PENGEMBANGAN KURIKULUM MI
DISUSUN OLEH:
A . SRI REZKY Z
NIM : 202032040
DOSEN PEMBIMBING:
AL-FURQON MAKASSAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah “Perencanaan
Pembelajaran”.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu
dikarenakan kemampuan penulis makalah ini yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak akhirnya pembuatan makalh ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Dan penulis tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah membantu.
Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulisan sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan
datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................iv
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................iv
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................v
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH...........................................................................................v
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN PENILAIAN AUTENTIK..................................................................................6
B. CIRI-CIRI DAN KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK.............................................9
C. JENIS-JENIS PENILAIAN AUTENTIK..................................................................................10
D. INSTRUMEN PENILAIAN........................................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................................18
A. KESIMPULAN............................................................................................................................18
B. SARAN.........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidakhanya
menuntut adanya perubahan perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi jugaperubahan
dalam melaksakan penilaian (Lindayani, 2014). Perubahan paradigma inilah,para
pendidik merasa kebingungan dalam proses pembelajaran dan penilaian. Penilaianyang
seperti apa yang bisa mencakup ke dalam beberapa aspek yang dapat
memberikangambaran yang seutuhnya mengenai sikap, keterampilan, pengetahuan,
dan bagaimanapara peserta didik itu menjalani kehidupan sehari-hari mereka dan
mengaitkan denganapa yang mereka pelajari di sekolah serta bagaimana format untuk
mencakup semuaaspek tersebut.
Penilaian otentik adalah salah satu bentuk penilaian yang meminta peserta
didikmenerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Otentik berarti keadaan sebenarnya,
yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik. Dalam pembelajaran
disekolah, salah satu bentuk penilaian otentik adalah peserta didik diberi kegiatan
untukmenerapkan pengetahuan yang dimiliki peserta didi dalam kehidpan sehari-hari
ataudunia nyata (Baskoro & Wihaskoro, 2016).
iv
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian autentik kurikulum 2013?
2. Apa ciri-ciri atau karakteristik penilaian autentik pada kurikulum 2013?
3. Apa saja jenis-jenis penilaian autentik?
4. Apa saja instrument penilaian autentik dalam kurikulum 2013?
v
BAB II
PEMBAHASAN
6
dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek, produk, portofolio dan penilaian afektif.
Sedangkan teknik penilaian tidak lepas dari jenis instrument yang digunakan dan aspek
yang dinilai dalam rangka mengumpulkan informasi kemajuan belajar peserta didik, baik
yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar, sesuai dengan kompetensi
yang harus dikuasai.
Asesemen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil
belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah asesemen
merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik
merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliable. Ketika menerapkan asesemen
autentik untuk mengetahui hasil dari prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan
criteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan
mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Asesemen autentik adalah asesemen yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas
autentik yang bermanfaat, penting, dan bermakna. Menurut Hibbart, berbagai tipe
asesemen autentik adalah : (1) asesemen kinerja, (2) observasi dan pertanyaan, (3)
presentasi dan diskusi, (4) proyek dan investigasi, (5) portofolio dan jurnal.
Penilaian autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia
nyata. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan ke dalam tugas-tugas yang autentik. Melalui penilaian autentik ini,
diharapkan berbagai informasi yang abash/benar dan akurat dapat terjaring berkaitan
dengan apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa.
Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah
yang dilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengan realitas di luar sekolah atau
kehidupan pada umumnya. Penilaian semacam ini cenderung berfokus pada tugas-tugas
kompleks atau kontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan mereka secara nyata
menunjukkan kompetensi atau keterampilan yang dimilikinya. Contoh penilaian autentik
adalah keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau menunjukkan perolehan
pengetahuan tertentu, simulasi atau bermain peran, portofolio, memilih kegiatan yang
strategis, serta memamerkan dan menampilkan sesuatu.
7
Penilaian nyata (authentic assessement) menilai pengetahuan dan keterampilan
(performance) yang diperoleh siswa. Penilaian tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman
lain atau orang lain. Karakteristik penilaian nyata (authentic assessment) sebagai berikut :
a. Dilaksanakan selama dan sesudah prses pembelajaran berlangsung
b. Bisa digunakan untuk formatif atau sumatif
c. Yang diukur keterampilan dan performansi, bukn mengingat fakta
d. Berkesinambungan
e. Terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback
Prinsip yang harus diterapkan dalam penilaian autentik adalah sebagai berikut:
a. Penilaian autentik mengacu pada ketercapaian standar nasional (didasarkan pada
indikator).
b. Penilaian autentik harus menyeimbangkan tiga ranah. Penilaian yang dilakukan
cukup member cakupan terhadap aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan
keterampilan (psikomotor) secara seimbang.
