PENILAIAN AUTENTIK
Di Susun Oleh :
NURCAHYANI ANUGRAH
200407562031
95 PIL
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari bapak Dr. Sudarto, S.Pd., M.Pd mata kuliah pendidikan ipa lanjutan.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, masukan baik berupa saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca akan sangat membantu. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kita semua dan pihak-pihak terkait.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
peserta didi dalam kehidupan sehari-hari atau dunia nyata (Baskoro &
Wihaskoro, 2016).
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penilaian Autentik
Penilaian autentik berasal dari dua kosa kata yaitu penilaian dan
autentik. Penilaian itu sendiri berasal dari kata dasar nilai. Pengertian
nilai itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) yaitu:
3
mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi informasi untuk
menentukan seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok siswa menccapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap
maupun keterampilan (Suprananto, 2012).
Dalam dunia pendidikan seperti pada lembaga sekolah tingkat SD, SMP, dan
SMA. Pada umumnya, sebagian guru terbiasa menilai kemampuan siswa
menggunakan tes tulis. Padahal sebaik apapun tes tulis yang digunakan untuk
menilaian kemampuan siswa, tidak akan mampu menilai seluruh kompetensi
yang dimiliki oleh siswa. Penilaian yang seperti ini biasa disebut penilaian
tradisional. Dimana penilaian yang dilakukan oleh guru menggunakan intrumen
tes tulis atau sejenisnya.
Seperti yang dikatakan oleh Wiggins (1993) menegaskan bahwa metode
penilaian tradisional untuk mengukur prestasi, seperti tes pilihan ganda,
benar/salah, menjodohkan, dan lain-lain telah gagal mengetahui kinerja peserta
didik yang sesungguhnya. Tes semacam ini telah gagal memperoleh gambaran
yang utuh mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik
dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat (Sigit,
2014).
Dari berbagai kekurangan yang ada pada penilaian tradisional, maka dunia
pendidikan memerlukan jenis penilaian yang mampu menilai kompetensi siwa
dari berbagai aspek. Dalam hal ini adalah penilaian autentik. Autentik adalah
keadaan yang sebenanya, keadaan dimana siswa dinilai berdasarkan kompetensi
yang benar-benar dimiliki oleh siswa.
Sehubungan dengan penilaian autentik, Gulikers mengungkapkan bahwa
penilaian otentik merupakan penilaian yang mampu memfasilitasi siswanya
untuk menggunakan kombinasi dari kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan
sikapnya untuk mengaplikasikan sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupannya
(Dahlan, 2014).
Ada beberapa pengertian mengenai penilaian autentik (Sigit, 2014),
diantaranya adalah :
4
a. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output)
pembelajaran
b. Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas
hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan
c. Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan menggunakan bergam
sumber, pada saat/setelah kegiatan pembelajaran berlangsung, dan menjadi
bagian tak terpisahkan dari pembelajaran.
d. Penilaian autentik merupakan proses pengamatan, perekaman dan
pendokumentasian karya (ap yang dilakukan anak dan bagaimana hal itu
dilakukan) sebagai dasar penentuan keputusan yang dapat menuju pada
pembentukan anak sebagai individual learner (pembelajar mandiri).
e. Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta
didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan
atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar
dikuasai dan dicapai.
Dari penjelasan mengenai penilaian autentik dan penilaian tradisional di
atas, maka dapat diambil titik perbedaan yang sangat mendasar, yaitu:
5
B. Jenis-Jenis Penilaian Autentik
a. Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk
tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauhmana yang telah
dilakukan dalam suatu program. Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen
kinerja, yaitu tugas kinerja (performance task), rubrik performansi (performance
rubrics), dan cara penilaian (scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang
berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik
performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu
performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen tersebut.
Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu
1. Holistic scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara
umum terhadap kualitas performansi
2. Analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang
berkontribusi terhadap suatu performansi
3. Primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur
dominan dari suatu performansi.
b. Evaluasi Diri
Evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri. Melalui
evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya,
untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement
goal). Dengan demikian, peserta didik lebih bertanggungjawab terhadap proses
dan pencapaian tujuan belajarnya.
Untuk langkah pertama, yaitu menentukan kriteria penilaian. Guru mengajak
peserta didik bersama-sama menetapkan kriteria penilaian. Pertemuan dalam
bentuk sosialisasi tujuan pembelajaran dan curah pendapat sangat tepat
dilakukan. Kriteria ini dilengkapi dengan bagaimana cara mencapainya. Cara
mengembangkan kriteria penilaian sama dengan mengembangkan rubrik
penilaian dalam asesmen kinerja. Ceklis evaluasi diri dikembangkan
berdasarkan hakikat tujuan tersebut dan bagaimana mencapainya.
6
c. Esai
Tes esai menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan, merumuskan,
dan mengemukakan sendiri jawabannya. Tes esai dapat digolongkan menjadi
dua bentuk, yaitu :
Tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas, peserta didik
mendemonstrasikan kecakapannya untuk:
1. Menyebutkan pengetahuan factual
2. Menilai pengetahuan faktualnya
3. Menyusun ide-idenya
4. Mengemukakan idenya secara logis dan koheren.
Tes esai jawaban terbatas atau terstruktur, peserta didik lebih dibatasi pada
bentuk dan ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus dinyatakan
konteks jawaban yang harus diberikan oleh peserta didik. Esai terbuka/tak
terstruktur merupakan bentuk asesmen otentik.
Tes esai memiliki potensi untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan yang
lebih tinggi atau kompleks. Butir tes esai memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menyusun, menganalisis, dan mensintesiskan ide-ide, dan peserta
didik harus mengembangkan sendiri buah pikirannya serta menuliskannya
dalam bentuk yang tersusun atau terorganisasi.
Kelemahan esai adalah berkaitan dengan penskoran. Ketidakkonsistenan
pembaca merupakan penyebab kurang objektifnya dalam memberikan skor dan
terbatasnya reliabilitas tes. Namun hal ini dapat diminimalkan melalui
penggunaan rubrik penilaian, dan penilai ganda (inter-rater).
d. Asesmen Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perseorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Wyatt dan Looper (2002)
menyebutkan, berdasarkan tujuannya sebuah portofolio dapat berupa
7
developmental portfolio, bestwork portfolio, dan showcase portfolio.
Developmental portfolio disusun demikian rupa sesuai dengan langkah-
langkah kronologis perkembangan yang terjadi. Oleh karena itu, pencatatan
mengenai kapan suatu artefak dihasilkan menjadi sangat penting, sehingga
perkembangan program tersebut dapat dilihat dengan jelas.
Bestwork portfolio adalah portofolio karya terbaik. Karya terbaik diseleksi
sendiri oleh pemilik portofolio dan diberikan alasannya. Karya terbaik dapat
lebih dari satu.
Showcase portfolio adalah portofolio yang lebih digunakan untuk tujuan
pajangan, sebagai hasil dari suatu kinerja tertentu.
Asesmen portofolio mengandung tiga elemen pokok yaitu:
1. sampel karya peserta didik,
2. evaluasi diri, dan
3. kriteria penilaian yang jelas dan terbuka.
e. Projek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan olehpeserta didik menurut periode /
waktu tertentu. penyelesaian tugas di maksud berupa investigasi yang
dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian,
penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan,
penyelidikan, dan lain-lain.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian
khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai
kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Cara analitik, yaitu
berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria
yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Cara holistik, yaitu
berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap
appraisal.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk
8
proyek. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala
penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster
atau tertulis.
9
Proses penyekoran dapat dilakukan secara langsung, namun demikian lebih baik
jika proses penilaian menggunakan rubrik. Sekor hasil belajar otentik ini
selanjutnya dianalisis dan diolah menjadi nilai. Nilai ini menunjukkan bentuk
kualitatif capaian hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian Autentik adalah jenis penilaian yang mencakup tiga ranah yaitu
ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan psikomotorik
(keterampilan). Penilaian autentik juga merupakan hasil perkembangan dari
berbagai jenis penilaian karena jenis penilaian terdahulu dirasa belum secara efektif
digunakan untuk mengetahui kompetensi siswa atau peserta didik.
Penilaian autentik sangatlah erat hubungannya dengan Kurikulum 2013,
karena dalam Kurikulum 2013 menuntut pendidik untuk menilai siswa atau peserta
didiknya berdasarkan tiga ranah yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif
(sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
B. Penutup
Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membaca makalah ini, khususnya
untuk kelompok kami, dan semoga makalah ini dapat menjadi rujukan ataupun
media belajar bagi siapa saja yang ingin mempelajari “Penilaian Autentik”.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. (2015). Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015. Retrieved September 08, 2016, from
Universitas Pakuan:
www.unpak.ac.id/plpg/Bahan_Penilaian_Autentik_plpg_2015.pdf
Baskoro, & Wihaskoro. (2016). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Cirebon: Tanpa
Penerbit.
Dahlan, A. (2014, November). Pengertian Penilaian Autentik. Retrieved September 09, 2016,
from EUREKA PENDIDIKAN: http://www.eurekapendidikan.com/2014/11/pengertian-
penilaian- otentik.html
Lindayani, D. A. (2014, November 25). Penerapan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013.
Retrieved September 6, 2016, from Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo:
http://pendidikan.probolinggokab.go.id/penerapan-penilaian-autentik-dalam-kurikulum-
2013/
Sigit. (2014). Konsep Penilaian Autentik Dan Contohnya. Lokakarya School Community, 17.
Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengjar. Bandung: PT REMAJA RODAKARYA.
Suprananto, K. (2012). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: GRAHA ILMU.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
12