FILSAFAT PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing
Oleh:
Retno Hardillah
22176014
PROGRAM PASCASARJANA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat, nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Filsafat Pendidikan ini dengan baik. Adapun makalah ini membahas mengenai
mahzab dalam filsafat. Shalawat beserta salam senantiasa tercurah untuk
Rasulullah SAW.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu
syarat untuk melengkapi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Semester Ganjil
Program Studi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Universitas Negeri
Padang.
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat hendaknya. Atas kritik dan saran yang diberikan,
penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. Pengertian
filsafat ..................................................................................................
B. Perkembangan
Filsafat...........................................................................................
C. Faham dan Aliran Filsafat ....................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.[1] Filsafat tidak
didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan,
tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari
proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi
falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan
sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu
membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di
samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan
ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling
dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap
skeptis yang mempertanyakan segala hal.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Filsafat secara harfiah berasal kata Philo berarti cinta, Sophos berarti ilmu
atau hikmah, jadi filsafat secara istilah berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah.
Pengertian dari teori lain menyatakan kata Arab falsafah dari bahasa Yunani,
philosophia: philos berarti cinta (loving), Sophia berarti pengetahuan atau hikmah
(wisdom), jadi Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta pada
kebenaran. Pelaku filsafat berarti filosof, berarti: a lover of wisdom. Orang
berfilsafat dapat dikatakan sebagai pelaku aktifitas yang menempatkan
pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Ariestoteles (filosof
Yunani kuno) mengatakan filsafat memperhatikan seluruh pengetahuan, kadang-
kadang disamakan dengan pengetahuan tentang wujud (ontologi). Adapun
pengertian filsafat mengalami perkembangan sesuai era yang berkembang pula.
Pada abad modern (Herbert) filsafat berarti suatu pekerjaan yang timbul dari
pemikiran. Terbagi atas 3 bagian: logika, metafisika dan estetika (termasuk di
dalamnya etika).
B. Perkembangan Filsafat
Pada era Socrates, kajian filosofis mulai menjurus pada manusia dan mulai
ada pemikiran bahwa tidak ada kebenaran yang absolut. Beberapa filosof
populernya adalah Socrates (479-399 SM), Plato (427-437 SM) dan Aristotles
(384-322 SM). Socrates mendefinisikan, menganalisis dan mensintesa kebenaran
objektif yang universal melalui metode dialog (dialektika). Satu pertanyaan
dijawab dengan satu jawaban.
Pada abad pertengahan (abad 12–13 SM) mulai dilakukan analisis rasional
terha-dap sifat-sifat alam dan Allah, analisis suatu kejadian/materi, bentuk,
ketidaknampakan, logika dan bahasa. Salah satu filsufnya adalah Thomas Aquinas
(1225-1274). Kedua, Filsafat modern (abad 15 sampai dengan sekarang)
Berkembang beberapa paham yang menguatkan kedudukan humanisme sebagai
dasar dalam perkembangan hidup manusia dan pengetahuan. Paham rasionalisme
menyatakan bahwa akal merupakan alat terpenting untuk memperoleh dan
menguji pengetahuan.
1. Utilitarianisme
2. Idealisme
Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa
(Plato), jadi pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan
merendahkan hal-hal yang materi dan fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan
gejala-gejala psikis, roh, pikiran, diri, pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan
materi. Kata idealisme pun merupakan istilah yang digunakan pertama kali dalam
dunia filsafat oleh Leibniz pada awal abad 18. Ia menerapkan istilah ini pada
pemikiran Plato, seraya memperlawankan dengan materialisme Epikuros.
Istilah Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang yang mental dan
ideasional sebagai kunci ke hakikat realitas. Dari abad 17 sampai permulaan abad
20 istilah ini banyak dipakai dalam pengklarifikasian filsafat. Tokoh-tokoh lain
cukup banyak ; Barkeley, Jonathan Edwards, Howison, Edmund Husserl, Messer
dan sebagainya.
