Anda di halaman 1dari 16

CIVICS, CIVICS EDUCATION DAN CITIZENSHIP EDUCATION

Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar PKn
Dosen Pengampu: Prasetyawan Aji Sugiharto, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Dyaz Misbakhul Fallah


B.2019010

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH BATANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah ini bisa terselesaikan untuk tugas
mata kuliah Konsep Dasar PKn dengan judul “Civics, Civics Education dan
Citizenship Education” tanpa ada suatu halangan yang berarti.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar PKn
dengan judul ”Civics, Civics Education dan Citizenship Education” makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu masih perlu dikembangkan agar
menjadi lebih baik.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing
dalam penulisan makalah secara baik serta benar semoga setelah ini kami dapat
menerapkan pada makalah yang akan kami tulis ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta
sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan tentang materi yang kami tulis ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Batang, September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Masalah…........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Civics, Civics Education dan Citizenship Education.................3
B. Hubungan Civics, Civics Education dan Citizenship Education.................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Simpulan....................................................................................................12
B. Saran……………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negaranya.
Kewarganegaraan (terjemahan dari “citizenship”) telah dikenal sejak zaman
Aristoteles (384_322 BC). Pada masa awal atau embrionik, kewarganegaraan
tidak ditentukan oleh penduduk atau hanya sekedar kemampuannya didalam
pengadilan.
Warga negara merupakan bagian terpenting dari eksistensi suatu negara,
semakin baik kualitas warga negara maka semakin kokoh eksistensi negara
tersebut. Sehingga negara tersebut harus membentuk warga negara yang
sesusai dengan harapan kebutuhan negara, agar dapat menjadi, pondasi,
penyokong dan penggerak dalam proses mewujudkan cita-cita negara tersebut.
Oleh karena itu muncul konsep pendidikan bagi warga negara dengan tujuan
menciptakan warga negara yang ideal sebagai salah satu cara agar dapat
menjaga kelangsungan dari negara tersebut.
Civics sebenarnya dilakukan dan dikembangakan diseluruh dunia,
meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama. Civics memiliki peran
yang strategis dalam mempersiapkan warganegara yang cerdas, bertanggung
jawab dan berkeadaban. Berdasarkan rumusan “Civic Internasional” (1995),
disepakati bahwa pendidikan demokrasi amatlah penting untuk keberhasilan
perkembangan dan pemeliharaan pemerintah demokrasi (Mansoer, 2005).
Kajian Kewarganegaraan saat banyak dikembangkan di berbagai negara
di dunia tetapi negara yang pertama kali mengembangkan tema kajian
mengenai warga negara adalah Amerika Serikat (USA) karena pada tahun
1900-an di Amerika sudah mulai dikenal istilah Citizhenship Education.
Dalam perkembangan kajian warga negara Ada tiga konsep yang mucul dalam
perkembangan kajian Kewarganegaraan yaitu Civics, Civic Education,
Citizenship Education.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di jelaskan maka dapat dibuat
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Civics, Civics Education dan Citizenship Education?
2. Apa Hubungan antara Civics, Civics Education dan Citizenship
Education?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dibuat tujuan masalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengerti dan mengetahui Pengertian Civics, Civics Education
dan Citizenship Education?
2. Mahasiswa mengerti dan mengetahui Hubungan antara Civics, Civics
Education dan Citizenship Education?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Civics, Civics Education dan Citizenship Education


1. Civics: Ilmu Kewarganegaraan dan Pengetahuan Warga Negara
Civics berasal dari kata latin civicus yang berarti warga negara
(citizen atau citoyen). Carter Van Good (1973:99) memberi argument
mengapa Civics disebut ilmu kewarganegaraan karena di belakang kata
Civics terdapat huruf s, ini menunjukkan sebagai sebuah ilmu sama seperti
Economics atau Politics. Ilmu kewarganegaraan ini tentu saja sebagai
sebuah disiplin ilmu yang memilki tujuan, metode, dan objek studi
tertentu.
Kewarganegaraan dalam Bahasa Latin disebut “Civis” selanjutnya dari
kata “Civis” dalam bahasa inggris disebut “Civic” artinya mengenai warga
negara atau kewarganegaraan. Dari kata Civic ini lahirlah kata
Civics Ilmu kewarganegaraan, Civic Education dan Pendidikan
Kewarganegaraan (Darmadi,2010:7).
Hornby, A.S. dkk, dalam karyanya the advance Learner’s Dictionary
of Current English (1958) menjelaskan pengertian civics dari kata civic
[sivik] : berkaitan dengan kota atau Warga. Civic Center adalah tempat
berkumpulnya bangunan seperti balai kota, perpustakaan kota, rumah
sakit, dan lain – lain. Kajian tentang pemerintahan kota dan tugas-tugas
warga (Hornby, 1958: 176) Pengertian kewarganegaraan juga dapat kita
tinjau dalam New Oxford Encyclopedic Dictionary (1987) Civic
memperlihatkan sbb: Civic. Tentu, layak untuk warga negara; kota, warga
negara. PKn dan ilmu urusan sipil.
Cheresore dalam Budimansyah, D dan Suryadi, K (2008:2)
mengartikan Civics Sebagai the Science of citizhenship atau Ilmu
Kewarganegaraan yang isinya mempelajari hubungan antara individu dan
individu dan Negara. Dalam hal ini individu itu sebagai warga negara,

