Anda di halaman 1dari 25

ASESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

“ PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI DALAM


PEMBELAJARAN ”

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


1. Dr. Desak Putu Parmiti, MS
2. Nyoman Rediani, S.Pd, M.Pd

OLEH :
KELOMPOK 5

LUH GEDE RIA ANDIKA PUTRI NIM. 1711031054


NI MADE MITA PUSPITA DEWI NIM. 1711031064
NI MADE RADHA DWI GOESTIANI NIM. 1711031286
I WAYAN DENI PERDANA PUTRA NIM. 1711031287

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat beliau pembuatan makalah tentang “PENGUKURAN,
PENILAIAN DAN EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN” dapat dibuat tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Asesmen dan
Evaluasi Pembelajaran.
Penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak dan
sumber yang ada. Semoga nantinya makalah ini dapat menjadi pedoman terutama
bagi calon-calon guru khususnya calon guru Sekolah Dasar agar mampu lebih
memahami mengenai pengukuran, penilaian dan evaluasi yang digunakan dalam
melaksanakan suatu pembelajaran, sehingga nantinya mampu mendidik peserta
didik dengan baik serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca tentang dunia pendidikan.
Disadari bahwa isi dari makalah ini belum begitu lengkap, maka dari itu
alangkah baiknya pembaca dapat memberikan masukan berupa saran atau kritik
sehingga nantinya makalah ini dapat terselesaikan lebih baik lagi.

Singaraja, 8 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan ................................................................................. i


Kata Pengantar .................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................ iii

Daftar Gambar .................................................................................. iv


Daftar Tabel ....................................................................................... v

Bab I Pendahuluan ............................................................................ 1


1.1 . Latar belakang ................................................................... 1

1.2 . Rumusan masalah ............................................................... 2


1.3 . Tujuan ............................................................................... 2

Bab II Pembahasan ............................................................................ 3


2.1 . Pengukuran ........................................................................ 3

2.2 . Penilaian ............................................................................ 7


2.3 . Evaluasi ............................................................................ 11
2.4 . Hubungan Antara Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi......... 18

Bab III Penutup ................................................................................. 20


3.1 . Simpulan ............................................................................ 20
3.2 . Saran ................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 01. Gambar Proses Pengukuran ...................... 3

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003 (Amos Neolaka, 2017), Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan sangat diperlukan
demi kelangsungan hidup manusia, karena pendidikan merupak bekal
seseorang untuk melanjutkan hidupnya. Tanpa adanya pendidikan
maka seseorang tidak akan mampu melakukan suatu kegiatan. Dengan
adanya pendidikan tentunya mampu memberikan ilmu pengetahuan
dan wawasan, pembentukan karakter dan pola pikir seseorang.
Pendidikan tidak pernah terlepas dari dua komponen penting
yaitu pendidik dan peserta didik. Pendidik merupakan orang yang
memberikan pendidikan, sedangkan peserta didik merupakan orang
yang menjadi audience atau pendengar. Sebagai seorang pendidik
tentunya harus mampu melaksanakan proses pembelajaran yang
inovatif, efektif, kreatif yang mampu meningkatkan minat belajar
siswa dan mampu memotivasi siswa sehingga mampu membangkitkan
semangat belajar siswa dan mendapatkan hasil pembelajaran yang
maksimal. Maka dari itu untuk mencapai keberhasilan dalam suatu
pembelajaran diperlukan adanya pengukuran, penilaian dan evaluasi
pendidikan. Melalui pengukuran, penilaian dan evaluasi dalam suatu
pembelajaran, maka guru akan mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran itu tercapat dan mengetahui kemampuan masing-masing
siswa dalam menanggapi dan memahami materi pelajaran yang
diberikan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas yaitu
sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimanakah penjelasan mengenai Pengukuran dalam
Pembelajaran ?
1.2.2 Bagaimanakan penjelasan mengenai Penilaian dalam
Pembelajaran ?
1.2.3 Bagaimanakah penjelasan mengenai Evaluasi dalam
Pembelajaran ?
1.2.4 Adakah hubungan antara Pengukuran, Penilaian dan
Evaluasi dalam Pembelajaran ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dari rumusan masalah diatas yaitu :
1.3.1 Untuk mengetahui Pengukuran dalam Pembelajaran
1.3.2 Untuk mengetahui Penilaian dalam Pembelajaran
1.3.3 Untuk mengetahui Evaluasi dalam Pembelajaran
1.3.4 Untuk mengetahui hubungan antara Pengukuran,
Pendidikan dan Evaluasi dalam Pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGUKURAN
A. PENGERTIAN PENGUKURAN
Pengukuran adalah pemberian angka pada objek atau peristiwa
menurut aturan (kerlinger). Pendapat yang hampir sama menyatakan bahwa
pengukuran adalah pemberian angka pada objek atau peristiwa menurut
aturan yang memberikan arti kuantitatif kepada angka itu (Wiersma dan
Jurs, 1990) dalam (Koyan, 2011). Selanjutnya, Gronlund menyatakan
bahwa pengukuran adalah proses untuk memperoleh deskripsi angka
tentang derajat karakteristik tertentu yang dimiliki oleh individu (Gronlund,
1993) dalam (Koyan, 2011). Dari pendapat- pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengukuran adalah pemberian bilangan kepada atribut
orang, objek, atau peristiwa menurut aturan tertentu. Hal ini dapat dibaca
pada bagan mengenai proses pengukuran berikut ini Sasaran Ukur: Atribut
orang, objek.

