Anda di halaman 1dari 17

PRINSIP-PRINSIP ISLAM TENTANG GEOGRAFI

Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah AIK 3
Dosen Pengampu: Mar’atul Faida, S.Pd.I., M.Pd.

Oleh:

M. Arif Rahman B.2019003


Qorinatul Ummah B.2019009

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH BATANG
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tidak lupa kami panjatkan
kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW beserta keluarganya dan para
sahabatnya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah AIK 3
dengan judul Prinsip-Prinsip Islam Tentang Geografi yang diampu oleh ibu Mar’atul
Faida, S.Pd.I., M.Pd..
Terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dengan memberikan ide dan dukungannya dari awal
hingga akhir.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Karena itu kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi
harapan berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Batang, November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Geografi dalam Sejarah...................................................................................3
B. Obyek Kajian Geografi...................................................................................6
C. Metode Kajian dalam Al-Quran......................................................................7
D. Kajian Terapan Ilmu Geografi .......................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara geografis Islam diturunkan di Arab (Makkah) kepada
Muhammad SAW, sehingga menimbulkan kesan bahwa Islam selalu identik
dengan Arab. Bahkan banyak yang menganggap Bangsa Arab lebih fasih dan
lebih dekat kepada ajaran-ajaran Islam dibandingkan bangsa-bangsa lain. Hal ini
tak lain adalah karena al-Qur’an dan al-Hadits yang menjadi landasan hukum
dan jalan hidup umat Islam disampaikan dalam Bahasa Arab.
Pada hakikatnya Islam dilahirkan dari proses berfikir, kemudian
menghasilkan kepercayaan yang teguh terhadap keberadaan (wujud) Allah SWT
sebagai Pencipta dan Pengatur Kehidupan alam semesta dan seluruh isinya.
Islam merupakan ajaran yang sempurna bagi manusia dalam menjalankan
hidupnya agar sesuai fitrah kemanusiaannya, yakni sebagai khalifah di muka
bumi.
Pengabdian diri manusia merupakan konsekuensi dari penghambaan
kepada Allah SWT yang dibebankan padanya karena manusia adalah makhluk
paling sempurna di bumi. Penghambaan manusia yang semata-mata hanya
kepada Allah SWT menimbulkan kewajiban untuk mematuhi segala perintahNya
serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Manusia memiliki peran sebagai
khalifatullah atau wakil Allah SWT di bumi, sehingga ia memegang kendali atas
kemakmuran bumi. Peran inilah yang menuntut manusia, khususnya umat Islam
untuk memecahkan konsep Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Manusia
sebagai hamba yang dipilih Allah Swt sebagai khalifah di bumi harus mampu
menguasai segala kejadian yang Allah berikan dalam hal geografi bumi ini.
Pemateri pada kali ini akan membahas mengenai prinsip-prinsip islam dalam
geografi yang meliputi geografi dalam sejarah, obyek kajian geografi, metode
kajian alam dalam al-quran serta kajian terapan ilmu geografi. Sehingga nantinya
1
2

