Anda di halaman 1dari 15

A.

Pengertian Urbanisasi

Pengertian urbanisasi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah, suatu

proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.

Selain itu dalam ilmu lingkungan, urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu

proses pengkotaan suatu wilayah. Proses pengkotaan ini dapat diartikan dalam

dua pengertian yaitu:

1) Suatu perubahan secara esensial unsur fisik dan sosial-ekonomi-budaya

wilayah karena percepatan kemajuan ekonomi. Contohnya adalah daerah

Cibinong dan Bontang yang berubah dari desa ke kota karena adanya

kegiatan industri.

2) Banyaknya penduduk yang pindah dari desa ke kota, karena adanya

penarik di kota, misal kesempatan kerja.

Pengertian urbanisasi ini pun berbeda-beda, sesuai dengan interpretasi

setiap orang yang berbeda-beda. Berikut ini pengertian urbanisasi menurut para

ahli:

1) Ir. Triatno Yudo Harjoko mengatakan urbanisasi adalah suatu proses

perubahan masyarakat dan kawasan dalam suatu wilayah yang non-urban

menjadi urban. Secara spasial, hal ini dikatakan sebagai suatu proses

diferensiasi dan spesialisasi pemanfaatan ruang dimana lokasi tertentu

menerima bagian pemukim dan fasilitas yang tidak proporsional.

2) Shogo kayono dalam Abbas memberikan pengertian urbanisasi sebagai

perpindahan dan pemusatan penduduk secara nyata yang memberi dampak


dalam hubungannya dengan masyarakat baru yang dilatar belakangi oleh

faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya.

3) Keban dalam Abbas berpendapat bahwa urbanisasi jangan hanya dalam

konteks demografi saja karena urbanisasi mengandung pengertian yang

multidimensional. Urbanisasi dari pendekatan demografis berarti sebagai

suatu proses peningkatan konsentrasi penduduk diperkotaan sehingga

proporsi penduduk yang tinggal menjadi meningkat yang biasanya secara

sederhana konsentrasi tersebut diukur dari proporsi penduduk yang

tinggal di perkotaan, kecepatan perubahan proporsi tersebut, dan perubahan

jumlah pusat-pusat kota.

4) Urbanisasi menurut pendekatan ekonomi politik didefenisikan sebagai

transformasi sosial ekonomi yang timbul sebagai akibat dari pengembangan

dan ekspansi kapitalisme (capitalist urbanization).

5) Dalam konteks modernisasi, urbanisasi mengandung pengertian sebagai

perubahan nilai dari orientasi tradisional ke orientasi modern sehingga terjadi

difusi modal, teknologi, nilai-nilai, pengelolaan kelembagaan dan orientasi

dari masyarakat tradisional ke dunia barat (kota).

6) Dr. PJM Nas mengartikan urbanisasi dalam dua pengertian yaitu:

a) Urbanisasi merupakan suatu proses pembentukan kota, suatu proses yang

digerakkan oleh perubahan struktural dalam masyarakat sehingga daerah-

daerah yang dulu merupakan daerah pedesaan dengan struktur mata

pencaharian yang agraris maupun sifat kehidupan masyarakatnya lambat


laun atau melalui proses yang mendadak memperoleh sifat kehidupan

kota.

b) Urbanisasi menyangkut adanya gejala perluasan pengaruh kota ke

pedesaan yang dilihat dari sudut morfologi, ekonomi, sosial dan psikologi.

Dari beberapa pengertian mengenai urbanisasi yang diuraikan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa pengertian urbanisasi adalah merupakan suatu proses

perubahan dari desa ke kota yang meliputi wilayah/daerah beserta masyarakat di

dalamnya dan dipengaruhi oleh aspek- aspek fisik atau morfologi, sosial,

ekonomi, budaya, dan psikologi masyarakatnya.

B. Faktor Penyebab Urbanisasi

Dalam banyak kasus, masyarakat melakukan urbanisasi disebabkan oleh

banyak faktor. Akan tetapi faktor dominan yang paling nyata adalah yang berasal

dari kaum urban itu sendiri, yaitu berupa ajakan yang kuat dari kaum urban yang

telah lebih dahulu melakukan urbanisasi, informasi dari berbagai media

massa yang secara massif memberitakan mengenai kehidupan kota, impian

dan obsesi pribadi, dan bahkan desakan kebutuhan ekonomi, dan lain-lain.

