Anda di halaman 1dari 16

Kelompok V

DOMAIN EVALUASI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah : TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu : Dr. H. MAZRUR, M.Pd.

Disusun Oleh

FITRIANI
1801112285

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PALANGKA RAYA 2019 M/1440 H
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa


atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan
terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada bapak Dr. H. MAZRUR, M.Pd.
dosen mata kuliah TEKNOLOGI PEMBELAJARAN yang telah memberikan
tugas Makalah ini kepada saya sehingga dapat memicu motifasi saya untuk
senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai
“EVALUASI” sehingga dengan ini saya dapat menemukan hal-hal baru yang
belum saya ketahui.
Terima kasih juga saya sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
saya dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya makalah ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha
sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat
manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran  penulis
harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.

Palangkaraya, 25 November 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi...........................................................................3
B. Analisis Masalah.................................................................................5
C. Pengukuran Beracuan Kriteria............................................................5
D. Evaluasi Formatif dan Sumatif ..........................................................5
E. Cara Mengevaluasi Setiap Ranah atau Domain..................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan,
penerapan metode problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan
dengan alat-alat komunikasi modern, akan tetapi juga tanpa alat itu. Pada
hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu pendidikan yang sistematis dan
kritis tentang pendidikan.
Teknologi pendidikan memandang soal mengajar dan belajar sebagai
masalah atau problem yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah. Tujuan
teknologi pendidikn dikembangkan adalah untuk memecahkan persoalan
belajar manusia atau dengan kata lain mengupayakan agar manusia (peserta
didik) dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil secara optimal.
Pencapaian hasil secara optimal diperoleh melalui penggunaan media yang
efektif, keefektifan media dapat diketahui melalui proses evaluasi media.
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan
dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Melalui Evaluasi, kita akan
mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,
hubungan social, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik serta
keberhasilan sebuah program.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan yang akan dibahas adalah.
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi ?
2.  Apa yang dimaksut analisis masalah?
3.  Apa yang dimaksut pengukuran beracuan kriteria?
4. Apa yang dimaksut evaluasi formatif dan sumatif?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan maalah ini adalah.
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi.
2. Untuk mengetahui analisis masalah.
3. Untuk mengetahui pengukuran beracuan kriteria.
4. Untuk mengetahui evaluasi formatif dan sumatif

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang
berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).
Menurut Stufflebeam, dkk. (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The
process of delineating, obtaining, and providing useful information for
judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk
merumuskan suatu alternativekeputusan.
Guba dan Lincoln (Hamid Hasan, 1988) mendefinisikan evaluasi itu
merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti
sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa berupa
orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu.
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data
yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut
Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan
hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut. Zainul dan Nasution
(2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes
maupun non tes.
Menurut Bloom dan kawan-kawan dalam buku yang terkenal, yaitu 
Handbook Onformative and Summative Evaluation
of Student Learning yang khusus membicarakan evaluasi hasil belajar.
Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk dijadikan dasar
dalam menetapkan ada atau tidak perubahan-perubahan dan tingkat
perubahan yang terjadi pada diri anak didik. Dari penjelasan di atas
disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data
mengenai belajar yang dilakukan secara sistematis dan menurut prosedur

4
tertentu untuk dapat memberikan arti mengenai berbagai aspek belajar yaitu
aspek perolehan dalam belajar.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian
nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang
sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang
sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan
demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan
pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.
Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program
dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan
pendidikan dapat dicapai.
Evaluasi dalam pengertiannya yang luas merupakan kegiatan manusia
yang sudah lazim dilakukan. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu
mengevaluasi nilai kegiatan atau peristiwa menurut system nilai tertentu.
Dalam perhatian pada evaluasi yang lebih formal, menjadi jelaslah bahwa
untuk mengevaluasi seseorang perlu membandingkan hasil dengan tujuan.
Sehingga kajian evaluasi adalah penilailan kebutuhan.
Evaluasi adalah proses penentuan hasil, nilai dan manfaat suatu prose
atau produk dan bahwa evaluasi merupakan proses penelitian. Tujuan
evaluasi pendidikan berbeda dengan tujuan penelitian pendidikan yang lain.
Tujuan evaluasi ialah untuk memndukung perbuatan keputusan nilai yang
dapat diterima dan bukannya menguji hipotesis.
Evaluasi adalah proses penentuan kesesuaian pembelajaran dan belajar.
Evaluasi dimulai dengan analisis maslah. Analisis maslah merupakan langkah
awal yang penting dalam pengembangan dan evaluasi pembelajaran sebab
tujuan dan hambatan pembelajaran diperjelas dalam langkah ini.

