Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN

“HAKEKAT KONSEP DASAR PENGUKURAN & HAKEKAT KONSEP DASAR


PENILAIAN”

DISUSUN OLEH :

1. Fara Destiyanti (201610070311028)


2. Handri Oktapiani (201610070711029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
 

Malang, 29 Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN........................................................................................1


KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Tujuan........................................................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Pengukuran Dan Penilaian..........................................................................................6
2.2 Hubungan Mutu Pengajaran Dengan Pengukuran Dan Penilaian........................................6
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................8
4.1 Saran.................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuraan dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya,
kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan suatu yang lain (Suharsini Arikunto,
2012:3) Jika kita mengukur suhu badan seseorang dengan termometer, atau mengukur jarak
kota A dengan kota B, maka sesungguhnya yang sedang dilakukan adalah menguantifikasi
keadaan seseorang atau tempat ke dalam angka. Karenanya, dapat dipahami bahwa
pengukuran itu bersifat kuantitatif.
Maksud dilaksanakan pengukuran sebagaimana dikemukakan Jono. T.R (1984: 4) ada tiga
macam yaitu :
a. Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu seperti orang mengukur jarak
dua buah kota.
b. Pengukuran untuk menguji sesuatu seperti menguji daya tahan lampu pijar, serta
c. Pengukuran yang dilakukan untuk menilai, pengukuran ini dilakukan dengan jalan untuk
menguji hal yang ingin dinilai seperti kemajuan belajar dan lain sebagainya.
Menurut Mardapi (2004: 14) pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan angka
terhadap suatu objek secara sistematis. Karateristik yang terdapat dalam objek yang diukur
ditransfer menjadi bentuk angka sehingga lebih mudah untuk dinilai.
Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini dikarenakan salah
satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa adalah dengan
tes. Selain dengan tes, terkadang juga dipergunakan nontes. Jika informasi tentang
karakteristik kognitif dan psikomotor, maka nontes dapat memberikan informasi tentang
karakteristik efektif objek.
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuh mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka
evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan

4
evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik,
baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan
(aspek kognitif) maupun dari segi penghayatan (aspek epektif), dan pengamalannya (aspek
psikomotor). Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali bahkan tidak mungkin dapat
dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar.

1.2 Tujuan
Makalah ini dimaksudkan untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai pengukuran dan
penilaian yang sejatinya dalam kegiatan belajar mengajar keduanya sangat penting karena
dalam kegiatan pengukuran dan penilaian adalah salah satu cara untuk mengetahui apakah
dalam pembelajaran yang telah dilakukan sudah mencapai tujuan yang diinginkan?

1.3 Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud dengan pengukuran dan penilaian
b. Apa hubungan mutu pengajaran dengan pengukuran dan penilaian

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran Dan Penilaian


Pengukuran dapat dilakukan dengan berbagai alat ukur. Seperti dalam halnya pengukuran
benda-benda yang ada disekeliling kita, alat ukur pencapaian hasil belajar siswa juga berbeda-
beda sesuai dengan jenis kemampuan, jumlah siswa yang akan diukur kemampuannya, dan
jumlah waktu yang tersedia. Dalam kehidupan sehari-hari berat diukur dengan kiloan dan bukan
dengan takaran. Sebaliknya, volume diukur dengan takaran dan bukan dengan kiloan. Begitupun
dengan dengan pengukuran pencapaian belajar siswa, aspek kognitif diukur dengan tes.
Begitupun dengan aspek sikap diukur dengan angket atau skala sikap. Aspek psikomotor
memiliki alat ukur yang lebih sesuai dibandingkan dengan kedua alat ukur diatas, yakni
pengamatan yang dapat kepustakaan lain disebut sebagai perbuatan. Dengan demikian, tes
seperti angket, skala sikap, dan pengamatan merupakan alat atau instrument pengukuran.

Penilaian adalah upaya atau tindakan untuh mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional. Salah satu prinsip
dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar
adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar
dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi
pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif)
maupun dari segi penghayatan (aspek epektif), dan pengamalannya (aspek psikomotor). Ketiga
aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan
atau proses evaluasi hasil belajar.

