EDITOR
Dr.Alimin., M.Ag
TIM PENULIS
Cut Annisa Tamara, dkk
TIM PENYUSUN
©SAHWAHITA_KelompokKKN024
Tim Penyusun
Editor Dr. Alimin, M.Ag
Penulis Utama Cut Annisa Tamara
Penyunting Muhammad Syarif, SH.I
Penata Letak Redja Alyusfin
Design Cover M. Irsyad Rachman
Pemeriksa Teknis Penulisan Alifia Mas‟ud, Rahma Putri Cesar R, Nur Safitri Wihastin
Pemeriksa Kesesuaian Isi Imam Haidar Hasyim,Dhika Damayanti, Almira MeyTheda
Penyedia Bahan Pustaka Imam Taufiq Ponco U,Nia Fitri Kurniawati, d a n
Gambar Siti Fadilah, Akbar Fadila, Laras Narpaduita P
Kontributor Fitrianah, Cica Nurtia, Qotrunnada Salsabila, Bayu Pradhana
R,Encep Dudin Saepudin.
Dosen Pembimbing
Menyetujui,
Pjs. Koord. Program KKN-PpMM
Mengetahui,
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat
(PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iii
“It‟s fine to celebrate success but it is more
-Bill Gates-
iv
KATA PENGANTAR
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A, selaku
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada anggota kelompok KKN
SAHWAHITA 024 untuk dapat melakukan pengabdian di Desa
Cibatok Satu.
2. Bapak Dr. Kamarusdiana, M.H., selaku Kepala PPM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan pembekalan demi
terselenggaranya pelaksanaan KKN yang dilaksanakan oleh setiap
peserta KKN-PpMM 2019.
3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag., selaku Koordinator Program KKN
PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
v
4. pengarahan kepada setiap peserta KKN-PpMM 2019 terkait
penyusunan buku laporan kegiatan KKN.
5. Bapak Dr. Alimin, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing KKN
SAHWAHITA 2019 yang telah membimbing kami dan telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan
petunjuk dan pengarahan kepada kami selama pelaksanaan KKN.
6. Bapak Muhammad Syarif, SH.I., selaku dosen pembimbing kedua KKN
SAHWAHITA 2019 yang sekaligus salah satu staff di PPM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, serta
pikirannya untuk menggantikan dosen pembimbing pertama ketika
beliau tidak dapat membimbing kami. Ini bukti bahwa PPM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tidak pernah lepas tangan sepenuhnya kepada
DPL, namun tetap bertanggung jawab dalam membimbing peserta KKN
dikala ada kendala.
7. Bapak Deni Romadon selaku Kepala Desa Cibatok Satu beserta seluruh
perangkat desa yang telah menerima, memberikan izin, dan membantu
untuk melaksanakan kegiatan KKN ini.
8. Bapak Asep Irsfansyah selaku Ketua RT 001/001 dan keluarga yang telah
membantu melancarkan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang
dilaksanakan oleh kelompok KKN SAHWAHITA 2019.
9. Saudara Restu Anugrah selaku Koordinator kami dan juga salah satu
staff Desa Cibatok Satu yang telah memperlancar Kuliah Kerja Nyata
kelompok KKN SAHWAHITA 2019 yang dilaksanakan di Desa Cibatok
Satu.
10. Kelompok Pemuda Generasi Baru (GB) 17 RT 001/001 yang telah
berkenan bekerja sama dengan kelompok KKN SAHWAHITA 2019
dalam melaksanakan program kegiatan selama KKN di Desa Cibatok
Satu.
11. Ibu Hj. Yenny selaku tokoh masyarakat dan sesepuh Desa Cibatok Satu
yang telah berkenan menjadi Ibu asuh kami dan membimbing kami
selama satu bulan KKN.
12. Masyarakat Desa Cibatok Satu yang telah menerima kehadiran kami
dengan baik.
13. Para pihak yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan-kegiatan
KKN SAHWAHITA 2019 dalam bentuk uang maupun fisik.
vi
14. Orang tua dan keluarga kami, atas cinta dan kasih sayang, serta
memberikan banyak bantuan dan dukungan untuk anggota kelompok
KKN SAHWAHITA 2019 selama pelaksanaan KKN-PpMM 2019 di Desa
Cibatok Satu.
Penulis menyadari bahwa buku laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang
membangun demi penulisan yang lebih baik di waktu mendatang.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga buku laporan
kegiatan pelaksanaan ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi
penulis, dan umumnya bagi pembaca.
vii
“Try not to become a man of success,
-Albert Einstein-
viii
DAFTAR ISI
xi
"Jangan takut untuk bermimpi setinggi mungkin, karena dengan mimpi
itulah semangatmu akan berkobar. Iringi dengan usaha dan do'a, niscaya
apa yang kamu impiakan akan terwujud"
xii
DAFTAR TABEL
xiii
"Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia"
-Nidji-
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
“Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal
-RA.Kartini-
xvi
TABEL IDENTITAS KELOMPOK
Kode 01/Bogor/Cibungbulang/024
01.03.
Desa Cibatok Satu
Kelompok SAHWAHITA
Dana Rp24.750.000,-
J.Mahasiswa 19 Orang
J.Kegiatan 3 Kegiatan
J.Pembangunan 1 kegiatan: Pembangunan Green House
024
Fisik Hidroponik SAHWAHITA
xvii
Do your best!
xviii
RINGKASAN EKSEKUTIF
xx
a. Kurangnya program yang bersifat aplikatif untuk
meningkatkan kemandirian masyarakat desa.
xxi
“Barang siapa ingin mutiara, harus berani
terjun di lautan yang dalam”
-Ir. Soekarno-
xxii
TOREHAN PENGABDIAN DI CIBATOK SATU
(Sebuah Catatan Editor)
Oleh: Dr. Alimin,. M.Ag
Kuliah Kerja Nyata atau KKN merupakan kegiatan pengabdian
langsung kepada masyarakat yang bersifat wajib yang diselenggarakan
oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan diikuti oleh seluruh mahasiswa
setiap fakultas pada saat memasuki masa transisi dari semester 6 (enam)
menuju semester 7 (tujuh). Kegiatan ini merupakan salah satu wadah
bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu-ilmu
yang didapatkan selama menempuh pendidikan perkuliahan serta
merupakan perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Adapun
kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh Dosen
Pembimbing yang kemudian diintegrasikan dalam kegiatan mahasiswa
KKN.
xxvi
sepanjang hari sampai akhir hayat. Karena ketika kita tiada, yang kenang
adalah budi baik.
