MENCIPTAKAN TAMAN
BACAAN UNTUK ANAK USIA
DINI
Editor :
Dr.Hj. Siti Sumijati, M.Si
Penulis :
Danil Kardia dkk.,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dengan hati dan pikiran yang jernih dipersembahkan
kehadirat Allah SWT, karena dengan taufik dan hidayah-Nya, kita masih
diberi nikmat iman dan sehat wal’afiat.
Laporan ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
Kuliah Kerja Nyata berbasis pengabdian dan pemberdayaan dengan
mengangkat” Menciptakan Taman Bacaan untuk anak Usia Dini. . Dengan
selesainya laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2. LP2M selaku panitia KKN SISDAMAS 2017.
3. Ibu Siti Sumijaty Selaku Dosen Pembimbing Lapangan.
4. Pemerintah Setempat Desa Bongas Kulon.
5. Ketua Rt dan Rw Blok Selasa.
6. Sesepuh dan Remaja Mushola Al-Amanah
7. Syarif selaku koordinasi Desa.
8. Seluruh masyarakat dan anak-anak Blok selasa.
9. Seluruh Kelompok 112 dan 114.
Dukungan dan dorongan yang diberikan sangat memotivasi penulis
untuk lebih giat lagi dalam memperluas khazanah keilmuan. Semoga apapun
yang telah semua lakukan mendapat balas dari Allah SWT. Akhirnya
dengan senantiasa mengharapkan petunjuk dari Allah SWT, Kiranya
makalah ini berguna bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
A. Kerangka Pemecahan Masalah ................................................... 46
B. Bentuk dan Hasil Pemberdayaan Masyarakat............................. 48
C. Faktor Pendukung dan Penghambat............................................ 51
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Wilayah Administratif Desa Bongas Kulon
Tabel 2 Perkembangan Jumlah Penduduk Desa Bongas Kulon
Tabel 3 Jumlah Penduduk Per RW/RT
Komposisi Penduduk Desa Bongas Kulon menurut Mata
Tabel 4
Pencaharian Tahun 2009-2013.
Jumlah Penduduk Desa Bongas Kulon menurut
Tabel 5
Kelompok Umur Tahun 2009 – 2013
Komposisi Penduduk Desa Bongas Kulon menurut
Tabel 6
Tingkat Pendidikan Tahun 2009-2013.
Tabel 7 Agama Mayoritas Penduduk Desa Bongas Kulon
Tabel 8 Sarana Peribadatan Desa Bongas Kulon
Tabel 9 Sarana Permukiman Desa Bongas Kulon
Tabel 10 Sarana Pendidikan Desa Bongas Kulon
Tabel 11 Sarana Kesehatan Desa Bongas Kulon
Tabel 12 Sarana Jaringan Listrik Desa Bongas Kulon
Tabel 13 Sarana Sumber Air Bersih Desa Bongas Kulon
v
DAFTAR GAMBAR
vi
PROLOG DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN DESA BONGAS
KULON KECAMATAN SUMBERJAYA DT.II MAJALENGKA
Assalamualaikum Wr.Wb.
Saya Sambut Laporan kegiatan KKn Sisdamas UIN Sunan Gunung
Djati Bandung tahun 201 di desa Bongas Kulon kecamatan Sumberjaya
kabupaten DT.II Majalengka dengan penuh rasa syukur. Sejak dimulainya
terjun kelokasi pada tanggal 1 Agustus sampai dengan 2 September 2017
telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam bentuk pengabdian dan juga
pemberdayaan terhadap masyarakat di desa setempat.
Desa yang sudah memiliki dinamika sosial masyarakat, mobilisasi
yang sudah berkembang. Mahasiswa KKN Sisdamas UIN Sunan Gunung
Djati Bandung sebagai pendatang baru yang mencoba melakukan sebuah
inovasi di pedesaan penuh antusias dari masyarakat setempat, mencoba
menapakan kaki dengan berdadaptasi, menyesuaikan situasi dan budaya
masyarakat melalui berbagai program kegiatan yang di mix bersama dengan
para tokoh masyarakat setempat.
Laporan ini, merupakan tugas akhir dari kegiatan KKn Sisdamas UIN
Sunan Gunung Djati Bandung dalam bentuk pengabdian dan pemberdayaan
terhadap masyarakat di Desa Bongas Kulon yeng terdiri dari 3 blok yaitu,
blok saptu, blok selasa, dan blok rebo yang masing-masing blok memiliki
karakkter yang berbeda sekalipun berada dalam satu desa, sehingga prioritas
kegiatan memiliki warna yang berbeda pula sesuai dengan kondisi blok
masing-masing.
Akhirnya saya berharap laporan ini bisa memberikan sumbangan
untuk menambah wawasan bagi pembaca dan masukan bagi lembaga LP2M
UIN Sunan Gunung Djati bandung sebagi bahan pertimbangan pengambilan
vii
kebijaksanaan berikutnya pasca KKN sisdamas 2017 tentang hakekat
pembangunan bangsa khususnya di Jawa Barat.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Dra.Hj.Siti Sumijaty,M.Si.
viii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kuliah Kerja Nyata adalah salah satu kegiatan tridarma yang
memiliki fungsi ganda dalam proses pengetahuan. Program pengabdian dan
pemberdayaan pada masyarakat ini dapat menjadi media penerapan ilmu
yang diperoleh civitas akademik. Kemudian Program ini dapat mengilhami
mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan prodi
masing-masing yang diaplikasikan kedalam pengabdian dan pemberdayaan
kepada masyarakat. Dengan demikian diharapkan terjadinya kesinambungan
antar pengetahuan dan praktek yang pada sasarannya akan mewujudkan
masyarakat yang peduli akan ilmu pengetahuan.
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan
ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan
paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people centred,
participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1995). Konsep ini
lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)
atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih
lanjut (safety net), yang pemikirannya belakangan ini banyak
dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-konsep
pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep pemberdayaan masyarakat ini
muncul karena adanya kegagalan sekaligus harapan. Kegagalan yang
dimaksud adalah gagalnya model-model pembangunan ekonomi dalam
menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan.
