EDITOR :
Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo, M.Si
PENULIS :
Ajang dkk
i
1. Allah SWT yang telah memberikan kehidupan,
keselamatan, dan kesehatan baik jasmani dan rohani.
2. Bapak Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan kegiatan ini.
3. Bapak Dr. Munir, MA selaku ketua penyelenggara
kegiatan KKN SISDAMAS, terima kasih yang telah
memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan
kegiatan KKN ini.
4. Bapak Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo M.Si selaku Dosen
Pembimbing Lapangan, terima kasih banyak atas segala
masukan, kritik dan saran yang bapak berikan kepada
kami.
5. Bapak H. Yosep Firmansyah selaku Kepala Desa, terima
kasih telah bersedia menerima kami di Desa ini.
6. Terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu kesuksesan kegiatan KKN SISDAMAS yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga segala amal kebaikan dan kerelaannya membantu
dalam proses belajar dimasyarakat serta berbagai macam kegiatan
selama pelaksanaan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Sistem Pemberdayaan Masyarakat (SISDAMAS) mendapat ridho
dari Allah SWT.
ii
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun, diterima dengan senang hati, demi
kesempurnaan dan kemajuan bersama. Penulis berharap laporan
ini berguna bagi pembaca umumnya dan masyarakat khususnya.
Amin.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PROLOG ........................................................................... ix
C. Permasalahan ........................................................... 5
G. Pendanaan ............................................................... 12
iv
BAB III KONDISI WILAYAH DESA ........................... 28
A. Kesimpulan .......................................................... 69
B. Rekomendasi ....................................................... 71
LAMPIRAN ....................................................................... 88
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF
viii
PROLOG
ix
dengan pendekatan multidisiplin yang telah mereka pelajari di
bangku kuliah pada prodi masing-masing mahasiswa. Sedangkan
dalam konsep pemberdayaan, mereka telah mengaplikasikan ilmu
masing-masing secara bersama-sama dengan pendekatan
interdisiplin.
Buku laporan ini juga merupakan tahapan akhir dari
beberapa tahapan yang telah dilalui oleh peserta KKN Sisdamas
2017 melalui siklus dari sebuah rencana program pengabdian dan
pemberdayaan yang dimulai dari :
1. Sosialisai awal dan rembug warga
2. Refleksi sosial
3. Pemetaan sosial
4. Pengorganisasian masyarakat
5. Perencanaan dan partisipatif
6. Sinergi program
7. Pelaksanaan program
8. Monitoring dan evaluasi program
Buku Laporan KKN Sisdamas 2017 ini merupakan salah
satu bukti tertulis dari aktifitas pengabdian dan pemberdayaan
peserta KKN di Kelurahan Sukamukti, Kecamatan Petaruman,
Kota Banjar, Jawa Barat. Meski belum sampai pada tingkat ideal
secara akademik, buku ini dapat dijadikan salah satu model Buku
Laporan kegiatan Pengabdian dan Pemberdayaan kegiatan KKN
mahasiswa Strata Satu. Kekurangan dari buku ini dapat menjadi
bahan evaluasi kegiatan KKN Sisdamas 2017, untuk kemudian
x
ditindaklanjuti ke arah yang lebih baik dan ideal di masa
mendatang oleh pihak LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
1
3. Menyelenggarakan pengabdian untuk mengembangkan
dan memberdayakan masyarakat menuju tatanan
masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan
4. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi yang
berorientasi pada pembentukan jiwa enterpreneurship
dikalangan civitas akademika.
2
keagamaan, kemasyarakatan dan pembangunan. Dalam bidang
keagamaan, misalnya, masalah tersebut dapat berupa Melek
Aksara Al- Quran (MAQ), sedangkan yang terkait dengan
masalah sosial-kemasyarakatan dapat berupa Ketahanan
Keluarga, Pranata Sosial dan sebagainya. Adapun yang
berhubungan dengan masalah pembangunan secara umum dapat
berupa disparitas pecapaian Indexs Pembangunan Manusia (IPM)
atau Human Development Index (HDI), yang indikatornya
meliputi Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya
Beli.
3
Desa Sukamukti termasuk Desa yang berkembang terlihat dari
insfrastruktur jalan, dan listrik yang sudah baik. Desa Sukamukti
memiliki visi yaitu “Membangun masyarakat dengan
menumbuhkan kesadaran hidup rukun dan gotong royong dalam
hidup bermasyarakat menuju Desa Agrowisata di wilayah selatan
perbatasan kota Banjar”. Dengan potensi alam yang di miliki
oleh desa Sukamukti para pengelola optimis bahwa desa
Sukamukti bisa menjadi desa agrowisata pada tahun 2017.
Adapun potensi alam yang dimiliki adalah Curug Panganten,
selain itu Desa Sukamukti juga memiliki produk unggulan yaitu
sale gulung.
4
kreativitas warga sehingga berbeda dengan sale pada umumnya.
Keunikan sale di desa ini adalah karena penyajiannya di gulung.
Bahan pokok dari sale adalah buah pisang yang diperoleh dari
kebun warga secara langsung, sehingga biaya produksinya tidak
terlalu besar. Apabila produk ini di kelola dengan baik,
diperkirakan hal ini mampu menjadi salah satu jalan untuk
memajukan tingkat ekonomi masyarakat.selain itu, Sale gulung
ini sudah di pasarkan ke luar kota Banjar.
C. Permasalahan
1. Perpustakaan Desa
Perpustakaan Desa Sukamukti yang baru didirikan
masih banyak kekurangan seperti minimnya fasilitas
seperti buku yang masih kurang lengkap, belum adanya
SOP (Standard Operation Procedure) yang jelas, dan
belum dibentuk kepengurusan dalam perpustakaan
tersebut.
2. Ekowisata
Ekowisata yang diambil yaitu curug panganten yang
masih dalam tahap pengembangan, sehingga kurangnya
pengelolaan secara optimal seperti kurangnya
pembenahan di curug tersebut, akses jalan yang masih
kurang tertata, dan masih belum terexplore ke luar.
3. PIK-R
5
Desa sukamukti terdapat pusat informasi konseling
Remaja (PIK-R) yang di bawah naungan BKKBN. Tetapi
dalam sembilan bulan ini kegiatan PIK-R tersebut pasif,
karena ada permasalahan dengan karang taruna. Pihak
karang taruna merasa bahwa PIK-R mengambil alih
fungsi dari karang taruna sebagai penghubung apabila ada
acara desa yang melibatkan masyarakat. Budaya
organisasi di PIK-R desa Sukamukti pun tidak seperti
PIK-R yang ada, dimana program kerja dan sasaran
mereka bukan ke remaja tapi lebih ke acara di
masyarakat.
Pada awal pertemuan dengan PIK-R , ketuanya
menceritakan konflik antara PIK-R dengan karang taruna
semenjak ketua karang taruna periode 2016/2017 di
angkat, ada kecemburuan sosial yang di rasakan oleh
pihak karang taruna. Ketika ada event besar di desa yang
dipegang oleh pihak PIK-R pada saat hari jadi desa
sukamukti. Pada waktu itu dari PIK-R sendiri mersa jenuh
dengan kegiatan yang ada.
