Anda di halaman 1dari 5

KRISIS DAN ISU LINGKUNGAN KONTEMPORER

A. Pengertian Krisis Lingkungan Hidup


Krisis lingkungan hidup berarti gangguan keseimbangan ekosistem yang
menurunkan daya dukung ekosistem tersebut terhadap kehidupan aneka organisme
yang hidup didalamnya. Isu lingkungan merupakan isu kontemporer yang dinamis
dan penting. Isu-isu seperti polusi lingkungan, perubahan iklim, deforestasi,
pemanasan global, penipisan lapisan ozon, dan sebagainya ditenggarai akan semakin
mengancam bumi serta kehidupan manusia didalamnya jika tidak disikapi secara
serius.

B. Pengertian Isu Kontemporer


Isu-isu kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa
sekarang jadi solusi penyelsaiannya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu masa
modern. Isu lingkungan adalah dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap
lingkungan biofisik. Isu lingkungan sebagai isu kontemporer dalam ilmu hubungan
Internasional ada sejak setelah masa Perang Dunia II. Faktor terpenting dalam
permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia. Pertumbuhan penduduk
yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan
industrialisasi. Namun industrialisasi di samping mempercepat persediaan segala
kebutuhan hidup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat
terjadinya pencemaran lingkungan.

C. Permasalah Lingkungan Hidup


Permasalahan lingkungan ini bisa disebabkan oleh ciri-ciri manusia sebagai
makhluk ekonomi dari beberapa hal, mulai dari faktor alam atau faktor dari manusia
nya sendiri. Kebanyakan dari permasalahan ini terkadang belum memiliki solusi
untuk mengatasinya. Sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan alam dan
lingkungan terus saja terjadi. Problematika krisis lingkungan antara lain :
1. Pencemaran lingkungan
2. Perilaku menyimpang dan tidak bermanfaat
3. Perilaku merusak
Contoh :
1. Permasalah sungai yang tercemar
2. Kerusakan hutan
3. Banjir
4. Abrasi
5. Pencemaran udara
6. Menurunnya keanekaragaman hayati, dll.

D. Penguasaan Alam
Pada hakikatnya, krisis lingkungan lahir dari nafsu manusia untuk menguasai
alam. Nafsu ini semakin menjadi-jadi dalam zaman modern. Teknologi menjadi
senjata untuk mentransformasi ketergantungan manusia pada alam menjadi relasi
dominasi. Manusia modern tetap membutuhkan alam, namun alam diposisikan
sebagai pelayan segala kebutuhannya. Menguasai alam tampaknya merupakan nafsu
yang tertanam dalam struktur mental manusia. Sejarah peradaban menunjukkan upaya
manusia memobilisasi nalar mereka untuk membangun alat dan teknik penguasaan
alam dalam intensitas yang makin tinggi.

E. Isu Lingkungan dan Penyebabnya yang Dihadapi Saat Ini


1. Polusi
Pencemaran lingkungan hidup atau polusi udara, air dan tanah memerlukan
waktu yang lama agar dapat kembali normal. Sektor Industri dan asap kendaraan
bermotor adalah sumber pencemaran utama terutama pencemaran udara. Logam
berat, nitrat dan plastik beracun bertanggung jawab atas berbagai pencemaran
yang ada. Sementara polusi air disebabkan oleh tumpahan minyak, hujan asam,
limpasan perkotaan.
2. Pemanasan global
Masalah lingkungan ini terjadi karena emisi gas rumah kaca yang tak lain tak
bukan adalah hasil praktik manusia. Fenomena ini menyebabkan meningkatnya
suhu di permukaan bumi sehingga menyebabkan mencairnya es di kutub dan
kenaikan permukaan air laut. Akibat perubahan cuaca tersebut sangat terasa
apalagi saat musim kemarau tiba, karena suhu saat musim kemarau sangat tinggi
menyebabkan produksi pertanian sering mengalami gagal panen dan memperbesar
peluang terjadinya kebakaran hutan.
3. Penggundulan hutan
Seiring perkembangan industri yang mengharuskan suatu negara untuk
memperluas wilayah untuk membangun lahan industri dan mengorbankan alam
tentu saja sangat merugikan manusia di masa depan. Hutan yang sesungguhnya
berperan menyerap racun karbon dioksida hasil pencemaran, kemudian
mengubahnya menjadi oksigen, membantu menciptakan hujan, menjadi habitat
bagi berbagai jenis satwa yang penting untuk mendukung bagi kehidupan
manusia, harus dimusnahkan karena tuntutan industri. Bisa dibayangkan apa yang
akan terjadi jika tidak ada lagi hutan yang akan melindungi lingkungan sekitar.
4. Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon adalah lapisan pelindung bumi yang tak terlihat untuk
melindungi bumi dari radiasi matahari yang berbahaya. Penipisan lapisan ozon
sendiri terjadi disebabkan oleh gas Klorin dan Bromida yang ditemukan di
Chloro-floro karbon (CFC). CFC sendiri terdapat di kulkas yang diciptakan
awalnya untuk mempermudah kehidupan manusia, tapi justru berdampak buruk
kepada alam.

Doktrin Islam mengajarkan manusia untuk beretika kepada lingkungan, yang


tertuang di dalam konsep tawhid, khilafah, akhirah,29 amanah, adl, dan mizan.
1. Konsep Tawhid
yaitu prinsip kesatuan yang menyediakan kesuburan tanah dan spiritualitas.
Makna kedamaian dalam Islam mengacu pada suatu spirit ekologi, yaitu
ekologi yang berdasarkan tawhid, keesaan fundamental Tuhan dari semua
eksistensi. Melalui penyelidikan alam secara damai dalam Islam, manusia
memperoleh pendekatan makna ekologi Islam dalam prinsip tawhid.
2. Konsep Khilafah
Sebagai khilafah, manusia adalah wakil Tuhan di bumi dan dibekali
dengan spiritual dan mental agar dapat menyampaikan misi Islam. Hubungan
manusia dengan alam semesta dapat dielaborasikan lebih jauh melalui dua
prinsip, yaitu mizan (keseimbangan) dan sakkhara (sikap tunduk). Sikap
tunduk tidak mengimplikasikan bahwa manusia memiliki hak untuk
mendominasi atau mengeksploitasi alam, tetapi memanfaatkan sumber-sumber
alam sesuai perintah Allah. Inilah yang dimaksud dengan menjaga
keseimbangan alam.
3. Konsep Amanah
Sikap amanah terhadap alam adalah bentuk pertanggungjawaban atas
pemeliharaan planet bumi, menjaganya, dan melihatnya sebagai “pinjaman”
dari Pencipta. Kesempatan hidup manusia di bumi ini sangat singkat dan pada
saat meninggalkan bumi ini kondisinya harus lebih baik lagi dibandingkan
dengan pada saat pertama kali menempatinya.
REFERENCES

Irawan. (2017). EKOLOGI SPIRITUAL: SOLUSI KRISIS LINGKUNGAN. Jurnal


Hasil Penelitian, 2 (1).

Lutfianto, L. (2021, Oktober 18). Analisis Isu Kontemporer.

Marianta, Y. I. (2011). Akar Krisis Lingkungan Hidup. Studia Philosophica et


Theologica, 11 (2).

Anda mungkin juga menyukai