Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SOSIOLOGI

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN


MASYARAKAT

Disusun guna menjadi nilai Ujian Tengah Semester untuk mata kuliah Pengantar Ilmu
Sosiologi.

Dosen :

Oleh :

1. Elogia M. D. Ndukonak 12. Ongky A. Lelo


2. Putri Malelak Nggie 13. Rati Jumila Thon
3. Marthen Nono Saingu 14. Efranto A. Hermanus
4. Dorothea Albertha Y. Soge 15. Neli A. T. Manek
5. Melin Feby Matulessy 16. Dionisius R. Moruk
6. Olvinande Irene Mone 17. Marselina B. J. Na’i
7. Mercianti Noni Babys 18. Oliver C. F. Fai
8. Oktavia Intan 19. Pristy M. Manu
9. Merlinda Florense Mumut 20. Dorhtia E. Neolaka
10. Pius Marianus B. Marung 21. Diana Inocencia Tana
11. Novita Adventa Amnahas

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

2020
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah......................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN (KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN

KEHIDUPAN MASYARAKAT)........................................................................................ 2

A. Pendekatan Sosiologis terhadap Kelompok-Kelompok Sosial.................................. 2


B. Tipe-tipe Kelompok Sosial........................................................................................ 2
C. Kelompok Sosial Yang Tidak Teratur....................................................................... 9
D. Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan
(Urban Community)...................................................................................................13
E. Kelompok-kelompok Kecil (Small Group)............................................................... 14
F. Dinamika Kelompok Sosial....................................................................................... 14

BAB 3 PENUTUP................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 17

2
KATA PENGANTAR

Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha
yang maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat member pelajaran positif
bagi kita semua.

Selanjutnya kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Dosen mata kuliah
Pegantar Ilmu Sosiologi yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami sehingga
memicu motivasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam
khususnya mengehai “Kelompok-kelompok sosial dan kehiudapan masyarakat” sehingga
kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum saya ketahui. Terima kasih juga kami
sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehinngga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan usaha semaksimal mungkin.

Terakhir kali kami sebagai seorang mahasiswa biasa yang mencoba berusaha sekuat
tenaga dalam penyelesaian makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang
penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran kami harapkan dari semua pihak guna
perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.

Kupang, 23 Oktober 2020

Tim Penyusun

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak lahir, seorang manusia telah mengenal kelompok sosialnya, yaitu
keluarga. Ada perbedaan penting antara anak manusia dengan hewan. Anak hewan
seperti ayam begitu menetas mereka berusaha mencari makan sendiri, akan tetapi
anak manusia memerlukan perotolongan dan bimbingan dari manusia lain terutama
orang tua dan saudara dekat di keluarganya.
Kelompok sosial di luar keluarga akan mempengaruhi cara berpikir, sikap, dan
berperilaku seseorang setelah bersosialiasasi dengan orang lain. Kelompok sosial akan
mempengaruhi perkembangan kepribadian dan memainkan pernanan penting dalam
proses sosialisasi seseorang. Kelompok-kelompok sosial timbul karena manusia
dengan sesamanya mengadakan hubungan yang baik untuk suatu tujuan atau
kepentingan Bersama. Manusia melalui pengalaman berkelompok dapat menghayati
norma-norma budaya, memiliki nilai-nilai, tujuan, perasaan, dan sebagainya.
Karena kehidupan bersama manusia mendapat perwujudannya dalam
kelompok-kelompok yang beraneka ragam dan tidak terhitung jumlahnya. Maka dari
itu, dalam sosiologi mempelajari kelompok sosial dalam arti bentuk-bentuk kehidupan
bersama atau bermasyarakat sangatlah penting.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendekatan sosiologi terhadap kehidupan kelompok-kelompok sosial ?
2. Apa saja tipe-tipe dalam kelompok sosial ?

C. Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang dorongan yang
menyebabkan terbentuknya kelompok sosial dan tipe-tipe kelompok soial yang
terdapat di dalam masyarakat. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan
mahasiswa dapat semakin luas wawasan dan pengatahuannya, yang akan sangat
berguna ketika terjun di dalam masyarakat.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Sosiologis terhadap Kelompok-Kelompok Sosial


Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan manusia
yang hidup bersama, karena adanya hubungan di anatara mereka. Setiap anggota
mempunyai pengalaman-pengalaman masing-masing dalam hubungannya dalam
kelompok sosial lainnya. Bila mereka berkumpul, terjadilah tukar menukar
pengalaman di antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling
menolong. Saling tukar menukar di sebut social experiences. Suatu aspek yang
menarik dari kelompok sosial tersebut adalah bahwa kelompok tersebut merupakan
tempat kekuatan sosial manusia merupakan yang bersegi jasmani (raga) dan rohanian
(jiwa). Segi rohanian manusia terdiri dari pikiran dan perasaan. Sikap tindak itulah
yang menjadi landasan gerak segi jasmaniah manusia. Proses pembentukan
kepribadian seseorang dipengaruhi dari beberapa faktor baik yang berasal dari dirinya
sendiri maupun lingkungan. Hubungan yang sinambung tersebut menghasilkan pola
pergaulan yang dinamakan kan pola interaksi sosial. Patokan perilaku yang pantas
tersebut biasanya disebut norma dan kaidah.

B. Tipe-tipe Kelompok Sosial


1. Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok Sosial
 Berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok
Menurut george simmel, besar kecilnya jumlah anggota kelompok akan
mempengaruhi kelompok dan pola interaksi sosial dalam kelompok tersebut.
Dalam penelitianya,Simmel memulai dari satu orang sebagai perhatian hubungan
sosial yang dinamakan monad. Kemudian monad dikembangkan menjadi dua
orang atau diad. dan tiga orang atau triad, dan kelompok-kelompok kecil lainya,
hasilnya semakin banyak jumlah anggota kelompoknya, pola interaksinya juga
berbeda.
 Berdasarkan derajat interaksi dalam kelompok
Derajat interaksi ini juga dapat dilihat pada beberapa kelompok sosial yang
berbeda.kelompok sosial seperti keluarga, rukun tetangga, masyarakat desa, akan
mempunyai kelompok yang anggotanya saling mengenal dengan baik (face-to-

2
face groupings). Hal ini berbeda dengan kelompok sosial seperti masyarakat
kota,perusahaan atau negara, di mana anggota-anggotanya tidak mempunyai
hubungan erat.
 Berdasarkan kepentingan dan wilayah
Sebuah masyarakat setempat (comunity) merupakan suatu kelompok sosial atas
dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu.sedangkan
asosiasi (association) adalah sebuah kelompok sosial yang dibentuk untuk
memenuhi kepentingan tertentu.
 Berdasarkan kelangsungan Kepentingan
Adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
terbentuknya sebuah kelompok sosial.suatu kerumunan misalnya, merupakan
kelompok yang keberadaanya hanya sebentar karena kepentinganya juga tidak
berlangsung lama.Namun sebuah asosiasi mempunyai kepentingan yang tetap.
 Berdasarkan derajat organisasi
Kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan
rapi seperti negara,TNI,perusahan dan sebagainya. Namun,ada kelompok sosial
yang hampir tidak terorganisasi dengan baik, seperti kerumunan.

Pada masyarakat yang kompleks,biasanya setiap manusia tidak hanya mempunyai


suatu kelompok sosial tempat ia menjadi anggotanya.Namun ia juga menjadi anggota
beberapa kelompok sosial sekaligus.terbentuknya kelompok-kelompok sosial ini
biasanya didasari oleh kekerabtan,usia,jenis kelamin,pekerjaan atau
kedudukan.keanggotaan masing-masing kelompok sosial tersebut akan memberikan
kedududukan dan prestise tertentu.

2. Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu


Pembagian kelompok sosial di pandang dari sudut individudapat dilihat dari
keterlibatan individu dengan kelompok sosial dimana ia tinggal dalam masyarakat
yang masih sederhana atau dalam struktur masyarakat yang sudah kompleks.

