OLEH :
KELOMPOK 5
Puja dan puji syukur panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat beliau pembuatan makalah tentang “PENGUKURAN,
PENILAIAN DAN EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN” dapat dibuat tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Asesmen dan
Evaluasi Pembelajaran.
Penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak dan
sumber yang ada. Semoga nantinya makalah ini dapat menjadi pedoman terutama
bagi calon-calon guru khususnya calon guru Sekolah Dasar agar mampu lebih
memahami mengenai pengukuran, penilaian dan evaluasi yang digunakan dalam
melaksanakan suatu pembelajaran, sehingga nantinya mampu mendidik peserta
didik dengan baik serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca tentang dunia pendidikan.
Disadari bahwa isi dari makalah ini belum begitu lengkap, maka dari itu
alangkah baiknya pembaca dapat memberikan masukan berupa saran atau kritik
sehingga nantinya makalah ini dapat terselesaikan lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas yaitu
sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimanakah penjelasan mengenai Pengukuran dalam
Pembelajaran ?
1.2.2 Bagaimanakan penjelasan mengenai Penilaian dalam
Pembelajaran ?
1.2.3 Bagaimanakah penjelasan mengenai Evaluasi dalam
Pembelajaran ?
1.2.4 Adakah hubungan antara Pengukuran, Penilaian dan
Evaluasi dalam Pembelajaran ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dari rumusan masalah diatas yaitu :
1.3.1 Untuk mengetahui Pengukuran dalam Pembelajaran
1.3.2 Untuk mengetahui Penilaian dalam Pembelajaran
1.3.3 Untuk mengetahui Evaluasi dalam Pembelajaran
1.3.4 Untuk mengetahui hubungan antara Pengukuran,
Pendidikan dan Evaluasi dalam Pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGUKURAN
A. PENGERTIAN PENGUKURAN
Pengukuran adalah pemberian angka pada objek atau peristiwa
menurut aturan (kerlinger). Pendapat yang hampir sama menyatakan bahwa
pengukuran adalah pemberian angka pada objek atau peristiwa menurut
aturan yang memberikan arti kuantitatif kepada angka itu (Wiersma dan
Jurs, 1990) dalam (Koyan, 2011). Selanjutnya, Gronlund menyatakan
bahwa pengukuran adalah proses untuk memperoleh deskripsi angka
tentang derajat karakteristik tertentu yang dimiliki oleh individu (Gronlund,
1993) dalam (Koyan, 2011). Dari pendapat- pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengukuran adalah pemberian bilangan kepada atribut
orang, objek, atau peristiwa menurut aturan tertentu. Hal ini dapat dibaca
pada bagan mengenai proses pengukuran berikut ini Sasaran Ukur: Atribut
orang, objek.
Peristiwa
Aturan
Cara Ukur
3
Makna gambar tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.
4
5. Bakat, bakat diukur dengan menggunakan tes bakat seperti tes
bakat seni, tes bakat mekanik, tes bakat olahraga dan lain-lain.
6. Kecerdasan Emosional. Kecerdasan emosional diukur dengan
menggunakan instrument yang dikembangkan dari teori-teori
emosional.
7. Minat. Minat diukur dengan menggunakan instrument minat yang
di kembangkan dari teori-teori minat.
8. Kepribadian. Kepribadian diukur dengan menggunakan tes
kepribadian seperti Q-sort.
5
B. TUJUAN PENGUKURAN
1. Pengukuran ini bertujuan untuk membandingkan unsure-unsur
yang akan di nilai
2. Selain itu pengukuran sangat penting untuk menentukan kriteria
penilaian.
6
tidak lagi relatif. Juga memudahkan untuk analisis dan pembandingan
dengan acuan evaluasi yang telah dibuat (Amos Neolaka, 2017).
2.2 PENILAIAN
A. PENGERTIAN PENILAIAN
Penilaian adalah suatu pembuatan suatu keputusan mengenai drajat
keberhasilan belajar masing-masing siswa dan keberhasilan siswa dalam
kelas tersbut secara keseluruhan, serta keberhasilan guru didalam mengajar.
Dan juga merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi
dasar setelah mengikuti proses pembelajaran.
Maka dari uraian yang telah dijelaskan diatas maka diharapkan dapat
dipahami secara jelas bahwa ketiga istilah yang umum dijumpai dalam
kepustakaan dan praktek evaluasi pengajaran (pengukuran, tes, dan
penilaian) merupakan istilah yang saling berkaitan tetapi sangat berbeda.
Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah-sekolah dan dalam dunia
pendidikan dan juga umumnya ketiga istilah tersebut sering
dicampuradukkan. Perbedaan yang tampak dalam perkembangan istilah
penialaian adalah penggunaan kata dalam bahasa inggris. Pada kepustakaan
lama kata yang digunakan sebagai lambang bagi istilah penialaian adalah
evaluation, sedangkan dalam kepustakaan tahun 1990-an, istilah tersebut
dilambangkan dengan kata assessment. Meskipun ada pula ahli yang
menggunakan kedua kata tersebut untuk merujuk kepada istilah yang
berbeda (Cece Rakhmat, 1999).
