Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

STUDI KAWASAAN DAN ISLAM PADA MASA SEKARANG

( Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metedeologi Studi Islam )


Dosen Pengampu : Sahliah, Dra., M.Ag

Disusun Oleh
Kelompok 6
1. Daffa Aryanda Hutabarat (206232110)

2. Aidilio Rafles Tanjung (206233097)

3. Figo Gustiawan (206232082)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA FAKULTAS


HUKUM DAN SYARIYAH URUSAN HUKUM
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
daya dan mengasah talenta penulis, sehingga makalah ini selesai pada waktunya. Salawat dan
salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad Saw., seluruh keluarga, sahabat dan
pengikutnya yang telah membawa cahaya ilmu kepada umat manusia, sehingga ilmu tersebut
sampai kepada kita semua.
Makalah ini disusun sesuai dengan tuntutan penulisan makalah. Studi kawasan Islam
ialah kajian yang menjelaskan tentang situasi yang terjadi di berbagai area mengenai
kawasan Islam di dunia dan ruang lingkup yang ada di dalamnya, mulai dari pertumbuhan,
perkembangan, serta ciri-ciri karakteristik sosial budaya yang ada di dalamnya. Dalam
makalah ini akan diuraikan tentang studi kawasan Islam di Afrika Timur, Islam di Asia
Tenggara, Islam di Cina, Islam di Eropa, dan Islam di Timur Tengah.
Terima kasih kepada Dosen mata kuliah Metodologi Studi Islam Ibu Enny Nazrah
Pulungan, M.Ag., yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini. Ucapan
terima kasih juga kepada teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Mungkin makalah ini masih banyak memiliki kekurangan meskipun penulis telah
berusaha dalam menyusunnya. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk menyempurnakan
kekurangan makalah ini dengan senang hati penulis terima.

i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB II STUDI KAWASAN ISLAM..................................................................................3
2.1 Islam di Afrika Timur......................................................................................................3
2.2 Islam di Asia Tenggara....................................................................................................6
2.3 Islam di Cina....................................................................................................................23
2.4 Islam di Eropa..................................................................................................................25
2.5 Islam di Timur Tengah....................................................................................................37
BAB III PENUTUP..............................................................................................................41
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................41
3.2 Saran................................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................42

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara etimologi merupakan dari bahasa Arab Dirasah Islamiyah. Dalam kajian Islam
di Barat disebut Islamic Studies secara harfiyah adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan
dengan keislaman. Secara terminologis adalah kajian secara sistematis dan terpadu untuk
mengetahui, memakai dan menganalisis secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan
agama Islam, pokok-pokok ajaran Islam,sejarah Islam maupun realitas pelaksanaannya dalam
kehidupan.
Pengertian Studi Kawasan Islam adalah kajiaan yang tampaknya bisa menjelaskan
bagaimana situasi sekarang ini terjadi, karena, fokus materi kajiannya tentang berbagai area
mengenai kawasan dunia Islam dan lingkup pranata yang ada dicoba diurai didalamnya.
Mulai dari pertumbuhan, perkembangan, serta ciri-ciri karekteristik sosial budaya yang ada
didalamnya, termasuk juga tentang faktor-faktor pendukung bagi munculnya berbagai ciri
dan karakter serta pertumbuhan kebudayaan dimasing-masing dunia kawasan Islam. Dengan
demikian, secaraformal objek studinya harus meliputi aspek-aspek geografis, demografis,
historis, bahasa serta berbagai perkembangan sosial dan budaya, yang merupakan ciri-
ciriumum dari keseluruhan perkembangan yang ada pada setiap kawasan budaya.
Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya
dilaksanakan oleh kalangan umat Islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleho rang-orang
diluar kalangan umat Islam. studi keislaman dikalangan umat Islams endiri tentunya sangat
berbeda tujuan dan motifasinya dengan yang dikakukan oleh orang-orang diluar kalangan
umat Islam. dikalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk mendalami dan
memahami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka dapat melaksanakan dan
mengamalkannya dengan benar. Sedangkan diluar kalangan umat Islam, studi keislaman
bertujuan untukmempelajari seluk beluk agama dan praktek keagamaan yang berlaku
dikalangan umat Islam, yang semata-mata sebagai ilmu pengetahuan.
Dalam sejarahnya, persoalan hubungan antar batas-batas wilayah sebuah negara
sebenarnya sudah sekian lama telah menjadi perhatian para ahli kegenaran sejak jaman
Yunani sekitar tahun 450-an SM. Ptolemy, Thucydidas, Hecataeus, dan Herodotus
merupakan sejarawan Yunani yang cukup intens dengan kajian-kajian wilayah yang ia kenal,
baik melalui cerita orang maupun dari hasil pengamatan terhadap wilayah-wilayah yang ia
kunjungi. Mereka selain seorang sejarawan juga seorang pengelana.1.300 tahun kemudian,
kaum Muslimin memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengembangkan studi kawasan

1
2

ini dengan berbagai corak yang ragamyang lebih dinamis lagi. Karya-karya mereka telah
melampaui sejarawan Yunani,dimana pembahasannya bukan lagi berbicara tentang realita
sejarah, tetapi lebih maju lagi yakni bagaimana cara-cara menanganinya. Munculnya berbagai
karyasejarah dengan tema-tema kajian wilayah dimulai dari awal penciptaan sampai mulai
dihuni umat manusia, merupakan kajian-kajian yang sangat populer dan hampir bisa
ditemukan dalam karya-karya sejarah klasik Islam. Sekalipun kajian geografi sebagai disiplin
ilmu agak berbeda dengan sejarah, namun dikalangan sejarawan muslim hal ini tidak bisa
dipisahkan begitu saja, karena objek pembahasan antara keduanya saling melengkapi. Karena
kajian sejarah, sangat membutuhkan kajian tentang ruang dan waktu sebagai aktivitas
pelakunya. Oleh karena itu, karya-karya tentang geografi dan sejarah telah menjadi bagian
penting dan tidak terpisahkan dari perkembangan historiografi Islam secara umum.Banyak
sekali berbagai studi yang telah dilakukan oleh para sarjana muslim klasik dan pertengahan
dan melihat berbagai kawasan dan kantong-kantong kaum muslimin di berbagai wilayahnya.
Perhatian mereka terhadap potensi-potensi wilayah, baik desa, kota maupun berbagai
kegiatan kependudukannya, jelas membuktikan bahwa studi kawasan-kawasan Islam
sepanjang sejarahnya selalu menarik perhatian. Seperti sejarah wilayah seperti Halb, Mesir,
dan sebagainya yang menjadi objek studi, telah ditulis Bughyat al-Thalib fi Tarikh al-Halab.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Islam di kawasan Afrika Timur?
2. Bagaimana Islam di kawasan Asia Tenggara?
3. Bagaimana Islam di kawasan Cina?
4. Bagaimana Islam di kawasan Eropa?
5. Bagaimana Islam di kawasan Timur Tengah?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui studi Islam di Afrika Timur.
2. Untuk mengetahui studi Islam di Asia Tenggara.
3. Untuk mengetahui studi Islam di Cina.
4. Untuk mengetahui studi Islam di Eropa.
5. Untuk mengetahui studi Islam di Timur Tengah.
BAB II
STUDI KAWASAN ISLAM
2.1 Islam di Afrika Timur
Para pendatang membawa Islam ke Afrika Timur melalu dua cara yaitu, melalu jalur
darat dengan menyusuri sungai nil atau melalui jalur laut dan menyebrangi laut merah atau
samudra india. Di sepanjang sungai nil kekuatan kristen merupakan basis yang sebenarnya
sulit ditembus oleh islam, karena memang sejak lama ia merupakan sesuatu yang
membentengi afrika timur khususnya di ethiopia. Tidak sepenuhnya di permukaan Afrika
Timur menjadi islam, namun lebih dominan hanya di kota-kotanya saja, seperti pada etnik
yang berbahasa Amharea, Gurage, dan Oromo, Somali, Harari, Swahili di Ethiopia,
selebihnya bahkan bersifat liar sama sekali. Pengaruh islam terhadap bahasa dan kesusastraan
mereka dapat ditemui dari berbagai ragam terjemahan naskah-naskah agama terutama yang
berkaitan dengan tarikh Nabi Muhammad Saw.1
a) Amhara
Bahasa Amhara termasuk rumpun bahasa semit utama Ethiopia. Bahasa ini disebut
bahasa amhara atau bahasa Amarinya oleh para pemakainya yang berjumlah lebih
dari 20 juta orang. Bahasa ini tidak dikenal saat islam mulai memasuki pegunungan
Ethiopio yang merupakan pusat bahasa amhara, tetapi setidaknya bagian timur negeri
itu telah dipengaruhi okehislam sejak abad ketiga belas.
b) Oromo
Bahasa Oromo disebut juga Galla. Bahasa ini dipakai di sebagian besar kawasan
Ethiopia tengah, barat, dan tenggara seta di kenya utara. Bahasa oromo termasuk
rumpun bahasa kush yang dekat dengan bahasa somali. Jutaan pemakai bahasa oromo
yang terbagi kedalam berbagai agama, dan di propinarusiethiopia terdapat babarapa
muslim, banyak yang menganut kristen, selebihnya penganut agama lokal.
c) Harari
Bahasa Harari dipakai untuk karya tulis dalam tulisan arab di kota harar, ethiopia
timur. Karya prosa utamanya adalah kitab al-fara'id, yang berisi ajaran dasar moral
dan doktrin Islam.

1
Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam Bagian Tiga, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), h: 162.

3
4

d) Gurage
Bahasa Gurage tumbuh di ethiopia tengah antara sungai awash dan sungai omo.
Bahasa ini merupakan rumpun dialek dalam subkeluarga bahasa sumitethiopia. Islam
di bawa ke gurage timur oleh para da'i dari harar sekitar tiga ratus tahun lalu.
e) Somali
Bahasa Somali dipakai di tan sudut timur benua itu, atau kira-kira sisi timur garis ke
utara, ke selatan dan jbouti hingga titik penten khatulistiwa dan samudra india.
Semula kesustraanislamsomali hanya ditulis dalam bahasa arab, namun demikian,
pengaruh arabnya cukup terasa dalam bentuk puisinya.
f) Swahili
diantara semua literatur sejauh ini, bahasa Swahiliyah yang memberikan kontribusi
terbesar sekalipun kuantitas pemakai bahasa swahili di bawah barbar, fulani, galla,
hausa, mamde dam somali.
Dalam sejarahnya, sudan timur (Negara Ssudan Modern) memisahkan diri dari Sudan
tengah. Sudan tiimur berutang kepada fakta bahwa Islam menyebar sampai ke Sudan timur
dari Mesir. Arab menguasai mesir pada tahun 641 H. Gelombang arab pertama yang
mendiami Mesir terjadi pada abad IX M. Kemudian terjadi perkawinan antara arab
pendatang dengan penduduk pribumi.
Pada tahun 1317, Gereja dongola di ubah menjadi Mesjid. Kemudian Islam di
sebaarkanhamper di setiap daerah, oleh setiap keturunan. Sementara itu, di Funj terdapat
kerajaan Kristen, pada tahun 1505 M., rajanya, Amara dunqas yang mendidrikan kota sinar
dari kota itu, dilakukan hubungan perdagangan dengan Mesir.2
Islam disebarkan di funj tidak hanya oleh elite politik dan masyarakat pedagang,
tetapi juga didukung oleh migrasi sarjana-sarjana Muslim dan orang-orang suci di bebagai
daerah di funj. Pada abad ke-16, perlindungan di funj menarik bagi sarjana dari Mesir Afrika
Utara, dan Arabia. Mereka adalah orang-orang suci yang secara local dikenal dengan faqis
merupakan sarjana dalam bidang Al-Quran, fikih dan tasawuf. Orang-orang suci ini
kemudian mendirikan sekola-sekolah yang mengajarkan berbagai ilmu agama: tafsir, fikih,
dan teologi.3
Arabisasi dan Islamisasi Funj selanjutnya mengikuti perluasan Islam dan kerajaan-
kerajaan di selatan dan di barat. Di Darfur pada abad-16, di dirikan kerajaan baru, Keira, l
yang merupakan Negara kecil yang multi etnik. Antara tahun 1660 dan 1680, Sulaiman

2
Azra Azyumardi, Renaisans Islam Asia Tenggara, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997), h: 130.
3
Achiriah dan Laila Rohani, Sejarah Peradaban Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2018), h: 87-89.
5

menjadikan Islam sebagai agama kerajaan, membangun mesjid-mesjid, dan menambahkan


prinsip syariah dalam legimitasi, bahasa Arab di jadikan sebagai bahsa kearsipan.
Pada akhir abad ke-18, abad Al-Rahman Al-Rasyid mengggabungkan sultan Darfur
yang kemudian disebut Al-Fashir. Di Darfur timur, oranng-orang suci menikah dengan
waanita setempat dan membuka tempat pengajaran beserta mesjid. Anak laki-laki tinggal
bersamafaqis(sejenis pesantren) untuk belajar alumninya yang kembali ketempat asalnya
kemudian mengajarkan agama.
Demikianlah, Islam di Sudan yang di sebarkan oleh orang-orang suci dari Mesir dan
arab dengan pendekatan cultural dan structural. Pendekatan cultural diwujudkan dengan
menyelenggarakan pendidikan agama disekolah-sekolah dan mesjid; dan melalui pemikiran
para faqis dengan wanita setempat. Sedangkan pendekatan structuraladalaah melalui usaha
secara politik. Dukungan structural berhasil menjadikan bahasa Arab sebaggai bahasa
kearsipan bahkan sultan mebentuk administrasi peradilan Islam. Profesor bidang sejarah di
Universitas California, secara implisit, menjelaskan bahwa yang dimaksud Afrika Timur pada
abad ke-10 sampai abad ke-19 mencakup Sudan, Ethiopia, dan Somalia. Pada abad ke-20 ada
wilayah yang memisahkan diri dari Ethiopia setelah bencana kekeringan dan kelaparan yaitu
Eriteria.
Dalam sejarahnya Sudan Timur (Negara Sudan Modern) memisahkan diri dari Sudan
Tengah. Sudan Timur berutang pada fakta bahwa Islam menyebar sampai ke Sudan Timur
dari Mesir. Penetrasi Arab pada Abad ke IX M. ini kemudian diikuti oleh Mamluk. Pada
tahun 1317, Gereja Dongola diubah menjadi Masjid. Kemudian Islam disebarkan ke setiap
daerah oleh Arab keturunan.
Islam disebarkan di Funj tidak hanya oleh elite politik dan masyarakat pedagang,
tetapi didukung oleh migrasi sarjana-sarjana Muslim dan orang-orang suci ke berbagai daerah
Funj. Pada abad ke-16, perlindungan di Funj menarik bagi para sarjana dari Mesir Afrika
Utara, dan Arabia
Pada abad ke-18, kerajaan Funj mengalami disintregasi. System perkawinan yang
berada di bawah naungan kekuasaannya juga ikut hancur, kerajaan-kerajaan local
memperoleh ekonomi. Para sultan juga kehilangan kekuasaan kontrolnya terhadap
perdagangan. Pada tahun 1820-1821 kerajaan Funj berada di bawah Mesir yang kemudian di
Funj diperkenalkan administrasi negara barudan tendensi keagamaan Islam yang baru.4