3. In-Group dan Out-Group


In-Group merupakan kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu-
individunya untuk mengidentifikan dirinya. Out-Group merupakan kelompok
sosial yang oleh individunya diartikan sebagai lawan In-Group jelasnya kelompok
sosial di luar anggotanya disebut Out-Group. Contohnya, isitlah kita atau kami

3
menunjukan adanya artikulasi In-Group, sedangkan mereka berartikulasi Out-
Group. Perasaan In-Group atau Out-Group didasari dengan suatu sikap yang
dinamakan etnosentris, yaitu terbaik dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Sikap In-Group dan Out-Group dapat dilihat dari kelainan berwujud
antagonisme atau antipasti. Sikap In-Group dan Out-Group merupakan dasar sikap
etnosentrisme yang merupakan dasar sikap kelompoknya dianggap paling baik
dan benar.

4. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary


Group)
Kelompok Primer (Primary Group) atau face to face group adalah kelompok
sosial yang paling sederhana, dimana anggotanya saling mengenal antara lain
serta ada kerja sama yang erat.
Fungsi Kelompok Primer :
1. Membentuk nilai-nilai dasar human filantropis (berdasarkan cinta kasih
terhadap sesama manusia).
2. Mengembangkan kepekaan sosial dasar, religius, spiritual dan kultural.
3. Menata kehidupan emosional, spiritual.
4. Membentuk frame personality (kepribadian diri).
5. Ciri-ciri Kelompok Primer

Ciri- ciri kelompok primer


1. Terdapat interaksi sosial yang lebih erat antar anggotanya.
2. Di dalam kelompok tersebut ada hubungan yang mereka bisa sangat kenal satu
sama lain, kelompok tersebut disebut dengan face to face group.
3. Bersifat irasional dan tidak didasari dengan pamrih.
4. Dalam kelompok-kelompok tersebut kebanyakan identik dengan kekeluargaan
dan lebih mengedepankan rasa simpati.

Contoh – contoh kelompok sekunder


1. Keluarga
Dimana setiap orang yang hidup di dunia ini secara kasap mata tidak terlepas
daripada keluarga yang telah menjadi lembaga pendidikan pertamakali kepada
4
setiap individu yang lahir dimuka bumi. Sehingga keluarga menjadi bagian
daripada kelompok sosial primer di masyarakat.
2. Teman Sebaya
Teman sebaya yang menghiasi kehidupan seseorang dalam lingkar
persahabatan termasuk dalam kelompok sosial primer, lantaran setiap orang
baik dalam permainan ataupun menempuh pendidikan tidak terlepas daripada
hubungan pertemanan yang erat.
3. Kerabat
Kerabat atau sanak saudara menjadi bagian daripada kelompok sosial primer
yang senantiasa ditemukan oleh seseorang. Baik dari hubungan darah kepada
Ibu ataupun Ayah yang pasti setiap orang tidak akan terlepas daripada sanak
kerabat.

Kelompok sosial sekunder (Secondary Group) adalah kelompok-kelompok


besar yang terdiri dari banyak orang. Hubungannya tidak harus mengenal secara
pribadi kurang akrab dan mempunyai sifat yang tidak langgeng, karena didasari
pada kepentingan yang sama. Kelompok sekunder bertujuan mencapai suatu
tujuan tertentu sehingga kelompok tersebut lebih mempunyai peran sebagai sarana
bukan hanya tujuan. Kelompok ini sifatnya formal, impersional, parsial dan
dilandaskan pada pemanfaatan kelompok semata.

Ciri-ciri Kelompok Sekunder :


1. Anggotanya banyak
2. Bersifat rasional
3. Bersifat forma lTimbul perasaan kurang tentram antar anggota
4. Adanya spesialisasi yang sangat ekstrim.

Fungsi kelompok sekunder :


1. Memudahkan suatu pekerjaan
2. Memenuhi kebutuhan individu, baik kebutuhan fisik maupun nonfisik
3. Melembagakan suatu norma atau nilai sosial
4. Membangun keseragaman antara sikap dan prilaku.

