Anda di halaman 1dari 109

LAPORAN

KKN SISDAMAS 2017


KELOMPOK 314

GOTONG ROYONG, NGAROJONG


PIKEUN PIK-R ANU SAJATI

EDITOR :
Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo, M.Si
PENULIS :
Ajang dkk

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Berbasis


Pemberdayaan Masyarakat (SISDAMAS) oleh kelompok 314 di
Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar yang
berjudul “Gotong Royong, Ngarojong Pikeun PIK-R Anu Sajati”
telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 15 Maret 2017.

Dosen Pembimbing Lapangan Kepala Pusat Pengabdian kepada


Masyarakat – LP2M UIN SGD
Bandung

Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo M.Si Dr.H. Ramdani Wahyu S, M.Ag


NIP: 196510201994031004 NIP:197210302001121002
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah, Sang pemilik


dunia dan seisinya, tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada-
Nya lah kita patut memohon dan berserah diri. Hanya karena
nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah SWT penyusun
dapat melaksanakan semua kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
serta menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata ini. Shalawat
selalu kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW.
Tidak terasa pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di Desa
Sukamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar telah selesai.
Banyak hal yang bertambah selain pengalaman, ilmu, maupun
juga menambah saudara. Sikap masyarakat yang sangat
menghargai, membimbing dan sangat membantu dalam kegiatan
sangatlah memotivasi kami untuk melaksanakan setiap kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan sebaik-baiknya. Sebagai
hasilnya, semua kegiatan Kuliah Kerja Nyata dapat berjalan
dengan lancar sesuai rencana.
Tak lupa pada kesempatan kali ini kami mengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
menyelesaikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata berbasis
pemberdayaan masyarakat ini. Ucapan terima kasih saya
sampaikan kepada :

i
1. Allah SWT yang telah memberikan kehidupan,
keselamatan, dan kesehatan baik jasmani dan rohani.
2. Bapak Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan kegiatan ini.
3. Bapak Dr. Munir, MA selaku ketua penyelenggara
kegiatan KKN SISDAMAS, terima kasih yang telah
memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan
kegiatan KKN ini.
4. Bapak Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo M.Si selaku Dosen
Pembimbing Lapangan, terima kasih banyak atas segala
masukan, kritik dan saran yang bapak berikan kepada
kami.
5. Bapak H. Yosep Firmansyah selaku Kepala Desa, terima
kasih telah bersedia menerima kami di Desa ini.
6. Terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu kesuksesan kegiatan KKN SISDAMAS yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga segala amal kebaikan dan kerelaannya membantu
dalam proses belajar dimasyarakat serta berbagai macam kegiatan
selama pelaksanaan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Sistem Pemberdayaan Masyarakat (SISDAMAS) mendapat ridho
dari Allah SWT.

ii
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun, diterima dengan senang hati, demi
kesempurnaan dan kemajuan bersama. Penulis berharap laporan
ini berguna bagi pembaca umumnya dan masyarakat khususnya.
Amin.

Bandung, 15 Maret 2017

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ........................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................... vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................ viii

PROLOG ........................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................ 1

A. Dasar Pemikiran ...................................................... 1

B. Kondisi Umum Desa ............................................... 3

C. Permasalahan ........................................................... 5

D. Fokus Program ........................................................ 7

E. Sasaran dan Target .................................................. 10

F. Jadwal Pelaksanaan Program .................................. 11

G. Pendanaan ............................................................... 12

BAB II METODE PELAKSANAAN KKN SISDAMAS 14

A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat ........................ 14

B. Tahapan Pelaksanaan KKN Sisdamas .................... 17

iv
BAB III KONDISI WILAYAH DESA ........................... 28

A. Sejarah Singkat Desa ............................................... 28

B. Letak Geografis ....................................................... 30

C. Monografi Desa ....................................................... 30

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PEMBERDAYAAN 34

A. Kerangka Pemecahan Masalah ............................... 34

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan ............. 39

C. Faktor Pendukung dan Penghambat ........................ 67

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .......... 69

A. Kesimpulan .......................................................... 69

B. Rekomendasi ....................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 72

BIODATA TIM PENYUSUN .......................................... 74

LAMPIRAN ....................................................................... 88

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Program .............................. 11

Table 1.2 Pendanaan ........................................................... 13

Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Sukamukti .......................... 30

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 30

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ........... 30

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ............... 32

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 33

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PIK-R .............................. 9

Gambar 2.1 Diagram Venn ................................................. 24

vii
RINGKASAN EKSEKUTIF

Permasalahan yang timbul dari desa ini yakni, tidak


berjalan dengan efektifnya organisasi PIK-R. PIK-R yakni Pusat
Informasi Konseling Remaja, organisasi ini berada dibawah
naungan BKKBN dan dibimbing oleh ketua MUI Desa
Sukamukti. PIK-R ini adalah sebuah organisasi yang bergerak
dalam ranah informasi dan memberikan pelayanan konseling bagi
masyarakat Desa Sukamukti. Tidak berjalannya organisasi PIK-R
ini dikarenakan terjadinya gesekan antara PIK-R dengan Karang
taruna Desa Sukamukti sehingga membuat PIK-R vacum hampir
satu tahun. Gesekan yang terjadi diantara kedua organisasi
tersebut yakni, terjadinya kesalahan sistem yang dilakukan oleh
PIK-R dengan merebut ranah yang harusnya digarap oleh Karang
Taruna.

Metode yang digunakan yaitu penyuluhan serta


memberikan pelatihan konseling kepada para pengurus PIK-R
dengan teknik NLP. NLP yakni Neuro Linguistic Programming.
Metode ini adalah metode dimana kita belajar untuk
memprogram mindsetting dengan menggunakan bahasa.

viii
PROLOG

Dosen Pembimbing Lapangan

Pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat


merupakan beberapa kewajiban pokok yang menjadi tanggung
jawab Civitas Akademika. Keterlibatan Civitas Akademika dalam
pengabdian kepada masyarakat juga merupakan tagihan Badan
Akreditasi Nasional (BAN-PT) pada standar 7.22. Dalam poin ini
ini dinyatakan bahwa setiap Prodi/Jurusan dituntut untuk turut
serta dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tuntutan
yang harus dipenuhi Prodi mencakup keterlibatan dosen secara
Individu, dan dosen bersama mahasiswa dalam kegiatan
pelayanan atau pengabdian kepada masyarakat selama tiga tahun
terakhir menjelang Akreditasi. Dalam Pengabdian ini juga
dituntut untuk melaksanakan pengabdian berbasis keilmuan prodi
(multidisiplin) dan pengabdian interdisiplin.
Buku Laporan KKN Sisdamas tahun 2017 yang disusun
oleh para mahasiswa peserta KKN ini merupakan bukti bahwa
UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah berada pada jalur yang
benar sesuai dengan tuntutan regulasi, yang salah satunya adalah
regulasi BAN-PT. Isi Buku Laporan KKN Sisdamas 2017 ini
memiliki dua konsep, yaitu Pengabdian dan Pemberdayaan.
Dalam konsep pengabdian atau pelayanan kepada masyarakat,
peserta KKN sebagai pengabdi telah mengaplikasikan ilmu

ix
dengan pendekatan multidisiplin yang telah mereka pelajari di
bangku kuliah pada prodi masing-masing mahasiswa. Sedangkan
dalam konsep pemberdayaan, mereka telah mengaplikasikan ilmu
masing-masing secara bersama-sama dengan pendekatan
interdisiplin.
Buku laporan ini juga merupakan tahapan akhir dari
beberapa tahapan yang telah dilalui oleh peserta KKN Sisdamas
2017 melalui siklus dari sebuah rencana program pengabdian dan
pemberdayaan yang dimulai dari :
1. Sosialisai awal dan rembug warga
2. Refleksi sosial
3. Pemetaan sosial
4. Pengorganisasian masyarakat
5. Perencanaan dan partisipatif
6. Sinergi program
7. Pelaksanaan program
8. Monitoring dan evaluasi program
Buku Laporan KKN Sisdamas 2017 ini merupakan salah
satu bukti tertulis dari aktifitas pengabdian dan pemberdayaan
peserta KKN di Kelurahan Sukamukti, Kecamatan Petaruman,
Kota Banjar, Jawa Barat. Meski belum sampai pada tingkat ideal
secara akademik, buku ini dapat dijadikan salah satu model Buku
Laporan kegiatan Pengabdian dan Pemberdayaan kegiatan KKN
mahasiswa Strata Satu. Kekurangan dari buku ini dapat menjadi
bahan evaluasi kegiatan KKN Sisdamas 2017, untuk kemudian

x
ditindaklanjuti ke arah yang lebih baik dan ideal di masa
mendatang oleh pihak LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Bandung, 14 Maret 2017


Dosen Pembimbing Lapangan,

Dr. H. Imam Ghozali Budiharjo, M. Si.

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (yang selanjutnya disingkat


dengan KKN Mahasiswa) UIN Sunan Gunung Djati Bandung
merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang berlangsung
melalui tahapan pembelajaran, penelitian dan pengabdian
masyarakat. Lebih jauh, KKN merupakan bagian dari
pembelajaran dengan masyarakat (learning with community)
sebagai bentuk pengalaman IPTEKS yang telah dipelajari oleh
mahasiswa selama perkuliahan di kampus. Oleh kerena itu, KKN
harus berorientasi pada visi UIN Bandung, yaitu “Menjadi
Universitas yang unggul dan Kompetitif berbasis wahyu
memandu ilmu dalam bingkai akhlaq karimah di Asean tahun
2025”. Sedangkan misi UIN adalah :

1. Menyelenggarakan dan mengelola pendidikan tinggi yang


profesional, akuntabel, dan berdaya saing di tingkat
nasional dan Asean dalam rangka memperkuat
pembangunan nasional.
2. Menyeleggarakan proses perkuliahan, penelitian dan
kajian ilmiah dengan bingkai akhlaq karimah berbasis
wahyu memandu ilmuuntuk mngembangkan pengetahuan
dan teknologi

1
3. Menyelenggarakan pengabdian untuk mengembangkan
dan memberdayakan masyarakat menuju tatanan
masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan
4. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi yang
berorientasi pada pembentukan jiwa enterpreneurship
dikalangan civitas akademika.

Sejalan dengan visi dan misi diatas, pelaksanaan kkn


dimaksudkan agar mahasiswa beelajar membantu dan
mendampingi masyarakat secara profesional sesuai kebutuhan
dan harapan masyarakat termasuk mengamalkan keilmuan yang
telah dipelajari selama proses pembelajaran dikampus sesuai
dengan prgram studi (Prodi) masing-masing. Diharapkan, dengan
kehadiran mahasiswa ditengah-tengah masyarakat, problem dan
kebutuhan nyata masyarakat secara perlahan dan berkelanjutan
dapat diselesaikan.

Program KKN tahun 2017 ini berbasis pemberdayaan


masyarakat dengan pendekatan multidisiplin ilmu oleh
sekelompok mahasiswa dari beberapa prodi. Oleh karena itu,
pelaksanaan KKN diawali dengan sosialisasi awal dalam bentuk
observasi lapangan guna melakukan pendataan dan pemetaan
wilayah lokasi KKN. Hal ini penting untuk merumuskan rencana
kegiatan sebagai alternatif pemecahan masalah, dan kemudian
dilakukan evaluasi program kegiatan untuk mengukur
keberhasilan pelaksanaan KKN. Di lokasi KKN, kompleksitas
persoalan dalam berbagai bidang dapat ditemukan, seperti

2
keagamaan, kemasyarakatan dan pembangunan. Dalam bidang
keagamaan, misalnya, masalah tersebut dapat berupa Melek
Aksara Al- Quran (MAQ), sedangkan yang terkait dengan
masalah sosial-kemasyarakatan dapat berupa Ketahanan
Keluarga, Pranata Sosial dan sebagainya. Adapun yang
berhubungan dengan masalah pembangunan secara umum dapat
berupa disparitas pecapaian Indexs Pembangunan Manusia (IPM)
atau Human Development Index (HDI), yang indikatornya
meliputi Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya
Beli.

