Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA


PENILAIAN  AUTENTIK/ AUTHENTIC ASSESSMENT

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Evaluasi Pembelajaran Kimia

Oleh :

RETNO HARDILLAH
22176014

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan nimat-Nya sehingga makalah yang berjudul “PENILAIAN  AUTENTIK” dapat
diselesaikan. Terimakasih diucapkan kepada ibu Dr. Andromeda, M.Si selaku dosen
pembimbing mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Kimia Program Studi Pendidikan
Magister FMIPA UNP.
Disadari bahwa penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh sebab
itu diharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah selanjutnya semoga ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Dharmasraya, 10 Ferbruari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Judul ....................................................................................................................
Kata pengantar.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3 Tujuan ...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penilaian  autentik .........................................................................................2
2.2 Pengertian Penilaian  autentik........................................................................2
2.3 Karakteristik Penilaian Autentik ...................................................................3
2.4 Prinsip - Prinsip Penilaian Autentik ..............................................................3
2.5 Ciri-ciri Penilaian Autentik ...........................................................................4
2.6 Jenis Penilaian Autentik ................................................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak
hanya menuntut adanya perubahan perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga
perubahan dalam melaksakan penilaian (Lindayani, 2014). Perubahan paradigma ini
lah, para pendidik merasa kebingungan dalam proses pembelajaran dan penilaian.
Penilaian yang seperti apa yang bisa mencakup ke dalam beberapa aspek yang dapat
memberikan gambaran yang seutuhnya mengenai sikap, keterampilan, pengetahuan,
dan bagaimana para peserta didik itu menjalani kehidupan sehari-hari mereka dan
mengaitkan dengan apa yang mereka pelajari di sekolah serta bagaimana format untuk
mencakup semua aspek tersebut.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum
dijelaskan penilaian hasil belajar adalah proses pengumpulan informasi/ bukti tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap social,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara
terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.
Dalam pendidikan, penilaian atau assessment didasarkan pada pengetahuan
kita tentang belajar dan tentang bagaimana kompetensi berkembang dalam materi
pelajaran yang kita ajarkan. Hal ini merupakan kebutuhan yang sangat jelas untuk
membuat suatu assessment dimana pendidik dapat mempergunakannya untuk
kegiatan pendidikan dan mengawasi hasil belajar dan mengajar yang kompleks.
Penilaian juga harus bersifat menyeluruhh dari berbagai aspek.
Penilaian otentik adalah salah satu bentuk penilaian yang meminta peserta
didik menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Otentik berarti keadaan
sebenarnya, yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik. Dalam
pembelajaran di sekolah, salah satu bentuk penilaian otentik adalah peserta didik
diberi kegiatan untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki peserta didi dalam
kehidpan sehari-hari atau dunia nyata (Baskoro & Wihaskoro, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian penilaian  autentik
2. Bagaimana karakteristik penilaian autentik
3. Bagaimana tujuan dan prinsip penilaian autentik
4. Apa saja Jenis Penilaian autentik

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari rumusan masalah tersebut adalah :
1. Mengetahui Pengertian Penilaian  autentik
2. Mengetahui karakteristik penilaian autentik
3. Mengetahui tujuan dan prinsip penilaian autentik

Mengetahui Jenis Penilaian autentik

Penilaian Autentik (Pengertian, Karakteristik, Prinsip dan Jenis)

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penilaian Autentik

Penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang melibatkan berbagai


pengukuran yang mencerminkan prestasi, kompetensi, motivasi, dan sikap peserta
didik yang menunjukkan produk dan kinerja di dunia nyata yang merupakan
penerapan esensi dari pengetahuan dan keterampilan.

Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel.
Menurut Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang standar penilaian, menyebutkan
bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai, mulai dari proses hingga keluaran (output) pembelajaran. Penilaian autentik
(authentic assessment) mencakup ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Penilaian autentik dikenalkan oleh Grant Winggins pada tahun 1990. Penilaian
autentik menunjukkan kemampuannya secara langsung atau dengan menunjukkan
produk yang telah dibuatnya. Peserta didik tidak sekedar diminta merespon jawaban
seperti dalam tes tradisional. Penilaian autentik lebih menuntut pembelajaran
mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan strategi dengan mengkreasikan
jawaban atau produk.

