Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN

MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN

DOSEN PENGAMPU

Abd. Hamid, S.Pd., M.Pd.I.

DISUSUN OLEH :

ABDUL HAFIZ

23.23.1218

JURUSAN / SEMESTER :

EKONOMI SYARIAH / I D

SEKOLAH TIINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH KUALA TUNGKAL

2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Adapun makalah
ini berjudul “ Permasalahan Kependudukan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan”.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan –


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang


setimpal pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai Ibadah, Aamiin Yaa Robbal ’Alamiin.

Kuala Tungkal, September 2023

Abdul Hafiz

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Masyarakat perkotaan dari Aspek Positif dan Negatif..................................2

B. Masyarakat pedesaan dari Aspek Positif dan Negatif...................................3

C. Urbanisasi dan Transmigrasi.........................................................................4

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Saran............................................................................................................12

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak alasan pentingnya membicarakan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan.Selain belum ada kesempatan umum tentang keberadaan
masyarakat desa sebagai suatu pengertian yang baku,juga kalau dikaitkan dengan
pembangunan yang orientasinya banyak dicurahkan kepedesaan,maka pedesaan
memiliki arti tersendiri dalam kajian struktur,sosial atau kehidupanya.
Orang kota membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul
dengan rukun,tenang,selaras,dan akur.Akan tetapi justru dengan
berdekatan,mudah terjadi konflik atau persaingan yang bersumber dari peristiwa
kehidupan sehari-hari,hal tanah,gengsi,perkawinan,perbedaan antara kaum muda
dan tua serta antara pria dan wanita.Bayangan bahwa desa tempat ketentraman
pada konstelasi tertentu ada benarnya,akan tetapi yang nampak justru bekerja
keraslah yang merupakan syarat pokok agar dapat hidup di desa.
Demikian pula dalam konteks pembangunan desa (pertanian),semula orang
beranggapan bahwa masyarakat pertanian mangalami involusi (kemunduran)
pertanian yang berjalan dalam proses pemiskinan dan apapun teknologi dan
kelembagaan modern yang masuk ke pedesaan akan sia-sia.Pernyataan-
pernyataan sumbang inilah yang ingin kami bahas dalam makalah yang ringkas
dan singkat ini,yang mana adanya kontroversi kesan atau pendapat ini mungkin
lebih tepat apabila dihubungkan dengan berbagai gejala sosial seperti konsep-
konsep perubahan sosial atau kebudayaan.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penulis menjelaskan tentang Masyarakat Perkotaan dari
Aspek Positif dan Negatif ?
2. Bagimana penulis menjelaskan tentang Masyarakat Pedesaan dari
Aspek Positif dan Negatif ?
3. Bagaimana penulis menjelaskan tentang Urbanisasi dan
Transmigrasi ?

BAB II PEMBAHASAN
A. Masyarakat perkotaan dari Aspek Positif dan Negatif.
Kota menurut definisi universal adalah sebuah area urban yang berbeda dari
desa ataupun kampong berdasarkan ukuranya,kepadatan penduduk,kepentingan
atau status hukum.
Beberapa definisi (secara etimologis) “kota”dalam bahasa lain yang agak
tepat dengan pengertian ini,seperti dalam bahasa Cina,kota artinya dinding dan
dalam bahasa Belanda kuno,tuiin,bisa berarti pagar.Jadi dengan demikian kota
adalah batas.Selanjutnya masyarakat perkotaan sering disebut juga urban
community,Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat
kehidupanya serta ciri-ciri kehidupanya yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan. Namun Masyarakat perkotaan bisa di nilai juga dari 2 Aspek yaitu :

1. Aspek Positif. Ada beberapa hal yang lebih dominan jika kita
memandang dari sudut aspek Positif Masyarakat perkotaan diantaranya adalah :

a. Perkotaan dapat memberikan pekerjaan bagi tenaga kerja kasar dari


desa yg bekerja di proyek pembangunan gedung dikota.

b. Perkotaan dapat memenuhi kebutuhan penduduk dengan fasilitas


seperti wahana rekreasi, mall, dan hiburan lainnya.

c. Tersedianya pembangkit tenaga listrik buat penerangn dan


kebutuhan lainya.

d. Fasilitas pendidikan dan perguruan tinggi yang bagus-bagus dan


sudah terakreditasi.

e. Tersedia lapangan kerja.

f. Perkotaan juga devisa buat negara.