Salah satu pihak karang taruna mengadu ke desa
sehingga ada statment dari desa yang menyatakan bahwa
“PIK-R terlalu aktif” yang menyebabkan pihak PIK-R
merasa kecewa dengan hal tersebut, setelah berjuang
selama beberapa hari dalam acara desa.
6
Setelah di analisis PIK-R sendiri menyadari bahwa
ada kesalahan fungsi yang seharusnya PIK-R bergerak
dalam ranah remaja, bukan mengurusi kegiatan yang ada
di desa. PIK-R ini masih belum ada job description yang
jelas, dan kegiatan mengenai keremajaan.
Seharusnya PIK-R tersebut fokus terhadap ranah
remaja, dan mencari permasalahan di remaja. Sehingga
program PIK-R tentang penyuluhan TRIAD KKR bisa
tersampaikan terhadap remaja.
D. Fokus Program
7
para remaja di desa sukamukti, tapi semua itu tida dapat
direalisasikan karena budaya di organisasi pik r itu sendiri.
8
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pusat Informasi
Konseling Remaja (PIK-R) Desa Sukamukti, Kecamatan
Pataruman, Kota Banjar
9
E. Sasaran Dan Target
a. Sasaran
Objek sasaran dari fokus program pemberdayaan ini
adalah Organisasi Pusat Informasi Konseling Remaja
(PIK-R). Sementara sasaran utama dari program
pemberdayaan ini sebagai berikut :
1) Kegiatan pemberdayaan oleh mahasiswa KKN
SISDAMAS 2017 diharapkan dapat mengembalikan
jati diri organisasi PIK-R untuk kembali fokus pada
ranahnya yaitu ranah remaja.
2) PIK-R diharapkan menjadi jantung remaja desa
Sukamukti.
3) Upaya pemberdayaan generasi remaja yang
berkualitas dengan berbagai media informasi dan
konseling remaja.
4) PIK-R diharapkan dapat mengentaskan berbagai
permasalahan-permasalahan remaja yang nampak di
desa Sukamukti.
5) PIK-R menjadi jalan bagi remaja untuk
mengembangkan kreativitasnya.
b. Target
Upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh mahasiswa
KKN SISDAMAS 2017 kelompok 314 memiliki beberapa
target yang diharapkan dapat dijalankan oleh organisasi
10
PIK-R secara terstruktur dan teratur. Adapun target-
targetnya yaitu:
1) Mahasiswa KKN SISDAMAS dengan latarbelakang
prodi yang sesuai dapat Mengadakan penyuluhan atau
pelatihan seputar kekonselingan sebagai modal dasar
PIK-R untuk menjalankan berbagai program mereka.
2) PIK-R Garudasakti melakukan koordinasi dengan
cabang PIK-R di dusun-dusun lain
3) PIK-R Garudasakti melakukan pertemuan secara rutin
baik untuk sesama anggota garuda sakti maupun
dengan anggota PIK-R dusun-dusun lain. Pertemuan
rutin dapat dilakukan minimal satu bulan sekali
4) PIK-R dapat mengadakan kegiatan penyuluhan,
bimbingan maupun konseling kepada remaja di Desa
Sukamukti
5) PIK-R dapat mengadakan kegiatan-kegiatan yang
membangun kreatifitas remaja seperti lifeskill dll.
F. Jadwal Pelaksanaan Program
Tanggal Keterangan
Pelaksanaan
27 Februari Melakukan pertemuan dengan pihak PIK-
2017 R yang dihadiri oleh petinggi-petinggi
PIK-R beserta anggotanya sebagai tahap
pengenalan awal. Dalam pertemuan ini
dibahas mengenai sejarah dan program
11
yang telah berjalan di PIK-R. Hasil akhir
dari pertemuan ini mengungkap beberapa
masalah yang terjadi dalam PIK-
R.diantaranya mengenai program PIK-R
yang keluar dari ranah PIK-R yang
seharusnya dan kurangnya program kerja
yang jelas.
3 Maret 2017 Pihak Mahasiswa KKN SISDAMAS dan
pihak PIK-R beserta anggota melakukan
pertemuan kembali untuk berdiskusi
bersama dengan tujuan memecahkan
masalah yang telah dibahas pada
pertemuan sebelumnya. Dalam pertemuan
ini pihak PIK-R mempersilahkan kepada
pihak mahasiswa KKN untuk memberikan
beberapa rekomendasi program yang
sesuai dengan ranah PIK-R. Program yang
diajukan oleh pihak mahasiswa KKN
diantaranya
6 Maret 2017 Pertemuan ini dilakukan sebagai tindak
lanjut program yang telah
direkomendasikan oleh pihak mahasiswa
KKN. Dalam hal ini pihak petinggi PIK-R
menyambut baik program yang telah
diberikan dan berencana
12
memberdayakannya kepada para anggota
PIK-R lainnya.
G. Pendanaan
13
BAB II
14
Namun, PIK-R yang berada di dusun Sukahurip ini
mempunyai permasalahan yang mana permasalahan dengan pihak
karang taruna di dusun Sukahurip juga yang mengakibatkan
organisasi PIK-R tersebut vakum selama beberapa bulan.
Permasalahan PIK-R dengan karangtaruna diakibatkan oleh pihak
PIK-R yang bertugas bukan pada wilayahnya sendiri. Kemudian
pada tahap pengorganisasian PIK-R juga tidak tersusun.
Permasalahan yang muncul dari PIK-R menarik perhatian
mahasiswa KKN. Maka dari itu, dalam proses pemberdayaan,
mahasiswa KKN SISDAMAS berkoordinasi dengan organisasi
PIK-R untuk bersama-sama mencari jalan keluar.
Dalam konsep pemberdayaan, perencanaan awalnya adalah
mengadakan pertemuan antara koordinator desa, ketua kelompok
314 dan beberapa mahasiswa yang terkait dengan konsentrasi
konseling dengan ketua PIK-R Dusun Sukahurip Desa Sukamukti
untuk merencanakan adanya seminar atau penyuluhan mengenai
konseling yang dilakukan oleh pihak mahasiswa KKN.
Pendekatan awal yang dilakukan untuk pemberdayaan
organisasi PIK-R adalah melakukan penyuluhan dan pelatihan
dengan memberikan materi tentang pengertian bimbingan
konseling, bimbingan konseling individu dan kelompok, dilanjut
dengan pelatihan NLP.
Penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN terhadap
PIK-R di Dusun Sukahurip ini akan berlangsung dalam 3 kali
pertemuan.
15
Pada pertemuan pertama, penyuluhan akan dilaksanakan
dengan memberikan materi tentang pengertian konseling. Materi
ini akan disampaikan oleh dua orang mahasiswa dari jurusan
psikologi. Dalam materi ini akan dijelaskan bahwa konseling
adalah suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada
konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Tujuan dari memberikan materi tentang bimbingan
konseling ini kepada PIK-R agar pihak PIK-R juga paham
tentang konseling kemudian bisa mempraktekkannya dan PIK-R
bisa berjalan sesuai dengan ranahnya.
