SKRIPSI
Oleh:
FATIKHATUL CHOIROH
165040101111074
2019
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
JUDUL:
PENGARUH PEMANFAATAN DANA DESA TERHADAP PEMBANGUNAN
INFRSTRUKTUR DESA
Disetujui Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Tri Wahyu Nugroho SP., MP. Putri Budi Setyowati SP., M.Sc.
NIP. 197905182005011001 NIK. 2016079003312001
Mengetahui,
Ketua
Jurusan sosial Ekonomi Pertanian
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis limpahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “PENGARUH PEMANFAATAN DANA DESA
TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA”. Terselesaikannya
proposal ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat dan teman-teman mahasiswa pada umumnya, dan juga dapat
bermanfaat untuk penulis khususnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4.5.1 Analisis Deskriptif .......................................................................................... 28
4.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda ................................................................... 29
4.5.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 29
4.6 Pengujian Hipotesis ................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 33
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Infrastruktur di Jawa Timur Tahun 2019 ...... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ....................................... 23
vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bentuk upaya Pemerintah dalam mewujudkan pembangunan nasional saat ini telah
dapat dinikmati oleh hampir seluruh masyarakat, akan tetapi hasil dari pembangunan
tersebut belum terwujud secara merata ke seluruh mayarakat khususnya yang berada
di daerah pedesaan. Menurut Asariansyah, Saleh, & Rengu (2013) masih banyak terjadi
ketimpangan pembangunan baik terjadi di wilayah, salah satu yang dapat dilihat secara
langsung adalah kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan. Ketimpangan
pembangunan yang terjadi dapat berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat
khususnya di daerah pedesaan. Bentuk ketimpangan pembangunan yang dapat
dirasakan secara langsung oleh masyarakat ialah dalam ketersediaan akses terhadap
infrastruktur.
Ketimpangan pembangunan khususnya dalam bidang infrastruktur merupakan
sebuah masalah penting yang harus ditangani, sebab dapat berdampak negatif terhadap
berbagai aspek kehidupan masyarakat desa. Menurut Adisasmita (2014) upaya yang
dapat dilakukan untuk memperkecil kesenjangan antar daerah antara lain perencanaan
beberapa strategi, kebijakan dan program pembangunan yang terintegrasi, terkoordinir,
tersinkronisasi, berkelanjutan dan harmonis. Sehingga berdasarkan hal tersebut, maka
ketimpangan pembangunan infrastruktur dapat diperbaiki melalui kegiatan
pembangunan dari level terendah yaitu desa.
Pemenuhan infrastruktur desa dapat dilakukan melalui pembangunan desa,
pembinaan dan pemberdayaan masyarakat serta bentuk kebijakan pemerintahan desa.
Sebab, sebuah pembangunan tidak dapat berhasil apabila tidak dilakukan secara
bersama-masa baik antar pihak pemerintah dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Kogoya, Olfie, & Laoh (2015) yaitu pembangunan
yang efektif membutuhkan keterlibatan dari seluruh pihak yang memiliki kepentingan,
yang termasuk di dalamnya adalah pihak pemerintah dan seluruh masyarakat desa.
Pemenuhan infrastruktur desa sangat perlu dilakukan, sebab desa merupakan
wilayah pemerintahan terkecil dalam suatu negara dan juga sebagai pusat kekuatan
untuk memajukan ekonomi negara. Selain itu, apabila di desa telah terjadi pemerataan
1
2
2. Institusi
Kegunaan penelitian ini bagi Insitusi salah satunya ialah sebagai literatur terkait
dengan pengaruh pemanfaatan Dana Desa terhadap kegiatan pembangunan
infrastruktur desa.
3. Masyarakat
Kegunaan penelitian ini yang dapat diambil oleh masyarakat ialah sebagai
media untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh pemanfaatan Dana Desa
terhadap Pembangunan Infrastrutur Desa, dan juga dapat dijadikan arana
edukasi diri untuk berperan aktif dalam pemanfaatan Dana Desa.