2.2 Islam di Asia Tenggara


4
Ira M Lapidus, Op.Cit, h: 524.
6

Istilah Asia Tenggara yang dimaksud dalam tulisan-tulisan de Graaf, Roff, dan benda
adalah wilayah-wilayah Islam di Indonesia, Malaysia (Semenanjung dan Kalimantan Utara). 5
Asia Tenggara adalah sebuah kawasan di benua Asia bagian Tenggara. Kawasan ini
mencakup Indochina dan Semenanjung Malaya serta kepulauan di sekitarnya. Asia Tenggara
berbatasan dengan Republik Rakyat Tiongkok di sebelah Utara, Samudra Pasifik di Timur,
Samudra Hindia di Selatan, dan Samudra Hindia, Teluk Benggala, dan anak benua India di
Barat. Asia Tenggara dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Asia Tenggara Daratan (ATD), terdiri
dari Negara Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam; (2) Asia Tenggara Maritim
(ATM), yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Timor Leste.
Menurut data tahun 2010, Islam adalah agama yang terbesar di Asia Tenggara,
dipeluk oleh 40% penduduk, mayoritas Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Sedangkan lainnya tinggal di beberapa negara lainnya seperti Filipina, Thailand, Kamboja,
Vietnam, Myanmar, Singapura, Laos, dan Timor Leste. Kebanyakan umat Islam di Asia
Tenggara menganut Ahlus Sunnah Waljamaah, walau lebih cenderung ke mazhab Syafi’i
dalam bidang fikih.6
Adapun mengenai kedatangan Islam ke Asia Tenggara terdapat tiga pendapat.
Pertama, pendapat yang menyatakan bahwa Islam datang ke Asia tenggara langsung dari
Arab, atau tepatnya Hadramaut. Crawfurd menyatakan bahwa Islam yang dating ke Asia
Tenggara berasal dari Arab. Keyzer berpendapat bahwa Islam yang datang ke Asia tenggara
berasal dari Mesir yang bermazhab Syafi’i. sedangkan Nieman dan de Hollander bependapat
bahwa Islam yang datang ke Asia Tenggatara berasal dari Hadramaut karena keamaan
mazhab yang di anut, yaitu mazhab Syafi,i. Di samping itu, Veth berpendapat bahwa Islam
dibaw Islam yang datang ke Indonesia langsung dari Arab, bukan melalui India, dan bukan
abad ke-11, tapi abad ke-7.
Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa Islam yang datang ke Asia Tenggara
berasal dari India. Pendapat ini pertama kali dikemukakan oleh Pinjnapel pada tahun 1872.
Berdasarkan hasil penelaahnya, ia berkesimpulan bahwayang membawa Islam ke Asia
Tenggara adalah orang-orang yang bermazhab Syafi’I dari Gujarat dan Malabar di India. Ia
mennyatakan bahwa bahwa para pedagang kota pelabuhan Dakka di India Selatan adalah
pembawa Islam di Asia teggara (Sumatera). Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh
Morrison pada tahun 1951 dengan menunjuk tempat yang pasti di India, yaitu pantai

5
Hakim Atang Abd dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2004), h: 85.
6
Imam Subchi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: Karya Toha Putra, 2016), h: 95-96.
7

Koromandel sebagai pelabuhan tempat bertolaknya pedagang Muslim dalam pelayaran


mereka menuju Nusantara.
Ketiga, pendapat yang mengatakan bahwa Islam yang datang ke Asia Tengggara
berasal dari Benggali, (kini Bangladesh). Sambil mengutip pendapat Tome Pires, Azra
mengungkapkan bahwa benggali dan keturunannya. Pendapat ini di kemukakan oleh Fatimi.
Namun, pendapat ini di bantah oleh Drewes yang mengatakan bahwa pendapat Fatimi hanya
perkiraan belaka.
Islam di dakwahkan di Asia Tenggara melalui tiga cara: Pertama, melalui dakwah
pedagang Musllim dalam jalur perdagangan yang damai, kedua, melalu dakwah para da’i dan
orang-orang suci yang datang dari India atau arab yang sengaja ingin mengislamkan orang-
orang kafir, dan ketiga melalui kekuasaan atau peperangan dengan Negara-negara
penyembah berhala.7
1. Islam di Indonesia
Proses masuknya Islam di Indonesia dimulai sejak abad ke 7M, yang dibawa oleh
para pedagang dan muballigh dari negara Arab. Islam masuk ke Indonesia secara damai,
sehingga masyarakat menerima kedatangan Islam. Daerah pertama kali dimasuki agama
Islam adalah pantai barat pulau Sumatera yaitu daerah Baros. Berkembangnya Islam di
Indonesia ditandai adanya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara ini, kerajaan pertama kali
adalah kerajaan Perlak, yang telah berdiri pada abad ke-3 Hijriyah atau abad ke 9 Masehi.
Selanjutnya kerajaan Samudra Pasai dibawah kekuasaan Malik As-Salih sebagai sultan
pertama, kerajaan Demak (di Jawa), kerajaan Tanjung Pura (kerajaan pertama di
Kalimantan), kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan, kerajaan Bacan di Maluku yang menjadi
sultan pertama kali adalah Kaitjil Buka, dan lain-lain.
Perkiraan jumlah penduduknya sekitar 165 juta dengan 90% darinya beragama Islam,
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Sebagian
besar penduduk Indonesia adalah Muslim. Selain Islam, agama-agama Buddha, Hindu,
Katolik, dan Protestan merupakan agama yang diakui oleh negara. Kemajuan dan
perkembangan Islam di Indonesia tidak terlepas dari peran kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia dan juga peran perjuangan dakwah para wali songo dalam menyebarkan agama
Islam.
Indonesia memang bukan negara agama (teokrasi), dan bukan negara Islam, tetapi
juga bukan negara sekuler. Indonesia adalah negara yang beragama yang mendukung
kehidupan beragama warganya. Hal ini ditegaskan dengan dibentuknya Departemen Agama,
7
Hakim Atang Abd dan Jaih Mubarok, Op.Cit. h: 85.
8

Pengadilan Agama, pembinaan masyarakat beragama, waqaf, dan zakat. Selain itu di
Indonesia tumbuh dan berkembang banyak organisasi keagamaan, seperti MUI,ICMI,
Muhammadiyah, NU, dan lain-lain. Di indonesia juga telah tumbuh sejak lama dan
berkembang pendidikan agama Islam dari tingkat rendah sampai pada Perguruan Tinggi, dari
pondok pesantren tradisional sampai yang modern.
Sebagai kesimpulan, kita dapat melihat betapa ajaran Islam telah meresap ke dalam
lubuk hati sebagian besar bangsa Indonesia, telah berakulturasi sedemikian rupa, dan telah
mewarnai berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Peninggalan peradaban Islam di
Indonesia antara lain:
a) Pendidikan Islam pada masa kerajaan Islam
Dengan dukungan kerajaan, sistem pendidikan Islam berkembang lebih baik dan
dilaksanakan secara lebih terencana dan sistematis. Di samping kegiatan pendidikan
Islam yang dilaksanakan secara orang-perorang oleh para ulama yang telah
berlangsung sejak awal pengenalan Islam. Pendidikan yang telah terorganisir dan
didukung sepenuhnya oleh kerajaan mulai berkembang. Contoh, semenjak
penghujung abad ke-7/13 hingga awal abad ke-10/16 Samudra Pasai merupakan pusat
kekuatan politik paling penting di belahan Barat Nusantara dan merupakan tempat
tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan Islam yang paling tua. Isi pendidikan berupa
pengenalan Islam, ajaran-ajaran Islam, ilmu keagamaan, ilmu geografi, dan
matematika. Ajarannya kental pada lembaga sufistik, surau, rangkang, dan dayah.
Ulamanya merupakan ahli; fikih, kalam, dan tasawuf.8
b) Pendidikan Islam pada masa penjajahan
Terjadinya dikotomi pendidikan antara pendidikan Belanda dan pendidikan Islam,
seperti: sekolah agama berbasis ilmu-ilmu “Agama” dan sekolah umum berbasis ilmu-
ilmu “Umum” sulit untuk dipersatukan pada masa pemerintah kolonial belanda,
Kurikulum pendidikan pesantren dan kurikulum pendidikan kolonial Belanda, sangat
berbeda. Kurikulum pesantren meliputi dua pola yaitu: berdasarkan bangunan fisik
dan berdasarkan kurikulum, materi yang diajarkan di pesantren sebagai berikut:
a) Pengajaran kitab-kitab klasik
b) Madrasah, kurikulum madrasah meliputi dua bagian, kurikulum dibuat sendiri pihak
madrasah, dan kurikulum pemerintah yang memodifikasi materi pelajaran agama.
c) Keterampilan

8
Hasan Asari, Sejarah Pendidikan Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2018), h: 97-100
9

d) Sekolah umum, pedoman kurikulum yang dipakai adalah kurikulum pendidikan


Nasional. Sedangkan materi disusun oleh sekolah sendiri.
e) Adanya perguruan tinggi, pada pesantren yang tergolong sudah besar membuka
universitas atau perguruan tinggi.
Sedangkan kurikulum sekolah-sekolah yang dibuat Belanda ditinjau dari sekolah
kelas I, sekolah kelas II, dan sekolah desa sebagai berikut:
1. Sekolah Kelas I
Kurikulum sekolah ini ditentukan dalam peraturan pada tahun 1893, terdiri atas mata
pelajaran yang berikut:
1) Membaca dan menulis dalam bahasa daerah dalam huruf daerah dan Latin.
2) Membaca dan menulis dalam bahasa Melayu.
3) Berhitung.
4) Ilmu Bumi Indonesia.
5) Ilmu Alam.
6) Sejarah pulau tempat tinggal.
7) Menggambar.
8) Mengukur Tanah.
2. Sekolah Kelas II
Menggambar mulai diajarkan pada tahun 1892, bernyanyi diajarkan hanya di
kelas 3 sejak 1892 dan kemudian dihapuskan pada tahun 1912. Pekerjaan tangan
menjadi masalah yang ramai diperbincangkan. Usaha untuk memasukkan sebagai
mata pelajaran banyak menerima tantangan, karena dianggap tidak layak untuk
dipelajari di sekolah, karena dapat diberikan di rumah.
3. Sekolah Desa
Pada tahun 1907 diciptakan sekolah baru, yakni sekolah desa. Di samping
belajar membaca, menulis dan berhitung, juga diajarkan pekerjaan tangan seperti
membuat keranjang, pot, genteng, dan sebagainya. Yang digunakan sebagai tempat
belajar adalah pendopo, sambil mendirikan sekolah dengan bantuan murid. Guru
berasal dari kalangan penduduk sendiri. Sekolah itu masih primitif dimana murid
duduk dilantai seperti di rumah sendiri, kaleng kosong yang diperoleh dari toko Cina
digunakan sebagai alas untuk menulis. Sebidang tanah dipagari untuk menggembala
kerbau-kerbau saat mereka belajar yang diawasi seorang yang dewasa. Sekolah
dibuka jam 09.00-12.00 dan 13.00-15.00.
10

Bila diklasifikasikan bentuk dan jenis lembaga pendidikan Islam pada masa
penjajahan Belanda pada masa awal dan pertengahan abad ke-20, adalah:
1) Lembaga pendidikan pesantren yang masih berpegang secara utuh kepada budaya dan
tradisi pesantren, yakni mengajarkan kitab-kitab klasik semata-mata.
2) Lembaga-lembaga sekolah-sekolah Islam, di lembaga ini di samping mengajarkan
ilmu-ilmu umum sebagai materi pokoknya, juga mengajarkan ilmu-ilmu agama.
3) Lembaga pendidikan madrasah, lembaga ini adalah mencoba mengadopsi sistem
pesantren dan sekolah, dengan menampilkan sistem baru. Ada pula unsur-unsur yang
diambil dari sekolah.
Anggaran pendidikan pada masa penjajahan Belanda ini sangat diskriminatif antara
sekolah pribumi dengan orang kalangan bangsawan dari Eropa, Cina, dan Asia Timur. Hal ini
terlihat antara anggaran pendidikan lebih banyak diberikan kepada sekolah-sekolah untuk
anak-anak Eropa, padahal jumlah siswa di sekolah-sekolah Bumiputera terdapat 162.000
siswa, sementara di sekolah Eropa hanya 2.500 siswa. Tetapi sangat ironis, uang yang
dialokasikan untuk sekolah Bumiputera hanya f. 1.359.000 sementara yang diberikan pada
sekolah-sekolah Eropa dua kali lipat lebih banyak yakni f. 2.677.000. Pada tahun 1915, ketika
siswa di Bumiputera telah mencapai 321.000 siswa anggaran yang disediakan berjumlah f.
1.493.000. Pada tahun yang sama, siswa di sekolah Eropa hanya bertambah menjadi 32.000
tetapi uang yang dialokasikan mencapai f. 6.300.000. suatu perbandingan yang sangat tidak
seimbang dan terus berlanjut, sehingga tidaklah mengherankan jika terdapat pernyataan
bahwa Belanda memelihara dan membiarkan strata berkembang dalam ketidakberdayaan.
Selanjutnya tentang diskriminasi dalam hal kepemelukan agama anatara lain terlihat
pada kebijakan pemerintah Belanda yang mengonsentrasikan di wilayah dimana terdapat
sejumlah besar penduduk yang beragama Kristen sedangkan pesantren yang menjadi basis
pendidikan agama masyarakat Muslim tidak mendapat perhatian sama sekali bahkan
cenderung dimusuhi. Serta lulusan pendidikan agama Islam tidak diterima ke pabrik dan
tenaga birokrat karena di anggap tidak mampu.9
c) Pendidikan Islam setelah kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Islam banyak mengalami perubahan pada dunia pendidikan
salah satu hal yang paling menonjol yakni banyaknya pengeluaran kebijakan terhadap
pendidikan Islam di antaranya: pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional;
Pasal 29 UUD 1945 ayat 1-2, UUD 45 Pasal 31 ayat 3 dan 5, UU No 20 Tahun 2003
Pasal 4 ayat 1, dan No 12 Tahun 2012 Pasal 6 huruf a, dan lainnya. Tercatat UU
9
Zaini Dahlan, Sejarah Pendidikan Islam, (Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, t.t), h: 123-140.
11

20/2003 Pasal 18 ayat 3 membentuk MA dan MAK, serta terdapat 57 PTKIN, terdiri
11 UIN, 26 IAIN, dan 20 STAIN. Ada juga 703 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Swasta; yang terdiri 56 Institut, 603 Sekolah Tinggi, dan 100 Fakultas Agama Islam.
Adapun madrasah jumlahnya mencapai 78.744, yang terdiri atas 3.888 Madrasah
Negeri dan 74.859 Madrasah Swasta. Jumlah pendidikan diniyah mencapai 76.683,
pondok pesantren 21.921 unit Lembaga Pendidikan Alquran mencapai 135.503.
adapun guru dan tenaga kependidikan di lingkungan madrasah mencapai 835.406
orang.10
d) Masjid
Masjid-masjid di Nusantara dirancang bangunan bersifat lokal tradisional, seperti
berdiri di atas batu tebal dan berdenah bujur sangkar, berundak-undak, memiliki pagar
keliling, berasitektur rumah joglo, dan bahkan banyak di antaranya yang beratap
tumpang dua tingkat (masjid agung Cirebon), lima tingkat (masjid agung Banten),
tujuh tingkat (masjid agung lama Ternate), dan lain-lain.
e) Bangunan Sekuler
Salah satu produk budaya Islam di Nusantara adalah istana atau keraton, yang
termasuk kelompok bangunan sekuler. Pola arsitek keraton di Jawa seringkali
mengacu pada tradisi rancang bangunan di masa sebelumnya yang dipengaruhi oleh
unsur-unsur budaya hinduistik.
f) Kaligrafi Islam
Pengaruh seni Islam melimpah ke dalam seni rupa, seperti seni kaligrafi dan dekoratif,
sebagaimana tampak pada halaman-halaman, rak-rak buku, sajadah, mimbar masjid,
dinding lampu, serta perabotan lain.11
Alasan agama Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Proses penyebaran
Islam di Indonesia berjalan dengan cepat karena didukung oleh faktor-faktor berikut:
1) Syarat masuk Islam sangat mudah karena seseorang telah masuk Islam jika ia telah
mengucapkan kalimah syahadat.
2) Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah, bahkan tidak ada.
3) Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak kelompok
masyarakat yang masuk Islam karena ingin memperoleh derajat yang sama.
4) Aturan-aturan dalam Islam bersifat fitrah, fleksibel, dan tidak memaksa.

