Anda di halaman 1dari 329

TorehanKecil

Sebuah Karya Pengabdian di CibatokSatu

EDITOR
Dr.Alimin., M.Ag

TIM PENULIS
Cut Annisa Tamara, dkk
TIM PENYUSUN

Torehan Kecil: Sebuah Karya Pengabdian di Cibatok Satu

Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-


PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2019
kelompok 024 Desa Cibatok Satu, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor

©SAHWAHITA_KelompokKKN024
Tim Penyusun
Editor Dr. Alimin, M.Ag
Penulis Utama Cut Annisa Tamara
Penyunting Muhammad Syarif, SH.I
Penata Letak Redja Alyusfin
Design Cover M. Irsyad Rachman
Pemeriksa Teknis Penulisan Alifia Mas‟ud, Rahma Putri Cesar R, Nur Safitri Wihastin
Pemeriksa Kesesuaian Isi Imam Haidar Hasyim,Dhika Damayanti, Almira MeyTheda
Penyedia Bahan Pustaka Imam Taufiq Ponco U,Nia Fitri Kurniawati, d a n
Gambar Siti Fadilah, Akbar Fadila, Laras Narpaduita P
Kontributor Fitrianah, Cica Nurtia, Qotrunnada Salsabila, Bayu Pradhana
R,Encep Dudin Saepudin.

Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian


kepada Masyarakat (PPM)-LP2M UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan KelompokKKN
SAHWAHITA 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada


Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor 024 di Desa Cibatok
Satu yang berjudul: Torehan Kecil: Sebuah Karya Pengabdian di Cibatok Satu
telah diperiksa dan disahkan sesuai dengan panduan yang berlaku pada
tanggal 30 Desember 2019.

Dosen Pembimbing

Dr. Alimin, M.Ag


NIP. 196908252000031001

Menyetujui,
Pjs. Koord. Program KKN-PpMM

Dr. Eva Nugraha, M.A


NIP. 197102171998031002

Mengetahui,
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat
(PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Kamarusdiana, M.H


NIP. 197202241998031003

iii
“It‟s fine to celebrate success but it is more

important to heed the lessons of failure”

-Bill Gates-

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan


kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang telah memberikan nikmat dan
rahmat-Nya sehingga kami, kelompok KKN SAHWAHITA – 024 2019,
dapat menyelesaikan buku laporan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
yang dilaksanakan di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallah „Alayhi wa Sallam, serta
kepada keluarganya, para sahabat, dan para pengikutnya.

Buku laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan


yang telah dilaksanakan selama satu bulan oleh kelompok KKN
SAHWAHITA– 024, terhitung mulai tanggal 23 Juli 2019 - 23 Agustus
2019. Laporan kegiatan ini kami susun dan sampaikan dalam bentuk buku
yang berjudul “Torehan Kecil: Sebuah Karya Pengabdian di Cibatok 1”.

Penyusunan buku laporan KKN ini dapat penulis selesaikan dengan


baik karena ada dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa
moral maupun material. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
melakukan penulisan buku laporan hasil kegiatan pelaksanaan KKN ini, di
antaranya:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A, selaku
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada anggota kelompok KKN
SAHWAHITA 024 untuk dapat melakukan pengabdian di Desa
Cibatok Satu.
2. Bapak Dr. Kamarusdiana, M.H., selaku Kepala PPM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan pembekalan demi
terselenggaranya pelaksanaan KKN yang dilaksanakan oleh setiap
peserta KKN-PpMM 2019.
3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag., selaku Koordinator Program KKN
PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

v
4. pengarahan kepada setiap peserta KKN-PpMM 2019 terkait
penyusunan buku laporan kegiatan KKN.
5. Bapak Dr. Alimin, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing KKN
SAHWAHITA 2019 yang telah membimbing kami dan telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan
petunjuk dan pengarahan kepada kami selama pelaksanaan KKN.
6. Bapak Muhammad Syarif, SH.I., selaku dosen pembimbing kedua KKN
SAHWAHITA 2019 yang sekaligus salah satu staff di PPM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, serta
pikirannya untuk menggantikan dosen pembimbing pertama ketika
beliau tidak dapat membimbing kami. Ini bukti bahwa PPM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tidak pernah lepas tangan sepenuhnya kepada
DPL, namun tetap bertanggung jawab dalam membimbing peserta KKN
dikala ada kendala.
7. Bapak Deni Romadon selaku Kepala Desa Cibatok Satu beserta seluruh
perangkat desa yang telah menerima, memberikan izin, dan membantu
untuk melaksanakan kegiatan KKN ini.
8. Bapak Asep Irsfansyah selaku Ketua RT 001/001 dan keluarga yang telah
membantu melancarkan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang
dilaksanakan oleh kelompok KKN SAHWAHITA 2019.
9. Saudara Restu Anugrah selaku Koordinator kami dan juga salah satu
staff Desa Cibatok Satu yang telah memperlancar Kuliah Kerja Nyata
kelompok KKN SAHWAHITA 2019 yang dilaksanakan di Desa Cibatok
Satu.
10. Kelompok Pemuda Generasi Baru (GB) 17 RT 001/001 yang telah
berkenan bekerja sama dengan kelompok KKN SAHWAHITA 2019
dalam melaksanakan program kegiatan selama KKN di Desa Cibatok
Satu.
11. Ibu Hj. Yenny selaku tokoh masyarakat dan sesepuh Desa Cibatok Satu
yang telah berkenan menjadi Ibu asuh kami dan membimbing kami
selama satu bulan KKN.
12. Masyarakat Desa Cibatok Satu yang telah menerima kehadiran kami
dengan baik.
13. Para pihak yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan-kegiatan
KKN SAHWAHITA 2019 dalam bentuk uang maupun fisik.

vi
14. Orang tua dan keluarga kami, atas cinta dan kasih sayang, serta
memberikan banyak bantuan dan dukungan untuk anggota kelompok
KKN SAHWAHITA 2019 selama pelaksanaan KKN-PpMM 2019 di Desa
Cibatok Satu.

Penulis menyadari bahwa buku laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang
membangun demi penulisan yang lebih baik di waktu mendatang.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga buku laporan
kegiatan pelaksanaan ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi
penulis, dan umumnya bagi pembaca.

Ciputat, 30Desember 2019

Kelompok KKN SAHWAHITA – 024 2019

vii
“Try not to become a man of success,

but rather try to become a man of value”

-Albert Einstein-

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………........ iii


KATA PENGANTAR…………………………......…………….. v
DAFTAR ISI………………………………………......…………. ix
DAFTAR TABEL……………………………………………....... xiii
DAFTAR GAMBAR…………………….................................... xv
TABEL IDENTITAS KELOMPOK……………………………. xviii
RINGKASAN EKSEKUTIF…………………………………...... xix
CATATAN EDITOR…………………………………………...... xxiii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………....... 3
A. Dasar Pemikiran…………………………………………… 3
B. Kondisi Umum Desa Cibatok Satu……………………..... 5
C. Permasalahan Desa Cibatok Satu……………………….... 5
D. Profil Kelompok KKN SAHWAHITA 2019…………….. 6
E. Fokus atau Prioritas Program…………………………...... 10
F. Sasaran dan Target……………………………………....... 11
G. Jadwal Pelaksanaan Program…………………………....... 11
H. Pendanaan dan Sumbangan……………………………..... 13
I. Sistematika Penyusunan………………………………...... 13
BAB II METODE PENGABDIAN……………………….....….. 15
A. Pendekatan………………………………………………... 15
B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat…………………….... 17
C. Penyusunan Program……………………………………... 20
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan…………… 22
BAB III KONDISI WILAYAH DESA CIBATOK SATU
KECAMATAN CIBUNGBULANG…......……………………… 25
A. Sejarah Singkat Desa Cibatok Satu……………………..... 25
B. Letak Geografis………………………………………….... 25
C. Struktur Penduduk………………………………………... 29
D. Sarana dan Prasarana……………………………………... 31
BAB IV DESKRIPTIF HASIL PELAYANAN DAN
PEMBERDAYAAN DESA CIBATOK SATU…….......……….. 37
A. Kerangka Pemecahan Masalah………………………….... 37
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan………....…………. 43
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan……………….. 44
D. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil………………………...... 51
BAB V PENUTUP………………………………………….......... 53
A. Kesimpulan……………………………………………...... 53
B. Rekomendasi……………………………………………… 54
BAB IV PENGGALAN KISAH INSPIRATIF……………….... 59
ix
A. Rindu yang Tertinggal (Akbar Fadila)…………………... 59
B. Menjahit Keberagaman Melalui Kebersamaan (Alifia
Mas’ud).......................................................................... 67
C. Budidaya Tanaman Hidroponik di Kampung Hantu Desa
Cibatok Satu (Almira MeyTheda)……………………...... 77
D. Ini Kisah Pengabdianku. Mana Kisah Pengabdianmu?
(Bayu Pradhana Ramadhan)………….............................. 101
E. Lembaran Memori di Desa Cibatok Satu (Cica
Nurtia)………................................................................. 110
F. Semua Berawal Dari… (Cut Annisa Tamara)………….... 125
G. Secercah Cahaya di Langit Cibatok Satu (Dhika
Damayanti)…………....................................................... 134
H. CINTA (Encep Dudin Saepudin...............……………….. 145
I. Di Bawah Langit Desa Cibatok Satu (Fitrianah)……........ 154
J. Perjuangan Rasa Wujudkan Asa Cibatok Satu (Imam
Haidar Hasyim)………………......................................... 168
K. Bukan Sebuah Kebetulan Kita Bertandang (Imam Taufiq
Ponco Utomo)…………................................................... 178
L. Menaruh Asa Membangun Desa; Perjalanan Kuliah Kerja
Nyata di Desa Cibatok Satu (Laras Narpaduita
Putri)………………………………………………............. 190
M. Sendu Senang dalam Balutan Rindu (M.Irsyad
Rachman)………………………........................................ 204
N. Perjalanan Penuh Arti dan Keindahan (Nia Fitri
Kurniawati)……………………........................................ 213
O. Menyusuri Lentera di Ufuk Barat Kabupaten Priangan
(Nur Safitri Wihastin)…….............................................. 223
P. Kisah Lainku (Qotrunnada Salsabila)……...................... 232
Q. Pelajaran Tambahandari Semester yang Tak Pernah
Sederhana (Rahma Putri Cesar Rahayu)………................ 240
R. Penjajahan yang Berakhir Indah (Redja Alyusfin)…........ 249
S. Pengalaman Pertamaku yang Tak Terlupakan (Siti
Fadilah)……………………............................................. 260
BAB VII KESAN WARGA ATAS PROGRAM KKN……….... 271
A. Bapak Deni Romadon (Kepala Desa Cibatok Satu)……... 271
B. Bapak Asep Irfansyah (Ketua RT 001/001 Desa Cibatok
Satu)................................................................................ 271
C. Ibu Iin Sumarni (Warga Desa Cibatok Satu)…………….. 271
D. Zemmy (Anak-Anak Desa Cibatok Satu)………………... 272
DAFTAR PUSTAKA…………………........................................ 273
x
BIOGRAFI SINGKAT………………………………………....... 275
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………............. 285
Lampiran 1: Surat-surat……………………………................. 287
Lampiran 2: Sertifikat…………………………........................ 290
Lampiran 3: Dokumentasi…………….................................... 292
Lampiran 4: Pernyataan Bebas Plagiat......................………… 294
Lampiran 5: Form Verifikasi Mandiri…………....................... 296

xi
"Jangan takut untuk bermimpi setinggi mungkin, karena dengan mimpi
itulah semangatmu akan berkobar. Iringi dengan usaha dan do'a, niscaya
apa yang kamu impiakan akan terwujud"

-Cut Annisa Tamara-

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Fokus Permasalahan dan Prioritas Program………………….. 10


Tabel 1.2: Sasaran dan Target……………………………………………………………… 11
Tabel 1.3: Jadwal Pra KKN-PpMM 2019 …………………………………………. 11
Tabel 1.4: Pelasanaan Program di Lokasi KKN……………………………….. 12
Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program………………………………………… 12
Tabel 1.6: Pendanaan KKN 24 SAHWAHITA………………………………… 13
Tabel 1.7: Sumbangan…………………………………………………………………………… 13
Tabel 3.1: Keadaaan Penduduk Menurut Usia………………………………… 29
Tabel 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian………… 29
Tabel 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan……… 30
Tabel 3.4: Sarana Pemerintahan Desa……………………………………………….. 31
Tabel 3.5: Sarana Perhubungan………………………………………………………….. 32
Tabel 3.6: Sarana Pendidikan Umum………………………………………………… 33
Tabel 3.7: Sarana Peribadatan…………………………………………………………….. 34
Tabel 3.8: Sarana Kesehatan……………………………………………………………….. 35
Tabel 3.9: Sarana Perekonomian dan Perdagangan……………………….. 36
Tabel 3.10: Sarana Lainnya…………………………………………………………………… 36
Tabel 4.1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan……………………………….. 37
Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Lingkungan……………………………… 39
Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Pemberdayaan…………………………. 41
Tabel 4.4: Bimbingan Belajar……………………………………………………………... 43
Tabel 4.5: Rumah Hidroponik SAHWAHITA……………………………..... 45
Tabel 4.6: Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan………………... 48

xiii
"Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia"
-Nidji-

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: Logo KKN……………………………………………………………………………... 7


Gambar 3.1: Peta Kecamatan Cibungbulang……………………………………….. 26
Gambar 3.2: Peta Desa Cibatok Satu…………………………………………………….. 27
Gambar 3.3: Peta Daerah Pengabdian…………………………………………………... 28
Gambar 3.4: Kantor Desa Cibatok Satu……………………………………………….. 32
Gambar 3.5: Perbaikan Jalan di Desa Cibato Satu……………………………... 33
Gambar 3.6: Jalan Aspal…………………………………………………………………………... 33
Gambar 3.7: SMK Bumi Sejahtera………………………………………………………….. 34
Gambar 3.8: Musholla Al-Ikhlas…………………………………………………………….. 35
Gambar 3.9: Puskesmas……………………………………………………………………………. 36
Gambar 4.1: Bimbingan Belajar (Foto Bersama)…………………………………. 44
Gambar 4.2: Bimbingan Belajar (Proses Belajar)………………………………... 44
Gambar 4.3: Tahap Penyuluhan Pembibitan dan Pembuatan
Instalasi Hidroponik………………………………………………………………………………... 47
Gambar 4.4: Tahap Pembuatan Kerangka Green House Hidroponik...... 47
Gambar 4.5: Green House Hidroponik SAHWAHITA (Tampak
Samping)……………………………………………………………………………………………………... 47
Gambar 4.6: Green House Hidroponik SAHWAHITA (Tampak
Depan)…………………………………………………………………………………………………………. 47
Gambar 4.7: Pembukaan Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan..................................................................................... 47
Gambar 4.8: Penyampaian Materi Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan…………………………………………………………………………………………... 50
Gambar 4.9: Pemberian Cinderamata kepada Pihak Sekolah………….. 50
Gambar 4.10: Pemberian Cinderamata kepada Pemateri………………….. 50
Gambar 4.11: Foto Bersama Peserta Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan………………………………………………………………………………………….... 50

xv
“Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal

yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri”

-RA.Kartini-

xvi
TABEL IDENTITAS KELOMPOK

Kode 01/Bogor/Cibungbulang/024

01.03.
Desa Cibatok Satu
Kelompok SAHWAHITA
Dana Rp24.750.000,-
J.Mahasiswa 19 Orang
J.Kegiatan 3 Kegiatan
J.Pembangunan 1 kegiatan: Pembangunan Green House
024
Fisik Hidroponik SAHWAHITA

xvii
Do your best!

-Cut Annisa Tamara-

xviii
RINGKASAN EKSEKUTIF

Buku Torehan Kecil: Sebuah Karya Pengabdian di Cibatok 1 inidisusun


berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Cibatok 1 selama 32 hari.
Terdapat 19 orang mahasiswa yang terlibat dalam kelompok ini, yang
berasal dari 8Fakultas yang berbeda. Kami namai kelompok ini dengan
SAHWAHITA, dengan nomor kelompok 024. Kami dibimbing oleh Bapak
Dr. Alimin, M.Ag. beliau adalah salah satu dosen di Fakultas Syariah dan
Hukum. Tidak kurang dari 3(tiga) program dan beberapa kegiatan yang
kami lakukan di desa tersebut, yang sebagian besar merupakan pelayanan
lingkungan dan masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan.
Dengan fokus pada 3 RW, kegiatan kegiatan yang kami lakukan
menghabiskan dana sekitar 20Juta rupiah. Dana tersebut kami dapatkan
dari iuran anggota kelompok KKN sebesarRp1.000.000,- per orang, dana
penyertaan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rp5.000.000,-, dan sumbangan dosen
pembimbing sebesar Rp500.000,- serta sumbangan sponsor sebesar
Rp250.000,-.

Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah


keberhasilan yang telah kami raih yaitu:

a. Bertambahnya minat belajar anak-anak di Desa Cibatok Satu


melalui program bimbingan belajar yang kami adakan selama KKN
berlangsung. Tidak hanya minat belajar yang kami tingkatkan,
namun juga pengetahuan akan ilmu agama pun kami tanamkan
selama mengadakan program tersebut. Dan tidak lupa juga selalu
menanamkan pendidikan moral dan budi pekerti pun kami
sampaikan dalam bentuk metode pengajaran yang aktif dan
aplikatif.

b. Terberdayakannya masyarakat melalui program bercocok


tanam dengan metode hidroponik. Disini masyarakat telah bisa
menggunakan metode hidroponik sebagai metode bercocok tanam
yang berbiaya rendah dan tentunya sangat cocok dengan kondisi
lahan yang sempit disekitar rumah. Hal ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai wadah untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat ataupun bisa sebagai sarana untuk mencukupi
xix
kebutuhan sehari-hari. Dan program ini pun kami
meninggalkannya dalam bentuk fisik yaitu Green House Hidroponik
SAHWAHITA dan juga program ini bersifat berkelanjutan.

c. Bertambahkan pengetahuan siswa-siswa tingkat SMA akan


pentingnya memanajemen organisasi dengan baik. Dengan
pemateri seminar Manajemen Organisasi yang profesional pada
bidangnya, siswa SMA sangat antusias dan memahami materi yang
disampaikan pemateri dan dapat diimplementasikan dalam
kehidupan berorganisasi baik di lingkungan sekolah maupun
lingkungan masyarakat.

Saat merencanakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah


kendala yang kami hadapi, antara lain:

a. Kurangnya waktu untuk melakukan koordinasi dengan


berbagai pihak, baik internal anggota kelompok, dosen
pembimbing, pihak sponsor, serta pihak desa.

b. Luasnya wilayah sasaran pengabdian yaitu di 3 RW,


membuat kami hanya dapat berfokus pada satu RW saja, yaitu RW
001.

c. Keterlambatan sosialisasi pada saat ingin diadakannya


program kegiatan.

d. Adanya ketidaksesuaian jadwal pelaksanaan program yang


telah kami rancang dari awal dengan jadwal kegiatan masyarakat di
sana yang sebagian besar masyarakatnya adalah pedagang.

e. Tidak semua RW yang bisa aktif dan mengikuti setiap


program yang kami laksanakan di desa, karena ada beberapa
wilayah yang cukup sulit untuk dijangkau saat
mengimplementasikan kegiatan

Namun, sekalipun demikian, kami pada akhirnya bisa


merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun
kekurangan-kekurangannya adalah:

xx
a. Kurangnya program yang bersifat aplikatif untuk
meningkatkan kemandirian masyarakat desa.

b. Kurangnya interaksi dengan seluruh warga desa dikarenakan


keterbatasan waktu dan kegiatan yang dilaksanakan.

Dengan adanya buku ini, kami berharap dapat menjadi bahan


pengembangan kegiatan di Desa Cibatok Satu untuk ke depannya. Bagi
kelompok KKN PpMM UIN Jakarta tahun 2020 yang bertempat di Desa
Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, diharapkan
dapat merancang program yang dapat melibatkan warga desa secara
menyeluruh dan berfokus pada program pengembangan ekonomi desa.

xxi
“Barang siapa ingin mutiara, harus berani
terjun di lautan yang dalam”
-Ir. Soekarno-

xxii
TOREHAN PENGABDIAN DI CIBATOK SATU
(Sebuah Catatan Editor)
Oleh: Dr. Alimin,. M.Ag
Kuliah Kerja Nyata atau KKN merupakan kegiatan pengabdian
langsung kepada masyarakat yang bersifat wajib yang diselenggarakan
oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan diikuti oleh seluruh mahasiswa
setiap fakultas pada saat memasuki masa transisi dari semester 6 (enam)
menuju semester 7 (tujuh). Kegiatan ini merupakan salah satu wadah
bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu-ilmu
yang didapatkan selama menempuh pendidikan perkuliahan serta
merupakan perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Adapun
kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh Dosen
Pembimbing yang kemudian diintegrasikan dalam kegiatan mahasiswa
KKN.

Kegiatan KKN tahun akademik 2019/2020 dilaksanakan pada


tanggal 23 Juli sampai 23 Agustus 2019 dengan mengambil dua
pembagian wilayah pengabdian yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Tangerang. Dan dari dua wilayah tersebut, dibagi kembali menjadi 100
desa di wilayah Kabupaten Bogor dan 100 desa di wilayah Kabupaten
Tangerang. Salah satu lokasi pelaksanaan KKN adalah Desa Cibatok
Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Desa ini diapit oleh Desa Cibatok Dua dan Desa Cimanggu Satu serta
berdekatan dengan pusat kecamatan dan masih akses untuk
menjangkaunya masih cukup mudah, karena berdekatan dengan akses
jalan raya.

Kelompok KKN ini merupakan kelompok 24 yang diberi nama


SAHWAHITA, terdiri dari 19 orang mahasiswa dari berbagai fakultas di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rangkaian KKN diawali dengan
melakukan pembekalan dari pihak penyelenggara yakni Pusat
Pengabdian Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mulai
dari pembekalan secara umum sampai dengan pembekalan untuk
pengerjaan laporan Buku KKN dan pembuatan film dokumenter.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bimbingan dengan dosen
pembimbing yang jadwalnya sudah disusun oleh PPM. Proses bimbingan
dimulai dari awal penyusunan proposal, penyusunan program, survey dan
xxiii
tinjauan ke lokasi KKN hingga terlaksananya KKN selama satu bulan
lamanya di lokasi pengabdian. Selain itu kegiatan bimbingan tidak hanya
sampai itu saja, namun pasca KKN proses bimbingan dilanjutkan
kembali untukpenyelesaian laporan. Adapun laporan disampaikan dalam
bentuk buku dan film dokumenter serta laporan keuangan sebagai
tambahannya sebagai pertanggung jawaban atas anggaran yang telah
diberikan oleh pihak kampus.

Perlu diketahui bahwa jumlah penduduk di Desa Cibatok Satu


berjumlah 7.901 jiwa. Penduduk di sana bermata pencaharian yang amat
beragam, mulai dari petani, buruh, pedagang, dan lainnya. Berdasarkan
hasil survey Desa Cibatok Satu berprofesi mayoritas sebagai pedagang.
Maka tak heran jika hari kerja aktifitas warga di desa cukup sepi karena
kaum laki-laki terutama bapak-bapak bekerja sebagai pedagang yang
bekerja dari pagi sampai sore. Kemudian sarana pendidikan yang dimiliki
oleh Desa Cibatok Satu sangatlah terbatas, khususnya tingkat
pendidikan menengah. Di sana terdapat 5 TK, 1 SD, 1 MI, 1 SMP, 1 SMA,
dan 1 SMK. Desa ini menghadapi berbagai masalah kemasyarakatan
antara lain permasalahan pendidikan, sosial kemasyarakatan, dan
lingkungan. Pada aspek pendidikan, fasilitas atau sarana dan prasana
masih belum memadai. Pada aspek sosial kemasyarakatan, rendahnya
kesadaran masyarakat dalam hal peduli dengan sarana dan prasarana
desa. Kemudian pada aspek lingkungan, turunnya kesadaran masyarakat
dalam hal peduli dan memelihara lingkungannya, serta kurangnya
dukungan masyarakat dalam salah program desa yaitu Kampung Ramah
Lingkungan yang hanya menumpukan semua kegiatannya kepada
pemuda desa saja.

Para mahasiswa KKN menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang


telah direncanakan sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan. Kegiatan-
kegiatan tersebut antara lain bimbingan belajar, pemberdayaan
hidroponik ramah lingkungan, dan seminar manajemen organisasi.
Kegiatan yang dilakukan KKN kelompok 24 telah membuahkan hasil di
antaranya, yaitu meningkatnya minat belajar anak-anak di Desa Cibatok
Satu, dari yang awalnya masih takut untuk bertanya, takut salah, dan
kendala lainnya, sebagiannya dapat diminimalisasi dengan memberikan
xxiv
pembelajaran dengan metode yang menyenangkan dan motivasi yang luar
biasa dari mahasiswa KKN. Kemudian rasa kepedulian masyarakat akan
dukungannya terhadap program desa menjadi lebih baik, dengan
maraknya para masyarakat mulai memperbaiki fasilitas dan
memperindah sudut-sudut desa dengan kretifitas masyarakatnya, dan
juga dibantu oleh mahasiswa KKN dengan manambah sesuatu yang akan
menjadi icon-nya Desa Cibatok Satu sebagai Kampung Ramah
Lingkungan yaitu dengan adanya Green House Hidroponik yang
menggunakan bahan-bahan bekas daur ulang sebagai wadah tanaman
hidroponiknya.

Seperti yang sudah disebutkan di awal, kelompok KKN 24 ini


diberi nama SAHWAHITA yang berasal dari bahasa Sanskerta berarti
bermanfaat bagi sesama. Dari nama tersebut terdapat sebuah harapan dan
doa yang mana kelompok KKN 24 SAHWAHITA ini dapat memberikan
manfaat bagi sesame, tak hanya dalam pengabdian saja, namun selalu
memberikan manfaat kepada sesame tanpa pandang status sosial. Karena
sejatinya manusia hidup berdampingan dan saling memberikan manfaat
agar terciptanya ketenteraman dalam berkehidupan berkemanusiaan.

Adapun program yang dijalankan telah disesuaikan sebelumnya


dengan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh desa, yakni
menggunakan alat sebuah matrik Strenght, Weakness, Opportunities, dan
Threats. Matriks tersebut menjadi acuan dalam penyusunan program dan
kegiatan apa saja yang dilaksanakan satu bulan di lokasi pengabdian,
tentunya relevan dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh Desa
Cibatok Satu tentunya juga melalui hasil survey.Di samping sebagai agen
perubahan di masyarakat, KKN kelompok 24 SAHWAHITA 2019 juga
dapat mengenalkan bahwa perguruan tinggi, khususnya UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta bukanlah institusi yang ilmunya hanya untuk
lingkungan kampus sendiri, tetapi dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan kesejahteraan masyarakat melalui program KKN
mahasiswa.

Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyara (KKN) SAHWAHITA


2019 di Desa Cibatok Satu ini diberi judul Torehan Kecil: Sebuah Karya
Pengabdian di Desa Cibatok Satu. Judul tersebut menginterpretasikan hasil
xxv
dari pengabdian yang telah dilakukan, apa yang sudah kami berikan di
Desa Cibatok Satu tidaklah banyak, namun hal tersebut sangatlah berarti
bagi Desa Cibatok Satu. Dengan niat yang tulus dan ikhlas dalam
pengabdian, seberapapun hasil yang dicapai, hal tersebut sangatlah
berarti bagi desa tersebut. Jangan pandang sesuatu dari hasilnya, namun
pandang sesuatu dari niat tulus dan proses yang menyenangkan.

Akhirnya saya berharap kegiatan KKN di Desa Cibatok Satu ini


dapat berlanjut di tahun-tahun mendatang baik KKN yang berasal dari
mahasiswa UIN Syari Hidayatullah Jakarta maupun perguruan tinggi
lainnya untuk membangun Desa Cibatok Satu menjadi lebih baik dan
bermanfaat bagi masyarakat. Saran saya untuk kegiatan KKN-PpMM
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di periode selanjutnya agar lebih
ditingkatkan kembali sosialiasi dan pembekalan yang efektif dengan
melakukan sosialisasi dan pembekalan secara bertahap dengan bervariasi
materi yang akan disampaikan untuk menunjang pemahaman yang
mendalam bagi mahasiswa, terutama pembekalan pra-KKN supaya
terlaksana program KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
menciptakan sinergi. Dan juga dibutuhkan perbaikan koordinasi antara
pihak kampus dan dewan perwakilan daerah agar kegiatan pengabdian
lebih terintegrasi dan memperjelas cakupan kerja terhadap wilayah-
wilayah yang masih membutuhkan perbaikan. Upaya menciptakan
kegiatan-kegiatan yang bervariasi juga menjadi langkah untuk
menjadikan pengabdian ini senantiasa membawa manfaat.

Sebagai dosen pembimbing kelompok KKN SAHWAHITA 2019,


saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pelaksanaan KKN-PpMM di antaranya, kepada Pusat
Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) LP2M UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, pemerintah setempat, Kepala Desa Cibatok Satu beserta segenap
staff, dan mahasiswa yang telah menyelesaikan KKN-PpMM. Saya selaku
pembimbing berharap pengamalan nilai-nilai kehidupan masyarakat
tidak berhenti sampai di sini. Karena kehidupan bermasyarakat tak
hanya di dapatkan di KKN saja, namun di kehidupan sehari-hari. Jangan
tunggu ada kegiatan pengabdian baru beraksi, namun beraksilah

xxvi
sepanjang hari sampai akhir hayat. Karena ketika kita tiada, yang kenang
adalah budi baik.

Mahasiswa tidak hanya semata sebagai pelajar, akademisi, dan


jadi pekerja. Namun mahasiswa adalah agen perubahan, penyambung
lidah rakyat, maka selalulah bermanfaat bagi sesama dengan langkah
awal niat dan iktikat baik sehingga hal itu akan membawa manfaat jauh
lebih besar di masa depan.

Kepada seluruh pembaca, semoga buku ini memberi manfaat dan


kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk
memperbaiki program KKN di masa mendatang.

Ciputat, 30 Desember 2019

Dr. Alimin., M.Ag


Dosen Pembimbing KKN-PpMM
Kelompok 24

xxvii
“Seorang pemimpin belum dikatakan memimpin

sampai dia meletakkan pelayanan dalam kepemimpinannya”

-Sri Sultan Hamengkubowono VIII-

xxviii
BAGIAN 1:
DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN
“Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat

dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur sulit diperbaiki.”

-Mochammad Hatta-

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Kuliah Kerja Nyata mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang berlangsung melalui
tahapan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Lebih jauh,
Kuliah Kerja Nyata atau biasa yang disingkat dengan KKN, merupakan
bagian dari pembelajaran dengan masyarakat (learning with community)
sebagai bentuk pengamalan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari oleh
para mahasiswa selama perkuliahan berlangsung di kampus. Oleh karena
itu, KKN harus berorientasi pada visi kampus, yaitu “UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas dunia dnegan keunggulan
integrase keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan”. Sedangkan misi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta adalah:

1. Melakukan reintegrasi keilmuan pada tingkat ontology, epismologi,


dan aksiologi sehingga tidak ada lagi dikhotomi antara ilmu umum
dan ilmu agama;
2. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan melakukan pencerahan
dalam pembinaan iman dan taqwa (Imtaq) sehingga Iptek dan
Imtaq dapat sejalan;
3. Mengartikulasi ajaran agama Islam secara ilmiah akademis ke
dalam konteks kehidupan masyarakat, sehingga tidak ada lagi jarak
antara nilai dan perspektif agama dengan sofisme masyarakat;
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan
mengembangkan aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan,
kemoderenan, dan keindonesiaan;
5. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian yang bermanfaat
untuk kepentingan ilmu dan masyarakat;
6. Membangun tata kelola universitas yang baik dan manajemen yang
professional dalam mengelola sumber daya perguruan tinggi
sehingga menghasilakan pelayanan prima kepada sivitas akademika
dan masyarakat;

3
7. Membangun kepercayaan dan kerjasama dengan lembaga regional,
nasional, dan internasional;
8. Meningkatkan pelayanan kepada masyakarat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan memberikan fleksibelitas dalam pengelolaan
keuangan berdasarkan prinsip efisiensi dan produktifitas, dan
penerapan praktek bisnis yang sehat.1
Sejalan dengan visi misi di atas, pelaksanaan KKN dimaksudkan agar
mahasiswa belajar membantu dan mendampingi masyarakat secara
profesional sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat, termasuk
mengamalkan keilmuan yang telah dipelajari selama proses kegiatan
belajar dan mengajar di kampus sesuai dengan program studi (prodi) tiap
jurusan. Diharapkan, dengan kehadiran mahasiswa di tengah-tengah
masyarakat, problem dan kebutuhan nyata masyarakat secara perlahan
dan berkelanjutan dapat disesuaikan.

KKN tahun 2019 ini berbasis pemberdayaan masyarakat dengan


pendekatan multidisiplin ilmu oleh sekelompok mahasiswa dari beberapa
prodi. Oleh karena itu, pelaksanaan KKN diawali dengan sosialisasi awal
dalam bentuk observasi lapangan guna melakukan pendataan dan
pemetaan wilayah lokasi KKN. Hal ini penting guna untuk merumuskan
rencana kegiatan sebagai alternatif pemecahan masalah dan kemudian
dilakukan evaluasi program kegiatan untuk mengukur keberhasilan
pelaksanaan kegiatan KKN. Di lokasi kegiatan KKN, kompleksitas
persoalan dalam berbagai bidang dapat ditemukan seperti keagamaan,
kemasyarakatan, dan pembangunan.

Dalam bidang keagamaan, masalah tersebut dapat berupa kemelakan


aksara Al-Quran, sedangkan yang terkait dengan kemasyarakatan dapat
berupa ketahanan antar warga, pranata sosial dan lain sebagainya. Adapun
masalah dengan pembangunan secara umum dapat berupa Disparatis

1
Website resmi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
https://www.uinjkt.ac.id/id/visi-misi-dan-tujuan/, 19 Agustus 2019

4
Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI), dengan
indikator meliputi indeks pendidikan dan kesehatan.

Untuk membantu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan di


atas, UIN Syarif Hidayatullah menyelenggarakan KKN yang aktornya
adalah mahasiswa semester 6, di mana peran mahasiswa di dalam
pemberdayaan masyarakat berfungsi sebagai fasilitator yang bersama
masyarakat melakukan perbaruan dan perubahan.

B. Kondisi Umum Desa Cibatok Satu2


Desa Cibatok 1 merupakan salah satu Desa di Wilayah Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 174,4 hektar. Dilihat
dari topografi dan kontur tanah, Desa Cibatok 1 Kecamatan Cibungbulang
secara umum berupa dataran yang berada pada ketinggian rata-rata antara
270 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar antara 20-30
derajat Celsius dan tinggi curah hujan 236 mm 3. Wilayah Desa Cibatok
Satu berdekatan dengan wilayah Desa Cibatok Dua dan Desa Cimanggu
Satu. Desa Cibatok 1 terbagi atas 4 dusun, 9 RW, dan 29 RT.
Penduduk Desa Cibatok Satu terdiri dari 7.901 orang. Mayoritas
penduduk Desa Cibatok Satu bermata pencaharian sebagai petani,
pedagang, dan sebagainya.Dan tingkat pendidikan di sana rata-rata adalah
lulusan SMP sederajat. Penduduk Desa Cibatok Satu mayoritas pemeluk
agama Islam yang dibuktikan dengan banyaknya sarana ibadah seperti
masjid dan musholla serta adanya kegiatan pengajian setiap harinya yang
dilaksanakan oleh penduduk setempat.
C. Permasalahan Desa Cibatok Satu
Masalah merupakan ketimpangan yang disebabkan oleh sesuatu dan
hal tersebut harus diselesaikan dengan baik, karena ketimpangan tersebut
dapat menimbulkan kerugian. Maka, berdasarkan hasil survey dan
wawancara yang telah dilakukan, kami memperoleh beberapa hal yang
menjadi permasalahan di desa tersebut dan dibutuhkan solusi untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Permasalahan
tersebut terdapat ke dalam berbagai bidang di antaranya:
1. Kondisi Pendidikan

2
Profil Desa Cibatok Satu 2017, dokumen tidak dipublikasikan
5
Desa Cibatok 1 hanya memiliki 5 Lembaga Pendidikan formal tingkat
sekolah dasar, 1 lembaga Pendidikan formal tingkat menengah pertama,
1 SLTA, dan 5 pondok pesantren. Maka dari itu, sangat minim bagi
mereka untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, khususnya
untuk pelajaran umum. Selain itu, kurangnya motivasi Pendidikan bagi
remaja-remaja, khususnya tingkat SLTA untuk melanjutkan Pendidikan
ke perguruan tinggi.
2. Kondisi Lingkungan
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan salah staf desa3, diketahui
bahwa pola pemukiman pendudukan yang berada di dalam gang sempit
dan rapat, mengakibatkan lingkungan sekitar sedikit terasa panas. Dan
juga mengakibatkan lahan untuk bercocok tanam menjadi minim,
sehingga masyarakat sedikit agak terhambat untuk melakukan
bercocok tanam dilingkungan rumahnya.
3. Kondisi Kepemudaan
Kurangnya antusias pemuda untuk melakukan kegiatan-kegiatan di
desa, diakibatkan oleh masih adanya gap antara pemuda di RT yang satu
dengan lainnya.

D. Profil Kelompok KKN SAHWAHITA 2019


Nama kelompok KKN 24 pertama kali dicetus oleh salah satu
anggota kelompok yang bernama Cut Annisa Tamara melalui percakapan
grup kelompok di salah satu sosial media. Kata SAHWAHITA berasal dari
bahasa Sanskerta yang artinya bermanfaat bagi sesama, di mana hal ini
bermakna bahwa kelompok KKN 24 dapat membawa manfaat bagi semua
orang, khususnya bermanfaat bagi Desa Cibatok Satu.
Makna logo kelompok SAHWAHITA yaitu:
1) SAHWAHITA diambil dari bahasa sanskerta yang berarti
bermanfaat bagi sesame, dengan adanya nama tersebut bertujuan
untuk memberikan segala yang kita miliki mulai dari ilmu
pengetahuan, semangat, dan akhlak yang kami peroleh selama
mengemban ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kepada
masyarakat.

3
Wawancara Pribadi dengan Staf Desa Cibatok Satu, 18 Mei 2019
6
2) Dua setengah lingkaran di atas melambangkan persatuan dari
berbagai macam pemikiran yang berbeda, dengan harapan
memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif.
3) Hurus S dan W, sengaja dibuat lebih menonjol disbanding
dengan yang lain, hal ini tentu memiliki arti tersendiri yaitu:
a. S merupakan huruf ke-19 dalam alfabet latin hal ini
menggambarkan jumlah dari keseluruhan anggota KKN
SAHWAHITA yang berjumlah 19 orang.
b. W melambangkan kata “Work” yang memiliki makna kami
sebagai mahasiswa siap bekerja untuk mengabdi kepada
masyarakat.

Gambar 1.1 Logo KKN

Berikut ini adalah profil serta kompetensi yang dimiliki anggota


KKN SAHWAHITA 2019:
Imam Haidar Hasyim adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Ia memiliki kompetensi
akademik dalam bidang bahasa Inggris. Selain itu, ia juga memiliki
kompetensi dalam berdiplomasi. Posisi ia saat ini di kelompok KKN
SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Perlengkapan.
Dhika Damayanti adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika di
Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan. Ia memiliki kompetensi akademik di
bidang fisika dan matematika. Selain itu, ia juga memiliki kompetensi
dalam mengajar dan public speaking. Posisi ia saat ini di kelompok KKN
SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Konsumsi.
Fitrianah adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Ia memiliki kompetensi akademik
di bidang Agama Islam. Dan juga selain itu ia juga memiliki keahlian lain
yaitu dalam hal mengajar dan memasak. Posisi ia saat ini di kelompok KKN
SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Konsumsi.
7
Nur Safitri Wihastin adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Ia memiliki
kompetensi akademik di bidang IPS. Dan juga selain itu ia juga memiliki
kompetensi dalam mengajar, MC, dan bermain musik. Posisi ia saat ini di
kelompok KKN SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Acara.
Muhammad Irsyad Rachman adalah mahasiswa Jurusan Bahasa
dan Sastra Arab di Fakultas Adab dan Humaniora. Ia memiliki kompetensi
di bidang akademik di bidang kesusastraan dan bahasa Arab. Dan juga
selain itu ia juga memiliki keahlian di bidang desain grafis dan olahraga
futsal. Posisi ia saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019 sebagai
Divisi Dekorasi dan Dokumentansi.
Alifia Mas‟ud adalah mahasiswa Jurusan Sejarah dan Peradaban
Islam di Fakultas Adab dan Humaniora. Ia memiliki kompetensi di bidang
akademik di bidang sejarah. Dan juga selain itu ia juga memiliki keahlian di
bidang lain yaitu mengajar. Posisi ia saat ini di kelompok KKN
SAHWAHITA 2019 sebagai Sekretaris II.
Qotrunnada Salsabila adalah mahasiswa Jurusan Tarjamah di
Fakultas Adab dan Humaniora. Ia memiliki kompetensi di bidang
akademik yaitu di bidang penerjemahan. Dan juga selain itu juga memiliki
keahlian lain di bidang pengelolaan keuangan. Posisi ia saat ini di
kelompok KKN SAHAWAHITA 2019 sebagai Bendahara I.
Encep Dudin Saepudin adalah mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga
di Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi di bidang
akademik yaitu di bidang hukum khususnya hukum keluarga. Selain itu ia
juga memiliki keahlian lain yaitu di olahraga futsal. Posisi ia saat ini di
kelompok KKN SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Perlengkapan.
Almira Mey Theda adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum di
Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi di bidang hukum.
Selain itu ia juga memiliki keahlian lain yaitu menyanyi dan bermain
music. Posisi ia saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019 sebagai
Divisi Hubungan Masyarakat.
Rahma Putri Cesar Rahayu adalah mahasiswa Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ia
memiliki kompetensi akademik di bidang komunikasi dan penyiaran
khususnya secara Islami. Selain itu ia memiliki kompetensi dalam hal

8
broadcasting dan desain grafis. Posisi saat ini di kelompok KKN
SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Dekorasi dan Dokumentasi.
Siti Fadilah adalah mahasiswa Jurusan Studi Agama-Agama di
Fakultas Ushuluddin. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang Ilmu
keagamaan. Selain itu ia juga memiliki kompetensi lain seperti pengelolaan
keuangan. Posisi ia saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019 sebagai
Bendahara II.
Akbar Fadila adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Aqidah dan Filsafat di
Fakultas Ushuluddin. Ia memiliki keahlian di bidang akademik yaitu pada
bidang Ilmu Aqidah dan Filsafat. Selain itu ia juga memiliki kompetensi
lain seperti olahraga futsal. Posisi ia saat ini di kelompok KKN
SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Perlengkapan.
Redja Alyusfin adalah mahasiswa Jurusan Manajemen di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi di bidang akademik yaitu
pada bidang Manajemen, khususnya pemasaran. Selain itu ia juga memiliki
kompetensi lain seperti berdiplomasi, fotografi, dan desain grafis. Posisi ia
saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Hubungan
Masyarakat.
Cut Annisa Tamara adalah mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi di bidang
akademik yaitu pada bidang perbankan Syariah dan keuangan. Selain itu ia
juga memiliki kompetensi lain seperti MC, public speaking, PBB, dan
menari. Posisi ia saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019 sebagai
Sekretaris I.
Nia Fitri Kurniawati adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi di bidang akademik
yaitu pada bidang akuntansi. Selain itu ia juga memiliki kompetensi lain
seperti mengajar dan memasak. Posisi ia saat ini di kelompok KKN
SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Perlengkapan.
Bayu Pradhana Ramadhanadalah mahasiswa Jurusan Agribisnis di
Fakultas Sains dan Teknologi. Ia memiliki kompetensi di bidang akademik
yaitu pada bidang pertanian dan bisnis. Selain itu ia juga memiliki
kompetensi lain yaitu mahir dalam bermusik. Posisi ia saat ini di kelompok
KKN SAHWAHITA 2019 sebagai Ketua Kelompok.
Imam Taufiq Ponco Utomoadalah mahasiswa Jurusan Sistem
Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi. Ia memiliki kompetensi di
9
bidang akademik yaitu pada bidang Sistem pemograman dan
komputerisasi. Selain itu ia juga memiliki kompetensi lain seperti mengajar
dan desain grafis. Posisi ia saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019
sebagai Divisi Dekorasi dan Dokumentasi.
Cica Nurtiaadalah mahasiswa Jurusan Biologi di Fakultas Sains dan
Teknologi. Ia memiliki kompetensi di bidang akademik yaitu pada bidang
biologi. Selain itu ia juga memiliki kompetensi lain seperti mengajar dan
memasak. Posisi ia saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019 sebagai
Divisi Konsumsi.
Laras Narpaduita Putri adalah mahasiswa Jurusan Hubungan
Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ia memiliki
kompetensi di bidang akademik yaitu pada bidang hubungan internasional
(diplomatis). Selain itu ia juga memiliki kompetensi lain seperti mengajar
dan berdiplomasi. Posisi ia saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019
sebagai Divisi Acara.
E. Fokus dan Prioritas Program
Berdasarkan paparan mengenai permasalahan desa pada sub bab ketiga,
terdapat beberapa prioritas program dan kegiatan yang akan dijalankan.
Adapun uraian fokus dan prioritas program adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1: Fokus Permasalahan dan Prioritas Program
Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan
Bidang Pendidikan Bimbingan Belajar
Bidang Lingkungan Rumah Hidroponik SAHWAHITA
Tahap I : Penyemaian Benih
Tahap II : Pengelohan barang bekas
untuk dijadikan wadah hidroponik
pengganti pipa.
Tahap III : Pemindahan bibit ke
wadah dan pembangunan green
house.
Bidang Pemberdayaan Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan

10
F. Sasaran dan Target
Setiap program dan kegiatan yang telah direncanakan memiliki tujuan,
yaitu berupa hasil kegiatan atau pencapaian dari kegiatan yang telah
dilaksanakan. Adapun rincian sasaran dan target adalah sebagai berikut.
Tabel 1.2: Sasaran dan Target
No Kegiatan Sasaran Target
1 Bimbingan Belajar Siswa SD/MI di 40 siswa SD/MI
wilayah Desa mendapatkan
Cibatok Satu. pelajaran tambahan
dan terbantu dalam
mengerjakan tugas
sekolah.
2 Rumah Hidroponik Warga Desa Cibatok 30 warga desa
SAHWAHITA Satu. Cibatok Satu
terberdayakan serta
pihak desa terbantu
dalam kegiatan
Kampung Ramah
Lingkungan.
3 Manajemen Siswa tingkat 30 siswa SMAN 1
Organisasi dan Sekolah Menengah Cibungbulang yang
Kepemimpinan Atas (SMA) yang terlibat dalam
terlibat dalam kepengurusan OSIS
kepengurusan OSIS dan ekstrakuriler.
dan ekstrakurikuler.

G. Jadwal Pelaksanaan Program


1. Pra-KKN-PpMM 2019 (April – Juli 2019)
Tabel 1.3: Jadwal Pra-KKN-PpMM 2019
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembentukkan Kelompok 22 April 2019
2 Penyusunan Proposal 1 Juni – 13 Juli 2019
3 Pembekalan KKN 1 Mei 2019
4 Survei Lokasi KKN 11 Mei 2019
18 Mei 2019
22 Mei 2019
11
8 Juni 2019
15 Juni 2019
29 Juni 2019
20 Juli 2019
5 Pelepasan KKN 22 Juli 2019

2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (23 Juli – 23 Agustus 2019)


Tabel 1.4: Pelaksanaan Program di Lokasi KKN
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembukaan di Lokasi KKN 24 Juli 2019
2 Sosialisasi Program ke Warga 23 – 28 Juli 2019
Desa
3 Implementasi Kegiatan 29 Juli 2019
4 Survei Penutupan KKN 22 Agustus 2019
5 Kunjungan Dosen Pembimbing 24 Juli 2019
27 – 28 Juli 2019
7 Agustus 2019
22 Agustus 2019

3. Laporan dan Evaluasi Program (September – Desember 2019)


Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Penyusunan Buku Laporan Hasil 12 Agustus – 30 September 2019
KKN-PpMM
2 Verifikasi dan Penyuntingan oleh 16 – 30 September 2019
Kelompok dan Dosen Pembimbing
3 Penyelesaian dan Pengunggahan Desember 2019
Film Dokumenter
4 Pengesahan Buku Laporan Desember 2019
5 Pengiriman Buku Laporan Hasil Desember 2019
KKN-PpMM
6 Penilaian Hasil Kegiatan Januari 2020
7 Pengajuan ISBN dan Penerbitan Januari 2020
Buku

12
H. Pendanaan dan Sumbangan
Berikut adalah rincian pendanaan yang telah kami himpun untuk
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2019:

Tabel 1.6: Pendanaan KKN 24 Sahwahita


No Uraian Asal Dana Jumlah
1 Kontribusi Mahasiswa Rp 19.000.000,-
Anggota Kelompok 19 Orang x
@Rp 1.000.000,-
2 Dana Penyertaan Program Rp 5.000.000,-
Pengabdian Masyarakat oleh
Dosen (PpMD 2019)
TOTAL Rp 24.000.000,-
Berikut adalah sumbangan yang kami peroleh untuk kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) tahun 2019:
Tabel 1.7: Sumbangan
No Uraian Asal Dana Jumlah
1 Sumbangan dari Dosen Rp 500.000,-
Pembimbing Lapangan
2 Donasi dari Dompet Dhuafa Rp 250.000,-
TOTAL Rp 750.000,-

TOTAL PENDANAAN
Rp 24.750.000,-
(Dua puluh empat juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)
I. Sistematika Penyusunan
Buku laporan KKN ini disusun berdasarkan Panduan Percepatan
Penyusunan Buku Laporan 2019. Panduan ini diadaptasi dari Penyusunan
Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2018 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan beberapa revisi. Penyusunan buku laporan hasil KKN ini dibagi
menjadi tiga bagian. Bagian I adalah Identitas dan Penjelasan Umum yang
di dalamnya memuat Catatan Editor. Catatan Editor berisi gambaran
umum lokasi dan masyarakat tempat KKN dalam sudut pandang dosen
pembimbing serta sasaran dan harapan untuk pelaksanaan kegiatan KKN
di tahun selanjutnya agar membawa manfaat bagi desa.

13
Bagiam pertama adalah Dokumentasi Hasil Kegiatan yang berisi lima
bab, perinciannya sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan. Bab ini berisi gambaran umum dari laporan hasil
kegiatan KKN-PpMM 2018, dengan sejumlah sub bab: Dasar Pemikiran,
Kondisi Umum Desa Cibatok Satu, Permasalahan Desa, Profil Kelompok
KKN SAHWAHITA 2019, Fokus atau Prioritas Program, Sasaran dan
Target, Jadwal Pelaksanaan Program, Pendanaan dan Sumbangan, dan
Sistematika Penyusunan.
Bab II, Metode Pengabdian. Bagian ini berisi mengenai metode yang
digunakan berdasarkan masalah atau aset yang dimiliki desa yang
bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Bagian ini juga
berisi strategi implementasi program dan kegiatan yang dilaksanakan.
Bab III, Kondisi Wilayah Desa Cibatok Satu Kecamatan Cibungbulang.
Bagian ini berisi gambaran mengenai kondisi Desa Cibatok Satu secara
lebih rinci yang meliputi Sejarah Singkat, Letak Geografis, Struktur
Penduduk, serta Sarana dan Prasarana yang tersedia di Desa Cibatok Satu.
Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan. Bagian ini
menjelaskan mengenai Kerangka Pemecahan Masalah, Bentuk dan Hasil
Pelayanan dan Pemberdayaan pada Masyarakat, serta Faktor-faktor
Pencapaian Hasil.
Bab V, Penutup. Bagian ini berisi kesimpulan hasil pengabdian selama
satu bulan dan rekomendasi untuk KKN SAHWAHITA 2019 serta pihak-
pihak yang terlibat selama pelaksanaan KKN-PpMM 2019 di Desa Cibatok
Satu.
Kemudian bagian kedua adalah Refleksi Hasil Kegiatan yang terdiri dari
2 bab, yaitu Kisah Inspiratif Selama KKN-PpMM 2019:
Bab VI, Kisah Inspiratif Selama KKN-PpMM 2019. Bab ini berisi cerita
serta kesan dan pesan seluruh anggota KKN SAHWAHITA 2019 atas
pengabdian selama satu bulan di Desa Cibatok Satu.
Bab VII adalah Kesan dan Pesan Warga atas Pelaksanaan KKN-PpMM
2019. Pada bab ini, dipaparkan hasil wawancara yang telah dilakukan
anggota KKN SAHWAHITA 2019 kepada warga sekitar mengenai
kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh KKN SAHWAHITA 2019.
Bagian terakhir dari buku berisikan Daftar Pustaka, Biografi Singkat
Anggota KKN SAHWAHITA24, dan Lampiran.

14
BAB II

METODE PENGABDIAN

A. Pendekatan
Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) dan
pembangunan masyarakat (community development) dimaksudkan sebagai
pemberdayaan masyarakat yang sengaja dilakukan pemerintah untuk
memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan
mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga pada akhirnya mereka
memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan sosial
secara berkelanjutan. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat pada
hakekatnya berkaitan erat dengan suistainable development yang
membutuhkan pra-syarat secara ekonomi, ekologi dan sosial yang selalu
dinamis.4
Dalam hal ini ada beberapa upaya untu memberdayakan masyarakat
(empowering) yang dapat dikaji dari 3 (tiga) aspek yakni, pertama yaitu
enabling diasumsikan bahwa pemahaman setiap orang, setiap masyarakat
mempunyai potensi yang dapat dikembangkan artinya tidak ada orang
atau masyarakat tanpa daya. Kedua yaitu empowering adalah memperuat
potensi yang dimiliki masyakarat melalui langah-langkah nyata yang
menyangkut penyediaan berbagai input dan pembukaan dalam berbagai
peluang yang akan membuat masyarakat semakin berdaya. Dan yang
ketiga protecting yaitu melindungi dan membela kepentingan masyarakat
lemah.
Model pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) salah satu
metode pendekatan yang dicocok digunakan dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat. Di dalam benak mereka harus tertanam bahwa
partisipasi adalah kunci keberhasilan pembangunan dan pemberdayaan.
Jika selama ini partisipasi masyaraat dalam pembangunan lebih banyak
dikaitkan dengan suatu kewajiban, maka sudah saatnya untuk

4
Munawar Noor, “Pemberdayaan Masyarakat”Jurnal Ilmiah CIVIS Vol.1, No.2
(2011) diakses pada 12 September 2019 dari
https://scholar.google.co.id/scholar?Hl=en&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=jurnal+pemberda
yaan+masyarakat&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3D8wg7VcFyf2AJ
15
menambahkan hak pada peran. Menambah hak pada peran nampaknya
sangat cocok kalau menggunakan model pendekatan PRA ini.
Upaya melibatkan masyarakat dalam pemberdayaan melalui metode
PRA, pada dasarnya harus dimulai dari bawah yaitu forum-forum
masyarakat baik yang berbasis pada komunitas atau kelembagaan seperti
kelompok pengajian, yasinan, tahlilah, petani, dan lain sebagainya maupun
berbasis administratif seperti forum desa wisma, RT, RW, LKKMD, dan
sebagainya.5
Adapun pendekatan lainnya terkait pemberdayaan masyarakat ini
yaitu terdapat duapendekatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat,
yaitu pendekatan pemecahan masalah (Problem Solving Approach) dan
pendekatan berbasis aset (Asset Based Approach). Pada pendekatan pertama,
masyarakat dianggap sebagai sumber masalah sekaligus objek pemecahan
masalah. Lalu, pendekatan kedua lebih menitikberatkan pada pemanfaatan
aset yang ada pada masyarakat.
Dalam kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh KKN
SAHWAHITA digunakan pendekatan PRA dan pendekatan berbasis
pemecahan masalah, yaitu dengan melihat masalah-masalah yang terdapat
di masyarakat, sehingga masyarakat berserta elemen-elemen lingkungan
sekitar masyarakat dianggap sebagai objek pemecahan masalah. Dan
kemudian dikombinasikan dengan adanya masyarakat sebagai partisipan
dalam memecahkan masalah tersebut. Diberikan hak dan kewajiban dalam
pemecahan masalah sehingga masyarakat diharapkan mampu
memecahkan dan memberdayaan masalah tersebut dan menghasilkan
sebuah peluang yang menguntungkan bagi masyarakat tersebut. Dan
diharapkan melalui kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh kelompok
kami, masalah-masalah yang ada di desa Cibatok Satu dapat dipecahkan
dan diselesaikan melalui program-program yang kami kerjakan selama satu
bulan di sana.

Menurut Nasdian tahap pertama pada pendekatan pemecahan masalah


adalah identifikasi masalah yang terdapat pada komunitas. Setelah
5
Aziz Muslim, “Pendekatan Partisipatif dalam Pemberdayaan Masyarakat” Jurnal
Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama Vol.VIII, No.2 (2007) diakses pada 12 September 2019 dari
https://scholar.google.co.id/scholar?Hl=en&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=jurnal+metode+pe
ndekatan+pemberdayaan+masyarakat&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DvELtj0znhdgJ
16
memahami masalah-masalah yang ada, selanjutnya melakukan upaya
menggerakkan sumber daya yang diperlukan untuk mengaktifkan beragam
kemampuan warga komunitas. Dengan dukungan penuh warga
komunitas,dilakukan upaya penggerakan kapasitas komunitas untuk
melayani dan mendukung suatu kegiatan pengembangan masyarakat.
Kemudian, dilakukan tahap pemecahan masalah yang efektif dan
membutuhkan evaluasi.6

Pada kelompok KKN SAHWAHITA, telah dimulai dengan


melakukan tahap pemetaan dan identifikasi masalah sejak pra-KKN, yaitu
melakukan survei. Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan
perencanaan program. Programprogram tersebut dirancang dengan
berbagai pertimbangan, yaitu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
Desa Cibatok Satu. Penentuan program dan kegiatan dapat dilakukan
dengan cara analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi organisasi, yang didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang
(Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weakness) dan ancaman (Threats). Program dan kegiatan yang telah
direncanakan tersebut diimplementasikan pada saat pelaksanaan KKN
dengan tetap menyesuaikan kondisi di lapangan, serta terus-menerus
dilakukan evaluasi setelah setiap kegiatan selesai dilaksanakan.

B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat


1. Teknik Pemetaan Wilayah
Pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah
yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah yang
meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi
penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang memiliki
ciri khusus dalam penggunaan skala yang tepat.7

6
Fredian T. Nasdian, Pengembangan Masyarakat, Cet. 2. (Jakarta: Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2015), h. 74.

7
Soekidjo, Pengembangan Potensi Wilayah (Bandung: Gramedia, 1994), h.10
17
Ada 3 (tiga) tahapan proses pemetaan yang harus dilakuan
yaitu:
a. Tahap Pengumpulan Data
Langkah awal dalam proses dimulai dari pengumpulan data. Data
merupakan suatu bahan yang diperlukan dalam proses pemetaan.
Keberadaan data sangat penting artinya dengan data seseorang
dapat melakukan analisis evaluasi tentang suatu data wilayah
tertentu. Data yang dipetakan dapat berupa data primer atau data
sekunder. Data yang dapat dipetakan adalah data yang bersifat
spasial, artinya data tersebut terdistribusi atau tersebar secara
keruangan pada suatu wilayah tertentu. Pada tahap ini data yang
telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dahulu menurut
jenisnya seperti kelompok data kualitatif atau data kuantitatif.
Pengenalan sifat data sangat penting untuk simbolisasi atau
penentuan dan pemilihan bentuk simbol, sehingga simbol tersebut
akan mudah dibaca dan dimengerti. Setelah data dikelompokkan
dalam tabel-tabel, sebelum diolah ditentukan dulu jenis simbol yang
akan digunakan. Untuk data kuantitatif dapat menggunakan simbol
batang, lingkaran, arsir bertingkat dan sebagainya, melakukan
perhitungan-perhitungan untuk memperoleh bentuk simbol yang
sesuai.
b. Tahap Penyajian Data
Langkah pemetaan kedua berupa penyajian data. Tahap ini
merupakan upaya melukiskan atau menggambarkan data dalam
bentuk simbol, supaya data tersebut menarik, mudah dibaca dan
dimengerti oleh pengguna (users). Penyajian data pada sebuah peta
harus dirancang secara baik dan benar supaya tujuan pemetaan
dapat tercapai.
c. Tahap Penggunaan Peta
Tahap penggunaan peta merupakan tahap penting karena
menentukan keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang
dirancang dengan baik akan dapat digunakan/dibaca dengan
mudah. Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi,
sehingga pada peta harus terjalin interaksi antar pembuat peta (map
maker) dengan pengguna peta (map users). Pembuat peta harus dapat
18
merancang peta sedemikian rupa sehingga peta mudah dibaca,
diinterpretasikan dan dianalisis oleh pengguna peta. Pengguna
harus dapat membaca peta dan memperoleh gambaran informasi
sebenarnya di lapangan (real world).8

Pemetaan wilayah bertujuan untuk menentukan rupa wilayah yang


akan digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan.
Penentuan wilayah meliputi luas areal inti dan penyangga, mengetahui
ekosistem (keragaman tanaman dan biota). Pembuatan peta didahului
dengan survey ke wilayah pemetaan.9

Pemetaan yang digunakan oleh kelompok KKN SAHWAHITA 2019


adalah teknik survei yang dilakukan satu bulan menjelang kegiatan KKN.
Kemudian, dilanjutkan dengan teknik wawancara guna mengidentifikasi
penentuan wilayah, seperti lahan pertanian atau perkebunan, sarana
pendidikan, dan kesehatan.

2. Teknik Pemetaan Masyarakat


Pemetaan masyarakat atau pemetaan sosial (social mapping)
adalah sebagai proses penggambaran masyarakat yang sistematik
serta melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai
masyarakat termasuk di dalamnya profil dan masalah sosial yang
ada pada masyarakat tersebut. Netting et al (1993), menyebutkan
bahwa pemetaan sosial dapat disebut juga sebagai social profiling
atau “pembuatan profil suatu masyarakat”. Social mapping
memberikan gambaran yang menyeluruh dari lokasi yang dipetakan,
meliputi aktor-aktor yang berperan dalam proses relasi sosial,
jaringan sosial dari aktor tersebut, kekuatan dan kepentingan
masing-masing aktor dalam kehidupan masyarakat terutama dalam
upaya peningkatan kondisi kehidupan masyarakat, masalah sosial
yang ada termasuk keberasaan kelompok rentan, serta potensi yang

8
Intan Permanasari, Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Penyusunan Basis Data
Jaringan Jalan di Kota Magelang. (Semarang: Universitas Negeri Malang, 2007) h.50
9
Arif Akbar M, “Pemetaan Wilayah” Artikel Direktorat Perlindungan Hortikultura
Kementerian Pertanian (2018) diakses pada 12 September 2019 dari
www.ditlin.hortikultura.pertanian.go.id
19
tersedia baik potensi alam, manusia, finansial, infrastruktur maupun
modal sosial.10
Adapun kegaiatan pemetaan sosial lazimnya memiliki
beberapa tujuan, pertama, sebagai langkah awal untuk mengetahui
wilayah calon sasaran program. Kedua, untuk mengetahui kondisi
atau karakteristik masyarakat calon sasaran program.

Dan yang ketiga yaitu sebagai dasar dalam penyusunan


matrik perencanaan kegiatan program sesuai dengan potensi serta
permasalahan yang ada pada wilayah calon sasaran program.11
C. Penyusunan Program
1. Keterlibatan Anggota
Keterlibatan anggota dalam menyusun program kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) sangat dibutuhkan karena program kegiatan yang
direncanakan merupakan hasil dari keterlibatan anggota KKN
SAHWAHITA 2019. Tahapan-tahapan yang dilakukan sebelum
program kegiatan disusun menggunakan metode wawancara dan survey
yang dilakukan secara bersama-sama oleh anggota KKN SAHWAHITA
2019 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Metode pertama yang digunakan dalam menyusun program
kegiatan ialah metode survey. Survei dapat didefinisikan sebagai
suatu pengamatan yang dapat dilakukan secara langsung untuk
mendapatkan data-data atau informasi penting secara kuantitatif
yang dibutuhkan. Survei yang dilakukan oleh anggota KKN
SAHWAHITA 2019 dalam menyusun program ialah survey secara
langsung datang ke lokasi yang akan dijadikan objek dari program
kegiatan yang ada. Dari survey tersebut didapatkan data-data mengenai
jumlah RT atau RW, jumlah penduduk dari golongan usia dan gender,
jumlah kelompok mata pencaharian, jumlah sarana dan prasarana, dan
lainnya.

10
Peserta Seminar Nasional, Prosiding Seminar Nasional 2016: Mengawal Pelaksanaan
SDGs (Sustainable Development Goals) (Surabaya: Unesa University Press, 2016) h.600
11
Dedi Sukiaji dan Nurhayati, “Pemetaan Sosial”diakses pada 12 September 2019 dari
www.masyarakatmandiri.co.id
20
Metode kedua yang digunakan dalam menyusun program kegiatan
adalah metode wawancara. Wawancara dapat didefinisikan sebagai
teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara menanyakan
langsung beberapa pertanyaan kepada narasumber. Dari wawancara
tersebut didapatkan data-data mengenai masalah yang ada di Desa
Cibatok Satu. Pola hidup masyarakat Desa Cibatok Satu, pandangan
masyarakat desa tentang mahasiswa KKN, dan lain sebagainya.
Hasil dari penggunaan kedua metode tersebut didapat suatu
permasalahan yang solusinya dapat menjadi rencana penyusunan
program. Dari bidang pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk
program kegiatan bimbingan belajar. Kemudian dari bidang lingkungan
dapat disusun program kegiatan Rumah Hidroponik Sahwahita.

Sedangkan dari bidang pemberdayaan dapat diwujudkan melalui


program kegiatan Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan untuk
siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
2. Keterlibatan Dosen Pembimbing
Dalam penyusunan program kegiatan KKN, diperlukan peran dosen
pembimbing untuk mengarahkan anggota KKN SAHWAHITA 2019
dalam menyusunan program-program kegiatan yang akan dilaksanakan
di Desa Cibatok Satu. Dari hasil penyusunan program kegiatan yang
sudah disusun oleh anggota KKN SAHWAHITA 2019, dosen
pembimbing menyetujui program tersebut.
3. Keterlibatan Masyarakat
Penyusunan program kegiatan KKN tidak hanya melibatkan
anggota KKN dan dosen pembimbing, keterlibatan masyarakat pun
sangat dibutuhkan. Penyusunan program dengan melibatkan
masyarakat desa diperlukan agar program-program kegiatan yang
sudah dirancang dapat menjadi solusi permasalahan yang ada di desa.
Selain penyusunan program kegiatan, keterlibatan masyarakat juga
diperlukan saat dilakukan musyawarah mengenai penyusunan program
agar program kegiatan yang disusun dapat berjalan dengan lancer tanpa
ada hambatan yang sangat berarti.

21
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan
1. Menggunakan Aset Individu
Dalam mengimplementasikan suatu program kegiatan, diperlukan
konsep yang matang mulai dari persiapan sampai implementasi. Demi
suksesnya program kegiatan yang telah direncanakan, diperlukan
strategi yang benar dalam pelaksanaannya.
Seperti program kegiatan bimbingan belajar dan rumah hidroponik
Sahwahita, strategi yang digunakan oleh KKN SAHWAHITA 2019
adalah menyalurkan kompetensi yang dimiliki anggota KKN
SAHWAHITA 2019 yang sesuai dengan program tersebut, dimana
kegiatan bimbingan belajar dalam hal penyusunan konsep acara dan
metode pembelajaran dirancang secara khusus oleh anggota KKN yang
berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Sedangkan untuk
program Rumah Hidroponik Sahwahita dalam hal teknik bercocok
tanam dengan metode hidroponik dihandle dan dimentori secara
langsung oleh salah satu anggota KKN yang berasal dari Jurusan
Agribisnis di Fakultas Sains dan Teknologi.
Dan untuk program kegiatan Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan, strategi yang kami gunakan adalah menghadirkan
seorang narasumber yang mahir di bidangnya untuk menjadi pemateri
dalam program tersebut.
Dalam merencanakan dan menyusun program kegiatan KKN,
strategi merupakan hal yang paling dasar. Strategi juga dapat menjadi
acuan berhasil atau tidaknya implementasi program kegiatan.
2. Kerjasama dengan Pihak Ketiga
Implementasi program kegiatan KKN SAHWAHITA 2019 tidak
hanya menggunakan strategi asset individu saja. Pihak ketiga sangat
dibutuhkan dalam mengimplementasikan program-program kegiatan
yang telah disusun atau direncanakan. Pihak ketiga yang akan dijadikan
strategi dalam mengimplementasikan program kegiatan adalah pihak
Desa Cibatok Satu untuk program kegiatan Rumah Hidroponik
Sahwahita dan pihak SMAN 1 Cibungbulang, SDN Cibatok 06, dan MI
Nurul Amin untuk program Bimbingan Belajar dan Manajemen
Organisasi dan Kepemimpinan.

22
Program kegiatan KKN SAHWAHITA 2019 juga membantu
program kerja desa seperti Rumah Hidroponik Sahwahita, di mana hal
ini bertujuan untuk membantu mensukseskan program desa dalam
mengikuti penilaian Kampung Ramah Lingkungan tingkat kecamatan.
Kerjasama dari pihak ketiga terjadi tanpa didasari oleh strategi yang
sistematis sehingga pihak ketiga dapat dikatakan sebagai pihak yang
improvisasi dalam terlaksananya program kegiatan KKN
SAHWAHITA 2019.

23
"Jangan melihat hujan dari apa yang jatuh,

tapi lihat apa yang akan tumbuh."

-Agus Noor-

24
BAB III

KONDISI WILAYAH DESA CIBATOK SATU

A. Sejarah Singkat Desa Cibatok Satu


Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa di wilayah
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini
diapit oleh Desa Cibatok Dua dan Desa Cimanggu Satu. Konon kabarnya
Desa Cibatok Satu dahulunya banyak terdapat sumber air yang tersebar di
seluruh wilayah Desa Cibatok Satu. Dari sinilah masyarakat menamakan
Desa Cibatok Satu yang berasal dari kata “ci” yang mempunyai arti “air”
yang terdapat di setiap sudut desa. Namun menurut salah seorang sesepuh
Desa Cibatok Satu yang telah diwawancarai bahwa sejarah awal
berdirinya Desa Cibatok Satu sudah sangat lama dan tidak dapat
dipastikan pada tahun berapa berdirinya. Karena penduduk asli desa yang
dipimpin oleh Bapak Deni Romadon sekarang ini merupakan keturunan
dari generasi ke generasi dari penduduk desa asli pada masa sebelumnya
yang sudah terlebih dahulu tinggal menjadi penduduk asli Desa Cibatok
Satu.12

B. Letak Geografis13
Desa Cibatok Satu adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dengan memiliki
luas wilayah 174,4 Ha. Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa
Cibatok Satu secara umum daratan yang berada pada ketinggian rata-rata
antara 270M di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar antara
20 derajat sampai dengan 32 derajat Celcius dan tinggi curah 263 mm 3.
Desa Cibatok 1 terdiri dari 4 dusun, 9 RW, dan 29 RT. Desa Cibatok 1
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Raya Propinsi
b. Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Ciaruteun
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cibatok 2
d. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cibungbulang

12
Wawancara pribadi dengan warga Desa Cibatok Satu, Ibu Hj.Yenni, pada tanggal
8 Agustus 2019
13
Profil Desa Cibatok Satu Tahun 2017, dokumen tidak dipublikasikan
25
Jarak antara Kantor Desa Cibatok Satu ke Beberapa Wilayah di Sekitarnya.
Ibu Kota Kecamatan Cibungbulang: 0,75 km
Ibu Kota Kabupaten Bogor: 31 km
Ibu Kota Provinsi Jawa Barat: 141 km
Ibu Kota Negara (Jakarta): 64 km
Selain itu, Desa Cibatok Satu dapat ditempuh kurang lebih selama 1
jam 30 menit dari kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Gambar 1.3: Peta Kecamatan Cibungbulang14

14
BPS Kabupaten Bogor, Kecamatan Cibungbulang dalam Angka Tahun 2017 (Bogor: BPS
Kabupaten Bogor, 2017). Hal 1.
26
Pada Gambar 3.1 dapat dilihat letak Desa Cibatok Satu berada di
ujung Kecamatan Cibungbulang. (Kecamatan Tanjungsari dalam angka
pdf). Dari gambar tersebut terlihat juga bahwa Desa Pasirtanjung
merupakan desa yang memiliki luas wilayah yang cukup luas dibanding
desa-desa lain yang berada di Kecamatan Cibungbulang.

Gambar 2.3: Peta Desa Cibatok Satu15

15
Google Maps, Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kab. Bogor diakses
pada https://maps.app.goo.gl/
27
Gambar 3.3: Peta Daerah Pengabdian16

16
Google Maps, Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kab. Bogor diakses
pada https://maps.app.goo.gl/
28
C. Struktur Penduduk17
Desa Cibatok Satu terdiri dari empat dusun, sembilan rukun warga,
dan 29 rukun tetangga.

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Usia


a. Menurut Jenis Kelamin
- Jumlah laki-laki : 4.006 orang
- Jumlah perempuan : 3.895 orang
- Jumlah total : 7.901 orang
- Jumlah Kepala Keluarga : 2000 KK
- Kepadatan Penduduk : 0,02 per km

b. Menurut Usia Penduduk


Tabel 3.1: Keadaan Penduduk Menurut Usia
Usia 0 – 15 Tahun 2.428 orang
Usia 15 – 65 Tahun 5.308 orang
Usia > 65 Tahun 165 orang
Jumlah Total 7.901 orang

2. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Tabel 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian


Jenis Pekerjaan Jumlah (orang)
Petani 650
Buruh tani 450
PNS 400
Pengrajin Industri RT 100
Pedagang Keliling 55
Peternak 40
Montir 50
Bidan 1
Pembantu RT 25
TNI/POLRI 10

17
Profil Desa Cibatok Satu 2017, dokumen tidak dipublikasikan
29
Pensiunan TNI/POLRI 25
Pengusaha kecil dan menengah 300
Dukun Kampung Terlatih 5
Arsitektur 1
Karyawan Perusahaan Swasta 350
Karyawan BUMN 75
Total 2.573

3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, dan
keterampilan yang menjadi modal untuk pembangunan suatu bangsa
sehingga Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk bekal di
masa depan. Untuk hal membaca mayoritas warga Desa Cibatok 1
sudah ada masalah buta huruf. Adapun data yang kami dapatkan di
Desa Cibatok 1 yaitu:
a. TK :5
b. SD/MI :2
c. SLTP :1
d. SMA :1

Adapun tingkat Pendidikan masyarakat:

Tabel 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)


Usia 3 – 6 tahun yang belum masuk TK 115
Usia 3 – 6 tahun yang sedang TK / 300
playgroup
Usia 7 – 18 tahun tidak pernah sekolah 70
Usia 7 – 18 tahun yang sedang sekolah 1.000
Usia 18 – 56 tahun yang tidak pernah 410
sekolah
Usia 18 – 56 tahun yang pernah SD 320
tetapi tidak tamat
Tamat SD/sederajat 1500
Usia 12 – 56 tahun tidak tamat SLTP 500

30
Usia 18 – 56 tahun tidak tamat SLTA 700
Tamat SMP/sederajat 2000
Tamat SMA/sederajat 1000
Tamat D-1 80
Tamat D-2 40
Tamat D-3 20
Tamat S-1 38
Tamat S-2 8
Total 7910

D. Sarana dan Prasarana


a) Pemerintahan Desa
Tabel 3.4 Sarana Pemerintahan Desa
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 Kantor Desa 1 buah
2 Balai Pertemuan 1 buah
3 Pos Kamling 9 buah

Berdasarkan data tabel 3.4 di atas menunjukkan bahwa Desa


Cibatok Satu memiliki Kantor Desa yang letaknya strategis karena berada
di pinggir jalan sehingga mudah diakses warga. Kantor Desa Cibatok Satu
memiliki beberapa fasilitas seperti ruang aula yang dapat digunakan untuk
berbagai kegiatan, seperti rapat, seminar, pembukaan atau penutupan
suatu acara, dan lainnya yang mendukung kegiatan di sana. Terdapat
fasilitas lainnya, yaitu kursi plastik yang dapat warga gunakan/ pinjam
untuk suatu acara. Desa Pasirtanjung juga memiliki 9 pos kamling di tiap
wilayahnya.

31
Gambar 3.4 Kantor Desa Cibatok Satu

b) Perhubungan
Tabel 3.5: Sarana Perhubungan
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 Jalan Beton 6 km
2 Jalan Hotmik 1,5 km
3 Jalan Aspal 2 km
4 Jalan Pengerasan 0,8 km
5 Jalan Gang 2,5 km
6 Jembatan 2 buah

Kondisi jalur perhubungan atau jalan di Desa Cibatok Satu cukup


baik. Hal ini dibuktikan dengan kondisi jalan yang tidak lagi bertanah.
Kami juga bertemu dengan Kepala Desa Cibatok Satu, yakni Bapak Deni
Romadon. Beliau mengatakan bahwa salah satu program untuk Desa
Cibatok Satu ialah memperbaiki jalan bertanah menjadi jalan

32
beraspal/semen untuk membantu akses warga dalam melakukan aktivitas
sehari-hari

Gambar 3.5: Perbaikan Jalan di Desa Cibatok Satu

Gambar 3.6: Jalan Aspal

c) Pendidikan umum
Tabel 3.6: Sarana Pendidikan Umum
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 TK 5 buah
2 SD 2 buah
3 SMP 1 buah
4 SMA 2 buah
33
Berdasarkan data tabel 3.6 di atas, Desa Cibatok Satu memiliki
sarana pendidikan umum untuk taman kanak-kanak berjumlah 5 buah,
tingkat sekolah dasar berjumlah 2 buah, tingkat sekolah menengah (SMP)
berjumlah 1 buah, dan tingkat menengah atas berjumlah 2 buah.

Gambar 3.6: SMK Bumi Sejahtera

b) Peribadatan
Tabel 3.7: Sarana Peribadatan
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 Masjid 8 buah
2 Musholla 7 buah
Berdasarkan data tabel 3.7 di atas, Desa Cibatok Satu memiliki
sarana peribadatan masjid berjumlah 8 buah dan mushalla berjumlah 7
buah. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa
Cibatok Satu memeluk agama Islam.

34
Gambar 3.7: Musholla Al-Ikhlas

c) Kesehatan
Tabel 3.8: Sarana Kesehatan
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 Puskesmas 1 buah
2 Posyandu 8 buah
3 Apotek 1 buah

Berdasarkan data tabel 3.8 di atas, Desa Cibatok Satu memiliki


sarana kesehatan puskesmas berjumlah 1 buah, toko obat berjumlah 1
buah, dan posyandu berjumlah 8 buah. Dengan demikian, sarana kesehatan
di Desa Cibatok Satu sudah mulai berkembang dan memadai.