2.2 Hubungan Mutu Pengajaran Dengan Pengukuran Dan Penilaian


Peran sekolah dan guru-guru yang pokok adalah menyediakan dan memberi fasilitas
untuk memudahkan dan melancarkan cara belajar siswa. Guru harus dapat membangkitkan
kegiatan-kegiatan yang membantu siswa meningkatkan cara dan hasil belajarnya. Namun,
disamping itu kadang-kadang guru merasa bahwa evaluasi itu merupakan sesuatu yang
bertentangan dengan pengajaran. Hal ini timbul karena sering kali terlihat bahwa adanya
kegiatan evaluasi justru merisaukan dan menurunkan gairah belajar pada siswa. Jadi, seolah-olah

6
kegiatan evaluasi bertentangan dengan kegiatan pengajaran. Pendapat yang seperti itu pada
hakikatnya tidak benar. Memang, evaluasi yang dilakukan dengan baik dan benar seharusnya
dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar karena kegiatan evaluasi itu membantu guru untuk
memperbaiki cara mengajar dan membantu siswa meningkatkan cara belajarnya.
Bahkan dapat dikatakan bahwa evaluasi tidak dapat dilepaskan dari pengajaran. Yusuf
Muri (2015: 10) mengutip suatu ungkapan yang berbunyi : “ to teach without testing is
unthinkable” (mengajar tanpa tes tidak masuk akal). Ungkapan ini menunjukkan betapa erat
kaitan antara pengajaran dan evaluasi. Demikian pula, Parnel mengemukakan sebagai berikut: “
pengukuran adalah langkah awal dari pengajaran. Tanpa pengukuran tidak dapat terjadi
penilaian. Tanpa penilaian tidak akan terjadi umpan balik. Umpan balik, tidak akan diperoleh
pengetahuan yang baik dengan tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil, tidak dapat
terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar.”
Kutipan diatas makin jelas menunjukkan kepada kita bahwa evaluasi merupakan suatu
komponen yang sangat erat berkaitan komponen-komponen lain didalam pengajaran. Dapat
dikatakan bahwa evaluasi dan pengajaran itu saling membantu. Evaluasi haruslah membantu
pengajaran dalam mecapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Bagaimana hubungan yang
sebaliknya antara pengajaran dan evaluasi, dikemukakan oleh Dressel sebagai berikut:
1. Pengajaran
 Pengajaran itu efektif jika mengarah kepada perubahan yang diinginkan didalam diri
siswa.
 Pola-pola tingkah laku baru akan dipelajari siswa dengan baik jika ketidakcocokan
perilaku yang sekarang dimengerti dan kebermaknaan perilaku yang baru menjadi lebih
jelas karenanya.
 Pola-pola tingkah laku baru dapat dikembangkan secara efektif oleh guru-guru yang
mengetahui pola-pola tingkah laku yang ada pada individu siswa dan alasan-alasannya
 Belajar ditimbulkan oleh masalah-masalah dan kegiatan-kegiatan yang menuntut
pemikiran dan perbuatan dari individu siswa masing-masing.
 Kegiatan-kegiatan yang memberi dasar bagi mengajar dan belajar tingkah laku tertentu
juga kegiatan yang sangat cocok bagi pembangkitan dan penilaian terhadap kecocokan
tingkah laku tersebut.
2. Evaluasi

7
 Evaluasi ini efektif jika dapat membuktikan sampai dimana perubahan itu terjadi didalam
diri siswa.
 Evaluasi sangat berguna (kondusif) bagi belajar jika mendorong dan membangkitkan
siswa untuk mengevaluasi diri.
 Evaluasi itu berguna (kondusif) bagi pengajaran yang baik jika ia mengemukakan tife-tife
pokok dan tingkah laku yang tidak sesuai dan sebab-sebab yang mendukungnya.
 Evaluasi sangat bermakna didalam belajar jika ia memungkinkan dan mendorong latihan
atas inisiatif individu.
 Keguatab-kegiatan latihan-latihan yang dikembangkan untuk tujuan pengevaluasian
tingkah laku tertentu juga berguna bagi mengajar dan mengajar tingkah laku tertentu.

8
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi atau kapasitas biasanya terhadap satu standar
atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanaya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga
dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat
ketidak pastian, atau kepercayaan konsumen

2. Pengukuran proses pemberian angka-angka atau lebel pada unit analisis untuk mempres
mempresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup di mengerti orang
walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini antara lain sering kali melakukan
pengukuran.

3. Penilaian adalah upaya atau tindakan untuh mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional.

4.1 Saran
Sebagai calon pendidik kita harus mampu untuk melaksanakan pendidikan sesui tujuan
pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan memiliki kepribadian yang menetapkan dna mandiri serta tanggung jawab masyarakat dan
kebangsaan.

Dengan adanya pendidikan maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-
lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan
merupakan syalah satu syarat untuk lebih memajukan suatu negara.

9
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muri Yusuf, 2005, Evaluasi Pendidikan (Dasar-dasar dan Teknik), Universitas Negeri Padang

Suharisini Arikunto, 2012, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi kedua). Jakarta: PT Bumi
Aksara

Joni.T.R.1984. Pengukuran dan penilaian pendidikan . Malang ( Yayasan Pusat Pengkajian


Latihan dan Pengembangan Masyarakat )

Arifin Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

10

Anda mungkin juga menyukai