KELOMPOK II
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Bu Astuti serta
teman-teman sekalian (kelompok 2) yang telah membantu, baik bantuan berupa moril
maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika
ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah
kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan
apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang
lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari
judul ini (Menganalisis Interaksi antara Desa-Kota) sebagai tambahan dalam
menambah referensi yang telah ada.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................ 24
B. Saran........................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 26
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Untuk Berintervensi.............................................................................. 15
3. Aspek Ekonomi.................................................................................... 17
4. Aspek Sosial......................................................................................... 17
A. LATAR BELAKANG
Modernisasi telah banyak membawa perubahan cara hidup warga desa
dan kota khususnya, dan warga Negara Indonesia umumnya. Perubahan dalam
cara hidup di kota mendapat pengaruh dari keterbukaan hubungan Indonesia
dengan luar negeri ; selain itu juga karena perkembangan yang terjadi di dalam
negeri. Demikian pula cara hidup penduduk di daerah pedesaan telah menjadi
lebih maju karena adanya interksi desa – kota.
Kemajuan di bidang pendidikan, teknologi, social – ekonomi – budaya
dalam beberapa Pelita yang dilalui dengan selamat dan sukses telah ikut
meningkatkan interaksi desa – kota, dan secara bertahap telah pula meningkatkan
tingkat hidup warga desa dan warga kota.
Desa kita sejak revolusi kemerdekaan hingga sekarang telah mengalami
perubahan, baik dari fungsinya maupun peranannya terhadap berbagai aspek
pembangunan. Sifat dan ciri desa – desa di Indonesia ini sudah pula banyak
berubah sebagai akibat dari terbukanya desa – desa kita dengan dunia di luarnya
yang lebih maju materi dan teknologinya. Modernisasi dalam arti luas dan dalam
arti sempit telah ikut member corak lain pada desa kita yang dulunya serba
monoton dan tradisional.
Perubahan yang terjadi atau yang dialami oleh desa dan masyarakat
pedesaan menjadi perhatian yang sangat penting bagi kita dan pemerintah
Republik Indonesia, karena desa – desa di Indonesia yang jumlahnya saat ini
sudah melebihi 63.000 desa menjadi tulang punggung Negara. Sumber bahan
pangan, sumber tenaga kerja dan sumber alami banyak diperoleh di wilayah atau
daerah pedesaan, dan dalam hal ini tentu saja peranan kota dan ketergantungan
kota pada desa tidak dapat dipisahkan dari desa.
Salah satu faktor kekuatan Negara ditentukan oleh hubungan yang
seimbang dan serasi antara desa dan kota. Pada waktu zaman sebelum
kemerdekaan atau zaman kolonial, warga desa itu dijauhkan dari kota, baik dari
segi social, pendidikan maupun ekonomi.
Desa dibiarkan hidup dalam suasana tertutup dan selalu dijadikan
subjek, sehingga tidak dapat menjadi desa yang maju.
Pada masa pemerintahan Republik Indonesia, desa – desa kita mendapat
perhatian yang lebih baik dan dalam pembangunan ikut dijadikan komponen dan
eksponen pembangunan.
Pengaruh kota di tengah – tengah atau disekitar pedesaan semakin
banyak terasa dan Nampak semakin jelas baik yang positif maupun yang
negative. Rakyat Indonesia telah ikut mengubah wajah pedesaan telah mengalami
peningkatan, juga jenis dan jumlah kendaraan bermotor telah menjangkau desa –
desa. Ini berarti bahwa frekuensi lalu – lintas, perdagangan dan frekuensi kontak
social ikut meningkat.
Interaksi yang timbul antara desa dan kota itu telah menimbulkan
beberapa gejala social, ekonomi, budaya dan politik di desa, di kota dan di
sepanjang jalur hubungan antara desa – kota. Beberapa aspek mengenai
kehidupan keluarga, pendidikan keluarga, pemukiman desa dan kota,
limgkumgam pedesaan dan kota, mata pencaharian warga desa dan warga kota
menunjukkan corak yang berbeda. Berbagai keserasian, tetapi juga berbagai
kesenjangan timbul. Oleh karena itu, desa dan kota kita masih harus dapat
mencari jalan ke arah keserasian hidup.
