Anda di halaman 1dari 44

PERANAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DALAM PEMBANGUNAN

PASAR DIDESA SUNGAI MANASIB KECAMATAN BANGKO PUSAKO


KABUPATEN ROKAN HILIR

DOSEN PENGAMPU :

ISMAIL M.Pd

DI SUSUN OLEH

SAHRINA

11911224056

PENDIDIKAN GEOGRAFI 4C

FAKULTAS TARBIYAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU T.A 2021/20


i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb…

Puji syukur kita ucapkan atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayat-nya sehingga laporan Penelitian ini dapat diselesaikan oleh penulis. Ucapan terima
kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah Kuliah Geografi Desa Kota yakni Bapak
“Ismail M.Pd,”. yang telah memberikan arahan dan masukan sehingga terbuatlah laporan
Penelitian ini. Laporan Penelitian ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk tugas mata
kuliah “ Geografi Desa Kota”. Dalam penyelesaian laporan Penelitian ini saya menyadari
bahwa Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu saya mengharapkan adanya
kritik dan saran dari semua pihak, demi kesempurnaan laporan Penelitian Besar harapan
saya semoga laporan Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Atas
perhatiannya saya ucapkan Terimah Kasih.

Rokan Hilir, Jumat 21 Mei 2021

Sahrina

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………..... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
D. Manfaat

BAB II KAJIAN TEORI


A. Pengertian Desa ................................................................................. 4
B. Ciri-Ciri, Unsur dan Fungsi Sungai ................................................... 5
C. Potensi Desa ....................................................................................... 6
D. Pola Pemukiman ................................................................................ 7
E. Klasifikasi Desa dan Tipologi Desa ................................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN


A. Metode Penelitian .............................................................................. 15
B. Lokasi Penelitian ................................................................................ 16
C. Waktu Penelitian ................................................................................ 18

BAB IV PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian ............................................................................. 22
B. Pembahasan........................................................................................ 23

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perhatian Pemerintah terus meningkat terhadap hasil pembangunan desa dengan
semakin meningkatnya berbagai program dan proyek beserta meningkatnya volume, dana
dari berbagai departemen dan lembaga non department baik melalui bantuan pemerintah
pusat dalam bentuk subsidi serta bantuan pemerintah daerah melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD). Semua jenis pembangunan, baik program sektoral maupun
regional banyak difokuskan kearah pedesaan.
Stabilitas ketahanan yang dinamis adalah modal penting bagi terselenggaranya
pembangunan nasional. Oleh karena itu kehadiran sosok kepala desa dan perangkat Desa
lainya sangat-sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan desa
contohnya pembangunan Pasar Baru. Kehadirannya sangat diperlukan dalam menggerakkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan diwilayahnya masing-masing, khusususnya
untuk pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan menumbuhkan dan menggerakan
swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan sesuai dengan Undang-Undang
tentang pemerintah daerah Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 202. Dalam Undang-Undang
tersebut disebutkan :
1. Pemerintah Desa terdiri atas Kepala Desa dan perangkat Desa.
2. Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa Lainnya.
3. Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diisi dari pegawai Negri Sipil yang
memenuhi persyaratan

Pasar baru kepenghuluan sungai manasib yang beralamatkan RT 06 / RW 03 Dusun


Darussallam Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu
tempat jual-beli dalam kegiatan perekonomian masyarakat sungai manasib yang dibangun
dalam program pembangunan Desa tahun tahun anggaran 2018 yang diressmikan oleh
kepala Desa atau Penghulu sungai manasib yaitu bapak Sukri.

1
Pasar Baru yang berada di kepenghuluan Sungai Manasib diusulkan oleh bapak kepala desa
yaitu Bapak Sukri serta di Gagasi oleh Dua Tokoh Sungai Manasib yaitu Bapak Jakfar
Nando dan Rudianto.

Alasan dibangunnya pasar ini merupakan sumbangan sukarela tanah milik kedua tokoh ini,
Menurut Jakfar yang juga Wakil Ketua Permusyawaratan (PBKEP) Sungai Manasib agar
memudahkan dalam melengkapi kebutuhan masyarakat dengan harga yang lebih murah
dibandingkan dengna berbelanja ke pasar modern dan dekat dengan lingkungan setempat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Peranan Kepala Desa dalam melaksanakan pembangunan Pasar di desa
Sungai Manasib, Kecamatan Bangko Pusako, Kabupaten Rokan Hilir ?
2. Dalam Kegiatan pembangunan pasar apa saja bantuan yang diberikan oleh kepala desa
dan Masyarakat Setempat ?

C. Tujuan
Berdasarkan Latar Belakang dan Rumusan Masalah diatas, selanjutnya dirumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan seperti apa peran Kepala Desa ikut serta dalam pembangunan
Pasar di Desa Sungai Manasib, Kecamatan Bangko Pusako, Kabupaten Rokan Hilir.
2. Untuk menggambarkan bantuan yang diberikan oleh kepala desa dan masyarakat
setempat dalam pembangunan Pasar Desa Sungai Manasib, Kecamatan Bangko Pusako,
Kabupaten Rokan Hilir.

D. Manfaat
Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang baik dalam pembangunan
pasar desa sungai manasib
2. Bagi Pemerintah Desa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan mengenai pembangunan pasar desa.

2
3. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarrakat agar mengetahui tugas dan kewajiban didesa.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Desa
Kata desa awalnya berasal dari bahasa India yakni Swadesi yang berarti tempat asal,
tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang merujuk pada satu kesatuan hidup,
dengan satu kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas. Kemudian istilah desa dan
pedesaan sering dikaitkan dengan pengertian rural dan village yang dibandingkan dengan
kota (city/town) dan perkotaan (urban). Konsep perdesaan dan perkotaan mengacu kepada
karakteristtik masyarakat, sedangkan desa dan kota merajuk pada suatu wilayah administrasi
atau tutorial, dalam hal ini perdesaan mencakup beberapa desa. Definisi tentang desa sendiri
sampai sekarang belum dikaji karena batasannya menjadi perdebatan panjang di kalangan
para ahli. Desa dibentuk berdasarkan kebutuhan masyarakat di daerah sutu dengan daerah
lain yang berbeda kulturnya. Beberapa para ahli atau pakar mengemukakan pendapatnya
dari tinjauannya masing-masing.1
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai suatu kesatuan
masyarakat termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.\
Pembentukan desa ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan prakarsa masyarakat desa, asal usul, adat istiadat, kondisi sosial budaya
masyarakat desa, serta kemampuan dan potensi desa.

1
Numan, Strategi Pembangunan Daerah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), Cet. ke-3, hlm. 226.

4
Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan yang berkedudukan sebagai mitra kerja
pemerintahan desa dalam memberdayakan masyarakat desa dengan berpedoman pada
peraturan Perundang-Undangan.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dalam system pemerintahan nasional dan berada di daerah
kabupaten.
Desa juga dapat dikatakan sebagai suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok
manusia dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu wujud atau
kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, social, ekonomi,
politik dan cultural yang saling berinteraksi antar unsur tersebut dan juga dalam
hubungannya dengan daerah-daerah lain.
Desa dalam arti umum juga dapat dikatakan sebagai permukiman manusia yang
letaknya di luar kota dan penduduknya bermata pencaharian dengan bertani atau bercocok
tanam.2

Berikut ini adalah definisi dari desa menurut ahlinya.