10
Hasan Asari. Op.Cit, h: 119-123.
11
Mursal Aziz dan Siti Fatimah, Sejarah Peradaban Islam, (Medan: Febi Press, 2019), h: 153-154.
12

5) Agama Islam yang masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf
sehingga mudah dipahami.
6) Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan dan
disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada.
7) Runtuhnya kerajaan Majapahit pada akhir abad ke 15 yang memudahkan penyebaran
Islam tanpa ada pembatasan dari otoritas kerajaan Hindu-Buddha yang berkuasa
sebelumnya.
8) Dakwah wali songo.
9) Dan dakwah para wali selanjutnya, murid wali songo, ulama, muballigh, dan orang
berilmu agama lainnya.12
2. Islam di Malaysia
Malaysia adalah sebuah negara federasi, yang terdiri dari tiga belas negara bagian dan
tiga wilayah persekutuan di Asia Tenggara dengan luas 329.847 km persegi. Ibu kotanya
adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan persekutuan. Negara
ini terdiri dari dua kawasan, yaitu Malaysia Barat dan Malaysia Timur. Malaysia berbatasan
dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina. Kepala negara Malaysia adalah
Yang di-Pertuan Agong dan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri.
Model pemerintahan Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminster. Pada tanggal
31 Agustus 1957, Inggris memberikan kemerdekaan kepada Federasi Persekutuan Tanah
Melayu dengan kepala negara pertama Tuanku Sir Abdul Rahman bin almarhum Tuanku
Muhammad.
Menurut website resmi Negara Malaysia, pada tahun 2015 jumlah penduduk Malaysia
berkisar 28.030.000 orang, terdiri dari orang Melayu 19.150.000, Cina 6.620.000, India
1.988.000, dan lain-lain 270.000; meski Islam menjadi agama mayoritas di Malaysia (55%),
negara ini menjamin penganut agama-agama lain seperti Buddha (17%), Konghucu, Tao,
Chinese (11%), Kristen (8,6%), dan Hindu (7%).
Islam di Malaysia menduduki posisi penting. Penguasa atau pemerintah Malysia
menjadikan Islam sebagai agama resmi negara. Islam dan negara Malaysia memiliki
hubungan yang erat, isu Melayu-Islam-Pribumi menjadi tema utama dalam bidang politik
pemerintahan. Isu-isu itu dipakai untuk mencari perhatian masyarakat dan kelak dapat
memenangkan pemilihan umum di Malaysia. Organisasi Nasional Islam Melayu Bersatu;
(United Malays National Organisation, UMNO) adalah partai politik terbesar di Malaysia
dan pendiri dari koalisi Barisan Nasional. Partai ini adalah aktor utama yang mewarnai
12
Mursal Aziz dan Siti Fatimah, Ibid, h: 176-191.
13

perkembangan pemikiran Islam dan mengarahkan opini publik dalam pemikiran dan
pelaksanaan ajaran Islam di Malaysia.
Lawan UMNO adalah PAS (Partai Islam Se-Malaysia) hal ini dilakukan karena
UMNO dinilai dicitrakan tidak islami. Maka Perdana Menteri Dr. Mahatir Mohammad pada
tahun 1980-an mulai merealisasikan program islamisasi yang didesain untuk meningkatkan
komitmen UMNO dan barisan nasional. Di antara programnya adalah pendirian Bank Islam,
Universitas Islam (Islamic Internasional University of Malaysia), asuransi Islam, dan
mendirikan think-thank yang dinamakan Intitut Pemahaman Islam Malaysia (IKIM) untuk
menyebarkan pemahaman Islam yang diinginkan oleh pemerintah. Di samping itu pemerintah
juga mendukung penerbitan buku-buku Islam dan mendanai kegiatan-kegiatan dan seminar-
seminar tentang Islam. Program keagamaan di televisi juga di perbanyak. Di semua kantor
pemerintahan dilengkapi dengan bagian-bagian keagamaan dan setiap gedung pemerintah
disediakan tempat salat yang juga berfungsi sebagai tempat pelaksanaan ceramah dan kursus
agama Islam.
Malaysia mengandaikan zaman keemasan Islam di masa silam sebagai cita-cita untuk
diraih cara yang dilakukan untuk mencapai cita-cita tersebut adalah melalui pembangunan
ekonomi. Di saat yang sama, pemerintah juga berupaya untuk mengontrol atas penafsiran dan
pelaksanaan ajaran Islam, termasuk di dalamnya melalui legislasi hukum Islam. Di anatar
lembaga-lembaga yang terlibat antara lain: Jawatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM),
Kejaksaan Agung, dan para akademisi khususnya dari Internasional Islamic University
Malaysia (IIUM).
Pada waktu Dr. Mahatir Mohammad menjadi perdana menteri, para ulama juga
direkrut untuk menjadi pegawai pemerintah sehingga kebijakan-kebijakan pemerintah dapat
didukung sebagai kebijakan yang islami. Sampai dengan tahun 1982, pemerintah federal
telah merekrut lebih dari 100 ulama untuk menduduki jabatan di Departemen Pengembangan
Islam di kantor perdana menteri dan lebih dari 700 ulama dan sarjan Islam ditempatkan di
Kementrian Pendidikan. Tujaun pertama adalah untuk memperkuat legitimasi program-
program Islam yang dilancarkan pemerintah menghadapi opini-opini yang berlawanan di
bidang keagamaan yang biasanya dilancarkan oleh para ulama dan intelektual Islam yang
bergabung dalam PAS, Darul Arqam, dan ABIM.
Di Malaysia pendidikan Islam terus berkembang terutama setelah kemerdekaan tahun
1957. Masalah ini dapat dilihat dalam perundangan-undangan terkait masalah pendidikan.
Dalam ordinan pelajaran 1957 tidak disebutkan secara eksplisit tentang biaya mengikuti
pelajaran agama Islam. Perundangan tersebut diubah dalam rekomendasi statemen Abdul
14

Rahman Talib 1960, terkait biaya yang dinyatakan bahwa segala biaya berkaitan pelajaran
agama Islam ditanggung oleh Kementrian Pelajaran. Kemudian akta pelajaran 1961 telah
mengatur kewenangan selain mewajibkan sekolah-sekolah kerajaan memasukkan mata
pelajaran agama Islam kepada murid-murid dua jam dalam seminggu jika di sekolah tersebut
terdapat 15 murid Islam atau lebih. Tahun 1962 merupakan tahun akta pelajaran 1961 mulai
diperkuat pelaksanaannya, pelajaran agama Islam telah dimasukkan dalam pelajaran kepada
murid-murid beragaama Islam selama 120 menit seminggu. Guru agama juga diangkat untuk
mengajar mata pelajaran tersebut. Dengan terlaksananya akta ini, murid-murid Islam terjamin
mendapat pendidikan Islam selama sebelas tahun, yaitu enam tahun di sekolah rendah dan
lima tahun di sekolah menengah.
Kurikulum pelajaran agama Islam disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-
masing. Tidak mungkin anak didik dibebani mata pelajaran yang tidak sesuai dengan
jenjangnya. Di sekolah rendah di antaranya ialah akidah, ibadah, sejarah rasul-rasul, budi
pekerti, dan bacaan Alquran. Pada jenjang menengah di antaranya ialah fikih, tauhid, sejarah
Islam, ayat Alquran dan Hadis.
Mata pelajaran pendidikan Islam terus dikemas setelah diperkenalkan Kurikulum
Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR) pada tahun 1993 untuk menggantikan Kurikulum Baru
Sekolah Rendah. Mata pelajaran pendidikan Islam ditambah satu bidang asas akhlak Islam.
Ini menjadikan mata pelajaran pendidikan Islam mempunyai tiga bidang yakni asuhan
Alquran, asas syariah Islam, dan asas akhlak Islam.
Sejarah mencatat bahwa penduduk muslim Malaysia adalah muslim yang taat
beribadah. Sebagai hasil peradaban-peradaban Islam di Malaysia juga didirikan masjid-
masjid sebagai pusat aktifitas keberagamaan. Masjid-masjid yang didirikan antaranya adalah
Masjid Ubaidah yang terletak di Kuala Kancong. Selain masjid yang menjadi pusat kegiatan
keberagamaan umat Islam Malaysia, sekolah-sekolah Islam juga menjadi pusat pendidikan
Islam yang dikelola oleh ulama.13
3. Islam di Singapura
Perkembangan Islam di Singapura boleh dikatakan tidak ada hambatan, baik dari segi
politik maupun birokratis. Muslim di Singapura ± 15% dari jumlah penduduk, yaitu ±
476.000 orang Islam. Sebagai tempat pusat kegiatan Islam ada ± 80 masjid yang ada di sana.
Pada tanggal 1 Juli 1968, dibentuklah MUIS (Majelis Ulama Islam Singapura) yang
mempunyai tanggung jawab atas aktivitas keagamaan, kesehatan, pendidikan, perekonomian,
kemasyarakatan, dan kebudayaan Islam. Singapura menjadi satu di antara pusat Islam paling
13
Imam Subchi, Op.Cit, h: 96-100.
15

penting di Asia Tenggara. Hal tersebut disebabkan oleh keunggulannya sebagai pintu masuk
perdagangan internasional. Posisinya yang strategis juga telah memungkinkan menjadi pusat
informasi dan komunikasi dakwah Islam, baik pada kesultanan Malaka, masa kolonial,
sampai awal abad ke-20.14
Singapura menganut sistem sekuler. Perdana Menteri singapura Lee Hasien Loong
(1990-sekarang) menegaskan ia meneruskan kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan
ayahnya, Lee Kuan Yew (1965-1990), yang menetapkan bahwa agama adalah urusan pribadi
dan bukan urusan negara. Hasil dari pemerintah Singapura melarang pengajaran agama di
sekolah-sekolah adalah penduduk bisa lebih tertib, disiplin, dan toleran anatara sesama
warga, walau terdiri dari banyak suku bangsa, bahasa, dan agama.
Pelajaran agama pernah dimasukkan dalam kurikulum sekolah di Singapura pada
1984 dan waktu itu setiap siswa diberi kebebasan untuk memilih satu dari pelajaran agama
yang tersedia-yaitu Buddha, Islam, dan Kristen. Lima tahun kemudian, pemerintah Singapura
mencabut semua tersebut dari kurikulum karena terbukti bahwa pelajaran tersebut membuat
para siswa semakin terpisah dari satu dengan yang lainnya. PM Lee berpendapat bahwa
melarang pealajaran agama menghambat penduduk Singapura untuk menjalankan agamanya
masing-masing. Sikap ini terbukti benar Singapura tidak lantas negara yang berpenduduk
“kafir”. Sebaliknya, Singapura kini dikenal negara yang memiliki integritas tinggi di berbagai
lini pergaulan antar bangsa.
Setelah Singapura merdeka, tahun 1965, lembaga-lembaga Muslim bentukan kolonial
Inggris diadaptasikan dengan kondisi Singapura merdeka. Lembaga-lembaga baru itu adalah
AMLA (The Administration of Muslim Law Act). Lembaga ini baru dimasukkan ke parlemen
pada tanggal 13 Desember 1965, dan menjadi undang-undang pada tanggal 25 Agustus 1966
ruang yang fleksibel bagi dewan agama Islam dan pencatat perkawinan Islam dalam
menetapkan hukum syariat.
Di Singapura terdapat juga lembaga Islam JAMIYAH. Lembaga ini didirikan oleh
Maulana Muhammad Abdul Sidiiqui. Ia merupakan (pendakwah). Lembaga ini mendirikan
lembaga wakaf, membuka rumah sakit, membangun masjid atau madrasah serta
menyumbangkan uang dan untuk hari-hari besar Islam seperti maulid Nabi.
Di samping itu, walau Singapura negara sekuler, tetapi setiap pemeluk agama warga
negara dan beribadah menurut kepercayaan masing-masing. Tempat ibadah seperti masjid
juga cukup banyak. Kira-kira sampai tahun 1980, tercatat ada 155 masjid di Singapura.
Paling tua adalah Masjid Molaka yang didirikan pada tahun 1820 yang terbesar adalah
14
Mursal Aziz dan Siti Fatimah, Op.Cit, h: 158-159.
16