35
Gambar 3.8: Puskesmas
d) Perekonomian dan perdagangan
Tabel 3.9: Sarana Perekonomian dan Perdagangan
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 Bank Pemerintah 1 buah
2 Kios/Toko/Warung 87 buah
3 Toko Bahan Bangunan 1 buah
4 Wartel/Kiostel 4 buah

e) Fasilitas lainnya
Tabel 3.10: Sarana Lainnya
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 Lapangan Sepak Bola 1 buah
2 Lapangan Badminton 4 buah
3 Lapangan Basket 1 buah
4 Lapangan Bola Voli 1 buah

36
BAB IV

DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN DESA


CIBATOK SATU KECATAMATAN CIBUNGBULANG

A. Kerangka Pemecahan Masalah


Dalam menentukan program kerja yang sesuai dengan kebutuhan yang
ada di lokasi KKN, dibutuhkan suatu metode analisis untuk memudahkan
pemecahan masalah yang digunakan sebagai proses identifikasi factor-
faktor internal manupun eksternal yang ada di desa tersebut. Dalam hal ini,
tim KKN SAHWAHITA 2019 menggunakan metode analisis SWOT.
Tabel 4.1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan

MATRIKS SWOT BIDANG PENDIDIKAN


Internal STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
1. Semangat anak-anak 1. Metode pengajaran
untuk belajar yang masih
tergolong tinggi. monoton dan
2. Dorongan orang tua belum ada
yang ingin anaknya pembaharuan atas
memperoleh ilmu hal tersebut serta
pengetahuan yang fasilitas penunjang
lebih baik. pendidikan yang
3. Adanya dukungan belum memadai.
penuh dari semua 2.Adanya suatu
pihak, baik sekolah, hambatan internal
tokoh masyarakat, maupun eksternal
dan orang tua, serta yang berakibat
perangkat desa yang pada daya tangkap
memiliki tujuan yang peserta didik yang
sama. kurang.
3. Masih belum
terjamahnya
Eksternal wilayah desa untuk
mendapatkan
tenaga pengajar
yang professional.

37
OPPORTUNITIE STRATEGY (SO) STRATEGY (WO)
S (O)
1. Mahasiswa KKN 1. Masing-masing 1. Menciptakan
UIN Jakarta anggota KKN UIN metode pengajaran
hadir dengan Jakarta yang lebih menarik
berbagai latar menyalurkan dan interaktif yang
belakang kompetensi serta biasanya tidak
kompetensi keterampilan yang digunakan di
akademik di dimiliki sesuai sekolah.
berbagai bidang. dengan bidang yang
2. Mahasiswa KKN dikuasai.
UIN Jakarta 2. Menjalin kerjasama
sebagai Agent of dengan pihak
Change memiliki sekolah, warga
pola pikir yang setempat serta
modern dan pihak desa.
memahami
perkembangan
teknologi dan
isu-isu yang
berkembang saat
ini.
THREATH (T) STRATEGY (ST) STRATEGY (WT)
Terlalu banyak Mengenalkan Meningkatkan peran
jenis media yang multimedia dalampengajar maupun
ada pada saat ini bentuk positif dan pendidik serta pihak-
menampilkan mengedukasi sebagai pihak yang
konten yang metode pembelajaran bersangkutan
bersifat non- terkini yang aktif dansebagai mediator
edukatif untuk kreatif. untuk memberi
anak-anak. pemahaman kepada
anak-anak bahwa
pendidikan
merupakan sesuatu
yang sangat penting
bagi masa depan
anak-anak.
Dari matriks SWOT di atas, maka kami menyusun program sebagai
berikut:
1. Bimbingan Belajar

38
Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Lingkungan

MATRIKS SWOT BIDANG LINGKUNGAN


Internal STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
1. Antusias dari 1. Kesadaran warga
masyarakat setempat untuk
terhadap kegiatan peduli terhadap
yang dilakukan lingkungan masih
oleh mahasiswa kurang, kegiatan
KKN UIN Jakarta. peduli lingkungan
2. Lokasi sasaran masih mengandal
pengabdian yang sekelompok pemuda
akan dijadikan setempat.
sebagai peserta
Kampung Ramah 2. Pola pemukiman
Lingkungan penduduk yang
tingkat sangat padat
kecamatan. membuat lahan
untuk penghijauan
lingkungan hampir
dapat dikatakan
tidak ada.

Eksternal

39
OPPORTUNITIES STRATEGY (SO) STRATEGY (WO)
(O)
Hadirnya Melakukan kerjasama 1. Memberdayakan
mahasiswa UIN dengan kelompok warga desa tentang
Jakarta sebagai pemuda dan pihak pentingnya
Agent of Change desa untuk membantu kepedulian terhadap
dalam kegiatan melaksanakan lingkungan.
peduli lingkungan kegiatan yang
serta mentransfer diadakan oleh desa
kemampuan dan mempererat
akademik yang keakraban antar
dimiliki untuk warga.
menunjang
kegiatan peduli
lingkungan.
THREATS (T) STRATEGY (ST) STRATEGY (WT)
Pola pikir masyarakat 1. Mengajak Mengadakan kumpul
yang masih apatis dan masyarakat untuk
rutin dengan
tidak peduli dengan membantu kelompok pemuda dan
lingkungannya sendiri, melaksanakan warga setempat guna
hal tersebut terus kegiatan peduli
membahas kegiatan-
mengakar pada diri lingkungan. kegiatan yang
masyarakat sehingga 2. Mengajak berkaitan dengan
pola pikir tersebut masyarakat untuk
lingkungan yang
berdampak negatif turut serta
diperuntukkan
bagi lingkungannya membantu program
penghijauan desa dan
sendiri. desa dalam
juga membantu
mensukseskan mensukseskan
penilaian Kampung
program desa di
Ramah Lingkungan.
kegiatan Kampung
Ramah Lingkungan.
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program
sebagai berikut:
1. Rumah Hidroponik SAHWAHITA

40
Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Pemberdayaan

MATRIKS SWOT BIDANG PEMBERDAYAAN


Internal STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
1. Semangat anak-anak 1. Minimnya
untuk belajar pengetahuan siswa
berorganisasi dalam berorganisasi
di lingkungan
tergolong tinggi.
sekolah, di mana
2. Dorongan orang tua siswa selalu
yang ingin anaknya mengandalkan pihak
memperoleh ilmu sekolah dalam setiap
pengetahuan yang kegiatan maupun
lebih baik. penyelesaian
Adanya dukungan terhadap konflik
penuh dari semua yang dihadapi.
pihak, baik sekolah,
tokoh masyarakat, dan 2. Masih banyak siswa
orang tua, serta yang ikut dalam
perangkat desa yang organisasi belum
memiliki tujuan yang memanfaatkan
sama. teknologi yang ada
untuk dapat
menunjang kegiatan
organisasi.

Eksternal

41
OPPORTUNITIES STRATEGY (SO) STRATEGY (WO)
(O)
1. Adanya mahasiswa 1. Menjalin kerjasama 1. Anggota KKN UIN
KKN UIN Jakarata dengan pihak Jakarta
yang memiliki sekolah dan pihak menyalurkan
pengalaman dalam desa. keterampilannya di
menjalankan 2. Memberikan bidang organisasi
berbagai kegiatan pengarahan dan teknologi
yang bagaimana kepada anak-anak
mengikutsertakan menjalankan sebuah tingkat Sekolah
banyak peserta. organisasi dengan Menengah Atas
baik dan benar. (SMA) di desa
3. Hadirnya 3. Memberikan tersebut.
mahasiswa KKN pengajaran 2. Keterampilan yang
UIN Jakarta yang bagaimana untuk disalurkan dapat
memiliki menjalani jaringaan dipraktikkan oleh
keterampilan komunikasi kepada siswa di lapangan.
dalam berbagai pihak luar untuk 3. Mengajarkan
bidang. keperluan acara kepada siswa
sekolah yang bagaimana menjalin
diselenggarakan komunikasi dengan
oleh organisasi intra orangtua agar siswa
dan ekstra sekolah. mendapatkan
dukungan dari
orangtua mereka.
THREATS (T) STRATEGY (ST) STRATEGY (WT)
Keberadan teknologi Memberikan Teknologi yang ada
canggih yang pengarahan pada saat ini
menciptakan karakter bahwasanya teknologi merupakan sebuah
individualis dan acuh cangih yang ada pada batu loncatan untuk
seingga memunculkan saat ini bukanlah para siswa dan dapat
anggapan negatif merupakan keperluan digunakan untuk
tertentu. individualis melainkan bersaing dengan
keperluan bersama. sekolah lain.
Dari matriks SWOT di atas, maka kami menyusun program:
A. Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan di SMAN 1
Cibungbulang

42
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan
Kegiatan yang dilakukan terdiri . Adapun rincian dari masing-masing
kegiatan sebagai berikut:
1. Bimbingan Belajar

Tabel 4.4: Bimbingan Belajar

Bidang Pendidikan
Program Cibatok Satu Cerdas
Nomor Kegiatan 01
Nama Kegiatan Bimbingan Belajar SD/MI
Tempat, Tanggal Posko KKN SAHWAHITA, 29 Juli – 15 Agustus
2019
Lama Pelaksanaan Delapan belas hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Nur Safitri Wihastin
Tim Pembantu: Bayu Pradhana Ramadhan, Cut
Annisa Tamara, Alifia Mas‟ud, Qotrunnada
Salsabila, Siti FAdilah, Laras Narpaduita Putri,
Akbar Fadila, Redja Alyusfin, Almira Mey
Theda, Dhika Damayanti, Cica Nurtia, Fitrianah,
Nia Fitri Kurniawati, Imam Haidar Hasyim,
Encep Dudin Saepudin, M. Irsyad Rachman,
Imam Taufiq Ponco Utomo, dan Rahma Putri
Cesar Rahayu.
Tujuan Memberikan pelajaran tambahan dan
membantu dalam mengerjakan tugas sekolah
kepada siswa SD/MI di wilayah Desa Cibatok
Satu.
Sasaran Siswa SD Negeri Cibatok 06 dan MI Nurul
Amin.

Target 40 orang siswa SD/MI mendapatkan pelajaran


tambahan serta terbantu dalam mengerjakan
tugas sekolah.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini disepakati oleh seluruh anggota
kelompok KKN kami ketika rapat pengesahan
kegiatan. Beberapa hal yang kami rancang untuk
mengadakan kegiatan tersebut antara lain
jadwal kegiatan, lokasi kegiatan, sosialisasi serta
43
perizinan ke sekolah-sekolah terkait. Kegiatan
diadakan dua kali dalam seminggu yaitu di
setiap Senin dan Kamis. Adapun fasilitas
penunjang yang kami sediakan yaitu meja
belajar lipat, buku dan alat tulis serta papan
tulis. Dibagi atas beberapa kelas dan satu kelas
terdiri atas beberapa tutor pengajar. Dan teknik
mengajar pun kami sampaikan dengan metode
pengajaran yang lebih upgrade dan interaktif.
Siswa SD/MI setempat sangat antusias ketika
diajar oleh anggota KKN SAHWAHITA 2019.
Hasil Pelayanan 60 siswa SD/MI di wilayah desa Cibatok Satu
mendapatkan pelajaran tambahan dan terbantu
dalam mengerjakan tugas sekolah.
Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut.

Dokumentasi Kegiatan

Gambar 4.1: Bimbingan Belajar Gambar 4.2: Bimbingan Belajar


(Foto Bersama) (Suasana Belajar)

C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan


Kegiatan yang dilakukan terbagi ke dalam beberapa bidang, di
antaranya bidang lingkungan dan pemberdayaan. Adapun rincian dari
masing-masing kegiatan sebagai berikut:

44
1. Rumah Hidroponik SAHWAHITA

Tabel 4.5: Rumah Hidroponik SAHWAHITA

Bidang Lingkungan
Program Kampung Ramah Lingkungan
Nomor Kegiatan 02
Nama Kegiatan Rumah Hidroponik SAHWAHITA
Tempat, Tanggal 1. Kegiatan Tahap 1-2 : Musholla Al-
Ikhlas, 31 Juli – 12 Agustus 2019.
2. Kegiatan Tahp 3 : Halaman Rumah
Hj.Yenny, 13 – 22 Agustus 2019.

Lama Pelaksanaan Dua puluh tiga hari


Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Bayu Pradhana Ramadhan
dan Rahma Putri Cesar Rahayu
Tim Pembantu : Cut Annisa Tamara, Alifia
Mas‟ud, Qotrunnada Salsabila, Siti Fadilah,
Laras Narpaduita Putri, Nur Safitri Wihastin,
Akbar Fadila, Redja Alyusfin, Almira Mey
Theda, M.Irsyad Rachman, Imam Taufiq Ponco
Utomo, Nia Fitri Kurniawati, Imam Haidar
Hasyim, Encep Dudin Saepudin, Dhika
Damayanti, Cica Nurtia, dan Fitrianah.
Tujuan Memberdayakan masyarakat dalam
pemanfaatan lahan yang padat dan sempit
melalui kegiatan bercocok tanam dengan
metode hidroponik dan memanfaatkan sampah
plastic yang akan dijadikan sebagai wadah
hidroponik pengganti pipa, serta mendukung
kegiatan penghijauan lingkungan dan
mensukseskan program desa yang ikut serta
dalam penilaian Kampung Ramah Lingkungan
tingkat kecamatan.
Sasaran Warga Desa Cibatok Satu.

45
Target 30 warga desa Cibatok Satu terberdayakan
serta pihak desa terbantu dalam kegiatan
Kampung Ramah Lingkungan.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini direncanakan berdasarkan hasil
survey yang telah dilakukan. Kegiatan ini
dirancang bersama pihak desa karena adanya
kesamaan tujuan. Dan kemudian disepakati
oleh seluruh anggota KKN SAHWAHITA 2019
dan dosen pembimbing lapangan. Beberapa hal
yang kami siapkan untuk
mengimplementasikan kegiatan ini adalah
bahan dan peralatan untuk mendukung
kegiatan tersebut antara lain seperti benih
hidroponik, tray semai, rockwoll (media tanam),
nutrisi tanaman, mengumpulkan styrofoam
anggur dan botol plastik bekas berbagai
ukuran, serta peralatan lainnya untuk
pembangunan green house untuk hidroponik
tersebut. Kemudian kami membagi kegiatan ini
dalam beberapa tahap yaitu tahap 1 adalah
tahap penyemaian benih, tahap 2 adalah
pembuatan wadah hidroponik dari barang
bekas, dan tahap 3 adalah pemindahan bibit
dari trai semai ke wadah hidroponik serta
pembangunan green house. Semua kegiatan
tersebut melibatkan seluruh elemen
masyarakat yang ada di Desa Cibatok Satu.
Hasil Pelayanan 40 warga desa Cibatok Satu terberdayakan
serta pihak desa terbantu dalam mensukseskan
kegiatan Kampung Ramah Lingkungan tingkat
kecamatan.
Keberlanjutan Kegiatan ini akan terus berlanjut setelah masa
Program KKN sampai masa panen pertama tiba dan
melakukan pembenihan kembali. Hal ini
dilakukan dengan cara melalukan monitoring
setiap bulannya oleh anggota KKN
SAHWAHITA 2019 ke Desa Cibatok Satu.

46
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 4.3: Tahap Penyuluhan Gambar 4.4: Tahap Pembuatan


Pembibitan dan Pembuatan Kerangka Green House Hidroponik
Instalasi Hidroponik

Gambar 4.5: Green House Gambar 4.6: Green House


Hidroponik SAHWAHITA Hidroponik SAHWAHITA
(Tampak Samping) (Tampak Depan)

47
2. Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan

Tabel 4.6: Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan

Bidang Pemberdayaan
Program Cibatok Satu Cerdas
Nomor Kegiatan 03
Nama Kegiatan Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan
Tempat, Tanggal SMAN 1 CIbungbulang, 13 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan Satu hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Laras Narpaduita Putri
Tim Pembantu : Bayu Pradhana Ramadhan,
Cut Annisa Tamara, Alifia Mas‟ud, Qotrunnada
Salsabila, Siti Fadilah, Nur Safitri Wihastin,
Akbar Fadila, Redja Alyusfin, Almira Mey
Theda, M.Irsyad Rachman, Imam Taufiq Ponco
Utomo, Rahma Putri Cesar Rahayu, Nia Fitri
Kurniawati, Imam Haidar Hasyim, Encep
Dudin Saepudin, Dhika Damayanti, Cica
Nurtia, dan Fitrianah.

Tujuan Memberikan arahan kepada siswa SMAN 1


Cibungbulang bagaimana cara berorganisasi
dengan baik dan benar.

Sasaran Siswa yang terlibat dalam kepengurusan OSIS


dan ekstrakurikuler di SMAN 1 Cibungbulang.
Target 30 siswa SMAN 1 Cibungbulang yang terlibat
dalam kepengurusan OSIS dan
ekstrakurikuler.

48
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini direncanakan oleh salah satu
anggota kelompok KKN kami, lalu disetujui
oleh seluruh anggota KKN SAHWAHITA
2019. Beberapa hal yang kami rancang untuk
mengadakan kegiatan tersebut yaitu jadwal
kegiatan, lokasi, konsep acara, konsumsi,
perizinan dengan pihak sekolah, administrasi
dan penetapan pemateri. Kegiatan ini
berlangsung satu hari pada 13 Agustus 2019,
dan kegiatan ini dibuka secara resmi oleh
Kepala SMAN 1 Cibungbulang. Kegiatan
berlangsung secara interaktif, terlihat dari
antusias peserta yang sangat tinggi ketika
pemateri menyampaikan materi. Kegiatan
tersebut bertema “Meningkatkan Rasa
Tanggung Jawab, Kritis, dan Komunikatif
dalam Manajerial Organisasi”, dari tema
tersebut terlihat tujuan kegiatan ini secara
jelas memberikan arahan dan cara dalam
berorganisasi yang baik serta memberikan
solusi konkrit dalam konflik yang dihadapi.
Materi disampaikan oleh salah satu alumni
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari Fakultas
Adab dan Humaniora yaitu Irvan Hidayat,
S.Hum. Kegiatan dipandu oleh MC yaitu Cut
Annisa Tamara dan dimoderatori oleh Imam
Haidar Hasyim. Kegiatan ini dihadiri oleh 30
peserta. Kegiatan ini diharapkan mampu
menambah wawasan serta softskill dari peserta
kegiatan dalam berorganisasi dan mampu
menyelesaikan konflik yang terjadi dalam
setiap kegiatan organisasi, baik itu kegiatan di
organisasi internal maupun eksternal.
Hasil Pelayanan 30 siswa SMAN 1 Cibungbulang yang terlibat
dalam kepengurusan OSIS dan ekstrakurikuler
mendapatkan arahan serta bimbingan
mengenai cara berorganisasi dengan baik dan
benar.
Keberlanjutan Kegiatan tidak berlanjut.
Program

49
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 4.8: Penyampaian


Gambar 4.7: Pembukaan
Materi Manajemen Organisasi
Manajemen Organisasi dan
dan Kepemimpinan
Kepemimpinan

Gambar 4.9: Pemberian Gambar 4.10: Pemberian


Cinderamata kepada Pihak Cinderamata kepada Pemateri
Sekolah

Gambar 4.11: Foto Bersama Peserta Manajemen


Organisasi dan Kepemimpinan

50
C. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil
Dalam proses pelaksanaan program kegiatan selama satu bulan, kami
menemukan berbagai faktor yang mempengaruhi hasil dari program yang
dijalankan. Faktor pencapaian hasil tersebut sifatnya beragam, ada yang
sifatnya mendorong berhasilnya suatu program ataupun yang sifatnya
menghambat keberhasilan program tersebut.
a. Faktor Pendukung
1) Pihak desa yang sangat terbuka dan memudahkan kami dalam
melaksanakan program yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa
KKN.
2) Beragamnya kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing anggota
KKN baik itu kompetensi akademik maupun keterampilan.
3) Antusias dari seluruh elemen masyarakat setempat terhadap
program kegiatan dan kedatangan mahasiswa KKN yang tinggi.
b. Faktor Penghambat
1) Terhambatnya proses sosialisasi akibat sebagian besar masyarakat
desa merupakan pedagang yang bekerja full day.
2) Minimnya sarana dan prasana yang menyulitkan pelaksanaan
program kegiatan.
3) Meskipun antusias masyarakat tinggi, namun sebagian masyarakat
ada yang kurang responsif terhadap program kegiatan yang
dijalankan.

51
"Hidup adalah seni menggambar tanpa penghapus."

-John W. Gardner"

52
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil pelaksanaan program KKN ialah bahwa kami kelompok KKN


Sahwahita telah melaksanakan KKN di Desa Cibatok Satu, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. KKN dilaksanakan
selama satu bulan terhitung mulai 23 Juli hingga 23 Agustus 2019. Melalui
kegiatan KKN ini, kami telah mendapatkan banyak pengalaman serta
pelajaran hidup yang berharga. Keberadaan KKN juga membuat kami
sebagai anggota KKN Sahwahita saling mengenal satu sama lain. Kami
belajar agar saling bekerjasama, menghargai pendapat satu sama lain, dan
saling menyayangi. Setiap kegiatan yang kami lakukan di Desa Cibatok
Satu disesuaikan dengan keadaan permasalahan yang ada di desa tersebut.
Permasalahan yang terjadi meliputi berbagai bidang, di antaranya
pendidikan, infrastruktur, keagamaan, ekonomi, sosial, kesehatan, dan
lainnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kami telah melakukan
berbagai program yang diuraikan sebagai berikut:

1. Bidang Pendidikan

Mahasiswa KKN diharapkan dapat menyalurkan pengetahuan maupun


pengalaman yang dimilikinya dan menciptakan kesadaran masyarakat
akan pentingnya pendidikan. Oleh karena itu, kami telah melakukan
program membantu mengajar di beberapa jenjang pendidikan. Kegiatan ini
diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi masyarakat untuk
belajar. Kami telah berhasil melakukan program bimbingan belajar untuk
siswa tingkat PAUD, MI, dan SD.

53
2. Bidang Pemberdayaan

Pada bidang ini kami telah melakukan program dalam bentuk seminar
Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan yang kami adakan di SMA
Negeri 1 Cibungbulang. Kegiatan ini diharapkan dapat menambah
wawasan serta meningkatkan cepat tanggap siswa dalam memanajemen
segala hal yang ada dalam organisasi, baik itu organisasi internal sekolah
maupun eksternal.

3. Bidang Lingkungan

Pada bidang lingkungan kami telah melaksanakan program


pemberdayaan masyarakat dalam dunia bercocok tanam dengan
menggunakan metode hidroponik. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
beberapa tahap antara lain tahap pembibitan, tahap pengolahan wadah,
tahap pemindahan bibit, dan tahap pembangunan Green House yang kami
tinggalkan sebagai bukti fisik hasil dari pemberdayaan. Dan juga kegiatan
ini bersifat berkelanjutan.

Program-program KKN tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi


masyarakat Desa Cibatok Satu dan mahasiswa itu sendiri. Pelaksanaan
program-program KKN tersebut tidak terlepas dari bantuan dan
kerjasamadari masyarakat Desa Cibatok Satu. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat merespon secara positif terhadap program yang kami lakukan.

B. Rekomendasi

1. Rekomendasi untuk Pihak Pemerintah Desa Setempat

Upaya pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah di Desa


Cibatok Satu sudah cukup baik. Namun, masih terdapat kekurangan.
Saran atau rekomendasi dari kami ialah dengan terus berupaya
menggali dan meningkatkan potensi yang ada di Desa Cibatok Satu,
terutama di peningkatan sarana dan prasarana untuk bercocok tanam
dan penghijauan. Karena sangat terbatasnya lahan dan fasilitas
masyarakat untuk melakukan kegiatan pertanian, sehingga
kemampuan masyarakat dalam bercocok tanam pun kurang dieksplor
54
lebih jauh. Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia menjadi masyarakat yang lebih aktif dan
produktif sehingga terbentuk masyarakat yang berdaya, maju, dan
mandiri.

2. Rekomendasi untuk PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Upaya PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memberikan


pengarahan kepada calon anggota KKN sudah cukup baik. Saran dari
kami bagi PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ialah agar terus
meningkatkan pelayanan yang baik bagi calon anggota KKN.
Kemudian, disarankan agar dapat memberikan informasi secara lebih
spesifik sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Selain itu, kami
juga berharap agar PPM lebih menyeleksi lagi lokasi sasaran kegiatan
pengabdian mahasiswa yang tentunya lebih layak untuk dijadikan
lokasi pengabdian. Karena masih banyak desa-desa terpencil lainnya
yang belum dijangkau oleh kegiatan pengabdian mahasiswa.

3. Rekomendasi untuk Tim KKN Desa Cibatok Satu Selanjutnya

Berikut ini rekomendasi atau saran dari kami bagi tim KKN Desa
Cibatok Satu selanjutnya, yakni sebagai berikut:

a. Tim KKN diharapkan untuk melakukan kegiatan sesuai dengan


kondisi Desa Cibatok Satu. Bisa jadi keadaan Desa Cibatok Satu saat
ini dengan masa yang datang akan berbeda. Kemudian, jalin
komunikasi dengan pihak aparat desa maupun masyarakat terkait
kegiatan yang akan dilaksanakan. Karena aparat desa dan warga desa
di sana sangatlah terbuka dan sangat antusias dengan adanya
mahasiswa KKN yang datang untuk mengabdi.

b. Tim KKN diharapkan dapat melakukan kegiatan yang mencakup


berbagai bidang, seperti pendidikan, sosial, ekonomi, dan sebagainya.
Dan juga tim KKN dapat melakukan kegiatan pengabdian dengan
melibatkan seluruh RT maupun RW yang ada di Desa Cibatok Satu.

55
c. Tim KKN diharapkan dapat mengembangkan kegiatan atau fasilitas
yang sudah kami lakukan di Desa Cibatok Satu dan bersikap sesuai
norma-norma yang berlaku.

56
BAGIAN 2:
REFLEKSI HASIL KEGIATAN
“Akan selalu ada hari-hari menyakitkan dan kita

tidak tahu kapan hari itu menghantam kita.

Tapi akan selalu ada hari-hari berikutnya,

melalui bab yang baru bersama matahari terbit.”

-Tere Liye-

58
.BAB VI

PENGGALAN KISAH INSPIRATIF KKN


A
RINDU YANG TERTINGGAL
Oleh: Akbar Fadila
Awal Kehidupan

Kuliah kerja nyata memang pada dasar nya itu hal yang wajib bagi
seorang mahasiswa yang mempunyai amanah dari kampus untuk
mengabdi kepada masyarakat dan hal tersebut harus di ikuti hanya untuk
di semester 7 dan di jalankannya ketika liburan akhir semester 6. dan
alasan saya mengikuti kuliah kerja nyata ini (KKN). Karena sudah
kewajiban saya dalam memenuhi mata pelajaran kuliah saya, awalnya saya
tak percaya kalau saya bisa mengikuti kkn ini dikarenakan jumlah KRS
saya kurang, akan tetapi mungkin Allah mempermudah jalan saya dan
menjawab do'a saya sehingga saya bisa mengikuti program kuliah kerja
nyata ini. Alhamdulillah sesungguhnya Allah Maha Adil ke semua hamba-
Nya. Ketika saya sudah memenuhi syarat dan mengisi form kegiatan Kuliah
Kerja Nyata ini, akhirnya dibagi menjadi 200 kelompok dan satu kelompok
berisi 19 anggota dari berbagai fakultas yang berbeda. Dan dibagi menjadi
dua daerah yaitu Bogor dan Tangerang, saya sendiri tempatkan di daerah
Bogor, Kecamatan Cibungbulang, Desa Cibatok Satu dan di selain itu saya
kebagian di kelompok 19 ada barengan teman saya satu fakultas sama saya
yaitu Siti Fadillah dia adalah teman satu pesantren sama saya akhirnya
KKN juga bareng sama saya memang dunia ini memang sempit sehingga
kita di pertemukan kembali. Motivasi saya mengikuti kuliah kerja nyata
ini adalah untuk memberikan tindakan terbaik yang dapat saya lakukan.
Jika saya dapat memberikan bantuan kepada masyarakat di sana lakukan
lah dan jalani dengan penuh keikhlasan. Dan jika saya hanya mampu
memberikan waktu dan tenaga itu juga sama pentingnya. Tujuan saya
mengikuti program Kuliah Kerja Nyata ini adalah untuk membangkitkan
semangat yang berada di dalam desa itu karena sesungguhnya pengabdian
itu adalah sifat yang sangat wajib bagi seorang mahasiswa.

59
Kompetisi saya dalam bidang Kuliah Kerja Nyata mungkin tidak ada
hubungannya di dalam jurusan saya karena jurusan saya adalah Aqidah
Dan Filsafat Islam akan tetapi di situ saya mulai mendapatkan pengalaman
dan belajar lagi dalam bidang kuliah kerja nyata ini untuk menjadi lebih
baik lagi dan bermanfaat bagi warga desa tersebut. Kompetisi saya dalam
KKN ini adalah mengajar bimbel dan mengaji , hidroponik dan wadah
tempat nya di bikin dari barang barang bekas. Misalnya, botol-botol aqua
yang digunakan untuk menjadi wadah hidroponik dan rencana kegiatan
saya selama KKN adalah membuka les Bimbel untuk anak–anak SD,
Seminar MOK (Manajemen Organisasi Kepemimpinan), dan hidroponik.

Pandangan saya kepada kuliah kerja nyata ini adalah sebuah program
pengabdian kepada Masyarakat mungkin pas awal saya bertemu dengan
kelompok yang baru, teman yang baru dan suasana yang baru, banyak
cobaan yang saya dapatkan ketika KKN dimulai , pengalaman susah, sedih
dan senang semuanya saya dapatkan ketika KKN ,apalagi ketika air di
posko mati ya sudah mau apalagi menunggu keajaiban dari Allah. Akan
tetapi semua itu saya jalankan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran
ambil baik dan buruknya di tinggalkan karena di setiap pekerjaan yang
kita jalani pasti akan ada hikmah nya yang di berikan sama Allah
kesabaran adalah nikmat sederhana yang Allah berikan kepada hamba-
Nya .

Tentang kita Bersama

Awal pertemuan kami adalah di sebuah program Kuliah Kerja Nyata


ini, kemudian disatukan dalam sebuah kelompok berisikan 19 anggota
terdiri dari ketua, sekretaris, humas, acara, kosumsi, perlengkapan dan
dokumentasi. Di sini terlihat beraneka ragam sifat- sifat dari teman saya di
mulai dari yang ngeselin, menyebalkan , dan egois. Di mulai dari ketua saya
yaitu Bayu dia berasal dari Fakultas sains dan Teknologi Jurusan
Agribisnis sifat nya kadang suka bikin ngeselin ,kalau berbicara bernada
tinggi tapi saya bangga dia menjadi ketua karena sudah mengarahkan
kelompoknya dengan sabar. Selanjutnya adalah Sekretaris 1 saya yang
bernama Cut Annisa Tamara yang berasal dari Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis, Jurusan Perbankan Syariah, sifatnya terkadang naik turun kadang

60
baik dan kadang bikin ngeselin , Selain itu sifat keegoisannya pun sungguh
sangat tinggi sekali. Sehingga saya sendiri terkadang suka kesal. Namun,
dia adalah sosok sekretaris yang bertanggung jawab dan amanah dalam
menjalankan tugasnya. Selanjutnya, Sekretaris 2 saya adalah AlifiaMas'ud
berasal dari Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah Peradaban
Islam sifatnya sangat unik, kenapa saya bilang sangat unik karena
seketika dia berbicara intonasi nadanya itu sungguh sangat berbeda
dengan yang lain, tapi dia sosok wanita yang mempunyai semangat yang
besar untuk kelompoknya. Lanjut, Divisi Humas saya bernama Theda yang
berasal dari Fakultas Syariah dan hukum, Jursan Ilmu Hukum, sifatnya
beraneka ragam dan asyik, dia adalah sosok wanita yang tangguh dalam
menjankan tugasnya ada hal yang saya suka bikin ketawa kepada Theda ini
adalah tertawanya, sungguh sangat mencuci mata ketika ngantuk, tapi
saya bangga kepda Theda karena selalu perhatian kepada kelompoknya,
Redja Alyusfin berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Manajemen sifatnya baik agak sedikit ngeselinnya tetapi saya bangga karena
selalu solid kepada teman-temannya, dan selanjutnya Nur Safitri Wihastin
dari Divisi Acara saya dan saya juga termasuk anggota acara, biasa di
panggil Hastin berasal dari Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan IPS,
sifatnya baik dan selalu memberikan semangat kepada kelompoknya dan
teman-teman di sekitarnya, Laras Narpaduita Putri berasal dari Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Hubungan Internasional, sifatnya menurut
saya dia apatis dan hanya orang-orang tertentu yang akrab sama Laras,
Divisi Konsumsi di kelompok saya beranggota tiga orang, yang pertama
Dhika Damayanti berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Fisika, sifatnya dia sangat peduli kepada orang-orang yang berada di
sekitarnya. Kedua, Fitrianah berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
juga, Jurusan Pendidikan Agama Islam, sifatnya pendiam akan tetapi
diamnya fitri menyimpan sebuah kata-kata yang sangat membantu untuk
kelompoknya. Ketiga, Cica berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi
Jurusan Biologi sifatnya tegas dan rendah hati, Divisi Perlengkapan saya
beranggotakan tiga orang. Pertama, Encep Dudin Saepudin berasal
dariFakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Keluarga sifatnya suka
menjatuhkan orang yang berada di sekitarnya. Tapi seketika dirinya
dijatuhkan dia marah tanpa sebab, tapi saya bangga ama Encep karena
sangat rajin melaksanakan kewajibannya, , yang kedua Nia berasal dari
61
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Jurusan Akuntasi sifatnya pendiam dan
terkadang saya juga suka diingatkan sama Nia dalam hal-hal tugas, yang
ketiga. Imam Haidar berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan juga
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris sifatnya adalah tinggi hati akan tetapi
saya bangga sama Haidar karena bisa membawa kelompoknya ke suasana
yang baik. Dan yang terakhir dari Divisi Dekorasi beranggotakan tiga
orang juga. Pertama, Rahma berasal dari Fakultas Dakwah dan
Komunikasi sifatnya sedikit keras dan banyak omong, tapi omongan
mempunyai makna yang baik buat teman-temannya saya bangga kepada
Rahma. Kedua, Imam Taufik Ponco berasal dari Fakultas Sains dan
Teknologi, Jurusan Sistem Informasi sifatnya dia selalu menjadi alarm saya
ketika Subuh. Ketiga, Irsyad berasal dari Fakultas Adab dan Humaniora,
jurusan Bahasa Arab dan Sastra Arab sifatnya selalu semangat dalam
mngerjakan sesuatu. Dan yang terakhir adalah Bendahara saya yang
bernama Qotrotunnada dan Siti Fadillah, Mereka dari jurusan berbeda
yaitu Adab dan Humaniora dan Ushuluddin sama seperti saya cuman beda
jurusan saja, mereka berdua mempunyai sifat yang bertanggung jawab dan
amanah sebagai bendahara mungkin saya agak sedikit kesal dengan Dillah
karena omongannya terlalu tinggi tapi di situ saya bangga kepada kelompok
saya yang bernama “SAHWAHITA” artinya Bermanfaat Bagi Semua
Orang. Banyak kejadian-kejadian beraneka ragam yang saya dapatkan
selama melaksanakan program KKN ini dari mulai rumah yang kita
tinggalkan dan air yang terkadang suka mati dan error yang tidak jelas dari
luar sana, akan tetapi kejadian, konflik yang saya selalu dikenang dalam
hidup saya adalah seketika teman saya yang perempuan 2 orang
bertengkar disaat sedang terlasanakanya rapat evaluasi bersama akan
tetapi beberapa hari kemudian dua orang teman saya baikan seperti semula
lagi.

Pada dasarnya persahabatan tidak mengenal situasi apapun, senang


sedih, gundah, cemas, ataupun kalut dihadapi bersama. Maka, ketika
sahabat akan pergi untuk melanjutkan cita-citanya, memang rasanya ada
sesiatu yang hilang dalam hidup. Namun, jika kelak sahabat telah sukses,
maka saya akan turut merasa bahagia karena saya telah menjadi bagian
dalam hidupnya. Teman yang baik tidak pernah mengucapkan selamat

62
tinggal, mereka hanya mengatakan “sampai jumpa”. Karena sesungguhnya
berpisah itu tidak sepenuhnya berpisah, hanya jarak yang memisahkan
kita, namun kalian masih bisa berkomunikasi apalagi dengan kecanggihan
teknologi saat ini. Akan tetapi berpisah memang hal yang wajar, bagi
setiap orang memang pasti akan ada masanya akan berpisah denganmu
wahai sahabat, namun yakinlah pada suatu saat nanti pasti akan ada rasa
yang teramat bahagia ketika kita bisa dipertemukan kembali di tempat
yang berbeda dengan wajah yang sama dan suasana yang berbeda.
Mungkin kata-kata perpisahan yang sering saya dengar, itu hal yang
sudah biasa. perpisahan memang mengajarkan kita banyak hal bahwa
sesungguhnya kebersamaan yang telah kita bangun bersama. dari awal
sampai akhir, ini bukan ucapan selamat tinggal, hanya waktu saja yang
seketika kita harus menutup pintu ke masa lalu untuk membuka pintu ke
masa depan. Berpisah untuk menyambut masa depan dan akan bertemu
kembali. Sehat selalu sahabatku semoga kalian diberi kesehatan selalu oleh
Allah dan dilancarkan selalu segala pekerjaannya. Semoga desa itu selalu
aman, dan tentram sejahtera. Bangun pagi di desa adalah rahmat tak
terkira yang akan menyapamu. Desa memang tak menawarkan kehidupan
yang lengkap seperti di perkotaan. Lapangan kerja yang terbatas, listrik
yang belum merata distribusinya, sinyal HP terkadang mati. Namun
kehidupan desa yang sederhana itu justru bisa membuat diri kita begitu
merindu. Entah kami memang hidup di kota karena KKN misalnya
kehidupan di desa itu begitu kaya di balik segala keterbatasannya. Suara
jangkrik, kodok maupun burung yang berkicau adalah musik terbaik yang
kita dengar. Capung beterbangan dan kunang-kunang yang berkelap-kelip
saat malam adalah pemandangan yang akan membuat kita tersenyum
dengan mata. Namun di kota kedua hal tersebut sering menjadi barang
langka. Aku kenang selalu.

Desa yang Menginspirasi

Desa Cibatok Satu, Kabupaten Bogor, Kecamatan Cibungbulang


merupakan desa yang penuh pengalaman bagi saya dan teman-teman saya
dalam melaksanakan Kuliah Kerja Nyata. desa yang bertempatan pinggir
jalan raya, yang ramai dengan angkot ketika pagi dan sore, penduduknya
pun sangatlah ramah dan sopan saya sungguh sangat menyukai dengan
desa itu akan tetapi sangat disayangkan dengan penghijauan di Desa
63
Cibatok Satu itu sangatlah kurang karena banyak pembangunan di mana-
mana seprti pembangunan aset jalan dan lain-lain sehingga kebun dan
tanaman di desa itu sangatlah sedikit. Hampir sebagian warga dari bapak-
bapak nya adalah pedagang, pegawai dan petani, sangat disayangkan
jikalau para petani itu ketika dia berangkat sawahnya pun bukan berada di
Desa Cibatok Satu akan tetapi di desa seberang karena ulah pembangunan
itu jadi para petani sangat jauh perjalanannya, dan lokasi tempat tinggal
kami berada di pinggir jalan raya jadi kalau akses membeli bahan pokok
makanan dan kebutuhan sehari-hari. Dan tempat lokasi rumah kita pun
amat sangat cukup bahkan lebih dari cukup akan tetapi sangat
disayangkan dengan kondisi airnya yang terkadang suka mati memang
kondisi air di Desa Cibatok Satu itu sangatlah kurang mata air nya jadi
jikalau air mati ya sudah mungkin saya nunggu keajaiban datang dari
Allah. Kondisi lingkungan pun sangatlah bersih dan jauh dari sampah
,karena warga-warga nya begitu rajin dalam membersihkan rumah dan
halaman rumahnya, Desa Cibatok Satu pun mengikuti lomba KRL yaitu
(Kampung Ramah Lingkungan), para warga pun berpartisipasi aktif dan
menyiksakan program tersebut melalui kegiatan kerja bakti bersama anak-
anak KKN SAHWAHITA, dan hasilnya pun sangat memuaskan bagi kami
dan para warga Desa Cibatok Satu, Alhamndulillah Desa Cibatok Satu
menduduki juara tiga dalam mengikuti lomba Kampung Ramah
Lingkungan.

Kisah yang berkesan bagi saya adalah ketika saya dan teman-teman
saya membuat kehidupan baru untuk desa cibatok satu saya sungguh
amatlah senang kenapa karena mereka adalah bagian dari keluarga saya
selama KKN ini, sosial keagamaanya sungguh sangat baik dan tentram,
pembelajaran yang saya dapat dari desa ini adalah karena desa ini sungguh
sangat mengubah cara hidup saya dengan kesabaran kenapa. Karena
sesungguhnya semual hal itu tidaklah langsung menjadi bukit, harus
berusaha dengan doa dan kerja keras, mungkin kita merasakan pahitnya
dihina orang dimaki -maki orang atau ditindas akan tetapi kalau kita
menjalankannya dengan penuh kesabaran Insyallah, semuanya berjalan
dengan lancar.

Pulang untuk Kembali


64
Mungkin di setiap ada pertemuan pasti akan perpisahan, memang pada
dasarnya manusia kembali kepada pemilik-Nya. Setiap pekerjaaan dan
pengalaman yang kita lewati pasti akan menjadi cerita di dalam hidup
saya. Andai saya bisa merasakan hidup seperti mereka pasti saya akan
bersemangat karena kehidupan di desa itu sangat lah nyaman dan tentram.
Ketika pagi menyambut semua aktivitas warga berjalannya sesuai dengan
alurnya. Pada tanggal 23 Agustus 2019 kami bersiap-siap dan
membereskan barang-barang karena waktu untuk mengabdikan diri di
desa ini sudah habis, kami pun pamit kepada warga Cibatok Satu, tidak
lupa ucapan terima kasih karena sudah menerima kami dengan baik, dan
menganggap kami sebagai bagian dari keluarga dari Cibatok Satu. Andai
saja waktu bisa terulang kembali ingin ku ulang semua pengalamanku agar
bermanfaat bagi semua orang, akan tetapi waktu yang sudah diberikan
oleh pihak kampus itu sudahlah cukup. Jikalau saya menjadi bagian dari
warga ini saya akan membuat desa ini menjadi desa yang penuh keceriaan,
karena desa ini adalah desa yang mengajarkanku segala macam sifat
kehidupan yang tentram di mulai dari bahasanya, anak-anak yang bermain
dengan tenang dan para warga yang sedang berkumpul. Sosok keceriaan
yang berada dalam warga itu adalah anugrah bagi saya dan kelompok saya.
Karena saya dan kelompok saya, sudah menjalankan amanah dari kampus
dengan baik untuk Desa Cibatok Satu, karena saya sudah mengoptimalkan
kemampuan saya untuk desa. Dan kelompok saya pun sudah memberikan
kebaikan kepada desa, kebaikan apa saja yang kami berikan yaitu
menanam bibit yang baik, membuat wadah tanaman dari barang-barang
bekas, mengajarkan ilmu kegamaan dan pengetahuan kepada adik-adik di
sana. Mungkin saja jikalau Allah mempertemukan kembali pasti semuanya
akan buat lebih baik lagi untuk Desa Cibatok Satu agar berguna bagi
masyarakat desa di sana. Ketika hidup sudah dipenuhi dengan beraneka
ragam sifat, maka simpanlah itu untuk bekal dan pengalaman yang terbaik
di dalam hidup dan jadikanlah moment ini sebagai momen yang sangat
berkenang bagi saya dan teman-teman saya. Sesungguhnya ketika saya
sudah lulus nanti ingin sekali menjadi kepala Desa Cibatok Satu dan
memimpin, memberi arahan yang baik.

Selain itu juga saya sangat terkagum dengan anak-anak desa ini
mempunyai semangat yang luar biasa untuk menimba ilmunya walaupun

65
ada saja yang harus di lewati, yaitu berbagai macam rintangan dan
keterbatasan. Mungkin bagi seorang saya melewati hal-hal seperti
sangatlah sulit akan tetapi, tidak dengan mereka. Mereka mempunyai
harapan. Harapan untuk menggapai cita-cita dan membangun desanya
sendiri, dengan cara terus belajar dari hal apapun. Mungkin dalam hidup
kita berbeda dalam menjalankannya namun, jika kita menjankannya
dengan sabar dan ikhlas insyallah akan mendapatkan yang lebih baik.
Ketika hidup sudah mulai mengeluh, cobalah untuk belajar dari orang yang
berada di sekitarmu bahwa hidup itu bukan untuk mengeluh atau
bermalas-malasan, melainkan untuk membangun sebuah tekad bahwa
saya pasti bisa. Terima kasih warga Desa Cibatok Satu, engkau akan selalu
di kenang dalam hidup saya

66
B
MENJAHIT KEBERAGAMAN MELALUI KEBERSAMAAN
Oleh: Alifia Mas‟ud

Kuliah Kerja Nyata atau Kuliah Kerja Ngapain?


Alifia Mas‟ud biasa disapa dengan panggilan Alif.Pernah mempunyai
keinginan untuk mengabdikan diri dan mengamalkan ilmunya di sebuah
desa pedalaman yang masyarakatnya membutuhkan pendidikan yang
layak. Awalnya hanya keinginan semata, pada akhirnya di UIN Jakarta
terdapat program pengabdian masyarakat yang dikelola oleh PPM, disini
Fakultas Adab dan Humaniora termasuk 5 jurusan yang ada di dalamnya,
masuk daftar mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau dikenal dengan
KKN.
Memasuki penghujung semester 6, topik terbesar adalah perihal
KKN. Beberapa teman mencemaskan bagaimana KKN, „akan mendapatkan
kelompok seperti apa?‟, „ditempatkan mengabdi di desa yang bagaimana?‟
dan pertanyaan umum lainnya, pendaftaran KKN melalui AIS pun dibuka
dan diberikan 4 pilihan, yang pertama KKN Reguler di mana pilihan ini
wajib diikuti oleh semua mahasiswa dan tempat pelaksanaanya di daerah
Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang. Kedua, KKN Kebangsaan
biasanya KKN ini dilaksanakan diluar Pulau Jawa dan pada prosesnya
mahasiswa yang ingin mengikuti KKN Kebangsaan melewati beberapa
tahapan seleksi. Ketiga, yaitu KKN Internasional tahapan yang harus
dilewati sama dengan KKN-Kebangsaan. Dan yang terkahir yaitu KKN
InCampus, KKN ini berlangsung selama 3 bulan, biasanya kegiatan KKN In
Campus ini membantu administrasi PMM dalam mengola data terkait
kegiatan selama KKN.
Setelah mendaftar dan memilih untuk mengikuti KKN Reguler,
tibalah di mana pengumuman anggota kelompok. Disini saya masuk
kedalam kelompok 24, terdiri dari 19 orang dari berbagai jurusan
diantaranya M. Irsyad Rachman, Qotrunnada Salsabila dan saya sendiri
(Fakultas Adab dan Humaniora), Imam Haidar, Dhika Damayanti, Nur
Safitri Wihastin dan Fitrianah yang berasal dari (Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan), Redja Alyusfin, Cut Annisa dan Nia Fitri Kurniawati
(Fakultas Ekomoni dan Bisnis), Imam Taufiq Ponco, Cica Nurtia, Bayu
Pradhana (Fakultas Sains dan Teknologi), Encep Dudin Saepudin, Almira
67
Mey Theda (Fakultas Syariah dan Hukum), Akbar Fadila, Siti Fadilah
(Fakultas Ushuludin), Rahma Putri (Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi), dan Laras Narpaduita (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik). Pada awalnya kelompok KKN-024 mendapat Dosen Pembimbing
Lapangan bernama pak Alimin, beliau merupakan dosen dari Fakultas
Syariah dan Hukum tetapi karena beberapa alasan beliau digantikan oleh
Pak Syarif dari PPM UIN Jakarta langsung. Yaa kami semua terkejut
karena berita pengganti DPL ini, dengar-dengar Pak Syarif ini terkenal
tegas dan galak kepada mahasiswa yang terlalu banyak nanya. Ada pepatah
yang mengatakan tak kenal maka tak sayang, ternyata tidak seperti orang
lain bicarakan tentang Pak Syarif. Beliau sangat baik dan benar-benar
perhatian kepada keompok KKN-024 selalu menanyakan program utama
untuk KKN dan memberi masukan jika kami kesulitan dalam mengatur
kegiatan KKN selama berlangsung.
Dari nama-nama mahasiswa tersebut dan menjadi satu kesatuan
kelompok, serta mempunyai karakter dan sifat berbeda-beda, di sini kami
berhimpun dengan aksi kerja nyata, dengan membangun sebuah harapan
dan wujud nyata di desa pengabdian. Terlepas dari segala latar belakang
pendidikan serta organisasi apa saja yang saya serta kawan-kawan ikuti.
Dihari berikutnya diadakan pertemuan dengan anggota kelompok KKN-
024. Pertemuan yang diadakan sebelum kegiatan KKN berlangsung tak
hanya sebatas membahas masalah yang terjadi di desa pengabdian,
akomodasi, administrasi dan dana saja. Akan tetapi mermuskan juga
program apa yang akan dikerjakan sekaligus dibutuhkan oleh warga. Saya
yang berasal dari jurusan Sejarah dan Peradaban Islam sempat merasa
kebingungan, potensi apa yang bisa saya berikan di desa tempat mengabdi
saya nanti. Beberapa kali saya berdiskusi dengan kakak kelas mengenai
program kerja apa yang bersinergi dengan jurusan ketika KKN yang diikuti
tahun lalu. Akhirnya tercetuslah beberapa kegiatan seperti, bimbel yang
diadakan di posko KKN dan memberikan materi sejarah yang dikemas
dengan cerita menarik, mengadakan kegiatan Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan (MOK) untuk pemuda Cibatok Satu, alasan saya memilih
kegiatan tersebut adalah latar belakang organisasi yang saya ikuti dengan
hal ini juga pentingnya sebuah manejerial organisasi untuk para pemuda
disana dalam berproses, dimana terdapat hal-hal yang tidak ditemukan
dalam kelas pada materi organisasi ini.
Setelah berdiskusi mengenai program kerja apa saja yang akan
dilakukan untuk penggarapan proposal, kemudian berlanjut perihal nama
kelompok yang akan digunakan. Setelah melalui perdebatan panjang dan
68
beberapa anggota mengeluarkan pendapat untuk nama kelmpok, maka
kami sepakat menggunakan nama SAHWAHITA. Kata ini diambil dari
bahasa sansekerta yang mempunyai arti “Bermanfaat Bagi Sesama”, dengan
adanya nama tersebut bertujuan untuk memberikan segala yang kita miliki
mulai dari ilmu pengetahuan, semangat dan akhlak yang kami peroleh
selama mengemban ilmu di UIN Jakarta kepada masyarakat. Kami anggota
dipertemukan dalam setiap rapat, namun tidak dapat dihindari dari
anggota kelompok sebanyak itu pasti ada saja yang berhalangan hadir. Hal
tersebut dimaklumi karena bisa jadi bentrok dengan agenda lain seperti
adanya mata kuliah, ujian praktek dan lainnya.
Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu bentuk pengaplikasian
pengabdian kepada masyarakat. Program ini kemudian lahir dari suatu
pemikiran bahwa dalam menghadapi persaingan global dalam memasuki
era 4.0 semakin kompetitif, hal ini pun diusung menjadi tema KKN UIN
Jakarta 2019 yaitu “Memperkuat Ketahanan Desa dalam Menghadapi Era
Revolusi Industri 4.0”. Tentu saja dalam menciptakan masyarakat yang
lebih kreatif, bukanlah menjadi tugas pemerintah saja, tetapi juga tugas
dari seluruh lapisan masyarakat termasuk Perguruan Tinggi dan Civitas
Akademik.Selain itu tujuan dari KKN ialah mampu menerapkan teori-teori
yang diperoleh mahasiswa selama belajar di kampus, sehingga mahasiswa
mampu mengatasi atau memberikan solusi dari permasalahan yang ada di
sebuah desa pengabdian.
Sehari sebelum KKN dimulai tepatnya pada tanggal 22 Juli 2019,
Rektor UIN beserta jajarannya melepas 200 kelompok mahasiswa KKN
UIN Jakarta yang pada saat itu juga dihadiri oleh Menteri Sosial yaitu
Agus Gumiwang Kartasasmita sekaligus memberikan Kuliah Umum.
Dalam materi yang diberikan Beliau menyebutkan bahwa Digitalisasi
merabah industri-industri lain. Peran produksi yang selama ini dikerjakan
oleh tenaga manusia di era 4.0 akan digantikan oleh program-progam
digital, sehingga banyak pekerjaan yang hilang. Mesin-mesin pintar akan
menggantikan banyak pekerjaan manusia, tidak hanya pekerjaan yang
bersifat repetitif, seperti halnya di pabrik-pabrik, tetapi juga beragam
profesi lainnya seperti akuntan, analis keuangan, konsultan, dokter,
penerjemah, arsitek dan lainnya‟. Dalam isi kuliah umum tersebut beliau
ingin mahasiswa setelah lulus kuliah memiliki kemampuan daya pikir
lebih untuk bersaing di era Industri 4.0. hal ini tentu saja bersinergi
dengan tema KKN UIN Jakarta 2019, dimana ketika KKN berlangsung
program kerja yang sudah direncanakan bisa membantu perekonomian
masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital, pengelolaan bisnis

69
tidak lagi berpusat pada kepemilikan individual, namun tetap menjadi
pembagian peran atau gotong royong dalam masyarakat.

Kala Juli – Agustus Cibatok Satu


Mendengar kata Desa Cibatok Satu yang terlintas dipikiran adalah
sebuah desa yang berada di Kabupaten Bogor dikelilingi banyak sawah dan
perkebunan, dengan udara sejuk serta aktivitas masyarakat sebagai
petani.Namun setelah beberapa kali pertemuan dengan anggota kelompok,
dilakukan survei pertama untuk melihat bagaimana kondisi Desa tersebut.
Ingat betul bagaimana saya melakukan perjalanan survei, memberanikan
diri mengendarai motor dengan membonceng teman pertama saya di
kelompok KKN-24 bernama Nia Kurniati dari Jurusan Akutansi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Sepanjang jalan saya dan dia sangat antusias bercerita
mengenai perjalanan survey dan apa yang terjadi nanti di desa KKN yang
akan kami tinggali selama satu bulan. Setelah mengendarai motor kurang
lebih dua jam dan mengalami beberapa insiden seperti salah jalan, dan
sampailah kami di Desa Cibatok Satu.
Seketika buyar semua apa yang telah diangankan, ya Desa Cibatok
Satu bisa dibilang Desa yang telah maju dari segi pembangunan dan
infrastruktur jalan yang bagus, didukung dengan sepanjang jalan telah
ramai dengan ruko-ruko. Hal ini tentu saja mata pencaharian warga di
Desa Cibatok Satu ini sangat variatif dari petani, pengrajin industri,
pedagang keliling, peternak, PNS, pengusaha kecil dan menengah dan
lainnya. Dari informasi warga dan perangkat desa, Desa Cibatok Satu
khusunya bapak-bapak hanya ada dirumah saat hari Sabtu sampai Minggu
karena selain hari itu mereka akan berdagang ke kota. Lalu terlintas
sebuah pertanyaan pada saat itu juga “program kerja apa yang cocok untuk
desa ini?” yang terlebih lagi dominan ibu-ibu dan anak kecil, sedangkan
pemuda desa di Cibatok Satu khususnya RT.001 bisa dibilang sudah aktif
dalam kegiatan di wilayah tersebut biasanya dikenal dengan sebutan
Generasi Baru atau GB. Para pemuda inilah yang nantinya akan membantu
kegiatan KKN-024 Sahwahita dalam menjalankan segala bentuk program
kerja. Dari Desa Cibatok Satu telah ditugaskan perangkat desa bernama
Restu biasa dipanggil Kang Restu.Dia ini juga yang membantu kelompok-
024 dalam sosialisasi ke warga mengenai program kerja kelompok kami.
Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa yang berada di
wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah
70
174,4 hektar. Jika dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Cibatok
Satu ini secara umum berupa daratan yang berada pada ketinggian rata-
rata 270 m diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata antara 20-30
derajat celsius. desa Cibatok Satu terdiri dari 4 dusun, 9 RW, dan 29 RT.
Jika dilihat sepintas memang Desa Cibatok Satu ini lebih maju
infrastrukturnya dibandingkan desa pada umumnya, walaupun begitu
setelah melakukan survey beberapa kali terdapat kendala atau hambatan
di desa ini seperti, kondisi lingkungan dimana pola pemukiman penduduk
yang berada didalam gang sempit dan rumah berhimpitan satu sama
lainnya sangat padat, yang mengakibatkan lingkungan tersebut terasa
panas. Hal ini tentu saja sulit ditemukan lahan pertanian karena area desa
ini sangat padat dengan rumah penduduk. Kemudian di bidang
pendidikan, menurut data yang kami peroleh dari kelurahan, Desa Cibatok
Satu hanya memiliki 5 lembaga pendidikan formal tingkat sekolah dasar,
Satu lembaga tingkat menengah pertama, 1 SLTA dan 5 pondok pesantren,
ditambah dengan kurangnya motivasi pendidikan bagi remaja-remaja,
khususnya tingkat SLTA untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan
Tinggi.
Saya membayangkan apakah nanti bisa menyeimbangkan dari
perbedaaan budaya di tempat KKN.Pada awalnya saya pribadi kesulitan
dalam berinteraksi dengan warga karena keterbatasan bahasa.Namun,
memasuki minggu kedua kami dan warga sudah mulai berbaur yang
artinya kedekatan hubungan emosional dengan warga sudah mulai
terbangun. Begitupun dengan peserta KKN lainnya masuk diberbagai
elemen masyarakat dan melakukan berbagai pendekatan untuk menarik
simpati dari masyarakat, dengan hal ini memudahkan dalam
mensosialisasikan apa saja yang menjadi program kerja dari KKN ini.
Sesekali juga kita berkumpul dengan pemuda disana, bertukar pikiran,
berdiskusi tentang desa ini dan menanyakan kegiatan perlombaan 17
Agustus yang biasanya dilakukan.Tetapi ada hal yang lebih menggemaskan
dimana anak-anak kecil selalu datang ke posko KKN sekedar mengajak
bermain bahkan membawa tugas sekolahnya.Biasanya pada saat bermain
itulah saya menyelipkan pertanyaan berbau sejarah, seperti menyebutkan
nama-mana pahlawan nasional, tanggal-tangal bersejarah, dan seputar
pendidikan kewarganegaraan.Padahal sudah ada jadwal untuk bimbel dan
mengaji, namanya juga anak kecil tidak ada bosannya bermain.Ketika hari
itu ada kegiatan yang cukup melelahkan di kelompok kami, anak-anak
tetap datang dan mengajak bermain kadang menyebalkan karena saya dan
teman lainnya juga butuh istirahat setelah seharian sosialisasi, tetapi hal
itu yang membuat rindu seusai KKN.

71
Masih ingat betul pada tanggal 8 Agustus posko KKN Sahwahita
dijadikan tempat untuk acara hajatan warga setempat, disitu saya dan
teman-teman lainnya mengikuti malam tasyakuran atau yang biasa dikenal
dengan nama Ngeuyeuk Seureuh dalam Adat Sunda biasanya diadakan di
rumah mempelai wanita pada malam hari sebelum akad nikah. Acara ini
dihadiri oleh keluarga besar dari kedua mempelai pengantin.Dalam acara
ini, keduanya saling meminta restu kepada orang tua masing-masing
dengan disaksikan oleh sanak saudara.Isi dari acara tersebut adalah orang
tua memberikan nasihat melalui simbol dari benda-benda yang digunakan
selama acara berlangsung. Hal tersebut diharapkan akan bermanfaat bagi
kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga, yang menarik perhatian bagi
saya adalah dalam setiap penyampaian dan pembacaan menggunakan
Bahasa Sunda, selanjutnya terdapat beberapa makanan yang dihias
sedemikian cantiknya seperti tumpeng, parsel buah-buahan dan beberapa
ayam bakar yang diletakkan di tengah-tengah acara tersebut. Tentu saja
hal ini merupakan pengalaman pertama bagi saya.
Acara ini dihadiri oleh keluarga besar dari kedua mempelai
pengantin.Dalam acara ini, keduanya saling meinta restu kepada orang tua
masing-masing dengan disaksikan oleh sanak saudara.Isi dari acara
tersebut adalah orang tua memberikan nasihat melalui sibol dari benda-
benda yang digunakan selaa acara berlangsung. Hal tersebut diharapkan
akan bermanfaat bagi kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga, yang
menarik bagi saya adalah dalam setiap penyampaian dan pembacaan
menggunakan Bahasa Sunda, selanjutnya terdapat beberapa makanan yang
dihias sedemikian cantiknya seperti tumpeng, parsel buah-biiahan dan
beberapa ayam bakar yang diletakkan di tengah-tengah acara tersebut.
Tentu saja hal ini merupakan pengalaman pertama bagi saya.
Kebersamaan makin erat ketika malam takbiran sebelum Idul Adha
di mana saya dan teman kelompok lainnya berkumpul bersama warga di
Musholla Al-Ikhlas dan menyantap makanan bersama dengan alas kertas
nasi, hal ini tentu saja muncul perasaan senang karena merasa sangat dekat
dengan warga sambil bercengkrama tetapi juga sedih karena pengalaman
pertama malam takbiran jauh dari orang tua. Selanjutnya sebelum acara 17
Agustus di mulai, tradisi yang dilakukan oleh warga RT.001, Desa Cibatok
Satu yaitu ngeliwet bareng di lapangan Musholla, tidak jauh berbeda
dengan acara malam takbiran minggu sebelumnya, acara ini sekaligus
sebagai pembukaan dari rangkaian perlombaan yang akan didakan dua
hari kedepan. Setelah makan bersama kegiatan dilanjutkan dengan
menonton film bertemakan nasionalisme bersama warga.
72
Rumah Sahwahita dengan Segala Keonarannya
Ada hal menarik ketika kami tinggal satu bulan di rumah besar
seperti ini.Flashback sebentar Ketika saya dan teman kelompok survey lagi
dengan tujuan mencari rumah tinggal.Setelah bertanya-tanya dengan
warga Desa Cibatok Satu dan menanyakan apakah ada rumah kosong yang
bersedia kami tinggali selama sebulan dengan anggota sebanyak 19
orang.Sampailah kami di rumah besar dua lantai dan tak berpenghuni.Pada
saat itu bertemulah kami dengan salah satu warga yang bersedia
mengantarkan kepada si pemilik rumah, kami langsung menanyakan si
pemilik rumah dan negosiasi mengenai harga dan lainnya. Saat itu juga
saya dan lainnya di ajak mengelilingi rumah dan luar biasa memang rumah
besar yang cocok untuk 19 orang, tersedianya ruangan kosong yang banyak
bisa dipakai untuk kamar nanti, garasi yang luas, terdapat kamar mandi di
kamar utama, halaman belakang untuk menjemur pakaian, dan dapur yang
bersih. Si pemilik rumah hanya bilang nanti di tanggal 8 Agustus rumah ini
akan di pakai untuk acara pesta pernikahan, kami tidak masalah dengan
hal itu. Dengan fasilitas yang diberikan dan harga yang dirasa sesuai budget
dari bendahara maka kami sekolompok sepakat memilih rumah tersebut
sebagai tempat tinggal.Masalah rumah selesai dan siap untuk ditinggali
selama sebulan. Setelah dua minggu saya dan lainnya menempati rumah
tersebut ada hal unik yang terjadi, beberapa teman saya mengalami
kejadian aneh seperti sering terbangun pada tengah malam, kemudian
mendengar suara-suara aneh yang harusnya tidak masuk akal jika
terdengar pada tengah malam, dan ketika saya bangun untuk
membangunkan solat subuh berjamaah saya terkejut melihat anak laki-laki
yang harusnya tidur di lantai 2 tiba-tiba pindah keruang tamu bawah. Saat
ditanya kenapa tidur dibawah, mereka hanya melihat satu sama lain dan
tertawa renyah.
Namun yang terjadi kepada saya lebih ekstrim dari apa yang
dirasakan teman-teman saya dikelompok ini. Dimana pada saat itu, seperti
biasanya setelah melakukan program kerja pasti malam harinya akan
diadakan evaluasi dan briefing untuk kegiatan esok hari. Setiap anak
mengeluarkan pendapat dan menilai tentang kegiatan yang telah
dilakukan pada hari ini, hal ini bertujuan agar kegiatan selanjutnya
berjalan baik dan tidak mengulangi kesalahan.Awalnya evaluasi berjalan
baik tetapi ketika di tengah evaluasi suasana yang saya rasakan menjadi
tidak enak dan beberapa teman kelompok seperti bisik-bisik dan melirik
ke saya pada saat itu.Dalam hati saya memikirkan “kenapa ya? Apa ada
yang salah dari ucapan saya ketika evaluasi?”.Setelah evaluasi danbriefing

73
selesai, beberapa teman lainnya keluar duduk diteras, pada saat itu juga
saya mendengar seperti orang yang sedang teriak-teriak dan marah. Saya
yang ketika itu masih duduk diruang depan hanya diam dan seluruh badan
menjadi dingin dan bergetar, tidak tau alsannya apa. Saya mencoba bangkit
untuk masuk kedalam kamar, ternyata ada dua teman saya sedang
membersihkan muka untuk bergegas tidur.Setelah dikamar ketika itu juga
saya jatuh kekasur dan merasa sesak nafas. Tidak sadar dengan apa yang
terjadi selanjutnya, ketika saya sadar sekitar pukul 23.00, dan beberapa
teman ramai didalam kamar menanyakan apakah kondisi saya baik-baik
saja. Kemudian diceritakanlah apa yang terjadi dengan saya pada saat itu.
Mereka bilang saya teriak-teriak sebanyak 4 kali setelah itu tertawa-tawa
seperti anak kecil.Mendengar cerita tersebut saya begitu terkejut, karena
selama saya hidup tidak pernah mengalami kejadian tersebut.Mungkin ada
hikmah yang dapat diambil seperti evaluasi yang dilakukan sangat wajar
dan harusnya tidak ada yang bawa perasaan karena ini untuk kebaikan
bersama.
Banyak hal yang terjadi pada saat KKN, tidaklah mudah memang
tinggal satu atap selama sebulan dengan orang baru, dari latar belakang
yang berbeda-beda.Bagaimana menekan emosi di forum jika pendapat
tidak didengar, bersabar jika bertemu dengan orang sensitif yang tidak bisa
mengontrol emosi, dan bertemu dengan sifat yang menurut saya terlalu
kekanak-kanakan. Belajar menghargai satu sama lain dimulai dari hal
sederhana seperti tetap makan walaupun tidak suka dengan menu makan
hari itu, mengingatkan untuk tetap menjaga kebersihan didalam rumah,
berusaha menjaga lisan dan tidak mengeluh jika hari itu piket namun
bentrok dengan program kerja lainnya. Selain hal-hal diatas yang
terpenting ialah bagaimana tetap konsisten dalam menjalankan ibadah
berjamaah.
Goresan Usaha Dikala Senja
Ibu Hj. Yenny sapaan akrabnya, siapa yang tidak mengenal beliau.
Wanita yang bisa dibilang sudah memasuki usia senja tetapi disegani di
Desa Cibatok Satu, bukan tanpa alasan beliau sangat peduli terhadap
lingkungan di desa ini. Karirnya dimulai sejak menjadi ketua Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Desa Cibatok Satu, pada
masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2009.PNPM sendiri
merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah dengan kelompok
masyakarat.Pada tingkatan lokal, PNPM sendiri mampu menciptakan
berbagai aktivitas yang mendorong berkembangnya perekonomian

74
masyakarakat dalam skala kecil, pembentukan dalam modal usaha yang
merujuk pada terciptanya tata pemerintahan yang baik.Jauh sebelum itu
beliau memang dikenal aktif dalam pemberdayaan masyarakat.
Sejak kami datang ke Desa Cibatok Satu dan melakukan pembukaan
KKN-024 bersama warga setempat dalam acara tersebut kelompok KKN-
024 menjelaskan apa saja yang menjadi program kerja di desa ini. Pada saat
itu ada tiga program yaitu Bimbingan Belajar untuk anak-anak TK sampai
SD, workshop Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan dan
Hidroponik.Dari ketiga kegiatan tersebut yang menjadi program kerja
unggulan kelompok kami adalah hidroponik diwilayah RT.001, pada saat
itu warga cukup antusias apalagi Ibu Hj. Yenny selaku tokoh masyarakat
Desa Cibatok Satu, yang tidak pernah absen jika saya dan teman-teman
lainnya mensosialisasikan mengenai hidroponik. Program tersebut sangat
bersinergi dengan kegiatan yang akan diadakan didesa yaitu Kampung
Ramah Lingkungan (KRL). Ibu Hj. Yenny dan pemuda desa yang diawal
sudah dibahas ya betul Kang Restu, membantu bagaimana program
hidroponik berjalan.Karena Kang Restu sendiri telah mencoba menanam
menggunakan metode hidroponik. Kedua orang ini bisa dibilang luar biasa
karena ingin meningkatkan Sumber Daya Manusia yang terdapat di desa
ini dengan segala keterbatasan dan tantangan yang dihadapi, di mana
warga desanya sendiri kadang acuh terhadap lingkungan, pemerintah
setempat juga sama halnya.
Teruntuk pemerintah setempat saya berharap agar melirik dan
menindak lanjuti program yang saya dan teman-teman tinggalkan,
dihalaman rumah Ibu Hj. Yenny sekarang sudah ada Green House
Hidroponik dengan tujuan walaupun di Desa Cibatok Satu sudah tidak
ada lahan pertanian yang memadai tetapi warga setempat masih bisa
menanam tanaman sayuran, harapan saya dan teman-teman kedepannya
membuat program ini adalah selain dikonsumsi sendiri jika hal ini
dikembangkan oleh pemerintah setempat bisa mensejahterakan Sumber
Daya Manusia yang kami anggap penting. Terimakasih untuk warga
Cibatok Satu dan semua pihak yang terlibat dalam menyuseskan program
kerja KKN-024.Semoga ilmu yang kami tinggalkan bermanfaat.
Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, diawali pertemuan yang
begitu banyak kenangan yang tercipta dari manis, pahit hingga isak tangis
bahagia. Disini telah saya tuliskan cerita tentang indahnya kebersamaan
bersama kawan serumah dan juga warga Desa Cibatok Satu, banyak ilmu
yang bisa diambil selama KKN ini bukan hanya tentang kebersamaan yang
telah berulang kali saya sampaikan tetapi juga pentingnya sejarah yang
75
diperkenalkan sejak dini, membuat saya harus lebih semangat dalam
belajar.

76
C
BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK
DI KAMPUNG HANTU DESA CIBATOK SATU
Oleh: Almira Mey Theda

Pandangan tentang KKN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah kegiatan interdisipliner dimana


mahasiswa dituntut untuk berproses dan berinteraksi dengan masyarakat.
Kegiatan KKN dielaborasi dengan adanya perbedaan berbagai macam
fakultas dan jurusan. KKN merupakan perwujudan dari pengabdian
mahasiswa kepada masyarakat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan KKN difokuskan kepada masyarakat guna menumbuhkan
rasa kepedulian civitas akademika terhadap permasalahan riil yang terjadi
dimasyarakat. Pengabdian yang dilakukan mahasiswa KKN biasanya
berupa program kerja yang diselaraskan dengan kebutuhan dan
penghasilan masyarakat setempat. Umumnya kebutuhan yang diberikan
mahasiswa kepada masyarakat tergolong kebutuhan menurut
intensitasnya yang terbagi menjadi tiga jenis yakni, kebutuhan primer,
kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier.

Hal yang biasanya ditunggu-tunggu masyarakat dengan adanya


mahasiswa KKN yakni adanya bantuan baik yang bersifat materil maupun
immateril. Kehadiran mahasiswa KKN bagi masyarakat setempat menjadi
suatu wadah ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat membangun
infrastruktur dan pola pikir masyarakat menjadi lebih maju dan modern.
Di era modernisasi dan globalisasi ini masih banyak masyarakat yang
terisolasi dari dunia luar. Minimnya pendidikan di masyarakat yang
tergolong modern juga menjadi salah satu kegagalan publik akan rasa
nasionalisme. Perkembangan IPTEK yang pesat membuat ketertinggalan
masyarakat yang kolot akan IPTEK. Maka dari itu adanya kegiatan KKN di
masyarakat ini sangat diharapkan dapat menumbuhkan regenerasi bangsa
yang kreatif dan inovatif.

77
Kegiatan KKN merupakan suatu kegiatan melatih kebersamaan,
kesabaran, keuletan, dan ketekunan dalam suatu kelompok yang memiliki
latar belakang yang kontras. Hal itu terlihat ketika mahasiswa KKN
dituntut terjun langsung ke lapangan dan ikut merasakan kehidupan yang
dialami masyarakat. Tujuan diadakannya kegiatan KKN ini sejatinya
melatih mental kita untuk terjun ke dunia yang lebih nyata yakni, ke dunia
lapangan kerja yang sebenarnya. KKN ini mengajarkan bagaimana caranya
berorganisasi dengan baik dan benar di dalam kelompok internal maupun
eksternal. Hal tersebut dapat dilihat dari kinerja mahasiswa KKN dalam
bekerjasama menjalankan kekompakan demi tujuan bersama. Implikasi
dari adanya kegiatan KKN ini membantu mempermudah program
pemerintah setempat khususnya diRT 001 RW001, Desa Cibatok Satu,
Kecamatan Cibungbulang, tempat dimana saya bertempat tinggal selama
tiga puluh satu hari.Tantangan terbesar saya ketika saya harus menghadapi
KKN ialah bahwa saya harus siap hidup tanpa orang tua selama satu bulan
lebih, tinggal dikampung orang dan dengan keadaan yang apa adanya
bersama orang asing selama satu bulan lebih dan ikut merasakan apa yang
mereka alami. Hal yang saya bayangkan dengan adanya kegiatan KKN
bahwa saya harus hidup selama satu bulan lebih dengan makanan pokok
yang apa adanya dan serba berkecukupan. Hal ini pandangan saya tentang
KKN.

Bismillahirrahmanirrahim, berawal dari niat saya yang ingin lulus


tepat waktu, dan merupakan suatu kewajiban atau syarat lulus sarjana
bagi saya menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) maka kegiatan
KKN ini saya jalani dengan sepenuh hati. Dengan rasa bahagia dan bangga
saya Almira Mey Theda sebagai Mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Ilmu Hukum menyambut KKN dengan persiapan yang
insyallahmatang. Hanya berbekal segenggam ilmu pengetahuan namun
berharap besar dapat bermanfaat bagi agama, orang tua, dan masyarakat.
Tepat tanggal 25 Maret 2019 tiba waktunya pembukaan pendaftaran KKN.
Saya dan teman-teman saya bersiap-siap menyiapkan pemberkasan untuk
dikumpulkan ke ketua kelas. Kemudian tanggal 15 April 2019 merupakan
penetapan kelompok dan lokasi. Saya sangat menyambut antusias tanggal
tersebut karena saya sudah bisa mengetahui siapa saja yang akan tinggal
selama satu bulan lebih bersama saya dan lokasi mana yang akan saya
78
singgahi nanti. Kelompok yang saya dapat yakni Kelompok 024 yang
beranggotakan sejumlah 19 orang dan lokasi yang saya dapat yakni di
RT001 RW001, Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang. Tepat
tanggal 16 April 2019 merupakan hari penetapan Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL). Saya pun menyambut bahagia karena pada akhirnya saya
mendapat dosen pembimbing KKN yang luar biasa istimewa yakni Bapak
Muhammad Syarif, S.H., yang merupakan pengurus langsung Pusat
Pengabdian kepada Masyarakat (PPM). Tanggal 29 April sampai dengan
tanggal 4 Mei 2019 tiba waktunya pembekalan KKN, saya merasa gembira
karena suasana KKN sudah mulai terasa ketika saya dan teman-teman
anggota kelompok KKN berbaur menjadi satu di dalam Gedung
Auditorium Harun Nasution.

Hal yang saya gembirakan pula ketika saat pembekalan itu dibuka
langsung oleh Bapak Eva Nugraha, M. Ag., selaku penulis dan tim
Penunting buku yang berjudul “Pedoman Pengabdian Masyarakat”. Beliau
memberi pengetahuan dan pengalamannya seputar KKN diantaranya,
persiapan barang-barang pribadi, laporan individu tiap satu minggu sekali,
cara penyusunan buku kelompok yang berbasis ISBN yang dikasih deadline
mulai dari 24 Agustus 2019 sampai dengan 22 November 2019. Tanggal 6
Mei sampai 20 Mei 2019 merupakan waktu pelaksanaan survei. Saya dan
teman-teman kelompok saya akhirnya menentukan waktu pelaksanaan
survei sebelum KKN berlangsung. Kamipun membuat kesepakatan bahwa
survei maksimal kami laksanakan sebanyak empat kali. Pada survei
pertama kita berbincang dengan pihak kantor Desa Cibatok Satu terkait
kebutuhan dan aset desa, sampai kepada survei terakhir kami menemukan
tempat singgah kami yakni di kediaman rumah milik Bapak H. Hamid
selaku tokoh masyarakat di RT001 RW001 Desa Cibatok Satu.

Suasanya keakraban kami mulai terjalin ketika kami sering


bertatap muka dan berargumen membicarakan struktur organisasi
kelompok dan membicarakan program kerja utama kami nanti. Akhirnya
kami pun mulai mengetahui sikap dan karakter pribadi masing-masing
saat kami dihadapkan pada perbedaan pendapat soal program kerja yang
akan kami jalani. Satu minggu sekali merupakan jadwal rutin pertemuan
kami.Sampai akhirnya struktur organisasi kelompok pun terbentuk yakni
Bayu Pradhana Ramadhan dari FST selaku Ketua kelompok;Cut Annisa
79
Tamara dari FEB selaku Sekretaris 1; Alifia Mas‟ud dari FAH selaku
Sekretaris 2; Qotrunnada Salsabila dari FAH selaku Bendahara 1; Siti
Fadilah dari FU selaku Bendahara 2; Redja Alyusfin dari FEB selaku Divisi
Humas UIN; Almira Mey Theda dari FSH selaku Divisi Humas Desa;
Rahma Putri Cesar Rahayu dari FDIK selaku Divisi Dokumentasi; M.
Irsyad Rachman dari FAH selaku Divisi Dokumentasi; Imam Faufiq Ponco
Utomo dari FST selaku Divisi Dokumentasi; Nia Fitri Kurniawati dari FEB
selaku Divisi Perlengkapan; Imam Haidar Hasyim dari FITK selaku Divisi
Perlengkapan; Encep Dudin Saepudin dari FSH selaku Divisi
Perlengkapan; Laras Narpaduita Putri dari FISIP selaku Divisi Acara; Nur
Safitri Wihastin dari FITK selaku Divisi Acara; Akbar Fadila dari FU
selaku Divisi Acara; Dhika Damayanthi dari FITK selaku Divisi Konsumsi;
Fitrianah dari FITK selaku Divisi Konsumsi; Cica Nurtia dari FST selaku
Divisi Konsumsi. Berikut pula merupakan nama-nama anggota KKN 024
yang akan tinggal bersama saya selama 1 bulan lebih di Desa Cibatok Satu.

Setelah struktur terbentuk akhirnya kami membuat kesepakatan


nama kelompok KKN 024 menjadi „Sahwahita‟ yang artinya bermanfaat bagi
kita semua. Kemudian kami pun menetapkan program utama kami
berdasarkan hasil survei dan kebutuhan Desa Cibatok Satu yakni ada tiga,
yaitu Green House Hidroponik Sahwahita, Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan (MOK), dan kegiatan Bimbingan Belajar. Langkah
selanjutnya yang kami tempuh setelah memiliki program utama yakni
mencari styrofoam untuk wadah tanaman hidroponik, mengumpulkan
sumbangan Al-qur‟an, Iqro, uang, baju dan lain sebagainya yang layak
untuk disumbangkan.

