Anda di halaman 1dari 10

A Kajian Utama

Buku yang berjudul Citizenship Education in China Preparing Citizens


for The “Chinese Century” dari Kerry J. Kennedy, Gregory P. Fairbrother dan
Zhao Zhenzhou, adapun salah satu kajian yang dipilih dari penulis adalah
Paradoxes of Civic and political education in China’s higher. Chapter ini
membahas tentang paradox dari pendidikan kewarganegaraan dan politik di
pendidikan tinggi China.

Pendidikan merupakan salah satu saran untuk membentuk warga neagra


menjadi baik, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang mampu memberikan
pemahaman dan pembentukan mahasiswa yang mampu menjadi warga negara
cina yang baik melalui pendidikan kewarganegaraan dan politik. Warga negara
yang baik merupakan sumber daya manusia yang sangat penting untuk
penerusan generasi selanjutnya dan menyonsong masa depan, sehingga setiap
warga negara harus meningkatkan kemampuan, kognitif, afektif dan
psikomotorik dalam pendidikan ideologi dan politik. Hal ini penting agar posisi
china tidak dapat terkalahkan di konteks persaingan internasional, memastikan
dapat tercapainya tujuan besar membangun masyarakat yang makmur dalam
semua aspek meningktakan proses modernisasi sosialis, dan memastikan
kemakmuran sosialis Cina (CPC Central Komite dan Dewan Negara 2004).
Ada tiga masalah dalam praktik praktik pendidikan sipil dan politik di
pendidikan tinggi di Cina, antara lain : paradoks antara tujuan dan
hasil; paradoks antara pendidikan politik dan moral pendidikan; dan paradoks
antara pembentukan warga negara dan warga dunia.
Paradoks antara tujuan dan hasil merupakan suatu permasalahan awal
dalam proses pendidikan kewarganegaraan dan politik, adanya suatu
permaslahan antara tujuan dam visi dengan hasil yang diperoleh. Adapun visi
dan tujuan pendidikan sipil kewarganegaraan dan politik antara lain pertama,
fokus pada pendidikan pada cita-cita dan keyakinan, pendidikan yang bertujuan
untuk membangun pandangan yang benar tentang dunia, kehidupan, dan nilai-
nilai; kedua, penanaman pada pendidikan patriotik, mempromosikan dan
mengembangkan semangat nasional; ketiga, berdasarkan fundamental etika,
yang semakin meningkatkan pendidikan kewarganegaraan dan moral; dan
keempat, lebih jauh melakukan pendidikan yang berkualitas untuk
pengembangan(Komite Pusat CPC dan Dewan Negara 2004).
Visi dan tujuan pendidikan kewarganegaraan dan politik di Cina
bersebrangan dengan hasil diperoleh. Masih ada masalah dalam proses
pendidikan kewarganegaraan dan politik di cina. Hal ini diperkuat oleh (Guo
dan Ye 2007b), Seorang guru politik menyesalkan, “Terlalu sulit untuk
mengajarkan ide logis dan politik. Sebagai guru kita agak bingung dan miliki
banyak perjuangan.” Contohnya rendahnya moralitas seorang individu sebagai
warga negara. berkurangnya kesadaran tim dan meningkatnya egoisme, kurang
bersemangat untuk belajar, rasa kompetisi yang lebih besar dan kurangnya
semangat saling membantu. (Yang 1992).
Paradoks antara pendidikan politik dan moral pendidikan merupakan
permasalahan kedua dalam chapter ini. Pendidikan politik bertujuan untuk
membentuk warga negara yang memiliki pemahaman politik dan kehidupan
sosial suatu negara. Padahal pendidikan politik dan pendidikan moral
seharusnya saling melengkapi. Proses pendidikan politik di Cina terutama