Secara umum masih banyak hal yang harus diselesaikan antara lain :
masalah lingkungan hidup, masalah kependudukan, masalah pemukiman, masalah
pengangguran, dan kini terutama masalah energy.
Dalam menangani masalah – masalah tersebut di atas kerja sama yang
tepat dan cepat antara warga kota dengan desa harus dapat dibina dan dikelola
secara baik dilandasi dengan disiplin pembangunan yang tertib.
BAB II
PEMBAHASAN
WILAYAH C
Minus Sumber daya C
Minus Sumber Daya C
Surplus Sumber daya C
Skema 1 : Wlilayah-wilayah yang paling Melengkapi
Wilayah A Wilayah B
Surplus Sumber Surplus Sumber daya Y
daya X
Wilayah C
Surplus sumber daya x
Surplus sumber daya Y
Keterangan : Skema 2
= Jaringan interaksi menjadi lemah
= Pemasaran alternatif
1. PANGAN
Sawah Ilmu
Kurang Pangan SUMBER PANGAN Pekarangan Pengetahuan dan
DI PEDESAAN Tegalan Teknologi Tepat
Kurang Gizi Hutan Guna
Kota
2. PENGANGGU Pelajar Terlantar
Orang-Orang
RAN SUMBER GAGAL
Ilmu
Pengetahuan
PENGANGGURAN
Penuh dan Ekonomi
Desa Tepat Guna
½ penuh Buruh Tani
Petani Guren
Tersembunyi
Dll
Kota
3. LINGKUNGA Pabrik/Industri
Mobil/Sampah
N SUMBER
Ilmu
KERUSAKAN Desa
Pengetahuan
Alam dan Manajemen
Penggundulan Hutan Tepat Guna
Sosial Pembakaran Hutan
Bencana Alam
4. LAIN
PROBLEMA
KETERANGAN
= Unsur Kota
= Unsur Desa
= Arus Pengaruh Yang Dominan
= Kota
= Desa
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Interaksi ialah hubungan imbal balik antara pihak-pihak tertentu, antara
orang perseorangan dengan orang perseorangan, antara perseorangan
dengan kelompok, atau dari tanggapan antarmanusia.
Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik
antar unsur-unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku
dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang
didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah gejala baru, baik
berupa fisik maupun non fisik.
Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik
yang saling mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat
melahirkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru, secara
langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota dan desa.
Interaksi antar wilayah memiliki tiga prinsip pokok sebagai berikut :
1. Hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih
2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan yaitu :
o Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk)
o Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK,
kondisi suatu wilayah
o Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan,
pakaian, bahan bangunan dan sebagainya
3. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan
permasalahan baru yang bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :
o Kota menjadi sasaran urbanisasi
o Terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda
Zona-zona kota-desa yang dapat menimbulkan berbagai wujud interaksi
desa-kota :
o City diidentikkan dengan kota
o Suburban adalah suatu area yang lokasinya dekat pada pusat kota
dengan luas yang mencakup daerah penglaju (subdaerah perkotaan).
o Suburban fringe adalah suatu area yang melingkari suburban dan
merupakan daerah peralihan antara kota dan desa (jalur tepi
subdaerah perkotaan).
o Urban fringe adalah semua daerah batas luar kota yang mempunyai
sifat-sifat mirip kota kecuali inti kota (jalur tepi daerah perkotaan
aling luar).
o Rural-urban fringe adalah jalur daerah yang terletak antara kota dan
desa yang ditandai dengan penggunaan tanah campuran (jalur batas
desa-kota).
Terjadinya interaksi antarwilayah, menurut Edward Ullman (dalam
Nurmala Dewi, 1997), didasari oleh tiga faktor, yaitu sebagai berikut.
