Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN

BENTUK-BENTUK TES HASIL BELAJAR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pendidikan

Dosen Pengampu : Wiwin Arbaini Wahyuningsih, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2

Anggia Wisnata 20591016

Anisya Humairah 20591024

Kelas PGMI 5D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI CURUP

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita curahkan kepada Allah SWT atas hidayah dan rahmat-Nya maka makalah
Evaluasi Pendidikan dengan judul “Bentuk-Bentuk Tes Hasil Belajar” yang akan digunakan
sebagai tugas kelompok mata kuliah Evaluasi Pendidikan ini bisa diselesaikan.

Atas bimbingan dan pengajaran serta pengarahan yang diberikan oleh Ibu Wiwin Arbaini
Wahyuningsih, M.Pd sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik tugas kelompok ini
dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Permohonan maaf yang sebesar-besarnya penulis sampaikan jika di dalam makalah ini
nantinya terdapat kekurangan atau pun kesalahan yang tidak disengaja, hal ini disebabkan karena
keterbatasan dan kemampuan yang ada pada penulis, dan sekaligus merupakan tantangan bagi
penulis untuk baik lagi kedepannya.

Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kemajuan
dimasa yang akan datang. Tidak lupa pula penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada
Ibu Wiwin Arbaini Wahyuningsih, M.Pd yang telah membimbing dan mengarahkan proses
perkuliahan Evaluasi Pendidikan.

Curup, 18 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Evaluasi Belajar............................................................................................................3
B. Bentuk –Bentuk Tes Hasil Belajar...................................................................................................3
C. Teknik Pembuatan Tes Hasil Belajar.............................................................................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha sadar manusia dalam upaya menggali potensi diri.
Dalam proses pengembangannya banyak sekali sistem yang diterapkan dalam proses
pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan. Hasil belajar dapat diperoleh
dengan mengukur sejauh mana hasil potensi siswa dalam rangka mewujudkan
kemandirian belajar serta upaya dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa.
Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda, hal ini pun akan mempengaruhi
tingkat motivasi belajar setiap siswa pada mata pelajaran yang diikutinya. Motivasi
belajar dapat timbul karena faktor internal, seperti hasrat dan keinginan berhasil,
dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor eksternal adalah
adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang
menarik. Dari pendapat tersebut dapat menunjukkan bahwa hasil belajar siswa bukan
hanya dipengaruhi oleh kecerdasan yang dimiliki siswa saja, tetapi hal ini pun akan
dipengaruhi oleh tingkat motivasi belajarnya.
Perlu disadari bahwa hasil belajar siswa bukan hanya semata-mata karena hasil
dari siswa itu sendiri, terdapat faktor gurulah yang menjadi cerminan apakah selama
proses pembelajarannya sudah berupaya semaksiamal mungkin dalam memperbaiki dan
mengevaluasi proses pembelajaran dalam memperoleh hasil yang diharapkan untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa yang ditunjang dengan motivasi dari guru. Adapun
hasil belajar ini dapat diukur dengan menggunakan instrumen tes.
Menurut Arikunto (2009: 53), Tes dapat diartikan sebagai alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, evaluasi dalam pembelajaran
sangat penting untuk dilakukan dalam rangka memperoleh informasi hasil pembelajaran
yang dicapai dengan penetapan tujuan sebelumnya. Hal ini akan menjadikan motivasi dan
usaha guru dalam mengetahui tingkat kesulitan belajar siswa salah satunya dengan
menggunakan instrumen tes yang terdiri dari bentuk tes uraian dan pilihan ganda. Oleh
karena itu, perlunya bentu-bentuk tes hasil belajar untuk melihat seberapa dalam
pengetahuan peserta didik mengenai pelajaran dikelas.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi belajar?
2. Apa saja bentuk-bentuk tes hasil belajar?
3. Apa saja teknik pembuatan tes hasil belajar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi evaluasi belajar
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk tes hasil belajar
3. Untuk mengetahui apa saja teknik pembuatan tes hasil belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Belajar


Secara harfiyah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, yang berarti
penilaian. Akar katanya adalah value, dalam bahasa Indonesia berarti nilai. Sedangkan
secara istilah evaluasi adalah suatu tindakan/proses untuk menentukan nilai dari sesuatu
tersebut. 1
Belajar merupakan proses yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu
perubahan yang positif. Proses adanya evaluasi ialah untuk mengetahui dampak dan
efektivitas penggunaannya dalam kegiatan pembelajaran. Untuk memperoleh gambaran
lengkap perlu dilakukan evaluasi baik terhadap proses maupun hasilnya. aspek yang ingin
diketahui dalam proses antara lain dampak media dan metode yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Sedangkan dari hasilnya, yang ingin dinilai ketercapaian
kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan untuk peserta didik. Selain itu, masalah
pertama yang harus dilakukan dalam pelaksanaan adalah merumuskan tujuan evaluasi
yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses pelaksanan program pembelajaran di kelas
didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai dalam program tersebut.2
Jadi, evaluasi belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk menentukan
penilaian terhadap individu/peserta didik guna mencapai perubahan yang positif.