Kemudian pada pertemuan kedua, penyuluhan
dilaksananakan dengan memberikan materi tentang bimbingan
konseling individu dan kelompok. Materi ini akan disampaikan
oleh dua orang mahasiswa dari jurusan BKI (Bimbingan
Konseling Islam). Dalam materi ini akan dijelaskan bagaimana
tata cara melakukan konseling individu dan juga kelompok.
Selain menjelaskan teori tentang bimbingan konseling individu
dan kelompok, pemateri juga akan mencontohkan bagaimana cara
melakukan konseling individu maupun kelompok. Tujuan dari
diberikannya materi ini adalah agar anggota dari PIK-R sendiri
bisa melakukan konseling secara individual ataupun melakukan
konseling kelompok. Mungkin dengan diadakannya penyuluhan
mengenai bimbingan konseling, para anggota PIK-R bisa
16
melakukan praktek konseling sesuai dengan materi yang telah
disampaikan oleh para mahasiswa KKN.
17
menyampaikan maksud dan tujuan diadakannya kkn
sisidamas 2017.
2. Rembug Warga
18
pasif dikarenakan ada permasalahan dengan karang
taruna. Dimana pihak karang taruna merasa bahwa PIK-
R mengambil alih fungsi dari karang taruna sebagai
penghubung apabila ada acara desa yang melibatkan
masyarakat. Budaya organisasi di pik r desa
sukamuktipun tida seperti PIK R yang ada, dimana
program kerja dan sasaran mereka bukan ke remaja tapi
lebih ke acara/even di masyarakat dengan alasan jenuh
karena program pik r gitu-gitu aja, padahal jika dikaji
ulang sebenarnya program pik r itu sangat banyak dan
berfaryatif dengan sasaran para remaja di desa
sukamukti, tapi semua itu tida dapat direalisasikan
karena budaya di organisasi pik r itu sendiri.
19
merasa kecewa dengan hal tersebut, seetelah berjuang
selama beberapa hari dalam acara desa.
4. Pemetaan Sosial
Berdasarkan pemetaan sosial, Desa Sukamukti
memiliki berbagai Potensi Kelembagaan. Diantaranya:
1. Lembaga Pemerintah
2. Lembaga Kemasyarakatan
3. Lembaga Ekonomi
4. Lembaga Pendidikan
5. Lembaga Adat
6. Lembaga Keamanan
20
bersinergi adapun beberapa lembaga lain yang
mengalami berbagai kendala.
21
menyatukan masyarakat dengan baik. terlihat dari
hubungan RT/RW dengan masyarakat. Sikap gotong
royong menjadi ciri khas yang dapat dilihat dengan
adanya program operasi bersih (Opsih).
22
tersebut. Hal ini telah dibahas di siklus Refleksi sosial.
Oleh karena itu, pada program sisdamas ini mahasiswa
KKN kelompok 314 berupaya memberdayakan PIK-R
dengan analisis sebagai berikut:
1. Potensi
a. Pembentukan bibit remaja agar menjadi contoh
atau icon remaja sukamukti yang baik
b. Sebagai mediator terhadap permasalahan remaja
baik dari sisi pencegahan (preventif) maupun
pengobatan dengan masalah-masalah yang sudah
ada (kuratif)
2. Masalah
23
a. Keluar dari ranahnya sebagai konseling remaja
b. Kurangnya integrasi dengan pik-R dusun lain
3. Kebutuhan
a. SDM
b. Soft Skill
c. Kejelasan Program baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
Gambar 2.1
24
5. Pengorganisasian Masyarakat
6. Perencanaan Partisipatif
25
1. Diadakannya pertemuan satu minggu sekali dengan
seluruh pengurus.
2. Di bentuknya kelompok mentoring untuk anggota
PIK-R agar terjalin komunikasi antara pengurus dan
anggota.
3. Di adakannya jadwal pertemuan ketua untuk
melakukan diskusi kesetiap 5 dusun, agar tidak terjadi
kecemburuan sosial.
4. Di adakannya pelatihan untuk pengurus tentang dasar
konseling dan memberikan pemahaman tentang PIK-
R.
7. Sinergi Program
26
b) Meningkatkan kordinasi antar ketua PIK-R dari
berbagai dusun di desa sukamukti
c) Diadakannya kelompok mentoring untuk anggota
oleh pengurus.
8. Pelaksanaan Program
27
BAB III
28
Seperti diketahui, bahwa Luas wilayah Desa Sukamukti
mencapai 487,775 hektare, dengan batas-batasnya meliputi
sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Hegarsari,
Kecamatan Pataruman.
29
B. LETAK GEOGRAFIS
Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Sukamukti
C. MONOGRAFI DESA
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis
Kelamin
Laki-laki 1.883
Perempuan 1.849
Jumlah 3.732
30
Buruh Tani 1 1 2
173 22 195
Pengrajin 2 1 3
Peternak 1 1 2
Montir 3 1 4
Perawat swasta 1 0 1
Bidan swasta 0 1 1
TNI 0 1 1
POLRI 1 0 1
Pedagang Keliling 25 2 27
Arsitektur/Desainer 1 0 1
31
Pelajar 332 330 662
Purnawirawan/Pensiunan 13 5 18
Perangkat Desa 10 2 12
Karyawan Honorer 0 1 1
32
Jumlah 1.832 orang 1.783 orang
Tamat D- 2 1 3
1/sederajat
Tamat D- 11 7 18
2/sederajat
Tamat D- 1 0 1
3/sederajat
Tamat S- 21 13 34
1/sederajat
Jumlah Total
1.410 1.404 2.814
(Orang)
33
BAB IV
34
masyarakat dengan menumbuhkan kesadaran hidup rukun
dan gotong royong dalam hidup bermasyarakat menuju Desa
Agrowisata di wilayah selatan perbatasan kota Banjar”.
Dengan potensi alam yang di miliki oleh desa Sukamukti
para pengelola optimis bahwa desa Sukamukti bisa menjadi
desa agrowisata pada tahun 2017.
STRENGTH
Adalah kekuatan yang dijadikan modal dasar Desa
Sukamukti dalam mengembangkan potensi dan bentuk
kekuatan untuk mampu bersaing lain di Desa:
35
c. Prestasi. Telah beberapa penghargaan sebagai bukti
bahwa ini adalah desa yang sudah ternama dan cukup
banyak memiliki keunggulan.
d. PIK-R. salah satu lembaga yang mempunyai potensi.
Pembentukan bibit remaja agar menjadi contoh atau icon
remaja sukamukti yang baik.
e. Sebagai mediator terhadap permasalahan remaja baik
dari sisi pencegahan (preventif) maupun pengobatan
dengan masalah-masalah yang sudah ada (kuratif).
f. Curug Penganten. Keunggulan sebagai desa wisata di
Banjar
g. Harga Produk. Tidak hanya merilis produk, Desa
Sukamukti juga kerap kali meluncurkan produk dengan
harga rendah untuk dapat menjangkau segala sektor
ekonomi berbagai lapisan masyarakat.
