Dosen Pengampu:
Yeni Raini, M.Pd.
Disusun Oleh:
Fitri Kinanthi (191102031325)
Hasby Ainun Naim (191102031321)
Masyafa Putri Oktariyani (191102031334)
Siti Nurfadilatunnisa (191102031318)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Uji Validasi atau Expert Review” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Evaluasi
Media Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Uji Validasi dalam evaluasi formatif bagi para pembaca dan
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Yeni Raini, M.Pd, selaku dosen
mata kuliah Evaluasi Media Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 2
4. Ahli Bahasa............................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 11
Daftar Pustaka..................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas tujuan dari makalah ialah:
1. Untuk mengetahui apa itu Evaluasi
2. Untuk mengetahui apa itu Evaluasi Formatif
3. Untuk mengetahui apa itu Expert Review
4. Untuk mengetahui apa itu Evaluasi Ahli
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Evaluasi
Evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti”refer to the act or
process to determining the value of something”. Artinya evaluasi mengacu pada
suatu Tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu. Witherington
mengemukakan bahwa “an evaluation is a declaration that something has or does
not have value”. Hal ini berarti evaluasi menentukan apakah sesuatu itu mempunyai
atau tidak mempunyai nilai. Evaluasi adalah suatu proses sistematis untuk
menentukan sejauh mana tujuan instruksional dicapai oleh seseorang. Evaluasi ini
juga merupakan suatu kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik,
dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas (Anne Anastasi 1978).
Evaluasi adalah salah satu cara terbaik untuk menguji efektivitas dan
produktivitas di berbagai bidang kehidupan sehari-hari. Seperti yang sudah
dijelaskan di atas, pengertian evaluasi merupakan penilaian kinerja setelah
melakukan suatu pekerjaan atau pembelajaran yang dijadikan tolak ukur suatu
penilaian. Suchman dalam Anderson mengartikan evaluasi sebagai sebuah proses
menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dan
Sarifuddin Abdul Jabar, evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. (Suharsimi
Arikunto Dan Sarifuddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta;
Bumi Aksara, 2004).
Scriven membedakan dua macam evaluasi, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif dimaksudkan untuk membantu pengembangan dan
perbaikan program. Oleh karena itu, evaluasi formatif dimaksudkan untuk
memperoleh masukan tentang hal-hal yang harus diperbaiki dalam suatu objek,
proyek, atau program. Evaluasi sumatif dimaksudkan untuk menentukan nilai dari
suatu objek yang telah dikembangkan. Hasil dari evaluasi sumatif digunakan untuk
3
menentukan apakah sesuatu yang dinilai itu perlu dilanjutkan karena dinilai efektif
atau dihentikan karena dinilai tidak efektif.
4
2.4 Uji Validasi atau Review Expert
Expert Review menurut Martin Tessmer pada bukunya, 1996 “Proses dimana
seseorang atau beberapa ahli melakukan review terhadap versi produk pendidikan
kasar atau masih dalam rancangan, seperti yang masih berupa naskah atau
storyboard untuk menentukan kelebihan dan kelemahannya.”
Evaluasi ahli (expert evaluation) adalah upaya yang dilakukan untuk
mendapatkan data dan informasi tentang berbagai kelemahan media pembelajaran
yang sedang dikembangkan dengan meminta pendapat dari para ahli. Berbagai
kelemahan inilah yang akan dijadikan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan
(revisi).
Informasi yang diperoleh dari ahli meliputi:
1. informasi yang berkaitan dengan desain pembelajaran (design); seperti:
analisis kebutuhan, kejelasan tujuan, ketepatan format media pembelajaran
yang dipilih, kesesuaian dengan karakteristik peserta didik, kesesuaian
media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, dan lain-lain
2. Informasi yang berkaitan dengan muatan materi (content)
Seperti: kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, kedalaman materi,
keluasan cakupan materi, keakuratan (kebenaran) isi materi, tingkat
kepentingan materi, kekinian (recency), dan lain-lain
3. Informasi yang berkaitan dengan bahasa (language)
Seperti: kesesuaian dengan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan,
struktur kalimat, struktur kata, pemberian contoh, ilustrasi, ketepatan
penggunaan tanda baca, dan lain-lain
4. Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan (implementasi); kemudahan
dalam penggunaan, kesesuaian dengan karakteristik lingkungan di mana
media pembelajaran akan digunakan (ketersediaan listrik, suku cadang, dll
5. Informasi yang berkaitan dengan kualitas teknis atau kemasan
(presentation)
Seperti: kualitas suara, kualitas visual, dan kemenarikan bagi peserta didik
dari berbagai segi.
