Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ISLAM DAN PERADABAN MELAYU


SEJARAH PERKEMBANGAN DAN DINAMIKA ISLAM DI FILIPINA DAN
MYANMAR
DOSEN PENGAMPUH : DR. DZULQANAIN, M.Ag.

Disusun oleh Kelompok 3:


1. Ilham Zaky Azqiya (602230007)
2. Nabila Naurah Fauziah (602230020)
3. Wafiatul Ahdinni.s (602230033)
Kelas : KPI 1A

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIAARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN TAHA SAIFUDDIN JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT.Yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Atas selesainya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Dzulqarnain, M.Ag. selaku dosen pembimbing mata kuliah Islam dan
Peradaban Melayu.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan
yang menyebabkan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Harapan kami atas terbentuknya makalah ini, semoga
makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk
pembangunan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jambi, Desember 2023

Penyusun
Kelompok 9
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian.......................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Studi Wilayah..................................................................................................3

B. Masuknya Islam di Asia Tenggara.....................................................................3

C. Fungsi Bahasa Secara Umum.......................................................................4

D. Perkembangan Islam di Myanmar....................................................................6

BAB III KESIMPULAN………………………………………………………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam sebagai objek pengkajian dan penelitian ilmiah dapat dilihat dari berbagai
dimensi. Diantaranya, dari dimensi islam sebagai pengamalan, yang berwujud dalam
bentuk budaya dan peradaban (islam as practice: culture / cicilization) yang lahir
dari, dan dipraktekkan oleh umat islam. Pengkajian Islam pada tataran ini dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan sejarah, antropologis, sosiologis,
psikologis, fenamenologis, geografis, dan lainnya.1

Dalam hal keragaman ekspresi sosio-kultural, Islam Asia Tenggara merupakan salah
satu ranah budaya Islam (islam cultural realm) yang berbeda. Salah satu basis
kultural dan ciri paling jelas dalam hal ini adalah bahasa melayu dan tradisi sosio-
kultural lain. Terbentuknya corak Islam Nusantara atau Asia Tenggara mula-mula
berkaitan dengan kenyataan geografisnya yang jauh dari Arabia. Wilayah Islam
Melayu disebut dengan Islamique peripherique (Islam pinggriran), sedangkan
wilayah Islam Timur Tengah disebut dengan Islamic core (Islam inti/pusat).

Sejak era 1970-an perkembangan kehidupan masyarakat muslim di aAsia Tenggara


dipengaruhi oleh pola pemerintahan dan struktur bernegara yang telah dan sedang
berkembang. Munculnya organisasi Islam dan aktivitas keislaman yang ada
mencerminkan respons kaum muslim Asia Tenggara terhadap keadaan yang terus
berubah daan dinamis. Dinamika seperti ini telah menjadi salah satu ciri menonjol
dari Islam di Asia Tenggara. Islam di Asia Tenggara telah menciptakan pandangan
dunia yang pluralis dan terbuka2

Dari segi jumlah penduduk muslim, Asia Tenggara merupakan konsentrasi


penduduk muslim terbesar di dunia setelah Asia selatan, walaupun pada
kenyataannya hanya tiga negara : Brunei, Indonesia, Malaysia yang memiliki
mayoritas muslim. Filipin dan Myanmar dihuni oleh masyarakat muslim dalam
jumlah yang signifikan, kendati kecil dari segi presentase. Di Singapura, persentase
mereka sekitar 15% dari jumlah penduduk negara, sedangkan dalam angka jumlah
mereka lebih rendah daripada masyarakat Moro di Filipina. Di Kampuchea,
1
Muhaimin, Kawasan dan wawasan studi Islam (Jakarta: Kencana, 2007), halaman 1
2
Taufik Abdullah, Ensklopedia, halaman 303

1
Vietnam, dan Laos masyarakat muslim sebagian besar terdiri dari etnis Cam.
Persentase mereka terhadap penduduk keseluruhan tidak besar namun, jumlah
riilnya hampir mencapai satu juta3

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud study wilayah ?