WEAKNESS
Tidak mutlak dengan segala kekuatannya, Desa
Sukamukti juga memiliki sisi kelemahan. Berikut ini adalah
analisis SWOT pada Desa Sukamukti untuk memperoleh
data mengenai sisi kekurangannya sehingga dapat dijadikan
motivasi untuk upaya perbaikannya.
36
rasa ketertarikan masyarakat yang mulai melirik produk
atau merek lain.
b. Produk Sale Gulung. Ada beberapa varian yang
dikeluarkan oleh Home Industri memiliki harga yang
cukup beragam khususnya produksinya.
c. Tiruan. Saat ini banyak sekali produk lain yang
membuat dari produk produk Desa Sukamukti dengan
harga jual yang jauh lebih murah.
d. Kurang sinkron. Kurangnya PIK-R dalam mengemban
amanah yang tidak sesuai dengan tujuan pokok dan
fungsi yang semestinya
OPPORTUNITIES
Berikutnya adalah kesempataan atau peluang yang
dapat dibidik oleh Desa Sukamukti dalam persaingan pdi
tanah air ketika perkembangan semakin pesat.
37
untuk saling bekerjasama dalam memperbaiki apa yang
bkurang dan melanjutkan apa yang sudah maju agar
tetap bias berjalan dengan konsisten dan ada kemajuan.
THREAT
Melengkapi contoh analisis SWOT pada poin terakhir
yaitu melakukan analisa terhadap beragam ancaman yang
mungkin akan selalu dihadapi oleh Desa Sukamukti ketika
menempuh perjalannya dalam wisata, ekonomi, dan
lembaga:
Kesimpulan :
Masih ada beberapa hal yang harus dibenahi oleh
beberapa kelembagaan yang ada di Desa Sukamukti. Tentunya
dalam PIK-R yang mana masih diperlukannya pemahaman
kepada pengurus yang ada di dalamnya. Agar nantinya dapat
menjalankan roda organisasi dengan sesuai tujuan pokok dan
38
fungsinya. Mereka bias harus lebih paham program kerja apa
saja yang seharusnya dilakukan dan yang tidak seharusnya
dilakukan.
B. Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Kepada
Masyarakat
1. Mengadakan pelatihan bulletin kepada siswa-
siswa SMKN 4 Kota Banjar
Dalam hal ini mahasiswa sesuai dengan prodi
dan keilmuan yang di milikinya memberi pencerahan
dan pengenalan hokum kepada masyarakat dan anak-
anak sekolah yang ada di sekitar dusun sukahurip
desa sukamukti kecamatan pataruman kota banjar,
Hasil dari pengabdian merupakan langkah nyata bukti
peran terhadap Siswa-siswi SMKN 4 Banjar.
Dikatakan sukses apabila ilmu yang didapatkan
dibangku kuliah diterapkan menjadi manfaat bagi
Siswa-siswi SMKN 4 Banjar tersebut. Selain itu,
pengabdian kepada masyarakat merupakan sarana
belajar untuk meningkatkan soft skills jalinan sosial
dengan masyarakat yang menjadi tujuan dari masa
pembelajaran dan perkuliahan.
Sasaran pelatihan jurnalistik ini yaitu Siswa-siswi
SMKN 4 Banjar, yang ada di Desa Sukamukti. Untuk
membuat buletin sekolah sebagai media informasi
yang berupa media cetak dalam bentuk buletin.
39
Meskipun program pembuatan buletin ini baru
pertama kali, tetapi pihak sekolah sangat
mengapresiasi dalam pembuatan buletin tersebut,
karena bisa dilakukan sesuai dengan harapan.
Pelatihan jurnalistik ini sangat di dukung oleh
pihak SMKN 4 Banjar, karena membawa manfaat
yang bagus untuk Siswa-siswi SMKN 4 Banjar,
media informasi sebagai sarana kita untuk
mendapatkan informasi yang akurat, penting, faktual
dan aktul. Tanpa informasi kita tidak akan
mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Kegiatan pengabdian di SMKN 4 Banjar didesain
dalam bentuk pelatihan jurnalistik mengenai
pembuatan buletin di Sekolah. Pelatihan ini
dilaksanakan untuk menunjang kreativitas dalam
menulis , kegiatan ini juga memiliki respon baik
sekali.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor Pendukung diantaranya :
1. Keterlibatan dan antusias baik dari pihak sekolah
maupun dari siswa-siswi SMKN 4 Banjar
2. Perizinan dari pihak sekolah
3. Kerjasama antar tim dalam pembuatan buletin
4. Mempunyai inovasi untuk menumbuhkan sesuatu
yang baru
40
5. Tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan, meskipun dalam waktu singkat.
41
mengenai administrasi sesuai dengan jurusan saya
yaitu administrasi publik. Untuk mewujudkan
pemerintahan yang good governance harus
melibatkan semua mulai dari ketua PIK-R dan
Karang Taruna serta semua anggota. Metode yang
digunakan saya adalah penyuluhan langsung kepada
seluruh anggota PIK-R. Dimana dalam proses
penyuluhan ini dilakukan dengan cara seperti sharing
atau diskusi, konsultasi dan pemberian pelajaran
secara langsung. Melakukan diskusi ilmu hukum
kususnya dalam mengelola organisasi bersama
seluruh anggota PIK-R.
Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan
sharing / diskusi dengan ketua Pik-r mengenai tentang
hukum tata negara (tata kelola organisasi yang baik).
Pada hari kamis jam 07.00 malam saya diizinkan
untuk melakukan diskusi tentang hukum. Diskusi
tentang hukum dihadiri oleh anggota PIK-R dan
mahasiswa KKN, dengan hasil diskusi diketahui
bahwa semenjak ketua karang taruna periode
2016/2017 di angkat, ada kecemburuan sosial yang di
rasakan oleh pihak karang taruna, ketika pada event
besar di desa di pegang oleh pihak PIK-R pada saat
hari jadi desa sukamukti. Pada waktu itu dari PIK-R
sendiri mersa jenuh dengan kegiatan yang ada karena
42
anggapan darpada mereka PIK-R itu merupakan
organisasi masyarakat seperti biasanya.
Melakukan diskusi terhadap pengurus PIK-R
desa Sukamukti, untuk merumuskan program yang
tidak berjalan sehingga di cari solusinya. Dan
mendapatkan beberapa alternatif :
1) Diadakannya pertemuan satu minggu sekali
dengan seluruh pengurus
2) Di bentuknya kelompok mentoring untuk
anggota PIK-R agar terjalin komunikasi antara
pengurus dan anggota
3) Di adakannya jadwal pertemuan ketua untuk
melakukan diskusi kesetiap 5 dusun, agar tidak
terjadi kecemburuan sosial.
4) Di adakannya pelatihan untuk pengurus tentang
dasar konseling dan memberikan pemahaman
tentang PIK-R
43
Mayoritas penduduknya bekerja di bidang pertanian,
buruh lepas, dan wiraswasta.. namun tingkat
kepedulian masyarakat Desa Sukamukti sangat baik.
