KELOMPOK 4
disekelilinya Benua Asia, maka bagian concaxnya mengarah ke Asia tetapi Pulau Sulawesi memiliki bentuk yang
justru convaxnya yang menghadap ke Asia dan terbuka ke arah Pasifik, oleh karena itu Pola Sulawesi sering disebut
Pulau Sulawesi terletak pada zone peralihan antara Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh
laut yang dalam. Dibagian utara dibatasi oleh Basin Sulawesi ( 5000 – 5500 m ). Di bagian Timur dan Tenggara di
batasi oleh laut Banda utara dan Laut Banda Selatan dengan kedalaman mencapai 4500 – 5000 m. Sedangkan untuk
bagian Barat dibatasi oleh Palung Makasar (2000-2500m). Sebagian besar daerahnya terdiri dari pegunungan dan
tataran rendah yang terdapat secara sporadik, terutama terdapat disepanjang pantai. Dataran rendah yang relatif lebar
STATIGRAFI SULAWESI
FISIOGRAFI REGIONAL
1. MANDALA BARAT
2. MANDALA TENGAH
3. MANDALA TIMUR
MANDALA BARAT
Mandala Barat termasuk ke dalam jalur magmatik Paparan Sunda yang letaknya paling timur, panjang nya dari dari
lengan utara - lengan selatan pulau Sulawesi. Secara umum, Busur tersebut tersusun dari batuan vulkanik plutonik berusia
Paleogen Kuarter dan jenisnya termasuk ke dalambatuan sedimen berusia Mesozoikum-Tersier dan batuan Malihan. Van
Leeuwen (1994) menyebutkan bahwa Mandala barat terbagi jadi dua, bagiannya adalah bagian utara dan barat. Pada sisi
utara nya memanjang dari Buol sampai Manado, serta bagian barat wilayahnya memanjang dari Buol ke Makassar. Batuan
yang ada di wilayah utara sifatnya riodasitik - andesitik, batuannya ada di zaman Miosen – Resen dan jenis batuan dasar
basaltik prosesnya terjadi zaman Eosen - Oligosen. Batuan yang ada pada busur magmatik bagian barat jenis batu penyusun
yang sifatnya kontinen dan terbagi menjadi batuan gunung api - sedimen berumur Mesozoikum-Kuarter dan batuan malihan
berukur Kapur. batuan tersebut diterobos granitoid bersusunan terutama granodioritik sampai granitik yang berupa batolik,
Stok, dan Retas. (Van Leeuwen, 1994, dalam Armstrong F. Sompotan, 2012).
MANDALA BARAT BAGIAN UTARA
Cakupannya adalah provinsi Sulawesi Utara dan
94%
Gorontalo, panjangnya kurang lebih 500km, lebar nya
50-70 km serta ketinggian 2065 m. dimana ketinggian
daerah disekitar leher pulau sulawesi mencapai 3.225
Geologi pada wilayah ini terbentuk
M. Jenis batuan pada wilayah ini bersifat riodastik
dari beberapa kelompok, yaitu:
sampai andesitic, serta terbentuk pada masa
Miosenresen.
1 2 3 4 5
MANDALA BARAT BAGIAN BARAT
Geologi yang ada di wilayah timur dan barat Sulawesi tentunya berbeda, dua wilayah ini
terpisahkan oleh adanya sesar Walanae. Pada zamanMesozoikum, basement yang kompleks ada
pada 2 daerah, yaitu terdapat pada bagian barat Sulawesi Selatan dekat Bantimala serta di daerah
Barru, dimana batuan penyusunnya adalah batuan metamorf, ultramafik dan sedimen. (Armstrong
F. Sompotan, (2012). Pegunungan Meratus yang ada di Kalimantan tenggara serta batuan di
Sulawesi Tengah menunjukkan kalau basement kompleks Sulawesi Selatan adalah pecahan
fragmen akibat terjadinya akresi kompleks yang lebih besar pada dimana awal zaman Cretaceous
(Parkinson, 1991).