Masjid Sultan dan Masjid Chulia. Adapun salah satu masjid terbersih dan terindah di
Singapura dibangun oleh imigran Arab adalah Masjid Ba’alawi, yang terletak di bukit Timah.
Mereka mendirikan masjid tersebut pada tahun 1947. Masjid ini telah memainkan peran yang
luas bagi komunitas Muslim. Mem-perkuat perannya dalam proses pembangunan komunitas
tuntunan bagi perluasan masyarakat sipil di Singapura. Organisasai masjid ini antara lain
Assocation for Muslim Professionals (AMP) dan Assocation of Woman for Action and
Research (AWARE).15
4. Islam di Brunei Darussalam
Agama Islam di Brunei dapat berkemabng dengan baik tanpa ada hambatan-
hamabatan. Bahkan agama Islam di Brunei merupakan agama resmi negara. Untuk
pengembanagan agama Islam lebih lanjut telah didatangakan ulama-ulama dari luar negeri,
termasuk dari Indonesia. Masjid-masjid banyak didirikan umat Islam di Brunei menikmati
kehidupan yang benar-benar sejahtera sesuai dengan namanya Darussalam (negeri yang
damai). Pendapatan perkapita negara ini termasuk tertinggi di dunia pendidikan dan
perawatan kesehatan diberikan secara Cuma-Cuma oleh pemerintah. Penduduk Brunei
Darussalam mayoritas beragama Islam.
Upaya mencapai kemerdekaan Brunei semakin bergelora setelah pada tahun 1952.
Azahari kembali ke Indoesia dan kembali aktif menjadi pemimpin dalam memperjuangkan
hasrat bangsa Brunei. Berbekal dukungan kuat masyarakat Brunei, pada Januari 1955
Azahari secara resmi mengumumkan pendirian Partai Rakyat Brunei (PRB).
Brunei telah mengumumkan kemerdekaannya pada 1 Januari 1984 (merupakan
negara termuda di Asia Tenggara). Dengan menempuh perjuangan dengan jalur diplomasi
dari pihak kerajaan. Setelah Brunei meredeka, kerajaan berusaha menjadikan Islam sebagai
landasan Undang-Undang dalam falsafah negara, yang disebut Melayu Islam Braja (MIB).
Jika ditelusuri lebih lanjut, asas MIB telah digagas sejak sebelum lahirnya Palembang Brunei
1959, yang mewadahi semangat dan aspirasi Sultan Haji Omar Ali Saifuddindan Jawatan
Kuasa Penasehat Palembagaan 1954, Palembagaan Brunei 1959 memuat pasal-pasal yang
dapat dipahami sebagai identitas terpenting negara itu MIB.
Di masa sekarang ini, kerajaan Brunei menggunakan asas syariat Islam dalam
penerapan hukum perundang-undagannya yang disebut sebagai hukum syarak. Hukum syarak
tersebut mencakup undang-undang, jinayah Islam (Hukum Islam), muamalah, undang-
undang keluarga, serta undang-undang keterangan acara. Penerapan hukum Islam ini tidak
lain karena pengaruh kuat dari Sultan Sharip Ali yang kukuh ingin menjadikan penduduk
15
Imam Subchi, Op.Cit, h: 102-104.
17

Brunei sebagai muslim sejati. Hal ini kemudian berimplikasi terhadap prilaku penduduk
Brunei yang senantiasa mendasarkan perilakunya sesuai dengan syariat Islam. Hal yang
paling menonjol terlihat dari busana wanita-wanita Brunei yang dikenal dengan sebutan
“Baju Kurung” yang tak lain merupakan pengeja wanthan syariat Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
Cara pengalaman Islam di Brunei didasarkan pada mazhab Syafi’i dalam bidang fikih
dan ahlusunnah wal jamaah di bidang akidah. Semenjak diplokramirkan sebagai negara
merdeka, Brunei menerapkan konsep “Melayu Islam Beraja”sebagai falsafah negara yang
kemudian menjadi pedoman hidup penduduk Brunei hingga kini. Penduduk Brunei berjumlah
370.000 orang dengan pendapatan perkapita sekitar 23,600 dolar Amerika atau sekitar 225
juta rupiah, penduduknya 67% beragama Islam, Buddha 13%, Kristen 10%, dan kepercayaan
lainnya sekitar 10%. Islam adaalah agama resmi kerjaan brunei darussalam yang dipimpin
oleh Haji Hassanal Bolkaiah Mu’izzaddinwadaulaah (1967-kini).16
Proses perkembangan Islam di Brunei ditekankan pada lembaga-lembaga pendidikan
Islam karena hal itu merupakan sendi-sendi yang dapat memperkuat Islam di Brunei. Hal itu
dibuktikan dengan diberikannya dengan gratis pendidikan, mulai dari pendidikan dasar
hingga pendidikan tinggi untuk masyarakat Brunei khususnya masyarakat Muslim. Tidak
hanya itu kesultanan Brunei juga mengirim kurang lebih 2.000 putra-putri terbaiknya untuk
melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri atas pendanaan negara.
Geliat keislaman di Brunei tidak hanya pada pusat kajian Islam, namun terlihat dari
maraknya perayaan hari-hari besar Islam seperti; Maulid Nabi, Nuzulul Qur’an, dan Isra’
Mi’raj. Kesultanan Brunei mewajibkan pegawai ikut merayakan perayaan tersebut. 17
5. Islam di Thailand
Proses Islamisasi di Pattani dilakukan oleh para pedagang muslim, dan mengalami
peningkatan karena usaha-usaha kerajaan Islam Samudra Pasai pada abad ke-12 dan 13 M
yang aktif menyebarkan dakwah Islam di kawasan ini. Raja Pattani pertama yang masuk
Islam bernama Sultan Ismail Syah (1500-1530). Dalam hikayat Pattani disebutkan bahwa
Syaikh Said berhasil mengislamkan Raja Pattani waktu itu bernama Paya Tu Naqpa, setelah
menyembuhkan penyakitnya, kemudian diganti namanya menjadi Sultan Ismail Syah.
Mayoritas penduduk Thailand beragama Buddha, hanya sedikit yang bergama Islam
dan Konghucu. Walau demikian umat Islam di Thailand merupakan minoritas yang
berkembang cepat dan merupakan minoritas terbesar setelah China. Kawasan Thailand

16
Mursal Aziz dan Siti Fatimah, Op.Cit, h: 157-158.
17
Imam Subchi, Op.Cit, h: 106.
18

bagian Selatan merupakan basis masyarakat Melayu-Muslim merupakan daerah konflik


agama yang terus berkelanjutan hingga kini. Hal ini diperparah ketika kerajaan Melayu
dihapuskan pada tahun 1902, mulai saat itu masyarakat Melayu Pattani dalam keadaan sangat
tertekan. Pada masa pemerintahan Pibul Songgram (1939-1944), masyarakat Melayu menjadi
sasaran kebijakan asimilasi kebudayaan. Karena pemerintah menganggap mereka belum
menjadi bagian dari mayoritas penduduk Thailand.
Pada tahun 1970, pemerintah melakukan kebijakan yang kurang adil terhadap
komunitas muslim di wilayah Thailand Selatan. Kebijakan ini memicu reaksi keras dari
komunitas muslim dengan bermunculnya organisasi dan gerakan pembebasan wilayah
muslim Thailand Selatan, antara lain Barisan Nasional Pembebasan pattani (BNPP), Barisan
Revolusi Nasional (BRN), Organisasi Persatuan Pembebasan pattani (PPPP) atau PULO.
Organisasi itu menjadi motor pembebasan muslim Pattani dan wilayah muslim lainnya.
Setelah Islam mapan di bumi Pattani, masyarakat mulai mempunyai kemauan dalam
mempelajari ilmu-ilmu agama Islam yang lebih luas dan muncul apa yang dikenal dengan
sebutan ‘pondok’ hal ini digagas oleh Sheikh Fakih Wan Musa bin Khaidhir bin ahmad al-
fatoni pada tahun 1592. Dalam perkembanagn podok semakin bertambah, dan jumlah
pengajar juga bertambah, khususnya kepulangan murid yang telah menamatkan studinya di
Timur Tengah. Al-Palimbani diriwayatkan mendapat pendidikan pertamanya di pondok
Pattani. Pada abad ke-19, ulama Pattani sangat kuat perannya dalam sumbangan kemajuan
institusi-institusi pondok.
Sistem pendidikan pondok meniru sistem pendidikan abad pertengahan yakni halaqah,
murid duduk melingkari guru, pendidikannya tidak memakai sistem klasikal, pelajarannya
berpedoman pada kitab-kitab yang dibaca di sebuah halaqah terbuka, para murid mencatata
penjelasan dan komentar yang mereka dengar dari guru, tidak ada ujian dan tugas-tugas, tidak
batas masa belajar, seorang bisa saja sampai bermukim 10 tahun di pondok tersebut untuk
belajar. Sedangkan materi yang diutamakan di pondok adalah berdasarkan pada pembacaan
pemahaman kitab-kitab klasik, baik dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Melayu
(tulisan Jawi). Ciri khas dari pengajaran pondok adalah tidak ada silabus yang pasti, dan
setiap guru mempunyai otoritas dalam sistem pembelajaran dan silabus.
Pondok intitusi pendidikan yang didukung secara lokal merupakan untuk belajar
Islam dan bahasa Melayu bagi kaum muda setelah mereka tamat dari sekolah pendidikan
dasar yang diwajibkan dari sekolah-sekolah pemerintah. Hingga akhir abad ke-19, sistem
pondok di Pattani mengalami perubahan. Perubahan sistem pendidikan pondok terjadi karena
ada pengaruh dari pihak luar. Pada tahun 1899, Raja Chalalonkngkarm (Rama V) mulai
19

memperkenalkan pendidikan formal pada masyarakat Pattani. Kebijakan raja ini tidak
mendapat sambutan dari masyarakat Patanni. Penguasa Thai sesudah Raja Rama V terus
berupaya melaksanakan yang mereka anggap bisa melemahkan keberadaan masyarakat
Pattani. Kebijakan inilah yang kemudian hari berdampak pada perubahan sebagian sistem
formal.18
6. Islam di Philiphina
Berdasarkan catatan Kapten Tomas Forst tahun 1775 M, ada orang Arab yang mula-
mula masuk pulau Mindanau (Filiphina) adalah muballigh yang bernama Kebungsuan pada
abad ke-15 M. Sedangkan yang menyebarkan agama Islam di pulau sulu ialah Sayyid Abdul
Aziz (Sidi Abdul Aziz) dari Jeddah. Ulama ini juga mengislamkan raja Malaka pertama yang
semula beragama Hindu, yakni Permaisuri diganti dengan Muhammad Syah. Kemudian yang
disusun dengan muballigh Abu Bakar yang menyebarkan Islam ke Pulau Sulu, Pulau Luzon,
dan sebagainya. Muslim di Filiphina adalah minoritas dan nasib mereka sekarang sangat
memprihatinkan. Seperti nasib muslim di Thailand, Kamboja, vietnam, Myanmar, di situ
umat Islam mendapat gangguan, tekanan bahkan pembasmian dari pihak-pihak yang
memusuhinya. Hingga kini muslim Moro terus berjuang untuk memperoleh otonomi karena
mereka selalu ditindas dan diperlakukan sebagai warga kelas dua oleh pemerintah Manila.
Oleh karena itu, muslim Moro terus berjuang mempertahankan diri, agama dan identitas
sebagai muslim.
Kaum muslimin Philiphina tetap memegang teguh tradisi, karena bagi mereka agama
merupakan hal yang sangat penting. Dalam hal pendidikan umum kaum muslim filiphina ada
yang mau menerima dan ada yang mau menolaknya. Mereka yang menerima pendidikan
sekuler biasanya mudah menyatu dengan negara Filiphina, sebaliknya mereka yang hanya
mendapatkan pendidikan agama secara tradisional tidak menghendaki integrasi dengan
pemerintah. Muslim tersebar ke seluruh Filiphina, ditandai dengan sebuah masjid kecil yang
sekarang dapat di temui di setiap provinsi dan kota. Walaupun belum pernah dilakukan
sensus, diperkirakan lebih dari satu juta warga Muslim tinggal di luar Mindanao. Kelompok
besar berada di wilayah Metro Manila. Di sana para pedagang muslim terlihat menonjol
dalam perdagangan mutiara dan DVD. Menyedihkannya masyarakat ini menghadapi
prasangka anti-muslim yang meningkat, dipicu oleh sikap pasca 11/9 yang mengaitkan
terorisme dengan Islam.
Kedua sebagian warga muslim yang cinta damai dan konservatif kembali agama dan
bergabung dengan kelompok-kelompok fundamentalis seperti tabligh. Kegagalan
18
Imam Subchi, Ibid, h: 106-110.
20

modernisasi dan globalisasi memperbaiki kehidupan membuat mereka berpaling ke ajaran-


ajaran dasar Islam sebagai bentuk pertahanan terhadap kekosongan moral yang dibopong
dunia modern dan prasangka anti-muslim.
Kaum muda muslim Filiphina berlari kembali ke agama ketika menghadapi masa
depan yang semakin dipersulit oleh prasangka anti-muslim dan ketidakadilan. Faktor-faktor
ini, digenapi oleh ketidakbecusan pemerintah menyediakan berbagai layanan masyarakat dan
peluang ekonomi (setelah satu dekade setelah penandatanganan perjanjian perdamaian yang
menjanjikan kehidupan yang lebih baik), telah mendorong banyak kaum muda muslim
bergabung dengan elemen-elemen radikal.19
7. Islam di Myanmar
Generasi awal muslim yang datang ke delta Sungai ayeyarwady Burma, yang terletak
di Pantai Tanintharyi dan di Rakhnie bermula pada abad ke-9. Keberadaan orang-orang Islam
dan dakwah Islam pertama ini didokumentasikan oleh para musafir arab, Persia, eropa, dan
Cina. Orang-orang Islam Burma merupakan keturunan orang Islam yang menetap dan
kemudian menikahi orang etnis Burma setempat. Orang Islam tiba di Burma umumnya
sebagai pedagang, yang kemudian menetap, anggota militer, tawanan perang, pengungsi dan
koraban perbudakan. Bagaimanapun juga ada di antara mereka yang mendapat posisi
terhormat sebagai penasehat raja, pegawai kerajaan, penguasa pelabuhan, kepala daerah, dan
ahli pengobatan tradisional.
Populasi umat Islam yang ada di Myanmar saat ini terdiri dari keturunan Arab, Persia,
Turki, Moor, Pakistan, dan Melayu. Selain itu Myanmar menganut Islam dari etnis Rakhin
dan Shan karena Populasi Islam Myanmar pada saat penjajahan Britania raya meningkat,
namun banyaknya muslim India yang berimigrasi ke Myanmar, namun menurun ketika
perjanjian India Myanmar di tandatangani pada tahun 1941. Luas Myanmar 676.578 Km²
dengan jumlah penduduk mencapai 53.879.000 jiwa (sensus 2015). Tidak diketahui secara
pasti jumlah komunitas muslim di Myanmar. Populasi muslim Myanmar diperkirakan 4%.
Selam 45 tahun kemerdekaan Burma (Myanmar) jumlah komunitas Islam semakin
berkurang. Dikarenakan peristiwa bentrok anatar Muslim-Budhis di negara tersebut.
Akibatnya banyak penduduk muslim Burma yang mengungsi ke beberapa wilayah termasuk
Indonesia. UNHCR sekitar 1 juta muslim Myanmar akhir-akhir ini mengungsi ke luar negeri.
Salah satu penyebab ketidakharmonisan hubungan umat Islam dengan negara Burma adalah
status etnis minoritas Rohingya yang masih dianggap sebagai imigran ilegal di Myanmar.