5
Dalam domain evaluasi dibedakan antara evaluasi program, proyek dan
produk; masing-masing merupakan tipe evaluasi yang penting untuk desainer
pembelajran seperti halnya evaluasi formatif dan sumatif.
Evaluasi adalah penentuan nilai sesuatu. Dalam pendidikan, evaluasi
merupakan penentuan kualitas secara formal, efektifitas atau kurikulum.
Evaluasi menentukan langka-langkah yang meliputi :
1) Penetuan standar kualitas penilaian keputusan apakah standar itu harus
bersifat relative ataukah absolut
2) Mengumpulkan informasi yan relavan
3) Aplikasi standar untuk menentukan kualitas.
Penentuan nilai harus dilakukan secara jujur, akurat, dan sistematis.
Evaluasi dapat diklafikasikan menurut obyek yang dievaluasi. Perbedaan
yang umum adalah evaluasi program, proyek, dan produk (materi). Evaluasi
program-evaluasi yang menilai kegiatan pendidikan yang memberikan
layanan berdasarkan kriteria yang kontinyu dan sering melibatkan tawaran
kurikuler. Evaluasi proyek-evaluasi yang menilai kegiatan yang didanai untuk
priode waktu tertentu untuk melakukan tugas tertentu. Perbedaan utama
antara program dan proyek ialah bahwa program diharapkan untuk berlanjut
untuk periode waktu yang tidak tertentu, sedangkan proyek biasnya
diharapkan terjadi dalam waktu terbatas.
Evaluasi materi (produk pembelajaran) adalah evaluasi yang menilai
manfaat atau nilai intem fisik yang berhubungan dengan isi,termasuk buku,
petunjuk kurikuler, film,tape,dan produk pembelajaran yang lain. Dalam
domain evaluasi terdapat empat sub domain :
1) Analisis masalah
2) Pengukuran berencana kriteria
3) Evaluasi formatif
4) Evaluasi sumatif
B. Analisis Masalah
Analisis masalah (problem analysis) melibatakan penentuan sifat dan
parameter maslah dengan menggunakan strategi pemerolehan-informasi dan

6
strategi pembantuan-keputusan. Para evaluator telah yang cermat akan
dimulai pada saat program masih dalam tahap dikonseptualisasi dan
direncanakan. Program yang memfokuskan pada tujuan yang tidak dapat
diterima akan dinilai sebagai program yang tidak berhasil dalam memenuhi
kebutuhan.
Dengan demikian upaya evaluasi meliputi identifikasi kebutuhan,
penentuan malah menurut sifatnya, identifikasi kendala, sumber dan
karakteristik pembelajaran, dan penentuan tujuan dan prioritas (seels dan
Glasgow, 1990). Kebutuhan sidefinisikan sebagai “kesenjangan antara apa
yang ada dan apa yang seharusnya ada dalam bentuk hasil”, dan penilaian
kebutuhan merupakan studi sistematis mengenai kebutuhan ini. Penilaian
kebutuhan tidak dilakukan untuk mencapai evaluasi yang dapat dipertahankan
seiring kemajuan proyek. Tetapi, evaluasi dilakukan dengan tujuan agar
perencanaan program itu menjadi lebih sesuai.
C. Pengukuran Beracuan-Kriteria
Pengukuran beracuan kriteria (criterion-referenced measurement) melibatkan
teknik-teknik untuk menentukan penguasaan belajar pada isi yang sudah
ditentukan. Alat ukur beracuan kriteria sering digunakan tes. Instrument ini
ada alat ukur beracuan isi (content-referenced), beracuan tujuan (objective-
referenced), atau beracuan domain (domain-referenced). Hal ini disebabkan
kriteria untuk menentukn penguasaan itu ialah sejauh mana belajar mencapai
tujuan yang ditentukan.
Alat ukur beracuan kriteria memberikan informasi mengenai
penguasaaan pengetahuan seseorang, sikap atau keterampilan sesuai dengan
tujuan yang ditentukan keberhsilan pada tes beracuan kriteria seringkali
berarti kemampuan untuk melakukan kompetensi tertentu. Biasnya patokan
nilai tetentu diperlakukan, dan setiap orang yang mencpai atau melewati
patokan nilai itu dapat dikatakan lulus tes itu. Tidak ada batasan jumlah
peserta tes yang dapat lulus sebab keputusan tidak dikaitkan dengan orang
lain yang mengikuti tes itu.