3
4

sehingga civics mempelajari tentang hubungan antara warga negara dan


negara.
Stanley Dimond dalam Wuryan, Sri dan Syaifullah (2008:3)
memberikan dua pengertian dalam arti sempit dan dalam arti luas, dalam
arti sempit “Hanya status hukum di suatu negara dan kegiatan yang
berkaitan erat dengan fungsi politik, pemungutan suara, organisasi,
penyelenggaraan jabatan publik, serta hak dan tanggung jawab hukum”
dalam arti luas Kewarganegaraan selain juga memperoleh arti luas yang
hampir bersinonim dengan pribadi yang diinginkan. kualitas.
2. Civics Education (Pendidikan Kewarganegaraan)
Mahoney dalam Budimansyah, D dan Surayadi K. (2008)
menjelaskan civic Education merupakan suatu proses pembelajaran semua
mata pelajaran, kegiatan siswa, proses adminsitrasi dan pembinaan dalam
upaya mengembangkan perilaku warga negara yang baik.
Azyumardi Azra dalam Darmadi (2010:24) Rumusan Civic Education
mencakup :
a. Pemahaman dasar tentang cara kerja demokrasi dan lembaga –
lembaganya.
b. Pemahan tentang “rule of law” dan Hak Asasi Manusia seperti
tercermin dalam rumusan-rumusan perjanjian dan kesepakatan
internasional dan local.
c. Penguatan ketrampilan partisipasi yang akan memperdayakan peserta
didik untuk merespons dan memecahkan masalah-masalah masyarakat
secara demokratis.
d. Pengembangan budaya demokrasi dan perdamaian pada lembaga-
lembaga pendidikan dan seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Numan Sumantri (2001: 295) tanda-tanda gerakan civics education :
a. Para siswa padti harus terlibat dengan bahan pelajaran.
b. Kegiatan dasar manusia melandasi bahan pelajaran.
c. Bahan pelajaran civics harus dikolerasiakan atau diintegrasikan dengan
bahan-bahan ilmu sosial, sains. Teknologi, etika, dan agama agar
5

bahan Civics Education dapat menumbuhkan berpikir kritis, analitis,


dan kratif serta daoat melatih siswa untuk berpikir, bersikap dan
berbuat yang sesuai dengan tingkah laku demokratis.
Numan Sumantri (2001:299) Pendidikan kewarganegraan adalah
rogram pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas
dengan sumber-sumber pengetahuan lainya, pengaruh-pengaruh positif
dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orang tua, yang kesemuanya itu
diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap
dan bertindak demokratis dalam mepersiapkan hidup demokratis yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
3. Citizenship Education (Pendidikan bagi Warga dan Negara)
Penulisan istilah Civics Education dengan menggunakan huruf s di
belakang kata civic merupakan istilah yang digunakan para ahli untuk
menyebutkan Citizenship Education, (Wahab, Abdul Azis dan Sapriya,
2011:32) oleh karena itu penulisan istilah ini penting untuk diketahui agar
tidak terjadi kesalahan penulisan istilah.
Cit-i-zen Seseorang yang tinggal di kota, bukan di negara, sebagai
warga Paris. Berasal dari suatu negara; seorang asing yang telah
dinaturalisasi. Banyak orang Jepang di California telah menjadi warga
negara Amerika. (Catatan. Di Inggris, kata subjek digunakan sedikit pun
artinya. Misalnya, dia adalah orang Rusia sejak lahir tetapi kemudian
menjadi subjek Inggris. Cit-i-zen-ship: keadaan menjadi warga negara, hak
dan kewajiban warga negara (Hornby 1958: 176)
Cogan dan Deriicot dalam Wahab, Abdul Aziz dan Sapriya (2011:
32) menjelaskana mengenai pengertian lengkap mengenai Citizen,
Citizenship dan Citizenship Education :
Warga negara didefinisikan sebagai anggota konstituen masyarakat.
Kewarganegaraan di sisi lain, dikatakan sebagai seperangkat karakteristik
warga negara. Dan terakhir, Pendidikan Kewarganegaraan sebagai titik
fokus yang mendasari sebuah studi, didefinisikan sebagai kontribusi
Pendidikan untuk pengembangan karakteristik tersebut.
6

