KOTA SEMESTER I
Disusun Untuk Memenuhi Tugas PPWK Prodi Perencanaan Wilayah dan
Kota
Tahun ajaran 2019/2020
Disusun Oleh :
HASNA ROFIFAH
10070319112
KELAS C
KEMAMPUAN
PERMASALAHAN
SDA
SDM
Capital
MANUSIA
FLORA FAUNA
AIR UDARA
TANAH
3 PILAR EKOSISTEM
Stabil
Meningkatkan ekonomi masyarakat
Berbasis pada partisipasi masyarakat
ISSUE PERENCANAAN
Perencanaan merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan urgent dalam
menciptakan suatu keadaan yang bermanfaat bagi masyarakat
Meningkatkan kualitas fungsional, lingkungan, dan visual suatu
lingkungan
Mempertimbangkan berbagai potensi dan kendala serta implikasinya
Ketentuan Bangunan
Misalkan:
40m Luas kavling (25 x 40)m = 1000 m2
KDB = 60% Luas tanah
60
= x 1000 = 600 m2
25m 100
2 x 1000
KTB = = 5 lantai
600
GSB ( jarak terluar dinding bangunan ke
jalan )
POT : 0 < x ≤ 15 %
- Air
- Non Wet Lant
- Vegetasi
- Bebas bencana
Fenomena permasalahan ruang dalam dapat ditinjau dalam lingkup makro
yang dimulai dari skala Nasional sampai ke regional skala serta dalam
lingkup mikro skala fungsional sampai khusus akan membutuhkan
perhatian perencanaan.
Fenomena yang terjadi antara lain adalah :
1. Urbanization
2. Urban poverty
3. Chonic acess to infrastructure
4. Continuous growth of Slum
5. Decentralization without adequate finance
6. The Chalenge providing urban service
7. Cities and Climate Changes
8. Inequality and exlusion
9. Upsurge Involuntary migratioN
10. Rising in security and urban risk
11. The need of Urban Agenda
TANTANGAN PERWILAYAHAN
1. Posisi Indonesia berada pada kawasan yang sangat cepat berkembang
Perlunya mendorong daya saing perekonomian khususnya dalam
rangka pertumbuhan ekonomi wilayah
2. Peningkatan intensitas kegiatan pemanfaatan ruang terutama yang terkait
dengan eksploitasi Sumber Daya Alam
3. Letak Indonesia pada kawasan pertemuan 3 lempeng tektonik, yang
mengakibatkankan rawan bencana geologi
Menuntut prioritasi pertimbangan aspek mitigasi bencana dalam
penataan ruang
4. Keberadaan pulau pulau kecil terluar pada kawasan perbatasan negara
5. Semakin menurunnya kualitas permukiman
6. Alih fungsi lahan
7. Kesenjangan antar dan didalam wilayah
PERMASALAHAN LINGKUNGAN DI PERKOTAAN
1. Keberadaan PKL
2. Kemacetan lalu lintas
3. Permukiman yang kumuh
4. Banyaknya polusi di kota
5. Banjir, longsor, sampah
Issue penyediaan lahan, tidak terkontrolnya pemanfaatan ruang dan
pengelolaan lingkungan.
Masih adanya kesenjangan antar kota, antar wilayah dan antara desa-kota
Perlu Perencanan Infrastruktur :
Pengembangan Pelud, pelabuhan laut, pel sungai
Jalan Darat
Tol laut ?
Kereta Api
Jembatan
PLTU.PLTA
Retention Pond
Waduk
Kanal
Utilitas
Dll
KEMACETAN LALU LINTAS
TOD
LRT
MRT
KOTA BARU
Kota baru tidak boleh terlalu dekat dengan kota besaar utama yang bermasalah.
Contohnya rencana pembangunan MEIKARTA yang tidak sesuai dengan RTRW
karena terlalu dekat dengan Jakarta, sehingga proyek kota Meikarta tersebut
dihentikan.
Permasalahan:
• Pembangunan kota hanya berorentasi kepada aspek fisik semata , kurang
memperhatikan aspek budaya.
• Kurang handalnya manajemen baik dalam lingkup kota maupun daerah
• Pelecehan peraturan dan kurangnya pengawasan serta pengendalian.
• Pelecehan ekologi.
