PELATIHAN
Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Analisis Model
Pelatihan yang dibimbing oleh Dr. Wiwin Herwina, M.Pd.
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
buku mengenai “Evaluasi Pelatihan” ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah
berjasa dalam menuntun ummatnya ke jalan yang benar.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaat dan bisa menambah wawasan
yang lebih luas bagi pembaca. Saya menyadari bahwa buku ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan buku ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
EVALUASI PELATIHAN
1
A. Pengertian Evaluasi Pelatihan
Pada kajian dan bagian pengertian ini penulis memfokuskan pada makna
evaluasi dan pelatihan. Dalam pengertian evaluasi dan pelatihan terdapat pendapat
dari para ahli, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan yang lainnya. Akan
tetapi pendapat menurut para ahli, KBBI ataupun yang lainnya kesimpulannya
1. Pengertian Evaluasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti dari kata evaluasi
apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah
value”. Evaluasi adalah suatu investigasi yang sistematik tentang nilai suatu
dari yang lain. Akan tetapi berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang nilai, harga atau
2
Dalam buku “Analisis Model-Model Pelatihan” Karya Dr Wiwin
evaluasi suatu bersumber pada kriteria ataupun tujuan yang sudah diresmikan,
dari program tersebut yang nantinya hasil dari evaluasi ini akan digunakan
orang. Sehingga nantinya hasil evaluasi itu dapat kita gunakan dan kita bisa
ditinjau ulang.
3
Brikerhoff, dalam pelaksanaan evaluasi ada tujuh elemen yang harus
kita bisa tahu sudah sejauh mana tujuan dari suatu program itu tercapai,
menentukan dulu fokus yang akan dievaluasi artinya hal apa saja yang akan
apa yang harus dievaluasi setelah itu kita bisa menentukan desain apa yang
Selain itu, evaluator juga harus mengevaluasi apa yang sudah dilakukan pada
Evaluation) dari UCLA (Stark & Thomas, 1994: 12), menyatakan bahwa :
4
in order to report summary data useful to decision makers in selecting among
melakukan kegiatan pemilihan yang mana dalam pemilihan itu kita memilih
fokus yang akan dievaluasi, setelah itu kita mengumpulkan data-data yang
dari program tersebut. Apakah ketika program itu sudah selesai, tujuan dari
mengetahui mengenai hal itu kita bisa memutuskan apakah program tersebut
objek evaluasi, yang pada akhirnya kita akan menilai objek evaluasi itu
5
menjadi pembandingan penilaian terhadap informasi yang telah diperoleh
pada saat melaksanakan suatu program pelatihan pasti kita telah banyak
menghabiskan waktu, energy, serta biaya. Makanya agar pelatihan itu tidak
sia-sia, maka kita bisa melakukan evaluasi di akhir kegiatan. Dan suatu
langkah evaluasi dan tindak lanjut dilakukan secara teratur. Evaluasi suatu
pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta ataupun staf dan seberapa besar
dan organisasinya.
informasi atau data mengenai atau menilai suatu objek dengan menggunakan
dengan standar yang telah ada atau ditetapkan sehingga mendapatkan hasil
2. Pengertian Pelatihan
6
proses yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan membahas
bertambah, maka orang tersebut akan lebih percaya diri dalam mengerjakan
untuk diri kita, dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa. Dari yang tadinya
tidak tahu menjadi tahu. Sehingga pada saat kita ingin terjun ke lingkungan
pekerjaan atau misal ingin membuat suatu usaha akan tetapi kita tidak
7
meningkatkan produktivitasnya. Makanya pelatihan itu bisa bermanfaat untuk
siapa saja, khususnya untuk pegawai dalam suatu organisasi sehingga para
pegawai itu bisa meningkat baik itu dari kemampuan maupun kompetensi
sarana yang ditunjukan pada upaya untuk lebih mengaktifkan kerja para
anggota tertentu.
salah satu sarana bagi mereka yang kurang dalam pendidikan, pengalaman
terbatas atau kurang kepercayaan diri dari anggota atau kelompok anggota
juga kompetensi yang sesuai dengan bidang yang mereka ingin tekuni. Untuk
orang yang pengalamannya terbatas, pasti akan berdampak terhadap skill nya
yang bisa dibilang “pas-pasan”, tapi ketika dia melakukan suatu pelatihan,
skill yang dia punya akan terasah sehingga akan lebih meningkat kemampuan
dia.