Peristiwa

Alat Ukur (Skala Ukur)

Aturan

Cara Ukur

Respondes: orang, objek, peristiwa

Skor (Data): Bilangan

Gambar 01. Proses Pengukuran

3
Makna gambar tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Sasaran ukur pada responden adalah atribut orang (hasil belajar


peserta didik, sikap karyawan), atribut objer (tinggi meja,
kedalaman ilmu), peristiwa (kecepatan pengolahan data) biasanya
berbentuk variabel.
2. Alat ukur (skala ukur) dibuat, diuji coba, diperbaiki, dan harus
cocok dengan sasaran ukur dan responden.
3. Skala ukur adalah besaran pada alat ukur (Misalnya: satuan ukur)
yang digunakan untuk memperoleh skor atau data.
4. Cara ukur adalah cara alat ukur diberikan kepada responden untuk
memperoleh skor: dalam hal ini perlu diperhatikan sifat alat ukur,
sifat responden, dan kualitas skor.
5. Skor adalah bilangan yang diberikan kepada atribut orang, objek
atau peristiwa.
6. Nilai adalah arti dari skor sebagai hasil pengukuran, skor
ditransformasi menjadi nilai.

Objek-objek pengukuran dalam bidang pendidikan adalah (H. Djaali, 2007):


1. Prestasi atau hasil belajar siswa. Prestasi atau hasil belajar di ukur
dengan menggunakan tes. Dilohat dari aspek standardisasi, ada dua
macam tes yaitu tes buku dan tes buatan guru. Tes buku adalah tes
yang sudah di uji di lapangan dengan maksud mendapatkan data
tentang keterandalan (reliability) dan kesahihan (validity)
pengukuran serta standar normative yang di pakai untuk menaksir
skor tes.
2. Sikap, sikap ini di ukur dengan menggunakan instrument skala
sikap seperti yang dikembangkan oleh likert, semantic diferensial,
skala thurstone dan lain-lain.
3. Motivasi, motivasi di ukur dengan istrumen berbentuk skala yang
di kembangkan dari teori-teori motivasi.
4. Intelgensi, intelgensi di ukur menggunakan tes intelegensi.

4
5. Bakat, bakat diukur dengan menggunakan tes bakat seperti tes
bakat seni, tes bakat mekanik, tes bakat olahraga dan lain-lain.
6. Kecerdasan Emosional. Kecerdasan emosional diukur dengan
menggunakan instrument yang dikembangkan dari teori-teori
emosional.
7. Minat. Minat diukur dengan menggunakan instrument minat yang
di kembangkan dari teori-teori minat.
8. Kepribadian. Kepribadian diukur dengan menggunakan tes
kepribadian seperti Q-sort.