Tepat pada hari Senin, tanggal 22 Juli 2019 merupakan hari dimana
pelepasan KKN di Gedung Auditorium Harun Nasution pada pukul 12.30-
16.00 WIB dilaksanakan.Penetapan waktu kegiatan KKN berlangsung
selama satu bulan dari mulai tanggal 23 Juli 2019 sampai dengan 23
Agustus 2019. Rangkaian acara dari waktu tersebut terdiri dari kuliah
umum yang dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-qur‟an oleh Bapak
Muhammad Syarif, S.H., selaku Dosen Pembimbing KKN. Kemudian
rangkaian acara selanjutnya ialah pemberian materi dari Menteri Sosial
Indonesia oleh Bapak Agus Gumiwang Kartasasmita yang merupakan
80
Menteri Sosial Negara Republik Indonesia, yang kemudian dilanjutkan
dengan serah terima dana yang diberikan oleh Bapak Agus Gumiwang
Kartasasmita selaku Menteri Sosial Indonesia kepada Prof. Dr. Hj. Amany
Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk anggaran desa yang akan diberikan melalui
mahasiswa KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebesar Rp
100.000.000,00. Anggaran tersebut diberikan guna mensejahterakan rakyat
desa yang kurang mendapat perhatian berupa infrastruktur maupun
fasilitas desa yang kurang memadai. Anggaran dana yang diberikan
tersebut merupakan bagian dari program kerja Menteri Sosial Indonesia
yang terdiri dari enam program kerja, salah satunya yakni membantu
mensejahterakan desa.

Pelepasan berjalan dengan lancar, dilanjutkan dengan


keberangkatan kami ke Desa Cibatok Satu. Kami berangkat lebih awal
yakni tanggal 22 Juli 2019 agar kami dapat beristirahat terlebih dahulu
dalam mempersiapkan pelaksanaan pembukaan KKN 024 Sahwahita di
Desa Cibatok Satu pada tanggal 23 Juli 2019 supaya berjalan lancar tanpa
hambatan. Transportasi yang kelompok KKN 024 Sahwahita gunakan
untuk keberangkatan ke Desa Cibatok Satu yakni menggunakan angkutan
umum Kopaja. Namun sebagian kecil dari kami diantar oleh kedua orang
tua maupun keluarga kami menggunakan kendaraan pribadi masing-
masing.

Perjalanan dari Ciputat ke Desa Cibatok Satu menghabiskan waktu


selama 1 jam lebih 20 menit.Tepat pukul 18.30 WIB saya dan teman saya
yang diantar oleh keluarganya tiba di lokasi. Dan tepat pukul 20.30 WIB
rombongan KKN 024 Sahwahita tiba. Kami semua langsung bergegas
merapihkan posko kami bersama-sama. Setelah itu, kamipun langsung
melanjutkan untuk merangkai acara kegiatan pembukaan KKN 024
Sahwahita di Desa Cibatok Satu. Tanpa mengenal rasa lelah kamipun
harus bersikap profesional terhadap tujuan utama KKN.

Di dalam program KKN tidak mengenal stratifikasi sosial. Awalnya


saya mengira perbedaan latar belakang yang kontras akan menjadi sebuah
tindakan diskriminasi, namun perbedaan latar belakang keluarga, ras,
bahasatersebut tidak menjadi alasan prioritas dalam kelompok KKN. Di
81
KKN semua merasakan perlakuan yang sama dari mulai tempat tidur,
makanan, uang patungan maupun pembagian tugas lainnya. Rasa syukur
kehadirat Allah yang memberikan rezeki yang cukup kepada saya menjadi
tolak ukur kenikmatan dunia. Bahwa tidak semestinya takdir Allah
disalahkan karena seyogianya semua yang kita miliki di dunia akan
kembali kepada-Nya. “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”, pribahasa
tersebut menjadi pedoman bahwa kita harus bisa beradaptasi dengan
wilayah dimana kita tinggal. Bekal yang pekat pada diri saya dari
pembelajaran KKN ini yakni disiplin diri akan tanggung jawab dan sikap
bijaksana dalam menyikapi masalah.

Misteri Manis Desa Cibatok Satu

“Hidup segan, mati tak mau”, adalah perasaan kami ketika kami
dihadapkan dengan kenyataan setelah terbangun dari tidur yangterlelap
kemarin. Kami merasakan hal yang tak biasa di hari pertama singgah di
rumah ini. Mandi pagi saling mendahului, makan secukupnya, apapun
serba tertib, saya merasa sedang berada di sekolah Akademi Militer
(Akmil). Detik bagaikan air curug yang terus mengalir deras, mau tidak
mau kebiasaan disiplin menjadi dasar disini. Tepat di hari Senin, 22 Juli
2019 adalah hari pertama kami memijakkan kaki di posko kami. Dengan
rasa lelah kami menyambut gembira posko kami yang nyaman dan megah
ini. Alhamdulillah,saya bersyukur melihat kamar yang disediakan kasur busa
plus seprai (sarung kasur), bantal, kemudian dapur disediakan beberapa
piring, sendok, kompor gas, tabung gas, dispenser air. Namun yang kurang
hanyalah token listrik dan bohlam lampu. Bersyukur yang tak terlimpah
akhirnya token listrik dan bohlam lampu disponsori oleh Ayahanda Laras,
teman kelompok KKN saya. Kemudian kami langsung mengisi air kolam
untuk mandi besok dan memasang lampu yang mati yang dibantu oleh
saudara Rivaldy. Meskipun awalnya saya merasakan perasaan yang aneh
berbau mistis saat pertama kali saya rasakan disini. Namun hal itu saya
hiraukan ketika saya memeluk tubuh ibu saya sebagai salam perpisahan
selama satu bulan lebih.

Malam mulai larut, teman-teman KKN mulai berdatangan dan


keluarga yang mengantar pun mulai bepergian. Suasana haru masih

82
menyelimuti perasaan rindu. Kami mensiasati perasaan pilu dengan
bergotong-royong merapihkan barang, kemudian dilanjutkan dengan
briefing kegiatan acara pembukaan KKN 024 Sahwahita lusa dan diakhiri
dengan solat berjamaah dan tadarus bersama. Setelah itu kami
melanjutkan untuk tidur. Fajar telah tiba, namun saya sedang dalam
keadaan haid jadi tidak dapat mengikuti solat subuh berjamaah. Akhirnya
saya pun melanjutkan untuk tidur kembali. Suara alarem berbunyi,
menandakan sudah pukul 07.30 WIB. Sontak saya terbangun dengan rasa
gelisah akan mimpi buruk yang saya alami semalam. Tanpa berfikir
panjang saya pun bercerita tentang mimpi yang saya alami semalam ke
teman sekamar saya yang berjumlah tujuh orang yaitu Laras, saya, alif, nia,
dhika, hastin, dan asa. Mereka menanggapi mimpi saya dengan perasaan
cemas dan menasihati saya agar terus mengingat Allah dalam keadaan
apapun. Tiba pukul 08.00 WIB kami berkumpul untuk sarapan pagi,
petugas piket pun sudah menyiapkan makanan untuk kami semua. Setelah
itu kami berkumpul kembali untuk mempersiapkan kegiatan opening KKN
024 Sahwahita. Namun, ternyata kami mendapat himbauan untuk
melakukan pendekatan persuasif terlebih dahulu dikampung ini karena
budaya di kampung ini apabila mengadakan acara harus menggunakan
penggilan berupa surat resmi terlebih dahulu ke rumah-rumah warga.
Konklusi dari perbincangan kami bahwa kami sepakat mengundur waktu
opening KKN 024 Sahwahita yang tadinya tanggal 23 Juli 2019 menjadi
tanggal 24 Juli 2019.

Program kerja sudah terbentuk, saya sebagai humas desa menjadi


penanggung jawab untuk kegiatan sosialisasi di masyarakat. Akhirnya saya
dan Fitri mendapat bagian untuk menjamah masyarakat terlebih dahulu.
Kami mendatangi pengajian ibu-ibu pada pukul 11.00 WIB di Mushollah
Al-Ikhlas. Rangkaian acaranya terdiri dari ceramah, yasinan bersama, dan
ditutup oleh doa. Alhamdulillah, walaupun kami tidak mengikuti materi
pengajian dari awal namun kami dapat mengikuti rangkaian acara
selanjutnya yakni membaca yasin bersama dan doa penutup. Dipenghujung
acara ibu-ibu pengajian menyambut antusias kedatangan kami dan kami
pun diberi kesempatan untuk bergabung di dalam pengajian tersebut.
Suatu kehormatan bagi saya pada saat itu menjadi perwakilan untuk
berbicara di depan umum dan berkenalan dengan ibu-ibu pengajian.
83
Setelah berkenalan akhirnyasaya membuka pembicaraan tentang
opening KKN 024 Sahwahita yang akan diadakan besok tanggal 24 Juli 2019
pada pukul 19.00 WIB tepatnya abis Isya di Musholla Al-Ikhlas dan
meminta ibu-ibu setempat untuk menghadiri acara pembukaan tersebut.

Waktu silih berganti. Tepat dimana hari ini Rabu, 24 Juli 2019
menjadi awal pertemuan kami semua dengan warga, pejabat desa, maupun
tokoh masyarakat. Persiapan pun kami matangkan, dari mulai penyebaran
surat, hidangan makan, maupun Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang
kami harapkan dapat membantu menyukseskan Grand Opening (pembukaan
besar) KKN 024 Sahwahita di RT001 RW001, Desa Cibatok Satu,
Kecamatan Cibungbulang. Malam telah tiba, namun tak satu wargapun
datang meramaikan acara pembukaan kami. Saya merasa sedih, namun apa
daya sebelum Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) datang mau tidak mau
opening harus tetap berlangsung hari ini. Tanpa putus asa kami pun
berinisiatif untuk melakukan pemanggilan „door to door‟ (mengetuk pintu ke
pintu) ke rumah warga RT001 RW001. Lambat laun akhirnya warga pun
berdatangan meramaikan Mushollah Al-Ikhlas. Bapak RT001 Desa Cibatok
Satu pun akhirnya menghadiri acara pembukaan kami. Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) pun tiba, namun ternyata yang datang adalah
perwakilannya yakni Bapak Adeb. Wajah murung akhirnya sirna,
pancaran senyum dari wajah kami bak rembulan menyelimuti gulitanya
malam. Rangkaian acara dimulai dari mulai pembacaan ayat suci Al-qur‟an,
doa bersama sampai kepada perkenalan mahasiswa KKN 024 Sahwahita
secara satu per satu.Dipenghujung acara kami pun meminta izin untuk
tinggal selama satu bulan lebih dan membuat program kerja di Desa
Cibatok Satu khususnya di RT001 RW001 serta meminta bantuan
kelancaran selama kami mengabdi di Desa ini. Acara pun ditutup dengan
doa bersama. Alhamdulillah, gelak tawa dari warga desa membuat hati
menjadi sejuk. Sorak-sorai nan haru meramaikan kesuksesan Grand Opening
(pembukaan besar) KKN 024 Sahwahita yang berjalan lancar.

Selesainya acara pembukaan KKN 024 sahwahita, kami tidak


langsung meninggalkan tempat melaikan kami melakukan halal bi halal
dengan para warga serta berbincang tentang tujuan kami melaksanakan
KKN di Desa Cibatok Satu ini. Saya kira warga akan merasa lelah dan
84
langsung meninggalkan tempat namun ternyata mereka masih antusias
untuk mengetahui tujuan utama dan program kerja kami selama satu bulan
di Desa Cibatok Satu itu apa saja. Saya sebagai mahasiswi Fakultas Syariah
dan Hukum Jurusan Ilmu hukum menyampaikan apabila ada kendala yang
berhubungan dengan hukum baik materiil maupun formil insyaallah akan
bersedia dengan senang hati membantu warga desa yang membutuhkan.
Teman saya yang berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kejuruan
jurusan Pendidikan Ips (Hastin), Pendidikan Fisika (Dhika), Pendidikan
Bahasa Inggris (Haidar), Pendidikan Agama Islam (Fitri) siap membantu
apabila anak-anak atau warga desa membutuhkan tenaga pengajar terkait
masalah tersebut. Ada pula yang berasal dari Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyyah)(Encep) siap membantu
masyarakat yang membutuhkan penghulu atau seputar pengetahuan
tentang permasalahan keluarga. Teman saya yang berasal dari Fakultas
Adab dan Humaniora Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (Irsyad), Tarjamah
(Asa), dan Sejarah dan Peradaban Islam (Alif) siap membantu masyarakat
yang ingin mendapatkan bantuan tentang ilmu pengetahuan dalam Al-
qur‟an ataupun pengetahuan tentang sejarah negara Indonesia ataupun
sejarah Islam. Kemudian yang berasal dari Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (Rahma) siap
membantu masyarakat yang membutuhkan informasi tentang Islam.
Kemudian yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu
Hubungan Internasional (Laras) siap membantu masyarakat yang
membutuhkan pengetahuan atau bantuan untuk mengurus hubungan
dengan politik baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Lalu yang
berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Agribisnis (Bayu),
Biologi (Cica), Sistem Informasi (Ponco) siap membantu masyarakat yang
membutuhkan bantuan terkait masalah tanaman, makhluk hidup maupun
sistem elektronik. Dan terakhir teman saya yang berasal dari Fakultas
Ushuludin Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (Akbar) dan Studi Agama
(Dilah) siap membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan terkait
pengetahuan Islam maupun Filsafat Islam. Tanpa mengurangi rasa hormat
kami pun mengahiri pembicaraan dengan menegaskan ulang bahwa
keahlian kami tersebut hanya sebagai pembantu tambahan bukan
merupakan program utama kami selama mengabdi di Desa Cibatok Satu
ini. Bahwa tugas atau program Utama kami adalah Green House Hidroponik,
85
Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan (MOK), dan kegiatan
Bimbingan Belajar. Hal tersebut kami sepakati secara Inkrah (Berkekuatan
Hukum Tetap) sesuai kebutuhan masyarakat yang merasa kesulitan dalam
bercocok tanam karena tidak mempunyai lahan yang luas, dan juga dalam
rangka dekat kedatangan mahasiswa KKN berbarengan dengan program
pemerintah daerah di Desa Cibatok Satu yakni perlombaan Kampung
Ramah Lingkungan (KRL) se-Kecamatan Cibungbulang. Dan juga,
masyarakat desa kesulitan membeli sayuran di pasar, dikarenakan jarak
tempuh yang jauh antara Desa Cibatok Satu dan Pasar Leuwiliang, Pasar
Cimayang ataupun ke Pasar Ciampea. Maka dari itu sangat membutuhkan
bantuan berupa tanaman untuk menghidupi kampung mereka. Minimnya
ilmu pengetahuan dasar yang berbarengan dengan arus modernisasi dan
perkembangan IPTEK menjadi suatu kendala daya tangkap dan pola pikir
anak sejak dini. Siswa sekolah dasar kelas 1 dan kelas 4 masih ada yang
tidak hafal teks Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan tidak bisa
menghitung perkalian dari 1 sampai 10. Minimnya jiwa-jiwa regenerasi
bangsa di lingkup masyarakat desa membuat kami tergugah untuk
menyadarkan mereka akan kemampuan dasar mereka dan masa depan
mereka yang cerah itu ada digenggaman tangan mereka. Maka dari itu
kedatangan kami sebagai mahasiswa KKN 024 Sahwahita berharap dapat
membantu meringankan beban masyarakat akan kedilemaan yang selama
ini mereka rasakan. Selesai sudah perbincangan kami. Akhirnya kami
semua bergegas untuk membersihkan Mushola Al-Ikhlas dan langsung
pulang ke posko kami.

Tibalah kami di posko. Tanpa berpikirkan panjang, kamipun langsung


melanjutkan untuk membahas evaluasi kegiatan acara Grand Opening
(pembukaan besar) KKN 024 Sahwahita hari ini guna meminimalisir
kekurangan dan kesalahan yang terjadi untuk keberlangsungan acara-
acara selanjutnya. Konklusi dari evaluasi hari ini yakni kami harus lebih
ekstra mempersiapkan acara besar sebelumnya dengan cara membuat surat
maupun mendatangi rumah warga satu per satu demi keberhasilan acara
yang kami buat. Dan juga kami sepakat untuk lebih memperbanyak
melakukan sosialisasi ke rumah warga Desa Cibatok Satu guna menjalin
keakraban dan kemistri antara warga desa dan mahasiwa KKN. Kami pula

86
membuat kesepakatan bahwa sosialisasi lebih ditekankan mulai di minggu
pertama.

Hari silih berganti, kami pun membuat kesepakatan untuk menjamah


rumah Ibu Hj. Yenny terlebih dahulu selaku Ketua Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan selaku pihak pertama yang saya
dan teman-teman temui saat survei terakhir sebagai pihak pertama yang
membantu kami mendapatkan tempat singgah yang sekarang menjadi
posko kami selama satu bulan lebih. Beliau pula yang membantu
menegokan harga rumah yang biasa digunakan sebagai tempat sewaan
gedung pernikahan dengan kocek satu hari sebesar Rp 4.000.000,00 dan
beliau membantu mengabulkan permohonan saya ketika meminta harga
rumah tersebut selama satu bulan lebih dengan kocek Rp 1.500.000,00
dengan catatan diluar listrik yang Alhamdulillah sampai deal. Akhirnya saya,
Hastin, Laras, Nia, Alif, Asa, Ponco dan Irsyad langsung bergegas
melakukan sosialisasi ke rumah Ibu Hj. Yenny. Sesampainya di rumah Ibu
Hj. Yenny ternyata beliau tidak ada di rumah, akhirnya kami tetap
melakukan sosialisasi kerumah Ibu Atik yang rumahnya kebetulan tepat
disamping rumah Ibu Hj. Yenny.

Perbincangan pun dimulai dengan perkenalan hangat dan berujung


dengan cerita rumah yang kami singgahi ini. Beliau bercerita bahwa rumah
yang kami singgahi tersebut tidak berpenghuni selama 20 tahun lamanya.
Dan hanya di singgahi secara singkat entah hanya saat acara atau saat
dikunjungi oleh pemiliknya. Itupun hanya berkisar secara singkat. Karena
sang pemilik bekerja di Bekasi dan tidak tinggal di Desa Cibatok Satu. Dan
Ibu Atik pun bercerita tentang kisah yang beliau alami dan anaknya
sewaktu anaknya berumur 2 tahun dan 1 tahun yang sekarang sudah
berumur 26 tahun dan 27 tahun. Beliau bercerita bahwa di rumah tersebut
terdapat kolam ikan yang memancing anaknya untuk bermain disana.
Namun kenyataannya beliau malah diganggu oleh makhluk penghuni
rumah tersebut. Sampai-sampai makhluk tersebut terbang melewati Ibu
Atik dan anaknya ke pohon bambu yang ada kalinya, persis seperti mimpi
yang saya alami. Sontak, semua teman-teman saya melirik saya dan saya
pun terdiam. Padahal tidak ada satu patah kata pun saya lontarkan tentang
mimpi saya tersebut namun ternyata terkuak kegelisahan yang saya
rasakan dari pertama kali memijakkan kaki di rumah ini.
87
Hari mulai siang, saya pun dan teman-teman mengakhiri pembicaraan
dan langsung kembali ke posko.Sore harinya saya berinisiatif untuk tetap
melanjutkan sosialisasi ke rumah warga dengan cara ngerujak bersama.
Akhirnya itupun terealisasikan dan kami pun mencoba berbaur ke rumah
tetangga tepat di depan rumah singgah kami yakni rumah Ibu Nana, Ibu
Eka dan juga ke rumah Ibu mimin yang merupakan pengurus rumah yang
kami singgahi. Awal kedatangan baik kami disambut dengan bahagia.
Kami pun memulai pendekatan dengan ibu-ibu setempat. Kemudian ibu-
ibu pun menanyakan bagaimana keadaan kami selama menginap di rumah
tersebut. Saya terheran-heran lantaran ada apa sebenarnya di rumah
tersebut. Pikiran saya pun menjadi kacau terpikir lontaran kata dari ibu-
ibu setempat. Namun saya enggan untuk bertanya lebih dalam terkait
sejarah tempat tersebut karena baru satu malam kami singgah, khawatir
ketika terlalu banyak tahu secara mendalam akan berdampak buruk
kedepannya dan menjadi tidak nyaman. Akhirnya, kami pun menutup
perbincangan dan bergegas untuk pulang ke posko.

Sore berganti malam, kami pun melanjutkan evaluasi terkait kegiatan


apa yang kami lakukan hari ini. Rombongan saya ke rumah Ibu Atik dan
yang lainnya pergi ke Kantor Desa Cibatok Satu dan sebagian yang lainnya
membantu mengecat tembok rumah warga. Konklusi evaluasi hari ini
yakni sosialisasi berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya. Evaluasi
selesai dan dilanjutkan dengan briefing. Kami mempersiapkan kegiatan
untuk esok hari untuk melakukan sosialisasi ke SD Negeri Cibatok 06, MI
(Madrasah Ibtidaiyah) Nurul Amin, SMA Negeri 1 Cibungbulang, dan
terakhir membantu warga menyukseskan program pemerintah daerah
yakni perlombaan Kampung Ramah Lingkungan (KRL) se-Kecamatan
Cibungbulang di RT001 RW001 Desa Cibatok Satu di kawasan Mushollah
Al-Ikhlas.

Jumat, 26 Juli 2019, tiba-tiba pagi hari rumah kami kedatangan


tamu yakni Ibu Atik, Ibu Hj. Yenny dan Ibu RT 001 RW001 Desa Cibatok
Satu yakni Ibu Yanti. Mereka mengunjungi kami dengan membawakan
suguhan berupa buah-buahan dan sayur-sayuran. Kami pun menyambut
mereka dengan perasaan bahagia dan bangga bahwa kehadiran kami
sangat dihormati. Sebagian dari kami menjamu kedatangan tamu, dan
88
sebagian yang lainnya mulai bepergian menuju lokasi sekolah yang ingin
kami datangi. Siang hari, tamu pun mulai bepergian. Kami semua langsung
bergegas menuju kawasan SD Negeri Cibatok 06, MI (Madrasah Ibtidaiyah)
Nurul Amin, SMA Negeri 1 Cibungbulang untuk melanjutkan
sosialisasi.Sekolah pertama yang kami datangi yakni SD Negeri Cibatok
06. Anak-anak menyambut antusias kedatangan kami. Saya sangat bahagia
melihat respon mereka yang aktif bertanya kepada saya tentang waktu
bimbel, lokasi bimbel dan sebagainya. Bahkan ketika saya menyebar
kontak hp pun mereka sontak memberikan kepada orang tua mereka yang
menunggu di depan halaman sekolah. Namun, ada hal yang sangat saya
sayangkan karena Kepala Sekolah sedikit merasa kecewa dengan
perbedaan program KKN di tahun 2019 ini dengan tahun-tahun
sebelumnya. Karena, di tahun sebelumnya mahasiswa KKN justru
mempermudah anak-anak sekolah untuk belajar di sekolah saja, dan
mahasiswa KKN pun membantu meringankan kinerja guru-guru sekolah
dasar tersebut. Di tahun 2019 ini, anak-anak diberatkan untuk mendatangi
posko kami untuk melaksanakan bimbel. Sekolah kedua yang kami datangi
yakni MI (Madrasah Ibtidaiyah) Nurul Amin. Kepala Sekolah di sini pun
beranggapan sama yakni merasa kecewa karena program kerja kami malah
memberatkan anak-anak untuk mengunjungi posko kami. Tanpa lelah,
kami menjelaskan secara detail terkait peraturan baru yang dibuat oleh
kebijakan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hari mulai petang, kami gagal untuk melakukan sosialisasi ke SMA


Negeri 1 Cibungbulang. Akhirnya kami pulang dan bersiap ke Mushollah
Al-Ikhlas untuk membantu menyukseskan program pemerintah daerah
yakni perlombaan Kampung Ramah Lingkungan (KRL) se-Kecamatan
Cibungbulang di RT001 RW001 Desa Cibatok Satu.Malam mulai tiba.
Kami bergegas untuk pulang dan dilanjutkan dengan briefing untuk
kegiatan esok harinya. Konklusi evaluasi hari ini yakni kami harus tetap
membudayakan senyum, sapa, salam kepada masyarakat desa guna
menjalin keakraban dan mempererat solidaritas dengan masyarakat desa
selama singgah di Desa Cibatok Satu ini.

Lima hari telah saya jalani. Agenda saya hari ini yakni masih
sosialisasi. Demi menjalin keakraban dengan masyarakat setempat saya,

89
Laras, Nia, Asa, Alif, Dhika memutuskan untuk mengikuti senam pagi yang
dilaksanakan di Puskesmas Poned Cibungbulang. Kebetulan ternyata
senam tersebut diselenggarakan oleh pemerintah daerah sehingga tidak
dipungut biaya apapun.Selesai mengikuti kegiatan senam saya pun
menyapa ibu-ibu setempat dan berbincang terkait program kerja
bimbingan belajar (bimbel) yang akan kami laksanakan di minggu ke-2.
Sebagian dari ibu-ibu ada yang meminta nomor hp kami karena beliau
minat untuk mendaftarkan anaknya ke program kami. Dengan ramah saya
merespon mereka, dan berharap besar kehadiran anak-anak mereka di
posko kami. Evaluasi hari ini yakni, kami harus tetap tegas menjelaskan
tentang program utama kami yang telah kami sepakati dari awal tanpa
merubah program sedikitpun.

Keesokan harinya, saya, Laras, Hastin, Asa, Nia, Alif melakukan


sosialisasi kembali ke kediaman rumah Ibu Iin yang merupakan warga desa
Cibatok Satu yang pada tahun 2017 rumah beliau menjadi posko
mahasiswa KKN UIN Jakarta. Kami berbincang tentang pengalaman
beliau mengurus mahasiswa KKN dan apa saja program mahasiswa KKN
pada tahun 2017 lalu. Di akhir perbincangan, Ibu Iin menanyakan
bagaimana rasanya tinggal di posko kami. Saya kembali terheran-heran
atas perumpamaan beliau, sebenarnya ada apa dengan posko kami sampai-
sampai setiap kami melakukan sosialisasi selalu pertanyaan yang sama
kami dapatkan tentang perasaan kami menginap disana. Langit mulai
gelap, kami pun bergegas untuk pulang dan beristirahat.

Dini hari Senin, 29 Juli 2019, tepat pukul 03.00 WIB teman saya
Rahma diganggu dengan tangisan sedu sedan. Mendengar cerita tersebut
saya merasa makin yakin jika ada yang tidak beres dengan posko tempat
kami singgah. Solat berjamaah Subuh dan Magrib yang diselingi tadarus
bersama selalu kami lakukan dan menjadi rutinitas kewajiban bagi kami.
Namun, kami percaya akan kekuasaan Allah bahwa Allah itu menciptakan
Jin dan Manusia (QS. Adz Dzariyat: 56). Waktu terus berlalu, hingga tiba
pukul 08.00 WIB. Saya, Alif, Encep, dan Irsyad mendapat tugas untuk
melakukan sosialisasi ke SMA Negeri 1 Cibungbulang. Kedatangan kami
disana yakni sebagai perwakilan untuk meminta izin menyelenggarakan
program kerja utama kami yakni Manajemen Organisasi dan
90
Kepemimpinan (MOK) yang sasaran utama kami yakni Ketua Osis, Ketua
MPK dan Ketua Ekstrakurikuler (Ekskul). Perbincangan dimulai dengan
saya meminta izin kepada kepala sekolah SMA Negeri 1 Cibungbulang
untuk mengizinkan siswa mengikuti kegiatan program utama kami.

Kemudian juga saya meminta izin untuk menggunakan ruangan


selama satu hari full guna menyukseskan kegiatan acara yang
berlangsung.Kemudian perbincangan diakhiri dengan penentuan hari dan
tanggal pelaksanaan program Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan
(MOK) yang ditunda. Sorenya kami melanjutkan untuk melakukan
kegiatan selanjutnya yakni pembukaan program Bimbingan Belajar
(Bimbel). Bimbel hari pertama yang kami laksanakan yakni pelajaran
Bahasa Indonesia dan Matematika. Saya, Hastin, Cica dan Ponco mendapat
kebagian mengajar kelas 1 dan kelas 2 dan juga play group (Bimba AIUEO).
Butuh kesabaran yang ekstra ternyata untuk mendidik anak di sekolah
dasar. Malamnya kita mengadakan evaluasi kembali. Konklusi dari
kegiatan hari ini bahwa bimbel difokuskan untuk bimbel mata pelajaran
saja, tidak untuk dibarengi dengan mengaji. Akhirnya kami sepakat
melakukan bimbel di setiap hari Senin dan Kamis dan juga mengaji hari
Selasa dan Rabu.

Agenda minggu ke minggu lambat laun terlaksana. Dari mulai


kegiatan bimbel yang rutin kami laksanakan di setiap hari Senin dan
Kamis dengan mata pelajaran yang berbeda setiap harinya yakni senin
adalah Matematika dan Bahasa Indonesia dan hari kamisnya Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan BahasaInggris sampai kepada membahas
Pekerjaan Rumah (PR) mereka yang ada di sekolah sedangkan yang
BIMBA kami ajarkan metode e-learning (menggunakan media elektronik)
berupa pemutaran film cerita anak-anak dan metode mewarnai gambar;
belajar mengaji di hari Selasa dan Rabu dengan memilah kelompok yang
sudah mahir membaca Al-qur‟an sampai yang masih Iqro baik dari Iqro
Satu sampai Enam; sosialisasi ke rumah warga desa; mengecat tembok
kawasan Mushollah Al-Ikhlas dan Lapangan Mandi, Cuci, Kakus (MCK);
menyemai tanaman hidroponik, sosialisasi hidroponik di Mushollah Al-
Ikhlas dan di rumah warga RT001 RW001 Desa Cibatok Satu; keliling
kampung mengambil sampah warga sambil memilah sampah yang layak
saya olah untuk kebutuhan wadah hidroponik sampai kepada sampah
91
yang tidak layak untuk di buang ke tempat pembakaran sampah yang
berlokasi di Lapangan MCK; rapat acara HUT RI ke-74 dengan membahas
strktur kepanitiaan dan pembagian divisi; menjadi panitia pelaksanaHUT
RI ke-74; nonton bareng di Lapangan MCK seputar film kemerdekaan
Republik Indonesia; ngeliwet bersama warga RT001 RW001 Desa Cibatok
Satu di Mushollah Al-Ikhlas; kerja bakti akbar membersihkan Lapangan
MCK sebelum dan sesudah acara ataupun ketika ingin membuat acara di
lokasi tersebut; membantu kegiatan Idul Adha dengan membagikan daging
Idul Adha ke rumah warga; pelaksanaan seminar Manajemen Organisasi
dan Kepemimpinan (MOK) dan suatu kebanggaan bagi saya dapat mengisi
rangkaian acara tersebut dengan menjadi dirigen Lagu Indonesia Raya;
kerja bakti di rumah Ibu Hj. Yenny dengan merapihkan halaman rumah
Ibu Hj. Yenny dan menyelamatkan tanaman-tanaman beliau yang hampir
mati; kerja bakti rumah Green House Hidroponik Sahwahita bersama Bapak
Yanto; bertemu sekertaris desa di Kantor Desa Cibatok Satu dan
mewawancarai beliau terkait pesan dan kesan beliau selama disinggahi
oleh mahasiswa KKN 024 Sahwahita; membuat netpot atau wadah untuk
tanaman hidroponik dari botol bekas yang saya pilah dari sampah warga
dan dari styrofoam anggur serta di cet menggunakan warna putih dan biru;
tasyakuran guna memperingati hari besar HUT RI ke-74 seraya bersyukur
dan meminta kelancaran kepada Allah agar acara HUT RI ke-74 berjalan
dengan lancar tanpa adanya hambatan; closing bimbel dan pengajian KKN
024 Sahwahita yang dilakukan di Mushollah Al-Ikhlas dan di posko kami
dengan memberikan bingkisan berupa meja belajar, makanan ringan, buku,
alat tulis dan lainnya kepada siswa yang rajin mengikuti kegiatan bimbel
dari awal kedatangan kami sampai kepada minggu perpisahan; closing
pelaksanaan seminar Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan (MOK)
yang dilaksanakan dengan memberi cindera mata kepada kepala sekolah
SMA Negeri 1 cibungbulang berupa sertifikat penghargaan dan juga
pemberian sertifikat dan snack kepada peserta yang hadir dan juga kepada
pemateri yang mengisi acara pada hari itu; opening dan closingGreen House
Hidroponik Kelompok KKN 024 Sahwahita yang dilaksanakan di
kediaman Ibu Hj. Yenny dengan serah terima pemotongan pita yang
dilakukan oleh Ibu Hj. Yenny beserta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
yakni Bapak Muhammad Syarif S.H., atas pemberian rumah Green House
92
hidroponik kelompok KKN 024 Sahwahita yang diberikan untuk seluruh
warga Desa Cibatok Satu; sampai kepada hari perpisahan kami dengan
warga Desa Cibatok Satu di Lapangan MCK dengan rangkaian acara
pembacaan ayat suci Al-qur‟an, hiburan akustik dan pembacaan kesan
pesan kami selama berada di Desa Cibatok 1. Sebagian agenda tersebut
benar-benar kami laksanakan secara rutin dari mulai minggu pertama
sampai ke minggu terakhir, dan sebagian yang lainnya terlaksana sampai
selesai dalam waktu sehari saja.

Kegiatan yang padat, membuat kami serasa diburu deadline. Makan


yang tidak teratur, tidur yang kurang membuat badan ini terasa menahan
beban. Lelah pun kini benar-benar kami rasakan. Malam itu kami
mengadakan evaluasi, ditengah perasaan yang letih kami pun sontak saling
beradu argumen. Suasana forum menjadi kacau ketika terjadi tumpang
tindih antar anggota saat forum berlangsung. Padahal evaluasi memang
ditujukan untuk bersama bukan kepada pribadi. Namun, pikiran
negatiflah yang mendominsi amarah. Sampai terjadi suatu tragedi
„kesurupan‟ yang dialami oleh salah seorang dari kami yang bertengkar.
Suasanya letih menjadi tegang dan takut. Namun, kami bisa mensiasatinya
dengan bijak dan dengan lapang dada. Dalam keadaan bagaimanapun kami
saling menjaga tanpa membiarkan salah satu dari kami merasa sendirian.
Meskipun terkesan awalnya terdapat „kubu-kubuan‟ namun realitanya
senang, sedih, susah kami menghadapi secara bersama-sama.

Hal yang sontak menjadi fenomenal dan takkan terlupakan juga


yakni ketika kami dihadapkan dengan pemadalam listrik se-Pulau Jawa
dan Bali. Pada saat itu kami merasa ketakutan karena tidak ada air untuk
mandi dan berwudhu. Padahal malamnya pula kami harus tetap
melaksanakan rapat akbar di Mushollah Al-Ikhlas. Akhirnya saya, Laras,
dan Asa pun turun ke Lapangan MCK untuk mandi dan berwudhu karena
kami belum melaksanakan solat ashar, namun ternyata sumber air di
Lapangan MCK pun habis. Akhirnya salah seorang ibu-ibu berteriak
memanggil kami untuk turun ke bawah Lapangan MCK menghampiri
sumur. Ketika kami turun ke bawah ternyata hampir semua warga RT001
RW001 berbondong-bondong untuk mengambil air. Saya pun merasa tak
tega, akhirnya kami hanya memutuskan untuk berwudhu. Setelah itu kami
berdiam diri di Mushollah Al-Ikhlas untuk menjaga wudhu sampai azan
93
maghrib tiba.Sedih rasanya listrik masih padam juga. Saya memuntuskan
untuk pulang kerumah dulu. Setelah pulang, kami bersiap-siap untuk
menghadiri rapat akbar yang diselenggarakan abis isya. Rapat tersebut
terasa resmi karena dihadiri oleh perwakilan dari Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) yakni Bapak Adeb dan dihadiri oleh Ketua RT001 RW
001 yakni Bapak Asep serta teman-teman KKN 024 Sahwahita dan remaja
Gerakan Bersama (GB). Rapat berjalan dengan lancar meskipun hanya
dengan satu buah lilin di tengah forum kami.

Hal yang tak saya lupakan pula ketika, terjadi gempa di Banten
yang berpotensi tsunami yang berkekuatan 6,9 SR. Tragedi tersebut terjadi
ketika kami semua sedang beristirahat di dalam kamar. Kemudian Irsyad
berteriak “gempa-gempa” sontak saya loncat dari kamar dan berlari ke luar
ruangan. “Bibir pucat, badan gemetar” itu yang menyelimuti kami pada
malam itu. Tiang Indomaret bergerak berlawanan arah dengan cepat,
pohon-pohon pun bergerak tertiup angin dengan kencangnya.
Astagfirullahaladzim, cobaan terasa bertubi-tubi saat saya jauh dengan kedua
orang tua. Padahal 20 menit sebelumnya orang tua saya berpamitan untuk
pulang. Derai air mata pun berlinang, ketakutan. Kami semua beristigfar
melihat kekuasaan Allah pada malam itu. Gempa akhirnya reda, sinyal pun
ada. Kami semua spontan menghubungi orang tua kami dan memberitakan
kepada mereka bahwa kami tidak apa-apa. Kemudian, kami semua masuk
ke dalam rumah untuk melaksanakan sholat Isya berjamaah diselingi doa
keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Puji syukur kehadirat Allah
kami masih bisa melihat bumi yang indah ini.

Tragedi alam, konflik, dan lain sebagainya membuat solidaritas


kami semakin erat. Satu sama lain saling menjaga dan saling mengasihi.
Hikmah dari semua fenomena yang terjadi menyadarkan bahwa kami
adalah keluarga. Baik lama maupun baru kami adalah satu. Satu tujuan,
satu rumah, satu misi dan visi. Serta kami adalah rahasia tuhan yang
hendak dipertemukan secara singkat secara istimewa. Saya bersyukur
memiliki tameng di luar keluarga saya. Akhirnya tidak ada kubu, tidak ada,
diskriminasi ras, suku, dan bahasa, tidak ada stratifikasi antara perbedaan
latar belakang keluarga yang kontras dan lain sebagainya. Tidak ada satu
orang yang berperan penting, tidak ada satu orang yang kerja sendiri, tidak
94
ada yang dispesialisasi dalam kelompok. Semua berperan dan semua
berkontribusi. Akhirnya kami mengerti apa artinya kelompok.

Tangisan Malam Desa Cibatok Satu

Hal yang paling menyedihkan dari semua hal yang ada di bumi ialah
perpisahan. Tidak ada satu orang pun yang bisa berlapang dada menerima
pahitnya takdir perpisahan.Tiga puluh satu hari saya berjuang dan
mengabdi di kampung orang. Bertahan hidup tanpa penopang orang tua
dan hanya berbekal doa. Dan harus menerima kenyataan dengan tuntutan
hidup bahwa KKN adalah „Kuliah Kerja Nyata‟ bukan „Kuliah Kerja Nyantuy‟.

Satu bulan lebih saya dituntut mandiri. Jangankan ingat orang tua,
ingat diri untuk istirahat saja sulit. Waktu terus diporsir sedemikian rupa.
Sampai-sampai hampir saya mengeluh karena lelah. Melangkah kaki terasa
berat, namun tertantang demi tuntutan lulus sarjana tepat waktu. Saya
yang terbiasa hidup di rumah tanpa aturan yang ketat, kini serasa napas
pun menjadi hitungan menit.

Hari demi hari, telah saya lewati dengan penuh percaya diri. Sampai
akhirnya kenangan-kenangan manis yang saya dapatkan terasa berat
untuk saya tinggalkan. Pedih rasanya ketika keakraban kami sudah terjalin
erat. Satu rumah tinggal bersama 19 orang dalam waktu 24 jam bersama,
terasa memiliki ayah, ibu, kakak dan adik sendiri. Berat rasanya mengingat
kenangan manis dan pahit yang kita jalani secara bersama-sama. Rasanya
diakhir perpisahan ini saya bagaikan kehilangan tenaga satu per satu.

Di lingkup RT001 RW001 Desa Cibatok Satu memang terjadi


konflik internal di dalamnya. Kami pun sempat terbawa untuk memilih
kubu kanan dan kubu kiri. Pantas saja dari awal kedatangan kami disana
saat meminta untuk mengadakan acara apapun rasanya susah sekali
mengajak mereka berkumpul. Bahkan surat sudah tersebarpun kami masih
harus mengetuk pintu rumah mereka satu per satu. Heran, saya pun
bingung harus bertindak apa. Dan saya pun merasa serba salah untuk
bergerak kesana-kemari bak orang linglung. Tidak ada yang bisa
disalahkan. Saya pun berlapang dada menerima celetukan ketika memang
saat berbaur ke kubu yang berbeda menjadi perbincangan masyarakat.
Karena perbuatan baik itu dimulai dari diri sendiri bukan dari orang lain.
95
Tiba saatnya dimana keakraban pun tiba berawal dari rasa tulus
kami ingin dekat dengan masyarakat dengan cara makan rujak bersama,
makan seblak bersama, ngeliwet bersama sampai joget bersama. Awalnya
saat posko kami disewa selama 1 hari untuk dijadikan gedung pernikahan.
Sebelum acara posko kami sudah dijadikan dapur untuk memasak, saya
pun memulai pendekatan dengan ibu-ibu dapur dengan menawarkan
masakan saya yang pada hari itu kebetulan saya sedang piket
mempersiapkan makan untuk teman-teman. Kemudian ketika salah satu
ibu-ibu mencoba masakan saya, satu ibu-ibu yang lain pun datang ke
dapun meminjam tiga buah piring. Awalnya, saya dan dhika berfikir
negatif karena kami akan kekurangan piring saat sarapan pagi nanti, tidak
taunya subahanallah, kami malah dikasih tambahan lauk yang berbeda dari
ketiga piring tersebut. Saya merasa malu sudah berprasangka buruk dalam
hati.

Malam pun tiba, tahlilan pun dimulai. Saya dan teman-teman


mencoba berbaur ke luar kamar untuk berdoa bersama walaupun
mayoritas dari acara tahlilan tersebut itu bapak-bapak. Firasat buruk pun
datang, ketika salah seorang warga memasang kemenyan di belakang kami
dan salah seorang teman saya sadar akan bau tersebut. Sontak kami semua
pun terdiam dan tetap mengikuti acara tahlilan tanpa menghiraukan bau
kemenyan tersebut. Kemudian tiba di depan kami seekor ayam bakar dan
dua buah gelas berisi air putih yang di atasnya ditaruh pohon suji dan
pandan. Sempat bulu kuduk saya berdiri sejenak. Namun saya tetap fokus
bersalawat dan berdoa meminta keselamatan dan juga kelancaran acara
pengantin pada keesokan harinya.

Pagi haripun tiba, dimulai dengan akad nikah yang alhamdulillah


berjalan dengan lancar. Kedua pengantin pun duduk di bangku singgasana.
Senyum dan gelak tawa membuat iri para hadirin yang melihatnya. Tiba-
tiba sang pengantin wanita pun jatuh dari singgahsananya kami semua
terkejut awalnya saya pun mengira mungkin sang pengantin wanita terlalu
letih mempersiapkan acara sebelum pernikahan. Ternyata sampai malam
tiba sang pengantin wanita terjatuh sebanyak empat kali dan sampai
dibawa pulang ke kediaman ibunya. Saya heran, ada apa sebenarnya.
Kemudian ketika saya keluar kamar saya bertemu dengan Ibu Hj. Yenny
96
dan spontan saya menanyakan perihal pengantin tersebut. Beliau pun
bercerita bahwa sang pengantin perempuan kerasukan arwah penghuni
rumah yang kami singgahi ini. Saya pun terkejut dan langsung mengingat
sang pencipta.

Malam telah tiba, suatu kehormatan bagi saya bisa bernyanyi di


panggung dan membawakan dua buah lagu. Saat itu semua teman saya
turun dan meramaikan panggung saat saya bernyanyi. Kemudian semua
ibu-ibu pun berjoget dan bahkan salah satu warga sampai naik ke atas
panggung mengabadikan saya bernyanyi. Sungguh haru dan bahagia bisa
lebih dekat dengan masyarakat desa setempat.

Kemudian hal yang berkesan saya rasakan ketika malam takbiran


Idul Adha tiba. Air mata kami berlinang saat selesai sholat berjamaah dan
tadarus Al-qur‟an karena merasakan pertama kalinya lebaran tanpa orang
tua. Tiba-tiba telepon genggam saya pun berbunyi, dan mendapat pesan
dari warga desa yakni Ibu Iin untuk datang ke rumah beliau karena beliau
membuat ketupat sayur. Alhamdulillah, saya merasakan memiliki orang tua
di Desa Cibatok Satu ini.

Hal yang sampai sekarang tidak pernah terlupa bahwa saat HUT
RI ke-74 saya mengikuti lomba joget balon bersama ibu-ibu. Dan pada saat
itu saya melihat tidak ada perbedaan antara kubu kiri dan kubu kanan.
Saya pun menarik ibu-ibu yang memisahkan diri untuk ikut joget bersama
dan akhirnya kami pun berbaur semua. Sontak suasanya menjadi hangat
dan romantis. Serasa masalah besar yang mereka miliki dan pendam itu
hancur dengan sendirinya.

Kejadian haru yang saya rasakan pula ketika saya menjadi juri
lomba nyanyi disana dan saya menjadi penanggung jawab lomba
menggambar pula. Ketika saya melihat antusias anak-anak mengikuti
lomba menggambar saya pun ikut meramaikan acara perlombaan
menggambar dan ketika saya sedang mewarnai gambar tersebut terdapat
satu anak laki-laki menghampiri saya, namanya Lutfan. Dan lucunya beliau
berkata,“Kak, bagus banget gambarnya. Nanti kalau sudah selesai buat aku
ya. Aku mau taro dikamar kak biar dipajang hehe..”.

97
Mendengar pernyataan Lutfan saya pun terharu dan berkaca-kaca.
Dengan senang hati akhirnya saya memberikan kenang-kenangan berupa
gambar tersebut untuk Lutfan.

Kenyataan terpahit saya berpuncak pada saat perpisahan kelompok


KKN 024 Sahwahita. Pelaksanaan perpisahan kami berlangsung di
Lapangan MCK. Rangkaian acara pertama yakni dimulai dengan
pembacaan ayat suci Al-quran dan saritilawahnya yakni oleh saudara
Haidar dan Saya. Kemudian acara dilanjutkan dengan hiburan musik
akustik oleh Bayu dan Saya. Selanjutnya yakni pemutaran film memori
kegiatan kami bersama warga desa di Desa Cibatok Satu. Kemudian kami
pun langsung maju ke depan layar semua dan bernyanyi bersama tentang
lagu perpisahan. Kemudian, acara selanjutnya yakni penyampaian kesan
dan pesan yang dibacakan oleh saudara Haidar dan saudari Rahma.
Dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh saudari Alif. Kemudian kami
pun langsung menghampiri warga desa dan berpamitan sambil meminta
maaf atas perbuatan yang mungkin selama kami singgah menyakiti hati
salah satu warga. Saya pun terisak-isak ketika memeluk ibu-ibu untuk
berpamitan disana. Saya tak kuat menahan rasa harus kehilangan mereka
di saat sedang sayang-sayangnya. Apalagi ketika melihat wajah anak-anak
bimbingan saya, sedih rasanya harus meninggalkan mereka tanpa tanggung
jawab. Di setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Saya pun mengambil
pelajaran bahwa, jangan menilai pribadi seseorang itu dari „katanya‟ tapi
nilailah seseorang tersebut dari perilaku yang beliau berikan kepada kami.
Berikut merupakan kenangan manis dari keluarga baru saya selama satu
bulan lebih di Desa Cibatok Satu.

Harapan

Jika saya ditakdirkan untuk menjadi warga Desa Cibatok Satusaya


ingin membuat kegiatan rutinitas yang akan membuat kami terpaksa harus
bertatap muka dalam satu bulan empat kali atau satu bulan satu kali.
Contohnya: seperti arisan, pengajian, marawisan dan kegiatan positif
lainnya guna mempererat tali silaturahmi antar warga Desa Cibatok Satu.
Dan harapan saya sangat besar kepada nasib anak-anak warga desa yang
mempunyai kemampuan otak yang cerdas dan tanggap supaya dibina dan

98
dikembangkan kemampuannya. Karena saat saya bertanya kepada mereka
tentang cita-cita mereka kelak, mereka spontan menjawab dengan jujurnya
bahwa mereka ingin menjadi Pilot, Polisi, Dokter, Perawat dan masih
banyak lainnya. Sebenarnya hal itu merupakan jawaban anak sekolah dasar
pada umumnya. Saya pun jujur dulu pernah menjawab ingin menjadi
dokter ketika ditanya cita-cita. Namun, kenyataan berkata lain. Tapi
takdir tidak bisa disalahkan. Perubahan pola pandang pun mulai berubah
ketika saya mulai menemukan jati diri saya dari apa yang saya senangi di
sekolah. Saya pun menekuni apa yang membuat saya nyaman. Dan hal
tersebut yang ingin saya bangun untuk mereka, yakni pola pikir yang lebih
rasional dan idealis.

Saya terfikir untuk membuat kegiatan yang positif secara rutin


seperti membuat pengajian di Mushollah Al-Ikhlas dan mengajarkan
mereka tentang makharijul huruf (tempat keluarnya huruf), tajwid, dan
menegakkan mereka untuk khatam quran sejak dini. Saya ingin
memberikan hadiah berupa uang untuk warga desa yang memiliki hafalan
quran. Guna memperbaiki akhlak mereka yang terkontaminasi pengaruh
besar dari gadget dan pergaulan luar yang buruk.

Dan harapan saya untuk adik-adik saya yang kelak akan


dihadapkan dengan semester tua dan kewajiban untuk mengikuti kegiatan
KKN, ikutilah kegiatan KKN dengan hati yang lapang. Berfikir positif akan
nasib baik yang menunggu anda di kampung orang nanti. Jangan pernah
banyak mengeluh kecuali akan sadar akan keluahannya kelak. Karena
mengeluh bukan memperbaiki masalah, melainkan hanya menambah
beban dan memperkeruh masalah. Jangan pernah menjadi seseorang yang
tertutup dalam sifat. Karena, akan merugi apabila sebulan menjalani KKN
kalian tidak bisa mengenal pribadi teman-teman kalian satu per satu dan
sangatlah rugi pabila tidak ada yang berkesan dari teman-teman kelompok
KKN kepada pribadi anda. Jadilah pribadi yang menyenangkan, maka
kalian akan mudah diingat.

Rasa syukur kepada kehadirat Allah saya dapat menyelesaikan


tugas KKN saya selama satu bulan lebih di RT001 RW001 Desa Cibatok
Satu. Dengan Kelompok yang kompak, rumah yang cukup megah dan
nyaman, walaupun berhantu, tetapi dengan kekuatan iman kita
99
alhamdulillah dapat mengalahkan kejahilan mereka, makanan berlimpah
karena banyak keluarga yang berdatangan mengunjungi anak-anaknya di
kelompok saya dan kami pun diperlakukan sama selayaknya anak-anak
mereka pula dengan dibawakan makanan enak seperti rendang daging,
richeese factory (ayam pedas), donat J.CO, semur daging, ayam goreng, ikan
goreng, spaghetti, dan masih banyak makanan enak lainnya yang kami tak
membayangkan dalam sebulan pun kami dapat merasakan makanan
tersebut selama KKN. Terimakasih RT001 RW001 Desa Cibatok Satu atas
kenangan yang indah. Kalian akan selalu membekas dihati.

100
D
INI KISAH PENGABDIANKU. MANA KISAH PENGABDIANMU?
Oleh: Bayu Pradhana Ramadhan

KKN Dalam Bayanganku

Kegiatan ini merupakan implementasi dari Tri Dharma Perguruan


Tinggi yang ketiga, yaitu Pengabdian kepada Masyarakat. Kuliah Kerja
Nyata atau yang biasa disebut kita dengan KKN. Ya, salah satu kegiatan
pengabdian atau dapat dikatakan mata kuliah yang amat sangat aku
tunggu selain kegiatan Bina Desa yang pernah saya lakukan dan alami.
Yang membedakan hanyalah durasi pelaksanaannya, jika Bina Desa hanya
berlangsung selama kurang lebih 7 hari, sedangkan KKN berlangsung
selama 30 hari.

Satu lagi yang membedakan kegiatan Bina Desa yang pernah aku
lakukan dengan KKN yang baru saja aku lakukan, yaitu aspek
pembangunan yang akan dilakukan selama melaksanakan kegiatan
tersebut. Jika pada kegiatan Bina Desa, aku sebagai mahasiswa Agribisnis
yang dasarnya mahasiswa pertanian melakukan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat pada bidang pertanian, seperti penyuluhan
mengenai cara tanam yang baik atau lebih sering masalah yang dihadapi
petani yaitu bagaimana memasarkan produk mereka langsung ke
konsumen. Sedangkan, kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau KKN ini
mencakup semua aspek pembangunan di desa, seperti kesehatan yang
membahas mengenai sex education atau bahaya penggunaan obat-obatan
terlarang, pendidikan yang memberikan cara pengajaran yang lebih efektif
dan efisien, dan lingkungan yang membahas mengenai budaya menjaga
lingkungan dan memperindah lingkungan tempat tinggal kita.

Dari sini aku tahu, belajar tidak hanyalah berbatasan dinding,


tembok, ruang dan gedung yang tertutup. Belajar juga dapat dilakukan di
ruangan terbuka. Dalam kegiatan ini tempatku belajar bernama Desa.
Tempat di mana aku belajar apa yang belum diketahui dan mengajarkan
apa yang sudah kudapatkan diruang tertutup sebelumnya.
101
KKN-Ku Berawal

Pertengahan semester 6, sekitar bulan April. Pendaftaran KKN sudah


dibuka. Ada beberapa formulir online yang harus aku isi. Selang waktu
yang cukup lama sampai pengumuman kelompok peserta KKN
dipublikasikan. Setelah pengumuman tersebut dipublikasikan, grup
whatsapp pun terbentuk untuk mempermudah komunikasi selanjutnya.

Setelah sekitar 2 minggu kemudian pengumuman mengenai


pembagian lokasi KKN dipublikasikan. Kelompokku mendapatkan lokasi
di Kabupaten Bogor. Tepatnya di Desa Cibatok Satu, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Saat itu dimulailah petualangan pertama
kami, yaitu survey, survey dan suvey. Hal itu dilakukan dalam rangka
berkoordinasi dengan pihak desa, mencari tempat tinggal selama 30 hari ke
depan, dan mencari data untuk menyusun program apa saja yang akan
dilakukan disana. Kami mahasiswa yang bermodalkan ilmu yang telah
didapatkan di kampus dan dengan iuran seadanya melakukan Kuliah Kerja
Nyata di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Sekilas Cibatok Satu

Cibatok Satu, salah satu desa di Kabupaten Bogor dengan


kecamatannya Cibungbulang. Desa yang memiliki luas wilayah kurang
lebih sekitar 174 ha dengan ketinggian rata-rata 270 mdpl dan suhu rata-
rata 20 derajat celcius sampai 32 derajat celcius. Desa yang memiliki 4
dusun, 9 rukun warga dan 29 rukun tetangga.

Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa mandiri. Apa itu desa
mandiri? Desa mandiri itu desa yang mampu mengelola kekuatan (aset dan
potensi) yang dimiliki serta mampu memanfaatkan peluang yang ada
dalam pengelolaan pembanguna untuk kesejahteraan warga desa.

Secara umum, desa mandiri dapat dicirikan sebagai berikut :


1. Kemampuan desa untuk mengurus dirinya sendiri dengan
kekuatan yang dimilikinya.
2. Pemerintah desa memiliki kewenangan dalam mengatur dan
mengelola pembangunan yang didukung oleh kemandirian dalam
perencanaan dan penganggaran (satu desa, satu perencanaan),
102
sebagai acuan seluruh program pembangunan di desa dan
dijalankan secara konsisten.
3. Sistem pemerintahaannya menjunjung tinggi aspirasi dan
partisipasi warga, termasuk warga miskin, perempuan, kaum
muda.
4. Sumber daya pembanguna dikelola secara optimal, transparan dan
akuntabel untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya demi
kesejahteraan seluruh warganya.

Kkn-Ku Dimulai

KKN memang salah satu mata kuliah yang harus diambil untuk
memenuhi nilai kelulusan. Bukan berarti kami datang, tinggal 30 hari dan
pulang begitu saja. Ya, 30 hari yang tinggal di suatu desa dan teman-teman
yang baru saya kenal, kecuali satu orang yaitu Imam Taufik Ponco
mahasiswa Jurusan Sistem Informasi. Aku sudah mengenalnya dari
semester 1 karena kebetulan saya satu fakultas dengan dia, yaitu Fakutas
Sains dan Teknologi dan mengikuti organisasi yang sama di fakultas, yaitu
Organisasi Peminatan dan Keilmuan (OPK) Dapur Seni atau yang biasa
disebut DS.

Beruntungnya aku memiliki teman yang sudah kukenal terlebih


dahulu di kelompok KKN sebelum KKN dimulai. Dan keberuntungan ku
berlanjut karena ternyata teman-teman kelompokku sangat asik dan
memiliki karakter masing-masing dan kisah perjuangannya masing-
masing. Mulai dari yang kuliah sambil bekerja sesuai jurusan mereka
ataupun yang tidak sesuai dengan jurusan yang mereka ambil di kampus,
ada yang mengejar beasiswa untuk meringankan beban orang tuanya,
sampai ada yang membuka usaha sendiri dan memiliki beberapa cabang.

Waktu keberangkatan untuk kegiatan KKN pun tiba, beberapa dari


kelompokku berangkat menggunakan kendaraan pribadi, baik yang
menggunakan kendaraan roda dua ataupun yang diantar keluarga
menggunakan kendaraan roda empat. Dan sisanya kami menyewa bus kota
sekaligus mengangkut barang-barang yang dibutuhkan selama 30 hari
kedepan.

103
Dan tibalah di desa yang akan kelompokku singgahi selama 30 hari
kedepan kurang lebih pada jam 11 malam. Kami langsung doa bersama agar
kegiatan selama 30 hari kedepan berjalan lancar dan semoga tidak terjadi
apapun dengan kelompokku. Karena rumah yang kami tinggali sudah
beberapa tahun kosong dan tidak ditempati, kelompokku memutuskan
untuk shalat shubuh dan maghrib selau berjamaah di rumah setelah itu
dilanjutkan dengan tadarus bersama. Esok harinya, diminggu pertama aku
hanya bersosialisasi dengan masyarakat sekitar untuk menyesuaikan diri
dengan kebiasaan yang ada di desa dan untuk mengumpulkan massa
ketika akan melakukan pembukaan. Dan minggu-minggu berikutnya,
progam yang sudah kelompokku rancang dilaksanakan.

Yang Tidak Akan Ku Lupakan Dari Kelompok Ku

Karena tiap pagi kami selalu shalat shubuh berjama‟ah, disitu pasti
semua membuat alarm agar bangun pagi. Tetapi berbeda bagi laki-laki. Oh
iya, sebelumnya rumah tinggalku tingkat dua, perempuan menempati dua
kamar di bawah dan laki-laki menempati dua kamar di atas. Lanjut lagi,
ketika semua pasang alarm agar bangun untuk shalat subuh, lain hal bagi
laki-laki, kami tidak memasang alarm semua tetapi hanya satu orang, yaitu
teman yang sudah aku kenal dari semester 1 yang biasa kupanggil Ponco.

Selama sebulan, para lelaki selalu dibangunkan oleh Ponco,


bagaimanapun caranya ponco selalu membangunkan para lelaki tersebut.
Belum lagi, karena aku yang pegang kunci rumah, ponco selalu
membangunkanku lebih dulu karena dia selalu shalat ke musholla yang
tidak jauh dari tempat kelompokku tinggal. Dan itu dilakukannya hampir
tiap hari. Mengapa aku bilang hampir tiap hari, karena Ponco sempat
pulang 2 hari karena ada keperluan yang harus dia selesaikan.

Setelah biasanya kami shalat shubuh berjamaah. Setiap pagi pasti


berurusan dengan dapur, kelompokku membagi jadwal piket untuk
memasak tiap harinya. Dan yang hal yang paling tidak bisa kulupakan
adalah ketika hari dimana aku piket masak, dan setiap pagi selalu ada yang
teriak manggil namaku untuk belanja kepasar, dan yang biasa teriak
memanggilku untuk belanja yaitu sekertaris kelompokku yaitu Cut Anisa

104
Tamara atau biasa aku panggil ibu. Kenapa ku panggil ibu, karena dia
paling bawel dan berisik di kelompokku menurutku.

Dan satu hal lagi di pagi hari yang tidak bisa kulupakan, teriakan
perempuan-perempuan yang manggil laki-laki untuk turun dan makan
pagi. Karena biasanya sehabis shalat shubuh dan tadarus, para lelaki
langsung naik lagi ke atas. Ini terjadi ketika bukan hari di mana aku piket
masak.Dan hal-hal semacam ini terus terjadi tiap hari selama KKNku
berlangsung.

Selain hal-hal tersebut, terkadang kelompokku terjadi sebuah


masalah-masalah kecil. Dan alhamdulillahnya itu tidak terjadi padaku dan
semua teman-teman laki-lakiku. Namun, masalah-masalah itu terjadi pada
perempuan-perempuan di kelompokku. Baik itu masalah antar individu
maupun antar kelompok perempuan yang mungkin terjadi karena kamar
perempuan dipisah menjadi dua. Namun, dari masalah-masalah tersebut
mereka belajar bagaimana memahami orang yang baru mereka kenal dan
akan bersama mereka selama sebulan. Dan diakhir KKN mereka bisa
memahami itu semua karena ada kegiatan yang memang harus dilakukan
bersama-sama dan amat sangat banyak koordinasi, baik antar teman
kelompok, antar kelompok dengan GB17 ataupun dengan masyarakat
sekitar tempat tinggal.

Yang Tidak Pernah Ku Lupakan Di Rumah Tinggal Ku

Tiap hari kegiatanku berjalan sesuai jadwal. Dan tiap malam pula
tidurku sesuai jadwal (jam 12 malam). Namun, salah satu teman ku yang
laki-laki selalu tidur jam 4 pagi. Temanku itu bernama Imam Haidar
Hasyim atau biasa kupanggil dadang. Ternyata tiap malam atau dini hari,
tepatnya jam 3 selalu yang suara-suara ketukan pintu atau pagar. Hal
tersebut selalu berlangsung secara berurutan, mulai dari ketukan pintu
depan, lalu kepagar belakang rumah, kemudian naik pintu atas yang keluar
kearah balkon. Sebenarnya, untuk yang mengetuk-ngetuk pagar belakang
masih masuk akal, mungkin pekerja yang iseng yang bekerja samping
rumah tinggalku (samping rumah tinggalku ada pabrik industri kecil).
Tetapi, kemungkinan itu dipatahkan ketika ternyata hal tersebut terjadi
hampir tiap hari. Dan yang paling amat sangat tidak mungkin adalah

105
bagian yang mengetuk pintu depan rumahku, karena sebelum masuk ke
pintu ada gerbang yang selalu kugembok jika semua sudah pada tidur
kecuali satu temanku ini (aku yang pegang semua kunci-kunci rumah).
Dan juga bagian yang mengetuk pintu atas yang ke luar kearah balkon.
Tidak mungkin ada orang yang naik ke atas rumah dari luar untuk
mengetuk pintu atas yang kearah balkon, amat sangat tidak mungkin.

Tiga hal tersebut yang ku alami juga selama tiga hari berturut-turut,
dan kalau tidak salah ingat itu terjadi saat minggu kedua, sedangkan
dadang sudah merasakannya dari minggu pertama tinggal di rumah
tersebut. Namun, ada hal lain lagi yang dia rasakan, yaitu suara tangisan
perempuan yang terdengar dari sudut antar kamar perempuan (kamar
perempuan letter L) dan suara tali jemuran yang ditarik-tarik atau dipetik-
petik (kami membuat jemuran di balkon atas dengan tambang).

Cibatok Satu Yang Selalu Ku Ingat

Awal ku survey, ditemuilah aku dengan sekretaris desanya di Kantor


Desa Cibatok Satu. Nama sekretaris desanya Bapak Erik atau aku panggil
Kang Erik yang ternyata orangnya santai dan masih muda. Setelah banyak
berbincang-bincang dengan sekretaris desanya, dikenalilah aku dengan
staff desanya yang beralamat tinggal sama dengan alamat rumah singgah
kelompokku. Namanya Kang Restu, Kang Fahmi dan Kang Azis.

Selama kegiatan KKN-ku berlangsung, keperluan yang dibutuhkan


dibantu oleh mereka. Oh iya, di tempatku tinggal terdapat kelompok
pemuda yang namanya Generasi Baru 17 atau biasa disebut GB17. Mereka
bertiga juga tergabung di dalamnya. Mereka bertiga membantu
kelompokku dalam hal administrasi di desa dan terkadang membantu
dalam kegiatan-kegiatan yang kelompokku buat. Dan anak-anak muda
GB17 lainnya juga membantu kegiatan-kegiatan yang kelompok ku buat.
Begitu pula sebaliknya, kelompok ku juga membantu kegiatan-kegiatan
yang GB17 buat. Sampai-sampai cara aku berbincang dengan mereka
seperti sudah lama kenal. Itu karena mereka juga sangat welcome dengan
kedatangan sekelompok mahasiswa KKN.

106
Masyarakat Desa Cibatok Satu dilingkungan yang kelompokku
singgahi ramah-ramah dan sangat welcome dengan kedatangan mahasiswa
KKN. Karena tiap tahun Cibatok Satu pasti kedatangan mahasiswa KKN
dari kampus sekitar Jakarta dan Bogor. Dan biasanya tinggal di wilayah
yang kelompokku singgahi. Maka dari itu, mereka sudah terbiasa dengan
kedatangan mahasiwa yang akan KKN. Dan mereka tahu apa saja yang
perlu dilakukan untuk membantu mahasiswa KKN tersebut.

30 Hari Kuliah Ku Di Desa

Sebelum kelompokku tinggal di desa untuk 30 hari kedepan.


Dilakukanlah survey-survey untuk merumuskan apa saja yang akan
dilakukan selam 30 hari kedepan di desa Cibatok Satu. Salah satu kegiatan
yang paling saya suka, yaitu pelatihan mengenai Hidroponik. Mengapa
Hidroponik? Alasan pertama, karena aku mahasiswa pertanian dengan
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian atau sekarang disebut Agribisnis atau
Agrobisnis. Alasan kedua, lahan di Indonesia semakin sempit, namun
kebutuhan konsumsi masyarakat semakin meningkat. Maka dibutuhkan
metode baru untuk memenuhi hal tersebut, dan era saat ini sedang booming
dengan hidroponik, yaitu menanam dilahan yang apa adanya termasuk
teras rumah (didinding ataupun pagar). Dan alasan ketiga, yaitu di desa
Cibatok Satu sudah ada yang memulai menanam dengan metode
hidroponik yaitu Kang Restu salah satu dari staff Desa Cibatok Satu.
Dengan begitu, program Hidroponik dapat kelompokku bawa ke Desa
Cibatok Satu ini. Dan di desa sekarang ini sedang besar-besarnya program
KRL. Eits.. bukan kereta rel listrik, tapi Kampung Ramah Lingkungan.
Sehingga program hidroponik ini mendukung pula program desa yang
bernama KRL ini.

Kegiatan program hidroponik ini bertahap, mulai dari persiapan


bahan-bahan. Kebetulan kelompokku tidak menggunakan cara
konvensional yang menggunakan pipa dan pompa, tetapi menggunakan
bekas gelas air mineral, botol-botol air mineral bekas dan styrofoam bekas
buah sebagai wadah tanamnya. Dan berikutnya diberitahukan bagaimana
cara melakukan pembibitan, mulai dari benih atau biji hingga tumbuh
tanaman muda. Setelah itu baru melakukan pindah tanam ke wadah botol
atau styrofoam bekas buah tersebut. Dalam kegiatan penyuluhan
107
hidroponik ini yang hadir selalu ibu-ibu dan terkadang membawa anaknya.
Karena mayoritas bapak-bapak di Desa Cibatok Satu ini bekerja sebagai
pedagang di pasar-pasar induk, seperti pasar induk di Bogor, pasar induk
Kramat Jati, pasar induk Tanah Tinggi dan lainnya. Sampai diakhir,
kelompok ku membangunkan tempat membudidayakan tanaman
hidroponik tersebut. Nama tempatnya biasa disebut Green House, ya karena
isinya tanaman hijau semua sehingga disebut rumah hijau.

Selain itu, di samping kelompokku mengadakan penyuluhan


mengenai hidroponik. Juga melakukan kegiatan pengajaran, yaitu semacam
bimbel dan mengaji. Anak-anak SD sekitar tempat tinggal kelompok ku
datang untuk melakukan kegiatan tersebut. Dan mereka sangat interest
dengan adanya kegiatan tersebut. Rumah tinggalku jadi ramai dengan
anak-anak di hari Senin dan Kamis. Sedangkan dihari Selasa dan Rabu,
kelompokku mengajar ngaji di musholla dekat rumah tinggalku. Dari
kegiatan bimbel ini aku menemui satu anak yang spesial. Dia dapat
dikatakan hyperactive atau bisa dikatakan tidak bisa diam (petakilan). Ya,
kulupa namanya. Yang pasti dia anak yang sangat menyenangkan dan
seharusnya dapatkan bimbingan khusus agar perilaku atau tingkah
lakunya dapat dikontrol.

Dari GB17 pun ada kegiatan di tiap hari Minggu, yaitu mengangkut
dan memilah sampah yang dapat didaur ulang dan tidak. Nah, sampah-
sampahh yang tidak dapat di daur ulang seperti botol-botol dan gelas-gelas
bekas air mineral dikumpulkan sebagai wadah tanam hidroponik tadi. Dan
juga ada pemotongan hewan kurban di musholla tadi dan 17an di
lingkungan tempatku tinggal, karena kebetulan selama KKN aku melewati
dua hari besar tersebut, yaitu Idul Adha dan Hari Kemerdekaan.

Aku membantu membagikan daging kurban kerumah-rumah dengan


menenteng bungkusan plastik. Karena di wilayah tempatku tinggal berupa
gang senggol atau gang yang hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki,
sekalipun menggunakan motor akan repot karena membawa banyak
bungkusan daging kurban. Dan seperti biasa, setelah acara perlombaan
17an selesai, tibalah saatnya pembagian hadiah. Selain membantu dalam
persiapan sampai pelaksanaan kegiatan 17an, kelompokku juga membantu

108
mempersiapkan malam puncak 17an, yaitu pembagian hadiah. Seperti
tahun-tahun sebelumnya, pembagian hadiah selalu dilaksanakan malam
hari. Dan di sana aku dan dengan dua orang teman kelompok ku mengisi
acara sebagai hiburan. Setelah semua kegiatan kelompokku selesai, hingga
tiba saatnya harus meninggalkan desa tersebut dengan membuat acara

Ku tutup kisahku

Dari setiap kegiatan yang kulakukan dapat kuambil hikmahnya.


Mulai dari awal pertemuan, yang tadinya belum kenal bisa menjadi sangat
akrab. Yang tadinya jaim bisa jadi sangat rame. Dan ternyata memang
benar, yang aku sesali bukan perpisahan tetapi pertemuannya. Mengapa
harus dipertemukan jika akhirnya akan dipisahkan kembali. Ya walaupun
bukan dalam waktu yang sangat lama. Dan juga, dari setiap masalah yang
terjadi, baik antar individu maupun internal kelompok dapat menjadikan
aku lebih dewasa dan bijaksana. Karena menurutku tidak ada masalah
yang tidak dapat diselesaikan, kecuali orang tersebut tidak ingin
menyelesaikannya. Sedangkan dari setiap kegiatanku dengan masyarakat
desa maupun dengan pemuda GB17, dapat kuambil pelajaran. Kita ini
makhluk sosial, kita membutuhkan mereka untuk melancarkan setiap
kegiatan yang akan kita lakukan di desa dan mereka juga membutuhkan
kita untuk melancarkan kegiatan yang mereka lakukan.

109
E
LEMBARAN MEMORI DI DESA CIBATOK SATU
Oleh: Cica Nurtia
Bismillah, Siap KKN!

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Perkenalkan, saya Cica Nurtia mahasiswi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains Dan Teknologi, Jurusan Biologi.
Di sini saya akan menceritakan semua hal tentang Kuliah Kerja Nyata
(KKN). Saya akan menceritakan apa yang saya ketahui mengenai KKN
terlebih dahulu. Menurut saya Kuliah Kerja Nyata atau KKN merupakan
suatu program pengabdian masyarakat yang merupakan salah satu
perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh
mahasiswa dari suatu universitas di wilayah atau desa tertentu. KKN
merupakan suatu wujud implementasi dari ilmu yang telah mahasiswa
dapatkan di bangku perkuliahan yang ditunjukkan kepada masyarakat
untuk diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan
tujuan pemberdayaan masyarakat yang lebih baik kedepannya.

KKN merupakan pengalaman baru bagi para mahasiswa yang


mengikutinya, baik untuk menambah ilmu pengetahuan, menambah
wawasan, kemampuan, maupun meningkatkan kesadaran dalam hidup
bermasyarakat. Bagi masyarakat kehadiran mahasiswa KKN diharapkan
mampu memberikan pengetahuan, motivasi, dan inovasi dalam bidang
kemasyarakatan. Hal ini sesuai dengan fungsi perguruan tinggi sebagai
penghubung dalam proses pembangunan dan penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi antara mahasiswa dengan masyarakat. Dengan adanya
kegiatan KKN ini dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik
untuk mahasiswa maupun masyarakat. Adanya KKN ini diharapkan dapat
menunjukkan keberadaan perguruan tinggi sebagai lembaga yang dapat
melahirkan kader-kader yang mampu membawa perubahan yang lebih
baik bagi masyarakat. Dengan adanya program KKN inilah, perguruan
tinggi dapat menunjukkan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat.

110
Tujuan utama adanya KKN adalah memacu pembangunan
masyarakat dengan menumbuhkan motivasi diri dan mempersiapkan
kader-kader pembangunan sebagai agen perubahan. Tujuan lainnya ialah
agar mahasiswa memperoleh pengalaman hidup yang sangat berharga
melalui keterlibatannya dalam kehidupan bermasyarakat, serta secara
langsung mampu mengidentifikasi, merumuskan, dan juga memecahkan
permasalahan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Kesimpulan dari
uraian di atas yaitu KKN merupakan suatu bentuk implementasi keilmuan
mahasiswa terhadap masyarakat dalam mengembangkan kompetensi dan
diharapkan para mahasiswa siap untuk menghadapi tantangan
perkembangan globalisasi seperti saat ini.

Bismillaahirrahmaanirrahiim, awal mula dari niat saya mengikuti


program KKN yang merupakan salah satu syarat kelulusan bagi saya dan
akan saya hadapi untuk satu bulan ke depan bersama teman-teman
lainnya. Di Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta, KKN merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
diikuti oleh semua jurusan, termasuk Jurusan Biologi. KKN dilaksanakan
saat liburan setelah semester 6 berakhir sebelum masuk ke semester 7 dan
KKN ini masuk ke dalam matakuliah di semester 7 pada Academic
Information System (AIS). Adanya KKN ini sungguh membuat perasaan saya
menjadi campur aduk, saya merasa senang, sedih, suka maupun duka. Saya
berharap dengan adanya program ini, saya menjadi lebih mandiri dan
melatih diri agar lebih aktif dan lebih baik lagi untuk ke depannya.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terbagi


menjadi 4 kategori, yaitu KKN Regular, KKN in campus, KKN Kebangsaan
dan Bersama, dan KKN Internasional. Di antara keempat kategori KKN
tersebut, saya memilih KKN Reguler yang umum dilakukan atau banyak
diikuti oleh mahasiswa sebelumnya. Setelah saya mengisi formulir KKN di
AIS, saya menunggu hasil dari pihak PPM mengenai pembagian kelompok,
lokasi, dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Dan saya selalu berdoa
agar saya mendapatkan teman kelompok, lokasi dan dosen pembimbing
yang terbaik bagi saya.

Pengumuman pembagian kelompok KKN akhirnya disebarkan oleh


pihak Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) dan saya langsung
111
mencari nama saya yang ternyata berada dalam kelompok 24. Kelompok
24 ini terdiri dari 19 orang dengan masing-masing jurusan yang berbeda.
Setelah pembagian kelompok tersebut disebarkan, saya dan teman-teman
kelompok saya mulai membentuk grup obrolan di WhatsApp dan
berkenalan satu sama lain, dan sampai akhirnya saya dan teman-teman
sepakat untuk melakukan pertemuan tatap muka untuk pertama kalinya
setelah pembekalan pra-KKN. Hal inilah yang membuat saya selalu merasa
malu untuk bertemu dengan orang-orang baru, melakukan perkenalan, dan
beradaptasi lagi karena saya termasuk orang yang pendiam. Hal yang ada
dipikiran saya yang saya takutkan adalah ketika saya dan teman-teman
tidak bisa kompak satu sama lain dalam hal berpendapat atau sebagainya.
Tapi saya ingin menjauhkan prasangka buruk atau hal negatif tersebut
karena saya yakin teman-teman seperjuangan saya dalam sebulan ke depan
nanti tidak akan melakukan hal-hal negatif seperti yang ada dalam pikiran
saya.

Di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,


Pihak Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) mengadakan
pembekalan pra-KKN yang harus dihadiri oleh seluruh mahasiswa peserta
KKN 2019. Pembekalan KKN tersebut dilakukan dalam 4 hari dengan 8
gelombang, dan dalam sehari terdapat 2 gelombang, dimana setiap
gelombang dihadiri oleh 25 kelompok. Jadi dalam satu hari terdapat 25
kelompok mengikuti pembekalan pra-KKN di pagi hari dan 25 kelompok
lainnya di siang hari. Pada tanggal 1 Mei 2019 pembekalan pra-KKN
dimulai dan dihadiri oleh Rektor UIN Jakarta, Ibu Dr. Amany Lubis M.A.,
serta pihak PPM diantaranya Bapak Eva Nugraha, Bapak Djaka Badranaya,
dan Bapak Tantan Hermansyah. Pada pembekalan itu saya dan teman-
teman diberi pencerahan tentang KKN, mulai dari persiapan, pelaksanaan,
laporan kelompok, deadline laporan kelompok, laporan akhir individu atau
kisah inspiratif, drafting editing, pengesahan, distribusi buku, penilaian serta
ajuan ISBN. Itulah yang harus saya dan teman-teman pahami dan cermati
untuk sebulan ke depan selama KKN.

Dalam pembekalan tersebut, yang paling saya ingat adalah tentang


bagaimana saya nantinya mampu melihat teman sekelompok sebagai
sebuah gelas yang setengah terisi, bukan gelas setengah kosong. Sejujurnya
112
dengan adanya pembekalan pra-KKN tersebut, dapat membuka pemikiran
saya ketika saya benar-benar langsung berada dalam situasi tersebut di
mana saya harus melihat teman sekelompok saya sebagai seseorang yang
memiliki kepribadian yang jauh berbeda dengan saya, tetapi tetap sebagai
sebuah “gelas yang terisi”.

Setelah pembekalan pra-KKN selesai, saya dan teman-teman


kelompok saya berkumpul untuk pertama kalinya di bawah Auditorium
Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Awalnya saya sempat
bingung dan tidak tahu sepeti apa dan bagaimana wajah teman-teman
sekelompok saya. Dan saya berusaha mencari dan bertanya-tanya sampai
akhirnya bertemu dan berkumpul disana. Alhamdulillah saya dan teman-
teman mulai mengenal satu sama lain. Saya berusaha untuk mengingat
nama dan jurusan mereka masing-masing. Mereka adalah Imam Taufiq
Ponco Utomo dan Bayu Pradana Ramadhan yang satu fakultas dengan saya
yaitu dari FST; Muhammad Irsyad Rachman, Qotrunnada Salsabila, dan
Alifia Mas'ud dari FAH; Rahma Putri Cesar Rahayu dari FDIK; Redja
Alyusfin, Cut Annisa Tamara dan Nia Fitri Kurniawati dari FEB; Laras
Narpaduita Putri dari FISIP; Imam Haidar Hasyim, Dhika Damayanthi,
Fitrianah, dan Nur Safitri Wihastin dari FITK; Encep Dudin Saepudin dan
Almira Mey Theda dari FSH; Akbar Fadila dan Siti Fadilah dari FU.
Mereka adalah teman-teman seperjuangan saya yang nanti akan selalu
bersama-sama satu sama lain selama sebulan ke depan.

