Oleh:
Melia Natakusumawati
Nim. 1165030111
LEMBAR PENGESAHAN
i
Laporan individual Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan basis
pengabdian kepada masyarakat di Desa Ciwidey Kecamatan
Ciwidey Kota Bandung dengan judul “Mengembangkan
Imajinasi Anak dengan Menulis” telah diperiksa dan disahkan
pada tanggal 15 September 2018
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim,
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga
program Kuliah Kerja Nyata semester khusus tahun 2018 di Desa
Ciwidey ini dapat terlaksana dan terselesaikan dengan baik.
laporan KKN ini disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban tertulis saya selama pelaksanaan KKN di
dusun Batulawang pada khususnya dan Desa Ciwidey pada
umumnya, tanggal 31 Juli sampai dengan 31 Agustus 2018.
Saya menyadari bahwa keberhasilan dan terlaksananya
program yang telah saya laksanakan bukanlah keberhasilan
individu maupun kelompok. Untuk itu, saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan moral
dan material
2. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si. selaku Rektor
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
3. Yth. Bapak Dr. H. Ramdani Wahyu Sururie, M.Ag. selaku
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat-LP2M UIN
SGD Bandung
4. Yth. Ibu Meti Maspupah, M.Pd. selaku Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL)
5. Yth. Bapak Anggara Permana Sidiq selaku Kepala Desa
Ciwidey yang telah memberikan ijin kegiatan KKN
SISDAMAS 2018
6. Seluruh perangkat desa yang telah membantu
memperlancar program saya
7. Tokoh-tokoh masyarakat dan warga masyarakat
Batulawang yang telah bersedia menerima dan membantu
saya selama melaksanakan program KKN
8. Rekan-rekan KKN satu kelompok yang telah bersedia
memberikan bantuan dan sarannya kepada saya sehingga
program yang saya rencanakan berjalan dengan baik
iii
9. Tidak lupa kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membantu pelaksanaan KKN kelompok 139 yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga i’tikad dan amal baik yang telah diberikan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Tak lupa saya haturkan
maaf kepada semua pihak atas segala kesalahan dan kekurangan
dalam melaksanakan program-program saya selama saya
melaksanakan KKN di Dusun Batulawang selama satu bulan
lamanya.
Pada akhirnya, saya berharap kegiatan KKN ini dapat
berguna bagi masyarakat Dusun Batulawang pada khususnya dan
masyarakat Desa Ciwidey pada umumnya dalam mempercepat
proses pembangunan masyarakat desa. Aamiin.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
A. Analisis Permasalahan ....................................................... 2
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat ......................................................... 10
D. Metode Pengabdian .......................................................... 11
E. Kerangka Pemecahan Masalah ........................................ 13
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN .. 14
A. Monografi Desa .................................................................. 14
B. Kondisi Komunitas Sasaran ................................................ 22
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PENGABDIAN ......... 24
A. Tahapan Pengabdian kepada Masyarakat ........................... 24
B. Hasil Pengabdin kepada Masyarakat .................................. 24
C. Faktor Pendukung dan Penghambat ................................... 26
BAB IV PENUTUP .................................................................... 28
A. Kesimpulan ......................................................................... 28
B. Rekomendasi ....................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 30
v
ABSTRAK
KULIAH KERJA NYATA 139
KABUPATEN BANDUNG
Oleh :
Melia Natakusumawati
1165030111
Setelah mengadakan pengamatan langsung di Desa
Ciwidey tidak banyak permasalahan yang di alami oleh warga
dusun Batulawang Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Kabupaten
Bandung. Namun pengetahuan masyarakat tentang literasi dan
seni masih sangat minim, jadi saya tertarik untuk
mengembangkan imajinasi anak-anak usia dini di Desa Ciwidey
untuk lebih memahami literasi dan seni dengan cara menulis.
Penduduk Dusun Batulawang Desa Ciwidey mayoritas
berprofesi sebagai petani, peternak dan karyawan swasta. Ada
pun yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun
masyarakat tetap semangat untuk mendukung pendidikan anak-
anaknya. Masyarakat pun sudah memahami tentang wajib
sekolah 12 tahun untuk anaknya. Selain itu masyarakat pun tak
lupa untuk mendukung pendidikan anaknya di bidang ilmu
kerohanian. Mereka menyekolahkan anaknya ke masjid-masjid
terdekat. Dengan begitu masyarakat tidak akan khawatir anaknya
kekurangan ilmu kerohanian di masa depan nanti. Namun sangat
di sayangkan, minat menulis anak-anak di Dusun Batulawang
masih sangat minim.