8
keterampilan teknik dalam tujuan terbatas. Berdasarkan pengertian tersebut,
itu bisa dilakukan 2 minggu atau lebih. Dan juga dalam pelatihan
menurut Sikula, bahwa pelatihan biasanya dilakukan pada waktu yang relatif
keterampilan kerja.
pendidikan yang berlaku atau bisa dibilang beda dengan pendidikan formal
yang ada akan tetapi dalam pembelajarannya kita dapat memperoleh dan
9
pengertian tersebut pengertian adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dapat
diri kepada karyawan agar mereka bisa bekerja lebih terampil dan juga
baik dan benar sesuai dengan standar operasional yang ditetapkan oleh
10
Masalah yang sering terjadi didalam suatu perusahaan adalah dimana
kriteria dan juga belum terampil dalam bekerja diperusahaan itu sehingga
karyawan dari waktu ke waktu, dengan hal ini perusahaan bisa mengevaluasi
bahwa pelatihan adalah suatu proses yang dapat dilakukan oleh siapun agar
baik itu dalam suatu perusahaan, organisasi ataupun yang lainnya dalam
11
pelatihan tidak sia-sia, suatu langkah evaluasi dan tindak lanjut dilakukan secara
peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap staf terjadi dan seberapa besar
penerapannya dalam memberikan arti atau pengaruh pada dirinya, kelompok dan
organisasinya.
(Suryana 2004: 11). Pada saat kita membuat sebuah keputusan tentunya tidak bisa
informasi-informasi yang tepat dan sesuai agar kita nantinya bisa membuat sebuah
hasil dari evaluasi yang sudah dilakukan. Dan nantinya si perusahaan atau
informasinya.
pelatihan dengan cara membuat suatu keputusan berdasarkan hasil evaluasi yang
telah dilakukan. Selain kita bisa membuat suatu keputusan, kita juga bisa
keterampilan peserta itu dan seberapa besar pengaruh pelatihan itu terhadap
12
peserta pelatihan untuk diterapkan dirinya sendiri, kelompok dan organisasinya.
Yang kemudian hasilnya itu akan dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai.
atau kegagalan suatu program. Beberapa kriteria yang digunakan dalam evaluasi
pelatihan akan berfokus pada hasil akhir. Henry Simamora (1987: 320)
reaksi dari peserta, pengetahuan atau proses belajar mengajar, perubahan perilaku
akibat pelatihan dan hasil atau perbaikan yang dapat diukur. Kriteria tersebut
dalam konteks yang lebih luas dapat dikembangkan untuk mengetahui dampak
dampak, maupun manfaat yang diperoleh dari pelatihan yang diberikan kepada
mengingat bahwa belum tentu pelatihan yang diberikan dan telah menyerap dana
besar selalu memberikan hasil yang efektif sesuai dengan tujuan pelatihan yang
pelatihan dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai dan juga suatu kegiatan
13
terencana yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk mendapatkan informasi atau
keterampilan dan sikap dalam waktu yang relative singkat dengan menggunakan
dalam Kaswan, 2011). Kaswan (2011) menjabarkan definisi tersebut menjadi tiga
gambaran tentang apa yang sedang dan telah terjadi, sedangkan informasi
dibutuhkan untuk menentukan apakah suatu pelatihan itu efektif atau tidak.