Di lihat dari kondisi itu penulis melakukan
beberapa tahap pengabdian yang dengan pengabdian
yaitu pendekatan sosial agar kita bisa diterima di
masyarakat Pendekatan sosial kepada masyarakat
dilakukan melalui media sebagai berikut :
1. Melalui pertemuan dengan aparat desa, RW, RT,
Kadus, Sesespuh KampungRamasari.
2. Melalui program mengajar di SMP Negeri
Haurwangi
3. Melalui pengajaran di DTA
4. Melalui kegiatan PAUD
5. Bimbingan belajar untuk anak anak yang belum
sekolah dan yang sudah sekolah
6. Melalui kegiatan pengajian ibu-ibu
7. Melalui pengajian Bapa- bapa
8. Melalui pengajian Karang Taruna
9. Melalui kegiatan ibu-ibu PKK
10. Melalui kegiatan Jumat Bersih (JUMSIH)
11. Membantu program Desa Sukamukti dengan
Konsepan Menjadikan Desa Eko Wisata.
44
3. Pengabdian Di MDA Memngajarkan Bahasa
Inggris Dengan Cepat
Hasil dari pengabdian dalam bidang pendidikan
anak-anak di wilayah dusun Sukahurip khususnya
pada anak-anak yang berada di wilayah tersebut
termasuk PAUD Cendrawasih dan RA Nafisa dapat
dikatakan :
45
banyaknya kepada warga masyarakat Dusun
Sukahurip di Desa Sukamukti. Hal ini justru kami
jadikan tantangan yang memicu keinginan yang
semakin besar untuk dapat memanfaatkan segala yang
hal yang ada untuk mendukung program kerja yang
penulis persiapkan.
Faktor pendukung :
46
Selain faktor pendukung, adapula faktor
penghambat yang juga sedikit banyak berpengaruh
dalam pelaksanaan program ini yaitu :
47
terjalin kerjasama dan mempererat hubungan internal
dalam pengurus dan anggota PIK-R, Hasil yang kami
dapat dari penyuluhan tentang konseling
menghasilkan persatuan PIK-R, Kordinasi antar ketua
PIK – R dusun membaik.
Faktor Pendukung Dan Penghambat
Faktor Pendukung :
Beberapa faktor pendukung yang menunjang
dengan program yang dikerjakan diantaranya :
a) Meratanya kemampuan dalam tim. Dalam
kondisi demikian, tim merasa siap untuk
menghadapai tuntutan masyarakat meski pada
prakteknya tuntutan tersebut jarang ditemui.
Tetapi paling tidak beragamnya kemampuan
yang dimiliki oleh anggota tim bisa menjadi
faktor pendukung jika suatu saat masyarakat
meminta anggota tim KKN untuk
melaksanakan atau mengerjakan sesuatu.
b) Fasilitas administratif yang relatif memadai.
Perangkat tulis menulis seperti halnya laptop,
printer dan lainnya tentu sangat membantu
dalam kelancaran proses administrasi. Ini
ditunjang dengan adanya alat transportasi
yang memadai.
48
c) Perangkat pemerintah organisasi tersendiri
yaitu PIK-R yang bersedia mendukung
penyuluhan yang di adakan oleh tim KKN.
d) Kesadaran masyarakat yang telah memahami
bahwa kehadiran tim KKN bukanlah semata-
mata untuk membangun fasilitas tertentu. Ini
yang membuat tim tidak pernah merasa
terbebani untuk menyediakan atau
membangun sesuatu. Keterlibatan tim KKN
dalam setiap kegiatan keagamaan sudah
dirasakan cukup oleh masyarakat sebagai
bagian dari adanya KKN.
Faktor Penghambat :
Banyak hal yang menjadi penghambat
pelaksanaan program ini. Saya mengidentifikasi
beberapa permasalahan yang dianggap sebagai
factor penghambat lancarnya realisasi program
kerja diantaranya, Susahnya menyesuaikan waktu
antara pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN
karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu
untuk berkumpul hanya pada malam hari saja,
karena apabila dilakukan pada waktu pagi, siang
atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan
lain-lain, Budaya organisasi PIK-R yang telah
terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit untuk
49
membentuk budaya organisasi yang baru, Ketua
PIK – R kurang bisa open minded, Tidak adanya
fasilitas yang memadai saat melakukannya
kegiatan refleksi stres terhadap lansia, Kurangnya
persiapan maksimal dari Mahasiswa KKN.
5. Membantu Mengaktifkan Program PIK-R
Hasil dari penyuluhan terhadp PIK-R ini
setidaknya bisa memberikan pemahaman dasar
tentang konseling dan juga menghasilkan beberapa
solusi dari pihak pengurus PIK-R yaitu :
50
program yang memang ranah PIK-R, sehingga tidak
akan terjadi kesalah pahaman dengan pihak lain
(karang taruna). Selain itu, PIK-R bisa mempunyai
program yang jelas untuk kedepannya, terutama
tentang penyuluhan terhadap remaja dan juga agar
bisa membentuk kelompok mentoring bagi remaja
agar bisa merangkul remaja kedepannya.
51
4. Setelah penyuluhan selesai dilakukannya
konseling secara kelompok dengan tujuan dapat
sedikit mengurangi beban pada lansia.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Dalam melakukan suatu kegiatan tentunya
tidak terlepas dari faktor pendukung dan
menghabat suatu kegiatan. Dalam kegiatan
penyuluhan terhadap PIK-R dan bina lansia
mendapatkan dukungan dari bebrbagai dan
keinginan maju kearah yang lebih baik sehinga
pada saat pelaksanaan tidak terjadi kendala.
1. Terbantu sekali dengan adanya
kesekertariatan PIK-R sehingga tidak perlu
mencari-cari temapat
2. Ketua PIK-R bisa mengkondisikan
anggotanya sehingga bisa mengikuti selama
materi berlangsung
3. Tersedianya peralatan seperti papan tulis
white bor dan infokus untuk kegiatan PIK-R
4. Berpartisipasinya para peserta dalam acara
penyuluhan bina lansia, sehingga
memudahkan pemateri untuk mempraktekan
dan di tiru oleh peserta.
52
1. Susahnya menyesuaikan waktu antara
pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN
karena rutinitas yang berbeda sehingga
waktu untuk berkumpul hanya pada malam
hari saja, karena apabila dilakukan pada
waktu pagi, siang atau sore pengurusnya
sibuk kerja, sekolah dan lain-lain.
2. Budaya organisasi PIK-R yang telah
terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit
untuk membentuk budaya organisasi yang
baru
3. Ketua PIK – R kurang bisa open minded
4. Tidak adanya fasilitas yang memadai saat
melakukannya kegiatan refleksi stres
terhadap lansia.
5. Kurangnya persiapan maksimal dari
Mahasiswa KKN
6. Memberikan Penyuluhan Konseling Kepada
Pengurus PIK-R
Dari kegiatan tersebut saya selaku pesesrta KKN
mendapatkan responden yang cukup memuaskan dari
masyarakat yang diberikan penyuluhan oleh peserta
KKN sendiri. Antara lain adalah :
1) Terbangunnya sikap peduli terhadap pendidikan
Dari hasil observasi dan tanya jawab seputar
53
yang terjadi dari hasil penyuluhan, setiap
orangtua minimal mereka peduli dengan apa
yang harus mereka lakukan terhadap
kelangsungan pendidikan anak-anaknya.