Sedangkan harapan, muncul karena adanya alternatif pembangunan yang
memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, dan pertumbuhan
ekonomi yang memadai. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi
sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan
ix
dan keterbelakanan. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah memampukan
dan memandirikan masyarakat.
Fokus pemberdayaan yang dijadikan program kelompok 113 adalah
menciptakan taman bacaan bagi anak usia dini. Adapun isi dari program ini
adalah melatih anak-anak untuk giat membaca juga mengenalkan bahwa
belajar itu tidak hanya secara formal melainkan secara informal. Kemudian
selain itu untuk menumbuhkan rasa ingin tahu kepada anak dalam
pengetahuan, mengembangkan potensi anak dalam ilmu pengetahuan.
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Kuliah kerja nyata didasarkan pada falsafah pendidikan yang
didasarkan pada undang-undang dasar 1945 dan undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana
belajar dan proses pembelajaran agar pesrta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak muliya,
serta keteramppilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dannegara.
Kuliah kerja nyata merupakan bagian intergral dari kurikulum
pendidikan tinggi.Penetapan ini didasarkan pada amanat presiden Republik
Indonesia pada Februari 1972.Yang menganjurkan dan mendorong setiap
mahasiswa bekerja di desa dalam jangka waktu tertentu untuk tinggal dan
membantu msyarakat pedesaan memecahkan masalah pembangunan
sebagai bagian dari kurikulumnya.
Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (yang selanjutnya disingkat dengan
KKN Mahasiswa) UIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan kegiatan
akademik mahasiswa yang berlangsung melalui tahapan pembelajaran,
penelitian dan pengabdian masyarakat.Lebih jauh, KKN merupakan bagian
dari pembelajaran dengan masyarakat (learning with community) sebagai
bentuk pengamalan IPTEKS yang telah dipelajari oleh para mahasiswa
selama perkuliahan di kampus.
Pelaksanaan KKN dimaksudkan agar mahasiswa belajar membantu
dan mendampingi masyarakat secara profesional sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat, termasuk mengamalkan keilmuan yang telah dipelajari
1
selama proses pembelajaran di kampus sesuai dengan program studi (Prodi)
masing-masing.
Dengan demikian Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan
implementasi dari salah satu amanat , yaitu Pengabdian pada masyarakat
serta implementasi dari ilmu pengetahuan yang di dapat selama berada di
meja kuliah. Karena dimana kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) memiliki
manfaat dan tujuan yang sangat besar bagi kelangsungan kehidupan
masyarakat, sehingga program Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan
mendapatkan pengetahuan serta pengalaman langsung yang di dapat oleh
mahasiswa selama mengikuti proses Kuliah Kerja Nyata (KKN) tersebut.
Tabel 2.1
Sarana Permukiman Desa Bongas Kulon
1 Permanen 313
JUMLAH 1410
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
3
Tabel 2.2
Sarana Pendidikan Desa Bongas Kulon
1 Kelompok Bermain 4
6 Madrasah 3
7 RA 1
8 LPK 2
JUMLAH 17
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
4
Tabel 2.3
Sarana Kesehatan Desa Bongas Kulon
1 Posyandu 5
2 Puskesmas Pembantu 1
3 Apotek 1
4 Praktek Bidan 3
JUMLAH 10
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
Tabel 2.4
Komposisi Penduduk Desa Bongas Kulon menurut Mata Pencaharian
Tahun 2009 – 2013
TAHUN
MATA PENCAHARIAN 2009- 2011- 2013-
KET
2010 2012 2014
PETANI 567 567 829
BURUH TANI 567 567 567
5
TAHUN
MATA PENCAHARIAN 2009- 2011- 2013-
KET
2010 2012 2014
BURUH HARIAN LEPAS 515 515 515
BURUH SWASTA 105 105 105
PNS/TNI/POLRI 24 24 24
PENGRAJIN 5 5 6
MONTIR 20 20 20
DAGANG 314 314 314
PETERNAK/PETERNAKAN 155 155 73
LAIN – LAIN 36 36 36
JUMLAH TOTAL 2308 2308 2489
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
C. Permasalahan
Dari hasil analisis selama KKN berlangsung ternyata banyak sekali
permasalahan yang ada namun permasalahan utama yang ada di Desa
Bongas Kulon adalah permasalahan sampah. Hampir di setiap blok yang
ada di desa tersebut memiliki permasalahan sampah. Masyarakat sendiri
memang mengeluhkan adanya permasalahan tersebut, namun disamping itu
juga permasalahan yang muncul diakibatkan oleh masyarakat itu
sendiri.Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan permasalahan tersebut
muncul dan menjadi fokus utama permasalahan yang ada di Desa Bongas
Kulon yaitu kurang nya kesadaran masyarakat sendiri dalam membuang
sampah, membuang sampah sembarangan menjadi hal yang dianggap biasa
oleh masyarakat tersebut.Mereka beranggapan bahwa mebuang sampah
sembarangan bukan merupakan suatu hal yang salah dan wajar untuk
dilakukan.
6
Tempat yang asal mulanya terdapat banyak sampah, bisa membuat
orang yakin bahwa membuang sampah sembarangan diperbolehkan
ditempat itu.Jadi, warga sekitar tanpa ragu untuk membuang sampahnya di
tempat itu.
Kemudian faktor selanjutnya yaitu kurang nya tempat pembuangan
sampah atau tempat pembuangan sampah akhir.Sehingga masyarakat
kebanyakan membuang sampah langsung ke pinggir-pinggir sungai yang
ada dan setelah lama kemudian sampah menjadi menumpuk dan mencemari
air sungai tersebut.Air sungai yang awalnya sangat jernih saat ini sudah
tercemar oleh tumpukan sampah warga dan akhirnya air dilingkungan
sekitar terasa berasa asin.
