Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah Metodologi Studi Islam tentang Problem dan Propek Studi Kawasan
dalam Studi Islam (Studi Islam di Berbagai Dunia Muslim, Barat, Asia Tenggara) dengan
tepat waktu.

Ucapan terimakasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen dan teman-teman yang
banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari di dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki,
baikdari segi bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian.

Oleh karena itu kami meminta maaf atas ketidaksempurnaan dan juga memohon kritik
dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis ini.

Harapan kami mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa membirikan manfaat
untuk diri kami sendiri, teman-teman serta orang lain.

Watansoppeng, 11 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................... iii
BAB I :PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................1
BAB 2 : ISI.........................................................................................................2

A. Pengertian Dan Asa-Usul Studi Kawasan Islam................................2


B. Orientalisme : Melihat Islam Kritis....................................................2
C. Oksidentalisme : Menjawab Islam Sejati...........................................3
D. Dunia Islam Sebagai Objek Studi Antara Timur Dan Barat........3-6
E. Problem Dan Prospek Pendekatan Studi Kawasan.......................7-8
BAB 3 : PENUTUP...........................................................................................9

A. Kesimpulan............................................................................................9
B. Saran......................................................................................................9
C. Daftar Pustaka.....................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Banyak dari para ilmuan pengkaji Islam yang telah memulai pengkajian-pengkajian
Islam dengan beberapa pendekatan studi, terkhusus studi area yang akan kita bahas dalam
makalah. Melirik pada perkembangan politik, sejarah dan budaya sangat dinamis, dan juga
disebabkan kurangnya umat Islam mengkaji agamanya, menjadikan studi area ini dianggap
sangat urgen dan signifikan untuk dikaji dan juga dikembangkan.
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah mengenai Pendekatan Studi Area, serta signifikansi dan
kontribusinya dalam Studi Islam pada komunitas muslim, yang kajiannya meliputi aspek
geografis, realitas sosial-budaya, dan historis, di samping itu dalam makalah ini juga akan
disinggung mengenai permasalahan orientalisme.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan asal-usul studi kawasan Islam?
2. Apa itu Orientalisme : Melihat Islam kritis?
3. Apa itu Oksidentalisme : Menjawab Islam sejati?
4. Bagaimana dunia Islam sebagai objek studi antara Timur dan Barat?
5. Apa problem dan prospek pendekatan studi kawasan Islam?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian dan asal-usul studi kawasan Islam
2. Mengetahui Orientalisme : Melihat Islam kritis
3. Mengetahui Oksidentalisme : Menjawab Islam sejati
4. Mengetahui dunia Islam sebagai objek antara Timur dan Barat
5. Mengetahui problem dan prospek pendekatan studi kawasan Islam
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL STUDI KAWASAN ISLAM


Secara Etimologi merupakan dari bahasa Arab Dirasah Islamiyah. Dalam kajian
Islam di Barat disebut Islamic Studies secara harfiah adalah kajian tentang hal-hal yang
berkaitan dengan keislaman. Secara terminologis adalah kajian Islam secara sistematis dan
terpadu untuk mengetahui, memakai dan menganalisis secara mendalam hal-hal yang
berkaitan dengan agama Islam, pokok-pokok agama Islam, sejarah Islam maupun realitas
pelakasanaanya dalam kehidupan. Pengertian studi kawasan Islam kajian yang tampaknya
bisa menjelaskan bagaimana situasi ini terjadi, karena fokus materi kajianya tentang berbagai
area mengenai kawasan dunia Islam pertumbuhan, perkembangan, serta ciri-ciri karakteristik
sosial budaya yang di dalamnya termasuk tentang faktor-faktor pendukung bagi munculnya
berbagai ciri dan karakter serta pertumbuhan kebudayaan di masing-masing dunia kawasan
Islam, Dengan demikian secara formal objek studinya harus meliputi aspek-aspek geografis,
demografis, historis bahasa serta berbagai perkembangan sosial dan budaya yang merupakan
ciri-ciri umum dari keseluruhan perkembangan yang ada pada setiap kawasan budaya.
Dalam sejarahnya, persoalan hubungan antar batas-batas wilayah sebuah negara
sebenarnya sudah sekian lama menjadi perhatian para ahli kenegaraan sejak zaman Yunani
sekitar tahun 450-an Thucididas, Hacataeus dan Herodotus merupakan sejarawan yunani
yang cukup intens dengan kajian-kajian wilayah yang ia kenal.