Contoh – contoh kelompok sekunder :


1. Partai Politik

5
Partai politik adalah sekelompok orang yang terikat bersama dengan tujuan
utama mencari dan mendapatkan kekuatan politik. Mereka memiliki anggota
yang diambil dari berbagai komunitas, kelompok etnis, profesi, agama dan
jenis kelamin. Melalui manifesto mereka, mereka mempengaruhi perilaku
politik warga negara. Mereka mendidik warga melalui program, kampanye
dan aksi demonstrasi, dan lain-lain.
2. Kelompok Penekan
Kelompok penekan adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan
bersama dalam sistem politik dan dengan tujuan mempengaruhi kebijakan
pemerintah agar sesuai dengan kepentingannya sendiri. Kelompok penekan
kadang-kadang dianggap sebagai kelompok kepentingan egois karena tujuan
utama mereka adalah memengaruhi sistem politik dan program pemerintah
yang menguntungkan anggotanya. Mereka tidak bercita-cita untuk memerintah
dan tidak peduli tentang kepentingan yang berbeda dari kepentingan mereka
sendiri. Contohnya kelompok penekan pendidikan: Serikat staf akademik
Universitas (ASUU), dan Asosiasi Nasional Mahasiswa Nigeria (NANSU),
dan lain-lain. Kelompok Penekan Ekonomi: Asosiasi Produsen Nigeria
(MAN), Kamar Dagang dan Industri. Perlu dicatat bahwa beberapa kelompok
penekan dapat dibentuk untuk tujuan mencapai tujuan tertentu dan saat ini
tercapai, kelompok tersebut tidak ada lagi.
3. Serikat Pekerja
Serikat pekerja atau serikat buruh ialah organisasi yang dibentuk dari, oleh,
dan untuk pekerja atau buruh, baik yang bekerja di perusahaan maupun di luar
perusahaan, yang sifatnya bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab. Tujuan pembentukan serikat buruh adalah untuk
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya.

4. Perusahaan
Perusahaan adalah badan hukum yang dibentuk oleh sekelompok individu
untuk terlibat dalam dan mengoperasikan bisnis, perusahaan komersial atau
industri. Suatu perusahaan dapat diatur dalam berbagai cara untuk keperluan

6
pajak dan kewajiban keuangan tergantung pada hukum perusahaan dari
yurisdiksinya.
5. Pabrik
Pabrik adalah lokasi industri, biasanya terdiri dari bangunan dan mesin, atau
lebih umum kompleks yang memiliki beberapa bangunan, di mana para
pekerja membuat barang atau mengoperasikan mesin yang mengolah satu
produk menjadi produk lain. Interaksi diantara para pekerja tersebut tidak
intens atau hanya didasarkan pada rasa kebersamaan untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka.
6. Koperasi
Koperasi ialah sebuah organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh
orang-seorang untuk kepentingan bersama. Kegiatan koperasi berdasarkan
pada prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

5. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)


Panguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-
angggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta
bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin
yang memang dikodratkan. Sebaliknya Patembayan Merupakan ikatan lahir yang
bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk
dalam pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana
dapat diumpamakan dengan sebuah mesin. Keadaan yang agak berbeda akan
dijumpai pada patembayan, dimana terdapat public life yang artinya bahwa
hubungan bersifat untuk semua orang. Tipe-tipe panguyuban, yaitu sebagai
berikut :
 Panguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood), Yaitu
panguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau
keturunanan.
 Panguyuban karena tempat (Gemeinschaft by place), yaitu suatu
panguyuban yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal
sehingga dapat saling tolong – menolong.
 Panguyuban karena jiwa-pikiran (Gemeinschaft of mind), yaitu merupakan
suatu panguyuban dari orang-orang yang walaupun tak mempunyai

7
hubungan darah atau tempat tinggal tidak berdekataan, tetapi mereka
mempunyai jiwa dan pikiran yang sama.
Panguyuban Pada dasarnya merupakan kelompok sosial yang terjadi karena ikatan
darah (Garis Keturunan) misalnya perkawinan, kekerabatan, suku bangsa, dan
sebagainya. Pada kelompok ini rasa kebersamaan, solidaritas sosial, dan perasaan
sangat kuat diantara anggotanya. Contoh dari panguyuban yaitu perkumpulan
Keluarga Minang di Jakarta, perkumpulan darah Martowikraman dan sebagainya.

