Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

METODE PENILAIAN AUTENTIK ARAH KURIKULUM 2013


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu :
Ibu Muqimah Liwais Sunnah,M.Pd.I

Disusun oleh :
Abdul Aziz
Hizbullah
Imay Siti Rosmayanti
Vividia Choirunnisa
Ummu Salamah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN KH.ABDUL CHALIM
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tugas makalah yang berjudul “Metode Penelitian Arah Kurikulum 2013”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Muqimah Liwais Sunnah,M.Pd.I pada mata kuliah Evaluasi pembelajaran . Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Evaluasi Pembeajaran bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih pada ibu Muqimah Liwais Sunnah,M.Pd.I selaku


Pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Mojokerto,1 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Pengertian Penilaian Autentik......................................................................................... 3
B. Ciri-ciri Penilaian Autentik ............................................................................................. 5
C. Prinsip-prinsip Penilaian Autentik .................................................................................. 5
D. Tujuan Penilaian Autentik .............................................................................................. 6
E. Macam-macam Penilaian Autentik ................................................................................. 6
F. Pelaksanaan Penilaian Autentik ...................................................................................... 8
G. Penilaian HOTS (High Order Thinking Skill) ................................................................ 9
H. Karakteristik Soal-soal HOTS ...................................................................................... 11
BAB III.................................................................................................................................... 12
PENUTUP............................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asesmen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas
hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah
asesmen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi.
Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Dalam
kehidupan akademik keseharian, frasa asesmen autentik dan penilaian autentik sering
dipertukarkan. Akan tetapi, frasa pengukuran atau pengujian autentik, tidak lazim
digunakan.

Secara konseptual asesmen autentik lebih bermakna secara


signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika
menerapkan asesmen autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik,
guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas
mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian penilaian autentik ?

2. Apa saja ciri-ciri penilaian autentik ?

3. Apa saja prinsip-prinsip penilaian autentik ?

4. Apa tujuan penilaian autentik ?

5. Apa saja macam-macam bentuk penilaian autentik ?

6. Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik ?

7. Apa pengertian HOTS ?

8. Apa saja karakteristik HOTS?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian penilaian autentik

2. Untuk mengetahui ciri-ciri penilaian autentik

3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penilaian autentik

4. Untuk mengetahui tujuan penilaian autentik

5. Untuk mengetahui macam-macam bentuk penilaian autentik

6. Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian autentik

7. Untuk mengetahui pengertian HOTS

8. Untuk mengetahui karakteristik HOTS

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Autentik

Istilah penilaian autentik tersusun dari dua kata yaitu penilaian dan autentik.
Penilaian (assessment) adalah suatu kegiatan untuk melakukan prosedur pengukuran
(kuantitatif) melalui pengujian, pengamatan, pencatatan dan pendokumentasian
informasi secara langsung atau tidak langsung tentang peserta didik atau program.
Penilaian merupakan suatu proses yang sistematik dalam pengumpulan data untuk
perumusan keputusan terhadap efektifitas dan keberhasilan suatu program. berdasarkan
prosedur operasi standar dan prinsip-prinsip ilmiah secara tepat 1. Mengacu pada
Permendikbud Nomor 23 tahun 2013, standar penilaian pendidikan adalah kriteria
mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaianhasil belajar peserta didik 2 .
Menurut Trianto beliau menjelaskan bahwa penilaian adalah suatu usaha untuk
mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh
siswa 3.

Adapun, pengertian autentik berarti keadaan yang sebenarnya, yaitu


kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Istilah autentik dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti dapat dipercaya (asli), dan merupakan
sinonim dari nyata, valid, atau reliabel4. Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013
adalah penilaian autentik, dimana guru dalam melakukan penilaian benar-benar
memperhatikan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan peserta didik.

1
Kadir, Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013, Dalam Acara Penguatan dan Pengembangan keilmuan
penilaian otentik bagi guru SD/MI,2014.hal.120
2
Zurnial Z & Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan–Pengantar & Dasar-dasar Penilaian Pendidikan, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2006), hal 133
3
Trianto. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal
SD/MI. (Jakarta: Kencana,2011),hal.253.
4
Kadir, Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013, Dalam Acara Penguatan dan Pengembangan keilmuan
penilaian otentik bagi guru SD/MI,2014.hal.126

3
Penilaian authentic assessment (otentik) merupakan suatu betuk penilaian yang
megukur kinerja nyata siswa . kinerja yang dimaksud adalah aktivitas dan hasil aktivitas
yang diperoleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Penilian autentik berkaitan
dengan upaya pencapaia kompetensi. Kompetensi merupakan kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diunjuk kerjaka dalam kegiata berfikir dan
bertindak dalam suatu persoalan yang di hadapi.5

Lebih lanjut, penilaian autentik dijelaskan sebagai kegiatan menilai peserta


didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil
dengan berbagai instrument penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi
yang ada di standar kompetensi (SK) atau kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
(KD) 6Selain itu Dirman dan Juarsih dalam jurnalnya menerangkan bahwa assessment
autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran
sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, karena assessment seperti ini mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka
mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring dan lain-lain.