2) Mengetahui peran orangtua sebagai pendidik
awal dalam keluarga.
Dengan adanya penyuluhan ini terjalin
kesinambungan antara peran orang tua dengan
anaknya. Sehingga si orang tua dapat memberikan
arahan khusus kepada anaknya akan pentingnya
pendidikan dan dengan adanya kesadaran dari
oarngtua, si anak dapat mulai mengerti akan
pentingnya pendidikan
1) Terjalinnya konseling
Dari keterbukaan saat penyuluhan terjadilah
interaksi yang lebih serius antara mahasiswa
KKN dengan para orangtua. Sehingga terjalinnya
tali silaturahmi yang kuat dan membangun rasa
percaya antar sesama.
2) Memberi PIK-R keamampuan konseling
Dengan adanya kami khusunya di kami dijurusan
tasawuf psikoterapi, psikologi, dan Bimbingan
Konseling Islam, kami mengadakan sebuah
pelatihan konseling kepada pengurs PIK-R agar
mereka tidak bta terhadap konseling.
54
3) Pedulinya terhadap tindakan yang salah di
masyarakat
Kelanjutan dari program yang terjalin antara
mahasiswa dan remaja di sekitaran Desa Cijaya
adalah dengan peduli dan beraninya mereka
meningatkan sesuatu yang salah diantara mereka.
Seperti halnya beberapa pemuda yang
menggunakan motor terlalu bising dan tidak baik
digunakan bila dalam ruang lingkup masyarakat
yang mayoritasnya pekerja pabrik yang bekerja
dari pagi hingga malam, dan ketika malam hari
mereka gunakan untuk istirahat. Untuk itu demi
mengurangi kebisingan tersebut para remaja
dengan berani meningatkan diantara sesamanya
untuk menjalin ketertibadan dan mengurangi
kegaduhan dimasyarakat, karena mereka tau
sebagaimana peran dan fungsinya yang harus
mereka laksanakan di lingkungan tersebut.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung yang ada adalah mudahnya
terjalin rasa saling mengerti antara masyarakat desa
sukamukti dengan peserta KKN, masyarakat desa
sukamukti, memiliki warga yang terbuka sehingga
ketika kita mencari masalah yang hadir mereka tidak
sungkan untuk mencertakannya.
55
Mereka pun mau berbagi, akan keluh kesah yang
mereka miliki dan tidak tertutup dari saran yang kami
berikan.
Pengurus PIK-R pun sangat terbuka dan antusias
akan cara kami untuk memberdayakan PIK-R.
Mereka menerima kami dan mau untuk berbagi
dengan kami akan kondisi PIK-R.
Adapun faktor penghambat lebih kepada hal
eksternal seperti kurangnya fasilitas kami dalam
mempersentasikan. Selain itu beberapa pengurus PIK-
R juga tidak bisa hadir dikarenakan mereka baru
pulang dari sekolah karena sedang PKL di pabrik dan
baru tiba dirumah selepas maghrib. Waktu dan tempat
yang terbatas juga membuat kami kesulitan mengatur
jadwal bergantian dalam mengisi pelatihan.
Untuk itu beberapa faktor menjadi pemicu dan
juga menjadi sebuah cerita sendiri untuk kami yang
melakukan penyuluhan.
7. Penyulihan Bimbingan Konseling Dan Pencerahan
Pendidikan
1) Program BKL
Kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia
(BKL) yang merupakan kegiatan dari oleh dan
untuk Masyarakat. Tujuan yang ingin di capai
oleh BKL adalah: Dapat meningkatkan
56
pengetahuan dan keterampilan keluarga lansia
dan atau keluarga lainnya yang perduli terhadap
usaha peningkatan kualitas hidup lansia, untuk
memahami dan membina kondisi serta mengatasi
permasalahan lansia, dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan lansia.
Sasaran tidak langsung terhadap lansia
Memberikan kasih sayang, kemudahan, dan
fasilitas yang dibutuhkan agar lansia tetap dapat
beperan dalam keluarga, terjaga kondisi fisik dan
mental serta mendorong dan membantu lansia
agar dapat menjalankan aktifitas kesehariannya.
Program Bina Keluarga Lansia dapat
Membantu keberlangsungan aktifitas lansia. dan
mendukung lansia dari sisi mental maupun fisik.
Program penyuluhan kesehatan yang dilakukan
penulis saat pengabdian merupakan upaya kecil
yang diharapkan dapat membantu lansia
merefleksikan aktivitas kesehariannya dari
pengelolaan stress agar dapat terciptanya mental
yang baik sehingga membantu kebugaran fisik
lansia.
Dari hasil penyuluhan di Pos kesehatan Desa
(Poskesdes) di dusun Sukahurip, masyarakat
terutama lansia sangat antusias menyambut
57
penyuluhan refleksi progresif tersebut. karena
kegiatan refleksi tersebut dirasakan menjadi
sebuah kebutuhan bagi peserta lansia yang hadir
pada hari tersebut.
Peserta lansia menyimak berbagai informasi
seputar dunia lansia kemuadian ikut
berpartisipasi mengikuti kegiatan refleksi
progresif dengan semangat, walaupun tidak
jarang peserta lansia tersebut keliru dalam
memahi tahapan gerakan-gerakan refleksi.
Peserta lansia memiliki harapan besar ketika
kegiatan BKL ini diselipkan beberapa kegiatan
yang mampu membantu kesehatan fisik dan
kekuatan mental lansia.
2) Kegiatan bimbingan parenting PAUD
Cendrawasih 2
Orangtua terkadang kurang pengetahuannya,
pengalaman yang mereka miliki masih kurang.
Apalagi mereka yang tidak selesai dalam
mengenyam pendidikan di bangku sekolah,
banyak dari mereka yang belum paham tentang
pola asuh untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal bagi anak-anaknya.
Anak cenderung lebih dekat dengan Ibu,
sehingga orang yang paling mengerti
58
perkembangan anak-anaknya adalah Ibu. Penting
bagi para Ibu untuk memahami pola asuh yang
baik bagi anaknya agar anak tersebut menjadi
pribadi yang baik dan terjaga kondisi
kesehatannya.
Dari hasil bimbingan kelompok (parenting)
masih banyak orang tua anak yang belum begitu
memahami bagaimana pola asuh yang sebaiknya.
Proses eksplorasi pengetahuan sang ibu dilihat
dari partisipasi sang ibu menjawab berbagai
pertanyaan yang di ajukan. Dalam kegiatan
bimbingan kelompok tersebut masih banyak
orang tua anak yang cenderung pasif dan beru
mengetahui berbagai informasi yang
disampaikan.