7
Pengukuran beracuan kriteria memungkinkan belajar mengetahui
tingkat penguasaan mereka terhadap standar tertentu. Item-item beracuan
kriteria digunakan dalam pembelajaraan untuk mengukur apakah prasatanya
sudah dikuasai. Alat ukur beracuan kriteria yang diterapkan pasca
pembelajaran dapat menentukan pakah sebagian besar sari tujuan-tujuan yang
ditentukan dapat tercapai.
D. Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi formatif melibatkan pemerolehan informassi mengenai
penguasaan dan penggunaan informasi itu sebagai dasar untuk perekmbangan
lebih lanjut. Sedangkan evaluasi sumatif melibatkan pemerolehan informasi
mengenai penguasaan dan meggunakan informasi ini untuk membuat
keputusan tentang pemakaiannya. Penekanan evaluasi formatif pada awal
perekmbangan produk dan evaluasi sumatif pada akhir pembelajaran.
Merupakam perhatian utama pada teknologi pembelajaran.
Menurut Michel Scriven (1967) evaluasi formatif dilakukan selama
pengembangan atau peningkatan suatu program atau produk. Perbedaan
antara evaluasi formatif dan sumatif diringkas dala kalimat yang dibuat oleh
Bob Stake yaitu “ketika koki mencicipi sop itulah formatif dan ketika tamu
menikmati sop itulah sumatif”
Evaluasi sumatif dilakukan setelah selesai dan untuk kepentingan
audience ekstern atau untuk pembuat kepeutusan (misalnya agen dana,
pemakai di masa datang) meskipun dilakukan oleh evaluator intern, ekstern
atau paduan keduanya. Untuk kepentingan kredibilitas, penting sekali untuk
melibatkan evaluator eekstern dan dalm evaluasi sumatif daripada evaluasi
formatif.evaluasi ini jangan dirancukan dengan evaluasi hasil, yang hanya
merupakan evaluasi yang lebih difokuskan pada hasil daripada proses
evaluasi hasil ini bisa formatif atau sumatif.
Metode yang digunakan dalam evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
berbeda. Evaluasi formatif bergantungan pada review teknis (isi) dan tutorial,
baik melibatkan tryout kelompok kecil atau kelompok besar. Metode
pengumpulan datanya seringkali bersifat informal, seperti observasi. Evaluasi

8
sumatif menghendaki prosedur dan metode pengumpulan data secara lebih
formal. Evaluasi sumatif sering menggunakan studi kelompok secara
komparatif dalam desain kuasi-eksperimental.
E. Cara Mengevaluasi Setiap Ranah atau Domain
a. Kognitif
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu
mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa
ide, gagasan, metode, atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan
masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi
yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari
tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
b. Afektif
Tujuan dilaksanakannya penilaian hasil belajar afektif ádalah untuk
mengetahui capaian hasil belajar dalam hal penguasaan domain afektif
dari kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh setiap peserta didik
setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Teknik pengukuran dan
penilaian hasil belajar afektif terdiri atas dua yakni teknik testing, yaitu
penilaian yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya, dan teknik non-
testing, yaitu teknik penilaian yang menggunakan bukan tes sebagai alat
ukurnya.
Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya
menyangkut sikap dan minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian
ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu: a) laporan diri oleh siswa
yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim, b)
pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar
pengamatan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif,
karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah:

9
1) Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi,
gejala,  kesadaran, kerelaan, mengarahkan perhatian.
2) Merespon,  meliputi merespon secara  diam-diam, bersedia
merespon, merasa  puas  dalam merespon, mematuhi peraturan.
3) Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu
nilai, komitmen terhadap nilai.
4) Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami
hubungan abstrak, mengorganisasi sistem suatu nilai.
c. Psikomotor
Dalam penilaian hasil belajar psikomotor  atau keterampilan harus
mencakup   persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan
pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan
praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta
didik.Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan
observasi atau pengamatan. Dengan kata lain, observasi dapat
mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik.
Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik,kegiatan diskusi
peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan
alins ketika belajar. Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes
untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah
dikuasai oleh peserta didik.
Ranah ketrampilan motorik atau psikomotor dapat diartikan
sebagai serangkaian gerakan otot-otot yang terpadu untuk dapat
menyelesaikan suatu tugas. Sejak lahir manusia memperoleh
ketrampilan-ketrampilan yang meliputi gerakan-gerakan otot yang
terpadu atau terkoordinasi mulai yang paling sederhana misalnya
berjalan, sampai ke hal yang lebih rumit ; berlari, memanjat, dan
sebaginya. Akan tetapi ketrampilan motor atau psikomotorik yang
diperlukan oleh seorang tenaga profesional seperti mengemudi mobil,
berenang, mengambil darah dari pembuluh vena, mengajar, harus
dikembangkan secara sadar melalui suatu proses pendidikan. Ranah