xxvii
“Seorang pemimpin belum dikatakan memimpin
xxviii
BAGIAN 1:
DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN
“Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat
-Mochammad Hatta-
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Kuliah Kerja Nyata mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang berlangsung melalui
tahapan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Lebih jauh,
Kuliah Kerja Nyata atau biasa yang disingkat dengan KKN, merupakan
bagian dari pembelajaran dengan masyarakat (learning with community)
sebagai bentuk pengamalan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari oleh
para mahasiswa selama perkuliahan berlangsung di kampus. Oleh karena
itu, KKN harus berorientasi pada visi kampus, yaitu “UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menjadi universitas kelas dunia dnegan keunggulan
integrase keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan”. Sedangkan misi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta adalah:
3
7. Membangun kepercayaan dan kerjasama dengan lembaga regional,
nasional, dan internasional;
8. Meningkatkan pelayanan kepada masyakarat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan memberikan fleksibelitas dalam pengelolaan
keuangan berdasarkan prinsip efisiensi dan produktifitas, dan
penerapan praktek bisnis yang sehat.1
Sejalan dengan visi misi di atas, pelaksanaan KKN dimaksudkan agar
mahasiswa belajar membantu dan mendampingi masyarakat secara
profesional sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat, termasuk
mengamalkan keilmuan yang telah dipelajari selama proses kegiatan
belajar dan mengajar di kampus sesuai dengan program studi (prodi) tiap
jurusan. Diharapkan, dengan kehadiran mahasiswa di tengah-tengah
masyarakat, problem dan kebutuhan nyata masyarakat secara perlahan
dan berkelanjutan dapat disesuaikan.
1
Website resmi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
https://www.uinjkt.ac.id/id/visi-misi-dan-tujuan/, 19 Agustus 2019
4
Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI), dengan
indikator meliputi indeks pendidikan dan kesehatan.
2
Profil Desa Cibatok Satu 2017, dokumen tidak dipublikasikan
5
Desa Cibatok 1 hanya memiliki 5 Lembaga Pendidikan formal tingkat
sekolah dasar, 1 lembaga Pendidikan formal tingkat menengah pertama,
1 SLTA, dan 5 pondok pesantren. Maka dari itu, sangat minim bagi
mereka untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, khususnya
untuk pelajaran umum. Selain itu, kurangnya motivasi Pendidikan bagi
remaja-remaja, khususnya tingkat SLTA untuk melanjutkan Pendidikan
ke perguruan tinggi.
2. Kondisi Lingkungan
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan salah staf desa3, diketahui
bahwa pola pemukiman pendudukan yang berada di dalam gang sempit
dan rapat, mengakibatkan lingkungan sekitar sedikit terasa panas. Dan
juga mengakibatkan lahan untuk bercocok tanam menjadi minim,
sehingga masyarakat sedikit agak terhambat untuk melakukan
bercocok tanam dilingkungan rumahnya.
3. Kondisi Kepemudaan
Kurangnya antusias pemuda untuk melakukan kegiatan-kegiatan di
desa, diakibatkan oleh masih adanya gap antara pemuda di RT yang satu
dengan lainnya.
3
Wawancara Pribadi dengan Staf Desa Cibatok Satu, 18 Mei 2019
6
2) Dua setengah lingkaran di atas melambangkan persatuan dari
berbagai macam pemikiran yang berbeda, dengan harapan
memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif.
3) Hurus S dan W, sengaja dibuat lebih menonjol disbanding
dengan yang lain, hal ini tentu memiliki arti tersendiri yaitu:
a. S merupakan huruf ke-19 dalam alfabet latin hal ini
menggambarkan jumlah dari keseluruhan anggota KKN
SAHWAHITA yang berjumlah 19 orang.
b. W melambangkan kata “Work” yang memiliki makna kami
sebagai mahasiswa siap bekerja untuk mengabdi kepada
masyarakat.
8
broadcasting dan desain grafis. Posisi saat ini di kelompok KKN
SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Dekorasi dan Dokumentasi.
Siti Fadilah adalah mahasiswa Jurusan Studi Agama-Agama di
Fakultas Ushuluddin. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang Ilmu
keagamaan. Selain itu ia juga memiliki kompetensi lain seperti pengelolaan
keuangan. Posisi ia saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019 sebagai
Bendahara II.
Akbar Fadila adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Aqidah dan Filsafat di
Fakultas Ushuluddin. Ia memiliki keahlian di bidang akademik yaitu pada
bidang Ilmu Aqidah dan Filsafat. Selain itu ia juga memiliki kompetensi
lain seperti olahraga futsal. Posisi ia saat ini di kelompok KKN
SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Perlengkapan.
Redja Alyusfin adalah mahasiswa Jurusan Manajemen di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi di bidang akademik yaitu
pada bidang Manajemen, khususnya pemasaran. Selain itu ia juga memiliki
kompetensi lain seperti berdiplomasi, fotografi, dan desain grafis. Posisi ia
saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Hubungan
Masyarakat.
Cut Annisa Tamara adalah mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi di bidang
akademik yaitu pada bidang perbankan Syariah dan keuangan. Selain itu ia
juga memiliki kompetensi lain seperti MC, public speaking, PBB, dan
menari. Posisi ia saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019 sebagai
Sekretaris I.
Nia Fitri Kurniawati adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi di bidang akademik
yaitu pada bidang akuntansi. Selain itu ia juga memiliki kompetensi lain
seperti mengajar dan memasak. Posisi ia saat ini di kelompok KKN
SAHWAHITA 2019 sebagai Divisi Perlengkapan.
Bayu Pradhana Ramadhanadalah mahasiswa Jurusan Agribisnis di
Fakultas Sains dan Teknologi. Ia memiliki kompetensi di bidang akademik
yaitu pada bidang pertanian dan bisnis. Selain itu ia juga memiliki
kompetensi lain yaitu mahir dalam bermusik. Posisi ia saat ini di kelompok
KKN SAHWAHITA 2019 sebagai Ketua Kelompok.
Imam Taufiq Ponco Utomoadalah mahasiswa Jurusan Sistem
Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi. Ia memiliki kompetensi di
9
bidang akademik yaitu pada bidang Sistem pemograman dan
komputerisasi. Selain itu ia juga memiliki kompetensi lain seperti mengajar
dan desain grafis. Posisi ia saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019
sebagai Divisi Dekorasi dan Dokumentasi.