Menurut Taufina, penilaian autentik merupakan proses untuk menggambarkan


perubahan dalam diri siswa setelah pembelajaran. Dengan demikian, penilaian tidak
sekedar pencapaian tujuan, tetapi merupakan suatu usaha untuk memperoleh berbagai
informasi secara berkala, dan menyeluruh tentang proses hasil belajar siswa 7. Pendapat
para ahli diatas diperkuat oleh Imas Kurinasih dan Berlin Sani yang menjelaskan bahwa
penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input),proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap,pengetahuan, dan keterampilan.

Jadi dari pendapat beberapa ahli maka penilaian autentik kurikulum 2013 dapat
disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang menekankan pada proses
dan hasil belajar yang menggambarkan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta
didik selama maupun setelah proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

5
Agus Zaeul Fitri dan Binti Maunah, Model Penilaian Authentic Assesment, (Tulungagung: STAIN
Tulungagung Pers, Ed. Cetakan 1), hal. 14
6
Udin Syaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta.2013),hal.172
7
Taufina, “ Autentik Assessment dalam Pembelajaran Bahasa Inddonesia di Kelas rendah SD”,( Jural Ilmu
Pendidikan, Vol. 9, 2009), hal. 113

4
B. Ciri-ciri Penilaian Autentik
Dalam Penilaian Autentik tidak hanya memperhatikan beberapa aspek yang
sudah tetera, namun juga harus memperhatikan beberapa variasi instrument serta alat
tes yang harus tetap memperhatikan beberapa langkah dari input, proses dan output
peserta didik. Adapun ciri-ciri penilaian autentik adalah:8

1) Harus mengkur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil.


2) Penilaian dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
3) Menggunakan berbagai cara dan sumber.
4) Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta
didik, bukan keluasannya (kuantitas).
5) Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian.

C. Prinsip-prinsip Penilaian Autentik


Adapun prinsip-prinsip Penilaian Autentik diantaranya ada tiga,yaitu: prinsip
keseluruhan, prinsip keseimbangan,dan prinsip objektivitas. Dalam penilaian autentik,
gambaran perkembangan belajar siswa harus diketahui oleh guru agar guru mengetahui
proses belajar yang telah terlaksana. Sebab apabila data yang dikumpulkan guru
mengindikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan belajar, maka guru bisa
mengambil tindakan yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku diantaranya
9
:

1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

8
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013),hal.43
9
Imas Kurinasih dan Berlin Sani,Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan,(Surabaya: Kata
Pena.2014),hal.29

5
D. Tujuan Penilaian Autentik
Implementasi penilaian autentik merupakan sesuatu yang tepat dilakukan oleh
pemerintah kepada guru di sekolah. Tujuan dari penilaian autentik menurut Kunandar
diantaranya sebagai berikut 10

1) Melacak kemajuan siswa


2) Mengecek ketercapaian kompetensi siswa
3) Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai siswa

Jadi dapat dinyatakan bahwa tujuan penilaian autentik pada dasarnya adalah
untuk mengetahui daya serap siswa dalam pembelajaran dan keberhasilan guru dalam
pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dijadikan dasar pengetahuan bagi peneliti dalam
melakukan penelitian tentang pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran
tematik.

E. Macam-macam Penilaian Autentik


Kunandar (2013:36) mengemukakan bahwa “kurikulum 2013 mempertegas
adanya pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes
(berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)”. Penilaian ini mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar,
mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik dilakukan oleh guru dalam
bentuk penilaian kelas melalui penilaian kinerja, portofolio, produk, projek, tertulis,
dan penilaian diri (Lindayani, 2014).

Berdasarkan yang sudah disebutkan di atas, terdapat 4 (empat) jenis penilaian


autentik, yaitu:

1) Penilaian Kinerja Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi


peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai.
Guru dapa melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan
unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan
kriteria penyelesaiannya.

