Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Mozaik

Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390


Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

ANALISIS STANDARISASI PENGAWASAN TERHADAP PEMBANGUNAN


KAWASAN TAMAN KOTA

RACHMAT GUSTIANA
1)
Dosen STISIP Yuppentek
E-mail: rachmatgustiana@gmail.com1)

ABSTRAK

Taman kota merupakan bagian penting dari jaringan ekosistem kompleks perkotaan yang
memberikan servis ekosistem secara signifikan. Taman jota didefinisikan sebagai manfaat yang
berasal dari ekosistem ruang terbuka hijau itu sendiri bagi manusia, baik langsung ataupun tidak
langsung. Sebagai contoh, taman kota dapat menyerap emisi karbon dioksida dan menghasilkan
oksigen, memperbaiki kualitas udara dan air, mengatur iklim mikro, mengurangi kebisingan,
melindungi tanah dan air, mempertahankan keanekaragaman hayati serta memiliki nilai rekreasi,
budaya dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara pelaksanaan
pengawasan dan pembangunan taman kota yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Tangerang. karena selama ini, yang bertanggung jawab atas pengelolaan taman yang dimiliki
oleh pemerintah Kota Tangerang menjadi tanggung jawab dinas ini guna memenuhi kebutuhan dan
kecukupan oksigen bagi kelangsungan hidup masyarakatnya. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif jenis asosiatif yang mengukur persepsi responden atas alat angket yang mereka isi. Adapun
responden penelitian adalah pegawai Bidang Pertamanan dan Dekorang yang berjumlah 64 orang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima kebenarannya
secara analisis statistic. Dan dimana pengawasan mampu mempengaruhi pembangunan taman kota
sebesar 59,84% dan diantara keduanya memiliki sifat hubungan yang positif.

Kata Kunci : Pengawasan, Standarisasi, Pembangunan

PENDAHULUAN terhadap lingkungan perkotaan, ekspansi tata


Hubungan keterkaitan antara manusia ruang dan pemanfaatannya secara padat dari
dengan kota seperti sudah tidak bisa lagi lingkungan terbangun oleh manusia dan segala
dipisahkan saat ini. Keberadaan manusia kegiatan sosio-ekonomi mereka, telah
hampir selalu menyatu dengan konteks dunia seringkali dijadikan “tersangka” yang
perkotaan. Wilayah perkotaan, yang hanya bertanggung jawab atas permasalahan-
memiliki luas 3% dari permukaan bumi namun permasalahan baik sosial maupun lingkungan
menampung lebih dari separuh populasi dunia, yang terjadi akibat dari proses budaya yang
telah menjelma menjadi pusat dari transformasi baru tersebut. (Wu, 2009:25)
budaya sosial, mesin pertumbuhan ekonomi, Taman kota merupakan bagian penting
serta tempat terciptanya inovasi dan dari jaringan ekosistem kompleks perkotaan
pengetahuan. yang memberikan servis ekosistem secara
Dapat dikatakan bahwa kejadian diatas signifikan. Taman kota didefinisikan sebagai
disebabkan oleh fenomena industrialisasi. manfaat yang berasal dari fungsi ekosistem
Industrialisasi seperti telah menjadi pusat dari ruang terbuka hijau itu sendiri bagi manusia,
segala kegiatan manusia. Dimana industrialisasi baik langsung ataupun tidak langsung.
ini telah menciptakan pergeseran budaya yang Beberapa konsep pembangunan taman kota
sebelumnya adalah agraris, sehingga memang sudah berhasil dilaksanakan di kota
menyebabkan pergeseran dari pertanian ke tangerang. namun dalam kelangsungan hidup
industri dan dari peresaan ke kota. Urbanisasi taman kota sendiri jarang sekali diperhatikan.

