KAWASAN ISLAM
DISUSUN OLEH :
( KELOMPOK 4)
Sulaiman pasaribu
Suci ramadhani nasution
Siti wahyuni Pasaribu
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayahnya dan tentu nikmat sehat sehingga penyusunan
makalah ini selesai sesuai dengan apa yang diharapkan.Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. dan tak
lupa saya ucapkan terimakasih atas semua pihak yang ikut membantu
penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang
KAWASAN ISLAM Semoga apa yang penulis sampaikan melalui makalah ini
dapat menambah wawasan baik itu untuk pribadi sebagai penulis maupun dunia
pendidikan pada umumnya.Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................2
Daftar Isi .................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................5
C. Tujuan Penulisan................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Arti dan asal-usul studi kawasan islam
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
4
2. Apa arti orientalisme?
Kawasan
C. TUJUAN PENULISAN
Kawasan islam
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Pengertian dan Asal Usul Studi Kawasan Islam
Secara Etimologi merupakan dari bahasa Arab Dirasah Islamiyah. Dalam kajian
Islamdi Barat disebut Islamic Studies secara harfiyah adalah kajian tentang hal-
hal yang berkaitandengan keislaman. Secara terminologis adalah kajian secara
sistematis dan terpadu untuk mengetahui, memakai dan menganalisis secara
mendalam hal-hal yang berkaitan denganagama Islam, pokok-pokok ajaran
Islam, sejarah Islam maupun realitas pelaksanaannyadalam
kehidupan.Pengertian Studi Kawasan Islam adalah kajiaan yang tampaknya bisa
menjelaskan bagaimana situasi sekarang ini terjadi, karena, fokus materi
kajiannya tentang berbagai areamengenai kawasan dunia Islam dan lingkup
pranata yang ada dicoba diurai didalamnya.Mulai dari pertumbuhan,
perkembangan, serta ciri-ciri karekteristik sosial budaya yang adadidalamnya,
termasuk juga tentang faktor-faktor pendukung bagi munculnya berbagai
ciridan karakter serta pertumbuhan kebudayaan dimasing-masing dunia
kawasan Islam. Dengandemikian, secara formal objek studinya harus meliputi
aspek-aspek geografis, demografis,historis, bahasa serta berbagai
perkembangan sosial dan budaya, yang merupakan ciri-ciriumum dari
keseluruhan perkembangan yang ada pada setiap kawasan budaya.Dalam
sejarahnya, persoalan hubungan antar batas-batas wilayah sebuah
negarasebenarnya sudah sekian lama telah menjadi perhatian para ahli
kegenaraan sejak jamanYunani sekitar tahun 450-an SM. Ptolemy, Thucydidas,
Hecataeus, dan Herodotusmerupakan sejarawan Yunani yang cukup intens
dengan kajian-kajian wilayah yang ia kenal, baik melalui cerita orang maupun
dari hasil pengamatan terhadap wilayah-wilayah yang iakunjungi. Mereka
selain seorang sejarawan juga seorang pengelana.1.300 tahun kemudian,Kaum
Muslimin memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengembangkan studi
kawasanini dengan berbagai corak yang ragam yang lebih dinamis lagi. Karya-
karya mereka telahmelampaui sejarawan Yunani, di mana pembahasannya
6
bukan lagi berbicara tentang realitssejarah, tetapi lebih maju lagi yakni
bagaimana cara-cara menanganinya. Munculnya berbagaikarya sejarah dengan
tema-tema kajian wilayah dimulai dari awal penciptaan sampai mulaidihuni
umat manusia, merupakan kajian-kajian yang sangat populer dan hampir
bisaditemukan dalam karya-karya sejarah klasik Islam. Sekalipun kajian
geografi sebagai disiplinilmu agak berbeda dengan sejarah, namun dikalangan
sejarawan muslim hal ini tidak bisadipisahkan begitu saja, karena objek
pembahasan antara keduanya saling melengkapi.
