Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 1

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Nama : Elogia Margaret Dana Ndukonak


NIM : 2003010100
Semester/Kelas : III/B
Dosen PA : Dra. Ernawati Daeng, M.Si

1. Perencanaan teknokratik.
Menurut Suzetta (2007) adalah proses perencanaan yang dirancang berdasarkan data dan
hasil pengamatan kebutuhan masyarakat dari pengamat professional baik kelompok
masyarakat yang terdidik yang walau tidak mengalami sendiri namun berbekal pengetahuan
yang dimiliki dapat menyimpulkan kebutuhan akan suatu barang yang tidak dapat
disediakan pasar, untuk menghasilkan perspektif akademis pembangunan. Pengamat ini bisa
pejabat pemerintah, bisa non-pemerintah, atau dari perguruan tinggi.
Menurut penjelasan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, “perencanaan teknokrat dilaksanakan dengan menggunakan metoda
dan kerangka pikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas
untuk itu”. Jadi, perencanaan teknokratik adalah pendekatan perencanaan yang dilakukan
oleh para teknokrat yang bersifat melibatkan dan mengakomodasi keilmuan dan teknologi
dalam perencanaan pembangunan dan perencanaan dilakukan oleh perencana profesional
sesuai ilmu perencanaan pada bidangnya pada intinya perencanaan ini berasal dari para
teknokrat (dinas-dinas). Contoh konkretnya adalah pengembangan Sistem Informasi
Keuangan Daerah, program ini dibuat pemerintah daerah dan dikelola oleh Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah. Sistem ini mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta
mengelola data pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi
yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah.
2. Perencanaan partisipatif.
Perencanaan pembangunan partisipatif adalah perencanaan yang bertujuan melibatkan
kepentingan rakyat dan dalam prosesnya melibatkan rakyat (baik langsung maupun tidak
langsung). Perencanaan pembangunan partisipatif merupakan pola pendekatan perencanaan
pembangunan yang melibatkan peran serta masyarakat yang pada umumnya bukan saja
sebagai objek tetapi sekaligus sebagai subyek pembangunan, sehingga nuansa yang
dikembangkan dalam perencanaan pembangunan benar-benar dari bawah (bottom-up
approach).
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Stakeholders yang
dimaksudkan adalah masyarakat. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan
menciptakan rasa memiliki. Perencanaan ini menitikberatkan keikutsertaan masyarakat
dalam suatu daerah untuk melakukan perencanaan pembangunan daerah tersebut.
Pembangunan yang dihasilkan atau dilaksanakan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan
aspirasi dari masyarakat. Contoh konkretnya Musrenbang (Musyawarah Perencanaan
Pembangunan). Musrenbang merupakan agenda tahunan di mana warga saling bertemu
mendiskusikan masalah yang mereka hadapi dan memutuskan prioritas pembangunan
jangka pendek. Ketika prioritas telah tersusun, kemudian diusulkan kepada pemerintah di
level yang lebih tinggi, dan melalui badan perencanaan (BAPPEDA) usulan masyarakat
dikategorisasikan berdasar urusan dan alokasi anggaran. Jadi, Musrenbang ini merupakan
wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan suara mereka kepada pemerintah tentang
kebutuhan mereka.

Anda mungkin juga menyukai