Masih ada orang tua yang kurang antusias
dengan kegiatan bimbingan kelompok tersebut.
ketika penulis mewawancarai kepala PAUD,
masalah yang dihadapi oleh guru-guru paud
disana adalah sulitnya menyelaraskan
pemahaman guru dengan orang tua. sehingga
pola asuh yang diajarkan guru tidak diterapkan di
rumah. Padahal pendidikan utama anak usia dini
adalah di rumah.
59
Disisi lain, adapula orangtua yang terbuka
menerima informasi dan berantusias dalam
kegiatan bimbingan kelompok. Penulis dapat
merefleksikan pemahaman orangtua dengan
partisipasinya dalam menyampaikan pendapat
mengenai pola asuh mereka yang keliru, harapan
mereka terhadap anak, dan cita-cita orang tua
untuk anak mereka.
3) Organisasi PIK-R
Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspek-
aspek kegiatan pemberian informasi PKBR,
Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan
Hidup (Life Skills), pelayanan konseling,
rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan,
dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai
dengan ciri dan minat remaja.
PIK Remaja tidak mengikuti tingkatan
wilayah administrasi seperti tingkat desa, tingkat
kecamatan, tingkat kabupaten/kota atau provinsi.
Artinya PIK Remaja dapat melayani remaja
lainnya yang berada di luar lokasi wilayah
administrasinya. PIK Remaja dalam
penyebutannya bisa dikaitkan dengan tempat dan
institusi pembinanya seperti PIK Remaja
60
sekolah, PIK Remaja masjid, PIK Remaja
pesantren, dan lain-lain.
Kondisi PIK Remaja di desa Sukamukti yang
sedang fakum membuat proses pengabdian
berjalan sulit karena keterbatasan waktu. Namun
dalam proses pengabdian, kesempatan
memberikan penyuluhan kepada PIK Remaja
menjadi gerbang pembuka mahasiswa KKN
dengan PIK Remaja untuk menyamakan persepsi.
Walaupun ketua PIK Remaja sedikit
kebingungan atas gambaran program yang
berkaca dari PIKMA UIN Bandung untuk
membenahi struktur keorganisasian, namun PIK
remaja disana memiliki antuasias dan harapan
yang tinggi untuk bisa memajukan PIK R.
Dalam kegiatan penyuluhan tersebut, anggota
PIK Remaja memiliki gambaran dan referensi
baru seputar dunia kekonselingan. Gambaran dari
mahasiswa KKN yang telah membagikan
ilmunya disambut baik oleh anggota menyimak
setiap sesi yang diberikan oleh mahasiswa
Psikolog, mahasiswa Bimbigan Konseling Islam,
dan mahasiswa Tasawuf psikoterapi.
Penyampain materi yang diberikan dalam
penyuluhan mengundang banyak pertanyaan
61
anggota PIK Remaja untuk mendalami materi
yang telah disampaikan.
Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor pendukung
Faktor pendukung saat melakukan kegiatan
bimbingan maupun penyuluhan adalah
koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti
sekdes, kader PKK dan pengurus PIK Remaja.
Karena tanpa adanya koordinasi dan integritas
dari keduabelah pihak, maka kegiatan
bimbingan dan penyuluhan sukar untuk
diselenggarakan.
Faktor pendukung lain adalah media
bimbingan dan penyuluhan yaitu laptop,
powerpoint, speaker aktif, proyektor dll
sebagai sarana untuk menunjang pemahaman-
pemahaman peserta. Tidak jarang penulis
menampilkan video-video yang kaya akan
hikmah. Sehingga pesan dari bimbingan
maupun penyuluhan dapat tersampaikan
dengan optimal. Karena bukan hanya
mendapatkan pemahaman lewat kata-kata
melainkan juga lewat musik, gambar, alur
cerita dan sebagainya.
2. Faktor penghambat
62
Faktor yang dirasakan menjadi penghambat
utama adalah waktu. Ketika kesempatan
waktu yang diberikan hanya sedikit, proses
pengabdian pun dirasakan masih banyak
kekurangan. Ditambah kebutuhan untuk
monitoring dan evaluasi dari kegiatan yang
dilakukan sangat sulit dirasakan.
Contohnya, kegiatan bina keluarga lansia,
setelah melakuakn kegiatan refleksi progresif
mengelola stress, penulis kurang dapat
memonitor apakah gerakan refleksi tersebut
telah diteapkan dalam kehidupan sehari-hari
atau tidak, minimalnya dapat dilihat di
pertemuan sekanjutnya. Namun waktu
kegiatan BKL hanya dilakukan sebulan sekali.
Contoh kedua adalah kegiatan PIK Remaja,
yang tidak memiliki waktu yang banyak.
Mayoritas anggota PIK Remaja adalah Siswa
SMA yang kegiatan sehari-harinya dihabiskan
di sekolah. Akhirnya, kegiatan peyuluhan pun
terpaksa diselenggarakan pada malam hari.
Dan cenderung kurang kondusif.
8. Penyuluhan Kepada Pengurus PIK_R
Terkait dengan hasil pemberdayaan kepada
masyarakat sasaran berupa penyuluhan yang
63
dilakukan oleh penulis di sebuah organisasi formal
yaitu di Pusat Informasi dan Konseling Remaja,
secara keseluruhan berjalan dengan lancar.
Maka dari itu, hasil dari penyuluhan terhadap
PIK-R ini setidaknya bisa memberikan pemahaman
dasar tentang konseling dan juga menghasilkan
beberapa solusi dari pihak pengurus PIK-R yaitu :
1) Melakukannya pertemuan dalam sebulan
setidaknya 2x.
2) Membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa
dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga
bisa terjalin komunikasi yang baik.
3) Membentuk kelompok mentoring pada setiap
anggota oleh pengurus supaya terjalin kerjasama
dan mempererat hubungan internal dalam
pengurus dan anggota PIK-R.
4) Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang
konseling menghasilkan persatuan PIK-R.
5) Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik.
64
tentang penyuluhan terhadap remaja dan juga agar
bisa membentuk kelompok mentoring bagi remaja
agar bisa merangkul remaja kedepannya.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Dalam menjalankan suatu program, pasti ada
sebuah hambatan. Sama halnya bagi mahasiswa KKN
dalam menjalankan pogram tidak mungkin jika tanpa
hambatan dan rintangan. Namun, hambatan dan
rintangan yang dihadapi tidaklah menjadi hal yang
dapat menghentikan program yang akan di jalankan.
Hal ini justru kami jadikan tantangan yang memicu
untuk dapat memanfaatkan segala yang hal yang ada
untuk mendukung program kerja yang penulis
persiapkan.
Dari beberapa program kerja khususnya dalam
program pemberdayaan PIK-R di Dusun Sukahurip,
kami menemukan beberapa faktor yang menjadi
pendukung yang sedikit banyak berpengaruh dalam
menjalankan program, diantaranya:
1) Terbantu sekali dengan adanya kesekertariatan
PIK-R sehingga kami tidak perlu susah payah
mencari-cari tempat untuk melakukan penyuluhan.
2) Ketua PIK-R bisa mengkondisikan anggotanya
sehingga bisa mengikuti selama materi
berlangsung.
