Anda di halaman 1dari 8

UTS PWK 3133 PERENCANAAN KOTA

SALSABILLA JUWITA
113.21.001

PWK 3133 PERENCANAAN KOTA


UJIAN TENGAH SEMESTER, GANJIL TA 2023/2024
SENIN, 6 NOVEMBER 2023 ; 10.00 – 12.00
IDA HAMIDA, S.T., M.T.

1. Kebutuhan perencanaan kota semakin meningkat karena semakin besarnya tantangan yang
dihadapi kota-kota pada umumnya. Menurut Anda, apa saja tantangan yang dihadapi kota-kota
masa sekarang dan yang akan datang? Apakah intervensi dalam bentuk perencanaan
dibutuhkan dalam pembangunan dan pengembangan sebuah kota? Lengkapi dengan contoh-
contoh nyata yang berjalan di sekitar lingkungan Anda! (20 poin)
2. Mengapa kita perlu memahami kota dari perspektif sejarah, sebutkan salah satu masa/periode
kota dimana anda memilih dalam tugas 1, jelaskan perkembangan kota di masa tersebut! (20
poin)
3. Dalam Webinar RUU SP SDA yang baru saja diselenggarakan, apa saja yang akan diakomodir
dalam Rancangan Undang-undang tersebut, jelaskan alasan signifikansinya (20 poin)
4. Dinamika perkembangan kebijakakan dalam proses dan produk perencanaan kota di Indonesia
telah mengalami perubahan yang cukup signifikan dengan adanya UU Cipta Kerja,
a. Bagaimana Produk Rencana berdasarkan Prosedur Perenc Pembangunan Kota Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, UU No. 25 tahun 2000 (20 poin)
b. Bagaimana Prosedur Perencanaan Tata Ruang Kota ( UU dan PP turunannya, termasuk
perubahan beberapa pasal akibat adanya UU Cipta Kerja ) (20 poin)

JAWABAN

1. A. Tantangan yang dihadapi kota-kota dimasa sekarang :


a.) Perubahan iklim
Perubahan pola cuaca selama beberapa decade terakhir telah memberikan tekanan yang
berlebihan pada pembangunan perkotaan. Untuk memerangi meningkatnya resiko bencala alam
dan tingginya tingkat panas, angin, dan hujan, kawasan perkotaan harus dijadikan lebih tahan
terhadap hal-hal tsb. Salah satu konsep yang disusulkan oleh para perencana pembangunan
perkotaan yaitu ‘kota spons’ yang dilengkapi taman atap untuk menyerap air hujan dan
menangkap karbon dioksida.
b.) Meningkatnya kepadatan penduduk
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah menguraikan bahwa mereka memperkirakan sekitar
68% penduduk dunia akan tinggal dipermukian perkotaan pada tahun 2050. Seiring
bertambahnya populasi,dunia akan melihat lebih dari 2,5 miliar orang tinggal ikawasan
perkotaan. Maka dari itu perlu menyediakan lahan yang lebih luas lagi agar dapat menampung
penduduk di perkotaan.

c.) Ketegangan pada sumber daya


Pertumbuhan populasi perkotaan yang pesat berarti akan terjadi tekanan yang signifikan
terhadap sumber daya di wilayah tsb. Kelangkaan pangan merupakan kekhawatiran bagi
lingkungan perkotaan kkarena terbatasnya ruang untuk Bertani. Sumber daya yg lain seperti
kebutuhan air dan energi juga menghadapi kelangkaan. Oleh karena itu diperlukan perencanaan
kta yang tepat.

d.) Penduduk yang berbeda-beda


Dengan semakin banyaknya orang yang pindah ke perkotaan, akan terjadi peningkatan yg
signifikan. Misal, karena meningkatnya jumlah orang kaya, kesenjangan mulai muncul diantara
penduduk perkotaan. Hal ini menciptakan kesenjangan yang semakin besar dan berdampak
pada kemiskinan di perkotaan yang semakin meningkat.