Karena kajian sejarah, sangat membutuhkan kajian tentang ruang dan waktu
sebagai aktivitas pelakunya. Oleh karena itu, karya-karya tentang geografi dan
sejarah telah menjadi bagian penting dan tidak terpisahkan dari perkembangan
historiografi Islam secara umum.Karya al-Baladzuri, Futuh al-Buldan wa
Ahkamuha merupakan kajian sejarah yangsangat mementingkaan tinjauan
wilayah Baladzuri wafat tahun 892 M, semasa hidupnya iamenjadi penasihat
para Khalifan Abbasiyah, Al-Mutawakkil ‘Alallah dan Al-Musta’in Billah,
bahkan ia mendidik Al-Mu’taz. Karya monumental ini merekam seluruh proses
penaklukandan bagaimana penanganan terhadap wilayah-wilayah baru kaum
muslimin, seperti Syam,Irak, Mesir, Maroko, Armenia, serta wilayah-wilayah
Persia lainnya. Secara metodologis diatidak hanya mengandalalkan fakta tulis
atau riwayat pengalaman pelaku, tetapi ia juga berhasil melihat dimana wilayah-
wilayah yang dijelaskannya hampir seluruhnya sudah iakunjungi.Al-Ya’qubi
seagai Pegawai di kekhalifahan Abbasiah dan diperkirakan meninggaltahun 292
H, telah menulis karya al-Buldan (jama’ dari balad; negara-negara)
membicarakan bukan hanya cara-cara penaklukkan dan penanganan wilayah-
wilayah Islam, tetapi juga berbaai potensi sumber daya alam dan ekonomi tiap-
tiap wilayah ia gambarkan secara jelas.Sebagai penulis ia telah mengunjungi
7
semananjung India, Arab, Syam, Palestina, Libya,Aljazair, dan Sebagainya. Ia
mencari sumber-sumber otoritatif dalam aspek-aspek geografiwilayah-wilayah
Islam. Sebagai seorang pengelana dan Sejarawan ia telah mengunjungi
danmengamati lebih dari 70 kota dan wilayah Islam baik di Afrika Utara, Asia
maupun Spanyol.Al-mas’udy, penulis Maruj al-Dzahab ini mengawali
pengetahuaan tentang heografi dansejarah dari hasil pengembaraan nya ke
berbagai wilayah, bailk wilayah muslim maupunwilayah non muslim, ia banyak
menerima berbagai informasi sehingga penjelasannya tentangkeberadaan dan
sejarah wilayah sangat kaya. Ia sangat menguasai adat istiadat dan
pembangunan, pola kehidupan setiap masyarakat yang dikunjunginya, termasuk
bahasa dan punya keakraban dengan tokoh lokal. Karya ini ditulis tauhun 947
M, ia meninggal tahun 956M di Fusthath.Al-Birruny, penulis kitab al-Hind
merupakan sejarawan yang ahli dalam kajianwilayah India. Bukan hanya
sebagai sejarawan tetapi ia juga ahli dalam penelitian danobservasi dalam ilmu-
ilmu lainnya. Sebagai seoarang penasihat dinasti Ghaznawy, SultanMahmud
Ghazna ia bekerja bukan hanya untuk kepentingan pemerintahan, tetapi
jugamenjelaskan secara objektif keberadaan wilayah, keagamaan, mentalitas
penduduk, pemeikiran India dan bagaimana semestinya harus ditangani oleh
para penguasa muslim.Kitab al-Hind ini ditulis tahun 1017 M.
Sebenarnya banyak sekali berbagai studi yang telah dilakukan oleh para
sarjnamuslim klasik dan pertengahan dan melihat berbagai kawasan dan
kantong-kantong kaummuslimin di bebagai wilayahnya. Perhatian mereka
terhadap potensi-potensi wilayah, baik Desa, Kota maupun berbagai kegiatan
kependudukannya, jelas membuktikan bahwa studikawasan-kawasan Islam
sepanjang sejarahnya selalu menarik perhatian. Sejarah wilayahseperti Halb,
Mesir, dan sebagainya yang menjadi objek studi, telah ditulis Bughyat al-
8
Thalibfi Tarikh al-Halab.Begitu banyak orang mengkaji wilayah dengan
berbagai variasinya, dan setiap periode menunjukkan trend yang berbeda-beda.