2
2. Aspek Negatif. Namun ada juga beberapa hal yang menjadi Asepek
Negatif Masyarakat perkotaan diantaranya adalah :

a. Terjadinya transmigrasi besar-besaran oleh orang desa ke kota yg


menyebabkan kepadatan penduduk.

b. Sehingga adanya pembangunan liar rumah-rumah dan


pengangguran karena sedikitnya orang desar yg diterima bekerja.

c. Tingkat kriminalitas tinggi karena banyaknya pengangguran dan


mereka terpaksa untuk melakukan kejahatan untuk memenuhi kebutuhan.

d. Pembangunan dipedesaan menjadi terlambat karena orang-orang


desa pada kekota untuk mencari pekerjaan.

B. Masyarakat pedesaan dari Aspek Positif dan Negatif.


Menurut Sutardjo Kartohadi Kusuma Desa adalah suatu kesatuan hukum di
mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Namun
Masyarakat pedesaan juga bisa di di nilai dari Aspek Positif dan Negatif.
1. Aspek Positif. Ada beberapa hal yang lebih dominan jika kita
memandang dari sudut aspek Positif masyarakat pedesaan diantaranya adalah :

a. Meningkatkan Kesejahteraan Penduduk. Masyarakat yang


berpindah ke kota memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
mendapatkan kemajuan yang tidak ditemukan di desa. Sebagian orang dari
desa bahkan belajar ke kota untuk memajukan daerah asalnya di desa. Ini
merupakan dampak positif adanya urbanisasi, sebab masyarakat desa yang
tidak berpindah juga merasakan kesejahteraan dan kemajuan dari kota.
Misalnya, orang tuamu dahulu berasal dari desa, lalu berpindah ke kota
untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan. Ketika kembali ke desa untuk
mudik, orang dari kota akan membagikan informasi, berita, dan kemajuan
teknologi ke masyarakat desa. Sehingga teknologi semakin berkembang
dan meluas di seluruh aspek kehidupan masyarakat.

3
b. Mendorong Pembangunan di Desa. Dari perkembangan
teknologi yang pesat, masyarakat pedesaan bisa melakukan pembangunan
yang menunjang kemajuan desa. Misalnya, ketika ada orang yang belajar
mengenai sistem pembangunan di kota ia akan kembali ke desa untuk
membangun desa lebih baik Pembangunan tersebut bertujuan untuk
kesejahteraan masyarakat desa. Misalnya membangun resapan air,
membangun waduk, membangun pembangkit listrik agar dapat
dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.

2. Aspek Negatif. Namun ada beberapa hal dari sudut aspek Negatif
masyarakat pedesaan diantaranya adalah :

a. Kekurangan Sumber Daya Manusia. Salah satu dampak negatif


adanya urbanisasi adalah desa menjadi kekurangan sumber daya manusia.
Ini diakibatkan dari terlalu banyak masyarakat desa yang berpindah ke
kota, sehingga orang yang membangun desa semakin sedikit. Selain itu,
biasanya penduduk yang pindah ke kota adalah penduduk yang sadar akan
pendidikan dan teknologi. Sehingga ketika penduduk tersebut berpindah,
desa kekurangan warga yang berpendidikan untuk membantu desa.

b. Terpengaruh Gaya Hidup. Penduduk desa yang berpindah ke


kota secara tidak langsung akan terpengaruh oleh gaya hidup perkotaan.
Tentu saja ada sebagian gaya hidup perkotaan yang bertentangan dengan
norma masyarakat pedesaan. Ini akan berakibat buruk jika masing-masing
penduduk tidak saling toleransi. Bahkan bisa mengakibatkan adanya
perpecahan atau perselisihan yang merusak hubungan antarwarga.

C. Urbanisasi dan Transmigrasi.


Menurut KBBI pengertian migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu
tempat (negara dan sebagainya) ke tempat (negara dan sebagainya) lain untuk
menetap. Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah
lain. Migrasi dibagi menjadi dua yaitu migrasi internasional dan nasional. Migrasi

4
internasional adalah perpindahan penduduk yang dilakukan antarnegara. Migrasi
internasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Imigrasi adalah suatu perpindahan penduduk dari negara lain ke dalam


suatu negara. Sebagai contoh,orang Malaysia masuk ke Indonesia.

2. Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara menuju ke


negara lain. Sebagai contoh,orang Indonesia yang bekerja ke Malaysia.