2. Bagaimana masuk nya Islam di Asia Tenggara ?

3. Bagaimana perkembangan dan dinamika Islam di Filipina ?

4. Bagaimana perkembangan islam di myanmar ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan study wilayah

2. Untuk mengetahu mengetahui sejarah masuknya Islam di Asia Tenggara

3. Untuk mengetahui perkembangan dan dinamika Islam di Filipina

4. Untuk mengtahui perkembangan Islam di Myanmar

3
Taufik Abdullah, Ensklopedia Tematis Dunia Islam Jilid 6 Dinamika Masa Kini (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Haoeve, 2002), halaman 303

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Study Wilayah

Study wilayah (area studies) terdiri dari dua kata, area dan studi. Area
mengandung arti “region of the earth’s surface”4 , artinya adalah daerah
permukaan bumi. Selain itu juga bermakna: luas, daerah kawasan setempat dan
bidang.5 sedangkan studi mengandung pengertian “devotion of time and thought to
getting knowledge”6artinya pemanfaatan waktu dan poemikiran untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan. Studi juga mengandung pengertian “something
that attracts investigation” yakni sesuatu yang perlu untuk dikaji.

Studies adalah bentuk jamak dasari studi, kata ini menunjukkan bahwa kajian
yang dilakukan terhadap sebuah wilayah tidak hanya terbtas pada suatu bidang
kajian, melainkan terdiri dari berbagai bidang. Secara terminologi studi wilayah
adalah pengkajian yang digunakan untuk menjelaskan hasil adri sebuah penelitian
tentang suatu masalah menurut wilayah dimana masalah tersebut terjadi.

Studi Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam hal-hal yang berhubungan dengan
Agama Islam, baik berhubungan dengan sejarah, ajaran maupun praktek nyata
dalam kehidupan. Dengan demikian yang dimaksud dengan pendekatan wilayah
dalam studi Islam adalah suatu pengkajian Islam pada suatu daerah tertentu secara
sistematis, artinya bagaiman kondisi Islam yang dipahami oleh masyarakat suatu
daerah tertentu, baik pemahaman keislamannya maupun sejauh mana Islam
berkembang di wilayah tertentu dan sebagainya.

4
A.S. Hormby, Oxoford, Advanded Leaner’s Dictonary (Oxrofd: Oxford University Press, 1986
halaman 40
5
Peter Salim, Webster’s New World Dictonary (Jakarta, Modern English Press (Jakarta Modern English
Press, 1986) halaman 31
6
A.S Homby, Oxford halaman 59

3
B. Masuknya Islam di Asia Tenggara

Islam masuk ke Asia Tenggara melalui beberapa jalur, antara lain jalur
perdagangan, perkawinan, dakwah, dan pembauran masyarakat muslim Arab,
Persia, dan India dengan masyarakat pribumi. Beberapa jalur utama dalam proses
masuknya Islam di Asia Tenggara meliputi :

 Saluran perdagangan : pada awalnya, Islam menyebar dari wilayah Indonesia,


khususnya di daerah Perlak dan Aceh sejak abad ke-7 Masehi. Setelah
mengalami perkembangan, Islam menyebar ke wilayah Asia Tenggara
lainnya, khususnya ke Semenanjung Malaya. Islamisasi di Asia Tenggaradi
dukung oleh keberadaan para pedagang dan ulama yang berasal dari persia
Raya dan Gujarat di wilayah Malaysia pada abad ke-9 Masehi.
 Perkawinan : Islam juga menyebar melalui perkawinan antara masyarakat
muslim dan masyarakat pribumi di Asia Tenggara.
 Dakwah : Umat muslim di Asia Tenggara menjadi pengacara dakwah Islam
dan membantu menyebarkan agama di wilayah-wilayah lain.
 Pembaruan masyarakat : Islam juga menyebar melalui pembaruan masyarakat
Muslim, Arab, Persia, dan India dengan masyarakat pribumi

Proses masuknya Islam di Asia Tenggara berlangsung secara damai tanpa ada
tindakan pemaksaan, kekerasan, intimidasi maupun perang. Demografi umat
muslim di Asia Tenggara menurut sebuah penelitian dan beberapa negara
memiliki persentase umat Muslim yang paling tinggi, seperti Brunei (67,17%),
Filipina (5,06%), Indonesia (88,22%), dan Malaysia (60.36%).