Asesemen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, karena penilaian/asesemen
semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam
rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Asesemen
autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan
peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih
autentik. Karenanya, asesemen autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik
terpadu dalam pembelajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran
yang sesuai.
Berbagai metode dan instrument, baik formal maupun nonformal digunakan dalam
penilaian untuk mengumpulkan informasi. Informasi yang dikumpulkan menyangkut
semua perubahan yang terjadi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian dapat
dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran
usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk).
Penilaian informal, bisa berupa komentar-komentar guru yang
diberikan/diucapkan selama proses pembelajaran.
8
Penilaian proses formal, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang
dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan
peserta didik.
Asesemen autentik terdiri atas berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran
langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang
pendidikan, seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang
memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses
yang digunakan untuk menghasikan respons peserta didik atas perolehan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
1. Mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk.
2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
3. Menggunakan berbagai cara dan sumber.
4. Tes hanya salah satu alat pengumpulan data penilaian.
5. Tugas-tugas yang diberikan mencerminkan bagian-bagian kehidupan nyata
setiap hari.
6. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian, bukan
keluasannya (kuantitas).
9
1. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, pencapaian kompetensi
terhadap satu kompetensi dasar (formatif) maupun pencapaian terhadap standar
kompetensi atau kompetensi inti dalam satu semester (sumatif).
2. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta,
menekankan pencapaian kompetensi keterampilan (skill) dan kinerja
(performance), bukan kompetensi yang sifatnya hafalan dan ingatan.
3. Berkesinambungan dan terintegrasi, merupakan satu kesatuan secara utuh
sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap pencapaian kompetensi
siswa.
4. Dapat digunakan sebagai feed back, dapat digunakan sebagai umpan balik
terhadap pencapaian kompetensi siswa secara komprehensif.
1. Penilaian kinerja
Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai
bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauhmana
yang telah dilakukan dalam suatu program (Dantes, 2008). Pemantauan
didasarkan pada kinerja (performance) yang ditunjukkan dalam menyelesaikan
suatu tugas atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang diperoleh merupakan
suatu hasil dari unjuk kerja tersebut.
10
Asesmen kinerja adalah penelusuran produk dalam proses. Artinya, hasil-
hasil kerja yang ditunjukkan dalam proses pelaksanaan program itu digunakan
sebagai basis untuk dilakukan suatu pemantauan mengenai perkembangan dari
satu pencapaian program tersebut.
Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas kinerja
(performance task), rubrik performansi (performance rubrics), dan cara penilaian
(scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik, standar tugas,
deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik performansi merupakan
suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu performansi ideal, dan
deskriptor dari setiap komponen tersebut. Cara penilaian kinerja ada tiga, yaitu
(1)holistic scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara
umum terhadap kualitas performansi; (2) analytic scoring, yaitu pemberian skor
terhadap aspek-aspek yang berkontribusi terhadap suatu performansi; dan
(3) primary traits scoring, yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur
dominan dari suatu performansi.
2. Evaluasi diri
Evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri. Melalui
evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk
selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement goal).
Dengan demikian, peserta didik lebih bertanggungjawab terhadap proses dan
pencapaian tujuan belajarnya (Rolheiser dan Ross, Dalam Dantes, 2008).
Rolheiser dan Ross (Dalam Dantes, 2008) mengajukan suatu model
teoretik untuk menunjukkan kontribusi evaluasi diri terhadap pencapaian tujuan.
Model tersebut menekankan bahwa, ketika mengevaluasi sendiri performansinya,
peserta didik terdorong untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi (goals). Untuk
itu, peserta didik harus melakukan usaha yang lebih keras (effort). Kombinasi
dari goals daneffort ini menentukan prestasi (achievement); selanjutnya prestasi
ini berakibat pada penilaian terhadap diri (self-judgment) melalui kontemplasi
seperti pertanyaan, ‘Apakah tujuanku telah tercapai’? Akibatnya timbul reaksi
(self-reaction) seperti ‘Apa yang aku rasakan dari prestasi ini?’
11
Evaluasi diri adalah suatu unsur metakognisi yang sangat berperan dalam
proses belajar. Oleh karena itu, agar evaluasi dapat berjalan dengan efektif, ada
empat langkah dalam berlatih melakukan evaluasi diri, yaitu: (1) libatkan semua
komponen dalam menentukan kriteria penilaian, (2) pastikan semua peserta didik
tahu bagaimana caranya menggunakan kriteria tersebut untuk menilai kinerjanya,
(3) berikan umpan balik pada mereka berdasarkan hasil evaluasi dirinya, dan (4)
arahkan mereka untuk mengembangkan sendiri tujuan dan rencana kerja
berikutnya.