Untuk membantu memberikan solusi terhadap berbagai


persoalan di atas, UIN SGD Bandung melalui LP2M
menyelenggarakan KKN Sisdamas (berbasis pemberdayaan
masyarakat) yang aktonya adalah mahasiswa dimana peran
mahasiswa didalam pemberdayaan ini berfungsi sebagai
fasilitator yang bersama masyarakat melakukan perubahan.

B. Kondisi Umum Desa

Desa Sukamukti terletak di kecamatan Pataruman kota


Banjar di Jalan Lingkar selatan nomor 01. Desa Sukamukti
terbagi menjadi lima dusun yaitu Dusun Sukamulya, Dusun
Sukahurip, Dusun Temungkerta, Dusun Girimukti dan Dusun
Suka Asih. Desa ini merupakan pengembangan dari Desa
Batulawang. Saat ini, Desa Sukamukti di pimpin oleh H. Yosep
Firmansyah sebagai Kades pada periode jabatan 2012 – 2018.

3
Desa Sukamukti termasuk Desa yang berkembang terlihat dari
insfrastruktur jalan, dan listrik yang sudah baik. Desa Sukamukti
memiliki visi yaitu “Membangun masyarakat dengan
menumbuhkan kesadaran hidup rukun dan gotong royong dalam
hidup bermasyarakat menuju Desa Agrowisata di wilayah selatan
perbatasan kota Banjar”. Dengan potensi alam yang di miliki
oleh desa Sukamukti para pengelola optimis bahwa desa
Sukamukti bisa menjadi desa agrowisata pada tahun 2017.
Adapun potensi alam yang dimiliki adalah Curug Panganten,
selain itu Desa Sukamukti juga memiliki produk unggulan yaitu
sale gulung.

Curug panganten terletak di dusun Sukamulya Rt 06 / Rw 02.


Curug ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun belum
terkelola dengan optimal oleh pemerintah setempat, hal ini di
sebabkan oleh minimnya SDM yang mumpuni di bidang tersebut.
Padahal jika dikelola dengan baik curug tersebut bisa menjadi
tempat wisata yang menarik, karena letaknya yang strategis yaitu
di lewati jalan provinsi menunuju Pantai Pangandaran sehingga
ada kemungkinann para wisatawan bisa berkunjung terlebih
dahulu ke Curug Panganten. Selain itu, Curug panganten di
kililingi oleh kebun karet sehingga memberikan kesan damai,
rimbun, dan subur sehingga sangat nyaman untuk di jadiakn
tempat liburan keluarga.

Potensi selanjutnya adalah Sale gulung, yang merupakan


produk unggulan desa Sukamukti. Produk ini merupakan hasil

4
kreativitas warga sehingga berbeda dengan sale pada umumnya.
Keunikan sale di desa ini adalah karena penyajiannya di gulung.
Bahan pokok dari sale adalah buah pisang yang diperoleh dari
kebun warga secara langsung, sehingga biaya produksinya tidak
terlalu besar. Apabila produk ini di kelola dengan baik,
diperkirakan hal ini mampu menjadi salah satu jalan untuk
memajukan tingkat ekonomi masyarakat.selain itu, Sale gulung
ini sudah di pasarkan ke luar kota Banjar.

C. Permasalahan

Permasalahan yang ada di Desa Sukamukti:

1. Perpustakaan Desa
Perpustakaan Desa Sukamukti yang baru didirikan
masih banyak kekurangan seperti minimnya fasilitas
seperti buku yang masih kurang lengkap, belum adanya
SOP (Standard Operation Procedure) yang jelas, dan
belum dibentuk kepengurusan dalam perpustakaan
tersebut.
2. Ekowisata
Ekowisata yang diambil yaitu curug panganten yang
masih dalam tahap pengembangan, sehingga kurangnya
pengelolaan secara optimal seperti kurangnya
pembenahan di curug tersebut, akses jalan yang masih
kurang tertata, dan masih belum terexplore ke luar.
3. PIK-R

5
Desa sukamukti terdapat pusat informasi konseling
Remaja (PIK-R) yang di bawah naungan BKKBN. Tetapi
dalam sembilan bulan ini kegiatan PIK-R tersebut pasif,
karena ada permasalahan dengan karang taruna. Pihak
karang taruna merasa bahwa PIK-R mengambil alih
fungsi dari karang taruna sebagai penghubung apabila ada
acara desa yang melibatkan masyarakat. Budaya
organisasi di PIK-R desa Sukamukti pun tidak seperti
PIK-R yang ada, dimana program kerja dan sasaran
mereka bukan ke remaja tapi lebih ke acara di
masyarakat.
Pada awal pertemuan dengan PIK-R , ketuanya
menceritakan konflik antara PIK-R dengan karang taruna
semenjak ketua karang taruna periode 2016/2017 di
angkat, ada kecemburuan sosial yang di rasakan oleh
pihak karang taruna. Ketika ada event besar di desa yang
dipegang oleh pihak PIK-R pada saat hari jadi desa
sukamukti. Pada waktu itu dari PIK-R sendiri mersa jenuh
dengan kegiatan yang ada.
Salah satu pihak karang taruna mengadu ke desa
sehingga ada statment dari desa yang menyatakan bahwa
“PIK-R terlalu aktif” yang menyebabkan pihak PIK-R
merasa kecewa dengan hal tersebut, setelah berjuang
selama beberapa hari dalam acara desa.

6
Setelah di analisis PIK-R sendiri menyadari bahwa
ada kesalahan fungsi yang seharusnya PIK-R bergerak
dalam ranah remaja, bukan mengurusi kegiatan yang ada
di desa. PIK-R ini masih belum ada job description yang
jelas, dan kegiatan mengenai keremajaan.
Seharusnya PIK-R tersebut fokus terhadap ranah
remaja, dan mencari permasalahan di remaja. Sehingga
program PIK-R tentang penyuluhan TRIAD KKR bisa
tersampaikan terhadap remaja.
D. Fokus Program

Fokus program pemberdayaan kelompok 314 yaitu


memberikan arahan kepada organisasi PIK-R agar sesuai dengan
fungsinya kembali. Desa sukamukti terdapat pusat informasi
konseling Remaja (PIK-R) yang di bawah naungan BKKBN.
Akan tetapi dalam sembilan bulan ini kegiatan PIK-R tersebut
pasif dikarenakan ada permasalahan dengan karang taruna.
Dimana pihak karang taruna merasa bahwa PIK-R mengambil
alih fungsi dari karang taruna sebagai penghubung apabila ada
acara desa yang melibatkan masyarakat. Budaya organisasi PIK-
R desa sukamuktipun tidak seperti PIK R yang ada, dimana
program kerja dan sasaran mereka bukan ke remaja tapi lebih ke
acara/even di masyarakat dengan alasan jenuh karena program
pik r yang monoton, padahal jika dikaji ulang sebenarnya
program PIK-R itu sangat banyak dan berfariatif dengan sasaran

7
para remaja di desa sukamukti, tapi semua itu tida dapat
direalisasikan karena budaya di organisasi pik r itu sendiri.

Setelah di analisis PIK-R sendiri menyadari bahwa ada


kesalahan fungsi yang seharusnya PIK-R bergerak dalam ranah
remaja, bukan mengurusi kegiatan yang ada di desa. PIK-R ini
masih belum ada job description yang jelas, dan kegiatan
mengenai keremajaan. Seharusnya PIK-R tersebut fokus terhadap
ranah remaja, dan mencari permasalahan di remaja. Sehingga
program PIK-R tentang penyuluhan TRIAD KKR bisa
tersampaikan terhadap remaja. Bukan hanya penyuluhan saja,
akan tetapi bisa.

8
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pusat Informasi
Konseling Remaja (PIK-R) Desa Sukamukti, Kecamatan
Pataruman, Kota Banjar

9
E. Sasaran Dan Target
a. Sasaran
Objek sasaran dari fokus program pemberdayaan ini
adalah Organisasi Pusat Informasi Konseling Remaja
(PIK-R). Sementara sasaran utama dari program
pemberdayaan ini sebagai berikut :
1) Kegiatan pemberdayaan oleh mahasiswa KKN
SISDAMAS 2017 diharapkan dapat mengembalikan
jati diri organisasi PIK-R untuk kembali fokus pada
ranahnya yaitu ranah remaja.
2) PIK-R diharapkan menjadi jantung remaja desa
Sukamukti.
3) Upaya pemberdayaan generasi remaja yang
berkualitas dengan berbagai media informasi dan
konseling remaja.
4) PIK-R diharapkan dapat mengentaskan berbagai
permasalahan-permasalahan remaja yang nampak di
desa Sukamukti.
5) PIK-R menjadi jalan bagi remaja untuk
mengembangkan kreativitasnya.
b. Target
Upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh mahasiswa
KKN SISDAMAS 2017 kelompok 314 memiliki beberapa
target yang diharapkan dapat dijalankan oleh organisasi

10
PIK-R secara terstruktur dan teratur. Adapun target-
targetnya yaitu:
1) Mahasiswa KKN SISDAMAS dengan latarbelakang
prodi yang sesuai dapat Mengadakan penyuluhan atau
pelatihan seputar kekonselingan sebagai modal dasar
PIK-R untuk menjalankan berbagai program mereka.
2) PIK-R Garudasakti melakukan koordinasi dengan
cabang PIK-R di dusun-dusun lain
3) PIK-R Garudasakti melakukan pertemuan secara rutin
baik untuk sesama anggota garuda sakti maupun
dengan anggota PIK-R dusun-dusun lain. Pertemuan
rutin dapat dilakukan minimal satu bulan sekali
4) PIK-R dapat mengadakan kegiatan penyuluhan,
bimbingan maupun konseling kepada remaja di Desa
Sukamukti
5) PIK-R dapat mengadakan kegiatan-kegiatan yang
membangun kreatifitas remaja seperti lifeskill dll.
F. Jadwal Pelaksanaan Program

Tanggal Keterangan
Pelaksanaan
27 Februari Melakukan pertemuan dengan pihak PIK-
2017 R yang dihadiri oleh petinggi-petinggi
PIK-R beserta anggotanya sebagai tahap
pengenalan awal. Dalam pertemuan ini
dibahas mengenai sejarah dan program

11
yang telah berjalan di PIK-R. Hasil akhir
dari pertemuan ini mengungkap beberapa
masalah yang terjadi dalam PIK-
R.diantaranya mengenai program PIK-R
yang keluar dari ranah PIK-R yang
seharusnya dan kurangnya program kerja
yang jelas.
3 Maret 2017 Pihak Mahasiswa KKN SISDAMAS dan
pihak PIK-R beserta anggota melakukan
pertemuan kembali untuk berdiskusi
bersama dengan tujuan memecahkan
masalah yang telah dibahas pada
pertemuan sebelumnya. Dalam pertemuan
ini pihak PIK-R mempersilahkan kepada
pihak mahasiswa KKN untuk memberikan
beberapa rekomendasi program yang
sesuai dengan ranah PIK-R. Program yang
diajukan oleh pihak mahasiswa KKN
diantaranya
6 Maret 2017 Pertemuan ini dilakukan sebagai tindak
lanjut program yang telah
direkomendasikan oleh pihak mahasiswa
KKN. Dalam hal ini pihak petinggi PIK-R
menyambut baik program yang telah
diberikan dan berencana

12
memberdayakannya kepada para anggota
PIK-R lainnya.

G. Pendanaan

No Nama Volume Harga Jumlah


1 Kudapan Untuk 50 7.000 350.000
Peserta
2 Aqua Gelas 2 Dus 23.000 46.000
3 Kopi Good Day 2 Renteng 13.200 26.400
Jumlah 422.400

13
BAB II

METODE PELAKSANAAN KKN SISDAMAS

A. Konsep Perdayaan Masyarakat

Konsep pemberdayaan adalah proses pemberian informasi


secara berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta
proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari
tidak tahu menjadi tahu atau sadar, dari tahu menjadi mau, dan
dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan.
Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar
berperan serta secara aktif. Peningkatan keberdayaan berarti
peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat agar dapat
mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai kemajuan.
Sasaran dan konsep pemberdayaan kali ini tertuju pada
sebuah organisasi Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau
yang lebih dikenal dengan sebutan PIK-R yang berada di Dusun
Sukahurip, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar.
PIK-R merupakan suatu wadah kegiatan bagi remaja yang
dikelola oleh, dari dan untuk remaja itu sendiri guna memberikan
pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan
kehidupan yang baik bagi remaja serta kegiatan-kegiatan
penunjang lainnya.