109
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

Saat ini kondisi taman kota di sepanjang terhadap warga Negara, baik secara internal
sempadan sungai Cisadane sudah terisi oleh maupun eksternal”.
beberapa pedagang kaki lima dan dimanfaatkan Dalam kata manajemen pemerintahan
oleh sebagian masyarakat sebagai tempat terdapat kata tunggal manajemen. Manajemen
“mesum”. Kondisi ini terjadi akibat kurangnya berasal dari kata to manage yang artinya
pengawasan dan perawatan terhadap hasil mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses
pembangunan taman-taman kota. Dan hal ini dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi
pula yang melatarbelakangi penulis dalam manajemen itu. Jadi manajemen merupakan
menyusun judul penelitian tentang: Analisis suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang
Standarisasi Pengawasan Terhadap diinginkan.
Pembangunan Kawasan Taman Kota (Studi Hasibuan (2009: 2) mengemukakan
Kasus di Dinas Kebersihan dan Pertamanan bahwa: “Manajemen adalah ilmu dan seni yang
Kota Tangerang). mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber daya lainnya
RUMUSAN MASALAH secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
Rumusan masalah dalam penelitian ini tertentu”.
adalah: “Apakah terdapat pengaruh standarisasi 2. Pengawasan
pengawasan terhadap pembangunan kawasan Nawai dan Martini (2004: 135)
taman kota yang dilaksanakan oleh Dinas menjelaskan: “Pengawasan adalah proses
Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang?” pengamatan daripada pelaksanaan seluruh
TUJUAN PENELITIAN kegiatan organisasi untuk menjamin agar
Tujuan penelitian ini adalah untuk pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan
melakukan analisis dan mengetahui ada atau sesuai dengan rencana yang jelas ditentukan
tidaknya pengaruh standarisasi pengawasan sebelumnya”.
terhadap pembangunan kawasan taman kota Imam (2010: 145) mengatakan:
yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan ”Pengawasan adalah salah satu fungsi
Pertamanan Kota Tangerang. sehingga hasilnya manajemen, yang merupakan proses kegiatan
dapat digunakan untuk masukan kepada instansi pimpinan untuk memastikan dan menjamin
terkait. bahwa tujuan dan tugas-tugas organisasi akan
dan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan
DEFINISI KONSEPTUAL kebijaksanaan, instruksi, rencana dan
1. Manajemen Pemerintahan kebutuhan-kebutuhan yang telah ditetapkan dan
Gaffar (2006: 108-109) menjelaskan yang berlaku”.
bahwa pengertian pemerintah dan pemerintahan 3. Pembangunan Kawasan Taman Kota
sebagai proses memerintah, sejak tahun 90-an Pembangunan merupakan perubahan
mengalami perubahan yang sangat berbeda menuju pola-pola masyarakat yang
disbanding masa sebelumnya. Adalah paradigm memungkinkan realisasi yang lebih baik dari
dan perspektif teoritis pola hubungan antara nilai-nilai kemanusiaan, yang memungkinkan
masyarakat dan Negara pun mengalami suatu masyarakat mempunyai control yang
perkembangan sesuai dengan perubahan lebih besar terhadap lingkungannya dan
lingkungan yang terjadi. Bilamana sebelumnya terhadap tujuan politiknya, dan yang
banyak Negara yang mempraktekan sebagai memungkinkan warganya memperoleh control
actor utama dalam perubahan politik, namun yang lebih terhadap diri mereka sendiri.
dalam perspektif kontemporer pemerintah Syafiie (2009: 8) mengatakan Bahwa:
sebagai actor Negara hanya menjadi faktor “Pembangunan adalah rangkaian usaha
katalis. mewujudkan pertumbuhan dan perubahan
Labolo (2008: 9) memberikan pendapatnya secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh
mengenai ilmu pemerintahan yaitu: “Ilmu suatu Negara menuju modernitas dalam rangka
pemerintahan merupakan ilmu yang pembinaan bangsa (nations-building)” atau
mempelajari cara bagaimana lembaga-lembaga pembangunan diartikan sebagai proses sosial
pemerintahan umum disusun dan difungsikan yang direkayasa dibawah baying-bayang ranah