3. Rasionalisme
4. Pragmatisme
5. Empirisme
6. Positivisme
7. Materialisme
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat dipahami
sebagai bahan; benda; segala sesuatu yang tampak. Materialisme adalah
pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan
manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan segala
sesuatu yang mengatasi alam indra. Sementara itu, orang-orang yang hidupnya
berorientasi kepada materi disebut sebagai materialis. Orang-orang ini adalah para
pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan
kebendaan semata (harta,uang,dsb). Maka materilisme adalah paham yang
menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada
dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi
material. Materi adalah satu-satunya substansi. Kemudian, istilah inipun sering
digunakan dalam filsafat.
Dalam waktu yang sama, di tempat lain muncul seorang Baron von Holbach yang
mengemukakan suatu materialisme ateisme. Materialisme ateisme serupa dalam
bentuk dan substansinya, yang tidak mengakui adanya Tuhan secara mutlak. Jiwa
sebetulnya sama dengan fungsi-fungsi otak. Pada Abad 19, muncul filsuf-filsuf
materialisme asal Jerman seperti Feuerbach, Moleschott, Buchner, dan Haeckel.
Merekalah yang kemudian meneruskan keberadaan materialisme.
8. Humanisme
9. Feminisme
10. Eksistensialisme
Namun, menjadi eksistensialis, bukan melulu harus menjadi “seorang yang lain
daripada yang lain”, sadar bahwa keberadaan dunia merupakan sesuatu yang
berada diluar kendali manusia, tetapi bukan membuat sesuatu yang unik ataupun
yang baru yang menjadi esensi dari eksistensialisme. Membuat sebuah pilihan atas
dasar keinginan sendiri, dan sadar akan tanggung jawabnya dimasa depan adalah
inti dari eksistensialisme. Sebagai contoh, mau tidak mau kita akan terjun ke
berbagai profesi seperti dokter, desainer, insinyur, pebisnis dan sebagainya, tetapi
yang dipersoalkan oleh eksistensialisme adalah, apakah kita menjadi dokter atas
keinginan orang tua, atau keinginan sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat adalah hasil pemikiran ahli-ahli filsafat atau filosof-filosof
sepanjang zaman diseluruh dunia. Sejarah pemikiran filsafat yang amat panjang
dibandingkan dengan sejarah ilmu pengetahuan, telah memperkaya khazanah
(perbendaharaan) ilmu filsafat. Sebagai ilmu tersendiri filsafat tidak saja telah
menarik minat dan perhatian para pemikir, tetapi bahkan filsafat telah amat
banyak mempengaruhi perkembangan keseluruh budaya umat manusia. Filsafat
telah mempengaruhi sistem politik, sistem sosial, sistem ideologi semua bangsa-
bangsa-bangsa. Juga filsafat mempengaruhi sistem ilmu pengetahuan itu sendiri,
yang tersimpul di dalam filsafat ilmu pengetahuan tertentu seperti filsafat huku,
filsafat ekonomi, filsafat ilmu kedoteran, filsafat pendidikan dan sebagainya.
Akhirnya yang pokok dari semua iatu, filsfat telah mempengaruhi sikap hidup,
cara berpikir, kepercayaan atau ideologinya. Filsafat telah mewarisi subyek atau
pribadi sedemikian kuat, sehingga tiap orang menjadi penganut suatu faham
filsafat baik sadar maupun tidak, langsung ataupun tidak langsung.
Terkhusus pada bidang filsafat awal mula timbulnya berasal dari rasa ingin
tahu kemudian terbentuklah mitos yang mempercayai keberadaan sifat gaib yaitu
roh-roh di balik alam jagat raya ini, dan ini dipercayai oleh orang dahulu sebagai
suatu kebenaran. Selanjutnya rasa kritis pun mulai menderai orang-orang atas
kebenaran mitos itu rasa sangsi pun muncul, lalu ingin kepastian, timbulnya
pertanyaan dan rasa-rasa tersebut adalah dasar timbulnya filsafat. Berdasarkan
kenyataan sejarah, filsafat bukanlah semata-mata hasil perenungan, hasil
pemikiran kreatif yang terlepas daripada pra kondisi yang menantang. Paling
sedikit, ide-ide filosofis adalah jawaban terhadap problem yang menentang
pikiran manusia, jawaban atas ketidak tahuan, atau verifikasi tentang sesuatu.
Filsafat juga merupakan usaha meneuhi dorongan-dorongan rasional manusiawi
demi kepuasan rohaniah, untuk kemantangan pribadi, untuk integritas.
DAFTAR PUSTAKA