Pengaruh- pengaruh tersebut bisa berasal dari daerah asal (faktor pendorong)

maupun daerah tujuan (faktor penarik).

1) Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi

a) Menyempitnya lahan pertanian

Mayoritas masyarakat desa bermata pencaharian petani, baik menjadi petani

maupun buruh tani serta segala jenis perkejaan yang terkait dengan produksi
dan pengolahan hasil pertanian. Namun saat ini, lahan pertanian yang ada di

desa sudah semakin sempit seiring pertumbuhan masyarakat yang begitu

pesat. Lahan-lahan yang awalnya digunakan untuk bercocok tanam mulai

dijadikan sebagai area perumahan maupun perdagangan. Pengalihfungsian

lahan pertanian inilah yang berkontribusi sangat besar terhadap

menyempitnya lahan pertanian di desa-desa sehingga para pemuda desa

berbondong-bondong datang ke kota untuk mencari peruntungan dan

mengadu nasib.

b) Merasa tidak cocok lagi dengan budaya asalnya

Kebudayaan di pedesaan, umumnya masih kuno dan cenderung mengikat

kehidupan masyarakatnya. Lain halnya dengan di daerah perkotaan yang

cenderung bebas dalam melakukan sesuatu, bahkan boleh jadi budaya

ketimuran telah tercampakkan. Kadang-kadang masyarakat desa lebih

tertarik pada kebudayaan orang kota karena masyarakat desa menganggap

masyarakat kota lebih modern daripada masyarakat desa, sehingga tidak

jarang masyarakat desa itu bermigrasi ke kota untuk sekedar merubah

penampilan agar tidak dianggap kuno dan kampungan. Mereka (orang desa)

rela meninggalkan desa mereka untuk sebuah penampilan, walau keadaan

itu bertentangan dengan budaya asli mereka sebagai oorang desa yang

identik dengan budaya Timur.

c) Karena Tidak Banyak Lapangan Pekerjaan di Desa


Masyarakat desa nyaris memiliki satu jenis pekerjaan yaitu bertani, beda

halnya dengan lapangan pekerjaan yang ada di kota. Di kota lapangan

pekerjaan lebih variatif dan beragam. Lapangan pekerjaan di kota melimpah

ruah sehingga dapat memilih jenis lapangan pekerjaan mana yang sesuai

dengan disiplin ilmu yang dimiliki oleh seseorang. Orang-orang desa dan

orang pada umumnya tergiur dengan penghasilan tinggi yang ditawarkan

pekerjaan di kota. Sehingga banyak warga desa berlomba-lomba pergi ke

kota untuk mencari pekerjaan demi meraih penghasilan dan pendapatan

yang lebih banyak dan lebih baik.

d) Terbatasnya Sarana dan Prasarana di Pedesaan

Kurangnya infrastruktur pedesaan menyababkan banyak warga masyarakat

desa memutuskan untuk melakukan urbanisasi karena menurut mereka, di

desa masyarakat kesulitan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Beda

halnya dengan di kota, infrastrukturnya jauh lebih lengkap sehingga mudah

bagi setiap warganya untuk mengembangkan kemampuan dirinya.

2) Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi

a) Kehidupan kota yang lebih mewah dan modern.

Masyarakat perkotaan memiliki gaya hidup yang berbeda dengan

masyarakat pedesaan. Gaya hidup masyarakat kota terlihat jelas pada cara

mereka berpakaian, cara berbicara, bahkan budaya mereka berbeda dengan

masyarakat yang ada di desa. Masyarakat kota senang pada kemewahan dan

hidup mereka serba instan. Dalam pandangan mereka hal-hal praktis dan
instan itu lebih efisien baik dalam hal waktu dan tenaga untuk

menyiapkannya.

b) Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian

maju, sarana dan prasarana hidup di kota-kota pun menjadi semakin

lengkap. Hal ini mendorong orang desa untuk membanjiri kota. Mereka

ingin ikut merasakan sarana dan prasarana hidup di kota yang serba modern

dan lengkap.

