Disusun oleh:
PUTRI YANI
NIM 02200932
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat, rahmat, dan
karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Evaluasi Program Pendidikan yang di bimbing oleh Ibu Elga Novira Rizkinta
.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang strategi
pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa Critical Book Review ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan tugas ini.
Akhir kata semoga Critical Book Report ini dapat bermanfaat. Atas segala
perhatian semua rekan, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pendidikan evaluasi merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi.
Dalamkegiatan belajar mengajar selalu dilakukan evaluasi. Hal yang sama teradi
pula dengantes. Bahkan dalam penggunaannya kedua istilah tersebut sering dikait-
kaitkan.Dewasa ini, semakin kompleks kegiatan yang berhubungan dengan
evaluasi pembelaaran,kompleksitas tugas tersebut tercermin dalam kecenderungan
penggunaan alat- alat evaluasi.
Evaluasi adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi yang
bergunauntuk menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti tes dan
measurement dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil Evaluasi bisa member
keputusan yang professional. Seseorang dapat mengevaluasi baik dengan data
kuantitatif maupunkualitatif. GubadanLincoln (1985:35), mengemukakan definisi
evaluasi sebagai“a process for describing an evaluand and judging its merit and
worth”. Sedangkan Gilbert Sax (1980:18) berpendapatbahwa “evaluation is a
process through which avalue judgement or decision is made from a variety of
observations and from thebackground and training of the evaluator ”. Sejalan
dengan pengertian evaluasi yang disebutkan di atas, Arifin (2013:5)
mengemukakan bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilaidan arti) daripada
sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangkamengambil
suatu keputusan.
1
1.3 Identitas Buku
2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
BAB I. Pembelajaran
A. Belajar
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan
proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Tahapan dalam belajar
tergantung pada fase-fase belajar, salah satu tahapannya adalah yang
dikemukakan oleh Witting yaitu, tahap acquisition, tahap storage dan tahap
retrieval. Hamalik (2003) menyajikan dua definisi yang umum tentang, yaitu :
a. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman
(learning is defined as the modification or strengthening of behavior through
experiencing)
b. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan.
Slameto(2003) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan seseoranng untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Ciri-ciri tentang perubahan tingkah laku yang terjadi dalam
belajar ,yaitu terjadi secara sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif
dan aktif, bukan bersifat sementara, bertujuan dan terarah serta mencakup seluruh
aspek tingkah laku. Kategori belajar mutahir dibuat komisi delors dari Unesco
terbagi menjadi empat pilar ,yaitu belajar bagaimana belajar (learning to know),
belajar berbuat (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together)
dan belajar mengaktualisasikan diri (learning to be) Suparno (2000). Ciri-ciri
perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang penting adalah
perubahan intensional dalam arti bukan pengalaman atau praktik yang dilakukan
dengan sengaja dan disadari ,atau dengan kata lain bukan kebetulan , Perubahan
positif dan aktif dlama arti baik,bermanfaat ,serta sesuai dengan harapan, dan
3
perubahan efektif dan fungsional dalam arti perubahan tersebut membawa
pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi siswa.
B. Pembelajaran
Pembelajaran,merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua
aspek,yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar
beorientasi pada apa yang harus dilakuan oleh guru sebagai pemberi pelajaran.
Rancangan Pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal,yaitu pembelajaran
diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik, isi
pembelajaran harus didesain relevan dengan karakteristik siswa, menyediakan
media dan sumber belajar yang dibutuhkan dan penilaian hasil belajar terhadap
siswa dilakukan secara formatif sebagai diagnosis untuk menyediakan
pengalaman belajar secara berkesinambungan dan dalam bingkai belajar
sepanjang hayat.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar (Abdurrahman,1999). Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang
menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya
meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan
dapat dicapai oleh siswa (Hamilik,2005). Usman (2001) menyatakan bahwa hasil
belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan
instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan ke dalam
3 kategori,yaitu Domain Kognitif (Pengetahuan(Knowledge), Pemahaman
(comprehension), Aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang
baru, analisa, sintesa dan evaluasi). Domain Kemampuan sikap (affective) yaitu
menerima,memperhatikan,merespon,penghargaan,mengorganisasikan,mempribadi
(mewatak).
4
BAB II. Beberapa Model Pembelajaran Kontemporer
6
BAB III. Konsep Dasar Penilaian
Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh
informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil
belajar yang dicapai siswa yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk
menentukan perlakuan selanjutnya (Depdiknas, 2001). Dengan demikian, inti dari
penilaian adalah proses memberikan atau menentukan terhadap hasil belajar
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian berfungsi sebagai pemantau
kinerja komponen-komponen kegiatan proses belajar mengajar dalam mencapai
tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Fungsi evaluasi dibedakan
menjadi dua yakni fungsi hasil belajar dan fungsi evaluasi program pengajaran .
