Anda di halaman 1dari 14

Sejarah Islam Asia Tenggara Dosen Pengampu

Tugas Kelompok Musthafa Kamal, M.Pd

MAKALAH SEJARAH ISLAM ASIA TENGGARA

PENGERTIAN SEJARAH, METODE SEJARAH MODERN DAN RUANG


LINGKUP KAJIAN SEJARAH ISLAM ASIA TENGGARA (SIAT)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara

Disusun oleh:
KELOMPOK 1

ANISA DINDA PUTRI 12260123562

NURINTAN MARIAH ZAHRA 12260121613

PUTRI SULAINI 12260124389


FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERASITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF


KASIM RIAU 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam tidak lupa juga penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, berkat doa dan usaha beliau kita bisa mencapai nikmat Islam dan ilmu
pengetahuan.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini.Khususnya pada Dosen pengampu Bapak
Musthafa Kamal, M.Pd. yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan
makalah ini.
Makalah ini disusun untuk dijadikan pembelajaran dalam mata kuliah Sejarah
Islam Asia Tenggara.Rangkaian-rangkaian materi ini yang diharapkan dapat
membantu para pembaca dalam memahami tentang Pengertian Sejarah, Metode
Sejarah Modern Dan Ruang Lingkup Kajian Sejarah Islam Asia Tenggara. Juga
diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kami dan juga
pembacanya.
Kami sadar, bahwa dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan
kelemahan.Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
diharapkan demi perbaikan yang semestinya pada makalah ini sangat kami
harapkan pada semua pihak yang berkenan memperhatikan isi dan penulisannya.

Pekanbaru , 13 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3

A. Asal usul Bangsa Arab.....................................................................................3

B. Flora dan Fauna................................................................................................4

C. Watak Bangsa Arab.........................................................................................4

D. Agama dan Kepercayaan.................................................................................5

E. Pemerintahan....................................................................................................1

F. Ekonomi dan Sosial Budaya............................................................................2

BAB III PENUTUP.................................................................................................14

A. Kesimpulan....................................................................................................14

B. SARAN..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asia Tenggara merupakan tempat tinggal bagi penduduk Muslim


terbanyak di dunia. Islam ialah agama kebanyakan di Indonesia, Malaysia
serta Brunei Darussalam. Tidak hanya itu, minoritas Muslim bisa ditemui di
Burma( Myanmar), Singapore, Filipina, Thailand serta Vietnam. Secara
geografis, kawasan Asia Tenggara ialah tempat yang unik serta menarik untuk
pertumbuhan agama- agama dunia, sehingga nyaris segala agama paling
utama agama besar sempat singgah serta menemukan pengaruh di sebagian
tempat di kawasan ini, tercantum agama Islam. Apalagi tidak kelewatan
apabila dikatakan kalau penduduk Muslim terbanyak terdapat di kawasan Asia
Tenggara.
Dikala ini, terdapat kurang lebih 240 juta Muslim di Asia Tenggara
ataupun sekitar 42% dari jumlah populasi penduduk Asia Tenggara.
Jumlahnya kurang lebih 25% dari total penduduk Muslim dunia yang
berjumlah 1. 57 miliyar jiwa. Walaupun jauh dari negeri asal agama Islam,
tetapi penduduk yang menganut agama Islam di Indonesia sangatlah besar,
yakni kurang lebih 12, 9% dari total Muslim dunia. Disaat ini, Muslim di
Indonesia berjumlah sekitar 203 juta jiwa ataupun 88, 2% dari segala jumlah
penduduk yang berjumlah nyaris 230 juta jiwa.
Di Malaysia, Muslim berjumlah 16. 581. 000 jiwa, ataupun 60. 4% dari
total penduduknya. Di Brunei, Muslim berjumlah 269. 000 jiwa, ataupun 67,
2% dari segala jumlah penduduknya. Di Singapore ada 16. 581. 000 orang
Muslim, ataupun 15% dari segala jumlah penduduk. Tidak hanya itu, pula ada
minoritas Muslim di sebagian negeri Asia tenggara yang lain, seperti 4, 654.
000 orang( 5, 1%) di Filipina; 3, 930. 0008 orang( 5, 7%) dari segala jumlah

1
penduduk Thailand; 1. 889. 000 orang( 3, 8%) di Myanmar; serta 2000
orang(- 1%) di Laos.
Teori tentang Kehadiran Islam di Nusantara Sepanjang menyangkut
kehadiran Islam di Nusantara, terjalin perdebatan panjang serta perbandingan
komentar di golongan para pakar. Perdebatan itu bagi Azyumardi Azra
berkisar pada 3 permasalahan pokok, ialah asal- muasal Islam yang tumbuh di
daerah Nusantara, pembawa serta pendakwah Islam serta kapan sesungguhnya
Islam mulai tiba ke Nusantara.