berfokus pembentukan patriotisme dan cita-cita dan kepercayaan komunis,
sementara pendidikan moral yang terpolitisasi berfokus pada pengembangan
sosialis. 
Adapun ruang lingkup pendidikan, pendidikan politik, dan pendidikan
moral yaitu pendidikan politik berfokus pada bidang nilai-nilai publik,
sementara pendidikan moral lebih berfokus pada bidang nilai-nilai
individu. Dari segi konten pendidikan, pendidikan politik mencakup berbagai
konten, sementara pendidikan moral lebih fokus dan lebih mendalam terkait
dirinya sebagai makhluk individu. Dalam hal produk dari pendidikan, warga
negara bersifat sosial, sementara individu etis mewujudkan pemenuhan diri dan
cenderung introspeksi. Dalam konteks saat ini Cina, pendidikan politik dan
pendidikan ideologis biasanya disebut secara kolektif sebagai pendidikan
ideopolitik, yang berarti sama dengan ideologi. pendidikan moral dan moral
dan merupakan bentuk pendidikan moral dalam arti luas. Pendidikan moral
dalam arti sempit berarti pendidikan tentang karakter moral. Pengembangan
pendidikan moral di china mencakup tiga perspektif, yaitu etika sosial, etika
keluarga, etika profesional.
Pendidikan moral dan pendidikan politk merupakan proses internalisasi
yang harus dilakukan secara terus menerus. Hal ini membutuhkan waktu dalam
pembentukan warga negara yang cakap tentang pengetahuan, sikap dan
keterampilan kewarganegaraan di Cina. Pendidikan moral dan pendidikan
politik harus dilakukan secara beriringan antara yang satu dengan yang lain.
Pendidikan moral membentuk warga negara yang memiliki pedoman dalam
bertindak dalam pengapliaksian sebagai warga negara cina. Pendidikan politik
memberikan bukan hanya pemahaman terkait kewarganegaraan dan politik
sebagai warga negara cina, tetapi pemahaman yang diketahui harus
dinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari baik di ruang lingkup keluarga,
masyarakat, negara maupun global. Ketika proses internalisasikan dilakukan,
maka diperlukan suatu pendidikan moral, agar tidak terjadi konflik.
Paradoks antara pembentukan warga negara dan warga dunia merupakan
suatu permasalahan ketiga dalam chapter ini. Pendidikan kewarganegaraan dan
politik di Cina bertujuan untuk membentuk warga negara yang memiliki
keterampilan baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik kewarganegaraan
dan politik di Cina. Hal ini terkait tentang pengaktualisasian diri sebagai warga
negara Cina. Pembentukan warga negara di Cina merupakan suatu tujuan dari
negara cina.
Negara Cina bukan saja membentuk warga negara yang memiliki
keterampilan dalam kognitif, afektif dan psikomotorik lokal saja, melainkan
membentuk warga negara yang memiliki keterampilan dalam kognitif, afektif
dan psikomotorik global juga. Setiap warga negara disetiap negara harus
mampu menyikapi masalah global dengan bijak (Nussbaum 1997).
Contohnya : pemanasan global, perlindungan lingkungan, kemiskinan, dan
kelaparan, upaya individu yang terkoordinasi diperlukan selain kerja sama
antar negara, sementara upaya bersama ini biasanya bersifat transnasional di
Indonesia alam (Wang 2010). 
Konsep pendidikan kewarganegaraan dunia adalah membentuk warga
negara dunia yang mampu menjaga perdamaian dunia. Seorang warga dunia
memiliki pengetahuan unggulan, kompetensi, dan nilai-nilai yang dibutuhkan