dapat menjadi pegangan bagi mahasiswa untuk dipelajari dan diajarkan kepada
orang lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana geografi dalam sejarah?
2. Bagaimana obyek kajian geografi?
3. Bagaimana metode kajian alam dalam Al-quran ?
4. Bagaimana kajian terapan ilmu geografi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dibuat tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang geografi dalam sejarah.
2. Mengetahui tentang obyek kajian geografi.
3. Mengetahui tentang metode kajian alam dalam Al-quran.
4. Mengetahui tentang kajian terapan ilmu geografi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Geografi dalam Sejarah
1. Geografi Zaman Yunani Kuno
Pengetahuan yang semula bersifat empirik kemudian berkembang
pesat karena orang tidak lagi bersikap menerima begitu saja adanya kenyataan
macam-macam fenomena yang dijumpai dalam kehidupannya disebabkan
musabab dan proses yang telah memungkinkan terwujudnya aneka macam
fenomena itu. Sikap atau semangat menyelidik yang melatar belakangi
pertumbuhan ilmu sejak tahun 600 tahun sebelum masehi itu sampai sekarang
masih dipandang sebagai salah satu ciri yang sangat penting dalam
mengembangkan ilmu masa kini dan masa mendatang.
Sejarah pertumbuhan geografi telah dimulai pada masa-masa Yunani
Kuno sekitar awal abad Masehi. Erastotlrens (276-196 SM) adalah tokoh tang
pertama kali menyebut dirinya sebagai ahli geografi yang cukum memadahi
(Albler ed.al, 1972). Para ahli memandang Erastosthenes sebagai bapak
geografi, karena dia telah memberikan pada ilmu suatu metode yang
dimungkinkan didapatkannya jawaban atas pertanyaan “di mana?” atau
tentang “letak sesuatu” secara memuaskan.
2. Geografi Abad Pertengahan di Eropa
Di Eropa, pertumbuhan geografi mengalami kemunduran setelah
Ptolomaeus meninggal. Kurun waktu tahun 200 hingga 1200 merupakan
zaman kegelapan bagi pertumbuhan geografi dan pengetahuan perpetaan.
Keadaan yang demikian itu bertalian erat dengan perjalanan sejarah Eropa
setelah runtuhnya kekaisaran Romawi, Eropa praktis menjadi terpecah pecah
atas satuan-satuan sosial dan politik yang tertutup. Kesempatan untuk
mengadakan perjalanan menjadi terbatas dan rasa ingin tahu atau kuroitas
terhadap apa-apa yang terletak di luar batas cakrawala sukar dikembangkan.
3
4

Ajaran dan pandangan (gereja Katolik Romawi) telah mengganti kedudukan


ilmu dalam hal cara menerangkan tata keteraturan dunia. Dengan keadaan
demikian, abad pertengahan Galileo Halilei (1564-1642) yang membenar dan
pandangan Coper-nicus (bahwa bumilah yang berputar dan beredar
mengelilingi matahari) ditantang keras olah gereja, sehingga ditangkap dan
dituduh sebagai orang yang murtad. Karena pandangan tersebut berlawanan
dengan pendapat gereja yang mendasarkan Sabda Yozua dalam Injil yang
berbunyi “Matahari, berhenti di Gibeon, dan kamu, bulan dilembah Ajalon”
(Khoe Soe Khiam, dalam Suharyono, 1990)
3. Geografi di Dunia Arab
Di Dunia Arab, Pengetahuan geografi dan perpetaan yang telah
demikian jauh dikembangkan pada zaman Yunani ternyata tidak sama sekali
lenyap selama abad pertengahan. Orang-orang Islam di dunia Arab masih
meneruskan dan mengembangkan lebih lanjut tradisi ilmu masa Ptolomaeus,
umumnya setelah keberhasilan ekspansi kekuasaan Islam ke Eropa pada abad
ke-8. Antara tahun 800 dan 1400 pengetahuan geografi, perpetaan dan
kosmografi yang dikembangkan padra ahli dunia Arab dapat dikatakan cukup
maju.
Perkembangan geografi dan ilmu lain dikawasan Dunia Arab
didukung suasana yang menunjang meliputi antara lain:
a. Perjalanan perdagangan yang cukup ramai berkat lokasi kawasan yang
menghubungkan tiga benua (Asia, Afrika dan Eropa)
b. Bahasa dan agama yang sama,
c. Kerajaan atau kesultanan mendukung sepenuhnya (dengan dana yang
sedikit) pengembangan ilmu dan seni, dan
d. Diterjemahkannya karya-karya tentang pengetahuan keruangan (geografi
dan astronomi) nasa Ptolomaeus kedalam bahasa arab,
Dalam abad 9 dan 10 sejumlah orang arab menulis buku-buku
geografi, membuat peta, seperti yang dilakukan oleh Ibn Haukal yang
5