14
Namun, PIK-R yang berada di dusun Sukahurip ini
mempunyai permasalahan yang mana permasalahan dengan pihak
karang taruna di dusun Sukahurip juga yang mengakibatkan
organisasi PIK-R tersebut vakum selama beberapa bulan.
Permasalahan PIK-R dengan karangtaruna diakibatkan oleh pihak
PIK-R yang bertugas bukan pada wilayahnya sendiri. Kemudian
pada tahap pengorganisasian PIK-R juga tidak tersusun.
Permasalahan yang muncul dari PIK-R menarik perhatian
mahasiswa KKN. Maka dari itu, dalam proses pemberdayaan,
mahasiswa KKN SISDAMAS berkoordinasi dengan organisasi
PIK-R untuk bersama-sama mencari jalan keluar.
Dalam konsep pemberdayaan, perencanaan awalnya adalah
mengadakan pertemuan antara koordinator desa, ketua kelompok
314 dan beberapa mahasiswa yang terkait dengan konsentrasi
konseling dengan ketua PIK-R Dusun Sukahurip Desa Sukamukti
untuk merencanakan adanya seminar atau penyuluhan mengenai
konseling yang dilakukan oleh pihak mahasiswa KKN.
Pendekatan awal yang dilakukan untuk pemberdayaan
organisasi PIK-R adalah melakukan penyuluhan dan pelatihan
dengan memberikan materi tentang pengertian bimbingan
konseling, bimbingan konseling individu dan kelompok, dilanjut
dengan pelatihan NLP.
Penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN terhadap
PIK-R di Dusun Sukahurip ini akan berlangsung dalam 3 kali
pertemuan.

15
Pada pertemuan pertama, penyuluhan akan dilaksanakan
dengan memberikan materi tentang pengertian konseling. Materi
ini akan disampaikan oleh dua orang mahasiswa dari jurusan
psikologi. Dalam materi ini akan dijelaskan bahwa konseling
adalah suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada
konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Tujuan dari memberikan materi tentang bimbingan
konseling ini kepada PIK-R agar pihak PIK-R juga paham
tentang konseling kemudian bisa mempraktekkannya dan PIK-R
bisa berjalan sesuai dengan ranahnya.
Kemudian pada pertemuan kedua, penyuluhan
dilaksananakan dengan memberikan materi tentang bimbingan
konseling individu dan kelompok. Materi ini akan disampaikan
oleh dua orang mahasiswa dari jurusan BKI (Bimbingan
Konseling Islam). Dalam materi ini akan dijelaskan bagaimana
tata cara melakukan konseling individu dan juga kelompok.
Selain menjelaskan teori tentang bimbingan konseling individu
dan kelompok, pemateri juga akan mencontohkan bagaimana cara
melakukan konseling individu maupun kelompok. Tujuan dari
diberikannya materi ini adalah agar anggota dari PIK-R sendiri
bisa melakukan konseling secara individual ataupun melakukan
konseling kelompok. Mungkin dengan diadakannya penyuluhan
mengenai bimbingan konseling, para anggota PIK-R bisa

16
melakukan praktek konseling sesuai dengan materi yang telah
disampaikan oleh para mahasiswa KKN.

Pada pertemuan terakhir, mahasiswa KKN akan memberikan


pelatihan mengenai Neuro-Linguistic Programming atau biasa
disebut dengan NLP. Pelatihan ini akan dilakukan oleh beberapa
mahasiswa dari jurusan Tasawuf Psikoterapi. Di jam pertama,
pemateri akan menjelaskan teori tentang NLP itu sendiri. Yang
mana, NLP adalah sebuah pendekatan komunikasi,
pengembangan pribadi, dan psikoterapi.

B. Tahapan Pelaksanaan Kkn Sisdamas


1. Sosialisasi Awal

Sosialisasi awal yang dilalkukan terbagi kedalam dua


kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Adapun
kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Mahasiswi yaitu
dilaksannakannya sosialisasi dalam kegiatan pengajian
ibu-ibu yang bertempat di paud Cendrawasih II, des.
Sukahurip, kec. Pataruman, kota Banjar yang
diselenggaraka oleh majlis ta’lim An-Nisa. Dalam
pengajian tersebut kami memperkenalkan diri kpada ib-
ibu warga Sukahurip sebagai Peserta KKN isdamas UIN
Sunan Gunung Djati Bandung dengan sambutan yang di
wkili oleh perwakilan peserta kkn. Sosialisasi kedua
yang dilaksanakan di majid Al-Huda dengan diawali
kegiatan pengajian rutin mingguan. Sosialisasi ini
diwakili oleh salah satu mahasiswa kkn dengan

17
menyampaikan maksud dan tujuan diadakannya kkn
sisidamas 2017.

2. Rembug Warga

Rembug warga dilaksanakan hari Sabtu pada tanggal


11 Februari 2017 di Aula Desa Sukamukti dengan Ketua
Dusun, Ketua RT, Ketua RW dan kalangan masyarakat.
Rembug warga dengan agenda pembahasan yang
pertama mencari masalah yang ada di masyarakat. Ada
beberapa masalah di Desa Sukamukti yang pertama
yaitu:

a. Masalah perpustakaan yang sudah vakum selama 1


tahun dikarenakan tidak jelas SOP dan susunan
kepengurusannya sehingga mahasiswa sehingga
mahasiswa KKN SISDAMAS UIN SGD Bandung
menyimpulkan ini merupakan masalah yang harus
diselesaikan.
b. Masalah PIK-R yang dipicu dengan adanya masalah
internal dengan Karang Taruna sehingga PIK-R
vakum selama hampir 1 tahun serta masalah program
yang tidak sesuai dengan tufoksi PIK-R itu sendiri.
3. Refleksi Sosial

Desa sukamukti terdapat pusat informasi konseling


Remaja (PIK-R) yang di bawah naungan BKKBN. Akan
tetapi dalam sembilan bulan ini kegiatan PIK-R tersebut

18
pasif dikarenakan ada permasalahan dengan karang
taruna. Dimana pihak karang taruna merasa bahwa PIK-
R mengambil alih fungsi dari karang taruna sebagai
penghubung apabila ada acara desa yang melibatkan
masyarakat. Budaya organisasi di pik r desa
sukamuktipun tida seperti PIK R yang ada, dimana
program kerja dan sasaran mereka bukan ke remaja tapi
lebih ke acara/even di masyarakat dengan alasan jenuh
karena program pik r gitu-gitu aja, padahal jika dikaji
ulang sebenarnya program pik r itu sangat banyak dan
berfaryatif dengan sasaran para remaja di desa
sukamukti, tapi semua itu tida dapat direalisasikan
karena budaya di organisasi pik r itu sendiri.

Pada awal pertemuan dengan PIK-R dari ketuanya


menceritakan konflik antara PIK-R dengan karang
taruna semenjak ketua karang taruna periode 2016/2017
di angkat, ada kecemburuan sosial yang di rasakan oleh
pihak karang taruna, ketika pada event besar di desa di
pegang oleh pihak PIK-R pada saat hari jadi desa
sukamukti. Pada waktu itu dari PIK-R sendiri mersa
jenuh dengan kegiatan yang ada.

Salah satu pihak karang taruna mengadu ke desa


sehingga ada stetment dari desa yang menyatakan bahwa
“PIK-R terlalu aktif” yang menyebabkan pihak PIK-R

19
merasa kecewa dengan hal tersebut, seetelah berjuang
selama beberapa hari dalam acara desa.

Setelah di analisis PIK-R sendiri menyadari bahwa


ada kesalahan fungsi yang seharusnya PIK-R bergerak
dalam ranah remaja, bukan mengurusi kegiatan yang ada
di desa. PIK-R ini masih belum ada job description yang
jelas, dan kegiatan mengenai keremajaan.

Seharusnya PIK-R tersebut fokus terhadap ranah


remaja, dan mencari permasalahan di remaja. Sehingga
program PIK-R tentang penyuluhan TRIAD KKR bisa
tersampaikan terhadap remaja.

4. Pemetaan Sosial
Berdasarkan pemetaan sosial, Desa Sukamukti
memiliki berbagai Potensi Kelembagaan. Diantaranya:
1. Lembaga Pemerintah
2. Lembaga Kemasyarakatan
3. Lembaga Ekonomi
4. Lembaga Pendidikan
5. Lembaga Adat
6. Lembaga Keamanan

Potensi dari berbagai lembaga tersebut bervariatif.


Dapat dilihat dari data Profil Desa Sukamukti ada
beberapa lembaga yang berjalan efektif, baik dan

20
bersinergi adapun beberapa lembaga lain yang
mengalami berbagai kendala.

Dari potensi lembaga pemerintah, dirasakan cukup


baik karena dapat berintegrasi dengan lembaga-lembaga
lain. Aparat desa maupun Badan Permusyawaratan
daerah memiliki hubugan integritas yang baik. hal ini
dirasakan penting karena lembaga pemerintah dapat
dikatakan menjadi jadi jantung dari semua lembaga yang
ada. Dari lembaga pendidikan, lembaga keamanan, dan
lembaga adat belum terlihat dengan jelas. Dari sisi
pendidikan formal perlu adanya pengoptimalan sistem
pendidikan. Dari potensi lembaga Ekonomi, desa
Sukamukti mendapatkan pergerakan ekonomi dari
bebrbagai jenis usaha. Diantaranya industri kecil
menengah, usaha jasa perdagangan, usaha perkebunan,
jasa hiburan, usaha migas, dan usaha jenis keterampilan.
Berbagai keterampilan dari dea sukamukti yaitu usaha
kayu alba, batu, bordir, cukur, servise elektronik, besi,
dan gali sumur, sementara usaha lain yaitu jasa hukim
dan konsultasi, serta jasa penginapan.

Sementara dari lembaga kemasyarakatan


desa/kelurahan terdapat beberapa potensi yang menonjol
di lingkungan masyarakat. Lembaga kemasyarakan di
Desa Sukamukti memiliki kemampuan untuk

21
menyatukan masyarakat dengan baik. terlihat dari
hubungan RT/RW dengan masyarakat. Sikap gotong
royong menjadi ciri khas yang dapat dilihat dengan
adanya program operasi bersih (Opsih).

Disisi lain, terdapat berbagai kendala yang dirasakan


dari lembaga kemasyarakatan. Contohnya program PKK
yang memiliki kegiatan KWT (Kelompok Wanita Tani)
KWT ini masih kurang dukungan dari segelintir pihak
contohnya dari pihak bapak-bapak. Kemudian program
Bina Lansia yang masih kurang fasilitas, contohnya
soundsystem untuk kegiatan senam lansia di salah satu
dusun.

Beranjak pada lembaga keorganisasian, organisasi


keagaman menjadi potensi yang dominan setelah adanya
program magrib mengaji dan subuh mengaji. Beberapa
masyarakat sudah menjalankan kegiatan tersebut secara
konsisten. Tingkat keagaamaan di desa sukamukti
menjadi bagus kerena pertisipasi warga yang tinggi
terhadap agama.

Sementara itu, lembaga keorganisasian lain pun


diantaranya karang taruna dan Pusat Informasi
Konseling Remaja (PIK-R) yang pada tahun 2017 ini
masih belum berkesinambungan. Mengingat terdapat
permasalahan yang cukup kuat dari kedua pihak

22
tersebut. Hal ini telah dibahas di siklus Refleksi sosial.
Oleh karena itu, pada program sisdamas ini mahasiswa
KKN kelompok 314 berupaya memberdayakan PIK-R
dengan analisis sebagai berikut:

Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) berada


di bawah naungan BKKBN. Di desa sukamukti dusun
Sukahurip menjadi tempat pusat PIK-R yang bernama
GARUDA SAKTI (Gabungan Remaja Unggulan Desa
Sukamukti). Dan memiliki beberapa cabang di berbagai
dusun di sukamukti yaitu

1. GEMA (Generasi Muda Mudi Mukti Asih)


2. PERMATA (Persatuan Remaja Tembung Kerta)
3. LANGGANGGA
4. HIMALAYA (Himpunan Muda-Mudi Sukamulya)

Berdasarkan pemetaan sosial kelompok 314, dapat


diananlisis bahwa PIK-R memiliki:

1. Potensi
a. Pembentukan bibit remaja agar menjadi contoh
atau icon remaja sukamukti yang baik
b. Sebagai mediator terhadap permasalahan remaja
baik dari sisi pencegahan (preventif) maupun
pengobatan dengan masalah-masalah yang sudah
ada (kuratif)
2. Masalah

23
a. Keluar dari ranahnya sebagai konseling remaja
b. Kurangnya integrasi dengan pik-R dusun lain
3. Kebutuhan
a. SDM
b. Soft Skill
c. Kejelasan Program baik jangka panjang maupun
jangka pendek.