1. Wikipedia
Pengertian desa menurut Wikipedia adalah sebuah aglomerasi permukiman di area
perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia dibawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa.
2. W.S. Thompson
Pengertian desa menurut W. S. Thompson adalah salah satu tempat yang menampung
penduduk
3. I Nyoman Beratha
Pengertian desa menurut I Nyoman Beratha adalah kesatuan masyarakat hukum
berdasarkan susunan asli yang memiliki badan pemerintah di dalam suatu wilayah
kecamatan.
4. R.H Unang Soenardjo

2
R.Bintarto, Desa-Kota, (Bandung:Alumni, 1986), hlm.11

5
Pengertian desa menurut R.H Unang Soenardjo adalah suatu kesatuan masyarakat
berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam suatu wilayah yang tertentu
batas-batasannya, memiliki ikatan lahir dan batin yang sangat kuat, baik karena
seketurunan maupun karena sama-sama memiliki kepentingan politik, ekonomi, sosial,
dan keamanan; memiliki susunan pengurus yang dipilih bersama; memiliki kekayaan
dalam jumlah tertentu dan berhak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri
5. Vernor C. Finch dan Glenn T. Trewartha
Pengertian desa menurut Vernor C. Finch dan Glenn T. Trewartha adalah tempat tinggal
yang terdiri dari persawahan dan bangunan sederhana
6. P.J. Bournen
Pengertian desa menurut P.J. Bournen adalah salah satu bentuk kuno dari kehidupan
bersama sebanyak beberapa ribu orang yang hampir semuanya saling mengenal.
Kebanyakan dari mereka hidup dari sektor pertanian, perikanan, dan usaha-usaha lainya
yang dapat dipengaruhi oleh hukum alam. Dalam tempat tinggal itu terdapat banyak
ikatan-ikatan keluarga.
7. Rifhi Siddiq
Pengertian desa menurut Rifhi Siddiq adalah suatu wilayah yang mempunyai tingkat
kepadatan rendah yang dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial yang bersifat
homogen, bermata pencaharian di bidang agraris serta mampu berinteraksi dengan
wilayah lain di sekitarnya
8. D. Anderson
Pengertian desa menurut D. Anderson adalah suatu tempat yang memiliki jumlah
penduduk paling sedikit 2.500 jiwa
9. Koentjaraningrat
Pengertian desa menurut Koentjaraningrat adalah komunitas kecil yang menetap tetap di
suatu tempat.
10. Egon E. Bergel
Pengertian desa menurut Egon E. Bergel adalah setiap pemukiman para petani
11. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

6
Pengertian desa menurut KBBI adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah
keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala
desa) atau desa merupakan kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan.
12. Saniyanti Nurmuharimah
Pengertian desa menurut Saniyanti Nurmuharimah adalah wilayah yang dihuni oleh
masyarakat yang memiliki sistem pemerintahan sendiri
13. Paul H Landis
Pengertian desa menurut Paul H Landis adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya
kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut:
 Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa
 Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
 Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris adalah bersifat sambilan
14. UU No 6 Tahun 2014
Pengertian desa menurut UU. No. 6 Tahun 2014 adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
15. UU No. 22 Tahun 1999
Pengertian desa menurut UU. No. 22 Tahun 1999 adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten.
16. UU. No. 5 Tahun 1979
Pengertian desa menurut UU. No 5 Tahun 1979 adalah suatu wilayah yang ditempati
oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk didalamnya kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di

7
bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
17. William Ogburn Dan MF. Nimkoff
Pengertian desa menurut William Ogburn Dan MF. Nimkoff adalah kesatuan organisasi
kehidupan sosial di dalam daerah terbatas
18. S. D Misra
Pengertian desa menurut S.D. Misra adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan
kumpulan daerah pertanian dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara 50-1000 are.
19. R. Bintarto
Pengertian desa menurut R. Bintarto adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan
pengaruh timbal balik dengan daerah lain.
20. Sutarjo Kartohadikusumo
Pengertian desa menurut Sutarjo Kartohadikusumo adalah kesatuan hukum tempat
tinggal suatu masyarkat yang berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri
merupakan pemerintahan terendah di bawah cama
21. Bambang Utoyo
Pengertian desa menurut Bambang Utoyo adalah tempat sebagian besar penduduk yang
bermata pencaharian di bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan.
22. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005
Pengertian desa menurut Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
23. UU. No. 32 Tahun 2004
Pengertian desa menurut UU. No. 32 Tahun 2004 adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas-batas wilayah tertentu, berwenang untuk mengatur dan mengurus
tugas kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di
kabupaten/kota.

8
B. Ciri, Unsur dan Fungsi Desa
1. Ciri/Karakteristik Desa
Karakteristik desa secara umum dapat dilihat dari kondisi alam dan kehidupan
masyarakatnya. Kondisi alam di desa ditunjukan dengan lahan yang didominasi oleh
sawah, kebun, ladang yang dimanfaatkan penduduk sebagai sumber penghasilan.
Karakteristik Masyarakat desa yang masih menjunjung tinggi etika dan budaya setempat
seperti suka bergotong royong, kekeluargaan, suka bermusyawarah, religious, hidup
sederhana, ramah, saling mengenal, dengan baik sesama tetangga karena corak
kehidupan masyarakat desa relative homogeny dan memiliki hubungan yang intim dan
awet. Menurut Jamaludin (2015) kehidupan masyarakat desa dicirikan dengan
karakteristik diantara nya :
 Umumnya hidup dalam situasi kemiskinan dengan mata pencaharian yang
bergantung pada kondisi Geografis desa seperti petani, nelayan, ternak, kerajinan
tangan dan pedagang kecil.
 Masyarakat memenuhi kebutuhan untuk makan dari bahan yang ditanam sendiri
dikebun atau sawah miliknya.
 Dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang teguh tradisi, nilai-nilai dan adat
secara turun temurun untuk memelihara kelnagsungan hidupnya dan lingkungannya.
Secara Psikologis, masyarakat desa cenderung memiliki sifat yang suka curiga
terhadap orang luar. Disisi lain, masyarakat desa dapat bersikap suka membantu,
cermat, dan menghormati orang lain.

Beberapa ciri khas yang menggambarkan penduduk desa ialah sebagai berikut :

 Kehidupan dan mata pencaharian di desa sangat erat hubungan nya dengan alam.
 Pada umumnya anggota keluarga mengambil peran dalam kegiatan bertani dengan
tingkat keterlibatan yang berbeda-beda.
 Masyarakat desa sangat terikat dengan lingkungan dannilai-nilai yang dianutnya.
 Terbangun kekerabatan yang kuat, pola kehidupan keluarga dan masyarakat yang
saling bergantung sehingga berkembang nilai gotong royong dan suka bekerja sama,
memiliki perasaan sepenanggungan dan tolong-menolong.