Sehingga sangat diperlukannya evaluasi pelatihan agar kita bisa mengukur dan
dapat mengetahui terkait rencana pelatihan itu sendiri, apakah pelatihan itu sesuai
14
dengan tujuan yang diharapkan. Dan juga membandingkan hasil pelatihan dengan
tujuan yang diharapkan dari pelatih, pelaksana proyek dan peserta pelatihan.
program pelatihan. Jika kita melakukan pelatihan tanpa melakukan evaluasi, sama
saja kita melakukan program pelatihan setengah jalan karena tidak pernah terukur
tingkat keberhasilannya. Dan juga pada saat kita akan melakukan pelatihan yang
sama pada periode berikutnya, kita tidak akan memiliki tolak ukur yang baik
Laporan hasil atau indormasi dari evaluasi program yang dilakukan dapat
Informasi yang dihasilkan dari evaluasi program akan berguna bagi setiap
memutuskan sesuatu secara tepat dan informasi yang akurat agar dapat
15
memutuskan sesuatu secara tepat dan informasi akurat tersebut antara lain
terbatas pada keputusan oleh pejabat pemegang otoritas dalam institusi itu
saja, tetapi bisa meliputi pembuatan keputusan dalam berbagai level oleh
efektif. Dengan instrumen yang ada, hasil yang dicapai dapat diukur dan
dari berbagai aspek program dan berhasil juga teridentifikasi berbagai faktor
16
ikut memilih (sense of belonging) terhadap program tersebut. apabila hal ini
telah terbina maka akan terciptanya suatu kontrol eksternal yang ikut memacu
pelatihan tersebut akan diteruskan, ditunda atau sama sekali tidak dilaksanakan
lagi. Oleh karena itu, evaluasi pelatihan berfungsi sebagai suatu usaha untuk:
atau tidak.
program pelatihan.
pelatihan berikutnya.
pelatihan.
17
e. Mengevaluasi keberadaan organisasi pelatihan, yaitu dengan
antara lain:
tujuan.
berikutnya.
pelatihan, yaitu:
18
Berdasarkan pernyataan Kirkpatrick, dapat dipahami bahwa alasan
atau dihentikan
pelatihan selanjutnya
Tidak jarang para stake holder mendapat laporan yang hanya bersifat garis
detail tentang makna dan hal-hal terkait. Padahal laporan atau informasi yang
maupun kinerja seluruh komponen yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu
19
2) Menyediakan informasi bagi pembuat keputusan
program yang ada. Hasil dari program evaluasi tersebut dijadikan dasar bagi
lebih tepat.
4) Meningkatkan partisipasi
pendidikan dan pelatihan maka para stake holder akan terpanggil untuk ikut
harus dilakukan menurut Brikerhoff (1986:ix) dalam Arikunto dan Jabar, untuk
20
1) Penentuan fokus yang akan dievaluasi (focusing the evaluation)
Tujuan evaluasi menurut Scriven mempunyai dua fungsi yaitu fungsi formatif
dan fungsi sumatif. Fungsi formatif yaitu evaluasi dipakai untuk perbaikan dan
macam, antara lain sebagai pekerjaan rutin atau tanggung jawab rutin untuk
membantu pekerjaan manajer dan karyawan dengan tujuan yang lebih banyak, dan
informasi yang lebih lengkap dari yang sudah ada atau memberikan informasi
21
untuk tim pembina atau penasehat, untuk klien, untuk dewan direktur atau
masa depan
4) Pembenaran/justifikasi program
evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan obyektif tentang
difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan apakah
22
kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang
keputusan berikutnya.
dalam mencapai tujuan dan diharapkan oleh pelaksana, pelatih (trainer), dan
diperoleh dari evaluasi dapat lebih maksimal. Perencanaan ini penting bahkan
membuat pernyataan yang valid tentang pengaruh sebuah efek atau yang
akan dicari.
23
c. Menentukan metode pengumpulan data. Ada beberapa prosedur
Menurut Hamdani (2011: 319) ada berbagai hal yang harus menjadi
pelatihan.
atau penilaian.
1) Latar belakang
24
Dalam proses penyusunan latar belakang tersebut berindikator
evaluasi tersebut.
