatian, dengan
memanfaatkan ciri-ciri nalar yang telah disajikan Tuhan kepadanya.

Manusia sebagai makhluk hidup, harus terlebih dahulu bertanggung jawab untuk mengawasi
kehidupan sebagai administrator hukum dari Tuhan. Rutinitas sehari-hari yang dia alami harus
memiliki pilihan untuk itu terkoordinir untuk hal-hal yang positif, bagus untuk hidup itu sendiri,
individu lain dan alam sekitar. Kehadirannya di bumi dapat memberikan manfaat untuk
mempertahankan kebenaran, hak-hak sipil dan umat manusia. Urutan khilafah adalah ujian dan
cobaan harus dijalani, apakah dia akan berhasil bumi sebagai tempat hidup masing-masing atau
bahkan kehendak melenyapkannya dan dia akan mengalami kemalangan.

Allah SWT menikmati berbagai manfaat yang diberikan kepada orang dikontraskan dengan
hewan yang berbeda. Selain akta fisiknya yang total dan mirip dewa, juga memberinya
pengetahuan tentang otak dan hati. Melalui seluruh potensi manusianya, diharapkan memiliki
pilihan untuk mengawasi alam dengan sukses dan dapat melahirkan karya yang dapat
mengangkat kemuliaan manusia dan pembangunan.

22
Orang sebagai khalifah diberikan ahli sebagai kesempatan keputusan dan jaminan, jadi
kesempatan melahirkan inventif dan ilhtiar dinamis. Bagaimanapun, dalam caranya berperilaku,
orang tidak memiliki kesempatan langsung. Dia dibatasi oleh takdir sejarah sebelumnya, iklim,
keadaan dan penelitian otak yang dilalui. Di dalam lingkup kondisi, pengumpulan energizers
belajar dan reaksi itu dialami dan petunjuk Tuhan, serta kehendak itu berkembang di dalam
dirinya, dia memutuskan pada pilihan yang ideal akan menentukan masa depannya. Apakah
yakin atau negatif, menuju beruntung atau malang, tergantung keputusan. Memang, bahkan
untuk pergi dengan keputusan agama, tidak ada pintu terbuka untuk hidup tanpa hambatan
paksaan dalam beragama (la ikrohafiddin).

QS. Al-Baqarah Ayat 256


‫هّٰللا‬ ‫هّٰلل‬
َ ِ‫س َك بِا ْل ُع ْر َو ِة ا ْل ُو ْث ٰقى اَل ا ْنف‬
ُ ‫صا َم لَ َها َۗو‬ ْ ‫ت َويُْؤ ِم ۢنْ ِبا ِ فَقَ ِد ا‬
َ ‫ستَ ْم‬ ِ ‫ش ُد ِمنَ ا ْل َغ ِّي ۚ فَ َمنْ يَّ ْكفُ ْر بِالطَّا ُغ ْو‬ ُّ َ‫ٓاَل اِ ْك َراهَ فِى ال ِّد ْي ۗ ِن قَ ْد تَّبَيَّن‬
ْ ‫الر‬
‫س ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬
َ

256. Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas
(perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada
Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang
sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

QS. Al-Kahf Ayat 29


ٰ
‫ستَ ِغ ْيثُ ْوا يُ َغاثُ ْوا بِ َم ۤا ٍء‬ ُ ‫ق ِمنْ َّربِّ ُك ۗ ْم فَ َمنْ ش َۤا َء فَ ْليُْؤ ِمنْ َّو َمنْ ش َۤا َء فَ ْليَ ْكفُ ۚ ْر اِنَّٓا اَ ْعتَ ْدنَا لِلظّلِ ِميْنَ نَا ًر ۙا اَ َحاطَ بِ ِه ْم‬
ْ َّ‫س َرا ِدقُ َه ۗا َواِنْ ي‬ ُّ ‫َوقُ ِل ا ْل َح‬
‫س ۤا َءتْ ُم ْرتَفَقًا‬ َ ‫اب َو‬ُ ۗ ‫ش َر‬
َّ ‫ْئس ال‬ َ ِ‫ش ِوى ا ْل ُو ُج ْو ۗهَ ب‬ ْ َ‫َكا ْل ُم ْه ِل ي‬

29. Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barangsiapa
menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah
dia kafir.” Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya
mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti
besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan
tempat istirahat yang paling jelek.

Barang siapa beriman atau memilih kekafiran., terserah pada dirinya. Akan tetapi, ia harus
bertanggungjawab atas pilihan dan perbuatannya. Sebagaimana dijelaskan pada ayat berikut:

23
QS. Al-Muddassir Ayat 38
ٌ‫سبَتْ َر ِه ْينَ ۙة‬ ٍ ۢ ‫ُك ُّل نَ ْف‬
َ ‫س بِ َما َك‬

38. Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya,

Dari refrein di atas sangat mungkin dirasakan bahwa, tidak ada bahkan perbuatan yang
melenceng dari informasi: Tuhan. Siapa pun yang mencapai sesuatu yang berguna, dia akan
melakukannya mendapatkan kompensasi. Apalagi siapapun melakukan hal-hal buruk, dia akan
ditolak sepadan dengan usaha. Manusia sebagai khalifah diberi amanah untuk meneruskan bumi
cakap. Arahkan semua potensi dia memiliki keanggunan dan cinta cinta Allah kepadanya. Semua
potensi, otak besar, energi, serta makanan, kesejahteraan dan informasi harus diperoleh
dimanfaatkan secara maksimal. Bermanfaat untuk mengarahkan keberadaan manusia menuju
penciptaan kemampuan kekhalifahan manusia di planet ini mendasar.

Manusia tidak bisa sembarangan tentang kemampuannya sebagai 'Abdun (pekerja) dan
karenanya dia bertanggung jawab untuk mengoordinasikan usaha-usaha kekhalifahan dan setiap
karya-karyanya baik rupa (budaya material) serta terkait bataiyah (budaya non-materi). dengan
mengabdikan dirinya kepada Allah SWT sehingga dia bisa mencapai kesenangan-Nya.

Sebagai khalifah, manusia bertanggungjawab penuh dalam bidang :

a. Menjadikan segenap karya dan dhanna bakti dari hidupnya sebagai persembahan kepada
Allah Swt. (QS. Al-An'am:l62; Al-Bayyinah: 5)

b. Pemanfaatan waktu secara efisien dan efektif. (QS. Al-Ashri: 1-3)

c. Tekun dalam bekerja dan kreatif dalam menghasilkan karya yang bermanfaat. (QS. AtTaubah:
105; Al-Kahfi: 30)

d. membina hubungan pergaulan dan komunikasi sesama manusia yang bermartabat (QS. Al-
Maidah: 2; Taha: 44)

e. Menjaga dan memelihara alam lingkungan (ekosistem) yang baik dan tidak merusaknya. (QS.
Al-Baqarah: 60; As-Syu'ara:l83)

24
BAB V

EKSITENSI DAN MARTABAT MANUSIA

25

Anda mungkin juga menyukai