Disamping itu juga kurang nya perhatian langsung dari pemerintah
setempat akan pengelolaan sampah, sehingga sampah hanya dibuang begitu
saja. Terdapat salah satu komunitas yang mengelola sampah menjadi bahan
produksi yang berguna namun sampai saat ini sifatnya hanya terbatas,
akibat dari keterbatasan sumber daya yang ada.
D. Fokus Program
Fokus Program yang akan dibahas oleh kelompok 113 bukan pada
permasalahan utama yang ada diatas, namun dari permasalahan utama
masih ada beberapa permasalahan yang lain. Permasalahan yang lain
diantaranya permasalahan rendahnya pendidikan dan kurangnya kesadaran
akan pendidikan sehingga dapat menimbulkan permasalahan baru yaitu
pengangguran.
Kelompok 113 berfokus pada permasalahan pendidikan dimana
program yang akan dilakukan adalah membuat Taman Bacaan. Diharapkan
dengan adanya program tersebut membuat masyarakat menjadi tertarik dan
peduli terhadap pendidikan dan menjadikan Taman Bacaan tersebut
menjadi hal baru yang membuat daya tarik pendidikan meningkat.
7
E. Sasaran dan Target
Sasaran program yang dilakukan adalah masayarakat umum yang ada
di Desa Bongas Kulon, namun khususnya difokuskan pada anak-anak
tingkat dasar karena daya tarik dan apresiasi mereka sangat tinggi dan
masih kuat akan kesadarannya dalam berpendidikan.
Sedangkan target dari program yang dilakukan adalah menyadarkan
masyarakat akan pentingnya membaca dalam rangka memajukan dan
menyadarkan pentingnya berpendidikan.
2. Pengambilan Buku
4. Penyusunan laporan
G. Pendanaan
Pendanaan Rp. 300.000,00 (Dana Awal untuk Biaya Buku + Spanduk)
8
BAB II
METODE PELAKSANAAN KKN SISDAMAS
A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat
1
. J.W. Ife, J.W.Community Development: Creating Community
Alternatives, Vision, Analysis and Practice.(Australia: Longman, 1995)
yang dikutip oleh Ramdani Wahyu
Sururiedkk., Paradigma Dan Siklus KKN SISDAMAS,(Bandung: LP2M
UIN Sunan Gunung DjatiBandung, 2016), hlm. 3
9
sering kali untuk mewujudkan kecenderungan primer harus melalui
kecenderungan sekunder terlebih dahulu.2
Beberapa pandangan tentang pemberdayaan masyarakat
,antaralain sebagai berikut :3
1. Struktural, pemberdayaan merupakan upaya
pembebasan,transforma sistruktural secara fundamental, dan
eliminasistruktural atau sistem yang operesif.
2. Pluralis, pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan daya
sesorang atau sekelompok orang untuk dapat bersaing dengan
kelompok lain dalamsuatu’ruleof thegame’tertentu.
3. Elitis,pemberdayaan sebagai upaya mempengaruhi
elit,membentuk aliniasi dengan elit-eli ttersebut,serta berusaha
melakukan perubahan terhadap praktek-praktek dan struktur
yang elitis.
4. Post-Strukturalis, pemberdayaan merupakan upaya mengubah
diskursus serta menghargai subyektivitas dalam pemahaman
realitas sosial.
2
. Ramdani Wahyu Sururi. Panduan KKN SISDAMAS.hlm 5
3
. J.W. Ife, J.W.Community Development: Creating Community Alternatives,
Vision, Analysis and Practice.(Australia: Longman, 1995) yang dikutip oleh Ramdani
Wahyu Sururiedkk., Paradigma Dan Siklus KKN SISDAMAS,(Bandung: LP2M UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, 2016),.hlm 59
10
paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “peoplecentred,
participatory, empowering, andsustainable” (Chambers,1995). Konsep ini
lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar(basic
needs)atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan
lebih lanjut(safety net), yang pemikirannya belakangan ini banyak
dikembangkan sebagaiupaya mencari alternative terhadapkonsep-konsep
pertumbuhan dimasa yang lalu.Konsep ini berkembang dari upaya banyak
ahli dan praktisi untuk mencari apa yang antara lain oleh Friedman
(1992)disebut sebagai alternative development, yang
menghendaki‘inclusive democracy, appropriateeconomic growth,
genderequality and intergenerationalequaty”.4
Konsep pemberdayaan masyarakat ini muncul karena adanya
kegagalan sekaligus harapan. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya
model-model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah
kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan. Sedangkan
harapan,muncul karena adanya alternative pembangunan yang
memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender,dan pertumbuhan
ekonomi yang memadai. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya
untuk meningkatkan harkatdan martabat lapisan masyarakatyang dalam
kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakanan.Dengan katalain, pemberdayaan adalah
memampukan dan memandirikan masyarakat.
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga
sisi,yaitu :
pertama, menciptakan suasanaatau iklimyang memungkinkan
potensimasyarakat berkembang (enabling).Disini titik tolaknya adalah
pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi
4
. Ginanjar K.,“PembangunanSosialdan Pemberdayaan: Teori, Kebijaksanaan, dan
Penerapan”, 1997:55
11
yang dapat dikembangkan.Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali
tanpadaya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah
upaya untuk membangun daya itu,dengan mendorong, memotivasikan, dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya
untuk mengembangkannya.5
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
(empowering).Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif,
selaindari hanya menciptakan iklim dan suasana.Perkuatan ini meliputi
langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan
(input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities)
yang akan membua tmasyarakat menjadi berdaya. Dalam rangka
pemberdayaan ini,upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf
pendidikan,danderajat kesehatan,serta akseske dalamsumber-sumber
kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja,
dan pasar. Masukan berupa pemberdayaan ini menyangkut pembangunan
prasarana dansarana dasar fisik, seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial
seperti sekolah danfasilitas pelayanan kesehatan, yangdapat dijangkau oleh
masyarakat padalapisan paling bawah, serta ketersediaan lembaga-
lembaga pendanaan, pelatihan,dan pemasaran diperdesaan, dimana
terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat kurang. Untuk itu,
perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya,karena
program-program umum yang berlaku tidak selalu dapat menyentuh
lapisan masyarakat ini. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan
individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan
nilai-nilai budaya modern,seperti kerja keras,hemat, keterbukaan, dan
kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaa
nini.Demikian pula pembaharuan institusi-institusi sosial dan
pengintegrasiannya kedalam kegiatan pembangunan serta peranan
5
. Ramdani Wahyu Sururi. Panduan KKN SISDAMAS.hlm 5
12
masyarakatdi dalamnya.Yang terpenting disini adalah peningkatan
partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut
diri danmasyarakatnya.Olehkarena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat
kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi.