110
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

politik dan ekonomi tak hanya bermakna pengawasan berhasil menjalankan perencanaan
kuantitatif tetapi juga mengandung makna dan memberikan wawasan bagi para pegawai di
kualitatif (pembangunan multidimensional). Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Tangerang dalam
KERANGKA PEMIKIRAN melaksanakan kegiatan pembangunan kawasan
Pengawasan berhubungan erat dengan taman kota yang menjadi salah satu tugas
perencanaan, yang diorientasikan pada bidang ini, maka dapat diduga bahwa
pencapaian tujuan dan standar hasil kerja atau pengawasan akan memberikan kontribusi
sasaran pelaksanaan suatu kegiatan. Fungsi positif terhadap pelaksanaan pembangunan
pengawasan juga berhubungan erat dengan kawasan taman kota yang dilaksanakan oleh
fungsi-fungsi lainnya, seperi pengorganisasian para pegawai di Bidang Pertamanan Dinas
pelaksanaan, dan pengendalian. Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang.
Pengawasan juga berkaitan dengan secara koseptual, uraian kerangka pemikiran
tindakan atau proses aktif sebagai penengah diatas dapat digambarkan sebagai berikut:
hubungan antara pengawas dengan pekerja. Jika

Gambar 1. Kerangka pemikiran

HIPOTESIS Bidang Pertamanan dan Dekorasi Kota Dinas


Penelitian merumuskan hipotesis sebagai Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang
berikut: “Adanya standarisasi pengawasan yang berjumlah 64 orang. objek yang diamati
berpengarugh terhadap pembangunan adalah sama dengan populasinya tanpa
kawasan taman kota yang dilakukan oleh menggunakan sampel yaitu sebanyak 64 orang.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Penelitian ini menggunakan dua teknik,
yaitu angket dan observasi dengan
Tangerang” menggunakan kuesioner sebagai alat bantu.
METODE RISET Teknik analisis data yang digunakan yaitu:
Variabel-variabel yang digunakan dalam koefisien korelasi produk momen (r), Koefisien
penelitian ini adalah: pengawasan (X) sebagai Determinasi (KD) dan Regresi Linear.
variable bebas dan pembangunan kawasan Rancangan uji hipotesis digunakan untuk
taman kota (Y) sebagai variable terikat. Obyek menguji hipotesis yang diajukan pada
pengamatan penelitian yang berkaitan dengan penelitian. Pada penelitian ini taraf signifikansi
orang adalah para pegawai yang berada di yang digunakan adalah sebesar 5%. Untuk

111
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

menguji tingkat signifikansi koefisien korelasi kering dan kawasan bandara hanya baru
dan koefisien regresi dengan cara mencapai 1,09% yang tersebar di beberapa
membandingkan atau emngkonsultasikannya kecamatan. Yaitu: kecamatan Tangerang (7
dengan nilai-nilai tabel koefisien korelasi dari lokasi), Kecamatan Cipondok (3 lokasi),
pearson dan tabel nilai-nilai kritis F. hipotesis Kecamatan Karawaci (16 Lokasi), Kecamatan
yang digunakan adalah: Cibodas (4 lokasi), Kecamatan Neglasari (7
Ho: tidak terdapat pengaruh standarisasi lokasi), Kecamatan Benda (6 lokasi),
pengawasan terhadap pembangunan kawasan Kecamatan Periuk (3 lokasi), Kecamatan
taman kota yang dilaksanakan oleh Dinas Jatiuwung (1 lokasi), Kecamatan Karang
Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, Tengah (3 lokasi), dan Kecamatan Larangan (2
H1: terdapat pengaruh standarisasi lokasi).
pengawasan terhadap pembangunan kawasan 2. Pembangunan Taman Kota
taman kota yang dilaksanakan oleh Dinas Hasil analisis deskriptif tentang
Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang. pembangunan taman kota yang diperoleh atas
penilaian responden terhadap beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN pernyataan yang diajukan oleh peneliti, dapat
1. Profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan dijelaskan melalui hasil analisa jawaban
Kota Tangerang responden dengan menggunakan analisis
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota statistic deskriptif. Berdasarkan hasil analisis
Tangerang memiliki visi: Menjadikan Kota statistic deskriptif atas hasil jawaban responden
Tangerang yang bersih, hijau dan nyaman mengenai pembangunan kawasan taman kota
menuju terbangunnya peradaban baru yang oleh Dinas Kebersihan Pertamanan Kota
berlandaskan akhlakul karimah. Tangerang, maka diperoleh hasil sebagai
Kota Tangerang mempunyai luas lahan berikut: nilai terendah dari jawaban responden
kurang lebih 184.229 Ha. Yang terdiri dari adalah sebesar 10, nilai tertinggi jawaban
lahan kering sebesar 8.616,05 Ha, kawasan responden adalah sebesar 33, nilai jangkauan
Bandara 1.969 Ha dengan area Ruang Terbuka data jawaban terendah sampai jawaban tertinggi
Hijau (RTH) yang dikelola oleh Dinas adalah sebesar 23, nilai yang sering muncul
Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang sebesar 27, nilai rata-rata jawaban responden
sebesar 45.49 Ha. Sesuai peraturan Daerah No. adalah sebesar 25,16, nilai median sebesar
5 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa luasan 26.00 dan nilai jawaban responden memberikan
RTH public minimal 20% dan luas RTH privat standar deviasi sebesar 5.325 serta nilai varians
minimal 10% dari luas Kota Tangerang, maka sebesar 28.014. secara umum hasil analisa
saat ini RTH yang dikelola DKP baru mencapai deskriptif ini dapat dilihat dalam tabel:
0,024%, jika ditambahkan dengan luasan lahan