19
Mursal Aziz dan Siti Fatimah, Op.Cit, h: 159-160.
21

Akibat dari perpecahan etnis di Myanmar berpengaruh terhadap kondisi pendidikan


yang ada di Myanmar. Pada tahun 2003 saja misalkan, di arakan setiap desa dilaporkan hanya
memiliki satu sekolah dasar di daerah terpencil dengan akses yang terganggu. Pada Februari
2001 akses Sitwee (perguruan tinggi) ditutup dan siswa Rohingya tidak diperbolehkan
bergabung di universitas. Guru-guru Rohingya ditolak kewarganegaraannya tidak dapat
dipekerjakan sebagai pegawai negeri dan tidak dibolehkan di sekolahan pemerintahan.
Akhirnya mereka beralih ke sekolahan yang dibayar oleh desa dengan menggunakan padi dan
oleh organisasi Internasional. Para siswa menghafal Alquran, fikih, bahas arab, Nahwu, dan
hadis dan melanjutkan studi ke pakistan, Bangladesh, dan semenanjung Arab.20
8. Islam di Kamboja
Kamboja pernah mengalami suatu kejadian yang mengguncang panggung sejarah
umat Islam, baik menyangkut politik maupun ekonomi. Dominasi kaum muslim dapat
perdagangan dan upaya penyiaran Islam yang amat gencar dilakukan di daerah ini membantu
mengfasilitasi naiknya pamor kelompok muslim di kerajaan Kamboja, di Kamboja peranan
dan pengaruh kaum muslim lebih besar karena beberapa abad sebelumnya di Champayang
kemudian bergabung dengan kerajaan Kamboja, pernah terdapat kesulitan muslim. Penduduk
muslim Kamboja, sebagai mana kaum muslim lain, bersifat kosmopolitan. Mungkin karena
faktor inilah yang kemudian menjadikan penguasa Kamboja masuk Islam di awal abad ke-17.
Masuk Islamnya penguasa Kamboja ini lebih memperkuat posisi dominasi muslim di
Kamboja, namun seperti pengalaman Ayutthaya, ketidak stabilan hubungan internasional di
wilayah ini mempengaruhi posisi masyarakat muslim di Kamboja. Mereka tidak mampu
mencapai posisi sebelumnya, dan Islam tidak bisa memasuki elit penguasa sebagaimana di
kerajaan lain di Asia Tenggara. Konspirasi di kalangan istana negara mengakhiri kekuasaan
Islam yang singkat di Kamboja. Nasib kaum muslim yang berubah dengan cepat itu
merupakan akibat dari serangan gencar yang dilakukan Eropa yang kemudian mengakhiri
dominasi kaum muslim di Asia Tenggara.
9. Islam di Vietnam
Masuknya Islam di Vietnam, sejarahwan sepakat bahwa Islam telah sampai ke
Vietnam pada abad ke 10 dan 11a M melalui jamaah dari India, Persia dan pedagang Arab,
dan menyebar antara jamaah Cham sejak adanya perkembangan kerajaan mereka di daerah
tengah Vietnam dan dikenal dengan nama kerajaan Champa. Islam masuk ke Vietnam
melalui beberapa rute. Di antaranya:

20
Imam Subchi, Op.Cit, h: 113-117.
22

a) Melalui Perdagangan Arab di garis pantai awal abad ke 1 H atau abad ke 7 M.


Kemudian kelaut arakan dan keselatan.
b) Pedagang Melayu dan India yang aktif dalam penyebaran Islam.
c) Melalui pedagang Yunan pada abad ke 19 yang menduduki bagian Utara Vietnam.
Islam telah disebarkan ke benua kecil India dan Himalaya. Sehingga sampai ke
Gobidan seterusnya ke negara bagian Cina oleh pedagang Arab. Semua ini berlaku dalam
beberapa tahun semasa kebangkitan khalifah Islam di negara Arab. Walau bagaimanapun,
hanya kurun waktu ke 13 M, barulah pedagang Arab dan India berlayar ke Timur dimana
mereka telah menyebarkan agama Islam kepada orang Melayu. Dan pada kurun ke 14 M,
Pasai dan beberapa kerajaan Islam di Sumatra menjadi pusat penyebaran Islam sehingga
Malaka menjadi pusat Islam yang terbesar dalam kurun ke 15 sebelum jatuh ketangan pihak
Portugis pada tahun 1511.
10. Islam di Laos
Agama Islam pertama kali masuk ke Laos melalui pedagang Cina dari Yunan. Para
pedagang Chin Haw memiliki peninggalan: beberapa kelompok kecil komunitas muslim yang
tinggal di daratan tinggi dan perbukitan. Di sinimereka memiliki masjid besar kebanggaan.
Letaknya di ruas jalan di belakang pusat air mancur Nam Phui. Masjid ini dibangun dengan
gaya neo-Moghul dengan ciri khas menara gaya oriental. Masjid ini dilengkapi oleh
pengeruas suara untuk adzan. Ornamen lain adalah tulisan-tulisan di dalam masjid ini ditulis
dalam lima bahasa, yaitu Arab, Tamil, Lao, Urdu, dan Inggris. Selain Chin Haw, ada
kehadiran kelompok muslim lainnya di Laos yaitu komunitas Tamil dari Selatan India.
Muslim Tamil dikenal dengan nama Labai di Madras dan sebagai Chulia di Malaysia
dan Phuket. Mereka masuk Vientiane melalui Saigon yang masjidnya memiliki kemiripan
dengan masjid mereka di Tamil. Para jamaah muslim India Selatan inilah yang mendominasi
masjid di Vientiane.
11. Islam di Timor Leste
Timor Leste dahulu adalah salah satu provinsi di Indonesia. Timor leste secara resmi
merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya, negara ini bernama Timor Timur dan
setelah menjadi anggota PBB, mereka memakai nama Portugis Timor Leste sebagai nam
resmi. Meski dari dulu di daerah ini umat Islam menjadi minoritas. Pada daerah ini Islam
banyak terkikis oleh ajaran Nasrani yang dibawa Portugis. Namun Islam terus masuk dan
berpengaruh dalam kawasan Timor Leste. Salah satu buktinya pada tahun 1990-an muslim
mencapai 31579 jiwa ketika masih bergabung dengan Indonesia. Selain itu masjid yang
23

menjadi Ikon Islam di Timor Leste yakni Masjid An’nur, Madrasah Diniyah An-Nur yang
satu-satunya madrasah tempat menggodok generasi muda di Timor Leste.
Semangat keislaman tetap tumbuh di Timor Leste, walaupun sudah tidak bergabung
dengan Indonesia. Islam Timor Leste tetap berusaha meraih hak-hak warga negara di tengah
kehidupan negara pada masa sebelum campur pada PBB. Mereka membentuk Lembaga Islam
Timor Leste (CENCISTIL).21
2.3 Islam di Cina
Penduduk muslim Cina terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok Hui, yakni warga
muslim yang tersebar di beberapa daerah yang berpenduduk Han yang secara fisik dan
bahasa adalah warga Cina tetapi menganggap diri mereka bukan sebagai masyarakat Cina,
disebabkan mereka tidak memakan daging babi, tidak menyembah roh nenek moyang, tidak
berjudi, tidak mengkonsumsi minuman keras dan tidak pula mengisap ganja.22
Kedua, kelompok muslim yang tidak berasimilasi (menyatu atau melebur) dengan
masyarakat Asia Tengah, termsuk kelompok kazakh, uighur, kirgiz, dan beberapa kelompok
kecil lainnya yang sebasgian besar mereka berbahasa turkic yang tidak berasimilasi ke dalam
pola kebudayaan Cina. Mereka baru bergabung dengan Cina pada akhir abad ke-19 ketika
Cina berhasil mengalahkan serangkaian pemberontakan yang dilancarkan muslim yang
berbahasa cina di daerah yunan, shensi, dan di propinsi kansu dan serangkaian
pemberontakan waga uighur dan kazakh di singkiang.
Setelah berkuasa komunis Cina melanjutkan kebijakan mereka mengakomodasi
komunitas muslim. Mereka menetapkan bahwasannya adat kebiasaan muslim dapat
dilaksanakan di tempat-tempat bekerja dan di kantor pemerintahan. Praktik khitan dan
perkawinan muslim disahkan. Pada tahun 1953 dibentuk asosiasi islam cina dan pada tahun
1955 didirikan sebuah institut teologi Islam Cina, yang mendidik sarjana agama. Para
pemuka muslim disahkan menduduki jabatan politik regional dn dibentuk sejumlah wilayah
politik yang otonom di singkiang dan di beberapa propinsi lainnya. Proyek pendidikan dan
kesehatan mulai dikerjakan. Teknik pertanian dan peternakan yang bersifat ilmiah
diperkenalkan, dan banyak upaya telah ditempuh untuk mempromosikan kegiatan produksi
dengan dukungan pekerja Cina yang mendampingi masyarakat setempat. Dari tahun 1949
sampai 1955 pemerintah Cina memusatkan perhatian pada upaya integrasi beberapa daerah
minoritas.23
21
Mursal Aziz dan Siti Fatimah, Op.Cit, h: 161-166.
22
Mi Shoujiang dan You Jia, Penerjemah: Kurnia NK, Islam di China, (Yogyakarta: Lkis Pelangi
Aksara, 2014),h: 10.
23
Thohir Ajid, Study Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h: 145.
24

Cina memiliki sejarah meliputi jangka waktu lebih dari 4000 tahun, sehingga
termasuk nagara yang berperadapan tertua di dunia di samping India, Mesir, dan
Mesopotamia. T’ai Tsung naik tahta pada tahun 626, empat tahun setelah Nabi
Muhammad Saw, dan sahabat-sahabatnya meninggalkan Mekah manuju Madinah.
Pada waktu T’ai Tsung mempertahankan dan mempersatukan Cina, Nabi
Muhammad Saw baru meletakkan dasar-dasar negara Islam. T’ai Tsung pada tahun
638 M., peran menolak memberikan bantuan kepada Yazdegerd yang pada waktu itu
memerintah wilayah yang sekarang termasuk Iran, Afganistan, dan Pakistan, yang
meminta pertolongan untuk melawan kekuatan baru, yaitu orang-orang Islam.
Sasani dan Bizatium merupakan kekuatan besar di sebelah Barat. Jauh sebelum
kebangkitan Islam, Sasani dan Bizatium telah datang ke istana Cina memlalui jalan yang
terkenal dengan jalur sutera, jalan perdagangan besar yang menghubungkan Cina dengan
Konstantinopel terus ke Roma. Pada tahun 651 M., ketika Syah Peroz meminta bantuan
kepada Kao Tsung untuk melawan bangsa Arab, Kao Tsung menerima utusan khalifah
Usman Bin Affan (khalifah ketiga).24
Pada tahun 750 M., Dinasti Umayah di jatuhkan oleh Dinasti Bani Abbas.
Satu tahun kemudian, Tentara Muslim berhadapan dengan tentara Cina untuk pertama
kali nya di Talas. Dengan bantuan orang-orang Turki, Umat Islam dapat mengalahkan
Tentara Cina. Sejak peristiwa itu, penguasaan Islam terhadap Asia Tengah semakin
kukuh dan sebagian besar penduduknya memeluk Islam. Perkembangan selanjutnya,
Jengis Khan menghancurkan Dinasti Abbasiah (1258) dan Dinasti Sung di Cina
(1260). Mereka mendirikan Dinasti Yuan (1260-1268). Dinasti Yuaan berjasa dalam
penyebaran Islam kepalaman Cina sehingga banyak orang Islam menduduki jabatan
penting. Marcopolo mencatat bahwa provinsi Yunnan di bawah orang-orang Mongol
adalah Muslim dan mempunyai Gubernur seorang Muslim, Syamsuddin Umar.
Di bawah Dinasti Yuan, pakar-pakar Muslim, khususnya ahli perbintangan,
mendirikan ovservatorium yang trerkenal di shensi (Shoanxi). Dan dibawah Dinasti Ming
(1368-1644), Cina dan Dunia Islam mempunyai hubungan yang lebih erat. Pada masa ini,
pertama kalinya orang-orang Muslim Cina dalam jumlah yang banyak melakukan ibadah
Haji ke Mekah. Pada Zaman Dinasti Ming, juga terjadi penerjemaahan besar-besaran kitab-
kitab yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Cina,dan masjid- masjid di bangun di Negeri
Cina.

24
Stenbrink Karel A, Beberapa Aspek Tentang Islam di Cina abad ke-19, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984). h: 97..
25

Selama abad ke-19, terdapat pemberontakan-pemberontakan besar di Negeri Cina,


dan pemberontakan-pemberontakan di Yunan (1855-1873) oleh penduduk Muslim yang
akhirnya di tumpas dengan kekejaman yang luar biasa. Setelah revolusi kebudayaan (1966),
umat Islam yang merupakan minoritas sama sekali tidak menampakkan diri. Hubungan
dengan sebagian umat Islam di negeri lain mendingin.
2.4 Islam di Eropa
Islam pertama kali ke Benua Eropa melalui Semenanjung Iberia pada tahun 711.
Thariq bin Ziyad salah seorang panglima muslim di masa pemerintahan Dinasti Umayyah
memimpin tentara muslim melalui selat Giblartar, Spanyol atas perintah Khalifah Al-Walid
bin Abdul Malik. Benua Eropa merupakan satu-satunya benua yantg berbatasan darat dengan
Asia. Luas wilayah Eropa mencapai 10.355.000 km. Secara geografis Eropa terbagi atas
empat wilayah yakni Kawasan Eropa Barat, Eropa Timur, Eropa Selatan, dan Eropa Utara.
Jumlah penduduk Eropa menurut PBB tahun 2016 ada 741,4 juta orang.
Dalam makalah ini yang akan dikaji adalah muslim dibeberapa Negara Eropa yang
memang secara populasi cukup besar, seperti Perancis, Belanda, Jerman dan Inggris. Populasi
muslim di Eropa semakin hari semakin meningkat. Saat ini hampir 10% penduduk Eropa
merupakan muslim.
Di Perancis berdasarkan perkiraan pemerintah Prancis saat ini terdapat 5-6 juta
muslim di kota-kota metropolitan Prancis. Jumlah ini merupakan 6% dari total penduduk
Prancis saat ini dan akan mungkin bertambah 17% setiap tahunnya. Mereka umumnya
merupakan imigran namun tidak sedikit pula warga asli Prancisyang menjadi muallaf.
Berdasarkan Informasi Statistik Institut Nasional Prancis Nasional Perancis INED dan INSEE
pada Oktober 2010 terdapat setidaknya 110.000 muallaf di Prancis. Imigran muslim Perancis
umumnya berasal dari Aljazair, Maroko, Tunisia, Turki, negara-negara Afrika, negara-negara
di Asia Selatan dan Balkan. Mayoritas Muslim prancis beraliran sunni. Kebanyakan mereka
tinggal di Paris,Lyon, Lorraine, Lille, dll.25
Pertumbuhan Muslim di Belanda meningkat pesat melaluimigarasi umat Islam
terutama setelah berakhirnya Perang Dunia II. Imigrasi tersebut umumnya berasal dari
Indonesia,Suriname,Turki dan Maroko. Menurut data tahun 2007, ada 867.000 orang Islam di
Belanda di Belanda. Di mana dari jumlah itu 318.000 adalah orang islam Turki-Belanda,
297.000 adalah Maroko-Belanda dan 12.000 adalah orang-orang asli Belanda yang masuk
islam (muallaf). Kebanyakn dari Imigran Muslim mengikuti Mushab Sunni. Tetapi ada juga