3. Remigrasi adalah perpindahan penduduk yg kembali ke negara asal.

Sedangkan migrasi nasional adalah suatu proses perpindahan penduduk di


dalam satu negara. Migrasi nasional terdiri atas beberapa jenis,yaitu:

1. Migrasi penduduk sementara atau disebut migrasi sirkuler terdiri sebagai


berikut:

a. Penglaju,Yakni perpindahan penduduk dari suatu tempat tinggal


asal menuju ke tempat tujuan yang dilakukan setiap hari pulang pergi
untuk dapat melakukan pekerjaan.

b. Perpindahan penduduk musiman,yakni suatu perpindahan yang


bersifat sementara di musim-musim tertenju saja.

2. Migrasi penduduk menetap terdiri sebagai berikut:

a. Transmigrasi,yaitu Perpindahan penduduk dari satu wilayah untuk


menetap pada suatu wilayah lain dalam wilayah suatu negara

b. Urbanisasi,yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota atau juga


dari kota kecil ke kota besar.

Dan yang menjadi fokus pada pembahasan kali ini adalah urbanisasi. Hal ini
terkait dengan pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu daerah. Seperti
yang kita ketahui bahwasannya urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi
kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan
menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah
peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi

5
dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum,
perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah
yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi urbanisasi berarti


persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari
desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. Perpindahan itu sendiri
dikategorikan menjadi dua macam, yaitu;

1. Migrasi penduduk. Yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota yang


bertujuan untuk tinggal menetap di kota.

2. Mobilitas penduduk. Yaitu perpindahan penduduk yang hanya bersifat


sementara saja atau tidak menetap.

Untuk mendapatkan suatu niat untuk pergi ke kota dari desa, seseorang
biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi
media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.

Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong,


memaksa atau mendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk
yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di sisi lain kota mempunyai daya
tarik, di pihak lain keadaan tingkat hidup di desa umumnya mempercepat proses
urbanisasi tersebut, hal ini menjadi faktor pendorong timbulnya urbanisasi.

Menurut Kingsley Davis urbanisasi adalah jumlah penduduk yang memusat


di daerah perkotaan atau meningkatnya proporsi tersebut. Sedangkan menurut
Bintarto urbanisasi dapat dipandang sebagai suatu proses dalam artian:

1. Meningkatnya jumlah dan kepadatan penduduk kota ; kota menjadi lebih


padat sebagai akibat dari pertambahan penduduk, baik oleh hasil kenaikan
fertilitas penghuni kota maupun karena adanya tambahan penduduk dari desa
yang bermukim dan berkembang di kota.

2. Bertambahnya jumlah kota dalam suatu Negara atau wilayah sebagai


akibat dari perkembangan ekonomi, budaya dan teknologi.

6
3. Berubahnya kehidupan desa atau suasana desa menjadi suasana kehidupan
kota.

Urbanisasi biasanya dapat diukur dengan melihat proporsi jumlah penduduk


yang tinggal di daerah perkotaan. Untuk mengukur tingkat urbanisasi di suatu
daerah biasanya dengan menghitung perbandingan jumlah penduduk yang tinggal
di daerah perkotaan dengan jumlah penduduk seluruhnya dalam suatu wilayah.

Adapun perhitungan dapat dicari dengan rumus:

Dimana:

U = Besarnya jumlah penduduk urban (perkotaan).

P = Populasi/ jumlah penduduk keseluruhan.

Pu = Persentase penduduk yang tinggal di perkotaan.

Urbanisasi merupakan salah satu faktor pemicu perkembangan kota.


Terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota disebabkan oleh berbagai
faktor, baik faktor penarik maupun prndorong. Perkembangan industri dan
perdagangan di kota merupakan faktor penarik yang menyebabkan banyak orang
untuk mendatanginya. Keinginan mendapatkan penghasilan yang lebih baik untuk
mencukupi kebutuhan hidup merupakan penyebab utama terjadinya urbanisasi.

Meningkatnya proses urbanisasi tersebut tidak terlepas dari kebijaksanaan


perkotaan, khususnya ekonomi yang dikembangkan oleh pemerintah. Hubungan
positif antara konsentrasi penduduk dengan aktivitas kegiatan ekonomi ini akan
menyebabkan makin membesarnya area konsentrasi penduduk, sehingga
menimbulkan apa yang dikenal dengan nama daerah perkotaan.

Migran biasanya mempunyai alasan yang selektif. Sifat selektif itu berbeda-
beda, ada arus migrasi yang sifat positif dan selektif negatif. Sifat positif berarti

7
bahwa migrasi itu melibatkan orang-orang yang berkualitas tinggi dan sifat
negatif adalah sebaliknya.