Gambar 2.1

24
5. Pengorganisasian Masyarakat

PIK-R bekerjasama dengan MUI (Majlis Ulama


Indinesia) dengan pembinanya ketua MUI di desa
Sukamukti. PIK-R berada di bawah naungan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) .
Dengan adanya dukungan dari lembaga tersebut PIK-R
bisa menjalankan program remaja seperti penyuluhan
tentnag napza, sex edukasi, dan permasalahan remaja
lainnya. Program-program yang dilaksanakan oleh
BKKBN bertujuan untuk mengoptimalkan kegiatan
PIK-R agar berjalan di fungsinya yang berada di ranah
kekonselingan.

Dalam proses pemberdayaan, mahasiswa KKN


berkoordinasi dengan ketua PIK-R Garuda Sakti, sebagai
ketua di dusun Sukahurip dan tiap ketua PIK-R di
masing-masing dusun. Seperti ketua PIK-R Gema, Ketua
PIK-R permata, ketua PIK-R langgangga, dan ketua R
lainnya.

6. Perencanaan Partisipatif

Melakukan diskusi terhadap pengurus PIK-R desa


Sukamukti, untuk merumuskan program yang tidak
berjalan sehingga di cari solusinya. Dan mendapatkan
beberapa alternatif :

25
1. Diadakannya pertemuan satu minggu sekali dengan
seluruh pengurus.
2. Di bentuknya kelompok mentoring untuk anggota
PIK-R agar terjalin komunikasi antara pengurus dan
anggota.
3. Di adakannya jadwal pertemuan ketua untuk
melakukan diskusi kesetiap 5 dusun, agar tidak terjadi
kecemburuan sosial.
4. Di adakannya pelatihan untuk pengurus tentang dasar
konseling dan memberikan pemahaman tentang PIK-
R.

Pada perencanaan partisipatif, organisasi PIK-R


desa Sukamukti sepakat dengan diadakannya
penyuluhan tentang pemahaman konseling.

7. Sinergi Program

Pengajuan program untuk PIK-R kedepan dibawah


bimbingan mahasiswa KKN dimana mahasiswa
memberikan gambaran PIK-R yang berada di luar atau
PIK-R tingkat mahasiswa dengan tujuan agar PIK-R
desa sukamukti bisa membuka mata dan menimbang
program rekomendasi sebagai acuan pengembangan.
Adapun progran lain yaitu :

a) Diadakannya pertemuan 2x dalam sebulan dengan


anggota

26
b) Meningkatkan kordinasi antar ketua PIK-R dari
berbagai dusun di desa sukamukti
c) Diadakannya kelompok mentoring untuk anggota
oleh pengurus.
8. Pelaksanaan Program

Pada tahap ini, kita melakukan pemahaman tentang


PIK-R dengan studi banding pada PIKMA UIN
Bandung sebagai gambaran kegiatan PIK-R yang
seharusnya. Didalamnya dijelaskan berbagai pemahaman
dunia kekonselingan secara meluas dan rinci.

Dalam pelaksanaan program, memberikan


penyuluhan tentang dasar konseling pada pengurus PIK-
R dengan tiga materi sekaligus, yaitu pengertian
konseling, konseling individu dan kelompok, dan NLP.

27
BAB III

KONDISI WILAYAH DESA

A. Sejarah Singkat Desa

Kota Banjar yang mempunyai luas wilayah 113,49


km2terbentang pada dataran rendah, terletak antara 1080.38’.20’’
BT dan70.32’.41’’.25 LS, dengan ketinggian10 - 359 meter di
atas permukaan laut merupakan wilayah strategis yaitu sebagai
pintu gerbang ProvinsiJawa Barat sebelah Timur. Selain faktor
letak geografis yang strategistersebut, aspirasi masyarakat Kota
Banjar juga begitu kuat sehingga akhirnya menjadi salah satu
faktor pendorong untuk meningkatkan status Kota Banjar
menjadi Kota yang otonom.Sejarah pembentukan KotaBanjar
tidak terlepas dari sejarah berdirinya Pemerintah Kabupaten
Ciamis di masa lalu. Oleh karena itu, sejarah singkat
pembentukan Kota Banjar dapat diuraikan
sebagaiberikut:I.Sejarah Perkembangan Kota BanjarBanjar sejak
didirikannya sampai sekarang telah mengalami beberapa kali
perubahan status, untuk lebih jelas perkembangannyaadalah
sebagai berikut:a.Banjar sebagai Ibukota Kecamatan, dari tahun
1937 sampaidengan tahun 1940.b.Banjar sebagai Ibukota
Kewadanan, dari tahun 1941 sampaidengan tanggal 1 Maret
1992.c.Banjar sebagai Kota Administratif,dari tanggal 2 Maret
1992 sampai dengan 20 Februari 2003.

28
Seperti diketahui, bahwa Luas wilayah Desa Sukamukti
mencapai 487,775 hektare, dengan batas-batasnya meliputi
sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Hegarsari,
Kecamatan Pataruman.

Desa sukamukti merupakan hasil dari pemekaran desa


batulawang dan binangun pada tahun 2005. Sehingga desa ini
terbilang merupakan desa yang sangat baru.

Selain akan focus pada pembangunan sarana prasarana


kantor desa dan pembangunan fisik lainnya, juga akan terus
menggali potensi-potensi unggulan di wilayahnya untuk dijadikan
andalan dari desa tersebut.

Pembukaan akses jalan di pemancingan wisata Kolam Tanah


Titisara Desa di kawasan Batupeti, Dusun Muktiasih, merupakan
salah satu upaya guna menggali potensi yang ada di Sukamukti.
Karena, pihak pemerintah desa ingin membuka ekowisata di
kawasan tersebut.

Fasilitas yang akan ditawarkan di sana berupa jajanan khas


daerah dan buah-buahan, salah satunya buahrambutan Si
Batulawang yang selama ini dijajakannya di wilayah Desa
Sukamukti, yakni dipinggir jalan Dusun Sukahurip.

29
B. LETAK GEOGRAFIS
Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Sukamukti

Batas Desa / Kelurahan Kecamatan


Sebelah Utara Desa Hegarsari Kecamatan
Purwaharja
Sebelah Selatan Desa Pamarican Kecamatan
Pamarican
Sebelah Timur Desa Batulawang Kecamatan
Purwadadi
Sebelah Barat Desa Binangun Kecamatan
Cimaragas

C. MONOGRAFI DESA
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis
Kelamin
Laki-laki 1.883
Perempuan 1.849
Jumlah 3.732

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


Laki-Laki Perempuan Jumlah
Jenis Pekerjaan
(orang) (orang) (Orang)

Petani 204 12 216

30
Buruh Tani 1 1 2

Pegawai Negeri Sipil 14 6 20

173 22 195

Pengrajin 2 1 3

Pedagang barang kelontong 40 5 45

Peternak 1 1 2

Montir 3 1 4

Perawat swasta 1 0 1

Bidan swasta 0 1 1

TNI 0 1 1

POLRI 1 0 1

Pedagang Keliling 25 2 27

Pembantu rumah tangga 1 3 4

Arsitektur/Desainer 1 0 1

Karyawan Perusahaan Swasta 1 0 1

Karyawan Perusahaan Pemerintah 10 2 12

Wiraswasta 235 4 239

Tidak Mempunyai Pekerjaan Tetap 3 1 4

Belum Bekerja 362 301 663

31
Pelajar 332 330 662

Ibu Rumah Tangga 16 1.072 1.088

Purnawirawan/Pensiunan 13 5 18

Perangkat Desa 10 2 12

Buruh Harian Lepas 389 14 403

Karyawan Honorer 0 1 1

Jumlah Total (Orang) 1.838 1.788 3.626

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Agama Laki-laki Perempuan

Islam 1826 orang 1774 orang

Kristen 1 orang 3 orang

Hindu 3 orang 5 orang

Budha 1 orang 0 orang

Konghucu 1 orang 1 orang

32
Jumlah 1.832 orang 1.783 orang

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat


Pendidikan

Tingkatan Laki-Laki Perempuan Jumlah


Pendidikan (orang) (orang) (Orang)

Tamat 886 1.023 1.909


SD/sederajat

Tamat 254 210 464


SMP/sederajat

Tamat 235 150 385


SMA/sederajat

Tamat D- 2 1 3
1/sederajat

Tamat D- 11 7 18
2/sederajat

Tamat D- 1 0 1
3/sederajat

Tamat S- 21 13 34
1/sederajat

Jumlah Total
1.410 1.404 2.814
(Orang)

33
BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Analisa SWOT Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman


Kota Banjar

Desa Sukamukti terletak di kecamatan Pataruman kota


Banjar di Jalan Lingkar selatan nomor 01. Desa Sukamukti
terbagi menjadi lima dusun yaitu Dusun Sukamulya, Dusun
Sukahurip, Dusun Temungkerta, Dusun Girimukti dan Dusun
Suka Asih. Desa ini merupakan pengembangan dari Desa
Batulawang. Saat ini, Desa Sukamukti di pimpin oleh H.
Yosep Firmansyah sebagai Kades pada periode jabatan 2012
– 2018. Desa Sukamukti termasuk Desa yang berkembang
terlihat dari insfrastruktur jalan, dan listrik yang sudah baik.
Desa Sukamukti memiliki visi yaitu “Membangun

34
masyarakat dengan menumbuhkan kesadaran hidup rukun
dan gotong royong dalam hidup bermasyarakat menuju Desa
Agrowisata di wilayah selatan perbatasan kota Banjar”.
Dengan potensi alam yang di miliki oleh desa Sukamukti
para pengelola optimis bahwa desa Sukamukti bisa menjadi
desa agrowisata pada tahun 2017.

Hampir selama ini, Desa Sukamukti begitu banyak


potensi yang ada, beberapa diantaranya yaitu dibidang
wisata, ekonomi, dan kelembagaan.

Untuk mengetahui bagaimana Desa ini dapat tetap


berdiri tegak serta tentang berbagai hal yang pernah dialami
oleh Desa Sukamukti, maka berikut ini adalah analisis
SWOT yang kita dapatkan.

 STRENGTH
Adalah kekuatan yang dijadikan modal dasar Desa
Sukamukti dalam mengembangkan potensi dan bentuk
kekuatan untuk mampu bersaing lain di Desa:

a. Kualitas. Home Industri yang dihasilkan oleh Desa


Sukamukti yaitu Saleh Gulung memiliki raa yag khas
sehingga cukup dipercaya oleh masyarakat.
b. Kuantitas. Dengan memiliki beberapa potensi desa yang
berjalan, maka perkembangan yang dihasilkan sangat
maksimal.