c) Banyak lapangan pekerjaan di kota

Di daerah perkotaan terdapat banyak pekerjaan baik di sektor perdagangan

maupun industri yang langsung dapat menghasilkan uang. Sementara di

desa, hasil kerja yang dilakukan biasanuya menunggu waktu yang lama

untuk bisa menghasilkan uang. Kondisi tersebut menyebabkan orang-orang

desa berbondong-bondong pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Hal itu

juga dipicu oleh sedikitnya lapangan kerja di desa dan kadang pekerjaan

tersebut tidak sesuai dengan pendidikan yang telah mereka lalui.

d) Efek negatif dari tayangan televise

Berkat kemajuan teknologi informasi sehingga masyarakat yang tinggal di

pedesaan sudah bisa menikmati tayangan televisi. Tayangan televisi yang

paling diminati oleh masyarakat di pedesaan yaitu sinetron yang

kebanyakan menampilkan kehidupan glamour di perkotaan. Secara tidak

langsung, tayangan ini menginspirasi masyarakat desa untuk berduyung-

duyung menuju kota. Tayang televisi yang secara massif


mempropagandakan gaya hidup masyarakat kota memacu birahi masyarakat

desa untuk menuju kota. Apalagi kalau desa yang mereka diami tidak terlalu

jauh dari kota.

e) Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik

Masyarakat pedesaan yang sadar akan pentingnya pendidikan, akan memilih

sekolah dan perguruan tinggi yang ada di kota. Hal ini disebabkan karena

fasilitas pendidikan yang ada di perkotaan jauh lebih lengkap dan didukung

oleh tenaga pengajar yang profesional. Sarana belajar yang lengkap dan

tenaga pendidik yang profesional berpeluang lebih besar untuk

menghasilkan tenaga kerja terdidik yang lebih baik. Karena anggapan inilah

sehingga banyak warga yang jauh dari pelosok desa yang terpencil menuju

kota untuk menimba ilmu pengetahuan pada perguruan tinggi berkualitas

yang ada di kota-kota besar. Para pelajar dan mahasiswa yang membanjiri

kota untuk menuntut ilmu disatu sisi menjadi media penyebarlauasan ilmu

pengetahuan tapi disisi lain dapat melahirkan permaslaahan perkotaan yang

sulit dicari solusi pemecahannya.

Selain faktor pendorong dan faktor penarik seperti yang diuraikan di atas, di

sumber bacaan lain juga ditemukan informasi mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya urbanisasi yaitu:

1) Faktor pendorong dari desa terdiri atas:

a) Faktor pendorong dari desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi

sehingga sejumlah penduduk migrasi ke luar daerahnya adalah sebagai

berikut:
b) Kurangnya lapangan kerja atau kesempatan kerja di tempat asal.

c) Upah kerja di pedesaan relatif rendah.

d) Kurang tersedianya fasilitas publik dan infrastruktur yang memadai.

e) Kehidupan pedesaan lebih monoton daripada perkotaan.

f) Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.

g) Terjadinya bencana alam di pedesaan, seperti banjir, gempa bumi,

kebakaran,, kemarau panjang, dan wabah penyakit.

h) Momentum hari raya atau hari-hari tertentu dimana terjadi ajakan dari para

pemudik ke keluarga tau tetangganya yang ingin memperbaiki kualitas

hidupnya di kota.

i) Munculnya tindakan diskriminasi berdasarkan politik, agama, dan suku di

daerah asal sehingga menyebabkan korban diskriminasi berpindah ke

daerah lain.

2) Faktor penarik dari kota terdiri atas:

a) Munculnya harapan untuk memperbaiki taraf hidup melalui kesempatan

kerja yang didapatkan.

b) Tersedianya lapangan kerja di perkotaan lebih banyak dibandingkan dengan

di pedesaan.

c) Tersedianya fasilitas pendidikan yang lebih baik dibandingkan di pedesaan.

d) Upah kerja yang tinggi di perkotaan.

e) Tersedia beragam fasilitas publik dengan infrastruktur yang baik, seperti

fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan pusat-pusat

perbelanjaan.
f) Keadaan lingkungan yang menyenangkan seperti tersedianya tempat –

tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang- orang lain

untuk bermukim di kota besar.