Migran yang tertarik pada faktor - faktor positif di daerah perkotaan


cenderung merupakan seleksi positif. Orang-orang seperti ini melakukan migrasi
karena dapat melihat adanya kemungkinan atau peluang yang lebih baik. Bagi
daerah urban kedatangan orang-orang seperti ini malah menguntungkan karena
biasanya mereka adalah orang-orang yang berpendidikan, memiliki cukup
keterampilan dan semangat juang yang tinggi serta produktif. Migran dengan
klasifikasi seperti inilah yang sebenarnya yang mempunyai peran sangat besar
dalam memacu perkembangan daerah kota kearah lebih baik.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi urbanisas, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor
pendorong merupakan pengaruh yang mendorong seseorang untuk melakukan
urbanisasi. Fakor pendorong urbanisasi diantaranya adalah:

1. Lahan pertanian yang semakin menyempit

2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat atau daerah asal.

3. Rasa jenuh atau merasa tertekan dengan peraturan-peraturan budaya di


daerah membuat imigran memutuskan pindah ke jakarta mengharapkan adanya
keleluasaan dalam menjalani kehidupannya.

4. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa. Minimnya


lapangan pekerjaan di desa membuat para penduduk desa berbondong-bondong
mengadu nasib ke kota.

5. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa. Kurang tersedianya sarana dan


prasana di pedasaan memaksa orang desa untuk berpindah ke kota agar mudah
mendapatkan fasilitas sarana dan prasana yang lebih mudah di dapat dan lebih
lengkap dari pada di desa. Misalnya sarana hiburan yang belum memadai di desa
sedangkan di Jakarta banyak mall dan tempat hiburan yang dapat dijangkau
dengan mudah.

8
6. Diusir dari desa asal, sehingga ke kota menjadi tujuan. Diusir dari desa hal
ini biasanya jarang terjadi, walaupun ada tapi hanya sedikit yang menjadikan
alasan urbanisasi karena diusir dari asalnya. Apabila seseorang/ keluarga di usir
biasanya seseorang/keluarg tersebut melakukan kesalahan yang menyebabkan
kerugian terhadap penduduk desa.

7. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya, karena tingkat upah di kota
lebih tinggi. Penduduk pedesaan selalu dibombardir dengan kehidupan serba wah
yang ada di kota besar sehingga semakin mendorong mereka meninggalkan
kampungnya Ketimpangan pembangunan daerah perdesaan dengan daerah
perkotaan sangat tidak berimbang yang mengakitbatkan kurangnya peralatan dan
perkembangan teknologi di desa.

8. Melanjutkan sekolah, karena di desa fasilitas atau mutunya kurang.


Keadaan pembangunan pendidikan di desa yang kurang memadai membuat para
orang tua murid memutuskan untuk mensekolahkan anak mereka ke kota dengan
harapan dapat mendapatkan ilmu dan fasilitas yang memadai bagi proses belajar
pembelajaran anak mereka.

9. Pengaruh cerita orang atau keluarga bahwa hidup di kota Jakarta mudah
untuk mencari pekerjaan, atau mudahnya membuka usaha kecil-kecilan. Jakarta
sebagai kota besar dan berpenduduk banyak tentunya sangat menjanjikan untuk
orang-orang kecil yang berniat untuk mencari sesuap nasi dikota ini mulai dari
pedagang kaki lima (PKL), pedagang asongan, tukang ojek, tukang sngat
menjanjikan untuk hidup. Padahal tidak semuanya yang datang ke Jakarta
mendapatkan pekerjaan. Para peruraban harus mempunyai keahlian khusus agar
dapat diterima bekerja di Jakarta.

10. Kebebasan pribadi lebih luas. Kebebasan disini bukannya bebas


melakukan apa saja akan tetapi bebas dalam konteks ini adalah dapat melakukan
aktivitas sesuai dengan keinginan kita tanpa harus manaati pertaturan-peraturan

9
yang ada di desa. Tetapi masih dalam hal yang wajar dan mengikuti dari peraturan
dari pemerintah.

11. Adat atau adanya toleransi antar agama . Jakarta menjadi tempat
berkumpulan para migran yang berpindah dari berbagai daerah, agama, suku.
Karena itu budaya adat dari daerah tersebut tidak begitu kental lagi di jakarta.
Saling menghormati agama orang lain tidak menggangu satu sama lain merupakan
kunci dari toleransi itu sendiri.