Masyarakat Dusun Batulawang bisa mempersiapkan
anak-anak dengan landasan keilmuan yang lebih baik untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Program
wajib belajar pun dapat mengurangi kesenjangan capaian
pendidikan tingkat menengah antar kelompok masyarakat
berstatus ekonomi berbeda. Selanjutnya bisa meningkatkan
vi
kualitas dan daya saing bangsa melalui pengembangan
pengetahuan, keahlian, serta keterampilan bagi anak-anak muda.
Dari penelitian diperoleh hasil bahwa masyarakat telah
memahami tentang pentingnya pendidikan, namun kurang tertarik
dengan ilmu sastra atau seni. Untuk itu saya coba merancang
program selama satu bulan yang terbagi dalam dua klasifikasi
program yaitu program utama dan program penunjang. Program
utama yaitu mengadakan lomba menulis puisi dan cerpen,
diharapkan anak-anak dapat mencurahkan imajinasi mereka yang
terpendam. Adapun program penunjangnya yaitu pengenalan dan
pelatihan menulis dan membaca puisi yang dilaksanakan
seminggu sekali di posko.
Dari kegiatan-kegiatan yang saya laksanakan, hampir
seluruhnya mendapatkan sambutan yang positif dari warga
terutama oleh anak-anak karena program yang diadakan dirasa
sangat tepat dalam menunjang kegiatan yang ada di dusun Batu
Lawang, Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey. Secara garis besar
pelaksaan program individu dalam KKN di dusun Batu Lawang
berjalan dengan baik dan tidak ada hambatan.
vii
BAB I PENDAHULUAN
1
tinggi. Bagi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata mempunyai sasaran
untuk membina mahasiswa agar menjadi motivator dan inovator.
Sasaran bagi masyarakat dan Pemda adalah untuk memperoleh
bantuan pemikiran, tenaga, serta IPTEK dalam merencanakan
dan melaksanakan pembangunan. Sasaran bagi perguruan tinggi
adalah untuk memperoleh umpan balik sebagai hasil
pengintegrasian mahasiswa dalam masyarakat, sehingga
kurikulum perguruan tinggi dapat disesuaikan dengan kondisi
masyarakat yang diwakili oleh PEMDA yang terkait.
A. Analisis Permasalahan
Desa Ciwidey adalah salah satu dari 7 desa yang berada di
Pemeritahan Kabupaten Bandung dan berada diwilayah
Kecamatan Ciwidey Kabupaten bandung Provinsi Jawa Barat.
Desa Ciwidey mengalami perkembangan yang sangat pesat setiap
tahunnya, hingga saat ini Desa Ciwidey lebih dikenal dengan
desa kota yang ada di kecamatan Ciwidey, karena letaknya sangat
strategis dengan objek wisata. Topologi Desa Ciwidey adalah
daerah dataran rendah, berbukit dan dataran tinggi, dengan suhu
udara rata-rata 23’C – 25’C.
Total luas wilayah Desa Ciwidey adalah 809,736 ha. Desa
Ciwidey bisa dikatakan memiliki kepadatan penduduk yang
tinggi, yaitu dengan jumlah penduduk 15.327 orang. Sebagian
besar penduduk Desa Ciwidey berprofesi sebagai petani. Hal itu
sesuai dengan keadaan alam yang wilayahnya banyak terdapat
sawah. Organisasi masyarakat di desa Ciwidey antara lain RT,
RW, PKK, Karang Taruna, remaja masjid, PAUD, dan TPA.
Sedangkan sebagian masyarakatnya menganut agama Islam.
Terdapat berbagai permaslahan pokok di Dusun
Batulawang ini yang perlu mendapat perhatian maupun bantuan
agar maslaha-masalah tersebut dapat diatasi demi mewujudkan
desa yang mandiri dan memiliki daya saing yang tinggi.
Masyarakat Dusun Batulawang bisa mempersiapkan
anak-anak dengan landasan keilmuan yang lebih baik untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Program
wajib belajar pun dapat mengurangi kesenjangan capaian
pendidikan tingkat menengah antar kelompok masyarakat
2
berstatus ekonomi berbeda. Selanjutnya bisa meningkatkan
kualitas dan daya saing bangsa melalui pengembangan
pengetahuan, keahlian, serta keterampilan bagi anak-anak muda.
Permasalahan utama yang saya ambil di Dusun
Batulawang yaitu kurangnya minat masyarakat dalam
mempelajari sastra. Untuk itu saya coba merancang program
selama satu bulan yang terbagi dalam dua klasifikasi program
yaitu program utama dan program penunjang. Program utama
yaitu mengadakan lomba menulis puisi dan cerpen, diharapkan
anak-anak dapat mencurahkan imajinasi mereka yang terpendam.
Adapun program penunjangnya yaitu pengenalan dan pelatihan
menulis dan membaca puisi yang dilaksanakan seminggu sekali
di posko.