Friedman(1992) menyatakan“The empowermentapproach, which is
fundamental to analtenative development, placesthe emphasis anautonomy
in the decesionmarkingofterritorially organized communities,l ocalself-
reliance(butnot autachy), direct (participatory) democracy,
andexperiential social learning”.6
Ketiga,memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam
proses pemberdayaan, harus dicegah yang lema hmenjadi bertambah
lemah,oleh karena kekurangan keberdayaan dalam menghadapi yang
kuat.Oleh karenaitu, perlindungan dan pemihakan kepadayang lemah amat
mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat.Melindungi
tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru
akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah.Melindungi
harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang
tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan
masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada
berbagai program pemberian(charity). Karena,pada dasarnya setiap apa
yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat
dipertikarkan dengan pihak lain). Dengan demikiantujuan akhirnya adalah
memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan
untuk memajukan diri kearahkehidupanyang lebih baik secara
berkesinambungan.7
Tujuan dari KKN SISDAMAS ini adalah untuk menerapkan atau
memanfaatkan ipteks secara multidispliner bagi kepentingan masyarakat,
6
. Ramdani Wahyu Sururi. Panduan KKN SISDAMAS.hlm 5-6
7
.ibid.hlm.6
13
meningkatkan interaksi, pemahaman dan kepedulian mahasiswa dari
berbagai prodi dalam memberdayakan masyarakat, Menerapkan beragam
keterampilan memecahkan masalah berbasis kompetesi prodi, terpadu,
interdispliner yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat,
mendorong mahasiswa peserta KKN untuyk berperan menjadi
Fasilitatoruntuk masyarakat dan Membantu Penyelenggaraan program
pemerintah dalam bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan pembangunan.8
8
.ibid,hlm.7
14
B. Tahapan Pelaksanaan KKN SISDAMAS
15
anatar masyarakat dan peserta KKN dan mengetahui masalah yang ada di
Desa Bongas Kulon.
Sosialisasi Masyarakat dan Rembug Warga Desa Bongas Kulon
Kabupaten Majalengka diikuti oleh peserta KKN, pemerintah setempat serta
masyarakat.Antusias masyarakat ketika sosialisasi awal sangat baik.Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya ide-ide dan gagasan yang disampaikan
pemerintah setempat serta masyarakat.Penanggulangan Sampah menjadi
masalah pertama yang disampaikan oleh pemerintah setempat dan
masyarakat.Namun selain itu, terdapat masalah lainnya seperti keinginan
untuk meningkatkan minat baca, memotivasi anak dan remaja bahwa
pendidikan itu sangat penting, mengantisipasi kenakalan remaja, serta
terorganisirnya organisasi kepemudaan.
2. Refleksi Sosial
16
analisis kritis terhadap permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat untuk
membuka mekanisme-mekanisme yang selama ini tidak tergali dan
tersembunyi didalamnya. Analisa terhadappermasalahan sosial artinya
menelaah kembali sebab akibat dari permasahalan social yang dihadapi,
hingga akar paling dalam yang menjadi suatu sebab dan menjadi akibat suatu
permasalahan sosial yang kemudian dihubungkan dengan kerangka yang
logis.
3. Pemetaan Sosial
17
Tabel.1. Pemetaan sosial kebutuhan
NO Kebutuhan Vol Frekuensi Lokasi
1 Harus adanya Seluruh Blok
tempat sampah di Selasa dan Blok
setiap RT Rabu
2 Adanya sistem Seluruh Blok selas
pengelolaan sampah dan Blok Rabu
yang terintegrasi
3 Perlunya tenaga Mushola Al-
Pengajar Mengaji di Amanah, Mushola
Mushola Al-Furqon
4 Perlunya sesepuh ( Desa Bongas
yang diunggulkan ) Kulon
18
pendidikan
5 Kurangnya Oranisasi
koordiansi organisasi kepemudaan di
kepemudaan Blok Selasa dan
Blok Rabu
6 Tidak adanya sesepuh Blok Selasa dan
yang disepuhkan, Blok Rabu
sehingga banyak
terjadi integrasi sosial
7 Menaiknya biaya Blok Selasa dan
pajak Rabu
8 Tingginya tingkat Blok Selasa dan
pengangguran Rabu
9 Biaya masuk dunia Bln Blok
Kerja tinggi ( pabrik) Selasa dan Blok
Rabu
10 Kurangnya sarana Blok Selasa dan
Olahraga Blok Rabu
19
3 Banyaknya Blok Rabu
Kerajian Olahan
Kayu
4 Adanya Mushola Blok Selasa dan
sebagai tempat Blok Rabu
pengajian anak
5 Adanya kerajinan Blok Selasa dan
makanan olahan blok Rabu
tangan ( peyek
kacang Kedelai
dan Opak 0
4. Pengorganisasian Masyarakat
20
5. Perencanaan Partisipatif
21
Sebenarnya siklus ini merupakan siklus lanjutan dari pemetaan sosial akan
tetapi pelaksanaanya setelah pengorganisasian masyarakat dan
pengembangan progja. Kegiatan ini dilakuakn belakangan karena melihat
kondisi organisasi masyarakat yang harus mengambil suaru keputusan
mengenai program untuk penanggulangan masalah sosial serta
pengembangan potensi yang ada.Hal tersebut harus didasarkan pada asan
kemauan suatu organisasi masyarakat.