Penilaian autentik merupakan penilaian oleh guru dengan pengamatan secara


langsung dari kinerja yang dilakukan oleh siswa, dimana tugas yang diberikan
menyerupai dengan pengaplikasian di kehidupan nyata yang dialami sehari-hari dan
harus dilakukan dengan seobjektif-objektifnya, sebenar-benarnya dan senyata-
nyatanya. Dalam penilaian autentik memerhatikan keseimbangan antara penilaian
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan
perkembangan karakteristik peserta didik sesuai dengan jenjangnya

2.2 Pengertian Penilaian Autentik 

Berikut definisi dan pengertian penilaian autentik dari beberapa sumber buku
dan referensi: 

Menurut Sani (2016), penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang


melibatkan peserta didik dalam persoalan yang berguna atau pertanyaan penting
sehingga peserta didik harus menggunakan pengetahuan untuk menunjukkan kinerja
secara efektif dan kreatif. 

Menurut Kunandar (2015), penilaian autentik adalah suatu proses


pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa
dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti bukti
autentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. 

2
Menurut Sudijono (2011), penilaian autentik adalah suatu bentuk tugas yang
menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna,
yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan. 

Menurut Supa’at (2017), penilaian autentik adalah suatu proses penilaian yang
melibatkan berbagai pengukuran berupa produk dan kinerja yang mencerminkan
prestasi, kompetensi, motivasi, dan sikap peserta didik pada pembelajaran dikelas. 

Menurut Majid (2015), penilaian autentik adalah proses pengumpulan data


yang bisa memberikan gambaran perkembangan peserta didik. Gambaran
perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh pendidik agar dapat memastikan
bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar. 

Menurut Komarudin (2016), penilaian autentik adalah penilaian yang


dilakukan oleh guru dilakukan seobjektif-objektifnya, senyata-nyatanya, atau sebenar-
benarnya dalam konteks kehidupan nyata sehingga hasil penilaian menjadi lebih
akurat.

2.3 Karakteristik Penilaian Autentik 

Menurut Kunandar (2015), karakteristik penilaian autentik adalah sebagai


berikut: 

1. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif. Artinya, penilaian autentik dapat
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi terhadap satu atau beberapa
kompetensi dasar (formatif) maupun pencapaian kompetensi terhadap standar
kompetensi atau kompetensi inti dalam satu semester (sumatif). 
2. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta. Artinya,
penilaian autentik itu ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi yang
menekankan aspek keterampilan (skill) dan kinerja (performance), bukan hanya
mengukur kompetensi yang sifatnya mengingat fakta (hafalan dan ingatan). 
3. Berkesinambungan dan terintegrasi. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik
harus secara berkesinambungan dan merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat
untuk mengumpulkan informasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. 
4. Dapat digunakan sebagai feed back. Artinya, penilaian autentik yang dilakukan
oleh guru dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetensi
peserta didik secara komprehensif.

2.4 Prinsip-prinsip Penilaian Autentik 

Menurut Wulan dan Rusdiana (2015), prinsip-prinsip dalam penilaian autentik


adalah sebagai berikut: 

1. Keeping track, yaitu penilaian harus mampu menelusuri dan melacak kemajuan
peserta didik sesuai rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. 
2. Checking up, yaitu penilaian harus mampu mengecek kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran.
3. Finding out, yaitu penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta
mendeteksi kesalahan yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam pembelajaran. 

3
4. Summing up, yaitu penilaian harus mampu menyimpulkan apakah peserta didik
telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum.

Adapun menurut Sani (2016), penilaian autentik memiliki beberapa prinsip,


yaitu: 

1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisahkan dari proses pembelajaran. 
2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems), bukan
masalah dunia sekolah. 
3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai
dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar. 
4. Penilaian harus bersifat holistis yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Sedangkan menurut Kunandar (2015), prinsip-prinsip yang harus dijalankan


dalam penilaian autentik adalah: 

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya. 
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertangung-jawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. 6. Edukatif,
berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

2.5 Ciri-ciri Penilaian Autentik 

Menurut Kunandar (2015), ciri-ciri penilaian autentik adalah sebagai berikut: 

1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk.
Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek
kinerja dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik.
2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya,
dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik , guru dituntut untuk melakukan
penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses dan kemampuan atau
kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran.
3. Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan penilaian
terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik penilaian dan
menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan sebagai informasi yang
menggambarkan penguasaan kompetensi peserta didik. 
4. Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan
penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu harus secara
komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata. 

4
5. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-
bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat
menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari. 
6. Penilaian harus menekankan ke dalam pengetahuan dan keahlian peserta didik,
bukan keluasannya. Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap
pencapaian kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap penguasaan kompetensi
tertentu secara objektif.