mengadakan perjalanan rusia dan tempat-tempat lain serta Ibn Batuta dari
Maroko yang mengadakan perjalanan ke Asia Tengah.
4. Geografi pada Masa-masa Eksplorasi dari Penemuan
Oleh sebab berbagai hal yang sangat kompleks dan tidak
keseluruhannya jelas hubungannya, sesudah kira-kira tahun 1200 Eropa
mengalami revalitsasi atau kebangkitan hidup kembali, khususnya pada masa-
masa dalam abad 14 sampai 17 yang dikenal juda sebagai masa Renaisan.
Masa renaisan ditandai antara lain dengan munculnya gerakan intelektual dan
seni yang meluas di seluruh Eropa.
Secara keseluruhan pembaharuan-pembaharuan dalam seni, filsafat,
agama, munculnya humanisme, reformasi bangan baru dalam ilmu, cara
berfikir dan pengetahuan tentang bumi. Dengan ditemukannya kembali karya
Ptolomaeus, datangnya ilmu-ilmu baru dari dunia Islam dan meningkatnya
perjalanan ke daerah-daerah baru yang memperluas cakrawala geografi.
Sejalan dengan pertumbuhan pusat-pusat ilmu dan pengetahuan yang
berbentuk universitas, taampilannya tokoh-tokoh ilmu dari berbagai disiplin
atau cabang pengetahuan,beberapa buah pikiran dan karya-karya penting
muncul selama periode kebangkitan kembali Eropa.
Nicolaus Compernicus (1473-1543), dalam tahun 1500 memberikan
ceramah-ceramah mengenai cakrawala. Ia tekenal karena mengajukan
pendapat bahwa bumi dan planet-pelante semua beredar mengelilingi
matahari. Pandangan hileosentris, yang sebenarnya telah dikemukakan untuk
pertama kalinya oleh Aristarchus pada abad 3 sebelmu masehi, berlawanan
dengan pendapat Hiparchus dan Ptolomaeus yang menganggap bumi sebagai
pusatnya.
Galileo Galilei (1564-1642), sarjana matematika dan fisika penemu
lintasan peluru, hukum pergerakan, benda-benda dan penemuan-penemuan
lain membenarkan pendapat Copernicus. Penemuannya yang terpenting
adalah terlihatnya (dengan teropong) planet Yupiter yang dikelilingi oleh
6

empat bulan. Adanya tata bulan Tupiter inilah yang lebih meyakinkan
pandangan nya bahwa bumi dengan matahari sebagai pusat peredaran.
Dari kalangan ahli perpetaan, karya Gerardus Mercator (1512-1594),
Pelayaran James Cook, tentang fosil-fosil oleh Van Woodward (1696),
tentang angin pasat dan angin musim oleh Hally (1686), dan sebagainya.
B. Obyek Kajian Geografi
1. Geografi sebagai Ilmu
Berbagai gejala yang menjadi sasaran studi gografi dari keadaan air,
laut, danau, angin sampai iklim dan keadaan suatu kawasan telah mendapat
perhatian dari awal pertumbuhan geografi. Pertumbuhan geografi sebagai
ilmu (geografi modern) pada umumnya lebih dikaitkan dengan karya-karya
Alexander van Humboldt (1769-1859) yang dianggap peletak dasar geografi
fisik modern dan Karl Ritter (1779-1859) yang dipandang sebagai bapak
geografi sosial/manusia, geografi pada masa-masa sebelumnya diberi sebutan
geografi klasik.
2. Kajian Geografi dalam Al-Quran
Apa yang menjadi kajian geografi pada awal pertumbuhan hingga
yang dikenal sebafai geografi modern tersebut sebenarnya terdapat dalam Al-
Qur’an. Sebagaimana kitab-kitab suci lainnya yang diturunkan oleh Allah
sebelumnya, Al-Qur’an adalah petunjuk dari Allah yang diberikan kepada
manusia (Ali-Imran: 3-4), khususnya kepada kaum muslim yang bertaqwa
(Al-Baqarah:2). Karena merupakan petunjuk maka didalamnya diharapkan
terkandung hal-hal yang berkaitan dengan berbagai keperluan manusia untuk
hidup di dunia ini.
Berikut diuraikan secara singkat beberapa ayat-ayat Al-Qur’an dengan
3 Kelompok obyek kajian geografi:
a. Kajian tentang atsmofer (kejadian bumi, perjalanan benda-benda
angkasa dan iklim: kejadian hujan, tekanan udara, suhu dan kejadian-
kejadian yang menyertainya). Terdapat dalam surat:
7