4. Pemerintah
Kegunaan penelitian ini bagi Pemerintah ialah sebagai salah satu sumber
informasi berupa pengaruh Dana Desa terhadap pembangunan infrastruktur
desa, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan
kebijakan terkait pembangunan daerah dalam beberapa aspek.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian infrastruktur pedesaan telah dilakukan oleh Junita et al. (2016) dengan
judul penelitian “Analisis Aksesibilitas Infrastruktur Pedesaan di Kota Singkawang
Provinsi Kalimantan Barat”. Tujuan dari penelitian ini ialah mengidentifikasi sektor-
sektor yang dipriotitaskan sebagai fasilitas pelayanan. Metode analisis yang digunakan
untuk menghitung nilai aksesibilitas infrastruktur adalah metode Integrated Rural
Accessibility Planning (IRAP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkatan
prioritas nilai aksesibilitas desa dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu aksesibilitas
fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi.
Berdasarkan pengklasifikasian tersebut, diperoleh nilai aksesibilitas yang perlu
diprioritaskan untu perbaikan adalah sarana transportasi.
Penelitian lain tentang infrastruktur telah dilakukan oleh Sapkota (2018), penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis tingkat akses infrastruktur dan menilai
pengaruh akses infrastruktur terhadap esejahteraan manusia. Penelitian ini dilakukan
di Nepal. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah melalui analisis
VDCs atau village development committees yaitu dengan melakukan survei di tingkat
rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
lebih bervariasi di daerah kurang terpencil, dan pengaruh yang dirasakan dari akses
infrastruktur pada kesejahteraan manusia lebih tinggi didaerah sangat terpencil. Akses
jalan mendapatkan prioritas tertinggi lalu diikuti olek akses air minum dan irigasi.
Sahoo & Dash (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh pembangunan
transportasi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan judul pembangunan infrastruktur
dan pertumbuhan ekonomi di India. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis
peran infrastruktur dalam pertumbuhan ekonomi di India melalui output secaara
keseluruhan dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh infrastruktur fisik
terhadap pertumbuhan ekonomi di India. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
ialah menggunakan fungsi produksi Cobb-Dauglas dan model neoklasik dengan model
OLS (Ordinary Least Squre), serta mengembangkan indeks infrastruktur dengan
beberapa indicator yang meliputi konsumsi listrik, penggunaan energi, rel kereta,
7
8
transportasi udara dan jalan aspal. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data
panel periode tahun 1970-2006. Hasil dari penelitian ini ialah infrastruktur memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penggunaan energi,
penggunaan listrik dan jalan beraspal merupakan infrastruktur terprnting yang
memiliki kontribusi maksimum erhadap pertumbuhan ekonomi dari seluruh indikator.
Penelitian lain dilakukan oleh Fahri (2014), penelitian tersebut tentang pengaruh
pemanfaatan Dana Desa. Judul penelitian tersebut adalah “Pengaruh Pelaksanaan
Kebijakan Dana Desa terhadap Manajemen Keuangan Desa dala Meningkatkan
Efektivitas Program Pembangunan Desa”. Penelitian ini bertujuan untuk membahas
pengaruh pelaksanaan kebijakan Dana Desa terhadap manajemen keuangan desa dalam
meningkatkan efektivitas program pembangunan desa. Metode analisis yang
digunakan ialah model analisis causal effectual dengan meninjau hubungan rasional
yang menganalisis sebab akibat antara pelaksanaan kebijakan Dana Desa,manajemen
keuangan Desa dan efektivitas program pembangunan desa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan Dana Desa memiliki pengaruh secara
nyata dan positif terhadap manajemen keuangan desa dan efektivitas program
pembangunan desa. Atau dengan kata lain apabila penyelenggaraan pelaksanaan
kebijakan Dana Desa berjalan dengan baik melalui manajemen keuangan desa maka
akan memberikan dampak baik pula terhadap peningkatan efektivitas program
pembangunan desa.