Dalam bidang pendidikan, pengukuran memegag peranan yang sangat


penting. Data hasil pengukuran dalam bidang pendidikan memiliki arti
penting baik bagi sekolah atau lembaga pendidikan, guru maupun bagi
siswa dan orang tua siswa atau masyarakat . Bagi guru misalnya hasil
pengukuran berfungsi untuk untuk membandingkan tingkat kemampuan
siswa dengan siswa-siswa lain yang diajarnya. Di sekolah pengukuran
dilakukan guru untuk menaksir prestasi siswa. Alat yang digunakan untuk
mengukur prestasi siswa pada umumnya adalah tes yang disebut tes hasil
belajar.

Sebagai contoh seorang guru mata pelajaran ekonomi akan melakukan


pengukuran mengenai tingkat penguasaan siswa terhadap materi mata
pelajaran yang di ajarkan. Untuk melakukan pengukuran tingkat penguasan
siswa terhadap materi yang di ajarkan, guru tidak dapat menggunakan alat
ukur standar yang disebutkan di atas karena obyek yang di ukur berbeda
dengan konstruk yang dapat diukur oleh tes baku yang sudah ada. Proses
pengukuran dalam bidang pensisikan berkenan dengan bagaimana
mengkonstruksi , mengadministrasi dan menskor tes.

5
B. TUJUAN PENGUKURAN
1. Pengukuran ini bertujuan untuk membandingkan unsure-unsur
yang akan di nilai
2. Selain itu pengukuran sangat penting untuk menentukan kriteria
penilaian.

C. LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILALUI DALAM


MELAKSANAKAN PENGUKURAN, ANTARA LAIN
ADALAH:
1. Mengidentifikasi dan merumuskan atribut atau kualita yang akan
diukur
2. Menentukan seperangkat operasi yang dapat digunakan untuk
mengukur atribut tersebut
3. Menetapkan seperangkat prosedur atau definisi untuk
menerjemahkan hasil pengukuran ke dalam pernyataan atau data
kuantitatif. Bagaimanapun juga dalam pengukuran,
penguantitatifan informasi adalah penting untuk membuat
ketetapan hati atau kebulatan tekad atau membedakan suatu atribut
sehingga kesimpulan yang diambil tidak subjektif.

Langkah-langkah pelaksanaan pengukuran tersebut sangat penting


dilakukan agar proses pengukuran dapat dilakukan dengan baik. Dimulai
dari identifikasi dan perumusan atribut apa yang akan diukur, dalam sebuah
pembelajaran misalnya, terdapat kompetensi-kompetensi yang harus diukur.
Kemudian penentuan perangkat operasi yang sesuai untuk pengukuran.
Jenis, metode apa serta alat apa yang hendak digunakan ditentukan agar
tepat dan sesuai dengan kompetensi dan indikator jika dalam pembelajaran.
Dan terakhir penetapan perangkat prosedur untuk mendefinisikan
pengukuran. Dalam langkah ini biasanya hasil pengukuran dibuat menjadi
data kuantitatif agar memberikan kemudahan dalam penentuan hasil. Hal ini
dikarenakan data kuantitatif merupakan hasil yang absolut atau mutlak atau

6
tidak lagi relatif. Juga memudahkan untuk analisis dan pembandingan
dengan acuan evaluasi yang telah dibuat (Amos Neolaka, 2017).

2.2 PENILAIAN
A. PENGERTIAN PENILAIAN
Penilaian adalah suatu pembuatan suatu keputusan mengenai drajat
keberhasilan belajar masing-masing siswa dan keberhasilan siswa dalam
kelas tersbut secara keseluruhan, serta keberhasilan guru didalam mengajar.
Dan juga merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi
dasar setelah mengikuti proses pembelajaran.
Maka dari uraian yang telah dijelaskan diatas maka diharapkan dapat
dipahami secara jelas bahwa ketiga istilah yang umum dijumpai dalam
kepustakaan dan praktek evaluasi pengajaran (pengukuran, tes, dan
penilaian) merupakan istilah yang saling berkaitan tetapi sangat berbeda.
Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah-sekolah dan dalam dunia
pendidikan dan juga umumnya ketiga istilah tersebut sering
dicampuradukkan. Perbedaan yang tampak dalam perkembangan istilah
penialaian adalah penggunaan kata dalam bahasa inggris. Pada kepustakaan
lama kata yang digunakan sebagai lambang bagi istilah penialaian adalah
evaluation, sedangkan dalam kepustakaan tahun 1990-an, istilah tersebut
dilambangkan dengan kata assessment. Meskipun ada pula ahli yang
menggunakan kedua kata tersebut untuk merujuk kepada istilah yang
berbeda (Cece Rakhmat, 1999).