9
 Kehidupan masyarakat desa masih tampak bercorak feodalisme meskipun dalam
perkembangan nya masih berkurang.
 Masyarakat desa banyak yang berkaitan dengan tradisi, norma, adat yang
berkembang secara turun temurun dan rutin dilakukan sehingga masyarakat desa
cenderung dikatakan “Statis”.
 Keterbukaan dan keterlibatan dalam hal keagamaan sangat kental.
 Angka kemiskinan dides sangat tinggi disebabkan karena kondisi alam atau
kepadatan penduduk dengan beban tanggungan keluarga besar dan lahan pekerjaan
bagi masyarakat yang terbatas.3

2. Unsur Desa
Menurut Bintarto dan surastopo (1779) perlu untuk diperhatikan tiga unsur desa yang
penting ialah :
 Unsur daerah, dalam artian tanah-tanah di desa yang produktif dan yang tidak
produktif, beserta penggunaanya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang
merupakan unsur geografi setempat.
 Unsur penduduk, dalam hal ini meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan,
penyebaran dan mata pencaharian penduduk setempat.
 Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan tata
desa jadi seluk beluk masyarakat desa.4

3. Fungsi Desa
Menurut Bintarto adapun fungsi dari desa sebagai berikut :
 Dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan hinterland atau daerah
dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberi bahan makan pokok seperti padi,
jagung, ketela, di samping bahan makan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan,
dan bahan makan lain yang berasal dari hewan.
 Desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah
dan tenaga kerja.

3
Gunawan Prayitno Dkk, Perencaaan Desa Terpadu, (Jawa Timur : Cv.Ae Media Grafika,2019), hlm,3.
4
Dilahur,Georafi Desa Dan Pengertian Desa, Forum Geografi No.14 dan 15 Th.VIII, Juli dan Desember 1994.

10
 Dari segi kegiatan kerja, desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa
industri, desa nelayan dan sebagainya.

C. Potensi Desa
Menurut Bintarto potensi desa terbagi kedalam dua bagian diantaranya :
1. Potensi fisik desa meliputi
 Tanah, dalam arti sumber tambang dan mineral, sumber tanaman yang merupakan
sumber mata pencaharian dan penghidupan.
 Air, dalam arti sumber air, keadaan atau kualitas air dan tata airnya untuk
kepentingan irigasi, pertanian dan keperluan sehari-hari.
 Iklim, yang merupakan peranan penting bagi desa agraris.
 Ternak, dalam artian fungsi ternak di desa sebagai sumber tenaga, sumber bahan
makan dan sumber keuangan.
 Manusia, dalam arti tenaga kerja sebagai pengolah tanah dan sebagai produsen.

2. Potensi Nonfisik desa meliputi :


 Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong dan dapat merupakan suatu
kekuatan berproduksi dan kekuatan membangun atas dasar kerja sama dan saling
pengertian.
 Lembaga-lembaga sosial, pendidikan dan organisasi-organisasi social desa yang
dapat memberikan bantuan social serta bimbingan dalam arti positif.
 Aparatur atau pamong desa yang menjadi sumber kelancaran dan tertibnya
pemerintahan desa.5

D. Pola Pemukiman
Pola pemukiman penduduk disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik
daerahnya. Kondisi fisik yang dimaksud antara lain meliputi iklim, kesuburan tanah, dan
topografi wilayah. Pengaruh kondisi fisik ini sangat terlihat pada pola pemukiman didaerah
pedesaan, sedangkan didaerah perkotaan kurang begitu jelas, mengingat penduduk kota

5
R.Bintarto, Desa-Kota, (Bandung: Alumni,1986), h.18.

11
sangat padat, kecuali yang bertempat tinggal sepanjang aliran sungai, biasanya membentuk
pola linier mengikuti aliran sungai.
Menurut Bintarto, terdapat enam pola pemukiman penduduk desa, yaitu :
1. Memanjang jalan, didaerah plain (datar) susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan
sungai. Contoh desa ini dapat dilihat di daerah Bantul-Yogyakarta, dan merupakan Line
Village atau pola desa yang memanjang
2. Memanjang Sungai.
3. Radial, pola desa ini berbentuk radial terhadap gunung dan memanjang sepanjang sungai
dilereng gunung.
4. Tersebar, pola desa didaerah karst gunung adalah tersebar atau scattered, merupakan
nucleus yang berdiri sendiri.
5. Memanjang pantai, didaerah pantai susunan desa nelayan berbentuk memanjang seperti
pantai. Contoh ini terdapat didaerah Rengasdengklok Jawa Barat dan didaerah Tegal.
6. Memanjang pantai dan sejajar dengan kereta api.

Menurut Alvin L.Bertrand, berdasarkan pemusatan masyarakatnya, pola pemukiman


penduduk desa dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Nucleated Vilage, yaitu penduduk desa hidup bergerombol membentuk suatu kelompok
yang disebut dengan nucleus.
2. Line Village, yaitu pemukiman penduduk yang menyusun tempat tinggalnya mengikuti
jalur sungai atau jalur jalan dan membentuk deretan perumahan.
3. Open Country Village, yaitu dimana penduduk desa memilih atau membangun tempat-
tempat kediamanya tersebar disuatu daerah pertanian, sehingga dimungkinkan adanya
Hubungan dagang, karena adanya perbedaan produksi dan kebutuhan. Pola ini disebut
juga Trade Centre Community.6

E. Klasifikasi Desa dan Tipologi Desa

6
Hary Febrinto Dkk, Analisis Pola Sebaran Permukiman Berdasarkan Kondisi Fisiografi di Nagari Balah Aie
Timur Kecamatan Vll Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman, UNM Geographic Journal, Volume 2
Nomor 1 September 2018, hlm, 43.

12
Berdasarkan intruksi Mentri Dalam Negeri RI Nomor 11 Tahun 1972 tentang
Pelaksanaan Klarifikasi dan Tipologi Desa di Indonesia digolongkan dalam tiga tingkatan
yakni:
1. Desa swadaya
Merupakan desa yang paling terbelakang dengan budaya kehidupan tradisonal dan sangat
terikat dengan adat istiadat. Desa ini biasanya memiliki tingkat kesejahteraan yang sangat
rendah, sarana dan prasarana minim serta sangat tergantung pada alam. Secara umum
ciri-ciri desa swadaya sebagai berikut:
 Lebih dari 50% penduduk bermata pencaharian di sektor primer (berburu, menangkap
ikan dan bercocok tanam secara tradisional).
 Produksi desa sangat rendah di bawah 50 juta rupiah per tahun.
 Adat istiadat masih mengikat kuat.
 Pendidikan dan keterampilan rendah, kurang dari 30% yang lulus sekolah dasar.
 Prasarana masih sangat kurang.
 Kelembagaan formal dan informal kurang berfungsi dengan baik.
 Swadaya masyarakat masih sangat rendah sehingga kerapkali pembangunan desa
menunggu intruksi dari atas.10

2. Desa swakarsa
Merupakan desa yang engalami perkembangan lebih maju dibandingkan desa swadaya.
Desa ini telah memiliki landasan lebih kuat dan berkembang lebih baik serta lebih
kosmopolit. Desa swakarsa penduduknya mulai melakukan peralihan mata pencaharian
dari sektor primer ke sektor lain. Secara umum ciri-ciri desa swakarsa sebagai berikut:
 Mata pencahian penduduk mulai bergeser dari sektor primer ke industri, penduduk
desa mulai merupakan teknologi pada usaha taninya, kerajinan dan sektor sekunder
mulai berkembang.
 Produksi desa masih pada tingkat sedang, yaitu 50-100 juta rupiah setiap tahun.
 Kelembagaan formal dan informal mulai berkembang, adat 4-6 lembaga yang hidup.
 Keterampilan masyarakat dan pendidikannya pada tingkat sedang 30-60% telah lulus
SD bahkan ada beberapa yang telah lulus sekolah lanjutan.