B. Rumusan Masalah

Secara umum, rumusan masalah pada makalah “Sejarah Islam Asia

Tenggara” ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut

1. Apa Pengertian Sejarah ?

2. Metode-metode apa sajakah yang di pakai pada zaman sejarah

modern?

3. Apa saja yang merupakan ruang lingkup tentang SIAT?

4.

C. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan Penulisan makalah ini adalah :

1. Memenuhi disiplin tugas dalam mata kuliah “Sejarah Islam Asia

Tenggara”.

2. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai Pengertian Sejarah,

Metode Sejarah Modern Dan Ruang Lingkup Kajian

Sejarah Islam Asia Tenggara.

2
3. Sebagai bahan diskusi kelas.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab(‫ةرجش‬:šajaratun) yang maksudnya


pohon (tumbuhan). Dalam bahasa Arab, kata sejarah diucap tarikh(‫)خيرات‬. Ada
pula kata tarikh dalam Bahasa Indonesia bermakna waktu. Kata Sejarah lebih
dekat pada bahasa Yunani ialah Historia yang berarti ilmu. Dalam bahasa
Inggris berasal dari history, ialah masa kemudian. Dalam bahasa Prancis
historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang
terjalin, serta bahasa Belanda diketahui gescheiedenis.

Penafsiran di atas bisa ditegaskan kalau penafsiran sejarah menyangkut


waktu serta peristiwa. Oleh sebab itu permasalahan waktu berarti dalam
menguasai peristiwa, sejarawan cenderung menanggulangi permasalahan ini
dengan membuat periodisasi. Sejarah, babad, hikayat, riwayat, ataupun tambo
dalam bahasa Indonesia bisa dimaksud selaku peristiwa serta peristiwa yang
betul- betul terjalin pada masa kemudian ataupun silsilah, paling utama untuk
raja- raja.

Kata sejarah bagi komentar para pakar, ialah selaku berikut:

J. Bank berkomentar kalau Sejarah ialah seluruh peristiwa ataupun


peristiwa masa kemudian. Sejarah buat menguasai sikap masa kemudian, masa
saat ini serta masa yang hendak tiba. Robin Winks berkomentar kalau Sejarah
merupakan riset tentang manusia dalam kehidupan warga. Leopold von Ranke
berkomentar kalau sejarah merupakan peristiwa yang terjalin.

Sir Charles Firth berkomentar kalau Sejarah merekam kehidupan manusia,


pergantian yang terus menerus, merekam ide- ide, serta merekam kondisi-
kondisi material yang sudah menolong ataupun merintangi perkembangnnya.
John Tosh berkomentar kalau Sejarah merupakan memori kolektif,

3
pengalaman lewat pengembangan sesuatu rasa bukti diri sosial manusia serta
prospek manusia tersebut di masa yang hendak tiba.

Rochiati Wiriatmadja berkomentar kalau Sejarah ialah disiplin ilmu yang


menjanjikan etika, moral, kebijaksanaan, nilai- nilai spiritual, serta kultural.
Sebaliknya Muhammad Yamin berkomentar kalau Sejarah merupakan ilmu
pengetahuan tentang cerita selaku hasil pengertian peristiwa manusia masa
kemudian.

Sartono Kartodirdjo yang dikutip Haryono berkomentar kalau Sejarah


menggambarkan peristiwa dengan membuat kembali peristiwa tersebut secara
verbal. Sebaliknya Daniel serta Banks berkomentar kalau sejarah merupakan
kenangan pengalaman manusia. Sebaliknya Banks berkomentar kalau
peristiwa di masa kemudian merupakan sejarah serta sejarah merupakan
aktualitas.

B. Metode-Metode Sejarah Modern

Sejauh menyangkut kedatangan Islam di Nusantara, terjadi perdebatan


panjang dan perbedaan pendapat di kalangan para ahli. Perdebatan itu menurut
Azyumardi Azra berkisar pada tiga masalah pokok, yakni asal-muasal Islam
yang berkembang di wilayah Nusantara, pembawa dan pendakwah Islam dan
kapan sebenarnya Islam mulai datang ke Nusantara.