Sedangkan sastra adalah salah satu cabang kesenian yang
selalu berada dalam peradaban manusia tidak dapat ditolak,
bahkan kehadiran tersebut diterima sebagai salah satu realitas
sosial budaya. Hingga saat ini sastra tidak saja dinilai sebagai
sebuah karya seni yag memiliki budi, keindahan, imajinasi, dan
emosi, tetapi telah dianggap sebagai suatu karya kreatif yang
dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual disamping konsumsi
emosi.
B. Identifikasi Masalah
Ada sejumlah definisi mengenai sastra yang perlu di
pertimbangkan, dala rangka menemukan objektivitas hubungan
antara karya sastra dengan masyarakat, antara lain:
1. Pemahaman terhadap karya sastra dengan
mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatannya.
2. Pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan
aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung di
dalamnya.
3. Pemahaman terhadap karya sastra sekaligus hubungannya
masyarakat yang melatar belakanginya.
4. Analisis terhadap karya sastra dengan
memepertimbangkan seberapa jauh peranannya dalam
mengubah struktur kemasyarakatan.
3
5. Analisis yang berkaitan dengan manfaat karya dalam
membantu perkembangan masyarakat.
6. Analisis mengenai seberapa jauh kaitan langsung antara
unsur-unsur karya dengan unsur-usur masyarakat.
7. Analisis mengenai seberapa jauh keterlibatan langsung
pengarang sebagai anggota masyarakat.
8. Sosiologi sastra adalah analisis institusi sastra.
9. Sosiologi sastra adalah kaitan langsung antara karya sastra
dengan masyarakat.
10. Sosiologi sastra adalah hubungan searah (positivistik)
antara sastra dengan masyarakat.
11. Sosiologi sastra adalah hubungan dwiarah (diaektik)
antara sastra dengan masyarakat kehidupannya.
12. Sosiologi sastra berusaha menemukan kualitas
interpendensi antara sastra dengan masyarakat.
13. Pemahaman yang berkaitan dengan aktivitas kreatif
sebagai semata-mata proses sosiokultural.
14. Pemahaman yang berkaitan dengan aspek-aspek
penerbitan dan pemasaran karya.
Karya sastra imajinatif menjelaskan tentang fakta
kehidupan juga realitas kehidupan. Sastrawan bersentuhan
dengan realitas dan kemudian menafsirkannya, menjelaskannya,
atau bereakasi kemudian. Sastra imajinatiff lebih bertugas untuk
menerangkan, menjelaskan, memahami, membuka pandangan
baru, memberikan makna kepada realitas kehidupan. Dengan kata
lain, sastra imajinatif “menyempurnakan” realitas agar manusia
lebih mengerti dan bersikap yang semestinya terhadap realitas
kehidupannya. Fakta atau realitas hidup sehari-hari tidak begitu
penting dalam sastra imajinatif, karena memang tujuannya bukan
memberikan informasi tentang fakta kepada pembacanya. Kaitan
sastra imajinatif dengan realitas: sastra imajinatif memberi makna
yang baru terhadap realitas, meskipun dengan cara-cara yang
tidak sesuai dengan realitas.
Sebagai sebuah dunia miniatur, karya sastra berfungsi
untuk mengiventarisasikan sejumlah besar kejadian-kejadian,
yaitu kejadian-kejadian yang telah dikerangkakan dalam pola-
pola kreativitas dan imajinasi. Pada dasarnya, seluruh kejadian
dalam karya, bahkan juga karya-karya yang termasuk ke dalam
genre yang paling absurd pun merupakan prototype kejadian yang
4
pernah dan mungkin terjadi dalam kehidupan seehari-hari.
Dengan ciwi kreativitas dan imajinasinya, sastra memiliki
kemungkinan yang paling luas dalam mengalihkan keragaman
kejadina alam semesta kedalam totalitas naratif semantis, dari
kuantitas kehidupan sehari-hari ke dalam kualitas dunia fiksional.
Karya sastra adalah seni. Dalam seni banyak unsur
kemanusiaan yang masuk didalamnya, khususnya persaan,
sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmua. Persaan,
semangat, kepercayaan dan keyakinan sebagai unsur sastra yang
sulit dibuat batasannya.
Karya sastra adalah karya yang dibuat oleh pengarang
atau sastrawan. Tujuannya adalah memberi kesan dan menghibur
kepada pembacanya. Sebuah karya sastra tidak akan terlepas dari
fikfiksionalitasnya yang menceritakan berbagai masalah
kehidupan manusia dalam interaksinya dengan Tuhan. Selain itu,
karya sastra juga memiliki tujuan estetik, sebuah karya tetap
merupakan cerita yang menarik, memiliki bangnan struktur yang
koheren dan bernilai estetis.