Cica Nurtiaadalah mahasiswa Jurusan Biologi di Fakultas Sains dan
Teknologi. Ia memiliki kompetensi di bidang akademik yaitu pada bidang
biologi. Selain itu ia juga memiliki kompetensi lain seperti mengajar dan
memasak. Posisi ia saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019 sebagai
Divisi Konsumsi.
Laras Narpaduita Putri adalah mahasiswa Jurusan Hubungan
Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ia memiliki
kompetensi di bidang akademik yaitu pada bidang hubungan internasional
(diplomatis). Selain itu ia juga memiliki kompetensi lain seperti mengajar
dan berdiplomasi. Posisi ia saat ini di kelompok KKN SAHWAHITA 2019
sebagai Divisi Acara.
E. Fokus dan Prioritas Program
Berdasarkan paparan mengenai permasalahan desa pada sub bab ketiga,
terdapat beberapa prioritas program dan kegiatan yang akan dijalankan.
Adapun uraian fokus dan prioritas program adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1: Fokus Permasalahan dan Prioritas Program
Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan
Bidang Pendidikan Bimbingan Belajar
Bidang Lingkungan Rumah Hidroponik SAHWAHITA
Tahap I : Penyemaian Benih
Tahap II : Pengelohan barang bekas
untuk dijadikan wadah hidroponik
pengganti pipa.
Tahap III : Pemindahan bibit ke
wadah dan pembangunan green
house.
Bidang Pemberdayaan Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan
10
F. Sasaran dan Target
Setiap program dan kegiatan yang telah direncanakan memiliki tujuan,
yaitu berupa hasil kegiatan atau pencapaian dari kegiatan yang telah
dilaksanakan. Adapun rincian sasaran dan target adalah sebagai berikut.
Tabel 1.2: Sasaran dan Target
No Kegiatan Sasaran Target
1 Bimbingan Belajar Siswa SD/MI di 40 siswa SD/MI
wilayah Desa mendapatkan
Cibatok Satu. pelajaran tambahan
dan terbantu dalam
mengerjakan tugas
sekolah.
2 Rumah Hidroponik Warga Desa Cibatok 30 warga desa
SAHWAHITA Satu. Cibatok Satu
terberdayakan serta
pihak desa terbantu
dalam kegiatan
Kampung Ramah
Lingkungan.
3 Manajemen Siswa tingkat 30 siswa SMAN 1
Organisasi dan Sekolah Menengah Cibungbulang yang
Kepemimpinan Atas (SMA) yang terlibat dalam
terlibat dalam kepengurusan OSIS
kepengurusan OSIS dan ekstrakuriler.
dan ekstrakurikuler.
12
H. Pendanaan dan Sumbangan
Berikut adalah rincian pendanaan yang telah kami himpun untuk
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2019:
TOTAL PENDANAAN
Rp 24.750.000,-
(Dua puluh empat juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)
I. Sistematika Penyusunan
Buku laporan KKN ini disusun berdasarkan Panduan Percepatan
Penyusunan Buku Laporan 2019. Panduan ini diadaptasi dari Penyusunan
Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2018 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan beberapa revisi. Penyusunan buku laporan hasil KKN ini dibagi
menjadi tiga bagian. Bagian I adalah Identitas dan Penjelasan Umum yang
di dalamnya memuat Catatan Editor. Catatan Editor berisi gambaran
umum lokasi dan masyarakat tempat KKN dalam sudut pandang dosen
pembimbing serta sasaran dan harapan untuk pelaksanaan kegiatan KKN
di tahun selanjutnya agar membawa manfaat bagi desa.
13
Bagiam pertama adalah Dokumentasi Hasil Kegiatan yang berisi lima
bab, perinciannya sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan. Bab ini berisi gambaran umum dari laporan hasil
kegiatan KKN-PpMM 2018, dengan sejumlah sub bab: Dasar Pemikiran,
Kondisi Umum Desa Cibatok Satu, Permasalahan Desa, Profil Kelompok
KKN SAHWAHITA 2019, Fokus atau Prioritas Program, Sasaran dan
Target, Jadwal Pelaksanaan Program, Pendanaan dan Sumbangan, dan
Sistematika Penyusunan.
Bab II, Metode Pengabdian. Bagian ini berisi mengenai metode yang
digunakan berdasarkan masalah atau aset yang dimiliki desa yang
bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Bagian ini juga
berisi strategi implementasi program dan kegiatan yang dilaksanakan.
Bab III, Kondisi Wilayah Desa Cibatok Satu Kecamatan Cibungbulang.
Bagian ini berisi gambaran mengenai kondisi Desa Cibatok Satu secara
lebih rinci yang meliputi Sejarah Singkat, Letak Geografis, Struktur
Penduduk, serta Sarana dan Prasarana yang tersedia di Desa Cibatok Satu.
Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan. Bagian ini
menjelaskan mengenai Kerangka Pemecahan Masalah, Bentuk dan Hasil
Pelayanan dan Pemberdayaan pada Masyarakat, serta Faktor-faktor
Pencapaian Hasil.
Bab V, Penutup. Bagian ini berisi kesimpulan hasil pengabdian selama
satu bulan dan rekomendasi untuk KKN SAHWAHITA 2019 serta pihak-
pihak yang terlibat selama pelaksanaan KKN-PpMM 2019 di Desa Cibatok
Satu.
Kemudian bagian kedua adalah Refleksi Hasil Kegiatan yang terdiri dari
2 bab, yaitu Kisah Inspiratif Selama KKN-PpMM 2019:
Bab VI, Kisah Inspiratif Selama KKN-PpMM 2019. Bab ini berisi cerita
serta kesan dan pesan seluruh anggota KKN SAHWAHITA 2019 atas
pengabdian selama satu bulan di Desa Cibatok Satu.
Bab VII adalah Kesan dan Pesan Warga atas Pelaksanaan KKN-PpMM
2019. Pada bab ini, dipaparkan hasil wawancara yang telah dilakukan
anggota KKN SAHWAHITA 2019 kepada warga sekitar mengenai
kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh KKN SAHWAHITA 2019.
Bagian terakhir dari buku berisikan Daftar Pustaka, Biografi Singkat
Anggota KKN SAHWAHITA24, dan Lampiran.