10
psikomotor (dalam Subyantoro, 2008) terdiri atas persepsi, kesiapan
melakukan pekerjaan, mekanisme, respons terbimbing, kemahiran,
adaptasi, dan organisasi.
Penilaian ketrampilan psikomotor memang lebih rumit dan
subjektif dibandingkan dengan penilaian dalam aspek kognitif. Karena
penilaian ketrampilan psikomotor memerlukan teknik pengamatan
dengan keterandalan (reliabilitas) yang tinggi terhadap demensi-
demensi yang akan diukur. Sebab bila tidak demikian unsur
subjektivitas menjadi sangat dominan. Oleh karenanya upaya untuk
menjabarkan ketrampilan psikomotor ke dalam demensi-demensinya
melalui analisis tugas (Task analyisis) merupakan langkah penting
sebelum melakukan pengukuran. Dengan analisis tugas itu akan dapat
dipelajari ciri-ciri demensi itu dan dapat tidaknya demensi itu untuk
diobservasi dan diukur.
Tahap penilaian keterampilan sebagai berikut.
1. Penyusunan Instrumen
a. Tahap Analisis Tugas : upaya untuk menjabarkan ketrampilan
psikomotor kedalam demensi-demensinya, ini merupakan
langkah penting sebelum melakukan pengukuran. Dengan
analisis tugas akan dapat dipelajari ciri-ciri demensi itu dan
dapat tidaknya demensi itu untuk diobservasi dan diukur.
b. Tahap penentuan Dimensi Psikomotorik : disini demensi
diartikan sebagai komponen penyusun suatu ketrampilan yang
dapat diamati dan diukur. Agar demensi dapat diukur harus
memenuhi syarat sebagai berikut : demensi itu harus secara
umum didapatkan pada suatu kelompok benda atau manusia,
demensi itu harus dapat memberikan data sensorik yang dapat
ditangkap oleh indera manusia, demensi itu harus dapat
dirumuskan dengan jelas, demensi itu harus memiliki nilai
variasi, demensi itu harus dapat memberikan respons yang
mirip pada berbagai pengamat yang berbeda.

11
Instrumen atau Alat ukur ketrampilan psikomotor:
a. Daftar Cek (check list)
b. Skala Nilai (Rating Scale)
c. Catatan Anekdotal (Anecdotal record),dll.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi merupakan penilaian yang dilakukan secara profesional
terhadap berbagai proses pelaksanaan kegiatan tertentu yang terukur, yang
hasil pengukurannya akan dijadikan bahan pertimbangan perbaikan-perbaikan
dan solusi alternatif terhadap masalah ynag menjadi penyebab hasil tindakan
kurang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis
masalah (problem analysis) melibatakan penentuan sifat dan parameter maslah
dengan menggunakan strategi pemerolehan-informasi dan strategi
pembantuan-keputusan. Para evaluator telah yang cermat akan dimulai pada
saat program masih dalam tahap dikonseptualisasi dan direncanakan.
Pengukuran beracuan kriteria (criterion-referenced measurement) melibatkan
teknik-teknik untuk menentukan penguasaan belajar pada isi yang sudah
ditentukan. Evaluasi formatif melibatkan pemerolehan informassi mengenai
penguasaan dan penggunaan informasi itu sebagai dasar untuk perekmbangan
lebih lanjut. Sedangkan evaluasi sumatif melibatkan pemerolehan informasi
mengenai penguasaan dan meggunakan informasi ini untuk membuat
keputusan tentang pemakaiannya. Penekanan evaluasi formatif pada awal
perekmbangan produk dan evaluasi sumatif pada akhir pembelajaran.
Merupakam perhatian utama pada teknologi pembelajaran.
Dalam kegiatan evaluasi, evaluasi hasil belajar kognitif dapat dilakukan
dengan menggunakan tes objektif maupun tes uraian. Teknik pengukuran dan
penilaian hasil belajar afektif terdiri atas dua yakni teknik testing, yaitu
penilaian yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya, dan teknik. Penilaian
psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau
pengamatan.

13
B. Saran
Demikian makalah ini saya susun. Terima kasih atas antusiasme dari
pembaca yang sudi menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini.
Saran konstruktif tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan, sekian terima
kasih

14
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.
Ratnawulan, Elis. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka Setia.
Putro Widoyonoko, Eko. 2016. Evaluasi Program Pembelajaran.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

15

Anda mungkin juga menyukai