Sastra adalah institusi sosial yang memakai medium
bahasa. Teknik-teknik sastra tradisionnal seperti simbolisme dan
mantra bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma
masyarakat. Lagi pula sastra “menyajikan kehidupan”, dan
“kehidupan” sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial,
walaupun karya sastra juga “meniru”’ alam dan dunia subjektif
manusia.
Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra,
Sosiologi berasal dari akar kata sosio (yunani) (socius berarti
bersama-sama, bersatu, kawan, teman) dan logi (logos berarti
sabda, perkataan, perumpamaan). Perkembangan berikutnya
mengalami perubahan makna, sosio/socius berarti masyarakat,
logi/logos berarti ilmu. Jadi sosiologi berarti ilmu mengenai asal-
usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan
yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antar manusia
dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional, dan empiris. Sastra
dari akar sas (Sansakerta) berarti mengarahkan, mengajar
memberi petunjuk dan intruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana.
5
Jadi, sastra adalah kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk
atau buku pengajaran yang baik.
Studi sosiologis didasarkan atas pemahaman bahwa setiap
fakta kultural lahir dan berkembang dalam kondisi-kondisi sosial
historis tertentu. Sistem produksi karya seni, karya sastra
khususnya, dipandang sebagai akibat hubungan-hubungan
bermakna interaksi antar individu disatu pihak, hubungan-
hubungan bermakna individu dan kelompok dengan struktur
sosial dipihak lain. Sistem produksi karya sastra dengan
sendirinya tidak hanya didasarkan atas komunikasi linear antara
pengarang, penerbit, patron, dan masyarakat pembaca pada
umumnya, melainkan juga tradisi dan konvensi sebagai warisan
literernya.
Sosiologi sastra adalah lebih merupakan salah satu
pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi
kemasyarakatan yang mana masyarakat selalu erat dan melekat
dalam kehidupan. Karya sastra merupakan dokumen sosial yang
direfleksikan pada waktu sastra tersebut dibuat. Penelitian
sosiologi sastra dipandang sebagai manifestasi peristiwa sejarah
dan keadaan sosial budaya pada waktu tertentu.
Penelitian sosiologi sastra mengungkap refleksi tiga hal,
yaitu ras, waktu, dan lingkungan, karena ketiga hal tersebut
mencerminkan iklim rohani suatu kebudayaan yang melahirkan
seorang pengarang beserta karyanya.
Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah
manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman
adalah gejala-gejala alam. Masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Dalam penelitian sosiologi sastra dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
6
dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan
pengarang di luar karya sastra.
Kedua adalah isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal lain
yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan
dengan masalah sosial.
Ketiga adalah permasalahan pembaca dan dampak sosial
karya sastra. Sejauh mana sastra ditentukan atau tergantung dari
latar sosial, perubahan, dan perkembangan sosial. Adalah
pertanyaan yang termasuk dalam ketiga jenis permasalahan
diatas: sosiologi pengarang, isi karya sastra yang bersifat sosial,
dan dampak sastra terhadap masyarakat.
Pembelajaran sastra pada anak-anak penting dilakukan
karena pada usia ini anak mudah menerima karya satra, terlepas
itu masuk akal atau tidak. Oleh karena itu anak-anak mudah
untuk menerima nilai-nilai kemanusiaan adat istiadat, agama,
kebudayaan yang terkandung dalam karya sastra. Sehingga sastra
dapat merangsang anak-anak berbuat sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan, adat istiadat agama dan budaya. Selain itu anak-
anak akan lebih peka terhadap lingkungan karena dalam dirinya
tertanam nilai-nilai kemanusiaan. Melalui karya sastra anak-anak
sejak dini bisa melakukan olah rasa, olah batin, dan olah budi
sehingga secara tidak langsung anak-anak memiliki perilaku dan
kebiasaan untuk membedakan sesuatu yang dianggap baik
ataupun buruk melalui proses apresiasi dan berkreasi dengan
karya sastra.