2) Problematika
3) Tujuan
25
Teknologi analisis data adalah metode aplikasi untuk menganalisis
informasi data yang telah didapatkan, lalu disesuaikan dengan pola dan
kegiatan, akan tetapi sebaliknya dilakukan dari sejak awal (Widoyoko, 2017).
Oleh sebab itu, sebelum melakukan evaluasi atau saat penyusunan desain
kekurangan tersebut.
2. Mengembangkan Instrumen
26
survei untuk mengumpulkan data berupa data kuantitatif. Selanjutnya pada
level tingkah laku, data-data yang didapat hasil dari observasi atau dengan
level hasil atau dampak, data yang dikumpulkan dapat melalui atasan, peserta
data harus didasarkan pada hasil data yang telah berhasil diperoleh.
4. Menyusun Laporan
pelatihan dari awal hingga akhir sehingga dapat improvisasi untuk pelatihan
selanjutnya.
Menurut Brinkerhoff dalam pelaksanaan evaluasi ada tujuh elemen yang harus
dilakukan, yaitu:
27
Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa dalam melakukan evaluasi,
evaluator pada tahap awal harus menentukan fokus yang akan dievaluasi dan
desain yang akan digunakan. Hal ini berarti harus ada kejelasan apa yang akan
dievaluasi yang secara implisit menekankan adanya tujuan evaluasi, serta adanya
terkumpul serta membuat laporan. Selain itu, evaluator juga harus melakukan
pengaturan terhadap evaluasi dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam
a. Fokus evaluasi
b. Perencanaan/desain evaluasi
c. Pengumpulan informasi
umum evaluasi.
28
Langkah selanjutnya adalah menganalisis informasi. Evaluator memverifikasi
informasi dan kelengkapannya, lalu memilih cara analisis yang sesuai. Setelah
langkah terakhir, yaitu meta-evaluasi dilakukan oleh evaluator yang lebih tinggi.
untuk:
a. Cari tahu bagian mana dari pelaksanaan pelatihan yang berhasil mencapai
tujuan, dan bagian mana yang terlewat atau belum memenuhi tujuan,
yang dilaksanakan.
29
Dalam mengevaluasi suatu kegiatan, para pelaku evaluasi (evaluator) pasti
berikut:
1. Perencanaan Evaluasi
telah direncanakan. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperolah dapat
menyeluruh
2. Pelaksanaan Evaluasi
pelaksanaan evaluasi.
a. Menskor
30
Yaitu memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai oleh
tiga jenis alat bantu yaitu kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman
konversi.
tertentu
maupun angka
oleh berbagai pihak sehingga pengurus bisa menentukan sikap yang objektif
laporan tersebut.
6. Laporan
yang terlibat dalam program, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada saat kita akan mengevaluasi suatu pelatihan, tentunya kita tidak bisa asal
asalan dalam mengevaluasi, karena hasilnya juga akan kurang membantu pihak
31
dalam pengambil keputusan. Makanya pada saat mengevaluasi kita butuh hal-hal
yang akan menjadi fokus pada saat melakukan evaluasi. Henry Simamora (1987:
adalah reaksi dari peserta, pengetahuan atau proses belajar mengajar, perubahan
perilaku akibat pelatihan dan hasil atau perbaikan yang dapat diukur. Kriteria
tersebut dalam konteks yang lebih luas dapat dikembangkan untuk mengetahui
informasi itu dalam penilaian apakah pelatihan telah mencapai tujuan pelatihan
secara keseluruhan. Evaluasi pelatihan memberikan umpan balik dari peserta yang
sangat membantu dalam memutuskan kebijakan mana yang akan diambil untuk
peserta, hasil pembelajaran peserta, perubahan perilaku di tempat kerja dan hasil
yang diperoleh.
Para ahli telah mengembangkan banyak model evaluasi yang dapat digunakan
32
1. Kirkpatrick’s Four Levels Evaluation Model.
diantaranya yaitu:
1) Level 1 – Reaksi
terhadap suatu program. Poin yang dijadikan tolak ukur untuk pengukuran
ini ialah seperti materi diklat, instruktur saat pelatihan, fasilitas dan
pelatihan. Pada tahap reaksi ini, seseorang yang mengevaluasi atau disebut
reaksi peserta itu bisa dilihat dari aktif atau tidaknya mereka selama
pelatihan berlangsung dan juga dilihat dari minat dan antusiasme peserta.