Untuk langkah pertama, yaitu menentukan kriteria penilaian. Guru
mengajak peserta didik bersama-sama menetapkan kriteria penilaian. Pertemuan
dalam bentuk sosialisasi tujuan pembelajaran dan curah pendapat sangat tepat
dilakukan. Kriteria ini dilengkapi dengan bagaimana cara mencapainya. Dengan
kata lain, kriteria penilaian adalah produknya, sedangkan proses mencapai kriteria
tersebut dipantau dengan menggunakan ceklis evaluasi diri. Cara
mengembangkan kriteria penilaian sama dengan mengembangkan rubrik
penilaian dalam asesmen kinerja. Ceklis evaluasi diri dikembangkan berdasarkan
hakikat tujuan tersebut dan bagaimana mencapainya.
3. Esai
Esai (Tes) menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan,
merumuskan, dan mengemukakan sendiri jawabannya. Ini berarti peserta didik
tidak memilih jawaban, akan tetapi memberikan jawaban dengan kata-katanya
sendiri secara bebas.
Tes esai dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu tes esai jawaban
terbuka (extended-response) dan jawaban terbatas (restricted-response) dan hal ini
tergantung pada kebebasan yang diberikan kepada peserta didik untuk
mengorganisasikan atau menyusun ide-idenya dan menuliskan jawabannya. Pada
tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas, peserta didik
mendemonstrasikan kecakapannya untuk: (1) menyebutkan pengetahuan faktual,
(2) menilai pengetahuan faktualnya, (3) menyusun ide-idenya, dan (4)
mengemukakan idenya secara logis dan koheren. Sedangkan pada tes esai
jawaban terbatas atau terstruktur, peserta didik lebih dibatasi pada bentuk dan
12
ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus dinyatakan konteks jawaban
yang harus diberikan oleh peserta didik. Esai terbuka/tak terstruktur merupakan
bentuk asesmen otentik.
Tes esai memiliki potensi untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan
yang lebih tinggi atau kompleks. Butir tes esai memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menyusun, menganalisis, dan mensintesiskan ide-ide, dan
peserta didik harus mengembangkan sendiri buah pikirannya serta menuliskannya
dalam bentuk yang tersusun atau terorganisasi. Kelemahan esai adalah berkaitan
dengan penskoran. Ketidakkonsistenan pembaca merupakan penyebab kurang
objektifnya dalam memberikan skor dan terbatasnya reliabilitas tes.
4. Penilaian proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan olehpeserta didik menurut periode /
waktu tertentu. penyelesaian tugas di maksud berupa investigasi yang dilakukan
oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-
lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik
memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan dan
pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal
yang memerlukan perhatian khusus dari guru, yaitu:
a) Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
b) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, pengetahuan yang dibutuhkan
oleh peserta didik.
c) Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang
dikerjakan atau dihasilakn oleh peserta didik.
13
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk
proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data,
dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar
cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam
bentuk poster atau tertulis.
5. Penilaian portofolio
14
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atas
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto , lukisan,
resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis dll. Atas dasar penilaian itu,
guru dan / atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai tuntutan
pembelajaran.
D. INSTRUMEN PENILAIAN
Menurut Permendikbud, Strandar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Penilaian hasil
belajar siswa mencakup kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
dilakukan secara seimbang, untuk mengetahui bahwa setiap siswa sudah sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Muatan di dalam penilaian antara lain, ruang lingkup
materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program dan
proses.
15
1. Penilaian kompetensi sikap.
Observasi, dilakukan secara berkesinambungan baik secara langsung
maupun tidak langsung perilaku siswa.
Penilaian diri, meminta siswa mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinya dalam pencapaian kompetensi.
Penilaian antarsiswa, siswa saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi.
Jurnal, merupakan catatan guru baik di dalam maupun di luar kelas,
mengenai kekuatan dan kelemahan siswa.
2. Penilaian kompetensi keterampilan.
Penilaian kerja, siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
praktek, proyek dan portofolio.
Tes praktek, penilaian yang menuntut respons berupa perilaku yang sesuai
dengan tuntutan kompetensi.
Projek, tugas belajar yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan
dan pelaporan baik tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
Portofolio, berupa kumpulan seluruh karya siswa yang bersifat reflektif-
integratif, dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian
siswa terhadap lingkungannya.
3. Penilaian kompetensi pengetahuan.
Tes tulis, berupa PG, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan
dan uraian.
Tes lisan, berupa daftar pertanyaan.
Penugasan, berupa pekerjaan rumah dan proyek yang dapat dikerjakan
individual maupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
16
dalam pembelajaran tidak hanya menilai apa saja yang sudah diketahui oleh siswa,
tetapi juga menilai apa yang dapat dilakukan oleh siswa setelah pembelajaran
selesai. Sehingga kualitas hasil belajar dan kerja siswa dalam menyelesaikan tugas
dapat terukur. Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan dalam melakukan penilaian
autentik ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni:
17
B.1. Mengukur semua
aspek pembelajaran, yakni
kinerja dan hasil atau
C.produk.
D.2. Dilaksanakan selama
dan sesudah proses
pembelajaran berlangsung.
E. 3. Menggunakan berbagai
cara dan sumber.
F. 4. Tes hanya salah satu
alat pengumpulan data
penilaian.
G.5. Tugas-tugas yang
diberikan mencerminkan
bagian-bagian kehidupan
18
H.nyata setiap hari.
I. 6. Penilaian harus
menekankan kedalaman
pengetahuan dan keahlian,
J. bukan keluasannya
(kuantitas).
K.Sedangkan karakteristik
penilaian autentik, adalah
sebagai berikut:
L. 1. Bisa digunakan untuk
formatif maupun sumatif,
pencapaian kompetensi
M. terhadap satu
kompetensi dasar (formatif)
19
maupun pencapaian
terhadap
N.standar kompetensi atau
kompetensi inti dalam satu
semester (sumatif).
O. Seminar Nasional
Implementasi Kurikulum 2013
P.
Q. 746
R.
S. 2. Mengukur
keterampilan dan
performansi, bukan
mengingat fakta,
20
T. menekankan pencapaian
kompetensi keterampilan
(skill) dan kinerja
U.(performance), bukan
kompetensi yang sifatnya
hafalan dan ingatan.
V.3. Berkesinambungan
dan terintegrasi,
merupakan satu kesatuan
secara
W. utuh sebagai alat untuk
mengumpulkan informasi
terhadap pencapaian
X.kompetensi siswa.
21
Y.4. Dapat digunakan
sebagai feed back, dapat
digunakan sebagai umpan
Z. balik terhadap pencapaian
kompetensi siswa secara
komprehensif.
AA.
BB. Berdasarkan ciri-ciri
dan karakteristik penilaian
autentik di atas, maka
CC. proses penilaian harus
merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari proses
DD. pembelajaran dan
mencerminkan masalah
22
dunia nyata/sehari-hari.
Sehingga
EE. dalam merancang
penilaian autentik, perlu
memperhatikan prinsip-
prinsip,
FF. sebagai berikut:
penilaian harus
menggunakan berbagai
ukuran, metode dan
GG. kriteria yang sesuai
dengan karakteristik dan
esensi pengalaman belajar;
23
HH. penilaian harus bersifat
holistik mencakup semua
aspek dari tujuan
II.pembelajaran (sikap,
keterampilan dan
pengetahuan)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asesemen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil
belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian
autentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata.
24
2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar penilaian bertujuan untuk
menjamin: 1) perencanaan penilaian siswa sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, 2) pelaksanaan penilaian siswa
secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien dan sesuai dengan konteks sosial
budaya, dan 3) pelaporan hasil penilaian siswa secara objektif, akuntabel dan informatif.
Jenis-jenis penilaian autentik terdiri atas : penilaian kinerja, evaluasi diri, esai, proyek
dan portofolio.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat, tentu saja tidak luput dari kesalahan dan
kekeliruan dari makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari kawan-
kawan semua sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfat bagi kita. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
ttps://www.researchgate.net/publication/
328857694_Penilaian_Autentik_dalam_Kurikulum_2013
http://zulianursalamah.blogspot.com/2014/12/penilaian-autentik-dalam-kurikulum-
2013.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Penilaian_autentik
25
Kurikulum 2013
dikembangkan dengan
landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi
siswa menjadi manusia
Indonesia berkualitas.
Penilaian dalam kurikulum
2013 mengacu pada
Permendikbud Nomor 66
Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan.
26
Standar penilaian bertujuan
untuk menjamin: 1)
perencanaan penilaian siswa
sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai dan
berdasarkan prinsip-prinsip
penilaian, 2) pelaksanaan
penilaian siswa secara
professional, terbuka, edukatif,
efektif, efisien dan sesuai
dengan konteks sosial budaya,
dan 3) pelaporan hasil
penilaian siswa secara objektif,
akuntabel dan informatif
27
28