Al-Baqarah(2) ayat 17-20,22,29,31,32,33


Ali-Imran(3) ayat 5,27,29,117,190-191
An-Nur,(24) ayat 35,43,44, Dan sebagainya
b. Kajian tentang litosfer dan hidrosfer (lapisan kulit bumi: batuan, tanah,
air sungai dan mata air/air bumi. Lautan, tumbuh-tumbuhan, hewan,
dan sumber daya lainnya)
Terdapat dalam surat:
Al-Baqarah(2) ayat 50, 61, 74, 164, 255, 258, 266; Al-maidah(5) ,
al_An’am (6) dan sebagainya.
c. Atroposfer/kehidupan manusia dan Kerusakan lingkunan
hidup/bencana alam akibat ulah manusia seperti hujan batu, angin
ribut, banjir, kekeringan dll. Terdapat pada surat al-A’raf(7) ayat 74-
78,84,91,730,133,137,143,171,185,187. Al Isra’(12, al-Kahfi(18) dan
sebagainya.
C. Metode Kajian Alam dalam Al-Qur’an
Ayat-ayat Al-Qur’an tersebut membawa kita pada suatu pemahaman
bahwa sebagai hamba Allah yang diciptakan untuk hidup di bumi, manusia harus
menguasai ilmu keakhiratan dan ilmu keduniaan yang diperlukan. Sebagai
penguasa di bumi, manusia boleh memanfaatkan alam di sekitarnya bafi
kelangsungan hidupnya, namun tidak boleh merusaknya, manusia bertanggung
jawab untuk melestarikan alam ini.
Keharusan manusia untuk mengenal alam sekelilingnya dengan baik
diperintahkan oleh Allah SWT dalam surat Yunus (10) ayat 101;
ِ ‫ت َوٱأْل َ ْر‬
َ‫ض ۚ َو َم ا ُت ْغنِى ٱلْ َءا ٰ َيتُ َوٱل ُّن ُذ ُر َعن َق ْو ٍم اَّل ُي ْؤ ِم ُن ون‬ ِ ‫ٱلس ٰ َم ٰ َو‬ ۟ ‫ُق ِل ٱن ُظ ُر‬
َّ ‫وا َم ا َذا فِى‬
Referensi: https://tafsirweb.com/3375-quran-surat-yunus-ayat-101.html
Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang ada di langit, dan di bumi. Tidaklah
bermandaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasulnya yang memberi peringatan
bagi orang-orang yang beriman.”
Tafsir Quran Surat Yunus Ayat 101
8

Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik yang bertanya kepadamu


tentang ayat-ayat Allah, "Renungkanlah tanda-tanda yang ada di langit dan bumi
yang menunjukkan keesaan dan kekuasaan Allah." Tidak ada gunanya
menurunkan ayat-ayat, hujah-hujah dan mengutus para Rasul kepada orang-
orang yang tidak memiliki kesiapan untuk beriman, karena mereka bersikeras
mempertahankan kekafiran.
D. Kajian Terapan Ilmu Geografi
Usia goegraf adalah setua kehidupan manusia. Sudah sejak berabad-abad
manusia mengenal ruangannya. Ruang dimana manusia bergerak dan ruang yang
menyediakan berbagai bekal untuk melangsungkan hidupnya. Manusia
berkeliling mencari pangan dan mempertahankan diri terhadap bahaya yang
mengencam hidupnya. Dalam ingatan terbayang daerah-daerah yang telah
dijelajahi dengan segala keaneka ragamannya. Istilah itu sekarang disebut dengan
“mental map”. Orang kemudian selalu bertanya:
1. Dimana ada sesuatu?
2. Kapan itu?
3. Mengapa sesuatu itu ada disana?
4. Mengapa demikian?
Semakin banyak kira membaca, mempelajari dan mendalami pemikiran
geografi, “geographical thought”, dari beberapa ahli geografi sepanjang sejarah
hingga sekarang, maka semakin banyak materi tang dapat dihimpun untuk
menerapkan ilmu geografi. Dari uraian mengenai obyek kajian geografi di depam
maka proses selanjutnya adalah adanya analisa geografi yang mengikuti beberapa
tradisi antara lain:
1. Tradisi ehorogi atau tradisi kajian area yang memperhatikan tempat dan
wilayah.
2. Tradisi Ekologi yang memperhatikan lingkungan dan hubungannya dengan
manusia.
3. Tradisi keruangan yang memperhatikan letak, jarak, bentuk dan agihan.
9