Tabel 1. Hasil analisis statistic deskriptif pembangunan taman kota


No. Jenis Analisis Hasil Hitung
1 Nilai Minimum 10
2 Nilai Maksimum 33
3 Range 23
4 Mean 25.16
5 Median 26.00
6 Modus 27a
7 Standar Deviasi 5.325
8 Varians 28.356

Pada pengujian hipotesis penelitian, tepat untuk digunakan dalam menguji hipotesis
peneliti mempergunakan metode uji korelasi mengingat persyaratan anaisisnya uda
produk momen. Metode pengujian ini dirasakan terpenuhi, yaitu data terdistribusi normal.

112
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

Hasil perhitungan korelasi produk momen linear ini menurut peneliti dapat membantu
menghasilkan nilai korelasi sebesar 0,774 pimpinan organisasi, dalam hal ini Kepala
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam
Angka signifikansi sebesar 0,000 dapat membuat strategi untuk meningkatkan
diinterpretasikan bahwa jika nilai 0,000 pembangunan taman kota yang ada di wilayah
dikalikan dengan 100% maka akan memberikan Kota Tangerang.
hasil sebesar 0,0% atau dengan arti lain nilai α
perhitungan sebesar 0,0%. Nilai α ini PENUTUP
memberikan arti bahwa perhitungan hasil Terdapat beberapa kesimpulan
analisis produk momen memiliki tingkat penelitian sebagai berikut:
kesalahan sebesar 0,0%. Karena toleransi
kesalahan penelitian sebesar 1%, maka nilai 1. Berdasarkan analisis korelasi produk
0,0% adalah jauh lebih kecil 1%, sehingga hasil moment membuktikan bahwa adanya
perhitungan korelasi produk momen sebesar hubungan atau pengaruh antara variable
0,774 hasilnya membuktikan bahwa adanya pengawasan terhadap variabell
hubungan atau pengaru antara variable pembangunan taman kota di Dinas
pengawasan yang bertindak sebagai variable Kebersihan dan Pertamanan Kota
bebas terhadap variable pembangunan taman Tangerang
kota yang bertindak sebagai variable terikat 2. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien
sesuai dengan desain penelitian yang sudah determinasi dapat disimpulkan bahwa
dibuat sebelumnya. besarnya pengaruh antara variable
Berdasarkan dari nilai korelasi produk pengawas dengan variable pembagunan
mmomen dapat pila diketahui besarnya taman kota sebesar 59,84% dan sisanya
pengaruh variable bebas (pengawasan) terhadap 44,16 dipengaruhi oleh faktor lain
variable terikat (pembangunan taman kota), (variable epsilon), yaitu disiplin kerja,
yaitu dengan menggunakan metode uji motivasi kerja, budaya kerja,
koefisien determinasi. Hasil pengujian koefisien kepemimpinan, insentif kerja, sarana dan
determinasi adalah sebesar 59,84%. Dengan prasarana kerja, kerjasama tim, koordinasi,
demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh dan lain sebagainya. Yang semuanya
variable pengawasan terhadapa variable diyakini oleh peneliti mampu
pembangunan taman kota yang dilaksanakan mempengaruhi pembangunan taman kota.
oleh Dias Kebersihan dan Pertamanan Kota 3. Hubungan diantara variable pengawasan
Tangerang adalah sebesar 59,84%. dengan variable pembangunan taman kota
Berdasarkan pengamatan dan pemahaman menurut analisis regresi linear meunjukkan
peneliti di lapangan, kogiatan pembangunan sifat positif dengan persamaan garis regresi
taman kota tidak hanya dalam proses linear sebesar Y= 4,568 + 0,791X. hal ini
pembangunan tapi sampai pada tahap memberikan interpretasi bahwa seiring
pemeliharaan taman-taman kota yang sudah dengan meningkatnya nilai variable
terbangun dan menjadi tanggung jawab Dinas pengawasan maka nilai variable
Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang. pembangunan taman kota yang
karena itu, terdapat beberapa faktor yang dapat dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan
dikategorikan sebagai variable epsilon yang Pertamanan Tota Tangerang pun akan
secara nyata mampu mempengaruhi meningkat.
pembangunan taman kota, diantaranya adalah 4. Pelaksana dari pembangunan taman kota
disiplin kerja, kerjasama tim, koordinasi, dan dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan
lain sebagainya, yang semuanya diyakini oleh Kota Tangerang adalah aparatur
peneliti mampu mempengaruhi pembangunan pemerintahan, dan standarisasi
taman kota. pengawasan akan mempengaruhi tingkat
Berdasarkan hasil perhitungan analisis pelaksanaan pembangunan taman kota
regresi linear diperoleh sebuah persamaan garis yang dilaksanakan oleh para pegawai di
regresi linear yang memenuhi persamaan Y= Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
4,568 + 0,791X. model persamaan garis regresi Tangerang kepada masyarakat.adanya