B. TUJUAN ATAU FUNGSI PENILAIAN


a. Penilaian berfungsi selektif
Penilaian ini yaitu memiliki berbagai tujuan yaitu sebagai berikut :
 Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
 Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat
berikutnya.
 Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa

7
 Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan
sekolah, dan sebagainya.
b. Penilaian berfungsi diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup
memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan
mengetahui kelemahan siswa. Dan juga mampu mengetahui sebab
– musabab kelemahan itu.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara barat,
adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan
dengan mempelajari sebuah paket belajar, baik dalam bentuk
modul maupun paket belajar yang lain.
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauah mana suatu program berhasil diterapkan. Telah
disinggung pada bagian sebelum ini, keberhasilan program
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode
mengajar, kurikulum, sarana, san sistem administrasi (Arikunto,
2002).

C. MANFAAT PENILAIAN
Manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut :
1. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar
mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian
kompetensi.
2. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar
yang dialami peserta didik.
3. Untuk umpan balik bagi pendidik dalam memperbaiki metode,
pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
4. Untuk masukan bagi pendidik guna merancang kegiatan belajar.
5. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite satuan
pendidikan tentang efektivitas pendidikan.

8
6. Untuk memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan dalam
mempertimbangkan konsep penilaian kelas yang digunakan
(Hamzah B. Uno, 2012).

D. PRINSIP – PRINSIP PENILAIAN


Keputusan yang diambil sebagai hasil penilaian merupakan hal yang
sangat penting bagi kepentingan kehidupan dan perkembangan siswa.
Keputusan tersebut bukan hanya menyangkut kepentingan kehidupan
persekolahan, tetapi berkaitan juga dengan aspek – aspek kehidupan
lainnya. Misalnya contohnya seperti : salah satu cara seleksi di SLTP
dengan menggunakan nilai Ebtabnas Murni (NEM) SD. NEM merupakan
angka yang diproleh siswa dalam kegiatan evaluasi yang bersifat nasional.
Maka dari itu penialaian secara cermat dapat dipertanggung jawabkan. Dari
itu ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh para penilai untuk
melakukan penilaian yaitu sebagai berikut :
1. Prinsip keterpaduan
Kegiatan penilaian berkaitan erat dengan kegiatan – kegiatan
pengajaran lainnya. Kegiatan penilaian tidak boleh lepas dari kegiatan
pengajaran, jika prinsip ini tidak dipenuhi, penilaian tidak akan
memberikan makna apa – apa, bahkan akan merupakan pekerjaan yang
sia – sia. Dalam melakukan penilaian harus diperhatikan tujuan tujuan
instruksional dan ruang yang dibuat tidak boleh menyimpang dan
sebagai ruang lingkup yang bahan ajar yang dipelajari oleh siswa.
2. Prinsip kelengkapan
Agar penilaian yang kita lakukan dapat memberikan informasi
yang memadain, maka penilaian harus dilakukan secara menyeluruh
sesuai dengan tujuan penilaian dan atau lingkup bahan ajar yang ingin
diungkap atau maupun teknik dan instrumen yang digunakan. Dilihat
dari segi aspek prilaku yang diungkap, penilaian harus mencakup
keseluruhan bahan ajar dan kedalaman tingkah laku yang semestinya
diungkap. Dan dilihat dari segi teknik dan instrumen pengertian