Saat pertemuan tersebut saya dan teman-teman berbincang-bincang


dan berdiskusi untuk menentukan stuktur kepengurusan terlebih dahulu,
kemudian terbentuklah struktur kepengurusan tersebut yaitu Bayu
Pradana Ramadhan sebagai Ketua; Cut Annisa Tamara sebagai Sekretaris I;
Alifia Mas'ud sebagai Sekretaris II; Qotrunnada Salsabila sebagai
Bendahara I; Siti Fadilah sebagai Bendahara II; Laras Narpaduita Putri, Nur
Safitri Wihastin, dan Akbar fadila sebagai Divisi Acara; Nia Fitri
Kurniawati, Encep Dudin Saepudin, dan Imam Haidar Hasyim sebagai
Divisi Perlengkapan; Dhika Damayanthi, Fitrianah, dan saya sendiri
sebagai Divisi Konsumsi; dan yang terakhir Rahma Putri Cesar Rahayu,
Muhammad Irsyad Rachman, dan Imam Taufiq Ponco Utomo sebagai
Divisi Dekorasi dan Dokumentasi.

113
Hal lainnya mengenai KKN yaitu tentang pembagian desa atau
lokasi KKN dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Regular 2019.
Kelompok kami ditempatkan di Desa Cibatok Satu, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Untuk KKN Regular terdapat 200
kelompok, kelompok 1-100 ditempatkan di wilyah Bogor dan kelompok
101-200 ditempatkan di wilayah Tangerang. Karena kami kelompok 24,
kami ditempatkan di desa yang berada di wilayah Bogor. Selanjutnya
Dosen Pembimbing, awalnya kami dibimbing oleh Bapak Dr Alimin, M.Ag
dan setelah itu digantikan oleh Pak Mu‟min dikarenakan Pak Alimin tidak
bisa membimbing kelompok kami karena suatu hal. Dan karena Pak
Mu‟min juga memegang kelompok KKN lainnya, akhirnya dosen
pembimbing kami digantikan oleh pihak PPM yaitu Pak Syarif.

Setelah pertemuan pertama, saya dan teman-teman mulai sering


melakukan pertemuan dan banyak membicarakan keperluan-keperluan
saat di lokasi KKN nantinya, seperti membicarakan pembagian tugas per
divisi, waktu dan tanggal survei, serta membentuk program kerja yang
akan dilakukan saat nanti di desa. Selanjutnya, kami membahas soal survei
lokasi KKN. Bagi anggota yang tidak ikut survei maka akan melakukan
survei yang kedua dan seterusnya. Kelompok kami melakukan survei
sebanyak empat kali, dan saya hanya mengikuti survei bersama beberapa
teman saya sekali di survei ke dua. Dari keempat survei tersebut, pihak dan
warga desa menerima kami dengan baik dan ramah. Saya dan teman-teman
diberikan kebebasan untuk membuat program kerja yang dapat
mendukung perkembangan masyarakat setempat. Kemudian saya dan
teman-teman mulai membentuk program kerja yang kira-kira mampu
dilakukan dan dapat membawa perubahan baik pada desa tersebut.
Karena desa tersebut akan mengembangkan tanaman hidroponik, maka
kami memutuskan untuk memasukkan hidroponik sebagai program kerja
utama kelompok kami.

Program kerja yang saya dan teman-teman rencanakan yaitu


mengajar bimbel dan ngaji, seminar Manajemen Oraganisasi dan
Kepemimpinan (MOK), dan Hidroponik (penyuluhan dan green house).
Semua program kerja tersebut kemudian saya dan teman-teman
persiapkan segala kebutuhan yang diperlukan. Saya dan teman-teman
114
mulai sibuk dengan penyusunan jadwal dan penyediaan alat-alat yang
sekiranya akan dibutuhkan saat kami melaksanakan kegiatan-kegiatan
tersebut. Tidak lupa juga kami mulai menyusun jadwal pelaksanaan
kegiatan atau timeline serta melakukan survei terakhir untuk memutuskan
di mana kami akan tinggal nantinya. Sebenarnya, dengan banyaknya hal
yang harus kami bahas untuk hari pertama KKN, kami merasa sedikit lebih
akrab satu sama lain. Pada masa-masa ini, saya merasa kelompok saya akan
baik-baik saja dan tidak akan ada selisih paham yang berarti nantinya,
namun ternyata kenyataan tidak sesuai dengan dugaan.

Dengan disiplin ilmu yang selama ini saya pelajari di bangku


perkuliahan yaitu di Jurusan Biologi, kemampuan ilmu mengenai salah
satu program kerja kelompok kami yaitu hidroponik harus saya
kembangkan agar bisa saya samapaikan kepada masyarakat Desa Cibatok
Satu. Saya banyak membaca artikel-artikel mengenai hidroponik untuk
saya pelajari dan pahami. Berbekal dari apa yang selama ini saya pelajari
dan pahamilah, saya yakin bahwa saya mampu menjelaskan hal-hal yang
terkait dengan hidroponik ke masyarakat Desa Cibatok Satu dengan baik.
Untuk masyarakat yang menjadi objek dari program kerja kelompok kami,
saya berencana agar bisa mengembangkan pengetahuan mengenai
hidroponik yang nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat di desa itu
sendiri dan juga bisa menjadi salah satu kegiatan yang dijadikan sebagai
mata pencaharian bagi masyarakat di Desa Cibatok Satu yang dituangkan
dalam sebuah program kerja yang kami lakukan.

Laskar Para Pejuang “SAHWAHITA”

Mari bercerita tentang kelompok KKN saya. Kelompok KKN saya


yaitu kelompok 24 yang memiliki nama “SAHWAHITA” yang artinya
bermanfaat bagi sesama. Saya dan teman-teman ditempatkan di Desa
Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Tinggal
sebulan bersama mereka memang memiliki banyak cerita. Sebelum KKN
berlangsung, perjuangan untuk berkumpul besama mereka dalam setiap
rapat pra-KKN dan survei lokasi KKN memang selalu tidak mudah sampai
menimbulkan kesan pertama yang baik maupun buruk pada setiap
anggota di dalam KKN. Hidup sebulan bersama-sama akan mengungkap
jati dirimu dan melupakan serajin apa atau semalas apa kamu sebelum
115
kegiatan berlangsung. Kelompok saya beranggotakan 19 orang yang tidak
semuanya berasal fakultas yang berbeda-beda, namun ada beberapa orang
berasal dari fakultas yang sama.

Anggota kelompok KKN saya terdiri dari 7 orang laki-laki yaitu:


Irsyad, Redja, Haidar, Ponco, Bayu, Akbar, dan Encep. Dan 10 orang
perempuan yaitu Asa, Alif, Dhika, Laras, Hastin, Rahma, Cut, Dilah, Nia,
Theda, Fitri dan saya sendiri. Setiap orang pasti punya sifat, sikap dan
kelakuan yang berbeda-beda. Ada yang rajin dan malas, ada yang humoris,
ada yang terlalu serius, ada yang aktif, ada yang pendiam, dan ada pula
yang religius. Selain itu ada juga yang suka memasak, suka membersihkan
rumah, dan ada yang lebih suka membantu pekerjaan-pekerjaan temannya.
Dan selama sebulan menjalani hidup besama di posko, saya dan teman-
teman saling membantu dan mengisi kekurangan masing-masing dalam
segala hal.

Setiap orang memiliki karakter berbeda yang tentu berbeda pula


dalam hal kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan-kelebihan inilah yang
menjadi aset dalam kelompok SAHWAHITA untuk melangsungkan hidup
dan menjalankan program kerja di Desa Cibatok Satu selama sebulan.
Banyak dari mereka yang memiliki keahlian dalam hal manajemen dan
sosialisasinya kepada masyarakat desa, memiliki kemampuan berbicara
dengan gaya bahasa yang baik, memiliki kemampuan memasak yang luar
biasa, memiliki ucapan yang dapat membangkitkan semangat, dan masih
banyak lagi yang tidak mungkin saya uraikan semuanya. Intinya semua
orang di dalam kelompok memiliki andil tersendiri dalam menyukseskan
kegiatan KKN selama sebulan. Adapun kekurangan tiap orang menjadi
kewajiban tersendiri untuk saya dan teman-teman lengkapi bersama.

Banyak kisah yang tidak akan saya lupakan selama KKN dengan 18
orang teman seperjuangan walaupun saya sendiri kurang banyak berbicara
atau dengan kata lain sebagai seorang yang pendiam dan cenderung
mendengar. Beberapa kisah ada yang tidak ingin saya ceritakan dan lebih
memilih untuk disimpan sendiri saja dan dijadikan sebagai pelajaran yang
berharga, sisanya bisa dikatakan cerita yang enak didengar dan harus
diceritakan. Ada satu hal yang berperan besar dalam menguatkan ikatan

116
kekeluargaan saya dan teman-teman lainnya, yaitu berkumpul tiap malam
dalam rangka evaluasi untuk membicarakan apa yang saya dan teman-
teman lakukan hari ini, dan apa yang akan dilakukan esok hari. Suatu
malam ketika evaluasi harian sedang berlangsung, tidak biasanya ada yang
meminta untuk saling menyampaikan keluhan secara pribadi maupun
perkelompok. Ternyata memang ada yang ingin menceritakan apa yang
sudah terjadi, mengeluhkan tentang tugas konsumsi, masalah pribadi, dan
masalah-masalah yang lainnya. Dan saya tidak akan menceritakan
mengenai hal yang ini.

Mari bercerita ke masalah utama kelompok kami yaitu masalah air.


Sebelumnya saya akan memberi tahu terlebih dahulu bahwa kelompok
KKN kami bertempat tinggal di posko yang cukup luas yang di dalamnya
terdapat banyak ruangan yang terdiri dari dapur, 2 kamar mandi (1 berada
di dalam kamar perempuan), garasi, halaman depan dan belakang,
beberapa kamar dan memiliki 1 tingkat. Untuk pembagian ruangan,
perempuan bertempat di kamar bawah dan untuk laki-laki bertempat di
ruangan atas. Lanjut lagi ke masalah air, awalnya masalah mengenai air di
posko kelompok kami ini tidak ada, namun setelah beberapa lama tinggal
barulah masalah air ini muncul. Ini menyangkut masalah mesin pompa air
yang harus dipancing terlebih dahulu. Jika saat mesin air dinyalakan tidak
mengeluarkan air dari mesin tersebut maka mesin tersebut harus
dipancing terlebih dahulu sampai keluar air dari mesin tersebut. Akibat
keteledoran teman saya, karet penutup mesin pompa air tersebut hilang,
sehingga tidak ada penutup pada mesin pompa air tersebut dan
mengakibatkan air terus-menerus mengalir dari mesin tersebut sehingga
wilayah dapur dipenuhi air seperti halnya kolam renang. Sehingga saya dan
teman-teman harus sangat berhati-hati saat melewati wilayah tersebut.
Karena sebelumnya sudah pernah ada korban yaitu salah satu teman saya
yang terpeleset di wilayah tersebut yang menyebabkan tangan dari teman
saya menjadi memar dan bengkak.

Suatu ketika ada saat di mana air tidak keluar sama sekali walau
sudah dipancing mesin airnya oleh salah satu teman saya. Karena di posko
tidak ada air sama sekali, saya dan teman-teman saya berdiskusi di malam
dan mendapatkan beberapa opsi solusi untuk menyelesaikan masalah ini,
dan salah satu opsinya adalah meminta air ke tetangga yaitu kepada Ibu
117
Mimin. Teman-teman banyak yang setuju dengan opsi ini sebagai salah
satu solusi terbaik. Akhirnya saya dan teman-teman lainnya sepakat untuk
patungan dengan mengumpulkan uang sebesar Rp10.000,00 tiap orang
sebagai pengganti air yang sudah kami minta ke Ibu Mimin. Keesokan
harinya saya dan teman-teman saya bergotong royong untuk mengisi bak
mandi dengan air yang kami minta ke Ibu Mimin. Saya dan teman-teman
mengestafetkan ember-ember yang telah terisi air dari rumah Ibu Mimin
sampai kamar mandi posko sehingga air yang telah saya dan teman-teman
ambil dapat memenuhi bak mandi posko kami. Bak mandi yang terdapat di
posko cukup besar sehingga diperlukan air yang cukup banyak pula. Tapi
saya dan teman-teman saya tidak patah semangat dan terus berjuang
untuk gotong royong memenuhi bak mandi posko sampai bak mandi
tersebut penuh dengan air dan dapat kami pakai bersama-sama.

Hidup bersama teman sekelompok dalam satu rumah selama


sebulan di posko KKN, tentu memiliki berbagai cerita yang unik dan
menyenangkan walaupun terkadang terjadi berbagai konflik yang tidak
mengenakkan hati, tapi harus saya dan teman-teman lainnya terima
sebagai salah satu aset untuk mengembangkan sikap dan perilaku agar
lebih dewasa. Kerjasama antar orang dalam melanjutkan kehidupan di
posko KKN, serta keputusan akhir melalui kumpulan suara atau voting dari
tiap anggota mampu menjadi payung untuk meneduhkan kebingungan
para anggota dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada di dalam
maupun di luar kelompok. Sifat teman-teman “SAHWAHITA” yang saya
senangi, akan selalu saya kenang dalam ingatan saya. Mereka adalah para
pencair suasana yang menyenangkan, sehingga menghilangkan rasa jenuh
dan dapat menyeimbangkan teman-teman yang sedikit kaku, introvert,
dan pendiam seperti saya. Saya akui semua orang pasti memiliki rasa
malas, jenuh, dan kangen terhadap rumahnya yang membuat semangat
dalam menjalankan kegiatan dalam KKN menurun. Namun dengan rasa
saling peduli antar sesama, menghibur dan menyemangati satu sama lain,
saya dan teman-teman saya bisa menjalankan hari-hari KKN selama
sebulan dengan mudah dan lancar.

Selanjutnya saya akan menceritakan sedikit tentang program kerja


dari kelompok saya, yaitu mengajar bimbel dan ngaji, seminar Manajemen
118
Organisasi dan Kepemimpinan (MOK), dan hidroponik (penyuluhan dan
pembangunan green house). Untuk program kerja bimbel saya diamanahkan
untuk mengajar kelas 1 dan 2, mereka sangat amat lucu tingkahnya dan
mereka juga sangat antusias dalam mengikuti pelajaran yang diberikan
walaupun suka membuat keributan saat kelas sedang berjalan. Lanjut ke
program selanjutnya yaitu mengajar ngaji. Mengajar ngaji merupakan salah
satu keinginan saya saat saya melaksanakan KKN. Saya sangat suka sekali
mengajar ngaji, sampai-sampai saya berusaha agar anak-anak yang saya
ajarkan bisa mengaji dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah dan juga
bisa bermanfaat kedepannya unuk mereka. Kegiatan partisipasi mengajar
saya dan teman-teman dilaksanakan selama tiga minggu dan setelah selesai
kegiatan partisipasi mengajar, saya dan teman-teman fokus dengan
program-program lainnya seperti seminar MOK dan pembangunan green
house hidroponik serta acara tujuh belasan.

Selanjutnya mengenai program kerja seminar Manajemen


Organisasi dan Kepemimpinan (MOK), seminar MOK saat itu dilakukan
di SMA Negeri 1 Cibungbulang dengan pemateri Kak Irvan Hidayat.
Seminar MOK ini ditunjukkan untuk para pengurus osis dan ketua ekskul
di SMAN 1 Cibungbulang dengan harapan menambah motivasi untuk
mereka agar mempunyai jiwa kepemimpinan, meningkatkan rasa tanggung
jawab, kritis dan komunikatif dalam manajerial organisasi. Seminarnya
cukup asik dan seru, pesertanya pun cukup aktif dalam seminar tersebut.
Pada tanggal 17 dan 18 Agustus 2019, saya dan teman-teman memeriahkan
acara kemerdekaan di Desa Cibatok Satu, saya dan teman-teman lainnya
saling bekerjasama dengan pemuda karang taruna hingga acara
kemerdekaaan tersebut selesai dan diakhiri dengan acara penutupan yang
didalamnya terdapat pengumuman para juara perlombaan dan pembagian
hadiah.

Berlanjut ke program kerja lainnya yaitu hidroponik mulai dari


pengadaan penyuluhan hidroponik hingga pembangunan green hiuse
hidroponik. Program kerja hidroponik ini merupakan program kerja utama
dari kelompok kami. Hal yang menarik dari program kerja hidroponik ini
adalah penyuluhan hidroponik kepada masyarakat desa, khususnya
kepada ibu-ibu. Latar belakang diadakannya program kerja hidroponik ini
119
adalah adanya suatu program yaitu program Kampung Ramah Lingkungan
(KRL) yang terdapat di Desa Cibatok Satu. Oleh karena itu saya dan
teman-teman mengadakan program kerja hidroponik dengan
menggunakan bahan-bahan bekas agar ramah lingkungan seperti styrofoam
anggur, botol plasik, dan gelas plastik. Hal yang menarik lain dalam
penyuluhan ini adalah penyuluhan serta praktik menanam tanaman
hidroponik langsung menggunakan alat sederhana dan seadanya yaitu dari
barang-barang bekas yang dilakukan di Musholla Al-Ikhlas.

Pemateri program kerja hidroponik ini adalah dari kelompok kami


sendiri. Sasaran penyuluhan kami adalah para ibu-ibu rumah tangga.
Mereka sangat antusias mendengarkan penjelasan materi yang diberikan.
Bahkan mereka merasa bahwa kegiatan kami ini memang sangat
bermanfaat bagi mereka. Properti dari kegiatan program kerja ini antara
lain media tanam yaitu rockwool, lalu persiapan benih tanaman (bayam
merah, selada, dan pakcoy), botol plastik bekas, gelas plastik bekas,
styrofoam anggur, dan kain flannel.

Di sana saya dan teman-teman lainnya menjelaskan bagaimana cara


menanam tanaman hidroponik di media tanam dan langsung
mempraktekkannya bersama ibu-ibu. Kemudian kami juga menjelaskan
tata cara memberikan nutrisi AB mix (pupuk cair) ke dalam tanaman
hidroponik. Ibarat anak kecil pastinya mereka memerlukan nutrisi, sama
halnya dengan tanaman yang memerlukan nutrisi juga untuk tumbuh dan
berkembang. Setelah acara kegiatan selesai, saya dan teman-teman
sesegera mungkin membersihkan tempat penyuluhan. Penyuluhan
hidroponik yang saya dan teman-teman lakukan memang sangat sederhana
tapi saya yakin sedikit ilmu yang saya dan teman-teman berikan akan
berbuah manis di suatu hari nanti dan dapat bermanfaat bagi semua orang.

Cerita lain dalam hal keputusan yang membawa kepastian adalah


ketika kelompok kami menjalankan program kerja bersifat material dan
peninggalan, yaitu pembuatan green house untuk hidroponik. Kami
membangun green house di pekarangan rumah Ibu Hj. Yenny yang berada di
pinggir jalan di Desa Cibatok RT 001 RW 001. Pekarangan tersebut masih
banyak sekali tanaman hias dan pepohonan yang tumbuh sehingga harus
120
dilakukan penebangan dan pencabutan terlebih dahulu. Untuk tanaman
hias dilakukan pencabutan dan ditanam kembali ke dalam polybag yang
sudah berisi campuran tanah dan pupuk. Beberapa masyarakat desa
membantu saya dan teman-teman dalam membangun green house
diantaranya para pemuda karang taruna, Ibu Hj. Yenny, dan Pak Yanto.
Ternyata munculnya bantuan dari arah yang tidak disangka tersebut dapat
menyelesaikan program kerja uatama kami yang satu ini.

Saya juga akan menceritakan sedikit tentang apa yang saya alami
selama KKN. Saya merupakan salah satu anggota KKN yang tidak sama
sekali pulang ke rumah. Saat saya KKN saya mendapati berbagai macam
penyakit dalam tubuh saya, mulai dari sakit perut, alergi udara atau
biduran, dan sakit pada bagian mata. Teman-teman saya sangat peduli
dengan saya, ada yang selalu memberi perhatian kepada saya, memberikan
obat dan merawat saya sampai sembuh. Dengan adanya sakit ini, saya
belajar untuk selalu bersabar dan bersyukur karena memiliki teman-teman
yang sangat peduli dengan saya. Saya juga bersyukur dipertemukan oleh
salah satu masyarakat desa yang sangat baik hati kepada saya. Beliau
bernama Ibu Atik, beliau sangat peduli dengan saya, saat saya sakit mata
beliau memberikan obat yang beliau punya kepada saya tanpa pamrih.
Beliau banyak bercerita dengan saya seputar keluarganya dan saya senang
beliau sangat ramah kepada saya. Beliau juga sangat baik hati, beliau
mengijinkan saya untuk menumpang ke kamar mandi rumahnya pada saat
malam penutupan tujuh belasan saat saya sudah kebelet buang air kecil.
Dan beliau sudah saya anggap sebagai orang tua sendiri, karena bagi saya
beliau sangat baik kepada saya dan selalu membantu saya.

Desa Kecil yang Ramah

Desa Cibatok Satu merupakan desa kecil yang berada di Kecamatan


Cibungbulang, Bogor. Tinggal di Desa Cibatok Satu membuat saya merasa
lebih sehat dibanding tinggal di Ciputat. Udara segar di pagi hari menjadi
kenyamanan tersendiri hidup di tempat ini selama sebulan. Masyarakatnya
yang murah senyum dan senang diajak berbicara mungkin merupakan satu
keuntungan kelompok saya. Berbicara tentang Desa Cibatok Satu, berarti
berbicara tentang lingkungan sosial dan budaya di sana. Walaupun
interaksi aktif saya dan teman-teman tidak di semua dusun, tapi karakter
121
dan budaya masyarakat Desa Cibatok Satu tetap bisa kami rasakan
langsung bersama masyarakat RT 001 RW 001. Kelompok saya memang
menginginkan tempat tinggal yang berdekatan dengan tempat jajanan
seperti toko-toko sembako, minimarket dan pedagang makanan serta yang
berdekatan dengan tempat tinggal perangkat desa dan kebetulan tempat
tinggal beberapa tokoh penting desa memang berdekatan satu sama lain,
seperti tempat tinggal kepala RT, anggota Karang Taruna, dan tempat
tinggal beberapa pihak desa. Dan alhamdulillah keinginan kami terwujud,
bisa tinggal di tempat yang berdekatan dengan apa yang kami inginkan.

Di Desa Cibatok Satu saya mengenal beberapa tokoh desa dan


alhamdulillah bisa dekat dengan beberapa dari mereka. Ada berapa hal yang
sangat mengesankan dari masyarakat desa, yaitu antusias mereka
menyambut kami sebagai pelaksana KKN di Desa Cibatok Satu. Beberapa
masyarakat desa sangat ramah sekali menyambut kami, kami selalu
diundang ke rumahnya, dan selalu dijamu dengan sangat baik. Dan
beberapa lainnya sering datang ke posko untuk bersilaturahim dan
membantu apa yang saya dan teman-teman sedang kerjakan.

Yang saya kagumi selama sebulan di tempat KKN adalah


masyarakat Desa Cibatok Satu sangat mudah untuk bergaul dengan
pendatang, terutama para pemuda karang taruna GB17 yang berada di RT
001 RW 001. Salah satu dari pemuda Karang Taruna tersebut yang juga
sebagai salah satu dari pihak desa sangat membantu kegiatan dan program
kerja kelompok kami. Beliau yang membantu untuk meminta ijin kepada
pihak sekolah baik SD maupun MI yang berada di Desa Cibatok Satu agar
saya dan teman-teman bisa mensosialisasikan salah satu program kerja
kelompok kami yaitu mengajar bimbel. Beliau juga membantu dalam
menggerakkan masyarakat desa mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, anak-
anak dan para pemuda untuk bergabung dan membantu program-program
yang telah saya dan teman-teman rencanakan.

Secercah Asa untuk Cibatok Satu

Selama satu bulan tinggal, saya dan teman-teman lainnya merasa


bahwa Desa Cibatok Satu sudah seperti kampung halaman sendiri. Namun

122
pada akhirnya, saya dan teman-teman harus kembali pulang. Kembali
untuk melanjutkan tugas selanjutnya, menyelesaikan tujuan yang
sebenarnya dan menggapai semua asa yang saya inginkan. Sedih pasti
terasa, ada banyak kenangan yang tercipta di Desa Cibatok Satu dan akan
selalu saya kenang.

Sebuah harapan saya untuk Desa Cibatok Satu, semoga masyarakat


Desa Cibatok Satu khususnya untuk masyarakat desa RT 001 RW 001 bisa
memanfaatkan dan menjaga green house hidroponik dengan baik. Semoga
desa ini selalu bisa menjaga keharmonisan, kepedulian satu sama lain dan
mengurangi adanya konflik hanya karena hal-hal sederhana, sehingga
tercipta hidup yang damai dan tentram di desa ini. Semoga hal baik selalu
dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dan semoga bisa menjadi desa yang
lebih mandiri dan maju lagi. Serta menjadi desa yang tetap dengan
keramahan dan kehangatan masyarakatnya.

Untuk Desa Cibatok Satu, terima kasih atas seluruh pengalaman dan
memori berharga yang telah saya dapatkan. Terima kasih juga untuk
seluruh pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan program kerja
kelompok kami disana. Semoga suatu hari nanti, saya dan teman-teman
bisa berkunjung ke sana lagi, untuk bersilaturahim dan membalas rindu
yang selama ini hanya bisa dikenang saja. Terima kasih Desa Cibatok Satu
yang telah banyak mengajari saya arti kehidupan yang sesungguhnya,
mengajari saya arti kesabaran, arti kemandirian sebenarnya, arti ketulusan,
arti kebersamaan dan yang paling penting adalah mengajari saya arti
bersyukur yang sesungguhnya. Saya tidak akan pernah melupakan apa saja
yang telah memberikan saya kesan dan kenangan yang indah bahkan
memberikan pelajaran hidup yang berharga bagi saya yang mungkin akan
sangat bermanfaat bagi saya dikemudian hari. Desa Cibatok Satu sudah
seperti kampung saya sendiri dan masyarakatnya pun sudah saya anggap
seperti keluarga saya sendiri, semoga kami semua dapat bertemu kembali
di lain hari. Dan saya mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya atas
segala kekurangan yang telah dilakukan baik yang disengaja maupun tidak
disengaja.

Alhamdulillah akhirnya tiba diujung kalimat. Dengan segala kelebihan


dan kekurangan yang saya miliki, saya merasa bersyukur, bangga, dan
123
bahagia bisa dipertemukan dengan 18 orang teman yang baik dan hebat,
serta merasa beruntung bisa dipersatukan dalam laskar para pejuang
“SAHWAHITA”. Terima kasih banyak atas segalanya.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

124
F
SEMUA BERAWAL DARI…
Oleh: Cut Annisa Tamara

Selayang Pandang KKN


Kuliah Kerja Nyata atau yang lebih sering disebut dengan KKN
adalah suatu kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa dengan
pendekatan lintas keilmuan dan sectoral pada waktu dan lokasi tertentu.
KKN merupakan perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
pengabdian, dalam hal ini mahasiswa sebagai Agent of Change dituntut
untuk menyalurkan segala keilmuan yang didapat di bangku perkuliahan
dalam kehidupan bermasyarakat untuk memberikan dampak positif bagi
pola kehidupan masyarakat. Pengabdian merupakan wujud integrasi lintas
keilmuan yang tertuang secara teoritis di bangku perkuliahan untuk
diimplementasikan secara riil dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
KKN bagi mahasiswa sendiri merupakan suatu wadah untuk
mengekspresikan segala keilmuan yang sudah didapat di bangku kuliah
dan disalurkan kepada masyarakat serta melatih kemampuan bersosialisasi
dalam kehidupan bermasyarakat. Dan bagi masyarakat KKN maerupakan
hal yang dinantikan karena dengan adanya KKN masyarakat merasa
termotivasi serta terberdayakan melalui program kegiatan yang diadakan
oleh suatu kelompok KKN. Hal ini selaras dengan fungsi perguruan tinggi
sebagai mediator atau jembatan (komunikasi) dalam proses pembangunan
dan penerapan IPTEK pada khususnya.
Kegiatan KKN mampu memberikan perubahan-perubahan yang
signifikan dalam bidang sosial, mampu mengubah mindset (pola pikir)
masyarakat yang awalnyasangat enggan untuk menerima perubahan
zaman menjadi masyarakat yang mampu berpikiran terbuka dan mulai
menerima perubahan. KKN diharapkan dapat mempertegas kehadiran
perguruan tinggi sebagai lembaga yang mampu menghadirkan para kaum
intelektual yang cerdas dan juga mampu memberikan manfaat dalam
kehidupan bermasyarakat. Dan juga mahasiswa diharapkan mampu
meningkatkan level perguruan tinggi ke arah yang lebih baik dan
berkualitas.

125
Tujuan utama KKN itu sendiri adalah memacu peningkatan
pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi pada setiap
individu masyarakat, mempersiapkan kader-kader sebagai agen
perubahan. Serta tujuan utama lain dari KKN adalah agar mahasiswa
memperoleh pengalaman yang sangat berharga melalui keterlibatannya
dalam kehidupan bermasyarakat, bagaimana ia dapat mengidentifikasi,
merumuskan serta memecahkan suatu permasalahan yang ada dalam
kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan disiplin keilmuan yang
sudah ia dapatkan di bangku perkuliahan.
Sehingga dapat saya simpulkan bahwa KKN merupakan bentuk
aplikasi keilmuan mahasiswa yang disalurkan kepada masyarakat, hal ini
dapat mengembangan kompetensi serta keterampilan mahasiswa dalam
menelaah serta memecahkan permasalahan yang sering terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat dan diharapkan hal ini dapat menjadikan
mahasiswa siap dalam menghadapi tantangan serta isu-isu yang
berkembang di era globalisasi saat ini. Itulah beberapa hal yang dapat saya
sampaikan terkait pandangan saya terhadap kegiatan KKN yang
diselenggarakan oleh sebuah perguruan tinggi.

Bismillahirrahmanirrahim, awal saya mengikuti KKN karena kegiatan


ini merupakan salah satu syarat kelulusan yang sudah ditetapkan oleh UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. KKN yang akan saya hadapi selama satu bulan
ke depan dengan 19 orang lainnya dari berbagai latar belakang disiplin
keilmuan serta berbagai macam karakter.Saya termasuk orang yang sangat
antusias dengan adanya KKN, karena dari kegiatan ini saya dapat
menyalurkan disiplin ilmu saya secara nyata kepada masyarakat, memiliki
rekan-rekan baru dari berbagai jurusan dan fakultas, dan juga kegiatan ini
dapat menjadikan saya menjadi pribadi yang lebih mandiri dan dewasa
dalam menghadapi tantangan di kehidupan bermasyarakat.
Pembukaan KKN akhirnya dimulai, sama seperti yang lainnya saya
pun sebagai mahasiswa yang pada saat itu memasuki semester 6 sudah
mulai menyibukkan diri untuk mendaftar menjadi peserta KKN. Di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis sendiri kegiatan KKN dibobotkan 4 SKS, dan
tentu ini menjadi beban dan juga motivasi dikarenakan bobot penilaian
yang cukup tinggi. Satu bulan kemudian pengumuman kelompok pun
dirilis oleh pihak kampus, dan saya masuk ke dalam kelompok 24. Terlihat
daftar nama teman-teman baru yang tentu ini akan menjadi rekan kerja
serta keluarga saya nanti selama mengabdi satu bulan. Namun pada saat
itu lokasi pengabdian belum dirilis oleh pihak kampus. Kemudian pada 1

126
Mei 2019 saya mengikuti pembekalan KKN yang diselenggaran oleh
kampus.
Dan itu merupakan awal pertemuan saya dengan keluarga baru saya,
memang masih pada canggung karena belum terlalu mengenal satu dengan
lainnya. Namun akan semakin dekat seiring dengan berjalannya waktu.
Semua butuh proses adaptasi. Dan kemudian di hari yang sama kami mulai
menentukan struktur organisasi yang di mana masing-masing divisi
memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing tapi masih dalam
satu tujuan yang sama. Dan pada saat itu juga saya terpilih dan
diamanahkan sebagai Sekretaris I.
Akhirnya pengumuman lokasi dirilis oleh kampus. Kelompok saya
ditempatkan di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten
Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kelompok 24 terdiri atas 19 orang dari berbagai
jurusan yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun ada suatu
ketakutan di dalam diri saya saat awal bertemu dengan teman-teman
kelompok saya adalah ketika kami tidak bisa kompak satu dengan yang
lainnya dan masih mementingnya kepentingan pribadi. Tapi prasangka
buruk tersebut langsung saya tepis segera karena yakin teman-teman saya
tidak seperti apa yang saya bayangkan pada saat itu. Inilah teman-teman
seperjuangan saya yang akan sama-sama berjuang sebulan kedepan
mengabdikan diri kepada masyarakat yaitu ada Redja Alyusfin dan Nia
Fitri Kurniawati, mereka rekan satu fakultas dengan saya di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis; selanjutnya ada Imam Haidar Hasyim, Nur Safitri
Wihastin, Fitrianah, dan Dhika Damayanti dari Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan; M.Irsyad Rachman, Alifia Ma‟ud, dan Qotrunnada Salsabila
dari Fakultas Adab dan Humaniora; Encep Dudin Saepudin dan Almira
Mey Theda dari Fakultas Syariah dan Hukum; Rahma Putri Cesar Rahayu
dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi; Siti Fadilah dan Akbar Fadila
dari Fakultas Ushuluddin; Bayu Pradhana Ramadhan, Imam Taufiq Ponco
Utomo, dan Cica Nurtia dari Fakultas Sains dan Teknologi; dan Laras
Narpaduita Putri dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Mereka
adalah reka-rekan seperjuangan saya, yang akan menjadi keluarga saya
selama mengabdi satu bulan kedepan. Disini kami berdiskusi membahas
tugas dan fungsi dari masing-masing divisi terlebih dahulu. Selanjutnya
kami membahas terkait jadwal survey perdana yang dilakukan oleh BPH
dan Humas. Bagi anggota yang tidak ikut survey pertama maka akan
melakukannya di survey berikutnya.

127
Cibatok Satu dalam Kenangan
Beberapa dari kami akan melakukan survey ke Desa Cibatok Satu
dan menempuh 1 jam perjalanan dari Ciputat menuju ke sana. Sesampainya
di sana, ada hal yang berbeda dan tidak sesuai dengan ekspektasi saya
ketika melihat suasana di desa tersebut.
Desa serupa kota, ya, mungkin itulah kalimat yang ucapkan ketika
sampai di sana. Tidak seperti ekspektasi saya yang mengira Desa Cibatok
Satu seperti desa-desa pada umumnya, akses jalan yang susah, banyak
pepohonan, sawah di mana-mana, dan lain sebagainya. Desa Cibatok Satu
tak jauh dari Jalan Raya Cibungbulang-Leuwiliang, pemukiman desa yang
sangat padat, fasilitas yang sudah lengkap, dan juga akses jalan di sana
tergolong memadai. Dan mayoritas masyarakat di sana berprofesi sebagai
pedagang, berbeda dengan desa-desa biasanya yang mayoritas masyarakat
berprofesi sebagai petani.

Alhamdulillah, setelah melakukan survey berkali-kali, akhirnya saya


dan teman-teman saya mendapatkan rumah singgah yang sangat nyaman
dan luas untuk ditempati sebulan nanti. Tepat pada tanggal 22 Juli 2019 di
Auditorium Harun Nasution yang dihadiri oleh Prof. Dr. Amany Lubis, MA
selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga dihadiri oleh
Menteri Sosial. Dan setelah acara pelepasan, sorenya kami langsung
berangkat meninggalkan kampus tercinta menuju lokasi pengabdian.
Pada 23 Juli 2019, tiba di Desa Cibatok Satu, tugas semua anggota
adalah membersihkan dan menata posko serapih mungkin. Setelah itu,
kami berkumpul dan berdiskusi mengenai teknis untuk sosialisasi pertama
serta pembuakaan KKN yang akan diadakan esok harinya. Kemudian saya
beserta ketua kelompok dan humas berangkat menuju Kantor Desa untuk
konfirmasi bahwa kami sudah berada di lokasi pengabdian dan juga
melakukan koordinasi terkait acara pembukaan. Pembukaan diadakan
pada 24 Juli 2019 di Musholla Al-Ikhlas RT 001/RW 001. Masing-masing
divisi mempersiapkan keperluan untuk pembukaan tersebut. Pembukaan
dihadiri oleh para ketua RT dan RW setempat, pihak desa, dan dosen
pembimbing lapangan. Dan tak lupa juga kesan pertama saya terhadap
masyarakat sangat luar biasa karena antusias masyarakat atas kedatangan
kami sangat tinggi, kami disambut dengan hangat oleh warga setempat.
Setelah acara pembukaan KKN 24 SAHWAHITA kami tidak hanya
berdiam di posko, melainkan saya dan teman-teman melakukan sosialisasi

128
dengan masyarakat setempat terkait program kegiatan yang akan kami
adakan satu bulan ke depan.
Hal yang sangat berkesan bagi saya yaitu ketika menjalankan program
kegiatan yang sudah dirancang sebelumnya. Program awal kami
laksanakan pada minggu kedua, yaitu program mengajar. Saya sangat
terharu melihat antusias anak-anak yang semangat datang belajar ke posko
kami yang nyatanya tidak hanya berasal dari Desa Cibatok Satu, namun
ada yang datang jauh-jauh dari desa sebelah. Inilah yang menjadi pemicu
semangat kami untuk menjalankan program selanjutnya. Namun hal itu
hanya berlangsung sebentar, ketika kami menjalankan program kegiatan
selanjutnya yaitu hidroponik disitulah kami merasa masyararakat tidak
antusias dengan program kami. Padahal program tersebut merupakan
program besar yang kami canangkan bersama pihak desa. Apa yang
menyebabkan mereka tidak antusias dikarenakan sebagian besar warga
berprofesi sebagai pedagang, sehingga yang warga yang berpartisipasi pun
seadanya. Kecewa, mungkin itu kata pertama yang mewakili perasaan saya
dan teman-teman saya. Namun, hal itu dapat ditepis dengan sekejap
mengingat kami masih memiliki banyak waktu dan strategi. Saya dan
teman-teman tidak mau terlalu berlarut atas apa yang kami dapatkan tadi.
Saya sangat beruntung memiliki tim yang semangat pengabdiannya terus
menyala.
Namun ada cerita lain yang menambah kesan di kegiatan KKN kami,
di mana rumah yang kami tempati konon adalah rumah kosong yang
sangat angker. Awalnya kami menghiraukan apa yang disampaikan warga
tentang rumah yang kami tempati. Namun seiring berjalannya waktu
rekan-rekan saya satu per satu mendapati hal-hal mistis di rumah tersebut.
Alhamdulillah, kami bisa mengatasi hal tersebut dengan semakin
mendekatkan diri dengan Allah Subhanahuwata‟ala. Setidaknya hal tersebut
dapat mengurangi gangguan-gangguan yang disebabkan oleh hal-hal mistis
tersebut. Dan juga dari sejarah rumah itulah masyarakat setempat masih
enggan untuk berkunjung ke posko kami sehingga mau tidak mau kamilah
yang setiap hari bermain dan bersosialisasi ke rumah-rumah warga. Lokasi
posko kami memang lumayan sepi dari keramaian masyarakat, karena
pusat kegiatan masyarakat setempat berada di sekitar musholla Al-Ikhlas
dan lapangan.
Begitu banyak pengalaman dan kenangan yang kami dapat dari Desa
Cibatok Satu. Hal-hal yang menjadi penghambat dalam kegiatan
pengabdian kami dapat kami jadikan sebagai pelajaran serta disinilah
kemampuan kami sebagai Agent of Change diuji dalam menyelesaikan
129
hambatan tersebut. Dan juga kami percaya bahwa setiap kejadian yang
kami hadapi hari demi hari memiliki hikmah tersendiri dikemudian hari.
Dan kemudian kisah kami berlanjut dengan penuh warna, ya, ada
senang, duka bahkan konflik yang bergejolak selama KKN berlangsung.
Karena sejatinya selama hidup kita adalah organisasi. Begitulah sebuah
kutipan yang saya ambil dari salah satu Alumni UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Kak Irvan Hidayat dalam menyampaikan materi Manajemen
Organisasi dan Kepemimpinan. Dan dalam berorganisasi kita tak kan
luput dari yang namanya konflik.
Hal itu pun kami rasakan selama satu bulan pengabdian. Konflik
demi konflik bermunculan, mulai dari perbedaan pendapat, egosentrisme,
individualisme, missed communication, dan lain sebagainya.
Kami dipertemukan dengan berbagai latar belakang karakter dan
disiplin ilmu yang berbeda. Perbedaan karakter disinilah yang merupakan
tantangan bagi kami untuk tetap menegaskan hati bahwa tujuan kami
pada saat ini sama, yaitu sama-sama untuk mengabdi dan sama-sama
memberikan manfaat bagi sesama. Namun hal tersebut tak semudah yang
dibayangkan. Tetap saja ada beberapa orang yang masih bersifat
individualisme dan hanya ingin mementingkan kepentingan pribadi serta
terlihat ingin dominan dibanding yang lain.
Suatu ketika minggu kedua pengabdian, setelah kegiatan sosialisasi
hidroponik ke rumah-rumah warga. Salah satu humas kelompok saya
mengirim sebuah pesan singkat di grup sosial media, dia menanyakan titik
kumpul akhir kegiatan sosialisasi. Hal tersebut kemudian saya balas untuk
berkumpul kembali di rumah saja karena hari sudah mulai senja. Namun
ketika malam evaluasi kegiatan, salah seorang rekan saya yang juga
merupakan partner saya Sekretaris II tidak suka dengan keputusan saya
tadi untuk selesai kegiatan tadi langsung berkumpul di rumah, melainkan
berkumpul di musholla agar bisa bersosialisasi dengan masyarakat
disekitar. Namun bagi say acara penyampaian dia di forum tanpa
menyebutkan nama dan kesannya menyindir itu malah membuat saya
merasa dijatuhkan di depan forum oleh dia, seakan-akan dia sudah merasa
keputusannya paling benar. Menurut saya itu tidak professional dalam
berorganisasi. Boleh saja mengungkapkan pendapat sendiri, namun jangan
sampai menjatuhkan rekan sendiri di depan forum. Akhirnya pada saat itu
juga amarah saya meledak, emosi saya tidak bisa dikontrol. Sungguh pada
malam itu suasana menjadi tegang. Kedua belah pihak sama-sama ego

130
dalam mempertahankan pendapatnya, tidak mau disalahkan sama sekali.
Dan malam itu tidak menemukan titik solusi untuk menyelesaikan
masalah. Keesokan harinya sampai seminggu ke depan saya dengan rekan
Sekretaris II saya benar-benar tidak menjalin komunikasi, bahkan untuk
menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan kelompok harus
melalui perantara orang lain. Namun setelah seminggu tersebut tersentak
pada diri saya, bahwa bukan seperti ini dalam berorganisasi. Tidak dewasa
dalam mengahadapi masalah, masalah tidak bisa diselesaikan dengan diam
saja. Egosentrisme bukanlah tanda kedewasaan. Akhirnya saya dengan
berbesar hati mulai mengajaknya berbicara dan memulai komunikasi
dengan baik lagi, dan senangnya ia pun berbesar hati dan mau merespon
dengan baik pembicaraan saya. Memang dalam setiap perjalan kehidupan
selalu diiringi oleh konflik yang membentuk diri menjadi pribadi yang
lebih tangguh dan dewasa. Di sini saya kembali mendapat pembelajaran,
bahwa setiap permasalahan tidak bisa diselesaikan dengan emosional,
namun diselesaikan dengan pikiran yang tenang dan saling memahami
karakter masing-masing. Intinya penyelesaian konflik yang ideal itu
dengan cara memperbaik pola komunikasi, karena komunikasi merupakan
pintu awal adanya konflik dan penyelesaian konflik.
Tak Siap untuk Merindu
Hari demi hari yang kami lewati, awalnya begitu berat untuk
meninggalkan keluarga di rumah, sekarang 30 hari kami di sini, begitu
berat pula kami meninggalkan desa ini. Banyak kenangan yang terukir,
khususnya kenangan bersama rekan-rekan seperjuangan KKN.
Kebersamaan, canda tawa, tangis haru, dan konflik yang selalu
menyelimuti kegiatan kami selama KKN sangat sulit untuk dilupakan.
Namun setiap pertemuan pasti aka nada perpisahan. Bapisah bukannyo
bacarai18, itulah salah satu pepatah minang yang bermakna sebuah
perpisaan bukanlah semua perceraian yang selamanya akan terus terpisah.
Berpisah untuk kembali, berpisah untuk mengejar kembali ambisi yang
sempat tertinggal. Saya di sini bersyukur dengan adanya mereka selama ini.
Tanpa mereka, mungkin saya bukanlah siapa-siapa, dan mungkin tanpa
mereka, semua program KKN yang selama ini dikerjakan belum tentu
berhasil sesuai dengan keinginan. Tak terasa satu bulan ini saya menikmati
waktu bersama kalian, di rumah yang sangat nyaman dan memiliki
kenangan yang beragam bersama kalian. Pada hari itu tepat pada 23
Agustus 2019, hari terakhir kebersamaan kami. Waktu memaksakan saya
untuk berpisah dengan mereka dan semua kenangan yang ada di sana. Kini

18
Artinya: Berpisah bukanlah bercerai (salah satu ungkapan dari Sumatera Barat)
131
saatnya saya kembali mengejar ambisi yang sempat tertunda. Di mana
cerita-cerita seru dan menarik selama satu bulan itu akan tersusun manis
di memori saya sepanjang hayat.
Tak lupa saya pun berpisah dengan warga desa yang juga sudah saya
anggap seperti keluarga saya. Meskipun desa itu bukan tanah kelahiran
saya, namun selama di sana saya merasa seperti bagian dari mereka. Kasih
sayang, kehangatan, dan kebersamaan yang saya rasakan itu sangat luar
biasa. Terima kasih warga Cibatok Satu yang sudah mau menerima kami
dan juga sudah sangat sabar membimbing serta menjaga kami selama satu
bulan ini. Haru tangis terlihat dari wajah mereka, yang begitu berat
melepas saya dan rekan-rekan untuk kembali ke rumah masing-masing.
Namun, mereka pun ikhlas karena ada hal yang harus kami selesaikan dan
tuntaskan. Dan hanya satu harapan mereka, seringlah untuk mengunjungi
mereka, meskipun hanya sekedar silahturahmi.
Sampai jumpa kembali kawan-kawanku, berpisah untuk berjuang
kembali. Pergi untuk cita-cita. Jangan pernah lupakan apapun yang terjadi
di antara kita. Jika tua nanti kita telah hidup masing-masing, ingatlah kita
pernah mengukir kenangan bersama selama satu bulan. Semoga kalian
sukses dengan jalannya masing-masing, dan semoga Allah selalu
menautkan hati kita masing-masing meskipun saat ini raga kita terpisah
jauh.
Harapan
Harapan saya untuk desa, semoga apa yang saya dan rekan-rekan
perbuat selama KKN terkait program selalu diberdayakan dan
dimanfaatkan. Jadikanlah hal-hal tersebut sebagai peluang desa untuk
semakin maju dalam berbagai hal. Dan untuk adik-adik desa, jangan
pernah lunturkan semangat belajar kalian, karena kalianlah generasi
penerus desa yang akan memajukan desa kalian di masa depan. Teruslah
gapai mimpi kalian setinggi langit. Dan untuk semua adik-adik yang
nantinya akan melaksanakan KKN, jangan beranggapan bahwa KKN itu
sebagai beban, namun anggaplah KKN sebagai wadah bagi kalian untuk
mengekspresikan apa yang kalian punya untuk disalurkan kepada
masyarakat. Sadarlah, kita sebagai kaum intelektual adalah pioneer dalam
membangun masyarakat yang mandiri dan madani. Dan juga KKN
merupakan pengalaman hidup bermsyarakat yang tak kalian dapat selama
menempuh pendidikan di kelas. Ketika KKN, manfaatkan waktu kalian
sebaik mungkin agar manfaat KKN begitu terasa di diri kalian.

132
Dan bagi kalian yang mendapatkan lokasi KKN di Desa Cibatok
Satu, saya sangat berharap sekali jika kalian terus menggerakkan kegiatan
sadar lingkungan dan pengembangan program di bidang pertanian, karena
di sana lahan untuk bercocok tanam sangat minim sehingga perlu ada
pengembangan yang lebih mutakhir terkait kegiatan pertanian yang
menggunakan lahan yang seadanya, sehingga minat masyarakat di dunia
pertanian semakin meningkat dan hal tersebut dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat. Dan terakhir, saya mengucapkan
terima kasih kepada PPM, saya benar-benar mendapatkan pengalaman dan
pelajaran serta pengetahuan melalui kegiatan KKN ini.

133
G
SECERCAH CAHAYA DI LANGIT CIBATOK SATU
Oleh: Dhika Damayanti

Tentang Kami

Sebelum saya memulai cerita menakjubkan ini izinkan saya


menghantarkan doa serta salam terbaik untuk para pembaca sekalian,
assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Hai kawan dan sahabat saya
akansedikit menceritakan tentang kita kepada dunia betapa beruntungnya
diri saya yang telah Allah hantarkan bertemu sosok manusia seperti kalian,
tapi sebelum itu izinkan saya untuk mendiskripsikan siapa diri saya dari
apa yang saya pahami dan mengerti. Mungkin „saya‟ menurut apa yang
kalian lihat adalah seorang perempuan yang dikaruniai nama “Dhika
Damayanthi” mahasiswi Jurusan Pendidikan Fisika yang berkuliah di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), berkacamata, dan hitam
manis. Ah salah ini semua bukan selalu masalah fisik yang dapat terlihat
secara langsung, tetapi ini juga masalah karakter yang ada dalam diri saya.
Saya adalah sosok sanguinis yang ingin selalu action dalam segala hal, si
ambisius yang selalu ingin mencapai target dalam setiap kegiatan, si
melankolis yang kadang mudah baper dan bahkan menangis dengan hanya
sekedar kata yang menyakitkan, dibeberapa situasi terkadang saya juga
menjadi si plegmatisyang dengan mudah mengikuti keputusan tanpa
menyanggahnya, dan juga saya pun sesekali dipaksa menjadi koleris untuk
mengatur segala hal atau kegiatan dalam beberapa waktu, meski saya
mengerti hal itu bukan sesuatu yang saya suka.Begitulah singkatnya
gambaran tentang diri saya dengan karakter yang cukup rumit untuk

134
dipahami, yang tapiternyatakalian sudah dapat menaklukannya. Ah, terasa
teralu naïf jika saya tidak menceritakan siapa kita pada dunia, memang
betul katanya waktu tidak bisa diputar kembali, tapi tulisan akan menjadi
kenangan yang dapat memutar memori itu hal yang saya yakini.

„Kami‟ itu adalah julukan yang mengabungkan kalian dengan saya,


ingatkah pertemuan pertama yang mengawali kenangan manis ini?
Pengumuman dihari itu membuat saya gelisah akan seperti apa kalian dan
apakah sanggup sosok saya membersamai kalian disuatu desa selama satu
bulan dan bekerjasama dengan baik? Ah, rasanya banyak kegelisahan yang
membutuhkan jawaban, dan pada akhirnya waktu pun yang menjawab,
nyatanya jawaban itu tidak pernah menyakitkan justru terus menerus
membawa pada kebahagiaan. Semakin sering bertemu dalam beberapa
rapat akhirnya sahwahita adalah keputusan terbaik kita bersama dalam
menamai kelompok ini.Persiapan dari hari ke hari kita lakukan dengan
baik, mulai dari rancangan program, pembahasan Rancangan Anggaran
Biaya (RAB) yang dibutuhkan selama satu bulan kedepan, memetakan
alokasi tempat yang akan menjadi titik pengabdian, serta sampai ke
pembahasan perlengkapan kelompok maupun individu yang dibutuhkan.
Hari terus berlalu dan setiap persiapan yang direncanakan semakin
matang dan saatnya pun tiba dimana hari menjadi awal baru dalam
perkenalan yang sesungguhnya.Sembilan belas manusia yang memiliki
karakter yang berbeda, budaya yang berbeda, bahkan kebiasaan yang
berbeda, tapi disatukan dalam satu rumah dengan beragam program untuk
memajukan desa dilakukan dan disusun dengan banyak
kepala.Rumit?sudah jelas terkadang kata ini membuat kita saling bergesek
satu sama lain, tapi saya tidak pernah khawatir dengan gesekan yang
kadang terjadi, justru hal ini malah membuat pribadi kita satu sama lain

135
menjadi lebih dewasa d, an saling memahami untuk bagaimana bersikap
dengan baik meski perbedaan yang begitu banyak untuk dipahami.
Terimakasih, mungkin satu kata terakhir yang ingin saya ucapkan untuk
kalian yang telah menjadi bagian dalam proses saya untuk mendewasakan
diri.

Tentang Desa Cibatok Satu

Desa Cibatok satuyang berlokasi dikecamatan Cibungbulang,


Bogor, Jawa Barat ini beradadengan luas wilayah 174.4 hektar dan terdiri
dari 4 dusun, 9 Rukun Warga (RW), dan 27 Rukun Tetangga (RT). Lokasi
titik pengabdian kami didesa ini adalah di RT 001 dan RW 001, Latar
belakang pencaharian ekonomi didesa ini sebagian besar adalah sebagai
pedagang, baik berdagang didesa ataupun berdagang dikota, kondisi di
desa ini pada hari Senin sampai dengan Jumat sangat sepi terlihat sosok
bapak-bapak, karena banyak yang berdagang dan bekerja dikota seperti
Jakarta, dan hari-hari biasa ibu-ibulah yang meramai desa ini ditambah
juga dengan anak-anak kecil mereka. Saya sangat merasakan semua warga
didesa ini sangat ramah dan hangat, sampai saat ini keramahan warga
selalu terkenang dihati kami, sejak awal datang kami begitu disambut
dengan hangat, dan sampai waktunya kami harus meninggalkan desa
karena keterbatasan waktu pengabdianpun, banyak kesedihan yang
menghampiri. Ini bukan perpisahan bapak, ibu dan adik-adik semua,
melainkan tahap awal dalam pengenalan kita, jauh dari hari ini kami akan
kembali datang sebagai layaknya keluarga yang pernah singgah.

Mereka Adalah Pembelajar Yang Baik

136
Kehidupan di desa ini mungkin jauh dari pembangunan yang baik,
sumber daya manusia yang memiliki keterampilan ahli pun terhitung
dengan jari, beberapa sarana pendidikan yang ada sungguh
memperihatinkan untuk ditempati dalam kegiatan belajar mengajar, salah
satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah Nurul Amin yang berlokasi di RW
001 yang dengan kondisi gedung dan ruang kelasnya dibangun dengan
beberapa lapis papan kayu, ruang kelas yang tidak berpintu, papan tulis
yang terlihat sedikit rapuh dengan banyak coratan kapur didalamnya, dan
bahkan beberapa lantai yang masih berubin dengan tanah, hati saya teriris
dengan keadaan yang saya lihat kala itu, tapi tak butuh waktu lama untuk
menyembuhkan luka tersebut, saya amati satu demi satu siswa yang
sedang belajar ada rasa yang membuat saya bangga, mereka begitu serius
dan semangat menempuh pendidikan tanpa pernah mengeluh meski begitu
banyak kekurangan dalam berbagai hal yang saya amati.Saya belajar
banyak dengan mereka siswa dan siswi SD dan MI di desa Cibatok
satu,kondisi kehidupan dan keluarga yang terbatas dalam kemampuan
ataupun ekonomi tidak mematahkan semangatnya dalam menanjaki tapak
terjun di bangku pendidikan. Berkesempatan berbagi sedikit ilmu yang
saya miliki membuat hati saya bahagia sekaligus menjadi pengalaman
berharga dalam hidup yang saya rasakan, setiap sore wajah-wajah mungil
dan suara mereka selalu bersapa “Kakak, assalamualaikum punten kak kita
mulai belajar jam berapa?” atau “Kakak aku teh tadi bisa jawab semua
pelajaran disekolah sama pisan dengan yang kakak ajari kemarin, nuhun ya
kak” dan banyak lainnya kenangan yang sulit dilupakan hingga detik ini.
Terkadang saya dibuat begitu malu pada mereka,yang rela berjuang
untuk berjalan dengan jarak yang berkilo-kilo meter mereka tempuh demi
sedikit ilmu yang saya dan teman-teman Sahwahita miliki. Shofi adalah
salah satunya seorang siswa kelas 5 SD yang bertempat tinggal di Desa
137
Ciberem dimana dia harus berjalan kaki atau terkadang harus menaiki
beberapa angkutan umum untuk sampai di posko Sahwahita demi ilmu,
sempat saya bertanya padanya apa yang buat dia semangat? Dan
terdengarlah kalimat sederhananya yang masih terkenang “Aku teh pengen
belajar kak, supaya jadi anak yang cerdas dan dapat peringkat dikelas,
biaya bimbel teh mahal ibu dan ayah nte aye biayaya, ini teh kebetulan
kakak-kakak kesekolah mengumumi ada bimbel gratis, jadi teh aku
semangat”. Mata saya yang seakan sudah menggenang mendengar
jawabannya, saya sungguh malu terkadang masih menyianyiakan waktu
pendidikan yang saya jalani padahal semua biaya dikucurkan dengan usaha
keras yang diperjuangkan oleh kedua orang tua.
Adapula Abi, siswa kelas 3 SD dengan keistimewaan yang luar
biasa. Iya kamu salah satu siswa yang istimewa menurut saya.Syndrom
tidak mematahkan semangatmu untuk belajar layaknya anak-anak normal
lainnya, berkali-kali berhenti sekolah tapi selalu meminta untuk kembali
pada bangku sekolah begitulah sedikit cerita semangatnya yang saya
dengar dari seorang ibu yang luar biasa.Abi kebutuhan khususmu begitu
membuat saya malu dengan kesempurnaan yang ada pada diri ini, Allah
karuniakan dengan sempurna tapi terkadang diri ini masih dihantui
dengan kemalasan. Saya yakin masa depan terbaik bisa diraih olehmu
dengan semangatmu yang luar biasa, saya yakin masa depan cemerlang
adalah kesempatan untuk siapapun yang terus semangat. Abi saya yakin
kekuranganmu akan punah dengan semangat yang kamu miliki.
Setelah selesai mengajar terkadang saya berbincang dengan
beberapa orang tua yang sedang menunggu anaknya, ada seorang nenek
yang menghampiri saya dan bertanya “Teteh punten, ini kegiatannya
sampai berapa lama ya ? Kalo bisa yang lama ya teh, nenek seneng pisan

138
ada rumah belajar seperti ini, nenek tinggal cuma berdua dengan cucu yang
lagi belajar masih kelas 3 SD. Ibunya sudah meninggal dan ayahnya
menikah lagi dan tinggal di Bandung, nenek the tidak bisa baca dan tulis,
jadi setiap ada PR dari sekolah selalu kesulitan ngajarin si dedek, seneng
pisan si dedek bisa belajar dan paham seperti sekarang karena bantuan
teteh dan teman-teman dari jakarta” saya selalu bingung jika ditanya
dengan sesuatu yang berhubungan dengan waktu seakan waktu yang
berjalan membuat saya tidak yakin waktu satu bulan akan terasa cukup
untuk mengabdi butuh tahunan, puluhan tahun atau bahkan seluruh sisa
hidup yang miliki untuk bisa merasa puas dengan pengabdian ini.
Bukan hanya beberapa nama mereka yang saya tulis dalam cerita ini
yang membuat saya malu, tapi semua siswa SD dan MI Cibatok satu
dengan semangatnya yang membuat saya malu sekaligus menyadari bahwa
mereka adalah pembelajar yang baik. Adik-adik semua saya tidak pernah
tahu apakah tulisan ini akan sampai atau tidak untuk kalian baca, suatu
saat kelak saya yakin bahwa kalian adalah calon penerus peradaban negeri
yang luar biasa, tolong kenang saya dan teman sahwahita lainya, meski
saya tahu ilmu kehidupan yang kalian pupuk dihati saya jauh lebih banyak
dan tidak sebanding dengan sedikitnya ilmu yang bisa kami berikan untuk
kalian. Teruslah semangat, dan gapailah impianmu, mari kita berjumpa
dimasa depan yang lebih baik.
Kerja Bersama Untuk Memaknai Arti Kerjasama

Pengabdian bukan hanya tentang kami yang singgah, pengabdian


begitu berjalan dengan baik karena banyak bantuan dari pemuda-pemudi
desa yang mendukung dan membantu kami dalam menjalankan
program.Kami kerja bersama-sama dalam menjalankan berbagai program
yang ada sampai saatnya kami memahami makna dari kerjasama yang luar

139
biasa. Kang Restu adalah salah satu pemuda penggerak desa, semangat dan
juangnya yang sangat luar biasa, diusia yang masih muda Kang Restu
menjabat sebagai aparatur desa, bukan hanya aparatur desa tapi beliau
juga salah satu penggerak kumpulan Karang Taruna di desa Cibatok satu
yang dikenal dengan Generasi Baru atau GB. Saya dan kawan-kawan
sangat senang bisa berkolaborasi dengan pemuda setempat, yang saya
banggakan banyak dari pemuda setempat juga memiliki wawasan dan
keterbukaan dalam pola pemikiran, menjalankan diskusi dan lain
sebagainya. Saya begitu bangga melihat semangat dan gotong-royong
pemuda didesa ini, yang dimana nilai gotong royong yang notabenenya
adalah cirikhas bangsa Indonesia namun kian mengikis diberbagai daerah,
tapi lain halnya dengan desa cibatok 1 yang justru pemudanya yang terus
menjadi tonggak penggerak gotong-royong tersebut, hal itulah yang
membuat saya bangga, ketika diluar sana justru yang terkotori budaya
asing adalah pemuda justru saya melihat pemuda desa lebih bisa menjaga
prinsip dan budaya Indonesia. Terimakasih telah membantu kami dalam
menuntaskan pengabdian kami akang dan teteh, kami tidak akan
melupakan kebersamaan dan kerjasama yang pernah kita jalani.
Sosok Ibu Penggerak Desa

Menginjaki kaki didesa ini dengan menyusuri gang-gang kecil ataupun


melewati jalan-jalan menanjak dan menurun membuat saya banyak
bertemu dengan sosok istimewa, salah satunya adalah Ibu Hj. Yenny.
Beliau adalah sosok ibu yang sudah paruh baya dengan semangat muda
yang luar biasa, mendengar cerita akan segala aktifitas dan juang besarnya
yang dilakukan untuk desa membuat saya sangat mengaguminnya, dengan
dianugrahi sebagai istri seorang Tentara Negara Indonesia (TNI)
berpuluh-puluh tahun beliau merantau menyusuri sabang hingga marauke
140
demi menemani sang suami mengemban tugas mulia. Tiba waktunya
ketetapan ilahi tidak dapat diingkari yaitu menjadi tua dengan bertambah
usia dan sang suami harus pensiun dari jabatan yang mulia. Sejauh beliau
melangkah mengitari tanah, laut, dan udara yang ada dinegeri tercinta ini
hanya satu tempat yang beliau rindukan, yaitu tanah kelahirannya desa
Cibatok satu, seakan akan lagu „Desaku yang Kucinta‟ menggambarkan
suasana akan kerinduannya. Usia bukan alasan ibu untuk beristirahat
dalam mengabdi pada desa tercinta, melihat desa yang kala itu tertinggal
dengan banyak perkembangan kota yang sudah pernah beliau tapaki
tergeraklah hati untuk aktif dalam sebuah organisasi PNPM dimana beliau
mengetuai untuk pertama kalinya menyusuri daerah terdalam desa dan
dimulai dengan memperbaiki sedikit demi sedikit jalan desa yang masih
beralas tanah yang kemudian menjadi aspal. Bukan hanya perbaikan dan
pembangunan fasilitas umum desa yang beliau lakukan, tapi hadirnya
beliau merubah paradigma pemikiran orang desa akan pentingnya ilmu
dan pendidikan, ilmu yang beliau kenyam diberbagai bangku pendidikan
serta wawasan yang beliau dapat dari beribu pengalaman yang ditapaki,
bukan hanya sebagai kenangan yang ingin beliau simpan dihari tua,
melainkan beliau gali lebih dalam untuk naik kepermukaan dan
bermanfaat bagi seluruh masyarakat desa Cibatok satu. Sejak
kepulangannya ke kampung kelahirannya beliau menanamkan pada sanak
saudara dan masyarakat desa bahwasannya pendidikan itu adalah sesuatu
yang harus diperjuangkan, bermula dari satu dua mulailah masyarakat
tersadar untuk menyuruh putra-putrinya bersekolah, yang dulu tamatan
SD dirasa sudah cukup untuk bisa memiliki kemampuan berdagang, kini
lebih tertanam rasa semangat masyarakat sekitar bahwa sang anak harus
memiliki kehidupan yang lebih baik dari kedua orang tuanya, tahun ke
tahun masyarakat makin menyadari kemudian munculah tamatan SMP,
141
SMA bahkan saat ini sudah sekitar 10-20 % pemuda Desa Cibatok satu
mengenyam pendidikan hingga ke Perguruan Tinggi. Bu Hj. Yenny adalah
salah satu gerbang semua hal ini terjadi di Desa Cibatoksatu. Terimakasih
bu, semangat dan perjuanganmu dalam mengabdi sungguh buat kami
bangga dan terinspirasi bahwa pengabdian tidak pernah berbatas oleh
waktu ataupun usia.

Terus Tumbuh Dan Bermanfaatlah

Mungkin benar wilayah dataran tinggi seperti Bogor selalu identik


dengan kebun, sawah dan lain sebagainya.Tapi tidak didesa ini, sawah
mulai habis dengan dibangun perumahan baru, kebun hanya ada disela-
sela sempit pekarangan warga.Tidak sedikit warga yang mengeluh, makin
hari sawah makin berkurang, makin hari bangunan-bangunan asing terus
dibangun.Melihat kondisi tersebut kami datang membawa solusi untuk
terus menghijaukan desa ini dengan program hidroponik ramah
lingkungan. Kami bahu membahu bersama warga khususnya ibu-ibu
dalam pembenihan bibit, adapun bibit yang kami tanam adalah tanaman
sayur seperti pakcoy,bayam merah, bayam, selada, dan salada merah, saya
melihatbetapa masyarakat sangat antusias sekali dalam memahami sesuatu
yang baru mereka ketahui. Saya sangat senang dengan antusias masyarakat
yang sedang belajar pembibitan, tak lupa pula terkadang dihiasi dengan
pertanyaan-pertanyaan ,“Ini bahan media tanamnya apa teh, kapan bisa
dipanen, kapan diberi nutrisi?”. Bahkan dengan banyak pertanyaan
lainnya.Saya bangga dengan mereka yang terlihat begitu semangat. Setelah
pembenihan dilanjutkan juga tentang pelatihan pembuatan wadah, terasa
begitu bahagia yang dipancarkan dari wajah masyarakat desa, dengan
beberapa barang bekas seperti botol aqua 600 ml, 1500 ml dan sterofoam
142
bisa menjadi wadah untuk tanaman sayur yang bisa dipanen dirumah-
rumah mereka, mereka menganggap hidroponik adalah solusi terbaik
untuk bisa bercocok tanam dengan kondisi lingkungan mereka. Kami
sangat bahagia melihat kebahagian mereka, kampung ramah lingkungan
menjadi target dalam perlombaan, karena semangat warga dalam menjaga
lingkungan dan menanam hidroponik ini membawa Desa Cibatok satu
menjadi juara 3 tingkat kecamatan pada perlombaan Kampung Ramah
Lingkungan.

Green House yang kami bangun bersama warga desa adalah bentuk
nyata dari kesungguh-sungguhan warga desa dalam menciptakan
lingkungan hijau di Desa Cibatok satu sekaligus menjadi sumber
kebutuhan sayur warga yang dapat dipanen oleh warga sekitar,
tumbuhanku teruslah tumbuh karena hadirmu memberi banyak manfaat
untuk sekitar. Pak, bu terimakasih banyak ada kami dan bersama kalian
membuat kami tumbuh semakin dewasa dalam menyikapi kehidupan,
dalam memahami arti kekeluargaan, dan mengajarkan kami caramengabdi.
Semoga kelak green house ini bisa membawa banyak kemaslahatan untuk
warga.

Satu bulan ini membawa saya banyak belajar bahwa hidup bukan
hanya tentang pencapaian untuk diri, tapi bagaimana bisa mendedikasikan
diri untuk bisa bermanfaat bagi sesama, satu bulan ini buat saya mengerti
untuk bisa bertahan hidup kami perlu begitu banyak memahami berbagai
macam karakter dan sifat-sifat manusia yang berbeda. Satu bulan ini
adalah satu bulan yang berarti, dan satu bulan yang nantinya akan menjadi
cerita rindu yang akan saya kenang kembali. Jika banyak yang memaknai
hari ke-31 saya dan teman-teman Sahwahita di Desa Cibatok satu adalah
perpisahan, lain halnya dengan saya, justru saya menganggap ini adalah
143
awal pengenalan kita menjadi bagian keluarga, saya dan teman-teman
Sahwahita akan kembali layaknya seseorang yang merindukan
kampungnya, saya dan teman-teman sahwahita akan kembali menengok
green house, keasrian, serta keramah tamahan warga Desa Cibatok satu.
Sekali lagi terimakasih untuk satu bulan yang berarti di Desa Cibatok satu.
Izinkan saya tutup kembali cerita ini dengan doa serta salam untuk para
pembaca sekalian. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

144
H
CINTA
Oleh: Encep Dudin Saepudin
Pembuka

Sebelumnya saya ucapkan beribu syukur kepada Allah bahwasanya


sampai saat menulis catatan ini saya masih diberikan kesehatan dan
kelancaran dalam menyelesaikan tugas KKN 2019 Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Ucapan terimakasih kepada teman-teman
kelompok saya; KKN 024 SAHWAHITA yang luar biasa telah menjadi
keluarga, sahabat, kakak, adik, bahkan orang tua untuk dapat bekerjasama
dan merealisasikan program kerja selama satu bulan lamanya. Rasa hormat
dan terimakasih juga saya haturkan kepada Dosen Pembimbing Lapangan
yaitu Bapak Syarif yang sudah sabar membimbing, mengingatkan, dan
memotivasi kami dari awal hingga saat catatan ini ditulis. Terakhir, kata
cinta dan rindu saya haturkan kepada seluruh masyarakat Desa Cibatok
Satu, kepada Kepala Desa Cibatok Satu, para pemuda karang taruna RW
001, tokoh masyarakat, Ibu Hj. Yeni yang telah sudi menerima dan
membimbing kami dalam mengsukseskan program kerja KKN 024
SAHWAHITA.

KKN: Senjaku Menangis

Semua mahasiswa pasti sudah tahu banyak tentang apa itu KKN?
Mungkin teman teman yang membuat catatan kisah inspiratif saya
pastikan 90% membahas definisi KKN, tujuan KKN, landasan KKN, atau
semua hal tentang penjelasan KKN. Maka dari itu, saya rasa tidak perlu
lagi dijelaskan apa itu KKN menurut KBBI atau lain sebagainya. Saya
hanya ingin mengutarakan perasaan saya terhadap KKN sebelum dan
sesudah menjalani proses itu selama satu bulan lamanya. Saya senang
bergaul dengan masyarakat, senang menjadi bagian yang bisa memberikan
manfaat bagi orang disekitar merupakan prinsip saya. Ketika saya masuk
jenjang perguruan tinggi, saya tahu bahwa ada saatnya saya akan
mengemban tugas KKN di desa-desa terpencil yang telah ditentukan pihak
perguruan tinggi. Saya tertarik dan merasa tertantang menunggu waktu
itu datang seperti menunggu dipelupuk senja. Karena sesungguhnya
145
merugilah seseorang yang hidup tetapi tidak berilmu dan sungguh merugi
orang yang mempunyai ilmu tetapi tidak mengamalkannya pula, merugilah
orang yang mengamalkan ilmunya tetapi tidak ada rasa ikhlas didalamnya.
Ternyata, setelah menjalani proses itu (KKN) saya merasa sangat kecewa.
Saya merasa kecewa terhadap diri saya sendiri. Mengapa saya kurang
maksimal mengabdi kepada masyarakat, mengapa saya masih suka
mengeluh dengan apa yang saya kerjakan? Bukankah pengabdian kepada
masyarakat adalah merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang bahkan menjadi hal puncak yang harus dijalani dengan
maksimal? Saya menangis menerima kenyataan bahwa saya melewati satu
bulan itu dan harus berpisah dengan masyarakat di tempat saya mengabdi.

Ramah Tamah

Kata yang patut kita syukuri sebagai bagian dari sikap masyarakat
di negeri ini adalah "ramah". Itulah yang kita dapatkan saat pertama kali
berjumpa dengan masyarakat Desa Cibatok Satu. sejak saya dan teman-
teman melakukan survei sampai pembukaan hari pertama kegiatan KKN di
desa ini, sikap dan perlakuan ramah tamah masyarakat menambah
semangat saya dalam melaksanakan tugas pengabdian selama satu bulan
kedepan. Ibu-ibu, bapak-bapak, pemuda-pemudi dan anak-anak
menyambut kehadiran kami dengan hangat dan penuh kebahagiaan.
Darisinilah pelajaran pertama yang saya dan teman-teman dapatkan adalah
bagaimana cara kita berkomunikasi dan memposisikan diri di lingkungan
masyarakat. Kami sekelompok berasal dari berbagai macam latar belakang
dan sikap yang berbada. Yang sebelumnya memiliki sikap sukar
bersosialisasi bahkan anti sosial, dipaksa mau tidak mau untuk bisa
berbicara, bersikap, juga bergaul berbaur dengan masyarakat sekitar.
Kendala bahasa juga sempat menjadi batu sandungan teman-teman karena
16 dari 19 anggota kami tidak bisa berbicara dan paham Bahasa Sunda. Tapi
hal tersebut bukanlah merupakan masalah besar karena masyarakat Desa
Cibatok Satu sudah sekitar 95% mampu berkomunikasi dengan
menggunakan Bahasa Indonesia.

Sedikit gambaran mengenai Desa Cibatok Satu yang merupakan


salah satu desa di wilayang Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,

146
dengan luas wilayah 174,4 Ha dengan perbandingan 70% areal pertanian
dan 30% areal pemukiman dan sarana prasarana, dilihat dari tipografi dan
kontur tanah, Desa Cibatok Satu Kecamatan Cibungbulang secara umum
berupa dataran yang berada di ketinggian rata-rata antara 270 meter diatas
permukaan laut dengan suhu rata rata berkisar antara 200 sampai 320
celcius dan rata rata tinggi curah hujan adalah 236 mm°. Desa Cibatok Satu
terdiri dari empat (4) dusun, sembilan (9) rukun warga dan 29 (dua puluh
sembilan) rukun tetangga. Batas wilayah Desa Cibatok Satu adalah sebelah
utara berbatasan dengan jalan raya provinsi, sebelah Timur berbatasan
dengan Sungai Ciaruteun Udik, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Cibatok Dua, sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Cibungbulang.
Jumlah penduduk di Desa Cibatok Satu adalah 7.927 jiwa dengan jumlah
penduduk laki laki 4.012, jumlah penduduk perempuan berjumlah 3.915
dan jumlah kepala keluarga 1958 dengan asumsi rata rata dari jumlah
penduduk berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Semua Adalah Proses

Tentu saja banyak perasaan yang saya rasakan ketika


melaksanakan KKN selama satu bulan lamanya di Desa Cibatok Satu,
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Banyak sekali pelajaran dan
hikmah yang dapat saya ambil dari berbagai hal yang ada didalamnya. Dari
perilaku masyarakat, hubungan sosial antara satu sama lain, keadaan
ekonomi, moral, dan lain sebagainya. Pada dasarnya lingkungan
masyarakat sebenarnya adalah hal yang sangat dekat dengan kita dan
menjadi jenjang lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga.
Masalahnya adalah bagaimana kita bisa hidup bersanding dan menyatu
dengan lingkungan masyarakat yang baru dengan beragam kultur
didalamnya dan memberikan sesuatu yang dapat diterima serta bermanfaat
bagi warga yang ada dilingkungan masyarakat tersebut. Hal tersebut yang
menjadi tantangan utama saya dan beribu mahasiswa yang sedang
mengemban tugas KKN diseluruh pelosok negeri. Sebagai mahasiswa
semester enam, dimomen ini juga saya belajar untuk memantaskan diri
dilingkungan masyarakat karena pada akhirnya saya juga akan kembali
kepada lingkungan masyarakat setelah menyelesaikan pendidikan
nantinya. Secercah cerita akan saya uraikan tentang kelompok saya yaitu
SAHWAHITA.
147
Kami beranggotakan 19 orang dari berbagai fakultas, berbagai
jurusan, tujuh orang laki laki dan dua belas orang perempuan yang
sebelumnya belum pernah kenal sama sekali. Sudah saya prediksi sejak
awal pasti akan banyak sekali perbedaan pandangan dan pendapat antara
kita semua. Dan betul adanya, sejak awal mula kita merancang program
kerja perbedaan argumen mencuat bahkan menjadi sebuah kekesalan
personal maupun berkelompok membuat suasana menjadi panas tapi
masih diambang wajar. Berlanjut perihal survei dan pencarian tempat
tinggal yang juga diwarnai perbedaan argumen dengan dalilnya masing
masing. Sekali lagi masih diambang batas wajar. Singkat cerita kita sampai
dihari pertama sampai dirumah yang akan kita tempati pada malam
tanggal 22 Juli 2019. Kita berangkat diwaktu yang sama, ada yang naik
Kopaja, motor, dan ada pula yang diantarkan keluarganya memakai mobil
pribadi. Suasana malam pertama itu berlangsung khidmat dengan
membaca Yasin dan doa berjama‟ah diruang tengah posko kami.
Dilanjutkan setelahnya kita kumpul briefing untuk persiapan kegiatan
dihari esoknya. Hari berjalan dengan lancar dan penuh semangat sesuai
dengan apa yang kita tergetkan sebelumnya.

Menjelang minggu ke-2 masalah mulai membengkak di antara


perempuan. Dari masalah perbedaan pendapat, pribadi ataupun hal remeh
lainnya semua terasa berbeda yang asalnya suasana hangat menjadi
hambar. Permasalahan itu akhirnya pecah pada minggu kedua diantara
teman kami perempuan ada yang bertengkar satu sama lain hingga terjadi
keributan yang tidak kami harapkan. Situasi semakin buruk ditambah ada
salah satu teman kami perempuan juga mengalami kerasukan. Saya dan
teman teman berusaha menenangkan suasana mencekam tersebut.
Keesokan harinya saya dan teman teman laki-laki lainnya berinisiatif
menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Semua anggota wajib berbicara
apa yang mereka keluhkan, apa yang tidak disukai, dan apa yang mereka
tidak bisa terima tanpa adanya klarifikasi. Semua berjalan dengan tangis
haru menyadari kesalahannya masing masing hingga kita semua kembali
semangat menuntaskan pengabdian. Diantara cerita yang saya paparkan
masih banyak cerita lainnya yang tidak bisa saya ungkapkan seluruhnya,
seperti cerita tentang posko kami yang banyak terjadi hal mistis dan aneh.
Semua saya anggap wajar mengingat rumah yang kami tempati adalah
148
rumah kosong yang sudah tidak ditempati selama kurang lebih 20 tahun.
Tetapi kejadian kejadian mistis tersebut tidak menjadi serius, alhamdulillah
saya dan kawan kawan rutin melaksanakan solat berjama‟ah dan mengaji
bersama setiap malam hari dan pagi hari.