Selain membentuk perilaku positif, pembelajaran sastra juga
mendidik anak untuk selalu berpikir kreatif untuk menciptakan
hal-hal baru. Pada umumnya anak mempunyai daya imajinasi
yang tinggi. Biasanya, dalam pembelajaran sastra pada anak-
anak, mereka akan diminta untuk membuat cerita atau puisi. Dari
situlah sifat kreatif mereka akan muncul. Karena dalam
pembuatan cerita atau puisi anak akan mulai berimajinasi. Mula-
mula dari imajinasi, selanjutnya anak akan mulai mempraktekkan
imajinasinya. Dari imajinasi tersebut muncullah karya-karya baru
dari anak tersebut. Misalnya si A, ketika di sekolah gurunya
memberi tugas membaca cerita tentang Malin Kundang. Pada
cerita itu terdapat pesan moral bahwa kita tidak boleh durhaka
pada orang tua. Setelah membaca cerita tersebut si A mempunyai
7
pemahaman jika kita durhaka pada orang tua maka kita akan
dikutuk menjadi batu. Setelah tiba di rumah si A mulai
mempraktekkan apa yang ia baca tadi. Yakni dengan mengikuti
semua perintah orang tuanya. Dengan satu cerita ini saja satu
perilaku positif telah terbentuk pada anak. Sastra penting
diajarkan sejak anak-anak. Akrena, jika pembelajaran sastra
dimulai dari anak-anak maka akan membentuk kebiasan,
perilaku-perilaku positif, dan kreatif pada anak.Sehingga suatu
saat ketika mereka dewasa mereka akan menjadi manusia-
manusia yang mempunyai tingkah laku, moral yang baik serta
peka terhadap lingkungan. Selain itu mereka juga akan
mempunyai jiwa kreatif yang tinggi dalam menciptakan hal-hal
baru yang bermanfaat untuk dirinya dan lingkungannya.
Menulis, sebuah keterampilan yang seharusnya dimiliki
oleh setiap orang apalagi untuk akademisi yang jelas-jelas
berkecimpung dalam dunia tulis-menulis. Sayang, fakta yang
terjadi, hanya sedikit para akademisi yang mampu menulis.
Bukan hanya siswa/mahasiswa namun juga untuk dosen-dosen
dan tenaga pendidik yang seharusnya memiliki keterampilan
menulis dan menghasilkan tulisan/karya bermanfaat yang tidak
hanya dibaca oleh peserta didiknya, namun juga bisa dibaca oleh
semua orang.
Kenyataanya, dosen atau tenaga pendidik hanya sedikit
yang memiliki keterampilan menulis atau hanya sedikit sekali
yang mau menulis dan mengabadikan ilmu yang ada di
pikirannya dalam sebuah tulisan. Kebanyakan dari mereka
beralasan terlalu sibuk sehingga tidak sempat menulis, namun
kita juga dapat membandingkan bahwa ada beberapa akademisi
yang bahkan jauh lebih sibuk namun tetap menulis dan
menghasilkan karya.
Jadi, permasalahan mendasarnya bukan karena sibuk atau
tidak, tetapi mau menulis atau tidak. Jika seorang dosen sudah
tidak memiliki semangat untuk menulis, bagaimana
mahasiswanya? Belum lagi, kurangnya wadah bagi
siswa/mahasiswa dalam menyalurkan keterampilan menulisnya,
semakin memperparah persoalan ini. Perpustakaan di
sekolah/kampus yang ada jarang dimanfaatkan secara optimal
oleh siswa/mahasiswa. Tak heran, Karenanya, beberapa
8
penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum
mempunyai budaya membaca, apalagi menulis.
Banyak orang beranggapan kalau menulis itu adalah
kegiatan yang sulit. Namun sebagian lainnya mungkin memiliki
anggapan bahwa menulis merupakan kegiatan yang sangat
mudah. Segala sesuatu bila belum kita coba dan biasakan
memang akan nampak sulit, tetapi bila kita paham dan
mengetahui caranya tentu akan terasa lebih mudah. Semua itu
memerlukan proses tersendiri.
9
Maka dari itu saya memilih untuk meningkatkan minat
menulis dikalangan anak-anak. Agar mereka lebih memahami apa
itu sastra dan keindahan dalam berimajinasi lalu menuangkannya
kedalam sebuah tulisan.
Tujuan
Tujuan dan harapan yang ingin dicapai, diantaranya :
1. Untuk memberikan pengetahuan mengenai sastra
kepada anak-anak baik yang bersifat teori maupun
praktek sebagai generasi penerus.
2. Meningkatkan SDM masyarakat yang mempunyai
kemauan untuk belajar sastra.
10
3. Termotivasinya pihak-pihak sekolah dengan
menghadirkan ekstrakurikuler sastra.
4. Meningkatkan apresiasi sastra.
5. Meningkatkan kemampuan atau keterampilan
masyarakat dalam bidang seni.
6. Membimbing langsung anak-anak yang mempunyai
motivasi tinggi terhadap menulis.
7. Agar generasi muda mau belajar sastra dan bisa
mengembangkannya.
8. Agar seniman-seniman tradisi lebih membuka diri
kepada generasi muda untuk meningkatkan minat sastra.
9. Mendirikan Komunitas agar mempunyai wadah untuk
berkarya.
Manfaat
Setelah program atau kegiatan dilaksanakan timbul aspek
fungsionalnya dalam masyarakat maupun dari segi penerapan
iptek, diantaranya :
1. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap
perkembangan sastra.
2. Anak-anak yang ada di Dusun Batulawang banyak yang
mempunyai ilmu dan pengalaman dalam menulis.