untuk mengembangkan visi internasional, perspektif dunia, internasionalisme,
semangat tim, rasa kesetaraan dan keadilan, konsep pembangunan
berkelanjutan dan pemikiran kritis.
Oxfam (2006) mendefinisikan warga dunia sebagai seseorang yang:
1. sadar akan dunia yang lebih luas dan memiliki rasa peran mereka sendiri
sebagai warga dunia;
2. menghormati dan menghargai keanekaragaman; 
3. memiliki pemahaman-bagaimana dunia bekerja; 
4. marah karena ketidakadilan sosial; 
5. berpartisipasi dalam komunitas di berbagai tingkatan, dari lokal hingga
internasional.
6. bersedia bertindak untuk membuat dunia menjadi lebih adil dan tempat yang
berkelanjutan; dan
7. bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Pembentukan warga negara global di Cina melalui pendidikan
kewarganegaraan dan politik merupakan cara negara Cina agar warga
negaranya dapat berpartisipasi bukan hanya dalam lingkup lokal saja
melainkan lingkup global. Hal ini diperkuat oleh argumen Anthony Giddens
(2000) dan David Held (2000), globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial
di seluruh dunia. Sebuah dunia yang semakin terhubung dan saling tergantung
membutuhkan warga dunia, dan pendidikan kewarganegaraan dunia diperlukan
dalam konteks globalisasi. Karena kewarganegaraan bukan konsep tetap atau
statis, isi konkret dari kewarganegaraan terus berubah. 
Heater (1990) mencoba mengkaitkan antara warga negara dan lokal dengan
warga negara global.Warga negara lokal maupun global adalah seperti kubus
dengan tiga dimensi: elemen (identitas dan kesetiaan, kebajikan, hukum atau
status sipil, dan hak politik dan hak sosial), tingkat geografis (lokal, bangsa,
negara, benua, wilayah, atau dunia), dan pendidikan (pengetahuan, sikap, dan
keterampilan). Demikian juga, konsep pendidikan kewarganegaraan
memberikan pengajaran atau pengembangan pengetahuan sipil, sikap, dan
keterampilan melalui pendidikan kewarganegaraan dilakukan tidak hanya di
tingkat lokal, tetapi juga di tingkat regional dan global.
B Kajian David Kerr
Terdapat enam aspek utama pendidikan kewarganegaraan yang
dikemukakan oleh David Kerr (1999), yaitu mulai dari tujuan kurikulum,
organisasi dan struktur; pendekatan pengajaran dan pembelajaran; spesialisasi
guru dan pelatihan guru; penggunaan buku teks dan sumber daya
lainnya; pengaturan penilaian, dan perkembangan saat ini dan masa depan.
Buku yang berjudul Citizenship Education in China Preparing Citizens for
The “Chinese Century” dari Kerry J. Kennedy, Gregory P. Fairbrother dan
Zhao Zhenzhou, adapun salah satu kajian yang dipilih dari penulis adalah
Paradoxes of Civic and political education in China’s higher. Adapun dua
aspek utama pendidikan kewarganegaraan yang dikemukakan oleh David Kerr
dengan dikaitkan dengan chapter yang dikemukakan oleh Jiang Kai dan Xu
Yujie, yaitu aspek kurikulum dan aspek perkembangan saat ini dan masa
depan.
Pendidikan kewarganegaraan dan politik adalah konsep komprehensif yang
menggabungkan kewarganegaraan, pendidikan, pendidikan politik, penanaman
politik, pendidikan nasionalisme, dan pendidikan moral. Adanya peran penting
sekolah dalam meneruskan budaya politik mereka ke depangenerasi dan
mengembangkan identitas nasional, dan pendidikan politik memiliki menjadi
bagian integral dari kurikulum di sekolah-sekolah dari semua tingkatan (Tse
2004).