Masalah demi masalah kelompok yang saya alami ternyata banyak


pelajaran yang saya dapatkan bagaimana hidup bersama, bekerja bersama
sama, saling melengkapi satu sama lain, saling mengingatkan dan saling
menjaga. Kelompok saya mempunyai tiga program kerja yaitu hidroponik (
beserta pembuatan green house) sebagai program utama yang ditargetkan
kepada seluruh ibu-ibu dan bapak-bapak dilingkungan RW 001 demi
terciptanya lingkungan yang ramah lingkungan dan membantu
mengurangi beban ekonomi masayarakat untuk jangka panjangnya,
bimbingan belajar dan mengaji yang ditargetkan untuk anak anak
setingkat Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, dan terakhir
ditargetkan untuk kalangan remaja yaitu seminar dan Pelatihan MOK
(Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan). Satu persatu program kerja
kita jalankan terutama proses pembuatan hidroponik yang memerlukan
waktu yang tidak sebentar. Secara tidak sadar saya merasa menjadi
mahasiswa agribisnis sebulan itu. Dimulai dari menanam, menyemai,
hingga merawat dan menyirami tanaman hidroponik setiap pagi dan sore.
Selain itu media yang kita gunakan untuk wadah tanaman hidroponik ini
adalah botol bekas yang kita pungut setiap hari, dibersihkan dan
dibolongi. Kita melakukan semua hal itu bersama sama setiap hari karena
saya yakin proses dan usaha tidak pernah mengkhianati hasil.

Sedangkan seminar MOK (Manajemen Organisasi dan


Kepemimpinan) di lingkungan SMA Negeri Satu Cibungbulang yang
melibatkan 30 peserta siswa dan siswi kelas 1 dan 2 yang kita adakan
diminggu ke tiga. Seminar berjalan dengan lancar dan kondusif. Saya
merasa sangat senang melihat semangat siswa SMA dalam mengikuti
seminar tersebut. Mereka mencermati dengan seksama dan aktif dalam
merespon materi yang diberikan. Terbesit rasa penyesalan saya ketika
duduk seperti mereka dibangku SMA. Kenapa saya dulu tidak mempunyai
semangat yang besar seperti mereka? Dalam seminar tersebut saya
berperan menjadi perlengkapan yang menyiapkan segala kebutuhan acara,
juga menjadi pembaca ayat suci Al-Quran beserta do‟a penutup dalam
149
rangkaian acara tersebut. Di penghujung acara tersebut kami mendapatkan
apresiasi dari kesiswaan SMA NegeriSatu Cibungbulang yaitu Bapak
Ma'ruf. Beliau mengucapkan terimakasih kepada KKN 024 SAHWAHITA
karena seminar tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang
keorganisasian dilingkungan OSIS dan Ekstrakulikuler.

Kembali ke pembahasan hidroponik, pada minggu ketiga saya


mulai membersihkan lahan untuk pembangunan green house bersama teman
teman dibantu dengan pemuda dan bapak bapak sekitar. Proses
pembangunan berjalan sampai seminggu lebih, membuat pondasi hingga
menyusun rangka green house yang terbuat dari baja ringan. Setelah
seminggu dilewati memasuki minggu keempat green house sudah mencapai
90% hampir selesai. Kami mulai memindahkan tanaman yang kita rawat
dari minggu pertama kedalam green house. Sampai launching green house tiba
yang dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan saya yaitu Bapak Syarif
dan perwakilan tokoh masyarakat yaitu Ibu Hj. Yeni beserta masyarakat
sekitar. Sambutan kata yang disampaikan Ibu Hj Yeni membuat saya
bangga dan haru dengan kelompok saya. Beliau menyatakan ucapan
terimakasih dan rasa syukur kepada kami sampai menitikkan air mata.

Muda Menggerakkan!

Menoleh ucapan klasik nan kharismatik old but gold dari presiden
pertama Republik Indonesia dan Proklamator Kemerdekaan, Bapak Ir
Soekarno, "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari
akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia‟‟. Iya betul,
pemuda di desa ini mempunyai semangat dan kepedulian yang tinggi
terhadap warga dan lingkungan sekitarnya. Walaupun kebanyakan dari
mereka berpendidikan rendah, tetapi hal itu bukanlah alasan untuk tidak
berkontribusi dalam upaya memajukan desa mereka. Mereka membentuk
karang taruna bernamakan "GB17" (Generasi Baru 2017). Di dalam wadah
karang taruna tersebut mereka tidak jarang membuat kegiatan bersama
warga dalam berbagai acara seperti Jum'at bersih, perayaan Hari
Kemerdekaan, memelihara fasilitas warga seperti lapangan dan MCK
(Mandi Cuci Kakus) serta kegiatan lainnya. Saya pribadi merasa malu
sebagai seorang mahasiswa yang seharusnya mempunyai andil besar dalam
150
pengabdian kepada masyarakat. Lagi lagi karena hal tersebut semangat
saya terbakar kembali dalam misi penyelamatan dunia di Desa Cibatok
Satu ini.

Saya dan teman teman beserta para pemuda Cibatok Satu


bekerjasama mensukseskan KRL (Kampung Ramah Lingkungan) yang
diadakan pemerintah Kabupaten Bogor. Membersihkan sampah, menanam
bibit tanaman untuk disebar diseluruh rumah yang ada dilingkungan RT
001, mengecat tembok dinding di gang-gang rumah warga agar terlihat
indah, mengolah sampah untuk dijadikan media hidroponik yang
merupakan program kerja unggulan kelompok saya. Hal tersebut yang
menginspirasi saya dan teman teman untuk membuat green house ; yaitu
rumah tanaman yang memakai media hydroponik; budidaya menanam
dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan
pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kami melihat
pemukiman warga Desa Cibatok Satu cukup padat dan kebanyakan dari
masyarakat tidak memiliki lahan yang luas untuk bercocok tanam.
Program kerja hydroponik menjadi proker utama dikempok saya karena
memerlukan waktu, biaya, dan usaha yang tidak sedikit. Dimulai dari
proses menanam bibit hingga menyemai kita lakukan bersama sama.
Sosialisasi juga kita lakukan sejak minggu pertama kemudian minggu
kedua dengan menemui setiap warga dirumahnya masing-masing
membimbing warga bagaimana cara menanam bibit yang benar dengan
media rockwoll. Dilanjutkan dengan sosialisasi di minggu ketiga dengan
tema merawat tanaman hydroponik bersama ibu ibu wilayah RT 01 di
Musholla Al-Ikhlas. Setiap rumah warga kita berikan amanat untuk
merawat tanaman hidroponik yang mereka simpan dari minggu kedua dan
alhamdulillah 90% tanaman yang kita titipkan bisa tumbuh dengan baik.
Ibu ibu dan bapak bapak tampak bahagia melihat tanamannya sukses
mereka rawat. Itu artinya warga sudah bisa dan pandai membuat dan
merawat tanaman hidroponik dan saya berharap mereka bisa meneruskan
kegiatan tersebut seterusnya sebagai upaya menjadikan lingkungan yang
ramah dan membantu meringankan perekonomian warga dalam jumlah
yang lebih besar dan jangka waktu yang panjang.

151
Program kerja kita yang lain adalah belajar bersama anak anak
sekitar meliputi setingkat anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
yaitu SD Cibatok 06 dan MI Nurul Amin setiap hari Senin dan Kamis sore
diposko kami. Saya terlibat didalamnya sebagai koordinator kelas dan
mengajar kelas tiga. Pengalaman yang sangat berharga dimana saya
dituntut untuk bersabar dan telaten mengajar anak anak kecil yang
notabene nya mereka masih suka bermain diusianya. Disana pikiran saya
membumbung tinggi dan timbul sebuah pertanyaan besar dikepala saya,
"Bagaimana dengan guru guru yang mengajar disekolah dasar setiap
harinya?" Apakah saya sanggup bersabar dan telaten mendidik anak anak
kecil seusia itu?" Ditambah gaji penghasilan guru SD tidak seberapa.
„‟Apakah saya sanggup?" Betapa besar jasa seorang guru Sekolah Dasar
terhadap pendidikan di negeri ini. Saya bukanlah apa apa jika tanpa jasa
para guru SD yang mendidik saya sampai saat ini saya berada di jenjang
perguruan tinggi. Salam hormat kepada seluruh guru Sekolah Dasar
diseluruh wilayah Indomesia. Selasa dan rabu saya juga mengajar ngaji
alquran bersama anak-anak SD di Musholla Al-Ikhlas.

Kegiatan malam saya juga di isi dengan mengecat dinding gang


dilingkungan RT 001 bersama pemuda karang taruna Generasi Baru 17.
Idul Adha telah tiba, saya merasakan hangatnya kebersamaan sholat Ied
adha bersama warga sekitar, dilanjutkan dengan halal bi halal yang syarat
akan persatuan. Setelahnya kami beserta warga menyembelih kambing dan
membagikan daging kepada warga. Momen terakhir yang istimewa
menurut saya adalah perayaan HUT Republik Indonesia ke-74. Dimana
saya dan teman-teman berbaur padu dengan seluruh masyarakat RT 001
merayakan kemerdekaan dengan bermacam lomba. Saya merasakan
kehangatan sebuah keluarga besar saat itu. Ketika pelaksanaan lomba yang
disiapkan dan dipanitiai oleh KKN 024 SAHWAHITA bekerjasama
dengan pemuda karang taruna, saya bertanggung jawab sebagai wasit
pelombaan. Wajah gembira dan tawa suka mewarnai kegiatan tersebut
yang diikuti semua lapisan masyarakat dari anak-anak, ibu-ibu, bapak-
bapak beserta pemuda-pemudi. Dihari berikutnya adalah penutupan
rangkaian kegiatan perayaan HUT RI dan pembagian hadiah kepada para
pemenang lomba. Kita beserta masyarakat berkumpul suka ria hingga larut
malam.
152
Secercah Harapan

Cibatok Satu sekarang adalah keluarga bagi saya. Saya akan selau
merindukan dan akan kembali kesana. Green house hidroponik yang kami
tinggalkan semoga bermanfaat dan dapat dirawat dengan baik oleh warga
Cibatok Satu. Semoga masyarakat Cibatok Satu menjadi masyarakat yang
unggul, menjadi desa yang maju. Salam rindu kepada seluruh kelurga saya,
ibu, bapak, nenek, kakek, adik, kakak seluruh masyarakat Cibatok Satu.

153
I
DI BAWAH LANGIT CIBATOK SATU
Oleh: Fitrianah
KKN?

Setelah Ujian Akhir Semester 6 selesai dilaksanakan, biasanya


mahasasiwa semester 7 akan menghadapi KKN (Kuliah Kerja Nyata).
pertama kali mendengar kata KKN, sebagian orang mungkin menganggap
bahwa KKN itu tidak menyenangkan karena menyita waktu liburan
mereka, setelah Ujian Akhir Semester yang seharusnya bisa liburan dan
menghabiskan waktu bersama keluarga, tetangga, sahabat, tapi harus
menjalankan KKN selama sebulan di waktu liburan. Akan tetapi tidak
menurutku, dalam benakku KKN merupakan hal yang menyenangkan
karena yang aku bayangkan bahwa KKN itu nantinya para mahasiswa
akan mengabdi kepada masyarakat dan akan dikirim keberbagai desa-desa
dipelosok. Kalau sudah mendengar kata desa terbesit dalam fikiranku
bahwa nanti para mahasiswa di tempatkan di desa yang masih asri,
udaranya sejuk, dikelilingi sawah dan pegunungan, tidak ada bising
kenalpot kendaraan, tidak ada kemacetan dan polusi udara. Hal tersebut
menurutku menyenangkan meskipun sebagian orang menganggap bahwa
KKN menyita waktu liburan, bagiku KKN itu menjadi tempat refreshing
mengasyikan karena akan dikirim ke desa yang masih asri, melihat
pemandangan yang hijau, dikelilingi gunung dan sawah.Karena tempat
tinggal dan tempat kuliah yang sudah 3 tahun di Ciputat berhadapan
langsung dengan perkotaan. Tidak ada sawah, cuaca panas, suara klakson
kendaraan mengganggu gendang telinga, kemacetan di mana-mana.
Sehingga KKN ini menurutku tidak hanya mengabdi mengamalkan ilmu
yang telah dipelajari akan tetapi juga sekaligus menjadi tempat refreshing
diri.

Tahun ini KKN dibagi ke dalam dua daerah yaitu Tangerang dan
Bogor. Pembagian tempat tersebut ditentukan oleh PPM (Pusat
Pengabdian kepada Mahasiswa) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aku
berharap mendapatkan tempat di daerah Bogor. Karena menurutku
biasanya daerah Bogor itu masih asri, udaranya sejuk, banyak pegunungan
154
dan dikelilingi sawah yang hijau. Seiring waktu berjalan, pembagian
daerah KKN sudah diumumkan. Kelompokku ditempatkan di Desa
Cibatok Satu, Cibungbulang, Bogor. Rasanya tidak sabar ingin cepat-cepat
KKN karena mendengar ditempatkan di Bogor. Bahagia rasanya bisa
tinggal di Bogor yang katanya terkenal dengan kota hujan dan
pemandangan alamnya yang indah. Apalagi katanya di Bogor terkenal
dengan banyak tempat rekreasinya, mulai dari pegunungan, curug, bukit,
kolam renang dan masih banyak tempat rekreasi lainnya. Duh, tak sabar
hati rasanya ingin cepat-cepat KKN.

Sebelum pelaksanaan KKN, biasanya mahasiswa perkelompok


dianjurkan untuk mengadakan survei ke daerah yang akan ditempatkan
untuk mencari informasi tentang desa tersebut dan mencari informasi
lainnya. Akupun ikut dalam survei tersebut bersama teman kelompokku.
Sesampainya di Kantor Kepala Desa Cibatok Satu, kami bertemu dengan
staf dan Sekdes Cibatok Satu. Setelah lama berbincang dan bersenda
gurau, akhirnya pihak desa meminta kelompok kami ditempatkan di RT
001 RW 001, Karena pihak desa berharap kami dapat membantu daerah
RT 001 RW 001 tersebut mengembangkan potensi yang dimiliki warganya.
Aku dan teman kelompokku melanjutkan perjalanan menuju RT 001 RW
001 untuk melihat keadaan masyarakat dan tempat sekitarnya. Ternyata
jauh dari harapanku, desa yang akan kutinggali selama satu bulan nanti
tidak jauh berbeda dengan Ciputat yang hampir setiap hari
kudatangi.Cuaca yang kurang sejuk, jauh dari pegunungan apalagi sawah
hijau yang mampu mengalihkan pandangan, banyaknya angkutan umum
yang berhenti menunggu penumpang sehingga membuat kemacetan, suara
bising knalpot dan kelakson kendaraan setiap hari terdengar, rumah
penduduk yang sudah padat, lapangan dan perkebunan bisa dihitung
dengan jari karena sudah jarang ditemukan. Sangat jauh dari harapanku,
ternyata kenyataan tidak sesuai ekspetasiku.

Ada perasaan sedih karena tempat KKN-ku tidak sesuai apa yang
aku harapkan. Apalagi mendengar cerita teman sekelasku banyak yang
mendapat tempat tinggal untuk KKN didekat pegunungan dan sawah
hijau. Pupus sudah harapanku ingin mengabdi sekaligus refreshing ditempat
yang hijau, sejuk dan asri. Namun setelah itu, aku mencoba meluruskan
niatku. Menyadarkan diriku bahwa KKN ini bukan tempat untuk mencari
155
kenikmatan dan kesenangan bagi diri sendiri, akan tetapi KKN ini adalah
ajang untuk mengabdi kepada masyarakat dan mengamalkan ilmu yang
telah didapat. Kalau masalah ditempatkan ditempat yang sejuk dikelilingi
gunung dan sawah hijau itu sih bonus. Dari keadaan tersebut aku
mengambil hikmah bahwa yang terjadi dalam hidup kita tidak lepas dari
takdir yang sudah Allah tentukan. Meskipun kenyataan tidak sesuai
harapan, itu semua sudah menjadi takdir yang telah ditentukan. Aku
mengambil hikmah bahwa ini sudah menjadi takdir Allah, Allah
menempatkanku di Desa Cibatok Satu ini tidak mungkin sia-sia, tetapi
mungkin Allah ingin aku mengabdi di desa tersebut, dan akan ada banyak
pelajaran yang akan aku dapat nanti. Rencana kita memang indah, tapi
rencana Allah jauh lebih indah. Sekarang bukan lagi waktunya memikirkan
angan-angan yang tidak sesuai kenyataan itu, akan tetapi waktunya
memikirkan apa yang akan aku berikan untuk masyarakat tempatku
mengabdi nanti.

Kuliah Kerja Ngabdi (KKN), mungkin singkatan itu lebih tepat


menurutku. Setelah 3 tahun menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, maka sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa untuk mengikuti
kegiatan KKN tersebut. Memang kita sebagai umat muslim sudah menjadi
keharusan untuk menyampaikan ilmu yang telah kita dapat. Dari KKN
inilah kita dilatih untuk terjun langsung ke masyarakatuntuk mengkaji
fenomena-fenomena sosial yang terjadi di masyarakat danmenjadi tempat
untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama belajar di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta maupun di tempat lainnya. Karena tidak semua
orang yang memiliki ilmu dapat terjun atau mengaplikasikan ilmunya ke
masyarakat, di sinilah kita dilatih, seberapapun ilmu yang kita miliki,
banyak ataupun sedikit, kita dilatih untuk terjun langsung ke masyarakat,
berinteraksi langsung dengan masyarakat, danmemecahkan fenomena-
fenomena yang terjadi di masyarakat.

Aku adalah mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),


yang fokus belajarnya untuk membentuk mahasiswa agar bisa menjadi
guru yang professional dalam bidang keagamaan. Cita-citaku memang
ingin sekali menjadi guru. Bahkan aku punya keinginan untuk membangun
yayasan untuk anak-anak yang kurang mampu agar bisa belajar secara
156
gratis. Aku ingin sekali menjadi guru, aku ingin membagikan ilmu yang
aku miliki kepada orang lain. Agar ilmu yang aku miliki bisa bermanfaat.
Karena dengan memberikan ilmu yang bermanfaat, kelak kita bisa
mendapatkan pahala yang terus mengalir hingga ke akhirat nanti. Maka di
sinilah, di tempat KKN ini, salah satu kesempatan untuk mengembangkan
potensi yang aku miliki dan memberikan ilmu yang aku miliki kepada
masyarakat banyak. Ketika KKN nanti, aku ingin sekali mengajarkan anak-
anak di sana mengaji ataupun belajar ilmu lainnya. Ingin sekali
membagikan ilmu yang aku miliki untuk orang banyak terutama untuk
anak-anak yang sedang belajar. Aku ingin memberikan apa yang mereka
butuhkan. Mengajarkan mereka tentang agama, tentang Islam, tentang
ibadah, dan tentang ilmu lainnya.

Aku termasuk orang yang tidak mudah akrab dengan orang yang
baru aku kenal, butuh waktu untuk akrab dengan orang baru.Tapi hal
tersebut mampu aku lewati. Karena aku memiliki keinginan untuk
membantu masyarakat banyak baik di tempat tinggalku ataupun tempat di
manapun aku menginjakkan kakiku, aku ingin mengamalkan ilmu yang
aku miliki meskipun hanya sedikit. Karena aku teringat suatu nasihat dari
guruku bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang
lain, dan pesan lainnya bahwa di manapun kita tinggal, di manapun kita
berpijak, utamakan adab dan akhlak, karena sebanyak apapun ilmu yang
kita miliki tapi jika tidak di sertakan adab maka nilainya kosong. Karena
itu di KKN ini aku akan berusaha membantu masyarakat dan
mengamalkan ilmu yang telah aku dapat semampuku.

Awalnya aku merasa bingung dan berpikir apakah aku mampu


menghadapi KKN ini. KKN yang nantinya aku akan tinggal di desa yang
masyarakatnya belum aku kenal satupun. Adat dan kebiasaan yang
berbeda dengan yang biasa aku lakukan ditempat tinggalku. Aku harus
menyesuaikan diriku ditempat yang baru, wajah baru, teman baru,
kebiasaan baru. Tapi itu tidak menjadi penghalang bagiku untuk terus
maju dan memberikan apapun yang aku mampu untuk masyarakat banyak.
Justru dengan adanya KKN ini sangat membantuku. Membantuku
mengembangkan potensi yang aku miliki, membantuku mencari solusi dari
setiap permasalahan yang dihadapi, membantuku lebih menghargai
pendapat dan nasihat orang lain, membantuku berpikir lebih dewasa dan
157
aku bisa lebih mandiri. Dan dari KKN ini, aku bisa mendapat banyak
pelajaran dan ilmu baru. Bahkan ilmu yang tidak dipelajari semasa sekolah
dan kuliahpun aku dapatkan di KKN ini. Awalnya aku berpikir bahwa aku
ragu dan tak mampu, ternyata setelah dijalani aku mampu melewati
keraguan dan permasalahan yang aku hadapi selama KKN. Dan setelah
KKN aku menjadi terbiasa bergaul dengan masyarakat dan orang banyak.
Dan dari hal itu aku belajar bahwa ketika kita melakukan sesuatu,
bukannya kita tidak mampu, hanya saja kita tidak mau, ketika kita mau
ternyata pada akhirnya kita mampu.

Berbeda, Tetapi Satu Tujuan

Hari-hari terus berlalu, setiap mahasiswa aku yakin sedang


menunggu pengumuman kelompok KKN yang ditentukan oleh PPM
(Pusat Pengabdian kepada Mahasiswa). Hingga pada waktunya tiba,
pembagian kelompok KKN pun diumumkan. Aku membuka pengumuman
tersebut dan aku termasuk ke dalam kelompok KKN Regular dengan
urutan nomor kelompok 24. Anggotanya terdiri dari 19 orang, 7 orang laki-
laki dan 12 orang perempuan. Ketika aku membuka pengumuman tersebut,
aku lihat nama-nama teman kelompokku satu-persatu. Tidak ada satu
namapun yang aku kenal. Nama yang asing bagiku. Tidak pernah aku
mendengar nama ataupun kenal dengan nama itu sebelumnya. Satu
kelompok yang terdiri dari 19 orang, yang berasal dari fakultas dan jurusan
yang berbeda-beda, aku yakin tidak hanya aku yang merasa asing dengan
nama-nama tersebut, di antara merekapun sama-sama saling belum
mengenal satu sama lain. Hari demi hari berlalu, tiba-tiba ada
pemberitahuan dihandphone ku, ternyata aku telah dimasukkan ke dalam
grup KKN kelompok 24. Aku dan teman kelompokku baru berkomunikasi
melalui grup saja sambil merencanakan pertemuan pertama nanti.

Pertemuan pertamapun kami rencanakan. Rencananya pertemuan


pertama tersebut akan kita lakukan setelah pelaksanaan pembekalan KKN
di Auditorium Harun Nasution. Pembekalan KKN pun kita ikuti bersama
karena bersifat wajib, waktu itu kelompok kami mendapat pembekalan
sesi pertama dari pagi hari hingga siang hari. Setelah pembekalan selesai,
kami mengadakan pertemuan untuk pertama kalinya di bawah

158
Auditorium Harun Nasution. Setelah semua berkumpul, kami semua
memperkenalkan diri satu-persatu. Pada pertemuan pertama tersebut,
satupersatu wajah teman satu kelompok kupandangi. Dalam hatiku
berkata bahwa tidak pernah aku melihat ataupun bertemu dengan mereka
sebelumnya meskipun kita semua kuliah di tempat yang sama hanya saja
fakultas dan jurusannya yang berbeda. Di saat itu pula aku merasa asing,
malu dan tidak percaya diri karena baru pertama kali kenal dengan mereka
dan aku termasuk orang yang pendiam dan tidak mudah akrab dengan
orang yang baru aku kenal.

Pelaksanaan KKN masih ada waktu sekitar 3 bulan lagi, selama tiga
bulan tersebut kami memanfaatkan waktu untuk berkumpul setiap satu
minggu sekali. Perkumpulan tersebut untuk membahas program kerja
maupun hal lain yang dibutuhkan saat KKN nanti. Dari seringnya
perkumpulan itu dijalankan, di situ pula aku mulai akrab dengan mereka
teman sekelompokku,meskipun aku merasakan satu sama lain belum
begitu dekat layaknya teman yang sudah kenal lama. Waktu terus berjalan,
pelaksanaan KKN semakin di depan mata. Berbagai program yang akan
dijalankan, survei lokasi KKN hingga pencarian tempat tinggal di lokasi
KKN selama satu bulan nanti telah dilaksanakan. Hingga akhirnya waktu
keberangkatan KKN pun tiba. Kami sekelompok pergi ke lokasi KKN
setelah pelepasan KKN yang dilakukan di Auditorium Harun Nasution.
Kami berangkat menyewa Kopaja, sebagian dari kami ada yang membawa
motor. Setelah menempuh perjalanan selama1 jam 30 menit, sampailah
kami di lokasi KKN dan kami mulai bergegas untuk merapikan barang-
barang yang dibawa.

Waktu terus berlalu, belum satu minggu tinggal di posko, berbagai


macam konflik timbul di kelompok kami.Konflik demi konflik sering
terjadi di awal-awal minggu pertama hingga pertengahan, bahkan sampai
diakhirpun masih terjadi beberapa konflik. Sampai-sampai kelompok kami
seperti sudah berada diujung tanduk, yang tak memiliki harapan lagi
untuk terus melanjutkan apa yang sudah direncanakan bersama. Hingga
pada akhirnya konflik demi konflik itu bisa terlewati. Tiga puluh hari
berlalu dan kami semua bisa menyelesaikan program yang sudah
direncanakan sejak awal. Meskipun setiap hari selalu saja ada
permasalahan, berkat sikap kedewasaan, kekompakkan dan kebersamaan,
159
alhasil semua berjalan sebagaimana yang diharapkan. Menurutku, adanya
suatu permasalahan ataupun konflik dalam suatu kelompok itu
merupakan hal yang sudah biasa dan wajar adanya. Karena konflik
tersebut tidak mungkin dapat dihindari dalam suatu organisasi atau
kelompok, apalagi kita yang terdiri dari 19 orang dan setiap orang pasti
memiliki pemikiran, sifat, dan ego yang berbeda-beda. Tetapi perbedaan
tersebut bukan menjadi penghalang kita untuk terus melangkah, karena
perbedaan itu ada untuk mewarnai hidup kita, memberikan kita pelajaran,
dan menjadikan kita pribadi yang mampu berpikir luas, dewasa, serta
mampu menyelesaikan masalah.

Dalam satu kelompok memang awalnya kita belum saling


mengenal, bukan teman dekat, dan tidak tahu bagaimana sifat asli dari
masing-masing individu. Selama tinggal bersama satu bulan di posko,
semua sifat masing-masing individu mulai terlihat. Sehingga ketika terjadi
sesuatu perbedaan pendapat atau mungkin perbedaan sifat dan sebagainya
kemudian ada yang merasa tidak suka, dan karena disikapi tidak dengan
berpikir secara dewasa maka akhirnya menjadi suatu permasalahan.
Namun tujuan adanya kelompok ini bukan mempermasalahkan perbedaan
yang dimiliki setiap individu, tetapi bagaimana kita yang berbeda fakultas
dan jurusan, berbeda ilmu pengetahuan yang dipelajari di kampus, berbeda
pendapat, berbeda cara pandang dan sebagainya tersebut bisa bersatu
kemudian bisa membagikan ilmu dan saling bekerja sama untuk
membantu masyarakat nanti. Perbedaan bukan menjadi penghalang kita
untuk terus bekarya, justru dengan adanya perbedaan bisa saling
melengkapi satu dengan yang lain. Dengan perbedaan tersebut apabila
semuanya bersatu maka bisa menghasilkan pekerjaan dan hasil yang luar
biasa.

Pembelajaran yang sangat berharga bagiku, satu bulan bersama


teman yang sebelumnya tidak pernah aku kenal. Banyak pelajaran yang
aku petik dari setiap kejadian dan masalah-masalah yang dialami selama
satu bulan hidup bersama mereka. Pelajaran bagaimana menghargai
pendapat orang lain, bekerja sama untuk mencapai tujuan, sabar dalam
setiap keadaan senang maupun susah, tetap berprasangka baik dalam
setiap keadaan, tetap berbuat baik meskipun terhadap orang yang tidak
160
suka dengan kita, dan selain itu aku juga banyak mendapat pelajaran dan
ilmu baru, seperti tentang program utama kelompok kami yaitu
hidroponik. Setelah KKN aku menjadi tertarik untuk mengembangkan
hidroponik berkat ilmu yang aku dapatkan selama KKN. Tidak hanya itu,
kita yang terdiri dari 19 orang ini sama-sama belajar dan mengaplikasikan
ilmu yang telah kita dapat selama belajar di bangku perkuliahan. Kita yang
berbeda jurusan, ketika di KKN ini dituntut apapun jurusannya harus bisa
menghadapi apapun permasalahannya. Aku merasa di KKN ini aku
mendapatkan ilmu yang tidak pernah aku pelajari dan teman kelompokku
pun merasakan hal yang sama. Seperti aku yang mengambil Jurusan PAI
yang nantinya akan menjadi guru, di KKN aku mengajar dan temanku dari
jurusan lain meskipun tidak mendapat mata kuliah tentang kependidikan
kami satu kelompok ikut mengajar. Dan begitupun sebaliknya, aku yang
tidak pernah belajar tentang ilmu bertanam di kampus, di KKN ini aku
dituntut mau tidak mau, bisa tidak bisa, harus mau dan bisa. Dengan
begitu kita semua bisa bertukar ilmu dan tentunya mendapat banyak
pelajaran dari teman satu kelompok tersebut.

Aku bersyukur bisa mengenal mereka. Mereka yang awalnya asing


bagiku, namun pada akhirnya tidak ada jarak lagi di antara kita. Suka duka
telah kita lewati bersama. Canda tawa mampu mencairkan suasana, seperti
teman yang sudak kenal sejak lama. Mereka yang masing-masing berbeda
jurusan, mampu bekerja sama melakukan hal yang belum pernah
dilakukan sebelumnya. Meskipun konflik demi konflik dalam kelompok
tidak bisa dihindari, namun ada saja jalan keluarnya selama kita mau
membuka diri, bersabar dan bersikap dewasa, serta tidak menjadikan
perbedaan tersebut sebuah masalah, akan tetapi menjadikan sebuah
perbedaan seperti halnya pelangi yang memiliki banyak warna dan
disatukan sehingga akan terlihat keindahannya. Perbedaan bukan
penghambat kita untuk terus melangkah, berbeda bukan berarti tak bisa
bersama. Berbeda, namun memiliki tujuan yang sama, yaitu mengabdi
kepada masyarakat, memberikan apa yang kita mampu untuk masyarakat,
dan menjadikan diri kita bermanfaat bagi orang banyak.

161
Setetes Embun di Gurun yang Gersang

Desa Cibatok Satu, Cibungbulang, Bogor. Yang pernah aku kira


desanya dikelilingi gunung dan sawah hijau, namun kenyataannya tak jauh
berbeda dengan Ciputat yang dekat dengan kota Jakarta. Desa yang aku
pikir masih sejuk dan asri, nyatanya tetap saja sudah banyak polusi. Desa
yang aku pikir banyak tempat rekreasinya, nyatanya untuk ke Gunung
Salak dan Curug saja butuh waktu tempuh sekitar 30 menit lamanya.
Suara kendaraan dan klakson setiap hari terdengar, angkutan umum yang
berhenti di pinggir jalan menunggu penumpang sehingga membuat
kemacetan. Rumah penduduk yang sudah padat sehingga tidak ada lagi
sekat. Dari satu rumah ke rumah lain hanya perlu berjalan sebentar
kemudian sampai. Tidak ada sawah, jauh dari pegunungan. Hampir
seluruh penduduknya bekerja sebagai pedagang dan sebagian lagi bekerja
sebagai peternak ikan. Sudah jarang sekali yang menjadi petani, karena
sudah tidak ada sawah yang tersisa lagi di desa ini. Hanya saja mungkin
bagi sebagian penduduk yang masih memiliki lahan kosong digunakan
untuk menanam tanaman seperti singkong, kacang-kacangan, tomat,
kentang dan sebagainya, itupun hanya sebagai penghasilan tambahan.

Desa Cibatok Satu, meskipun tak sesuai dengan apa yang sempat
aku pikirkan, tapi aku bangga bisa berada di desa tersebut. pertama kali
aku menginjakkan kakiku di desa tersebut, masyarakat menyambut
dengan baik. Masyarakatnya ramah dan murah senyum, seperti sudah
kenal lama. Bahkan ketika pertama kali datang kemudian kami mencoba
melakukan pendekatan dan memperkenalkan diri ke masyarakat, kami
disambut dengan penuh hangat. Terutama mungkin kaum ibu-ibu yang
memang kami seringnya berinteraksi dengan mereka. Karena rata-rata
kepala keluarga di desa tersebut bekerja ke luar kota, sehingga pada hari-
hari biasa jarang terlihat. Sambutan hangat mereka membuatku merasa
mempunyai keluarga baru. Seperti tidak ada jarak di antara kita meskipun
kami dengan masyarakat belum lama saling mengenal. Rumah penduduk
yang sudah padat bukan menjadi masalah, justru dengan begitu mudah
sekali untuk menjalin silaturahim dari rumah warga yang satu ke rumah
warga yang lain. Terkadang ketika kami bersilaturahim ke rumah warga,
warga memberikan jamuan kepada kami, mengajak kami makan bersama
162
di rumahnya. Ada juga warga yang memberikan makanan ke posko kami,
peduli sekali dengan kami. Itulah kenapa aku merasakan seperti
mempunyai keluarga baru di Desa Cibatok Satu ini.

Canda tawa anak-anak setiap hari terlihat. Di desa ini banyak


sekali anak-anak. Aku senang dengan anak-anak. Apalagi salah satu
program kelompok kami ada program mengajar ngaji dan bimbel. Bermain
bersama anak-anak itu menyenangkan. Seperti tak ada beban hidup.
Tertawa, berlari ke sana sini, tak menjadi masalah. Terkadang mereka
datang ke posko kami untuk bermain, dan meminta diajarkan tentang PR
sekolah. Sayangnya, yang aku lihat di Desa Cibatok Satu ini masih kurang
adanya pengajian al-Qur‟an atau semacamnya untuk anak-anak. Padahal
banyak sekali anak-anak di desa ini. Sangat disayangkan jika mereka tidak
mengenal membaca al-Qur‟an sejak dini. Menurut informasi dari
masyarakat, dahulu pernah ada pengajian, namun guru ngajinya sekarang
sudah bekerja sehingga tidak dapat mengajar lagi dan belum ada yang
menggantikannya. Ada pengajian namun jauh, anak-anak yang mengaji di
sana perlu jalan kaki puluhan hingga ratusan meter untuk bisa mengaji di
kampung sebelah. Sangat disayangkan rasanya, padahal anak-anak butuh
dikenalkan dengan Agama Islam, apalagi dalam hal membaca al-Qur‟an.
Padahal di Desa Cibatok Satu ini ada musholla di setiap RT nya, kalau
masjid memang tidak banyak dan jaraknya agak jauh. Sayang sekali jika
memang benar pengajian untuk anak-anak hanya ada sedikit di desa
tersebut. Bahkan masyarakat di sana meminta kami untuk mengajar ngaji
di musholla, karena banyak anak-anak mereka yang tidak mengaji karena
jarak pengajian di kampung sebelah yang lumayan jauh. Teriris hati
rasanya, tergerak pula ingin sekali mengajar dan membantu anak-anak
agar bisa mengaji. Namun biar bagaimanapun waktu kami hanya satu
bulan, tidak bisa lama berada di tempat tersebut.

Selain itu, para pemuda Desa Cibatok Satu yang juga menyambut
kami dengan baik dan ramah. Yang aku lihat sebenarnya pemuda-pemudi
di Desa Cibatok Satu sangatlah banyak, namun yang aktif hanya beberapa
saja. Rata-rata anak muda di desa tersebut berumur 20 tahun ke atas.
Sedangkan yang berumur di bawah itu jarang sekali ikut berkumpul
bersama.Aku salut dengan pemuda di desa ini. Para pemuda desa yang
rata-rata terdiri dari laki-laki, dan biasanya bekerja sama dengan para
163
kepala keluarga yang masih muda. Mereka meskipun sudah disibukkan
dengan bekerja, namun mereka peduli dengan desanya. Bahkan di tempat
aku tinggal KKN ini, di RT 001 RW 001, bisa dibilang pemudanya paling
aktif. Yang aku lihat mereka mempunyai beberapa kegiatan untuk desanya,
dan mau bekerja saling gotongroyong untuk membangun desanya. Mereka
memberi nama perkumpulannya dengan sebutan GB 17. Akupun tidak
mengetahui betul maksud dari nama tersebut, yang jelas mereka
mempunyai tujuan ingin membangun desanya dan mengembangkan
masyarakatnya. Seperti mereka yang bergerak untuk membuat kegiatan di
desanya, mengumpulkan zakat, membersihkan lingkungannya setiap
minggu, bahkan mereka para pemuda membuat gerakan ingin
mengenalkan hidroponik kepada masyarakatnya. Karena memang di desa
tersebut lahan kosong itu sangat sedikit, jadi para pemuda di sana ingin
membuat hidroponik dan memperkenalkan ke masyarakatnya. Agar
nantinya masyarakat tersebut bisa memanfaatkan hidroponik tersebut,
baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk dijual kembali.

Salutnya aku dengan Desa Cibatok Satu ini. Desa yang kurang
mendapat perhatian dari pemerintah desanya, mencoba membangun
desanya dengan usaha sendiri. Banyak yang masih peduli dengan desa ini.
Selain pemudanya, di sana aku mengenal seorang wanita, yang memang
menjadi tokoh di desa tersebut. Seorang wanita yang umurnya sudah tidak
muda lagi, mau berjuang untuk membangun desanya. Ibu Hj. Yenni
namanya. Beliau sangat baik sekali dengan kami, bahkan kami
menganggap beliau seperti orang tua kami sendiri. Diusianya yang tidak
muda lagi, beliau masih mau bekerja untuk desanya, meskipun tidak digaji.
Beliau menjadi ketua lingkungan, di desa tersebut. Beliau mendirikan
bangunan sebagai kantor untuk beliau dan anggotanya bekerja. Bangunan
tersebut didirikan dari hasil uang yang pemerintah beri dan sebagian
memakai uangnya. Beliau tidak pernah mengeluh meskipun mungkin
beliau tidak mendapatkan gaji yang besar dari apa yang beliau usahakan,
tapi tujuan beliau asal masyarakatnya bisa maju dan bisa merasakan hasil
program yang dijalankan. Salah satu programnya yaitu untuk membuat
Desa Cibatok Satu terbebas dari sampah dan terbebas dari lingkungan
kumuh. Baru pertama kali aku melihat wanita yang usianya tidak muda

164
lagi, namun masih mau berjuang untuk kepentingan orang banyak. Semoga
beliau disehatkan dan dipanjangkan umurnya oleh Allah. Aamiin.

Selama satu bulan tinggal di Desa Cibatok Satu ini, banyak sekali
pelajaran berharga yang aku dapatkan. Aku bahagia sekali bisa mengenal
masyarakat di desa ini. Masyarakatnya yang ramah, pemuda dan orang tua
yang masih perduli dengan lingkungan desanya. Sehingga aku
memeberikan perumpamaan kepada mereka yakni seperti setetes air di gurun
pasir yang gersang. Karena kehadiran mereka para pemuda dan beberapa
tokoh masyarakat, sangat membawa manfaat bagi masyarakat Desa
Cibatok Satu.

Bila Asaku ini Asamu

Selama satu bulan KKN di Desa Cibatok Satu, awalnya aku merasa
tidak betah ingin pulang cepat-cepat ke rumah. Namun seiring berjalannya
waktuaku mulai menikmati setiap prosesnya. Selama satu bulan KKN, aku
merasa belum sepenuhnya memberikan apa yang dibutuhkan di desa
tersebut. Aku hanya mampu memberikan tenaga, fikiran, dan sebagainya
hanya semampuku saja. Selama satu bulan aku tinggal di desa tersebut,
banyak pelajaran yang dapat aku ambil di sini. Dan selama tinggal di desa
tersebut aku merasa desa ini membutuhkan orang-orang yang mau
berjuang membangun desa dan masyarakat secara suka rela dan tidak
melihat upah. Desa ini juga membutuhkan jiwa-jiwa muda yang mau
membangun desa agar desa tersebut menjadi maju baik dalam bidang
ekonomi, pendidikan, sosial, agama, maupun lainnya.

RT 001 RW 001 di desa Cibatok Satu, lingkungan yang paling maju


dan aktif warga serta pemudanya di antara lingkungan RT dan RW lain di
Desa Cibatok Satu ini. Pemuda dan masyarakatnya masih mau dan peduli
dengan lingkungannya. Setiap satu bulan ada saja programnya dan
kegiatan yang diadakan. Bahkan setiap hari-hari besar mereka aktif
mengadakan acara atau kegiatan. Sayangnya yang aku rasakan selama
tinggal di desa tersebut, masih kurang adanya kepedulian terhadap anak-
anak yang ingin belajar mengaji, padahal orang tua di desa tersebut sangat
mengharapkan ada guru yang bisa mengajar mengaji di RT 001 RW 001
tersebut. Di desa tersebut seperti kekurangan guru ngaji, entah tidak ada

165
yang mau mengajar karena gurunya sibuk bekerja yang lain, atau sudah
kehabisan guru yang mau dan peduli untuk mengajar ngaji. Padahal
penting sekali dan kalau bisa setiap lingkungan RT terdapat pengajian,
agar anak-anak dapat mengenal Islam dan al-Qur‟an sejak dini. Aku senang
sekali ketika KKN mendapatkan kesempatan bisa mengajarkan anak-anak
mengaji, mereka terlihat antusias dan senang sekali. Sayangnya hanya
setengah bulan saja mengajar mengaji dan kami harus pulang kembali.

Dan juga yang aku rasakan ketika di desa tersebut yakni


pemudanya yang belum merangkul anak-anak muda yang lain. Ketika di
sana aku ingin sekali merangkul para pemuda yang umurnya mulai dari
SMP hingga anak kuliah untuk bergabung bersama sehingga mereka para
pemuda bisa aktif dalam kegiatan desanya. Namun sayangnya anak muda
di sana jarang terlihat. Entah karena mungkin mereka tidak ada yang
merangkul dan mengajak, atau mungkin sibuk bekerja, atau mungkin ada
halangan yang lainnya. Yang jelas yang aku lihat pemuda-pemudi di Desa
Cibatok Satu ini belum semuanya aktif dalam kegiatan desa, apalagi
pemudi Desa Cibatok Satu jarang sekali terlihat, yang lebih aktif hanya
pemuda nya saja. Dan aku berharap di desa tersebut ada kajian khusus
remaja meskipun hanya satu bulan sekali di musholla atau masjid-masjid,
karena dengan begitu anak mudanya bisa aktif. Karena bagaimanapun
pemuda harus difasilitasi, karena merekalah harapan masyarakat dan
bangsa 10 hingga 20 tahun ke depan. Aku teringat suatu perkataan
bahwasanya pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Oleh karena
itu anak muda harus dibekali sejak dini agar nanti mereka bisa memimpin
dengan baik dan jujur.

Semoga Desa Cibatok Satu ini kedepannya menjadi lebih baik,


masyarakatnya sejahtera, pemuda-pemudinya aktif dan difasilitasi oleh
pemerintah desa maupun masyarakat setempat. Anak-anaknya bisa
mengaji setiap hari tanpa harus jalan kaki jauh-jauh ke kampung sebelah.
Semoga ke depannya Desa Cibatok Satu persaudaraannya semakin erat,
ada pemuda-pemudi pelopor kemajuan desanya. Dan ada yang mau
merangkul pemuda-pemudi lain agar mau ikut serta aktif kegiatan di desa
tersebut. Semoga di desa Cibatok Satu banyak lahir dan tumbuh orang-
orang yang mau berjuang untuk kampungnya, membenahi segala
166
permasalahan yang ada di kampungnya, sehingga Desa Cibatok Satu
kedepannya menjadi desa yang unggul dan dapat dicontoh oleh desa-desa
lainnya. Semoga asa ku ini juga asa mu. Semoga asaku ini asa mereka.
Mereka yang hidup di Desa Cibatok Satu.

Sekian…

167
J
PERJUANGAN RASA WUJUDKAN ASA CIBATOK SATU
Oleh: Imam Haidar Hasyim

Sekapur Sirih Tentang KKN


Siapa bilang kuliah cuma belajar di kelas saja? Ada kalanya ilmu
yang dipelajari selama kuliah itu diterapkan dalam bentuk pengabdian
kepada masyarakat. Pengabdian tersebut bernama Kuliah Kerja Nyata atau
biasa disingkat KKN. Program ini biasanya dilaksanakan pada semester 5
atau 6 di masa perkuliahan. Kalian tahu apa itu KKN? KKN adalah
program yang mewajibkan seluruh mahasiswa untuk mengabdi di suatu
lingkungan dalam waktu sebulan penuh untuk menjalankan proyek yang
sudah direncanakan dari kampus.
Awamnya, sekelompok mahasiswa dari berbagai jurusan disatukan
untuk menjalankan proyek tersebut. Dan lokasi yang dipilih bukan
merupakan kota-kota besar, melainkan desa-desa berkembang. Mengikuti
KKN merupakan hal yang wajib untuk hampir semua program studi yang
ada. Diadakannya program KKN merupakan salah satu tanggung jawab
dari universitas atau perguruan tinggi kepada masyarakat, di mana tujuan
diadakannya adalah untuk melakukan pengembangan dan perbaikan mutu
dari masyarakat daerah yang masih tertinggal. Bukan perkara mudah
memang untuk melakukan pengembangan dan perbaikan masyarakat
daerah di mana kami ditempatkan pada daerah yang sangat terbelakang
sumber daya manusianya sedangkan kami hanya memiliki waktu yang
singkat, dana yang sangat terbatas, ditambah lagi dengan kami hanyalah
kelompok mahasiswa yang juga masih belajar dan memiliki tugas untuk
menyiapkan laporan selama KKN berlangsung.
Menjelang pertengahan dari semester 6 pada bulan Mei 2019
kemarin, dimulailah kesibukan untuk mengurus pendaftaran KKN. Cukup
lama jarak antara pendaftaran dan pengumuman peserta KKN. Ketika
pengumuman KKN mungkin menjadi hal yang paling penting untuk kita
karena lewat pengumuman inilah kita dapat mengetahui teman-teman
dalam satu kelompok.

168
Kelompok KKN dicampur dari berbagai macam program studi, jadi
kita dituntut untuk bersosialisasi lagi dengan teman-teman baru. Saya
merasa cukup senang dengan rekan satu kelompok KKN yang saya dapat,
mereka asyik dan cukup korporatif. Setelah tahu nama dan kontak teman
satu kelompok, kamipun mulai berhubungan satu sama lain dan
melakukan pertemuan, baik untuk mempersiapkan program-program yang
akan dilaksanakan selama KKN, mencari tempat tinggal untuk ditempati
selama KKN berlangsung, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak dari
daerah di tempat KKN. Lokasi di mana kami akan menjalankan program
kegiatan KKN terletak di Kabupaten Bogor, lebih tepatnya di Desa
Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
Sedikit Perkenalan dengan Desa Cibatok Satu
Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Dengan memiliki luas wilayah 174,4 Ha,
dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Cibatok Satu secara umum
berupa daratan yang berada pada ketinggian rata-rata antara 270 M di atas
permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar antara 20 derajat Celcius
sampai dengan 32 derajat Celcius dan tinggi curah hujan 236 mm³. Desa
Cibatok Satu terdiri dari empat dusun, sembilan Rukun Warga dan 29
Rukun Tetangga. Berkaitan dengan masalah keamanan dan ketertiban,
dapat disampaikan bahwa pada tahun 2013, situasi dan kondisi Desa
Cibatok Satu terbilang aman. Adapun untuk penanggulangan gangguan
keamanan dan ketertiban dalam penanganannya, pemerintah desa bekerja
sama dengan Linmas desa, Babinkantibmas Polsek Cibungbulang dan
Babinsa Koramil Cibungbulang untuk pengamanan dan keamanan serta
memberikan penyuluhan tentang penanganan keamanan secara swadaya
dan penyuluhan tentang bahaya penggunaan narkoba yang umumnya
ditujukan kepada remaja desa.
Dilihat dari keadaan yang ada pada Desa Cibatok Satu saat ini,
banyaknya perubahan dan perkembangan yang terjadi seiring dengan
berjalannya waktu dari zaman ke zaman yang ada di Desa Cibatok Satu.
Sangat banyak perubahan dan kemungkinan awal untuk berdirinya sebuah
Desa Cibatok Satu. Pada awalnya Desa Cibatok Satu adalah bagian dari
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

169
Konon kabarnya, Desa Cibatok Satu dahulunya banyak terdapat
sumber mata air yang tersebar di seluruh wilayah Desa Cibatok Satu. Dari
sinilah masyarakat menamakan Desa Cibatok Satu yang berasal dari kata
"ci" yang mempunyai arti "air" yang terdapat di setiap sudut desa. Namun
menurut salah satu seorang sesepuh Desa Cibatok Satu yang telah di
wawancarai bahwa sejarah awal berdirinya Desa Cibatok Satu sudah
sangat lama dan tidak dapat dipastikan pada tahun berapa berdirinya Desa
Cibatok Satu. Karena penduduk asli Desa Cibatok Satu yang sekarang ini
merupakan keturunan dari generasi ke generasi dari penduduk desa asli
pada masa sebelumnya.
Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa mandiri. Desa mandiri
adalah desa yang mampu mengelola kekuatan (aset dan potensi) yang
dimiliki serta mampu memanfaatkan peluang yang ada dalam pengelolaan
pembangunan untuk kesejahteraan warga desa. Secara umum, desa
mandiri dapat dicirikan dengan kriteria yang disebutkan di bawah ini,
yaitu:
1. Kemampuan desa untuk mengurus dirinya sendiri dengan kekuatan
yang dimilikinya.
2. Pemerintahan desa memiliki kewenangan dalam mengatur dan
mengelola pembangunan yang didukung oleh kemandirian dalam
perencanaan dan penganggaran (satu desa satu perencanaan), sebagai
acuan seluruh program pembangunan di desa dan dijalankan secara
konsisten.
3. Sistem pemerintahan menjunjung tinggi aspirasi dan partisipasi
warga, termasuk warga miskin, perempuan, dan kaum muda.
4. Sumber daya pembangunan dikelola secara optimal, transparan, dan
akuntabel untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan seutuhnya
demi kesejahteraan seluruh warganya.
Keunggulan yang ada pada Desa Cibatok Satu dapat dikatakan
sebagai desa mandiri karena hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Desa
Cibatok Satu dilihat dari nilai gotong-royong dari seluruh masyarakat desa
sangatlah besar dalam minat dan antusiasnya. Semua kegiatan gotong-
royong masyarakat menjadikan Desa Cibatok Satu sebagai desa mandiri
dan sejahtera. Selain dilihat dari keadaan masyarakatnya, warga Desa
Cibatok Satu juga memiliki peternakan dengan berbagai macam jenis
hewan dengan jumlah yang sangat banyak.
170
Umumnya para warga desa memiliki hewan ternak seperti ayam
dan bebek yang terus berkembang biak dan bertambah menjadi
peternakan yang besar. Selain itu, Desa Cibatok Satu juga mempunyai
perikanan yang cukup banyak karena dikenal sebagai desa yang
mempunyai sumber mata air yang terdapat dimana-mana. Berbagai macam
jenis ikan yang ada di kolam perikanan air tawar pada Desa Cibatok Satu
antara lain ikan gurami, ikan mujair, ikan mas, ikan nila, dan ikan bawal.
Penduduk desa yang bermata pencaharian pedagang, menjual dagangannya
di luar desa untuk mencari keuntungan yang lebih di kota-kota besar. Hal
itu merupakan keunggulan dan keuntungan bagi pemasukan
perekonomian bagi masyarakat Desa Cibatok Satu yang mandiri dalam
berbagai hal terutama pada sistem perekonomian.

Sahwahita dan Masyarakat Desa Cibatok Satu


Tugas utama saya dan rekan satu kelompok selama KKN di Desa
Cibatok Satu memang menjalankan proyek dari kampus. Tetapi bukan
berarti hubungan kami dengan warga di sana sebatas itu saja. Di luar tugas
yang harus dikerjakan, kami juga berbaur dengan warga sekitar agar lebih
dekat dan akrab, tidak hanya sebagai tamu di desa tersebut. Minggu
pertama kami manfaatkan untuk beradaptasi dan bersosialisasi dengan
warga desa. Pepatah mengatakan, “di mana bumi dipijak, di situ langit
dijunjung”. Setiap bertemu dengan warga atau orang di sekitar desa,
sebaiknya menegur atau setidaknya memberi senyuman. Hal ini
dikarenakan kultur orang desa jauh berbeda dengan kultur orang kota.
Kami juga dianjurkan untuk mengikuti pengajian rutin yang diadakan
setiap hari pada pagi hari di masjid desa. Warga Cibatok Satu memang
terkenal akan religiusitasnya. Terkadang acara pengajian ini juga diisi
dengan musyawarah atau rembug desa. Minggu kedua, kami memulai
program kerja utama, yaitu Hidroponik. Semua warga Desa Cibatok Satu
diundang untuk turut serta berpartisipasi pada pengenalan program kerja
tersebut. Warga Desa Cibatok Satu turut berpartisipasi dan aktif dalam
proses pengenalan. Hal yang paling mengesankan adalah ketika cuaca
panas terik, tidak menyurutkan semangat warga dan kami juga turut
membantu ketika warga Desa Cibatok Satu masih belum memahami apa
yang disampaikan. Lalu kamipun turut memulai program kerja yang lain

171
seperti, mengajar anak-anak desa mengenai pelajaran yang diajarkan
kepada mereka layaknya di sekolah.
Minggu ketiga, kami mulai masuk dan melakukan kegiatan di desa.
Hidroponik mulai berjalan sebagaimana yang telah dijadwalkan
sebelumnya. Lalu mengajarpun menjadi kegiatan rutin kami pada minggu
ketiga, dimulai dari minggu kedua hingga minggu terakhir sebelum
penutupan kegiatan KKN.

Kegiatan Kami Selama KKN Berlangsung


Keterbatasan lahan di pedesaan padat penduduk ternyata bukanlah
hambatan untuk bertani. Dengan sistem pertanian hidroponik hambatan
lahan bisa diatasi dengan hasil yang tak kalah bagusnya dengan sistem
pertanian konvensional. Kelebihan hidroponik ini selain penggunaan lahan
yang terbatas, juga karena bisa tumbuh di mana saja dan tak tergantung
pada musim. Bahkan di wilayah pesisir dengan iklim panas pun bisa
tumbuh dengan baik. Syarat utama hidroponik ini memang ada pada
ketersediaan air yang bisa berasal dari sumur bor, sisa buangan AC dan
bahkan bisa menggunakan air PDAM. Untuk penyemaian bibit, biasanya
menggunakan bahan yang disebut rockwool, yang bisa dibeli di toko tani
atau online. Media lain adalah sekam bakar, sabuk kelapa, dan bahan-
bahan lain yang sifatnya lembap. Masa tumbuh tanaman di semaian
bervariasi. Untuk sawi atau selada misalnya, dalam 24 jam sudah
berkecambah. Setelah 7 – 10 hari biasanya sudah siap tanam. Tanaman
hasil semaian ini kemudian ditempatkan di wadah tanaman yang disebut
netpot.
Sistem pertanian hidroponik ini bukannya tanpa masalah. Masalah
yang biasa dihadapi adalah pH air yang bisa meningkat tajam karena faktor
cuaca panas. Solusinya yaitu dengan menambahkan cuka dapur
secukupnya untuk menurunkan pH. Masalah lain yang kadang muncul
adalah serangan hama berupa ulat. Solusinya menggunakan pestisida
nabati yang bisa dibuat sendiri menggunakan daun serai dan lombok yang
dicampur dan difermentasi. Inilah yang kemudian disemprotkan pada
tanaman yang terserang. Prinsip pertanian hidropik ini adalah budidaya
tanaman yang tidak lagi menggunakan tanah sebagai media tanam, tetapi
memanfaatkan air yang telah diberi nutrisi untuk tanaman. Untuk nutrisi

172
ini sendiri, pada dasarnya tanaman membutuhkan dua unsur, yaitu unsur
makro yang disebut NPK. Selain itu ada mikro, yaitu unsur tertentu yang
harus dimiliki tanaman dalam jumlah sedikit dan harus ada seperti
Natrium, Boron dan unsur-unsur lainnya.
Model pertanian hidroponik ini ternyata memiliki sejumlah variasi.
Model paling sederhana adalah model menggenang, dengan hanya
menggunakan botol-botol bekas dan styrofoam yang disebut
metode wig atau sumbu. Ada juga metode rakit apung dimana styrofoam
dilubangi dan diapungkan di dalam kolam. Metode yang lebih kompleks
adalah metode Deep Flow Tehnique (DFT) dengan meletakkan akar tanaman
pada lapisan air dengan kedalaman berkisar antara 4-6 cm. Metode lain
adalah Nutrient Film Technique (NFT), dimana medium kemiringan sekitar 5
derajat dengan aliran air yang tipis. Ada juga metode Dutch Bucket yang
khusus untuk tanaman buah seperti lombok, tomat dan terong.
Terkait biaya, besarnya tergantung pada sistem hidroponik yang
dipilih. Jika menggunakan metode sederhana berupa wig atau sumbu, kita
tidak membutuhkan banyak biaya karena hanya menggunakan barang-
barang bekas seperti botol-botol plastik dan styrofoam. Dengan metode
yang sudah menggunakan teknologi seperti DFT atau NFT, biayanya
cukup besar sebagai investasi awal. Untuk membangun instalasi DFT, kita
membutuhkan biaya sekitar tiga juta rupiah dengan syarat dikerjakan
sendiri atau tanpa menggaji orang lain untuk mengerjakannya.
Selain ikut kegiatan warga desa dan menjalankan Hidroponik, tidak
jarang juga kami mengisi waktu luang dengan mengajar anak-anak desa di
sana dengan pelajaran ringan seperti bahasa Inggris, matematika, dan
Agama Islam. Tidak hanya mengajar, kami juga dapat pelajaran seru dari
anak-anak desa, yaitu mengenal bahasa daerah setempat.
Menjadi seorang guru adalah suatu panggilan hidup yang dikhususkan
untuk dapat melayani orang-orang yang belum berpengetahuan, baik itu
dalam bidang intelektual, emosional dan spiritual. Seorang guru adalah
seorang manusia yang mengajar dan juga ikut belajar pada saat ia mengajar.
Ilmu pengetahuan itu tidak terbatas, seluruh umat manusia di dunia ini
tidak akan pernah berhenti belajar apabila ia menjadi seorang pengajar.
Sebagian orang mengatakan bahwa mengajar merupakan pekerjaan terbaik
yang mereka temui dan sebagian orang lain lagi mengatakan bahwa

173
mengajar hanyalah merupakan sebuah profesi yang dapat menguntungkan
dan menghasilkan uang. Tetapi, bagi saya sebagai seorang calon guru,
mengajar adalah sebuah hobi atau kegiatan kesukaan saya dan saya merasa
tidak akan pernah merasa bosan saat melakukan kegiatan tersebut.
Menjadi seorang guru tidaklah semudah yang banyak orang lain
pikirkan. Ada begitu banyak kesulitan atau yang menjadi tantangan ketika
terpanggil menjadi seorang guru. Pertama sekali adalah tentang konsep
materi yang akan kita ajarkan nantinya. Sebanyak apapun kita belajar, ilmu
pengetahuan dari mata pelajaran yang kita ajarkan selalu saja terbatas dan
tidak lengkap. Pengajaran menuntut penguasaan isi yang selalu tidak
dapat diraih oleh para guru. Selain itu, jangankan pelajaran yang akan kita
sampaikan, siswa dan siswi yang kita ajarkanpun lebih banyak dan lebih
rumit dibandingkan kehidupan dan pengetahuan itu sendiri untuk dapat
menanggapi mereka dengan cerdas dan bijak. Inilah yang menjadi
pergumulan seorang guru, termasuk saya sebagai calon seorang guru.
Melalui buku panduan yang saya baca bahwa sebenarnya ketika seorang
guru ingin menjadi sempurna dengan dapat mengenal siswa dan siswi dan
bidang studinya sangatlah bergantung pada pengenalan guru tersebut
akan dirinya. Jadi, bagaimana pengenalan saya terhadap diri saya sendiri.
Apakah saya sudah mengenal diri saya sendiri atau masih meraba-raba?
Jika saya tidak bisa mengenal diri saya sendiri terlebih dahulu, bagaimana
mungkin saya dapat mengenal siswa dan siswi saya dengan baik. Kita akan
merasa lebih nyaman dalam suatu hubungan dengan orang lain jika
terlebih dahulu kita sudah merasa nyaman dengan diri kita sendiri. Ketika
saya tidak bisa melihat mereka dengan jelas, maka sampai kapanpun saya
tidak akan pernah bisa mengajar mereka dengan baik. Hal ini adalah salah
satu teknik agar seorang guru senantiasa selangkah lebih maju dari siswa.
Pengajaran yang baik timbul dari dalam hati itu sendiri yang
merupakan cerminan jiwa. Pengetahuan tentang mengenal diri sendiri
bukanlah suatu hal yang bersifat egois dan narsistik atau mencintai diri
sendiri. Tetapi pengetahuan apapun mengenai diri sendiri yang kita
peroleh sebagai guru, akan sangat bermanfaat bagi siswa dan ilmu
pengetahuan yang akan kita ajarkan. Ketika kita dapat mengenal diri kita,
maka semangat seorang guru akan tetap terjaga selalu dan dapat melayani
siswanya dengan baik. Guru mengasihi para pelajar, menyukai

174
pembelajaran dan kehidupan mengajar itu sendiri. Sebenarnya yang
seharusnya tidak boleh diremehkan adalah sumber daya manusia itu
sendiri sebagai pribadi yang mempunyai otoritas dalam mengajar, yaitu
guru. Seharusnya, kepribadian individu seorang guru bisa menjadi sebuah
topik dalam reformasi pendidikan.
Hati manusia merupakan sumber pengajaran yang baik,
bagaimanapun metode dan cara kita dalam mereformasi pengajaran itu.
Guru tidak hanya sebatas pengajar yang profesional, tetapi juga
sebagai pendidik yang profesional. Mendidik berarti menuntun para siswa
dalam suatu perjalanan yang berbeda, yaitu memandang segala sesuatunya
dengan cara yang berbeda dan perspektif yang berbeda pula. Untuk itulah,
seorang guru harus juga mampu memandang diri mereka berbeda dari
orang-orang biasa. Seorang guru harus mampu mengenal dirinya supaya
dapat mengenal sekitarnya dan tidak menjadi yang biasa-biasa saja. Guru
yang luar biasa dapat menghasilkan siswa yang lebih luar biasa.
Perpisahan yang Tidak Mungkin Dapat Dihindarkan
Perpisahan KKN merupakan momen yang kami tunggu-tumggu
atau takut jika hari itu akan tiba. Diam-diam teman sekelompok saling
bersandiwara satu sama lain bahwa mereka sangat menunggu datangnya
hari perpisahan itu hanya karena gengsi jika mereka tahu bahwa kami
sangat sedih bila berpisah dengan teman-teman menyebalkan di sini. Ini
momen yang sangat aku benci, akan ada yang menangis di sana-sini,
berpelukan sambil bermaaf-maafan, lalu salah satu dari mereka akan
nyeletuk sendiri, “Ingat tidak ketika pertama kali kita terjun ke tempat ini?
Dan kita blablabla..” lalu tangis akan pecah kembali. Ketika itu, kami
sudah tidak memiliki kata-kata indah lagi untuk dibagi. Kami terdiam dan
hanya bisa melihat kebersamaan ini untuk yang terakhir kalinya. Kami
akan tersenyum atau tertawa satu sama lain, entah itu tawa manis atau
pahit hanya kami yang tahu. Kami berkemas dan dalam hati akan selalu
ingat letak tidur, letak benda atau baju yang tergantung di sana-sini.
Kamar itu kosong kembali. Posko itu akan sepi seperti biasa. Lalu, tiba
saatnya kami pulang meninggalkan desa. Rasanya ada sesuatu yang hilang
ketika kami melewati batas desa. Bukan masalah barang-barang kecil atau
potongan sabun yang sengaja kami tinggalkan di sana, bukan juga masalah
cinta lokasi yang harus kami sudahi. Tapi lebih kepada hati yang tertinggal
di lokasi KKN beserta kenangan yang terselip di dalamnya. Kurang lebih
175
30 hari tinggal bersama di satu rumah, membuat kedekatan antar
mahasiswa semakin tidak berjarak. Yang sebelumnya canggung antar satu
sama lain, kini semua merasa seperti sudah berteman dalam jangka waktu
yang lama. Terimakasih Desa Cibatok Satu telah memberi kami pelajaran
berharga dan memberi kami gambaran tentang bagaimana kehidupan yang
sebenarnya.
Jujur aku tak pernah benar-benar mengingat bagaimana dulu kita
bisa bertemu, kemudian dekat dan menjalin hubungan bernama
pertemanan, yang aku ingat jelas dan yang selama ini aku tahu hanyalah
bahwa aku beruntung mengenal kalian dan menjadi salah satu dari banyak
teman yang kalian miliki.Dalam pertemanan memang tak selamanya semua
dapat sejalan dan sepemikiran, perbedaan selalu kita temui dalam banyak
hal, tetapi bukankah memang sudah seharusnya pertemanan itu berjalan
seperti itu? Bukankah memang seharusnya pemikiran manusia itu seperti
itu, tak pernah mampu untuk benar-benar sama. Tetapi semua perbedaan
itu justru yang membuatku menjadi belajar tentang banyak hal.Satu
diantara kalian mengajarkan aku tentang kemandirian, keterbukaan
pikiran, ketegasan menentukan pilihan dan kepedulian yang tulus.
Satu yang lain mengajarkan aku tentang ketangguhan, keberanian
agar kita tidak menjadi wanita manja yang selalu bergantung dengan rang
lain. Dan beberapa yang lain mengajarkan aku tentang kesabaran, ketaatan
kepada Sang Pencipta dan mengajarkan bagaimana seharusnya kita
bersikap tentang hal yang memang kadang perlu untuk tidak
dihiraukan.Dan bahkan satu yang lain lagi mengajarkan tentang semua
keikhlasan, kesabaran, ketaatan, kepedulian dan yang paling penting harus
selalu mampu menyayangi diri sendiri, tidak boleh mendzolimi diri sendiri,
setidaknya itu salah satu yang paling aku ingat.Dan teruntukmu,
terimakasih yang begitu besar karena selalu mampu mendorongku untuk
selalu menjadi lebih baik lagi. Semoga dimanapun kita setelah ini, menjadi
apa pun kita nanti, desa ini akan selalu menjadi tempat kita pulang dan
takdir akan mempertemukan kita kembali.Untuk kalian semua, memang
sesungguhnya aku tak pernah siap untuk menghadapi satu kata yang
bernama perpisahan, tetapi walau bagaimanapun juga aku pasti akan
menghadapinya dan akan melewatinya. Lagi pula pasti kita nanti akan
bertemu lagi dengan orang yang baru. Memang seperti itulah kehidupan,

176
ada yang pergi dan ada yang datang. Tetapi walau begitu aku berharap
semoga kita masih selalu mampu mengingat dan mengenang bahwa kita
pernah melewati waktu bersama yang menyenangkan. Kita tak pernah
tahu seperti apa nanti setelah ini, akan masih bisa sering bertemu atau
bahkan tidak sama sekali. Tetapi satu yang harus aku ungkapkan yang
memang tak pernah mampu untuk aku ucapkan langsung selama ini,
"terimakasih".
Terimakasih karena telah sudi menjadi temanku, terimakasih telah
sudi melewati banyak hal bersamaku, terimakasih untuk semua tawa dan
semua hal yang menyenangkan selama ini, terimakasih telah membuatku
menjadi jauh lebih baik dan membuatku berani bermimpi.
Aku tahu seperti apa kalian, dan mungkin ini terkesan berlebihan,
tetapi memang tak pernah bisa aku ingkari bahwa kalian adalah salah satu
anugerah yang indah yang pernah dikirimkan Tuhan untukku, dan
sesungguhnya kalian begitu berarti untukku. Mungkin memang tidak adil,
karena kalian telah membawaku ke dalam banyak kebaikan tetapi aku tak
pernah banyak memberikan banyak kebaikan untuk kalian. Hanya doaku
untuk kalian, semoga jalan yang terbaik yang kalian pilih selalu
dimudahkan. Jika nanti kita tak mampu lagi untuk sekedar bertemu dan
berkumpul, aku tak ingin menyalahkan siapapun karena mungkin
kesibukanlah yang menghalangi kita untuk itu, karena memang di depan
sana pasti banyak yang lebih penting untuk kita jalani dan kita hadapi.
Mungkin hanya rindu yang akan selalu datang, tetapi bukankah rindu
justru yang akan mempererat hubungan kita? Aku mengakui perpisahan
dengan warga desa selalu terasa berat. Bagaimana tidak, sebulan penuh
tinggal di desa tersebut, pastinya kedekatan kami dengan masyarakat
setempat sudah sangat erat. Desa Cibatok Satu akan tetap menjadi
kenangan indah bagi diriku. Suasa pagi, siang, dan malam di sana akan
menjadi sesuatu yang sangat aku rindukan. Senyum manis anak-anak desa,
canda dan tawa, sedih dan duka akan tetap terkenang di dalam hati.

177
K
BUKAN SEBUAH KEBETULAN KITA BERTANDANG
Oleh: Imam Taufiq Ponco Utomo
Tukang Ngeluh

Perkenalkan namaku Imam Taufiq Ponco Utomo, orang-orang biasa


memanggilku Ponco, ya terdengar unik dan mudah diingat, diantara
kebanyakan yang biasa dipanggil dengan nama depan atau tengah, aku
berbeda dipanggil dengan kata ketiga dari namaku, aku kuliah di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan
Teknologi , Jurusan Sistem Informasi. Menurutku bukan sebuah kebetulan
aku dapat masuk dalam kampus ini, semua seperti direncanakan, hati
dibolak-balik dan semua terasa unik, ada sesuatu yang harus kamu tahu
tentang aku, aku adalah tukang ngeluh. Aku selalu mengeluh, tidak dalam
ucapan tetapi dalam pikiran, ya mungkin kalian bisa memanggilku
pendiam yang bising, kamu akan lihat aku pendiam saat belum
mengenalku akan tetapi sebaliknya, ketika kamu mengenalku aku akan
menjadi sangat bising bahkan menggangu, ya itulah aku, aku berharap
orang-orang yang kutemui dapat menerimaku bagaimanapun keadaannya,
semoga mereka tidak terganggu dengan adanya aku. Setiap hari berlalu
cerita selalu tercipta di sini, di kampus ini, semua cerita itu membuatku
selalu bersyukur karena aku pernah ada di kampus ini, dan inilah
sepenggal ceritaku.

Hiruk piruk perkuliahan memang tidak dapat diduga, apalagi


diriku ini yang telah hampir menginjak semester tua, menurutku waktu
adalah sesuatu membingungkan, kenapa? Waktu terkadang terasa cepat
ketika kita sedang bahagia atau dapat menyiksa ketika kita sedang
sengsara, kesibukan perkuliahan di semester Enam ini membuatku
merasakan keduanya. Tugas yang menumpuk, laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang belum terselesaikan, tuntutan untuk mendapatkan
nilai indeks prestasi kumulatif tinggi, semua hal itu membuatku sempat
berpikir “Ah, setelah semua ini selesai rasanya ingin istirahat saja”.

178
Ternyata keinginan itu sempat tertunda, hal itu karena aku sempat
berbicara dengan seniorku ketika sedang mengerjakan laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL), hal yang dibicarakan antara lain adalah tentang apa
yang akan aku hadapi setelah semua ini, setelah aku mengeluh kepadanya
tentang perkuliahan yang membosankan ini, ia mengatakan kepadaku “Hei
jangan mengeluh, semangat! Karena setelah ini kamu akan menghadapi
KKN dan skripsi”, mendengar hal itu seketika imajinasiku tak berjalan
dengan biasanya, kata-kata ini terdengar asing, tak terbayangkan apa itu
KKN, lantas aku bertanya kepada seniorku “Apa itu KKN kak?”, ia
menjawab “KKN itu singkatan dari Kuliah Kerja Nyata, seru kok, nanti
kamu akan bertemu teman-teman yang berbeda dari berbagai jurusan, dan
kamu akan ngerasain ada orang yang se-frekuensi sama kamu ada juga
yang tidak, jalanin aja seru kok”.

Dari pembicaraan kecil tersebut terlintas dibenakku aku harus


memiliki target yang harus dicapai, pikirku agar dapat bersenang-senang
pada saat KKN tanpa harus memikirkan kesibukan kuliah lagi, akan tetapi
yang terjadi adalah aku malah menyibukan diriku lagi, di semester ini aku
membuat sebuah komunitas kecil untuk belajar mengenai pemograman,
komunitas ini kuberi nama “Kita Buat Indonesia” dengan harapan dari
kelompok belajar yang kecil ini aku dan teman-temanku dapat membuat
banyak aplikasi yang bermanfaat bagi Indonesia.

Mengajar bukanlah sesuatu yang mudah, butuh persiapan dan


pengalaman untuk dapat memberikan ilmu kepada orang lain, apalagi yang
aku ajar adalah teman sebaya yang mungkin memiliki pengalaman yang
hampir sama, kurangnya pengalaman membuatku memutuskan untuk
menjadi pekerja lepas pada perusahaan yang bergerak dibidang teknologi,
menurutku dengan begini aku dapat menambah ilmu baru dan
membagikannya kepada teman-temanku, semua ini aku lakukan tanpa
meninggalkan kewajibanku yaitu mengerjakan tugas akhir perkuliahan
juga laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Seluruh kegiatan telah aku jalani satu-persatu setiap harinya sampai


aku tidak sadar ternyata semester enam berakhir dengan begitu cepat,
fokus yang tadinya terbagi-bagi sekarang sudah tidak lagi, hanya pada satu
tujuan utama yaitu KKN, sejujurnya aku tidak pernah siap menghadapi
179
KKN, bertemu orang baru, beradaptasi, memulai lagi dari awal. Semua
pemikiran itu membuatku tidak menyambut KKN dengan suka cita,
beberapa pertanyaan di kepalaku muncul, kenapa kita harus KKN? Apa
tujuannya?.

Setelah kucari tahu ternyata ikut dalam KKN merupakan kewajiban


bagi mahasiswa dalam memenuhi apa yang telah tertulis dalam Tri Dharma
Perguruan Tinggi dalam poin ketiga yaitu, Pengabdian kepada
Masyarakat. Tujuan dari poin ini adalah memanfaatkan ilmu yang telah
didapat untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini aku
sebagai mahasiswa harus memberikan kontribusi yang nyata sesuai dengan
kemampuan yang aku miliki. Pendaftaran KKN pada kali ini terasa lebih
mudah karena melalui fitur Sistem Informasi Akademik (AIS) yang dimiliki
kampus kami, yang kami lakukan hanyalah tinggal mendaftar dan
menunggu pengumuman selanjutnya.

Tak lama kemudian pengumuman KKN pun muncul, daftar nama


kelompok tersebar di grup media sosial tiap-tiap jurusan, teman-temanku
beberapa bersuka cita menyambut hal tersebut, mereka saling menanyakan
tentang nomor kelompok, dan saling bertanya tentang teman yang
sekiranya kenal satu sama lain, sedangkan aku? Ya biasa saja, karena
kupikir KKN ini akan menjadi liburan yang menyenangkan sama seperti
yang dibicarakan oleh seniorku. Ketika aku sedang asik bereksplorasi
dengan laptopku tiba-tiba handphoneku berbunyi, layar menyala dengan
pesan notifikasi whatsapp di dalamnya, ternyata pesan tersebut berasal dari
teman satu organisasiku yaitu Bayu Pradhana Ramadhan, pesan itu berisi
“Co, KKN kita sekelompok anjay wkwk”, setelah aku memeriksa daftar
anggota kelompok KKN ternyata benar, aku sekelompok dengannya akan
tetapi selain nama itu tak ada yang kukenal, hal ini memunculkan
pertanyaan kembali dibenakku, ”Kenapa harus ketemu dengan dia? Dan
kenapa harus mereka yang namanya tak kukenal sama sekali?”.

Saling Mengenal Tapi Tidak Saling Memahami

Tak lama setelah itu aku diundang kedalam grup whatsapp kelompok
KKN, ketika masuk pertama kali keadaan grup tersebut sangatlah ramai,

180
maklum proses beradaptasi dengan teman baru, semua canda dan tawa
pun terjadi di situ, akan tetapi aku tak banyak berbicara, karena takut
candaku menyakiti seseorang karena mereka pun belum mengenalku, di
sana aku melihat mereka hadir dari berbagai macam fakultas antara lain
Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FDIK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) , Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Usluhudin (FU),
dan fakultasku sendiri yaitu Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Dari
berbagai macam fakultas tersebut mereka berasal dari jurusan yang
berbeda-beda, dan akupun yakin mereka pun terbentuk dari latar belakang
yang berbeda, setiap orang memiliki ceritanya masing-masing yang
membentuk kepribadian masing-masing, benar apa yang dikatakan
seniorku, mungkin di sini aku akan menemukan seseorang yang tidak
sejalan denganku dan di situlah ujian dalam hidup yang harus aku hadapi.

Pada hari Rabu, 1 Mei 2019 yaitu hari pertama pertemuanku dengan
teman-teman KKN, hal itu bertepatan juga pada hari dimana kami harus
mendapatkan pembekalan dalam rangka melengkapi persiapan dalam
menghadapi KKN yang ada di semester ini. Acara berlansung pagi yaitu
pukul 07.30 WIB, sangat disayangkan pagi itu aku datang terlambat bukan
karena disengaja akan tetapi ada urusan yang harus diselesaikan dengan
ketua prodiku, sadar akan hal itu aku lansung melihat grup whatsapp
kelompokku ternyata aku tak sendiri, Almira Mey Theda begitu nama yang
tertulis di profil whatsapp-nya, ternyata ia terlambat juga dan ia memintaku
untuk menunggunya agar dapat masuk secara bersamaan ke gedung
tempat pembekalan kami, aku mengiyakan permintaannya karena
menurutku cukup memalukan datang terlambat oleh karenanya aku
mencari teman yang senasib denganku.

Gedung Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah


gedung yang cukup besar dan luas, gedung ini biasa digunakan untuk
acara wisuda mahasiswa, di dalamnya terdapat dua lantai, dan satu
panggung yang besar, menurutku tempat ini memang sangat kondusif
untuk digunakan acara-acara besar seperti pembekalan KKN ini, sambil
menunggu Almira di pelataran Gedung Harun Nasution tersebut tiba-tiba

181
notifikasi whatsapp-ku kembali muncul, terlihat pesan yang berasal dari
temanku yang lain. Bayu, ya, ternyata ia datang terlambat juga karena ia
harus mengurus sesuatu juga dengan prodinya. Akhirnya aku dan Bayu
bertemu dan menunggu Almira bersama, setelah beberapa menit
menunggu akhirnya Almira datang juga, ia menyapaku dengan ragu karena
mungkin takut salah orang, ia juga menyapa Bayu dengan ragu, kami pun
masih canggung karena tidak kenal satu sama lain, Pertama kali aku
bertemu dengan Almira menurutku ia orang yang ramah terlihat dari
caranya menyapa orang tanpa malu.