Fungsi evaluasi hasil belajar antara lain, fungsi formatif,fungsi sumatif.fungsi
diagnostik,fungsi selektif dan fungsi motivasi.Tujuan penilaian adalah untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan dan peningkatkan kegiatan
belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan
kegiatan belajar. Penilaian secara sistematis dan berkelanjutan untk menilai hasil
belajar siswa disekolah, mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan
kepada masyarakat dan mengetahui mutu pendidikan di sekolah (Kep.Mendiknas
No.012/U/2001).
Sistem penilaian dalam pembelajaran, baik pada penilaian berkelanjutan
maupun penilaian akhir, hendaknya dikembangkan berdasarkan sejumlah prinsip
yaitu menyeluruh, berkelanjutan, berorientasi pada indikator ketercapaian dan
sesuai dengan pengalaman belajar. Sesuai dengan kemampuan dasar yang ingin
dicapai, maka pengujian harus mencakup:
1. Proses belajar,yaitu seluruh pengalaman belajar yang dilakukan siswa.
2. Hasil belajar, yaitu ketercapaian setiap kemampuan dasar,baik kognitif, afektif,
maupun psikomotor yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu.
7
BAB IV. Instrumen Penilaian
8
kognitif tingkat berpikir untuk pertanyaan lisan dikelas cenderung rendah,seperti
pengetahuan dan pemahaman.
11
bentuk soal uraian objerktif sangat tepat digunakan untuk bidang
matematika dan ipa, karena kunci jawabannya hanya satu.
d. Bentuk Uraian Non-Objektif
Bentuk tes ini dikatakan non objektif karena penilaian yang dilakukan
cenderung dipengaruhi subjektivitas dari penilaian. Bentuk tes ini menuntut
kemampuan peserta didik untuk menyampaikan, memilih, menyususn, dan
memadukan gagasan atau ide yang telah dimilikinya dengan menggunakan kata-
katanya sendiri.
e. Bentuk Jawaban Singkat
Bentuk jawaban singkat ditandai dengan adanya tempat kosong yang
disediakan bagi pengambilan tes untuk menuliskan jawabannya sesuai dengan
petunjuk.
f. Bentuk Menjodohkan
soal bentuk menjodohkan atau memasangkan terdiri dari suatu premis,
suatu daftar kemungkinan jawaban, dan suatu petunjuk untuk menjodohkan
masing-masing premis itu dengan satu kemungkinan jawaban.
C. Penyususnan Instrumen Afektif dan Teknik Penskorannya
Penyususnan Instrumen Afektif
Komponen afektif ikut menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
Paling tidak ada dua komponen afektif yang penting untuk di ukur, yaitu sikap
dan minat terhadap suatu pelajaran.
Teknik Penskoran Pengukuran Afektif
Misal dari instrumen untuk mengukur minat peserta didik yang telah
berhasil dibuat ada 10 butir. Jika rentangan yang di pakai adalah 1 sampai 5, maka
skor terendah seorang peserta didik adalah 10, yakni dari 10 x 1 dan skor tertinggi
sebesar 50, yakni dari 10 x 5.
D. Penyususnan Tes Psikomotor dan Teknik Penskorannya.
Penyusunan Tes Psikomotor
a. Bentuk Tes Psikomor
tes untuk mengukurranah psikomor adalah tes untuk mengukur
penampilan atau kinerja (performance) yang telah di kuasi peserta didik.
12
Tes penampilan/perbuatan, baik berupa tes identifikasi, tes simulasi, ataupun
untuk kerja, semuanya dapat diperoleh datanya dengan menggunakan daftar cek,
ataupun skala penilaian.
b. Penyususnan Butir Soal Bentuk Daftar Cek
Daftar cek berisi seperangkat butir soal yang mencerminkan rangkaian
tindakan/perbuatan yang harus ditampilkan oleh peserta ujian, yang merupakan
indikator-indikator dari keterampilan yang akan diukur.
A. Kesahihan/ Validitas
Sebelum soal tes ini dipakai harus di uji coba dahulu, selanjutnya
dilakukan pengujian validitas yang terdiri dari:
Validitas isi dan kontruk, validitas ini dilakukan bertujuan untuk
menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar dengan tujuan yang ingin
diukur atau dengan kisi-kisi yang kita buat. Validitas ini dilakukan dengan
meminta pertimbangan dari para ahli (pakar) dalam bidang evaluasi atau ahli
dalam bidang sedang diuji.
Validitas prediksi, validitas ini dimaksudkan agar hasil tes mampu
memprediksi keberhasilan peserta didik di kemudian hari, misalnya ujian masuk
atau tes seleksi.
Validitas Empiris (Kriterium), validitas ini bertujuan untuk menentukan
tingkat kehandalan soal adalah validitas banding. Dalam penentuan tingkat
validitas butir soal digunakan korelasi product moment pearson dengan
mengkorelasikan.
B. Keajegan Reliabilitas
Reliablitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau
kekonsistenan suatu soal tes. Untuk mengukur tingkat keajegan soal ini digunakan
perhitungan Alpha Cronbach.
13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KELEBIHAN
3.2 KELEMAHAN
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16