C. Dampak Urbanisasi Terhadap Masyarakat

Akibat dari urbanisasi dapat menimbulkan berbagai jenis dampak

lingkungan hidup baik yang positif maupun negatif. Dampak positif dan negatif

urbanisasi dapat timbul di berbagai desa ataupun kota kota-kota di dunia, terutama

di negara berkembang seperti di Indonesia. Lebih jelas, dampak urbanisasi

dikategorikan menjadi berikut ini:

1) Dampak positif dan negatif urbanisasi bagi desa

Urbanisasi dapat berdampak positif bagi desa (daerah asal), yaitu meliputi:

a) Desa yang memiliki jumlah penduduk yang banyak dapat dikurangi

dengan adanya urbanisasi.

b) Semakin meningkatnya kesejahteraan penduduk desa karena kaum urban

yang mengirimkan uang dan hasil pekerjaannya kepada keluarganya.

c) Mendorong terjadinya pembangunan desa secara massif karena adanya

transfer pengetahuan bagaimana memajukan sebuah desa.

d) Berkurangnya jumlah pengangguran di pedesaan.

e) Arus informasi desa meningkat sehingga pengetahuan penduduk desa

semakin bertambah.

f) Terbukanya jalur transportasi desa kota dapat meningkatkan pendapatan

petani karena hasil panen dapat dijual ke luar daerah.


Sementara itu dampak negatif urbanisasi bagi desa adalah sebagai berikut:

a) Makin terbatasnya jumlah buruh tani

b) Menurunnya produktivitas sector pertanian yang menjadi tumpuan hidup

sebagian besar masyarakat desa

c) Hilangnya tenaga muda sebagai tenaga potensial bagi pembangunan di

desanya

d) Terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga seperti hubungan anak-

ayah yang menjadi renggang

e) Timbulnya pendidikan anak yang matriakat. Artinya pendidiakn anak-anak

diperoleh dari ibu saja, karena yang meninggalkan desa biasanya kaum

lelaki. Pendidikan di sini maksudnya proses sosialisasi

f) Juga terjadi krisis moral di kalangan masyarakat yang bersangkutan.

Karena masuknya budaya kota yang kurang baik, seperti mabuk-mabukan,

pergaulan bebas dan lain sebagainya. Penduduk mulai terpengaruh oleh

budaya asing yang dapat melunturkan budaya tradisiona

g) Perkembangan desa berjalan lambat. Hal ini dikarenakan desa kekurangan

tenaga kerja. Biasanya, orang-orang muda yang pindah ke kota adalah

mereka yang berpendidikan dan sangat dibutuhkan potensinya untuk

membangun desa.

2) Dampak positif dan negatif urbanisasi bagi kota

Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut:

a) Kota menjadi agen modernisasi dan perubahan sehingga bisa ditiru

melalui program desa untuk memajukan kawasan pedesaan.


b) Terpenuhinya kebutuhan jumlah tenaga kerja di perkotaan.

c) Bertambah banyaknya tenaga kerja yang berpotensi, berkualitas dan penuh

daya kreasi atau keterampilan.

Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut:

a) Semakin sulit tersedianya lahan kosong karena ledakan jumlah penduduk

di perkotaan akibat urbanisasi.

b) Meningkatnya jumlah pengangguran di perkotaan, terutama bagi

penduduk asli perkotaan yang tidak memiliki ketrampilan serta pendidikan

yang cukup.

c) Banyak Daerah Aliran Sungai (DAS) yang beralih fungsi menjadi

permukiman warga dan kawasan industri yang ilegal.

d) Menyebabkan semakin banyaknya tunawisma, tunasosial dan gubuk-

gubuk liar di kota.

e) Menyebabkan kemacetan lalu lintas dan polusi udara yang semakin

meningkat dikarenakan bertambahnya kendaraan bermotor roda dua dan

roda empat.

f) Menyebabkan semakin meningkatnya tindakan kriminal seperti perjudian,

perampokan, pencurian, dan bentuk masalah sosial lainnya.

g) Meningkatnya pengembangan industri di kota dapat menyebabkan

lingkungan pemukiman sekitar industri menjadi kumuh dan tidak layak

huni serta tidak sehat karena menghasilkan bahan industri yang harus

dibuang.
D. Upaya/Solusi Untuk Menangani Urbanisasi

Upaya pemerintah untuk mencegah atau mengurangi terjadinya urbanisasi

antara lain sebagai berikut :

1) Melaksanakan pembangunan secara desentralisasi, yaitu pembangunan yang

merata atau menyebar berpusat pada daerah-daerah, misalnya pembangunan di

Indonesia berpusat pada empat kota. seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Ujung

Pandang. Masing-masing daerah akan mengembangkan daerah sekitarnya

contohnya, untuk daerah Jakarta dikenal dengan istilah Jabotabek, di Surabaya

dikenal dengan istilah Gerbangkertasusila. Dengan demikian, penduduk desa

yang ingin mencari pekerjaan tidak perlu ke kota besar.