11. Keadaan desa yang umumnya mempunyai kehidupan yang statis (tidak
mengalami perubahan yang sangat lambat). Hal ini bisa terjadi karena adat istiadat
yang masih kuat atau pun pengaruh agama.

12. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya


dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang
bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari
pertanian.

13. Lapangan kerja yang hampir tidak ada karena sebagian besar hidup
penduduknya hanya bergantung dari hasil pertanian pendapatan yang rendah yang
di desa

14. Keamanan yang kurang

15. Fasilitas pendidikan sekolah atau pun perguruan tinggi yang kurang
berkualitas. Kebanyakan dari pelajar di desa berpindah sekolah/ kuliah di jakarta
karena fasilitas sarana dan prasarana pendidikan di jakarta lebih baik dan
menggunakan teknologi yang memadai di bandingkan dengan di desa asal
mereka.

Sedangkan untuk faktor penarik ( Pull Factors ) urbanisasi adalah:

1. Kehidupan kota yang lebih modern.

2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap.

10
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota.

4. Pengaruh cerita orang, bahwa hidup di kota gampang cari pekerjaan, atau
mudahnya membuka usaha kecil-kecilan.

5. Tingkat upah di kota yang lebih tinggi.

6. Keamanan di kota lebih terjamin.

7. Hiburan lebih banyak.

8. Kebebasan pribadi lebih luas.

9. Fasilitas dan kualitas pendidikan yang tinggi.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa faktor utama penyebab timbulnya


urbanisasi yang paling kuat adalah faktor ekonomi (menjadi motif utama para
migran), selain itu disusul dengan faktor tingkat pendidikan. Penyebab lain dari
terjadinya urbanisasi adalah karena terjadinya “overruralisasi” yaitu tingkat dan
cara produksi di pedesaan terdapat terlalu banyak orang.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.
1. Masyarakat pedeasaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan
bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang
hamper sama (homogen) disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata
pencaharian dari sektor pertanian (agraris).Sedangkan masyarakat kota ialah
masyarakat yang tinggal di tengah-tengah kota,gaya hidup individual,jalan pikiran
yang rasional dan tidak terikat oleh adapt atau norma tertentu

2. Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan


kota,namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang
signifikan,artinya kehidupan perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan
baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa,begitu juga
sebaliknya.

11
3. Urbanisasi merupakan salah satu aspek yang akan selalu mengiringi proses
pembangunan suatu negara. Dimana urbanisasi sendiri memiliki dampak positif
dan negative. Sehingga hal ini harus menjadi perhatian bagi Pemerintah
khususnya, agar dampak positif yang dihasilkan lebih dominan dari pada dampak
negative
B. Saran.
Pembangunan wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan
pengembangan wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan
kota. Masalah yang terjadi di kota tidak terlepas karena adanya problem
masalah yang terjadi di desa, kurangnya sumber daya manusia yang produktif
akibat urbanisasi menjadi masalah yang pokok untuk diselesaikan dan
paradigma yang sempit bahwa dengan mengadu nasib dikota maka kehidupan
menjadi bahagia dan sejahtera menjadi masalah serius. Problem itu tidak
akan menjadi masalah serius apabila pemerintah lebih fokus terhadap
perkembangan dan pembangunan desa tertinggal dengan membuka lapangan
pekerjaan dipedesaan sekaligus mengalirnya investasi dari kota dan juga
menerapkan desentralisasi otonomi daerah yang memberikan keleluasaan
kepada seluruh daerah untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih baik,
sehingga kota dan desa saling mendukung dalam segala aspek kehidupan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Bintarto. 1983 Urbanisasi dam Permasalahannya, Yogyakarta: Galia Indonesia.
Kosim, H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
Marwanto, 12 November 2006. Jangan bunuh desa kami. Jakarta:Kompas
1994. Sosiologi 3 SMU. Jakarta: Yudistira
http://bhoeks-dou-mbozo.blogspot.co.id/2014/05/urbanisasi.html
https://daramuliya.wordpress.com/2013/11/30/ekonomi-pembangunan-urbanisasi-
dan-migrasi-desa-kota-teori-dan-kebijakan/
http://rencute-ozha.blogspot.co.id/2013/01/urbanisasi-dan-migrasi-desa-kota-
teori.html
http://terunesupiandi.blogspot.co.id/2014/09/summary-michael-p-todaro-and-
stephen-c_92.html

13

Anda mungkin juga menyukai