B. ORIENTALISME : MELIHAT ISLAM KRITIS


1. Pengertian Orientalisme
Orientalisme berasal dari bahasa Perancis, Orient yang berarti Timur atau bersifat
Timur dan isme yang berarti paham, ajaran, cita-cita, atau sikap.
Menurut seorang penulis Turki, Abdul Haq Ediver dalam Turkish Account
Orientalism sebagaimana dikutip oleh Musthalah Maufur, bahwa “ Orientalisme is an
organic whole which is composed of the knowledge derived from the original source
concerning the language religion, culture, geography, history, literature, and art of orient”
(Orientalisme adalah suatu pengertian sempurna yang terkumpul dari pengetahuan yang
berasal dari sumbernya yang asli mengenai bahasa, agama, budaya, geografi, sejarah,
kesastraan, dan seni bangsa-bangsa Timur).
Sedangkan menurut para peneliti Islam mendefinisikan orientalisme dengan penelitian
atau kajian akademi yang dilakukan non Muslim dari non Arab baik dari negara timur (Asia)
ataupun Barat terhadap aqidah, syariat, bahasa, dan peradaban Islam dengan tujuan membuat
membuat keraguan pada agama yang lurus ini dan menjauhkan manusia dari-Nya.
Sedangkan menurut penulis orientalisme adalah pengkajian semua aspek yang
dilakukan orang barat terhadap bangsa Timur. Yang disebut Timur disini yaitu Timur
meliputi kawasan yang luas, termasuk timur jauh (negara-negara Asia yang jauh dengan
Benua Eropa, seperti Jepang dan China), Timur Dekat (negara-negara Asia yang dekat
dengan Benua Eropa, seperti Turki), dan Timur Tengah (negara-negara Asia yang terletak
dikeduanya, seperti negara-negara Arab).

C. OKSIDENTALISME : MENJAWAB ISLAM SEJATI


1. Pengertian Oksidentalisme
Oksidentalisme adalah sebuah disiplin ilmu yang membahas tentang dunia Barat.
Dalam konteks ini Barat menjadi objek, sedangkan Timur adalah subyeknya. Tidak seperti
kajian tentang Timur (orientalisme) yang marak dilakukan, kajian tentang Barat
(oksidentalisme) masih tidak populer di lingkungan masyarakat umum atau pun kalangan
akademisi sekalipun. Barat dalam konteks oksidentalisme bukan mengarah pada Barat dalam
arti secara geografis, melainkan kebudayaan atau kultur, terutama meliputi bidang pemikiran,
filsafat, sosiologi, antropologi, sejarah, agama, dan geografinya.