Pendapat lain menyebutkan bahwa terdapat tiga ciri dari penilaian autentik,
yaitu sebagai berikut: 

1. Autentik dari instrumen yang digunakan. Artinya dalam melakukan penilaian


autentik guru perlu menggunakan instrumen yang bervariasi (tidak hanya satu
instrumen) yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan kompetensi yang ada
di kurikulum. 
2. Autentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru
perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif yang meliputi
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. 
3. Autentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan penilaian
autentik guru perlu menilai input (kondisi awal) peserta didik, proses (kinerja dan
aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar), dan output (hasil pencapaian
kompetensi, baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan yang dikuasai atau
ditampilkan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.

2.6 Jenis–jenis Penilaian Autentik 

Menurut Majid (2015), penilaian autentik dapat dilakukan atau diterapkan


dalam beberapa jenis, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Penilaian Proyek 

Proyek merupakan salah satu bentuk penilaian autentik yang berupa


pemberian tugas kepada siswa secara berkelompok. Kegiatan ini merupakan cara
untuk mencapai tujuan akademik sambil mengakomodasi berbagai perbedaan belajar,
minat, serta bakat dari masing-masing siswa. Tugas proyek akademik yang diberikan
adalah tugas yang terkait dengan konteks kehidupan nyata. Oleh karena itu, tugas ini
dapat meningkatkan partisipasi siswa. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut waktu tertentu.
Penilaian proyek dilakukan oleh peserta didik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengelolaan, analisis, dan penyajian data.

b. Penilaian Kinerja 

Pengamatan atas penilaian kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam


berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk
menilai keterampilan berbahasa peserta didik, dari aspek keterampilan berbicara,
misalnya, guru dapat mengonservasikan pada konteks yang, seperti berpidato,
berdiskusi, bercerita, dan wawancara. Dari sini akan diperoleh keutuhan mengenai

5
keterampilan berbicara dimaksud. Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat
menggunakan alat atau instrumen, seperti penilaian sikap, observasi perilaku,
pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi. Penilaian diri termasuk dalam rumpun
penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta
didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik
penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan
psikomotor.

c. Penilaian Portofolio 

Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa dalam periode waktu tertentu


yang dapat memberikan informasi penilaian. Fokus tugas–tugas kegiatan
pembelajaran dalam portofolio adalah pemecahan masalah, berpikir, pemahaman,
menulis, komunikasi, dan pandangan siswa sendiri terhadap dirinya sebagai
pembelajar. Tugas yang diberikan kepada siswa dalam penilaian portofolio adalah
tugas dalam konteks kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan untuk mengerjakan
tugas tersebut secara lebih kreatif, sehingga siswa memperoleh kebebasan dalam
belajar. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes atau informasi lain yang relevan
dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata
pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik
secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu.

d. Jurnal 

Jurnal merupakan tulisan yang dibuat siswa untuk menunjukkan segala


sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Jurnal dapat
digunakan untuk mencatat atau merangkum topik-topik pokok yang telah dipelajari,
perasaan siswa dalam belajar mata pelajaran tertentu, kesulitan-kesulitan dan
keberhasilan-keberhasilannya dalam menyelesaikan masalah atau topik pelajaran, dan
cacatan atau komentar siswa tentang harapan-harapannya dalam proses aturan-aturan
yang digunakan untuk menilai kinerja siswa.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penilaian Autentik adalah jenis penilaian yang mencakup tiga ranah yaitu
ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
Penilaian autentik juga merupakan hasil perkembangan dari berbagai jenis penilaian
karena jenis penilaian terdahulu dirasa belum secara efektif digunakan untuk
mengetahui kompetensi siswa atau peserta didik.
Penilaian autentik sangatlah erat hubungannya dengan Kurikulum, karena
dalam Kurikulum menuntut pendidik untuk menilai siswa atau peserta didiknya
berdasarkan tiga ranah yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan
psikomotorik (keterampilan).

7
DAFTAR PUSTAKA

Sani, Ridwan Abdullah. 2016. Penilaian Autentik. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Supa’at. 2017. Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam. Kudus:


IAIN Kudus.

Majid, Abdul. 2015. Penilaian Autentik Proses Dan Hasil Belajar. Bandung: Remaja 
Rosdakarya.

Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Komarudin. 2016. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Pada Materi


Peluang Berdasarkan Highorder Thinking dan Pemberian Scaffolding. Jurnal
Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam, Vol.VIII, No.1.

Wulan, E.R., dan Rusdiana, H.A. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka


Setia.

Anda mungkin juga menyukai