5
Evaluasi ahli dapat dilakukan dengan berbagai cara:
- Pertama, evaluator dengan prototipe media pembelajaran yang
dikembangkan dan seperangkat instrumen yang telah disiapkan
mendatangi ahli satu persatu. Evaluator meminta ahli untuk mengkaji
prototipe media pembelajaran yang dikembangkan dan menggali
informasi dengan cara mewawancarainya secara mendalam atau meminta
ahli mengisi kuesioner yang telah disiapkan.
- Kedua, evaluator mengirimkan prototipe media pembelajaran yang
dikembangkan yang disertai dengan instrumen yang telah disiapkan
kepada ahli. Evaluator meminta ahli mengkaji prototipe media
pembelajaran dan mengisi instrumen yang telah dikirim tersebut. Apabila,
teknik pengumpulan datanya juga menggunakan wawancara, maka
evaluator dapat mewawancarai ahli tersebut dengan cara mendatanginya
di lain waktu yang telah disepakati, mewawancarai melalui telepon, atau
berkorespondensi elektronik melalui e-mail (chatting).
- Ketiga, evaluator mengundang ahli untuk mengkaji prototipe media
pembelajaran yang dikembangakan. Ketika menggunakan strategi ini,
umumnya ahli-ahli tersebut diundang secara bersamaan ke suatu tempat
tertentu yang telah disiapkan evaluator. Kemudian prototipe media
pembelajaran yang dikembangkan ditayangkan untuk dikaji oleh para ahli.
Setelah itu, apabila instrumen yang digunakan adalah kuesioner, maka
para ahli tersebut diminta untuk mengisinya. Tapi, apabila teknik
wawancara yang digunakan, maka ada dua strategi yang dapat digunakan,
yaitu:
a) Wawancara satu persatu,
b) Diskusi kelompok terfokus (focus group discussion).
6
Cara kedua lebih efektif dan efisien karena dilakukan dalam satu waktu
bersamaan dan perspektif (opini) yang berbeda dari para ahli dapat digali pada saat
itu pula. Pihak yang berperan dalam evaluasi ahli adalah evaluator dan ahli.
Evaluasi ahli ini meliputi ahli materi (subject matter expert), ahli media (media
expert), dan guru. Ketiga ahli ini akan mengkaji prototipe media pembelajaran dari
sudut pandang pengetahuan, keahlian, dan pengalamannya masing-masing.
Pandangan ahli adalah evaluasi yang memberikan pandangan bersifat
ekstrinsik terhadap pengembangan materi untuk melihat keakuratan isi atau
kualitas. Pandangan ahli biasa dilakukan pada tahap pertama dari proses penelitian
pengembangan dan penelitian evaluasi formatif. Studi telah menunjukkan bahwa
pandangan ahli dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Dalam beberapa
kasus, perancang yang tidak bisa hadir ketika bertemu seorang ahli untuk
mendapatkan evaluasi materi, maka perancang harus mengirimkan satu set
pertanyaan yang harus dijawab ahli dan dapat juga dilakukan melalui surat atau
telepon.
Beberapa tugas ahli dalam memberi pandangan terhadap suatu pengembangan atau
evaluasi, adalah sebagai berikut:
1. Editor – orang yang bertanggung jawab atas kelayakan suatu tulisan
sebelum diminta pandangan perorangan (one-to-one) atau kelompok kecil
(small group).
2. Ahli diseminasi – ahli yang memeriksa draf atau menegaskan bahwa
prototipe ini dapat dijadikan produk sebagai kebutuhan lokal yang telah
dilakukan evaluasi.
3. Ahli keabsahan – memberi pengakuan terhadap konten yang tidak
kontroversial dalam bentuk hak cipta.
4. Ahli bahasa – memeriksa materi dari bias etnis dan gender.
7
Berbagai langkah yang dapat dilakukan oleh seorang pengembang atau evaluator
untuk mendapat pandangan ahli, di antaranya sebagai berikut:
1. Memilih format pandangan
2. Mempersiapkan pertanyaan pandangan
3. Merancang alat pengumpulan data
4. Mempersiapkan ahli
5. Mengelola pandangan sebenarnya
6. Menutup pandangan secara efektif.
1. Ahli Materi
8
Kriteria Berpusat pada tujuan untuk mengevaluasi materi yang ada kriteria
yang berpusat pada tujuan fokus pada isi instruksi, dan dokumen analisis
instruksional Anda memberikan dasar untuk menentukan penerimaan konten
dalam berbagai bahan instruksional. Kriteria khusus di bidang ini meliputi:
1) Kesesuaian antara konten dalam materi dan terminal Anda serta
tujuan kinerja,
2) Kecukupan cakupan dan kelengkapan konten,
3) Otoritas,
4) Akurasi,
5) Mata uang,
6) Objektivitas.