Pertama, aspek kurikulum pada pendidikan kewarganegaraan dan politik di


Cina. Aspek kurikulum pendidikan kewaganegaraan dan politik di Cina terdiri
dari pendidikan moral dan pendidikan politk. Pendidikan moral dan pendidikan
politik merupakan proses internalisasi yang harus dilakukan secara terus
menerus. Hal ini membutuhkan waktu dalam pembentukan warga negara yang
cakap tentang pengetahuan, sikap dan keterampilan kewarganegaraan di Cina.
Pendidikan moral dan pendidikan politik harus dilakukan secara beriringan
antara yang satu dengan yang lain. Pendidikan moral membentuk warga negara
yang memiliki pedoman dalam bertindak dalam pengapliaksian sebagai warga
negara Cina. Pendidikan politik memberikan bukan hanya pemahaman terkait
kewarganegaraan dan politik sebagai warga negara cina, tetapi pemahman yang
diketahui harus dinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari baik di ruang
lingkup keluarga, masyarakat, negara maupun global. Ketika proses
internalisasikan dilakukan, maka diperlukan suatu pendidikan moral, agar tidak
terjadi konflik.
Visi dan tujuan pendidikan kewarganegaraan sipil dan politik antara lain
pertama, fokus pada pendidikan pada cita-cita dan keyakinan, pendidikan yang
bertujuan untuk membangun pandangan yang benar tentang dunia, kehidupan,
dan nilai-nilai; kedua,penanaman pada pendidikan patriotik, mempromosikan
dan mengembangkan semangat nasional; ketiga, berdasarkan fundamental
etika, yang semakin meningkatkan pendidikan kewarganegaraan dan
moral; dan keempat, lebih jauh melakukan pendidikan yang berkualitas
(Komite Pusat CPC dan Dewan Negara 2004).
Pada tahun 2005, Departemen Publisitas Komite Sentral CPC dan
Departemen Pendidikan bersama-sama merumuskan "Program 05", yang
dimodifikasi berdasarkan "Program 98". Program 98 merupakan proses untuk
memberikan sumber daya manusia untuk dapat menjadi warga negara yang
baik dan warga dunia yang baik.
Kedua, aspek perkembangan saat ini dan masa depan membahas sejauh
mana negara Cina dalam membentuk warga negaranya yang baik. Negara Cina
bukan saja membentuk warga negara yang memiliki keterampilan dalam
kognitif, afektif dan psikomotorik lokal saja, melainkan membentuk warga
negara yang memiliki keterampilan dalam kognitif, afektif dan psikomorik
global juga.
Ada tiga point penting dalam proses pendidikan kewarganegaran dan politik
yaitu pertama, pendidikan yang bertujuan untuk membangun pandangan yang
benar tentang dunia, kehidupan, dan nilai-nilai; kedua,penanaman pada
pendidikan patriotik, mempromosikan dan mengembangkan semangat
nasional; ketiga, berdasarkan fundamental etika, yang semakin meningkatkan
pendidikan kewarganegaraan dan moral; dan keempat, lebih jauh melakukan
pendidikan yang berkualitas. Hal ini merupakan proses pendidikan
kewarganegraan dan politik yang sedang dilakukan di Cina.
Adapun The Outline Rencana Nasional China untuk Menengah dan
Reformasi dan Pengembangan Pendidikan Jangka Panjang (2010–
2020) menyerukan perluasan kebijakan terbuka di bidang pendidikan dan
membutuhkan bahwa pendidikan harus “memenuhi persyaratan
menghubungkan orang Cina ekonomi dan masyarakat ke dunia, dan
mengembangkan sejumlah besar bakat yang dijiwai dengan visi global, fasih
dalam aturan internasional, dan mampu berpartisipasi dalam urusan dan
persaingan internasional ”(CPC Komite Pusat dan Dewan Negara 2010).  Hal
ini bertujuan untuk memperluas visi global yang dapat memahami perspektif
dunia, kesadaran global, pluralisme budaya, rasa kesetaraan dan keadilan, dan
pemikiran kritis. Hal ini bertujuan agar negara Cina dapat menyesuaikan
dengan perubahan yang baru dari perspektif internasional dengan pola pikir
yang terbuka dan positif, dan berpartisipasi dalam dan melaksanakan dalam
pengembangan dunia kewarganegaraan. Ini adalah satu-satunya cara Cina bisa
mengglobal.
Tujuan warga dunia adalah untuk mengembangkan perspektif dunia dan visi
global. Warga negara harus peduli pada masalah umum di tempat mereka,
negara mereka, dan bahkan dunia, dan mengembangkan mereka menjadi
orang-orang yang siap untuk melakukan tanggung jawab sipil dalam komunitas
global, berkomitmen untuk menghilangkan kemiskinan dan menciptakan yang
adil, damai, dan berkelanjutan dunia. Pendidikan kewarganegaraan dunia
mencakup empat bidang, yaitu pengetahuan, kompetensi, nilai-nilai, dan
tindakan (Wan 2005)
C Kesimpulan
Berdasarakan pada hasil kajian dari Buku yang berjudul Citizenship
Education in China Preparing Citizens for The “Chinese Century” dari Kerry
J. Kennedy, Gregory P. Fairbrother dan Zhao Zhenzhou, adapun salah satu
kajian yang dipilih dari penulis adalah Paradoxes of Civic and political
education in China’s higher, kemudian dikaji dengan menggunakan buku
pendidikan kewarganegaraan yang dikemukakan oleh David Kerr ada beberapa
point penting, antara lain.
Pertama, pendidikan kewarganegaraan dan politik di cina bertujuan untuk
membentuk warga negaranya memiliki kecakapan mulai dari kecakapan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan kewarganegaraan melalui salah satunya
pendidikan di sekolah.
Kedua, pendidikan moral dan pendidikan politk merupakan proses
internalisasi yang harus dilakukan secara terus menerus. Hal ini membutuhkan
waktu dalam pembentukan warga negara yang cakap tentang pengetahuan,
sikap dan keterampilan kewarganegaraan di Cina. Pendidikan moral dan
pendidikan politik harus dilakukan secara beriringan antara yang satu dengan
yang lain.