D. DUNIA ISLAM SEBAGAI OBJEK STUDI ANTARA TIMUR DAN BARAT


1. Objek Studi Islam
Pertanyaan secara kritis berkaitan dengan posisi Islam yang dijadikan objek studi
masih banyak dikembangkan secara lebih luas dan lebih mendalam lagi. Pertanyaan-
pertanyaan semacam ini memiliki peran penting untuk melihat posisi yang jelas terhadap
aspek ini, diharapkan menjadi jelas mengenai aspek apa saja dari islam yang dapat menjadi
objek studi.
Keagamaan ini terletak pada sifat mendua dari penelitian agama: penelitian agama
sebagai cara mencari kebenaran dari agama dan sebagai usaha untuk menemukan dan
memahami kebenaran dari realitas empiris, secara metodologis, penelitian agama akan
mengalami kesulitan untuk memposisikan antara dirinya dengan masyarakat yang ditelitinya
meskipun ia bagian dari masyarakat dan nilai sosial yang diteliti tersebut. Adanya jarak inilah
yang menentukan bahwa sesuatu yang dijadikan subject matter, sasaran yang diteliti. Jadi
penelitian agama sebagai usaha akademis berarti menjadikan agama sebagai sasaran
penelitian. Secara metodologis, agama haruslah dijadikan fenomena riil, walaupun agama itu
mungkin terasa abstrak.
Menurut Taufik Abdulah, agama sebagai doktrin, dinamika dan struktur masyarakat
yang dibentuk oleh agama, dan sikap masyarakat pemeluk terhadap doktrin.
Kategori pertama mempersoalkan substansi ajaran agama. Namun yang menjadi
sasaran penelitian agama sebagai doktrin adalah pemahaman manusia terhadap doktrin-
doktrin tersebut. Kategori kedua meninjau agama dalam kehidupan sosial dan dinamika
sejarah. Sementara kategori ketiga merupakan usaha untuk mengetahui corak penghadapan
masyarakat terhadap simbol dan ajaran islam.
Secara lebih terperinci, dalam mempelajari suatu agama, ada lima bentuk fenomena
agama sebagai bentuk kebudayaan yang perlu diperhatikan. Lima hal tersebut adalah :
a. Naskah-naskah (scripture) atau simbol simbol agama.
b. Sikap, perilaku dan penghayatan para penganut atau tokoh-tokoh agama.
c. Lembaga-lembaga dan ibadah-ibadah agama, seperti shalat, haji, puasa, zakat, nikah dan
sebagainya.
d. Alat-alat atau sarana peribadatan, seperti masjid dan sebagainya.
e. Lembaga atau organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul.
2. Studi Islam di Barat
Ditinjau dari perspektif sejarah, studi yang dilakukan oleh orang Indonesia di Barat
berlangsung cukup lama. Namun demikian, fokus studi yang dilakukan belum menyentuh
secara langsung dalam bidang kajian Islam.
Fokus studi Isam baru mulai dilakukan setelah Indonesia merdeka. Dan orang
Indonesia yang pertama kali yang melakukan studi Islam di Barat adalah M. Rasjidi, menteri
pertama Indonesia ini menanamkan program doctor di Universitas Sarbone Perancis. Sebagai
doctor pertama dari Universitas di Barat menjadikan Rasjidi sebagai idola dan sumber ilham
bagi generasi muda Indonesia.. sebagai seorang intelektual, Rasjidi telah mengambil bagian
terpenting dalam usaha dalam menghidupkan kembali api islam ( Istilah Bung Karno), yang
api itu sepanjang ajaran, atau lebih tepatnya penemuan kembali, Jamaluddin al-afgani, ialah
keimanan yang teguh namun tetap memberi kebebasan berfikir serta kesediaan untuk
mempelajari dan mengambil “hikmah” dari mana saja. Tokoh lain yang terpenting menjadi
generasi awal yang melakukan studi Islam Di Barat pasca Rasjidi adalah Harun Nasution.
Harun menempuh perguruan tingginya di Kairo dan di Kanada. Jadi perpaduan Timur