14
BAB II
METODE PENGABDIAN
A. Pendekatan
Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) dan
pembangunan masyarakat (community development) dimaksudkan sebagai
pemberdayaan masyarakat yang sengaja dilakukan pemerintah untuk
memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan
mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga pada akhirnya mereka
memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan sosial
secara berkelanjutan. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat pada
hakekatnya berkaitan erat dengan suistainable development yang
membutuhkan pra-syarat secara ekonomi, ekologi dan sosial yang selalu
dinamis.4
Dalam hal ini ada beberapa upaya untu memberdayakan masyarakat
(empowering) yang dapat dikaji dari 3 (tiga) aspek yakni, pertama yaitu
enabling diasumsikan bahwa pemahaman setiap orang, setiap masyarakat
mempunyai potensi yang dapat dikembangkan artinya tidak ada orang
atau masyarakat tanpa daya. Kedua yaitu empowering adalah memperuat
potensi yang dimiliki masyakarat melalui langah-langkah nyata yang
menyangkut penyediaan berbagai input dan pembukaan dalam berbagai
peluang yang akan membuat masyarakat semakin berdaya. Dan yang
ketiga protecting yaitu melindungi dan membela kepentingan masyarakat
lemah.
Model pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) salah satu
metode pendekatan yang dicocok digunakan dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat. Di dalam benak mereka harus tertanam bahwa
partisipasi adalah kunci keberhasilan pembangunan dan pemberdayaan.
Jika selama ini partisipasi masyaraat dalam pembangunan lebih banyak
dikaitkan dengan suatu kewajiban, maka sudah saatnya untuk
4
Munawar Noor, “Pemberdayaan Masyarakat”Jurnal Ilmiah CIVIS Vol.1, No.2
(2011) diakses pada 12 September 2019 dari
https://scholar.google.co.id/scholar?Hl=en&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=jurnal+pemberda
yaan+masyarakat&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3D8wg7VcFyf2AJ
15
menambahkan hak pada peran. Menambah hak pada peran nampaknya
sangat cocok kalau menggunakan model pendekatan PRA ini.
Upaya melibatkan masyarakat dalam pemberdayaan melalui metode
PRA, pada dasarnya harus dimulai dari bawah yaitu forum-forum
masyarakat baik yang berbasis pada komunitas atau kelembagaan seperti
kelompok pengajian, yasinan, tahlilah, petani, dan lain sebagainya maupun
berbasis administratif seperti forum desa wisma, RT, RW, LKKMD, dan
sebagainya.5
Adapun pendekatan lainnya terkait pemberdayaan masyarakat ini
yaitu terdapat duapendekatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat,
yaitu pendekatan pemecahan masalah (Problem Solving Approach) dan
pendekatan berbasis aset (Asset Based Approach). Pada pendekatan pertama,
masyarakat dianggap sebagai sumber masalah sekaligus objek pemecahan
masalah. Lalu, pendekatan kedua lebih menitikberatkan pada pemanfaatan
aset yang ada pada masyarakat.
Dalam kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh KKN
SAHWAHITA digunakan pendekatan PRA dan pendekatan berbasis
pemecahan masalah, yaitu dengan melihat masalah-masalah yang terdapat
di masyarakat, sehingga masyarakat berserta elemen-elemen lingkungan
sekitar masyarakat dianggap sebagai objek pemecahan masalah. Dan
kemudian dikombinasikan dengan adanya masyarakat sebagai partisipan
dalam memecahkan masalah tersebut. Diberikan hak dan kewajiban dalam
pemecahan masalah sehingga masyarakat diharapkan mampu
memecahkan dan memberdayaan masalah tersebut dan menghasilkan
sebuah peluang yang menguntungkan bagi masyarakat tersebut. Dan
diharapkan melalui kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh kelompok
kami, masalah-masalah yang ada di desa Cibatok Satu dapat dipecahkan
dan diselesaikan melalui program-program yang kami kerjakan selama satu
bulan di sana.
6
Fredian T. Nasdian, Pengembangan Masyarakat, Cet. 2. (Jakarta: Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2015), h. 74.
7
Soekidjo, Pengembangan Potensi Wilayah (Bandung: Gramedia, 1994), h.10
17
Ada 3 (tiga) tahapan proses pemetaan yang harus dilakuan
yaitu:
a. Tahap Pengumpulan Data
Langkah awal dalam proses dimulai dari pengumpulan data. Data
merupakan suatu bahan yang diperlukan dalam proses pemetaan.
Keberadaan data sangat penting artinya dengan data seseorang
dapat melakukan analisis evaluasi tentang suatu data wilayah
tertentu. Data yang dipetakan dapat berupa data primer atau data
sekunder. Data yang dapat dipetakan adalah data yang bersifat
spasial, artinya data tersebut terdistribusi atau tersebar secara
keruangan pada suatu wilayah tertentu. Pada tahap ini data yang
telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dahulu menurut
jenisnya seperti kelompok data kualitatif atau data kuantitatif.
Pengenalan sifat data sangat penting untuk simbolisasi atau
penentuan dan pemilihan bentuk simbol, sehingga simbol tersebut
akan mudah dibaca dan dimengerti. Setelah data dikelompokkan
dalam tabel-tabel, sebelum diolah ditentukan dulu jenis simbol yang
akan digunakan. Untuk data kuantitatif dapat menggunakan simbol
batang, lingkaran, arsir bertingkat dan sebagainya, melakukan
perhitungan-perhitungan untuk memperoleh bentuk simbol yang
sesuai.
b. Tahap Penyajian Data
Langkah pemetaan kedua berupa penyajian data. Tahap ini
merupakan upaya melukiskan atau menggambarkan data dalam
bentuk simbol, supaya data tersebut menarik, mudah dibaca dan
dimengerti oleh pengguna (users). Penyajian data pada sebuah peta
harus dirancang secara baik dan benar supaya tujuan pemetaan
dapat tercapai.
c. Tahap Penggunaan Peta
Tahap penggunaan peta merupakan tahap penting karena
menentukan keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang
dirancang dengan baik akan dapat digunakan/dibaca dengan
mudah. Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi,
sehingga pada peta harus terjalin interaksi antar pembuat peta (map
maker) dengan pengguna peta (map users). Pembuat peta harus dapat
18
merancang peta sedemikian rupa sehingga peta mudah dibaca,
diinterpretasikan dan dianalisis oleh pengguna peta. Pengguna
harus dapat membaca peta dan memperoleh gambaran informasi
sebenarnya di lapangan (real world).8
8
Intan Permanasari, Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Penyusunan Basis Data
Jaringan Jalan di Kota Magelang. (Semarang: Universitas Negeri Malang, 2007) h.50
9
Arif Akbar M, “Pemetaan Wilayah” Artikel Direktorat Perlindungan Hortikultura
Kementerian Pertanian (2018) diakses pada 12 September 2019 dari
www.ditlin.hortikultura.pertanian.go.id
19
tersedia baik potensi alam, manusia, finansial, infrastruktur maupun
modal sosial.10
Adapun kegaiatan pemetaan sosial lazimnya memiliki
beberapa tujuan, pertama, sebagai langkah awal untuk mengetahui
wilayah calon sasaran program. Kedua, untuk mengetahui kondisi
atau karakteristik masyarakat calon sasaran program.