• Terbatasnya sumberdaya manusia, alam, modal dan teknologi
• Berkembangnya slum area dan squater.
• Kemacetan Lalulintas.
• Kriminalitas dan anak jalanan di perkotaan
PENGERTIAN PERENCANAAN
Rumus keinginan dari kelompok manusia untuk mencapai keadaan yang
lebih baik
Suatu rangkaian yang terus menerus secara berkesinambungan
Suatu daur ulang
Suatu rangkaian kerja untuk merumuskan sesuatu yang didasari oleh suatu
pola tindakan yang definitif yang menurut pertimbangan yang sistematis
akan membawa keuntungan disertai anggapan aka nada tindakan tindakan
selanjutnya yang akan merupakan rangkaian kegiatan sistematis lainnya
UNDANG – UNDANG
Yang mengatur tentang tata ruang dan merupakan induk dari undang-undang tata
ruang.
10 – 15%
600
0 < x < 15%
900 300
15 %
- Aman – nyaman
- Produktif
- Berkelanjutan
UNTUK MERENCANAKAN HARUS MELAKUKAN PROSES
PENELITIAN
Mengumpulkan
DATA ANALISIS RENCANA
Masa kini, isinya : Prediksi yang akan datang Masa yang akan datang
Jumlah penduduk
Lokasi bencana
EVALUASI
-monitoring-
Alat Evaluasi :
Metode analisis
Sesuai UU ATR
atau tidak
Lingkup Perencanaan
A. Perencanaan Sosial
Segala usaha perencanaan pembangunan yang orientasi dan motivasi kepada segi-
segi kehidupan kemasyarakatan. Produknya berupa arahan dan pedoman
pengembangan dan pembangunan sosial. Contoh:
o Rencana pengembangan pendidikan.
o Rencana pengendalian penduduk dengan KB
o Rencana pengembangan kelembagaan
o Rencana pengembangan politik
B. Perenc. Ekonomi
Segala upaya perencanaan pembangunan yang orientasi dan motivasi
kepengembangan perekonomian. Produknya: pengembangan ekonomi. Contoh:
o Rencana peningkatan produksi
o Rencana peningkatan pendapatan
o Rencana pengembangan lapangan kerja
o Rencana moneter
C. Perencanaan Fisik
Segala usaha perencanaan yang orientasi dan motivasi pada aspek fisik.
Produknya: penataan ruang yaitu Rencana Tata Ruang. Perencanaan fisik
merupakan upaya untuk mewujudkan wadah dan struktur ruang dalam rangka
mengakomodasi kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat.
Beberapa Produk Perencanaan Fisik yang berdasarkan:
Substansi Sosial:
o Renc tata ruang/ lokasi fasilitas pendidikan
o Renc tata ruang/lokasi fasilitas kesehatan
Sustansi Ekonomi:
o Renc tata ruang/lokasi pusat perbelanjaan
o Renc jaringan jalan
o Renc tata ruang/lokasi industri
Substansi Sosial Ekonomi:
o Renc tata ruang permukiman transmigrasi
o Renc tata ruang permukiman PIR
Substansi Fisik:
o Renc tata ruang terbuka hijau
o Renc reklamasi
o Renc normalisasi sungai
Hubungan Lingkup Substantif dan Teritorial dalam Perenc Nasional, Regional dan
Lokal (Kota)
Substansi
Teritorial Ekonomi Sosial Fisik
1. Nasional
2. Regional/Propinsi/Kabupaten
3. Lokal/Kota
Hirarki Perencanaan
Perencanaan Individu
Perencanaan Keluarga
Perencanaan Lingkungan
Perencanaan Kota
Perencanaan Regional
Perencanaan Nasional
PROSES
Planning is continous process
Suatu rangkaian berpikir secara berkesinambungan dan rasional untuk
memecahkan suatu permasalahan secara sistematik dan berencana.
Tanggap menyelesaikan perkembangan maupun berbagai sumber daya
yang menunjangnya (Branch, R. 1968).