3. Ahli Media
4. Ahli Bahasa
9
mempelajari ilmu bahasa dengan kajian ilmiah secara mendalam. Dengan kata
lain, linguis adalah seseorang yang memiliki spesialisasi di bidang linguistik.
Cara memvalidasi instrumen dan evaliasi formatif, proses validasi instrumen
dilakukan sebelum intrumen tersebut digunakan di lapangan. dengan kata lain,
proses validasi merupakan proses uji coba instrumen pembelajaran. Langkah-
langkah yang dapat digunakan :
1. Menentukan responden atau ahli yang akan menguji instrumen
pembelajaran, ahli yang memahami konsep evaluasi formatif tentang
kegiatan instruksional untuk menilai konsistensi butir-butir instrumen yang
telah dibuat.
2. Ahli tersebut akan menentukan kelayakan dari instrumen yang anda buat,
apakah instrumen tersebut sudah layak untuk di uji coba kan atau belum siap
untuk di uji coba kan. Anda akan memberikan instrumen evaluasi yang
sebelumnya telah divalidasi kepada ahli untuk menilai bahan yang
digunakan sudah memenuhi syarat dan kebutuhan atau belum.
3. Setelah melewati tahap tersebut, akan ditentukan apakah instrumen yang
telah anda buat tersebut sudah layak digunakan atau belum layak digunakan,
jika hasil akhirnya instrumen tersebut sudah layak untuk digunakan maka
anda sudah bisa menggunakan produk tersebut untuk di berikan kepada
siswa.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dijabarkan maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Evaluasi adalah suatu proses sistematis untuk menentukan sejauh mana
tujuan instruksional dicapai. Evaluasi juga merupakan penilaian kinerja
setelah melakukan suatu pekerjaan atau pembelajaran yang dijadikan tolak
ukur suatu penilaian.
2. Evaluasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dimaksudkan untuk membantu
pengembangan dan perbaikan program, sedangkan evaluasi sumatif
dimaksudakn untuk menentukan nilai dari suatau objek yang telah
dikembangkan.
3. Evaluasi formatif bertujuan untuk menentukan apa yang harus ditingkatkan
atau direvisi agar agar produk tersebut lebih sistematik, efektif, dan efisien.
4. Ada empat tahap evaluasi formatif, yaitu : (1) review oleh ahli di luar tim
pendesain instruksional, (2) evaluasi satu-satu (one-to-one evaluation), (3)
evaluasi kelompok kecil dan (4) uji coba lapangan.
5. Expert Review adalah proses dimana beberapa ahli melakukan review
terhadap produk pendidikan kasar atau masih dalam rancangan untuk
menentukan kelebihan dan kelemahannya.
6. Informasi yang diperoleh dari ahli meliputi informasi yang berkaitan dengan
desain pembelajaran (design), berkaitan dengan materi (content), berkaitan
dengan Bahasa (language), berkaitan dengan pelaksanaan, dan berkaitan
dengan kualitas teknis atau kemasan.
7. Evaluasi ahli dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
1) Evaluator dengan prototype media pembelajaran yang
dikembangkan dan seperangkat instrument yang disiapkan
mendatangi ahli satu persatu.
11
2) Evaluator mengirimkan prototype media pembelajaran yang
dikembangkan dan seperangkat instrument yang disiapkan kepada
ahli.
3) Evaluator mengundang ahli untuk mengkaji prototype media
pembelajaran yang dikembangkan.
8. Ahli Materi adalah ahli yang berkaitan dengan kurikulum, kedalaman
materi keluasan cakupan materi, keakuratan atau kebenaran isi materi dan
lain-lain.
9. Ahli Desain adalah ahli yang berkaitan dengan analisis kebutuhan, kejelasan
tujuan,ketepatan format media pembelajaran yang dipilih, kesesuaian
dengan karakteristik peserta didik, kesesuaian media pembelajaran dan lain-
lain.
10. Ahli Media adalah berkaitan dengan penilaian mengenai media baik dari
aspek layout media, desain tampilan sampai operasionalnya.
11. Ahli Bahasa berkaitan dengan penilaian kesesuain ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan, struktur kalimat, struktur kata, pemberian contoh,
ilustrasi, ketepatan penggunaan tanda baca, dan lain-lain.
3.2 Saran
Berdasarkan materi yang telah dijabarkan maka penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut :
1. Jika melakukan evaluasi peneliti harus melakukan expert riview terlebih
dahulu yaitu dengan ahli materi, ahli desain, ahli media, dan ahli bahasa.
2. Sebelum instrument sampai kepada responden, instrument tersebut harus
disetujui terlebih dahulu oleh exspert riview.
12
Daftar Pustaka
13