10
Peserta Seminar Nasional, Prosiding Seminar Nasional 2016: Mengawal Pelaksanaan
SDGs (Sustainable Development Goals) (Surabaya: Unesa University Press, 2016) h.600
11
Dedi Sukiaji dan Nurhayati, “Pemetaan Sosial”diakses pada 12 September 2019 dari
www.masyarakatmandiri.co.id
20
Metode kedua yang digunakan dalam menyusun program kegiatan
adalah metode wawancara. Wawancara dapat didefinisikan sebagai
teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara menanyakan
langsung beberapa pertanyaan kepada narasumber. Dari wawancara
tersebut didapatkan data-data mengenai masalah yang ada di Desa
Cibatok Satu. Pola hidup masyarakat Desa Cibatok Satu, pandangan
masyarakat desa tentang mahasiswa KKN, dan lain sebagainya.
Hasil dari penggunaan kedua metode tersebut didapat suatu
permasalahan yang solusinya dapat menjadi rencana penyusunan
program. Dari bidang pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk
program kegiatan bimbingan belajar. Kemudian dari bidang lingkungan
dapat disusun program kegiatan Rumah Hidroponik Sahwahita.
21
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan
1. Menggunakan Aset Individu
Dalam mengimplementasikan suatu program kegiatan, diperlukan
konsep yang matang mulai dari persiapan sampai implementasi. Demi
suksesnya program kegiatan yang telah direncanakan, diperlukan
strategi yang benar dalam pelaksanaannya.
Seperti program kegiatan bimbingan belajar dan rumah hidroponik
Sahwahita, strategi yang digunakan oleh KKN SAHWAHITA 2019
adalah menyalurkan kompetensi yang dimiliki anggota KKN
SAHWAHITA 2019 yang sesuai dengan program tersebut, dimana
kegiatan bimbingan belajar dalam hal penyusunan konsep acara dan
metode pembelajaran dirancang secara khusus oleh anggota KKN yang
berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Sedangkan untuk
program Rumah Hidroponik Sahwahita dalam hal teknik bercocok
tanam dengan metode hidroponik dihandle dan dimentori secara
langsung oleh salah satu anggota KKN yang berasal dari Jurusan
Agribisnis di Fakultas Sains dan Teknologi.
Dan untuk program kegiatan Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan, strategi yang kami gunakan adalah menghadirkan
seorang narasumber yang mahir di bidangnya untuk menjadi pemateri
dalam program tersebut.
Dalam merencanakan dan menyusun program kegiatan KKN,
strategi merupakan hal yang paling dasar. Strategi juga dapat menjadi
acuan berhasil atau tidaknya implementasi program kegiatan.
2. Kerjasama dengan Pihak Ketiga
Implementasi program kegiatan KKN SAHWAHITA 2019 tidak
hanya menggunakan strategi asset individu saja. Pihak ketiga sangat
dibutuhkan dalam mengimplementasikan program-program kegiatan
yang telah disusun atau direncanakan. Pihak ketiga yang akan dijadikan
strategi dalam mengimplementasikan program kegiatan adalah pihak
Desa Cibatok Satu untuk program kegiatan Rumah Hidroponik
Sahwahita dan pihak SMAN 1 Cibungbulang, SDN Cibatok 06, dan MI
Nurul Amin untuk program Bimbingan Belajar dan Manajemen
Organisasi dan Kepemimpinan.
22
Program kegiatan KKN SAHWAHITA 2019 juga membantu
program kerja desa seperti Rumah Hidroponik Sahwahita, di mana hal
ini bertujuan untuk membantu mensukseskan program desa dalam
mengikuti penilaian Kampung Ramah Lingkungan tingkat kecamatan.
Kerjasama dari pihak ketiga terjadi tanpa didasari oleh strategi yang
sistematis sehingga pihak ketiga dapat dikatakan sebagai pihak yang
improvisasi dalam terlaksananya program kegiatan KKN
SAHWAHITA 2019.
23
"Jangan melihat hujan dari apa yang jatuh,
-Agus Noor-
24
BAB III
B. Letak Geografis13
Desa Cibatok Satu adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dengan memiliki
luas wilayah 174,4 Ha. Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa
Cibatok Satu secara umum daratan yang berada pada ketinggian rata-rata
antara 270M di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar antara
20 derajat sampai dengan 32 derajat Celcius dan tinggi curah 263 mm 3.
Desa Cibatok 1 terdiri dari 4 dusun, 9 RW, dan 29 RT. Desa Cibatok 1
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Raya Propinsi
b. Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Ciaruteun
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cibatok 2
d. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cibungbulang
12
Wawancara pribadi dengan warga Desa Cibatok Satu, Ibu Hj.Yenni, pada tanggal
8 Agustus 2019
13
Profil Desa Cibatok Satu Tahun 2017, dokumen tidak dipublikasikan
25
Jarak antara Kantor Desa Cibatok Satu ke Beberapa Wilayah di Sekitarnya.
Ibu Kota Kecamatan Cibungbulang: 0,75 km
Ibu Kota Kabupaten Bogor: 31 km
Ibu Kota Provinsi Jawa Barat: 141 km
Ibu Kota Negara (Jakarta): 64 km
Selain itu, Desa Cibatok Satu dapat ditempuh kurang lebih selama 1
jam 30 menit dari kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
14
BPS Kabupaten Bogor, Kecamatan Cibungbulang dalam Angka Tahun 2017 (Bogor: BPS
Kabupaten Bogor, 2017). Hal 1.
26
Pada Gambar 3.1 dapat dilihat letak Desa Cibatok Satu berada di
ujung Kecamatan Cibungbulang. (Kecamatan Tanjungsari dalam angka
pdf). Dari gambar tersebut terlihat juga bahwa Desa Pasirtanjung
merupakan desa yang memiliki luas wilayah yang cukup luas dibanding
desa-desa lain yang berada di Kecamatan Cibungbulang.