113
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

stadarisasi pengawasan ini akan menjadi Ruang Kota Tangerang yang menyatakan
control terhadap pembangunan taman, bahwa luasan RTH public minimal 20%
sejak dari proses pembangunan taman kota dan luasan RTH privat minimal 10% dan
sampai dengan tahap pemeliharaannya. Undang-undang Penataan Ruang Nomor
Ketersediaan taman kota sampai dengan 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
terpeliharanya taman kota ini akan 4. Artinya emerintah Kota Tangerang wajib
mendukung pada konsep Tangerang LIVE, menyediakan RTH seluas 19,9976% sesuai
dilihat dari aspek daya dukung kebutuhan dengan peraturan yang berlaku agar
oksigen dari suplai tanaman yang ada di masyarakat yang tinggal di kota Tangerang
taman kota. dapat hidup layak dalam dalam
Terdapat beberapa saran yang dapat mendapatkan sejumlah oksigen yang
diajukan oleh peneliti berkenaan dengan menjadi kebutuhan hidup dasar.
hasil penelitian. Yaitu sebagai berikut: 5. Atas pertimbangan diatas, maka peneliti
menyarankan agar Pemerintah Kota
1. Disarankan agar dinas kebersihan dan Tangerang mampu menyediakan anggaran
Pertamanan memiliki SOP (Standar untuk membeli lahan yang digunakan
Operasional Prosedur) trekait dengan sebagai RTH sebagai pemenuhan
standarisasi pengawasan dalam kewajiban peraturan perundangan yang
melaksanakan pembangunan taman kota. berlaku, agar slogan Kota Tangerang
2. Pembangunan kawasan taman kota dalam sebagai Kota layak huni dapat terpenuhi.
penelitian ini tidak hanya dimaksudkan
sebatas proses pembangunan taman kota, DAFTAR PUSTAKA
akan tetapi sampai dengan Arifin, Hadi Susilo. 2005. Pemeliharaan taman.
pemeliharaannya. Atas dasar ini dan Edisi Revisi. Penerbit Swadaya. Bogor
memperhatikan kondisi di lapangan ada Arifin, H.S., A Munandar, N. H. S. Arifin, Q.
beberapa taman yang seharusnya dapat Pramukanto, dan V.D. Damayanti. 2007.
dipelihara lebih optimal, missal adalah Sampoerna Hijau Kotaku Hijau: Buku
taman kota yang berada di depan gedung Panduan Penataan Taman Umum,
nyimas melati yang dahulu pernah menjadi Penanaman Tanaman, Penanganan Sampah
icon kota dan tempat sebagian masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat. Penerbit
menikmati pemandangan di taman kota ini. Swadaya Bogor.
Dimana pemeliharaannya saat ini sangatlah Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian:
tidak optimal, karena terkesan menjadi Suatu Pendekatan Praktek. Edisi V. Rineka
kurang terawat. Walaupun sudah ada Cipta. Jakarta.
perbaikan, tetapi bila dibandingkan dengan Brahma, Martinus Dwi Laksana. 2007.
kondisi terdahulu justeru terjadi Membangun Lansekap Taman Jalan.
kemunduran dalam hal perawatan Alfabeta. Bandung
tamannya. Direktorat Jendral Pembangunan Desa. 1996.
3. Kota Tangerang termasuk sebagai salah Perencanaan Partisipatif Pembangunan
satu kota metropolitan dan kota industry Masyarakat Desa. Buku I Pemahaman
yang memiliki pertumbuhan penduduk Dasar. Departemen Dalam Negeri. Jakarta.
cukup tinggi, yang tentunya berdampak Fakrulloh, Zudan Arif. 2004.Kebijakan
pada kebutuhan oksigen sebagai kebutuhan Desentralisasi di Persimpangan. Cipruy.
primer untuk hidup masyarakatnya juga Jakatra.
relative tinggi. Salah satu penyumbang Gaffar, Abdul Karim. 2006. Kompleksitas
oksigen adlah berasal dari ruang terbuka Persoalan Otonomi Daerah di Indonesia.
Hijau (RTH), tapi sampai dengan saat ini Cetakan Kedua. Pustaka Pelajar. UGM
jumlah RTH yang dikelola oleh Dinas Yogyakarta.
Kebersihan dan Pertamanan Kota Hasibuan Malayu. 2009. Manajemen (Dasar,
Tangeraang baru mencapai 0,0024% dari Pengertian dan Masalah). Edisi Revisi.
20% yang diwajibkan oleh peraturan Bumi Aksara. Jakarta.
daerah No. 5 Tahun 2005 tentang Tata