33
diisi peserta. Yang merupakan acuan untuk dijadikan ukuran adalah
sebagai berikut:
peserta pelatihan.
pelatihan.
- Pemberian latihan atau tugas, indikator pada bagian ini adalah latihan
34
2) Level 2 – Pembelajaran
tutor. Hasil dari evaluasi pada level ini didapatkan dari perolehan atas
perbandingan hasil dari tes awal sebelum pelatihan dan hasil terakhir yang
dilakukan sesudah pelatihan. dan pada level ini juga mengukur bagaimana
keterampilan. Pembelajaran ini dapat diukur dengan nilai pre test dan nilai
pengetahuan pada level ini dilakukan dengan mendapatkan gain score dari
masing-masing peserta.
3) Level 3 – Prilaku
Pada level ini dilihat dari peserta didik, kita bisa mengetahui batas
35
disampaikan selama pelatihan dalam perilaku keseharian peserta dan
peserta. Dan juga kita bisa melihat perilaku karyawan dalam bekerja yang
yang terjadi pada saat kegiatan pelatihan dilakukan sehingga lebih bersifat
4) Level 4 – Hasil
Level ini dapat membuat kita mengetahui hasil pelatihan dari segi
juga hasil yang dimaksud dalam pelaksanaan pelatihan juga disini bisa
36
Evaluasi hasil memuat bagaimana hasil akhir yang didapatkan oleh
organisasi dari pelatihan yang telah dilaksanakan. Evaluasi hasil ini sangat
Tidak semua pengaruh dari sebuah program dapat diukur dan juga
membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu evaluasi level 4 ini
Sebagai contoh : jika pada saat pelatihan tidak diperoleh adanya perubahan
prilaku dari peserta pelatihan, maka pelatihan tersebut tidak efektif secara
keseluruhan. Akan tetapi hal itu bisa jadi akurat atau bisa jadi tidak akurat
dilihat dulu dari pelatihannya itu sendiri. Bisa jadi pelatihan yang
diselenggarakan itu sangat baik, akan tetapi tidak ada keinginan berubah dari
diri pesertanya atau memang bisa jadi mereka ingin berubah tapi tidak tahu
2007:12):
37
Deskripsi Metode Pengumpulan
Level Evaluasi Data
Reaksi Mengukur tingkat kepuasan peserta pelatihan Kuantitatif-survey
terhadapprogram pelatihan yang diikuti. (kuisioner),dengan
skala pengukuran yaitu
skala Likert.
Pembelajaran Mengukur tingkat pembelajaran yang dialami oleh Formal tes (tertulis)
peserta pelatihan.
Tingkah Laku Mengukur implementasi hasil pelatihan di tempat Action Plan, Observasi
kerja.
Hasil Mengukur keberhasilan pelatihan dari sudut pandang Evaluasi action plan
bisnis dan organisasi yang disebabkan adanya dan data laporan hasil
peningkatan kinerja/komtenesi peserta pelatihan. kerja
Model ini ialah kerangka atau desain evaluasi klasik untuk menilai
tersebut tidak mendapatkan manfaat dalam pelatihan itu, baik dari segi reaksi
telah disampaikan oleh pemateri atau tutor yang hasil dari evaluasi ini didapat
atas perbandingan hasil dari tes awal sebelum pelatihan dan hasil tes akhir
setelah pelatihan, tingkah laku (ilmu yang sudah disampaikan oleh tutor baik
38
itu berupa teori maupun praktek dapat diaplikasikan dan dimanfaatkan pada
(dilihat dari hasil pelatihan baik itu peningkatan performasi atau kinerja
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model evaluasi ini adalah untuk
memperoleh hasil dari suatu pelatihan dilihat dari peserta yang mengikuti
pelatihan pada saat setelah mengikuti pelatihan. Kita dapat melihatnya dari
dan tujuan dari evaluasi tersebut adalah untuk melihat efektifitas dari program
dalam proses evaluasi. Selain itu, kekurangan dari model ini antara lain
standar input yang tidak dijelaskan secara detail dan pengukuran pengaruh
dari hasil pelatihan (impact) tidak memiliki tolak ukur yang pasti. Data
pengukuran hasil ini lebih sulit didapatkan karena setelah lulus dari pelatihan,
39
memberikan petunjuk yang jelas mengenai hal-hal yang harus diukur untuk
demikian, metode ini mudah digunakan dan sangat populer dalam organisasi.