15
Google Maps, Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kab. Bogor diakses
pada https://maps.app.goo.gl/
27
Gambar 3.3: Peta Daerah Pengabdian16
16
Google Maps, Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kab. Bogor diakses
pada https://maps.app.goo.gl/
28
C. Struktur Penduduk17
Desa Cibatok Satu terdiri dari empat dusun, sembilan rukun warga,
dan 29 rukun tetangga.
17
Profil Desa Cibatok Satu 2017, dokumen tidak dipublikasikan
29
Pensiunan TNI/POLRI 25
Pengusaha kecil dan menengah 300
Dukun Kampung Terlatih 5
Arsitektur 1
Karyawan Perusahaan Swasta 350
Karyawan BUMN 75
Total 2.573
30
Usia 18 – 56 tahun tidak tamat SLTA 700
Tamat SMP/sederajat 2000
Tamat SMA/sederajat 1000
Tamat D-1 80
Tamat D-2 40
Tamat D-3 20
Tamat S-1 38
Tamat S-2 8
Total 7910
31
Gambar 3.4 Kantor Desa Cibatok Satu
b) Perhubungan
Tabel 3.5: Sarana Perhubungan
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 Jalan Beton 6 km
2 Jalan Hotmik 1,5 km
3 Jalan Aspal 2 km
4 Jalan Pengerasan 0,8 km
5 Jalan Gang 2,5 km
6 Jembatan 2 buah
32
beraspal/semen untuk membantu akses warga dalam melakukan aktivitas
sehari-hari
c) Pendidikan umum
Tabel 3.6: Sarana Pendidikan Umum
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 TK 5 buah
2 SD 2 buah
3 SMP 1 buah
4 SMA 2 buah
33
Berdasarkan data tabel 3.6 di atas, Desa Cibatok Satu memiliki
sarana pendidikan umum untuk taman kanak-kanak berjumlah 5 buah,
tingkat sekolah dasar berjumlah 2 buah, tingkat sekolah menengah (SMP)
berjumlah 1 buah, dan tingkat menengah atas berjumlah 2 buah.
b) Peribadatan
Tabel 3.7: Sarana Peribadatan
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 Masjid 8 buah
2 Musholla 7 buah
Berdasarkan data tabel 3.7 di atas, Desa Cibatok Satu memiliki
sarana peribadatan masjid berjumlah 8 buah dan mushalla berjumlah 7
buah. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa
Cibatok Satu memeluk agama Islam.
34
Gambar 3.7: Musholla Al-Ikhlas
c) Kesehatan
Tabel 3.8: Sarana Kesehatan
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 Puskesmas 1 buah
2 Posyandu 8 buah
3 Apotek 1 buah
35
Gambar 3.8: Puskesmas
d) Perekonomian dan perdagangan
Tabel 3.9: Sarana Perekonomian dan Perdagangan
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 Bank Pemerintah 1 buah
2 Kios/Toko/Warung 87 buah
3 Toko Bahan Bangunan 1 buah
4 Wartel/Kiostel 4 buah
e) Fasilitas lainnya
Tabel 3.10: Sarana Lainnya
NO Sarana/Prasarana Jumlah
1 Lapangan Sepak Bola 1 buah
2 Lapangan Badminton 4 buah
3 Lapangan Basket 1 buah
4 Lapangan Bola Voli 1 buah
36
BAB IV
37
OPPORTUNITIE STRATEGY (SO) STRATEGY (WO)
S (O)
1. Mahasiswa KKN 1. Masing-masing 1. Menciptakan
UIN Jakarta anggota KKN UIN metode pengajaran
hadir dengan Jakarta yang lebih menarik
berbagai latar menyalurkan dan interaktif yang
belakang kompetensi serta biasanya tidak
kompetensi keterampilan yang digunakan di
akademik di dimiliki sesuai sekolah.
berbagai bidang. dengan bidang yang
2. Mahasiswa KKN dikuasai.
UIN Jakarta 2. Menjalin kerjasama
sebagai Agent of dengan pihak
Change memiliki sekolah, warga
pola pikir yang setempat serta
modern dan pihak desa.
memahami
perkembangan
teknologi dan
isu-isu yang
berkembang saat
ini.
THREATH (T) STRATEGY (ST) STRATEGY (WT)
Terlalu banyak Mengenalkan Meningkatkan peran
jenis media yang multimedia dalampengajar maupun
ada pada saat ini bentuk positif dan pendidik serta pihak-
menampilkan mengedukasi sebagai pihak yang
konten yang metode pembelajaran bersangkutan
bersifat non- terkini yang aktif dansebagai mediator
edukatif untuk kreatif. untuk memberi
anak-anak. pemahaman kepada
anak-anak bahwa
pendidikan
merupakan sesuatu
yang sangat penting
bagi masa depan
anak-anak.
Dari matriks SWOT di atas, maka kami menyusun program sebagai
berikut:
1. Bimbingan Belajar
38
Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Lingkungan
Eksternal
39
OPPORTUNITIES STRATEGY (SO) STRATEGY (WO)
(O)
Hadirnya Melakukan kerjasama 1. Memberdayakan
mahasiswa UIN dengan kelompok warga desa tentang
Jakarta sebagai pemuda dan pihak pentingnya
Agent of Change desa untuk membantu kepedulian terhadap
dalam kegiatan melaksanakan lingkungan.
peduli lingkungan kegiatan yang
serta mentransfer diadakan oleh desa
kemampuan dan mempererat
akademik yang keakraban antar
dimiliki untuk warga.
menunjang
kegiatan peduli
lingkungan.
THREATS (T) STRATEGY (ST) STRATEGY (WT)
Pola pikir masyarakat 1. Mengajak Mengadakan kumpul
yang masih apatis dan masyarakat untuk
rutin dengan
tidak peduli dengan membantu kelompok pemuda dan
lingkungannya sendiri, melaksanakan warga setempat guna
hal tersebut terus kegiatan peduli
membahas kegiatan-
mengakar pada diri lingkungan. kegiatan yang
masyarakat sehingga 2. Mengajak berkaitan dengan
pola pikir tersebut masyarakat untuk
lingkungan yang
berdampak negatif turut serta
diperuntukkan
bagi lingkungannya membantu program
penghijauan desa dan
sendiri. desa dalam
juga membantu
mensukseskan mensukseskan
penilaian Kampung
program desa di
Ramah Lingkungan.
kegiatan Kampung
Ramah Lingkungan.