Selanjutnya kami bertiga memasuki gedung tersebut, akan tetapi


sialnya Almira masuk duluan karena mungkin ia merasa datang sangat
terlambat aku dan Bayu ditinggal karena harus tanda tangan absen terlebih
dahulu, ternyata memang tempat duduk untuk laki-laki dan perempuan
pun dipisah, perempuan di sebelah kiri dan laki-laki di sebelah kanan, aku
dan Bayu memaklumi ia masuk kedalam gedung duluan karena memang
tempat duduk kami pun terpisah, setelah selesai tanda tangan aku dan
Bayu masuk kedalam gedung yang luas itu, kami duduk di lantai bawah
jaraknya tidak jauh dari panggung yang ada di depan kami.

Kami mendapatkan banyak informasi yang cukup penting di


antaranya adalah cara seseorang menyelesaikan masalah, dalam hal ini
pembicara menjelaskan bahwa seseorang menyelesaikan masalah dapat
dibagi menjadi dua, yaitu seseorang yang menyelesaikan masalah dengan
melihat potensi yang dimiliki oleh suatu objek, atau sebaliknya
menyelesaikan masalah dengan mencari solusi dari terbaik sesuai dengan
masalah yang ada, penjelasan mengenai KKN cukup banyak sehingga
membuat aku dan Bayu sedikit mengantuk, disela-sela berjalannya acara
pembekalan aku melihat Bayu sedang sibuk dengan handphonenya, ketika
aku tanya ternyata saat itu dia masih memiliki tugas perkuliahan yang
harus diselesaikan padahal menurut jadwal akademik perkuliahan telah
berakhir beberapa hari sebelumnya, saat itu juga aku melihat seseorang
yang berjaga mengawasi mahasiswa, yang aku tahu orang itu bernama Pak
Syarif, ia memang bertugas untuk mengawasi dan menertibkan mahasiswa
di acara ini, ketika Bayu sedang fokus dengan handphonenya tiba-tiba Pak
Syarif datang dari arah belakang kami, Bayu terkena omelan olehnya yang
182
membuatku harus menahan tawa, akhirnya ia memasukan handphonenya
kedalam kantongnya dengan wajah panik akibat terkena omelan, akan
tetapi setelah Pak Syarif itu pergi ia kembali menyelesaikan tugasnya.

Acara pembekalan pun usai, laluaku dan Bayu keluar dari gedung
tersebut, aku bergegas pergi ke prodi untuk mengurus hal terkait
perizinan KKN, Bayu yang satu fakultas denganku juga ikut pergi kesana,
sesampainya di Fakultas Sains dan Teknologi suara notifikasi grup whatsapp
semakin ramai, ternyata kelompok kami akan mengadakan pertemuan
pertama setelah acara pembekalan berakhir, lokasinya tepat di bawah
Gedung Harun Nasution yang berarti aku dan Bayu harus kembali lagi
untuk bertemu dengan teman-teman kelompokku, ketika sampai di sana
aku merasa canggung dan binggung ingin berkata apa, berbeda dengan
temanku Bayu ia langsung merasa nyaman dengan membuka obrolan
dengan canda khas miliknya.

Pertemuan pun dimulai dan kita mulai dengan perkenalan, setiap


orang harus memperkenalkan dirinya dari mulai nama, jurusan, fakultas
dan kesibukan apa yang dilakukan saat ini. Banyak nama yang kudengar
akan tetapi tak semuanya dapat aku hafal, teman KKN-ku berjumlah
cukup banyak yaitu sembilan belas orang diantara orang-orang tersebut
antara lain ada Akbar, Alif, Bayu, Cica, Cut, Dhika, Laras , Irsyad, Nia,
Rahma, Redja, Hastin, Dillah, Encep, Fitri, Haidar, Asa, dan Theda. Setelah
kami memperkenalkan diri kami masing-masing selanjutnya kami
menunjuk ketua, ketika itu aku mencoba mengompori teman-temanku
untuk memilih Bayu sebagai ketua, karena menurutku ia bisa dipercaya
untuk memimpin orang-orang ini, awalnya ia menolak sambil bercanda
akan tetapi dengan sedikit doronganku ternyata aku berhasil membuatnya
menjadi ketua, aku cukup senang sambil tertawa karena tidak kusangka
usahaku berhasil sampai sejauh ini.

Setelah penujukan ketua, selanjutnya kami membagikan struktur


kepengurusan mulai dari BPH yang terdiri atas Ketua (Bayu), Sekretaris
(Cut dan Alif), Bendahara (Asa dan Dillah). Dilanjutkan dengan
pembentukan divisi lain seperti Acara, Dekorasi dan Dokumentasi
(Dekdok), Perlengkapan, dan Konsumsi. Akhirnya kami membagikan hal-
hal tersebut sesuai dengan kemampuan masing-masing. Aku mendapatkan
183
tugas untuk menjadi divisi Dekdok bersama dengan Rahma dan Irsyad.
Tadinya aku ingin menjadi humas mencoba divisi lain diluar zona
nyamanku akan tetapi divisi humas telah diisi dengan Redja dan Theda
jika aku masuk di dalamnya mungkin jumlahnya akan terlalu banyak.

Dari yang aku lihat beberapa temanku memang banyak yang aktif
berorganisasi hal ini membuat aku berpikir bahwa mereka cukup
kooperatif dalam melaksanakan tanggung jawab yang diterima dan
mampu bekerja secara terstruktur, ada juga yang berasal dari pesantren
yang menurutku mereka dapat menyebarkan nilai-nilai ke-Islaman yang
telah mereka dapat nantinya kepada masyarakat, dan mereka yang berlatar
belakang dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) aku rasa
mereka memiliki potensi untuk memberikan masukan kepada kelompok
kami semua bagaimana cara mengajar yang baik dan benar. Saat itu aku
merasa telah mengenal banyak orang, temanku bertambah secara drastis,
seperti dalam situasi paradoks aku merasa senang, disaat yang bersamaan
juga masih merasa kurang cocok dengan beberapa orang yang kuanggap
menggagu, mungkin karena tingkahnya dan sifatnya yang belum bisa aku
terima, kita saling mengenal tapi belum saling memahami.

Mari Memainkan Peran

Dalam Kuliah Kerja Nyata setiap kelompok akan diberikan Dosen


Pembimbing Lapangan (DPL), tanpa terkecuali kelompok kami, dalam
kurun waktu yang tak terlalu lama nama Dosen Pembimbing Lapangan
kami pun muncul, kami mendapati nama Bapak Alimin, seorang dosen dari
Fakultas Syariah dan Hukum. Salah satu temanku mengenalnya dan
ternyata keadaan dari Pak Alimin ini tidak memungkinkan untuk
membimbing kami selama KKN ini, oleh karenanya digantikan dari pihak
Pusat Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) yaitu oleh Bapak Syarif. Ya,
betul saja Bapak Syarif adalah orang yang memergoki temanku Bayu ketika
sedang pembekalan, mungkin ini akan menjadi pengalaman yang
menyenangkan oleh kelompokku khususnya temanku Bayu.

Pembagian tugas telah dilakukan, kami pun memiliki tanggung jawab


masing masing, selanjutnya kelompok kami mengadakan beberapa survey
ke desa yang akan kita kunjungi, sangat disayangkan aku tidak ikut dalam
184
survey pertama, dari hasil survey yang beberapa kali dilakukan didapati
desa tersebut memang sudah baik bahkan merupakan desa percontohan,
tapi kami masih mendapati beberapa masalah di antaranya adalah sampah,
lahan yang sempit untuk pertanian, dan cita-cita pendidikan yang tidak
begitu tinggi. Setelah survey dilakukan kamipun mengadakan forum
kembali untuk membicarakan apa yang akan kita lakukan untuk membuat
desa ini lebih baik.

Setelah mendiskusikan bersama dengan Dosen Pembimbing Lapangan


kami, ternyata pembuatan program untuk KKN tidak harus banyak,
walaupun sedikit akan menjadi lebih baik jika program yang diajukan
tersebut tetap berjalan meskipun kita tinggalkan. Sayangnya ilmuku tak
dapat direalisasikan di sini, untuk mengaplikasikan teknologi dibutuhkan
infrastrukur teknologi yang mendukung terlebih dahulu, dari hasil survey
yang dilakukan sepertinya desa belum membutuhkan hal itu. Oleh
karenanya hasil diskusi kelompok kami terbentuklah 3 program kerja
utama yaitu Mengajar, Hidroponik, Seminar Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan. Dari tiga program ini dapat dikembangkan menjadi
beberapa agenda yang dapat dikerjakan secara terus menerus secara rutin,
dengan begini akan terbentuk kebiasaan positif baru untuk masyarakat
desa nantinya.

Program Mengajar, cara mengajar yang kami lakukan di sini sedikit


berbeda dengan mengajar pada tahun sebelumya, di sini kita tidak
mengajar di sekolah akan tetapi kami mengajar di posko karena ketika
pembekalan terdapat larangan untuk mengajar di sekolah tersebut,
pengajaran kami dibagi menjadi dua yaitu mengajar sekolah dasar, dan
mengajar mengaji anak-anak. Anak-anak yang kami ajarkan ini berasal dari
Sekolah Dasar Negeri Cibatok 06 dan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Amin.
Dari kedua sekolah dasar ini kami mendapati siswa berasal dari berbagai
macam RT dan RW se-kawasan Desa Cibatok Satu. Alasan kami
mengajukan program mengajari ini adalah untuk memberikan pendidikan
tidak hanya pendidikan akademis akan tetapi juga sekaligus menuangkan
nilai-nilai agama, disamping itu kami juga akan menyisipkan cerita disela-
sela pengajaran agar menumbuhkan motivasi dari dalam diri anak-anak
sekolah dasar di Cibatok Satu ini.

185
Hidroponik, merupakan sebuah program kerja yang berisikan
beberapa agenda yaitu penyuluhan mengenai penyemaian tanaman
hidroponik, pembuatan tempat untuk tanaman hidroponik, dan teknik
penyusunan tanaman hidroponik. Alasan kami mengajukan program kerja
ini adalah untuk meningkatkan produktivitas masyarakat terutama ibu-
ibu yang ada di Desa Cibatok Satu RT.001 RW.001, karena lahan yang
sempit hidroponik sangat cocok digunakan untuk menghasilkan tanaman
sayur yang dapat dikonsumsi diri sendiri, masalah sampah yang terjadi
membuat kami juga berpikir untuk memanfaatkan sampah yang ada untuk
dijadikan tempat untuk tanaman hidroponik tersebut.

Seminar, Seminar Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan adalah


program kerja yang dilaksanakan di SMAN Satu Cibungbulang, tujuannya
adalah untuk melatih siswa-siswi yang ada dalam beroganisasi secara baik
dan bertanggung jawab serta memupuk kembali cita-cita yang telah
digantungkan oleh siswa-siswi di sini. Alasan diadakannya program ini
adalah karena informasi yang kami dapati kebanyakan siswa berhenti
pendidikan setelah lulus SMA tidak melanjutkan ke tahap yang lebih
tinggi. Motivasi dan mimpi tidak tertanamkan didalam diri mereka, untuk
itu seminar ini akan kami jadikan salah satu solusi yang dapat
menyelesaikan sedikit masalah dari desa ini.

Program kerja telah tersusun dengan baik, tanggung jawab telah


diambil masing-masing, persiapan segala yang akan dihadapi kedepannya
telah diatas, baiklah kini saatnya kita memainkan peran. Banyak
pengalaman yang tak terlupakan dibenakku ketika aku memainkan peran
menjadi seorang pengajar untuk anak-anak sekolah dasar kelas satu,
dimana ketika itu aku mengalami beberapa kesulitan, bukan tentang
pelajaran yang harus dikuasai, akan tetapi bagaimana hati ini melatih
kesabaran menghadapi anak-anak yang selalu ingin bermain.

Saat mengajar kami membagi beberapa kelompok, kebetulan aku


mendapatkan kelompok untuk mengajar anak-anak sekolah dasar kelas
satu, kelompokku di antaranya adalah Hastin, Theda, Cica, dan Aku yang
merupakan salah satu pria di kelompok ini. Hastin berlatar belakang dari
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), ia memberitahukan kepada

186
kami apa yang harus kita pahami dan bagaimana cara mengajar yang baik
dan benar. Di suatu hari ketika kami mengajar, kami mendapatkan
beberapa 3 murid laki-laki dan 2 murid perempuan. Murid laki-laki
tersebut antara lain Naufal, Axel, dan Renov. Sedangkan murid perempuan
yaitu Hurem dan salah satu anak lagi yang aku lupa namanya karena aku
harus fokus mengajar ketiga anak laki-laki tersebut, selebihnya anak
perempuan diajarkan oleh Theda dan Cica.

Naufal merupakan anak yang cerdas, pendiam, dan pemalu, Axel


merupakan anak pandai yang hiperaktif dan sulit untuk diatur.
Sedangkan Renov merupakan anak yang cerdas akan tetapi agak sulit
diatur, suatu ketika kami sedang mengajar dengan mengajukan beberapa
pertanyaan, setiap anak yang dapat menjawab pertanyaan akan
mendapatkan bintang dan mereka dapat menempelkannya di kertas
sebagai ukuran keberhasilan mereka dalam belajar. Ketika semua telah
mendapat pertanyaan dan berhasil menjawab mereka semua mendapatkan
bintang, akan tetapi Axel merasa cemburu karena melihat bintang teman-
temannya lebih banyak dibanding dirinya, padahal dia memang baru saja
masuk dalam bimbingan belajar ini otomatis tidak bisa mendapatkan
bintang yang banyak dalam satu hari, oleh karena itu ia mencoba meminta
bintang kepada aku secara paksa, aku tidak dapat memberikannya secara
cuma-cuma, hal itu membuat ia semakin marah dan ia mencoba mencabut
seluruh bintang yang tertempel di lembar prestasi.

Aku dan teman-temanku menghalaunya dengan hati yang sabar,


semakin lama ia semakin marah dan meminta pulang sebelum jam
pelajaran selesai, aku hendak mengejarnya juga mencoba membujuknya
untuk terus mengikuti pelajaran dengan baik, akhirnya dibantu dengan
beberapa temanku ia berhasil kembali ke ruangan, akan tetapi ketika aku
sampai di ruangan ternyata aku melihat Axel dan Renov sedang bertengkar
entah apa masalahnya, melihat semua itu membuat aku menjadi semakin
pusing di samping itu juga aku harus tetap sabar menghadapi mereka.
Kami sekelompok pun pusing dan binggung harus bagaimana, akhirnya
kelas tetap dilanjutkan akan tetapi pelajaran kami percepat agar dapat
pulang dari awal.

187
Bicara soal hidroponik menurutku itu hal yang baru, karena aku jarang
berurusan dengan bidang pertaian maka hal ini merupakan momen yang
tidak terlupakan, memperhatikan bagaimana cara menyemai merupakan
satu hal yang unik, ya seperti yang aku ceritakan sebelumnya aku adalah
pendiam yang bising, sambil memperhatikan temanku menyemai tanaman
aku bepikir bagaimana cara kerja dari hidroponik tersebut, Bayu
mengambil andil besar dalam program kerja ini karena ia berasal dari
Jurusan Agribisnis yang memang hal seperti ini merupakan makanan
sehari-harinya. Setelah kami semua mendapatkan pengetahuan yang
cukup untuk itu kami mencoba melakukan penyuluhan kepada
masyarakat, program ini ditutup dengan pengesahan bangunan Green House
desa di kediaman salah satu tokoh masyarakat yaitu Ibu Hj.Yeni, kami
membangun green house secara bergotong-royong dalam beberapa hari
bersama beberapa warga, keramahan mereka dalam menyambut program
yang kami jalankan seperti sebuah senyuman yang tak terlupakan.

Seminar Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan, aku sangat


senang sesampainya di SMAN 01 Cibungbulang karena aku dapat
merasakan suasana masa-masa SMA kembali, masa dimana penasaran
tinggi, semangat dalam beinteraksi dengan teman, ingin dianggap satu
sama lain tergambarkan dalam benakku saat melihat sekolah ini, aku
datang kesana untuk melakukan persiapan, di antaranya memasang laptop,
proyektor, tatak letak kamera dan lain lain. Setelah persiapan siap kami
tinggal menunggu perserta hadir dan masuk kedalam. Ketika waktu
seminar belum dimulai aku melihat siswa-siswi telah mengantri untuk
mendaftar seminar yang kami adakan semangat mereka dalam menerima
pelajaran patut diapresiasi, pengisi acara yang kami undang masih
memiliki jiwa muda yang dapat membawa mereka menjadi semangat
dalam mejalankan organisasi dengan baik, semangat terbakar, jiwa muda
terbang bebas untuk menggapai cita-citanya.

Jawaban Sebuah Pertanyaan

“Apa itu KKN kak? Kenapa harus ketemu dengan dia? Dan kenapa
harus mereka yang namanya tak kukenal sama sekali?”, semua pertanyaan
itu seakan akan terjawab seiring berjalannya waktu, Kuliah Kerja Nyata

188
menurutku bukan hanya untuk menuntaskan Tri Dharma Perguruaan
Tinggi akan tetapi mengajarkan kita banyak hal, hal yang tidak bisa kita
dapatkan di kelas melainkan harus terjun langsung ke lapangan, pelajaran
hidup, belajar hidup bermasyarakat, belajar tanggung jawab, belajar
memahami sesama dan mengesampingkan ego masing-masing.

Pertemuanku dengan banyak orang di kisah ini memberikan pelajaran


berharga dari masing-masing individu yang mungkin tidak dapat
kutuliskan satu persatu di sini, mungkin dikesempatan lain, ini hanya
sepenggal kisahku di Desa Cibatok Satu, dan keluarga baru tercipta di
sana, mungkin jika aku lelah dengan semua cobaan yang ditimpakan
kepadaku bisa jadi desa ini menjadi tempat aku kembali.

Tak banyak yang bisa ku tulis di sini, hanya ucapan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada warga Desa Cibatok Satu khususnya di
RT.001 RW.001, Ibu Hj.Yeni, Pak Yanto, Kang Restu, Kang Fahmi, Kang
Luth dan akang-akang sekalian, juga ibu-ibu warga Desa Cibatok Satu
RT.001 RW.001, adik-adik sekalian atas sambutan yang kalian berikan,
hangat terasa sambutan yang kalian berikan sehingga membuat semuanya
berkesan, aku meminta maaf jika selama ini memiliki banyak kesalahan,
dari kata-kata, ataupun sikap, kurang bergaul atau membatasi diri.

Sebuah pertemuan pasti memiliki akhir yang melahirkan asa diakhir


cerita, asaku diakhir cerita ini semoga apa yang telah kelompok KKN-ku
dan warga Desa Cibatok Satu perjuangkan membuahkan hasil yang baik
kedepannya, selalu menjaga silaturahmi, dan Desa Cibatok Satu menjadi
desa yang dapat dicontoh kebaikannya oleh desa lain, teruntuk
kelompokku semoga kita tidak saling lupa apa yang telah kita bangun
bersama, maafkan atas semua kekurangan karena memang aku makhluk
yang memiliki keterbatasan, inilah sepenggal kisahku di Cibatok Satu.
Bukan sebuah kebetulan kita bertandang melainkan semua direncanakan
agar kita saling belajar.

189
L
MENARUH ASA MEMBANGUN DESA:
PERJALANAN KULIAH KERJA NYATA DI DESA CIBATOK SATU
Oleh: Laras Narpaduita Putri

Kuliah Kerja Nyata: Pengalaman Baru Cerita Baru


Berawal dari tidak adanya kesiapan mental dan hati mengikuti KKN
ini. Mendengarnya saja membuat diri ini ingin rasanya lompat ke Semester
7 untuk menuntaskan seminar proposal lalu lanjut skripsi dan lulus dari
kampus UIN ini. Padahal, syarat kelulusan harus melewati sebulan untuk
mengabdi di masyarakat. Tidak pernah sebelumnya mengetahui bahwa
kampus yang saya pilih untuk melanjutkan karir pendidikan saya,
memiliki program KKN. Memang sebelumnya saya sama sekali tidak
mengetahui bahwa dalam dunia kemahasiswaan terdapat Tri Dharma
perguruan tinggi yang harus di patuhi yakni poin ke tiga mengenai
pengabdian kepada masyarakat. Dan poin ke tiga ini yang akan diterapkan
langsung oleh mahasiswa di dalam Kuliah Kerja Nyata.Semester demi
semester saya lewati dengan tenang, seketika pertengahan semester 5 pun
sudah berlalu beberapa minggu. Perbincangan mengenai pendaftaran KKN
dikelas maupun di luar kelas dan mengenai persiapan mengikuti KKN
semakin jelas ditelinga. Membuat diri ini makin tidak siap menghadapi
kenyataan yang akan dihadapi seluruh mahasiswa angkatan 2016. Teringat
ketika menjadi mahasiswa baru, saya mendengar banyak cerita dari senior-
senior saya yang sedang menjalani masa mengabdi. Dari yang tidak adanya
signal, air bersih, merasa tidak cocok dengan teman sekelompoknya hingga
tak luput dari cerita menyeramkan didalamnya, membuat saya semakin
tidak siap akan menjalani kenyataan harus mengikuti KKN nanti. Sedikit
mengulik tentang kehidupan pribadi, dimana saya tinggal serumah dengan
kedua orang tua saya dan belum pernah merasakan tinggal di luar rumah
dalam waktu lebih dari seminggu, itu pun karena alasan liburan keluar
kota dan luar negeri. Dan pastinya saya meragukan kemampuan saya
untuk bertahan hidup diluar sana. Namun, saya pun sadar memikirkan
KKN tidak hanya tentang menjalani hidup dari hari ke hari selama satu
bulan.

190
Keraguan kepada dirisendiri pun makin menjadi. Pertanyaan besar
saya kepada diri saya adalah „apakah saya bisa membantu untuk
membangun desa?‟ sedangkan diri ini saja tidak bisa membangun diri
sendiri kearah yang lebih baik dan mandiri. Ketika sedang mengisi formulir
pendaftaran KKN tertera dimana saya harus menulis apa yang dapat saya
lakukan untuk desa. Dan saya pun menulis jawaban yang klasik, di mana
„mengajar‟ adalah hal yang paling dasar yang saya ketahui disemua jawaban
teman-teman kelas bahkan angkatan sejurusan saya.
Saya merasa sama sekali tidak memiliki motivasi untuk mengikuti
KKN dan tidak memiliki kopetensi untuk hal apa yang dapat saya bagikan
selama KKN nanti. Bahkan saya pun sebenarnya tidak memiliki
pengalaman dalam bidang ngajar mengajar, seperti yang tertera di dalam
formulir pendaftaran KKN saya. Terlebih lagi, saya tidak memiliki
pengalaman untuk kegiatan sosial, benar-benar persiapan saya untuk
menjalankan KKN tidak dengan persiapan yang matang. Namun, semua itu
berubah saat pertemuan kelompok yang kesekian kalinya yang membahas
mengenai kematangan program kerja selama kami KKN nanti, dan
motivasi dalam diri saya muncul. Program ini di usung oleh ketua KKN
kami, yang melihat bahwa minimnya lahan pertanian di desa KKN kami
dan muncul ide untuk mempromosikan cara budidaya menanam dengan
memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah. Dengan alasan ini, saya
merasa semangat karena mengetahui akan menjadi sangat bermanfaat bagi
masyarakat di desa dimana kami KKN nanti. Namun, motivasi ini masih
kalah jauh dari banyak nya ketakutan dan keraguan saya. Tetapi, saya
mulai meneguhkan hati dan mental saya karena mau tidak mau saya harus
melaksanakan apa yang sudah saya mulai. Dan KKN regular ini adalah
pilihan saya sedari awal. Dan karena KKN ini sudah menjadi persyaratan
wajib yang tidak dapat diganti ataupun dihindari. Bahkan, saat H-1
keberangkatan saya pun tetap menjalaninya dengan berat hati. Sama sekali
hati dan mental ini tidak siap mengikuti program KKN. Kebutuhan pribadi
selama hidup untuk satu bulan kedepan sudah tercukupi bahkan lebih.
Hanya mental saja yang masih belum sepenuhnya siap, sekalipun sudah
berkali-kali survei bersama teman-teman sekelompok seputar lingkungan
dan kondisi lokasi KKN kami, hati ini tetap belum sepenuhnya siap akan
kenyataan yang harus saya hadapi esok hari.
Hari keberangkatan pun datang dan kelompok kami berangkat langsung
setelah berakhirnya acara pelepasan KKN 2019 dari kampus. Saya dan
beberapa teman saya diantar langsung oleh orangtua nya, sementara
sisanya menyewa kopaja dan mengendarai kendaraan motor pribadinya
untuk sampai tujuan. Hari itu terasa sangat berat, kami menuju rumah
191
posko kami yang pada survey terakhir sudah dipastikan dimana kami akan
tinggal selama satu bulan lamanya. Sangat berat karena rumah posko kami
sangat besar dan tua, saya adalah orang yang penakut. Yang saya pikirkan
apakah saya bisa dengan nyaman menjalani program demi program kalau
saya dengan keadaan takut tinggal dirumah posko ini. Kebetulan saya dan
beberapa anggota kelompok sampai duluan di rumah posko kami, dengan
keadaan langit yang sudah gelap membuat saya ragu untuk masuk. Saya
melangkahkan kaki dengan berat memasuki rumah posko kami, dan mulai
membersihkan lantai rumah dan mulai menata barang dengan rapih
dikamar yang sudah sepakat kami tentukan sebelumnya. Setelah semua
anggota sampai dengan selamat, malam pertama kami isi dengan berdoa
bersama.
Minggu pertama kami sepakat untuk mempersiapkan acara
pembukaan KKN dan mematangkan program kerja kami sebelum minggu
selanjutnya akan diimplementasikan. Serta memperkenalkan diri dengan
para tetangga dan warga sekitar. Pada saat acara pembukaan itu pertama
kali kita bertemu langsung dengan warga Cibatok Satu, walaupun tidak
banyak yang menghadiri acara pembukaan kami bahkan kepala desa nya
pun berhalangan untuk hadir. Acara pembukaan berlangsung pada malam
hari, ditengah acara kami selipkan dengan presentasi mengenai kegiatan
yang akan kami lakukan selama satu bulan kedepan. Saat acara
berlangsung saya merasa sedikit tergerak hatinya setelah menatap wajah
mereka satu persatu, dalam hati saya merasa termotivasi untuk membantu
mereka membangun desa mereka. Dikarenakan oleh antusias mereka
ketika mengetahui apa saja program kerja yang akan kami lakukan kepada
desa mereka, dan ternyata sejalan dengan program yang sedang dijalankan
oleh mereka untuk membangun desa mereka, yaitu program KRL
(Kampung Ramah Lingkungan). Lantas, hati siapa yang tak bahagia
mendengar berita bahagia tersebut. Terutama kami sangat senang dan
termotivasi untuk lebih memaksimalkan program kerja yang kami. Di hari
yang sama sebelum diadakannya acara resmi pembukaan KKN 24, di pagi
hingga siang hari kami mengadakan sosialisasi terlebih dahulu. Diawali
dengan sosialisasi ke sekolah dasar setempat yang bertujuan untuk
mempromosikan salah satu program kami mengenai program BimBel
(Bimbingan Belajar) yang kami adakan di rumah posko, dan kami pun
sepakat akan difokuskan setara kepada anak-anak warga Cibatok Satu
yang duduk di bangku sekolah dasar. Ada dua sekolah dasar yang kami
kunjungi, yaitu SDN Cibatok 06 dan MI Nurul Amin. Saat kami
mengunjungi dua sekolah tersebut, memberi hasil yang mengejutkan
karena antusias dan semangat para murid atas kedatangan dan niat kami.
192
Tak luput dari sosialisasi kepada orang tua murid disekitar
lingkungan sekolah dan sama seperti tanggapan dari para murid di dua
sekolah dasar tersebut, begitu antusias nya sejumlah orang tua murid yang
mendengar penjelasan kami mengenai program BimBel yang kami adakan
untuk anak sekolah dasar. Hati kami senang melihat tanggapan yang
sangat baik, saya kira akan sulit bersosialisasi dengan warga desa Cibatok
Satu namun keraguan yang saya pupuk dari sebelum datang ke desa ini
pelan-pelan runtuh satu demi satu.
Tidak disangka, pada hari esoknya kami kedatangan tamu di rumah
posko. Beberapa anak-anak warga desa Cibatok Satu dari RT 001, datang
untuk bersilahturahmi dengan kami. Padahal baru kemarin kami saling
mengenalkan diri disekolah mereka, saya pun kaget akan kehangatan
anak-anak warga desa Cibatok Satu. Tidak lama setelah beberapa anak
warga Cibatok Satu berpamitan pulang, saya dengan beberapa anggota
kelompok gentian menjalin silahturahmi ke rumah warga rumah Ibu Ati.
Terutama saat kami berada di rumah Ibu Ati, rumah dengan ukuran yang
lumayan sempit namun kehangatan didalamnya membuat rumah tersebut
terasa nyaman untuk berlama disana. Ibu Ati adalah orang pendatang yang
mencintai desa yang Ia tinggali sekarang, kami memperkenalkan diri kami
lebih dalam lagi yang sebelumnya kami bertemu pada saat acara resmi
pembukaan KKN 024 saja. Kami saling bertukar cerita, dari yang
menceritakan seputar warga Desa Cibatok Satu hingga ada dimana bagian
topik perbincangan yang saya tidak suka. Dimana Ibu Ati mulai
menceritakan kisah horror seputar RT 001, dimana dalam cerita beliau
yang menjadi fokusnya adalah rumah posko kami yang sudah puluhan
tahun tidak pernah ditempati lagi. Membuat kami mulai resah akan cerita
yang begitu mengerikan tersebut. Kami pun pulang kerumah posko
dengan keadaan yang takut, namun salah satu dari kami memberikan
dukungan semangat untuk tetap berfikiran positif dengan hal-hal seperti
yang dikatakan oleh Ibu Ati. Tentu saja sebelum kami pulang, kami
berbasa basi terlebih dahulu untuk mengajak Bu Ati main kerumah posko
KKN kami. Tampak ada keraguan di muka beliau karena takut akan
memasuki rumah posko KKN kami yang terkenal „angker‟. Namun, tak
disangka dihari berikutnya beliau datang untuk bertamu. Sebelum beliau
Ibu Hj.Yenny sempat bertamu kerumah kami, beliau merupakan tokoh
masyarakat yang menjabat sebagai ketua PNPM Mandiri Perdesaan
(Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan) desa
Cibatok Satu terutama fokus kepada RT 001 RW 001. Beliau sempat
berjasa kepada kami, kalau tidak ada beliau kami tidak akan bisa menyewa
rumah posko kami dengan harga yang terjangkau. Kami memanggil beliau

193
dengan sebutan Ibu cantik, walau usia nya yang sudah tidak muda lagi
namun pancaran kecantikan nya masih terlihat sangat jelas di wajahnya.
Beliau datang dengan tangan menggenggam tas plastik merah berisi
sejumlah tomat yang lumayan banyak untuk diberikan kepada kami. Fakta
yang menyenangkan, dimana mayoritas warga di desa Cibatok Satu ini
memiliki profesi pendagang. Dan setiap kali harga yang beredar di atsmofer
pasar sedang murah maka para pedagang dari Cibatok Satu memberikan
dengan cuma-cuma kepada para tetangga. Tidak pernah saya menemukan
hal seperti ini di dalam kehidupan saya di lingkungan rumah. Rasa peduli
yang sangat tinggi, tercermin di desa Cibatok Satu.
Dihari berikutnya, saya dan beberapa teman sekamar saya yang
berisi 7 orang berniat untuk berolahraga. Teringat pembicaraan kami
dengan Bu Hj. Yenny kemarin bahwa ada kebiasaan ibu-ibu warga Cibatok
Satu yaitu mengaji dan senam pagi di Puskesmas Cibungbulang. Karena
lokasi yang dekat dengan rumah posko, kami pun bergegas mengikuti
senam pagi tersebut. Sesampainya dilokasi, banyak wajah baru yang kami
belum ketemui dari yang kemarin kami temui di acara resmi pembukaan
KKN 24. Mengingat pesan dari PPM saat acara pelepasan KKN 2019,
bahwa kami KKN ini bukan untuk numpang tidur atau untuk liburan,
maka saya memberanikan diri untuk mengajak ngobrol beberapa ibu
samping kanan dan kiri saya sembari melakukan senam. Saya adalah orang
yang pemalu, dan tidak percaya diri untuk berinteraksi dengan orang baru.
Saya memperkenalkan diri mengatas namakan mahasiswa yang sedang
melaksanakan kegiatan KKN di desa ini, dan ternyata saya mendapat
tanggapan yang baik dikalangan ibu-ibu senam ini. Sembari
mempromosikan program utama kami yakni Hidroponik yang
membutuhkan dukungan penuh dan kerjasama dari warga Cibatok Satu
ini. Ada beberapa ibu dari orangtua murid sekolah dasar kemarin yang
menghampiri kami selama waktu istirahat berlangsung, mereka
menanyakan kapan program BimBel dimulai. Melihat antusias para ibu-ibu
tersebut saya merasa program kami di dukung oleh warga sekitar, saya
sempat berfikir sebelum datang ke desa ini, akankah sulit untuk membaur
ke masyarakat atau akankah sulit menjalani rangkaian program kerja kami
terutama saya takut kalau warga desa Cibatok Satu ini tidak mau ikut
berpartisipasi dalam melancarkan rangkaian program kerja kami. Dan
ketakutan tersebut hilang ketika kami sampai di desa ini yang baru
beberapa hari kami tiba di desa ini namun, sangat di terima dengan baik
dan hangat oleh warga dari desa Cibatok Satu.

194
Minggu pertama pun berlalu dan memasuki minggu kedua, kami pun
sudah menanti pekan ini. Karena semua program kerja kami akan mulai di
laksanakan pada minggu ini. Saya pribadi sangat menanti program Bimbel
sekolah dasar, melihat sedari kemarin tanggapan dari anak-anak warga
sekolah dasar serta orang tua murid sangat baik dan sangat antusias untuk
mengikuti program BimBel ini membuat saya tidak sabar menanti dan
merasakan bagaimana menjadi guru. Jadwal untuk Bimbel diadakan setiap
hari Senin dan Kamis, peserta Bimbel yang dapat mengikuti kelas kami
adalah dari tingkat 1 hingga kelas 5 SD. Dan saya kebagian mengajar di
tingkat 3 SD, dalam satu tim mengajar di bagi 4-5 orang pengajar. Kita
sudah menjadwalkan untuk mata pelajarannya, dan untuk yang pertama
kali kita mengajar pelajaran matematika. Sebenarnya program Bimbel ini
kami fokuskan untuk membantu mereka yang kesulitan dalam
mengerjakan pekerjaan rumahnya. Pada pagi hari kami semua sibuk
merencanakan teknik hingga soal yang akan kami ajarkan bersama masing-
masing tim. Sore pun tiba, dan sangat mengejutkan dimana peserta yang
datang jauh lebih banyak di bandingkan dengan perkiraan kami, makin
semangat kami melihat jumlah peserta BimBel yang datang. Hal ini menjadi
suatu pengalaman yang paling tak terlupakan oleh saya pribadi, ternyata
mengajar itu tidak sesulit dan membosankan yang saya selama ini kira.
Pada tingkat 3 SD terdapat satu anak yang memiliki kekurangan, tidak
sama seperti teman-teman yang lainnya. Sebelumnya, kami sudah
mengetahui dari beberapa warga yang membicarakan anak spesial satu ini.
Dalam hati saya merasa tertantang, saya merasa dapat mengajarkan anak
ini. Dia adalah Abi, sebagian orang bilang bahwa dia harusnya sudah
memasuki bangku SMP dan sebagian lagi ada yang bilang bahwa dia
sempat disekolahkan di SLB (Sekolah Luar Biasa) namun Abi tidak mau
meneruskan karena Ia merasa teman-teman di sekolahnya lebih parah dari
dia dan Ia ingin bersekolah selayaknya teman-teman mainnya dirumah.
Mendengar kisah tersebut menyentuh hati ini, selayaknya dengan yang
lain perlengkapan belajar Abi tidak kalah lengkap dari teman-temannya
yang lain. Melihat semangat belajarnya Abi memberikan semangat saya
untuk mengajarnya juga. Diantara teman-temannya yang lain Abi sangat
jauh tertinggal, Ia belum bisa membaca dan menulis. Lalu saya cari cara
bagaimana menyampaikan pelajaran yang kami ajar agar sampai ke
pemahaman Abi. Diantara teman-teman setim lainnya saya merasa tidak
ada yang benar-benar mau mendampingi Abi karena tau hal itu
membuatnya sia-sia. Namun, saya tidak patah semangat. Saya berhasil
menemukan cara dimana menyampaikannya butuh kesabaran yang ekstra
dan harus terus menerus diulang.

195
Senang rasanya, merasa diberi kesempatan lebih dalam hal ngajar
mengajar ini. Dan proses ngajar mengajar pertama kami pun berjalan
dengan baik. Tidak hanya program BimBel yang membuahkan cerita, di
minggu kedua ini kami menjalankan dua program kerja kami dan program
kerja kami yang lainnya adalah melaksanakan program hidroponik kami di
tahap I. Dilaksanakan pada hari Rabu, yang berlokasi di Mushola Al-
Ikhlas.
Fakta lain dari desa Cibatok Satu ini bahwa Masjid-Masjid di desa
ini kalah aktif dibandingkan Mushola yang tersebar di beda-beda RT.
Mushola Al-Ikhlas menjadi tempat bagi para warga melakukan banyak
aktifitas berasama, selain digunakan untuk melaksanakan aktivitas ibadah
juga untuk pengajian dikalangan pemuda dan ibu-ibu, juga untuk
melakukan aktifitas seperti pertemuan warga, pemuda, hingga dijadikan
lokasi perlombaan setiap acara penyambutan HUT RI. Bagi saya hal ini
sangat unik, melihat Mushola tersebut memiliki ukuran yang tidak besar
namun tidak mengurangi kehangatan antar warga menjalin silahturahmi
melewati aktivitas-aktivitas bersama. Dalam program hidroponik tahap I
ini kami melakukan penyuluhan mengenai pengenalan apa itu hidroponik,
melalui presentasi dari kami kepada warga desa Cibatok Satu yang
menghadiri penyuluhan hidroponik tahap I kami. Melihat antusias mereka,
membuat kami semakin semangat menjalani program kerja kami. Kami
sepakat bahwa pada hari Jum‟at adalah hari libur kami, dimana tidak
adanya program kerja yang dijadwalkan di hari itu.
Warga Cibatok Satu memiliki kegiatan kerja bakti di akhir pekan
yakni sabtu atau minggu, dan kami di undang warga untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti merka. Dari kantor desa
setempat memang sedang mengadakan perlombaan KRL (Kampung
Ramah Lingkungan) dan warga Cibatok Satu sedang merapihkan desanya
sedari beberapa pekan lalu, tidak hanya lomba kebersihan adapun kategori
mempercantik desa. Yang dimana desa Cibatok Satu menggambar serta
mewarnai sepanjang tembok perumahan warga. Kami pun ikut
berpartisipasi dalam kerja bakti tersebut, dan tak jarang malam hari pun
kami masih membantu untuk mewarnai tembok dengan cat. Adapun
kategori kerapihan serta kebersihan, dan kami turut membantu
membersihkan sampah-sampah dari lingkungan sekitar RT 001 RW 001
Cibatok Satu. Saat melakukan kerja bakti tersebut mayoritas dari kalangan
pemuda karang taruna yang turun melakukan aktivitas tersebut. Sudah
sangat terlihat bahwa warga desa Cibatok Satu ini sangat ambisius untuk
mengikuti kompetisi KRL tersebut, akan menjadi suatu kebanggaan untuk
196
memajukan desanya, hal ini sangat inspiratif dan sulit saya dapatkan di
lingkungan tempat tinggal saya.
Bulan pun sudah berganti, memasuki bulan Agustus dimana sudah
harus memikirkan mengenai perayaan HUT RI Ke-74 dan menyambut
PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) yakni Idul Adha. Walaupun kami
tidak mencantumkan dua perayaan tersebut sebagai salah satu program
kerja kami, namun kami berinisiatif untuk turun berpartisipasi menjadi
pengurus. Dalam hal ini kami bekerja sama dengan pemuda karang taruna
Cibatok Satu yakni Generasi Baru.
Lebaran Idul Adha jatuh pada hari Minggu tanggal 11 Agustus, di
mana ini adalah lebaran Idul Adha pertama saya tanpa bersama keluarga.
Setelah melakukan Sholat Ied, kami berkeliling kerumah warga untuk
bersilahturahmi. Aneh dan sedih rasanya tidak ketemu langsung dengan
keluarga, namun tertutup dengan suasana kekeluargaan setiap rumah yang
kami datangi. Terlebih saat kembali kerumah posko, saya mulai menyadari
bahwa teman-teman saya ini adalah keluarga inti saya selama sebulan
disini. Setelah istirahat sebentar, kami membantu para panitia kurban
untuk prosesi penyembelihan. Di siang hingga sore hari, kami berkeliling
untuk mendistribusikan daging kurban kerumah warga, tentunya baru
pertama kali saya melakukan ini.
Kami melakukan rapat perdana pada hari Minggu, tanggal 4
Agustus. Untuk membicarakan keberlangsungan perayaan HUT RI Ke-74.
„UIN x GB‟ kami menyebutnya begitu, sementara „x‟ ditengah
menandakan adanya terikatan kerja sama antara kami mahasiswa UIN
dengan pemuda karang taruna desa Cibatok Satu. Selama hampir dua
minggu kami mematangkan konsep perayaan HUT RI tersebut, saya
terletak di divisi Pubdekdok (Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi) di
mana saya bertanggung jawab akan dekorasi dalam perayaan nanti.
Merasakan bekerja bersama pemuda Cibatok Satu, suatu hal yang beda.
Beda karena memang mereka terkenal ramah sekali, beda dengan
kepanitiaan yang saya rasakan ketika di kampus maupun di luar kampus.
Saya disini merasa seperti sudah berteman lama dengan mereka, sangat
ramah dan tidak kalah inovatif karena terutama ketua dari kepanitiaan
perayaan HUT RI ini adalah pemuda karang taruna GB, Ia bernama Luluth
atau biasa kami panggil dengan sebutan Kang Luth. Kang Luth merupakan
mahasiswa seperti kami juga, alangkah senangnya kami dapat bekerja
sama dengan pemikiran yang sejalan. Hari pelaksanaan perayaan HUT RI
Ke-74 pun tiba, banyak kegembiraan yang menyelimuti langit Cibatok
Satu. Perlombaan diadakan dua hari berturut-turut, terpuaskan oleh
197
banyaknya peserta yang ikut dan sangat meriah ditambah kegembiraan
selama dua hari merayakan HUT RI Ke-74. Perayaan tersebut ditutup
dimalam hari pada tanggal 18 Agustus, serta diumumkannya pemenang
dari tiap perlombaan yang ada. Ibu-Ibu warga desa Cibatok Satu meminta
kepada panitia untuk diadakannya karoke bersama. Malam itu semakin
meriah dengan lantunan lagu dangdut serta goyangan para warga dan kami
teman-teman KKN 024 serta pemuda karang taruna GB. Malam yang tidak
akan saya lupakan, kegembiraan melupakan kita akan betapa lelahnya dua
hari belakangan ini.

Selanjutnya kami menjalankan program lainnya yaitu mengadakan


seminar MOK (Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan) yang diadakan
di SMAN 1 Cibungbulang. Dan yang paling menyenangkan bagi saya
adalah pembangunan Green House kami yang kami beri nama Rumah
Hidroponik SAHWAHITA. SAHWAHITA adalah nama kelompok kami,
yang berasal Bahasa Sansekerta dengan arti "Bermanfaat Bagi Sesama."
Selama kurang lebih membutuhkan waktu dua minggu untuk membangun
sampai jadi Rumah Hidroponik kita itu. Rumah itu akan kami
sumbangkan untuk warga Cibatok Satu, dengan ini apa yang sudah kami
sosialisasikan serta praktikkan bersama mengenai penanaman tanaman
dengan metode hidroponik dengan warga akan di tempatkan di dalam
rumah tersebut. Butuh perjuangan serta waktu yang tidak cepat dalam
menjalankan pembangunan ini, terutama hidroponik adalah program
utama kami.
Dua minggu terakhir KKN baru terasa nyaman yang tidak mau
ditinggalkan. Desa ini, para warga, adik-adik kami disini, bahkan seluruh
teman-teman kelompok KKN 024. Bagi saya, KKN adalah hal yang selama
ini saya butuhkan bukan yang saya mau atau yang saya impikan. Banyak
pelajaran baru yang dapat saya ambil dari sini, terutama kehangatan warga
saling memperdulikan satu sama lain. Padahal mereka hanya bertetangga
bukan juga saudara seibu. Selama ini saya memikirkan bahwa KKN hanya
menghalangi waktu saya untuk cepat lulus, dengan jurusan saya yakni
Hubungan Internasional saya merasa tidak ada kaitannya sedikitpun. Dan
saya sadar, KKN berbeda dengan mata kuliah yang saya tempuh di kelas.
Ini prihal diri kita untuk bersosialisasi kepada masyarakat.

198
Dari Sedingin Asing Sampai Sehangat Keluarga
Setelah masa pendaftaran KKN berlalu, munculnya pengumuman
pembagian kelompok KKN. Nama saya terletak di kelompok 24, dimana
dari 19 anggota hanya saya sendiri yang dari FISIP dan saya sama sekali
tidak mengenal satupun nama yang tertera di dalam kelompok 24 tersebut.
Lumayan kecewa akan tidak ada satu orang pun yang saya kenal, setelah
mengetahui bahwa terutama di FISIP yang dimana jumlah kami tidak
sebanyak fakultas lain, maka rata-rata hanya sendiri di kelompoknya. Yang
saya takutkan adalah apakah saya akan bisa nyambung dengan mereka dan
nyaman satu sama lainnya. Karena waktu satu bulan bagi saya tidak
sebentar. Keesokan harinya, group KKN 24 di Whatsapp terbentuk dan
langsung merencanakan pertemuan perdana kami dan sedikit
membicarakan mengenai pengumpulan beberapa berkas persyaratan
sebelum melaksanakan KKN.
Beberapa hari berikutnya tersebar di group mengenai pembekalan
KKN yang diwajibkan untuk seluruh peserta KKN tahun 2019. Dan kami
sepakat untuk mengagendakan pertemuan perdana kami setelah acara
pembekalan KKN berlangsung. Pada akhirnya kami pun berkumpul di
bawah Auditorium Harun Nasution, saya datang terlambat. Saya datang
dan memperkenalkan diri. Tidak sempat ku menatap satu persatu teman
sekelompok saya, karena saya memiliki sifat pemalu dan tidak percaya diri.
Di pertemuan pertama kami, tidak banyak basa basi kami langsung
menentukan kepengurusan kelompok. Saya menetapkan diri saya di divisi
acara, karena beberapa kali dalam kepengurusan acara saya memiliki
beberapa pengalaman dalam divisi tersebut. Pertemuan berikutnya, kami
mulai merancang program kerja kami. Beragam ide muncul dalam forum
rapat kami. Beberapa kali pertemuan dengan berbagai macam program
kerja. Kami memutuskan untuk berkonsultasi kepada DPL (Dosen
Pembimbing Lapangan) kami, ada sedikit kendala pada saat itu yang
membuat DPL kami harus digantikan dengan Pak Syarif. Beliau adalah
salah satu anggota dari PPM (Pusat Pengabdian kepada Masyarakat)
kampus. Setelah berkonsultasi kepada beliau, kami dikecewakan atas
langkah yang kami ambil adalah salah, di sarankan bahwa untuk
menciptakan sebuah program harus dengan melihat apa yang ada di desa
yang akan kami bangun. Ya, kami harus melakukan survey terlebih dahulu,
melihat situasi dan kondisi desa dan dari informasi tersebut kami bisa
mengambil keputusan program kerja kami. Survei berlangsung lebih dari
tiga kali, kami menemukan bahwa desa Cibatok Satu ini minim lahan.
Kami sepakat untuk membuat program kerja bernama Hidroponik. Saya
199
pribadi, datang dengan keadaan yang tidak begitu semangat untuk
membangun desa ini jadi di awal saya hanya mengikuti saja apa keputusan
forum. Namun, setelah beberapa kali rapat dan survey saya melihat bahwa
teman-teman KKN saya ini sangat bersemangat. Membuat saya terpicu
walau hanya sedikit. Saya belum begitu merasa cocok dengan mereka
walau sudah berkali kali bertemu.
Setelah merasakan hidup bersama satu atap dengan 18 anggota KKN
lainnya, banyak warna yang muncul ditengah-tengah kehidupan kami
selama kurang lebih satu bulan. Bahkan pada malam pertama kami
menginjakkan rumah posko KKN kami sudah berjalan tidak baik. Konflik
pertama pun muncul, hanya karena masalah sepele. Lumayan membekas di
hati ini. Sontak kami langsung terpecah, drama perempuan. Karena
mayoritas anggota kami adalah perempuan dan karena adanya kesalah
pahaman dari awal membuat kami terbelah menjadi dua kubu.
Minggu pertama hampir berakhir, saya izin untuk pulang karena
menghadiri Walimahtus Saffar anggota keluarga saya dan ada beberapa
teman yang juga izin pulang. Namun, kepulangan saya dan beberapa teman
dipermasalahkan oleh DPL kami. Dan hal ini menjadi titik puncak
permasalahan mengenai kesalah pahaman yang terjadi di kami. Saya pun
kembali ke rumah posko KKN setelah menghadiri acara Walimahtus Saffar
anggota keluarga saya, sesampainya dirumah posko sedang
berlangsungnya rapat evaluasi dan briefing untuk program yang kita
laksanakan mulai minggu berikutnya. Setelah selesainya rapat tersebut,
kami sepakat untuk mengadakan evaluasi anggota dan konflik dari hati ke
hati. Suasana berubah menjadi panas dan berujung tangisan. Kami saling
mengeluarkan semua keluh kesah terhadap sesama dan mencari solusi
terbaiknya, dan diakhir kami pun bermaaf-maafan dan berjanji untuk lebih
baik lagi. Dan evaluasi diri selesai pada pukul setengah dua dini hari,
merupakan malam yang panjang namun sangat melegakan. Saya menjadi
optimis akan menjalankan KKN dengan tenang tanpa berat hati.
Kami menyadari bahwa kami dihadapi dengan 19 kepala dengan satu
tujuan yang harus kami selesaikan selama satu bulan kedepan. Jika kami
tidak dapat bekerja sama dengan baik, akan diyakinkan satu bulan
kedepan tidak akan terasa nyaman dan lancar. Bertemu dengan perbedaan
karakter dan sifat yang mau tidak mau harus saling menerima. Namun,
menerima tanpa adanya kompromi tidak akan berjalan seperti yang kita
harapkan. Kompromi harus diimbangi dengan kesadaran diri akan
keburukan yang diri kita bawa bahkan sejak lahir, bahwa tidak semua
200
orang dapat menerima dengan mentah sifat yang kita punya. Alangkah
baik jika sama-sama belajar menahan diri, berbuat baik akan menyenagkan
orang lain adalah pekerjaan yang tidak sulit. Dengan saling bekerja sama
membangun kompromi bahkan sampai di hari terakhir kami menjalankan
KKN, kami kembali kerumah masing-masing dengan tangisan haru tidak
siap untuk berpisah kembali.
Riuh Rendah Suasana Desa Cibatok Satu
Kami sangat bersyukur ditempatkan di desa Cibatok Satu ini,
dengan diberi kemewahan atas rumah posko yang begitu besar pun murah.
Tidak seperti ketakutan ketakutan saya sebelumnya, cerita senior yang
menghantui diri saya. Dimana krisis air hingga tidak adanya jaringan
koneksi internet. Ternyata, kami mendapatkan wilayah yang kaya akan air
dan kaya akan jaringan koneksi internet. Beberapa teman beda kelompok
KKN saya mengeluh betapa tersiksanya mereka yang harus numpang
mandi di pombensin dan susah nya jaringan koneksi internet. Bersyukur
akan sebuah kenikmatan yang lebih selama menjalani KKN ini.
Menceritakan tentang kelebihan desa ini, saya mendapatkan banyak
pelajaran yang dapat saya petik setiap harinya. Dari yang pentingnya
menjalin hubungan baik antar tetangga, hingga kekompakan yang terjalin
diantara masyarakat Desa Cibatok Satu. Pengalaman yang saya tidak akan
perna lupakan adalah dengan beberapa ibu-ibu warga Cibatok Satu, yakni
Ibu Iin dan Ibu Hj. Yenny, mereka seperti ibu dan nenek selama KKN. Dan
juga pengalaman bersama pemuda karang taruna GB, yang membuat saya
terharu ketika pemuda GB memberi tau kami bahwa “tidak usah malu
untuk membaur layaknya ibu, bapak, kakek, nenek, saudara jangan malu
untuk menyapa kami”. Sebuah kehangatan yang sangat luar biasa yang
pernah saya rasakan dengan orang yang sama sekali saya tidak mengenal
sebelumnya. Sampai pada saat acara penutupan KKN kami, tak berhenti
saya menangis dipelukan Ibu Iin dan Ibu Hj. Yenny karena saya sangat
berterimakasih atas kebaikan, kehangatan, bimbingan yang kami dan saya
pribadi sangat rasakan dari mereka. Tidak terasa waktu satu bulan
ternyata begitu singkat, kami baru merasa dekat akan 2 minggu terakhir
sebelum berakhirnya KKN kami. Sedih dan haru mencampur aduk di
rongga dada, belum siap berpisah namun waktu sudah mengharuskan
kami untuk pulang. Walaupun, wilayah Cibatok Satu tidak begitu luas.
Kekompakan yang mereka tanam tidak pernah akan bisa ku lupakan dan
akan menjadi pelajaran yang penting bagi hidup saya kedepannya.

201
Kesan dan Manfaat Bukan Hanya Kenangan dan Cerita
Melalui KKN ini tentunya memberikan saya pengalaman baru dan
juga mengubah cara pandang saya tentang bagaimana bermasyarakat.
Dengan berbagai pengalaman singkat yang saya saksikan dan saya alami
selama bersosialisasi dengan masyarakat desa Cibatok Satu saya coba
mengerti dan menyelami seandainya saya adalah pemuda dan menjadi
bagian dari desa ini. program pengembangan desa yang kami gagas melalui
penanaman hidroponik dan juga dengan pembuatan green house, membantu
anak-anak desa untuk mengaji dan juga belajar pelajaran di sekolah
tentunya ini juga menjadi perhatian kami sebagai pemuda yang juga
menggerakkan desa.
Apa yang kami gagas melalui program penanaman hidroponik
tentunya ini kami harapkan berbekas di masyarakat Desa Cibatok Satu,
masyarakat juga melihat dari potensi ekonomis dan potensi lainnya
sehingga apa yang kami tinggalkan tidak kemudian terbengkalai begitu
saja karena masyarakat tidak melanjutkan ebtah karena tidak tertarik atau
memang kurangnya pengetahuan tentang bagaimana tentang menanamn
hidroponik dan pemanfataan green house.
Selanjutnya adalah bagaimana mendorong dari bidang Pendidikan
baik segi formal dan nonformal. Melihat potensi dengam banyaknya anak-
anak usia sekolah, tentunya ini juga menjadi peluang mengabdi dan
membantu masyarakat. Mengajar anak-anak mengaji dan juga pelajaran
sekolah tidak hanya sekedar menyampaikan materi yang sesuai atau
mengulang kembali pelajaran di sekolah yang sudah mereka lewati. Tetapi
dengan memberikan bimbel gratis atau dengan membantu anak-anak ini
mengaji juga diharapkan menjadi media penyampai pesan yang jitu, untuk
membantu orang tua dalam memantau dan juga mengontrol anak-anak
terutama usia sekolah dalam perkembangan dan pergaulan mereka.
Mengingat hari ini masalah yang dihadapi adalah penggunaan gadget yang
berlibihan dan juga oembiaran oleh orang tua si anak tersebut, apabila
tidak diperhatikan dan disikapi tentunya akan memberikan dampak yang
buruk bagi pribadi si anak dan juga kehidupan sosial anak nantinya.
Sedangkan kesibukan orang tua juga yang tidak sempat memantau sia
anak dengan gadget. Saya melihat kenyataan bahwa ada seorang anak yang
memang memiliki kebutuhan khusus tetapi seperti dapaksakan masuk saja
ke sekolah biasa, sedangkan di sekolah biasa belum tentu anak lainnya
mampu menerima bahkan anak itu sendiri apa mampu berdapatasi
terhadap lingkungannya.
202
Maka kedepan saya berharap dengan apa yang kami tinggalkan
selama KKN dan juga interaksi kami bersama dengan warga Cibatok Satu
dapat memberikan kesan dan juga pengalaman yang tertinggal yang kami
harapkan tentunya bermanfaat bagi warga cibatok satu. Meninggalkan
kesan yang bermanfaat bagi warga dan juga menyisakan kenangan yang
berarti sebagai keluarga.

203
M
SENDU SENANG DALAM BALUTAN RINDU
Oleh: Muhammad Irsyad Rachman

Pengabdian Masyarakat Ala Mahasiswa


Kuliah Kerja Nyata atau kerap disebut-sebut oleh mahasiswa yaitu
KKN, merupakan suatu kegiatan di mana mahasiswa harus terjun ke
lingkungan masyarakat dalam bentuk pengabdian terhadap masyarakat,
KKN sendiri juga merupakan salah satu dharma dari TriDharma Perguruan
Tinggi yaitu dharma pengabdian kepada masyarakat. Suatu kewajiban
bagi mahasiswa semester enam untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Karena program KKN ini merupakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dan bagian integral dari
berdimensi akademik (artinya masuk dalam hitungan SKS). Beribu-ribu
mahasiswa mendaftarkan diri untuk berpatisipasi dalam kegiatan KKN
yang diadakan oleh universitas.

Sebagai mahasiswa fakultas Adab dan Humaniora, saya juga


termasuk mahasiswa yang wajib mengikuti kegiatan tersebut. Suatu
kebahagiaan tersendiri untuk saya, dapat mengikuti kegiatan ini. karena
saya ingin sekali berkecimpung atau berperan aktif dalam kegiatan suatu
masyarakat. Menjadi pelajaran bagi saya di rumah yang tidak terlalu aktif
atau mungkin sama sekali tidak berbaur dengan masyarakat, karena
beberapa hal yang mungkin hal itu bisa terjadi. Dalam kegiatan ini saya
memiliki kesempatan untuk merubah paradigma tersebut. Sebelumnya
saya sering diceritakan oleh kakak-kakak tingkat yang sudah merasakan
kegiatan KKN. Mereka mendeskripsikan bahwasanya kegiatan tersebut
sangatlah asik akan tetapi harus memiliki persiapan yang matang karena
dalam KKN ini kita bukan menghadapi teman sejawat saja akan tetapi
objek dari KKN ini lebih terarah untuk masyarakat. Kita harus memiliki
pengalaman-pengalaman yang sudah didapat dalam sekolah maupun
kampus, karena didalam kegiatan ini lah semua cabang ilmu dikerahkan,
baik dari segi ilmu keagaman maupun ilmu umum lainnya. Dengan
kesiapan dan pengalaman yang saya miliki. Saya mendaftarkan diri di AIS

204
(Academic Information System) UIN Jakarta. Tak sabar rasanya saya
menunggu hasil pengelompokan KKN ini keluar, sebulan setelah
pendaftaran. Tibalah hari dimana nama-nama mahasiswa yang sudah di
kelompokan itu keluar, berjumlah 200 kelompok. Nama saya terdaftar
dalam kelompok 24 dengan lokasi di Desa Cibatok Satu, kecamatan
Cibungbulang. Di sinilah perjalanan KKN saya dimulai.

Setelah beberapa hari daftar kelompok itu keluar, saya dimasukan


dalam grup yang bernama “Kelompok 24 KKN” oleh salah satu anggota
kelompok KKN 24, ternyata sudah banyak yang masuk grup tersebut.
Kami pun mulai berkenalan satu sama lain dan menentukan pertemuan
perdana. Di pertemuan pertama ini tidak banyak yang dibicarakan, hanya
seputar perkenalan saja di karenakan belum lengkap dalam pertemuan
perdana ini, kami sepakat untuk menentukan program kerja dan struktur
kepanitiaan dalam kelompok akan dirembukan di pertemuan selanjutnya.
Sesuai hasil rapat sebelumnya, kita rapat setiap minggunya di hari Jum‟at
sore. Rapat kedua pun terlewati dan membahas struktur maupun program.
dalam rapat ini kita membawakan hasil yang cukup memuaskan, karena
struktur kepanitiaan sudah terbentuk rapih dan saya memilih untuk
menjadi divisi dekdok, karena sudah menjadi darah daging saya divisi ini
saya pilih, sudah biasa mengikuti kegiatan-kegiatan di kampus
ditempatkan posisi divisi ini. Dan bahasan rapat lainnya yaitu tentang
program-program akan tetapi hal ini sangat disayangkan belum ada hasil
yang rembuk.
Rapat demi rapat sudah terlewati akhirnya kita memiliki hasil untuk
program-program yang akan dilakukan di desa Cibatok Satu ini.
Sebelumnya kami juga sudah melakukan survei ke desa Cibatok Satu ini.
Ternyata desa tersebut tidaklah sesuai ekspetasi yang kita bayangkan,
menurut saya di sana merupakan desa yang sudah cukup berkembang
desanya dari segi ekonomi maupun segi geografi. Lalu kami menanyakan
terlebih dahulu apa yang sekiranya bisa dibantu oleh kelompok KKN kita
ini, dan ternyata di desa ini sedang mengikuti kegiatan kawasan ramah
lingkungan. Yang mana desa ini salah satu desa yang dipercaya oleh
kecamatan Cibungbulang untuk mengikuti program KRL (Kampung
Ramah Lingkungan) ini. Mereka meminta kami untuk membantu
membuat hidroponik. Karena untuk menyelaraskan dengan program desa

205
yang ada. Dan kami putuskan bahwa kami memfokuskan program
hidroponik untuk di desa Cibatok Satu, adapun program lainnya yaitu
melakukan bimbingan belajar di posko yang dihadiri oleh siswa dan siswi
SD setempat dan program terakhir yaitu melakukan seminar manajemen
organisasi dan kepemimpinan untuk siswa dan siswi tingkat SMA.
Bertepatan pada tanggal 22 juli 2019 Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2016 melakukan kegiatan Kuliah Umum
dalam Rangka Lepas Peserta KKN Tahun 2019. Ya, hari ini seluruh peserta
KKN dilepas untuk melakukan kegiatan di tiap-tiap desa. Kelompok kami
sepakat untuk berangkat di hari itu juga setelah pelepasan. Tepatnya
pukul 18.30 WIB kami berangkat ke desa Cibatok Satu. Semua barang di
masukan dalam Kopaja. Suatu momen di mana saya merasakan kebahagian
ketika pertama kalinya saya akan berangkat melakukan pengabdian untuk
masyarakat selama satu bulan. Gembira nan riang yang saya rasakan ketika
mengendari sepeda motor bersama teman-teman yang membawa motor.
Beberapa ada yang diantar oleh orang tua mereka, dan beberapa ada yang
menaiki Kopaja yang berisikan barang-barang kelompok. Tibalah
gerombolan motor dan Kopaja di desa Cibatok Satu sekitar pukul 21.00
WIB, sangat disayangkan tidak ada yang sambut kedatangan kami oleh
warga. Tapi saya berspekulasi bahwasanya warga memang sudah istirahat.
Karna memang sudah malam juga jadi mereka tidak sempat untuk
menyambut kami datang. Tapi tak jadi masalah mungkin besok ada yang
datang untuk sekedar menyapa kami di sini.

Cukup membuat saya heran melihat rumah yang akan saya tempati,
karena rumahnya sangat besar, memiliki banyak pintu dan kamar, dan
berlantaikan 2 tingkat. “keknya bakal betah nih kalo rumahnya kaya gini.” Ya, itu
kalimat yang saya lontarkan dalam benak pikiran kecil ini. Saya baru lihat
langsung rumahnya, karena saya tidak ikut ketika survei tempat tinggal
terakhir. Setelah kami sampai di rumah tinggal. Semua anggota membantu
menurunkan barang dari Kopaja. Saling bahu membahu kawan-kawan
semua dan para orang tua yang memang sudah tiba duluan di rumah. Lelah
rasanya menyetir motor dari Ciputat sampai Cibatok Satu. Tapi tak apa,
lelahku terbayarkan karena melihat rumah mewah yang bisa membuat
saya sangat betah nantinya. Rebahan sepertinya obat yang paling manjur
untuk saat itu. Tapi tidak untuk saat itu juga saya bisa rebahan. “yuk ade
206
ade kita ngajiin dulu yuk biar enak tinggalnya selama sebulan kedepan” suara lembut
dari salah satu ibu anggota kelompok yang agak mengganggu sedikit bagi
saya, tapi ya apa boleh buat saya lekas mengambil air wudhu dan
membuka quran digital lalu membaca surat yasin bersama-sama, dan
diakhiri membaca doa.

Setelah selesai mengaji sebentar, orang tua yang mengantarkan


anak-anaknya ke posko satu per satu pamit pulang, ada yang berkaca-kaca
matanya dan ada yang sok tegar ditinggalkan orang tuanya. Mungkin
mereka belum terbiasa ditinggal orang tuanya selama sebulan. Setelah
mereka pulang saya rasa tidak ada lagi kegiatan selain beres-beres barang
pribadi. Ternyata, masih ada briefing. seriously? makin lama rasanya cita-cita
saya saat itu untuk tercapai. Tak lama-lama saya langsung duduk tegap di
ujung ruangan depan untuk memulai briefing agar cepat selesai. Pukul
23.00 WIB kurang lebih saya baru bisa rebahan dan melakukan sebenar-
benarnya istirahat.

Sebelum terlelap saya membayangkan dan berfikir tentang KKN


ini. Saya niatkan untuk tidak pulang ketika kegiatan itu berlangsung.
Untuk merasakan betapa indahnya dan serunya hidup di suasana
masyarakat yang berbeda dari suasana di rumah. Ya walaupun memang
kelompok sepakat untuk mengadakan ijin untuk pulang paling banyak
tiga kali, sama halnya dalam kegiatan perkuliahan di kampus yang mana
batas absen hanya tiga kali. Tapi saya lebih memilih menetap di desa ini
selama 30 hari.

Awal Hari Yang Sangat Sejuk


Suara bising alarm pun berbunyi, alarm salah satu rekan saya yang
bernama imam ponco berdering sangat tajam. Sehingga membuat saya
terbangun dan bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudu
untuk sholat berjamaah Subuh di ruangan tengah. Sejuk sekali rasanya
bangun pagi di rumah ini. memang sangat luas rumahnya, setelah sholat
berjama‟ah bersama. Kami sepakat untuk tadarus bersama setiap harinya
setelah sholat shubuh dan setelah sholat maghrib.

Pagi pertama yang saya rasakan dengan tenang dan nyaman, saya
coba keliling-keliling rumah ini dari lantai pertama yang memiliki 4 kamar

207
dan 1 dapur sampai lantai dua yang memiliki tiga kamar dan balkon yang
sangat luas, kesan pertama saya ketika melihat balkon adalah tenang,
sepertinya tempat ini yang bakal saya sering singgahi. Kegiatan hari
pertama adalah silaturahmi ke warga-warga dan ke kantor desa setempat,
dan begitu seterusnya hingga hari esoknya kita melakukan sosialisasi ke
sekolah MI Nurul Amin dan SD Negeri Cibatok Enam, karena waktu yang
terbatas dan kami pun harus mensosialisasikan bahwasanya akan ada
pembukaan kegiatan KKN di mushola al-iklas pada tanggal 24 Juli hari
rabu. Kami bagi menjadi beberapa bagian, ada yang sosialisasi ke sekolah,
ada yang ke kantor desa, ada juga yang menyebar surat undangan ketiap rt
dan rw yang ada di desa Cibatok Satu. Saya memiliki bagian untuk
menyebar surat ketiap tiap rt dan rw desa Cibatok Satu. Bahagia rasanya
saya memiliki kesempatan pertama kalinya untuk melihat-lihat suasana
desa Cibatok satu ini.
Setelah surat undangan tersebar, saya dan kawan-kawan menyusul
ke SD yang sedang di jumpai oleh kawan-kawan lainnya. Saya menemani
ketua untuk menemui kepala sekolah SD Negeri Cibatok Enam. Ramahnya
bukan main, kami disambut hangat oleh staf-staf guru maupun kepala
sekolah di sana. Panjang lebar ketua kami berbicara akhirnya kami di
ijinkan oleh kepala sekolah di sana untuk sosialisasikan program
bimbingan belajar kami di posko. Akan tetapi kepala sekolah sangat
menyayangkan program kita mengapa tidak dilaksanakan di sekolah. "Ade-
ade kenapa gak ngajar di sekolah aja? Biar kalian coba merasakannya betapa susahnya
menjadi guru SD" .Begitu kira-kira ucapan bapak yang saya ingat. Kami pun
mengutarakan pendapat kami mengapa tidak mengajar di sekolah, "Maaf
pak sebelumnya memang kita memiliki niatan untuk mengajar di sekolah, cuma menurut
pihak kampus, sebenarnya kita hanya selaku membantu dan menambahkan jam
belajarnya saja bukan mengganti jam guru yang biasa dipakai di sekolah". Ujar ketua
kelompok saya dan kawan-kawan yang ikut juga membenarkan hal
tersebut. Kepala sekolah pun memaklumi nya jika memang begitu
keputusannya.
Kegiatan hari itu pun selesai, kami semua pulang ke posko yang agak
jauh dari SD tersebut. Saya memilih berjalan kaki menuju posko dan yang
lain menaiki angkot yang lewat. Lagi-lagi saya ingin merasakan langkah
demi langkah di desa ini untuk lebih mengenal tempat-tempat yang ada di
208
desa ini. Sesampainya di posko, saya beristirahat sejenak dan melakukan
persiapan untuk kegiatan hari esoknya yaitu pembukaan kegiatan KKN di
musholla al-iklas.
Pembukaan kegiatan KKN pun berjalan dengan semestinya, warga-
warga pun sangat menyambut hangat dengan kedatangan kami, dan
sangat antusias dengan program-program yang ketua dan rekan-rekan
jelaskan di depan aula yang terdapat satu atap dengan Musholla Al-iklas,
dan kami pun kedatangan Perwakilan Dosen Pembimbing yaitu Pak Adeb,
dikarenakan Dosen Pembimbing aslinya berhalangan hadir karena sedang
sakit. Pada kesempatan ini kami juga memperkenalkan diri kepada warga-
warga yang hadir, dan mereka pun memperkenalkan satu persatu tokoh
masyarakat dan pejabat-pejabat desa yang ada. Ada satu tokoh masyarakat
yang saya sangat kagum. Yaitu Bu Hj. Yenny, ya beliau selaku tokoh
masyarkat di desa Cibatok Satu RT 001/RW 001 yang sudah berusia
terbilang melewati dari angka 60, tetapi jasmaninya sangatlah masih terasa
muda dan kuat. Selain Rt yang mengurus masalah dan keperluan
masyarakat beliaulah yang membantunya. Dengan cukup gertakan kepada
pemuda setempat. Beliau bisa menjadikan suatu hal sulit menjadi sangat
mudah. Tergambarkan ketika beliau berbicara di depan ketika perkenalan.
Acara pembukaan pun selesai, kami pun lekas balik ke posko. Satu
hal yang saya ingat betul-betul dari ucapan arahan yang di utarakan oleh
Pak Adeb kepada masyarakat yaitu "Tolong tegur mereka jika mereka berbuat
salah, saya perwakilan Dosen Pembimbing di UIN Syarif Hidayatullah menitipkan
adik-adik saya di desa ini. Dan untuk kalian mahasiswa, kalian membawa nama
almamater kampus UIN, yang mana kampus ini berbasis Islam Universitas Islam
Negeri. Jadi jangan sungkan-sungkan bapak dan ibu untuk menegur mereka jika mereka
melakukan hal yang tidak sesuai dengan syariat islam". Kurang lebih demikian
Bapak Adeb menegaskan.
Sportif Dengan Program Yang Ada
Hari demi hari telah terlewatkan, masuk minggu ke-2 saya lebih ingin
sibuk di desa ini, kebetulan memang ada kegiatan tiap malamnya yaitu
mural tembok-tembok di RT 001/ RW 001. Saya dan rekan-rekan cowok
lainnya ikut andil dalam kegiatan ini, jujur untuk pertama kalinya saya
melakukan mural ini. Sehingga saya dan kawan-kawan kebingungan ingin
melukis apa. Ada salah satu warga menceletuk "Udeh gambar aja dulu, bagus

209
ga bagus belakangan, hehe" Om Oce kerap di panggil oleh warga di sana, beliau
memang begitu orangnya, ada darah keturunan betawi, jadi wajar kalau dia
sering ceplas-ceplos karena baru dua bulan Om Oce tinggal di sini bersama
ibunya, sebelumnya om oce tinggal di Jakarta.
Setelah lama kami berfikir akhirnya kami menemukan gambar yang
sekiranya bisa kami gambar di tembok. Kemudian teman saya Ponco mulai
menggambar dengan pelan dan hati-hati. Setelah tergambar saya yang
mewarnainya. Tetapi tidak sampai selesai, karena waktu sudah
menunjukan larut malam, akhirnya kami pulang ke posko dan pamitan ke
warga yang memang sebentar lagi selesai. Keeseokan harinya saya
bingung, tiba-tiba hasil mural yang semalam sudah diwarnai. Ternyata
dilanjutkan oleh warga semalam, dan kejadian itu tidak terjadi hanya
sekali, tetapi beberapa kali sehingga membuat kami dan pemuda setempat
merasa ada rasa canggung, sampai-sampai kami sekelompok sepakat,
bahwa kami harus membuat rapat gabungan antara pemuda setempat dan
kelompok KKN untuk merundingkan masalah kegiatan dan program-
program yang ada di desa maupun di kelompok kami sendiri. Kebetulan
sekitar 3 minggu lagi bertepatan Hari Ulang Tahun Indonesia, yang mana
desa ini biasa merayakannya dengan mengadakan beberapa perlombaan.
Sekalian saja kami bahas sekilas tentang HUT RI di dalam forum ini.
Rapat akbar pun dimulai setelah sholat isya, Pak Adeb pun datang
untuk monitor kami di posko, kebetulan pada malam itu juga mati listrik
yang berkepanjangan lamanya, sudah mati dari siang sampai larut pukul
02.00 WIB pagi kira-kira. Akan tetapi rapat akbar tetap terlaksana.
Menimbang hari demi hari semakin sempit untuk kegiatan-kegiatan
lainnya. Kami pun memaksakan walau dengan suasana gelap-gelapan.
Acara pun berlangsung, dikarenakan saat itu ketua kelompok kami sedang
pulang dan kawan-kawan menunjuk saya untuk memimpin rapat. Dengan
berat hati saya membuka rapat akbar ini. Karena tidak ada persiapan sama
sekali saya pun bingung mulai dari mana, akhirnya ketua RT 001 pun
memulainya. Beberapa hal yang dibahas dalam forum ini, pemuda GB 17
lebih mengarahkan kepada persiapan kegiatan HUT RI 17 Agustusan, dan
kami pun mengikuti alur rapatnya. Setelah panjang lebar berbicara,
akhirnya selesai juga rapat akbar yang cukup lama dirembukan. Akhirnya
kami merasa tidak ada canggung lagi waktu malam itu, setelah rapat akbar

210
Pak Adeb mengajak kami untuk rapat internal di posko. Pak Adeb pun
berpesan "kalian harus sportif dengan desa ini, kalau memang program kalian ingin
berjalan dengan baik, kalian juga harus ikut andil dalam program mereka"
Satu kata yang benar-benar saya ingat adalah "sportif.

Konflik Yang Mendewasakan Kami


Hal yang paling saya banggakan di kelompok KKN ini adalah ketika
memiliki masalah dalam pelaksanaan program disikapi dengan profesional.
Menurut saya ini yang berbekas pasca KKN ini. Ketika yang lain
kebingungan menyikapi suatu hal yang tidak sesuai rencana, pasti ada
yang mengingatkan dan memberi saran yang membuat diri lebih baik dan
tidak terbawa suasana. Seperti halnya ketika kegiatan penyuluhan
hidroponik di aula Musholla Al-ikhlas, kita sudah memberitahu kepada
warga Cibatok satu untuk berkumpul di aula mushola setiap hari Senin,
Rabu dan Sabtu. Akan tetapi ada hari senin yang mana masyarakat tidak
datang, ternyata tidak adanya komunikasi lanjutan terkait hari Senin ada
penyuluhan lanjutan, dan aula mushola pun sepi. Akhirnya saya dan
teman-teman mencari solusi, jalan lainnya kita yang mendatangi rumah-
rumah masyarakat yang ada.
Sangat disayangkan kami kelompok KKN kurang baik di mata
pemuda GB 17 d sana, karena mereka selalu membanding-bandingkan
dengan kelompok KKN tahun 2017, membandingkan kalau mereka sangat
akrab dengan warga, dan lebih banyak menyumbangkan harta di acara 17
Agustus. Intinya kurang berkesan kami di pandangan mereka. Disisi lain
saya juga memang merasakannya, setelah saya berbagi keluh kesah dengan
kawan kelompok saya, yang bernama encep. Ternyata memang begitu
adanya di kelompok kita, kelompok ini benar-benar dekat dengan warga
hanya saat program berjalan saja, selesai program selesai tidak. Ada lagi
kumpul atau ngariung walau sebentar saja. akhirnya kita bedua sepakat
untuk mengingatkan kepada teman-teman untuk lebih sering berbaur lagi
ke masyarakat. Jangan sering berlama-lama di kamar. Sehari dua hari
memang ada perubahan, tetapi hari hari selanjutnya terulang kembali, ada
apa dengan kawan-kawan, ternyata salah satu faktornya itu letak posko
dengan masyarakat tinggal itu lumayan jauh, perlu jalan agak jauh untuk
ke sana.
211
Perpisahan Bukan Akhir Dari Pertemuan
30 hari sudah dilewati, banyak hal yang sangat dirindukan setelah
KKN selesai, dari bangun tidur sampai tidur lagi. Terutama hal yang
sangat di rindukan adalah bangun pagi subuh, hampir setiap hari saya
dibangunkan oleh Imam Ponco untuk berjamaah di Mushola Al-ikhlas.
Makan yang teratur 3 kali sehari yang membuat timbangan saya naik
drastis, memancing air yang tak kunjung naik sendiri ke atas toren
sehingga membuat banjir di daerah dapur.

Alhamdulillah berbagai program sudah terselesaikan, green house sudah


bisa terpakai. Tinggal di rawat oleh masyarakat Cibatok satu. Berat
rasanya meninggalkan kegiatan yang biasa di lakukan bersama-sama di
Desa Cibatok satu ini. Harapan untuk desa ini semoga bisa makin erat lagi
tali persaudaraan di antara warga Cibatok satu, dan untuk GB 17 semoga
ada regenerasi selanjutnya yang menjadikan desa Cibatok satu semakin
berkembang.

212
N
PERJALANAN PENUH ARTI DAN KEINDAHAN
Oleh: Nia Fitri Kurniawati
KKN (Kuliah Kerja Nyata)?

Berawal dari kewajiban seorang mahasiswa kepada tugasnya yang


harus mereka selesaikan mau tidak mau kata KKN itu saya kenal, KKN
merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, lingkungan serta
desa yang dilakukan oleh mahasiswa. Dari kata KKN saya mencari arti
bahwa mengabdi kemasyarakat bukanlah hal yang mudah,banyak
pelajaran yang harus kita ketahui sebelumnya dan saya beserta teman
teman saya harus siap membantu tanpa mengeluh walau asadi hati. KKN
pun mengajarkan saya tentang arti keikhlasan, keikhlasan harus tinggal di
desa yang sebelumnya tidak ada dibenak saya, harus jauh dari orang tua,
harus tinggal satu bulan bersama teman-teman baru yang tidak saya kenali
sebelumnya, rasanya sulit untuk menerima itu semua tetapi saya harus
ikhlas menjalankannya.