Penelitian-penelitian yang telah dijelaskan di atas, memberikan manfaat bagi
penulis. Penelitian di atas dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan rujukan
dalam penelitian ini. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
yaitu dari segi variabel dan obejek penelitia. Variabel penelitian yang digunakan oleh
penulis antara lain pemanfaatan Dana Desa yang terdiri dari penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat sebagai variabel independen dan pembangunan
infrastruktur berupa jalan, pasar, irigasi, pendidikan dan kesehatan sebagai variabel
dependen. Sedangkan untuk objek penelitian, penulis memiliki daerah Kabupaten
Blitar sebagai lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat
9
2. Transportasi
3. Energi
4. Informasi dan komunikasi
b. Prioritas penggunaan Dana Desa untuk pengadaan, pembangunan,
pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana pelayanan sosial dasar
berupa:
1. Kesehatan masyarakat
2. Pendidikan dan kebudayaan
c. Prioritas penggunaan Dana Desa untuk pengadaan, pembangunan,
pengembangan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana ekonomi
untuk mewujudkan lumbung ekonomi Desa, meliputi:
1. Usaha ekonomi pertanian berskala produktif untuk ketahanan pangan
2. Usaha ekonomi pertanian berskala produktif meliputi aspek produksi,
distribusi dan pemasaran yang berfous pada pengembangan produk
unggulan desa
3. Usaha ekonomi non pertanian berskala produktif meliputi aspek
produksi, distribusi dan pemasaran yang berfokus pada pengembangan
produk unggulan desa
d. Prioritas penggunaan Dana Desa untuk pengadaan, pembangunan,
pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana lingkungan, berupa:
1. Kesiapsiagaan menghadapi bencara alam
2. Penanganan bencana alam
3. Pelestarian lingkungan
Prioritas penggunaan Dana Desa untuk pengadaan, pembangunan, pengembangan
dan pemeliharaan sara prasarana lain yang sesuai dengan kewenangan Desa dan
ditetapkan dalam Musyawarah Desa (Kemendes, 2018).
2.3 Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah seiring disebut dengan otonomi daerah,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) otonomi daerah merupakan hak,
wewenang, dan kewajiban daerah untuk mngeatur dan mengurus rumah tangganya
15
tersebut, wilayah dapat diklasifikasikan menjadi wilayah maju atau tidak maju
(Adisasmita, 2014).
Klasifikasi juga dapat dibuat menggunakan kriteria tingkat pendapatan per kapita
yang juga dapat menggambarkan tingkat kemakmuran, sehingga dibedakan menjadi
wilayah makmur dan tidak makmur.Selain itu, klasifikasi wilayah juga dapat dilakukan
menggunakan kemampuan berkembangnya wilayah yang dapat diukur melalui tingkat
Produk Domestik Regional Bruto/PDRB per tahun, sehingga wilayah tersebut
dikelompokkan menjadi wilayah yang cepat berkembang dan lamban berkembang
(Adisasmita, 2014).
Wilayah yang cepat berkembang (fast growing region) atau wilayah maju
(developed region) tidak menghadapi masalah yang berarti. Sebaliknya dengan
wilayah yang lamban berkembang (slow growing region) atau wilayah yang kurang
maju (less developed region) harus menghadapi berbagai kendala dan hambatan,
sehingga wilayah-wilayah tersebut harus mendapatkan perhatian yang lebih besar
untuk mengurangi kendala dan hambatan yang dihadapi. Sehingga wilayah-wilayah
tersebut dapat meningkat menjadi wilayah maju atau wilayah cepat berkembang
(Adisasmita, 2014).
2.5 Pembinaan Kemasyarakatan
2.6 Pemberdayaan Masyarakat
2.7 Infrastruktur
2.7.1 Pengertian Infrastruktur
Pengertian infrastruktur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan
sebagai prasarana, yang berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang utama dalam
terselenggaranya suatu proses baik dalam suatu usaha, pembangunan, proyek, dsb,
contoh prasarana seperti jalan dan angkutan (Sumarja, 2013). Menurut Keusuma &
Suriani (2017) infrastruktur merupakan elemen structural ekonomi yang memfasilitasi
arus barang dan jasa antara pembeli dan penjual, selain itu infrastruktur juga
merupakan pelayanan utama dari suatu negara yang membantu kegiatan ekonomi serta
kegiatan masyarakat. Contoh pengadaan infrastruktur dalam suatu negara yaitu
penyediaan transportasi.