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program
sebagai berikut:
1. Rumah Hidroponik SAHWAHITA
40
Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Pemberdayaan
Eksternal
41
OPPORTUNITIES STRATEGY (SO) STRATEGY (WO)
(O)
1. Adanya mahasiswa 1. Menjalin kerjasama 1. Anggota KKN UIN
KKN UIN Jakarata dengan pihak Jakarta
yang memiliki sekolah dan pihak menyalurkan
pengalaman dalam desa. keterampilannya di
menjalankan 2. Memberikan bidang organisasi
berbagai kegiatan pengarahan dan teknologi
yang bagaimana kepada anak-anak
mengikutsertakan menjalankan sebuah tingkat Sekolah
banyak peserta. organisasi dengan Menengah Atas
baik dan benar. (SMA) di desa
3. Hadirnya 3. Memberikan tersebut.
mahasiswa KKN pengajaran 2. Keterampilan yang
UIN Jakarta yang bagaimana untuk disalurkan dapat
memiliki menjalani jaringaan dipraktikkan oleh
keterampilan komunikasi kepada siswa di lapangan.
dalam berbagai pihak luar untuk 3. Mengajarkan
bidang. keperluan acara kepada siswa
sekolah yang bagaimana menjalin
diselenggarakan komunikasi dengan
oleh organisasi intra orangtua agar siswa
dan ekstra sekolah. mendapatkan
dukungan dari
orangtua mereka.
THREATS (T) STRATEGY (ST) STRATEGY (WT)
Keberadan teknologi Memberikan Teknologi yang ada
canggih yang pengarahan pada saat ini
menciptakan karakter bahwasanya teknologi merupakan sebuah
individualis dan acuh cangih yang ada pada batu loncatan untuk
seingga memunculkan saat ini bukanlah para siswa dan dapat
anggapan negatif merupakan keperluan digunakan untuk
tertentu. individualis melainkan bersaing dengan
keperluan bersama. sekolah lain.
Dari matriks SWOT di atas, maka kami menyusun program:
A. Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan di SMAN 1
Cibungbulang
42
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan
Kegiatan yang dilakukan terdiri . Adapun rincian dari masing-masing
kegiatan sebagai berikut:
1. Bimbingan Belajar
Bidang Pendidikan
Program Cibatok Satu Cerdas
Nomor Kegiatan 01
Nama Kegiatan Bimbingan Belajar SD/MI
Tempat, Tanggal Posko KKN SAHWAHITA, 29 Juli – 15 Agustus
2019
Lama Pelaksanaan Delapan belas hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Nur Safitri Wihastin
Tim Pembantu: Bayu Pradhana Ramadhan, Cut
Annisa Tamara, Alifia Mas‟ud, Qotrunnada
Salsabila, Siti FAdilah, Laras Narpaduita Putri,
Akbar Fadila, Redja Alyusfin, Almira Mey
Theda, Dhika Damayanti, Cica Nurtia, Fitrianah,
Nia Fitri Kurniawati, Imam Haidar Hasyim,
Encep Dudin Saepudin, M. Irsyad Rachman,
Imam Taufiq Ponco Utomo, dan Rahma Putri
Cesar Rahayu.
Tujuan Memberikan pelajaran tambahan dan
membantu dalam mengerjakan tugas sekolah
kepada siswa SD/MI di wilayah Desa Cibatok
Satu.
Sasaran Siswa SD Negeri Cibatok 06 dan MI Nurul
Amin.
Dokumentasi Kegiatan
44
1. Rumah Hidroponik SAHWAHITA
Bidang Lingkungan
Program Kampung Ramah Lingkungan
Nomor Kegiatan 02
Nama Kegiatan Rumah Hidroponik SAHWAHITA
Tempat, Tanggal 1. Kegiatan Tahap 1-2 : Musholla Al-
Ikhlas, 31 Juli – 12 Agustus 2019.
2. Kegiatan Tahp 3 : Halaman Rumah
Hj.Yenny, 13 – 22 Agustus 2019.
45
Target 30 warga desa Cibatok Satu terberdayakan
serta pihak desa terbantu dalam kegiatan
Kampung Ramah Lingkungan.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini direncanakan berdasarkan hasil
survey yang telah dilakukan. Kegiatan ini
dirancang bersama pihak desa karena adanya
kesamaan tujuan. Dan kemudian disepakati
oleh seluruh anggota KKN SAHWAHITA 2019
dan dosen pembimbing lapangan. Beberapa hal
yang kami siapkan untuk
mengimplementasikan kegiatan ini adalah
bahan dan peralatan untuk mendukung
kegiatan tersebut antara lain seperti benih
hidroponik, tray semai, rockwoll (media tanam),
nutrisi tanaman, mengumpulkan styrofoam
anggur dan botol plastik bekas berbagai
ukuran, serta peralatan lainnya untuk
pembangunan green house untuk hidroponik
tersebut. Kemudian kami membagi kegiatan ini
dalam beberapa tahap yaitu tahap 1 adalah
tahap penyemaian benih, tahap 2 adalah
pembuatan wadah hidroponik dari barang
bekas, dan tahap 3 adalah pemindahan bibit
dari trai semai ke wadah hidroponik serta
pembangunan green house. Semua kegiatan
tersebut melibatkan seluruh elemen
masyarakat yang ada di Desa Cibatok Satu.
Hasil Pelayanan 40 warga desa Cibatok Satu terberdayakan
serta pihak desa terbantu dalam mensukseskan
kegiatan Kampung Ramah Lingkungan tingkat
kecamatan.
Keberlanjutan Kegiatan ini akan terus berlanjut setelah masa
Program KKN sampai masa panen pertama tiba dan
melakukan pembenihan kembali. Hal ini
dilakukan dengan cara melalukan monitoring
setiap bulannya oleh anggota KKN
SAHWAHITA 2019 ke Desa Cibatok Satu.
46
Dokumentasi Kegiatan
47
2. Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan
Bidang Pemberdayaan
Program Cibatok Satu Cerdas
Nomor Kegiatan 03
Nama Kegiatan Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan
Tempat, Tanggal SMAN 1 CIbungbulang, 13 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan Satu hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Laras Narpaduita Putri
Tim Pembantu : Bayu Pradhana Ramadhan,
Cut Annisa Tamara, Alifia Mas‟ud, Qotrunnada
Salsabila, Siti Fadilah, Nur Safitri Wihastin,
Akbar Fadila, Redja Alyusfin, Almira Mey
Theda, M.Irsyad Rachman, Imam Taufiq Ponco
Utomo, Rahma Putri Cesar Rahayu, Nia Fitri
Kurniawati, Imam Haidar Hasyim, Encep
Dudin Saepudin, Dhika Damayanti, Cica
Nurtia, dan Fitrianah.