Namun, dalam perkembangan sejarahnya,istilah geopolitik baru lahir sebagai
istilah baru abad ke-19, sebagai bagian dari konsep “geo-strategy” bangsa
Jerman yang dikembangkan oleh Otto van Bismarck, dengan “unification of the
German States.” Teori ini pada akhirnya menjadi suatu bagian yang lebih luas
lagi darikajian Geografi secara umum. Tahun 1890 Alferd Thayer menulis
tentang “The Influence of Sea Power Upon History.” Rudolf Kjellen ahli
geografi politik Swedia kemudianmemunculkan istilah kekuatan wilayah (the
power of area) di akhir abad ke-19. Tulisannyaini kemudian mengilhami
Friedrich Ratzel seorang ahli Ilmu alam, untuk merumuskan teori“geopolitik”
secara utuh dalam bukunya “politische Georaphie” tahun 1879. Dalam
teorinyaia menyatakan bahwa setiap negara selalu mengupayakan wilayah
kesatuaanya danmembentenginya terhadap upaya-upaya negara lain untuk
merebut tanah wilayahkekuasaannya. Oleh karena itu, semua negara
(Nasionalisme) ingin hidup dalam wadahwilayah kesatuan bagi kehidupannya.
B. Orientalisme.
9
(tuhan/agama), gold(kekayaan/imprealisme), dan glory (kekuasaan) atau sering
diistilahkan 3G.
C. Oksdidentalisme
10
Naskah-naskah (scripture) atau simbol-simbol agama.2) Sikap, perilaku,dan
penghayatan para penganut tokoh-tokoh agama.3) Ritus-ritus, lembaga-
lembaga, dan ibadat-ibadat agama, seperti shalat, haji, puasa, zakat,nikah, dan
lain sebagainya.4) Alat-alat atau sarana peribadatan.5) Lembaga atau organisasi
keagamaan tempat para penganut agama bergumul berperan.a. Studi Islam di
Barat
Ditinjau dari prespektif sejarah, studi yang dilakukan orang Indonesia di Barat
berlangsung cukup lama. Namun demikian fokus studi yang dilakukan belum
menyentuhsecara menyeluruh dalam bidang kajian islam. Fokus kajian islam
baru dilakukan setelahIndonesia merdeka. Dan orang Indonesia pertama kali
yang melakukan Studi Islam di Baratadalah M. Rasijidi. Menteri pertama
indonesia ini menanamkan program doctor di universitas
Sorbone, Perancis. Para alumni barat memiliki pengaruh dalam kontribusi besar
dalam StudiIslam di Indonesia. b. Studi Islam di
Timur
Hampir sama yang terjadi di Barat, studi islam di Timur Tengah juga bervariasi.
Inimerupakan hal yang wajar karena karakteristik studi Islam dipengaruhi oleh
berbagai faktor,misalnya kebijakan politik, dinamika sosial budaya latar
belakang pemegang kebijakan pendidikan perkembangan ekonomi, dan
berbagai faktor lainnya.
11
masalah yang dikaji”. Adapun yangdimaksud dengan pendekatan di sini adalah
cara pandang atau paradigma yang terdapat didalam suatu bidang ilmu yang
selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalamhubungan ini,
Jalaluddin Rahmat sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata mengatakan
bahwaagama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai paradigma. Realitas
keagamaan yangdiungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan
kerangka paradigmanya. Untuk dapat hidup dan berkembang serta lestari dalam
masyarakat, agama harus menjadikebudayaan bagi masyarakat. Karena setiap
masyarakat mememiliki kebudayaan yangdigunakan sebagai pedoman untuk
memanfaatkan lingkungan hidupnya guna kelangsunganhidupnya yang
mencakup kebutuhan biologi, kebutuhan sosial dan kebutuhan adab
yangintegratif. Jadi pendekatan studi area merupakan pendekatan yang meliputi
bidangkesejarahan, linguistik, dan semua cabang ilmu serta pengetahuan yang
berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan peradaban dan kebudayaan
terhadap keadaan masyarakat disuatu wilayah atau kawasan. Problematika yang
dihadapi pada penelitian denganmenggunakan pendekatan studi area dalam
Studi Islam dan Komunitas Muslim., berbandinglurus besarnya dengan objek
dan luas wilayah yang akan diselidiki. Semakin kompleks objek yang menjadi
sasaran penyelidikan dan semakin luas wilayah yang dijangkaunya, makasegala
persiapan yang diperlukan untuk menerapkan studi area, juga semakin besar.