13
 Fasilitas dan prasarana mulai ada meski tidak lengkap, paling tidak ada 4-6 sarana
umum yang tersedia di masyarakat.
 Swadaya masyarakat dan gotong-royong dalam pembangunan desa mulai tampak
meski tidak sepenuhnya.

3. Desa Swasembada
Merupakan desa yang memiliki kemandirian lebih tinggi dalam segala bidang terkait
dengan aspek sosial dan ekonomi. Desa swasembada mulai berkembang dan maju dengan
petani yang tidak terikat dengan adat istiadat atau pola tradisional. Prasarana dan sarana
lengkap dengan perekonomian lebih mengarah pada industri barang dan jasa. Sektor
primer dan sekunder lebih berkembang. Ciri-ciri desa swasembada sebagai berikut:
 Mata pencaharian penduduk sebagian besar disektor jasa dan perdagangan.
 Produksi desa tinggi dengan penghasilan usah diatas 100 juta rupiah pertahun.
 Adat istiadat tidak mengikat lagi meskipun sebagian masyarakat masih
menggunakannya.
 Kelembagaan formal dan informal telah berjalan sesuai dengan fungsinya dan telah
hidup.
 Keterampilan masyarakat dan pendidikannya pada tingkat 60% telah lulus SD sekolah
lanjutan bahkan ada beberapa yang telah lulus perguruan tinggi.
 Fasilitas dan prasarana mulai lengkap dan baik.
 Penduduk sudah memiliki inisiatif sendiri melalui swadaya dan gotong royong dalam
pembangunan desa.

Kemajuan desa berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat. Desa yang dekat
dengan kota akan memiliki kebiasaan, gaya hidup, tata nilai dan percepatan
pembangunan yang berbeda dari desa yang jaraknya jauh dari kota.

1. Tipologi desa adalah keadaan dan kenyataan karakteristik geografis, sosiologis,


antropologis, ekonomi, dan ekologi desa yang khas, serta perubahan atau
perkembangan dan kemajuan desa.

14
2. Tipologi desa adalah keadaan dan kenyataan karakteristik geografis, sosiologis,
antropologis, ekonomi, dan ekologi desa yang khas, serta perubahan atau
perkembangan dan kemajuan desa.
3. Tipologi Desa merupakan fakta, karakteristik dan kondisi nyata yang khas, keadaan
terkini di desa, maupun keadaan yang keadaan yang berubah, berkembang dan
diharapkan terjadi di masa depan (visi desa).

Setiap Desa harus memiliki Tipologi Desa dan semua informasi harus tergambar dalam
Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) tahun berjalan. Dalam melakukan
Pengelompokkan Tipologi Desa sekurang-kurangnya didasarkan atas hal-hal sebagai
berikut:

 Berdasarkan kekerabatan, dikenal desa geneologis, desa teritorial dan desa campuran.
 Berdasarkan hamparan, dapat dibedakan desa pesisir/desa pantai, desa dataran
rendah/lembah, desa dataran tinggi, dan desa perbukitan/pegunungan.
 Berdasarkan pola permukiman, dikenal desa dengan permukiman menyebar,
melingkar, mengumpul, memanjang (seperti pada bantaran sungai/jalan)
 Berdasarkan pola mata pencaharian atau kegiatan utama masyarakat dapat dibedakan
desa pertanian, desa nelayan, desa industri (skala kerajinan dan atau manufaktur
dengan teknologi sederhana dan madya), serta desa perdagangan (jasa-jasa); dan
 Berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan desa dapat dikategorikan desa
tertinggal atau sangat tertinggal, desa berkembang, serta desa maju atau mandiri.
Kategorisasi ini dilakukan dengan pendekatan ilmiah yang didukung data statistik
sehingga didapatkan peringkat kategoris kemandirian atau kemajuan desa.

Tipologi Desa harus berdasarkan perkembangan desa dengan data Indeks Desa
Membangun (IDM). Melalui musyarawarah desa akan didapatkan perencanaan program
atau kegiatan prioritas desa baik yang berskala desa maupun berskala kabupaten.

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif bersifat deskriptif analitis.
Sugiono (2009) Deskriptif analitis adalah adalah suatu metode yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau
sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
peranan kepala desa dalam pembangunan pos kamling di desa Sungai Manasib Kecamatan
Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau.
a. Subjek Penelitian
Suharsimi (2016) Subjek Penelitian memberi batasan subjek penelitian sebagai benda,
hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang
dipermasalahkan.
b. Metode Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu tekhnik pengumpulan data, agar data
yang dibutuhkan dapat diperoleh secara relevan dan terpercaya.
 Observasi
Observasi merupakan suatu tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan pengamatan melalui indera penglihatan tanpa mengajukan pertanyaan
serta membutuhkan ingatan yang kuat terhadap kegiatan yang sudah dilihat dan
diamati sebelumnya. Tekhnik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Namun pada hakikatnya manusia
tidak pernah luput dari sifat pelupa, untuk mengatasi masalah itu semua, maka alat-
alat pendukung seperti kamera, alat-alat elektronik yang dapat mendukung dalam
suatu penelitian, video, maupun catatan. Dalam hal ini peneliti memperoleh
informasi dengan observasi bagiamana peranan kepala desa dalam membangun
pasar baru di desa sungai manasib kecamatan bangko pusako kabupaten rokan hilir.
 Dokumentasi

16
Dokumentasi adalah suatu tekhnik dalam pengumpulan data yang berfungsi sebagai
alat untuk data pendukung dalam suatu penelitian yang saling keterkaitan. Menurut
(Sugiyono, 2011), dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang. Namun
perlu untuk diketahui baahwa tekhnik dokumentasi memiliki suatu kelemahan
yaitu, tidak semua dokumentasi memiliki kredibilitas yang tinggi.
c. Sumber Data
Data dapat berbentuk keterangan-keterangan yang memberi penjelasan tentang suatu
hal. Adapan jenis data yang digunakan didalam penelitian ini adalah :
 Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan hasil dari
suatu kegiatan wawancara dengan subjek sebagai informan yang terkait dengan
fenomena yang akan diteliti. Data primer dapat berupa dan mengenai identitas, etos
kerja, motivasi kerja dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti sebelumnya
telah melakukan prariset atau observasi dilapangan dengan melakukan wawancara
secara tidak mendalam. Dengan melakukan observasi, data primer yang diperoleh
dari hasil wawancara dengan pihak tertentu seperti kerjasama kepala desa dengan
masyarakat dalam membangun pasar baru di desa sungai manasib kecamatan
bangko pusako kabupaten rokan hilir. Dengan melakukan observasi, peneliti
memperoleh informasi mengenai peran atau keikutsertaan dalam mendukung
pembangunan pasar baru di desa sungai manasib.
 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari media cetak atau sebagai data
pendukung. Data ini dapat diperoleh dari skripsi-skripsi, buku-buku, jurnal-jurnal
dan lain sebagainya. Dalam hal ini peneliti mendapatkan data langsung dari kantor
lurah atau yang biasa disebut kantor balai Desa Sungai ManasibKecamatan Bangko
Pusako Kabupaten Rokan Hilir yang meliputi jumlah penduduk, Jumlah KK,
kelompok pekerjaan, jumlah gender,kelompok usia, pendidikan dan kelompok desa.