10
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013),hal.35

6
2) Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan
penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/wktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang
dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.11

3) Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian


berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan
nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu
dalam satu mata pelajari. Pada dasarnya penilaian portofolio itu melihat
karya-karya peserta didik dalam suatu periode (perminggu, perbulan,
persemester, dan sebagainya) untuk kemudian dinilai oleh guru dan peserta
didik itu sendiri. Kemudian hal tersebut akan dijadikan sebagai informasi
yang menunjukkan kemajuan siswa setelah mengikuti 10 pembelajaran, dan
akan dijadikan sebagai tolak ukur untuk perkebangan siswa kedepannya.

4) Penilaian Tertulis Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta
didik mampu mengingat, memahami, mengorganisaasikan, menerapkan,
menganalisis, mengsintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang
sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk urauan sebisa mungkin bersifat
komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan peserta didik.

11
Kunandar,Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu
Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh. Ed. Rev),( Jakarta: Rajawali Pers,2014),hal.52

7
F. Pelaksanaan Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah komponen penting bagi dunia pendidikan khususnya
sejak dari reformasi pendidikan. Wiggins (1993) menegaskan bahwa metode penilaian
tradisional untuk mengukur prestasi, seperti tes pilihan ganda, benar/salah,
menjodohkan, dan lain-lain telah gagal mengetahui kinerja peserta didik yang
sesungguhnya.

Tes semacam ini telah gagal memperoleh gambaran yang utuh mengenai sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka
di luar sekolah atau masyarakat. Seiring berjalannya waktu banyak sekali perubahan
dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembaruan kurikulum. Sejak diterapkannya
sistem kurikulum 2013 pada tahun 2014 yang oleh mantan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Muhammad Nuh.

Perubahan paradigma pendidikan dan kurikulum menuntut para pendidik untuk


melakukan penilaian yang tidak hanya melihat hasil belajar peserta didiknya,
melainkan proses dan bagaimana mereka mererapkannya pada kehidupan sahari-hari.
Berikut adalah bagaimana hubungan pelaksanaan penilaian autentik dengan
12
Kurikulum 2013 .

1) Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting.


Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktifitas belajar lebih baik
ketika mereka tahu bagaimana dinilai.
2) Peserta didik diminta untuk merefleksika dan mengevaluasi kinerja
mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih
dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan
belajar yang lebih tinggi.
3) Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan
konstruksi pengetahuan, kejaian keilmuan, dan pengalaman yang
diperoleh dari luar sekolah.
4) Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar,
kegiatan siswa belajar, motibasi dan keterlibatan peserta didik, serta
keterampilah belajar.

12
Kokom Komalasari,Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi,(Bandung: PT Refika
Aditama,2013),hal.47

8
G. Penilaian HOTS (High Order Thinking Skill)
Kegiatan berpikir sudah dilakukan sejak manusia ada, tetapi pengertian tentang
berpikir masih terus diperdebatkan berbagai kalangan, terutama kalangan pemikir
pendidikan. Menurut Dewey (1859 – 1952) berpikir merupakan aktivitas psikologis
ketika terjadi situasi keraguan, sedangkan Vygotsky (1896 – 1934) lebih mengaitkan
berpikir dengan proses mental. Secara umum para tokoh pemikir bersepakat bahwa
berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang ketika orang tersebut
dihadapkan pada situasi atau suatu permasalahan yang harus dipecahkan.
Berpikir selalu berkaitan dengan proses mengeksplorasi gagasan, membentuk
berbagai kemungkinan atau alternatif-alternatif yang bervariasi, dan dapat menemukan
solusi. Salah satu taksonomi proses berpikir yang diacu secara luas adalah taksonomi
Bloom dan telah direvisi oleh Anderson & Krathwohl (2001).
Dalam taksonomi Bloom yang direvisi tersebut, dirumuskan 6 level proses
berpikir, yaitu mengingat (remembering ),memahami (understanding), menerapkan
(applying), menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating) dan mengkreasi
(creating).13

13
Kemendikbud. 2018. Higher Order Thinking Skills (HOTS) Konsep dan Penilaian. Jakarta. Pusat Penilaian
Pendidikan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

9
Mengingat (remembering) merupakan level proses berpikir paling rendah. Mengapa?
Karena mengingat hanyalah memanggil kembali kognisi yang sudah ada dalam memori.
Memahami (understanding) satu level lebih tinggi dibandingkan dengan mengingat. Seseorang
yang memahami sesuatu akan mampu menggunakan ingatannya untuk membuat deskripsi,
menjelaskan, atau memberikan contoh terkait sesuatu tersebut.