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah perluasan dari civics yang


lebih menekankan pada aspek-aspek praktik kewarganegaraan. Oleh sebab
itu, Pendidikan kewarganegaraan juga disebut pendidikan orang dewasa
(adul education) yang mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang
memahami perannya sebagai warga negara. Dimond mengemukakan
bahwa pengertian civics atau citizenship education memiliki makna dalam
arti luas dan arti sempit bila dikaitkan dengan kehidupan sekolah dan
masyarakat. Dalam arti sempit, Civics lebih menekankan pada aspek teori
dan praktik pemerintahan demokrasi, sedangkan dalam arti luas yang
disebut citizenship education lebih menekankan pada keterlibatan dan
partisipasi warga negara dalam permasalahan-permasalahan
kemasyrakatan.
Citizen atau warga negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah
dan rakyat tertentu dalam hubungannya dengan negara. Dalam hubungan
antara warga negara dan negara, warga negara mempunyai kewajiban-
kewajiban terhadap negara dan sebaliknya warga negara juga mempunyai
hak-hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh negara. Dalam
hubungan internasional di setiap wilayah negara selalu ada warga negara
dan orang asing yang semuanya disebut penduduk. Setiap warga negara
adalah penduduk suatu negara, sedangkan setiap penduduk belum tentu
warga negara.
Citizenship atau Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang
dalam satuan politik tertentu (secara khusus: negara) yang dengannya
membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang
dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seorang warga
negara berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.
Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan (bahasa
Inggris: citizenship). Di dalam pengertian ini, warga suatu kota atau
kabupaten disebut sebagai warga kota atau warga kabupaten, karena
keduanya juga merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah,
7

kewargaan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan


memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.
Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan
(bahasa Inggris: nationality). Oleh karena itu yang membedakan adalah
hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki
kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara (contoh, secara hukum
merupakan subyek suatu negara dan berhak atas perlindungan tanpa
memiliki hak berpartisipasi dalam politik). Dimungkinkan untuk memiliki
hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.
Kewarganegaraan adalah anggota dalam sebuah komunitas politik
(negara), dan dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam politik.
Seseorang dengan keanggotaan tersebut disebut warga negara. Istilah ini
secara umum mirip dengan kebangsaan, walaupun dimungkinkan untuk
memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara (contoh, secara
hukum merupakan subyek suatu negara dan berhak atas perlindungan
tanpa memiliki hak berpartisipasi dalam politik). Juga dimungkinkan
untuk memiliki hak politik tanpa menjadi bangsa dari suatu negara.
Pengaturan mengenai kewarganegaraan ini biasanya ditentukan
berdasarkan salah satu dari dua prinsip, yaitu prinsip ‘ius soli’ atau prinsip
‘ius sanguinis’. Yang dimaksud dengan ‘ius soli’ adalah prinsip yang
mendasarkan diri pada pengertian hukum mengenai tanah kelahiran,
sedangkan ‘ius sanguinis’ mendasarkan diri pada prinsip hubungan darah.

B. Hubungan Civics, Civics Education dan Citizenship Education


1. Hubungan Civics dengan Civics Education
Untuk melihat hubungan antara Civics dan Civic Education akan
diambil dari beberapa pendapat :
a. Gross dan Zaleny dalam Budimansyah, D dan Suyadi K. (2008)
menyatakan bahwa : “Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)
merupakan perluasan dari civics yang lebih menekankan pada aspek-
aspek praktek Kewarganegaraan.. Maka Pendidikan Kewarganegaraan
8