9
menyeluruh ini penunjukan perlunya menggunakan berbagai teknik
dan instrumen yang memadai dalam penilaian.
3. Prinsip kesinambungan
Untuk memperoleh pemahaman yang memadai tentang kemajuan
belajar siswa diperlukan adanya suatu program penilaian yang
berkelanjutan. Program penilaian ini hendaknya dilakukan seiring
dengan rangkaian kegiatan proses belajar mengajar. Dan siswa adalah
mahluk dinamis yang setiap saat memungkinkan untuk berubah. Oleh
karena itu hasil belajar siswa atau prestasi siswa meningkat atau
sebaliknya tergantung pada intensistas usaha, irama perkembangan,
dan faktor lainnya.
4. Prinsip Objektifitas
Penilaiaan yang tepat tidak bisa dilakukan hanya dengan pengamatan
dan pertimbangan subjektif guru. Untuk melakukan penilaian yang
tepat perlu didasarkan pada data objektif tentang kemajuan belajar
siswa. Hasil penilaian harus menggambarkan kedadaan yang
sebenarnya dalam arti sesuatu dengan kemampuan objektif siswa.
Penilaian bersifat subjektif akan banyak penyimpangannya, bisa
dipengaruhi oleh faktor “like and dislike” penilai.
5. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi mengandung maksud bahwa pengambilan keputusan
penilaian hendaknya didasarkan pada data yang relevan atau data yang
dibutuhkansesuai dengan tujuan penilaian. Data yang dijadikan dasar
pengambilan keputusan, dan instrumen yang digunakan.
6. Prinsip Keteraturan
Dalam melakukan penilaian kita perlu mengetahui dan memperhatikan
prosedur dan langkah – langkah yang semestinya dilakukan. Kita tidak
dapat mengambil keputusan penilaian dengan baik sebelum adanya
data yang dapat dipercaya. Kita tidak bisa memperoleh data yang
memadai kalau tidak menggunakan instrumen pengumpul data yang
memenuhi syarat (Cece Rakhmat, 1999).

10
E. PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PENILAIAN
a. Menetapkan tujuan penilaian
Tujuan biasanya dijadikan dasar dan arah untuk melakukan suatu
kegiatan ; demikian pula halnya dalam melakukan penilaian.
b. Menetapkan jenis atau lingkup bahan ajar yang harus diukur
Pengambilan keputusan penilaian yang tepat perlu didasarkan pada
data konkrit yang relevan dengan tujuan penilaian.
c. Menetapkan teknik pengukuran yang digunakan
Setelah memperoleh kejelasan tentang aspek – aspek yang perlu di
ukur selannjutnya perlu ditetapkan teknik apa yang digunakan
untuk mendapatkan data.
d. Mengembangkan instrumen pengukuran
Pemilihan instrumen sangat tergantung pada jenis bahan ajar
pelajaran yang akan diukur dan teknik pengukuran yang
digunakan.
e. Melaksanakan pengukuran
Dilakukan dengan menggunakan teknik dan instrumen
pengukuran yang ditetapkan.
f. Mengolah dan menafsirkan hasil pengukuran (mengambil
kesimpulan)
Agar data hasil pengukuran mempunyai makna sesuai dengan
tujuan penilaian. Maka data tersebut perlu diolah dan ditafsirkan
dengan menggunakan kriteria dan standar tertentu (Cece Rakhmat,
1999).

2.3 EVALUASI
A. PENGERTIAN EVALUASI
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation” dan diambil
dari kata “testum” berasal dari bahasa perancis yang kuno yang berarti
piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Ada pula yang mengartikan
sebuah piring yang dibuat dari tanah liat.

11
Banyak di antara kita yang kadang kurang menyadari bahwa setiap
saat kita senantiasa melakukan pekerjaan lengkap apabila kita bahas pula
tentang pengukuran dan penilaian. Dalam kegiatan sehari-hari ketiga kata,
yaitu pengukuran, penilaian, dan evaluasi sering cenderung memberikan
pengertian yang sama, sehingga dalam pemakaiannya tergantung dari kata
mana yang sedang siap untuk diucapkannya.Namun terdapat sementara
fihak yang membedakan ketiga istilah tersebut. Contoh berikut ini dapat
digunakan sebagai upaya memahami apa persamaan, perbedaan atau
hubungan diantara ketiganya: manakah kain sutera yang panjang atau yang
pendek, jika disediakan harga dan kualitas yang sama? Atau sebuah mangga
yang manakah yang akan anda pilih ketika anda akan membelinya?

Dari contoh-contoh di muka itu kesimpulan apa yang anda dapatkan?


Manakah yang bermakna penilaian, pengukuran, dan manakah langkah yang
menunjukkan evaluasi? Untuk dapat mengadakan penilaian kita perlu
mengadakan pengukuran (measurement) terlebih dahulu (besar, kecil,
panjang, atau pendek), sehingga ketentuannya lebih bersifat kuantitatif (how
much). Untuk menentukan apakah manga yang kau pilih itu baik atau buruk
merupakan suatu keputusan yang bersifat kualitatif (what value). Sedang
mengukur dan menilai itulah yang disebut mengevaluasi.