dan hanya fokus pada reaksi peserta, pembelajaran yang terjadi, perubahan
pelatihan, sehingga pelatihan yang sama yang dilaksanakan pada dua unit
a. Level 1 Reaksi
kurangnya minat dari peserta untuk mengisi data ini. Dalam sistem yang
40
laptop, komputer tablet ataupun smartphone. Dengan cara ini, diharapkan
b. .Level 2 Pembelajaran
peserta bekerja. Indikator hasil juga tergantung pada jenis pelatihan yang
dilaksanakan.
41
program yang lain, atau perbandingan yang absolute yaitu membandingkan
suatu program dengan standar tertentu. Penekanan yang umum atau hal yang
penting dalam model ini adalah bahwa evaluator yang membuat penilaian
(hasil). Data dibagikan tidak hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan
dengan standar yang absolut untuk menilai manfaat program (Farida Yusuf
tahun 1965 sebagai hasil usahanya mengevaluasi ESEA (The Elementary And
Secondary Education Act). Tujuan dari pemberian konsep ini adalah bahwa
informasi bagi pengambil keputusan. Oleh karena itu, tujuan dari penilaian ini
adalah pembuat keputusan. Model CIPP ini singkatan dari empat komponen
a. Context
pelatihan yang akan dirumuskan dalam sistem yang relevan. Fokus pada
42
yang memengaruhi pengambilan keputusan dan perencanaan pelatihan
b. Input
pelatihan.
c. Process
pelatihan.
d. Product
sebagai hal yang mahal, tidak hanya merugikan keuangan, tetapi juga
43
manfaat program pelatihan. Pada level ini diharapkan dapat melihat
membutuhkan data yang banyak dan harus akurat untuk mendukung hasil
dicapai dan hasil yang dicapai, terlepas dari berhasil atau tidaknya
pelatihan sehingga program tertentu dapat ditentukan dari hasil evaluasi, dan
44
6. Discrepancy Model
yang ditentukan
4) Kesenjangan tujuan
Oleh karena itu model evaluasi ini memiliki lima tahap yaitu desain,
Model lain yang sesuai dan mirip dengan evaluasi Kirkpatrick adalah Nine
menyukai pelatihan?
45
b. Satisfaction with the organization of a training event (kepuasan
mempelajari sesuatu?
pelatihan?
46
suatu sifat (atribute) tertentu yang dimiliki oleh objek, orang maupun
individu maupun kelompok dalam hal kemampuan, minat, dan sikap. Objek
evaluasi dalam model ini adalah tingkah laku peserta didik, hasil belajar
peserta didik. Instrumen yang digunakan pada umumnya adalah tes tertulis
Menurut Edward L. Thorndike dan Robert L. Ebel, ada beberapa ciri dari
model pengukuran:
bidang.
objektif.
47
- Meniru model evaluasi dalam ilmu alam yang mengutamakan
dan reliabilitas.
oleh Ralph W. Tyler, yang mana konsep evaluasi ini berorientasi kepada
tujuan. Model evaluasi berbasis tujuan secara umum mengukur tujuan yang
diterapkan oleh intervensi, kebijakan, program atau proyek dapat dicapai atau
48
Dengan kata lain prosedur dan langkah dari model evaluasi goal oriented
tujuan
berikut.
evaluasi.