Patembayan (Gesellchaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan


biasanya untuk jangka waktu pendek. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam
pikiran belaka. Contohnya adalah ikatan antara pedangang, organisasi dalam suatu
pabrik, dan lain-lain.

6. Formal Group dan Informal Group


Formal Group ialah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja
diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesama
contohnya organisasi. Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau
Anggaran Dasar(AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya
diangkat oleh organisasi.Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan
yang memiliki Anggota Dasar (AD) atau Anggota Rumah Tangga (ART).
Informal Group tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti.
Kelompok informal merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses
interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seorang. Keanggotaan kelompok
biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari
individu.kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal
dan hanya berdsarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya, kelompok arisan dan
sebagainya.

7. Membership Group dan Reference Group


Membership Group dengan Refrence Group berasal dari Robert K Merton.
Membership group merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik
menjadi anggota kelompok tersebut. Kelompok bukan anggota dapat pula dipeca-
peca atas beberapa kategori yaitu:
8
1. Orang yang bukan suatu membership group yang tidak memenuhi syarat
dibedakan dari bukan anggota yang memenuhi syarat.
2. Sikap terhadap keanggotaan kelompok
3. Kelompok terbuka dan kelompok tertutup
4. Ukuran waktu bagi bukan anggota

Refrence Group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seorang
untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Robert K Merton dengan menyebut
beberapa hasil karya Harrold H. Kelley,Shibutani dan Ralp H. Turner
mengemukakan adanya dua tipe umum Refrence Group yaitu:
1. Tipe normatif yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang
2. Tipe perbandingan yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai
kepribadiannya.

8. Kelompok Okupasional dan Volunter


Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin
memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya
memiliki pekerjaan yang sejenis. Kelompok-kelompok jenis ini memiliki peran
yang sangat besar dalam mengarahkan kepribadian seseorang, terlebih pada
anggota yang bergabung di dalamnya. Contohnya kelompok profesi, seperti
asosiasi sarjana farmasi, dan ikatan doker Indonesia.
Kelompok Volunter adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan sama,
namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat. Melalui kelompok ini
diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa
mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.

C. Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak Teratur


1. Kerumunan (Crowd)
Setiap kenyataan adalah manusia berkumpul sampai batas-batas tertentu juga
menunjuk pada adanya suatu ikatan sosial tertentu. Walaupun mereka saling
berjumpa dan berada di satu tempat secara kebetulan, misalnya di stasiun kereta
api, kesadaran akan adanya orang lain telah membuktikan bahwa ada semacam
ikatan sosial. Kesadaran tersebut menimbulkan peluang-peluang untuk dapat ikut
merasakan perasaan orang lain yang berada di tempat yang sama.
9
Ukuran utama adanya kerumunan adalah kehadiran orang orang secara fisik.
Paling tidak batas kerumunan adalah sejauh mata dapat melihat dan selama telinga
dapat mendengarkannya. Kerumusan tersebut segera mati setelah orang- orangnya
bubar. Jadi kerumusan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara
(Temporer).
Kerumusan jelas tidak terorganisasi. Ia dapat mempunyai pimpinan, tetapi
tidak mempunyai sistem pembagian kerja maupun sistem maupun sistem
pelapisan sosial. Artinya, interaksi di dalamnya bersifat spontan dan tidak terduga,
Serta orang-orang yang hadir dan berkumpul mempunyai kedudukan sosial yang
sama. Identitas sosial seseorang biasanya tenggelam apabila orang yang
bersangkutan ikut serta dalam suatu kerumusan. Seorang guru, mahasiswa,
pedagang, pegawai dan lain sebagainya yang sama-sama menunggu bis
mempunyai kedudukan yang sama. Demikian pula apabila orang-orang tersebut
melihat beraksinya seorang tukang obat, sedang antri karcis bioskop, menunggu
giliran di periksa dokter, dan sebagiannya. Suatu kerumunan mudah sekali beraksi
karena individu-individu yang berkumpul mempunyai satu pusat perhatian dan
keinginan-keinginan mereka akan tersalurkan dengan mengadakan suatu aksi.
Puncak aksi-aksi tersebut akan dilalui apabila secara fisik mereka sudah lelah dan
tujuan bersama tercapai.
Untuk membubarkan suatu kerumunan, diperlukan usaha-usaha mengalihkan
pusat perhatian. Itu dapat dilakukan misalnya dengan mengupayakan agar
individu-individu sadar kembali akan kedudukan dan peranan yang sesungguhnya.
Usaha lain yang dapat dilakukan adalah dengan menakuti mereka. Misalnya
demonstrasi, kadang-kadang dibubarkan dengan gas air mata atau dengan
tembakan senjata api dan lain lain. Sering kali pula diusahakan untuk memecah
belah pendapat umum kerumunan tersebut sehingga terjadi pertentangan antara
mereka sendiri.
Individu-individu yang merupakan suatu kerumunan, berkumpul secara
kebetulan di suatu tempat, dan juga pada waktu yang bersamaan. Hal ini tidak
berarti bahwa sama sekali tak ada sebab. Sering kali terjadi yang menjadi sebab
adalah penggunaan fasilitas yang sama dalam memenuhi keinginan pribadinya.
Misalnya membeli karcis kereta api untuk bepergian, antri karcis untuk menonton
bioskop, memesan makanan pada kafetaria sekolah pada waktu istirahat,
menonton pertandingan bola di stadion, melihat konser dan lain-lain. Semua itu
10
terjadi sebagai penyaluran keinginan ataupun ketegangan yang terdapat dalam diri
seseorang.
Sering dikatakan bahwa kerumunan timbul dalam celah-celah organisasi sosial
suatu masyarakat. Sifatnya yang sementara tidak memungkinkan terbentuknya
tradisi dan kebudayaan yang tersendiri. Ada pula usaha usaha preventif terhadap
terjadinya panik di antara penonton-penonton pertandingan olahraga, apabila
terjadi suatu hal, dan lain sebagainya. Memang, suatu kerumunan yang sudah
beraksi mempunya kecenderungan untuk merusak;
Kerumunan lebih suka merusak dari pada membangun sesuatu. Pendeknya banyak
bukti bahwa kerumunan dianggap sebagai gejala sosial yang kurang disukai dalam
masyarakat-masyarakatb yang sudah teratur. Akan tetapi, kerumunan juga dapat
diarahkan pada tujuan-tujuan baik seperti yang terlihat pada kumpulan manusia
menghadiri khotbah keagamaan.
Dengan demikian, secara garis besar dapat dibedakan antara pertama
kerumunan yang berguna bagi organisasi sosial masyarakat, serta timbul dengan
sendirinya tanpa diduga sebelumnya. kedua, pembedaan antara kerumunan yang
di kendalikan oleh keinginan-keinginan pribadi. Atau dasar pembedaan-
pembedaan tersebut dapat ditarik suatu garis perihal bentuk-bentuk umum
kerumunan, yaitu sebagai berikut :
 Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
1. Formal Audiences Khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal
audiences) merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat
perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif. Contohnya adalah
penonton film, orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan,
2. Planned Expressive Group Kelompok ekspresif yang telah direncanakan
(planned expressive grou) adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tak
begitu penting tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam
aktivitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya.
Fungsinya adalah sebagai penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami
orang karena pekerjaan sehari-hari. Contoh orang yang berpesta, berdansa,
dan sebagainya.
 Kerumunan yang bersifat sementara (casual crowds)
1. Contoh Inconvenient Aggregations Kumpulan yang kurang menyenangkan
(inconvenient aggregations) adalah orang-orang yang antri karcis, orang-
11
orang yang menunggu bis, dan sebagainya. Dalam kerumunan itu
kehadiran orang-orang lain merupakan halangan terhadap tercapainya
maksud seseorang,
2. Panic Crowds Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik
(panic crowds), yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha
menyelamatkan diri dari suatu bahaya. Dorongan dalam diri individu-
individu dalam kerumunan tersebut mempunyai kecenderungan untuk
mempertinggi rasa panik.
3. Spectator Crowds Kerumunan penonton (spectator crowds) terjadi karena
ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini hampir
sama dengan khalayak penonton, tetapi bedanya adalah bahwa kerumun an
penonton tidak direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan jug pada
umumnya tak terkendalikan.

 Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (lawles crowds)


1. Acting Mobs. Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs)
bertujuan untul mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan
kekuatai fisik berlawanan dengan norma-norma yang berlaku dalan yang
masyarakat. Biasanya kumpulan orang-orang tersebut bergeral karena
merasakan bahwa hak-hak mereka diinjak-injak atau karen: tak adanya
keadilan.
2. Immoral Crowds. Kerumunan yang bersifat immoral (immoral crowds)
hampir sam: dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah kerumunan yang
bersifat immoral bertentangan dengan norma-norma masyarakat.
Contohnya adalah orang-orang yang mabuk. Bentuk-bentuk umum seperti
di atas tidaklah lengkap dan sempurna Lagi pula, suatu kerumunan
mungkin mempunyai ciri-ciri dari beberapa bentuk kerumunan.
2. Publik
Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan interaksi terjadi
secara tidak langsung melalui alat-alat komonikasi seperti pembicaraan pribadi
berantai desas desus, surat kabar, radio, televise, film dan sebagainya.
Istilah publik diserap dari bahasa inggris public yang secara etimologis berasal
dari bahasa latin publicius yang bearti untuk orang for populicus berasal dari kata
populous yang bearti orang (people).
12
D. Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan (Urban
Community)
Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang dioleh orang-orang yang
bersifat heterogen kedudukan sosialnya. Masyarakat kota pada dasarnya telah
mengikuti dampak era globalisasi sehingga muncul lah individualise yang kurangnya
rasa sosialisasi dengan orang lain.
Ciri-ciri masyarakar perkotaan
 Kehidupan agamanya kurang sebab hanya duniawi saja tanpa memikirkan kelak
ahirat nanti.
 Banyak warga kota yang individualisme tanpa harus mempedulikan orang lain.
 Warga kota pada umumnya mendapatkan pekerjaan lebih banyak dan lebih baik.
 Perubahan-perubahan akan terlihat nyata di kota sebab terpengaruh oleh budaya
luar.
 Polah pikir rasional yang di anut oleh masyarakat kota.
 Interaksi yang terjadi lebih berdasarkan pada faktor kepentingan prbadi daripada
kepentingan umum.
Masyarakat pedesaan yaitu masyarakat yang pada umumnya masih memegang
nilai-nilai kultural kebudayaan dan juga adat-adat ajaran leluhur. Masyarakat
pedesaan susah untuk menerima hal yang baru.

Ciri-ciri masyarakat pedesaan

 Kehidupan masyarakat pedesaan masih memegang tinggi nilai keagaman dan


juga kebudayaan.
 Masyarakat pedesaan sering kali bergotong royong ketimbang dengan
induvidualisme.
 Masyrakat masih berkuat dengan hal hal yang lama dan juga cenderung susah
untuk menerima hal yang baru.
 Fasilitas-fasilitas masih jarang terdapat di pedesaan.
 Akses pedesaan yang terpencil susah untuk di tempuh.
 Menjujung tinggi nilai-nilai norma ynag berlaku di daerah .
 Mempunyai sifat kekeluargaan yang sangat erat.
 Berbicara apa adanya.