6. Sinergi Program
22
merupakan sinergi program kelompok, karena sesungguhnya memakmurkan
mushola adalah tugas utama bagi peserta KKN Sisdamas.Kemudian peserta
KKN Sisdamas juga mencoba untuk menanggulangi permasalahan sampah
kertas dengan membentuknya kedalam seni kerajinan tangan. Dalam sinergi
program ini kami bekerjasama dengan pemerintah setempat dan masyarakat
demi kelancaran program kerja.
7. Pelaksanaan Program
23
Gambar 4 ;kegiatan anak membaca
Taman bacaan dimulai pada saat siang hingga sore hari karena pada
saat itu merupakan titik anak berkumpul.Kami mengajak anak untuk
membaca buku-buku yang telah disediakan oleh mahasiwa.Adapun buku-
buku tersebut bertemakan buku cerita pendek.
8. Monitoring Evaluasi
24
9. Pamitan dan Penutupan KKN
25
BAB III
KONDISI WILAYAH DESA
A. Monografi Desa
26
permukaan laut (mdpl). Adapun batas-batas wilayah Desa Bongas Kulon
Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka adalah sebagai berikut,
sebagaimana disajikan pada Gambar 2.1 berikut ini :
a. Sebelah Utara : Desa Pancaksuji Kecamatan Sumberjaya
b. Sebelah Timur : Desa Bongas Wetan Kecamatan
Sumberjaya
c. Sebelah Selatan : Desa Sumberjaya Kecamatan
Sumberjaya
d. Sebelah Barat : Desa Majasuka KecamatanPalasah
Desa Bongas
Kulon
27
Gambar 9 : Wilayah Kecamatan Sumberjaya
28
Adapun Luas wilayah Desa Bongas Kulon240,808 Ha. Yang terdiri dari :
a. Lahan Pertanian : 165,338 Ha
b. Permukiman : 72,20 Ha
c. Tanah Pekuburan : 1,40 Ha
d. Tanah Lapang : 1,00 Ha
e. Lahan Kantor Pemerintahan : 0,87 Ha
Terkait dengan administrasi Pemerintahan, wilayah Desa Bongas Kulon
terbagi ke dalam wilayah RT/RW maupun Dusun/Blok. Berikut pembagian
wilayah administratif Pemerintahan :
Tabel 4
Wilayah Administratif Desa Bongas Kulon
29
Desa atau Kuwu. Dengan begitu maka dibawah ini tercantum nama-nama
kuwu yang pernah memimpin Desa Bongas Kulon.
Berikut kurun waktunya sebagai berikut:
1. Bapak Kuwu Elang Surya
2. Bapak Kuwu Awing sampai dengan Tahun 1965
3. Bapak Kuwu Jaenah Tahun 1966 – 1975
4. Bapak Kuwu Junaedi Tahun 1975 – 1983
Terjadilah peristiwa pemekaran Desa Bongas Kulon, yaitu pada tahun 1983
menjadi dua Desa, yaitu :
1. Desa Bongas (lama)
2. Desa Bongas Kulon (baru)
a. Bapak Kuwu Oman Sugiman 1983 – 1993 (Pemekaran
Desa Bongas)
b. Bapak Kuwu Oca Sucipto Tahun 1993 – 2001
c. Bapak Kuwu Oca Sucipto Tahun 2001 – 2003 (Meninggal)
d. Pjs Bapak Dadang Sudarman Tahun2003
e. Pjs Bapak Tarsidi Tahun 2003
f. Bapak Kuwu Ujang Mulya RusmawiTahun 2004 – 2013
g. Bapak Kuwu Abdul Jaelani Tahun 2014 – 2019
Demikian sejarah singkat yang terjadi di Desa Bongas Kulon
Kecamatan Sumberjaya puluhan tahun yang lalu.Dengan beberapa kali
berganti Kuwu, dan sempat pemekaran desa menjadi desa tetangga, Desa
Bongas Kulon masih dianggap desa Induk dari Kecamatan Sumberjaya.
30
3. Demografi Desa
Tabel 5
Perkembangan Jumlah Penduduk Desa Bongas Kulon
2011-2012,
5695
31
Gambar 11 : Tingkat Perkembangan Penduduk
Tabel 7
Jumlah Penduduk Per RW/RT
RW 01 RW 02 RW 03 RW 05
Perempuan 672 390 709 245
Laki - Laki 608 426 728 230
Kepala Keluarga 378 249 368 164
32
Komposisi Penduduk Desa Bongas Kulon menurut Mata Pencaharian Tahun
2009-2013
TAHUN
MATA PENCAHARIAN 2009- 2011- 2013-
KETERANGAN
2010 2012 2014
PETANI 567 567 829
BURUH TANI 567 567 567
BURUH HARIAN LEPAS 515 515 515
BURUH SWASTA 105 105 105
PNS/TNI/POLRI 24 24 24
PENGRAJIN 5 5 6
MONTIR 20 20 20
DAGANG 314 314 314
PETERNAK/PETERNAKAN 155 155 73
LAIN – LAIN 36 36 36
JUMLAH TOTAL 2308 2308 2489
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
Tabel 9
Jumlah Penduduk Desa Bongas Kulon menurut Kelompok Umur Tahun
2009 – 2013.
TAHUN
KELOMPOK UMUR 2009- 2011- 2013-
Keterangan
2010 2012 2014
0–5 Tahun 457 198 253
6 – 10 Tahun 627 625 465
11 – 15 Tahun 662 651 637
33
TAHUN
KELOMPOK UMUR 2009- 2011- 2013-
Keterangan
2010 2012 2014
16 – 50 Tahun 1753 1775 1732
51 – 58 Tahun 1666 1532 341
59 – 80 Tahun 484 914 580
JUMLAH TOTAL 5678 5695 4008
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
Tabel 10
Komposisi Penduduk Desa Bongas Kulon menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2009-2013.