Bertolak dari deskripsi di muka itu, maka evaluasi pendidikan dapat


diartikan sebagai suatu tindakana atau suatu proses menentukan nilai dari
segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan (Malawi, 2016).

Evaluasi merupakan kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu


program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau
tidak, serta dapat pula digunakan untuk melihat tingkat efesiensi
pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value
judgement). Menurut Gronlund (dalam Sukiman, 2012) “evaluation is the
systematic process of collecting, analyzing and interpreting information to
determine the extent to which pupils are achieving instructional objectives”
(evaluasi adalah proses yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis,

12
dan menginterpretasikan informasi untuk menentukan tingkat penguasaan
peserta terhadap tujuan pembelajaran) (Cece Rakhmat, 1999).

B. TUJUAN EVALUASI PENDIDIKAN


1. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua,
yaitu:
a. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan
sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan
yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata
lain, untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi
petunjuk sampai di mana tingkat kemampuan di tingkat
keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan
kurikuler, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam
jangka waktu yang telah ditentukan.
b. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode
pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran
selama jangka waktu tertentu. Jadi tujuan umum yang kedua dari
evaluasi pendidikan adalah untuk mengukur dan menilai sampai di
manakah efektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang
telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidikan, sertadidik.
2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam
bidang pendidikan adalah:
a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh
program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin
timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk
memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
b. Untuk mencari dan menemukan factor-faktor penyebab
keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti
program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikannya.

13
C. FUNGSI DAN MAKNA EVALUASI DALAM PENDIDIKAN
Evaluasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran mempunyai
beberapa fungsi sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui taraf kesiapan dari siswa untuk menempuh
sesuatu pendidikan tertentu. Artinya apakah seorang siswa sudah
cukup siap untuk diberikan pendidikan tertentu atau belum.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam
proses pendidikan yang telah dilaksanakan.
c. Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang diberikan
kepada siswa dapat dilanjutkan dengan bahan baru atau perlu
mengulangi kembali bahan ajar yang telah lampau.
d. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memeberikan
bimbingan tentang jenis-jenis pendidikan atau jenis-jenis jabatan
yang cocok untuk seseorang (siswa).
e. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi guna menentukan
apakah seorang siswa dapat mengikuti jenjang kelas yang lebih
tinggi atau perlu mengulang kembali bahan-bahan yang telah
lampau.
f. Untuk membandingkan prestasi yang dicapai oleh siswa sudah
sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
g. Sebagai prediksi kematangan siswa untuk dilepas di tengah-tengah
kehidupan masyarakat atau belum.
h. Untuk mengadakan seleksi bagi calon pada suatu jabatan atau jenis
pendidikan tertentu.
i. Untuk meneliti mengenai taraf efesiensi metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran di kelas (Sudijono, 2009).

Sedangkan Evaluasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran


mempunyai beberapa makna sebagai berikut, yaitu : makna bagi siswa,
makna bagi guru, dan makna bagi sekolah. Berikut akan dicoba untuk
memberikan penjelasan tentang masing-masing makna tersebut dalam

14
kaitannya dengan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yang akan
sangat bermanfaat bagi kelancaran proses pembelajaran.
a) Makna bagi siswa
yaitu dengan dilakukan suatu penilaian, maka siswa dapat
mengetahui tingkat keberhasilan selama mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh guru. Hasil yang diporelah siswa didik dari pekerjaan
menilai itu dapat (1) memuaskan; dan (2) tidak memuaskan. Banyak
sekali factor yang menyebabkan siswa merasa puas atau tidak puas
terhadapa hasil penilaian tersebut, yang secara garis besar dapat
dibedakan menjadi: factor internal dan factor eksternal siswa didik
sebagai subyek belajar.
1. Faktor internal dibedakan menjadi: factor psikis dan factor
fisik/kondisi fisik siswa
1) Faktor psikis, yang dibedakan menjadi factor yang bersifat
intelektual dan factor yang bersifat non intelektual. Faktor
yang bersifat intelektual terdiri dari beberapa sub factor, yang
antara lain meliputi: (1) taraf intelegensi, (2) kemampuan
belajar; dan (3) cara belajar. Faktor yang bersifat non-
intelektual terdiri dari beberapa sub factor, seperti; (1)
motivasi belajar; (2) sikap siswa dalam belajar; (3) minat
siswa dalam belajar; (4) perasaan siswa; (5) perhatian; (6)
kondisi akibat social kultural; dan kondisi ekonomi keluarga.
2) Faktor fisik, yang lebih mengarah kepada kondisi fisik siswa,
yaitu sehat atau tidaknya aspek jasmani siswa.
2. Faktor eksternal, yaitu factor yang terdapat di luar diri siswa,
yang terdiri dari factor-faktor sebagai berikut, yaitu: pengatur
proses, factor social, dan factor situasional.
1) Faktor pengatur proses meliputi: kurikulum, disiplin, teacher-
effectiveness, fasilitas belajar, dan factor pengelompokkan
siswa.
2) Faktor-faktor social meliputi antara lain: system social, status
social siswa, dan interaksi antara guru dengan siswa didik.

