Anda di halaman 1dari 17

Tugas Kelompok Dosen Pengampu

Evaluasi Pembelajaran Geografi Irma Fitri, S. Pd., M,Mat.

KONSEP EVALUASI

KELOMPOK 1

1. Sahrina (11911224056)
2. Ruhil Adiba (11911223768)
3. Nasrul Ikhsan (11911213752)
4. Nuzul Fauziah (11911224038)
5. Nurhanisa (11911220019)

JURUSAN/KELAS : PENDIDIKAN GEOGRAFI/V C


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1443 H / 2021 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb…

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan kekuatan hati dalam menyelesaikan makalah ini tentang “Konsep Evaluasi”
Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahan kepada nabi Muhammad
SAW yang menjadi tauladan bagi umat manusia yang merindukan keindahan syurga.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Geografi, serta untuk menambah ilmu
pengetahuan tentang Konsep Evaluasi. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibuk Irma Fitri, S. Pd., M,Mat. yang telah memberi arahan dan membimbing
kami Sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih tak lupa
kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini
baik secara moril maupun materil.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Sesungguhnya makalah ini tidaklah
sempurna kami mohon maaf apabila ada kekurangan dan dengan senang hati kami
menerima kritikan dan saran bagi pembaca yang budiman untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Atas segala masukan tersebut penulis mengucapkan terimakasih.

Pekanbaru, Jumat 10 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengukuran Evaluasi........................................................ 3
2.2 Pengertian Penilaian Evaluasi............................................................ 4
2.3 Pengertian Evaluasi Serta Hubunganya............................................. 5
2.4 Fungsi Evaluasi.................................................................................. 7
2.5 Tujuan Evaluasi.................................................................................. 9

BAB III PENUTUP


5.1 Kesimpulan......................................................................................... 13
5.2 Saran................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan
sebuah proses adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang akan mengetahui sampai sejauh mana
penyampaian pembelajaran atau tujuan pendidikan atau sebuah program dapat dicapai sesuai
dengan tujuan yang diinginkan. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus
dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Melalui Evaluasi, kita akan
mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan social,
sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik serta keberhasilan sebuah program.
Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran ada beberapa istilah yang sering
digunakan, baik secara bersamaan maupun secara terpisah. Istilah tersebut adalah
pengukuran. Penilaian, dan evaluasi. Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan
evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk
didalamnya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki.
Artinya ketiga kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam
pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan. Dan ketiga istilah tersebut memiliki
perbedaan namun saling berhubungan. Oleh sebab itu pada pembahasan kali ini akan
dibahas mengenai “Pengertian evaluasi, pengukuran, penilaian serta hubungannya dengan
evaluasi dalam pendidikan”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut :
a. Pengertian Pengukuran Evaluasi ?
b. Pengertian Penilaian Evaluasi ?
c. Pengertian Evaluasi Serta Hubunganya ?
d. Fungsi Evaluasi ?
e. Tujuan Evaluasi ?

2
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana Pengertian Pengukuran Evaluasi
b. Untuk mengetahui bagaimana Pengertian Penilaian Evaluasi
c. Untuk mengetahui bagaimana Pengertian Evaluasi Serta Hubunganya
d. Untuk mengetahui bagaimana Fungsi Evaluasi
e. Untuk mengetahui bagaimana Tujuan Evaluasi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran Evaluasi