TAHUN
TINGKAT
2009- 2011- 2013-
PENDIDIKAN Keterangan
2010 2012 2014
BELUM SEKOLAH 6999 523
TIDAK SEKOLAH 23 136
TIDAK TAMAT SD 455 2124 108
TAMAT SD 589 1767 385
TAMAT
316 422 172
SMP/SEDERAJAT
TAMAT
182 302 302
SMA/SEDERAJAT
DIPLOMA 94 63 63
SARJANA 2 19 19
JUMLAH TOTAL 8637 5273 1708
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
4. Keadaan Sosial (Aspek Sosial)
34
Kondisi Sosial kemasyarakatan di Desa Bongas Kulon beragama
Islam dan bersuku Sunda.Kehidupan sehari – hari pun berlandaskan
kebersamaan dan kekeluargaan, tiap tahunnya selalu dilaksanakan kegiatan
Keagamaan untuk memperingati hari – hari besar Umat Islam.Sehingga
budaya Religius sangat kental dilingkungan Desa Bongas Kulon.
Tabel 11
Agama Mayoritas Penduduk Desa Bongas Kulon
PEREMPUA
AGAMA LAKI-LAKI
N
ISLAM 1992 2016
KRISTEN - -
KATHOLIK - -
HINDU - -
BUDHA - -
KHONGHUCU - -
KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN - -
YME
ALIRAN KEPRCAYAAN - -
JUMLAH 1992 2016
Sumber : Data arsip Desa 2013
Tabel 12
Sarana Peribadatan Desa Bongas Kulon
Sarana Ibadah Jumlah
Jumlah Mesjid 2 Buah
Jumlah Langgar/Mushola 13 Buah
Jumlah Gereja Kristen Protestan -
Jumlah Gereja Katolik -
Jumlah Wihara -
Jumlah Pura -
35
Sarana Ibadah Jumlah
Jumlah Klenteng -
Sumber : Data arsip Desa 2013
Kondisi Sosial kebersamaan dan kekeluargaan di desa Bongas Kulon,
menumbuh kembangkan rasa kepedulian terhadap kebutuhan sekitar berupa
sarana dan prasarana penunjang kehidupan sehari harinya. Berikut beberapa
kondisi sarana dan prasarana yang ada di desa Bongas Kulon :
Tabel 13
Sarana Permukiman Desa Bongas Kulon
1 Permanen 313
2 Semi Permanen 689
3 Layak Huni 284
4 Tidak Layak Huni 124
JUMLAH 1410
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
Tabel 14
Sarana Pendidikan Desa Bongas Kulon
1 Kelompok Bermain 4
36
NO SARANA PENDIDIKAN JUMLAH KETERANGAN
6 Madrasah 3
7 RA 1
8 LPK 2
JUMLAH 17
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
Tabel 15
Sarana Kesehatan Desa Bongas Kulon
1 Posyandu 5
2 Puskesmas Pembantu 1
3 Apotek 1
4 Praktek Bidan 3
JUMLAH 10
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
Tabel 16
Sarana Jaringan Listrik Desa Bongas Kulon
PELANGGAN JARINGAN
NO JUMLAH KETERANGAN
LISTRIK
1 LISTRIK 1289
2 BELUM 89
JUMLAH 1378
37
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
Tabel 17
Sarana Sumber Air Bersih Desa Bongas Kulon
JUMLAH
NO SUMBER AIR BERSIH KETERANGAN
KK
3 Sungai 1
JUMLAH 987
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
5. Keadaan Ekonomi (Aspek Ekonomi)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkembangan
perekonomian suatu daerah dapat diukur dengan perkembangan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah berdasarkan pada Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).
PDRB Perkapita Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per
kapita merupakansalah satu indikator makro ekonomi regional untuk melihat
perkembangan perekonomian dan tingkat kesejahteraan masyarakat pada
suatu wilayah.
Melihat pada Tabel 10 (Komposisi Penduduk Desa Bongas Kulon menurut
Mata Pencaharian) terlihat mayoritas penduduk Desa Bongas Kulon sebagai
Buruh.Sehingga perkembangan ekonomi yang terjadi masih sangat lambat
dan cenderung menurun.Hal tersebut dikarenakan potensi ekonomi sekitar
wilayah kurang mendukung dengan wilayah yang merupakan daerah
pertanian.Namun 1 tahun kebelakang perkembangan ekonomi cenderung
meningkat sehubungan adanya Industri Rumahan yang kreatif, sehingga
38
warga mampu mengembangkan ekonomi keluarga dari Home Industri
tersebut.
Tabel 18
Potensi Sarana Ekonomi Desa Bongas Kulon
NO SARANA EKONOMI JUMLAH KETERANGAN
1 Bank 3
2 Pabrik Rokok 1
3 Pabrik Tekstil 1
4 Pemotongan Kayu 2
5 Home Industri 6
6 Gilingan padi 5
7 Pasar Malam 1
8 Pasar Pagi 1
Lembaga Unit Pengelola LKM Karya
9 1
Keuangan Amanah
JUMLAH 21
Sumber : Data PNPM MP 2010-2011 dan Data arsip Desa 2013
6. Kondisi Pemerintahan Desa
39
a. Jumlah Penduduk Laki – laki ( Jiwa ) 21 RT
b. Jumlah Penduduk Perempuan ( Jiwa ) 04 RW
10. Jumlah Kepala Keluarga (KK) 04
11. Luas Wilayah 4008 Orang
12. Tingkat Perkembangan Desa 1992 Orang
( Pilih salah satu sesuai dengan klasifikasi Desa ) 2016 Orang
a. Swadaya 1159 KK
b. Swakarya 240.808 Ha
c. Swasembada
Swadaya
40
007011026)
Rp.