Ada sejumlah teori yang membicarakan mengenai asal-muasal Islam yang


berkembang di Nusantara.

Pertama, teori Gujarat. Teori ini dikemukakan oleh sejumlah sarjana


Belanda, antara lain Pijnappel, Snouck Hurgronje dan Moquette. Teori ini
mengatakan bahwa Islam yang berkembang di Nusantara bukan berasal dari
Persia atau Arabia, melainkan dari orang-orang Arab yang telah bermigrasi
dan menetap di wilayah India dan kemudian membawanya ke Nusantara.
Teori Gujarat ini mendasarkan pendapatnya melalui teori mazhab dan teori
nisan. Menurut teori ini, ditemukan adanya persamaan mazhab yang dianut

4
oleh umat Islam Nusantara dengan umat Islam di Gujarat. Mazhab yang dianut
oleh kedua komunitas Muslim ini adalah mazhab Syafi’i. Pada saat yang
bersamaan teori mazhab ini dikuatkan oleh teori nisan, yakni ditemukannya
model dan bentuk nisan pada makam-makam baik di Pasai, Semenanjung
Malaya dan di Gresik, yang bentuk dan modelnya sama dengan yang ada di
Gujarat. Karena buktibukti itu, mereka memastikan Islam yang berkembang di
Nusantara pastilah berasal dari sana.

Kedua, teori Bengal. Teori ini mengatakan bahwa Islam Nusantara berasal
dari daerah Bengal. Teori ini dikemukakan oleh S.Q. Fatimi. Teori Bengalnya
Fatimi ini juga didasarkan pada teori nisan. Menurut Fatimi, model dan bentuk
nisan Malik al-Shalih, raja Pasai, berbeda sepenuhnya dengan batu nisan yang
terdapat di Gujarat. Bentuk dan model batu nisan itu justru mirip dengan batu
nisan yang ada di Bengal. Oleh karena itu, menurutnya pastilah Islam juga
berasal dari sana. Namun demikian teori nisan Fatimi ini kemudian menjadi
lemah dengan diajukannya teori mazhab. Mengikuti teori mazhab, ternyata
terdapat perbedaan mazhab yang dianut oleh umat Islam Bengal yang
bermazhab Hanafi, sementara umat Islam Nusantara menganut mazhab
Syafi’i. Dengan demikian teori Bengal ini menjadi tidak kuat.

Ketiga, teori Coromandel dan Malabar. Teori ini dikemukakan oleh


Marrison dengan mendasarkan pada pendapat yang dipegangi oleh Thomas
W. Arnold. Teori Coromandel dan Malabar yang mengatakan bahwa Islam
yang berkembang di Nusantara berasal dari Coromandel dan Malabar adalah
juga dengan menggunakan penyimpulan atas dasar teori mazhab. Ada
persamaan mazhab yang dianut oleh umat Islam Nusantara dengan umat Islam
Coromandel dan Malabar yaitu mazhab Syafi’i. Dalam pada itu menurut
Marrison, ketika terjadi islamisasi Pasai tahun 1292, Gujarat masih merupakan
kerajaan Hindu. Untuk itu tidak mungkin kalau asal muasal penyebaran Islam
berasal dari Gujarat.

Keempat, teori Arabia. Masih menurut Thomas W. Arnold, Coromandel


dan Malabar bukan satu-satunya tempat asal Islam dibawa. Ia mengatakan

5
bahwa para pedagang Arab juga menyebarkan Islam ketika mereka dominan
dalam perdagangan Barat-Timur sejak awal-awal abad Hijriah atau abad ke-7
dan 8 Masehi. Hal ini didasarkan pada sunber-sumber Cina yang mengatakan
bahwa menjelang akhir abad ke-7 seorang pedagang Arab menjadi pemimpin
sebuah pemukiman Arab-Muslim di pesisir pantai Barat Sumatera. 8Dalam
pada itu Thomas W. Arnold juga tidak mengesampingkan kemungkinan teori
yang kelima, yaitu teori Persia. Teori ini juga mendasarkan pada teori mazhab.
Ditemukan adanya peninggalan mazhab keagamaan di Sumatera dan Jawa
yang bercorak Syiah. Juga disebutkan adanya dua orang ulama fiqh yang
dekat dengan Sultan yang memiliki keturunan Persia. Seorang berasal dari
Shiraz dan seorang lagi berasal dari Isfahan.