C. Bagaimana perkembangan dan dinamika Islam di Filipina (Mindanao;


kesultanan sulu)

Perkembangan dan dinamika Islam di Filipina khususnya di wilayah


Mindanao, telah melalui berbagai fase sejarah yang kompleks. Islam masuk ke
Filipina pada tahun 1380 M, dan saat ini wilayah Mindanao merupakan pusat
Islam di Filipina. Meskipun mayoritas penduduk Filipina menganut agama
Katolik, Islam menjadi mayoritas di wilayah selatan Filipina. Proses Islamisasi di
Filipina awalnya melalui perdagangan, perkawinan, dan politik.

4
Bangsa Moro yang merupakan kelompok etnis yang memeluk agama Islam,
telah menghadapi berbagai tantangan sepanjang sejarahnya, termasuk perlawanan
terhadap penguasa Spanyol dan kolonialis Amerika, serta konflik dengan
pemerintah Filipina hingga saat ini. Dinamika Islam di Filipina juga dipengaruhi
oleh isu-isu kontemporer, seperti integrasi sosial dan politik. Meskipun Islam
merupakan agama minoritas di Filipina secara keseluruhan, wilayah Mindanao
memiliki mayoritas Muslim. Sejarah masuknya Islam di Filipina dan dinamika
Islam di era kolonialisasi hingga isu-isu kontemporer telah memainkan peran
penting dalam perkembangan agama ini di Negara-negara tersebut.

Kebangkitan Islam terus digaungkan oleh dua kelompok yang sama-sama


mengatas namakan umat Islam Filipina. Kelompok pertama berpandangan
radikal, dipegang oleh para anggota Moro National Liberation Front (MNLF)
yang merupakan minoritas di kalangan penduduk Muslim. Kelompok kedua
berpandangan moderat, dipegang oleh warga Muslim yang ingin memprakarsai
berbagai perubahan dalam masyarakat yang lebih luas. Kelompok moderat yang
didukung oleh mayoritas penduduk berusaha mempertahankan diri sebagai
masyarakat Muslim. Mereka mau masuk ke dalam sistem politik Filipina demi
mencapai tujuan-tujuan mereka, dengan menggunakan semua cara-cara legal dan
konstitusional yang ada, termasuk penyebarluasan ide-ide pemikiran,
mengorganisir kelompok-kelompok penekan dan berpartisipasi dalam usaha-
usaha pemerintah untuk menemukan suatu penyelesaian yang damai dan adil
terhadap Moro.

Moro National Liberation Front (MNLF) menggunakan dua strategi yakni


menarik perhatian internasional, khususnya Negara-negara Islam tentang nasib
mereka yang tertindas, menjalankan perang gerilya untuk melemahkan
pemerintah Filipina. Suasana dan posisi umat Islam di Filipina mempengaruhi
strategi dan keberlangsungan kegiatan dakwah. Sebuah organisasi Islam yang
berskala Filipina adalah CONVISLAM atau “Converst to Islam”, yang didirikan
pada tahun 1954 secara aktif bergerak untuk kegiatan dakwah. Pada tahun 1981,
convislam mempelopori sebuah organisasi dakwah yang berskala nasional yang
disebut Islamic Da’wah Council of the Philippines, Inc (Majlis al Da’wah al-
Islamiyyah al-Philipiniyyah) untuk menjadi payung semua gerakan dan kegiatan
dakwah. Kegiatan-kegiatannya antara lain penerbitan buku-buku Islam,

5
kunjungan ke cabang-cabang provinsi, menyelenggarakan serangkaian kuliah
umum, membangun masjid, menghadiri konferensi-kongerensi internasional dan
program-program pelatihan usaha dakwah Islam, menyelenggarakan sekolah
minggu dan kursus-kursus bahasa arab. Di samping itu, terdapat banyak sekolah
madrasah yang didirikan oleh organisasi-organisasi muslim terutama di provinsi-
provinsi bagian selatan.

Kemudian seorang tokoh terkenal dakwah seperti Tableegh Marawi City.