B. Lokasi Penelitian

17
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Manasib Kecamatan Bangko Pusako Provinsi
Riau. Desa ini merupakan desa yang letaknya dekat dengan sungai Rokan. Untuk lebih
jelasnya bisa melihat Peta Google Earth di bawah.

C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 (Tiga) Minggu mulai dari tanggal 24 Mei 2021 sampai
tanggal 31 Mei 2021.

18
BAB IV

PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
1. Sejarah Desa Sungai Manasib
Kepenghuluan Sungai Manasib merupakan bagian dari Kecamatan Bangko
Pusako Kabupaten Rokan Hilir yang dimekarkan pada Tahun 2005. Sejak terbentuknya
pada tahun 2005 Kepenghuluan Sungai Manasib sebagai pejabat sementara dijabat oleh
Abdul Majid dan pada tahun 2014 diadakan lagi pemilihan penghulu yang dipilih oleh
Masyarakat adalah Bapak Sukri dan dan sampai sekarang ini masih menjabat sebagai
Penghulu Sungai Manasib Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir.
Dari dulu hingga sekarang Kepenghuluan Sungai Manasib merupakan kawasan
perkebunan rakyat dengan hasil kelapa sawit. Disamping itu ada juga yang bermata
pencaharian nelayan karena desa Sungai manasib bisa dikatakan dekat dengan sungai.
Pada Tahun 1999 terbentuklah Kabupaten Rokan Hilir yang mana Kecamatan
Bangko Pusako berada dalam wilayah Kabupaten Rokan Hilir. Sejalan dengan
perkembangan wilayah kecamatan dengan pertumbuhan jumlah penduduk maka pada
tanggal 4 november 2002 terbentuklah kecamatan defenetif Bangko Pusako, Kabupaten
Rokan Hilir dan sesuai dengan pembagian wilayah Kecamatan Kepenghuluan Sungai
Manasib dalam wilayah Kecamatan Bangko Pusako.
Kepenghuluan Sungai Manasib merupakan salah satu dari 13 (tiga belas)
kepenghuluan yang ada di Kecamatan Bangko Pusako yang memiliki penduduk dari
berbagai etnis antara lain etnis Melayu, Batak, Jawa, Minang, bugis dan lain sebagainya
dengan luas wilayah 35 Kilometer Persegi. Adapun batas-batas wilayah Kepenghuluan
Sungai Manasib adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kepenghuluan Teluk Bano I
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kepenghuluan Bangko Kanan
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kepenghuluan Pematang Ibul
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Rokan

19
Kepenghuluan Sungai Manasib sebagian besar adalah wilayah dataran rendah dan
perbukitan. Letak Kepenghuluan Sungai Manasib adalah 320 meter dari permukaan
laut, sementara iklim di Kepenghuluan Sungai Manasib sebagaimana iklim di
Kepenghuluan lain di wilayah Kecamatan Bangko dengan dua musim yakni kemarau
dan hujan, namun musim kemarau lebih dominan daripada musim hujan. Jarak dari
Kepenghuluan Sungai Manasib menuju ke ibu kota kecamatan yaitu 6 km dengan waktu
tempuh kurang lebih 15 menit, jarak ke ibu kota Kabupaten Rokan Hilir yaitu 40 km
dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam.

Penduduk merupakan unsur terpenting bagi Kepenghuluan Sungai Manasib yang


meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk.
Jumlah penduduk di Kepenghuluan Sungai Manasib sampai dengan Maret 2021
berjumlah 4.555 jiwa dengan 2.360 jiwa laki-laki dan 2.195 jiwa perempuan. Penduduk
Kepenghuluan Sungai Manasib mayoritas memeluk agama islam yaitu sebanyak 88%
dan menganut agama Kristen sebanyak 12%. Corak kehidupan masyarakat di
Kepenghuluan Sungai Manasib didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat.
Masyarakat yang memiliki unsur gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti
karena penduduk Kepenghuluan Sungai Manasib merupakan “face to face group”
dimana mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal diri sendiri.. Walaupun
terdapat perbedaan diantara mereka namun itu tidak menjadikan mereka berbeda baik
dari segi agama, suku, pendidikan maupun ekonomi. Kehidupan sosial ekonomi
masyarakat di Kepenghuluan Sungai Manasib beraneka ragam, dimana mata
pencaharian penduduknya sebagian besar bekerja sebagai petani atau pekebun kelapa
sawit, nelayan dan hanya sebagian kecil menekuni bidang bisnis jual beli dan Pegawai
Negeri Sipil.

Pasar baru kepenghuluan sungai manasib yang beralamatkan RT 06 / RW 03 Dusun


Darussallam Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu
tempat jual-beli dalam kegiatan perekonomian masyarakat sungai manasib yang
dibangun dalam program pembangunan Desa tahun tahun anggaran 2018 yang
diressmikan oleh kepala Desa atau Penghulu sungai manasib yaitu bapak Sukri.

20
Pasar Baru yang berada di kepenghuluan Sungai Manasib diusulkan oleh bapak kepala
desa yaitu Bapak Sukri serta di Gagasi oleh Dua Tokoh Sungai Manasib yaitu Bapak
Jakfar Nando dan Rudianto.

Alasan dibangunnya pasar ini merupakan sumbangan sukarela tanah milik kedua tokoh
ini, Menurut Jakfar yang juga Wakil Ketua Permusyawaratan (PBKEP) Sungai Manasib
agar memudahkan dalam melengkapi kebutuhan masyarakat dengan harga yang lebih
murah dibandingkan dengna berbelanja ke pasar modern dan dekat dengan lingkungan
setempat

Berikut Dokumentasi Saat Mewawancari Masyarakat yang faham dengan Sejarah Desa
Sungai Manasib

Berikut Dokumentasi Batas desa dan poto google Earth

21
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kepenghuluan Teluk Bano I

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kepenghuluan Bangko Kanan

22
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kepenghuluan Pematang Ibul

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Rokan

23
2. Letak dan Luas Desa Sungai Manasib
Adapun Letak dan luas Desa Sungai manasib ialah perhatikan tabel 2.1 beriku :
Tabel 2.1
Letak dan Luas Desa

1. Tahun 2021

1407102007
2. Kode Kemendagri
Sungai Manasib
3. Desa/Kepenghuluan
Bangko Pusako
4. Kecamatan
Rokan Hilir
5. Kabupaten/Kota
Riau
6. Provinsi
2005
7. Tahun Pembentukan
65,536 Km²
8. Luas Desa/Kelurahan
101°.14°-101°.34° BT dan 0°25°-0°45°
9. Letak Astronomis Desa LU

320 Meter Mdpl


10. Letak Administratif Desa
Petani, Perkebunan dan Nelayan
11. Tipologi

Letak dan Luas Desa di Kelurahan Desa Sungai manasib sampai pada than 2021
berjumlah 65,536 Km² untuk lebih jelasnya bisa melihat tbel diatas.

24
Tabel 2.2

Batas Wilayah

Batas Wilayah

Desa Sungai Manasib Sebelah Kepenghuluan Teluk Bano


1. Bangko Pusako
Utara 1

Desa Sungai Manasib Sebelah Kepenghuluan Bangko


2. Bangko Pusako
Timur Kanan

Desa Sungai Manasib Sebelelah Kepenghuluan Pematang


3. Bangko Pusako
Barat Ibul

Desa Sungai Manasib sebelah


4. Sungai Rokan Rohil
Selatan

Untuk batas wilayah di kepenghuluan desa Sungai Manasib memiliki batas-batas seperti
yang telah dilampirkan pada tabbel diatas.

