Anda di halaman 1dari 12

INTERAKSI SIMBOLIK

“HERBERT BLUMER”

DISUSUN OLEH:
NAMA: NIM:
LOUISE LAURA MARGARETHA SINAGA (07031281924072)
HOTMARIA SIHALOHO (07031181924096)
WILHELMINA R I HUTAPEA (07031281924083)
DERO RAIHAN (07031181924017)
MONICA BELLIA BR GINTING (07031281924257)

DOSEN PENGAMPU:
FAISAL NOMAINI, S.SOS, M.SI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


ILMU KOMUNIKASI 2019
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul
“Interaksionisme Simbolik menurut Herbert Blumer”ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas
pengantar sosiologi dari dosen sosiologi kami, bapak Faisal Nomaini, S.SOS, M.SI.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu atau turut andil dalam penyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah kami
ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman kepada pembaca
dan memberi pandangan baru mengenai teori interaksionisme simbolik menurut
Herbert Blumer, sehingga dapat mengimplementasikan atau menggambarkannya
dalam kehidupan nyata.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
perhatian pembaca.

Indralaya, 4 November 2019

penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................

Daftar isi ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................


2.1 Rumusan Masalah ................................................................................
3.1 Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
1.2 Pengertian Teori Interaksionisme Simbolik .........................................
2.2 Teori Interaksionisme Herbert Blumer ................................................
3.2 Asumsi Interaksionisme Simbolik .......................................................
4.2 Premis-Premis Teori Interaksionisme Simbolik ..................................
5.2 Ide-Ide Dasar Teori Interaksionisme Simbolik ....................................

BAB III PENUTUP

1.3 Kesimpulan ..........................................................................................


2.3 Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Herbert George Blumer merupakan salah satu sosiolog Amerika Serikat
yang lahir pada 7 Maret di St. Louis. Blumer termasuk sosiolog madzhab
Chicago yang cukup terkenal. Ia merupakan sosok bersahaja yang memiliki
ketertarikan utama pada isu interaksionisme simbolik dan metode penelitian
sosial. Ia menerima gelar doktor sosiologi di universitas Chicago pada tahun
1928.
Semasa muda, Blumer tidak hanya menekuni dunia akademik. Dalam
hal ini, ia tercatat pernah aktif sebagai pemain American Football Professional
beberapa tahun di Chicago. Namun demikian hal itu tidak menghalangi Blumer
untuk memegang banyak posisi penting di bidang akademik. Di awal kariernya,
Blumer pernah menjadi editor prentice hall sociology series pada tahun 1934.
Tidak hanya itu, pada kurun waktu tahun 1940 hingga 1952 ia juga menjadi
editor jurnal sosiologi terkemuka di Amerika, yakni American Journal of
Sociology. Ia juga sempat bergabung dengan American Sociology Association
pada tahun 1956.
Sebagaimana Herbert Mead dan Horton. H Cooley, Blumer juga
mengembangkan dan memiliki ketertarikan dalam meneliti interaksionisme
simbolik. Dari pengaruh pemikiran tersebut lahirlah pemikiran-pemikiran kritis
terhadap pemikiran-pemikiran interaksionisme pada seniornya.
Blumer berpendapat bahwa, sebelum memberikan makna atas sesuatu
terlebih dahulu seseorang akan melakukan serangkai kegiatan berupa :
memilih, memeriksa, mengelompokkan, memprediksi dan membandingkan
setiap makna dalam kaitannya dengan situasi, posisi, dan arah tindakannya.
Dalam interaksionisme simbolik, seseorang memberikan informasi hasil dari
pemaknaan simbol dari perspektifnya kepada orang lain sehingga orang-orang
penerima informasi tersebut akan memiliki perspektif lain dalam memaknai
informasi yang disampaikan actor pertama. Dengan demikian, pemberian
makna ini tidak didasarkan pada nilai normatif, yang telah dibakukan
sebelumnya, tetapi hasil dari proses serangkaian kegiatan yang terus-menerus
disempurnakan seiring dengan fungsi instrumentalnya, yaitu sebagai
pengarahan dan pembentukan tindakan dan sikap actor atas sesuatu tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teori interaksionisme simbolik?
2. Bagaimana teori interaksionisme simbolik menurut Herbert Blumer?
3. Apa saja asumsi-asumsi pemandu arah perspektif interaksionisme
simbolik?
4. Apa saja premis-premis dari interaksionisme simbolik?
5. Apa saja ide-ide dasar teori interaksionisme simbolik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian teori interaksionisme
simbolik
2. Untuk mengetahui dan memahami teori interaksionisme menurut
Herbert Blumer
3. Untuk mengetahui dan memahami asumsi-asumsi pemandu arah
perspektif interaksionisme simbolik
4. Untuk mengetahui dan memahami premis-premis dalam
interaksionisme simbolik
5. Untuk mengetahui dan memahami ide-ide dasar teori interaksionisme
simbolik
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Interaksionisme Simbolik