18
20
21
Masalah kesenjangan
ketersediaan akses infrastruktur
Pengadaan Infrastrktur
Dana Desa
Pembangunan Infrastruktur:
Y1 = Infrastruktur Jalan
Y2 = Infrastruktur Pasar
Y3 = Infrastruktur Irigasi
Y4 = Infrastruktur Pendidikan
Y5 = Infrastruktur Kesehatan
3.2 Hipotesis
Dana Desa diperoleh melalui Pelaksanaan Pembangunan Anggaran yang bersumber dari Dana Desa yang dimanfaatkan
sumber primer atau langsung Dana Desa yang digunakan untuk pelaksanaan
diperoleh di desa penelitian untuk kegiatan pembangunan pembangunan (Rp)
(Rp) desa seperti pembangunan
infrastruktur pertanian,
infrastruktur non pertanian,
infrastruktur kesehatan,
infrastruktur pendidikan,
pembangunan pengembangan
usaha ekonomi produktif dan
pengembangan kualitas
lingkungan.
Pembinaan Kemasyarakatan Anggaran yang bersumber dari Dana Desa yang digunakan
Dana Desa yang dialoasikan untuk pembinaan
pada kegiatan pembinaan kemasyarakatan (Rp)
kemasyarakatan dalam rangka
peningkatan kualitas
masyarakat desa.
Pembangunan Infrastruktur Infrastruktur Jalan Bentuk pembangunan Total panjang jalan desa yang
merupakan salah satu bentuk infrastruktur desa berupa tersedia (km)
pelaksanaan pembangunan pembangunan jalan desa. Jalan
desa yang bertujuan untuk merupakan media penghubung
meningkatkan kesejahteraan antar daerah yang dapat
masyarakat desa dan kualitas mempengaruhi kelancaran
hidup manusia melalui distribusi produk.
pembangunan sarana dan
prasarana desa seperti Infrastruktur Pasar Bentuk pembangunan Jarak antara lokasi pasar
infrastruktur dasar, infrastruktur berupa dengan lokasi desa (km)
infrastruktur pertanian, ketersediaan pasar sebagai
infrastruktur pendidikan dan tempat pemasaran produk desa
infrastruktur kesehatan. baik dari usaha pertanian
maupun non pertanian
Informasi mengenai
pembangunan infrastruktur Infrastruktur Irigasi Bentuk pembangunan Total panjang saluran irigasi
desa diperoleh melalui sumber infrastruktur desa berupa desa yang tersedia (m)
primer dan sekunder, sumber pembangunan saluran irigasi
primer yaitu informasi yang memiliki pengaruh
langsung dari desa penelitian, penting dalam kegiatan
sedangkan sumber sekunder produksi produk dari usaha
yaitu informasi yang diperoleh pertanian.
dari dokumen mengenai
25
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif,
karena hasil dari penelitian ini disajikan dalam bentuk numerik, melalui pengujian teori
yang ada dengan meneliti hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dan menitik
beratkan pada pengujian hipotesis. Pendekatan kuantitatif ialah suatu pendekatan yang
di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan
kesimpulan data serta peulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan,
rumus-rumus dan kepastian data (Musianto, 2002).
Alasan penulis menggunakan pendekatan kuantitatif adalah karena penelitian ini
berusaha untuk mencari pengaruh dari seluruh variael independen yaitu penggunaan
Dana Desa terhadap pembangunan infrastruktur desa di Kabupaten Blitar. Hasil dari
penelitian ini diuraikan ke dalam bentuk deskriptif, yaitu mendeskripsikan data-data
yang ada secara sistematis berdasarkan variabel-variabel yang diteliti.