4. Tradisi manusia-lahan yang memperhatikan relasi, interaksi antara manusia


dan lahan (bumi).
5. Tradisi pengetahuan bumi (earth science) yang memperhatikan permukaan
bumi dengan sifat-sifat alamnya dan dalam tradisi ini dicakup faktor-faktor
pola, sistem, dan proses.
Perkembangan selanjutnya lima tradisi tersebut melekat pada pendekatan
geografi yang sekarang dikenal dengan “spacial approach”,”ecological
approch”,dan”regional complex approach”.
Analisa keruangan atau analisa spasial dalam geografi bermanfaat dalam
aplikasinya terhadap masalah perkembangan atauu aspek pembangunan. Hal ini
dapat dilihat pada 3 unsur penting dalam geografi, yaitu;
1. Intergration of phenomena in place
2. Distribution or the association of elemens over space
3. The organization of phenomena in space.
Analisis sebab-akibat dalam disiplin ilmu geografi memperhatikan sistem
nilai yang beraneka ragam, perbedaan tingkat budaya dan tingkat teknologi,
sehingga sifat deterministiknya tidak menonjol lagi bahkan sudah menjadi
probabilistik sehingga Sistem Informasi Geografis (SIG) harus bersifat holistik.
1. Terbentuknya Benua-benua
Sekitar 4,5 Milyar tahun yang lalu bumi kita ini terbentuk sebagai bola
pijar yang berisi elemen-elemen berat dan ringan yang tidak dapat diproduksi
oleh matahari di dalam reaksi fusi nuklirnya. Keberadaan menunjukkan bahwa
mereka berasal dari hasil ledakan sebuah supernova yang relatif dekat dengan
matahari, sehingga materi yang dimaksud kemudian terpengaruh oleh gaya
gravitasi matahari dan tersapu ikut dengannya serta lambat laun memadat
karena gravitasinya sendiri.
Dalam ayat 12 Surah an-Nahl berikut:
ٍ ‫س َّخ َراتٌ ِبأ َ ْم ِر ِه إِنَّ فِي َذلِكَ آَل يَا‬
َ‫ت لِّقَ ْو ٍم َي ْعقِلُون‬ َ ‫س َوا ْلقَ َم َر َوا ْلنُّ ُجو ُم ُم‬ َّ ‫س َّخ َر لَ ُك ُم اللَّ ْي َل َوا ْلنَّ َها َر َوال‬
َ ‫ش ْم‬ َ ‫ َو‬ 
10