114
Jurnal Mozaik
Vol. IX Edisi 2 E-ISSN: 2614-8390
Desember 2017 P-ISSN: 1858-1269

Imam, Sentot Wahyono. 2010. Perilaku Robbins, Stephen P. dan Marry Coulter. 2009.
Organisasi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Manajemen. Edisi ke-8 Jilid I, Jakarta: Indeks.
Kamaludin, Rustian. 2011. Beberapa Aspek Sarwoto, 2006. Azas-azas Marketing. Liberty.
Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Yogyakarta.
Daerah. Lembaga Penerbit FEUI. Jakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis.
Kansil, CST dan Kristine ST. Kansil. 2008. Alfabeta. Bandung.
Sistem Pemerintahan Indonesia Edisi Sukardi, Akhmad. 2009. Partycipatory
Revisi. Bumi Aksara. Jakarta. Governance dalam Pengelolaan Keuangan
Kartono, Kartini. 2001. Pemimpin dan Daerah. LaksBang Pressindo. Yogyakarta.
Kepemimpinan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Suradinata,, Ermaya. 1998. Manajemen
Labolo, Muhadam. 2008. Beberapa Pandangan Pemerintahan dalam Otonomi Daerah.
Dasar tentang Ilmu Pemerintahan. Bayu Ramadhan Bandung.
Media Publishing. Malang. Syafiie, Inu Kencana. 2009. Pengantar Ilmu
Peraturan Daerah No 5 tentang Tata Ruang Politik: Dari Keseimbangan Good
Kota Tangerang. Governance dengan Clean Government
Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 13 sampai pada State of The Art Ilmu Politik
Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat dalam Menguba Biadab menjadi Politik
Daerah. Beradab. Pustaka Reka Cipta. Bandung.
Purnomo, Hadi. 2009. Konsep Pemilihan Syamsiyah Badruddin, Blospot, Maret 2014.
Taman. Gajah Mada University Press. Undang-undang Penataan Ruang Nomor 26
Yogyakarta. Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Rahman. 2004. Desain dan Pemeliharaan Yudhoyono, Bambang. 2003. Otonomi Daerah.
Taman. Gajah Mada University Press. Desentralisasi dan Pengembangan SDM
Yogyakarta. Aparatur Pemuda dan Anggota DPRD.
Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

115

Anda mungkin juga menyukai