4.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dilakukannya kegiatan penelitian. Lokasi
yang diambil dalam penelitian ini ialah Kabupaten Blitar. Penentuan lokasi penelitian
ini dilakukan secara sengaja atau purposive. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian
ini ialah lokasi penelitian memiliki peran penting dalam mensuplai kebutuhan telur di
wilayah Jawa Timur, sehingga diperlukan kemudahan akses yang dapat memperlancar
kegiatan distribusi produk. Penelitian ini berusaha untuk melihat seberapa besar
pengaruh pemanfaatan Dana Desa terhadap pembangunan infrastruktur Desa. Waktu
pelaksanaan penelitian ini ialah pada Bulan Januari sampai Pebruari 2020.
4.3 Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel pada penelitian ini adalah non probability sampling,
dimana pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Kriyantono, 2006). Pengambilan
sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ialah teknik purposive
sampling, yaitu penentuan sampel dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu
(Kriyantono, 2006).
26
27
Alasan pemilihan sampel melalui purposive sampling ialah karena tidak semua
sampel memiliki kriteria sesuai dengan ketentuan penulis. Sehingga penulis memilih
teknik purposive sampling dengan menetapkan kriteria yang harus dipenuhi. Adapun
kriteria yang digunakan oleh penulis dalam menentukan sampel penelitian ialah
berdasakan status kemajuan dan kemandirian Desa melalui pemetaan tipologi desa
yang sesuai dengan Permendesa PDTT Nomor 19 Tahun 2017 tentang Prioritas
Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2018.
Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan perhitungan statistic menggunakan
rumus slovin. Rumus slovin digunakan untuk memduga proporsi sampel yang harus
digunakan dari jumlah populasi yang ada (Setiawan, 2007). Populasi merupakan
gabungan dari seluruh elemen yangmemiliki karakteristik yang serupa, sedangkan
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Kriyantono, 2006).
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh desa yang ada di Kabupaten
Blitar yaitu 220 desa. Selanjutnya, penulis mempersempit populasi dengan melakukan
pengukuran sampel menggunakan rumus slovin. Adapun rumus slovin untuk
menentukan sampel yaitu:
N
n=
1 + N (𝑒)2
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih
ditolerir
Menurut Setiawan (2007) dalam rumus slovin penentuan nilai e yang digunakan
adalah pada rentang 10-20% dari populasi penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian
ini adalah 220 dan nilai e yang digunakan adalah 15%. Maka untuk mengetahui sampel
penelitian dengan perhitungan sebagai berikut:
220
n=
1 + 220 (0,15)2
28
220
n=
5,95
n = 36,9
Berdasarkan perhitungan sampel di atas, maka jumlah sampel yang digunakan untuk
penelitian yaitu sebesar 37 desa dari seluruh total desa yang ada di Kabupaten Blitar.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitiam ini ialah data primer dan data
sekunder. Data primer ialah data yang dikumpulkan sendiri oleh penulis, sedangkan
data sekunder ialah data yang diperoleh dari sebuah sumber yang sudah ada. Teknik
pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini ialah:
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan terjadi proses tanya jawab secara langsung kepada Kepala Desa dan
beberapa pihak yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur desa.
2. Dokumentasi
Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan serta
mempelajari dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang ada pada Pemerintah
Tingkat Desa yang berhubungan dengan penelitian. Data tersebut antara lain data
Dana Desa, data anggaran dana yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur
desa.
4.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif
dan analisis regresi linier sederhana. Analisis deskriptif digunakan untuk
menginterpretasikan hasil regresi terkait dengan pengaruh pemanfaatan dana desa
terhadap pembangunan infrastruktur desa di Kabupaten Blitar. Sedangkan, penggunaan
analisis regresi linier sederhana dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh pemanfaatan Dana Desa terhadap pembangunan infrastruktur desa di
Kabupaten Blitar. Adapu analisis yang dilakukan antara lain:
4.5.1 Analisis Deskriptif
29
Analisis deskriptif yaitu suatu metode analisis sederhana yang digunakan dalam
sebuah penelitian untuk menggambarkan kondisi suatu hasil analisis data dengan
menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik maupun narasi yang bertujuan untuk
mempermudah pembaca dalam menafsirkan hasil analisis. Pada penelitian ini analisis
deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang pengaruh
pemanfaatan Dana Desa terhadap pembangunan infrastruktur desa, selain itu juga
memberikan gambaran mengenai apakah pemanfaaran Dana Desa yang dilakukan oleh
Pemerintah Desa sudah efektif atau tidak. Informasi akan disajikan dalam bentuk tabel
dan narasi.