25
Chatibul Umam dan Abidin Nawawi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Menara Kudus, 1996), h: 79.
26

diantara mereka pengikut Syi’ah, Alawi dan Ahmadi. Kebanyakan mereka tinggal di bagian
Selatan Belanda yakni Randstadz, Amsterdam, Rotterdam, Den Haag, dan Utrecht.
Di Jerman Islam merupakan agama terbesar ketiga setelah Katholik dan protestan.
Pada tahun 2009 terdapat antara 3,8 sampai 4,3 juta orang Jerman atau hampir 5 % dari total
penduduk Jerman. Kebanyakan orang Islam, baik penduduk Jerman maupun penduduk asing
adalah keturunan Turki (kira-kira 2,5 juta), lebih dari setengah juta berasal eks Yugoslavia,
lebih dari 300.000 dari Timur Tengah. Banyak diantaranya dan Irak dan Libanon, sekityar
300.000 dari Afrika Utara, 60.000 dari bagian lain Afrika, sekitar 180.000 dari Asia Selatan
dan Asia Tenggara dan 70.000 dari Iran. Dan adaoun jumlah orang Jerman yang masuk Islam
tidak diketahui secara pasti dan perkiraan berkisar antara 10.000 dan 100.000. Mayoritas
Muslim di Jerman adalah Sunni (75%), atapi ada juga golongan Syiah (7%) dan umumnya
berasal dari Iran dan golongan Ahmadiyah (1%), umumnya berasal dari Pakistan. Sebagian
besar dari mereka tinggal di Berlin dan beberapa kota besar yang dahulu menjadi Jerman
Barat.
Di Inggris Islam merupakan agama yang paling empat terbesar berkembang. Menurut
data Kerajaan Inggris tahun 2013, populasi Muslim sebanyak2.706.606 – 4,5% dari total
penduduk Inggris. Pada tahun yang sama dilaporkan bahwa di Kerajaan Inggris terdapat
sekitar 100.000 pemeluk Islam yang baru. Kebanyakan orang-orang Islam di Inggris adalah
keturunan imigran yang lahir di Inggris dan Pakistan, Bangladesh dan India. Selain itu
terdapat imigran muslim yang berasal dari Kenya, Cyprus dan negara-negara Timur Tengah.
Mayoritas penduduk Muslim di Inggris adalah Sunni, namun terdapat pula penduduk muslim
yang menganut Syi’ah, Ahmadiyah, dan Alawi.
Tidak diketahui secara pasti sejak kapan dan siapa orang Eropa yang pertama kali
memiliki perhatian terhadap studi islam ketimuran. Pada saat itu dimulai oleh kaum
orientalisten dengan mempelajari bahasa Arab dan agama Islam. Kemudian sesudah
meluasnya penjajahan Barat atas Timur, mereka semakin luas lagi mempelajari semua agama
Timur, adat istiadatnya, peradabannya, ilmu pengetahuannya, bahasanya dan lain-lain. Yang
paling penting sampai sekarang adalah perkembangan agama Islam, peradaban Islam dan
bahasa Arab di dunia barat. Hal itu terjadi karena di dorong oleh kepentingan politik, agama
dan lain-lain. Alasan ini juga bisa dilihat dari semua tradisi keagamaan di dunia, Islam akan
nampak sebagai satu-satunya nama yang built in (terpasang tetap). Kata “Islam” terdapat
dalam al-Qur’an sendiri, Dan orang-orang Islam teguh menggunakan istilah ini untuk
mengenal sistem keimanan mereka. Berbeda dengan apa yang terjadi pada masyarakat
keagamaan yang lain. Ketertarikan barat pada Islam, bisa dilihat ketika dimulainya gerakan
27

yang mempelajari studi Islam sejak abad ke-12. Pada saat itu, beberapa rahib barat pernah
datang ke Andalusia di masa kejayaan Timur. Mereka mencari ilmu tentang islamdi dunia
timur belajar di sekolah-sekolah ternama di wilayah timur, belajar menerjemahkan al-Qur‟an
serta buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa mereka. banyak pemuda-pemuda barat
yang belajar tentang studi islam, mempelajari ilmu ketimuran agama, adat istadat dan
peradapannya.
Kondisi ini terus berlanjut selama beberapa abad lamanya, sehingga terlihat adanya
ketidak seimbangan antara Timur dan Barat. Hal semacam ini jelas merupakan fungsi dari
pola-pola sejarah yang berubah-ubah. Selama kejayaan politik dan militer sejak abad
kedelapan hingga abad keenam belas, Islam mendominasi dunia, baik di bagian Timur
maupun Barat. Kemudian proses kekuasaan bergeser ke Barat, dan kini di akhir abad 20 M
poros kekuasaan telah mengarah kembali ke Timur. Pertentangan terus berlanjut sepanjang
sejarah perkembangan agama. Agama yang berdasarkan pada wahyu Tuhan oleh para
penganutnya dijadikan sebagai instrumen pertentangan dan konflik panjang dan tak kunjung
selesai. Seakan keduanya diciptakan selalu bertentangan. hal yang diungkapkan oleh al-
Qur‟an tentang Yesus misalnya, meskipun dengan sopan, seluruhnya bertentangan dan
merusak secara total keyakinan umat Kristen yang esensial mengenai Yesus.26
1) Islam sebuah sistem pemikiran di dunia barat.
Studi islam di dunia barat memiliki prinsip atau aturan dalam melakukan sesuatu,
sedangkan pemikiran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk menemukan
kesimpulan dari suatu premise (masalah). Manusia adalah keyword yang harus dipahami
terlebih dahulu bila kita ingin memahami pendidikan. Misi utama Islam di dunia barat adalah
membangkitkan gerakan perubahan sosial dan meluruskan pola pikir umat manusia dengan
acuan pandangan dunia tauhid yaitu menerjemahkan tauhid dalam sikap, perilaku dan
pemikiran dalam rangka menegakkan keadilan di bawah bimbingan Ilahi di muka bumi.
Pendidikan dalam Islam atau proses dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang
berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat Islam. Dalam arti proses tumbuh
berkembangnya pendidikan Islam dan umatnya, baik Islam sebagai agama, ajaran maupun
Istilah agama dalam konotasi Barat tidak mancakup wilayah dan bidang pengaruh Islam.
Inilah sebabnya Islam disebut ad-Din atau jalan hidup, bukan sekedar agama dari analisis
secara konseptual ad-Din adalah kode dan jalan yang telah dijelaskan oleh AIlah yang
mencakup keempat arti literal ad-Din, yaitu siap mengakui kekuasaan Allah sebagai
pemegang otoritas mutlak, siap dan pasrah menerima aturan-aturan hukum dan syariah-Nya
26
Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Sejarah Islam, (Jakarta: Zaman, 2014), 100-125.
28

dan akhirnya menerima dan mengakui bahwa hanya Allah-lah sebagai satu-satunya Hakim
kelak di hari pengadilan. Dari sini dapat kita lihat mengapa banyak mujaddid Muslim lebih
cenderung menggunakan terma ad-Din atau al-Islam seperti Ibnu Badis, Hasan al-Banna, al-
Maududi dan lain-lainnya. Al-Qur'an sendiri menggunakan tema ad-Din untuk menegaskan
pengertian komprehensif yang menunjukkan satu keutuhan sistem hidup yang harus dipegang
dalam kehidupan manusia pada setiap masa dan tempat. Dalam al-Qur'an istilah ad-Din juga
menunjukkan suatu kemapanan sistem pemikiran, ekonomi, politik, sosial dan moral yang
dengan demikian mencakup seluruh aspek kehidupan.
2) Awal perkembangan tradisi arabistika di Rusia
Para ahli berpendapat bahwa tradisi arabistika di rusia tak dapat di lepaskan dari ide
dan gerakan revolusioner Raja Peter The Great Diantara beberapa gebrakan revolusioner
disebut “Ekspedisi Siberia” memiliki arti paling signifikan sepeninggal raja peter dinamika
intelektual rusia di bidang ini sempat mendapatkan dukungan dari dua tokoh utama yg
membawa perubahan sekaligus pewaris “ekspedisi Siberia” yaitu G.F. Miller dan Gotleb J
Kehr. Kedua tokoh ini masing-masing memiliki dan menciptakan karya seperty gambar atau
potret batu nisan daftar kosa kata Arab yg mereka dapat dari Siberia. Akhirnya pada siding
akademi ilmu pengetahuan yg membahas tentang kosa kata rusia arab yang terdiri atas 536
kata dan tersebar dalam tujuh lembar gambar atau potret tersebut. Pemahaman hermeneutik,
Hermeneutik (menafsirkan) adalah teori tentang bekerjanya pemahaman dalam menafsirkan
teks. Hermeneutik mencakup dalam dua fokus perhatian yang berbeda dan saling berinteraksi
yaitu; pertama, peristiwa pemahaman terhadap teks. Kedua, persoalan yang lebih mengarah
mengenai pemahaman interpretasi . Sebenarnya hermeneutika sebagai metode baca teks telah
dikenal luas dalam berbagai bidang keilmuan Islam tradisional, terutama dalam tradisi Fikih
dan tafsir al-Qur’an. Sementara itu, hermeneutik modern dalam pemikiran Islam pada
dasarnya dapat disebut lompatan besar dalam perumusan metodologi pemikiran Islam pada
umumnya dan metode penafsiran al-Qur’an khususnya. Oleh karena itu, kajian hermeneutika
dalam kajian Islam juga perlu dipelajari untuk menambah khazanah keilmuan dan dapat
memberikan pengetahuan baru terhadap bagaimana memahami teks serta penafsiran terhadap
teks yang akan diteliti.27
3) Transformasi intelektual Islam ke dunia Barat
Ada beberapa pendapat tentang peradaban Islam terhadap filsafat dan ilmu
pengetahuan, yang terus berkembang hingga saat ini. Pendapat pertama mengatakan bahwa
orang Eropa belajar filsafat dari filosof Yunani seperti Aristoteles, melalui kitab-kitab yang
27
Chatibul Umam dan Abidin Nawawi, Op.Cit, h: 93-103.
29

disalin oleh St. Agustine (354 – 430 M), yang kemudian dilanjutkan oleh Anicius Manlius
Boethius (480 – 524 M) dan John Scotus.. Pendapat kedua menyatakan bahwa orang Eropa
mempelajari filsafat orang-orang Yunani dari buku-buku filasafat Yunani yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh filosof Islam seperti Al-Kindi dan Al-Farabi.
Hoesin (1961) dengan tegas menolak terhadap pendapat pertama, karena menurutnya salinan
buku filsafat Aristoteles seperti Isagoge, Categories, dan Porphyry telah dimusnahkan oleh
pemerintah Romawi bersamaan dengan eksekusi mati terhadap Boethius, yang dianggap telah
menyebarkan ajaran yang dilarang oleh negara. Selanjutnya dikatakan bahwa seandainya
kitab-kitab terjemahan Boethius menjadi sumber dan ilmu pengetahuan di Eropa, maka John
Salisbury, seorang guru besar filsafat di Universitas Paris, tidak akan menyalin kembali buku
Organon karangan Aristoteles dari terjemahan-terjemahan bahasa Arab, yang telah dikerjakan
oleh filosofi Islam.
Dari pernyataan di atas, dapat dinyatakan bahwa sentuhan dan pengaruh Barat dari
umat Islam sangat besar. Proses transformasi intelektual Islam ke dunia Barat terjadi secara
perlahan dan memakan waktu yang cukup panjang. Proses tersebut tidak berjalan dengan
mulus, ada beberapa kendala, kendala yang paling besar adalah persoalan teologis, yaitu
doktrin Kristen yang telah lama di dominasi oleh penafsiran-penafsiran kaum geraja yang
sering kali berbenturan dengan realitas dan norma-norma ilmu pengetahuan sebagaimana
yang telah diuraikan sebelumnya. Di sisi lain, terdapat banyak faktor yang mendukung
terjadinya proses transformasi intelektual Islam ke Barat, baik secara internal maupun
eksternal. Adapun faktor internalnya adalah sifat inklusifitas (keterbukaan, rahmatan lil
‘alamin) umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Artinya, umat Islam tidak
hanya mengembangkan ilmu pengetahuan terbatas untuk umat Islam saja, tetapi juga kepada
siapa saja yang memiliki keinginan untuk belajar dan mengembangkan pengetahuan tersebut,
termasuk dari kalangan orang Barat yang tidak seiman sekalipun. Sementara itu, dari segi
eksternal faktor yang ikut mendukung terjadinya penyebaran kebudayaan klasik di dunia
Islam yang kemudian ditransformasikan ke dunia Barat adalah sebagai berikut:
Adanya peristiwa yang membuat terpecahnya beberapa institusi Kristen Ortodoks
sekte Nestorian dan Monophysite dengan Gereja Induk, dengan alasan perbedaan ajaran yang
bersifat doktrinal. Akibatnya, kaum intelektual sekte dikucilkan dan bahkan terhempas keluar
dari unsure kegerejaan. Sehingga mereka harus perkembangan filsafat mencari kebudayaan
yang lebih bersahabat dan kondusif mengayomi ide dinamis mereka. Satu-satunya alternatif
adalah ke dunia Islam. Dari ilmuwan sekte kemudian umat Islam mengenal ilmu pengetahuan
Helenistik, terutama ilmu kedokteran, matematika, astronomi, teknologi dan Filsafat.
30