juga disebut dengan Pendidikan orang dewasa (Adult Education) yang


mempersiapkan siswa menjadi calon warga negara yang memahami
perannya sebagai Warga Negara.”
b. Stanley B. Diamond (1968) dalam Budimansyah, D dan Surayadi K.
(2008) Civics dan Civic Education lebih pada pendekatan integrative
dengan metode yang multidisipliner. Sebagai sebuah program
pendidikan yang didasarkan pada berbagai pertimbangan diantaranya
politis dan psikologi maka objek studinya adalah individu warga
Negara.
Dapat disimpulkan bahwa hubungan Civics dengan Civic Education
bahwa keduanya merupakan mata pelajaran yang mengkaji mengenai
warga negara dengan cakupan materi yang lebih luas pada Civic Education
karena mencakup praktik-praktik kewarganegaraan yang tidak dipelajari di
mata pelajaran Civics.
2. Hubungan Civics dengan Citizenship Education
Sebagaimana yang akan dijelaskan mengenai hubungan Civics dengan
Citizenship Education akan di kutip dari beberapa pendapat :
a. Gross and Zeleny, (1958) dalam Wahab, Abdul Aziz dan Sapriya
(2011:32) mengungkapkan mengenai hubungan antara Civics dan
Citizenship Education bahwa civics lebih menekannkan kepada aspek
teori dan praktik pemerintahan demokrasi sedangkan dalam arti luas
yang sebut Citizenship Education lebih menekankan pada keterlibatan
dan partisipasi warga negara dalam permasalahan-peramasalahan
kemasyarakatan.
b. Gross dan Zenely (1958) mengungkapakan mengenai hubungan lain
dalam Budimansyah, D dan Surayadi K. (2008) Keduanya ini biasanya
diajarkan dalam satu mata pelajaran, sehingga kita adapat melihat
penggunaan istilah civics dan Citizenship Education secara bertukar-
tukar (Interchangeably, untuk menunjukkan suatu studi mengenai
pemerintahan yang diberikan disekolah.
9

c. Allen dalam Budimansyah, D dan Surayadi K. (2008) menjelaskan


tentang bagaima melihat Citizenship Education lebih luas lagi, yakni
sebagai produk dari keseluruahan program pendidikan persekolahan,
dimana mata pelajaran civis merupakan unsur yang paling utama
dalam mengembangkan warga negara yang baik.
d. Menurut Winaputra dalam Budimansyah, D dan Suryadi K. (2008)
melihat civics atau kewarganegaraan sebagai sebuah studi tentang
pemerintahan yang dilaksanakan disekolah, yang merupakan mata
pelajaran tentang bagaimana pemerintahan demokrasi dilaksanakan
dan dikembangkan, serta bagaimana warga negara seyogyanya
melaksanakan hak dan kewajiban secara sadar dan penuh rasa
tanggung jawab. Sedangkan Civic Education /Citizenship Education
merupakan program pembelajaran yang memiliki tujuan utama
mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga siswa
menjadi warga negara yang baik, melalui pengalaman belajar yang
dipilih dan siorganisasikan atas dasar konsep-konsep ilmu politik.
Dari pendapat – pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Civics
sebagai sebuah mata pelajaran sedangakan Citizenship Education
merupakan program pendidikan bagi warga negara baik dalam jalur formal
dan non formal yang sama-sama bertujuan membentuk warga negara yang
baik.
3. Hubungan Civic Education dengan Citizenship Education
Pada bagian ini kita akan membahas mengenai hubungan antara Civic
Education dengan Citizenship Education :
a. Pendidikan Kewarganegaraan “… kursus dasar di sekolah dirancang
untuk mempersiapkan warga negara muda untuk peran aktif dalam
komunitas mereka dalam kehidupan dewasa mereka”. Pendidikan
Kewarganegaraan atau Pendidikan Kewarganegaraan “… baik dalam
pengalaman sekolah maupun di luar sekolah atau pembelajaran non
formal / informal yang berlangsung dalam keluarga, organisasi
10