13
 Tertutup dalam hal keuangan.
 Perasaan tidak percaya diri terhadap masyarakat kota.

E. Kelompok-kelompok Kecil
Small Group suatu kelompok yang secara teoritis terdiri paling sedikit dari dua
orang, dimana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan
tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya. Kelompok-
kelompok kecil (Small Group) adalah kelompok yang jumlah anggotanya relatif kecil
(paling sedikit dua orang) dan dibentuk atas dasar kebutuhan atau kepentingan kecil
dan spesifik.
Manusia-manusia memerlukan bantuan dan perlindungan dari sesamanya.
Manusia mempunyai kemampuan yang terbatas dan sebagainya. Keadaan yang
demikian menyebabkan timbulnya kelompok kecil (small group). Contohnya,
kelompok belajar dan kelompok diskusi merupakan kelompok kecil dari suatu
kelompok pendidikan (sekolah). Contoh kelompok kecil yaitu:Kelompok belajar,
Kelompok diskusi dan Keluarga.
Kelompok kecil mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelompok
besar sebab memiliki beberapa alasan, yaitu sebagai berikut.
 Kelompok kecil mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap masyarakat
dan perilaku setiap individu. Kelompok kecil, dimana seseorang menjadi
anggota, tidak saja merupakan sumber simpati, tetapi juga sebagai sumber
ketegangan, tekanan, dan kekecewaan.
 Dalam kelompok kecil, pertemuan antara kepentingan sosial dengan
kepentingan individu berlangsung secara tajam dan jelas.
 Kelompok kecil pada hakikatnya merupakan sel yang menggerakkan suatu
organisme yang dinamakan masyarakat.
 Kelompok-kelompok kecil merupakan bentuk khusus dalam kerangka sosial
secara keseluruhan. Kelompok kecil seolah-olah miniatur masyarakat yang
mempunyai pembagian kerja, kode etik, pemerintahan, prestise, ideologi, dan
sebagainya.
F. Dinamika Kelompok Sosial
Dinamika kelompok sosial merupakan salah satu bahasan penting dalam Ilmu
Sosiologi. Bahasan mengenai dinamika kelompok dilakukan karena kehidupan

14
manusia selalu berjalan dengan dinamis, sehingga proses kehidupan yang dijalankan
tersebut terkadang tidak semudah menggembalikan telapak tangan, adasaja
permasahan sosial yang terjadi. Dinamika dapat diartikan sebagal perubahan besar
ataupun kecil. Dengan demikian, dinamika kelompok sosial merupakan perubahan
baik kecil maupun besar yang berpengaruh pada suatu kelompok sosial. Perubahan ini
dapat berupa perubahan progres (maju) ataupun perubahan regres (mundur) akibat
proses mobilitas sosial.
 Faktor Dinamika Kelompok Sosial
Faktor yang terjadi dalam Dinamika Kelompok Sosial ini, terbagi menjadi dua
bentuk. Pertama adalah faktor yang dapat mempengaruhi dan kedua adalah faktor
yang dapat mengambat. Penjelasannya sebagai berikut;

 Faktor Penghambat Dinamika Kelompok

Faktor yang dapat menajdi penghabat atau pencegah dinamika kelompok sosial,
antar lain adalah sebagai berikut;

 Terjadi isolasi.
 Terdapat keinginan untuk mempertahankan keadaan.
 Terdapat tradisi yang mengikat

 Faktor Pendorong Dinamika Kelompok Sosial

Faktor pendorong yang terdapat dalam dinamika kelompok sosial, antara lain
adalah sebagai berikut;

 Terdapat keinginan anggota kelompok untuk melakukan perubahan.


 Terjadi pergantian anggota kelompok.
 Terjadi konflik antaranggota kelompok.
 Terjadi perubahan lingkungan sosial.
 Terjadi modernisasi.

15
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan orang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok sosial diciptakan oleh anggota
masyarakat untuk masyarakat itu sendiri dengan berbagai jenis atau tipe sesuai
tujuan atau keperluan yang diciptakan kelompok itu sendiri. Dimana kelompok
sosial berperan dalam membentuk kepribadian dan mempengaruhi pribadi
anggotanya.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/KELOMPOK_SOSIAL.pdf

https://ufitahir.wordpress.com/2010/12/11/kelompok-%E2%80%93-kelompok-sosial-dan-
kehidupan-masyarakat

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/KELOMPOK_SOSIAL.pdf

http://aufklarungofnui.wordpress.com/

https://dosensosiologi.com/pengertian-dinamika-kelompok-sosial-faktor-dan-aspeknya-
lengkap/

https://id.scribd.com/doc/294665751/Kelompok-Sosial-Dipandang-Dari-Sudut-Individu

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kelompok_okupasional

Buku Sosiologi (Prof. Dr. Soerjono Soekanto

17

Anda mungkin juga menyukai