Jika seseorang yang telah memahami sesuatu mampu melakukan kembali hal-hal yang
dipahaminya pada situasi yang baru atau situasi yang berbeda, orang tersebut telah mencapai
level berpikir aplikasi (applying).

Anderson dan Krathwohl mengategorikan kemampuan proses menganalisis


(analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating) termasuk berpikir tingkat
tinggi. Menganalisis adalah kemampuan menguraikan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang
lebih kecil sehingga diperoleh makna yang lebih dalam.

10
Secara praktis Brookhart menggunakan tiga istilah dalam mendefinisikan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS), yaitu:

1) HOTS adalah proses transfer

HOTS sebagai proses transfer dalam konteks pembelajaran adalah melahirkan


belajar bermakna (meaningfull learning), yakni kemampuan peserta didik
dalam menerapkan apa yang telah dipelajari ke dalam situasi baru tanpa arahan
atau petunjuk pendidik atau orang lain.

2) HOTS adalah berpikir kritis


HOTS sebagai proses berpikir kritis dalam konteks pembelajaran adalah
membentuk peserta didik yang mampu untuk berpikir logis (masuk akal),
reflektif, dan mengambil keputusan secara mandiri.
3) HOTS adalah penyelesaian masalah.
HOTS sebagai proses penyelesaian masalah adalah menjadikan peserta didik
mampu menyelesaikan permasalahan riil dalam kehidupan nyata, yang
umumnya bersifat unik sehingga prosedur penyelesaiannya juga bersifat khas
dan tidak rutin.

H. Karakteristik Soal-soal HOTS


Di bawah ini dideskripsikan beberapa karakteristik instrumen penilaian berpikir
tingkat tinggi (HOTS) ;

1) Mengukur kemampuan berfikir tingkat tinggi


2) Bersifat Divergen
3) Menggunakan Multirepresentasi
4) Berbasis permasalahan kontekstual
5) Menggunakan bentuk soal beragam

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian autentik kurikulum 2013 dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik
adalah penilaian yang menekankan pada proses dan hasil belajar yang menggambarkan
sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik selama maupun setelah proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Ciri-ciri penilaian autentik adalah Harus mengkur semua aspek pembelajaran,


yakni kinerja dan hasil,Penilaian dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung,Menggunakan berbagai cara dan sumber,Penilaian harus menekankan
kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya (kuantitas),Tes
hanya salah satu alat pengumpul data penilaian.

Prinsip-prinsip yang berlaku diantaranya adalah Objektif,Terpadu, Ekonomis,


Transparan, Akuntabel, dan Edukatif .

Tujuan penilaian autentik pada dasarnya adalah untuk mengetahui daya serap
siswa dalam pembelajaran dan keberhasilan guru dalam pembelajaran. Tujuan tersebut
dapat dijadikan dasar pengetahuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian tentang
pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran tematik.

Penilaian autentik dilakukan oleh guru dalam bentuk penilaian kelas melalui
penilaian kinerja, portofolio, produk, projek, tertulis, dan penilaian diri

Secara praktis Brookhart menggunakan tiga istilah dalam mendefinisikan


keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS), yaitu HOTS adalah proses transfer,HOTS

12
DAFTAR PUSTAKA

Kadir, Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013, Dalam Acara Penguatan dan Pengembangan
keilmuan penilaian otentik bagi guru SD/MI,2014

Z Zurnial & Sayuti Wahdi, Ilmu Pendidikan–Pengantar & Dasar-dasar Penilaian Pendidikan,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2006)

Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak
Usia Kelas Awal SD/MI. (Jakarta: Kencana,2011)

Kadir, Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013, Dalam Acara Penguatan dan Pengembangan
keilmuan penilaian otentik bagi guru SD/MI,2014

Zaeul A. Fitri dan Maunah Binti, Model Penilaian Authentic Assesment, (Tulungagung: STAIN
Tulungagung Pers, Ed. Cetakan 1)

Syaefudin U. Sa’ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta.2013)

Taufina, “ Autentik Assessment dalam Pembelajaran Bahasa Inddonesia di Kelas rendah SD

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
2013)

Kurinasih Imas dan Sani Berlin,Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan


Penerapan,(Surabaya: Kata Pena.2014)

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
2013)

Kemendikbud. 2018. Higher Order Thinking Skills (HOTS) Konsep dan Penilaian. Jakarta.
Pusat Penilaian Pendidikan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan.

13

Anda mungkin juga menyukai