15
3) Faktor-faktor situsional meliputi: keadaan iklim politik-
ekonomi, keadaan waktu, keadaan musim-iklim.
b) Makna bagi guru
Penilaian bagi guru sangat besar sekali bagi guru, karena dengan
hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui: (1)
tingkat penguasaan siswa terhadap bahan ajar; (2) guru mengetahui
ketepatan materi yang diberikan; (3) guru mengetahui ketepatan
materi dalam menggunakan metode pembelajaran.
c. Makna bagi sekolah
1) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui hasil
belajar siswa didiknya, dapat diketahui pula apakah kondisi
belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan
harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas
sesuatu sekolah.
2) Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk
sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi
perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan dating.
3) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun,
dapat digunakan sebagai pedoman sekolah, yang dilakukan
sekolah sudah memenuhi standar atau belum. Penentuan
standar akan terlihat dari bagusnya prestasi belajar siswa.

Secara rinci dan sesuai dengan urutan kejadiannya, dalam proses


transformasi ini penilaian dibedakan menjadi tiga jenis; (1) sebelum
kegiatan pengajaran; (2) selama kegiatan pengajaran, dan (3) sesudah
kegiatan pengajaran (Malawi, 2016).

D. TEKNIK EVALUASI PENDIDIKAN


Teknik evaluasi digolongkan menjadi dua yaitu teknik tes dan teknik
nontes.Teknik nontes, meliputi: skala, kuesioner, daftar cocok, wawancara,
pengamatan, dan riwayat hidup.

16
1. Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam
bentuk angka. Angka-angka diberikan secara bertingkat dari angka
terendah hingga angka paling tertinggi. Angka-angka tersebut
kemudian dapat digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap
angka yang lain.
2. Kuisoner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa
kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi
menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner
langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang
diminta jawabannya. Adapun kuesioner tidak langsung dijawab secara
tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab,
contoh apabila yang hendak diminta jawaban adalah seseorang yang
buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota
keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab, maka
kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka.
Kuesioner tertutup adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau
lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X)
atau cek ( ) pada jawaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan
kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab
diperkenalkan memberikan jawaban dan pendapatnya secara terpinci
sesuai dengan apa yang ia ketahui;
3. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta
dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk
memberikan tanda silang (X) atau cek ( ) pada jawaban yang ia
anggap sesuai;
4. Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan
pernyataan –pernyataan yang sesuai dengan tujuan informasi yang
hendak digali. Wawancara dibagi dalam dua kategori, yaitu pertama,
wawancara bebas yaitu si penjawab (partisipasi) diperkenankan untuk
memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia ketahui tanpa
diberikab batasan ole pewawancara. Kedua, wawancara terpimpin di
mana pewawancara telah menyusun pertanyaan-pertanyaan terlebih

17
dahulu yang bertujuan untuk mengiring penjawab pada informasi-
informasi yang diperlukan saja;
5. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan
terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari tiga jenis
yaitu:
a) Observasi partisipan, yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan
kelompok yang diamati.
b) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok
yang diamati. Pengamat telah membuat list factor-faktor yang
telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap system
yang terdapat dalam objek pengamatan; dan
6. Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan
informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek
evaluasi tersebut. Teknik tes, dalam evaluasi pendidikan, terdapat tiga
jenis tes, yaitu: tes diagnostic, tes sumatif, dan tes formatif (Sudijono,
2009).