keagamaan, organisasi kemasyarakatan, media, dll yang membantu


membentuk totalitas warga kota". (Cogan, 1999: 4)
b. Menurut Cogan (1999:4) “Civic Education merupakan landasan yang
didesign disekolah untuk mempersiapkan Warga Negara Muda untuk
berperan aktif (berkontribusi) dalam masyarakat ketika mereka dewasa
Citizhenship Education atau Education for Citizenship memiliki
makna yang lebih luas mencakup pengalaman di sekolah ataupun
diluar sekolah pembelajran formal/informal yang didapat dari
keluarga, Organisasi keagamaan, Organisasi kemasyarakatan, Media,
dll, yang membantu mebentuk Warga Negara yang utuh”.
4. Hubungan Civics, Civic Education dan Citizenship Education
Secara teoritik , Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education atau
Citizenship Education) merupakan perluasan dari mata pelajaran civics
dan lebih menekankan pada pendidikan orang dewasa dan lebih
berorientasi pada praktik kewarganegaraan (Wahab, Abdul Azis dan
Sapriya, 2011:15).
Secara lebih lengkap mengenai hubungan civics, Civic Education dan
citizenship Education Wahab, Abdul Azis dan Sapriya (2011:29)
menjelaskan sebagai berikut:
“Civics atau juga disebut dengan ilmu Kewarganegaraan menekankan
pembahasannya pada aspek teoritik tentang hak-hak dan kewajiban-
kewajiban warga negara dan akhirnya bagaimana menjadi warga negara
yang baik. Bagaimana kaitannya dengan pendidikan Kewarganegaraan
(Civics Education) juga secara sekilas telah dijelaskan bahwa pendidikan
kewarganegaraan merupakan perluasan dari civics yang lebih menekankan
pada aspek-aspek dan praktik-praktik kewarganegaraan.
Oleh sebab itu, maka pendidikan kewarganegaraan juga disebut
dengan pendidikan orang dewasa (adult Education) yang mempersiapkan
siswa sebagai calon warga negara yang memahami perannya sebagai
warga negara. Bagaimana dengan Citizenship Education ? Menganai ini
Stanley B. Dimond dalam Numan Sumantri (1968) menjelaskan tentang
11

pengertian civics atau citizenship education dalam arti luas dan sempit
dalam kaitannya dengan kehidupan sekolah dan masyarakat. Gros dan
Zeleny menyatakan bahwa pengertian civics lebih menekankan pada teori
dan praktik pemerintahan demokrasi sedangkan dalam arti luas lebih di
orientasikan pada citizenship education yang lebih menekankan pada
keterlibatan dan partisipasi warga negara dalam
permasalahan-permasalahan masyarakat”.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Civics merupakan tonggak awal dari kajian mengenai Kewarganegaraan
yang merupakan bagian dari ilmu politik, dan menjadi sebuah mata pelajaran
yang mempelajari tentang praktik dari sebuah negara demokrasi.
Civics Education merupakan pengembangan dari Civics
(Ilmu Kewarganegaraan) yang lebih menekankan kepada praktik
kewarganegaraan guna menyiapkan siswa (warga negara muda) untuk
memasuki kehidupan nyata sebagai warga negara dengan memberikan
pengetahuan, budaya dan ketrampilan Kewarganegaraan.
Citizenship Education lebih kepada program-program pembelajaran
warga negara baik secara formal disekolah maupun non formal di luar
sekolah dan menekankan terhadap partisipasi warga negara.
Civics Education merupakan program pendidikan bagi warga negara
disekolah sedangkan Citezenship Education merupakan program pendidikan
bagi warga negara di luar sekolah untuk dengan tujuan yang sama
memberntuk warga negara yang dewasa berdemokrasi.
Istilah Civics, Civics Education dan Citezenship Education merupakan
suatu istilah yag saling berkaitan satu sama lainnya. Hubungan itu muncul
karena yang menjadi sasaran dan objeknya ada Warga Negara pada sebuah
negara Demokrasi.

B. Saran
Dengan begitu yang telah tercantum pada pengertian civics, civics
education, dan citizhen education yaitu bagian mempelajari tentang praktik
dari sebuah Negara demokrasi, lebih menekankan terhadap partisipasi warga
Negara, dan untuk membentuk warga yang dewasa akan demokrasi.
Ke-tiganya saling berkaitan karena menjadi sasaran dan objek warga Negara
Demokrasi.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008). PKn dan masyarakat Multikultural.


Bandung:Program Studi Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana UPI.
Cogan, J.J. (1999). Developing the Civic Society: The Role of Civic Education.
Bandung:CICED
Hornby, A.S. Gatenby, E. V. & Wakefiled, H. (1958), the andvence Learner’s
Dictionary of Current English. London:Oxford Universty Press
Sumantri, Muhammad Numan, (2001) Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,
Bandung:Program Pasca Sarjana UPI dan FPIPS UPI.
Wahab, Abdul Aziz dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung:Alfabeta .
Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics).
Bandung:Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Anda mungkin juga menyukai