Tengah dan Barat. Namun demikian, sebagaimana diakuinya, studi di Mcgill Kanada yang
menorehkan pengaruh mendalam dalam karir akademiknya.
Dua tokoh diatas, yaitu Rasjidi dan Harun Nasution adalah generasi awal sejarah
Islam Indonesia yang melakukan studi Islam di negeri Barat. Setelah generasi mereka banyak
bermunculan intelektual yang juga menempuh studi Islam di Barat. Beberapa di antaranya
adalah Nurcholish Majid, A Syafi’i Ma’ari, Azyumardi Azra, M. Attho’ Muhzar, M. Dien
Syamsuddin, Safiq A, Mughni, Achmad Jainuri, Thoha Hamim, dan Akh Minhaji. Para
alumni Barat ini memiliki pengaruh dan konstribusi besar dalam Studi Islam di Indonesia.
Studi Islam di negeri Belanda dilakukan di beberapa Universitas pada fakultas
tertentu. Memang disana tidak ada fakultas khusus yang mempelajari agama Islam, tetapi
Islam dipelajari dalam kerangka berbagai disiplin ilmu. Ada enam fakultas yang menjadikaan
Islam sebagai bidang studi yang terbesar di berapa fakultas dan vak grup, antara lain : (1)
Universitas Leiden (2) Universitas Khatolik Nijimigen (3) Universitas Amsterdam (4)
Universitas Protestan (5) Universitas Groningen (6) Universitas Utrecht.
3. Studi Islam di Timur
Hampir sama yang terjadi di Barat, studi Islam negeri-negeri Timur Tengah juga
bervariasi. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan . Ini merupakan hal
yang wajar karena karakteristik studi Islam dipengaruhi oeh beberapa faktor, diantaranya
faktor kebijakan politik dinamika sosial budaya latar belakang pemegang kebijakan
pendidikan perkembangan ekonomi, dan berbagai faktor lainnya. Di Universitas Teheran
Iran, misalnya ada ruang khusus yang menyimpan naskah-naskah kuno, yang ditulis oleh para
pemikir klasik dan ditulis dalam bahasa Persia. Maka pantas kalau Marshal Hudgson
mengatakan dalam bukunya, the Venture of Islam, bahwa dalam pemikiran Islam ada Islam,
ada Islamicate, dan ada Islam dom, yakni kebudayaan Islam setelah berinteraksi dengan
berbagai budaya dari negeri-negeri yang kemudian disebut negeri-negeri muslim. Di Teheran,
ada juga universitas Imam Sadiq yang mempelajari Islam dan ilmu umum sekaligus. Di
universitas Damaskus Syria, yang memiliki banyak fakultas umum, studi Islam ditampung
dalam Kuliatu Al-Syari’ah (Fakultas Syari’ah), yang didalamnya ada program studi
ushuluddin, tasawuf, tafsir dan sejenisnya. Jadi pengertian syari’ah disitu lebih luas daripada
pengertian syari’ah sebagai hukum Islam, seperti yang ada di IAIN. Di Aligarch University
India studi Islam dibagi menjadi dua. Pertama islam sebagai Islam dikaji dalam fakultas
ushuluddin yang mempunyai dua jurusan; jurusan madzhab Ahli sunnah dan Syi’ah. Kedua,
Islam sebagai sejarah dikaji pada fakultas humaniora dalam jurusan Islamic studi yang berdiri
sejajar dengan jurusan politik, sejarah, dan lain-lain. Di Jamiah Miliah Islamiah, New Delhi,
Islamic studi program berada pada fakultas humaniora, bersama dengan Arabic studies,
Persian studies, dan Political science.
Di Universitas Islam Internasional Malaysia, program studi Islam berada dibawah
kuliah of revealate, knowledge and human sciencies (fakultas ilmu kewahyuan dan
kemanusiaan). Selain jurusan kewahyuan dan warisan Islam, dalam fakultas ini juga ada
jurusan-jurusan psikologi, sosiologi, filsafat, ilmu politik, dan lain-lain. Di Universitas al-
Azhar Mesir, yang menjadi imam bagi IAIN dari sebagai metodologi mendekati islam,
paling kurang pada awal-awalnya, studi islam telah berubah bentuk pengorganisasiannya. Al-