49
4) Menentukan situasi dimana pencapaian tujuan dapat ditunjukkan
tujuan
50
program pendidikan dan pelatihan. perhatian khusus diberikan secara tepat
evaluasi atau produk. Keuntungan yang dapat diambil dari evaluasi bebas
tujuan, bahwa dalam evaluasi bebas tujuan para penilai mengetahui antisipasi
menyimpang.
menunjukkan tujuan yang sebenarnya, atau tujuan menjadi berubah. Lagi pula
banyak hasil program penting yang tidak sesuai dengan tujuan program.
objektivitas.
direncanakan
diramalkan.
51
E. Teknik-Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi adalah cara yang dilakukan dalam mengevaluasi hasil belajar
depannya. Sedangkan yang dimaksud evaluasi hasil belajar adalah cara yang
seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif
dan efisien. Kata “alat” biasa disebut juga dengan istilah “instrumen”. Dengan
demikian alat evaluasi disebut juga instrumen evaluasi. Alat evaluasi dikatakan
menggunakan cara atau teknik, dan oleh karena itu dikenal dengan teknik
evaluasi.
Di dalam evaluasi terdapat penilaian hasil belajar yang oleh Benyamin Bloom
mengklasifikasikan menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
52
yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap
yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
Secara garis besar, teknik evaluasi dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu
teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes merupakan pengumpul informasi bersifat
lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Jika dikaitkan evaluasi suatu
pelatihan, maka tes mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengukur peserta
1. Teknik Tes
Tes ialah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Sejalan dengan
itu, Nana Sudjana mengemukakan bahwa tes sebagai alat penilaian adalah
dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan),
suatu alat pengumpul informasi berupa pertanyaan atau latihan atau alat lain
53
Tentunya, teknik tes ini pasti memiliki fungsi. Secara umum, fungsi tes
Secara umum, tes dibedakan menjadi dua yaitu tes uraian dan tes objektif.
Tes uraian ialah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk
alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan
dengan menggunakan bahasa sendiri. Tes uraian terdiri atas uraian bebas,
digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini disebabkan antara lain
oleh luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan
54
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur peserta didik, maka
1) Tes Diagnostik
2) Tes Formatif
Dari arti kata “form” yang merupakan dasar istilah “formatif” maka
kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes
diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes
akhir proses.
3) Tes Sumatif
atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman disekolah, tes
55
a. Tes ditinjau dari unsur suatu kegiatan dapat dibedakan atas: tes
b. Tes ditinjau dari tujuan penggunaan hasil, dibedakan atas : tes formatif,
d. Tes ditinjau dari isi atau bidang studi dibedakan atas tes matematika,
e. Tes ditinjau dari lingkup materi yang diungkap, dibedakan atas tes
f. Tes ditinjau dari keragaman butir atau tugas dibedakan atas tes
sesuatu aspek misalnya faktor minat, maka tesnya terdiri dari butir-
g. Tes ditinjau dari cara tester memberikan respons, dibedakan atas tes
h. Tes ditinjau dari cara skoring dibedakan atas tes objektif (dikenal
56
i. Tes ditinjau dari standar dalam menentukan jawaban, yakni tes yang
j. Tes ditinjau dari cara pengadministrasian dibedakan atas pre test (tes
k. Tes ditinjau dari tekanan aspek yang diukur, dibedakan atas “speed
bekerja dan “power test” yakni test yang digunakan untuk mengukur
(TKU).
l. Tes ditinjau dari banyaknya teste yang dites, dibedakan atas individual
Dengan teknik non tes, penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan
57
pengamatan secara sistematis atau dikenal dengan observasi, wawancara,
dokumen skala (baik skala sikap maupun skala penilaian), studi kasus, dan
sosiometri.