B. Bentuk –Bentuk Tes Hasil Belajar


1. Tes Evaluasi Non Tes
Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa
menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik
evaluasi nontes berarti melaksanakan penilain dengan tidak menggunakan tes. Teknik
penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi
sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial dan lain-lain. Yang berhubungan dengan
kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
1
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal 1
2
Baharun, “Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah.

3
Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan
wawancara (interview) dan menyebar angket (quistionnaire).
Bentuk – bentuk Evaluasi non tes antara lain :
a. Observasi (pengamatan)
Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik
nontes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan
terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis. Pengamatan
memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat
perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya. 3
Tujuan utama observasi adalah:
1) Untuk mengumpulkan data dan inforamsi mengenai suatu
fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik
dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan.
2) Untuk mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun
peserta didik), interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-
faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial
(social skill).
Observasi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:
1) Mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
2) Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis,
objektif, dan rasional.
3) Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi.
4) Praktis penggunaannya.
Adapun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi adalah sebagai
berikut:
1) Merumuskan tujuan observasi
2) Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi

3
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan “, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007) hal 76

4
3) Menyusun pedoman observasiMenyusun aspek-aspek yang akan
diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar peserta didik dan
kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran
4) Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-
kelemahan pedoman observasi
5) Merifisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba
6) Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung
7) Mengolah dan menafsirkan hasil observasi.4
b. Interview (wawancara)
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi,
yaitu:
1) Wawancara terpimpin/ berstruktur (yaitu wawancara yang
dilakukan oleh evaluator dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu. Jadi, dalam hal ini
responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih
jawaban yang sudah disediakan oleh evaluator.5
2) Wawancara tidak terpimpin/ sederhana diamana responden
mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa
dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh evaluator.
Tujuan wawancara adalah sebagai berikut:
a) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan
suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
b) Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
c) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau
orang tertentu.

c. Angket (quistionnaire)
4
Zaenal Arifi, “Evaluasi Pembelajaran” (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 158
5
Daryanto, “Evaluasi Pendidikan”(Jakarta : PT. Rineka Ciota, 2008), hal 194.

5
Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian
hasil belajar. Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Sehingga angket berbeda dengan wawancara. 6
Prinsip Penulisan Angket :
1) Isi dan tujuan pertanyaan jelas
2) Bahasa yang digunakan mudah dipahami
3) Tipe dan bentuk pertanyaan (terbuka atau tertutup)
4) Pertanyaan tidak mendua
5) Tidak menanyakan yang sudah lupa
6) Panjang pertanyaan (max 30 pertanyaan)
7) Urutan pertanyaan (dari mudah ke sulit)
8) Prinsip pengukuran
9) Penampilan fisik angket.
2. Tes Evaluasi Tes
Secara harfiyah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno:testum dengan arti:
“piring untuk menyisihkan logam-logam mulia”b(maksudnya dengan menggunakan
alat yang berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya
sangat tinggi) dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan “tes” , “ujian” atau “percobaan”.7
Tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan dengan bentuk tugas atau
suruhan yang harus dilaksanakan dan dapat pula berupa pertnyaan-pertanyaan atau
soal yang harus dijawab. Adapun pelaksanaannya, dapat dilaksanakan secara lisan
maupun secara tes tulis. Tes adalah alat yang direncanakan untuk mengukur
kemampuan,keahlian, atau pengetahuan. Adapun yang dimaksud teknik tes ialah
suatu teknik dalam evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar murid
dengan mempergunakan alat tes.8

6
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan” (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal 84
7
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada,2007) hal 66
8
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di Sekolah” (Malang : UIN-Maliki
Press, 2010), hal 55-56.