Azhar sampai tahun 1961 memiliki fakultas-fakultas yang dimiliki IAIN. Setelah tahun 1961,
Al-Azhar tidak lagi membatasi diri pada fakultas-fakultas agama, tapi juga membuka
fakultas-fakultas lain, disamping ada di Kairo, juga ada di daerah-daerah dan mempunyai
program khusus untuk wanita dan laki-laki. Di Kairo sendiri ada bebrapa fakultas, yakni
fakultas ushuludin, fakultas hukum (Islamic Jurisprudence and Laukauliatu Al Syari’ah Wa
Al-Hukum). Fakutas Bahasa Arab (Faculty of Arabic Language/Kuliah Al-Arabiyah),
Fakultas Studi Islam dan Arab (Faculty of Islamic and Arabic Studies/Kuliah Al-Dirashah Al
Islamiyyah Wal Arabiyah), fakultas dakwah, fakultas tarbiyah, kulliyah lughah wa
altarjamaah (fakutas bahasa dan tarjamahan), faculty of science (fakutas sains), fakultas
kedokteran (faculty of medicine), fakultas pertanian, ekonomi, dan tehnik. Pada fakultas sains
terdapat jurusan-jurusan kimia, geologi, micro biology, anatomi, astronomi, fisika dan
zoology. Sedangkan pada fakultas peternakan terdapat jurusan peternakan, ekonomi
pertanian, industri makanan, genetika, pertanahan, insektisida, holticutura, dan masyarakat
pedesaan.
Di daerah-daerah seperti di al-Suyut, pada fakultas ushuluddin, dakwah, syariah wal
huquq, bahasa arab kedokteran umum, kedokteran gigi dan farmasi. Di Zakasyi ada fakultas
Ushuluddin, Dakwah, bahasa Arab. Di Tanta ada fakultas ushuluddin, Dakwah, Bahasa Arab
dan seterusnya. Melihat peran ini kita dapat menyimpulkan bahwasanya Studi Islam di Timur
Tengah, sebagaimana studi islam di barat dan berbagai negara lainnya, juga tidak seragam
ada karakteristik yang khas dari masing-masing negara dan perguruan tinggi. Hal ini
mejadikan kekayaan warna dalam studi islam dimasing-masing lembaga dan negara.
Konstruksi semacam ini justru akan memperkaya warna studi Islam.
5. PROBLEM DAN PROSPEK PENDEKATAN STUDI KAWASAN
Menurut Parsudi Suparlan makna dari istilah “Pendekatan” sama dengan
“Metodologi” yaitu “Sudut pandang atau cara melihat atau memperlakukan sesuatu yang
menjadi perhatian atau masalah yang dikaji”. Tetapi menurut Ngainun Naim dalam bukunya
Pengantar Studi Islam “Perbedaan keduanya berada pada perlakuan atas obyek. Metode
cenderung menganggap sebuah obyek sebagai entitas pasif. Sementara Pendekatan cenderung
menganggap sebuah obyek sebagai suatu obyek yang aktif”. Adapun pendekatan yang
dimaksud disini adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat di dalam suatu bidang
ilmu yang selanjutnya digunakan untuk memahami agama. Dalam hubungan ini, Jalaluddin
Rahmad sebagaimana yang dikutip oleh Abuddin Nata mengatakan bahwa agama dapat
diteliti dengan menggunakan berbagai paradigma. Realitas keagamaan yang diungkapkan
mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. Untuk dapat hidup dan
berkembang dan lestari dalam masyarakat, agama harus menjadi kebudayaan dalam
masyarakat. Karena setiap masyarakat memiliki kebudayaan yang digunakan sebagai
pedoman untuk memanfaatkan lingkungan hidupnya guna kelangsungan hidupnya yang
mencakup kebutuhan biologi, kebutuhan sosial, dan kebutuhan adab yang integratif. Jadi
pendekatan studi kawasan adalah pendekatan yang meliputi bidang kesejarahan, pertumbuhan
dan perkembangan peradaban dan kebudayaan terhadap keadaan masyarakat disuatu wilayah
atau kawasan. Problematika yang dialami para peneliti dengan menggunakan pendekatan
studi kawasan dalam studi Islam berbanding lurus besarnya dengan obyek dan luas wilayah