Keenam, teori Mesir. Teori yang dikemukakan oleh Kaijzer ini juga
mendasarkan pada teori mazhab, dengan mengatakan bahwa ada persamaan
mazhab yang dianut oleh penduduk Mesir dan Nusantara, yaitu bermazhab
Syafi’i. Teori Arab-Mesir ini juga dikuatkan oleh Niemann dan de Hollander.
Tetapi keduanya memberikan revisi, bahwa bukan Mesir sebagai sumber
Islam Nusantara, melainkan Hadramaut. Sementara itu dalam seminar yang
diselenggarakan tahun 1969 dan 1978 tentang kedatangan Islam ke Nusantara
menyimpulkan bahwa Islam langsung datang dari Arabia, tidak melalui dan
dari India.

Mengenai siapakah yang menyebarkan Islam ke wilayah Nusantara,


Azyumardi Azra mempertimbangkan tiga teori. Pertama, teori da’i. Penyebar
Islam adalah para guru dan penyebar professional (para da’i). Mereka secara
khusus memiliki missi untuk menyebarkan agama Islam. Kemungkinan ini
didasarkan pada riwayat-riwayat yang dikemukakan historiografi Islam klasik,
seperti misalnya Hikayat Raja-raja Pasai (ditulis setelah 1350), Sejarah
Melayu (ditulis setelah 1500) dan Hikayat Merong Mahawangsa (ditulis
setelah 1630).

Kedua, teori pedagang. Islam disebarkan oleh para pedagang. Mengenai


peran pedagang dalam penyebaran Islam kebanyakan dikemukakan oleh

6
sarjana Barat. Menurut mereka, para pedagang Muslim menyebarkan Islam
sambil melakukan usaha perdagangan. Elaborasi lebih lanjut dari teori
pedagang adalah bahwa para pedagang Muslim tersebut melakukan
perkawinan dengan wanita setempat dimana mereka bermukim dan menetap.
Dengan pembentukan keluarga Muslim, maka nukleus komunitaskomunitas
Muslim pun terbentuk. Selanjutnya dikatakan, sebagian pedagang ini
melakukan perkawinan dengan keluarga bangsawan lokal yang dalam
perkembangannya memberikan kemungkinan untuk mengakses pada
kekuasaan politik yang dapat dipakai untuk menyebarkan Islam.

Ketiga, teori sufi. Seraya mempertimbangkan kecilnya kemungkinan


bahwa para pedagang memainkan peran terpenting dalam penyebaran Islam,
A.H. Johns mengatakan bahwa adalah para sufi pengembara yang terutama
melakukan penyiaran Islam di kawasan Nusantara ini. Menurutnya banyak
sumber-sumber lokal yang mengaitkan pengenalan Islam ke wilayah ini
dengan guruguru pengembara dengan karakteristik sufi yang kental. Para sufi
ini telah berhasil mengislamkan jumlah besar penduduk Nusantara setidaknya
sejak abad ke-13. Faktor utama keberhasilan para guru sufi adalah pada
kemampuannya menyajikan Islam dalam kemasan yang atraktif, khususnya
dengan menekankan kesesuaian Islam dengan kepercayaan dan praktik
keagamaan lokal.

Persoalan tentang kapan masuknya Islam ke Nusantara, dalam hal ini Azra
mengatakan: “Mungkin benar bahwa Islam sudah diperkenalkan ke dan
ada di Nusantara pada abad-abad pertama Hijri, sebagaimana
dikemukakan arnold dan dipegangi banyak sarjanaIndonesia-Malayasia,
tetapi hanyalah setelah abad ke-12 pengaruh Islam kelihatan lebih nyata.
Karena itu, proses islamisasi nampaknya mengalami akselerasi antara abad
ke-12 dan ke-16.”

Hal menarik yang patut diperhatikan, berkaitan dengan proses islamisasi


wilayah Nusantara adalah dengan apa yang dikatakan oleh Azyumardi Azra
“bahwa yang mula-mula masuk Islam adalah para penguasa”. Dalam kaitan

7
ini, jargon religio-politik yang telah dikemukakan di depan "al-nasu 'ala al-
dini mulukihim" menjadi referansi para penyebar Islam. Dengan
mengislamkan penguasa, bararti akan dengan sendirinya memudahkan
pengislaman penduduk atau rakyatnya. Dan bahkan dengan sendirinya rakyat
akan mengikuti agama yang dianut oleh rajanya.

Nusantara adalah sebutan (nama) bagi seluruh kepulauan Indonesia.