1. Adanya wilayah yang Saling Melengkapi (Komplementaritas
Regional)
2. Adanya Kesempatan Berintervensi
3. Interaksi karena Adanya Kemudahan Perpindahan dalam Ruang
(Spatial Transfer Ability)
Adanya interaksi itu menimbulkan aneka pengaruh positif. Pengaruh-
pengaruh tersebut ialah sebagai berikut.
1. Tingkat pengetahuan penduduk semakin meningkat. Peningkatan
pengetahuan penduduk itu bisa terjadi karena pergaulan atau adanya
saling tukar informasi dan pengalaman antarpenduduk; pendirian
lembaga lembaga pendidikan, dan keterampilan (khusus);
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi; dan arus
informasi, baik lewat media elektronik maupun surat kabar.
2. Bertambahnya kaum cendekiawan di daerahdaerah pedesaan, sebagai
penggerak pembangunan di daerahnya.
3. Gairah perekonomian penduduk semakin meningkat.
4. Adanya alih-alih dan penggunaan teknologi tepat guna —khususnya
di daerah-daerah pedesaan– dapat meningkatkan aneka produksi
masyarakat sehingga pendapatannya pun semakin meningkat.
5. Bagi penduduk kota, akan lebih mudah memperoleh bahan-bahan
konsumsi pertanian dengan harga yang relatif murah.
6. Pengetahuan penduduk desa meningkat.
7. Pengetahuan penduduk desa tentang pertanian meningkat, karena
adanya sistim teknologi.
8. Meningkatkan hubungan social ekonomi desa dan kota karena
kemudahan sarana transportasi.
9. Adanya guru dari kota yang menjadi penggerak pembangunan desa.
Adanya interaksi itu menimbulkan aneka pengaruh negatif. Pengaruh-
pengaruh tersebut ialah sebagai berikut.
i) Terbukanya kesempatan kerja dan daya tarik kota di berbagai bidang
telah banyak menyerap tenaga kerja muda dari desa-desa sehingga
desa mengalami kekurangan tenaga potensial untuk mengolah lahan-
lahan pertanian, dan pembangunan daerahnya.
j) Wilayah pedesaan akan menjadi lahan yang menarik bagi masyarakat
kota sehingga tidak sedikit dari mereka yang membelinya. Wilayah
pedesaan ini dibeli bukan untuk diolah menjadi lahan pertanian yang
produktif, melainkan mereka jadikan tempattempat industri, rekreasi,
ataupun sekadar untuk tempat peristirahatan.
k) Timbulnya penetrasi (perembasan) budaya kota yang kurang sesuai
dengan tradisi pedesaan, misalnya dalam etika pergaulan dan
pandangan hidup. Hal ini seringkali menimbulkan keresahan dan
mengganggu stabilitas budaya pedesaan.
l) Tumbuhnya para pedagang kaki lima dan hunian liar yang
mengganggu ketertiban kota.
m)Penetrasi kebudayaan kota ke desa yang kurang sesuai dengan tradisi
budaya desa.
n) Perluasan kota dan masuknya orang berharta ke desa sehingga
menggubah tata guna lahan desa.
o) Daya tarik kota dalam berbagai bidang menyebabkan tenaga potensial
di desa kurang
p) Muncul masalah baru (pengangguran, tuna wisma,kejahatan,masalah
pangan dan lingkungan.
Zone – zone dalam interaksi desa kota adalah daerah – daerah yang
membentuk jalu – jalur linier yang teratur dalam ruang. Biasanya
merupakan zone yang mengelilingi Pusat – pusat Daerah Kegiatan atau
Central Business District. Zone suburban, suburban fringe, urban fringe
dan rural urban fringe yaitu daerah – daerah yang memiliki suasana
kehidupan modern dapat disebut “daerah perkotaan”.
Problema – problema yang terjadi dalam interaksi desa – kota :
a. Kurangnya pangan akibat semakin kurangnya lokasi persawahan
b. Kekurangan gizi yang lebih banyak di alami oleh anak – anak.
c. Banyaknya pengangguran yang terjadi baik di desa maupun di kota
d. Terjadinya degradasi alam dan kehidupan social.