yang diselidiki. Semakin kompleks obyek yang diselidiki, semakin luas pula wilayah yang
dijangkaunya, maka semakin besar pula persiapan yang diperlukan untuk menerapkan studi
area.
Prospek pendekatan studi kawasan bisa di katakan baik, hanya perlu dibangunnya
pengertian dan kerjasama yang baik, mengingat banyaknya komunitas muslim di seluruh
dunia yang meliputi luas komunitas Islam mencapai 31,8 juta atau sebanding dengan 25%
dunia dengan jumlah populasi Islam 1.334 juta yang memanjang mulai dari Indonesia
sebelah timur hingga negara sebelah barat antara Turkistan sampai ke selatan Mozambik.
Sedangkan minoritas Islam terbanyak berada di wilayah India dan China.
Pada penelitian kasus Islam dan budaya lokal, persoalan akulturasi timbal balik antara
lingkungan budaya dan ekspresi keagamaan seseorang, maka ada perbadaan penyebaran
agama antara Indonesia dan Maroko. Di Indonesia penyebaran agama cenderung damai dan
bersifat akomodatif, berbeda dengan di Maroko. Di Maroko penyebaran agama lebih bersifat
agresif, oposisional, dan tegas. Hal ini dapat kita lihat dari tokoh penyebar Islam di Indonesia
seperti Sunan Kalijaga, Sunan Giri yang cenderung damai dan tekun dalam menyebarkan
agama islam, sedangkan Sidi Lahsen Lyusi atau Ali Hasan ibn Mas’ud Al-Yusi di Maroko
yang menyebarkan Islam dengan pemahaman yang murni dan cenderung tidak kompromistis.
Namun mereka tetap diakui sebagai wakil yang sah oleh masyarakat dengan corak keislaman
yang berbeda-beda. Di indonesia pengakuan tersebut diberi gelar Wali Songo, sedangkan di
Maroko pengakuan tersebut diberi gelar Sidi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam berkembang melalui proses perjalanan sejarah yang panjang dan budaya
yang berbeda melihat dimana Islam itu berkembang. Perbedaan latar belakang sejarah dan
budaya mempunyai ukuran yang sama tentang ke-Islaman.
Pandangan agama dapat berubah dan dibenarkan berbeda karena perbedaan waktu,
zaman, lingkungan, stuasi dan sasaran serta tradisi yang sesuai dengan suatu kaidah.
Maka studi ke-Islaman di wilayah-wilayah secara objektif akan menghasilkan
pandangan dan aplikasi Islam yang benar dan tidak harus sama dengan apa yang dilakukan
dan diterapkan di wilayah lainnya. Oleh karena itu, sangat didambakan untuk munculnya
pusat-pusat studi Islam untuk dapat menyahuti persoalan yang terus berkembang di masa
mendatang.

B. Saran
Dengan sangat menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami menyarankan kepada pembaca untuk memberikan sumbangan saran serta
kritikan dalam memperbaiki makalah kami untuk yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Download.portalgaruda.org>article/oksidentalisme, 10 oktober 2016, 12.00


Hasnanadip.blogspot.co.id/2015/01/tokoh-pemikiran-oksidalis.html
www.slideshare.net/mobile/fonnamikamahuly/ppkn-bab-2-4348687 (7.00 pm)
Naim Ngainun, 2009, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta:Teras
Ensiklopedi Islam,2001, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve
Sulaiman Rusydi, 2014, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Rajawali Pers
www.almanhaj.or.id
Badawi Abdurrahman , 2003, Ensiklopedi Tokoh Orientalis, Yogyakarta: LkiS Yogyakarta
Metodologi Studi Islam, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,1999.
http://abasawatawalla01.blogspot.com/2013/01/metodologo-studi-islam.html , di unduh 16
Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai