Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STUDI KAWASAN ISLAM

Dosen Pengampu : Ahmad Machfudli, M.Pd.

Disusun Oleh :

Muhafid Ayub Indhitaftiyan (226151001)

Yuan Vina Sabrina (226151010)

Kelas : Tadris Bahasa Indonesia 1A

PRODI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS ADAB DAN BAHASA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah yang berjudul Studi Kawasan Islam ini
dengan tepat pada waktunya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Ahmad Machfludli, M.Pd. pada mata kuliah metedologi studi islam . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan. Namun


tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusutan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada kami membuka selebar – lebarnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberikan saran maupun kritik dami memperbaiki makalah ini.

Surakarta, 10 september 2022


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………...1
1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………………..….1
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………...1
1.4 Tujuan ……………………………………………………………........1
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Arti dan Asal Usul Studi Kawasan Islam……………………………..2
2.2 Orientalisme : Melihat Islam Kritis……………………………………3
2.3 Oksidentalisme : Menjawab Islam Sejati……………………………...4
2.4 Dunia Islam sebagai Objek Studi Timur dan Barat …………………..5
2.5 Problem dan Prospek Pendekatan Studi Kawasan……………………7

BAB III: PENUTUP


3.1 Kesimpulan...........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Studi kawasan Islam ialah kajian yang menjelaskan tentang situasi yang
terjadi di berbagai area mengenai kawasan Islam di dunia dan ruang lingkup yang
ada didalamnya, mulai dari pertumbuhan, perkembangan serta ciri-ciri
karakteristik sosial budaya yang ada di dalamnya. Dan dalam makalah ini akan
diuraikan tentang studi kawasan Islam.

1.2. Identifikasi Masalah


 Arti da nasal-usul studi kawasan Islam
 Pengertian orientalisme
 Pengertian oksidentalisme
 Dunia Islam sebagai objek studi antara Timur dan Barat
 Problem dan prospek pendekatan studi kawasan
1.3. Rumusan Masalah
 Apa arti dan bagaimana asal-usul studi kawasan Islam?
 Apa itu orientalisme?
 Apa itu oksidentalisme?
 Bagaimana dunia Islam sebagai objek studi antara Timur dan Barat?
 Apa problem dan bagaimana prospek pendekatan studi kawasan?
1.4. Tujuan
 Untuk mengetahui arti dan asal-usul studi kawasan Islam
 Untuk mengetahui pengertian dari orientalisme
 Untuk mengetahui pengertian dari oksidentalisme
 Untuk mengertahui bagaimana dunia Islam sebagai objek studi anatara
Timur dan Barat
 Untuk mengetahui problem dan prospek pendekatan studi kawasan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arti dan Asal Usul Studi Kawasan Islam


a) Pengertian studi kawasan islam
Di Barat kajian islam dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara
sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan islam.
Dalam kbbi studi berarti penelitian, sedangkan kawasan menurut kbbi
merupakan daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu.
Lantas pengertian tersendiri dari studi kawasan islam yaitu sebuah usaha
penelitian di daerah tertentu yang berhubungan dengan islam.1
Usaha mempelajari agama islam tersebut dalam kenyataanya bukan hanya
dilakukan oleh kalangan umat islam saja. Dikalangan umat islam, studi
keislaman bertujuan memahami dan mendalami ajaran-ajaran islam,
sedangkan dikalangan luar umat islam bertujuan untuk mempelajari seluk-
beluk agama dan praktik-praktik keagamaan yang berlaku dikalangan umat
islam (Islamologi).2
b) Asal usul studi kawasan islam

Perkembangan studi wilayah islam sendiri setelah nabi Muhammad saw


wafat diteruskan oleh para sahabat yang kemudian menyebarkan islam ke
wilayah-wilayah bagian Barat, dengan dilatar belakangi dengan berbagai
tujuan. Lalu berlanjut dengan melakukan pelayaran-pelayaran ke berbagai
belahan dunia untuk memperluas wilayah kekuasaan islam.

Jadi dapat definisikan perkembangan wilayah islam yang sesungguhnya


lebih mengarah kepada islam sebagai agama yang paling banyak di wilayah
itu dan syariat islam adalah salah satunya pengikat bagi bangsa-bangsa di

1
Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta:Prenada Media, 2007), 13
2
Ihsan, Hayatul Moh, Etimologi Studi islam, Ar-Risalah, Vol. XVII, No, 1, (2016)
dunia islam ataupun di seluruh wilayah-wilayah yang terkait dengan
islam.

2.2 Orientalisme : Melihat Islam Kritis


Orientalisme merupakan suatu gerakan para ilmuan barat yang
meneliti dan membahas tentang dunia timur (islam) yang bertujuan
mengkacaukan agama dan umat islam, dengan jalan penerbitan dan
penyebaran refrensi-refrensi ilmiah tentang agama islam dan umat islam
dalam perpektif mereka.
Awal mula perkembangan orientalisme berdasarkan adanya suatu
ketertarikan bangsa barat untuk meneliti dunia timur. Adanya orientalisme
dari sisi budaya berawal dari latar budaya barat, orientalisme yang paling
sederhana di lingkungan ilmiah dilakukan oleh para sosiologi, sejarawan,
pakar bahasa dan antropologi.
Kaum orientalis melakukan studi penelitian ketimuran dengan
perasaan rasa permusuhan terhadap agama dan umat islam, lalu setelah
adanya penelitian studi tersebut masa kebencian dan permusuhan itu berakhir
kaum orientalisme memandang islam dengan segala aspek dengan pandangan
bimbang mengenai kebenaran yang terkandung didalamnya. Hal tersebut
dikarenakan tidak adanya tenik penelitian ilmiah untuk membuktikan hal
tersebut semata-mata hanya ajaran agama yang memerintahkan untuk
menghormati islam seluruh nabi Allah tanpa terkecuali dan konsep islam
tentang kenabian bahwa nabi adalah orang yang terpelihara dari perbuatan
dosa.
Dalam penelitiannya kaum orientalis menggunakan semboyang
“Netral terhadap agama” semua agama menurut mereka baik, namun dalam
kenyataanya pada masa penjajahan Belanda mereka memojokkan islam
dengan tidak adanya bantuan pembangunan serta fasilitas untuk menunjang
sekolah-sekolah berbasis islam. Dengan hal-hal tersebut dalam

3
perkembangannya terdapat kontroversi di kalangan para orientalis,
walau hanya sebagian kecil mulai menunjukkan tanda-tanda penilaian yang
obyektif terhadap Al- Qur’an dan kaum muslim.3
2.3 Oksidentalisme : Menjawab Islam Sejati
Oksidentalisme adalah sebuah disiplin ilmu yang membahas dunia
barat, tentunya bukan hanya geografisnya saja melainkan juga mengenai
antropologi, agama, sosiologi dan filsafat. Oksidentalisme sebagai suatu
aliran atau paham yang berkaitan dengan pengkajian akademi terhadap
penguasaan pengetahuan tentang dunia barat dan seisinya, yang secara
akademik dilakukan para ahli timur dengan cara pandang timur (Prof. Dr.
Burhanudin Daya)
Adapun 3 cara memandang oksidentalisme memandang islam sejati :
1. Metode apa adanya
Dengan kelompok ini bisa menyesuaikan aspek islam yang harus di
sesuaikan dengan dunia barat, jadi antara dunia barat dan aspek islam saling
memahami dan saling mengerti hal ini dilakukan untuk memahami agama
islam.
2. Mengambil aspek tertentu
Dengan melakukan asimilasi dengan islam kita juga dapat melakukan
akulturasi.
3. Memiliki sifat kritis
Bagaimana cara kita memandang agama Allah dalam pandanagn islam.
Tujuan oksidentalisme sendiri adalah untuk mengakhiri mitos barat
sebagai reprentasi seluruh umat manusia dan sebagai pusat kekuasaan yang
mengembalikan barat kebatas alamiyahnya juga mengakhiri perang budaya.
Sedaangkan manfaat oksidentalisme adalah untuk menjembatani tuduhan
klise seperti kebudayaan barat yang dekaden, individualistik dan juga amoral,
semua hal tersebut tersebar dalam literatur di dunia timur.
4

3
Setiawan, Barza dan Muhsinin, Mahmud, Studi Kritis Tentang Orientalisme, Al-Hikmah, Jurnal
Studi Agama-Agama, Vol. 2, No. 2, (2016)
Tolak ukur untuk menentukan Barat dan Timur dalam kontek
oksidentalisme, bukanlah geografis melainkan kebudayaan atau kultur. Kultur
Barat atau peradaban Barat yang dimaksud disini meliputi bidang-bidang
pemikiran barat, filsafat barat, sosiologi barat, antropologi barat, sejarah
barat, agama-agama barat, tradisi-tradisi barat, mulai dari masa awal
perkembangan sampai dengan masa kininya dan juga geografi barat yang
terdiri dari Eropa secara keseluruhan, Amerika, Kanadam dan Australia.4
2.4 Dunia Islam sebagai Objek Studi Timur dan Barat

Islam sebagai objek kajian senantiasa menarik seiring dengan berkem-


bangnya pendekatan, disiplin ilmu dan metodologi. Oleh karena itu pengkajian
Islam yang dilakukan oleh para ilmuwan Islam baik dari kalangan sarjana
muslim sendiri maupun maupun sarjana Barat tidak akan berhenti. Ketertarikan
para peneliti tampaknya lebih merupakan kedinamisan Islam dan masyarakatnya,
dan karena banyaknya tantangan yang dihadapi umat muslim dalam mengak-
tualisasikan ajaran-ajarannya, kajian dari kalangan insider lebih dalam lagi
karena ingin memberikan tantangan Islam dari kalangan kontemporer.5

Studi Islam semakin menemukan variannya setelah bersentuhan dengan


beragamnya pendekatan kajian, terutama melalui pendekatan multi/interdisipliner
di Barat pada abad ke-19 oleh para orientalis. Akan tetapi, sebagaimana dikutip
Ahwan Fanani, Bernard Lewis menilai studi tentang Timur Tengah miskin
perspektif. Lewis mencatat dua dorongan orang Barat untuk mengkaji Islam.
Pertama, belajar lebih banyak warisan klasik yang terpelihara dalam terjemahan
dan komentar berbahasa Arab. Kedua, menyokong polemik orang terpelajar
Kristen melawan Islam.

Seiring dengan munculnya renaissans, muncullah alasan-alasan baru


dalam studi Islam. Pertama, adanya rasa ingin tahu tentang budaya-budaya asing,
khusunya fililogi klasik yang menjadi paradigma untuk memahami budaya lain

5
4
Al Muhammad, Oksidentalisme Menjawqb Islam Sejati, Pengantar Studi Islam, MD 1B
5
Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 182.
. Kedua, adanya kepentingan ekonomi dan politik orang Eropa yang
meningkatkan volume perjalanan ke dunia Timur. Ketiga, lahirnya studi Alkitab
dan Semitis dengan menjadikan studi bahasa dan teks-teks Arab sebagi alat yang
bermanfaat.6

Untuk menggambarkan adanya prasangka agama dan politik dalam studi


keislaman oleh Barat, Edward W. Said berpendapat bahwa studi ketimuran
(Islam) yang mereka lakukan merupakan disiplin keilmuan yang secara material
dan intelektual berkaitan dengan ambisi politik dan ekonomi Eropa. Orientalisme
telah menghasilkan gaya pemikiran yang dilandaskan pada distingsi teologis dan
epistemologis antara Timur dan Barat. dalam waktu yang panjang, orientalisme
Barat telah mengembangkan cara-cara pembahasan tentang Timur dengan
memapankan superioritas Barat atas budaya asing. Media Barat juga sering
memproyeksikan dunia Arab, yang kebanyakan penduduknya Muslim, sebagai
manusia terbelakang, irasional, dan penuh nafsu birahi. 7 Pendapat Said ini menuai
kritik Barat karena dianggap melakukan interpretasi yang bersifat etnosentris dan
terkesan dipolitisir yang melebihi target kritiknya sendiri.

Terlepas dari polemik orientalisme Said, seiring pesatnya perkembangan


studi Islam ini, diharapkan para sejarawan, ahli ilmu-ilmu sosial, dan agamawan
agar saling memanfaatkan satu sama lain untuk mendapatkan validitas kajian yang
memadai. Studi multi disiplin perlu difokuskan pada materi, adaptasi kreatif, dan
penerapan metode pada masing-masing bidang tertentu dalam data agama.
Kurangnya pengetahuan akan bahasa, sejarah, dan sejarah kebudayaan Islam yang
dikaji akan membawa peneliti pada suatu permainan analisis dengan sejumlah
data yang dangkal. Sehingga, metode penelitian harus selalu diperbaiki dan
disesuaikan dengan data yang ada.8

6
Ahwan Fanani, Islam dalam Berbagai Pembacaan Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009), 252
7
Edward Said, Orientalisme, (Bandung: Mizan, 1996), 9.
8
Ahwan Fanani, Islam dalam Berbagai Pembacaan Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009), 254
2.5 Problem dan Prospek Pendekatan Studi Kawasan

Dalam dunia ilmu pengetahuan, menurut Parsudi Suparlan makna dari


istilah “pendekatan” adalah sama dengan “metodologi” yaitu “sudut pandang atau
cara melihat dan memperlakukan sesuatu yang menjadi perhatian atau masalah
yang dikaji”. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan di sini adalah cara
pandang atau paradigma yang terdapat di dalam suatu bidang ilmu yang
selanjutnya digunakan dalam memahami agama.

Dalam hubungan ini, Jalaluddin Rahmat sebagaimana dikutip oleh


Abuddin Nata mengatakan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan
berbagai paradigma. Realitas keagamaan yang diungkapkan mempunyai nilai
kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. Untuk dapat hidup dan
berkembang serta lestari dalam masyarakat, agama harus menjadi kebudayaan
bagi masyarakat. Karena setiap masyarakat mememiliki kebudayaan yang
digunakan sebagai pedoman untuk memanfaatkan lingkungan hidupnya guna
kelangsungan hidupnya yang mencakup kebutuhan biologi, kebutuhan sosial dan
kebutuhan adab yang integratif.