Peta Google Earth

3. Demografi Desa Sungai Manasib


Tabel 3.1
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk kepenghuluan Sungai Manasib Tahun 2021

No Kategori Jumlah

1. 2.360 Jiwa
Jumlah Laki-Laki
2. 2.195 Jiwa
Jumlah Penduduk Perempuan
4.555 Jiwa
Jumlah Total

25
Jumlah Penduduk Desa di Kelurahan Desa Sungai manasib sampai pada than 2021
berjumlah 4.555 dengan 8 Rukun Keluarga dan 8 Rukun Warga Km² untuk lebih
jelasnya bisa melihat tbel diatas.

Tabel 3.2
Jumlah KK
Jumlah Kepala Keluarga (KK) kepenghuluan Sungai Manasib Tahun 2021

No Kategori Jumlah

Jumlah Kepala Kleuarga (KK) 1.164 KK


1.

Tabel 3.3
Kelompok Pekerjaan
Jumlah Kelompok Pekerjaan kepenghuluan Sungai Manasib Tahun 2021

Laki-laki Perempuan Jumlah


No Jenis Pekerjaan
(Orang) (Orang) (Orang)

1. 443 14 457
Petani

Buruh Tani 313 8 321


2.

Pegawai Negeri Sipil 16 19 35


3.
Pedagang Barang
1 2 3
4.
Kelontong

Montir 9 0 9
5.

Dokter Swasta 0 1 1
6.

Perawat Swasta 2 9 11
7.

Bidan Swasta 0 5 5
8.

Ahli Pengobatan 0 0 0
9.

26
Alternatif

TNI 2 0 2
10.

Guru Sawsta 8 30 38
11.

Dosen Swasta 0 0 0
12.

Pedagang Keliling 4 5 9
13.

Tukang Kayu 2 0 2
14.

Tukang Batu 20 4 24
15.
Karyawan Perusahaan
76 11 87
16.
Swasta

Wiraswasta 670 0 670


17.

Belum Bekerja 95 118 213


18.

Pelajar 477 691 1168


19.

Ibu Rumah Tangga 0 1189 1189


20.

Purnawirawan/Pensiun 0 0 0
21.

Perangkat Desa 7 2 9
22.

Buruh Harian Lepas 140 49 189


23.
Buruh Usaha Jasa
24. 0 0 0
Hiburan dan Pariwisata

Sopir 15 0 15
25.

Tukang Jahit 4 5 9
26.

Karyawan Honorer 56 52 108


27.

Wartawan 0 0 0
28.

Tukang Listrik 0 0 0
29.

Pemuka Agama 15 3 39
30.

27
Anggota Legislatif 0 0 0
31.

Kepala Daerah 0 0 0
32.

Apoteker 1 0 1
33.
Anggota Kabinet
0 0 0
34.
Kementrian

Gubernur 0 0 0
35.

Peneliti 0 0 0
36.

2.360 2.195 4.555


Jumlah Total (Orang)

Mata Pencahaarian Penduduk Desa di Kelurahan Desa Sungai manasib sampai pada
tahun 2021 memiliki pekerjaan dengan berbagai macam pekerjaan untuk lebih jelasnya
bisa melihat tabel diatas.

Tabel 3.4
Jumlah Gender
Jumlah Gender kepenghuluan Sungai Manasib Tahun 2021
Jenis Kelamin
No Rukun Tetangga (RT) Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. RT 01 240 225 465

2. RT 02 352 298 650

3. RT 03 449 415 864

4. RT 04 236 220 456

5. RT 05 254 232 486

6. RT 06 330 325 655

7. RT 07 267 250 517

8. RT 08 232 230 462

28
2.360 Jiwa 2.195 Jiwa 4.555
Jumlah

Untuk melihat jumlah Gender di Kelurahan Desa Sungai manasib sampai pada than
2021 dengan menghitung terlebih dahulu jumlah penduduk laki-laki dan perempuanya
untuk lebih jelasnya bisa melihat tabel diatas.

Tabel 3.5
Kelompok Usia.
Jumlah Kelompok Usia kepenghuluan Sungai Manasib Tahun 2021

Jumlah
No Kelompok Usia
Laki-laki P% Perempuan P%

Dibawah 1 Tahun 32 1% 55 3%
1.
2 s/d 4 Tahun 67 3% 59 3%
2.
5 s/d 9 Tahun 85 4% 75 3%
3.
10 s/d 14 Tahun 133 6% 127 6%
4.
15 s/d 19 Tahun 110 5% 106 5%
5.
20 s/d 24 Tahun 132 6% 137 6%
6.
25 s/d 29 Tahun 145 6% 154 7%
7.
30 s/d 34 Tahun 167 7% 164 7%
8.
35 s/d 39 Tahun 125 5% 149 7%
9.
40 s/d 44 Tahun 207 9% 212 10%
10.
45 s/d 49 Tahun 387 16% 360 16%
11.
50 s/d 54 Tahun 390 17% 265 12%
12.

29
55 s/d 59 Tahun 102 4% 95 4%
13.
60 s/d 64 Tahun 97 4% 96 4%
14.
65 s/d 69 Tahun 59 3% 29 1%
15.
70 s/d 74 Tahun 34 1% 57 3%
16.
Diatas 75 Tahun 88 4% 55 3%
17.
2.360 100% 2.195 100%
Jumlah

Untuk melihat kelompok usia dan presentasi Desa di Kepenghuluan Desa Sungai
manasib sampai di tahun 2021 untuk lebih jelasnya bisa melihat tbel diatas.

Tabel 3.6
Pendidikan
Jumlah Kelompok Pendidikan kepenghuluan Sungai Manasib Tahun 2021

Laki-laki Perempuan Jumlah


No Tingkat Pendidikan
(Orang) (Orang) (Orang)

1. Tamat SD/Sederajat 373 351 724

2. Tamat SMP/Sederajat 196 112 308

3. Tamat SMA/Sederajat 648 432 1.080

4. Tamat D-1/Sederajat 19 3 22

5. Tamat D-2/Sederajat 33 12 45

6. Tamat D-3/Sederajat 70 12 82

7. Tamat S-1/Sederajat 222 329 551

8. Tamat S-2/Sederajat 28 37 65

9. Tamat S-3/Sederajat 4 8 12

30
10. Tamat Paket C 12 17 29

Jumlah 1.605 1.313 2.918

Untuk melihat Tingkat Pendidikan Desa di Kepenghuluan Desa Sungai manasib sampai
di tahun 2021 untuk lebih jelasnya bisa melihat tabel diatas.