Bagi sebagian mahasiswa, KKN merupakan sesuatu hal


menakutkan. Karena di sana saya dan teman-teman dilatih untuk bisa
hidup bisa bermasyarakat. Dilatih untuk hidup mandiri, namun apa daya
KKN ini adalah salah satu syarat kelulusan bagi saya karena bersifat wajib .
Mau tidak mau, harus tidak harus saya harus menjalaninya dengan
semangat. Jujur saya akui, saya adalah termasuk dalam sebagian
mahasiswa yang menanggapi bahwa KKN itu menakutkan. Karena, saya
adalah orang yang tidak bisa jauh dari keluarga, tipe orang yang penakut,
panikan, dan yang terpenting karena kurangnya kualitas saya tentang ilmu
keorganisasian. Namun dengan kekurang itu saya mencoba untuk
memberanikan diri, membangun diri untuk siap, walaupun dalam hati
masih was was. Tapi setiap kesulitan pasti ada kemudahan dan setiap
peristiwa pasti berlalu.

Semua cerita KKN dimulai sejak pengumuman kelompok pada


tanggal 22 April 2019, di mana-nama saya Nia Fitri Kurniawati terdaftar di
kelompok 24di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kota Bogor
yang berisikan 19 nama yaitu :Muhammad Irsyad Rachman, Qotrunnada
213
Salsabila, Alifia Mas‟ud, Rahma Putri Caesar Rahayu, Redja Alyusfin, Cut
Annisa Tamara, Laras Narpaduita Putri, Imam Haidar Hasyim, Dhika
Damayanthi, Fitriyanah, Nur Safitri Wihastin, Imam Taufiq Ponco Utomo,
Cica Nurtia, Bayu Pradhana Ramadhan, Encep Dudin Saepudin, Almira
Mey Theda, Akbar Fadila, Siti Fadilah, dantermasuk saya. Saat itu saya
bingung tidak ada yang saya kenal satu orangpun dan semuanya asing bagi
saya walaupun ada 2 orang yang berasal dari fakultas yang sama dengan
saya tapi saya tidak mengenalnya. Saya mencari informasi satu dengan
yang lainnya lewat sosial media yaitu Instagram walaupun sudah terdapat
nomor masing-masing pada pengumuman kelompok, kemudian setelah
saya Memessage beberapa teman melalui Instagram, lalu kita membuat
kelompok untuk mengatur agenda pertemuan perdana kita. Ya pertemuan
pertama kita pada hari pembekalan KKN di bawah Auditorium Harun
Nasution selepas acara pembekalan KKN.

Rapat terus kita agendakan setiap seminggu sekali untuk


membahas waktu survey lokasi dan bagaimana program yang nantinya kita
jalankan serta mencari tempat tinggal untuk saya beserta teman-teman
saya bersinggah selama pengabdian sebulan di Desa Cibatok Satu ini.
Banyak kejadian yang kita lewati dari pertemuan- pertemuan sebelum kita
memulai KKN yang sebenarnya di Desa Cibatok Satu. Salah Satu contoh
nya yaitubuka puasa bersama di Urban Jajan bersama Dosen Pembimbing
yaitu Pajk Syarif . Tentang Dosen Pembimbing kelompok 24 ini sampai 3
kali pergantian dosen. Dimulai dari Pak Alimin yang menjadi Dosen
Pembimbing awal kami, lalu diganti oleh Pak Mumin karena cepat dan
belum sempat menemui kemudian sudah ganti Dosen Pembimbing lagi
dengan alasan Dosen yang kedua ini memegang kelompok KKN yang
lainnya. Dan akhirnya kelompok KKN 24 ini mendapat Dosen Pembimbing
yang terbaik di antara yang terbaik yaitu Pak Syarif, di mana Pak Syarif
bukan hanyasekedar Dosen Pembimbing kami melainkan staffdari PPM
yang menyelenggarakan kegiatan KKN setiap tahunnya. Awal mengetahui
hal tersebut adalah hal menakutkan, memalaskan dan menegangkan untuk
saya pribadi, sebab yang saya ketahui sebelumnya pak syarif itu galak,
tegas dan menyebalkan. Kenapa saya bilang itu? Karena saya pertama kali
liat pak syarif di pembekalan KKN dan di acara tersebut beliau selalu
marah-marah dan membentak mahasiswa yang main handphone. Wajarlah
214
saya takut pertama kali liat beliau sebab saya duduk di baris kedua paling
depan dan dipinggir pula, bagaimana saya tidak takut melihat beliau yang
selalu bentak-bentak sembari melotot. Tapi singkat cerita pertama ketemu
beliau di Urban Jajan dan ternyata beliau orang yang sangat baik beda
sekali pada saat acara pembekalan yang menyebalkan itu. Benar kata orang
“don,t judge by cover”kita harus mengenal orang itu terlebidahulu lebih dekat
dan kita bisa tahu orang tersebut seperti apa.

Sebulan saja, sangat berarti

Hari Senin 22 juli 2019 adalah hari awal untuk saya memulai hari
jauh dari keluarga dan tinggal sebulan di tempat pengabdian, dimulai
dengan acara pelepasan seluruh peserta KKN di Gedung Auditorium
Harun Nasution Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kegelisahan mulai muncul dihati saya dimana saya harus benar-benar
dekat dengan orang-orang yang baru saya kenal bahkan belum ada
kenyamanan didalamnya. Drama baru dimulai untuk diri saya yang
menurut saya lemah ini, diawal pengabdian saya selalu mengeluh kepada
diri sendiri akan tetapi saya berpikir mengeluh bukan solusi terbaik. Ini
adalah perjalanan berharga, perjalanan perdana dan kamu harus bersyukur
melewatinya. Sampai akhirnya saya mulai lupa dengan kelemahan saya dan
saya memutuskan untuk tidak minta dijenguk orang tua, bibi atau sepupu
yang rumahnya tidak jauh dari tempat singgah saya. Dari KKN ini saya
ingin mencari pengalaman yang benar-benar berbeda dari sebelumnya.
pelajaran dimana saya harus sabar menghadapi orang-orang baru, harus
mengerti keadaan, harus mengerti tanggungjawab, harus peduli sesama,
tidak boleh egois, harus saling membantu, harus kompak dan harus ikhlas.

Kelompok KKN saya bernama “SAHWAHITA” yang memiliki arti


bermanfaat bagi sesama, kami ditempatkan di RT 001 RW 001 Desa
Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Tinggal
sebulan bersama pastinya memiliki banyak cerita dan kesan. Kelompok
saya beranggotakan 19 orang yang semuanya berasal dari jurusan dan
fakultas yang berbeda-beda, anggota kelompok saya terdiri dari 12 wanita
dan 7 laki – laki. Setiap orang memiliki sifat dan perilaku yang berbeda-
beda, ada yang humoris, menyenagkan, baik dan menyebalkan. Ada yang

215
baik sekali suka membantu di segala bidang selagi dia mampu, ada yang
suka memasak, ada yang suka membuang sampah.

Banyak kisah yang tidak akan saya lupakan selama KKN dengan 18
orang ini, walaupun saya di KKN ini lebih banyak diamnya dan lebih
memilih sebagai pendengar karena satu dan lain hal yang tidak bisa saya
jelaskan dan hanya saya jadikan pelajaran berharga di hidup saya.
Kebiasaan-kebiasaan seperti breafing untuk kegiatan esok harinya serta
evaluasi kegiatan yang sudah kita lewati itu menjadi ikatan penting selama
kita tinggal satu rumah dan juga menjadi momen yang tidak akan saya
lupakan. Banyak hal yang berubah,Pada saat saya berada dirumah dan saat
saya KKN salah satu contohnya adalah waktu tidur saya. Saat saya berada
di rumah waktu tidur saya pukul 22.00sedangkan saat saya melakukan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada pukul 22.00 masih melaksanakan breafing
untuk kegiatan esok hari. Breafing biasanya selesai dilakukan pukul 23.00
atau waktu yang tidak ditentukan,setelah breafing atau evaluasi saya
biasanya langsung masuk ke kamar akan tetapisetelah sampai dikamar
saya tidak langsung tidur dan sering sekali cerita – cerita sampai lupa
waktu dan pada akhirnya kita ketiduran. Dalambreafing atau evaluasi itu
lah konflik-konfik muncul dengan adanya konflik adalah cara untuk kita
belajar dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya, dari konflik
itulah kita masing-masing orang belajar dalam bersikap. Di minggu
pertama kita satu rumah tidak berjalan dengan mulus ada saja perselisihan
yang timbul antara satu dengan yang lainnya, mulai dari konflik teman
wanita sampai konflik program seperti miss comunication, tanaman
hidroponik yang mati, penyuluhan hidroponik untuk bapak-bapak tidak
ada yang datang, dan masih banyak hal lainnya.

Kebiasaan selanjutnya yang saya kenang adalah makan bersama


dari mulai sarapan, makan siang hingga makan malam kita selalu bersama,
tidak ada satu orangpun yang makannya terpisah dari kelompok KKN 24.
Lauk pauk yang setiap hari selalu berganti menu karena kami mempunyai
jadwal piket untuk memasak makanan anggota kelompok KKN 24 ini.
Yang mengesankan bagi saya setiap hari selasa saya , Redja Alyusfin, Laras
Narpaduita Putri, dan anggota tambahan yaitu Dhika Damayanthi dan
Alifia Mas‟ud mendapatkan jadwal piket untuk memasak yang dimana
216
setiap hari selasa pada pagi hari saya dan redja pergi ke pasar untuk
membeli sayur-mayur dan bahan makan lainnya yang nantinya akan diolah
untuk dihidangkan kepada anggota KKN kami. Mengesankan memang
setiap Selasa pagi selepas sholat Subuh, pada saat perjalanan menuju ke
pasar saya selalu merasakan udara yang amat sangat dingin dikarenakan
tempat KKN saya memang berada dibawah kaki gunung salak. Yang
mengesankan lainnya, saya dan Redja memang bukan tipikal orang yang
pandai tawar menawar dalam hal belanja sayur-mayur sehingga uang
100.000 yang telah disediakan untuk belanja selalu kurang, dan tak jarang
kami mengeluarkan uang pribadi kamiuntuk tambahan modal belanja,
hanya pada minggu kelima atau minggu terakhir saya piket saya tidak
mengeluarkan uang pribadi saya, rasanya senang sekali akhirnya saya bisa
belanja sesuai dengan uang yang telah disediakan. Selain itu semua
momentum berharganya piket yang tidak saya lupakan yaitu kegiatan
masak di dapurnya itu sendiri banyak kesan-kesan yang telah kita
ciptakan untuk membuat suasana dapur menjadi nyaman.

Teruntuk teman-teman piket saya di hari Selasa yaitu Redja


Alyusfin, Laras Narpaduita Putri, dan anggota tambahan Dhika
Damayanthi dan Alifia Mas‟ud sahabat baruku di KKN kalian luar biasa
baiknya dan terimakasih sangat untuk kenangan masak-masaknya selama
KKN bareng kalian yang ada saja tingkahnya seperti Laras yang selalu suka
melebihkan garam serta bumbu penyedap pada masakan itu, kemudian
ada Redja yang selalu punya ide-ide aneh untuk menciptakan masakan
baru yang dia buat sekaligus pencuci piring terajin di hari selasa saja tapi,
ada Dhika yang selalu jadi guru masak kami saat piket dan di bantu Alif
yang menyiangi sayuran nya. Pokonya kalian itu ”the best partner ever” tanpa
kalian tidak akan ada kenangan terindah setiap hari Selasa.

Rumah Penuh Cerita

Rumah sejatinya adalah tempat ternyaman, tempat berteduh, tempat


penuh canda dan tawa serta tempat penuh kenangan. Di rumah itulah
kami bisa menceritakan apa saja yang telah kami lewati atau kami kerjakan
seharian penuh dan pada rumah itulah yang menjadi saksi bisu hal-hal
yang tidak akan diceritakan dan hanya saya dan teman-teman yang tau.
Dimulai dari cerita sedih, perselisihan, dan lainnya. Sebelum kami
217
melakukan Kuliah Kerja Nyata kami melakukan survey terlebih dahulu
untuk mendapatkan tempat bersinggah selama satu bulan, dari mulai
diberi informasi dari warga setempat hingga mencarikeliling-keliling
daerah Cibatok Satu khususnya RT 001. Dan belum mendapatkan yang
cocok dikarenakan tempat yang kami dapat diawal pemilik rumah
tersebut tidak mau menyewakan rumahnya sepenuhnya kepada kami
karena pemilik rumah tetap tinggal bersama kami. Karena kami ingin
melakukan program kerja dan kegiatan lainnya kami tidak merasa nyaman
dengan rumah tersebut jika pemilik rumah tetap tinggal bersama kami,
karena itulah kami tidak bersedia mengambil sewa rumah tersebut. Rumah
kedua yang kami dapatkan dari pemuda setempat yaitu Kang Restu, beliau
memberikan informasi bahwa rumah neneknya bisa untuk disewakan
kepada kami namun kami tidak merasa cocok karena satu dan lain hal.
Pada akhirnya kami tidak putus asa dan terus mencari tempat bersinggah
selama satu bulan dengan sabar dan kemudian Allah Maha Baik, Allah
menunjukan dan memberi jalan untuk saya dan teman-teman bertemu
dengan Ibu Hj. Yeni, beliaulah yang berperan penting dalam penyewaan
rumah bersinggah kami. Dengan bantuan beliau kami bisa mendapatkan
harga sewa yang kami mampu yaitu 1.500.000 selama sebulan dan
Aalhamdulillah rumah kami bersinggah sangat luas dan nyaman.

Kami sekelompok pun merasa sangat bersyukur dan bahagia


mendapatkan tempat bersinggah yang nyaman serta air yang berlimpah.
Untuk air di daerah Cibungbulang memang sedang kesulitan air karena
sedang kemarau, Alhamdulillah sekali rumah kami selalu ada air bahkan
kebanjiran di dapur. Tidak sedikit dari kepompok lain yang selalu
bersinggah di rumah kelompok KKN 24 untuk sekedar mandi atau
menjenguk temannya. Rumah yang teramat besar dan luas inilah yang
membuat rumah bersinggah kami selalu ramai setiap harinya oleh
kelompok lain yang bertamu, teramat nyaman dan teramat bangga untuk
menunjukan rumah bersinggah kami kepada kelompok lain sebab memang
rumah kami seperti vila dan terlalu bagus untuk posko Kuliah Kerja Nyata.
Hal tersebutlah yang membuat rumah bersinggah kami seketika terkenal
dan menjadi perbincangan kelompok lain.

218
Tenyata dirumah yang kami banggakan ini bukan melulu hanya cerita
senang dan sedih. Ada cerita lain yang hampir semua anggota KKN rasakan
termasuk saya. Iya saya sendiri merasakannya di mulai di hari kedua saya
berada di rumah tersebut. Awalnya saya tidak mau menghiraukan
walaupun aslinya saya memang orang yang teramat takut tetapi saya
diawal tidak mau terlalu menunjukan ketakutan tersebut. Rumah yang
kami singgahi ternyata horor, iya jelaslah horor karena rumah tersebut
memang rumah tak berpenghuni dan hanya dipakai jika ada yang menyewa
untuk acara pernikahan. Rrumah tersebut sudah berpuluh-puluh tahun
kosong dan hanya direnovasi saja tetapi tidak dihuni oleh pemiliknya,
maka dari itulah rumahnya sangat layak untuk kami tempati karena
terawat. Tidak sedikit warga di daerah tersebut bilang “gimana neng betah
tinggal disana? Sudah liat apa saja neng?” Dan pertanyaan lainnya yang menjurus
ke arah mistis.

Pengalaman saya pribadi yang saya rasakan di rumah tersebut yaitu di


hari kedua, kebetulan saya memang sedang ada tamu bulanan. Singkat
caritas selepas adzan Maghrib di hari kedua saya memutuskan untuk
mandi, dasar Nia yang sok berani saya mencoba untuk mandi sendiri
karena saya ditinggal mandi oleh teman saya mandi. Akhirnya, saya
memutuskan untuk mandi sendiri, singkat cerita saat di dalam kamar
mandi dan sudah mau selesai saya mendengar suara wanita menertawakan
saya dengan ciri khasnya. Wah saya seketika lari keluar kamar mandi,
tetapi saya diam dan hanya saya rasakan sendiri tidak saya ceritakan ke
teman-teman saya karena saya takut dibilang penakut. Wajarlah namanya
teman baru kenal jadi saya masih belum terbuka. Hari demi hari kita lewati
bersama-sama terutama bersama teman kamar saya yaitu Laras, Alifia,
Dhika, Asa, Theda dan Hastin. Satu persatu dari mereka ternyata mulai
merasakan keanehan tersebut dan mulailah kita terbuka dengan apa yang
kita rasakan, ternyata bukan hanya saya yang merasakan tapi semua
anggota kelompok pun merasakan. Keanehan yang dirasakan teman-teman
saya tidak akan saya ceritakan disini, saya hanya menceritakan
pengalaman saya saja. Pengalam kedua yang saya alami di rumah tersebut
lebih horor lagi, bukan hanya ditertawakan lagi tetapi lebih dari itu.
Kejadiannya 2 minggu sebelum saya pulang dari kegiatan KKN, hari Selasa
pukul 01.00 kejadiannya kira-kira saya alami. Tengah malam teman satu

219
kamar saya yang bernama Asa sakit perut disertai keram yang teramat
sakit dan memutuskan malam-malam ke klinik 24 jam untuk berobat. Di
dalam kamar seharusnya ada saya, Alifia, Dhika, Laras dan Theda karena
Hastin menemani Asa ke klinik 24 jam. Saya tidur teramat nyenyak dan
saya tidur lebih awal karena besok pagi saya kedapatan jadwal piket
masak dan harus ke pasar pagi-pagi. Tiba-tiba ketika saya sedang tidur
saya merasakan ada yang memegang tangan kanan saya, dan saya langsung
merasa ada yang menyentuh tangan saya. Dalam hati berbicara “ Theda kali
ya yang pegang” karena posisi sebelah kanan saya tidur adalah Theda. Saya
berusaha untuk bangun dan ternyata tidak bisa, mungkin itu yang dibilang
tindihan oleh kebanyakan orang. Saya susah bangun dan saya membaca
Ayat Kursi sampai berkali-kali tetapi saya tidak berani untuk membuka
mata karena saya terlalu penakut, setelah beberapa menit saya bisa
bangun. Ketika saya bangun dan mengecek posisi kanan saya sudah ada
Theda atau belum, ternayata kosong tidak ada Theda dan hanya ada saya
bersama Alifia yang sedang tertidur lelap. Bisa dibayangkan ketakutannya
saya, rasanya saya inggin sekali keluar kamar dan teriak-teriak tetapi saya
malu dan kasian jika Alif saya tinggal sendiri. Akhirnya saya memutuskan
untuk bersembunyi dibalik selimut dengan membaca Ayat Kursi,
kemudian beberapa menit Asa pulang dari klinik dan teman-teman yang
lain mulai berdatangan ke kamar untuk melanjutkan tidurnya. Dari hari
itulah saya semakin berhati-hati dan mengurangi hobi saya yaitu melamun.
Itulah cerita horor yang saya alami, Alhamdulillah hanya 2 kali saja.
Walaupun kata orang-orang horor tetapi saya tetap berterimakasih kepada
rumah horor tersebut. Tanpa rumah itu tidak ada kenangan yang terukir
selama satu bulan di Cibatok Satu.

Hati yang Tertinggal

Cibatok memang memiliki arti untuk saya selama satu bulan saya
tinggal di desa tersebut, di bawah langit Cibatok pengalaman baru saya
terukir. Di daerah tersebut saya bisa mengenal dengan orang-orang baru
yang baik, di Cibatok saya belajar hidup mandiri. Berawal dari program
kelompok kami sudah di susun saya mulai menjalankan hari-hari saya di
Cibatok Satu. Awalnya memang terpaksa dan ingin pulang saja ketika saya
belum mengenal semuanya. Hari demi hari saya jalankan dan makin
220
mengenal semuanya rasanya nyaman dan berat untuk nantinya saya
meninggalkan desa tersebut. Kegiatan yang setiap harinya saya jalani
beserta teman-teman saya yang membuat saya makin rindu akan desa
tersebut saat ini.

Kegiatan hidroponik, kegiatan 17 an bersama anak Generasi Baru


(GB), kegiatan bimbel dan mengaji bersama anak anak Cibatok Satu dan
masih banyak kegiatan lainnya yang tidak bisa saya jabarkan satu persatu.
Memori itulah yang saat ini ada di benak saya, kegiatan hidroponik yang
selalu kita lakukan penyuluhan setiap minggunya kepada warga yang
awalnya saya sendiripun tidak mengerti apa itu hidroponik dan
diwajibkan untuk mengerti agar bisa menyampaikan kepada warga jika
warga bertanya. Ibu-ibu yang berdatangan ke Musholla membawa
hidroponik, ada yang berhasil hidup dan tak jarang pula ibu-ibu membawa
hidroponik dalam keadaan mati dan tidak berkembang. Hal-hal lucu itu
yang saat ini tergambar jelas di memori saya, wajah ibu-ibu Cibatok satu
seperti Ibu Atik dan Ibu Iin serta ibu-ibu lainnya yang tidak saya sebutkan
satu persatu selalu saya kenang. Untuk adik-adik Cibatok Satu yang
memiliki semangat yang teramat tinggi untuk belajar bimbel di posko
KKN Sahwahita, saya pribadi senang sekaligus bangga bisa mengajarkan
anak-anak yang pintar dan semangat belajar. Saya sebenarnya tidak punya
pengalaman yang banyak untuk mengajar hanya sebatas mengajarkan adik
di rumah yang menjadi bekal saya menjadi tutor untuk adik-adik selama
program KKN berjalan. Untuk pemuda Generasi Baru terima kasih
pengalaman dan kenangan berharganya untuk bersimpatik terhadap
program KKN kami, sekaligus acara 17 an yang melibatkan anak KKN
Sahwahitauntuk ikut memeriahkan dan menjadi bagian dari panitia acara
desa kalian. Semuanya kegiatan yang saya alami selama saya tinggal di
Cibatok Satu memang benar-benar menjadi pengalam berharga untuk saya
yang baru merasakan tinggal jauh dari keluarga dan menemukan keluarga
baru yang membuat saya hangat akan kenyamanan.

Berpisah dengan kalian semua membuat saya sedih, dan membuat


hati saya tertinggal seperti tidak mau berpisah dengan kalian semua.
Rasanya begitu berlebihan jika apa yang saya rasakan harus saya tuliskan,
tapi itulah yang saya rasakan. Berat sekali pisah dengan 18 orang yang
awalnya tidak saya kenal sebelumnya, berpisah dengan warga dan anak-
221
anak yang menggemaskan di Cibatok Satu. Terimakasih telah membuat
dan menemani saya mengukir pengalamann berharga serta pertama untuk
saya pribadi. Selesai pengabdian ini banyak yang saya alami perubahan
pada diri saya terutama saya lebih berani menjalani semua sendiri tanpa
bantuan orang lain, lebih bisa memaknai hidup dan bisa belajar menerima
macam-macam sifat orang lain.

Di akhir cerita ini saya ingin mengucapkan banyak terimakasih


untuk kelompok KKN 24 Sahwahita yang telah mewarnai hari-hari saya
selama satu bulan, yang mengajarkan saya arti kebersamaan, dan
mengajarkan saya arti keluarga. Untuk warga Cibatok Satu beserta
langitnya untuk saya berteduh, terimakasih sudah menunjukan
kenyamannya untuk saya tinggal satu bulan dan membuktikan bahwa
KKN tidak semenakutkan yang saya bayangkan.By the way, saya bukan
orang yang pandai meramu kata untuk nantinya dikonversikan menjadi
sebuah kalimat yang indah. Mungkin itulah alasan kenapa saya pendiam di
forum, saya tidak bisa seperti kebanyakan orang yang dengan berani dan
mantap mengatakan apa yang dirasakan. Maka dari itu saya lebih memilih
diam, dengan diam sayatak perlu khawatir akan perkataan saya. Sekian
cerita singkat ini dan terima kasih semuanya.

222
O
MENYUSURI LENTERA DI UFUK BARAT KABUPATEN
PRIANGAN
Oleh: Nur Safitri Wihastin

KKN, Kuliah Kerja Nyatanya tak seburuk yang dibayangkan

Nama saya Nur Safitri Wihastin. Tiba langkah ini di penghujung


semester 6. KKN kataku. Tak pernah terbesit sedikitpun Kuliah Kerja
Nyata. Jauh dari orangtua, biasa dimanjakan, segala ada, dan memberatkan
segalanya. Kuliah Kerja Nyata, bagi saya Mahasiswi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
konsentrasi Ekonomi adalah hal yang menakutkan. Ini adalah tahun kedua
dalam fakultas saya diadakannya KKN kembali, entah kebijakan fakultas
atau memang peraturan saat ini diwajibkan seluruh mahasiswa untuk
mengikuti kegiatan KKN. Saat itu pendaftaran Kuliah Kerja Nyata sudah
dibuka, namun saya masih merasa belum terima dan mengulur
mendaftarkan diri. Resah dan tidak tahu apa yang harus dilakukan disana
selama satu bulan. Dua hari sebelum pendaftaran ditutup, barulah saya
mendaftarkan diri sebagai peserta Kuliah Kerja Nyata. Sebulan setelah
mendaftar, terteralah nama saya di kelompok 24 Kuliah Kerja Nyata.

Banyak teman-teman, orangtua, kakak tingkat yang saya ajak


diskusi untuk KKN ini. Karena jujur saja saya sangat tidak siap mengikuti
Kuliah Kerja Nyata yang merupakan hal wajib bagi setiap mahasiswa
untuk mengabdikan dirinya pada masyarakat selama satu bulan. Masukan
yang saya terima adalah bahwa proses kehidupan manis pahit tetap harus
dijalani. Disini saya mencoba membuka hati untuk menerima apa yang
harus saya jalani. Tak lama, desa tempat saya mengabdi sudah ditentukan
oleh PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergegaslah saya mencari
dimana saya ditempatkan. Desa Cibatok Satu rupanya. Desa yang tak
pernah saya dengar namanya apalagi memijakkan kaki disana. Pikiran aneh
itupun mulai saya rasakan kembali. Bagaimana nanti kehidupan saya
disana, apakah enak, apakah tidur nyaman, apakah teman sekelompok

223
akan sefrekuensi dengan saya atau saya bahkan tidak ingin pulang
nantinya. Pikiran dan hati mulai beradu dan sedikit hancur.

Singkat cerita, tiba hari dimana pembekalan Kuliah Kerja Nyata


dilaksanakan itu juga sebagai pertemuan perdana dengan teman
sekelompok saya. Memang sebelumnya saya sudah berinteraksi dalam
media sosial namun tetap saja berbeda penyampaian ataupun intonasi
bicara saat bertemu secara langsung. Pagi itu, pembekalan dimulai. Banyak
hal yang dibicarakan mulai dari apa saja yang harus dilakukan selama satu
bulan disana, membuat program kerja yang harus sesuai dengan apa yang
dibutuhkan desa, menekankan bahwa Kuliah Kerja Nyata bukanlah para
mahasiswa yang bekerja melainkan kami bersama-sama dengan warga
untuk belajar, hingga laporan-laporan apa saja yang harus kami buat.
Setelah pembekalan usai, saatnya saya dan teman-teman sekelompok
bertatap muka secara langsung serta memberikan surat persetujuan bahwa
kami siap mengikuti Kuliah Kerja Nyata. Masih ingat awal pertemuan
kami ada di bawah Auditorium Harun Nasution. Canggung awalnya, kami
berkenalan, menentukan siapa yang akan menjadi ketua, sekretaris,
bendahara dan divisi-divisi lainnya. Satu hal positif yang secara langsung
saya rasakan adalah bahwa saya tidak menyangka, ternyata dari kelompok
tersebut saya sudah memiliki teman satu universitas karena di tiap pribadi
pasti berbeda fakultas dan jurusan.

Dalam pertemuan perdana itu saya dipilih untuk menjalankan


kewajiban menjadi divisi acara. Suatu divisi yang sangat berat menurut
saya. Karena dalam divisi itulah semua program kerja, semua apa yang
dijalankan disana setiap harinya akan diagendakan oleh divisi acara baik
acara kecil maupun acara besar. Amat berat rasanya saya rasakan,
mengeluh saja yang ada di dalam diri saya. Namun lambat laun, pertemuan
kedua, ketiga dan seterusnya saya memberanikan diri untuk bisa
memposisikan diri saya sebagai mestinya dalam kelompok. Saya
perhatikan satu per satu sikap dan sifat teman sekelompok saya. Saya
beranikan diri untuk berbicara di depan forum, banyak pembicaraan
mengenai program kerja hingga hal yang tidak penting untuk mengusir
rasa bosan dan penat kami. Mulai terbiasa sudah, satu poin lagi yang saya

224
dapatkan bahwa Kuliah Kerja Nyata mungkin tidak seburuk yang saya
bayangkan.

22 Juli 2019, masih teringat jelas di benak saya. Hari dimana saya
tidak mau melewatinya. Hari menakutkan bagi saya. Mengapa? Hari itulah
pelepasan untuk seluruh peserta Kuliah Kerja Nyata sekaligus hari
keberangkatan untuk mengabdi pada masyarakat Cibatok Satu selama
satu bulan. Hari terakhir untuk bertemu sahabat-sahabat dan keluarga.
Tangis saya pecah saat berpamitan dengan orangtua. Tepukan dan ciuman
hangat menggetarkan seluruh diri saya. Siap tidak siap saya harus siap.
Saya harus bertanggungjawab dengan apa yang sudah saya pilih, saya
harus selesaikan dengan baik juga dengan apa yang sudah saya pilih. Ini
proses serta peraturan, ikuti saja, jangan jadikan beban maka engkau
menjalaninya akan ikhlas. Begitu pesan ayah saya sebelum saya mengabdi.

Lalu, program kerja yang akan kami laksanakan disana adalah


mengajar dalam tingkat Sekolah Dasar, disini saya sebagai mahasiswi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan diberikan kepercayaan selain divisi
acara adalah untuk menangani seluruh rangkaian kegiatan mengajar mulai
pembukaan, situasi belajar mengajar hingga penutupan. Program kerja lain
adalah kami mengadakan Seminar Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan serta program utama kami adalah membantu warga desa
dalam menjalankan Kampung Ramah Lingkungan yaitu dengan
mensosialisasikan bagaimana cara menanam hidroponik yang baik dan
benar hingga bersama-sama dengan warga membangun green house.

Aku, Kamu, Kita

Kembali lagi dalam lingkup kelompok saya yang sangat luar biasa.
19 orang yang terdiri dari perbedaan sikap, sifat, suku, ras, adat, budaya
dan tentunya dari fakultas serta jurusan yang berbeda. Survei yang
mungkin sedikit menyatukan kami. Tertawa melihat tingkah laku teman
lain, apapun ditertawakan di sepanjang jalan, hingga salah jalanbersama-
sama. Mungkin ada konflik awal yang tidak terlalu besar, seperti
penyewaan rumah dan bingung karena kelompok kami tidak ada donatur.
Minggu pertama yang saya rasakan masih terselimut oleh keegoan saya
pribadi. Sulit untuk menerima orang baru hadir dalam kehidupan saya.

225
Namun, kami semua mencoba membangun rasa untuk kenyamanan dan
kepentingan kami semua. Rumah yang kami tempati cukup luas, ada dua
lantai, dimana lantai satu terdapat 2 kamar tidur yang keduanya
digunakan untuk perempuan. Sedangkan lantai atas digunakan untuk laki-
laki. Disinilah awal konflik kami terjadi.

Seharusnya 2 kamar tersebut seluruh perempuan disatukan


istirahatnya lalu kamar sisanya digunakan untuk barang. Namun saat itu
ada yang merasa kurang nyaman dan sesak. Akhirnya kamar perempuan
terbagi menjadi dua, mungkin dari sinilah adanya sekat antara kamar satu
perempuan dengan kamar perempuan lainnya. Hal ini tidak terlalu kami
pikirkan dan lagi-lagi kami ingin sama-sama merasa nyaman. Minggu
pertama saya rasakan lancar-lancar saja. Piket seperti biasa, berangkat ke
pasar subuh-subuh, pengarahan dan evaluasi bersama, bernyanyi hingga
larut malam juga tidak lupa kami berkomitmen untuk salat Magrib dan
Subuh secara berjamaah lalu dilanjutkan dengan tadarus al-Quran.
Mungkin dalam minggu pertama kami bingung hal apa terlebih dahulu
yang harus dijalankan. Terlebih saya adalah divisi acara, jadi kewajiban
saya membawa dan mengajak teman-teman untuk bergerak. Kami divisi
acara terdiri dari 3 orang. Yaitu 1 orang laki-laki dan 2 orang perempuan
termasuk saya. Kami tim yang bisa dikatakan kompak. Namun sayangnya 1
orang laki-laki disini kurang bisa menjadi penanggung jawab dalam divisi.
Sebenarnya dia memiliki ide-ide dan gagasan yang sangat luar biasa tapi
terkendala oleh sifatnya yang pendiam, bicara hanya yang penting saja
menurutnya. Di balik itu semua kami tetap profesional dan menjalankan
tugas dengan baik.Saat kami tiba, semua warga sangat antusias dengan
kedatangan kami.

Mereka menyambut penuh hangat dan mengharapkan kami bisa


bersama-sama berkolerasi dengan kegiatan yang ada di desa selama satu
bulan. Oke, saya memutuskan di minggu pertama untuk bersosialisasi
dengan warga setempat. Bersosialisasi dengan adik-adik di Sekolah Dasar
dan Madrasah Ibtidaiyah. Seminggu sudah berlalu, namun konflik itu
semakin membesar. Entah karena apa, sekat antara dua kamar perempuan
semakin terlihat. Hingga akhirnya, semua diadakan evaluasi. Bukan sekali
atau dua kali memang kami mengadakan evaluasi. Tapi evaluasi kali ini
226
berbeda. Setelah semua selesai makan malam dan salat Isya berjamaah,
kami membuka forum evaluasi dimana laki-laki yang menjadi penengah.
Semua anggota diwajibkan untuk berbicara, menyampaikan keluh
kesahnya selama ini, apa yang tidak dinyamankan dan apa permasalahan
sebenarnya.

Suasana semakin memanas ketika kami mulai mengungkapkan apa


sebenarnya isi hati kami mulai saat kami bertemu pertama kali hingga
malam itu. Banyak temanku yang sudah mengungkapkan, sekarang
waktunya saya untuk berbicara. Dalam forum tersebut saya bilang saya
tidak suka jika dalam divisi acara ada seseorang yang menyetir bahkan
hingga mengambil job divisi kami sehingga kami terlihat tidak
dibutuhkan. Saya mengungkapkan saya tidak suka dengan orang yang
hanya ingin menang sendiri, ingin dianggap tapi tidak bisa menerima
pandangan orang lain. Membentak tapi tidak ingin dibentak. Mengeluh
tapi oranglain tidak boleh mengeluh. Inilah kami, seharusnya kami dapat
bekerja sama lebih baik karena kami adalah tim bahkan lebih dari itu, kami
adalah keluarga. Evaluasi berjalan hingga larut malam karena 19 orang dari
kami harus mengungkapkan apa yang dirasakan. Setelah semua berbicara,
kami mengambil kesimpulan bahwa kurangnya komunikasi antara kami,
belum adanya rasa saling membutuhkan dan rasa ingin dilihat dari yang
lainnya. Kami akhirnya memaklumi karena saya pribadipun harus
beradaptasi dengan semuanya. Kami menyadari kesalahan kami, menangis,
saling meminta maaf, berpelukan dan memulai semuanya dari awal. Haru
sekali malam itu.

Selesai sudah konflik yang kami buat sendiri. Minggu kedua,


ketiga, keempat kami mulai merasakan adanya rasa saling membutuhkan
diantara kami semua. Walau masih ada salah paham sedikit namun hal itu
menjadi bumbu-bumbu dalam perjalanan Kuliah Kerja Nyata kami.
Komunikasi yang semakin baik, pembicaraan yang tidak lagi monoton dan
saya semakin membuka pandangan tentang mereka. Bahwa tim saya tidak
seburuk yang saya bayangkan. Teman kelompok surga bahwasanya kita
yang ciptakan sendiri. Satu minggu sebelum kami pulang, saya merasakan
keluarga yang begitu hangat, penuh canda tawa, suka duka bersama,
bahkan makan satu piring bersama adalah hal yang biasa. Rasa sayang dan
nyaman itu tumbuh dengan sendirinya. Bahwasanya pikiran-pikiran
227
negatif yang saya bawa tidak ada gunanya disini. Tiba dimana hari itu kami
harus pulang untuk menyelesaikan cita-cita yang kami inginkan, mengejar
kembali apa yang harus kami kejar, pulang untuk berhasil dan pulang
untuk kembali. Terima kasih untuk 30 hari yang sangat mengesankan.
Disini, kami yang sombong ini belajar bahwa kerendahan hati akan
membawa kebahagiaan. Disini kami yang tidak sabar ini belajar bahwa hal
baik akan membuahkan yang baik. Disini kami yang pemalas ini belajar
bahwa semangat dan satu senyuman memberikan manfaat. Jadilah
manusia jika tertampar untuk membuat kita sadar dan jika dipuji tidak
membuatmu lalai. Terima kasih sekali lagi saya ucapkan untuk bisa
menerima satu kepala yang memiliki banyak kekurangan. Jadilah seperti
arti dari kelompok ini. Sahwahita, bermanfaat bagi sesama. Dimanapun
dan kapanpun.

Tapak Jejak Cibatok Satu

Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.


Merupakan desa yang cukup besar. Desa Cibatok Satu merupakan salah
satu desa di wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor dengan
luas wilayah 174,4 hektar. Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa
Cibatok Satu Kecamatan Cibungbulang secara umum berupa dataran yang
berada pada ketinggian rata-rata antara 270 m di atas permukaan laut
dengan suhu rata-rata berkisar antara 20-30 derajat Celcius dan tinggi
curah hujan 236 mm3. Desa Cibatok Satu terdiri dari 4 dusun, 9 RW, dan
29 RT. Desa Cibatok Satumemiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Raya Propinsi


b. Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Ciaruteun
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cibatok Dua
d. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cibungbulang
Dalam kesehariannya, warga Desa Cibatok Satu bermata pencaharian
sebagai pedagang. Kebanyakan dari mereka adalah pedagang sayur, buah,
dan rempah-rempah di pasar. Biasanya, yang bekerja menjadi pedagang
adalah suami-suami dalam suatu keluarga sedangkan istri mereka menjadi
ibu rumah tangga. Karena memang lahan disana sangat cocok untuk
ditanami sayur-mayur dan buah-buahan. Suasana yang tidak begitu desa
228
namun juga tidak begitu kota. Kita masih dapat melihat perkebunan,
bahkan tambak yang dibuat sendiri. Memang, suasananya sedikit panas
karena Desa Cibatok Satu berbatasan langsung dengan Jalan Raya
Propinsi. Pembangunan disana sudah terbilang maju, adanya kantor polisi,
puskesmas, mini market, banyaknya rumah makan, hingga salon
kecantikan.

Saat tiba disana, warga menyambut kami dengan antusias, penuh sapa
dan kehangatan. Ketika pembukaan Kuliah Kerja Nyata, banyak warga
yang hadir dan memberikan semangat untuk kami. Semoga betah katanya.
Warga berharap kami bisa bekerja sama membangun desa mereka menjadi
lebih baik terlebih Desa Cibatok Satu dipilih untuk mengikuti kompetisi
Kampung Ramah Lingkungan yang artinya sejalan dengan program utama
kami yaitu pembuatan green house yang didalamnya akan diisi oleh
tanaman-tanaman hidroponik. Dua minggu kami tinggal di desa ini,
banyak warga datang mengunjungi posko kami dan tidak tanggung-
tanggung, kami diberikan buah tangan berupa hasil panen mereka. Seperti
tomat, anggur, manga, singkong bahkan siomay siap makan untuk 19
orang, begitu baiknya. Saya pun seperti merasa mempunyai ibu angkat
disana. Ibu Iin namanya. Cantik, lembut, penuh kasih sayang. Beliau
memiliki 2 orang putri. Putri pertamanya sudah menikah dan memiliki 1
orang anak perempuan. 1 putrinya lagi usianya tidak jauh berbeda dengan
saya. baru saja lulus S1 dan sudah bekerja menjadi guru di SMK Bumi
Sejahtera yang berada di seberang posko kami.

Waktu terasa sangat cepat berlalu ketika minggu kedua terlewati.


Banyak hal berharga yang aku dapatkan. Mensosialisasikan tentang
tahapan hidroponik, mengajar bimbel anak-anak Sekolah Dasar disana,
mengajar ngaji, dan kami para perempuan ada agenda rutin satu minggu
sekali untuk ikut mengaji bersama ibu-ibu disana. Berkenalan dengan
pemuda-pemudi Desa Cibatok Satu, mereka menamai karang tarunanya
dengan GB 17 yaitu singkatan dari Generasi Baru 17. Merekalah yang
banyak membantu kami menjalankan program kerja selain para warga
setempat. Ketika kami adakan rapat akbar untuk HUT RI ke-74 saya
merasa memiliki banyak teman baru untuk bertukar pikiran, sama-sama
belajar dan menekankan rasa ego. Tidak terasa 30 hari sudah kami berada
di desa ini. Saya ingat betul pada hari Kamis, 22 Agustus 2019 menjadi hari
229
paling berharga, bahagia juga sedih bagi kami semua. Dimana ada 2 agenda
penting di hari itu. Pertama, di pagi hari kami mengadakan peresmian green
house. Kami bahagia karena program utama kami berjalan lancar dan sesuai
dengan ekspetasi. Namun, yang kami harukan bahwa ada salah satu tokoh
masyarakat yaitu Ibu Hj. Yeni yang sebagian lahan halamannya kami
gunakan untuk green house menangis haru mengucapkan terima kasih pada
kami, begitu bangganya pada kami yang sudah membantu desa ini dalam
Kampung Ramah Lingkungan. Ibu Hj. Yeni mengungkapkan ingin sekali
desa ini memiliki rumah hijau seperti ini namun Allah sangat baik
mengirimkan kami untuk membantu dari segi finansial maupun cara
merawatnya.

Agenda kedua kami yaitu penutupan Kuliah Kerja Nyata yang


diadakan malam harinya. Namun, di sore hari cuaca berubah menjadi
gelap, hujan turun cukup deras seakan merasakan kepergian kami esok
hari. Tapi kami tidak pantang menyerah, acara penutupan kami
laksanakan di lapangan Musholla Al-Ikhlas. Teman saya, Encep rela basah
sekujur tubuh demi menanamkan bambu untuk dibuat layar menonton
nantinya. Setelah hujan reda, kami bergegas untuk mendekor segala yang
diperlukan di penutupan. Walau acara sedikit terundur dari jadwal,
namun penutupan kami berjalan lancar, penuh haru dan air mata. Saat film
dokumentasi kami putar, seraya tangis kami pecah melihat apa yang sudah
kami jalani selama satu bulan ini. Ditambah lagi dengan kesan pesan dari
warga untuk kami, kesan pesan kami untuk warga dan akhirnya kami izin
pamit untuk melanjutkan apa yang ingin kami raih. Pelukan dan ciuman
hangat yang saya terima dari warga membuat tangis saya tidak berhenti.
Selalu ada ucapan “jangan lupakan ibu, jangan lupakan desa ini” begitu
menusuk hati saya. Perpisahan kami diakhiri dengan foto bersama warga
dan pemuda desa. Ternyata benar, meninggalkan saat sedang sayang-
sayangnya menyakitkan.

Saya Pamit

Teruntuk Cibatok Satu, ketika saya memijakan kaki disini, makan


di tempat ini, saya baru merasakan setelah kehilangan bahwa saya cinta
dengan desa ini. Walau bahasa yang kurang saya pahami, namun pelukan

230
hangat warganya selalu tersimpan dalam diri saya. Teringat sekali saat saya
melihat bagaimana upaya warga untuk lebih memajukan Desa Cibatok
Satu hingga menghasilkan hal yang luar biasa. Juara III kompetisi
Kampung Ramah Lingkungan contohnya. Terima kasih saya ucapkan
kepada seluruh masyarakat yang telah rela meluangkan waktunya untuk
berpartisipasi dalam program kerja yang saya dan teman-teman adakan,
khususnya untuk Ibu Hj. Yeni, rekan-rekan karang taruna Generasi Baru
17, Bapak dan Ibu RT 001 RW 001 Desa Cibatok Satu, Kepala Desa beserta
jajaran Desa Cibatok Satu. Semua kebaikan dan keikhlasan akan kami
ingat. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang
lain.

Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Saya berharap seluruh


warga Desa Cibatok Satu dapat terus berkembang dan merawat apa yang
sudah dimiliki oleh desa ini. Teruslah damai, hidup berdampingan maka
kebahagiaan senantiasa mengalir pada kita semua. Satu hal yang saya ingin
titipkan, rawatlah selalu green house yang sudah sama-sama kita bangun
sepenuh hati. Karena green house ini bukan hanya milik perorangan atau
kelompok KKN SAHWAHITA saja, tapi green house ini adalah milik kita
bersama. Tetaplah menjadi orangtua, kakak, adik yang pernah saya miliki
di desa ini, Insya Allah silaturahmi akan saya jaga. Teruntuk teman-teman
seperjuangan saya selama satu bulan. Selesai sudah pengabdian ini namun
tak kan pernah berakhir kekeluargaan ini. Apa yang sudah kita lewati
bersama, senang, sedih, terluka, bahagia adalah bagian dari proses
penyelesaian studi kita bahkan bagian dari perjalanan hidup. Selesaikanlah
apa yang sudah dipilih dengan akhir yang baik.Terbentur, terbentur,
terbentur, terbentuk. Terus sejuk walau sedang terpuruk, terus berusaha
maka tidak akan ada yang sia-sia. Terima kasih Cibatok Satu, luar biasa
dengan apa yang tak disangka.

231
P
KISAH LAINKU
Oleh: Qotrunnada Salsabila

Awal yang Kurasa

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian


kepada masyarakat oleh kami selaku mahasiswa aktif dengan pendekatan
lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Pelaksanaan
kegiatan KKN di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta biasanya berlangsung
satu bulan tidak sampai dua atau tiga bulan seperti Universitas-unversitas
lain. Program yang dilaksanakan tiap perguruan tinggi berbeda-beda
tergantung pada disiplin ilmu yang terkait serta kebutuhan masyarakat
dari daerah yang dituju sebagai tempat pelaksanaan KKN.Program yang
dibuat dapat terbagi menjadi program umum seperti peringatan hari besar,
pemberdayaan masyarakat, dan program khusus yang terkait tema besar
suatu tim KKN. Tema besar kelompok KKN kami antara lain seperti
pendidikan dan pengelolaan bahan ramah lingkungan yang berujung pada
hidroponik.

Ketika saya berdiri didepan pagar sebuah rumah besar dengan jalan
berbatu yang di penuhi kawanan ayam kate.Terbesit dipikiran sambil
menyeringai kecil, “Selamat memulai kisah menyenangkan lainnya, neng”.
Ketika sampai di lokasi yang akan menjadi posko KKN 024 SAHWAHITA
hampir tengah malam, ada sebagian dari kami yang diantar orangtuanya
sedang menunggu kami yang naik Kopaja dengan semua barang rumah
tangga menumpuk di belakang. Kami, para orang tua dan abang Kopaja
bahu membahu memindahkan barang-barang kedalam rumah besar itu.
Waktu kebersamaan dengan para orangtua pun usai, sang anak melepas
kepergian orangtuanya dengan berpeluk lama, tinggalah kami 19 orang
yang akan memulai kisahnya bersama didesa Cibatok Satu ini. Dengan
berbekal kekhawatiran dan keragu-raguan, Bismillah.

Mudahnya melangkahkan kaki seperti tak akan ada hambatan yang


menghadang sesampainya saya dilokasi KKN 024 SAHWAHITA,
232
bertempat di Desa Cibatok Satu RT 001 RW 001 Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Itu semua hal yang saya pikirkan ketika
persiapan barang sudah mencapai 75% rampung, Jika ditanya,“sudah
siapkah berangkat KKN dan jauh dari orangtua? “Saya akan menjawab
dengan tenang dan mantap, “iya saya siap”. Memenuhi aturan kampus yang
menjadi salah satu alasan saya bisa ikhlas melaksanakan program KKN di
Bogor, dorongan dari orang tua juga menjadi salah satu motivasi saya
menyambut dengan senang hati program KKN di Bogor, dengan pesan
singkat yang ayah saya bisikan, “Bergunalah dan berbaurlah dengan warga
disana, ingat ikhlas, sabar, lapangkan dada. Tiga kata singkat itu sangat
berguna jika berhubungan dengan warga, terlebih orang desa”. Berguna
bagi masyarakat, kalimat itu yang menjadikan saya ringan untuk terjun
bahu-membahu bersama 18 teman saya untuk memakmurkan masyarakat
di Desa Cibatok Satu RT 001 RW 001. Mengajar bimbel, Seminar
Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan dan Hidroponik ”Green House”
adalah program KKN kami sebulan kedepan, tentunya dengan bantuan
dan kerjasama dengan warga agar seperti gayung bersambut, kami butuh
kalian dan kalian pun memerlukan kami.

Jalani saja sudah, nanti akan terasa nikmatnya. Berbaur dengan


masyarakat, pendekatan dengan anak-anak kecil, sosialisasi kesana kemari,
terjun dalam kegiatan rutin warga, tebar senyum sepanjang jalan, cium
tangan jika berpapasan dengan warga yang kami kenal, diajak ngobrol
warga sampai masuk kerumah sebenarnya itu waktu tidur. Sejatinya itu
hal yang sangat saya hindari bahkan jarang saya lakukan di lingkungan
rumah, namun disini di desa ini semua itu harus dipaksakan terjadi, dan
harus menjadi kebiasaan karena hanya dengan perlakuan baik itu jalinan
silaturahim atau hubungan antar masyarakat dan saya akan terjalin baik
pula. Alhamdulillah alhamdulillah, ketika semua perlakuan baik itu terlaksana
dengan rutin feedback warga pun terhadap saya dan teman-teman juga
menjadi sangat baik, bahkan kami sampai dicari dan ditungggu di rumah
masing-masing kepala keluarga berebut untuk kami kunjungi, luar biasa.

Setelah pelaksanaan KKN selesai banyak sekali menyisakan


kenangan-kenangan menyenangkan. Bagi sebagian orang ingin sekali
untuk cepat pulang, namun bagi saya selesainya KKN ini sepertinya masih
bisa bertahan 2 bulan lagi karena kekompakan kami baru terasa ketika
233
sudah mendekati hari kepulangan. Di minggu pertama kedua kami masih
proses pengenalan satu sama lain dan konflik pun banyak terjadi di
minggu pertama dan kedua, di minggu ketiga dan keempat proses saling
percaya dan memahami mulai terjalin walau singkat. Saya berharap
semoga hubungan pertemanan kami 19 orang dan hubungan kami dangan
warga Desa Cibatok Satuakan terus ada sampai kapanpun. Pelajaran yang
saya ambil bukan lagi mengejar nilai untuk memenuhi mata kuliah KKN,
tetapi lebih mengandung pelajaran berharga tidak sama dengan nyantri
yang hanya berinteraksi dengan sesama teman melainkan ini berinteraksi
dengan banyak keluarga baru. Sudut pandang yang luas dari tokoh
masyarakat dan warga sekitar dapat tambah meyakinkan saya bahwa di
desa ini saya di tempatkan, adalah keputusan Allah yang terbaik.

Warna-Warni Kelompokku

Keberagaman keahlian, sifat, budaya, kebiasaan menjadikan


kelompok saya berwarna, dengan semua keberagaman itu timbulah rasa
saling memahami, saling menekan ego masing-masing, saling menghargai
pendapat, seperti merasakan kondisi ekstra singkat untuk memahami
semua perbedaan yang nantinya akan memunculkan kalimat,“Kekuatan
ada ketika bersama”. Menyenangkan sekali membayangkan dan
merasakannya kembali ketika menulis laporan individu ini. Dimulai dari
kumpulan-kumpulan kecil di sudut kiri bawah audit Harun Nasution,
kami mulai dengan pembentukan struktur kepengurusan KKN 024
SAHWAHITA, merangakai program kerja kedepan, kumpul bareng
DPL(Dosen Pembimbing Lapangan), program kerja di rombak dan
dihapuskan semua karna tidak sesuai dengan apa yang DPL inginkan, DPL
yang baik suka traktir makan setelah selesai kumpulan,Survei-survei yang
penuh drama, banyaknya pertimbangan akan tempat tinggal nyaman atau
tempat tinggal yang strategis interaksi dengan warga nya, teknis
keberangkatan, mencari wadah styrofoam untuk hidroponik dan lain lain.

Kelompok KKN saya terbentuk pada Rabu satu Mei 2019, kami
beranggotakan 19 orang diantaranya ada Bayu Pradana Ramadhan dari
jurusan Agribisnis sebagai ketua, Cut Annisa Tamara dari Jurusan
Perbankan Syariah dan Alifia Mas‟ud dari Jurusan Sejarah Peradaban Islam

234
sebagai Sekertaris 1 dan 2, Siti fadilah dari Jurusan Studi Agama-agama
sebagai Bendahara 2 yang membantu saya Qotrunnada Salsabila dari
Jurusan Tarjamah sebagai Bendahara 1, Nur Safitri Wihastin dari Jurusan
Pendidikan IPS, Laras Narpaduita Putri dari Jurusan Hubungan
Internasional dan Akbar Fadilah dari Jurusan Ilmu Filsafat sebagai Divisi
Acara, Imam Taufiq Ponco Utomo dari Jurusan Sistem Informasi, M.
Irsyad Rachman dari Jurusan Bahasa dan Sastra Arab dan Rahma Putri
Cesar Rahayu dari Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam sebagai Divisi
Dokumentasi, Almira Mey Tedha dari Jurusan Hukum dan Redja Alyusfin
dari Jurusan Manajemen sebagai Divisi humas, Dhika Damayanti dari
Jurusan Pendidikan Fisika, Cica Nurtia dari Jurusan Biologi dan Fitrianah
dari Jurusan Pendidikan Agama Islam sebagai Divisi Konsumsi, Nia Fitri
Kurniawati dari Jurusan Akuntansi, Imam Haidar dari Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris dan Encep Dudin Saepudin dari Jurusan Hukum Keluarga
sebagai Divisi Perlengkapan.

Kesan pertama memasuki rumah besar tempat tinggal kami, besar


sekali rumahnya, rumahnya sudah ada lukisan-lukisan alami dari
penunggu sebelumnya, kamar nya luas tapi kalau sekalian dipenuhi barang
pengap juga, banyak spot kumpul bersama nya, kamar mandi nya nyaman,
rumah nya bersih, sepertinya akan nyaman tinggal disini dalam waktu
lama bersama teman baru. Beragam warna beragam pula gambar yang akan
terlukiskan dirumah besar itu, Nyaman selalu tertanam di pikiran tidak
tahu mengapa? Ketika mengabarkan ke orangtua setelah sampai dan sudah
berjalan tiga hari disana, “Asa nyaman disini abi umi, alhamdulillah”.
Mungkin dari pembawaan susana teman yang sangat hangat dan terbuka
menjadikan rasa nyaman ini awet hingga akhir, saya sekamar dengan enam
wanita super, menyenangkan sekali mengingatnya. Ada Theda si bau ikan
tongkol yang dandan nya paling lama padahal cuma mau ngecat dinding
bareng warga, ada Laras si manja yang jutek selalu muka nya tapi jika ingin
sesuatuuka berubah seperti kucing kecil yang minta disayang, ada Nia si
polos yang manja berubah kepolosannya ketika sedang ada topik
pebicaraan yang sedang hangat, ada alip si periang yang manis tapi jika
galaknya keluar layaknya kucing garong yang kehilangan pasangannya,
ada hastin si baik hati yang kalau sudah galau dengerin musik sedih aja

235
bisa sampai nangis, ada si Dhika wanita strong yang bisa segala nya tapi
kalausudah tidur tidak bisa dikontrol posisi nya.

Puluhan kisah yang terjadi selama KKN bersama 18 teman baru


yang berbeda segala sesuatu nya. Sebenarnya saya sendiri kurang banyak
berbicara dan lebih suka mendengar dan mengamati dalam diam. Tapi ada
cerita yang cukup menarik dan menurut saya sangat lucu. Suatu hari
ketika briefing pagi untuk agenda penyuluhan hidroponik tahap satu yang
akan dilaksanakan ba‟da zuhur di Musholla Al-Ikhlas. Bayu Pradana
Ramadhan anak Agribisnis yang menjelaskan kepada saya dan teman-
teman semua harus paham betul bagaimana memotong media tanamnya,
pembibitannya, jumlah bibit yang akan di bubuhkan, kelembapan seperti
apa yang dibutuhkan si bibit agar dapat pecah biji nya, waktu dan tempat
yang pas untuk mendiamkan bibit sebelum terkena matahari, kapan
pindahnya bibit yang sudah tumbuh daun ke wadah, nutrisi yang
diperlukan seberapa banyak dan lain-lain. Di tengah penjelasan yang bisa
dibilang cukup serius itu ada teman saya M. Irsyad Ramadhan anak Bahasa
dan Sastra Arab tiba-tiba dia memakai helm dan mulai menyemprotkan air
ke wadah yang berisi media tanam dengan tampang seriusnya yang
membuat sebagian dari kami jadi fokusnya teralihkan ke dia semua.Tidak
usai sampai disitu, ketika ada teman yang mau membantu dan menjelaskan
bagaimana menyemprot dengan benar lalu ditepis tangannyatanpa berkata
apapun dan mulai menyemprot dengan caranya sendiri, ngeyel. Itu cerita
bahagia yang lucu, sederhana memang tapi berarti. Marasuk ke cerita yang
lebih kompleks.

Di suatu malam ketika rapat evaluasi rutin yang selalu kami adakan
selepas ada agenda di pagi atau siang hari nya, saya lupa siapa yang
mencetuskan habis rapat evaluasi tolong agendakan juga agenda sharing
bareng. Nah, di malam itu masing-masing dari menyampaikan keluh kesah
nya dan kesannya ketika sudah dua minggu menghabiskan waktu untuk
tinggal bersama di rumah besar itu, ada yang merasa senang dengan
keluarga baru nya, ada yang tidak suka dengan nada bicara temannya, ada
yang sedih ketika bantuan dari ibu dan saudaranya di tolak di kelompok,
ada yang jarang buka suara ketika ada forum, ada yang merasa tidak
dianggap di divisi nya, ada yang merasa kerja sendiri di divinya, ada yang
236
menghindari konflik, ada yang merasa dia terlalu dominan, ada yang suka
ngatur pekerjaan orang lain, ada yang selalu menjadi penengah, ada yang
cuma bisa bersedih melihat kondisi teman-temannya dan lain-lain.
Kemudian dari semua keluhkesah dan kesan itu timbulah klarifikasi dan
pembenaran yang tidak diketahui masing-masing dari kami, dan itu
mejadikan kami semua sadar bahwa perbedaan itu wajar dan harus saling
mencoba untuk memahami bagaimana masing-masing dari kami dan
bagaimana menekan ego masing-masing, karna kita disini satu tubuh
ketika ada yang teriris sedikit, semua bagian tubuh pun merasakan dan
punya responnya sendiri. Ketika semua sudah berakhir ada agenda salam-
salaman tumpah semua isak tangis dan selesai.

Wanitanya Kuat-Kuat

Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa di wilayah


Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 174,4
hektar. Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Cibatok Satu
Kecamatan Cibungbulang secara umum berupa dataran yang berada pada
ketinggian rata-rata antara 270 mdpl dengan suhu rata-rata berkisar antara
20-30 derajat Celsius dan tinggi curah hujan 236 mm3. Itu sedikit info
tentang desa yang saya tinggali. Pada minggu pertama hampir setiap hari
ada agenda sosialisasi pengenalan bimbel ke MI atau SD sekitar maupun
silaturahim ke tokoh masyarakat dan warga sekitar untuk pengenalan
program kerja kami dan himbauan bagi para ibu-ibu, warga, dan pemuda
nya ikut serta meyukseskan tiga program unggulan kami. Adapun kisah
bersama warga yang menyenangkan dan terasa sekali kedekatan itu
terbangun ketika 17 Agustusan dan peresmian Green House Hidroponik.
Mari simak kisah lainku, pertama adalah agenda 17 Agustusan.

Pada rapat pertama dengan para pemuda Desa Cibatok Satu kami
membahas struktur kepanitiaan dan berapa lomba-lomba yang akan di
selengarakan, disini panggilah pemuda dengan sebutan anak “GB”. Dan di
struktur kepanitiaan ini saya dan teman Redja Alyusfin menjadi
koordinator lomba makan kerupuk namun saya lebih tertariknya di lomba
tarik tambang, bergumam dalam hati,“Walaupun bukan jadi koordinator
tarik tambang, tapi lomba tarik tambang sama ibu-ibu kuat kelopok KKN
saya harus menang.” Kedua keliling rumah warga untuk minta sumbangan
237
minimal dua puluh ribu untuk membantu keberlangsungan 17 Agustusan
dan pendataan bagi keluarga yang punya anak untuk diikutsertakan dalam
perlombaan anak, banyak perlombaan yang diselenggarakan untuk anak
TK, SD, SMP, ibu-ibu kuat dan bapak-bapak. Pada pagi hari H nya Sabtu,
17 Agustus 2019 kami semua berkumpul bersama warga dan melaksanakan
upacara bersama dan menyanyikan lagu Hari Merdeka, lalu sekita pukul
sembilan perlombaan pagi anak-anak pun dimulai ada lomba estafet
bendera, lomba memasukkan palu kedalam botol, lomba makan kerupuk,
lomba pindah belut, lomba estafet kelereng, lomba pecahin balon dengan
mata tertutup, lomba mewarnai, lomba Ranking 1, lomba murotal dan lain-
lain. Kemudian siangnya giliran ibu-ibu kuat yang mengikuti
perlombaannya disitu terasa sekali kedekatan kami dan warga karna kami
pun ikut bersama warga dalam berbagai perlombaan, nyanyi dangdut
bersama, ada ajakan untuk berbaurlah bersama kami, menyenangkan.
Kedua, pada agenda peresmian Green House Hidroponik pada pukul 09.00
pagi yang dihadiri DPL kami Bapak Syarif Nasution dan Ibu Hj. Yeni
selaku tokoh masyarakat serta ibu-ibu kuat yang selalu mengikuti
penyuluhan hidroponik kami dari tahap pertama sampai tahap terakhir.
Pada agenda ini di MC- kan teman saya Rahma Putri Cesar Rahayu dan
doa oleh M. Irsyad Rachman, kemuadian ada sedikit sambutan dari Bapak
Syarif lalu yang membuat sedih ada sepatah kata dari Ibu Hj. Yeni beliau
berkata, saya sangat bahagia dengan adanya mahasiswa disini mejadi
keluarga baru kami dam membawa sebuah misi yaitu membangun Green
House ini, saya sangat bahagia karena pembangunan ini adalah impian saya
dari bebepa waktu yang lalu namun pihak desa tidak mendukung secara
materi, jika tidak ada mahasiswa yang bisa membantu pembuatan
bangunan ini impian dan harapan saya tidak akan terwujud, karna
pembangunan ini juga tidak memakai biaya yang sedikit.

Jadi bagi para ibu-ibu yang hadir disini lihatlah ini impian kita
sudah terwujud maka jagalah bersama. Jangan sungkan karena ini milik
kita bersama dan harus kita urus bersama juga. Kita disini sudah sangat
beruntung dengan adanya mahasiswa sepeti gayung bersambut, kita ada
niatan buat hidroponik, mahasiswa sudah buatkan bangunan Green
Housenya, alhamdulliah. Tumpah ruah tangis kami melihat Ibu Hj. Yeni
berbicara seperti itu kami langsung menghampiri beliau dan berpelukkan
238
sambil berbisik,“kami juga sangat berterima kasih bu, Ibu dan dan warga
sangat menyambut baik kami disini. “Kemudain kita makan bakso bersama
ditraktir pak Syarif.

Waktunya Berpisah dan Hanya Bisa Berharap

Kalau sepengamatan saya dari awal tinggal di Desa Cibatok Satu ini,
ketika ngajar bimbel sebagian murid-murid yang kami ajarkan belum
menguasai pembahasan PR mereka masing-masing, biasanya PR diberikan
kepada murid yang sudah diajarkan dan adanya PR buat latihan mereka.
Namun dalam bimbel yang kami selenggarakan murid-murid sama sekali
tidak paham apa materinya, jadi kami seperti mengajarkan mereka dari
awal, bisa disimpulkan bahwa? Ya, kurang nya guru memahamkan kepada
murid terkait penguasaan materi yang di berikan. Jadi harapan saya
semoga kedepannya metode yang di berikan kepada murid itu sesuai dan
murid pun akan paham dengan mudah. Lalu ketika penyuluhan
Hidroponik, karna mayoritas bapak-bapaknya adalah pedagang ataau
pekerja kantoran jadi yang mengikuti semua rangkaian penyuuhan kami
adalah ibu-ibu kuat, itu sebabnya saya buat sub judul “Wanitanya kuat-
kuat”. Bagi saya ketidakadaan bapak-bapak tidak masalah selama ibu-ibu
nya bekerjasama saling bahu membahu, tapi apa salahnya juga kalau hari
libur bapak-bapak juga dilibatkan dalam pengurusan Hidroponik,
harapannya hidroponik bukan hanya berkembang di Green House saja tapi
juga tapi dirumah masing-masing kepala keluarga pun ada budidaya
tanaman Hidroponik nya. Satu lagi, pengadaan lembaga Tahfiz Qur‟an,
ketika ngajar ngaji di mushola banyak anak-anak yang sudah bagus bacaan
Qur‟annya, lebih bagus lagi apabila ada lembaga binaannya denganrencana
kedepan bisa mengikuti lomba dan sebagainya.

239
Q

PELAJARAN TAMBAHAN SEMESTA

YANG TIDAK PERNAH SEDERHANA

Oleh: Rahma Putri Cesar Rahayu

Sebuah Proses Wajib Mahasiswa Akhir

Tanda menjelang akhir masa studi adalah banyaknya proses hebat


dan luar biasa yang harus kami selesaikan secara bertahap dan bertingkat.
Salah satunya adalah KKN di mana Kuliah Kerja Nyata yang biasa dijalani
oleh mahasiswa semester 6 adalah bentuk usaha untuk mewujudkan
pengabdian yang nyata kepada masyarakat, yang mungkin hal yang
ditunggu-tunggu oleh masyarakat tentang “perubahan apa yang dibawa
oleh mahasiswa kali ini”. Sebagai bentuk perwujudan pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi, Kuliah Kerja Nyata menjunjung tinggi nilai-
nilai pengabdian yang merupakan bentuk implementasi keilmuan selama
menempuh pendidikan. Sejalan dengan maksud dan tujuan KKN yaitu
mahasiswa turun langsung menyentuh kehidupan dan kompleksitas yang
ada masyarakat, yang selama ini hanya dipelajari lewat bangku kuliahan
dan paparan studi kasus.

Bismillahirahmannirahim, perkenalkan nama saya adalah Rahma Putri


Cesar Rahayu, biasa dipanggil Rahma, saya adalah mahasiswi semester 6
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi (FIDK). Ijinkan saya sedikit banyak berbagi tentang
kisah,pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan selama saya menjalani
Kuliah Kerja Nyata selama 31 Hari. Mengenai alasan yang mendasar
mengapa saya mengikuti program Kuliah Kerja Nyata ini adalah yang
pertama sebagai suatu kewajiban mahasiswa dan sebagai manusia yang
berakal. Selain melaksanakan aturan dan kewajiban, ingin menjadi
manusia yang bermanfaat bagi orang lain adalah alasan kuat saya begitu
tertarik mengikuti program pengabdian ini. Tugas saya sebagai mahasiswa
adalah memaksimalkan program KKN sebagai pintu yang selebar-lebarnya
untuk mengabdi kepada masyarakat.

240
Tujuan utama dari KKN ini adalah untuk membentuk pribadi
mahasiswa yang mampu bekerja sama dalam tim serta tekanan yang
memiliki kemungkinan datang dari segala pihak baik dari pihak internal
mahasiswa maupun eksternal mahasiswa, selain bertujuan untuk
melaksanakan kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi, program KKN ini
juga memiliki tujuan yang tepat sasaran kepada mahasiswa sebagai
pelaksana KKN, di mana mahasiswa dituntut untuk menyesuaikan diri
dengan cepat dan baik ke dalam masyarakat dan segala permasalahan yang
ada dalam masyarakat. Selain itu mahasiswa dituntut berfikir aktif dan
cepat tanggap menghadapi tantangan atas segala permasalahan yang ada
dalam masyarakat dengan menawarkan inovasi-inovasi yang dapat
memotivasi masyarakat demi mewujudkan masyarakat madani. Melalui
aplikasi keilmuan yang bermanfaat diharapkan menciptakan intregasi yang
kuat antara mahasiswa dan masyarakat.

Motivasi saya untuk mengikuti KKN ini adalah ingin mewujudkan


salah satu cita-cita saya yaitu dapat berguna bagi orang lain, saya merasa
KKN adalah waktu dan tempat yang tepat untuk menjadi mahasiswa
seutuhnya sebelum masa studi berakhir. Selain itu ketertarikan lebih
terhadap ilmu bidang sosial mendorong saya untuk turun langsung ke
dalam masyarakat dan mengenal segala hal yang ada dalam masyarakat
baik dalam bidang ekonomi, sosial ataupun budaya. Sebagai mahasiswi
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam saya sedikit banyak menguasai
kemampuan untuk berdialog dengan masyarakat atau “public speaking”, saya
memiliki ketertarikan dibidang diplomasi dan berusaha untuk
mengembangkan kemampuan ini selama saya KKN dan seterusnya ke
dalam masyarakat.

Pandangan awal saya tentang KKN adalah tak sabar untuk


melaksanakan KKN untuk melakukan hal-hal konkret yang harus
diwujudkan dengan teman-teman baru, hal-hal baru didalamnya. Ada
sedikit rasa cemas mendengar pengalaman-pengalaman dari kakak tingkat
yang telah menjalani program KKN perihal adaptasi, masalah air,konflik
internal dan lain sebagainya, namun bagi saya pribadi justru itu adalah
“bumbu” agar kenangan selama KKN dapat terus diingat dan dijadikan
pelajaran. Selama menjalani program KKN saya mendapat kepercayaan
untuk menjadi divisi Dekorasi dan Dokumentasi baik pra KKN, KKN dan
241
pasca KKN. Selain itu saya juga dipercaya untuk menjadi Penanggung
Jawab dari Program Utama yaitu GreenHouse Hidroponik. Pandangan
saya setelah menjalani program KKN adalah rasa takjub dan syukur.
Bagaimana tidak, selama sebulan lebih tinggal bersama 19 orang yang
berasal dari latar belakang yang berbeda dengan sifat dan karakter yang
berbeda, satu sama lain saling menekan ego untuk menjalankan sebuah
program pengabdian untuk masyarakat adalah sesuatu “hal istimewa”.
Dari segala konflik internal, segala hambatan yang berasal dari luar
kelompok membuat kami lebih saling menghargai dan semakin bertekad
untuk terus menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi orang lain sama
seperti nama kelompok kami “SAHWAHITA” yang artinya bermanfaat
bagi orang lain. Terlepas dari segala duka yang kami lalui, banyak cita yang
kami ciptakan setelah KKN ini yang mungkin akan dibahas di bagian lain
dari tulisan ini.

Yang Kita Butuhkan Hanya Sebuah Durasi

Tentang kelompok kami akan saya mulai dengan menceritakan diri,


saya adalah anak yang sangat suka bergaul dan berbicara bertukar
informasi dengan orang lain, maka dari itu perlu kehati hatian dalam
menyampaiakan pesan karena yang saya pelajari dalam psikologi
komunikasi adalah bahwa setiap orang memiliki persepsi yang berbeda
beda ketika menangkap sebuah pesan. Maka wajar saya tak mengharapkan
semua orang untuk memiliki pandangan yang sama. Memang betul dari
kami 19 orang ijinkan saya mengenalkan mereka kepada pembaca tulisan
ini

1. Ketua Kelompok, Bayu Pradhana Ramadhan, Fakultas Sains dan


Teknologi Jurusan Agribisnis
2. Sekretaris 1, Cut Annisa Tamara, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Jurusan Perbankan Syariah
3. Sekretaris 2, Alifia Mas‟ud, Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan
Sejarah dan Peradaban Islam
4. Bendahara 1, Qotrunnada Salsabila, Fakultas Adab dan Humaniora,
Jurusan Tarjamah

242
5. Bendahara 2, Siti Fadilla, Fakultas Ushuludin Jurusan Studi Agama
Agama
6. Humas 1, Redja Alyusfin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Manajemen
7. Humas 2, Almira Mey Theda, Fakultas Syariah dan Hukum,
Jurusan Ilmu Hukum
8. Nia Fitri Kurniawati, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Akuntansi
9. Laras Narpaduita Putri, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Jurusan Hubungan Internasioal
10. Imam Haidar Hasyim, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
11. Dhika Damayanti, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan Fisika
12. Fitrianah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan Agama Islam
13. Nur Safitri Hastin, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
14. Imam Taufiq Ponco, Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Sistem
Informasi
15. Cica Nurtia, Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Biologi
16. Akbar Fadilah, Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Aqidah dan
Filsafat Islam
17. Muhammad Irsyad Rachman, Fakultas Adab dan Humaniora,
Jurusan Bahasa dan Sastra Arab
18. Encep Dudin Saepudin, Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan
Hukum Keluarga
Dan saya sendiri sebagai penulis dalam laporan ini.
Ya, itulah mereka kawan baikku, keluarga singkatku. Karakter
mereka membuat kami saling melengkapi satu sama lain, disini kami
ditempa bukan oleh orang lain melainkan diri sendiri dimana kami
dituntut oleh keadaan untu menekan ego kami masing-masing, belajar
mandiri,disiplin, merendah dan saling peka terhadap kesulitan orang lain,
selama minggu pertama kegiatan kami seputar berkeliling dan bersosialiasi
serta mengenalkan diri kepada masyarakat sekitar. Kelompok yang Insya

243
Allah bermanfaat bagi orang lain ini mulai membentuk citra pada
masyarakat, saya lihat antusias dari masyarakat yang sangat hangat
mempersilahkan kami masuk dan bercanda tawa ria adalah hal manis di
awal KKN ini.

Selalu ada cerita dari setiap masing masing kami entah itu soal
jurusan masing-masing kami ataupun seputar hal-hal kecil yang kami
bicarakan untuk membuat kami semakin dekat satu sama lain. Hari-hari
berlalu kegiatan demi kegiatan, agenda demi agenda kami lalui dan ada
pada suatu saat konflik internal muncul pada kami, ini sudah saya
perkirakan sebelumnya mengingat menekan ego, menyatukan 19 kepala,
tinggal untuk waktu yang lumayan lama dibawah tekanan bukanlah
sesuatu hal yang mudah, wajar bila banyak konflik yang muncul sama seperti
ibarat garam dilautan, berbeda pendapat adalah hal wajar sama seperti garam dilautan,
karena orang tak banyak mempertanyakan kenapa laut selalu asin.

Bagiku sendiri teman-temanku hanya belum saling mengenal satu


sama lain, belum mampu memahami secara utuh bagaimana sifat satu sama
lain. Dengan tidak mengkesampingkan konflik tersebut bagi saya ini
adalah kelompok terbaik yang pernah saya temui, keanekaragaman sifat-
sifat anggota satu sama lain membuat cerita KKN saya sangat bewarna.
Ada Dilla yang sangat berisik dan cerewet namun kepercayaan dirinya
yang luar biasa yang setiap hari mampu membuat saya tertawa bahkan
dengan hal-hal kecil, kemudian ada Cut dengan ciri khasnya yang tegas
dan memang dia berjiwa paskibra sama seperti saya tak heran kami sangat
tertarik membicarakan sesuatu tentang paskibra. Kemudian ada Fitri
dimana dia adalah orang yang menjaga saya selama saya sakit,
membangunkan saya setiap adzan Subuh, kemudian ada Cica yang sangat
mudah tidur dan sangat pendiam jika kita belum mengenalnya, ada Asa
yang selalu mengingatkan kami untuk solat bersama, dan tadarus bersama.
Ada Encep, Akbar, Redja yang selalu membuat hari hari kami berwarna
dengan tingkah lucunya, dan untuk teman-temanku Bayu, Ponco, Irsyad,
Haidar, Alif, Nia, Laras, Theda, Hastin, Dhika kalian istimewa dan benar-
benar susah untuk dilupakan.

244
Selain konflik ada juga yang membuat saya bangga dari kelompok
ini adalah kerjasama yang sangat luar biasa untuk mewujudkan dan
menyukseskan 3 program kami ditengah konflik demi konflik. Dan satu hal
lagi saya sebagai penanggung jawab program utama Green House
Hidroponik Sahwahita sangat bangga kepada kelompok ini mampu
mendirikan sebuah Green House yang tidak mudah, tidak murah dan tidak
sebentar dalam pembuatannya. Dan ketika kami mulai saling mengenal
dan memahami, hari semakin cepat berjalan dan yang memang kita
butuhkan adalah sebuah durasi.

Menjelaskan Semesta yang Tidak Pernah Sederhana

Jujur pertama kali ketika survey ke desa Cibatok Satu aku merasa
bahwa desa ini cukup maju dan bukan merupakan desa yang tertinggal
tapi ketika beberapa perangkat desa yang menemui kami menceritakan
beberapa permasalahan yang ada di desa itu. Mulai dari masalah sampah,
keaktifan pemuda desa hingga masalah lingkungan. Satu hal yang
membuat saya bangga dari Desa Cibatok Satu ini adalah bahwa desa ini
didaulat sebagai desa percontohan untuk Program Kampung Ramah
Lingkungan. Sehingga perlu usaha yang lebih giat dan kreatif serta inovatif
dalam menghadapi segala problematika lingkungan.

Desa yang menurut saya cukup mengagumkan karena beberapa hal


yaitu beberapa pemandangan yang sempurna namun tak pernah
sederhana, empang dan sawah berdampingan dengan rumah warga dan
beberapa pemandian umum serta selokan selokan berisi sampah rumah
tangga agak sedikit menyengat namun air nya tetap jernih. Satu hal yang
saya ingat betul dari sekian banyak hal hal yang dapat saya pelajari adalah
desa ini memiliki cita-cita yang mulia untuk menjadi desa percontohan
dalam program daerah bernama Kampung Ramah Lingkungan. Mengingat
banyaknya masalah lingkungan dan kurangnya kepedulian warga desa
untuk menjaga lingkungan. Walaupun terbilang dekat dengan sumber
mata air dan banyak sungai sungai besar, air juga menjadi krisis jika
kemarau panjang, empang empang warga semuanya kering dan ikan ikan
mati, dan air sumur menjadi keruh, pengalaman saya dan teman-teman
pernah menimba air di sumur tetangga dan ketika beberapa saat air keruh
dan tidak bisa digunakan. Dan jujur saja bahwa dari awal hingga akhir
245
kami kesulitan menemui kepala desa Cibatok Satu padahal besar harapan
kami untuk bertemu dan berbincang bersama berbagi ide mengenai
program yang kami bawa ke Desa Cibatok Satu.

