Anda di halaman 1dari 2

“KAITAN IMAN, ILMU DAN AMAL”

Dalam ajaran Islam ada tiga hal yang tidak boleh dipisah dan mesti bersatu dalam setiap
aktivitas kehidupan di dunia, baik yang bersifat hablum minallah (hubungan komunikasi
kepada Allah) maupun hablum minannas (hubungan komunikasi kepada sesama manusia).
Ketiga hal tersebut yaitu iman, ilmu dan amal. Hablum minallah itu sudah di atur dengan
sangat rapi, detil dan sempurna dalam rangkaian ibadah mahdhah yang bersifat vertikal dan
hablum minannas juga sudah diatur dengan sangat rapi, detail dan sempurna dalam rangkaian
ibadah ghairu mahdhah yang bersifat horizontal.

Iman itu adalah suatu keyakinan suci yang penuh di dalam hati, bahwa Allah adalah sebenar-
benarnya Tuhan sang pencipta alam semesta. Keyakinan ini mesti kokoh dan tidak boleh ada
keraguan sedikitpun dalam situasi dan kondisi apapun. Ilmu adalah suatu pengetahuan
terhadap segala sesuatu yang mesti ada dalam akal pikiran. Pengetahuan itu tidak boleh
dihambat oleh apapun, sehingga dari hari ke hari mengalami penambahan secara kontinu.
Amal adalah suatu usaha secara lahiriyah untuk melakukan segala sesuatu baik yang
dilakukan hari ini, maupun hari-hari selanjutnya. Usaha tersebut selama ada nilainya, tidak
boleh diremehkan apalagi disia-siakan.

Setelah kita melihat pengertian dari ketiga istilah tersebut, maka dapat kita hubungkan dalam
satu kaitan yang sangat erat, dinamis dan harmonis yaitu iman adalah keyakinan di dalam hati
tentang adanya Allah, dimana keyakinan ini tidak akan pernah bertambah kualitasnya, jika
tidak disertai dengan ilmu. Demikian juga ilmu tidak akan bernilai apa-apa tanpa dibuktikan
dalam bentuk amal perbuatan yang nyata. Bisa kita katakan dalam ungkapan yang bijak yaitu
iman tanpa ilmu hampa, ilmu tanpa iman menderita dan amal tanpa ilmu percuma.

Dalam Al Quran surat Al Mujadalah ayat 11 menggambarkan keterkaitan antara iman dan
ilmu. Jika iman dan ilmu ini menyatu dalam hubungan yang indah dan harmonis, maka Allah
akan mengangkat derajat hidup manusia setinggi-tingginya dengan memperoleh rahmat,
hidayah dan ampunan-Nya;
۟ ُ‫وا ِمن ُك ْم َوٱلَّ ِذينَ أُوت‬
ٍ ‫وا ْٱل ِع ْل َم د ََر ٰ َج‬
‫ت‬ ۟ ُ‫ۚ يَرْ فَع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ ِ

“niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (Al Mujadalah 58 : 11)

Bagaimana mungkin iman kita bisa semakin kokoh dan semakin berkualitas bila tidak
didasari dengan ilmu, demikian juga amal yang kita lakukan itu tidak mungkin akan
sempurna dan diterima disisi Allah bila tidak didasari dengan ilmu. Ada sebuah syair yang
sangat terkenal dikarang oleh Syaikh Ibnu Ruslan dalam matan zubadnya menggambarkan
tentang hal ini;

‫َو ُكلُّ َم ْن بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم يَ ْع َم ُل * اَ ْع َمالُهُ َمرْ ُدوْ َدةٌ الَّ تُ ْقبَ ُل‬

“Setiap orang yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya tertolak, sia-sia dan tidak diterima”

Lalu apa usaha kita agar iman, ilmu dan amal ini terus bertambah dan semakin berkualitas
dalam kehidupan yang nyata? Ketahuilah diantara usaha yang paling utama agar iman yang
sudah bersemayam di hati semakin bertambah dari hari ke hari yaitu dengan banyak
mengucapakan kalimat tauhid “Laa ilaaha illallah”. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis
shahihnya;

ُ ‫ال أَ ْكثِرُوْ ا ِم ْن قَوْ ِل اَل إِلَهَ إِاَّل هَّللا‬


َ َ‫ُول هَّللا ِ َو َك ْيفَ نُ َج ِّد ُد إِي َمانَنَا ق‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َج ِّددُوا ِإي َمانَ ُك ْم قِي َل يَا َرس‬
َ ِ ‫َوقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perbaharuilah iman kalian, ” maka
ditanyakan kepada beliau; “Bagaimana kami memperbaharui iman kami wahai Rasulullah?”
beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perbanyaklah mengucapkan; LAA ILAAHA
ILLAALLAH.” (HR. Ahmad)

Ucapkanlah kalimat “La ilaaha illallah” sebanyak yang kita mampu terutama sehabis shalat
lima waktu, sampai benar-benar menghunjam di dalam hati dan terpatri di dalam jiwa yang
paling dalam. Rasakan betapa nikmatnya kalimat tauhid ini, seakan-akan kita tidak mau
berhenti mengucapkannya. Jika kita benar-benar merasakan nikmatnya kalimat tauhid ini,
maka secara otomatis betambahlah rasa iman itu. Inilah suasana yang paling indah dirasakan
bagi hamba yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah melalui kalimat tauhid.

Selanjutnya untuk dapat menambah ilmu, terutama ilmu agama adalah dengan rajin menuntut
ilmu dari guru-guru dan ulama yang shalih atau bisa membaca buku-buku agama atau artikel
yang sangat mudah kita jumpai melalui internet di era super canggih seperti sekarang ini.
Tetapi ingatlah bahwa ketika kita rajin menuntut ilmu, maka hendaknya dibarengi dengan
amal kebajikan sebagai bukti bahwa kita adalah orang yang benar-benar beriman kepada
Allah. Dalam melakukan amal kebajikan ini kalau memang ada peluang dan waktu yang
tersedia, maka tidak boleh kita menunda-nunda, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi
setelah itu. Al-Hasan Al-Bashri berkata:

َ َ‫ك فَ ُك ْن فِي َغ ٍّد َك َما ُك ْنتَ فِي ْاليَوْ َم َوإِاَّل يَ ُك ْن ل‬


‫ك لَ ْم تَ ْن َد ْم َعلَى َما‬ َ َ‫ك َولَسْتَ بِ َغ ٍّد فَإ ِ ْن يَ ُك ْن َغ ٌّد ل‬ َ َّ‫ك َوالتَّس ِْو ْيفَ فَإِن‬
َ ‫ك بِيَوْ ِم‬ َ ‫اِ ْبنَ آ َد َم إِيَّا‬
ْ ‫فَر‬
‫َّطتَ فِ ْي ْاليَوْ ِم‬

“Wahai anak Adam, janganlah engkau menunda-nunda (amalan-amalan), karena engkau


memiliki kesempatan pada hari ini, adapun besok pagi belum tentu engkau memilikinya. Jika
engkau bertemu besok hari, maka lakukanlah pada esok hari itu sebagaimana engkau lakukan
pada hari ini. Jika engkau tidak bertemu esok hari, engkau tidak akan menyesali sikapmu
yang menyia-nyiakan hari ini.”

Anda mungkin juga menyukai