2) Mengadakan modernisasi desa dengan program pembangunan.

3) Memperbanyak fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan, seperti

fasilitas kesehatan, sekolah, tempat hiburan, dan transportasi.

4) Mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan melalui program keluarga

berencana.

5) Meningkatkan perekonomian rakyat pedesaan, antara lain membangun irigasi,

menggiatkan koperasi unit desa atau KUD

6) Meningkatkan keamanan di pedesaan dengan lehih mengaktifkan sistem

keamanan lingkungan atau siskamling.

7) Mengeluarkan peraturan untuk mempersulit perpindahan penduduk desa ke

kota, misalnya izin pindah ke kota sulit, Jakarta dinyatakan tertutup bagi

pendatang baru.
Usaha-usaha untuk mengatasi akibat urbanisasi di kota besar sebagai berikut :

1) Menertibkan pemukiman kumuh, pembuangan sampah, dan air limbah.

2) Mengadakan penghijauan kota, yaitu mengadakan jalur hijau dan taman kota.

3) Memperluas pemukiman dengan membangun kota satelit, yaitu kota kecil di

sekitar kota besar.

4) Menambah perumahan rakyat dengan membangun rumah murah, yaitu rumah

susun, menambah sarana angkutan, jaringan listrik, air minum, dan

sebagainya.

5) Menciptakan kutub pertumbuhan baru.

Selain upaya yang ada di atas, ada beberapa upaya yang juga bisa dilakukan

untuk menangani atau meminimalisir urbanisasi. Berikut ini terdapat 10 upaya

untuk penanggulangan urbanisasi, antara lain:

1) Meningkatkan pelaksanaan siskamling agar masyarakat desa merasa lebih

terjamin keamanannya.

2) Pembangunan sarana yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat

desa, seperti KUD dan pembangunan sarana irigasi.

3) Menggalakkan program keluarga berencana untuk menekan laju pertumbuhan

penduduk desa.

4) Mempersulit peraturan proses perpindahan desa ke kota

5) Peningkatan fasilitas kehidupan masyarakat desa, seperti sarana angkutan,

kesehatan, jalan, pendidikan dan lain sebagainya.


6) Menerapkan system desentrlisasi dalam pelaksanaan pembangunan. Kegiatan

pembangunan tidak hanya berpusat di kot saja, malinkan tersebar di daerah –

daerah lainnya. Sehingga masyarakat desa yang mencari pekerjaan tidah harus

dating ke kota.

7) Memperlancar arus lalu lintas yang menghubungkan desa dan kota. Sehingga

orang desa yang bekerja di kota tidak usah menetap di kota (Nglaju).

8) Desentralisasi industry.

9) Peningkatan masyarakat desa dengan melakukan intensifikasi pertanian dalam

pengembangan industri kecil.

10) Membangun jaringan listrik di wilayah pedesaan dan lain sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA

Faramita dan Fadjar. (2019). Urbanisasi dan Pertumbuhan Kota-Kota di


Indonesia. Jurnal Pengembangan Kota. Vol.7 No. 1.
Harahap, Fitri. (2013). Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota di
Indonesia. Jurnal Society, Vol. I. No. 1.
Lewis, Blane D. (2014). Urbanization and Economic Growth in Indonesia: Good
News, Bad News and (Possible) Local Government Mitigation. Regional
Studies, 48 (1), 192-207.
Mansur. (2014). Problematika Urbanisasi. Jurnal Al-Munzir. Vol. 7 No. 1.
Nguyen, Ha Minh and Nguyen Le Dang. (2017). The relationship between
urbanization and economic growth: An empirical study on ASEAN
countries. International Journal of Social Economics, 45 (2), 316-339.
Prasodjo, Iwan. (2018). Dampak Urbanisasi Bagi Pembangunan Manusia 2010-
2016. Jurnal Ekonomi. Vol. XXIII. No. 03.

Anda mungkin juga menyukai