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu.
Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahaminya.”(Q.S. An-Nahl: 12 ).
12. Allah menundukkan malam agar kalian bisa beristirahat padanya dan
mendapatkan ketenangan. Allah menundukkan siang untuk kalian agar kalian
berusaha mendapatkan penghidupan. Allah menundukkan matahari untuk
kalian dan menjadikannya bersinar dan Allah menjadikan rembulan
bercahaya. Allah menundukkan bintang-bintang untuk kalian dengan perintah-
Nya yang terukur dengan cermat, dengannya kalian terbimbing dalam
kegelapan-kegelapan darat dan laut, dengannya kalian mengetahui waktu dan
lainnya. Sesungguhnya di dalam penundukan semua itu mengandung
petunjuk-petunjuk yang nyata atas kekuasaan Allah bagi kaum yang
menggunakan akal mereka, mereka adalah orang-orang yang mengetahui
hikmah di belakangnya.
2. Iklim yang Membina Kehidupan
Kehidupan di bumi ini tidak akan berkembang sebagaimanayang kita
kenal sekarang ini, andai bumi iklim-iklimnya sangat padas dengan suhu
ratusan derajat. Tidak ada makhluk yang tahan terhadap suhu yang sangat
tinggi, perkembangan tidak pula terjadi seandainya tidak terjadi perputaran
bumi yang menjadikan siang dan malam. Dalam pelajaran Biogeografi kita
kenal sebaran ekolodi ini, perbedaan iklim di dunia mempengaruhi kehidupan
yang ada yang dikenal dengan keanekaragaman hayati. Keadaan tersebut
teruraikan dalam ayat 164 surah Al-Baqarah. Allah Swt Berfirman:
‫اس َو َمٓا‬ ِ َ‫ض َو ۡٱختِ ٰل‬
َ َّ‫ف ٱلَّ ۡي ِل َوٱلنَّ َها ِر َو ۡٱلفُ ۡل ِك ٱلَّتِي ت َۡج ِري فِي ۡٱلبَ ۡح ِر بِ َما يَنفَ ُع ٱلن‬ ِ ‫ت َوٱأۡل َ ۡر‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ ۡ
ِ ‫إِنَّ فِي َخل‬
َّ ‫ق ٱل‬
‫ب‬
ِ ‫س َحا‬
َّ ‫ح َوٱل‬ ِ َ‫ٱلر ٰي‬
ِّ ‫يف‬
ِ ‫َص ِر‬ ۡ ‫ ُك ِّل دَٓابَّ ٖة َوت‬ ‫ث فِي َها ِمن‬
َّ َ‫ض بَ ۡع َد َم ۡوتِ َها َوب‬ َ ‫ٓاء فَأ َ ۡحيَا بِ ِه ٱأۡل َ ۡر‬
ٖ ‫س َمٓا ِء ِمن َّم‬ َّ ‫أَن َز َل ٱهَّلل ُ ِمنَ ٱل‬
ِ ‫س َمٓا ِء َوٱأۡل َ ۡر‬
ٖ َ‫ض أَل ٓ ٰي‬
١٦٤ َ‫ت لِّقَ ۡو ٖم يَ ۡعقِلُون‬ َ ‫ۡٱل ُم‬
َّ ‫س َّخ ِر بَ ۡينَ ٱل‬
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
11

manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu
Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah)
bagi kaum yang memikirkan.”
3. Bencana Alam
Mekanisme pembentukan kontinen serta proses yang menentukan
kejadian iklim di berbagai bagian bumi, sering kali disertai bencana alam. Ada
dua jenis bencana alam yang berasal dari iklim dan dari pergerakan lempeng
kerak bumi. Iklim disuatu wilayah dapat menimbulkan kekeringan yang
merusak tanaman. Iklim juga dapat menimbulkan bencana angin ribut, badai
atau topan di wilayah sub tropik yang sering kali terjadi di China dan Jepang.
Hal ini ditemukan pada ayat 19 dan 20 Surah al-Qomar berikut:
‫س ُّم ۡستَ ِم ۙ ٍّر‬
ٍ ‫ص ًرا فِ ۡى يَ ۡو ِم نَ ۡح‬ َ ‫س ۡلنَا َعلَ ۡي ِهمۡ ِر ۡي ًحا‬
َ ‫ص ۡر‬ َ ‫اِنَّ ۤا اَ ۡر‬
19. “Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepala mereka angin
yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus”
‫اس َكاَنَّ ُهمۡ اَ ۡع َجا ُز نَ ۡخ ٍل ُّم ۡنقَ ِع ٍر‬
َ ۙ َّ‫ت َۡن ِز ُع الن‬
20. “yang membuat manusia bergelimpangan, mereka bagaikan pohon-
pohon kurma yang tumbang dengan akar-akarnya”.
Geraknya lempeng kerak bumi dapat menyababkan gempa tektonik
dan Tsunami, serta munculnya gunung-gunung berapi yang mengeluarkan
awan panas, lava dan letusan yang sangat berbahaya. Kejadian bencana
tersebut dapat terbaca pada ayat 73 dan 74 Surah Al Hijr berikut:
73 َ‫ش ِرقِي ْۙن‬ َّ ‫فَا َ َخ َذ ْت ُه ُم ال‬
ْ ‫ص ْي َحةُ ُم‬
َ ‫فَ َج َع ْلنَا عَالِيَ َها‬
ِ ْ‫سافِلَ َها َواَ ْمطَ ْرنَا َعلَ ْي ِه ْم ِح َجا َرةً ِّمن‬
74 ‫س ِّج ْي ٍل‬
73.“Maka mereka dibinasakan oleh suara kerasyang mengguntur, kerika
matahari akan terbit, 74. “maka kami jadikan kebahagiaan atas kota itu
terbalik ke bawah dan kamu hujani mereka dengan batu dari tanah yang
keras.”
12