Pengukuran merupakan salah satu prosedur yang dapat ditempuh untuk melakukan
evaluasi. Maksudnya pengukuran dilakukan dalam rangka mengumpulkan informasi dan
data yang diperlukan untuk membuat keputusan dalam evaluasi. Adapun istilah pengukuran
didefinisikan oleh Gronlund dan Linn (1985:5) dalam M. Ainin, 2006 berikut
ini. Measurement is the proces of obtaining a numerical description of the degree to wich an
individual processes a particular characteristic. It answer the quetion ‘How much?’. Artinya,
pengukuran adalah suatu proses untuk memperoleh deskripsi dalam bentuk angka-angka
mengenai tingkat dari sifat atau kemampuan yang dimiliki seseorang. Pengukuran
merupakan suatu konsep yang bermakna proses menerapkan angka-angka kepada benda atau
gejala berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian pengukuran
adalah suatu tindakan untuk menentukan jumlah atau kuantitas dari sesuatu, misalnya
panjang kain dan luas tanah.
Mengenai istilah pengukuran, Ahmann dan Glock dalam S. Hamid Hasan (1988)
menjelaskan “in the last analysis measurement is only a part, altough a very substansial part
of evaluation. It provides information upon wich an evaluation can be based... educational
measurement is the proces that attemps to obtain a cuantified representation of the degree to
wich a trait is prossessed by a pupil.” Pendapat ini hampir sama dengan pendapat Thorndike
dan Hagen (1972), Menhrens dan Hagen (1978), Nitko (1983), dan Walsh dan Betz (1985).
Sementara itu Wiersma dan Jurs (1985) mengemukakan “technically, measurement is the
assigment of numerals to objects or events according to rules that give numeral quantitative
meaning.”
Berdasarkan beberapa pengertian tentang pengukuran yang dikemukakan di atas,
dapat dikemukakan bahwa pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu. Kata “sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja
belajar, white board, dan sebagainya. Dalam proses pengukuran, tentu guru harus
menggunakan alat ukur (tes atau non-tes). Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki
derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun

4
variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes. Dalam
sejarah perkembangannya, aturan mengenai pemberian angka ini didasarkan pada teori
pengukuran psikologi yang dinamakan psychometric.

2.2 Pengertian Penilaian Evaluasi


Penilaian (asessment) hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan
pembelajaran. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas sistem penilaiannya. Depdikbud (1994) dalam Zainal Arifin (2009)
mengemukakan “penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi
secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai
siswa.” Kata “menyeluruh” mengandung arti bahwa penilaian tidak hanya ditujukan pada
penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai.
Gronlund mengartikan “penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari
pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana
peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu, Anthony J. Nitko (1996)
menjelaskan “assessment is a broad term defined as a process for obtaining information that
used for making decisions about students...” ketiga pengertian di atas jelas menunjukkan
bahwa penilaian lebih difokuskan pada peserta didik ebagai subjek belajar dan tidak
sedikitpun menyinggung komponen-komponen pembelajaran lainnya.
The task group on assessment and testing (TGAT) dalam Zainal Arifin (2009)
mendeskripsikan penilaian sebagai semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja
individu atau kelompok (Griffin & Nix, 1991:3). Popham (1995:3) mendefinisikan penilaian
dalam konteks pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan status
siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Boyer & Ewel mendefinisikan
penilaian sebagai proses  yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang
kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan
institusi.
Duncan dan Dunn (1992) dalam M. Ainin (2006) mengemukakan pengertian penilaian
sebagai proses mengumpulkan informasi oleh guru tentang murid, oleh guru tentang
pengajarannya, atau oleh siswa tentang kegiatan belajarnya. Dalam kurikulum 2004, istilah

5
asesmen populer dalam frasa asesmen otentik yang mengecu pada berbagai bentuk asesmen
yang merefleksikan hasil belajar siswa, motivasi, dan sikap mereka terhadap aktivitas kelas.
Asesmen otentik bisa berbentuk (a) asesmen performansi yang menuntut siswa memberikan
respon secara lisan atau tertulis; (b) portofolio, yaitu kumpulan sistematik tentang karya
siswa, misalnya karya tulis/artikel siswa mulai dari berbentuk konsep, revisi 1, revisi 2,
sampai berbentuk artikel yang dapat dianalisis untuk menunjukkan kemajuan belajar siswa
dalam rentang waktu tertentu; (c) asesmen diri, yaitu asesmen atau penilaian yang dilakukan
oleh siswa sendiri.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses atau
kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Keputusan yang dimaksud adalah keputusan
tentang peserta didik, seperti nilai yang akan diberikan atau juga keputusan tentang kenaikan
kelas dan kelulusan.
Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor penting yang menentukan
keberhasilan proses dan hasil belajar. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi
kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnyadan membantu peserta didik
mencapai perkembangan belajarnya secara optimal. Implikasinya adalah kegiatan penilaian
harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis.
Menurut Chittenden (Djemari, 2008:6) dalam S. Eko Putro Widoyoko (2009) kegiatan
penilaian dalam proses pembelajaran perlu diarahkan pada empat hal, yaitu :
a. Penelusuran, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menelusuri apakah proses
pembelajaran telah berlangsung sesuai yang direncanakan atau tidak. Untuk kepentingan
ini pendidik mengumpulkan berbagai informasi sepanjang semester atau tahun pelajaran
melalui berbagai bentuk pengukuran untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian
kemajuan belajar siswa.
b. Pengecekan, yaitu untuk mencari informasi apakah terdapat kekurangan-kekurangan
pada peserta didik pada proses pembelajaran.
c. Pencarian, yaitu untuk mencari dan menemukan penyebab kekurangan yang muncul
selama proses pembelajaran berlangsung.