3. Terjaga hubungan antar masyarakat dan sastra.
4. Agar anak di Dusun Batulawang dapat mengasah dan
mengembangkan bakatnya.
5. Menimbulkan minat serta ketertarikan siswa dalam bidang
sastra.
D. Metode Pengabdian
11
Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistimatik gejala-
gejala yang ada di Desa Gesikan. Pada metode pegamatan ini,
penulis terjun langsung untuk mengamati secara langsung
terhadap pelaksanaan KKN, kegiatan-kegiatan dan fenomena-
fenomena sosial yang terjadi sebagai dampak dari
pelaksanaan KKNyang diterapkan. Data yang diperlukan dalam
metode pengamatan ini adalah, mengamati secara
langsung dilokasi, pelaksanaan proses, kegiatan-
kegiatan masyarakat Desa Gesikan, serta kegiatan yang dilakukan
oleh Pemuda-pemudi dalam rangka menciptakan pelaksanaan
proses kegiatan yang baik dan kondusif di Desa Gesikan.
2. Metode Interview
Metode ini disebut juga dengan metode wawancara, yaitu suatu
metode pengumpulan data yang dilakukan melalui Tanya jawab
secara langsung dengan sumber data. Interview merupakan alat
pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan
secara lisan, untuk dijawab secara lisan juga, ciri utama dari
interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara
pencari informasi dengan sumber informasi”. Dalam wawancara
secara mendalam ini dilakukan oleh peneliti terhadap informan
yang menjadi obyek dari penelitian ini yaitu Kepala Desa, Tokoh
Masyarakat, Perangkat Desa beserta Staff-nya. Wawancara ini
bertujuan untuk memeperoleh informasi yang ada relevansinya
dengan pokok persoalan penelitian yaitu kepemimpinan kepala
Desa dalam meningkatkan potensi Desa Gesikan . Data
wawancara yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu tentang
kepemimpinan kepala Desa, kendala-kendala yang dihadapi oleh
kepala Desa, solusi mengatasi kendala-kendala kepemimpinan
kepala Desa serta data-data yang ada relevanya dengan pokok
persoalan peneliti.
3. Metode Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif terdapat sumber data yang berasal dari
bukan manusia seperti dokumen, foto-foto dan bahan statistic.
Metode dokumentasi ini merupakan salah satu bentuk
pengumpulan data yang paling mudah, karena peneliti hanya
mengamati benda mati dan apabila mengalami kekeliruan mudah
12
untuk merevisinya karena sumber datanya tetap dan tidak
berubah. Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi
srtuktur organisasi lembaga Peraturan Desa (PERDES), data
Kependudukan, data Monografi, sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh Desa dan data-data lain yang dibutuhkan untuk
melengkapi penyusunan Laporan.
4. Pendekatan dengan masyarakat
13
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
A. Monografi Desa
Desa Ciwidey adalah salah satu dari 7 desa yang berada di
Pemeritahan Kabupaten Bandung dan berada diwilayah
Kecamatan Ciwidey Kabupaten bandung Provinsi Jawa Barat.
Desa Ciwidey mengalami perkembangan yang sangat pesat setiap
tahunnya, hingga saat ini Desa Ciwidey lebih dikenal dengan
desa kota yang ada di kecamatan Ciwidey, karena letaknya sangat
strategis dengan objek wisata. Topologi Desa Ciwidey adalah
daerah dataran rendah, berbukit dan dataran tinggi, dengan suhu
udara rata-rata 23’C – 25’C. Total luas wilayah Desa Ciwidey
adalah 809,736 ha. Desa Ciwidey bisa dikatakan memiliki
kepadatan penduduk yang tinggi, yaitu dengan jumlah penduduk
15.327 orang.
Batas – batas geografis wilayah Desa Ciwidey adalah sebagai
berikut :
- Sebelah Utara = Desa Panyocokan
- Sebelah Selatan = Desa Marga Mulya
- Sebelah Barat = Desa Lebakmuncang
- Sebelah Timur = Desa Pasir Jambu
Untuk jarak dari pusat pemerintahan Desa Ciwidey berjarak :
- Jarak dari pusat Pemerintahan Kecamatan
: 3 Km
- Jarak dari Ibu kota Kabupaten Bandung / Kota madya
: 11 Km
- Jarak dari Ibukota Propinsi
: 30 Km
Desa Ciwidey merupakan desa yang berbatasan langsung dengan
Kecamatan Pasir Jambu. Sebagian wilayah desa Ciwidey
merupakan wilayah persawahan, ladang dan pemukiman. Selain
itu desa Ciwidey juga mempunyai fasilitas umum seperti
lapangan olahraga, perkantoran pemerintah, dan taman desa.