6
Sehingga dari definisi-definisi di atas kiranya dapat dipahami bahwa dalam dunia
evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara (yang dapat
dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian
tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah
(yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari
hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku
atau prestasi testee.
Menurut bentuk soalnya, tes dikelompokkan menjadi:
a. Tes Uraian (Essay Test)
Tes uraian yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa,
sehingga memberi kesempatan kepada murid untuk menjawab secarab
bebas dengan uraian. Bentuk tes ini terdiri dari:
1) Uraian Bebas (Free Essay Test)
Merupakan bentuk tes yang memberikan kebebasan
kepada peserta tes untuk mengorganisasikan dan
mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab
soal tes. Jawaban peserta tes bersifat terbuka, fleksibel dan
tidak terstruktur. Contoh ; jelaskan alasan mengapa sistem
ekonomi yang dianut suatu negara berbeda-beda.
Peserta ujian diberi kebebasan untuk menjawab
menurut gaya bahasa dan gaya kognitifnya masing-masing,
sesuai dengan kemampuan mengingat mereka. Dengan
demikian maka keterampilan mengekspresikan pikiran
dalam bentuk tertulis akan besar sekali kontribusinya dalam
soal ujian tipe seperti ini. Bentuk soal seperti ini baik untuk
mengukur hasil belajar pada tingkatan aplikasi, analisis, 
evaluasi dan kreativitas.
2) Uraian terbatas (limited essay test)
Merupakan bentuk tes yang memberikan batasan-
batasan atau rambu-rambu tertentu kepada para peserta tes

7
dalam menjawab soal tes. Batasan tersebut mencakup
format, isi dan ruang ligkup jawaban. Walaupun kalimat
jawaban peserta didik beranekaragam, tetap harus ada
pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika
jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah
ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.9
b. Tes Objektif (Objective Test)
Tes objektif yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa,
sehingga memberi kesempatan kepada murid untuk menjawab secara
bebas dengan uraian. Secara umum ada tiga bentuk tes objektif, yaitu:
1) Tipe benar salah (True-false test) adalah tes yang butir
soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan
alternatif jawaban atau pernyataan yang benar dan yang
salah. Kelebihan tipe ini adalah :
a) Dapat mewaklili pokok bahasan atau materi
pelajaran lebih luas
b) Mudah penyusunannya
c) Mudah diskor
d) Merupakan instrumen yang baik untuk mengukur
fakta dan hasi belajar secrara langsung, terutama
yang berkaitan dengan ingatan.
Kekurangan tipe ini adalah:
a) Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan
penghafalan kembali
b) Mendorong peserta tes untuk menebak jawaban
2) Tipe menjodohkan (matching) ada beberapa istilah yang
digunakan  untuk menunjuk tes menjodohkan (matching
test) seperti memasangkan, atau mencocokkan. Butir soal
menjodohakan ditulis dalam dua kelompok yaitu
pernyataan atau stem dan kelompok jawaban.

9
Eko Putro, “Evaluasi Program Pembelajaran ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010) hal 80

8
Kelebihan :
a) Baik untuk menguji hasil yang behubungan
dengan pengetahuan istilah, definisi, dan
peristiwa.
b) Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua
hal yang berhubungan.
c) Mudah dalam penyusunan.
Kelemahan :
a) Ada kecenderungan untuk menekan ingatan saja
b) Kurang baik untuk menilai pengertian atau
tafsiran.10
3) Tipe pilihan ganda (multiple choice) adalah tes dimana
setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban
lebih dari satu. Jumlah aternatif jawaban berkisar antara
dua sampail lima. Setiap tes pilihan ganda terdiri dari dua
bagian yaitu;
a) Pernyataan atau disebut juga stem
b) Alternatif pilihan jawaban atau disebut option.
Terdapat beberapa variasi atau modifikasi dari tes pilihan
ganda, yaitu:
a) Pilihan ganda analisis hubungan antar hal aitu
terdiri dari dua pernyataan yang dihubungkan oleh
kata “sebab”. Jadi ada dua kemungkinan hubungan
antara kedua pernyataan tersebut, yaitu ada
hubungan sebab akibat atau tidak ada hubungan
sebab akibat.
b) Pilihan ganda analisis kasus yaitu peserta tes
dihadapkan pada suatu kasus yang disajikan dalam
bentuk cerita, peristiwa atau sejenisnya. Kemudian

10
Zainal Arifin, “Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2012) hal.145

9
diajukan pertanyaan dalam bentuk melengkapi
pilihan.