Terdapat beberapa formasi, sebagai berikut:
c). Malawa
a). Balangbaru (Masa akhir Cra Crateceous) :
Batuan magmatik potassic calc- alkaline berusia akhir Miosen yang ada diSulawesi Tengah terdapat di bagian kiribentangan zona
sesar Palu Koro, dimanabatuan granit di wilayah tersebutberkorelasi dengan subduksimicrocontinent Banggai-Sula dengan PulauSulawesi
pada pertengahan Miosen.Berdasarkan aspek-aspek petrografi,batuan granit yang telah berumur Neogentersebut dapat secara
langsungdiklasifikasikan menjadi tiga kelompok.Dimulai dari yang paling tua sampaidengan yang paling muda. Hal inidimaksudkan untuk
melihat karakteristikperubahannya dimasa yang akan datang.
1. KF-
megacrystal
bantalan granit
yang kasar
(Granitoid-C)
2. Batuan granit
medium
mylonitic- gneissic
(Granitoid-B)
3. Fine and
biotite-poor
granitoid
(Granitoid-A)
MANDALA TIMUR
Manndala timur ini rupanya ofiolityang mana merupakan segmen dari keraksamudera yang berimbrikasi dan batuansedimen
yang umurnya Trias-Miosen. Batuan kompleks ofiolit dan batuansedimen pelagis yang berada di wilayahLengan Timur dan
wilayah Tenggara pulauSulawesi biasanya dinamakan dengansabuk ofiolit Sulawesi Timur. Sabuk inidiketahui terdiri dari batuan-
batuan mafikdan ultramafik dan juga disertai dengan batuan sedimen pelagis dan terdapatmelange di beberapa tempat.
Batuanultramafik ini sangat dominan di wilayahLengan Tenggara. Akan tetapi batuanmafiknya lebih mendominasi di
Utara,tepatnya di sepanjang pantai utara wilayahLengan Tenggara pulau Sulawesi. Sekuenofiolit yang lengkap dapat dijumpai
Your Title Here Your Title Here
diwilayah Lengan Timur, yang manameliputi batuan mafik dan ultramafic,pillow lava, dan batuan-batuan sedimenpelagis yang
didominasi oleh limestonelaut dalam dan juga terdapat interkalasirijang yang berlapis. Berdasarkan datayang di dapati, geokimia
dari sabuk ofiolitdi Sulawesi Timur ini diperkirakan asalnyadari mid-oceanic ridge (Surono, 1995).
Continental terrain Sulawesi Tenggara (The Southeast Sulawesi continental terrain) telah menempati area
yang luas di wilayah Lengan Tenggara Sulawesi, namun sabuk ofiolit yang terbatas hanya ada pada bagian
Utara wilayah Lengan Tenggara pulau Sulawesi. Continental terrain ini disebut-sebut berbatasan langsung
dengan Sesar Lawanopo yang letaknya berada di sebelah timur laut dan juga terdapat Sesar Kolaka di bagian
sebelah barat daya. Dataran ini diketahui telah dipisahkan dari dataran Buton oleh pengaruh sesar mendatar.
Di bagian ujung timur terdapat deretan ofiolit yang mana umurnya lebih tua. Continental terrain ini rupanya
memiliki batuan dasar metamorf tingkat yang rendah dengan sedikit campuran aplitik pada komposisinya, lalu
terdapat karbonat klastik yang telah berumur Mesozoikum, dan limestone yang telah berumur Paleogen.
Deretan sedimen klastik ini mencakup formasi Meluhu yang berada di akhir Triasik, sedangkan unit limestone
ini mencakup formasi Tamborasi dan formasi Tampakura. (Armstrong, 2012 : 19).
Juga Batuan dasar metamorf tingkat rendah membentuk komponen utama lengan tenggra
Sulawesi. Batuan metamorf tua terkait dengan proses penguburan, sedangkan batuan metamorf
muda disebabkan oleh patahan dalam skala besar ketika continental terrain sulawesi tenggra
bertabrakan dengan subuk ofiolit, batuan metamorf ini diterobos oleh aplite dan ditindih oleh
lava kuarsa-lattite terutama disepanjang pantai barat teluk Bone.
B.