4.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda ialah sebuah teknik statistika yang bergunan untuk
melihat hubungan antara variabel independen (Y) dengan variabel dependen (X1, X2,
X3, X4). Adapun persamaan regresi yang digunakan pada penelitian ini ialah sebagai
berikut:
Y = β0 + β1 X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Keterangan:
Y = Pembangunan Infrastruktur
X1 = Pemanfaatan Dana Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
X2 = Pemanfaatan Dana Desa dalam Pelaksanaan Pembangunan
X3 = Pemanfaatan Dana Desa dalam Pembinaan Kemasyarakatan
X4 = Pemanfaatan Dana Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat
β0 = Konstanta
β1 = Koefisien Regresi Penyelenggaraan Pemerintahan
β2 = Koefisien Regresi Pelaksanaan Pembangunan
β3 = Koefisien Regresi Pembinaan Kemasyarakatan
β4 = Koefisien Regresi Pemberdayaan Masyarakat
4.5.3 Uji Asumsi Klasik
Pengevaluasian model dapat dilakukan dengan uji koefisien determinasi atau uji
statistic R2. Nilai R2 menunjukkan persentase variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variabel independen. Semakin tinggi nilai R2, maka semakin baik model hal ini
30
dikarenakan semakin besar keragaman variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independen. Adapun pengujian yang dapat dilakukan ialah uji Asumsi Klasik
yang meliputi:
1. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas menyatakan bahwa tidak adanya hubungan antar
variabel bebas. Dampak yang ditimbulkan oleh multikolinieritas ialah sulitnya
pengestimasian koefisien regresi. Cara yang dapat dilakukan untuk menguji ada
atau tidaknya multikolinieritas ialah dengan melihat nilai R2 yang tinggi dan
Uji-F yang signifikan tetapi banyak koefisien regresi dalam Uji-t yang tidak
signifikan.
2. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi yang harus terpenuhi agar parameter penduga dalam
model regresi bersifat BLUE, maka semua residual atau error mempunyai
varian yang sama, kondisi ini disebut dengan homoskedastis. Sedangkan
apabila varian tidak konstas atau berubah-ubah disebut dengan
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas sering ditemukan pada data cross-
section, namun heteroskedastisitas juga dapat ditemukan dalam data time-
series. Permasalahan heteroskedastisitas dapat diatasi dengan menggunakan
metode Generalized Least Square (GLS). Metode ini sering disebut dengan
metode kuadrat terkecil terboboti.
4.6 Pengujian Hipotesis
1. Uji t (Uji Parsial)
Uji t (t-test) ialah pengujian terhadap regresi secara parsial, pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui tingkan signifikansi peran secara parsial antara variabel independen
terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan variabel lain dianggap konstan.
Uji ini membandingkan nilai t hitung dan t tabel dengan menggunakan tingkat
kesalahan sebesar 0.05. Sehingga hipotesisnya ialah sebagai berikut:
thitung ≤ ttabel atau nilai sig > α, maka H0 diterima
thitung ≥ ttabel atau nilai sig < α, maka H0 ditolak
31
33
https://doi.org/10.1080/13547860903169340
Sapkota, J. B. (2018). Development in Practice Access to infrastructure and human
well-being : evidence from rural Nepal Access to infrastructure and human well-
being : evidence from, 4524. https://doi.org/10.1080/09614524.2018.1424802
Setiawan, N. (2007). PENENTUAN UKURAN SAMPEL MEMAKAI RUMUS
SLOVIN DAN TABEL KREJCIE-MORGAN : Oleh : UNIVERSITAS
PADJADJARAN November 2007, (November).
Sumarja, F. X. (2013). BERSARANAKAN BANGUN GUNA SERAH, (September).
34