35
c. Prestasi. Telah beberapa penghargaan sebagai bukti
bahwa ini adalah desa yang sudah ternama dan cukup
banyak memiliki keunggulan.
d. PIK-R. salah satu lembaga yang mempunyai potensi.
Pembentukan bibit remaja agar menjadi contoh atau icon
remaja sukamukti yang baik.
e. Sebagai mediator terhadap permasalahan remaja baik
dari sisi pencegahan (preventif) maupun pengobatan
dengan masalah-masalah yang sudah ada (kuratif).
f. Curug Penganten. Keunggulan sebagai desa wisata di
Banjar
g. Harga Produk. Tidak hanya merilis produk, Desa
Sukamukti juga kerap kali meluncurkan produk dengan
harga rendah untuk dapat menjangkau segala sektor
ekonomi berbagai lapisan masyarakat.
 WEAKNESS
Tidak mutlak dengan segala kekuatannya, Desa
Sukamukti juga memiliki sisi kelemahan. Berikut ini adalah
analisis SWOT pada Desa Sukamukti untuk memperoleh
data mengenai sisi kekurangannya sehingga dapat dijadikan
motivasi untuk upaya perbaikannya.

a. Model dan Design. Jika dibandingkan dengan tempat


wisata dari tempat lain, Curug Penganten masih banyak
tertinggal pada poin desainnya. Hal ini berdampak pada

36
rasa ketertarikan masyarakat yang mulai melirik produk
atau merek lain.
b. Produk Sale Gulung. Ada beberapa varian yang
dikeluarkan oleh Home Industri memiliki harga yang
cukup beragam khususnya produksinya.
c. Tiruan. Saat ini banyak sekali produk lain yang
membuat dari produk produk Desa Sukamukti dengan
harga jual yang jauh lebih murah.
d. Kurang sinkron. Kurangnya PIK-R dalam mengemban
amanah yang tidak sesuai dengan tujuan pokok dan
fungsi yang semestinya
 OPPORTUNITIES
Berikutnya adalah kesempataan atau peluang yang
dapat dibidik oleh Desa Sukamukti dalam persaingan pdi
tanah air ketika perkembangan semakin pesat.

a. Jumlah Penduduk. Tingkat populasi penduduk yang


cukup besar merupakan pasar potensial yang dapat
dijadikan sebagai target penjualan produk,
perkembangan ekowisata dan kemajuan kelembagaan
PIK-R. Semakin banyak penduduk kemungkinan untuk
memajukan desa sangat terbuka lebar, tentunya dengan
SDM yang memadai.
b. Kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat
terhadap aparatur desa juga mempengaruhi
perkembangan potensi yang ada didesa. Dimana bias

37
untuk saling bekerjasama dalam memperbaiki apa yang
bkurang dan melanjutkan apa yang sudah maju agar
tetap bias berjalan dengan konsisten dan ada kemajuan.
 THREAT
Melengkapi contoh analisis SWOT pada poin terakhir
yaitu melakukan analisa terhadap beragam ancaman yang
mungkin akan selalu dihadapi oleh Desa Sukamukti ketika
menempuh perjalannya dalam wisata, ekonomi, dan
lembaga:

a. SDM (Sumber Daya Manusia). SDM dengan kuantitas


yang memadai tentunya dengan kualitas yang memadai
pula. Dengan ini bias dilakukan pengarahan dengan apik
persoalan tentang tujuan pokok dan fungsi dari PIK-R
b. Soft Skill. Sangatlah penting dimiliki oleh orang-orang
yang berada di kelembagaan Desa agar terciptanya
kemajuan dalam potensi yang dimiliki
c. Kejelasan Program baik jangka panjang maupun
jangka pendek

Kesimpulan :
Masih ada beberapa hal yang harus dibenahi oleh
beberapa kelembagaan yang ada di Desa Sukamukti. Tentunya
dalam PIK-R yang mana masih diperlukannya pemahaman
kepada pengurus yang ada di dalamnya. Agar nantinya dapat
menjalankan roda organisasi dengan sesuai tujuan pokok dan

38
fungsinya. Mereka bias harus lebih paham program kerja apa
saja yang seharusnya dilakukan dan yang tidak seharusnya
dilakukan.
B. Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Kepada
Masyarakat
1. Mengadakan pelatihan bulletin kepada siswa-
siswa SMKN 4 Kota Banjar
Dalam hal ini mahasiswa sesuai dengan prodi
dan keilmuan yang di milikinya memberi pencerahan
dan pengenalan hokum kepada masyarakat dan anak-
anak sekolah yang ada di sekitar dusun sukahurip
desa sukamukti kecamatan pataruman kota banjar,
Hasil dari pengabdian merupakan langkah nyata bukti
peran terhadap Siswa-siswi SMKN 4 Banjar.
Dikatakan sukses apabila ilmu yang didapatkan
dibangku kuliah diterapkan menjadi manfaat bagi
Siswa-siswi SMKN 4 Banjar tersebut. Selain itu,
pengabdian kepada masyarakat merupakan sarana
belajar untuk meningkatkan soft skills jalinan sosial
dengan masyarakat yang menjadi tujuan dari masa
pembelajaran dan perkuliahan.
Sasaran pelatihan jurnalistik ini yaitu Siswa-siswi
SMKN 4 Banjar, yang ada di Desa Sukamukti. Untuk
membuat buletin sekolah sebagai media informasi
yang berupa media cetak dalam bentuk buletin.

39
Meskipun program pembuatan buletin ini baru
pertama kali, tetapi pihak sekolah sangat
mengapresiasi dalam pembuatan buletin tersebut,
karena bisa dilakukan sesuai dengan harapan.
Pelatihan jurnalistik ini sangat di dukung oleh
pihak SMKN 4 Banjar, karena membawa manfaat
yang bagus untuk Siswa-siswi SMKN 4 Banjar,
media informasi sebagai sarana kita untuk
mendapatkan informasi yang akurat, penting, faktual
dan aktul. Tanpa informasi kita tidak akan
mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Kegiatan pengabdian di SMKN 4 Banjar didesain
dalam bentuk pelatihan jurnalistik mengenai
pembuatan buletin di Sekolah. Pelatihan ini
dilaksanakan untuk menunjang kreativitas dalam
menulis , kegiatan ini juga memiliki respon baik
sekali.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor Pendukung diantaranya :
1. Keterlibatan dan antusias baik dari pihak sekolah
maupun dari siswa-siswi SMKN 4 Banjar
2. Perizinan dari pihak sekolah
3. Kerjasama antar tim dalam pembuatan buletin
4. Mempunyai inovasi untuk menumbuhkan sesuatu
yang baru

40
5. Tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan, meskipun dalam waktu singkat.

Faktor Penghambat diamtaranya :

1. Masih mementingkan kesibukan masing-masing


siswa-siswi nya, sehingga menghambat ke proses
pembuatan buletin
2. Banyak yang belum terlealisasi dalam beritanya
3. Waktu
4. Ada beberapa rubrik yang dihilangkan, karena
tulisan yang belum sempat dibuat oleh siswa-
siswi SMKN 4 Banjar
5. Belum bisa mengatur deadline sebagaimana yang
telah ditentukan.
2. Kegiatan Mengenai Pencerahan Hukum
Dalam hal ini mahasiswa sesuai prodi dan
keilmuan yang di milikinya memberi pencerahan dan
pengenalan hokum kepada masyarakat dan anak-anak
sekolah yang ada di sekitar dusun sukahurip desa
sukamukti kecamatan pataruman kota banjar,
Tahapan pengabdian yang saya lakukan kepada
masyarakat sesuai dengan permasalahan dimana
administrasi dalam organisasi yang terjalin di PIK-R
yang terdapat masalah internal dengan Karang
Taruna, dengan memberikan sharing datau diskusi

41
mengenai administrasi sesuai dengan jurusan saya
yaitu administrasi publik. Untuk mewujudkan
pemerintahan yang good governance harus
melibatkan semua mulai dari ketua PIK-R dan
Karang Taruna serta semua anggota. Metode yang
digunakan saya adalah penyuluhan langsung kepada
seluruh anggota PIK-R. Dimana dalam proses
penyuluhan ini dilakukan dengan cara seperti sharing
atau diskusi, konsultasi dan pemberian pelajaran
secara langsung. Melakukan diskusi ilmu hukum
kususnya dalam mengelola organisasi bersama
seluruh anggota PIK-R.
Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan
sharing / diskusi dengan ketua Pik-r mengenai tentang
hukum tata negara (tata kelola organisasi yang baik).
Pada hari kamis jam 07.00 malam saya diizinkan
untuk melakukan diskusi tentang hukum. Diskusi
tentang hukum dihadiri oleh anggota PIK-R dan
mahasiswa KKN, dengan hasil diskusi diketahui
bahwa semenjak ketua karang taruna periode
2016/2017 di angkat, ada kecemburuan sosial yang di
rasakan oleh pihak karang taruna, ketika pada event
besar di desa di pegang oleh pihak PIK-R pada saat
hari jadi desa sukamukti. Pada waktu itu dari PIK-R
sendiri mersa jenuh dengan kegiatan yang ada karena

42
anggapan darpada mereka PIK-R itu merupakan
organisasi masyarakat seperti biasanya.
Melakukan diskusi terhadap pengurus PIK-R
desa Sukamukti, untuk merumuskan program yang
tidak berjalan sehingga di cari solusinya. Dan
mendapatkan beberapa alternatif :
1) Diadakannya pertemuan satu minggu sekali
dengan seluruh pengurus
2) Di bentuknya kelompok mentoring untuk
anggota PIK-R agar terjalin komunikasi antara
pengurus dan anggota
3) Di adakannya jadwal pertemuan ketua untuk
melakukan diskusi kesetiap 5 dusun, agar tidak
terjadi kecemburuan sosial.
4) Di adakannya pelatihan untuk pengurus tentang
dasar konseling dan memberikan pemahaman
tentang PIK-R

Pengabdian kepada masyarakat selain terpacu


kepada permsalahan yang ada di PIK-R dan karng
taruna saya juga melakukan pengabdian kepada
masyarakat karena masi kurangnya Kesadaran
masyarakat dalam hal pendidikan masih kurang.
Mayoritas penduduk lulus SD, rata-rata penduduk
Ramasari berpendidikan SMP, yang berpendidikan
SMA bahkan Perguruan Tinggi sangat jarang.

43
Mayoritas penduduknya bekerja di bidang pertanian,
buruh lepas, dan wiraswasta.. namun tingkat
kepedulian masyarakat Desa Sukamukti sangat baik.
Di lihat dari kondisi itu penulis melakukan
beberapa tahap pengabdian yang dengan pengabdian
yaitu pendekatan sosial agar kita bisa diterima di
masyarakat Pendekatan sosial kepada masyarakat
dilakukan melalui media sebagai berikut :
1. Melalui pertemuan dengan aparat desa, RW, RT,
Kadus, Sesespuh KampungRamasari.
2. Melalui program mengajar di SMP Negeri
Haurwangi
3. Melalui pengajaran di DTA
4. Melalui kegiatan PAUD
5. Bimbingan belajar untuk anak anak yang belum
sekolah dan yang sudah sekolah
6. Melalui kegiatan pengajian ibu-ibu
7. Melalui pengajian Bapa- bapa
8. Melalui pengajian Karang Taruna
9. Melalui kegiatan ibu-ibu PKK
10. Melalui kegiatan Jumat Bersih (JUMSIH)
11. Membantu program Desa Sukamukti dengan
Konsepan Menjadikan Desa Eko Wisata.

44
3. Pengabdian Di MDA Memngajarkan Bahasa
Inggris Dengan Cepat
Hasil dari pengabdian dalam bidang pendidikan
anak-anak di wilayah dusun Sukahurip khususnya
pada anak-anak yang berada di wilayah tersebut
termasuk PAUD Cendrawasih dan RA Nafisa dapat
dikatakan :

1) Anak-anak didik mengenal Bahasa inggris


sebagai Bahasa yang dapat di pakai di berbagai
belahan dunia.

2) Anak-anak didik di tempat les mulai mengetahui


cara belajar memorizing 10 words a day yang
memudahkan belajar bahasa inggris.

3) Anak-anak didik dapat mengucapkan dengan


jelas kata kata sederhana dalam Bahasa inggris.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Dalam menjalankan suatu program, pasti ada


sebuah hambatan. Sama halnya bagi mahasiswa KKN
dalam menjalankan pogram tidak mungkin jika tanpa
hambatan dan rintangan. Namun, hambatan dan
rintangan yang dihadapi tidaklah menjadi hal yang
menghentikan program yang penulis akan jalankan
dan tetap memberikan ilmu yang sebanyak-

45
banyaknya kepada warga masyarakat Dusun
Sukahurip di Desa Sukamukti. Hal ini justru kami
jadikan tantangan yang memicu keinginan yang
semakin besar untuk dapat memanfaatkan segala yang
hal yang ada untuk mendukung program kerja yang
penulis persiapkan.