12
Islamnya 1.334.000.000 jiwa, mayoritas hidup di dunia Islam (± 1 miliar) dan
selebihnyahidup sebagai minoritas muslim (± 334.000.000). Minoritas muslim
tersebut yang terbanyak berada di India dan Cina.
B. Pada penelitian kasus Islam dan budaya lokal, persoalan akulturasi timbal
balik antara lingkungan budaya dan ekspresi keagamaan seseorang, maka ada
perbedaanyang menarik antara corak penyebaran Islam di Indonesia dan di
Maroko.
C. Dari kasus yang telah dikemukakan di atas, ternyata perbedaan area dan
lingkunansosio-kultural saling terkait erat dalam wujud dan semangat
keberagamaan yangberbeda antara di Indonesia dan di Maroko.
Maroko yang merupakan negeri padang pasir yang tandus dan keras dengan
pola kehidupan sosial kesukuan yang kuat (tribalisme).Berbeda di Indonesia
13
dengan Pulau Jawa-nya yang merupakan daerah pertanian yang subur,damai,
dan rukun. Fakta adanya kaitan antara keadaan geografis, klimatologis,
kesuburantanah, kemelimpahan sumber daya alam suatu daerah dengan watak
penduduknya, telah lamamenjadi kajian para sarjana muslim, seperti Ibn
Khaldun, dalam karyanya yang termasyhur,Muqaddimah, di situ Ibn Khaldun
membagi bola bumi menjadi tujuh daerah klimatologisdengan pengaruhnya
masing-masing terhadap watak penduduknya. Ia bahkanmengemukakan
teorinya tentang pengaruh keadaan suhu suatu daerah terhadap akhlaq serta
perilaku orang-orang setempat. Syahristani, dalam kitabnya yang juga amat
terkenal, al-Milalwa an-Nihal, mengupas tentang teori peradaban manusia yang
dipengaruhi oleh letak geografisnya, menjadi Timur, Barat, Utara, dan Selatan.
Bangsa-bangsa Barat berbedadengan bangsa-bangsa Timur, dan bangsa-bangsa
yang berada di belahan bumi utara berbeda
14
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam berkembang melalui proses perjalanan sejarah yang panjang dan kultur
yang berbeda melihat dimana Islam itu berkembang. Perbedaan latarbelakang
sejarah dan budayamempunyai ukuran yang sama tentang ke-
Islaman.Pandangan agama dapat berubah dan dibenarkan berbeda karena
perbedaan waktu,zaman, lingkungan, stuasi dan sasaran serta tradisi yang sesuai
dengan suatu kaidah.Maka studi ke-Islaman di wilayah-wilayah secara objektiv
akan berhasilkan pandangan dan aplikasi Islam yang benar dan tidak harus sama
dengan apa yang dilakukandan diterapkan di wilayah lainnya. Oleh karena itu,
sangat didambakan untuk munculnya pusat-pusat studi Islam untuk dapat
menyahuti persoalan yang terus berkembang di masamendatang.
B.SARAN
Dalam penyusunan atau penyampaian makalah kami (MSI) Arti dan asal usul
studikawasan islam. tentunya materi kami jauh dari kata kesempurnaan baik
dari kata-kata nya penyampaiannya, serta analisis yang kami buat serta kritik
dari pembaca sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah kami
kedepannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17
18