7
Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan
sekolah, dan sebagainya.
b. Penilaian berfungsi diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup
memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan
mengetahui kelemahan siswa. Dan juga mampu mengetahui sebab
– musabab kelemahan itu.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara barat,
adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan
dengan mempelajari sebuah paket belajar, baik dalam bentuk
modul maupun paket belajar yang lain.
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauah mana suatu program berhasil diterapkan. Telah
disinggung pada bagian sebelum ini, keberhasilan program
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode
mengajar, kurikulum, sarana, san sistem administrasi (Arikunto,
2002).
C. MANFAAT PENILAIAN
Manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut :
1. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar
mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian
kompetensi.
2. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar
yang dialami peserta didik.
3. Untuk umpan balik bagi pendidik dalam memperbaiki metode,
pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
4. Untuk masukan bagi pendidik guna merancang kegiatan belajar.
5. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite satuan
pendidikan tentang efektivitas pendidikan.
8
6. Untuk memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan dalam
mempertimbangkan konsep penilaian kelas yang digunakan
(Hamzah B. Uno, 2012).
9
menyeluruh ini penunjukan perlunya menggunakan berbagai teknik
dan instrumen yang memadai dalam penilaian.
3. Prinsip kesinambungan
Untuk memperoleh pemahaman yang memadai tentang kemajuan
belajar siswa diperlukan adanya suatu program penilaian yang
berkelanjutan. Program penilaian ini hendaknya dilakukan seiring
dengan rangkaian kegiatan proses belajar mengajar. Dan siswa adalah
mahluk dinamis yang setiap saat memungkinkan untuk berubah. Oleh
karena itu hasil belajar siswa atau prestasi siswa meningkat atau
sebaliknya tergantung pada intensistas usaha, irama perkembangan,
dan faktor lainnya.
4. Prinsip Objektifitas
Penilaiaan yang tepat tidak bisa dilakukan hanya dengan pengamatan
dan pertimbangan subjektif guru. Untuk melakukan penilaian yang
tepat perlu didasarkan pada data objektif tentang kemajuan belajar
siswa. Hasil penilaian harus menggambarkan kedadaan yang
sebenarnya dalam arti sesuatu dengan kemampuan objektif siswa.
Penilaian bersifat subjektif akan banyak penyimpangannya, bisa
dipengaruhi oleh faktor “like and dislike” penilai.
5. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi mengandung maksud bahwa pengambilan keputusan
penilaian hendaknya didasarkan pada data yang relevan atau data yang
dibutuhkansesuai dengan tujuan penilaian. Data yang dijadikan dasar
pengambilan keputusan, dan instrumen yang digunakan.
6. Prinsip Keteraturan
Dalam melakukan penilaian kita perlu mengetahui dan memperhatikan
prosedur dan langkah – langkah yang semestinya dilakukan. Kita tidak
dapat mengambil keputusan penilaian dengan baik sebelum adanya
data yang dapat dipercaya. Kita tidak bisa memperoleh data yang
memadai kalau tidak menggunakan instrumen pengumpul data yang
memenuhi syarat (Cece Rakhmat, 1999).
10
E. PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PENILAIAN
a. Menetapkan tujuan penilaian
Tujuan biasanya dijadikan dasar dan arah untuk melakukan suatu
kegiatan ; demikian pula halnya dalam melakukan penilaian.
b. Menetapkan jenis atau lingkup bahan ajar yang harus diukur
Pengambilan keputusan penilaian yang tepat perlu didasarkan pada
data konkrit yang relevan dengan tujuan penilaian.
c. Menetapkan teknik pengukuran yang digunakan
Setelah memperoleh kejelasan tentang aspek – aspek yang perlu di
ukur selannjutnya perlu ditetapkan teknik apa yang digunakan
untuk mendapatkan data.
d. Mengembangkan instrumen pengukuran
Pemilihan instrumen sangat tergantung pada jenis bahan ajar
pelajaran yang akan diukur dan teknik pengukuran yang
digunakan.
e. Melaksanakan pengukuran
Dilakukan dengan menggunakan teknik dan instrumen
pengukuran yang ditetapkan.
f. Mengolah dan menafsirkan hasil pengukuran (mengambil
kesimpulan)
Agar data hasil pengukuran mempunyai makna sesuai dengan
tujuan penilaian. Maka data tersebut perlu diolah dan ditafsirkan
dengan menggunakan kriteria dan standar tertentu (Cece Rakhmat,
1999).