6
d. Penyimpulan, yaitu untuk menyimpulkan tentang tingkat pencaapaian belajar yang telah
dimiliki peserta didik.1

2.3 Pengertian Evaluasi


Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa
Arab al-taqdir, dalam bahasa Indonesia yang berarti penilaian. Akar katanya adalah value
dalam bahasa Arab al-qimah, dalam bahasa Indonesia berarti nilai. 37 Dari penjelasan
tersebut dapat peneliti simpulkan evaluasi secara harfiah yaitu suatu proses penilaian dengan
tujuan tertentu agar hasil penilaian tersebut sesuai dengan yang diharapkan.
Ada beberapa para ahli mendefenisikan tentang pengertian evaluasi :
1. Secara umum evaluasi pendidikan dalam perspektif Islam adalah suatu proses sistematik
yang berlandaskan Al-Qur’an dan Al-Hadist untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan program-program kependidikan. Evaluasi pendidikan memiliki kedudukan
yang amat strategis karena hasil dari kegiatan evaluasi dapat digunakan sebagai input
untuk melakukan perbaikan kegiatan pendidikan2
2. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab 1
Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian,
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan
pada seriap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban
penyelenggaraan pendidikan.
3. Menurut Guba dan Lincoln mendefinisikan evaluasi sebagai a process for describing an
evaluand and judging its merit and worth, yang artinya: suatu proses untuk
menggambarkan evaluan (orang yang dievaluasi) dan menimbang makna dan nilainya.
Sax juga berpendapat evaluation is a proses through which a value judgement or
decision is made from a variety of observations amd from the background and training of
the evaluation yang artinya evaluasi adalah suatu proses di mana pertimbangan atau
keputusan suatu nilai dibuat dari berbagai pengamatan, latar belakang serta pelatihan
dari evaluator.3
1
Lihat Dkk, Ilmu Pendidikan, (Cet. I;Bandung:Sinar Baru 2005)hlm 242.
2
Ano Suharna, “Evaluasi Pendidikan Persfektif Islam”, Jurnal Qathruna Vol.3 No.2, juli-desember 2016, h. 52
diakses pada 15 November 2018 dari http://jurnal.uinbanten.ac.id
3
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2012),
hlm 8.