96.850.000,-
Rp.
1. Anggaran Keuangan Desa :
277.344.000
a. Pendapatan Asli Desa (APBN)
b. Bantuan Dari Pusat/APBN/Luar Negeri (sebutkan
nama kegiatan dan jumlah bantuan)
Rp.
c. Bantuan dari Propinsi ( sebutkan Nama kegiatan
115.000.000
dan jumlah bantuan )
(Infrasturktu
d. Bantuan dari Kabupaten / Kota ( Sebutkan nama
Kegiatan dan Jumlah Bantuan ) r dan Kinerja
Pemerintah
Rp.
41
137.650.000,
-
2. Aset Desa
a. Kantor Ada
5,725 Km
1. Data Sarana Infrastruktur Perdesaan
1,2
a. Sarana Jalan
2.5 Km
- Desa
- Kabupaten Kondisi
- Propinsi Rusak
b. Bangunan Irigasi 2 (1 Dalam
- JIDES Kondisi
- Bendungan Rusak)
c. Sarana Ekonomi
2 (Pasar
- Pasar
Pagi dan
Pasar
Malam)
42
d. Sarana Sosial / Budaya
- Balai Desa 1
- Poskamling 20
- Balai Kampung 2
43
STRUKTUR ORGANISASI
PEMERINTAH DESA BONGAS KULON
44
dan jarang untuk mengoperasikan komputer, serta masyarakat diberikan
pemahaman mengenai pentingnya teknologi dan harus ikut serta dalam
kemajuan teknologi yang dibarengi dengan pengetahuan agama islam.
Kondisi pendidikan anak-anak usia dini di Desa BongasKulon kurang dari
harapan. Masih banyak anak-anak usia dini yang belum sekolah dan orang
tua serta masyarakat mereka juga kurang memiliki pemikiran bahwa
pendidikan itu penting. Selain itu dilihat dari cara mereka berpakaian
kesekolah. Masihbanyak ditemukan murid yang tidak berpakaian rapih dan
bahkan ada murid yang berani mengecat rambutya.Waktu mereka berangkat
kesekolah juga masih belum tepat waktu. Masih ada murid yang datang
kesekolah lebih dari jam 07.30 WIB.
Pengetahuan mereka dalam teknologi masih kurang dari harapan, pengenalan
siswa terhadap komputer masih rendah.Pada tahap awal sebelum dilakukan
pelatihan, anak-anak mengatakan bahwa komputer digunakan untuk
mengetik, alasannya mereka sering melihat komputer digunakan hanya untuk
mengetik saja.keterbatasan mereka dalam dunia teknologi karena kurang
pemahaman dan masih minimnya fasilitas komputer di sekolah dan sebagian
besar masih sedikit yang memiliki komputer di lingkungan mereka, bahkan
sebagian anak-anak belum pernah melihat dan menyentuh komputer secara
nyata.
Faktor ekonomi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan anak-anak terhadap
ekonomi.Dikarenakan keadaan ekonomi yang masih tergolong dibawah rata-
rata menyebabkan warga Desa BongasKulon serta masyarakat menganggap
teknologi sebagai kebutuhan tersier.Tidak seperti masyarakat di perkotaan
yang sudah menganggap teknologi sebagai kebutuhan primer yang
keberadaannya selalu berkaitan dengan kegiatan sehari-hari.
45
BAB IV
1) Strength ( kekuatan )
46
a) Pertanian
Jika diteliti dari segi keagamaan, Desa bongas Kulon adalah salah
satu desa yang mengalami perubahan sosial.Semua elemen keagaman
terdapat di desa Bongas Kulon, tetapi meskipun begitu mereka tetap toleransi
dalam hidup secara berdampingan.
c) Infrastruktur
d) Pelayanan Desa
47
e) Kerajinan
48
2. Danil Kardia (1147050036), Jurusan Teknik Informasi Fakultas
Sains dan Teknologi mengusung programnya yang berjudul:
“Sosialisasi Perkembangan Teknologi dalam Konteks KeIslaman di
Masyarakat dan SDN Bongas Kulon III”.
3. Dea Ulfah Fusfitasari (1142040026), Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris Fakultas Tarbiyah dan Keguruan mengusung programnya
yang berjudul:“Penerapan Motode Pembelajaran Bahasa Inggris
yang Mudah dan Menyenangkan Bagi Siswa Sekolah Dasar di
Bongas Kulon”.
4. Devi Ratnasari (1142080016), Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan mengusung programnya yang berjudul:
“Bahaya Zat Adiktif bagi Kesehatan dan Pengolahan Limbah
Kertas menjadi Kerajian”
5. Dewi Novia Liestiawaty (1145010033), Jurusan Sejarah dan
Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora mengusung
programnya yang berjudul: “Iplementasi Nadzoman dan Pupujian
pada Pengajian Anak di Mushala Al-Amanah Desa Bpngas Kulon”.
6. Dini Irmadani (1145010036), Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam
Fakultas Adab dan Humaniora mengusung programnya yang
berjudul: Iplementasi Nadzoman pada Pengajian Anak di Mushala
Al-Amanah Desa Bpngas Kulon”.
7. Fazri Al-givari (1143040025), Jurusan Perbandingan Mazhab dan
Hukum Fakultas Syariah dan Hukum mengusung programnya yang
berjudul: “Problematika Penegakan Hukum Fiqih”.
8. Joko Pratama (1143050077), Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah
dan Hukum mengusung programnya yang berjudul: “Problema
Penegakan Hukum dalam kasus Tindak Pidana Pencurian di Desa
49
Bongas Kulon dan Materi Pendidikan Kewarganegaraan terhadap
sekolah dasar”.
9. Lusi Anissa Septiani (1148020179), Jurusan Managemen Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik mengusung programnya yang
berjudul: “Optimalisasi Manfaat Sampah menjadi Rupiah serta
Potensi Peningkatan Asset melalui Kontinuitas Pasar Senggol”.