Mereka ini adalah Shubba’anol Muslimeen Tableegh Of Philippenes, Jama’at
Tableegh, Dan Islamic Tableegh Of The Philippines. Organisasi-organisasi ini
sedikit yang dapat diketahui karena kurang informasi yang lebih jauh mengenai
eksistensi dan kegiatannya, kendati dari sisi distribusi keanggotaannya cukup
luas. Hal yang tidak dapat dilewatkan mengenai organisasi-organisasi yang erat
kaitannya dengan kebangkitan islam di Filipina walaupun sangat terkait dengan
posisi tawar-menawar antara umat islam secara umum dengan pemerintah antara
lain lahirnya peranan kementerian urusan muslim, yang antara lain bertugas
menyelenggarakan ibadah haji.

Demikian pula Bank amanah, sebuah Bank muslim yang berhubungan


dengan kementerian, dan secara khusus didirikannya bank semacam ini sungguh
merupakan suatu prestasi. Secara umum gambaran masuknya islam di philipina
melalui beberapa fase, dari penjajahan sampai masa modern.

D. PERKEMBANGAN ISLAM DI MYANMAR

Islam di Myanmar termasuk dalam agama minorotas, dengan persentase


sekitar 4% dari jumlah penduduk di seluruh Myanmar. Agama Islam pertama kali
tiba di Myanmar pada tahun 1055. Para saudagar Arab yang beragama Islam ini
mendarat di delta sungai Ayeyarwady, semenanjung Taninthar, dan daerah
Rakhin. Kedatangan umat islam ini dicatat oleh orang-orang Eropa, Cina dan
Persia. Populasi umat Islam yang ada di Myanmar saat ini terdiri dari keturunan
Arab, Persia,Turki, Moor, Pakistan dan Melayu. Selain itu, beberapa warga
Myanmar juga menganut agama Islam seperti dari Rakhin dan Shan.

6
Populasi Islam di Myanmar sempat meningkat pada masa penjajahan Britania
Raya, dikarenakan banyaknya umat Muslim India yang bermigrasi ke Myanmar.
Tapi, populasi umat Islam semakin menurun ketika perjanjian India-Myanmar
ditandatangani pada tahun 1941.

Sebagian besar Muslim di Myanmar bekerja sebagai penjelajah, pelaut,


saudagar dan tentara,7 Beberapa diantaranya juga bekerja sebagai penasehat
politik Kerajaan Burma. Muslim Persia menemukan Myanmar setelah menjelajahi
daerah selatan Cina. Koloni muslim Persia di Myanmar ini tercatat di buku
Chronicles of China di 860. Umat muslim asli Myanmar disebut Pathi dan muslim
Cina disebut Panthay. Konon, nama Panthay berasal dari kata Parsi. Kemudian,
komunitas muslim bertambah di daerah Pegu, Tenasserim, dan Pathein. Tapi
komunitas muslim ini mulai berkurang seiring dengan bertambahnya populasi asli
Myanmar. Pada abad ke-19, daerah Pathein dikuasai oleh tiga raja muslim India.

Pada zaman Raja Bagan yaitu Narathihpate (1255-1286), pasukan muslim Tatar
pimpinan Kublai Khan dan menguasai Nga Saung Chan. Kemudian, pasukan
Kublai Khan ini menyerang daerah Kerajaan Bagan. Selama peperangan ini,
Kolonel Nasrudin juga menguasai daerah Bamau.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

7
Taufik Abdullah, Ensklopedia halaman 304 dan 317

7
Dari uraian materi di atas dapat disimpulkan bahwa masuknya islam ke Asia
Tenggara melalui beberapa jalur yaitu jalur perdagangan, perkawinan, dakwah dan
pembauran masyarakat muslim di Arab.

Adapun perkembangan islam di Filipina yang proses islamisasinya di Filipina


melalui perdagangan, perkawinan maupun politik, masyarakat Filipina berpandangan
moderat yang dipegang oleh warga muslim yang ingin merubah kelompok penekan
dan berpatisipasi dalam suatu penyelesaian yang damai dan adil.

DAFTAR PUSTAKA

.Hormby, Oxoford, Advanded Leaner’s Dictonary (Oxrofd: Oxford University Press, 1986 halaman 40
Peter Salim, Webster’s New World Dictonary (Jakarta, Modern English Press (Jakarta Modern English
Press, 1986) halaman 31
A.S Homby, Oxford halaman 59

Taufik Abdullah, Ensklopedia halaman 304 dan 317

8
9

Anda mungkin juga menyukai