Tabel 3.7
Kelompok Suku
Jumlah Kelompok Suku kepenghuluan Sungai Manasib Tahun 2021
No Kelompok Suku Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Melayu 1.361 1.088 2.449

2. Jawa 501 672 1.173

3. Batak 316 302 618

4. Minang 120 87 207

5. Bugis 62 46 108

Jumlah 2.360 2.195 4.555

Untuk melihat kelompok suku di Kepenghuluan Desa Sungai manasib sampai di tahun
2021 memiliki lima jenis suku dengan suku terbayak ialah suku melayu untuk lebih
jelasnya bisa melihat tbel diatas.7

4. Pola Pemukiman
Pola pemukiman yang terdapat di kepenghuluan desa sungai manasi ialah pola
pemukiman Memanjang jalan, didaerah plain (datar) susunan desanya mengikuti jalur-
jalur jalan dan sungai. ada pula pola perkembangan nya ialah Line Village, yaitu

7
Data Kepenghuluan Sungai Manasib Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir.

31
pemukiman penduduk yang menyusun tempat tinggalnya mengikuti jalur sungai atau
jalur jalan dan membentuk deretan perumahan.
Berikut Dokumentasi Peta Google Earth desa Sungai Manasib

5. Ciri-ciri Desa Sungai Manasib


Desa sungai manasib tergolong kedalam desa Swasembada yang Merupakan desa dengan
memiliki kemandirian lebih tinggi dalam segala bidang terkait dengan aspek sosial dan
ekonomi. Desa swasembada mulai berkembang dan maju dengan petani yang tidak terikat
dengan adat istiadat atau pola tradisional. Prasarana dan sarana lengkap dengan
perekonomian lebih mengarah pada industri barang dan jasa. Sektor primer dan sekunder
lebih berkembang. Ciri-ciri desa swasembada sebagai berikut:
 Mata pencaharian penduduk sebagian besar disektor jasa dan perdagangan namun ada
juga yang disektor pertanian
 Produksi desa tinggi dengan penghasilan usah diatas 100 juta rupiah pertahun.
 Adat istiadat tidak mengikat lagi meskipun sebagian masyarakat masih
menggunakannya.

32
 Kelembagaan formal dan informal telah berjalan sesuai dengan fungsinya dan telah
hidup.
 Keterampilan masyarakat dan pendidikannya pada tingkat 60% telah lulus SD sekolah
lanjutan bahkan ada beberapa yang telah lulus perguruan tinggi.
 Fasilitas dan prasarana mulai lengkap dan baik.
 Penduduk sudah memiliki inisiatif sendiri melalui swadaya dan gotong royong dalam
pembangunan desa atau pembangunan lainya seperti contoh dalam pembangunan
pasar baru disungai manasib penghulu, perangkat desa dan masyarakat setempat juga
ikut serta untuk bergotong royong dalam pembangunan pasar baru di desa sungai
manasib.

6. Potensi Desa Sungai Manasib


Potensi Desa dibagi menjadi dua diantaranya :
a. Potensi fisik desa Sungai Manasib
 Tanah, dalam arti sumber tambang dan mineral, sumber tanaman yang merupakan
sumber mata pencaharian dan penghidupan. Di desa sungai manasib lebih
dominan dengan jenis tanah gambut sehingga masyarakat setempat mencari mata
pencaharian nya dengan bertani karena tanah gambut sangat cocok untuk bertani.
 Air, dalam arti sumber air, keadaan atau kualitas air dan tata airnya untuk
kepentingan irigasi, pertanian dan keperluan sehari-hari. Berdasarkan
Hidrologinya Didesa Sunga manasib memiliki banyak sungain namun airnya tidak
temasuk kedalam kategori air bersih. Masyarakat desa sungai manasib tidak
pernah menggunakan air sungai untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
mereka lebih dominan menggunakan sumur galian, penampung air hujan, dan lain
sebagainya.
 Iklim, yang merupakan peranan penting bagi desa agraris. Iklim di desa sungai
manasib sering berubah-ubah. jika musim panas atau dngin akan berpengaruh
terhadap pertanian,peternakan masyarakat didesa sungai manasib
 Ternak, dalam artian fungsi ternak di desa sebagai sumber tenaga, sumber bahan
makan dan sumber keuangan. Didesasungai manasib sebagian ada yang bermata
pencaharian seperti memiliki ternak bebek, ikan, ayam, sapid an lain sebagainya.

33
Mereka cenderung menjual hasil ternak nya kepada orang luar kadang juga
sebagai bahan makan seperti beternak ikan lele, patin, gurami dan lain sebagainya.
 Manusia, dalam arti tenaga kerja sebagai pengolah tanah, hasil ternak dan sebagai
produsen. Masyarakat di desa sungai manasib sebagian mengolah tanah dengan
membuat benteng untuk menanam cabe,tomat dan lain sebagainya ada juga yang
mengolah untuk dijadikan usaha batu bata.
b. Potensi Non fisik Desa Sungai Manasib
 Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong dan dapat merupakan
suatu kekuatan berproduksi dan kekuatan membangun atas dasar kerja sama dan
saling pengertian. Sepertihalnya dalam pembangunan pasar baru di Desa Sungai
manasib, kepala desa, perangkat desa dan masyarakat setempat ikut bergotong
royong atau berpartisipasi dalam pembangunan pasar baru disungai manasib demi
mewujudkan tempat belanja nyaman bagi masyarakat desa sungai manasib.
 Lembaga-lembaga sosial, pendidikan dan organisasi-organisasi social desa yang
dapat memberikan bantuan social serta bimbingan dalam arti positif. Didesa
sungai manasib banyak sekali organisasi sperti klub olahraga, ibu PKK,
Organisasi STM dan masih banyak lagi dan itu dibimbing langsung oleh
perangkat desa sesuai tugasnya.
 Aparatur atau pamong desa yang menjadi sumber kelancaran dan tertibnya
pemerintahan desa. Didesa sungai manasib dalam hal kegiatan yang berkaitan
dengan pembangunan atau lain-lain selalu dibimbing dan diarah serta diberikan
bantuan dari aparatur dan pamong desa sungai manasib.

7. Potensi Desa
Potensi fisik desa sungai manasib mulai dari potensi fisik maupun non fisik sangat sangat
diatur diolah dan dimanfaatkan dengan baik oleh perangkat desa dan masyarakat desa
sungai manasib seperti tanah diolah menjadi batu bata dan itu juga didukung oleh kepala
desa atau contoh lain nya seperti pembuatan pasar baru dimana tanah yang digunakan
ialah tanah yang diberikan oleh bapak jakfar selaku wakil ketua PBKEP dan bapak Ucok
selaku Dusun Warga disungai manasib dan itu juga didukung oleh kepala Desa dan
masyarakat sekitar.

34
8. Permasalahan Desa
Jika membahas tentang permasalahan di desa Sungai Manasib disini peneliti mengangkat
masalah mengenai bagaimana peran kepala desa dan masyarakat dalam pembangunan
pasar baru yang tanah nya telah disediakan dengan suka rela oleh bapak jakfar dan bapak
ucok, namun dalam kendala pembangunan tempat seperti ruko, masjid dan tempat lainya
masih terkendala didalam biaya. Didalam penelitian ini bagaimana peran kepala desa
dalam pembangunanya. Didalam pembangunan pasar baru kepala desa ikut serta dengan
memberikan bantuan sejumlah uang untuk pembangunan ruko,masjid,tempat berwudhu
dan lain sebagainnya disamping itu masyarakat di Desa Sungai manasib juga
memberikan bantuan berupa tenaga dan bergotong royong. Bantuan yang diberikan
memang berbeda tapi peran dan pasrtisipasi nya dalam pembangunan pasar tersebut
sangat luar biasa. yang dulu pasar tersebut belum terdapat bangunan seperti
ruko,masjid,tempat berwudhu dan lain sebagainya sekarang sudah terdapat bangunan
tersebut.
Dahulu sebelum pasar tersebut didirikan karena masyarakat merasa kesulitan jika ingin
berbelanja mengingat pasarnya sangat jauh dari desa sungai manasib disamping jauh
juga memerlukan biaya yang besar. Namun semenjak pasar tersebut didirikan
masyarakat desa sungai manasib merasa tidak kesulitan lagi walaupun pasar tersebut
hanya dibuka seminggu sekali namun tempat nya masih bisa dijangkau.
Masyarakat desa sungai manasib sangat berterimakasih kepada kepala desa serta kepada
bapak jakfar dan ucok atas inisiatif nya untuk membangun pasar baru didesa sungai
manasib.