Ketiga, konsep pendidikan kewarganegaraan memberikan pengajaran atau


pengembangan pengetahuan sipil, sikap, dan keterampilan melalui pendidikan
kewarganegaraan dilakukan tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat
regional dan global.
Ada tiga point penting dalam proses pendidikan kewarganegaran dan politik
yaitu pertama, pendidikan yang bertujuan untuk membangun pandangan yang
benar tentang dunia, kehidupan, dan nilai-nilai; kedua, penanaman pada
pendidikan patriotik, mempromosikan dan mengembangkan semangat
nasional; ketiga, berdasarkan fundamental etika, yang semakin meningkatkan
pendidikan kewarganegaraan dan moral; dan keempat, lebih jauh melakukan
pendidikan yang berkualitas. Hal ini merupakan proses pendidikan
kewarganegraan dan politik yang sedang dilakukan di Cina.
Daftar Pustaka

CPC Central Committee and State Council. 2004, The Opinion on Further
Enhancing and Improving Ideological and Political Education for
College Students (in Chinese), Law Publishing House, Beijing.

Guo, S., and Ye, T. 2007b, “Survey of Existing College Political Courses” (in
Chinese), China Youth Daily, 23 April, p. 3.
Heater, D.B. 1990, Citizenship: The Civic and Ideal in World History, Policies
and Education, Longman, London and New York.

Nussbaum, M.C. 1997, Cultivating Humanity: A Classical Defense of Reform in


Liberal Education, Harvard University Press, Cambridge, MA.

Oxfam. 2006, Education for Global Citizenship: A Guide for Schools, Retrieved
6 June 2012, from http://www.oxfam.org.uk/education/gc/fi
les/education_for_ global_citizenship_a_guide_for_schools.pdf.

Tse, K.C.T. 2004, “Civic and Political Education”, in M, Bray and R. Koo (eds.),
Education and Society in Hong Kong and Macao: Comparative
Perspectives on Continuity and Change (2nd ed.), Comparative
Education Research Centre,The University of Hong Kong, Hong Kong,
pp. 175–200.

Wan, M.G. 2005, “Global Education and Development of World Citizens in the
Context of Cultural Diversity” (in Chinese), Journal of Northwest
Normal University (Social Sciences), 61(6), pp. 99–100.

Wang, X. 2010, “Citizenship Education: Signifi cance and Orientation” (in


Chinese), Educational Research and Experiment, (1), pp. 19–22.

Yang, Z. 1992, “Summary of ‘Seminar on Values, Moral Views and Political


Views of College Students’”, (in Chinese), Journal of Higher Education,
13(2),
p. 55.

Anda mungkin juga menyukai