10. Mohammad Robby Rodhiya (1148010182), Jurusan Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik mengusung
programnya yang berjudul: “Sosialisasi Pendidikan
Kewarganegaraan serta Tata Kelola Pemerintahan Desa yyang
Baik (Good Governance) secara Reguler dan Berkelanjutan dalam
Bidang Ilmu Politik dan Administrasi Public di Desa Bongas Kulon
dan SMPN 3 Sumberjaya”.
11. Sri Erna Nur Komalasari (1148020286), Jurusan Managemen
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik mengusung programnya yang
berjudul: “Optimalisasi Potensi Peningkatan Asset Desa melalui
Pasar Senggol”.
12. Surti Sulastiah (1142090082), Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakukts Tarbiyah dan Keguruan mengusung programnya
yang berjudul: “Penggunaan metode pembelajaran bervariasi
terhadap siswa di desa Bongaskulon”.
13. Wisnu Bayu Aji (1143040074), Jurusan Perbandingan Mazhab dan
Hukum Fakultas Syariah dan Hukum mengusung programnya yang
berjudul: “Problematika Penegakan Hukum Fiqih”.
50
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
Dalam pelaksanaan program kerja Mahasiswa KKN di Desa
Bongaskulon, banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik materi,
moril, maupun tenaga sehingga program kerja yang telah disetujui pada saat
Lokakarya Desa dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan batas waktu
pelaksanaan yang telah ditentukan.
Adapun faktor - faktor pendukung selama melaksanakan program
kerja dilokasi KKN dari masing- masing bidang program taman bacaan usia
dini adalah:
a. Bidang Pendidikan : Membentuk Pendidikan Anak Usia Dini dan
Sekolah dasar serta SMP.
b. Antusias masyarakat Desa Mayayap khususnya sub Desa
Bongaskulon yang besar dalam menerima dibentuknya taman bacaan
usia dini.
c. Tersedianya material dan bantuan dari masyarakat untuk membuat
fasilitas taman bacaan usia dini.
d. Adanya dukungan dari Pemerintah Desa dalam pelaksanaan program
taman bacaan usia dini.
51
Selain itu, peran dosen pembimbing sangat membantu kelancaran
program kerja mahasiswa.Dosen pembimbing yang datang untuk
memonitoring dan mengevaluasi penyusunan dan pelaksanaan program kerja
mahasiswa KKN banyak mengarahkan dalam mengatasi kekeliruan yang
dilakukan. Dosen pembimbing banyak memberikan arahan-arahan kepada
mahasiswa, usulan-usulan dan nasehat-nasehat, serta solusi yang terbaik bagi
permasalahan yang dialami selama melaksanakan program kegiatan KKN.
Pemuda dan remaja Desa BongasKulon juga merupakan faktor
pendukung eksternal selama mahasiswa KKN berada dilokasi mereka ikut
serta dalam setiap program kerja yang dilaksanakan mahasiswa KKN desa
BongasKulon untuk berdiskusi dan membantu mencarikan solusi jika ada
masalah yang dihadapi di lingkungan masyarakat. Selain itu, mereka juga
selalu mengharapkan partisipasi dari mahasiswa KKN
dalam membangkitkan semangat kepada pemuda-pemuda
dalam memberdayakan masyarakat desa BongasKulon ke depan.
Dari faktor - faktor tersebut di atas, salah satu hal yang penting yang
juga sangat menunjang dan membantu terlaksananya setiap kegiatan yang
telah disepakati bersama yaitu adanya kerja sama yang baik antar mahasiswa
dalam satu posko pada khususnya dan antar seluruh mahasiswa peserta KKN
di Kecamatan Bualemo, Kabupaten Banggai pada umumnya. Seiring
berjalannya waktu, tuntutan tugas dan tanggung jawab, kepentingan yang
sama, serta rasa tanggung jawab yang tinggi dari setiap mahasiswa KKN
maka dapat terjalin rasa persaudaraan dan kerja sama antar sesama peserta
KKN tanpa memandang perbedaan latar belakang disiplin ilmu yang
berbeda-beda. Peran koordinator kecamatan dan koordinator desa sangat
mendukung, karena banyak memberikan informasi-informasi penting dan
juga pengarahan.
52
2. Faktor Penghambat
53
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Bagi peserta KKN harus lebih aktif dan mengerti tentang apa saja
yang seharusnya menjadi garapan-garapan, khususnya yang berkenaan
54
dengan latar belakang universitas sehingga dapat sesuai dengan kegiatan
yang akan di lakukan.
55
DAFTAR PUSTAKA
J.W. Ife, J.W.Community Development: Creating Community Alternatives,
Vision, Analysis and Practice.(Australia: Longman, 1995) yang
dikutip oleh Ramdani Wahyu
Sururiedkk., Paradigma Dan Siklus KKN SISDAMAS,(Bandung:
LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2016)
56
BIODATA PENYUSUN
57
NAMA : JOKO PRATAMA
NIM : 1143050077
JURUSAN : ILMU HUKUM
ALAMAT : KOPO SAYATI
KONTAK : 089.670.111.186
ANGKATAN : 2014
“JANGAN MENYERAH”
58
Nama : Devi Ratnasari
NIM : 1142080016
Jurusan : Pendidikan Kimia
Alamat : Karawang
Angkatan : 2014
59
Nama : Fazri Alghifari
NIM : 1143040025
Jurusan : Perbandingan
Madhab dan Hukum
Alamat : Banten
Angkatan : 2014
60
Nama : Dani Purnama
NIM : 1143050034
Jurusan : Teknik Informatika
Alamat : Ciamis
Angkatan : 2014
61
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
62
Siklus 2: Pemetaan Sosial dan Pengorganisasian Masyarakat
63
Siklus 3: Perencanaan Partisipatif dan Sinergi Program
64
Lapak Taman Bacaan
65
Buku-buku yang tersedia di Taman Baca
66
Foto bersama Guru-guru SDN Bongas Kulon III
67
68