Interaksi antara kelompok manusia satu dengan manusia lain sebagai
produsen dan konsumen beserta barang-baranya menunjukkan adanya
gerakan produsen suatu barang pada umumya terletak pada suatu tempat
tempat tertentu dalam ruang geografi sedang para langganannya tersebar
dengan berbagai jarak di sekitar produsen.Sebelum tansaksi terjadicharus
ada gerakan terlebih dahulu.
Fakta – fakta dari dampak interaksi desa kota yaitu :
a. Adanya usaha – usaha atau kegiatan industry kecil dan kerajinan
tangan di berbagai desa
b. Masuknya tanaman perdagangan sebagai pengganti atau sebagai
tanaman selah diantara tanaman pertanian
c. Adanya perubahan pekerjaan atau mata pencaharian sebagai akibat
terbukanya desa dan berkembangnya transportasi, dan lain – lain.
Hal – hal yang mempengaruhi luas sempitnya areal interaksi adalah :
a. Tinggi rendahnya threshold
b. Padat tidaknya suatu kawasan
c. Perbedaan kultur dan perbedaan daya beli penduduk, dan sebagainya.
Pengaruh interaksi kota pada aspek ekonomi yaitu keadaan
perekonomian desa mengalami peningkatan, sehingga keadaan
masyarakat desa semakin makmur. Keadaan perekonomian di kota
semakin peningkatan yang sangat signifikan karena pengangkutan bahan
baku untuk kegiatan industry di kota lancer.
Pengaruh interaksi kota terhadap aspek social yaitu akan membawa
dampak sistemik yaitu terjadinya akulturasi dan asimilasi dari masyarakat
tersebut baik pada masyarakat desa maupun kota tergantung dimana
waktu yang paling lama terjadi suatu interaksi.
Pengaruh interkasi kota terhadap aspek budaya yaitu keadaan budaya
suatu daerah akan semakin beragam dan budaya – budaya baru akan
masuk ke suatu daerah dengan sangat cepat dan akan mempengaruhi
budaya yang sudah ada.
Peraturan menteri nomor 38 Tahun 2007, yaitu :
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
a. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
c. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala
Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa
d. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan
perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
e. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah
kabupaten dan daerah kota.
f. Kerjasama Desa adalah suatu rangkaian kegiatan bersama antar desa
atau desa dengan pihak ketiga dalam bidang pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan.
Manusia yang mengalami modernisasi atau manusia modern akan
mempengaruhi interaksi desa – kota. Manusia modern adalah mereka
yang terbuka untuk inovasi dengan pandangan yang luas ke depan dengan
memiliki ilmu pengetahuan baru serta dapat bergaul baik dengan
masyarakat sekitar.
Sirkulasi adalah suatu hal yang berkaitan dengan bagaimana pergerakan
dan perputaran interaksi desa – kota serta bagaimana dampak yang
diakibatkan oleh interaksi tersebut.
Factor – factor yang mempengaruhi lokasi pemukiman, yaitu : hak untuk
pribadi, perbedaan keinginan, topografi, transportasi, struktur asal.
Aktivitas manusia di tengah – tengah lingkungannya, yaitu :
membutuhkan hal – hal yang dapat memenuhi kebutuhannya, bekerja,
tidur, dan lain – lain sebagainya.
Formula – formula gravitasi dalam interaksi desa – kota yaitu:
a. Gravitasi dan teori interaksi
b. Gravitasi dan potensi penduduk
c. Gravitasi dan interaksi social
B. SARAN
1. Dalam pembangunan nasional untuk mensejahterakan rakyak perlu adanya
pembangunan secara merata baik itu di desa maupun kota
2. Dalam segala hal sebaiknya pembangunan yang di lakukan baik di desa
maupun kota harus memperatikan lingkungan sebagai tempat manusia
tinggalnya.