C. Teknik Pembuatan Tes Hasil Belajar


1. Teknik Pelaksanaan Tes Tertulis
Agar pelaksanaan tes tertulis dapat berlangsung dengan baik, pelaksanaan tes
tertulis hendaknya dijauhkan dari keramaian dan kebisingan. Ruang tes pun
hendaknya cukup leluasa dan tidak memungkinkan untuk kerjasama. Ruang tes ini
pun perlu didukung dengan penerangan yang baik.
Pelaksanaan tes tertulis pun hendaknya didukung dengan tersedianya meja dan
kursi yang memadai. Agar pelaksanaan tes dapat dilakukan bersamaan, lembar soal
hendaknya diletakkan dalam posisi terbalik. Segala bentuk sanksi kecurangan
hendaknya sudah ditentukan lebih dulu sebelum tes dilaksanakan. Pada saat
pelaksanaan tes, pengawas hendaknya berlaku wajar. Kehadiran peserta tes
dibuktikan dengan daftar hadir yang ditandatangani oleh seluruh peserta tes, lengkap
dengan berita acara. Jika waktu yang ditentukan telah habis, hendaknyapeserta tes
segera menghentikan pekerjaannya dan meninggalkan ruangan tes. (Achdiyat,
2017:100-102)
2. Teknik Pelaksanaan Tes Lisan
Sebelum tes lisan dilaksanakan, pemberi tes sudah menyiapkan beberapa jenis
soal yang akan diajukan kepada peserta tes dengan pedoman jawaban, kriteria, waktu
tes, variasi soal, dan pedoman penskoran yang tegas agar tes yang diberikan valid,
baik dari segi isi maupun konstruksinya. Untuk itu, pemberian skor atau nilai hasil tes
lisan setelah seluruh peserta tes menjalani tes lisan.
Pada saat tes lisan, pemberi tes hendaknya tidak menunjukkan sikap subjektif
dengan membimbing peserta tes. Prinsip yang hendak ditegakkan adalah prinsip
objektivitas dan prinsip keadilan. Dengan demikian, tes lisan harus berlangsung
secara wajar. Sejauh mungkin, dapat diusahakan agar tes lisan berlangsung secara
individual. (Achdiyat, 2017:102-104)

10
3. Teknik Pelaksanaan Tes Perbuatan
Pelaksanaan tes perbuatan digunakan untuk mengukur taraf kompetensi yang
bersifat psikomotorik (keterampilan). Tes ini hendaknya dilaksanakan secara
individual. Tujuannya adalah mengamati dengan teliti, cara yang ditempuh oleh
pemberi tes dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan. Untuk itu, pemberi tes
hendaknya tidak melakukan perbuatan yang dapat mempengaruhi peserta tes agar
dapat mencapai kadar objektivitas yang tinggi. Dengan demikian, pemberi tes
hendaknya menyiapkan instrumen lembar penilaian yang di dalamnya telah
ditentukan kriteria penilaiannya. (Achdiyat, 2017:105)11

11
Achdiyat, Mamsn et all, “Evaluasi dalam Pembelajaran” (Tangerang : PT. Pustaka Mandiri, 2017 ), hal 100-105

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk menentukan penilaian
terhadap individu/peserta didik guna mencapai perubahan yang positif. Evaluasi Non tes
adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta
didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik evaluasi nontes
berarti melaksanakan penilain dengan tidak menggunakan tes. Bentuk – bentuk evaluasi
non tes antara lain wawancara. Observasi dan angket.
Evaluasi Tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan dengan bentuk
tugas atau suruhan yang harus dilaksanakan dan dapat pula berupa pertnyaan-pertanyaan
atau soal yang harus dijawab. Menurut bentuk soalnya, tes dikelompokkan menjadi:
a. Tes Uraian (Essay Test) terdiri dari uraian bebas dan uraian terbatas.
b. Tes objektif terdiri dari tipe benar salah, tipe menjodohkan dan tipe pilihan
ganda.

Teknik Pembuatan Tes Hasil Belajar yang terdiri dari Teknik Pelaksanaan Tes
Tertulis, Teknik Pelaksanaan Tes Lisan dan Teknik pelaksanaan tes perbuatan.

B. Saran
Mungkin inilah yang dapat disampaikan dari hasil kerja kelompok
kami,meskipun penulisan ini jauh dari kesempurnaan dan kami juga butuh saran/kritikan
agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari pada masa yang
sebelumnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wiwin Arbaini Wahyuningsih,
M.Pd yang telah membimbing dan mengajarkan kami pada mata kuliah Evaluasi
Pendidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Achdiyat, Mamsn et all, 2017. Evaluasi dalam Pembelajaran. Tangerang : PT. Pustaka Mandiri.
Anas Sudijono. 2007. Pengantara Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
Baharun. Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah.
Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Ciota.
Eko Putro. 2010. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di Sekolah.
Malang : UIN-Maliki Press.
Zainal Arifin, 2012. Evaluasi Pembelajaran, Bandung : Remaja Rosda Karya.

13

Anda mungkin juga menyukai