14
Luas Pemukiman : 143 Ha/m2
Luas Kuburan : 1,850 Ha/m2
Luas Persawahan : 23 Ha/m2
Luas Tanah Sawah : 158.288 Ha/m2
Luas Tegal / Ladang : 112 Ha/m2
Luas Pekarangan : 37 Ha/m2
Luas Kas Desa : 0,401 Ha/m2
Tanah Titi Sara : 1,091 Ha/m2
Lapangan Olahraga : 0,152 Ha/m2
Perkantoran Pemerintah : 0,136 Ha/m2
Ruang Publik / Taman Kota : 4.000 Ha/m2
Pertokoan : 2,100 Ha/m2
Fasilitas Pasar : 3 Ha/m2
Usaha Perikanan : 2 Ha/m2
Sutet / Aliran Listrik Tegangan Tinggi : 0,20 Ha/m2
15
- Waktu tempuh ke Ibu Kota Kecamatan : ½ jam
- Waktu tempuh ke Ibu Kota Kabupaten : 2 jam
- Waktu tempuh ke Ibu Kota Provinsi : 4,5 jam
16
SLTP 2.339 Jiwa
SLTA 2.826 Jiwa
D1 323 Jiwa
D2 199 Jiwa
D3 213 Jiwa
S1 145 Jiwa
S2 21 Jiwa
17
5. Jumlah penduduk Menurut Etnis
Berikut ini adalah data jumlah penduduk berdasarkan
etnis:
Tabel 1. 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis
18
- Ojek : 1400 unit
- Delman : 15 unit
- Truck umum : 15 unit
Prasarana Komunikasi
Warga desa Ciwidey menggunakan media SMS,
WhatsApp dan undangan untuk komunikasi antar warga saat akan
diselenggarakan suatu kegiatan. Ketiganya digunakan secara
bergantian tergantung jenis kegiatan yang akan diselenggarakan.
Media handphone sangat diminati karena warga sudah mahir
mengoperasikannya dan merupakan sarana primer untuk
berkomunikasi.
- Telpon umum : tidak ada
- Wartel : tidak ada
- Warnet : ada 17 unit
- Jumlah pelanggan telkom : 500 orang
- Jumlah pelanggan Telkomsel : 7200 orang
- Jumlah pelanggan CDMA : 3425 orang
- TV Umum : ada
- Radio : ada
- Jumlah TV : 4.157 unit
- Jumlah parabola : 35 unit
Prasarana Drainase
- Saluran drainase / saluran pembuangan air limbah : ada
- Kondisi saluran drainase : baik
5 unit
Prasarana Pemerintah
- Kantor desa : ada
- Kondisi kantor : baik
- Jumlah perangkat komputer : 5 buah
- Jumlah mesin TIK : 3 buah
19
- Jumlah meja : 12 buah
- Jumlah kursi : 150 buah
- Jumlah armari arsip : 5 buah
- Kendaraan dinas : 2 buah
- Jumlah ruang kerja : 8 unit
Prasarana peribadatan
- Jumlah masjid : 33 buah
- Jumlah langgar / surau / mushola : 16 buah
- Jumlah gereja kristen Protestan : 1 buah
Prasarana Olahraga
- Lapangan sepak bola : 1 buah
- Lapangan sepak bola : 2 buah
- Lapangan voli : 2 buah
- Pusat kebugaran : 2 buah
- Meja pimpong : 3 buah
20
remaja masjid yang mengurusi berbagai kegiatan keagamaan
Islam.
Kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan di desa
Ciwidey adalah sholat berjamaah setiap hari, TPA setiap hari
setelah ashar dan maghrib, pengajian ibu-ibu dan baak-bapak
setiap malam jum’at dilaksanakan seminggu sekali. Melalui
pengorganisasian pengajian / majlis ta’lim baik mingguan
ataupun bulanan dari mulai tingkat desa dan tingkat kecamatan.
21
Hal ini menunjukkan penduduk usia 16-18 tahun belum
semuanya bisa mengakses pendidikan menengah. Program wajib
belajar dapat mengurangi kesenjangan capaian pendidikan tingkat
menengah antarkelompok masyarakat berstatus ekonomi berbeda.
Program ini juga bisa meningkatkan kualitas dan daya saing
bangsa melalui pengembangan penegtahuan, keahlian, serta
keterampilan bagi penduduk usia muda.
Lewat program wajib belajar, masyarakat bisa
mempersiapkan anak-anak didik dengan landasan keilmuan yang
lebih baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga
terus menguoayakan wajib belajar 12 tahun melalui pelaksanaan
Program Indonesia Pintar (PIP).
Selain program wajib belajar 12 tahun juga beberapa
masyarakat mengikut sertakan anaknya untuk private / bimble.
Namun di desa Ciwidey mayoritas masyarakat mengikut sertakan
anaknya mengikuti sekolah agama / TPA di masjid-masjid
setempat. Dengan begitu masyarakat tidak akan khawatir anaknya
kekurangan ilmu kerohanian di masa depan nanti.