Namun demikian, berbicara tentang awal kedatangan Islam di Asia Tenggara,
dimana Indonesia adalah negara yang tergolong awal dalam hal kedatangan
Islam di Asia Tenggara, maka teori ini menjadi relevan untuk kontek
kedatangan Islam di Asia Tenggara.

Islam di Asia Tenggara awalnya menyebar dari wilayah Indonesia,


khususnya di daerah Perlak, Aceh sejak abad ke-7 Masehi. Setelah mengalami
perkembangan, Islam menyebar ke wilayah Asia Tenggara lainnya khususnya
ke Semenanjung Malaya. Islam di Asia Tenggara menyebar ke wilayah
Indonesia, Singapura, Malaysia, Kerajaan Pattani di Thailand Selatan dan
Brunei Darussalam. Sebelum kemunculan Islam di Asia Tenggara, penduduk
di Asia Tenggara menganut animisme atau meyakini agama Hindu atau agama
Buddha. Islamisasi di Asia Tenggara didukung oleh keberadaan para
pedagang dan ulama yang berasal dari Jazirah Arab, Persia Raya dan Gujarat
di wilayah Malaysia pada abad ke-9 Masehi. Penyebaran Islam di Asia
Tenggara oleh para pedagang dan ulama berlangsung secara damai tanpa ada
tindakan pemaksaaan, kekerasan, intimidasi maupun perang.

C. Ruang Lingkup SIAT

Asia Tenggara merupakan tempat tinggal bagi penduduk Muslim


terbanyak di dunia. Islam ialah agama kebanyakan di Indonesia, Malaysia
serta Brunei Darussalam. Tidak hanya itu, minoritas Muslim bisa ditemui di
Burma( Myanmar), Singapore, Filipina, Thailand serta Vietnam. Secara
geografis, kawasan Asia Tenggara ialah tempat yang unik serta menarik untuk
pertumbuhan agama- agama dunia, sehingga nyaris segala agama paling

8
utama agama besar sempat singgah serta menemukan pengaruh di sebagian
tempat di kawasan ini, tercantum agama Islam. Apalagi tidak kelewatan
apabila dikatakan kalau penduduk Muslim terbanyak terdapat di kawasan Asia
Tenggara.
Dikala ini, terdapat kurang lebih 240 juta Muslim di Asia Tenggara
ataupun sekitar 42% dari jumlah populasi penduduk Asia Tenggara.
Jumlahnya kurang lebih 25% dari total penduduk Muslim dunia yang
berjumlah 1. 57 miliyar jiwa. Walaupun jauh dari negeri asal agama Islam,
tetapi penduduk yang menganut agama Islam di Indonesia sangatlah besar,
yakni kurang lebih 12, 9% dari total Muslim dunia. Disaat ini, Muslim di
Indonesia berjumlah sekitar 203 juta jiwa ataupun 88, 2% dari segala jumlah
penduduk yang berjumlah nyaris 230 juta jiwa.
Di Malaysia, Muslim berjumlah 16. 581. 000 jiwa, ataupun 60. 4% dari
total penduduknya. Di Brunei, Muslim berjumlah 269. 000 jiwa, ataupun 67,
2% dari segala jumlah penduduknya. Di Singapore ada 16. 581. 000 orang
Muslim, ataupun 15% dari segala jumlah penduduk. Tidak hanya itu, pula ada
minoritas Muslim di sebagian negeri Asia tenggara yang lain, seperti 4, 654.
000 orang( 5, 1%) di Filipina; 3, 930. 0008 orang( 5, 7%) dari segala jumlah
penduduk Thailand; 1. 889. 000 orang( 3, 8%) di Myanmar; serta 2000
orang(- 1%) di Laos.

Teori tentang Kehadiran Islam di Nusantara Sepanjang menyangkut


kehadiran Islam di Nusantara, terjalin perdebatan panjang serta perbandingan
komentar di golongan para pakar. Perdebatan itu bagi Azyumardi Azra
berkisar pada 3 permasalahan pokok, ialah asal- muasal Islam yang tumbuh di
daerah Nusantara, pembawa serta pendakwah Islam serta kapan sesungguhnya
Islam mulai tiba ke Nusantara.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. SARAN
Kami dari pemakalah menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini jauh
dari kesempurnaan, karena terebatasan referensi, dan keterbatsan ilmu yang kami
miliki.
Untuk itu kami dari penulis menerima kritik dan saran dari peserta diskusi
maupun dosen pembimbing untuk baiknya tulisan kami di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai