Disusun oleh :
Abdul Aziz
Hizbullah
Imay Siti Rosmayanti
Vividia Choirunnisa
Ummu Salamah
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tugas makalah yang berjudul “Metode Penelitian Arah Kurikulum 2013”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Muqimah Liwais Sunnah,M.Pd.I pada mata kuliah Evaluasi pembelajaran . Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Evaluasi Pembeajaran bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asesmen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas
hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah
asesmen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi.
Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Dalam
kehidupan akademik keseharian, frasa asesmen autentik dan penilaian autentik sering
dipertukarkan. Akan tetapi, frasa pengukuran atau pengujian autentik, tidak lazim
digunakan.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian penilaian autentik
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah penilaian autentik tersusun dari dua kata yaitu penilaian dan autentik.
Penilaian (assessment) adalah suatu kegiatan untuk melakukan prosedur pengukuran
(kuantitatif) melalui pengujian, pengamatan, pencatatan dan pendokumentasian
informasi secara langsung atau tidak langsung tentang peserta didik atau program.
Penilaian merupakan suatu proses yang sistematik dalam pengumpulan data untuk
perumusan keputusan terhadap efektifitas dan keberhasilan suatu program. berdasarkan
prosedur operasi standar dan prinsip-prinsip ilmiah secara tepat 1. Mengacu pada
Permendikbud Nomor 23 tahun 2013, standar penilaian pendidikan adalah kriteria
mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaianhasil belajar peserta didik 2 .
Menurut Trianto beliau menjelaskan bahwa penilaian adalah suatu usaha untuk
mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh
siswa 3.
1
Kadir, Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013, Dalam Acara Penguatan dan Pengembangan keilmuan
penilaian otentik bagi guru SD/MI,2014.hal.120
2
Zurnial Z & Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan–Pengantar & Dasar-dasar Penilaian Pendidikan, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2006), hal 133
3
Trianto. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal
SD/MI. (Jakarta: Kencana,2011),hal.253.
4
Kadir, Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013, Dalam Acara Penguatan dan Pengembangan keilmuan
penilaian otentik bagi guru SD/MI,2014.hal.126
3
Penilaian authentic assessment (otentik) merupakan suatu betuk penilaian yang
megukur kinerja nyata siswa . kinerja yang dimaksud adalah aktivitas dan hasil aktivitas
yang diperoleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Penilian autentik berkaitan
dengan upaya pencapaia kompetensi. Kompetensi merupakan kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diunjuk kerjaka dalam kegiata berfikir dan
bertindak dalam suatu persoalan yang di hadapi.5
Jadi dari pendapat beberapa ahli maka penilaian autentik kurikulum 2013 dapat
disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang menekankan pada proses
dan hasil belajar yang menggambarkan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta
didik selama maupun setelah proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
5
Agus Zaeul Fitri dan Binti Maunah, Model Penilaian Authentic Assesment, (Tulungagung: STAIN
Tulungagung Pers, Ed. Cetakan 1), hal. 14
6
Udin Syaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta.2013),hal.172
7
Taufina, “ Autentik Assessment dalam Pembelajaran Bahasa Inddonesia di Kelas rendah SD”,( Jural Ilmu
Pendidikan, Vol. 9, 2009), hal. 113
4
B. Ciri-ciri Penilaian Autentik
Dalam Penilaian Autentik tidak hanya memperhatikan beberapa aspek yang
sudah tetera, namun juga harus memperhatikan beberapa variasi instrument serta alat
tes yang harus tetap memperhatikan beberapa langkah dari input, proses dan output
peserta didik. Adapun ciri-ciri penilaian autentik adalah:8
1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
8
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013),hal.43
9
Imas Kurinasih dan Berlin Sani,Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan,(Surabaya: Kata
Pena.2014),hal.29
5
D. Tujuan Penilaian Autentik
Implementasi penilaian autentik merupakan sesuatu yang tepat dilakukan oleh
pemerintah kepada guru di sekolah. Tujuan dari penilaian autentik menurut Kunandar
diantaranya sebagai berikut 10
Jadi dapat dinyatakan bahwa tujuan penilaian autentik pada dasarnya adalah
untuk mengetahui daya serap siswa dalam pembelajaran dan keberhasilan guru dalam
pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dijadikan dasar pengetahuan bagi peneliti dalam
melakukan penelitian tentang pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran
tematik.
10
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013),hal.35
6
2) Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan
penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/wktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang
dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.11
4) Penilaian Tertulis Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta
didik mampu mengingat, memahami, mengorganisaasikan, menerapkan,
menganalisis, mengsintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang
sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk urauan sebisa mungkin bersifat
komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik.
11
Kunandar,Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu
Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh. Ed. Rev),( Jakarta: Rajawali Pers,2014),hal.52
7
F. Pelaksanaan Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah komponen penting bagi dunia pendidikan khususnya
sejak dari reformasi pendidikan. Wiggins (1993) menegaskan bahwa metode penilaian
tradisional untuk mengukur prestasi, seperti tes pilihan ganda, benar/salah,
menjodohkan, dan lain-lain telah gagal mengetahui kinerja peserta didik yang
sesungguhnya.
Tes semacam ini telah gagal memperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka
di luar sekolah atau masyarakat. Seiring berjalannya waktu banyak sekali perubahan
dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembaruan kurikulum. Sejak diterapkannya
sistem kurikulum 2013 pada tahun 2014 yang oleh mantan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Muhammad Nuh.
12
Kokom Komalasari,Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi,(Bandung: PT Refika
Aditama,2013),hal.47
8
G. Penilaian HOTS (High Order Thinking Skill)
Kegiatan berpikir sudah dilakukan sejak manusia ada, tetapi pengertian tentang
berpikir masih terus diperdebatkan berbagai kalangan, terutama kalangan pemikir
pendidikan. Menurut Dewey (1859 – 1952) berpikir merupakan aktivitas psikologis
ketika terjadi situasi keraguan, sedangkan Vygotsky (1896 – 1934) lebih mengaitkan
berpikir dengan proses mental. Secara umum para tokoh pemikir bersepakat bahwa
berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang ketika orang tersebut
dihadapkan pada situasi atau suatu permasalahan yang harus dipecahkan.
Berpikir selalu berkaitan dengan proses mengeksplorasi gagasan, membentuk
berbagai kemungkinan atau alternatif-alternatif yang bervariasi, dan dapat menemukan
solusi. Salah satu taksonomi proses berpikir yang diacu secara luas adalah taksonomi
Bloom dan telah direvisi oleh Anderson & Krathwohl (2001).
Dalam taksonomi Bloom yang direvisi tersebut, dirumuskan 6 level proses
berpikir, yaitu mengingat (remembering ),memahami (understanding), menerapkan
(applying), menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating) dan mengkreasi
(creating).13
13
Kemendikbud. 2018. Higher Order Thinking Skills (HOTS) Konsep dan Penilaian. Jakarta. Pusat Penilaian
Pendidikan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
9
Mengingat (remembering) merupakan level proses berpikir paling rendah. Mengapa?
Karena mengingat hanyalah memanggil kembali kognisi yang sudah ada dalam memori.
Memahami (understanding) satu level lebih tinggi dibandingkan dengan mengingat. Seseorang
yang memahami sesuatu akan mampu menggunakan ingatannya untuk membuat deskripsi,
menjelaskan, atau memberikan contoh terkait sesuatu tersebut.
Jika seseorang yang telah memahami sesuatu mampu melakukan kembali hal-hal yang
dipahaminya pada situasi yang baru atau situasi yang berbeda, orang tersebut telah mencapai
level berpikir aplikasi (applying).
10
Secara praktis Brookhart menggunakan tiga istilah dalam mendefinisikan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS), yaitu:
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian autentik kurikulum 2013 dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik
adalah penilaian yang menekankan pada proses dan hasil belajar yang menggambarkan
sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik selama maupun setelah proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Tujuan penilaian autentik pada dasarnya adalah untuk mengetahui daya serap
siswa dalam pembelajaran dan keberhasilan guru dalam pembelajaran. Tujuan tersebut
dapat dijadikan dasar pengetahuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian tentang
pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran tematik.
Penilaian autentik dilakukan oleh guru dalam bentuk penilaian kelas melalui
penilaian kinerja, portofolio, produk, projek, tertulis, dan penilaian diri
12
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013, Dalam Acara Penguatan dan Pengembangan
keilmuan penilaian otentik bagi guru SD/MI,2014
Z Zurnial & Sayuti Wahdi, Ilmu Pendidikan–Pengantar & Dasar-dasar Penilaian Pendidikan,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2006)
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak
Usia Kelas Awal SD/MI. (Jakarta: Kencana,2011)
Kadir, Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013, Dalam Acara Penguatan dan Pengembangan
keilmuan penilaian otentik bagi guru SD/MI,2014
Zaeul A. Fitri dan Maunah Binti, Model Penilaian Authentic Assesment, (Tulungagung: STAIN
Tulungagung Pers, Ed. Cetakan 1)
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
2013)
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
2013)
Kemendikbud. 2018. Higher Order Thinking Skills (HOTS) Konsep dan Penilaian. Jakarta.
Pusat Penilaian Pendidikan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan.
13