2.3 EVALUASI
A. PENGERTIAN EVALUASI
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation” dan diambil
dari kata “testum” berasal dari bahasa perancis yang kuno yang berarti
piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Ada pula yang mengartikan
sebuah piring yang dibuat dari tanah liat.
11
Banyak di antara kita yang kadang kurang menyadari bahwa setiap
saat kita senantiasa melakukan pekerjaan lengkap apabila kita bahas pula
tentang pengukuran dan penilaian. Dalam kegiatan sehari-hari ketiga kata,
yaitu pengukuran, penilaian, dan evaluasi sering cenderung memberikan
pengertian yang sama, sehingga dalam pemakaiannya tergantung dari kata
mana yang sedang siap untuk diucapkannya.Namun terdapat sementara
fihak yang membedakan ketiga istilah tersebut. Contoh berikut ini dapat
digunakan sebagai upaya memahami apa persamaan, perbedaan atau
hubungan diantara ketiganya: manakah kain sutera yang panjang atau yang
pendek, jika disediakan harga dan kualitas yang sama? Atau sebuah mangga
yang manakah yang akan anda pilih ketika anda akan membelinya?
12
dan menginterpretasikan informasi untuk menentukan tingkat penguasaan
peserta terhadap tujuan pembelajaran) (Cece Rakhmat, 1999).
13
C. FUNGSI DAN MAKNA EVALUASI DALAM PENDIDIKAN
Evaluasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran mempunyai
beberapa fungsi sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui taraf kesiapan dari siswa untuk menempuh
sesuatu pendidikan tertentu. Artinya apakah seorang siswa sudah
cukup siap untuk diberikan pendidikan tertentu atau belum.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam
proses pendidikan yang telah dilaksanakan.
c. Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang diberikan
kepada siswa dapat dilanjutkan dengan bahan baru atau perlu
mengulangi kembali bahan ajar yang telah lampau.
d. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memeberikan
bimbingan tentang jenis-jenis pendidikan atau jenis-jenis jabatan
yang cocok untuk seseorang (siswa).
e. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi guna menentukan
apakah seorang siswa dapat mengikuti jenjang kelas yang lebih
tinggi atau perlu mengulang kembali bahan-bahan yang telah
lampau.
f. Untuk membandingkan prestasi yang dicapai oleh siswa sudah
sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
g. Sebagai prediksi kematangan siswa untuk dilepas di tengah-tengah
kehidupan masyarakat atau belum.
h. Untuk mengadakan seleksi bagi calon pada suatu jabatan atau jenis
pendidikan tertentu.
i. Untuk meneliti mengenai taraf efesiensi metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran di kelas (Sudijono, 2009).
14
kaitannya dengan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yang akan
sangat bermanfaat bagi kelancaran proses pembelajaran.
a) Makna bagi siswa
yaitu dengan dilakukan suatu penilaian, maka siswa dapat
mengetahui tingkat keberhasilan selama mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh guru. Hasil yang diporelah siswa didik dari pekerjaan
menilai itu dapat (1) memuaskan; dan (2) tidak memuaskan. Banyak
sekali factor yang menyebabkan siswa merasa puas atau tidak puas
terhadapa hasil penilaian tersebut, yang secara garis besar dapat
dibedakan menjadi: factor internal dan factor eksternal siswa didik
sebagai subyek belajar.
1. Faktor internal dibedakan menjadi: factor psikis dan factor
fisik/kondisi fisik siswa
1) Faktor psikis, yang dibedakan menjadi factor yang bersifat
intelektual dan factor yang bersifat non intelektual. Faktor
yang bersifat intelektual terdiri dari beberapa sub factor, yang
antara lain meliputi: (1) taraf intelegensi, (2) kemampuan
belajar; dan (3) cara belajar. Faktor yang bersifat non-
intelektual terdiri dari beberapa sub factor, seperti; (1)
motivasi belajar; (2) sikap siswa dalam belajar; (3) minat
siswa dalam belajar; (4) perasaan siswa; (5) perhatian; (6)
kondisi akibat social kultural; dan kondisi ekonomi keluarga.
2) Faktor fisik, yang lebih mengarah kepada kondisi fisik siswa,
yaitu sehat atau tidaknya aspek jasmani siswa.
2. Faktor eksternal, yaitu factor yang terdapat di luar diri siswa,
yang terdiri dari factor-faktor sebagai berikut, yaitu: pengatur
proses, factor social, dan factor situasional.
1) Faktor pengatur proses meliputi: kurikulum, disiplin, teacher-
effectiveness, fasilitas belajar, dan factor pengelompokkan
siswa.
2) Faktor-faktor social meliputi antara lain: system social, status
social siswa, dan interaksi antara guru dengan siswa didik.