STATIGRAFI SULAWESI
Statigrafi Sulawesi
Utara
Statigrafi Sulawesi
Tengah Statigrafi Banggai Sula
Statigrafi Sulawesi Utara
Stratigrafi daerah penelitian termasuk dalam peta geologi lembar Tilamuta Sulawesi
(Bachri , dkk., 1994). Urutan stratigrafi batuan dari yang tertua sampai termuda yang
dijumpai di daerah ini yaitu :
Statigrafi Sulawesi Selatan
Batuan yang tersingkap didaerah Sulawesi Selatan terdiri dari 5 satuan, yaitu : Satuan Batuan Gunungapi
Formasi Camba, Formasi Walanea, Satuan Intrusi Basal, Satuan Batuan Gunungapi Lompobatang dan
Endapan aluvial, rawa dan pantai. Satuan Batuan Gunung Api Formasi Camba berumur Miosen Tengah-
Miosen Akhir, terdiri dari Breksi Gunung Api, Lava, Konglomerat dan tufa halus hingga batuan lapili.
. Formasi Walanae berumur Miosen Akhir-Pliosen Awal, terdiri dari batupasir, konglomerat, batu lanau,
batu lempung,batu gamping, dan napal. Satuan Intrusi Basal berumur Miosen Akhir—Pliosen Akhir,
terdiri dari terobosan basal berupa retas, silt, dan stok. Satuan Batuan Gunungapi Lompobatang berumur
Pleistosen, terdiri dari breksi, lava, endapan lahar, dan tufa. Endapan Aluvial, Rawa, dan Pantai berumur
Holosen, terdiri dari kerikil, pasir, lempung, lumpur dan batugamping koral.
Statigrafi Sulawesi Barat
Statigrafi Sulawesi
Tengah
Statigrafi Banggai Sula
C.
FISIOGRAFI REGIONAL
Berdasarkan geomorfologinya fisiografi daerah Buton dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
•Bagian Selatan terdiri atas perbukitan dan lembah berarah timur laut dengan teras-teras reef yang terangkat dan topografi
karst.
•Bagian Tengah didominasi oleh pegunungan yang berarah utara sepanjang pantai barat, batuan sedimennya berarah timur
laut.
•Bagian Utara didominasi oleh pegunungan di tepi pantai yang memiliki bentuk menyerupai tapal kuda, pola pengalirannya
berarah ke selatan menuju rawa mangrove pada cekungan lambele. Secara umum pegunungan-pegunungan yang ada berarah
barat laut-tenggara yang memiliki relief rendah disertai dengan koral reef yang terangkat.
Situasi Cekungan
Fisiografi Pulau Sulawesi terdiri dari empat semenanjung sempit yang terdiri atas lengan-lengan, leher dan batang
yang dikelilingi oleh teluk dalam dan tepian cekungan laut marginal. Lengan-lengan tersebut terdiri dari lengan selatan,
lengan utara, lengan timur dan lengan tenggara. Pada bagian leher dan batang merupakan kemenerusan dari lengan utara
yang membelok tajam ~ 90° ke arah selatan (leher) melewati bagian tengah (batang) yang menghubungkan dan menjadi titik
pertemuan ketiga lengan lainnya. Sebagian besar wilayah Sulawesi merupakan pegunungan dengan ketinggian di atas 500
meter di atas permukaan laut (dpl), bahkan 20% dari luas total yang memiliki ketinggian 1000 meter terutama di Sulawesi
Tengah dan bagian utara lengan selatan. Puncak tertinggi terdapat pada gunung non-vulkanik Gunung Latimojong yang
memiliki ketinggian 3450 meter di atas permukaan laut (dpl). Daerah dataran rendah terdapat di bagian tengah lengan
selatan-barat, dekat Teluk Bone dan bagian selatan lengan tenggara. Paling tidak terdapat tujuh belas gunung berapi
dijumpai di lengan utara serta satu gunung berapi lainnya di Teluk Tomini. Daerah Pomalaa terletak di lengan tenggara Pulau
Sulawesi yang memiliki fisiografi dataran rendah.
Satuan morfologi pegunungan menempati bagian terluas di
MORFOLOGI PEGUNUNGAN kawasan ini, terdiri atas rangkaian pegunungan yang
mempunyai ketinggian tertinggi hingga 2790 meter dpl di
Gunung Mekongga.