Penaklukan Alexander Agung juga ikut menjadi penyebab tersebarnya ilmu pengetahuan dan
kebudayaan Yunani ke Persia dan India yang kemudian kedua negara ini akhirnya menjadi
wilayah kekuasaan Islam di kemudian hari. Termasuk menerjemahkan ilmu pengetahuan dan
filsafat klasik Yunani ke dalam bahasa Pahlevi dan Syiria serta Arab yang berkembang di
Bagdad di Islam Timur dan Sisilia serta Cordova di Islam Barat. Adanya peran para
penerjemah Hebrew (Yahudi) yang telah menerjemahkan karya-karya Yunani ke dalam
bahasa Hebrew dan Arab. Sebaliknya setelah Islam memiliki kebudayaan tinggi, mereka
menjadi transmisi ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke dunia Barat. paling tidak ada dua
jalur yang telah ditempuh oleh bangsa Arab dalam melaksanakan peranannya sebagai agen
perubahan dalam peradaban umat manusia, yaitu melalui peradaban Islam di Spanyol dan
Perang Salib. Senada dengan hal itu, Musyrifah Sunanto menyatakan bahwa ilmu
pengetahuan Islam mengalir ke Eropa melalui Andalusia (Spanyol), Pulau Sisilia, dan Perang
Salib. penyebaran filsafat terjadi melalui jalur perdagangan, pendidikan dan penerjemahan
karya-karya muslim ke dalam bahasa Latin.
4) Studi Islam Normative
Corak pemikiran Islam Tradisional umumnya cenderung menggunakan metode studi
keislaman yang bercorak normatif model abad pertengahan, yang beranggapan bahwa pintu
ijtihad sudah tertutup. Maka studi keislaman hanya difokuskan pada hasil ijtihad mazhab-
mazhab yang sudah ada. Bagi golongan tradisionalis ini, apa yang dirumuskan ulama
mujtahid terdahulu sudah lengkap. Berbagai problema yang muncul di kalangan umat,
dicukupkan pada pendapat-pendapat ulama yang sudah terekam dalam kitab-kitab klasik.
Metode keilmuan tradisionalis ini memiliki fanatisme berlebihan terhadap masing-masing
mazhab yang dianut.
Studi Islam normatif ini cenderung menggunakan pola pendekatan normatif-teologis
atau bayani dalam perspektif. Pendekatan ini umumnya menggunakan metode filologi yakni
metode kebahasaan yang lebih bercorak tekstual (lafdziyyah). Dengan penggunaan metode
filologis-normatif, kelompok Islam Tradisional seringkali mempersoalkan berbagai
pandangan tentang misalnya batas aurat wanita, keluarga berencana, bunga bank dan
pengagungan akal (intelektualisme). Bagi kelompok mazhab Islam normatif ini bunga bank
itu haram, kaum perempuan wajib menutup aurat dan keluarga berencana maupun
intelektualisme merupakan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam. Sejalan dengan
berbagai tantangan modernitas dan perubahan sosial yang ada, model pendekatan studi Islam
normatif ini sudah dianggap tidak memadai lagi. Maka menurut Fazlur Rahman pendekatan
Islam normatif sebagaimana yang terlihat dalam khazanah pemikiran Islam klasik harus
31

dikembangkan melalui pendekatan Islam historis, atau dalam perspektif al-Jabiry melalui
pendekatan burhani (argumentatif-empirik), disamping pola bayani.
5) Studi Islam Historis
Studi Islam historis dikenal memiliki tiga pendekatan yakni: (a) social sciences, yang
di dalamnya mencakup disiplin ilmu sociology, anthrophology, archeology, dan sejenisnya;
(b) natural sciences, mencakup disiplin ilmu biology, physical sciences, astronomy, IT\ (c)
humanities, yang terdiri dari philosophy, psychology, arts, dan Iain-lain. Dalam
pengembangan ketiga wilayah studi keislaman masing-masing memiliki perbedaaan
pandangan antara kelompok Islamization of Knowledge sebagaimana yang dipelopori oleh
Naquib al-Attas maupun Ismail Raji al-Faruqi dengan kelompok Scientification of Islam
sebagaimana yang dipelopori oleh Fazlur Rahman, dan pemikir sealiran lainnya pada era
pasca Rahman, seperti Mohammed Arkoun. Bagi aliran pertama (Islamization of Knowledge)
berpandangan bahwa sebelum digunakan pendekatan social sciences, natural sciences
maupun humanities, maka berbagai disiplin ilmu yang tergabung ke dalam tiga pendekatan
keilmuan tersebut harus di-islamkan terlebih dahulu. Karena, bagi aliran pertama ini,
umumnya ketiga wilayah yang memuat berbagai disiplin ilmu di atas masih jauh dari nilai-
nilai ketauhidan Islam dan cenderung bercorak Western perspective.
Dari peryataan disiplin keilmuan di atas harus direkonstruksi ulang, baik pada wilayah
ontologi, epistemologi maupun aksiologi, karena bagi aliran pertama ini, bagaimanapun juga
terdapat perbedaan yang mendasar antara disiplin keilmuan Islam yang bercorak integratif-
Tauhid dengan disiplin kelimuan Barat yang dikotomik-Cartesian, dan sudah barang tentu
dinilai lebih bersifat sekuler. Tetapi bagi aliran kedua (Scientification of Islam), tampaknya
tidak terlalu mempersoalkan dimensi "keislaman dan ketauhidan", secara aksiologis dapat
memperluas dan mengaplikasikan nilai-nilai spiritualitas Islam dalam segala aspek kehidupan
umat, sekalipun berbagai disiplin keilmuan. yang tergabung dalam tiga wilayah pendekatan
studi Islam di atas berasal dari Barat. Perkembangan zaman modernisasi Barat telah
melahirkan humanisme yang sangat mengagungkan kemampuan rasio. Manusia merasa
mampu melakukan segala sesuatu bagi dirinya dengan rasionya tanpa campur tangan dari
sesuatu di luar dirinya, termasuk campur tangan Tuhan sebagai suatu kekuatan terbesar.
Mengingat apa yang ditemukan dan dikembangkan di Barat pada hakikatnya merupakan
warisan peradaban Islam seperti Ibn Rusyd (Averroisni), dan pemikir lainnya. Dari kedua
aliran pemikiran studi Islam di atas terlihat jelas pengaruhnya bagi angkatan berikutnya di
Indonesia yakni antara para alumni ISTAC (International Institute of Islamic Thought and
Civilization) dan HUM (International Islamic University of Malaysia) sebagai penerus aliran
32

pertama yang terlihat dalam berbagai karya tulis mereka yang termuat dalam beberapa buku,
harian nasional, majalah, jurnal ilmiah dan internet, dengan para penganut "mazhab" sebagai
yang mewakili penganut aliran kedua. Peneliti sengaja mengemukakan kedua lembaga
dimaksud karena kedua lembaga itulah yang dianggap paling sering untuk mencetak kedua
model kader pemikir Islam mewakili dua aliran Islamic studies di atas.
6) Masuknya Islam di Spanyol
Kehadiran orang-orang Islam di Spanyol merupakan awal munculnya Islam di benua
Eropa, karena Spanyol merupakan pintu gerbang masuknya islam bagi benua tersebut.
Sebagaimana diinformasikan dalam buku-buku sejarah, ekspansi Islam ke wilayah Barat
(dalam hal ini benua Eropa bagian Barat). Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal dengan
nama Iberia/Asbania, kemudian disebut Andalusia, ketika negeri subur itu dikuasai bangsa
Vandal. Dari perkataan inilah orang Arab menyebutnya Andalusia. bahwasanya Islam masuk
ke Spanyol pada masa Dinasti Bani Umayyah, yakni pada masa pemerintahan al-Walid bin
Abd al-Malik (86-96 H / 705-715 M), yaitu salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang
berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukkan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika
Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari Dinasti Bani Umayyah.
Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman khalifah Abdul Malik (685-
705 M). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan ibn Nu’man al-Ghassani menjadi gubernur
di daerah itu. Pada masa khalifah al-Walid, Hasan ibn Nu’man sudah digantikan oleh Musa
ibn Nushair. Di zaman al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas kekuasaannya dengan
menduduki Aljazair dan Marokko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukkan ke
daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka
menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah
mereka lakukan sebelumnya.
Dalam proses penaklukkan Spanyol terdapat tiga pahlawan yang sangat berjasa dalam
memimpin pasukan ke sana, mereka adalah Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad dan Musa bin
Nushair. Thariq dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik, Ia menyeberangi selat yang
berada di antara Maroko dan Benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang
di antaranya adalah pasukan berkuda, mereka menaiki 4 buah kapal yang disediakan oleh
Julian. Dalam penyerbuan itu Thariq tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang dan
kembali ke Afrika Utara.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk
penaklukkan wilayah yang lebih luas lagi, sehingga pada tahun 711 M, Musa ibn Nushair
mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang dibawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.
33

Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih
besar dan hasilnya lebih nyata.Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang
didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim khalifah al-
Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.
Sebuah gunung untuk pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan
pasukannya yang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq) Dengan dikuasainya daerah
ini maka terbukalah pintu untuk menguasai Spanyol.28
7) Perkembangan studi Islam di Barat
Cukup menarik jika mencermati naik turunya hubungan antara peradaban Barat
dengan peradaban Islam. Ketika melihat peradaban Barat yang dihubungkan dengan
peradaban Islam, patut digaris bawahi bahwa ketika peradaban Islam sedang berada dalam
masa-masa kemajuannnya terutama pada periode Klasik, keberadaan peradaban Barat
(Eropa) justru sedang berada dalam jurang kegelapan (the dark of middle ages), bahkan di
antara orang-orang Eropa ada yang sudah tidak mengenal kembali akan identitas kebudayaan
dan peradabannya. Kemajuan peradaban barat dimulai pada Periode Pertengahan (1250-1800
M), yang mana peradaban islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban
barat mengalami perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan Jadi sudah jelas
bahwa latar belakang Berkembanganya Studi Islam di Dunia Barat adalah disebabkan para
pelajar barat yang datang ke Jazirah Arabiyah untuk belajar. Disamping itu juga mereka telah
berhasil menterjemahkan karya-karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin. Mereka memiliki
keinginan untuk lebih dalam mengenal pendidikan islam di timur. Pendidikan adalah proses
melatih akal, jasmaniah dan moral manusia untuk melahirkan warga negara yang baik serta
menuju ke arah kesempurnaan bagi mencapai tujuan hidup. Ilmu yang dikembangkan dalam
pendidikan Barat dibentuk dari acuan pemikiran filsafat mereka yang dituangkan dalam
pemikiran yang bercirikan materialisme, idealisme, sekularisme, dan rasionalisme. Harus
diakui bahwa persoalan suksesi kepemimpinan pasca kenabian masih menyisakan problem
dan akhirnya memunculkan oposisi dalam setiap sukses. Gerakan ini pada akhirnya
menimbulkan massa pencerahan dan revolusi industri yang menyebabkan Eropa maju.
Dengan demikian Andalusia merupakan sumber-sumber cahaya bagi Eropa dan memberikan
kepada benua itu manfaat dari ilmu dan budaya Islam selama hampir tiga abad.
Masa Renaisance (abad pertengahan : 1250-1800 M) adalah masa dimana peradaban
Barat mulai bangkit kembali sementara itu peradaban Islam mengalami stagnasi. Renaisance
membawa perubahan baru bagi dunia Barat dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Ekonomi.
28
Mohammad Fadhilah Zein, Islam di Yordania, Maroko, dan Spanyol, (Yogyakarta: Mizan, 1989), h: 11-30.
34

perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh peradaban Islam. Sebagaimana kita ketahui
di masa kejayaan Islam. Andalusia (Spanyol) pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah
merupakan salah satu tempat yang mengalami kemajuan dalam bidang pendidikan, politik,
sosial, dan ekonomi teknologi sampai sekarang. Sementara Studi Islam yang dilakukan oleh
kalangan orientalist bermaksud untuk mempelajari seluk-beluk ajaran islam dan
menjadikannya sebagai Ilmu Pengetahuan. Hal ini yang membuat Islam lebih dikenal sebagai
sains didunia barat (sains islam). Pada dasarnya Studi Islam dan Sains Islam ada perbedaan
dan persamaan. Persamaan studi dan sains terletak pada objek kajiannya yakni ilmu
pengetahuan, Sedangkan perbedaan Studi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang
dirumuskan dari ajaran islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia.
Sedangkan Sains Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup berbagai pengetahuan
modern seperti kedokteran, astronomi, matematika, fisika, dan sebagainya yang dibangun
atas arahan nilai-nilai islami. Sains Islam adalah sains yang dikembangkan oleh kaum
muslimin sejak abad islam ke-2, yang keadaannya sudah tentu merupakan salah satu
pencapaian besar dalam peradaban islam. Selama kurang lebih 700 tahun, sejak abad ke-2
hingga ke-9 Masehi, peradaban islam mungkin merupakan peradaban yang paling produktif
dibandingkan peradaban manapun.
Memasuki abad ke 20 M, dunia islam bangkit memerdekakan negerinya dari penjajah
barat, pada saat itu mulai bermunculan pemikiran pendahuluan dalam islam, ada beberapa hal
yang mendorong muncul nya pembaharuan dalam islam yang pertama, timbulnya kesadaran
di kalangan ulama bahwa banyak ajaran-ajaran asing yang masuk dan di terima sebagai
ajaran islam. Ajaran inilah yang membawa islam mulai mundur, oleh karena itu mereka
bangkit untuk membersihkan ajaran atau faham-faham yang bertentangan dengan islam
Gerakan ini disebut gerakan reformasi. Barat mendominasi dunia di bidang politik dan
peradapan, dari berbagai halangan dan konflik akhirnya islam bias berkembang pesat di dunia
barat melewati para tokoh-tokoh pelajar yang membawa islam dari timur ke wilayah barat.
8) Peradaban Islam di Cordoba & Granada
Ketika Islam mencapai puncak keemasan peradaban, kota Cordoba dan Granada
adalah dua kota yang berperan penting dimasa itu, dua kota ini adalah pusat-pusat peradaban
yang sangat penting karena dipandang mampu menyaingi Baghdad di daerah timur, dalam
bidang pendidikan dan teknologi, akan tetapi puncak keemasan itu berpindah tangan pada
bangsa-bangsa Eropa yang mulai bangkit dengan politik, ilmu pengetahuan dan teknologinya,
yang tentu saja tidak bisa dipisahkan dari peran Islam dalam membangun peradaban di
Spanyol, itulah awal kemunduran peradaban Islam di Eropa. Adanya gangguan yang
35

mengakibatkan pertentangan di antara penguasa karna adanya perbedaan etnis golongan.