Satu lagi di Desa Cibatok Satu terdapat komunitas pemuda yang


baru berdiri pada tahun 2017 nama Komunitas tersebut adalah "Generasi
Baru 2017" atau disingkat dengan GB 17, komunitas ini terdiri dari pemuda-
pemudi desa yang selalu aktif membantu kami untuk segala keperluan
yang kami butuhkan. Hal yang paling berkesan dalam pergaulan didesa ini
adalah ketika kami kelompok Sahwahita dan komunitas GB 17 bersinergi
dan berkolaborasi dalam mewujudkan event 17 Agustus kami dan
komunitas GB 17 menjadi panitia penyelenggara dengan segala perlombaan
yang menarik mulai dari awal pembukaan tasyakuran hingga pembagian
hadiah dan penutupan.

Kami banyak mendapat teman baru, pelajaran baru, saudara


bahkan keluarga baru. Yang paling tidak bisa saya lupakan adalah ketika
kami bersama GB 17 di beberapa kegiatan seperti menyortir sampah, kerja
bakti, Idul Adha, saling bahu membahu tertawa bersama disetiap selera
humor kami. Dan hal yang paling berkesan adalah ketika kami rapat
bersama pemuda GB 17 di saat desa sedang mati listrik total namun karena
rapat telah direncanakan jauh jauh hari sehingga mau tidak mau tetap
harus dilaksanakan, di saat itu adalah rapat akbar kami yang pertama yang
sangat berkesan karena dilaksanakan dimalam hari dan kondisi mati
listrik, dan kami hanya di terangi oleh beberapa lilin seadanya namun
rencana berjalan lancar. Itu lah yang ada di Desa Cibatok Satu adanya
komunitas Generasi Baru 17 membuat desa ini semakin hidup ditengah
segala permasalahan. Dan kami banyak banyak bersyukur bertemu dengan
setiap bagian dari mereka begitu ramah dan tidak bisa dilupakan.

Pada hari hari terakhir kami sangat berat untuk meninggalkan desa
yang kami kenal selama lebih dari sebulan ini. Tangis Bu Hj. Yeni semakin
membuat langkah kami terasa berat, luapan terima kasih oleh Bu Hj. Yeni
pada pembukaan Green House “Hdroponoik Sahwahita” membuat air mata
kami tak lagi terbendung. Masih ingat betul ucapan Bu Hj. Yeni kala itu,

246
“Terima kasih kita telah diberi green house ini oleh anak anak KKN
uin, yang selama ini kami cita-citakan hanya belum terlaksana
karena kendala biaya, dan anak-anak uin ini baik pak, sopan sopan,
rajin dan bergaul sama warga”.

Begitu kurang lebih ucapan Bu Hj. Yeni yang masih terngiang-


ngiang dibenak saya sebuah perpisahan yang cukup mengharukan
sekaligus menyedihkan. Tak ada yang tak merasa kehilangan kami seperti
keluarga, cucu dan nenek nya, seakan akan ingin berpisah untuk waktu
yang lama, dan siang itu terasa teduh tak seperti biasanya.

Untuk Kita Semua Manusia Bumi

Jika berbicara harapan itu adalah nyawa setiap manusia sama


seperti mimpi. Mungkin menjadi bagian mereka selama sebulan sangatlah
kurang untuk sebuah masa masa indah. Pertama, untuk teman teman saya.
Harapan itu nyata adanya di setiap hati yang basah dan jiwa yang hidup.
Semoga tiga puluh hari milik kita berbuah banyak pelajaran dan ingatan
manis. Untuk setiap kesalahan dan pencapaian semoga bermuara kepada
berkah Allah. Untuk setiap masa jangan menjadi asing lagi, mari bertegur
sapa, bersuara ria, tertawa lepas, menangis tersedu sedu seperti biasanya.

Kedua, untuk warga desa Cibatok Satu, bagian semesta yang cukup
sempurna dalam kias makna yang tak pernah sederhana, harapan saya
setelah merasuk kedalam kehidupan yang cukup membuat saya berkali-
kali tersungkur atas permasalahan dimulai dari konflik internal, kondisi
rumah, gempa, mati listrik hingga rumah yang diincar oleh orang
mencurigakan adalah terima kasih telah menjaga kami begitu hebat dalam
waktu yang tak sebentar, terima kasih telah menjadi ayah, ibu, kakak, dan
kakek kami, terima kasih atas kehangatan yang luar biasa, rasa
kekeluargaan yang istimewa. Dari relung hati yang paling dalam, semoga
selalu dalam lindungan Allah, menjadi desa yang mampu menginspirasi
desa lainnya untuk terus menjaga lingkungan. Menjadi desa yang
mendunia karena prestasinya, semoga apa yang kami tinggalkan dapat
dimanfaatkan sebaik mungkin dan seluas mungkin.

Apa yang kami berikan semoga dapat ditingkatkan, diberdayakan


untuk setiap warga yang tercinta. Semoga segala permasalahan desa, baik
247
itu lingkungan ataupun sosial bisa diselesaikan dengan cara yang terbaik
bagi semua pihak. Masih ingat betul tangisan Ibu Hj. Yeni tokoh
masyarakat yang selalu mendampingi kami, tangisan rindu ketika kami
hendak pulang dan berharap bahwa sesering mungkin kami berkunjung
kesana untuk menjalin silahturahmi dan menengok Green House Hidroponik
Sahwahita yang kami titipkan.

Tangisan anak-anak di temaramnya lampu Mushola Al Ikhlas,


seakan akan adik-adik kandung kami dirumah yang setiap hari dating ke
posko kami, Tangis Ibu-Ibu yang selalu bertatap muka dengan kami
disetiap penyuluhan hidroponik atau bahkan merujak bersama, mata
pemuda yang berkaca-kaca yang selalu menjadi teman kami disetiap acara,
dan tangis kami yang seakan akan tak terbendung lagi sedari pagi
memuncah turun Bersama setiap tutur kata maaf dan terima kasih yang
tak berhenti kami ucapkan. Setelah semua harapan saya untu teman-
teman dan warga desa.

Kami pamit, dan untuk pelajaran tambahannya terima kasih,


menjadikan kami pribadi yang lebih baik, terima kasih telah menitipkan
harapan yang sangat besar kepada kami. Kelak jika ada kesempatan ijinkan
kami untuk dating membawa cerita dari sebuah harapan dan pelajaran
tambahan lainnya, sebagai rumah kedua kami, orang tua kedua kami, dan
tempat kami bercerita banyak hal. Harapan-harapan yang kalian titipkan
semoga bersinergi baik dengan harapan-harapan kami, untuk segala hal
yang kita semua ingin wujudkan mari berterima kasih pada Allah dan
semestanya, atas pelajaran tambahannya yang membuat kami semakin siap
dan sanggup menghadapi situasi dunia kedepannya. Terima kasih
keluargaku, terima kasih KKN Sahwahita-ku, terima kasih warga Cibatok
Satu, terima kasih telah mendukung segala hal tentang ini .

248
R
PENJAJAHAN YANG BERAKHIR INDAH
Oleh: Redja Alyusfin
Pengantar

Apa itu mahasiswa? Mahasiswa merupakan sosok akademisi yang terdekat


dengan masyarakat dan banyak dianggap sebagai garda depan pelindung
masyarakat apabila terdapat keputusan-keputusan maupun regulasi dari
pemerintah yang merugikan masyarakat serta menjadi ikon-ikon pembaharu dan
pelopor-pelopor perjuangan yang peduli dan tanggap terhadap isu-isu sosial serta
permasalahan umat dan bangsa. Mahasiswa banyak diartikan sebagai sosok yang
mengerti segalanya. Sebagai mahasiswa yang merupakan agen perubahan,
menjadi sosok yang diharapkan mampu memberikan perubahan baik bagi
masyarakat ataupun bangsa dan negara. Mahasiswa bukan hanya memahami
mata kuliah yang diajarkan oleh dosen di kampus, melainkan harus berkontribusi
secara nyata pada masyarakat. Tanggung jawab besar dibawa oleh mahasiswa
untuk masyarakat.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada


masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa diharapkan dapat
menjadikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai sarana untuk menambah
pengetahuan serta pengalaman di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat
dengan turut serta membantu memecahkan masalah berdasarkan kompetensi
keilmuan sesuai dengan situasi, kondisi, masalah dan prioritas kebutuhan
masyarakat di lapangan dengan pendekatan interdisiplin ilmu dan berifat ilmiah.
Selain itu, juga masyarakat diharapkan mampu menjadikan Kuliah Kerja Nyata
yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Jakarta sebagai pendorong terwujudnya
masyarakat yang kreatif dan inovatif dalam segala hal, baik itu secara agama,
ekonomi, sosial dan sebagainya. Kegiatan KKN juga diharapkan dapat
menghasilkan perubahan-perubahan yang lebih baik kedepannya walaupun tidak
signifikan. Sebagai mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak yang mulia
terutama kami mahasiswa yang berasal dari Universitas Islam terbesar se-
Indonesia. Mahasiswa memiliki peran sebagai contoh di masyarakat, segala
perbuatan yang dilakukan akan dinilai oleh masyarakat. Untuk itu sebagai
mahasiswa harus dapat memposisikan diri untuk dapat hidup berdampingan di
lingkungan masyarakat.

249
Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dijalani oleh mahasiswa UIN Jakarta pada
semester 6, untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis dibebani dengan bobot 4 SKS,
mahasiswa yang belum memenuhi persyaratan standar Satuan Kredit Semester
(SKS) yaitu 110 SKS tidak dapat mengikuti kegiatan KKN. Hal ini sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) UIN
Jakarta. Saat ini terdapat 200 kelompok KKN UIN Jakarta yang tersebar di
sekitar wilayah Bogor dan Tangerang, atas kerjasama PPM dengan pihak
Pemerintah Daerah, UIN Jakarta mendapatkan 200 desa dengan kategori belum
maju di wilayah Bogor dan Tangerang. Setiap kelompok terdiri dari 18 sampai 19
orang.

Saya dan kelompok SAHWAHITA ditempatkan di Desa Cibatok Satu,


Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Setelah berkoordinasi
lebih lanjut dengan pihak desa, pihak desa memutuskan menempatkan kelompok
kami di RT 001/001, Desa Cibatok Satu. Pertimbangan ini dilakukan oleh desa
sebab RT 001/001 saat ini tengah menjadi fokus utama desa sebagai acuan bagi RT
maupun RW lainnya di Desa Cibatok Satu terutama mengenai kegiatan ramah
lingkungan.

Saya Redja Alyusfin dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen,
saya menjabat sebagai Humas dalam kelompok SAHWAHITA. Sesuai dengan
disiplin ilmu yang telah saya dapatkan di jurusan yaitu kemampuan managerial.
Alhamdulillah saya memiliki sedikit lebih pengalaman dalam organisasi baik di
dalam maupun di luar kampus. Ilmu yang telah saya dapatkan di organisasi dapat
saya terapkan juga ketika berada di lokasi KKN. Selain itu pengetahuan saya
terkait ekonomi dan bisnis juga dapat digunakan untuk sedikit membantu
mengembangkan perekonomian dalam desa sehingga dapat menjadikan desa yang
lebih maju dari sebelumnya. Desa Cibatok Satu saat ini memiliki badan usaha
milik desa yang diharapkan dapat menopang perekonomian masyarakat yang
ingin memiliki usaha namun terhalang akan modal. Saya melihat hal ini
merupakan sesuatu yang positif bagi masyarakat untuk membantu
mensejahterakan kehidupan masyarakat yang memang memiliki keterbatasan
pendidikan sehingga banyak diantaranya yang menjadi pengangguran.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berlangsung dari tanggal 23 Juli 2019
sampai 23 Agustus 2019 yaitu selama 30 hari lamanya. Selama satu bulan
kelompok saya akan mengadakan 3 program kerja yaitu Hidroponik, Mengajar
dan Manajemen Organisasi Kepempinan.

250
Program kerja Hidroponik yang akan dilakukan merupakan kegiatan
utama dari kelompok SAHWAHITA untuk Desa Cibatok Satu, setelah
melakukan koordinasi dengan pihak desa ternyata program Hidroponik ini
sejalan dengan proyek yang akan dilakukan pada akhir tahun yaitu Hidroponik
dalam skala besar. Hal ini lah yang menambah rasa keyakinan kelompok kami
untuk menjadikan program kerja Hidroponik ini dapat bermanfaat dan menjadi
program yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Cibatok Satu kedepannya.
Program kedua kelompok SAHWAHITA yaitu mengajar anak-anak sekolah dasar
dari SDN 06 Cibatok dan MI Nurul Aman maupun seluruh anak-anak sekolah
dasar dari Desa Cibatok Satu yang ingin turut serta. Model mengajar yang akan
dilakukan oleh kelompok SAHWAHITA bukanlah mengajar langsung datang ke
sekolah untuk menggantikan jam mengajar guru saat jam kegiatan belajar
mengajar berlangsung melainkan dengan mengadakan bimbingan belajar pada
sore hari atau setelah jam belajar di sekolah usai yang dilakukaan setiap hari
Senin dan Kamis pada pukul 15.30. Program kelompok SAHWAHITA selanjutnya
yaitu Manajemen Organisasi Kepempinan yang rencananya akan kami laksanakan
di SMAN 1 Cibungbulang atau SMK Bumi Sejahtera, setelah kelompok saya
melakukan koordinasi lebih lanjut akhirnya diputuskan untuk mengadakan
kegiatan Manajemen Organisasi Kepemimpinan di SMAN 1 Cibungbulang.

Saya melihat Kuliah Kerja Nyata yang pada dasarnya adalah pengabdian
mahasiswa kepada masyarakat terutama yang berada di desa, KKN merupakan
sebuah kegiatan yang memiliki maksud dan tujuan agar mahasiswa dengan
masyarakat dapat saling bertukar pemikiran mengenai program yang sesuai
untuk desa, tentunya hal ini dilakukan oleh mahasiswa yang sudah menempuh
pendidikan dijenjang tinggi. Setelah saya menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
selama satu bulan di Desa Cibatok Satu, saya mendapatkan banyak sekali
pembelajaran dan pengalaman luar biasa dan bukan hanya sekedar sebuah
pengabdian saja yang dilakukan. Namun, jauh dari apa yang saya sebelumnya
bayangkan. Semua ini tidak dapat saya peroleh di lingkungan kampus,
pengabdian ini membuka cakrawala saya tentang kehidupan yang sebenarnya di
masyarakat khususnya di desa yang jauh dari kehidupan hedonisme masyarakat
di kota. Jika ingin mengerti apa yang dirasakan oleh masyarakat di desa maka
hiduplah bersama mereka dan berbaurlah dengan masyarakat.

Masyarakat juga memandang kami para mahasiswa memiliki ilmu yang


lebih terutama terkait dengan agama daripada mereka sehingga beberapa
masyarakat secara langsung mendatangi posko dan menemui kami untuk
meminta bantuannya mengajarkan secara pribadi mengaji anak-anaknya. Disini
saya melihat adanya kepercayaan dari masyarakt kepada kami mahasiswa UIN
251
Syarif Hidayatullah Jakarta terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan
agama, tentunya ini menjadi tanggung jawab besar bagi kami karena membawa
nama besar Universitas Islam.

Persatuan SAHWAHITA

Saat menegangkan akhirnya datang, penetapan daftar kelompok KKN UIN


Jakarta 2019 dilakukan oleh Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) UIN Jakarta.
Saya terdaftar di kelompok 024 bersama 19 orang dari beberapa fakultas.
Beberapa hari kemudian, pengumuman lokasi KKN dan Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) pun dilakukan oleh PPM. Kelompok saya mendapatkan lokasi
daerah di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Dosen yang menjadi dosen pembimbing lapangan kelompok saya ialah
Bapak Dr. Amilin, M. Ag.

Saya bersama teman-teman melakukan survei pertama pada bulan


Ramadhan. Tidak semua anggota kelompok turut serta mengikuti survei perdana,
hanya ada beberapa orang saja diantaranya ada saya, Bayu, Cut, Encep, Akbar dan
Dilah. Banyak diantaranya yang berhalangan hadir dikarenakan pada saat itu
bersamaan dengan masih adanya kegiatan perkuliahan. Pada hari itu kami
menggunakan motor yang berjumlah 4 motor. Di hari itu juga banyak teman-
teman dari kelompok lain yang melakukan survei ke lokasi KKN. Saat itu kami
membuat kesepakatan untuk bertemu di McDonald‟s Bojongsari sebagai titik
kumpul, kami memilih lokasi tersebut sebagai titik kumpul dikarenakan
McDonald‟s Bojongsari terdapat di tengah-tengah antara Ciputat dengan Jakarta
Timur tempat tinggal saya. Disana pun kami bertemu dengan teman-teman
kelompok 26 yang kebetulan lokasi KKN mereka berada di satu Kecamatan
dengan kelompok saya yaitu Kecamatan Cibungbulang. Sedikit percakapan
sebelum memulai perjalanan untuk menjalin keakraban antar kelompok terutama
dengan teman satu fakultasnya masing-masing.

Pada saat saya melakukan survei perdana, yang terlintas pertama kali
dalam pikiran saya KKN dikirimnya mahasiswa ke daerah pelosok dimana tidak
terdapat sinyal smartphone, jauh dari peradaban bahkan sulit mendapatkan akses
transportasi. Semua itu terbantahkan pada saat saya tiba di Desa Cibatok Satu,
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi KKN yang
bahkan tidak jauh berbeda dengan lingkungan di Ciputat bahkan di Jakarta,
daerah yang menjadi lokasi KKN saya bukanlah daerah pedalaman yang sulit akan
sinyal smartphone, akses transportasinya terbilang cukup maju karena sudah
adanya angkutan umum dan angkutan berbasis online pun sudah menjadi hal yang
252
tidak tabu lagi di Desa Cibatok Satu. Sesampainya di desa saya dan teman-teman
melakukan kunjungan kepada pihak Ketua Karang Taruna dan juga pejabat
daerah terkait di lingkungan RT maupun RW.

Setelah melalui seleksi untuk nama kelompok, kami memperoleh dan


menyepakati sebuah kata untuk dijadikan nama kelompok yaitu SAHWAHITA.
Bermanfaat bagi sesama merupakan arti dari nama kelompok KKN saya, nama
tersebut diperoleh dari Bahasa Sansekerta. Kelompok saya berjumlah 19 orang
yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Adapun berikut nama-
nama kelompok SAHWAHITA:

Badan Pengurus Harian

1. Ketua KKN 024 SAHWAHITA, yaitu Bayu Pradhana Ramadhan


(Agribisnis/Fakultas Sains dan Teknologi). Bayu selain menjabat sebagai ketua
dari KKN 024 merupakan penggagas dari program utama yaitu Hidroponik, ya ini
karena memang sejalan dengan apa yang telah dipelajarinya diperkuliahan selain
itu juga Bayu memiliki hobi menanam menggunakan sistem Hidroponik di
rumahnya.

2. Sekretaris 1, yaitu Cut Annisa Tamara (Perbankan Syariah/Fakultas


Ekonomi dan Bisnis). Cut merupakan salah satu perempuan dikelompok yang
memiliki sikap tegas dan banyak pengalaman yang dimilikinya terutama perihal
keorganisasian.

3. Sekretaris 2, yaitu Alifia Mas‟ud (Sejarah Peradaban Islam/Fakultas Adab


dan Humaniora). Alif aktif dalam keorganisasian terutama di kampus,
pengalaman yang dimilikinya tersebut banyak diberikan saat forum briefing atau
evaluasi kelompok.

4. Bendahara 1, yaitu Qotrunnada Salsabila (Tarjamah/Fakultas Adab dan


Humaniora). Asa panggilan akrabnya, merupakan perempuan dikelompok yang
memiliki sikap tegas namun dapat merangkul seluruhnya terutama ketika adanya
konflik internal.

5. Bendahara 2, yaitu Siti Fadilah (Studi Agama/Fakultas Ushuluddin).


Dilah perempuan yang memiliki banyak pengalaman dan kemampuan membaur
yang cepat dengan masyarakat di Desa Cibatok Satu.

Divisi Acara

253
1. Laras Narpaduita Putri (Hubungan Internasional/Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik). Laras memiliki kompetensi dalam berkomunikasi dan
mengolah bahasa.

2. Nur Safitri Wihastin (Pendidikan IPS/Fakultas Ilmu Tarbiyah dan


Keguruan). Hastin memiliki kemampuan dalam mengayomi anak-anak saat
mengajar ataupun saat kesehariannya dan mampu mengatur acara-acara yang ada
KKN.

3. Akbar Fadila (Ilmu Aqidah dan Filsafat/Fakultas Ushuluddin). Akbar


sosok yang diam-diam namun menghanyutkan, begitulah kiranya yang dikatakan
banyak orang. Dibalik sikap pendiamnya Akbar merupakan orang yang rajin jika
diberi tanggungjawab.

Divisi Hubungan Masyarakat

1. Redja Alyusfin (Manajemen/Fakultas Ekonomi dan Bisnis). Saya sendiri


memiliki kemampuan dalam bidang manajerial terutama, ya karena memang saya
mengambil konsentrasi bidang Manajemen Pemasaran.

2. Almira Mey Theda (Ilmu Hukum/Fakultas Syariah dan Hukum). Theda


perempuan asli Betawi memiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik ketika
melakukan pendekatan ke masyarakat.

Divisi Perlengkapan

1. Encep Dudin Saepudin (Hukum Keluarga/Fakultas Syariah dan Hukum).


Encep laki-laki asal sunda memiliki kemampuan dalam melakukan pendekatan ke
masyarakat dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

2. Imam Haidar Hasyim (Pendidikan Bahasa Inggris/Fakultas Ilmu


Tarbiyah dan Keguruan). Haidar merupakan sosok yang tegas dan memiliki jiwa
kepemimpinan, memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan mampu menjadi
sosok yang dapat diandalkan.

3. Nia Fitria Kurniawati (Akuntansi/Fakultas Ekonomi dan Bisnis). Nia


kemampuannya dalam mengelola pembukuan dapat di implementasikan dalam
beberapa kegiatan dan dibalik sosoknya yang banyak diam namun memiliki
membantu mengayomi teman-temannya dikala sedih.

254
Divisi Dekorasi dan Dokumentasi

1. M. Irsyad Rachman (Bahasa dan Sastra Arab/Fakultas Adab dan


Humaniora). Irsyad merupakan anggota KKN yang aktif untuk turun ke
masyarakat untuk membantu maupun untuk sekedar berbincang santai dengan
masyarakat. Irsyad juga salah satu anggota di KKN yang dekat dengan anak-anak
bahkan salah seorang masyarakat memintanya untuk mengajar cucunya mengaji
secara pribadi.

2. Rahma Putri Caesar Rahayu (Komunikasi dan Penyiaran Islam/Fakultas


Dakwah dan Ilmu Komunikasi). Rahma merupakan mahasiswi yang memiliki
kelebihan dalam hal komunikasi baik itu dalam internal maupun di masyarakat.

3. Imam Taufiq Ponco Utomo (Sistem Informasi/Fakultas Sains dan


Teknologi). Ponco memiliki kemampuan dalam bidang desain, videografi maupun
fotografi hal ini membawanya masuk menjadi salah satu anggota dalam divisi
Dekorasi dan Dokumentasi.

Divisi Konsumsi

1. Dhika Damayanti (Pendidikan Fisika/Fakultas Ilmu Tarbiyah dan


Keguruan). Dhika memiliki kemampuan memasak makanan, tidak hanya mampu
memasak saja namun mampu memberikan ilmu cara memasak yang benar kepada
yang anggota kelompok lainnya.

2. Fitrianah (Pendidikan Agama Islam/Fakultas Ilmu Tarbiyah dan


Keguruan). Fitri sosok yang diam namun memiliki kemampuan dalam mengajar
dan mudah melakukan pendekatan terhadap anak-anak.

3. Cica Nurtia (Biologi/Fakultas Sains dan Teknologi). Cica merupakan


salah satu perempuan dalam kelompok KKN yang paham tentang Hidroponik,
pengetahuannya tentang tanaman banyak membantu saat menjalankan program
kerja.

Banyak kesan pesan yang ada dalam berlangsungnya kegiatan KKN


bersama kelompok SAHWAHITA, mulai dari kebahagian hingga konflik internal
yang terjadi. Banyak kebahagiaan yang saya rasakan bersama dengan anggota
kelompok SAHWAHITA, kebersamaan yang membuat semuanya terasa hangat
dan kekeluargaan, walaupun kegiatan yang dilakukan berat namun semua itu
terasa ringan karena dijalankan bersama-sama. Ada momen dimana saya bersama
kelompok SAHWAHITA membuat pembagian jadwal piket harian untuk
kegiatan rumah seperti memasak, bersih-bersih rumah dan hal-hal lainnya yang
255
berkaitan dengan rumah tangga KKN SAHWAHITA. Saya bersama Laras dan Nia
mendapatkan tugas untukpiket di hari Selasa, tentunya hal ini merupakan
kebiasaan baru saya, dirumah saya sendiri tidak pernah memasak makanan yang
benar-benar serius untuk disajikan kepada orang lain apalagi di KKN ini saya dan
2 orang rekan harus membuat makanan dalam porsi besar untuk 3 kali makan
dalam satu hari.

Selain persoalan kebahagian ada juga masalah lain yaitu konflik internal,
komunikasi menjadi masalah utama yang ada di kelompok SAHWAHITA.
Perempuan menjadi inti permasalahan yang terjadi di kelompok ini, adalah salah
tanggap komunikasi diantara mereka mengakibatkan keributan yang
mengakibatkan hampir pecahnya hubungan kekeluargaan di kelompok ini. Saya
dan teman-teman saya sesama laki-laki merasa terganggu dan kurang nyaman
dengan situasi seperti ini sehingga kita memutuskan untuk membuat suatu forum
yang bertujuan untuk mempersatukan kembali perempuan-perempuan ini.
Alhamdulillah setelah diadakan suatu forum semuanya dapat kembali bersatu pada
malam itu, diiringi dengan tangisan haru para perempuan dengan saling
berpelukan dan saling memaafkan. Banyak pelajaran yang dapat saya ambil
setelah berbagai macam konflik yang terjadi yaitu membuat saya mengerti
bagaimana cara mengambil keputusan saat menghadapi konflik dan dengan
adanya konflik ini membuat kami menjadi manusia yang lebih dewasa dan dapat
saling bertoleransi.

Hingga akhirnya tiba saat kami semua harus menghadapi sebuah


perpisahan, semua menangis seolah tidak ingin kegiatan KKN ini berakhir. Haru
tangis dan pelukan mengantar kami bahkan saat sudah kembali ke rumah pun
rasa ingin kembali itu selalu datang, namun perpisahaan ini memang akan terjadi
dan tidak dapat dihindari. Pertemuan kembali nanti mungkin hanya disekitar
Ciputat atau kampus UIN saja karena memang di tempat tersebut kami semua
disatukan serta dipertemukan.

Desa Serupa Kota

Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa


Barat. Menurut data tahun 2011 desa yang memilki luas wilayah 174,4 hektare ini
dihuni oleh 7.927 jiwa yang terdiri atas 4 dusun di dalamnya yang terdiri dari 9
Rukun Warga (RW) dan 29 Rukun Tetangga (RT). Ketika survei pertama saya
bersama teman-teman, saya terkejut ketika mengetahui bahwa lokasi yang
nantinya menjadi lokasi KKN bersama kelompok merupakan desa yang dapat
dikatakan cukup maju dan sudah dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas
256
kesenjangan sosial yang terjadi di Desa Cibatok Satu, ketika memasuki wilayah
desa lebih dalam saya dan teman-teman melihat adanya wilayah yang belum
tersentuh oleh pihak pemerintah daerah setempat.

Pemandangan berbeda terlihat ketika saya dan teman-teman baru


memasuki wilayah Desa Cibatok Satu, sudah berdirinya berbagai macam toko
retail besar seperti Indomart dan Alfamart serta telah terhubung adanya
transportasi berbasis digital. Melihat hal semacam ini saya beranggapan bahwa
Desa Cibatok Satu kurang cocok untuk dijadikan lokasi KKN, karena memang
pemerintah daerah saat ini juga telah menggunakan anggaran mereka yang di
dapat dari pemerintah pusat sesuai dengan semestinya. Adanya pembangunan
jalan menggunakan beton dan aspal, penyelenggaraan ketertiban dan keamanan,
pengadaan kendaraan pengangkut sampah serta bak sampah pun sudah
disediakan untuk membantu dalam pengolahan sampah desa, dan adanya
penyertaan modal untuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).

Bukan seperti penduduk desa lainnya yang bermata pencaharian dalam


bidang agraris yaitu petani ataupun nelayan tapi masyarakat Desa Cibatok Satu
rata-rata memiliki mata pencaharian sebagai pedagang, kaum bapak-bapak
banyak yang berdagang ke luar daerah Cibatok Satu bahkan sampai ke Jakarta
dan banyak dari mereka yang pulang kerumah hanya pada hari Sabtu atau
Minggu saja. Dengan mata pencaharian mereka yang merupakan pedagang
tersebut, menyulitkan saya dan kelompok untuk menjalankan program kerja yang
memang ditargetikan untuk seluruh masyarkat Desa Cibatok Satu, baik kaum
ibu, bapak maupun anak-anak.

Berdasarkan pernyataan di atas menurut saya tidaklah pantas Cibatok Satu


disebut sebagai sebuah desa, tentunya saya melihat ini merupakan suatu hal yang
wajar terjadi sebab setiap masyarakat pastinya akan cenderung mengalami
perubahan. Perubahan ini terjadi saat masyarakat memiliki kebutuhan dan
keinginan yang tidak terbatas dan juga ingin adanya peningkatan taraf kehidupan
dalam hidupnya. Berkembangnya Desa Cibatok Satu menjadi lebih modern
merupakan suatu hal yang baik dan patut dibanggakan namun tentunya hal
tersebut perlu didukung oleh berkembangnya perilaku sosial masyarakat,
diperlukan keseimbangan antara perilaku sosial masyarakat dan perkembangan
suatu desa agar kedepannya tidak berdampak pada kondisi desa tersebut.

Kondisi penduduk Desa Cibatok Satu yang saya lihat selama sebulan ini
termasuk dalam kategori wilayah padat penduduk terutama pada RT 001/001,
saya melihat letak rumah yang begitu padat antara satu dengan yang lainnya hal
ini tentu dapat mengakibatkan lingkungan menjadi kumuh. Saya pun
257
meninggalkann pemikiran saya tentang desa yang penduduknya sepi dan asri.
Desa Cibatok Satu terbilang cukup kumuh, banyak sampah rumah tangga serta
bekas popok bayi yang berada pada saluran air. Hal ini terjadi bukan sepenuhnya
berasal dari sampah rumah tangga masyarakat Cibatok Satu saja namun banyak
diantaranya yang berasal dari hulu Cibatok Satu dan kemudian sampah tersebut
terbawa oleh arus air ketika musim penghujan hingga sampai akhirnya saat
waktu kemarau tiba sampah-sampah tersebut menumpuk di beberapa titik dan
salah satunya di lingkungan Desa Cibatok Satu.

Udara Segar untuk Cibatok Satu

Desa Cibatok Satu patut berbangga atas prestasi yang telah diperoleh di
tahun pertama mengikuti Kegiatan Ramah Lingkungan tingkat Kecamatan
karena berhasil mendapatkan juara 3, meskipun tidak berhasil mendapatkan juara
1 namun hal ini perlu disyukuri. Semua ini didapatkan memang tidak semudah
membalikkan telapak tangan, tentunya butuh waktu, proses serta tenaga juga
pemikiran yang tidaklah sedikit.

Adanya beberapa masyarakat yang sadar akan lingkungan membawa


pembaharuan dalam hal ramah lingkungan di wilayah Desa Cibatok Satu,
dibutuhkannya seorang yang tegas dalam bertindak dan berani menghadapi
semua hal yang memang dianggap salah dan perlu untuk diperbaiki. Kunci
keberhasilan ialah tidak bekerja sendiri namun melibatkan masyarakat secara
luas dan membuka pemikiran akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar, mulai
dari hal yang sederhana saja seperti tidak membuang sampah sembarangan atau
di sungai dan selalu menjaga kebersihan di lingkungan sekitar rumah.

Masyarakat Desa Cibatok Satu saat ini mulai sadar dan ikut mendukung
serta menjalankan adanya program Ramah Lingkungan, timbulnya kesadaran
tersebut membuat lingkungan Desa Cibatok Satu mengalami perubahan yang
cukup signifikan. Pemuda mulai aktif dalam menjaga lingkungan seperti setiap
hari Minggu bergotong-royong mengambil sampah dirumah warga lalu
memilahnya dan juga adanya kegiatan mengolah pupuk kompos dari kotoran
hewan. Setiap warga juga dituntut untuk aktif dalam melestarikan lingkungan
yaitu dengan membagikan satu tanaman untuk dijaga dan dirawat. Hal ini
merupakan sebuah hal kecil yang mungkin kelak akan membuat Desa Cibatok
Satu dapat menjadi wilayah yang lestari serta dapat menjadi contoh untuk desa
lainnya.

258
Saya dan kelompok SAHWAHITA menyadari adanya kesamaan program
kerja yang akan dijalani yaitu Hidroponik dengan program Ramah Lingkungan
milik Desa Cibatok Satu, kecocokan ini membuat kami yakin dengan
dijalankannya program pembangunan Green House Hidroponik dapat membantu
masyarakat Desa Cibatok Satu untuk turut melakukan budidaya sayuran di tanah
yang terbatas serta dapat membantu melestarikan lingkungan sebab media atau
wadah yang saya dan teman-teman gunakan merupakan pengolahan
menggunakan barang-barang bekas pakai seperti styrofoambekas penggunaan
wadah buah-buahan seperti anggur, botol air mineral 1,5 liter dan botol 600 ml
serta bekas gelas air mineral yang masih layak pakai. Kami berharap dengan
digunakannya media barang bekas ini membuat lingkungan sekitar khususnya
Desa Cibatok Satu menjadi lebih bersih, asri dan masyarakatnya mampu
mengolah serta memanfaatkan barang bekas pakai menjadi barang yang lebih
berguna lagi.

Saya dan seluruh anggota KKN 024 Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Cibatok Satu yang
telah membimbing serta telah turut membantu dan mendukung menyelesaikan
beberapa program kerja KKN dalam waktu satu bulan ini. Besar harapan saya dan
kelompok SAHWAHITA masyarakat Desa Cibatok Satu dapat memanfaatkan
Green House Hidroponik Sahwahita dengan baik dan semoga pelatihan mengenai
Hidroponik yang diberikan dapat diterapkan sehingga kedepannya dapat
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi seluruh masyarakat.

259
S
PENGALAMAN PERTAMAKU YANG TAK TERLUPAKAN
Oleh: Siti Fadilah

Pandangan Tentang KKN

Siapa bilang kalau kuliah itu cuma belajar di kelas saja? Ada kalanya
ilmu yang kita pelajari dan kita dapat selama kuliah itu diterapkan dalam
pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian pada masyarakat biasa
disebut dengan KKN atau Kuliah Kerja Nyata. Program pengabdian pada
masyarakat atau KKN ini biasanya dilaksanakan pada semester 6 di masa
perkuliahan. Apa itu KKN? KKN adalah program kegiatan pengabdian
mahasiswa pada masyarakat selama satu bulan penuh dan biasanya di
tempatkan bukan di daerah kota-kota besar, melainkan di daerah desa-
desa berkembang. KKN juga merupakan salah satu perwujudan dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian oleh mahasiswa kepada
masyarakat. Awamnya juga, sekelompok mahasiwa dari berbagai fakultas
dan jurusan di satukan dalam satu kelompok untuk menjalankan kegiatan
pengabdian tersebut. Saat itulah kita memiliki teman baru yang awalnya
tidak saling kenal, teman yang berbeda pendapat, sifat, watak, dan
perilaku dalam satu kelompok yang akan menjadi satu keluarga dalam
satu bulan penuh tersebut. Mengikuti kegiatan KKN merupakan hal yang
wajib untuk hampir semua jurusan di fakultas yang ada di Universitas.
Diadakannya program KKN ini merupakan salah satu tanggung jawab dari
Universitas, yang dimana tujuannya adalah untuk memacu pembangunan
masyarakat dengan menumbuhkan motivasi sendiri, mempersiapkan suatu
pembaharuan sebagai perubahan dari berbagai desa yang tertinggal.
Tujuan lain dari KKN juga ialah agar mahasiswa memperoleh pengalaman
pengabdian dan juga pembelajaran dari masyarakat, apalagi untuk
kemungkinan beberapa dari mahasiswa yang sangat baru terjun kepada
warga masyarakat desa setempat dengan lingkungan yang sangat baru.

Kegiatan KKN bagi mahasiswa sendiri merupakan hal yang sangat


bermanfaat untuk menjadi suatu pengalaman yang baru untuk menambah
ilmu pengetahuan, kemampuan, maupun kesadaran dalam masyarakat.
260
Namun, bagi masyarakat itu sendiri kehadiran mahasiswa yang sedang
melangsungkan KKN ini yang sangat diharapkan karena menurut
masyarakat sendiri mahasiwa mampu membawa atau memberikan
motivasi dan inovasi dalam bidang sosial masyarakat itu sendiri di desa
tersebut.

Bismillahirrahmanirrahim, berawal dari niat saya yang sangat ingin


sekali mengikuti program kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau
juga disebut dengan KKN. Karena menurut saya KKN itu pengalaman
pertama saya untuk mengikuti pengabdian kepada masyarakat, maka dari
itu saya sangat antusias sekali untuk mengikuti kegiatan tersebut. KKN
juga program dimana kegiatan tersebut ialah sebagai salah satu syarat
kelulusan saya dan juga teman-teman lainnya. Dengan adanya kegiatan
KKN juga saya merasa akan memiliki pengalaman pertama yang bisa
membuat saya lebih mandiri dan melatih diri saya untuk lebih aktif dan
lebih baik lagi untuk kedepannya. Menjelang pertengahan semester 6
kemarin, dimulailah kesibukan untuk mengurus pendaftaran KKN.
Namun, yang membuat saya ragu saaat itu ialah mendaftarkan diri secara
online untuk mengikuti kegiatan tersebut, karena salah satu persyaratannya
ialah harus minimal 110 SKS, sedangkan yang saya ketahui SKS saya
kurang dari minimal persyaratan tersebut. Alasannya karena saya sempat
cuti dalam 1 semester di semester 3 karena saya harus diopname selama 1
bulan dalam rumah sakit dan masa pemulihan selama hampir 5 atau 6
bulan. Tetapi Allah berkata lain, setelah saya tetap untuk mendaftarkan
diri secara online tersebut dan saya tetap berikhtiar ternyata saya
mendapatkan kebijakan untuk mengikuti kegiatan KKN tersebut, pada
saat itulah saya sangat bahagia sekali. Karena, menurut saya program
pengabdianlah atau KKN yang sudah saya tunggu-tunggu untuk
merasakan pengalaman pertama saya mengabdi pada masyarakat.

Cukup lama jarak antara pendaftaran dan pengumuman peserta


KKN. Ketika pengumaman peserta KKN mungkin merupakan hal yang
sangat penting karena lewat pengumuman inilah kita mengetahui teman-
teman dalam satu kelompok yang berbeda jurusan satu dengan jurusan
lain. Awalnya saya sempat bingung dan tidak tahu seperti apa dan
bagaimana wajahnya. Kami saling mencari dan akhirnya berkumpul, dan

261
memperkenalkan diri masing-masing agar saling mengenal. Diantaranya
yaitu, Akbar Fadilah dia salah satu teman yang saya kenal karena dulu
pernah satu pondok yang sama dan kembali dengan satu fakultas yang
sama yaitu Fakultas Ushuluddin, dan kembali lagi dengan satu kelompok
yang sama di kelompok KKN, ada juga dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan yaitu Imam Haidar Hasyim, Dhika Damayanti, Nur Safitri
Wihastin, Fitrianah, ada dari Fakultas Adab dan Humaniora yaitu M.
Irsyad Rachman, Qotrunnada Salsabila, Alifia Mas‟ud, ada dari Fakultas
Syari‟ah dan Hukum yaitu Encep Dudin Saepudin, Almira Mey Theda, ada
dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yaitu Rahma Putri Cesar
Rahayu, ada dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu Redja Alyusfin, Cut
Annisa Tamara, Nia Fitri Kurniawati, ada dari Fakultas Sains dan
Teknologi yaitu Bayu Pradhana Ramadhan, Imam Taufiq Ponco Utomo,
Cica Nurtia, ada dari Fakultas Sosial dan Ilmu Politik yaitu Laras
Nurpaduita Putri. Di sinilah kita dituntut untuk bisa beradaptasi dan juga
bersosialisasi terhadap teman baru dan juga dapat bekerja sama dalam satu
bulan penuh. Setelah mengetahui nama dan kontak teman satu kelompok
lalu kami pun saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan
melakukan pertemuan demi pertemuan, baik untuk mempersiapkan
program-program yang akan dilaksanakan selama KKN, mencari tempat
tinggal yang akan kami tempati selama KKN berlangsung, serta
berkoordinasi dengan pihak-pihak dari daerah di tempat KKN yang kami
tinggali. Selanjutnya, kami membahas soal survei lokasi KKN yang akan
dilakukan oleh sebagian saja dari 19 orang tersebut, yakni 6 orang. Bagi
anggota yang tidak ikut survei pertama maka akan melakukan survei yang
kedua dan seterusnya. Dan lokasi di mana kami akan menjalankan KKN
terletak di Kabupaten Bogor, lebih tepatnya lagi di Desa Cibatok Satu,
Kecamatan Cibungbulang.

Sebuah Kisah Klasik Desa Cibatok Satu

Beberapa dari kami akan melakukan survei ke Desa Cibatok Satu


untuk pertama kalinya, dan yang berangkat untuk survei pertama ini
hanya ada 6 orang saja di karenakan sebagian yang lain masih memiliki
urusan yang tidak bisa ditinggalkan. Oleh sebab itu, untuk anggota yang
lain masih bisa melakukan survei kedua dan selanjutnya di lain waktu.
262
Untuk survei pertama kalinya kami ke Desa Cibatok Satu ini
membutuhkan waktu selama 2 jam untuk sampai ke sana. Mengapa
membutuhkan waktu 2 jam? Di karenakan kami orang baru yang tidak
mengetahui jalan untuk sampai di sana, makanya kami membutuhkan
waktu kurang lebih 2 jam. Sesampainya di Desa Cibatok Satu, tidak sesuai
dengan harapan saya karena yang ada dipikiran saya itu tentang Desa
Cibatok Satu ini hanya dengan desa yang banyak akan area sawah, sungai,
pegunungan dan lain sebagainya, tetapi sesampainya di sana desa itu sudah
banyak berkembang dan lagi mayoritas masyarakat di sana itu berprofesi
sebagai pedagang.

Alhamdulillah, setelah melakukan survei berkali-kali, akhirnya saya


mendapatkan tempat singgah yang nyaman selama sebulan nanti, dan
senangnya juga warga di sana sangat antusias dan hangat sekali karna akan
kedatangan kami mahasiswa yang akan menjalankan program kegiatan
KKN di Desa Cibatok Satu. Tepat pada tanggal 22 Juli 2019, saya
melaksanakan pelepasan KKN UIN Jakarta tahun 2019 di Auditorium
Harun Nasution yang dihadiri oleh Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin
Lubis, Lc, MA selaku Rektor UIN Jakarta dan Dr. Agus Gumiwang
Kartasasmita, M.Si selaku Menteri Sosial Republik Indonesia.

Pada tanggal 23 Juli 2019, kami telah tiba di Desa Cibatok Satu. Tugas
semua anggota dalam kelompok KKN hari itu ialah kami membersihkan
dan menata tempat tinggal atau yang sekarang kami sebut itu sebagai
posko sementara kami agar serapih dan sebersih mungkin, setelah kegiatan
membersihkan posko telah selesai kami pun berkumpul kembali untuk
merundingkan acara-acara selanjutnya yang telah kami rundingkan di
rapat-rapat sebelum KKN ini berlangsung, salah satu acara yang akan kami
adakan setelah kami di desa ini yaitu Pembukaan KKN 024 SAHWAHITA.
Pembukaan akan dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2019 di Musholla Al-
Ikhlas tepatnya di RT.001 RW.001 Desa Cibatok Satu, sebelum kami
memberikan undangan kepada kepala desa atau aparat desa setempat kami
menyempatkan diri untuk bertanya kepada beberapa warga desa tersebut
mengenai diadakannya acara pembukaan kelompok KKN di Desa Cibatok
Satu ini, dan setelah kami mengetahui tentang acara-acara yang biasanya
diadakan di desa ini yaitu di malam hari, bergegaslah kami membagi tugas
setiap divisi untuk mempersiapkan pelaksanaan pembukaan tersebut,
263
seperti menyiapkan surat untuk diantarkan kepada kepala desa, aparat
desa, dan warga desa setempat, menyiapkan konsumsi, perlengkapan, dan
juga dekorasi. Saya pribadi sangat bahagia karena antusias warga desa
menyambut kedatangan kelompok KKN kami, mereka sangat baik dan
juga ramah. Meskipun acara kami belum sempurna namun respon baik
dari masyarakat sangatlah hangat. Walaupun pelaksanaan pembukaan
kelompok KKN kami tidak dihadiri oleh bapak kepala desa namun di
wakili oleh aparat desa kami tetap bersyukur telah di terima dengan
senang hati di desa yang nantinya akan kami tinggali selama 1 bulan penuh
dengan beberapa program yang akan kami buat nanti.

Tokoh masyarakat Desa Cibatok Satu yaitu Hj. Yenni, beliau adalah
sesepuh yang sudah lama tinggal dan mengetahui secara rinci Desa
Cibatok Satu ini, dan beliau juga orang yang sangat dihormati oleh warga
desa. Saya sempat bertemu dengan beliau untuk pertama kalinya saat ingin
bernegosiasi rumah yang nantinya akan kami tinggali, dan alhamdulillah
beliau bersedia membantu kami untuk bisa menempati rumah yang
nantinya akan kami jadikan posko. Suatu ketika saya dan beberapa teman
saya berkunjung ke rumah beliau untuk menanyakan sejarah Desa Cibatok
Satu ini.

Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan


Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Dengan memiliki luas wilayah 174,4 Ha,
dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Cibatok Satu secara umum
berupa daratan yang berada ketinggian rata-rata antara 270 M di atas
permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar antara 20 derajat Celcius
sampai dengan 32 derajat Celcius. Desa Cibatok Satu terdiri dari empat
dusun, sembilan Rukun Warga, dan 29 Rukun Tetangga. Berkaitan dengan
masalah keamanan dan ketertiban, disampaikan pada tahun 2013, situasi
dan kondisi Desa Cibatok Satu terbilang aman. Dilihat dari keadaan yang
ada pada Desa Cibatok Satu saat ini, banyaknya perubahan dan
perkembangan yang terjadi seiring berjalannya waktu dari zaman ke
zaman yang ada di Desa Cibatok Satu. Sangat banyak perubahan dan
kemungkinan awal berdirinya sebuah Desa Cibatok Satu.

264
Pada awalnya Desa Cibatok Satu adalah bagian dari Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Konon kabarnya
Desa Cibatok Satu dahulunya banyak terdapat sumber mata air yang
tersebar di seluruh wilayah Desa Cibatok Satu. Dari sinilah masyarakat
menamakan Desa Cibatok Satu yang berasal dari kata “ci” yang
mempunyai arti kata “air” yang terdapat di setiap sudut desa ini. Namun
menurut salah satu seorang sesepuh desa yang telah diwawancarai bahwa
sejarah awal berdirinya Desa Cibatok Satu, karena penduduk asli Desa
Cibatok Satu yang sekarang ini merupakan keturunan genrasi ke generasi
dari penduduk desa asli pada masa sebelumnya yang sudah terlebih dahulu
tinggal menjadi penduduk asli Desa Cibatok Satu.

Keunggulan yang ada pada Desa Cibatok Satu ini dapat dikatakan
sebagai desa yang mandiri karena hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat
desa dilihat dari nilai gotong-royong dari seluruh masyarakat desa
sangatlah besar dalam minat dan antusiasnya. Semua kegiatan gotong-
royong masyarakat menjadikan desa ini sebagai desa yang mandiri dan
sejahtera. Selain dilihat dari keadaan masyarakat desanya, warga Desa
Cibatok Satu ini juga memiliki peternakan dengan berbagai macam jenis
hewan yang sangat banyak. Pada umumnya para warga desa memiliki
hewan ternak seperti ayam dan bebek yang terus berkembang biak dan
bertambah menjadi peternakan yang besar. Selain itu warga desa juga
mempunyai perikanan yang cukup banyak karena dikenal sebagai desa
yang mempunyai sumber mata air yang terdapat dimana-mana. Berbagai
jenis ikan yang ada di kolam perikanan air tawar pada Desa Cibatok Satu
antara lain ikan mas, ikan mujair, ikan nila, dan masih banyak lagi.
Penduduk desa yang bermata pencaharian sebagai pedagang, biasanya
mereka menjual hasil dagangannya itu keluar desa untuk mencari
keuntungan yang lebih di kota-kota besar. Hal itu merupakan keunggulan
dan keuntungan bagi pemasukan perekonomian bagi masyarakat Desa
Cibatok Satu yang mandiri dan berbagai hal terutama pada sistem
perekonomian.

Pengalaman Sekaligus Kenangan yang Tak Terlupakan

Disinilah berawal pengalaman pertamaku dan sekaligus menjadi


kenangan yang tak akan pernah terlupakan. Setelah selesainya acara
265
pembukaan KKN 024 yang diadakan pada malam hari itu tepatnya di
Musholla Al-Ikhlas saya dan juga beserta teman-teman saya yang lainnya
saling memperkenalkan diri masing-masing dengan menyebutkan nama
dan juga jurusannya. Saya sangat bahagia pada malam itu karena antusias
warga atas kedatangan kami di sana di sambut dengan sangat baik dan
sangat hangat. Keesokan paginya kami tidak hanya berdiam diri saja di
posko, melainkan saya dan juga teman-teman melakukan musyawarah
kepada Karang Taruna dan RT setempat dan juga warga lainnya untuk
satu bulan kami berada di desa ini. Setelah melakukan musyawarah kepada
warga setempat, pada malam harinya kami pun melakukan pengajian
bersama di posko, kami berharap agar selama satu bulan ke depan
nantinya prograam atau pun kegiatan yang lainnya bisa berjalan dengan
sangat lancar dan tidak ada kendala.

Keesokannya, saya dan teman-teman lain memutuskan untuk


mensosialisasikan program-program kami kepada warga yaitu bimbingan
belajar untuk anak sekolah dasar, mengadakan program Seminar
Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan dan yang paling utama dari
program kami yaitu hidroponik. Menurut saya pengalaman yang banyak
saya ambil itu dari tiga program unggulan kelompok KKN saya, kenapa
saya beralasan demikian? Karena pertama saya belum pernah sama sekali
mengajar di tingkat sekolah dasar, biasanya yang saya ajar hanyalah anak
yang belum memasuki tingkat sekolah dasar dan itu pun di tambah dengan
mereka yang belum bisa mengaji. Bahagianya saya bisa mengajar dan
menjadi guru yang bisa membantu mereka dalam beberapa hal pelajaran.
Saya sempat khawatir apakah saya bisa mengajar mereka yang sudah
memasuki bangku sekolah dasar sedangkan umur mereka terpaut jauh
dengan yang biasa saya ajarkan di rumah dan juga saya mengajar mereka
bukan di rumah saya ataupun di kampung saya, melainkan di desa yang
baru saja saya pijakan kaki dan entah bagaimana sikap mereka terhadap
saya. Namun ternyata kekhawatiran saya itu salah, ternyata merakalah
yang sangat antusias ingin mengikuti bimbingan belajar. Keramahan
merekalah yang terkadang selalu teringat oleh saya, apakah nanti setelah
saya dan teman-teman saya pulang kembali untuk melanjutkan kuliah,
senyum dan tawa bahkan keramah tamahan mereka selalu teringat?

266
Bahkan sebelum saya pulang dan melewati minggu-minggu akhir menuju
kepulangan pun tawa merekalah yang selalu teringat.

Ada suatu ketika dimana saya dan teman-teman saya diutus untuk
menjadi panitia kemerdekaan bergabung dengan karang taruna di desa
tersebut. Mungkin menurut teman-teman saya yang lain ini adalah hal
yang biasa mereka lakukan di setiap Hari Kemerdekaan, tetapi beda halnya
dengan saya yang baru pertama kali mengikuti menjadi panitia
kemerdekaan apalagi ini bisa bergabung dengan karang taruna desa
setempat. Ini juga menjadi pengalaman yang mungkin tidak akan pernah
terlupakan karena menjadi panitia itu tidak mudah, capek itu terbayarkan
melihat keakraban saya dan teman-teman saya dengan masyarakat desa
setempat dengan adanya lomba kemerdekaan tersebut. Bukan saja dari
lomba-lomba tersebut yang membuat kami dan masyarakat desa setempat
bisa akrab, tetapi dengan keramah tamahannya mereka yang mereka
suguhkan kepada kami. Bahkan, mereka pun tak sungkan lagi menganggap
saya dan teman-teman saya sebagai anak sendiri, kakak, adik, dan juga
saudara.

Dalam minggu kedua, saya dan beberapa orang teman saya


mendapatkan tugas untuk mengajarkan ngaji kepada anak-anak di desa
tepatnya di Musholla Al-Ikhlas. Di sana saya bertemu dengan salah satu
anak yang seusia dengan keponakan saya, dia sangat lucu sekali tetapi
sayangnya dia tak pandai bergaul dan masih sungkan untuk bercanda ria
dengan saya, lalu kemudian saya mengira bahwa orang dewasa yang
mendampinginya untuk mengaji ini orang tuanya, namun saya salah
ternyata orang dewasa yang medampingi si anak ialah anak dari
saudaranya yang ibunya itu bekerja sebagai pedagang dan mengasuh si
anak lucu nan menggemaskan itu. Lalu saya pun berkenalan dengan si teteh
orang dewasa yang tadi mendampingi si anak, dia bernama panggil saja
“Teh Fani” sebenarnya dia baru lulusan SMA tahun lalu, namun saya
menghargai dan menghormati Teh Fani karena menurut saya masih setara
umurnya dengan saya. Bahkan adiknya pun yang biasa di panggil “Nur”
dan baru memasuki kelas 1 di SMK Bumi Sejahtera langsung akrab ketika
bertemu dengan saya. Entah bagaimana saya merasa punya keluarga baru
di sana, teman dan juga saudara seumuran dengan saya. Mereka tak

267
sungkan untuk meminta bantuan dengan saya bahkan mereka juga sering
main di posko dengan teman-teman saya. Saya merasa merekalah warga
desa yang paling akrab dengan saya karna merekalah saya merasa memiliki
teman baru dan juga keluarga baru di desa ini.

Keterbatasan lahan di pedesaan yang sangat padat akan penduduknya,


tidak menyurutkan niat baik kami yang ingin menjalankan program utama
kami yaitu hidroponik. Apa itu hidroponik? Hidroponik ialah budidaya
menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah
dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit dari pada kebutuhan air pada
budidaya dengan media tanah. Singkatnya, tanaman hidroponik ini yang
menggunakan air yang lebih efisien, dan tidak repot lagi untuk
menggunakan media tanah yang kemungkinan akan sulit ditemukan di
daerah Desa Cibatok Satu ini. Hari demi hari pun dilewati dengan
sosialisasi dan penyuluhan terhadap penggunaan hidroponik, dari
pembibitan, membuat wadah, memindahkan bibit ke dalam wadah, sampai
pada akhirnya saya dan teman-teman saya di kelompok KKN 024
SAHWAHITA berhasil mendirikan green house untuk hidroponik dari KKN
024 SAHWAHITA untuk warga Desa Cibatok Satu. Perjuangan demi
perjuangan untuk mencapai selesainya green house dan juga dibantu
bergotong royong oleh masyarakat setempat, menurut kami itu tidaklah
mudah dan hasilnya bisa selesai tepat waktu sehari sebelum kami kembali
pulang itulah di mana hari yang sudah kami tunggu untuk meresmikan
dibukanya Green House Hidroponik SAHWAHITA. Saya beserta dengan
teman-teman dan juga warga desa setempat bahagia berikut bangga karna
telah menyelesaikan program utama kami dan juga bisa berguna untuk
warga Desa Cibatok Satu.

Kami Harus Kembali Pulang

Tibalah kami harus kembali pulang. Selama satu bulan penuh saya dan
teman-teman KKN 024 SAHWAHITA tinggal di Desa Cibatok Satu sudah
merasa bahwa desa inilah seperti kampung sendiri. Namun pada akhirnya,
kami harus kembali pulang untuk melanjutkan tugas yang sebenarnya.
Sedih pasti terasa, kami adalah keluarga namun harus berakhir dengan

268
perpisahan. Waktu yang telah kami lewati itu sangatlah sulit untuk
dilupakan, kekuatan kami ialah kebersamaan. Saya tidak akan bisa
melakukan apapun tanpa kalian, teman-teman yang akan sangat saya
rindukan. Maka dari itu saya sangat bersyukur telah bertemu, berteman,
bahkan menganggap kalian sebagai saudara dan keluarga sendiri. Selama
satu bulan penuh bersama dengan kalian, apalah daya jika saya tanpa
kalian. Tak terasa saya dan teman-teman telah menghabiskan waktu
selama satu bulan penuh. Dari yang tidak mengenal, sungkan untuk
bertanya, sungkan dalam segala hal sampai pada akhirnya kita mengenal
satu dengan yang lainnya, entah itu dengan sifat bahkan sikap yang mereka
lakukan dalam sebulan penuh itu, dan itulah kenangan yang nantinya tak
akan pernah bisa untuk dilupakan.

Malam itu setelah siang harinya saya dan teman-teman melaksanakan


peresmian green house, tibalah malam hari di mana kami sebagai kelompok
KKN 024 SAHWAHITA harus pamit pulang. Saya dan teman-teman
mengundang Kepala Desa dan seluruh warga Desa Cibatok Satu tepatnya
RT.001 RW.001 yang dilaksanakan di lapangan Musholla Al-Ikhlas, namun
ada beberapa halangan yang tidak memungkinkan untuk Kepala Desa bisa
hadir untuk melepaskan kami kembali pulang, hanya saja bisa diwakilkan
oleh staff desa yang bermukim di wilayah tersebut. Pelaksanaan penutupan
pun kami mulai dengan hati yang tak menentu karena harus meninggalkan
desa yang sudah kami anggap sebagai kampung halaman sendiri. Dimulai
dari pembacaan ayat suci al-Qur‟an, ada beberapa hadiah yang belum
sempat kami berikan, ada pula kenang-kenangan dan juga ucapan
terimakasih yang secara simbolis di berikan dari kami kelompok KKN 024
SAHWAHITA untuk Desa Cibatok Satu yang diwakilkan oleh staff desa
langsung. Lalu saya dan juga teman-teman memiliki kenang-kenangan
sebuah video yang menunjukkan rasa kebersamaan kami dan juga
masyarakat desa yang begitu hangatnya mereka merangkul kami sebagai
anak sendiri. Malam ini adalah malam terakhir kami yang di mana saya
beserta teman-teman yang lain akan berpamitan, dimana ada cerita-cerita
seru saat mengikuti KKN atau cerita saat bersama adik-adik atau pun
warga Desa Cibatok Satu.

269
Dimana ada pertemuan di situ pasti ada perpisahan, mau tidak mau,
suka atau pun tidak, saya dan teman-teman harus meninggalkan tempat
ini dan harus berpisah untuk kembali ke rumah masing-masing dan
melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Untuk Desa Cibatok Satu,
terimakasih untuk seluruh pengalaman yang sudah saya dapatkan dan
yang tak akan pernah terlupakan, terimakasih untuk semua kehangatan
dan kenyamanan kalian baik sebagai orang tua, kakak, adik, atau pun
saudara, terimakasih untuk semua kenangan indah yang sudah dilalui
bersama, terimakasih juga untuk seluruh pihak yang sudah membantu saya
dan teman-teman atas terselenggaranya dan pencapaian sukses kelompok
KKN 024 SAHWAHITA. Harapan saya, semoga Desa Cibatok Satu ini
tetap menjadi desa yang mandiri dan juga sejahtera, yang terkenal dengan
ramah tamah dan kehangatan, dan juga bisa menjadi desa yang terkenal
akan budidaya hidroponik tanaman sayurannya. Semoga suatu hari nanti
saya dan juga teman-teman bisa berkunjung kembali ke desa ini, untuk
sekedar membalas rindu yang selama ini kami simpan dan kami kenang.
Harapan untuk Kepala Desa Cibatok Satu semoga bisa lebih peduli lagi
dengan masyarakat setempat, lebih di perhatikan kembali desa setempat
dan lebih menghargai tamu yang berkunjung atau sedang menjalankan
tugasnya di Desa Cibatok Satu.

Untuk teman-teman SAHWAHITA, saya hanya bisa mengucapkan


beribu-ribu kali terimakasih kepada kalian, karena jika bukan karena
kalian apalah saya ini. Saya juga mohon maaf dengan sebesar-besarnya
apabila dalam menjalankan tugas, di posko, atau dimanapun saat bersama
kalian sering sekali menyakiti hati kalian. Manusia tidak luput dari
kesalahan dan dosanya, maka dari itu mohon dilapangkan dadanya,
berbesar hati untuk sekiranya memaafkan segala ucapan dan juga
perbuatan. Terimakasih atas kepedulian, kehangatan, canda tawa, kesal,
bawel, tangisan, dan lain-lainnya. Saya akan sangat merindukan kalian,
bahkan setiap detik bersama kalian sangatlah berharga. Setelah ini, ada
banyak hal yang saya dan teman-teman lain harus mensyukuri dan juga
saling menghargai terhadap apapun. Saya bangga berada di kelompok
KKN 024 SAHWAHITA, teman seperjuangan yang tak akan pernah bisa
tergantikan oleh siapa pun dan tak akan pernah terlupakan.

270
BAB VII

KESAN WARGA ATAS PROGRAM KKN

1. Bapak Deni Romadon (Kepala Desa Cibatok Satu)19

“Saya mewakili seluruh masyarakat desa Cibatok Satu mengucapkan


terima kasih banyak kepada teman-teman KKN 024 UIN Jakarta. Saya
sangat mengapresiasi sekali khususnya Pemerintah Desa Cibatok Satu
mengucapkan terima kasih untuk tahun ini sangat banyak membantu
masyarakat kami di Cibatok Satu dengan beberapa program yang teman-
teman lakukan selama satu bulan ini. Semua yang teman-teman KKN
lakukan sangat bermanfaat untuk warga dan saya selalu mensupport
kegiatan apapun dari teman-teman mahasiswa KKN. Masukan dari saya,
teman-teman lebih tingkatkan lagi koordinasi dengan pihak pemerintah
desa agar komunikasi dapat berlangsung lebih efektif dan efisien. Harapan
saya untuk kedepannya untuk program KKN ditingkatkan lagi dan
memperluas jangkauan wilayah pengabdian sehingga seluruh masyarakat
desa dapat merasakan dan mengalami perkembangan dari kegiatan KKN.”

2. Bapak Asep Irfansyah (Ketua RT 001/001 Desa Cibatok Satu)20

“Terima kasih banyak kepada mahasiswa UIN karena telah


membantu masyarakat dengan menjalankan berbagai macam kegiatan dan
anak-anak pun merasa bahagia atas kedatangan teman-teman KKN UIN
Jakarta. Mahasiswa KKN UIN Jakarta yang sekarang alhamdulillah
membaur dengan masyarakat dan selalu berbagi apapun dengan pemuda,
anak-anak, dan ibu-ibu. Berbagai ilmu hidroponik, dan saling bertukar
pengalaman antara mahasiswa dan masyarakat di desa.”

3. Ibu Iin Sumarni (Warga Desa Cibatok Satu)21

“Alhamdulillah, anak-anak mahasiswa UIN Jakarta baik-baik. Semoga ke


depannya dapat menjadi mahasiswa yang berguna dan berhasil untuk

19
Wawancara pribadi dengan Kepala Desa Cibatok Satu, Bapak Deni Romadon, 15
Agustus 2019
20
Wawancara pribadi dengan Ketua RT 001/001, Bapak Asep Irfansyah, 17 Agustus
2019
21
Wawancara pribadi dengan Ibu Iin, 17 Agustus 2019
271
keluarga, diri sendiri maupun masyarakat. Saya berharap silaturahmi di
antara mahasiswa dan warga Cibatok Satu dapat terus berjalan. Terima
kasih untuk kerjasamanya dan juga kekompakannya.”

4. Zemmy (Anak-anak Desa Cibatok Satu)22

“Mahasiswa sangat membantu untuk masyarakat Cibatok Satu, warga pun


sangat senang dan antusias atas kedatangan mahasiswa KKN UIN Jakarta
dan diusahakan kedepannya terus dijaga silaturahminya dan tidak putus
sampai disini saja.”

22
Wawancara pribadi dengan Zemmy, 17 Agustus 2019
272
DAFTAR PUSTAKA

Akbar M, Arif. Pemetaan Wilayah. Artikel Direktorat Perlindungan


Hortikultura Kementerian Pertanian, 2018 diakses pada 12 September 2019
dari www.ditlin.hortikultura.pertanian.go.id

BPS Kabupaten Bogor, Kecamatan Cibungbulang dalam Angka Tahun 2017.


Bogor: BPS Kabupaten Bogor, 2017

Dedi Sukiaji dan Nurhayati. Pemetaan Sosial diakses pada 12 September 2019
dari www.masyarakatmandiri.co.id

Muslim, Aziz. Pendekatan Partisipatif dalam Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal


Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama Vol.VIII, No.2 2007 diakses pada 12 September
2019 dari
https://scholar.google.co.id/scholar?Hl=en&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=jur
nal+metode+pendekatan+pemberdayaan+masyarakat&btnG=#d=gs_qabs&
u=%23p%3DvELtj0znhdgJ

Nasdian, Fredian T., Pengembangan Masyarakat, Cet. 2. Jakarta: Departemen


Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi
Manusia IPB dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015

Noor, Munawan. Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ilmiah CIVIS Vol.1, No.2


Juli 2011 diakses pada 12 September 2019 dari
https://scholar.google.co.id/scholar?Hl=en&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=jur
nal+pemberdayaan+masyarakat&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3D8wg7Vc
Fyf2AJ

Permanasari, Intan, Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Penyusunan Basis


Data Jaringan Jalan di Kota Magelang. Semarang: Universitas Negeri Malang,
2007

Peserta Seminar Nasional, Prosiding Seminar Nasional 2016: Mengawal


Pelaksanaan SDGs (Sustainable Development Goals). Surabaya: Unesa University
Press, 2016

Profil Desa Cibatok Satu 2017, dokumen tidak dipublikasikan

273
Website resmi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
https://www.uinjkt.ac.id/id/visi-misi-dan-tujuan/ (19 Agustus 2019)

Wawancara pribadi dengan Zemmy, 17 Agustus 2019

Wawancara Pribadi dengan Staf Desa Cibatok Satu, 18 Mei 2019

Wawancara pribadi dengan Ketua RT 001/001, Bapak Asep Irfansyah, 17


Agustus 2019

Wawancara pribadi dengan Kepala Desa Cibatok Satu, Bapak Deni


Romadon, 15 Agustus 2019

Wawancara pribadi dengan Ibu Iin, 17 Agustus 2019

Wawancara pribadi dengan Ibu Hj.Yenni, pada tanggal 8 Agustus 2019

274
BIOGRAFI SINGKAT

Dr. Alimin, M.Ag. Beliau adalah dosen


Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) di
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Beliau lahir di Bone,
Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Agustus
1969. Pendidikan yang sempat ditempuh
oleh Beliau yaitu S1 di IAIN Alaudin
Makassar, kemudian Beliau meneruskan
program S2 di IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Kemudian Beliau kembali
menempuh pendidikan S3 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Bayu Pradhana Ramadhan (21 tahun),


mahasiswa Jurusan Agribisnis (Sosial
Ekonomi Pertanian) Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ini biasa di panggil Bayu. Laki-Laki kelahiran
Jakarta, 10 Januari 1998 ini memiliki hobi
bermain gitar, ia pernah menempuh
pendidikan di SD Negeri Kunciran 09, SMP
Negeri 23 Kota Tangerang, dan SMA Negeri 9
Kota Tangerang.

275
Cica Nurtia (21 tahun), mahasiswa
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini biasa di panggil Cica.
Perempuan kelahiran Ciamis, 24 Maret
1998 ini memiliki hobi menulis dan
membaca. Ia pernah menempuh
pendidikan di SDN Ciputat 06, MTsN
03 Jakarta, dan MAN 4 Jakarta.

Imam Taufiq Ponco (21 tahun), mahasiswa


Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini biasa di panggil Ponco. Laki-Laki
kelahiran Jakarta, 2 Mei 1998 ini memiliki
hobi menyanyi. Ia pernah menempuh
pendidikan di MIN 8 Jakarta, MTs N 4
Jakarta, dan SMAN 109 Jakarta.

276
Redja Alyusfin (21 tahun), mahasiswa
Jurusan Manajemen Konsentrasi
Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini biasa
dipanggil Redja. Laki-Laki kelahiran
Jakarta, 19 Juli 1998 ini memiliki hobi
makan, minum, nyemil, dan editing video.
Ia pernah menempuh pendidikan di SDN
06 Kelapa Dua Wetan, SMPN 9 Jakarta,
dan SMAN 106 Jakarta.

Cut Annisa Tamara (21 tahun),


mahasiswa Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini biasa di panggil Cut.
Wanita kelahiran Padang, 02
Desember 1997 ini memiliki hobi
makan, nyemil, dan bermain
basket. Ia pernah menempuh
pendidikan di SDN 04 Pulau
Punjung, Sumatera Barat, SMPN
Unggul Dharmasraya, Sumatera Barat, dan SMAN 1 Pulau Punjung,
Sumatera Barat.

277
Nia Fitri Kurniawati (21 tahun),
mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini biasa di panggil
Nia. Perempuan kelahiran Tangerang, 12
Februari 1998 ini memiliki hobi memasak
dan main. Ia pernah menempuh
pendidikan di SDN Pamulang V, SMP
Muhammadiyah 22 Pamulang, dan SMAN
9 Tangerang Selatan.

Alifia Mas'ud (21 tahun), mahasiswa


Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam
Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ini biasa di
panggil Alif. Perempuan kelahiran
Tangerang, 24 Agustus 1998 ini memiliki
hobi menggambar dan nonton drama
Korea. Ia pernah menempuh pendidikan
di MI Darul Hasan, MTsN 2 Tangerang ,
dan MAN 2 Tangerang.

278
Muhammad Irsyad Rachman (21 tahun),
mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra
Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ini biasa di
panggil Irsyad. Laki-Laki kelahiran
Bogor, 25 Oktober 1997 ini memiliki hobi
futsal. Ia pernah menempuh pendidikan
di SDS SEMEN Cibinong, SMPIT
PONPES Fathan Mubina, dan MAN 2
Baranangsiang Kota Bogor.

Qotrunnada Salsabila (21 tahun),


mahasiswa Jurusan Tarjamah Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini biasa di panggil
Asa. Wanita kelahiran Jakarta, 13 Maret
1998 ini memiliki hobi nonton dan baca
novel. Ia pernah menempuh pendidikan
di SD IT Al-Hikmah, SMP IT Insan
Mubarok, dan SMA IT Darul Qur‟an
Mulia.

279
Siti Fadilah (21 tahun), mahasiswa Jurusan
Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini biasa di
panggil Dilah. Perempuan kelahiran
Tangerang, 16 Juni 1998 ini memiliki hobi
makan dan baca novel. Ia pernah
menempuh pendidikan di SDN Cilenggang
01, MTs Daarul Muttaqien 1 Cadas
Tangerang, dan MA Daarul Muttaqien 1
Cadas Tangerang.

Akbar Fadila (21 tahun), mahasiswa


Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam
Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini biasa di
panggil Akbar. Laki-Laki kelahiran
Ciledug, 5 Juni 1998 ini memiliki hobi
bermain futsal dan menulis. Ia pernah
menempuh pendidikan di SD Negeri
Curug 4 Tangerang, MTs Daarul
Muttaqien Cadas Tangerang, dan MA
Daarul Muttaqien Cadas Tangerang.

280
Almira Mey Theda (21 tahun), mahasiswa
Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ini biasa di panggil Theda. Perempuan
kelahiran Tangerang, 18 Mei 1998 ini
memiliki hobi menyanyi, memasak, dan
menggambar. Ia pernah menempuh
pendidikan di SDI Al-Khasi'un, SMPN 2
Tangerang Selatan , dan SMAN 1
Tangerang Selatan.

Encep Dudin Saepudin (24 tahun),


mahasiswa Jurusan Ahwal
Syakhsiyah Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini biasa di panggil Encep.
Laki-Laki kelahiran Sumedang, 06
Oktober 1996 ini memiliki hobi
rebahan. Ia pernah menempuh
pendidikan di SD Negeri Lebakgede
1, MTs Baitul Arqom Bandung, Jawa
Barat, dan MA Terpadu Al-
Munawaroh Jombang, Jawa Timur.

281
Rahma Putri Cesar Rahayu (21 tahun),
mahasiswa Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini biasa dipanggil
Rahma atau Putri. Perempuan kelahiran
Surabaya, 09 Maret 1998 ini memiliki
hobi Traveling, Menulis dan Membaca, ia
menempuh pendidikan di SDN
Tempelan 2 Blora, SMPN 1 Blora, dan
SMKN 1 Tangsel.

Laras Narpaduita Putri (21 tahun), mahasiswa


Jurusan Hubungan Internasional Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini biasa di panggil
Laras. Perempuan kelahiran Jakarta, 19
September 1998 ini memiliki hobi nulis dan
main music. Ia pernah menempuh pendidikan
di SDI Al-Azhar 20 Cibubur, SMPN 37
Jakarta, dan SMAS Bakti Idhata.

282
Imam Haidar Hasyim (21 tahun),
mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ini biasa di panggil Haidar. Laki-laki
kelahiran Lampung, 19 Mei 1998 ini
memiliki hobi bermain, makan, dan tidur.
Ia pernah menempuh pendidikan di SD Al-
Azhar Bandar Lampung, MTsN 2 Bandar
Lampung, dan MAN 1 Bandar Lampung.

Fitrianah (21 tahun), mahasiswa


Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini biasa di panggil Fitri.
Perempuan kelahiran Tangerang, 27
Januari 1998 ini memiliki hobi
menulis, membaca buku, dan
masak. Ia menempuh pendidikan di
MI Nurul Falah Ciater, MTs Nurul
Falah Ciater, dan SMAN 7
Tangerang Selatan.

283
Dhika Damayanthi (22 tahun),
mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini
biasa dipanggil Dhika. Perempuan
kelahiran Jakarta, 24 Juli 1997 ini
memiliki hobi memasak. Ia pernah
menempuh pendidikan di SDN Kalibaru
07 Pagi, SMPN 84 Jakarta , dan SMKN 4
Jakarta.

Nur Safitri Wihastin (21 tahun), mahasiswa


Jurusan Pendidikan IPS Konsentrasi
Ekonomi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ini biasa di panggil Hastin. Perempuan
kelahiran Bekasi, 3 Maret 1998 ini memiliki
hobi tidur, makan, dan dengerin musik. Ia
pernah menempuh pendidikan di SD
Negeri Kayuringin Jaya 16, MTsN 1 Kota
Bekasi, dan MAN 1 Kota Bekasi.

284
LAMPIRAN-LAMPIRAN
"Kau boleh lari dari kenyataan, asalkan tahu jalan pulang. Pergi dengan
kekanakan, pulang dengan pendewasaan."

-Fiersa Besari-

286
Lampiran 1: Surat-Surat

287
288
289
Lampiran 2: Sertifikat-Sertifikat

290
291
Lampiran 3: Dokumentasi

Sesi Foto Bersama KKN SAHWAHITA 24

Foto Bersama Warga di Pembukaan KKN

292
Launching Green House Hidroponik Program Bimbingan Belajar
SAHWAHITA

Program Seminar Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan

293
Lampiran 4

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Kami yang bertanda tangan di bawah ini,

NO NAMA NIM TANDA TANGAN


1 Imam Haidar Hasyim 11160140000028
2 Dhika Damayanti 11160163000059

3 Fitrianah 11160110000067

4 Nur Safitri Wihastin 11160150000024


5 M.Irsyad Rachman 11160210000050

6 Qotrunnada Salsabila 11160240000067


7 Alifia Mas‟ud 11160220000010

8 Encep Dudin Saepudin 11160440000065


9 Almira Mey Theda 11160480000015

10 Rahma Putri Cesar 11160510000277


Rahayu
11 Akbar Fadila 11160331000026
12 Siti Fadilah 11160321000049

13 Bayu Pradhana 11160920000082


Ramadhan
14 Imam Taufiq Ponco 11160930000048
Utomo
15 Cica Nurtia 11160950000054
16 Redja Alyusfin 11160810000115

17 Cut Annisa Tamara 11160850000009

294
18 Nia Fitri Kurniawati 11160820000083
19 Laras Narpaduita Putri 11161130000018

Dengan ini menyatakan bahwa semua tulisan yang ada di Buku


Laporan Hasil Kegiatan PpMM 2019 Kelompok 024 adalah benar telah
bebas dari plagiasi atau penjiplakan. Apabila di kemudian hari pernyataan
pernyataan ini terbukti tidak benar, maka kami bersedia menerima sanksi
dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini kami buat, untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Ciputat, 17 September 2019


Mengetahui Dosen Pembimbing

Dr.Alimin, M.Ag
NIP.196908252000031001

295
Lampiran 5

FORM VERIFIKASI MANDIRI

BUKU LAPORAN HASIL KKN-PpMM 2019

Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No.Kel: 024 Nama Desa: Cibatok Satu


Nama Kel: SAHWAHITA Nama Dospem: Dr. Alimin, M.Ag
Judul: Torehan Kecil: Sebuah Karya Pengabdian di Cibatok Satu

CATATAN VERIFIKATOR

1 Sampul Muka [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai


2 Halaman Dalam [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
3 Tim Penyusun [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
4 LEMB.PENGESAHAN [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
5 KATA PENGANTAR [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
6 DAFTAR ISI [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
7 DAFTAR TABEL [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
8 DAFTAR GAMBAR [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
9 TABEL IDENTITAS [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
10 RING.EKSEKUTIF [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
11 CAT.EDITOR [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
12 LEMB.BIDANG I [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
13 BAB I [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
14 BAB II [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
15 BAB III [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
16 BAB IV [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
17 BAB V [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
18 LEMB.BIDANG II [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
19 BAB VI [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
20 BAB VII [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
21 DAFTAR PUSTAKA [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai

296
22 BIOGRAFI SINGKAT [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
23 LEMBAR PEMISAH [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
24 LAMPIRAN [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
25 Sampul Belakang [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai

DENGAN INI KAMI MENYATAKAN BAHWA BUKU LAPORAN HASIL


KEGIATAN KKN-PpMM 2019 KELOMPOK 024 TELAH DIVERIFIKASI DAN
DINYATAKAN: SESUAI/ TIDAK SESUAI* DENGAN BUKU PANDUAN, BAIK
KESESUAIAN ISI MAUPUN TEKNIS PENULISAN.
*( Coret yang dianggap perlu

Ciputat, 17 September 2019

Verifikator Kesesuaian Konten


Nama tanda tangan
Nama tanda tangan
Nama tanda tangan
Nama tanda tangan
Nama tanda tangan
Nama tanda tangan

Verifikator Kesesuaian Teknis Penulisan


Nama tanda tangan
Nama tanda tangan
Nama tanda tangan
Nama tanda tangan
Nama tanda tangan
Nama tanda tangan

297
Mengetahui, Catatan Dosen Pembimbing/Editor:
Dosen Pembimbing

Dr.Alimin, M.Ag
NIP.196908252000031001

296

Anda mungkin juga menyukai