Jadi pendekatan studi area merupakan pendekatan yang meliputi bidang


kesejarahan, linguistik, dan semua cabang ilmu serta pengetahuan yang berkaitan
dengan pertumbuhan dan perkembangan peradaban dan kebudayaan terhadap
keadaan masyarakat di suatu wilayah atau kawasan.

Problematika yang dihadapi pada penelitian dengan menggunakan


pendekatan studi kawasan dalam Studi Islam dan Komunitas Muslim., berbanding
lurus besarnya dengan objek dan luas wilayah yang akan diselidiki. Semakin
kompleks objek yang menjadi sasaran penyelidikan dan semakin luas wilayah
yang dijangkaunya, maka segala persiapan yang diperlukan untuk menerapkan
studi area, juga semakin besar.

Sementara Prospek pendekatan studi area, sebenarnya boleh dikatakan


sangat baik. Hal ini mengingat perlunya dibangun saling pengertian dan

7
kerjasama antar komunitas muslim dunia yang meliputi yang sangat luas.
Dengan pendekatan studi kawasan, para umat muslim dapat mengetahui kajian-
kajian yang dilakukan oleh umat muslim di kawasan lainnya.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
 Pengertian tersendiri dari studi kawasan islam yaitu sebuah usaha
penelitian di daerah tertentu yang berhubungan dengan islam.
Perkembangan wilayah islam yang sesungguhnya lebih mengarah
kepada islam sebagai agama yang paling banyak di wilayah itu dan
syariat islam adalah salah satunya pengikat bagi bangsa-bangsa di
dunia islam ataupun di seluruh wilayah-wilayah yang terkait dengan
islam.
 Orientalisme merupakan suatu gerakan para ilmuan barat yang
meneliti dan membahas tentang dunia timur (islam) yang bertujuan
mengkacaukan agama dan umat islam, dengan jalan penerbitan dan
penyebaran refrensi-refrensi ilmiah tentang agama islam dan umat
islam dalam perpektif mereka.
 Oksidentalisme adalah sebuah disiplin ilmu yang membahas dunia
barat, tentunya bukan hanya geografisnya saja melainkan juga
mengenai antropologi, agama, sosiologi dan filsafat.
 Edward W. Said berpendapat bahwa studi ketimuran (Islam) yang
mereka lakukan merupakan disiplin keilmuan yang secara material
dan intelektual berkaitan dengan ambisi politik dan ekonomi Eropa.
Orientalisme telah menghasilkan gaya pemikiran yang dilandaskan
pada distingsi teologis dan epistemologis antara Timur dan Barat.
dalam waktu yang panjang, orientalisme Barat telah mengembangkan
cara-cara pembahasan tentang Timur dengan memapankan
superioritas Barat atas budaya asing. Media Barat juga sering
memproyeksikan dunia Arab, yang kebanyakan penduduknya
Muslim, sebagai manusia terbelakang, irasional, dan penuh nafsu
birahi

9
 Problematika yang dihadapi pada penelitian dengan menggunakan
pendekatan studi kawasan dalam Studi Islam dan Komunitas Muslim.,
berbanding lurus besarnya dengan objek dan luas wilayah yang akan
diselidiki. Semakin kompleks objek yang menjadi sasaran
penyelidikan dan semakin luas wilayah yang dijangkaunya, maka
segala persiapan yang diperlukan untuk menerapkan studi area, juga
semakin besar. Sementara Prospek pendekatan studi area, sebenarnya
boleh dikatakan sangat baik. Hal ini mengingat perlunya dibangun
saling pengertian dan kerjasama antar komunitas muslim dunia yang
meliputi yang sangat luas. Dengan pendekatan studi kawasan, para
umat muslim dapat mengetahui kajian-kajian yang dilakukan oleh
umat muslim di kawasan lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta:Prenada Media, 2007

Ihsan, Hayatul Moh, (2016), Etimologi Studi islam, Ar-Risalah, Vol. XVII, No, 1

Setiawan, Barza dan Muhsinin, Mahmud, (2016), Studi Kritis Tentang


Orientalisme, Al-Hikmah, Jurnal Studi Agama-Agama, Vol. 2, No. 2

Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, Bandung:Pustaka Setia, 2008

Ahwan Fanani, Islam dalam Berbagai Pembacaan Kontemporer, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2009

Edward Said, Orientalisme, Bandung:Mizan, 1996

11

Anda mungkin juga menyukai