2.4 HUBUNGAN ANTAR PENGUKURAN, PENILAIAN DAN


EVALUASI
Banyak orang mengetahui bahwa pengukuran, penilaian dan
evaluasi itu memiliki pengertian yang sama. Namun dalam suatu
pembelajaran antar pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki arti,
tujuan dan fungsi yang berbeda-beda. Pengukuan merupakan kegiatan
yang sistematis untuk menentukan angka pada objek atau kegiatan
yang sistematis untuk menentukan angka pada objek atau gejala,
Penilaian merupakan penafsian dari hasil pengukuan dan penentuan
pencapaian hasil belajar, dan Evaluasi adalah penentuan nilai suatu
program dan penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian
tujuan suatu program. Walaupun memiliki perbedaan dari segi
pengertian, namun antara pengukuran, penilaian dan evaluasi
memiliki hubungan dan keterkaitan yang erat tindih dalam proses

18
pembelajaran. Hubungannya yaitu dalam suatu proses pembelajaran
diawali dengan adanya suatu pengukuran, kemudian dilanjutkan
dengan tahap penilaian. Penilaian merupakan suatu tindakan atau
proses menentukan nilai suatu objek. Penilaian dapat dilakukan
berdasarkan hasil pengukuran yang didapat. Terakhir yaitu tahap
evaluasi, evaluasi dilakukan bedasarkan hasil dari pengukuran dan
penilaian (H. Djaali, 2007). Jadi dapat disimpulkan bahwa antara
pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki hubungan dan
keterkaitan yang sangat erat, karena ketika hal tersebut dilakukan
secara berjenjang dan bertahap dalam suatu pembelajaran.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pemaparan materi diatas, didapat simpulan sebagai berikut :
1. Pengukuran adalah pemberian bilangan kepada atribut orang, objek,
atau peristiwa menurut aturan tertentu.
2. Penilaian adalah suatu pembuatan suatu keputusan mengenai drajat
keberhasilan belajar masing-masing siswa dan keberhasilan siswa
dalam kelas tersbut secara keseluruhan, serta keberhasilan guru
didalam mengajar.
3. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga
atau tidak, serta dapat pula digunakan untuk melihat tingkat efesiensi
pelaksanaannya.
4. Antara Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi sangat bermanfaat dan
memiliki tujuan dan fungsinya masing-masing dalam suatu
pembelajaran yang mampu memperlancar suatu proses pembelajaran.

3.2 SARAN
Diharapkan sebagai tenaga pendidikan guru harus mampu :
1. Memperhatikan hal-hal penting yang perlu dilakukan dalam
mengetahui keberhasilan suatu tujuan pembelajaran.
2. Perlu adanya pengukuran, penilaian dan evaluasi yang dilakukan
dalam suatu pembelajaran sebagai tolak ukur untuk mengetahui
keberhasilan suatu tujuan pembelajaran.
3. Kepala Sekolah harus memperhatikan apakah setiap guru telah
melaksanakan pengukuran, penilaian dan evaluasi dalam kegiatan
pembelajaran.

20
DAFTAR PUSTAKA

Amos Neolaka, G. A. A. N. (2017). LANDASAN PENDIDIKAN : Dasar


Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup (Pertama). Depok:
KENCANA.

Arikunto, S. (2002). DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN (Edisi Revi).


Jakarta: Bumi Aksara.

Cece Rakhmat, D. S. (1999). EVALUASI PENGAJARAN. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

H. Djaali, P. M. (2007). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta.

Hamzah B. Uno, S. K. (2012). ASSESSEMNT PEMBELAJARAN (D. Ispurwati,


ed.). Jakarta: Bumi Aksara.

Koyan. (2011). ASESMEN DALAM PENDIDIKAN (Pertama; L. Jayanta, ed.).


Singaraja: Universitan Pendidikan Ganesha Press.

Malawi, I. (2016). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Media Grafika.

Sudijono, A. (2009). PENGANTAR EVALUASI PENDIDIKAN (Pertama). Jakarta:


Rajawali Press.

Anda mungkin juga menyukai