Dari beberapa program kerja khususnya dalam


program bahasa Inggris, khususnya di dusun
Sukahurip, kami menemukan beberapa faktor yang
menjadi pendukung yang sedikit banyak berpengaruh
dalam menjalankan program, diantaranya:

Faktor pendukung :

1) Keinginan kami untuk dapat membantu dan


memberikan metode yang menyenangkan anak-
anak untuk belajar bahasa Inggris di dusun
Sukahurip desa Sukamukti agar mendapat
pendidikan tambahan diluar jam sekolah
terutama di mata pelajaran Bahasa Inggris.
2) Adanya antusiame yang tinggi baik dari pihak
orang tua beserta anak-anak di dusun Sukahurip
untuk belajar dan lebih banyak belajar membuat
kami semakin ingin memberikan banyak ilmu
yang kami punya kepada mereka.

46
Selain faktor pendukung, adapula faktor
penghambat yang juga sedikit banyak berpengaruh
dalam pelaksanaan program ini yaitu :

1) Dari segi pembagian waktu yang sedikit sulit


kami kondisikan berkenaan dengan padatnya
jadwal dari anak-anak didik kami di sekolahnya
masing-masing dan MDA mereka dengan jadwal
kami sebagai anggota kelompok dan sebagai
peserta KKN di Desa Sukamukti.
2) Faktor yang menjadi penghambat lainnya adalah
sulitnya mensosialisasikan adanya bimbingan
belajar di Posko 314 dikarenakan jadwal yang
tidak tentu baik dari pihak mahasiswa KKN
maupun anak-anak sekolah.
4. Penyuluhan Administrasi Kepada Pik-R Untuk
Mewujudkan Good Governance
Setelah melakukan proses penyuluhan langsung
kepada seluruh anggota PIK-R setidaknya bisa
memberikan pemahaman bagaimana good gavernance
dan juga menghasilkan beberapa solusi diantaranya
Melakukannya pertemuan dalam sebulan setidaknya
2x, membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa
dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga bisa
terjalin komunikasi yang baik, membentuk kelompok
mentoring pada setiap anggota oleh pengurus supaya

47
terjalin kerjasama dan mempererat hubungan internal
dalam pengurus dan anggota PIK-R, Hasil yang kami
dapat dari penyuluhan tentang konseling
menghasilkan persatuan PIK-R, Kordinasi antar ketua
PIK – R dusun membaik.
Faktor Pendukung Dan Penghambat
Faktor Pendukung :
Beberapa faktor pendukung yang menunjang
dengan program yang dikerjakan diantaranya :
a) Meratanya kemampuan dalam tim. Dalam
kondisi demikian, tim merasa siap untuk
menghadapai tuntutan masyarakat meski pada
prakteknya tuntutan tersebut jarang ditemui.
Tetapi paling tidak beragamnya kemampuan
yang dimiliki oleh anggota tim bisa menjadi
faktor pendukung jika suatu saat masyarakat
meminta anggota tim KKN untuk
melaksanakan atau mengerjakan sesuatu.
b) Fasilitas administratif yang relatif memadai.
Perangkat tulis menulis seperti halnya laptop,
printer dan lainnya tentu sangat membantu
dalam kelancaran proses administrasi. Ini
ditunjang dengan adanya alat transportasi
yang memadai.

48
c) Perangkat pemerintah organisasi tersendiri
yaitu PIK-R yang bersedia mendukung
penyuluhan yang di adakan oleh tim KKN.
d) Kesadaran masyarakat yang telah memahami
bahwa kehadiran tim KKN bukanlah semata-
mata untuk membangun fasilitas tertentu. Ini
yang membuat tim tidak pernah merasa
terbebani untuk menyediakan atau
membangun sesuatu. Keterlibatan tim KKN
dalam setiap kegiatan keagamaan sudah
dirasakan cukup oleh masyarakat sebagai
bagian dari adanya KKN.
Faktor Penghambat :
Banyak hal yang menjadi penghambat
pelaksanaan program ini. Saya mengidentifikasi
beberapa permasalahan yang dianggap sebagai
factor penghambat lancarnya realisasi program
kerja diantaranya, Susahnya menyesuaikan waktu
antara pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN
karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu
untuk berkumpul hanya pada malam hari saja,
karena apabila dilakukan pada waktu pagi, siang
atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan
lain-lain, Budaya organisasi PIK-R yang telah
terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit untuk

49
membentuk budaya organisasi yang baru, Ketua
PIK – R kurang bisa open minded, Tidak adanya
fasilitas yang memadai saat melakukannya
kegiatan refleksi stres terhadap lansia, Kurangnya
persiapan maksimal dari Mahasiswa KKN.
5. Membantu Mengaktifkan Program PIK-R
Hasil dari penyuluhan terhadp PIK-R ini
setidaknya bisa memberikan pemahaman dasar
tentang konseling dan juga menghasilkan beberapa
solusi dari pihak pengurus PIK-R yaitu :

1. Melakukannya pertemuan dalam sebulan


setidaknya 2x
2. Membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa
dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga
bisa terjalin komunikasi yang baik
3. Membentuk kelompok mentoring pada setiap
anggota oleh pengurus supaya terjalin kerjasama
dan mempererat hubungan internal dalam
pengurus dan anggota PIK-R
4. Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang
konseling menghasilkan persatuan PIK-R
5. Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik.

PIK-R juga bisa tertata baik secara struktural


maupun fungsional sehingga bisa menjalankan

50
program yang memang ranah PIK-R, sehingga tidak
akan terjadi kesalah pahaman dengan pihak lain
(karang taruna). Selain itu, PIK-R bisa mempunyai
program yang jelas untuk kedepannya, terutama
tentang penyuluhan terhadap remaja dan juga agar
bisa membentuk kelompok mentoring bagi remaja
agar bisa merangkul remaja kedepannya.

Sedangkan untuk bina lansia yaitu

1. Pada bina lansia bisa di praktekan di sela waktu


santai mereka agar bisa melancarkan aliran
darah, dan bisa mengontrol kadar hormon di
dalam tubuh agar tidak terlalu stres
2. Di usulkannya mendengarkan musik yang tenang
atau jenis musik yang mereka sukai. Karena
disaat penyuluhan sambil diperdengarkan musik
dengan irama lembut sehingga dapat merileksan
tubuh
3. Bukan hanya lansia yang mengikuti pelatihan
reflesi stres akan tetapi kader dari ibu PKK pun
ikut membantu mempraktekan sehingga nantinya
bisa di praktekan oleh ibu PKK saat para lansia
menunggu giliran di panggil untuk melakukan te
kesehatan fisik

51
4. Setelah penyuluhan selesai dilakukannya
konseling secara kelompok dengan tujuan dapat
sedikit mengurangi beban pada lansia.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Dalam melakukan suatu kegiatan tentunya
tidak terlepas dari faktor pendukung dan
menghabat suatu kegiatan. Dalam kegiatan
penyuluhan terhadap PIK-R dan bina lansia
mendapatkan dukungan dari bebrbagai dan
keinginan maju kearah yang lebih baik sehinga
pada saat pelaksanaan tidak terjadi kendala.
1. Terbantu sekali dengan adanya
kesekertariatan PIK-R sehingga tidak perlu
mencari-cari temapat
2. Ketua PIK-R bisa mengkondisikan
anggotanya sehingga bisa mengikuti selama
materi berlangsung
3. Tersedianya peralatan seperti papan tulis
white bor dan infokus untuk kegiatan PIK-R
4. Berpartisipasinya para peserta dalam acara
penyuluhan bina lansia, sehingga
memudahkan pemateri untuk mempraktekan
dan di tiru oleh peserta.

Faktor penghambat yang dirasakan pada saat


itu adalah :

52
1. Susahnya menyesuaikan waktu antara
pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN
karena rutinitas yang berbeda sehingga
waktu untuk berkumpul hanya pada malam
hari saja, karena apabila dilakukan pada
waktu pagi, siang atau sore pengurusnya
sibuk kerja, sekolah dan lain-lain.
2. Budaya organisasi PIK-R yang telah
terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit
untuk membentuk budaya organisasi yang
baru
3. Ketua PIK – R kurang bisa open minded
4. Tidak adanya fasilitas yang memadai saat
melakukannya kegiatan refleksi stres
terhadap lansia.
5. Kurangnya persiapan maksimal dari
Mahasiswa KKN
6. Memberikan Penyuluhan Konseling Kepada
Pengurus PIK-R
Dari kegiatan tersebut saya selaku pesesrta KKN
mendapatkan responden yang cukup memuaskan dari
masyarakat yang diberikan penyuluhan oleh peserta
KKN sendiri. Antara lain adalah :
1) Terbangunnya sikap peduli terhadap pendidikan
Dari hasil observasi dan tanya jawab seputar

53
yang terjadi dari hasil penyuluhan, setiap
orangtua minimal mereka peduli dengan apa
yang harus mereka lakukan terhadap
kelangsungan pendidikan anak-anaknya.
2) Mengetahui peran orangtua sebagai pendidik
awal dalam keluarga.
Dengan adanya penyuluhan ini terjalin
kesinambungan antara peran orang tua dengan
anaknya. Sehingga si orang tua dapat memberikan
arahan khusus kepada anaknya akan pentingnya
pendidikan dan dengan adanya kesadaran dari
oarngtua, si anak dapat mulai mengerti akan
pentingnya pendidikan
1) Terjalinnya konseling
Dari keterbukaan saat penyuluhan terjadilah
interaksi yang lebih serius antara mahasiswa
KKN dengan para orangtua. Sehingga terjalinnya
tali silaturahmi yang kuat dan membangun rasa
percaya antar sesama.
2) Memberi PIK-R keamampuan konseling
Dengan adanya kami khusunya di kami dijurusan
tasawuf psikoterapi, psikologi, dan Bimbingan
Konseling Islam, kami mengadakan sebuah
pelatihan konseling kepada pengurs PIK-R agar
mereka tidak bta terhadap konseling.

54
3) Pedulinya terhadap tindakan yang salah di
masyarakat
Kelanjutan dari program yang terjalin antara
mahasiswa dan remaja di sekitaran Desa Cijaya
adalah dengan peduli dan beraninya mereka
meningatkan sesuatu yang salah diantara mereka.
Seperti halnya beberapa pemuda yang
menggunakan motor terlalu bising dan tidak baik
digunakan bila dalam ruang lingkup masyarakat
yang mayoritasnya pekerja pabrik yang bekerja
dari pagi hingga malam, dan ketika malam hari
mereka gunakan untuk istirahat. Untuk itu demi
mengurangi kebisingan tersebut para remaja
dengan berani meningatkan diantara sesamanya
untuk menjalin ketertibadan dan mengurangi
kegaduhan dimasyarakat, karena mereka tau
sebagaimana peran dan fungsinya yang harus
mereka laksanakan di lingkungan tersebut.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung yang ada adalah mudahnya
terjalin rasa saling mengerti antara masyarakat desa
sukamukti dengan peserta KKN, masyarakat desa
sukamukti, memiliki warga yang terbuka sehingga
ketika kita mencari masalah yang hadir mereka tidak
sungkan untuk mencertakannya.