22
- Koperasi unit desa : 478 orang
- Kelompok simpan pinjam : 280 orang
- Bumdes : 13 orang
- Lembaga pengkreditan rakyat : 3 unit
- Industri makanan : 1.645 orang
- Industri alat pertanian : 8 orang
- Industri kerajinan : 23 orang
- Industri makan dan restoran : 1.730 orang
- Jumlah TK :5
- Jumlah SD / Sederajat : 9 buah
- Jumlah SMP / Sederajat : 4 buah
- Jumlah SMA / Sederajat : 5 buah
- Jumlah RT : 82
- Jumlah siskamling : 45
- Jumlah hansip : 80 orang
- Julah pos kamling : 30 buah
- Jumlah anggota Satgas Linmas : 5 orang
23
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PENGABDIAN
24
25
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
Selama melaksanakan yang menjadi program KKN di
Lingkungan dusun Batulawang ada beberapa faktor pendukung
yang membantu terselengaranya kegiatan serta tercapainya
program kegiatan, antara lain:
1) Tersedianya dana dan bahan yang digunakan dalam
program fisik baik yang berasal dari kas saku mahasiswa
KKN, bantuan dari pemerintah Kota Bima dan instansi-
instansi terkait serta sumbangan-sumbangan dari donatur-
donatur yang tidak mengikat.
2) Swadaya masyarakat yang bekerja sama masyarakat
dengan mahasiswa KKN dalam melaksana program kerja
yang telah disepakati.
3) Adanya dukungan pemerintah setempat yang membantu
mengkoordinir terlaksananya kegiatan.
2. Faktor Penghambat
26
Selama melaksanakan kegiatan yang menjadi program di
Lingkungan Toloweri Dusun Batulawang terdapat kendala antara
lain:
a) Alokasi anggaran dan waktu untuk menjalankan program
kerja tidak mencukupi.
b) Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap KKN itu
sendiri
c) Kondisi masyarakat pasca panen sehingga tidak efektik
membantu dalam pelaksanaan kegiatan.
d) Sulitnya jalur transportasi untuk mengangkut bahan
bangunan pada saat pelaksanaan kegiatan fisik.
27
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pelaksanaan program kerja KKN UIN
Sunan Gunung Djati Bandung smester khusus tahun 2018 di
lokasi 139 yng diselenggarakan pada tangga 31 Juli sampai
dengan 31 Agustus 2018 di dusun Batulawang, desa Ciwidey,
Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Kegiatan / program fisik dapat terlaksana cukup baik,
beberapa program fsisik 75% terselesaikan sisanya akan
dilanjutkan oleh masyarakat setelah KKN berakhir. Bantuan dana
sebagian dari sponsor, mahasiswa KKN dan dari masyarakat.
Program ini dilaksanakan bersama-sama antara mahasiswa
dengan masyarakat.
Kegiatn / program non fisik pterlaksana dengana baik,
program berupa penyadaran, pendampingan dan penyuluhan
kepada masyarakat memerlukan proses yang cukup lama. Dari
mulai sosialisasi sampai pelaksaan. Target secara kualitas
tercapai, namun secara kuantitas beberapa program masih cukup
jauh dari harapan.
B. Rekomendasi
Perlu adanya koordinasidan kerjasama yang baik antar
individu dan kelompok, sehingga program kerja dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Setip individu harus mempunyai niat dan
tujuan yang baik, rasa ikhlas, tanggung jawab yang besar,
sehingga perlu adanya kesiapan secara fisik, mental, emosional
dan dana yang cukup agar KKN tersebut dapat berjalan dengan
lancar dan baik. Mahasiswa pun harus dapat mengelola waktu
yang dimiliki selama KKN dengan sebaik-baiknya.
Masyarakat harus menghilangkan persepsi bahwa
mahasiswa KKN adalah sebagai penyandang dana (donatur),
melainkan sebagai motivator, mediator dan dinamisator.
Masyarakat harus aktif dalam setiap kegiatan yang di adakan oleh
mahasiswa KKN. Meningkatkan semangat dalam mencari ilmu
dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun.
28
Dukungan pihak Pemerintah Daerah terhadap adanya
mahasiswa KKN hendaknya ditingkatkan lagi dalam bentuk
bantuan materil maupun non materil. Ada follow up (tindak
lanjut) dari Pemerintah daerah Ciwidey terhadap beberapa
program-program KKN yang telah diselenggarakan berupa
pendampingan.
29
DAFTAR PUSTAKA
legalstudies71.blogspot.com/2016/04/sastra-dan-
masyarakat.html
adiel87.blogspot.com/2009/11/sastra-dan-masyarakat.html
30