Simbolik berasal dari bahasa Latin ‘’symbolic’’ dan bahasa Yunani
‘’symbolicos’’. Dan seperti yang dikatakan oleh Susanne K. Langer dalam
Buku Ilmu Komunikasi dimana salah satu kebutuhan pokok manusia adalah
kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang, dimana manusia adalah
satu-satunya makhluk hidup yang biasanya menggunakan dengan cara
lambang.
Interaksi simbolik menurut perspektif interaksional, merupakan salah
satu perspektif yang ada dalam studi komunikasi, yang barangkali paling
bersifat ‘’humanis’’. Dimana, perspektif ini sangat menonjolkan keagungan
dan maha karya nilai individu diatas pengaruh nilai-nilai yang ada selama ini.
Perspektif ini menganggap setiap individu di dalam dirinya memiliki esensi
kebudayaan, berinteraksi di tengah sosial masyarakatnya, dan menghasilkan
makna ‘’buah pikiran’’ yang disepakati secara kolektif. Dan pada akhirnya
dapat dikatakan bahwa setiap bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh
setiap individu, akan mempertimbangkan sisi individu itu sediri, inilah salah
satu ciri dari perspektif interaksional yang beraliran interaksionisme
simbolik.
Interaksi simbolik menurut Effendy (1989: 352) adalah suatu paham
yang menyatakan bahwa hakekat terjadinya interaksi sosial antar individu
dan antara individu dengan kelompok, kemudian antara kelompok dengan
kelompok dalam masyarakat, ialah karena komunikasi, suatu kesatuan
pemikiran dimana sebelumnya pada diri masing-masing yang terlibat
berlangsung internalisasi atau pembatinan.
Teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara simbol dan
interaksi, serta inti dari pandangan pendekatan ini adalah individu. Banyak
ahli di belakang perspektif ini yang mengatakan bahwa individu merupakan
hal yang paling penting dalam konsep sosiologi. Mereka mengatakan bahwa
individu adalah objek yang bisa ditelaah dan dianalisis melalui interaksinya
dengan individu yang lain.
Interaksi simbolik pada intinya menjelaskan tentang kerangka referensi
bagaimana manusia, bersama dengan orang lain, menciptakan dunia
simbolik dan bagaimana cara dunia membentuk perilaku manusia.

B. Teori Interaksionisme Simbolik Herbert Blumer


Istilah interaksionisme simbolik menurut Blumer sebagai berikut :
Istilah interaksionisme simbolik menunjukkan kepada sifat khas dari
interaksi antar manusia. Kekhasannya adalah bahwa manusia saling
menerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakannya. Bukan hanya
sekedar reaksi belaka dari tindakan seseorang terhadap orang lain, tetapi
didasarkan atas ‘’makna’’ yang diberikan terhadap tindakan orang lain itu.
Interaksi antar individu diantara pengguna simbol-simbol, interprestasi atau
dengan saling berusaha untuk saling memahami maksud dari tindakan
masing-masing. Sehingga dalam proses interaksi manusia itu bukan suatu
proses dimana adanya stimulus yang diterima dan respon yang terjadi
setelahnya diantara proses interprestasi oleh si aktor. Jelas proses
interprestasi ini adalah proses berpikir yang merupakan kemampuan yang
dimiliki manusia. Proses interprestasi yang menjadi penengah antara
stimulus dan respon menempati posisi kunci dalam teori interaksionisme
simbolik.
Tindakan-tindakan bersama yang mampu membentuk struktur atau
lembaga itu hanya mungkin disebabkan oleh interaksi simbolis, yang dalam
menyampaikan makna menggunakan isyarat dan bahasa. Melalui simbol-
simbol yang berarti, simbol-simbol yang telah memiliki makna, objek-objek
yang dibatasi dan ditafsirkan, melalui proses interaksi makna-makna
tersebut disampaikan pada pihak lain.
C. Asumsi-Asumsi Pemandu Arah Perspektif Interaksionisme
Simbolik
Premis-premis yang disampaikan Blumer secara implisit terdapat
asumsi-asumsi lain yang selanjutnya menjadi pemandu arah perspektif
interaksionisme simbolik, yakni :
a. Manusia adalah makhluk yang unik karena kemampuannya
menggunakan simbol-simbol;
b. Orang secara distrigtif menjadi manusia melalui interaksi yang
dilakukannya;
c. Orang memiliki kesadaran dan kemampuan melakukan refleksi
diri, hal ini membentuk khazanah pengetahuan yang dimilikinya;
d. Orang adalah makhluk yang memiliki tujuan, bertindak dalam,
dan menyesuaikan terhadap situasi;
e. Masyarakat terdiri dari orang-orang yang terlibat dalam interaksi
simbolik;
f. Untuk dapat memahami tindak sosial seseorang, peneliti
memerlukan metode yang dapat mengungkapkan makna-makna
yang ada dibalik tindakan tersebut.