7
4. Menurut Oemar Hamalik mengartikan evaluasi pendidikan sebagai suatu proses
penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk
tujuan pendidikan. Menurut Wayan Nurkencana sebagaimana dikutip Supardi bahwa
evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai proses untuk menentukan nilai segala
sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
dunia pendidikan.
5. Sedangkan menurut Herlina evaluasi koleksi adalah kegiatan menilai koleksi
perpustakaan baik dari segi ketersediaan koleksi maupun pemanfaatan koleksi oleh
pemustaka.
6. Menurut Peggy Johnson evaluasi koleksi bisa dilakukan baik terhadap koleksi itu sendiri
maupun terhadap pengguna lainnya. Lebih jauh dijelaskan bahwa evaluasi terhadap
koleksi akan menghasilkan informasi mengenai aspek seperti: jumlah copy untuk setiap
judul dalam subjek tertentu, format bahan pustaka yang tersedia, usia dan kondisi bahan
pustaka, keluasan dan kedalaman ruang lingkup koleksi, bahasa yang digunakan dalam
sumber informasi yang tersedia dan informasi mengenai bahan-bahan yang digunakan
dan yang tidak digunakan.
7. Menurut Magrill dan Corbin mengemukakan evaluasi koleksi itu terkait dengan sejauh
mana koleksi tersebut meliputi jenis bahan pustaka didalamnya dan nilai setiap item
dalam hubungannya dengan item yang tidak ada dalam koleksi tersebut untuk
masyarakat yang dilayani dan untuk potensi user perpustakaan.
8. Evaluasi koleksi menurut Internasional Federation Of Library Association (IFLA)
sebagai dasar pengembangan koleksi, juga mencegah perpustakaan dikendalikan oleh
individu atau keadaan yang memaksakan pembelian bahan literatur secara acak atau
tidak sesuai dengan visi dan misi perpustakaan.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa evaluasi pendidikan adalah
proses penilaian segala sesuatu gunanya untuk mengetahui kemajuan peserta didik.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat peneliti simpulkan evaluasi koleksi tujuannya adalah
untuk melihat sejauh mana kondisi koleksi yang ada di dalam suatu perpustakaan yang di
dalam koleksi tersebut terdapat nilai informasi yang dibutuhkan pengguna.4

4
Siti Maryam, "Evaluasi Koleksi Perpustakaan Uin Syarif Hidayahtullah Jakarta Berdasar kan Analisis Penelitian
Dosen", Skripsi (Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M, Universitas Syarifhidayatullah, 2015), diakses pada
31 Oktober 2018 dari http://respository.uinjkt.ac.id

8
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang berdasarkan kriteria tertentu dengan berdasarkan
pengamatan yang telah ditentukan.

2.4 Pengertian Evaluasi Serta Hubunganya


Istilah evaluasi berbeda dengan istilah penilaian. Evaluasi digunakan dalam konteks
yang lebih luas dan bisa dilaksanakan baik secara eksternal maupun internal. Adapun
penilaian digunakan dalam konteks lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal,
yakni oleh orang-orang yang menjadi bagian suatu system.
Kedua istilah ini mempunyai pengertian sebagai suatu kegiatan menentukan
keberadaan nilai, seperti baik-buruk atau efektif-tidak efektif, terhadap objek yang
dievaluasi sesuai dengan tolak ukur tertentu, berdasarkan informasi atau data yang
dikumpulkan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Perbedaan penggunaan istilah ini
adalah pada lingkupnya, yaitu penilaian difokuskan pada kinerja tertentu, seperti hasil
belajar siswa. Sedangkan evaluasi menjangkau kinerja yang lebih luas, seperti proses belajar
mengajar dan hasil belajar.
Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan antara ketiganya, dapat
dipahami melalui contoh di bawah ini:
a. Apabila ada orang yang akan memberi sebatang penggaris kepada kita, dan kita disuruh
memilih antara dua penggaris yang tidak sama panjangnya, maka tentu saja kita akan
memilih yang “panjang”. Kita tidak akan memilih yang “pendek” kecuali ada alasan
yang sangat khusus.
b. Apabila kita membeli barang, maka kita akan memilih dahulu mana barang yang lebih
“baik” menurut ukurannya. Apabila ingin membeli sayur maka kita akan memilih sayur
yang segar, warnanya bagus, tidak ada yang busuk dll.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum menentukan pilihan, kita mengadakan
penilaian terhadap benda-benda yang akan dipilih. Dalam contoh pertama, kita memilih
yang lebih panjang. Sedangkan dalam contoh kedua kita menentukan dengan perkiraan
bentuk. Untuk dapat mengadakan penilaian, kita melakukan pengukuran terlebih dahulu.
Dan setelah mengetahui hasi pengukuran, kita mengadakan penilaian. Dengan demikian ada

9
dua macam ukuran, yakni ukuran yang terstandar dan ukuran perkiraan berdasarkan hasil
pengalaman.
Dari dua langkah kegiatan yang dilalui, itulah yang disebut evaluasi, yakni mengukur dan
menilai. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum mengadakan pengukuran.
a. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat
kuantitatif.
b. Menilai adalaah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.
Penilaian bersifat kualitatif.
c. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah yakni pengukuran dan penilaian5