15
3) Faktor-faktor situsional meliputi: keadaan iklim politik-
ekonomi, keadaan waktu, keadaan musim-iklim.
b) Makna bagi guru
Penilaian bagi guru sangat besar sekali bagi guru, karena dengan
hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui: (1)
tingkat penguasaan siswa terhadap bahan ajar; (2) guru mengetahui
ketepatan materi yang diberikan; (3) guru mengetahui ketepatan
materi dalam menggunakan metode pembelajaran.
c. Makna bagi sekolah
1) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui hasil
belajar siswa didiknya, dapat diketahui pula apakah kondisi
belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan
harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas
sesuatu sekolah.
2) Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk
sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi
perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan dating.
3) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun,
dapat digunakan sebagai pedoman sekolah, yang dilakukan
sekolah sudah memenuhi standar atau belum. Penentuan
standar akan terlihat dari bagusnya prestasi belajar siswa.
16
1. Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam
bentuk angka. Angka-angka diberikan secara bertingkat dari angka
terendah hingga angka paling tertinggi. Angka-angka tersebut
kemudian dapat digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap
angka yang lain.
2. Kuisoner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa
kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi
menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner
langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang
diminta jawabannya. Adapun kuesioner tidak langsung dijawab secara
tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab,
contoh apabila yang hendak diminta jawaban adalah seseorang yang
buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota
keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab, maka
kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka.
Kuesioner tertutup adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau
lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X)
atau cek ( ) pada jawaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan
kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab
diperkenalkan memberikan jawaban dan pendapatnya secara terpinci
sesuai dengan apa yang ia ketahui;
3. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta
dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk
memberikan tanda silang (X) atau cek ( ) pada jawaban yang ia
anggap sesuai;
4. Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan
pernyataan –pernyataan yang sesuai dengan tujuan informasi yang
hendak digali. Wawancara dibagi dalam dua kategori, yaitu pertama,
wawancara bebas yaitu si penjawab (partisipasi) diperkenankan untuk
memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia ketahui tanpa
diberikab batasan ole pewawancara. Kedua, wawancara terpimpin di
mana pewawancara telah menyusun pertanyaan-pertanyaan terlebih
17
dahulu yang bertujuan untuk mengiring penjawab pada informasi-
informasi yang diperlukan saja;
5. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan
terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari tiga jenis
yaitu:
a) Observasi partisipan, yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan
kelompok yang diamati.
b) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok
yang diamati. Pengamat telah membuat list factor-faktor yang
telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap system
yang terdapat dalam objek pengamatan; dan
6. Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan
informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek
evaluasi tersebut. Teknik tes, dalam evaluasi pendidikan, terdapat tiga
jenis tes, yaitu: tes diagnostic, tes sumatif, dan tes formatif (Sudijono,
2009).
18
pembelajaran. Hubungannya yaitu dalam suatu proses pembelajaran
diawali dengan adanya suatu pengukuran, kemudian dilanjutkan
dengan tahap penilaian. Penilaian merupakan suatu tindakan atau
proses menentukan nilai suatu objek. Penilaian dapat dilakukan
berdasarkan hasil pengukuran yang didapat. Terakhir yaitu tahap
evaluasi, evaluasi dilakukan bedasarkan hasil dari pengukuran dan
penilaian (H. Djaali, 2007). Jadi dapat disimpulkan bahwa antara
pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki hubungan dan
keterkaitan yang sangat erat, karena ketika hal tersebut dilakukan
secara berjenjang dan bertahap dalam suatu pembelajaran.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pemaparan materi diatas, didapat simpulan sebagai berikut :
1. Pengukuran adalah pemberian bilangan kepada atribut orang, objek,
atau peristiwa menurut aturan tertentu.
2. Penilaian adalah suatu pembuatan suatu keputusan mengenai drajat
keberhasilan belajar masing-masing siswa dan keberhasilan siswa
dalam kelas tersbut secara keseluruhan, serta keberhasilan guru
didalam mengajar.
3. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga
atau tidak, serta dapat pula digunakan untuk melihat tingkat efesiensi
pelaksanaannya.
4. Antara Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi sangat bermanfaat dan
memiliki tujuan dan fungsinya masing-masing dalam suatu
pembelajaran yang mampu memperlancar suatu proses pembelajaran.
3.2 SARAN
Diharapkan sebagai tenaga pendidikan guru harus mampu :
1. Memperhatikan hal-hal penting yang perlu dilakukan dalam
mengetahui keberhasilan suatu tujuan pembelajaran.
2. Perlu adanya pengukuran, penilaian dan evaluasi yang dilakukan
dalam suatu pembelajaran sebagai tolak ukur untuk mengetahui
keberhasilan suatu tujuan pembelajaran.
3. Kepala Sekolah harus memperhatikan apakah setiap guru telah
melaksanakan pengukuran, penilaian dan evaluasi dalam kegiatan
pembelajaran.
20
DAFTAR PUSTAKA