55
Mereka pun mau berbagi, akan keluh kesah yang
mereka miliki dan tidak tertutup dari saran yang kami
berikan.
Pengurus PIK-R pun sangat terbuka dan antusias
akan cara kami untuk memberdayakan PIK-R.
Mereka menerima kami dan mau untuk berbagi
dengan kami akan kondisi PIK-R.
Adapun faktor penghambat lebih kepada hal
eksternal seperti kurangnya fasilitas kami dalam
mempersentasikan. Selain itu beberapa pengurus PIK-
R juga tidak bisa hadir dikarenakan mereka baru
pulang dari sekolah karena sedang PKL di pabrik dan
baru tiba dirumah selepas maghrib. Waktu dan tempat
yang terbatas juga membuat kami kesulitan mengatur
jadwal bergantian dalam mengisi pelatihan.
Untuk itu beberapa faktor menjadi pemicu dan
juga menjadi sebuah cerita sendiri untuk kami yang
melakukan penyuluhan.
7. Penyulihan Bimbingan Konseling Dan Pencerahan
Pendidikan
1) Program BKL
Kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia
(BKL) yang merupakan kegiatan dari oleh dan
untuk Masyarakat. Tujuan yang ingin di capai
oleh BKL adalah: Dapat meningkatkan

56
pengetahuan dan keterampilan keluarga lansia
dan atau keluarga lainnya yang perduli terhadap
usaha peningkatan kualitas hidup lansia, untuk
memahami dan membina kondisi serta mengatasi
permasalahan lansia, dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan lansia.
Sasaran tidak langsung terhadap lansia
Memberikan kasih sayang, kemudahan, dan
fasilitas yang dibutuhkan agar lansia tetap dapat
beperan dalam keluarga, terjaga kondisi fisik dan
mental serta mendorong dan membantu lansia
agar dapat menjalankan aktifitas kesehariannya.
Program Bina Keluarga Lansia dapat
Membantu keberlangsungan aktifitas lansia. dan
mendukung lansia dari sisi mental maupun fisik.
Program penyuluhan kesehatan yang dilakukan
penulis saat pengabdian merupakan upaya kecil
yang diharapkan dapat membantu lansia
merefleksikan aktivitas kesehariannya dari
pengelolaan stress agar dapat terciptanya mental
yang baik sehingga membantu kebugaran fisik
lansia.
Dari hasil penyuluhan di Pos kesehatan Desa
(Poskesdes) di dusun Sukahurip, masyarakat
terutama lansia sangat antusias menyambut

57
penyuluhan refleksi progresif tersebut. karena
kegiatan refleksi tersebut dirasakan menjadi
sebuah kebutuhan bagi peserta lansia yang hadir
pada hari tersebut.
Peserta lansia menyimak berbagai informasi
seputar dunia lansia kemuadian ikut
berpartisipasi mengikuti kegiatan refleksi
progresif dengan semangat, walaupun tidak
jarang peserta lansia tersebut keliru dalam
memahi tahapan gerakan-gerakan refleksi.
Peserta lansia memiliki harapan besar ketika
kegiatan BKL ini diselipkan beberapa kegiatan
yang mampu membantu kesehatan fisik dan
kekuatan mental lansia.
2) Kegiatan bimbingan parenting PAUD
Cendrawasih 2
Orangtua terkadang kurang pengetahuannya,
pengalaman yang mereka miliki masih kurang.
Apalagi mereka yang tidak selesai dalam
mengenyam pendidikan di bangku sekolah,
banyak dari mereka yang belum paham tentang
pola asuh untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal bagi anak-anaknya.
Anak cenderung lebih dekat dengan Ibu,
sehingga orang yang paling mengerti

58
perkembangan anak-anaknya adalah Ibu. Penting
bagi para Ibu untuk memahami pola asuh yang
baik bagi anaknya agar anak tersebut menjadi
pribadi yang baik dan terjaga kondisi
kesehatannya.
Dari hasil bimbingan kelompok (parenting)
masih banyak orang tua anak yang belum begitu
memahami bagaimana pola asuh yang sebaiknya.
Proses eksplorasi pengetahuan sang ibu dilihat
dari partisipasi sang ibu menjawab berbagai
pertanyaan yang di ajukan. Dalam kegiatan
bimbingan kelompok tersebut masih banyak
orang tua anak yang cenderung pasif dan beru
mengetahui berbagai informasi yang
disampaikan.
Masih ada orang tua yang kurang antusias
dengan kegiatan bimbingan kelompok tersebut.
ketika penulis mewawancarai kepala PAUD,
masalah yang dihadapi oleh guru-guru paud
disana adalah sulitnya menyelaraskan
pemahaman guru dengan orang tua. sehingga
pola asuh yang diajarkan guru tidak diterapkan di
rumah. Padahal pendidikan utama anak usia dini
adalah di rumah.

59
Disisi lain, adapula orangtua yang terbuka
menerima informasi dan berantusias dalam
kegiatan bimbingan kelompok. Penulis dapat
merefleksikan pemahaman orangtua dengan
partisipasinya dalam menyampaikan pendapat
mengenai pola asuh mereka yang keliru, harapan
mereka terhadap anak, dan cita-cita orang tua
untuk anak mereka.
3) Organisasi PIK-R
Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspek-
aspek kegiatan pemberian informasi PKBR,
Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan
Hidup (Life Skills), pelayanan konseling,
rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan,
dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai
dengan ciri dan minat remaja.
PIK Remaja tidak mengikuti tingkatan
wilayah administrasi seperti tingkat desa, tingkat
kecamatan, tingkat kabupaten/kota atau provinsi.
Artinya PIK Remaja dapat melayani remaja
lainnya yang berada di luar lokasi wilayah
administrasinya. PIK Remaja dalam
penyebutannya bisa dikaitkan dengan tempat dan
institusi pembinanya seperti PIK Remaja

60
sekolah, PIK Remaja masjid, PIK Remaja
pesantren, dan lain-lain.
Kondisi PIK Remaja di desa Sukamukti yang
sedang fakum membuat proses pengabdian
berjalan sulit karena keterbatasan waktu. Namun
dalam proses pengabdian, kesempatan
memberikan penyuluhan kepada PIK Remaja
menjadi gerbang pembuka mahasiswa KKN
dengan PIK Remaja untuk menyamakan persepsi.
Walaupun ketua PIK Remaja sedikit
kebingungan atas gambaran program yang
berkaca dari PIKMA UIN Bandung untuk
membenahi struktur keorganisasian, namun PIK
remaja disana memiliki antuasias dan harapan
yang tinggi untuk bisa memajukan PIK R.
Dalam kegiatan penyuluhan tersebut, anggota
PIK Remaja memiliki gambaran dan referensi
baru seputar dunia kekonselingan. Gambaran dari
mahasiswa KKN yang telah membagikan
ilmunya disambut baik oleh anggota menyimak
setiap sesi yang diberikan oleh mahasiswa
Psikolog, mahasiswa Bimbigan Konseling Islam,
dan mahasiswa Tasawuf psikoterapi.
Penyampain materi yang diberikan dalam
penyuluhan mengundang banyak pertanyaan

61
anggota PIK Remaja untuk mendalami materi
yang telah disampaikan.
Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor pendukung
Faktor pendukung saat melakukan kegiatan
bimbingan maupun penyuluhan adalah
koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti
sekdes, kader PKK dan pengurus PIK Remaja.
Karena tanpa adanya koordinasi dan integritas
dari keduabelah pihak, maka kegiatan
bimbingan dan penyuluhan sukar untuk
diselenggarakan.
Faktor pendukung lain adalah media
bimbingan dan penyuluhan yaitu laptop,
powerpoint, speaker aktif, proyektor dll
sebagai sarana untuk menunjang pemahaman-
pemahaman peserta. Tidak jarang penulis
menampilkan video-video yang kaya akan
hikmah. Sehingga pesan dari bimbingan
maupun penyuluhan dapat tersampaikan
dengan optimal. Karena bukan hanya
mendapatkan pemahaman lewat kata-kata
melainkan juga lewat musik, gambar, alur
cerita dan sebagainya.
2. Faktor penghambat

62
Faktor yang dirasakan menjadi penghambat
utama adalah waktu. Ketika kesempatan
waktu yang diberikan hanya sedikit, proses
pengabdian pun dirasakan masih banyak
kekurangan. Ditambah kebutuhan untuk
monitoring dan evaluasi dari kegiatan yang
dilakukan sangat sulit dirasakan.
Contohnya, kegiatan bina keluarga lansia,
setelah melakuakn kegiatan refleksi progresif
mengelola stress, penulis kurang dapat
memonitor apakah gerakan refleksi tersebut
telah diteapkan dalam kehidupan sehari-hari
atau tidak, minimalnya dapat dilihat di
pertemuan sekanjutnya. Namun waktu
kegiatan BKL hanya dilakukan sebulan sekali.
Contoh kedua adalah kegiatan PIK Remaja,
yang tidak memiliki waktu yang banyak.
Mayoritas anggota PIK Remaja adalah Siswa
SMA yang kegiatan sehari-harinya dihabiskan
di sekolah. Akhirnya, kegiatan peyuluhan pun
terpaksa diselenggarakan pada malam hari.
Dan cenderung kurang kondusif.
8. Penyuluhan Kepada Pengurus PIK_R
Terkait dengan hasil pemberdayaan kepada
masyarakat sasaran berupa penyuluhan yang

63
dilakukan oleh penulis di sebuah organisasi formal
yaitu di Pusat Informasi dan Konseling Remaja,
secara keseluruhan berjalan dengan lancar.
Maka dari itu, hasil dari penyuluhan terhadap
PIK-R ini setidaknya bisa memberikan pemahaman
dasar tentang konseling dan juga menghasilkan
beberapa solusi dari pihak pengurus PIK-R yaitu :
1) Melakukannya pertemuan dalam sebulan
setidaknya 2x.
2) Membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa
dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga
bisa terjalin komunikasi yang baik.
3) Membentuk kelompok mentoring pada setiap
anggota oleh pengurus supaya terjalin kerjasama
dan mempererat hubungan internal dalam
pengurus dan anggota PIK-R.
4) Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang
konseling menghasilkan persatuan PIK-R.
5) Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik.

PIK-R juga bisa tertata baik secara struktural


maupun fungsional sehingga bisa menjalankan
program yang memang ranah PIK-R, sehingga tidak
akan terjadi kesalah pahaman dengan pihak lain
(karang taruna). Selain itu, PIK-R bisa mempunyai
program yang jelas untuk kedepannya, terutama

64
tentang penyuluhan terhadap remaja dan juga agar
bisa membentuk kelompok mentoring bagi remaja
agar bisa merangkul remaja kedepannya.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Dalam menjalankan suatu program, pasti ada
sebuah hambatan. Sama halnya bagi mahasiswa KKN
dalam menjalankan pogram tidak mungkin jika tanpa
hambatan dan rintangan. Namun, hambatan dan
rintangan yang dihadapi tidaklah menjadi hal yang
dapat menghentikan program yang akan di jalankan.
Hal ini justru kami jadikan tantangan yang memicu
untuk dapat memanfaatkan segala yang hal yang ada
untuk mendukung program kerja yang penulis
persiapkan.
Dari beberapa program kerja khususnya dalam
program pemberdayaan PIK-R di Dusun Sukahurip,
kami menemukan beberapa faktor yang menjadi
pendukung yang sedikit banyak berpengaruh dalam
menjalankan program, diantaranya:
1) Terbantu sekali dengan adanya kesekertariatan
PIK-R sehingga kami tidak perlu susah payah
mencari-cari tempat untuk melakukan penyuluhan.
2) Ketua PIK-R bisa mengkondisikan anggotanya
sehingga bisa mengikuti selama materi
berlangsung.

65
3) Tersedianya peralatan seperti papan tulis white bor
dan infokus untuk kegiatan PIK-R.
4) Berpartisipasinya para peserta dalam acara
penyuluhan bina lansia, sehingga memudahkan
pemateri untuk mempraktekan dan di tiru oleh
peserta.

Faktor penghambat yang dirasakan pada saat itu


adalah :

1) Susahnya menyesuaikan waktu antara pengurus


PIK-R dan Mahasiswa KKN karena rutinitas yang
berbeda sehingga waktu untuk berkumpul hanya
pada malam hari saja, karena apabila dilakukan
pada waktu pagi, siang atau sore pengurusnya
sibuk kerja, sekolah dan lain-lain.
2) Budaya organisasi PIK-R yang telah terbentuk
sejak lama, sehingga sangat sulit untuk
membentuk budaya organisasi yang baru.
3) Ketua PIK – R kurang bisa open minded.
4) Beberapa pengurus PIK-R juga tidak bisa hadir
dikarenakan mereka baru pulang dari sekolah
karena sedang PKL di pabrik dan baru tiba
dirumah selepas maghrib.