B. Tantangan yang dihadapi kota-kota dimasa depan :


a.) Booming populasi
Ledakan populasi atau kelebihan penduduk adalah kondisi terlalu banyak manusia di Bumi
sehingga sumber daya yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.

b.) Kawasan Miskin


Sulitnya mencari pekerjaan di perkotaan menyebabkan banyaknya orang-orang yang tidak
mempunyai pekerjaan. Sehingga mereka tidak mampu untuk membeli rumah yang layak dan
memilih bermukim di tempat yang tidak seharusnya ditinggali, seperti kolong jembatan,
bawah jalan tol, dll. Jika sudang ada 1-2 masyarakat yg bertempat tinggal disitu, akan
semakin banyak orang-orang yang juga akan ikut bermukim disana sehingga terciptalah
kawasan miskin.

c.) Bangunan Hijau


Sudah bterlalu banyaknya Gedung-gedung diperkotaan sehingga tidak ada lagi ruang untuk
mendirikan bangunan hijau.

d.) Pertanian Kota


Pertanian perkotaan (Urban agriculture) diartikan sebagai menanam tanaman dan memelihara
hewan untuk makanan dan keperluan rumah tangga lainnya di dalam kota dan sekitarnya.
Namnun semakin terbatasnya lahan diperkotaan menyebabkan orang orang sulit untuk
melakukan pertanian perkotaan sehingga terjadi kelangkaan bahan pangan dimasa yang akan
datang.

e.) Pengelolaan sampah


Semakin banyaknya penduduk yang akan pindah ke perkotaan, menyebabkan semakin
banyak pula sampah-sampah yang dihasilkan. Karena keterbatasan lahan, jadi pengelolaan
sampah tersebut juga terhambat. Pengelolaan sampah dapat berupa daur ulang menjadi
pupuk, kompos, atau bahkan menjadi kerajinan tangan. Namun karena lahan yang terbatas
atau bahkan tidak ada, sehingga sampah tersebut dibiarkan begitu saja tanpa diolah.

Ya, intervensi dalam bentuk perencanaan dibutuhkan dalam pembangunan dan pengembangan
sebuah kota. Contoh yang berjalan disekitar lingkungan kita yaitu :
• Pemerintah dapat membantu dalam menyediakan infrastruktur, sarana dan prasarana yang
mana masyarakat kurang memiliki kapasitas dalam hal tersebut. Selain pemerintah, swasta
yang berorientasi pada profit juga dapat memberdayakan masyarakat sejalan dengan
keberlangsungan pembangunan dan pengembangan suatu kota, dengan suatu kota akan
dapan mengahadapi tandangan-tantangan baik dimasa sekarang maupun dimasa depan.
2. Sejarah Perkembangan Kota Zaman Prehistoric

Zaman purba atau zaman prasejarah (prehistory), adalah zaman sebelum dimulainya
sejarah yang tertulis, sehingga tidak terdapat peninggalan tertulis mengenai kehidupan manusia
pada zaman itu. Masa prasejarah ini memiliki rentang waktu jauh lebih lama dan panjang dalam
sejarah perjalanan serta perkembangan manusia dibandingkan dengan masa sejarah. Dengan
berbekal akal, manusia menciptakan segala sesuatunya guna pemenuhan kebutuhan dan
kepentingan hidupnya, baik yang bersifat lahiriah (fisik) maupun batiniah (spiritual), dan yang
demikian ini dalam batasan tertentu disebut kebudayaan. Diyakini bahwa dalam masa permulaan
sejarah pemukiman di Indonesia, telah terbentuk semacam kota-kota awal tempat berkumpul dan
beraktifitas bagi para penduduknya. Pada kota-kota prasejarah umumnya ditemukan situs
pemukiman berkelompok dan belum ada penyebaran infrastruktur secara lebih luas. Berbagai
fasilitas perkotaan itu menyatu dalam satu tempat tertentu saja. m satu tempat tertentu saja.

Kota prasejarah dalam pengertian luas merupakan perwujudan kota-kota besar awal
dunia, kita bisa menyebut kota Mesopotamia, Baghdad, Yunani, Romawi, termasuk penemuan
kota prasejarah terbaru yakni di Provadia-Solnitsata yang berlokasi di dekat resor Varna di tepi
Laut Hitam, atau kebesaran kota Prasejarah Mohenjo Daro dan Harappa di lembah sungai Indus
yang memiliki penataan kota yang hebat. beberapa pemukiman awal sudah sering dikategorikan
sebagai kota prasejarah Indonesia atau kadang disebut juga dengan kota kuno. Beberapa
diantaranya yang bisa disebut seperti Kota Demak yang telah memperlihatkan elemenelemen kota;
pintu gerbang pabean, jaringan jalan, benteng, alun-alun, taman kerajaan, pemukiman, makam
kerajaan, dan sebagainya. Seperti juga kota kuno Cirebon yang memiliki struktur kota yang mirip,
termasuk kota Banten Lama, maupun Gresik. Di Sulawesi Selatan, salah satu kajian dan penelitian
kota prasejarah dilakukan oleh Irfan Mahmud mengenai prasejarah kota Palopo yang ditengarai
telah memiliki elemen-elemen pendukung dari adanya sebuah komunitas masyarakat di suatu
tempat yang dikategorikannya sebagai perkotaan awal.
3. Dalam webinar RUU Sistem Pengelolaan SDA membahas antara lain :
1) Gagasan Sumber Daya Alam sebagai Pengaturan Baru Reformasi

Gagasan sumber daya alam sebagai pengaturan baru dalam era reformasi yang telah
disuarakan bahkan sejak era Orde Baru. Beliau menyoroti bahwa sumber daya alam harus
diatur secara bijak dan adil untuk menghindari oligarki.