2.5 Fungsi Evaluasi


Dengan mengetahui tujuan evaluasi ditinjau dari berbagai segi dalam sistem
pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa fungsi evaluasi ada beberapa hal:
a. Evaluasi berfungsi selektif Dengan mengadakan evaluasi guru dapat mengadakan seleksi
pada siswanya dengan tujuan memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu,
untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas, untuk memilih siswa yang seharusnya
mendapat beasiswa, atau untuk memilih siswa yang sudah berhak lulus.
b. Evaluasi berfungsi diagnostik. Apabila alat yang digunkan dalam evaluasi cukup
memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan dapat mengetahui
kelemahan siswa, dan sebab-sebab kelemahan siswa.
c. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan. Untuk dapat menetukan dengan pasti
dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan maka digunkanlah suatu kegiatan
evaluasi.Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama, akan berada
dalam kelompok yang sama dalam belajar.
d. Evaluasi berfungsi sebgai pengukuran keberhasilan.
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan.Keberahasilan program ditentukan oleh bebrapa factor yaitu factor guru, metode
mengajar, kurikulum, sarana, dan system kurikulum.
Evaluasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran mempunyai berbagai fungsi sebagai
berikut:

5
Arifin,Z, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:Rosda Karya),hlm 32.

10
a. Alat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan instruksional. Dengan adanya
evaluasi, kita dapat mengetahui apakah tujuan instruksional kita sudah tercapai atau
belum. Kalau belum dicari faktor penghambat tercapainya tujuan tersebut kemudian
dicari jalan keluar untuk mengatasinya. Di mana tujuan instruksional dari evaluasi
adalah perubahan-perubahan pada diri siswa.
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan
dengan hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru, dll yang
biasanya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
c. Dasar dalam menyusun laporan hasil belajar siswa kepada para orang tuanya. Isi laporan
hasil belajar siswa di dapat dari bahan-bahan evaluasi yang mencakup kemampuan dan
kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai=nilai prestasi
yang dicapainya.
d. Sebagai alat seleksi. Untuk mendapatkan calon-calon yang paling cocok untuk suatu
jabatan atau suatu jenis pendidikan tertentu, maka perlu diadakan seleksi bagi para
calon-calonnya. Hasil evaluasi yang dilaksanakan dapat memberikan gambaran yang
cukup jelas mana-mana calon yang paling memenuhi syarat untuk jenis jabatan atau
untuk jenis pendidikan tersebut.
e. Sebagai bahan-bahan informasi apakah anak-anak tersebut harus mengulang pelajaran
atau tidak. Apabila berdasarkan hasil evaluasi dari sejumlah bahan pelajaran yang kita
berikan pada seorang anak telah memenuhi syarat minimal untuk melanjutkan pelajaran
maka anak-anak tersebut dapat melanjutkan ke materi selanjutnya, tetapi jika tidak
memenuhi syarat minimal tersebut. Maka anak-anak tersebut harus mengulang pelajaran.
f. Sebagai bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan yang
cocok terhadap anak tersebut. Dengan evaluasi yang kita laksanakan dapat kita ketahui
segala potensi yang dimiliki oleh anak. Berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki oleh
seorang anak dapat diramalkan jurusan apakah yang paling cocok untuk anak-anak
tersebut di kemudian hari. Dengan jalan ini, dapatlah dihindari adanya salah pilih dalam
penentuan jurusan. Dan dengan demikian dapat pula dihindari pembuangan biaya yang
sia-sia karena pilihan yang tidak tepat.6

6
Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 55-56.