Penggunaan teknik non tes untuk menilai hasil dan proses belajar masih
sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan tes. Padahal teknik ini
berbagai aspek dari individu sehingga penilaian tidak hanya terbatas pada
tes. Sigit Pramono menjelaskan pengertian dari evaluasi non tes yaitu
Kegunaan instrumen evaluasi non tes. Instrumen evaluasi non tes dalam
ranah afektif dan psikomotorik. Sukardi menegaskan kegunaan dari non tes
sangat berguna terutama pada evaluasi hasil pembelajaran yang erat kaitannya
dengan kualitas pribadi dan keterampilan, yang mana hanya tepat dievaluasi
Jenis instrumen evaluasi non tes terdapat berbagai macam. Kelima jenis
58
1) Observasi
observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta
didik.
didik dalam berdiskusi, peserta didik dalam mengerjakan tugas dan lain-
observasi yang dilakukan oleh guru dapat dijadikan sebagai umpan balik
dalam pembinaan.
59
2) Wawancara
jenis non tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik
langsung ialah proses tanya jawab yang dilakukan secara langsung antara
kepada peserta didik melalui perantaraan orang lain atau media dengan
3) Angket
60
- Prinsip pengukuran
Pengertian dari daftar cek ialah suatu daftar yang berisi subjek dan
aspek-aspek yang akan diamati oleh guru. Melalui daftar cek ini dapat
yang penting dan yang menjadi fokus penilaian dari guru. Daftar cek
Daftar cek memiliki banyak manfaatnya. Adapun manfaat dari daftar cek
meliputi:
Penilaian unjuk kerja pada daftar cek berupa “ya” atau “tidak” pada
kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati,
5) Studi Kasus
Jenis non tes berikutnya ialah studi kasus. Arti studi kasus adalah
studi yang mendalam dan komprehensif tentang peserta didik, kelas atau
peserta didik ada yang sangat cerdas, ada yang sangat lamban, sangat
rajin, sangat nakal atau ada yang kesulitan dalam belajar. Dalam studi
61
kasus, penekanan yang penting untuk diperhatikan ialah diagnosis
data. Alat pengumpulan data yang dapat digunakan oleh guru salah
mendalam.
1. Kuesioner
Menurut Babbie dalam Sudjana (2006: 177) adalah alat pengumpulan data
secara tertulis yang berisi daftar pertanyaan atau pernyataan yang disusun
yang diketahui dan dialami oleh responden, serta sikap, pendapat, aspirasi
dalam 3 yaitu:
62
1) Kuesioner tertutup
2) Kuesioner terbuka
jawaban masing-masing.
3) Kuesioner gabungan
2. Wawancara
antara penanya dan pihak yang ditanya. Wawancara dilakukan oleh penanya
63
pengumpulan data, masalah, komponen, dimensi, variabel dan atribut yang
lainnya.
jawaban.
64
8) Memungkinkan penanya dapat memperoleh jawaban secara
dengan rencana.
mengulangi pertanyaan.
65
- Kerahasiaan responden kurang terjamin. Nama dan alamat
responden.
3. Pengamatan (Observation)
untuk mengkaji suatu gejala atau peristiwa melalui upaya mengamati dan
terhadap data visual, observasi dapat pula melibatkan indra lainnya seperti
sedang dilakukan atau peristiwa yang sedang dialami oleh orang lain.
66
Dibandingkan dengan teknik-teknik lainnya. Observasi memiliki beberapa
objektif.
67
- Tidak mudah untuk memperoleh izin observasi. Evaluator sering
diobservasi.
68
DAFTAR PUSTAKA
pelajar, 238.
Terhadap Kinerja Internal Audior (Studi Kasus pada unit internal audit PT
UNIKOM, 45.
3(4), 900-910.
ES, D. P. (2015). Evaluasi pelatihan (training) level II berdasarkan teori the four
119-128.
69
Cahya, A. C. A., Yazida, I. Y. P. I., Saniyah, R. S. R., & Sucipto, S. (2021,
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2004). BAB II: Tinjauan Pustaka: Pelatihan.
2(1), 1–8.
Pelajar.
70
Mania, S. (2008). Teknik non tes: telaah atas fungsi wawancara dan kuesioner
142-156.
Ananda, R., & Rafida, T. (2017). Pengantar evaluasi program pendidikan. Cv.
2017).
71