Pada saat itulah Bangsa Eropa memukul mundur Islam yang tumbuh subur di Spanyol,
kejadian itu dikenal dengan Renaissance.
9) Sejarah peradaban Islam di Istambul Turki
Turki adalah sebuah negara besar di kawasan Eurasia, Wilayahnya terbentang dari
Semenanjung Anatolia di Asia Barat Daya dan daerah Balkan di Eropa Tenggara. Islam
berkembang di turki pada abab pertengahan. Berkembangnya islam di turki di ikuti juga
peristiwa penyerangan mongol terhadap dunia islam. Pendiri kerajaan turki Qayiqh Oghus
mengajak semua anggota suku nya untuk menghindari serbuan bangsa mongol yang
menyerang dunia islam. Bangsa mongol mengalami kemunduran dan pada saat itu turki
mulai muncul kerajaan-kerajaan salah satunya kerajaan turki usmani. Di saat itulah dunia
islam di turki mulai berkembang hingga sekarang. Turki berbatasan dengan Laut Hitam di
sebelah utara; Bulgaria di sebelah barat laut; Yunani dan Laut Aegea di sebelah barat;
Georgia di timur laut; Armenia, Azerbaijan, dan Iran di sebelah timur; Irak dan Suriah di
tenggara; dan Laut Mediterania di sebelah selatan. Laut Marmara yang merupakan bagian
dari Turki digunakan untuk menandai batas wilayah Eropa dan Asia, sehingga Turki dikenal
sebagai negara transkontinental. Istambul merupakan ibukota kesultanan Tturki utsmani Kota
ini sebelumya adalah ibukota Kekaisaran Bizantium dan bernama Konstatianopel.29
10) Dampak yang ditimbulkan dari perkembangan studi Islam bagi dunia Barat.
Setelah atudi Islam berkembang begitu pesatnya di dunia barat, maka mulai
tampaklah dampak-dampak yang ditimbulkan mulai dari hal yang positif maupun negative.
Berikut dampak positif dan negatif studi islam di dunia baru.
a) Dampak Positif.
Kehadiran Islam di Eropa Spanyol membawa perubahan dalam berbagai segi
kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek peradaban dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari hal ini telah menimbulkan semangat orang barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan
yang dibawa oleh islam. Sudah banyak orang barat yang menguasai ilmu pengetahuan dari
islam, seperti ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tambang (minerologi), meteorology (karya Al
Khazini), dan sebagainya. Sedangkan dibidang teknologi adalah orang barat bisa membuat
berbagai macam alat industri yang dihasilkan dari observasi atau penelitian. Sekitar abad ke-
16 M telah ditemukan sebuah alat perajut kaos kaki. Kemudian tahun 1733 M John Kay telah
berhasil membuat alat tenun baru yang dapat bekerja lebih cepat dan menghasilkan tenunan
yang baik. Pada tahun 1765 M Hargreaves berhasil membuat alat pintal yang dapat memintal
29
Achhiriah dan laila Rohani, Op.Cit, h: 65-68.
36

berpuluh-puluh gulung benang sekaligus. Kemudian sekitar tahun 1780 M terjadi revolusi
industri di Inggris, seperti ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769 M dan
alat tenun oleh Cartwright tahun 1785 M yang menyebabkan Inggris menjadi negara industri
maju.
b) Dampak Negatif.
Setelah bangsa barat menjadi bangsa yang maju dan telah mengalami revolusi
dibidang industri. Maka mereka mendapati masalah kekurangan bahan baku dalam kegiatan
industrinya. Kemudian untuk mencari jalan keluarnya mereka berlomba-lomba mencari di
dunia Timur, yang kebanyakan dikuasai oleh pemerintahan muslim. Di samping itu, mereka
juga memerlukan tempat pemasaran baru bagi hasil industrinya ke negara-negara Timur.
Sebagai akibatnya, banyak negara-negara Barat datang kedunia Timur dan terjadilah
Ekspansi besar-besaran dalam bidang social, politik, ekonomi dan sebagainya. Di waktu
itulah terjadi suatu massa kolonial dan imperial, yaitu massa dimana bangsa-bangsa Barat
melakukan penjajahan terhadap dunia Timur, khususnya dunia muslim. Suasana seperti itu
menyebabkan dunia Timur mengalami kemunduran dan Barat mencapai kemajuan pesat dari
hasil kolonialisme dan imperialisme atas dunia Timur.
Dampak negatif yang kedua dapat dikatakan bagaikan kacang lupa kulitnya karena,
mereka sungguh tidak tahu diri. Ilmu yang berkembang di Dunia Barat itu adalah dari islam,
akan tetapi mereka mengingkarinya, mereka tidak mengakui. Malahan mereka mengaku ilmu
tersebut berasal dari peradaban lain, bukan dari peradaban islam. Ada seorang sarjana
bernama Max Dimont mengatakan bahwa orang Barat itu menderita Narcisisme, yaitu
mereka mengagumi diri mereka sendiri, dan kurang memiliki kesediaan untuk mengakui
utang budinya kepada bangsa-bangsa lain. Mereka hanya mengatakan, bahwa yang mereka
dapatkan itu adalah warisan dari Yunani dan Romawi.30
2.5 Islam di Timur Tengah
Perkembangan agama Islam tidak lepas dari perembangan ilmu pengetahuan dunia/
umum. Tepatnya pada akhir periode madinah sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan
islam masih di masjid-masjid dan rumah-rumah, dengan ciri hafalan. Namun sudah
diperkenalkan logika matematika, ilmu alam, kedokteran, kimia, musik, sejarah dan geografi.
Selama abad ke-5 H, selama periode Khalifah Abbasyiah, sekolah-sekolah didirikan di kota-
kota dan mulai menempati gedung-gedung besar, bukan lagi masjid, dan mulai yang bersifat
intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.

30
Mursal Aziz dan siti Fatimah, Op.Cit, h: 108.
37

Berdirinya sistem madrasah adalah di abad 5 H/akhir abad 11 M, justru menjadi titik
balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai negara. Kemudian madrasah
menjadi alat penguasa untuk mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh Kerajaan
Fatimah di Kairo. Sebelumnya di sekolah ini diajarkan kimia, kedokteran, filsafat, diganti
hanya mempelajari tafsir, kalam fiqih dan bahasa. Matematika hilang dari kurikulum Al-
Azhar tahun 1748 M. Memang pada masa kekhalifahan Abbasyiah Al-Ma’mun (198-218
H/813-833 M), sebelum hancurnya aliran Mu’tazilah, ilmu-ilmu umum yang bertitik tolak
dari nalar dan kajian-kajian empiris dipelajari di madrasah.
Pengaruh Al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal pemisahan ilmu agama
dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian islam di zamannya, yaitu
Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus dan Jerussalem. Ada empat perguruan tinggi tertua di
dunia muslim, yaitu (1) Nizhamiyah di Baghdad (2) Al-Azhar di Kairo Mesir (3) Cordova
(bagian barat) dan (4) Kairwan Amir Nizam Al-Muluk di Maroko. Sejarah singkat masing-
masing pusat studi islam di gambarkan sebagai berikut:
a) Nizhamiyah di Baghdad
Perguruan tinggi Nizhamiyah di Baghdad ini berdiri pada tahun 445 H/1063 M.[1]
Perguruan tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di baghdad,
yakni Bait Al-Hikmah yang dibangun oleh Khalifah Al-Makmun (813-833 M), salah seorang
ulama besar yang pernah mengajar di sana, adalah ahli pikir islam terbesar, Abu Hamid Al-
Ghazali (1058-1111 M), yang kemudian terkenal dengan sebutan Imam Ghazali.
Di lembaga ini ada empat unsur pokok, yakni (1) seorang mudarris (guru besar) yang
bertanggung jawab terhadap pengajaran di lembaga pendidikan, muqri’ (ahli Al-Qur’an) yang
mengajar Al-Qur’an di masjid, muhaddis (ahli hadis) yang mengajar hadis lembaga
pendidikan, dan seorang pustakawan (Bait Al-Maktub) yang bertanggung jawab terhadap
perpustakaan, mengajar bahasa dan hal-hal yang terkait. Perguruan tinggi tertua di Baghdad
ini hanya sempat hidup hampir dua abad. Yang akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa
Mongol di bawah pimpinan Hulaghu Khan pada tahun 1258 M.
b) Al-Azhar di Kairo Mesir
Panglima besar Juhari Al-Siqili pada tahun 362 H/972 M membangun Perguruan
Tinggi Al-Azhar dengan kurikulum berdasarkan ajaran sekte Syiah. Pada masa pemerintahan
Khalifah Al-Hakim Biamrillah (966-1020), khalifah keenam dari Daulat Fathimiyah, ia pun
membangun perpustakaan terbesar di Al-Qahirah untuk mendampingi Perguruan Tinggi Al-
Azhar, yang diberi nama Bait Al-Hikmah (Balai ilmu pengetahuan), seperti nama
perpustakaan terbesar di Baghdad. Pada tahun 567 H/1171 M Daulat Fathimiyah di
38

tumbangkan oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi yang mendirikan Daulat Ayyubiyah (1171-
1269 M) dan menyatakan tunduk kembali kepada Daulat Abbasyiah di Baghdad. Kurikulum
pada perguruan tinggi Al-Azhar lantas mengalami perombakan total, dari aliran Syi’ah
kepada aliran Sunni. Ternyata perguruan tinggi al-Azhar ini mampu hidup terus sampai
sekarang, yakni sejak abad ke-10 M sampai abad ke-20 M dan tampaknya akan tetap selama
hidupnya.
Universitas al-Azhar dapat dibedakan menjadi dua periode : pertama, periode sebelum
tahun 1961 dan kedua, periode setelah 1961, dimana fakultas-fakultasnya sama seperti yang
ada di IAIN sekarang, dan periode setelah tahun 1961, dimana fakultas-fakultas dan ilmu-
ilmu yang dikaji telah meliputi seluruh cabang ilmu pengetahuan umum dan agama. Kalau
peride pertama kita sebut periode Qadim (lama), dan kedua sebagai periode Jadid (baru),
maka yang dicontoh IAIN selama ini ialah Al-Azhar periode Qadim.
c) Perguruan Tinggi Cordova
Adapun sejarah singkat Cordova dapat digambarkan demikian, bahwa di tangan
Daulat Ummayah, semenanjung Liberia yang berabad-abad sebelumnya terpandang daerah
minus, berubah bagaikan disulap menjadi daerah yang makmur dan kaya raya akan
pembangunan bendungan-bendungan irigasi di sana sini menuruti contoh lembah Nil dan
lembah Ephrate. Bahkan pada masa berikutnya, Cordova menjadi pusat ilmu dan kebudayaan
yang gilang gemilang sepanjang zaman tengah. The Historians’ Historyofthe World menulis
tentang peri keadaan pada masa pemerintahan Amir Abdurrahman I (756-788 M) itu, sebagai
berikut, demikian tulis buku sejarah terbesar tersebut tentang perikeadaan Andalusia waktu
itu, yang merupakan pusat intelektual di eropa dan dikagumi kemakmurannya. Sejarah
mencatat, sebagai contoh, bahwa Aelhoud dari Bath (Inggris) belajar ke Cordova pada tahun
1120 M, dan pelajaran yang dituntunnya adalah geometri, algebra (aljabar), matematik.
Gerard dari Cremona belajar di Toledo seperti halnya Aelhoud ke Cordova. Begitu pula
tokoh-tokoh lainnya.
d) Kairawan Nizam al-Muluk di Maroko
Perguruan tinggi Kairwan ini berada di kota Fez (Afrika Barat). Perguruan tinggi ini
bermula dibangun pada tahun 859 M oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang
berasal dari Kairawan (Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M perguruan tinggi ini diserahkan
kepada pemerintah dan sejak saat itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan
perkembangannya berada di bawah pengawasan dan pembiayaan negara.
Seperti halnya perguruan tinggi Al-Azhar, perguruan tinggi Kairawan masih tetap
hidup sampai sekarang. Di antara sekian banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim
39

terkenal, diantaranya adalah Allal Al-Fasi, dan Mahdi Ben Barka, yang berhasil mencapai
kemerdekaan Maroko dari penjajahan Perancis sehabis perang Dunia kedua, lalu pejabat PM
Maroko di bawah Sultan Muhammad V. Sedangkan ilmuan termasyhur yang pernah menjadi
maha gurunya antara lain Ibnu Thufail (1106-1185 M) dan Ibnu Rusyd (1126-1198 M), pada
masa Daulat Almuwahhidin dari Eropa, maka nama Avenbacer (Abu bakar Ibnu Thufail) dan
Averroes (Ibnu Rusyd) dan Avempas (Ibnu Bajah) dan Alhazem (Imnu Hazmi) dan lainnya,
amat populer dan harum di Eropa.
Sebagai catatan, perguruan tinggi Al-Azhar (972 M) di Mesir, dan perguruan tinggi
Kairwan (859 M) di Maroko, adalah lebih tua dibandingkan dengan perguruan tinggi Oxford
(1163 M) dan perguruan tinggi Cambridge (1209 M) di Inggris, dan perguruan tinggi
Sorbonne (1253 M) di Perancis, perguruan tinggi Tubingen (1477 M) di Jerman, dan
perguruan tinggi Edinburg (1582 M) di Skotlandia.
Penyebab utama kemunduruan dunia muslim, khususnya di bidang ilmu pengetahuan
adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara bayaran Turki. Kemudian
dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa bendera perang salib. Akhirnya,
Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu dihancurkan Hulaghu Khan tahun 1258
M. Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan Hulaghu Khan.
Dapat di simpulkan dari berbagai perguruan tinggi yang telah muncul di dunia timur
tersebut itu membuktikan bahwasannya dunia islam pernah menguasai dunia ilmu
pengetahuan khususnya di dunia timur.dan ini juga membuktikan bahwa ajaran agama islam
merupakan ajaran yang sempurna baik dari segi ilmu ketuhanan maupun ilmu yang berkaitan
dengan dunia.31

31
Azyumardi Azra, Op.Cit, h: 229-240.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam berkembang melalui proses perjalanan sejarah yang panjang dankultur yang
berbeda melihat dimana Islam itu berkembang. Perbedaan latar belakang sejarah dan budaya
mempunyai ukuran yang sama tentang ke-Islaman.Pandangan agama dapat berubah dan
dibenarkan berbeda karena perbedaan waktu,zaman, lingkungan, stuasi dan sasaran serta
tradisi yang sesuai dengan suatu kaidah.Maka studi keislaman di wilayah-wilayah secara
objektif akan berhasilkan pandangan dan aplikasi Islam yang benar dan tidak harus sama
dengan apa yangdilakukan dan diterapkan di wilayah lainnya. Oleh karena itu, sangat
didambakanuntuk munculnya pusat-pusat studi Islam untuk dapat menyahuti persoalan
yangterus berkembang di masa mendatang.
3.2 Saran
Studi kawasan Islam sudah menjadi sesuatu yang penting bagi umat Islam.Oleh
karena itu, kita sebagai umat muslim juga harus memilikki andil dalam perkembangan studi
Islam. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan mengugah para generasi untuk peradaban
Islam yang kini mulai pudar akibat krisis budaya, agama dan lainnya.

40
DAFTAR PUSTAKA
Lapidus, Ira M. 1993. Sejarah Sosial Umat Islam Bagian Tiga. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Azyumardi, Azra. 1997. Renaisans Islam Asia Tenggara. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Achiriah dan Laila Rohani. 2018. Sejarah Peradaban Islam. Medan: Perdana Publishing.
Abd, Hakim Atang dan Jaih Mubarok. 2004. Metodologi Studi Islam. Bandung: Remaja
Rosda karya.
Subchi, Imam. 2016. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: Karya Toha Putra.
Asari, Hasan. 2018. Sejarah Pendidikan Islam. Medan: Perdana Publishing.
Dahlan, Zaini. t.t. Sejarah Pendidikan Islam. Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara.
Aziz, Mursal dan Siti Fatimah. 2019. Sejarah Peradaban Islam. Medan: Febi Press.
Shoujiang, Mi dan You Jia. Penerjemah: Kurnia NK. 2014. Islam di China. Yogyakarta: Lkis
Pelangi Aksara.
Ajid, Thohir. 2009. Study Kawasan Dunia Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
A, Stenbrink Karel. 1984. Beberapa Aspek Tentang Islam di Cina abad ke-19. Jakarta: Bulan
Bintang.
Umam, Chatibul dan Abidin Nawawi. 1996. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Menara
Kudus.
Ibrahim, Qasim A. dan Muhammad A. Saleh. 2014. Sejarah Islam. Jakarta: Zaman.
Zein, Mohammad Fadhilah. 1989. Islam di Yordania, Maroko, dan Spanyol. Yogyakarta:
Mizan.

41

Anda mungkin juga menyukai