11
2.6 Tujuan Evaluasi
Dari uraian sebelumnya, tentunya kita mendapatkan gambaran mengenai tujuan
evaluasi dalam pendidikan. Jadi tujuan utama melakukan evaluasi dalam pendidikan adalah
untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai pencapaian tujuan instruksional oleh
siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya yang merupakan fungsi dari evaluasi.
Selain itu juga ada beberapa tujuan evaluasi yaitu sbb :
a. Menilai ketercapaian tujuan. Ada keterkaitan antara tujuan belajar, metode evaluasi, dan
cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan menentukan cara belajar siswa,
sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi yang digunakan oleh
seorang guru.
b. Mengukur macam-macam aspek pelajaran yang bervariasi. Belajar dikategorikan
sebagai kognitif, afektif, dan psikomotorik. Batasan tersebut umumnya dikaitak sebagai
pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi dalam
proporsi yang tepat. Jika guru menyatakan proporsi sama maka siswa dapat menekankan
dalam belajar dengan proporsi yang digunakan guru dalam mengevaluasi sehingga
mereka dapat menyesuaikan dalam belajar. Guru memilih sarana evaluasi pada
umumnya sesuai dengan tipe tujuan. Proses ini menjadikan lebih mudah dilaksanakan,
jika seorang guru menyatakan tujuan dan merencanakan evaluasi secara berkaitan.
c. Memotivasi belajar siswa. Evaluasi juga harus dapat memotivasi belajar siswa. Guru
harus menguasai bermacam-macam teknik memotivasi, tetapi masih sedikit di antara
guru-guru yang mengetahui teknik motivasi yang berkaitan dengan evaluasi. Dari
penelitian menunjukkan bahwa evaluasi memotivasi belajar siswa sesaat memang betul,
tetapi untuk jangka panjang masih diragukan, Hasil evaluasi menstimulasi tindakan
siswa. Rating hasil evaluasi yang baik dapat menimbulkan semangat atau dorongan
untuk meningkatkan atau mempertahankannya yang akhirnya memotivasi belajar siswa
secara kontinu
d. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum. Keterkaitan evaluasi
dengan instruksional adalah sangat erat. Hal ini karena evaluasi merupakan bagian dari
instruksional. Di samping itu, antara instruksional dengan kurikulum saling berkaitan.
Beberapa guru seringkali mengubah prosedur evaluasi dan metode mengajar yang

12
menurut mereka penting dan cocok, perubahan itu akan tepat, jika memang didasarkan
pada hasil evaluasi secara luas.
e. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian. Yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya
tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bias
disebabkan oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program pengajaran. Misalnya
kekurang tepatan dalam memilih metode dan alat bantu mengajar.7

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

7
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. (Cet. III; PT Bumi Aksara : Jakarta, 2008), h. 90-91.

13
Evaluasi dapat juga diartikan proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang
telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang di
evaluasi. Evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data
mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya
menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu.
Pengukuran sebagai proses memasangkan fakta-fakta objek dengan satuan-satuan ukuran
tertentu. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan penilaian adalah proses membandingkan
suatu objek atau gejala dengan menggunakan patokan tertentu seperti baik-tidak baik,
memenuhi syarat-tidak memenuhi syarat, dan sebagainya. Penilaian bersifat kualitatif.
Sedangkan evaluasi merupakan gabungan dari pengukuran dan penilaian. Tanpa salah
satunya, maka belum bisa dikatakan sebagai evaluasi.

3.2 Saran
Diharapkan setelah mempelajari dan memahami makalah ini, kita dapat mengamalkan
dengan baik, dan kita dapat mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kami sebagai
kelompok penyusun makalah meminta saran dan kritik pembaca, karena kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Lihat Dkk, Ilmu Pendidikan, (Cet. I;Bandung:Sinar Baru 2005).2

14
Ano Suharna, “Evaluasi Pendidikan Persfektif Islam”, Jurnal Qathruna Vol.3 No.2, juli-
desember 2016, h. 52 diakses pada 15 November 2018 dari http://jurnal.uinbanten.ac.id
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementerian Agama, 2012)
Siti Maryam, "Evaluasi Koleksi Perpustakaan Uin Syarif Hidayahtullah Jakarta Berdasar kan
Analisis Penelitian Dosen", Skripsi (Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M, Universitas
Syarifhidayatullah, 2015), diakses pada 31 Oktober 2018 dari http://respository.uinjkt.ac.id
Arifin,Z, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:Rosda Karya)
Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara,
2008)
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. (Cet. III; PT Bumi Aksara : Jakarta, 2008)

15

Anda mungkin juga menyukai