66
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung yang
menunjang dengan program yang dikerjakan
diantaranya :
e) Meratanya kemampuan dalam tim. Dalam
kondisi demikian, tim merasa siap untuk
menghadapai tuntutan masyarakat meski pada
prakteknya tuntutan tersebut jarang ditemui.
Tetapi paling tidak beragamnya kemampuan
yang dimiliki oleh anggota tim bisa menjadi
faktor pendukung jika suatu saat masyarakat
meminta anggota tim KKN untuk melaksanakan
atau mengerjakan sesuatu.
f) Fasilitas administratif yang relatif memadai.
Perangkat tulis menulis seperti halnya laptop,
printer dan lainnya tentu sangat membantu
dalam kelancaran proses administrasi. Ini
ditunjang dengan adanya alat transportasi yang
memadai.
g) Perangkat pemerintah organisasi tersendiri yaitu
PIK-R yang bersedia mendukung penyuluhan
yang di adakan oleh tim KKN.
h) Kesadaran masyarakat yang telah memahami
bahwa kehadiran tim KKN bukanlah semata-

67
mata untuk membangun fasilitas tertentu. Ini
yang membuat tim tidak pernah merasa
terbebani untuk menyediakan atau membangun
sesuatu. Keterlibatan tim KKN dalam setiap
kegiatan keagamaan sudah dirasakan cukup
oleh masyarakat sebagai bagian dari adanya
KKN.
2. Faktor Penghambat
Banyak hal yang menjadi penghambat
pelaksanaan program ini. Saya mengidentifikasi
beberapa permasalahan yang dianggap sebagai
factor penghambat lancarnya realisasi program
kerja diantaranya, Susahnya menyesuaikan waktu
antara pengurus PIK-R dan Mahasiswa KKN
karena rutinitas yang berbeda sehingga waktu
untuk berkumpul hanya pada malam hari saja,
karena apabila dilakukan pada waktu pagi, siang
atau sore pengurusnya sibuk kerja, sekolah dan
lain-lain, Budaya organisasi PIK-R yang telah
terbentuk sejak lama, sehingga sangat sulit untuk
membentuk budaya organisasi yang baru, Ketua
PIK – R kurang bisa open minded, Tidak adanya
fasilitas yang memadai saat melakukannya
kegiatan refleksi stres terhadap lansia, Kurangnya
persiapan maksimal dari Mahasiswa KKN.

68
BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

PIK-R di desa sukamukti ini tidak berjalan sesuai


fungsinyah sehingga terjadi kesalah pahaman antara PIK-
R dan karang taruan yang ada di desa sukamukti. Berawal
dari ketidak jelasan program yang menyebabkan
kejenuhan di pengurus dan juga anggota PIK-R sehingga
mereka keluar dari fungsinyah dan malah menjalankan
kegiatan dari desa sebagai penyelenggara ulang taun desa
yang seharusnya dilakukan oleh karangtaruna, walaupun
PIK-R terlibat itu hanya sebagai mitra saja. Maka berawal
dari kurangnya pemahaman tentang job description dari
PIK-R sendiri menyebabkan kecemburuan sosial dari
karang taruna.

Permasalahan yang muncul dari PIK-R menarik


perhatian mahasiswa KKN. Maka dari itu, dalam proses
pemberdayaan, mahasiswa KKN SISDAMAS
berkoordinasi dengan organisasi PIK-R untuk bersama-
sama mencari jalan keluar.

Dalam konsep pemberdayaan, perencanaan awalnya


adalah mengadakan pertemuan antara koordinator desa,
ketua kelompok 314 dan beberapa mahasiswa yang terkait

69
dengan konsentrasi konseling dengan ketua PIK-R Dusun
Sukahurip Desa Sukamukti untuk merencanakan adanya
seminar atau penyuluhan mengenai konseling yang
dilakukan oleh pihak mahasiswa KKN.

Pendekatan awal yang dilakukan untuk


pemberdayaan organisasi PIK-R adalah melakukan
penyuluhan dan pelatihan dengan memberikan materi
tentang pengertian bimbingan konseling, bimbingan
konseling individu dan kelompok, dilanjut dengan
pelatihan NLP.

Menghasilkan beberapa solusi dari pihak pengurus


PIK-R yaitu :

1. Melakukannya pertemuan dalam sebulan setidaknya 2x


2. membenahi komunikasi ketua PIK-R pusat desa
dengan setiap ketua PIK-R tiap dusun, sehingga bisa
terjalin komunikasi yang baik
3. membentuk kelompok mentoring pada setiap anggota
oleh pengurus supaya terjalin kerjasama dan
mempererat hubungan internal dalam pengurus dan
anggota PIK-R
4. Hasil yang kami dapat dari penyuluhan tentang
konseling menghasilkan persatuan PIK-R
5. Kordinasi antar ketua PIK – R dusun membaik.

70
B. Rekomendasi

Rekomendasi bagi PIK-R desa sukamukti supaya

dapat menjalankan organisasinya sesuai dengan ranah yang

seharusnya, yaitu :

1. Pengembangan potensi remaja

2. Pemberian informasi dan konseling remaja

3. Serta keterampilan bagi remaja

Agar para remaja di desa sukamukti dapat menjadi

remaja yang unggul, dan menjadi generasi yang kuat bagi

desa sukamukti.

71
DAFTAR PUSTAKA

Corey, G., Teori dan Praktek konseling dan psikoterapi, Refika


Aditama, Bandung, 2013.

H. Norman Wirght.1996. Menjadi Orang Tua yang Bijak


(terjemahan). Yogyakarta; Andi Offset.
Jhon W. Santrock,. 2007. Remaja, erlangga, Jakarta
Prayitno, 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling
Kelompok. Padang: UNP.

Sarafino, P Edward, dan Timothy W Smith. (2011). Healt

Psychology Biopsycho Social Interction. New York :

United State of America

Satriah, 2015. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Bandung:


CV Mimbar Pustaka

Warista B. 2008. Teknologi Pemnelajaran Landasan &


Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sudjana, Anna. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.


Bandung: Sinar Baru Algensido Offset

Netisulistiani.wordpress.com

Kamus Besar Bahasa Indonesia

http://ceria.bkkbn.go.id

https://bidangkbatuna.wordpress.com

72
https://megiriand.blogspot.com/2016/01/program-bina-keluarga-
lansia

https://netisulistiani.wordpress.com/penyuluhan/

http://sahabatsejatimayah.blogspot.com/2012/07/penyusunan-sap-
dan-proposal-komunitas.html

https://www.google.com/amp/s/rismajayanti.wordpress.com/2012
/01/15/penyuluhan/amp/

73
BIODATA TIM PENYUSUN

Nama : Acep Fahmi Abdulah

Nim : 1133050002

Jurusan : Ilmu Hukum

Fakultas : Syari’ah dan Hukum

Riwayat Pendidikan

SD : SDN 1Karangsambung 1

SMP : MTsN Cilendek

SMA : SMK Al-Khoeriyah

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 085295062403

Email : Acepfahmi90@gmail.com

74
Nama : Ajang

Nim : 1133050010

Jurusan : Ilmu Hukum

Fakultas : Syari’ah dan Hukum

Riwayat Pendidikan

SD : SDN Cikondang VI

SMP : MTs Cibantarasari

SMA : SMK Nashirulhuda

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 085273793388

Email : ajanghermawan04@gmail.com

75
Nama : Ajeng Pratiwi

Nim : 1131040008

Jurusan : Tasawuf Psikoterapi

Fakultas : Ushuludin

Riwayat Pendidikan

SD : SDN Cipacing II

SMP : SMP Jatinangor

SMA : SMAN Jatinangor

PT : UIN SGD Bandung

Nomor telepon : 089627925080

Email : Ajengajengajeng25@gmail.com

76
Nama : Elang Ratna Sari

Nim : 1134050044

Jurusan : Ilmu Komunikasi Jurnalistik

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Riwayat Pendidikan

SD : SDN 1 Kalipucang

SMP : MTs Kalipucang

SMA : SMAN 1 Pangandaran

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 085353952582

Email : elangratnasari2012@gmail.com

77
Nama : Fitriana Dewi Budiarti

Nim : 1135030092

Jurusan : Bahasa dan Sastra Inggris

Fakultas : Adab dab Humaniora

Riwayat Pendidikan

SD : SN Asalam 1 Bandung

SMP : SMPN 30 Bandung

SMA : SMA PGII 2 Bandung

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 089664794167

Email : fitriana.dewi70@yahoo.com

78
Nama : Indra Muhamad Seno

Nim : 1131040071

Jurusan : Tasawuf Psikoterapi

Fakultas : Ushuludin

Riwayat Pendidikan

SD : SDN Tarunakarya 3 Bandung

SMP : SMPN 46 Bandung

SMA : SMA Guna Dharma Bandung

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 089604468839

Email : iseno95@gmail.com

79
Nama : Kuta Galuh Wicaksana

Nim : 1136000074

Jurusan : Psikologi

Fakultas : Psikologi

Riwayat Pendidikan

SD : SDN 1 Cikoneng

SMP : MTs Baitul Ar-Qom

SMA : SMAN 1 Dayeuhkolot

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 085722956855

Email : kuta.galuh@gmail.com

80
Nama : Muhammad Jannatan

Nim : 1132020098

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Riwayat Pendidikan

SD : SDN 1 Citalang Purwakarta

SMP : MTs Alhikamussalafiyah

SMA : MA Alhikamussalafiyah

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 08973338446

Email : muhammadjannatan5@gmail.com

81
Nama : Nurul Alfiah

Nim : 1136000113

Jurusan : Psikologi

Fakultas : Psikologi

Riwayat Pendidikan

SD : MI Al-Ikhlas Cisompok Tasikmalaya

SMP : MTs Al-Ikhlas Cisompok Tasikmalaya

SMA : MAN Cipasung Tasikmalaya

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 085722956858

Email : nurulalfiah690@gmail.com

82
Nama : Riki Rivaldi

Nim : 1134010108

Jurusan : Bimbingan Konseling Islam

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Riwayat Pendidikan

SD : SDN Sangkuriang

SMP : SMPN 1 Binong

SMA : MAN 2Subang

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 089513245987

Email : riki.rivaldi@student.uinsgd.ac.id

83
Nama : Rinda Rachmawati

Nim : 1132050056

Jurusan : Pendidikan Matematika

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Riwayat Pendidikan

SD : SDN 01 Pahonjean

SMP : SMPN 01 Majenang

SMA : MAN Majenang

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 081224314315

Email : rahmawatirinda0@gmail.com

84
Nama : Sholahuddin

Nim : 1132020153

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Riwayat Pendidikan

SD : SDN Karangbaru 02 (Waluya)

SMP : MTsN At-Taqwa Pusat Putra

SMA : SMAN 1 Cikarang Pusat

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 08963562541

Email : sholahu41@gmail.com

85
Nama : Sinta Hajrina

Nim : 1134010129

Jurusan : Bimbingan Konseling Islam

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Riwayat Pendidikan

SD : SDN Pangalengan 2

SMP : MTs Islahul-Amanah

SMA : MAN 2 Bandung

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 08979770336

Email : hajrinasinta07@gmail.com

86
Nama : Siti Hanifah Dayanti

Nim : 1138010242

Jurusan : Administrasi Publik

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Riwayat Pendidikan

SD : SDN 1 Purbaratu Tasikmalaya

SMP : SMPN 17 Tasikmalaya

SMA : SMAN 1 Cihaurbeuti Ciamis

PT : UIN SGD Bandung

No Hp : 089602794975

Email : Sitihanifahdayanti@Gmail.Com

87
LAMPIRAN

Survey awal ke tempat KKN di Desa Sukamukti Kecamatan


pataruman Kota Banjar bersama Dosen Pembimbing Lapangan

Penerimaan KKN SISDAMAS 2017 oleh Ibu Walikota di Kantor


Walikota Banjar

88
Rembug warga yang dilaksanakan di aula desa sukamukti

Pembukaan sekaligus penerimaan KKN SISDAMAS 2017 di


Desa Sukamukti

89
Foto bersama aparat desa, DPL (Dosen Pembimbing Lapangan)
dan mahasiswa kkn di aula Desa Sukamukti

Pengajian bersama warga di masjid al-huda dan sosialisasi awal

90
Pengajian rutinan yang diisi oleh salah satu mahasiswa KKN

Latihan Paskibra yang di bimbing oleh mahasiswa KKN

91
Kegiatan JUMSIH (Jum’at Bersih) bersama warga desun
Sukahurip

Kegiatan keputrian di SMKN 4 Banjar

92
Kegiatan pelatihan jurnalistik mengenai pembuatan buletin di
SMKN 4 Banjar

Kegiatan senam refleksi bersama lansia di Poskesdes Sukahurip

93
Tablig akbar dalam memperingati hari jadi kota banjar ke 14

Kegiatan bimbingan klompok “saya orang tua hebat”

94
Diskusi antara mahasiswa KKN dengan organisasi PIK-R

Foto bersama dengan guru dan murid RA Nafisa

95
Kegiatan sharing bersama siswa-siswi SMKN 4 Banjar

Tablig akbar dan Penutupan KKN di Desa Sukamukti

96

Anda mungkin juga menyukai