D. Premis-Premis Teori Interaksionisme Simbolik


Kesimpulan Blummer bertumpu pada tiga premis utama, yaitu :
1) Manusia bertindak berdasarkan atas makna-makna yang ada pada
sesuatu bagi mereka.
Manusia disini memiliki kemampuan berpikir dan memahami
sesuatu. Pemahamannya terhadap sesuatu mempengaruhi
tindakannya. Manusia itu bertindak terhadap sesuatu (apakah itu
benda, kejadian, maupun fenomena tertentu) atas makna yang
dimiliki oleh benda, kejadian, atau fenomena itu bagi mereka.
Individu merespon suatu situasi simbolik. Mereka merespon
lingkungan, termasuk objek fisik (benda) dan objek sosial (perilaku
manusia) berdasarkan makna yang dikandung komponen tersebut
bagi mereka.
2) Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan
dengan orang lain. Proses tersebut adalah sosialisasi:
sebagai proses dinamis yang memungkinkan individu
mengembangkan kemampuannya dalam berpikir dan memahami
dunia disekitarnya. Jadi makna tadi tidak inherent, tidak terlekat
pada benda ataupun fenomenanya itu sendiri, melainkan tergantung
pada orang-orang yang terlibat dalam interaksi itu. Makna
dinegosiasikan melalui penggunaan bahasa. Negosiasi itu
dimungkinkan karena manusia mampu menamai segala sesuatu,
bukan hanya objek fisik, tindakan, atau peristiwa, namun juga
gagasan yang abstrak. Akan tetapi, nama atau simbol yang
digunakan akan menandai objek, tindakan, peristiwa, atau gagasan
itu bersifat arbitrer (sembarang). Melalui penggunaan simbol itulah
manusia dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang dunia.
3) Makna-makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial
sedang berlangsung.
Makna suatu benda tidaklah statis, tapi dinamis. Individu yang
kreatif dan intepretif bersama dengan proses interaksi yang dinamis
akan memodifikasi makna dari suatu benda. Pada bagian inilah,
manusia memiliki potensi untuk mengembangkan dirinya melalui
modifikasi makna dari dunia disekitarnya.

E. Ide-Ide Dasar Teori Interaksionisme Simbolik


Dalam perspektif Blummer, teori interaksi simbolik mengandung
beberapa ide dasar, yaitu :

1. Masyarakat terdiri atas manusia yang berinteraksi. Kegiatan tersebut saling


bersesuaian melalui tindakan bersama, membentuk struktur sosial;
2. Interaksi terdiri atas berbagai kegiatan manusia yang berhubungan dengan
kegiatan manusia lain. Interaksi nonsimbolis mencakup stimulus respon,
sedangkan interaksi simbolis mencakup penafsiran tindakan-tindakan;
3. Objek-objek tidak memiliki makna intrinsik. Makna lebih merupakan
produk interaksi simbolis. Objek-objek tersebut dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kategori, yaitu objek fisik, objek sosial, dan objek abstrak;
4. Manusia tidak hanya mengenal objek eksternal. Mereka juga melihat
dirinya sebagai objek;
5. Tindakan manusia adalah tindakan interprestasi yang dibuat manusia itu
sendiri;
6. Tindakan tersebut saling berkaitan dan disesuaikan oleh anggota-anggota
kelompok. Ini merupakan ‘’tindakan bersama’’. Sebagian besar ‘’tindakan
bersama’’ tersebut dilakukan berulang-ulang, namun dalam kondisi yang
stabil. Kemudian disaat lain ia melahirkan kebudayaan.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehidupan bermasyarakat terbentuk melalui proses komunikasi dan
interaksi antar individu dan antar kelompok dengan menggunakan simbol-
simbol yang dipahami maknanya melalui proses belajar. Tindakan seseorang
dalam proses interaksi tersebut bukan semata-mata merupakan suatu tanggapan
yang bersifat langsung terhadap stimulus yang datang dari lingkungannya atau
dari luar dirinya, melainkan dari hasil sebuah proses interprestasi terhadap
stimulus.
Interaksionisme simbolik sesungguhnya sudah dijalankan dalam hidup
bersama sebagai satu kesatuan yang disebut masyarakat. Interaksionisme antara
individu dengan masyarakat membuat individu bertumbuh dan berkembang
dengan baik dalam hubungan sosial baik hubungan dengan kelompok primer
(hubungan keluarga dekat) maupun dalam relasi sekunder yang berada di
wilayah yang sama dan tidak terjadi perjumpaan terus-menerus dan tidak ada
ikatan kekeluargaan.
DAFTAR PUSTAKA

e-book Interaksionisme-Simbolik 1 : Mead dan Blumer-UNY


e-book BAB II Interaksi Sosial dan Interaksionisme
e-book Interaksi-Simbolik-Ejounal Unisba
e-book kajian tentang interaksionisme simbolik - jurnal universitas
e-book BAB II. 1 Teori Interaksionisme Simbolik
e-book Teori Sosiologi Modern

Anda mungkin juga menyukai