B. Pembahasan.
Pasar baru kepenghuluan sungai manasib yang beralamatkan RT 06 / RW 03 Dusun
Darussallam Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu
tempat jual-beli dalam kegiatan perekonomian masyarakat sungai manasib yang dibangun

35
dalam program pembangunan Desa tahun tahun anggaran 2018 yang diressmikan oleh
kepala Desa atau Penghulu sungai manasib yaitu bapak Sukri.
Pasar Baru yang berada di kepenghuluan Sungai Manasib diusulkan oleh bapak
kepala desa yaitu Bapak Sukri serta di Gagasi oleh Dua Tokoh Sungai Manasib yaitu Bapak
Jakfar Nando dan Rudianto.
Alasan dibangunnya pasar ini merupakan sumbangan sukarela tanah milik kedua
tokoh ini, Menurut Jakfar yang juga Wakil Ketua Permusyawaratan (PBKEP) Sungai
Manasib agar memudahkan dalam melengkapi kebutuhan masyarakat dengan harga yang
lebih murah dibandingkan dengna berbelanja ke pasar modern dan dekat dengan lingkungan
setempat.
Sebagai kepala desa disungai manassib Bapak Sukri sangat mendukung dan ikut
serta dalam meberikan bantuan untuk pembangunan Pasar baru dengan sejumlah uang.
Dengan kondisi pasar yang masih sederhana, Pria 65 Tahun yang sudah 19 Tahun
menjabat Kepala Dusun ini berharap agar faisilitas yang ada dipasar diperhatikan oleh
pemerintah setempat dan Propinsi, walaupun Swadaya masyarakat tetap diupayakan beliau.
“Drs. H. Syamsuar, M.Si. Gubernur Riau periode 2019-2024 juga memiliki
pendukung yang banyak disini, Masyarakat juga sangat membutuhkan perhatian dari
propinsi sebagaimana komitmen dengan warga kemarin”, Ucap Jakfar menjelaskan.
Harapan mereka fasilitas pasar yang sangat perlu diperhatikan adalah akses masuk
pasar dan jalan lingkar sekitar pasar dan perbaikan fasilitas pendukung yang lain seperti
tempat berwuduk agar kenyamanan warga dan pedagang tetap terjaga.
“Miris kita lihat kondisi pasar kita seperti ini sudah lama tidak diperhatikan,” ucap
Jakfar juga orang tua dari salah satu perangkat Desa di Kepenghuluan Sungai Manasib ini.
Tambah beliau penerangan dilokasi pasar perlu juga diperhatikan agar keamanan pasar tetap
kondusif serta aman. Ditempat terpisah Rudianto alias ucok menambahkan, Lokasi pasar
dengan ukuran 50 m x 145 m merupakan sumbangsih dia dan jakfar untuk warga setempat
agar bisa memenuhi keperluan harian yang tidak jauh-jauh lagi ketempat lain berbelanja.
“Kami mencintai daerah Sungai Manasib, inilah bentuk kepedulian yang bisa kami
sumbangkan untuk masyarakat, Ucap Ucok yang juga Ketua Rw 03 Dusun Darussalam ini.
Disini kepala desa berperan untuk memberikan bantuan seperti sejumlah uang agar
uang tersebut bisa dipergunakan untuk melengkapi fasilitas untuk keperluan pasar baru

36
pasar tersebut didirikan karena masyarakat merasa kesulitan jika ingin berbelanja
mengingat pasarnya sangat jauh dari desa sungai manasib disamping jauh juga memerlukan
biaya yang besar. Namun semenjak pasar tersebut didirikan masyarakat desa sungai manasib
merasa tidak kesulitan lagi walaupun pasar tersebut hanya dibuka seminggu sekali namun
tempat nya masih bisa dijangkau.
Masyarakat desa sungai manasib sangat berterimakasih kepada kepala desa serta
kepada bapak jakfar dan ucok atas inisiatif nya untuk membangun pasar baru didesa sungai
manasib.

37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dirumuskan kesimpulan bahwa
Partisipasi Kepala Desa, perangkat desa dan masyarakat desa sungai manasib sangat kuat
seperti memberikan bantuan tanah, sejumlah uang dan gotong royong seluruh masyarakat
Sungai manasib. Didalam pembangunan pasar baru kepala desa ikut serta dengan
memberikan bantuan sejumlah uang untuk pembangunan ruko,masjid,tempat berwudhu dan
lain sebagainnya disamping itu masyarakat di Desa Sungai manasib juga memberikan
bantuan berupa tenaga dan bergotong royong. Bantuan yang diberikan memang berbeda tapi
peran dan pasrtisipasi nya dalam pembangunan pasar tersebut sangat luar biasa. yang dulu
pasar tersebut belum terdapat bangunan seperti ruko,masjid,tempat berwudhu dan lain
sebagainya sekarang sudah terdapat bangunan tersebut. Pasar baru semenjak pasar tersebut
didirikan masyarakat desa sungai manasib merasa tidak kesulitan lagi walaupun pasar
tersebut hanya dibuka seminggu sekali namun tempat nya masih bisa dijangkau.
Masyarakat desa sungai manasib sangat berterimakasih kepada kepala desa serta kepada
bapak jakfar dan ucok atas inisiatif nya untuk membangun pasar baru didesa sungai manasib
tersebut.

B. Saran
Dari Kesimpulan penelitian, dirumuskan saran-saran penelitian, yaitu :
1. Kepada seluruh masyarakat Desa sungai manasib diharapkan untuk belanja dipasar baru
sungai manasib dengan begitu pasar tersebut tetap ramai pengunjung dari pada harus
belanja ditempat lain karena pasar tersebut adalah usaha dari kepla desa, perangkat desa
dan masyarakat untuk mmpermudah pros belanja masyarakat Sungai Manasib
2. Lembaga pemerintah dan perangkat desa yang lainnya agar dapat memperhatikan
kesejahteraan masyarakatnya yaitu dengan memberikan bantuan berupa pendirian pasar
baru agar masyarakatnya tidak lagi belanja dengan jarak jauh yang dapat menguras

38
tenaga uangdan waktu. Belum lagi akses untuk pergi belanja dipasar kampong sebelah
harus melewati jalan yg begitu tidak memadai.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan jenis penelitian yang sejenis, diharapkan
untuk menambahkan pengetahuan tentang penelitian lebih dalam.

39
DAFTAR PUSTAKA

Numan. (2015). Strategi Pembangunan Daerah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


R.Bintarto. (1986). Desa-Kota. Bandung:Alumni.
Gunawan Prayitno Dkk. (2019). Perencaaan Desa Terpadu. Jawa Timur : Cv.Ae Media Grafika
Dilahur. (1994). Georafi Desa Dan Pengertian Desa. Forum Geografi No.14 dan 15 Th.VIII.
Data Kepenghuluan Sungai Manasib Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir.

40

Anda mungkin juga menyukai