4. Sumber Daya Alam


Sumber-sumber kehidupan ialah segala kebutuhan hidup yang
diperlukan manusia sesuai dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki pada
zamannya. Misalnya air, ikan, binatang, tetumbuhan, dan bahan-bahan yang
terkandung dalam tanah seperti: besi, tembaga, timah, intan, emas, perak, batu
bara, minyak tanah dan sebagainya. Hal tersebut terdapat dalam surah Al
A’raaf ayat 10 berikut:
ٰ
ْ َ‫ش ۗ قَلِياًل َّما ت‬
َ‫ش ُكرُون‬ ِ ‫َولَقَ ْد َم َّكنَّ ُك ْم فِى ٱأْل َ ْر‬
َ ِ‫ض َو َج َع ْلنَا لَ ُك ْم فِي َها َم ٰ َعي‬
“Sesungguhnya kami telah menembpatkan kamu sekalian di muka bumi
dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan Amat
sedikitlah kamu bersyukur.”
Sumber daya alam tersebut dimanfaatkan manusia untuk mencapai
kemakmuran hidupnya, tentunya setelah bekerja mengolah sumberdaya alam
yang telah disediakan. Salah satu diciptakan-Nya manusia adalah untuk
memakmurkan bumi, dengan demikian manusia mesti berkarya, sehingga
timbul kebudayaan, terpikirkan cara dan metode pengolahan dan pemanfaatan
sumberdaya alam dengan teknologi yang canggih.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu dari penjelasan materi tentang
prinsip-prinsip islam dalam geografi mahasiswa dapat mengenal dan faham
geografi dalam sejarah mulai dari zaman Yunani kuno, abad pertengahan di
Eropa, di dunia Arab, hingga pada masa-masa eksplorasi dari penemuan.
Selanjutnya setelah mengenal dan memahami sejarah geografi mahasiswa harus
tahu obyek yang ada dalam kajian geografi, kemudian setelah obyek di ketahui
lanjut pembahasan pada metode, disini mahasiswa harus mengetahui metode apa
yang digunakan dalam kajian alam dalam al-quran agar dalam penerapannya
dalam kehidupan nyata dapat sesuai denga napa yang telah dipelajari. Terakhir
mahasiswa harus mencapai dan memahami kajian terapan ilmu geografi ini dalam
setiap kejadian baik di kehidupan sehari-hari maupun yang lainnya.
B. Saran
Sebagai calon pendidik yang baik harus mengetahui bagaimana prinsip
prinsip islam dalam geografi, dengan mengetahui analisis prinsip-prinsip islam
dalam geografi melalui referensi yang lugas dan baik baik dari buku, jurnal,
maupun internet serta dengan disusunya makalah ini diharapkan dapat menjadi
suatu pegangan dalam menyampaikan dan diajarkan kepada peserta didik,
pengimplementasian dalam kehidupan sehari-hari maupuan dalam melakukan
analisis berikutnya.

13
14

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Baiquni. 1990. Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Yogyakarta: PT.
Dana Bhakti Prima Yasa.

Machamer, P. 2005. Galileo Galilei.

Muchtar Naim. 2001. Kompendium Himpunan Ayat-ayat Al-Quran yang Berkaitan


dengan Fisika dan Geografi. Jakarta: Hasanah.

Rabin, S. 2004. Nicolaus Copernicus.

Rianadewi. "Prinsip prinsip islam tentang geografi" (online), (www.slideshare.net,


diakses 30 Oktober 2020).
Ristyandri. “Ilmu Pengetahuan” (online), (www.ristiandri.wordpress.com, diakses 30
Oktober 2020).
Shobron Sudarno. 2013. Studi Islam 3. Surakarta: Lembaga Pengembangan Al-Islam
dan Kemuhammadiyahan (LPIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Suharyono. 1990. Geografi dalam Dunia Ilmu dan Pengajaran Sekolah. Semarang:
IKIP Semarang Press.

Anda mungkin juga menyukai