Proses perencanaan berkembang sesuai dengan kendala dan limitasi yang
ada sehingga rangkaian kegiatan itu dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
Skema
TRAFFIC COUNTING
A B
Macet
Volume Lalulintas Kendaraan
C = kapasitas
V = volume
V
Tingkat pel =
C
Jika : 1 imbang
> 1 macet
< 1 lancar
PERKEMBANGAN PROSES
UMPAN BALIK
(FEED BALIK)
EVALUASI
Lingkup Perancangan
SURVEY
ANALISIS
EVALUASI
Preses Penyaringan
RENCANA
FILTERING
Rencana Umum
RDTR
Implementasi
CARA PENINGKATAN PERMUKIMAN:
“Pembangunan sebuah kota kalau tidak ada biaya bisa dengan cara kolaborasi
(dengan pihak swasta, suatu perusahaan, dll).” Seorang planners harus paham
akan regulasi.
PROSES BERTAHAP:
- Proses teknis perencanaan
- Proses legalisasi rencana
- Proses teknis pengembangan rencana
- Proses pelaksanaan rencana
- Proses evaluasi proyek
LEVEL OF SERVICE
Limit the scope of
Level of Service Characteristic
Q/C
Free flow condition at high speed, the
A driver can select the desired speed 0.00 - 0.20
without barrier.
Stedy flow but the speed is limited by
the operation start traffic condition.
B 0.20 - 0.44
Motorist have considerabel freedom to
choose the speed.
Steady flow but the speed and motion
C controlled vehicles the driver is 0.45 – 0.74
resticted in choosing speed.
Approaching unstable flow, the speed
D 0.75 – 0.84
can be tolerated
Approching unstable flow the speed can
be tolerated the volume of traffic
E 0.85 – 1.00
approaching / are at capacity. Unstable
flow speed sometimes stalled.
Forced flow or jam, low speed, volume
F over capacity. Queue length and occur > 1.00
big obstacle.
VEHICLE SPEED
FV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVCS (km/h)
FV = free flow speed of the vehicle (km/h)
FVO = basic free flow speed (km/h)
FVW = adjustment lalulintas effective track widht (km/h)
FFVSF = adjustment side friction conditions
FFVCS = resizing of the city
Carrying capacity analysis was conducted using superimposed (overlay)
using ArcGIS software includes auxiliary variabels, namely, slope maps,
geological, geohydrology, and the type of soll. While the barrier is variabel
ground motion maps, and variabel opt out is a map of rainfall and hydrology.
PCU = SMP (satuan mobil penumpang)
1 bus = 5 smp
1 kp = 1 smp
Truk = 4 smp
Kelembagaan:
Adalah semua perangkat aparat yang dapat menunjang, melaksanakan dan
mengamankan produk rencana.
Aspek legal:
1. Undang – Undang Dasar
2. Undang – Undang
3. Peraturan Pemerintah
4. Keputusan Presiden (Keppres)
5. Peraturan Menteri
6. Peraturan Daerah
7. Surat Keputusan
8. Ketetapan
9. Prosedur
Contoh beberapa legal yang berkaitan dengan Perencanaan Urban dan Regional:
1. UUD 45
2. UU Agraria 1960
3. SVO 1948
4. SVV 1949
5. Permendagri No. 2 th 1987
6. UU No.26 tentang Penataan Ruang th. 2007
Definisi:
Suatu urutan kerja atau tata cara di dalam penyusunan rencana yang secara formal
dan official telah ditentukan berdasarkan ketentuan, peraturan dan perundangan
tertentu.
Prosedur yaitu: urutan kerja tetap, bersifat mutlak serta mengikat dan hanya dapat
diubah berdasarkan ketetapan tertentu. Contonya: Pada tingkat Nasional yaitu
Repelita, RTRWN. Pada tingkat provinsi yaitu Repelitada Provinsi, RTRWP dan
pada tingkat Kabupaten/Kota yaitu Repelitada Kabupaten,RTRWK.
Vaccum
Instansi-instansi:
1. Agraria (sekarang )BPN
Prosedur Perencanaan Tata Guna Tanah
Buku A, B.
2. DTKTD
Prosedur Standar Perencanaan Tata Ruang Kota
3. PUOD
Pedoman Penyusunan Rencana Kota
4. SKB Mendagri dan PU No.650-1595/No.503/KPTS/1985
Pedoman dan Tanggung jawab Perencanaan Tata Ruang Kota
5. SK MenPU No. 640/KPTS/1986
Perencanaan Tata Ruang Kota
6. Permendagri No. 2/1987
Pedoman Perencanaan Kota
7. Kepmen.
8. Kepmen. (revisi)