65
3) Tersedianya peralatan seperti papan tulis white bor
dan infokus untuk kegiatan PIK-R.
4) Berpartisipasinya para peserta dalam acara
penyuluhan bina lansia, sehingga memudahkan
pemateri untuk mempraktekan dan di tiru oleh
peserta.
66
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung yang
menunjang dengan program yang dikerjakan
diantaranya :
e) Meratanya kemampuan dalam tim. Dalam
kondisi demikian, tim merasa siap untuk
menghadapai tuntutan masyarakat meski pada
prakteknya tuntutan tersebut jarang ditemui.
Tetapi paling tidak beragamnya kemampuan
yang dimiliki oleh anggota tim bisa menjadi
faktor pendukung jika suatu saat masyarakat
meminta anggota tim KKN untuk melaksanakan
atau mengerjakan sesuatu.
f) Fasilitas administratif yang relatif memadai.
Perangkat tulis menulis seperti halnya laptop,
printer dan lainnya tentu sangat membantu
dalam kelancaran proses administrasi. Ini
ditunjang dengan adanya alat transportasi yang
memadai.
g) Perangkat pemerintah organisasi tersendiri yaitu
PIK-R yang bersedia mendukung penyuluhan
yang di adakan oleh tim KKN.
h) Kesadaran masyarakat yang telah memahami
bahwa kehadiran tim KKN bukanlah semata-
67
mata untuk membangun fasilitas tertentu. Ini
yang membuat tim tidak pernah merasa
terbebani untuk menyediakan atau membangun
sesuatu. Keterlibatan tim KKN dalam setiap
kegiatan keagamaan sudah dirasakan cukup
oleh masyarakat sebagai bagian dari adanya
KKN.
2. Faktor Penghambat
Banyak hal yang menjadi penghambat
pelaksanaan program ini. Saya mengidentifikasi
beberapa permasalahan yang dianggap sebagai
factor penghambat lancarnya realisasi program
kerja diantaranya, Susahnya menyesuaikan waktu
antara pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN
karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu
untuk berkumpul hanya pada malam hari saja,
karena apabila dilakukan pada waktu pagi, siang
atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan
lain-lain, Budaya organisasi PIK-R yang telah
terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit untuk
membentuk budaya organisasi yang baru, Ketua
PIK – R kurang bisa open minded, Tidak adanya
fasilitas yang memadai saat melakukannya
kegiatan refleksi stres terhadap lansia, Kurangnya
persiapan maksimal dari Mahasiswa KKN.
68
BAB V
A. Kesimpulan
69
dengan konsentrasi konseling dengan ketua PIK-R Dusun
Sukahurip Desa Sukamukti untuk merencanakan adanya
seminar atau penyuluhan mengenai konseling yang
dilakukan oleh pihak mahasiswa KKN.
70
B. Rekomendasi
seharusnya, yaitu :
desa sukamukti.
71
DAFTAR PUSTAKA
Netisulistiani.wordpress.com
http://ceria.bkkbn.go.id
https://bidangkbatuna.wordpress.com
72
https://megiriand.blogspot.com/2016/01/program-bina-keluarga-
lansia
https://netisulistiani.wordpress.com/penyuluhan/
http://sahabatsejatimayah.blogspot.com/2012/07/penyusunan-sap-
dan-proposal-komunitas.html
https://www.google.com/amp/s/rismajayanti.wordpress.com/2012
/01/15/penyuluhan/amp/
73
BIODATA TIM PENYUSUN
Nim : 1133050002
Riwayat Pendidikan
SD : SDN 1Karangsambung 1
No Hp : 085295062403
Email : Acepfahmi90@gmail.com
74
Nama : Ajang
Nim : 1133050010
Riwayat Pendidikan
SD : SDN Cikondang VI
No Hp : 085273793388
Email : ajanghermawan04@gmail.com
75
Nama : Ajeng Pratiwi
Nim : 1131040008
Fakultas : Ushuludin
Riwayat Pendidikan
SD : SDN Cipacing II
Email : Ajengajengajeng25@gmail.com
76
Nama : Elang Ratna Sari
Nim : 1134050044
Riwayat Pendidikan
SD : SDN 1 Kalipucang
No Hp : 085353952582
Email : elangratnasari2012@gmail.com
77
Nama : Fitriana Dewi Budiarti
Nim : 1135030092
Riwayat Pendidikan
SD : SN Asalam 1 Bandung
No Hp : 089664794167
Email : fitriana.dewi70@yahoo.com
78
Nama : Indra Muhamad Seno
Nim : 1131040071
Fakultas : Ushuludin
Riwayat Pendidikan
No Hp : 089604468839
Email : iseno95@gmail.com
79
Nama : Kuta Galuh Wicaksana
Nim : 1136000074
Jurusan : Psikologi
Fakultas : Psikologi
Riwayat Pendidikan
SD : SDN 1 Cikoneng
No Hp : 085722956855
Email : kuta.galuh@gmail.com
80
Nama : Muhammad Jannatan
Nim : 1132020098
Riwayat Pendidikan
SMA : MA Alhikamussalafiyah
No Hp : 08973338446
Email : muhammadjannatan5@gmail.com
81
Nama : Nurul Alfiah
Nim : 1136000113
Jurusan : Psikologi
Fakultas : Psikologi
Riwayat Pendidikan
No Hp : 085722956858
Email : nurulalfiah690@gmail.com
82
Nama : Riki Rivaldi
Nim : 1134010108
Riwayat Pendidikan
SD : SDN Sangkuriang
No Hp : 089513245987
Email : riki.rivaldi@student.uinsgd.ac.id
83
Nama : Rinda Rachmawati
Nim : 1132050056
Riwayat Pendidikan
SD : SDN 01 Pahonjean
No Hp : 081224314315
Email : rahmawatirinda0@gmail.com
84
Nama : Sholahuddin
Nim : 1132020153
Riwayat Pendidikan
No Hp : 08963562541
Email : sholahu41@gmail.com
85
Nama : Sinta Hajrina
Nim : 1134010129
Riwayat Pendidikan
SD : SDN Pangalengan 2
No Hp : 08979770336
Email : hajrinasinta07@gmail.com
86
Nama : Siti Hanifah Dayanti
Nim : 1138010242
Riwayat Pendidikan
No Hp : 089602794975
Email : Sitihanifahdayanti@Gmail.Com
87
LAMPIRAN
88
Rembug warga yang dilaksanakan di aula desa sukamukti
89
Foto bersama aparat desa, DPL (Dosen Pembimbing Lapangan)
dan mahasiswa kkn di aula Desa Sukamukti
90
Pengajian rutinan yang diisi oleh salah satu mahasiswa KKN
91
Kegiatan JUMSIH (Jum’at Bersih) bersama warga desun
Sukahurip
92
Kegiatan pelatihan jurnalistik mengenai pembuatan buletin di
SMKN 4 Banjar
93
Tablig akbar dalam memperingati hari jadi kota banjar ke 14
94
Diskusi antara mahasiswa KKN dengan organisasi PIK-R
95
Kegiatan sharing bersama siswa-siswi SMKN 4 Banjar
96