2) Mendorong Kesejahteraan Ekonomi di Seluruh Daerah

Pemerintah untuk mendorong kesejahteraan ekonomi di seluruh daerah dengan memanfaatkan


sumber daya alam yang sangat kaya. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber
daya alam sebagai sumber pendapatan yang dapat membiayai pembangunan infrastruktur dan
pelayanan publik.

3) Reformasi dalam Tiga Bidang Utama

Tiga bidang reformasi utama, yaitu desentralisasi, demokratisasi, dan pemanfaatan sumber
daya alam. Desentralisasi memungkinkan daerah untuk memiliki kendali atas sumber daya
alam di wilayahnya. Demokratisasi mengharuskan keterlibatan masyarakat dalam
pengambilan keputusan terkait sumber daya alam. Sementara itu, pemanfaatan sumber daya
alam harus memastikan bahwa kekayaan alam tidak hanya dimiliki oleh segelintir pihak.

4) Paradigma Baru dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

Pentingnya mengubah paradigma pengelolaan sumber daya alam. Selama ini, hal itu hanya
fokus pada aspek ekonomi makro dan pendapatan negara. Namun, pengelolaan yang lebih
baik harus mengintegrasikan aspek lain, termasuk kekayaan sosial, budaya, dan pertahanan
nasional.
5) Keberlanjutan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

Beliau mengungkapkan pengelolaan sumber daya alam haruslah berkelanjutan. Hal ini
mencakup pengelolaan hutan, tanah, laut, tambang, dan sumber daya alam lainnya yang dapat
memberikan keuntungan jangka panjang untuk negara dan masyarakat.

4. a.) Produk Rencana berdasarkan Prosedur Perencanaan Pembangunan Kota Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, UU No. 25 tahun 2000

• RPJP Nasional
• RPJM Nasional
• RP3P Nasional
• Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
• Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
• Rencana Induk Pembangunan (RIP)
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
• Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD)
• Laporan Kerja
• Peraturan Zonasi
• Peraturan Tata Ruang Wilayah

b.) Prosedur Perencanaan Tata Ruang Kota ( UU dan PP turunannya, termasuk perubahan beberapa
pasal akibat adanya UU Cipta Kerja )

• Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW):

a. Pemerintah daerah atau kabupaten/kota menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
sesuai dengan ketentuan dalam UU Penataan Ruang.

b. RTRW harus melibatkan partisipasi masyarakat, pemangku kepentingan, dan melalui proses
konsultasi publik.
c. Pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, harus menilai dan menyetujui RTRW kabupaten/kota.

d. RTRW disusun dalam bentuk rencana strategis dan rencana detail tata ruang (RDTR).

e. Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengubah dan menetapkan RTRW dengan
pertimbangan teknis dan non-teknis.

• Perubahan RTRW:
a. Perubahan RTRW dilakukan melalui proses yang mirip dengan penyusunan awal RTRW,
dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan.
b. UU Cipta Kerja (UU No. 11 Tahun 2020) mempermudah proses perubahan RTRW dengan
menghapus persyaratan persetujuan dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional untuk beberapa jenis perubahan tertentu.

• Penetapan Rencana Tata Ruang:


a. RTRW yang telah disusun dan disetujui diberlakukan melalui peraturan daerah, yaitu
Peraturan Daerah (Perda) Penataan Ruang.
b. Perda Penataan Ruang mengatur penggunaan lahan, batasan-batasan, kawasan konservasi,
zonasi, dan ketentuan tata ruang lainnya.
c. UU Cipta Kerja juga mengubah persyaratan konsultasi publik untuk penetapan RTRW.

• Pelaksanaan RTRW:
a. Pemerintah daerah harus melaksanakan RTRW dalam pembangunan dan tata ruang
wilayahnya.
b. Pemerintah daerah harus mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan RTRW oleh pihak
ketiga.

Anda mungkin juga menyukai