48
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini direncanakan oleh salah satu
anggota kelompok KKN kami, lalu disetujui
oleh seluruh anggota KKN SAHWAHITA
2019. Beberapa hal yang kami rancang untuk
mengadakan kegiatan tersebut yaitu jadwal
kegiatan, lokasi, konsep acara, konsumsi,
perizinan dengan pihak sekolah, administrasi
dan penetapan pemateri. Kegiatan ini
berlangsung satu hari pada 13 Agustus 2019,
dan kegiatan ini dibuka secara resmi oleh
Kepala SMAN 1 Cibungbulang. Kegiatan
berlangsung secara interaktif, terlihat dari
antusias peserta yang sangat tinggi ketika
pemateri menyampaikan materi. Kegiatan
tersebut bertema “Meningkatkan Rasa
Tanggung Jawab, Kritis, dan Komunikatif
dalam Manajerial Organisasi”, dari tema
tersebut terlihat tujuan kegiatan ini secara
jelas memberikan arahan dan cara dalam
berorganisasi yang baik serta memberikan
solusi konkrit dalam konflik yang dihadapi.
Materi disampaikan oleh salah satu alumni
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari Fakultas
Adab dan Humaniora yaitu Irvan Hidayat,
S.Hum. Kegiatan dipandu oleh MC yaitu Cut
Annisa Tamara dan dimoderatori oleh Imam
Haidar Hasyim. Kegiatan ini dihadiri oleh 30
peserta. Kegiatan ini diharapkan mampu
menambah wawasan serta softskill dari peserta
kegiatan dalam berorganisasi dan mampu
menyelesaikan konflik yang terjadi dalam
setiap kegiatan organisasi, baik itu kegiatan di
organisasi internal maupun eksternal.
Hasil Pelayanan 30 siswa SMAN 1 Cibungbulang yang terlibat
dalam kepengurusan OSIS dan ekstrakurikuler
mendapatkan arahan serta bimbingan
mengenai cara berorganisasi dengan baik dan
benar.
Keberlanjutan Kegiatan tidak berlanjut.
Program
49
Dokumentasi Kegiatan
50
C. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil
Dalam proses pelaksanaan program kegiatan selama satu bulan, kami
menemukan berbagai faktor yang mempengaruhi hasil dari program yang
dijalankan. Faktor pencapaian hasil tersebut sifatnya beragam, ada yang
sifatnya mendorong berhasilnya suatu program ataupun yang sifatnya
menghambat keberhasilan program tersebut.
a. Faktor Pendukung
1) Pihak desa yang sangat terbuka dan memudahkan kami dalam
melaksanakan program yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa
KKN.
2) Beragamnya kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing anggota
KKN baik itu kompetensi akademik maupun keterampilan.
3) Antusias dari seluruh elemen masyarakat setempat terhadap
program kegiatan dan kedatangan mahasiswa KKN yang tinggi.
b. Faktor Penghambat
1) Terhambatnya proses sosialisasi akibat sebagian besar masyarakat
desa merupakan pedagang yang bekerja full day.
2) Minimnya sarana dan prasana yang menyulitkan pelaksanaan
program kegiatan.
3) Meskipun antusias masyarakat tinggi, namun sebagian masyarakat
ada yang kurang responsif terhadap program kegiatan yang
dijalankan.
51
"Hidup adalah seni menggambar tanpa penghapus."
-John W. Gardner"
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bidang Pendidikan
53
2. Bidang Pemberdayaan
Pada bidang ini kami telah melakukan program dalam bentuk seminar
Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan yang kami adakan di SMA
Negeri 1 Cibungbulang. Kegiatan ini diharapkan dapat menambah
wawasan serta meningkatkan cepat tanggap siswa dalam memanajemen
segala hal yang ada dalam organisasi, baik itu organisasi internal sekolah
maupun eksternal.
3. Bidang Lingkungan
B. Rekomendasi
Berikut ini rekomendasi atau saran dari kami bagi tim KKN Desa
Cibatok Satu selanjutnya, yakni sebagai berikut:
55
c. Tim KKN diharapkan dapat mengembangkan kegiatan atau fasilitas
yang sudah kami lakukan di Desa Cibatok Satu dan bersikap sesuai
norma-norma yang berlaku.
56
BAGIAN 2:
REFLEKSI HASIL KEGIATAN
“Akan selalu ada hari-hari menyakitkan dan kita
-Tere Liye-
58
.BAB VI
Kuliah kerja nyata memang pada dasar nya itu hal yang wajib bagi
seorang mahasiswa yang mempunyai amanah dari kampus untuk
mengabdi kepada masyarakat dan hal tersebut harus di ikuti hanya untuk
di semester 7 dan di jalankannya ketika liburan akhir semester 6. dan
alasan saya mengikuti kuliah kerja nyata ini (KKN). Karena sudah
kewajiban saya dalam memenuhi mata pelajaran kuliah saya, awalnya saya
tak percaya kalau saya bisa mengikuti kkn ini dikarenakan jumlah KRS
saya kurang, akan tetapi mungkin Allah mempermudah jalan saya dan
menjawab do'a saya sehingga saya bisa mengikuti program kuliah kerja
nyata ini. Alhamdulillah sesungguhnya Allah Maha Adil ke semua hamba-
Nya. Ketika saya sudah memenuhi syarat dan mengisi form kegiatan Kuliah
Kerja Nyata ini, akhirnya dibagi menjadi 200 kelompok dan satu kelompok
berisi 19 anggota dari berbagai fakultas yang berbeda. Dan dibagi menjadi
dua daerah yaitu Bogor dan Tangerang, saya sendiri tempatkan di daerah
Bogor, Kecamatan Cibungbulang, Desa Cibatok Satu dan di selain itu saya
kebagian di kelompok 19 ada barengan teman saya satu fakultas sama saya
yaitu Siti Fadillah dia adalah teman satu pesantren sama saya akhirnya
KKN juga bareng sama saya memang dunia ini memang sempit sehingga
kita di pertemukan kembali. Motivasi saya mengikuti kuliah kerja nyata
ini adalah untuk memberikan tindakan terbaik yang dapat saya lakukan.
Jika saya dapat memberikan bantuan kepada masyarakat di sana lakukan
lah dan jalani dengan penuh keikhlasan. Dan jika saya hanya mampu
memberikan waktu dan tenaga itu juga sama pentingnya. Tujuan saya
mengikuti program Kuliah Kerja Nyata ini adalah untuk membangkitkan
semangat yang berada di dalam desa itu karena sesungguhnya pengabdian
itu adalah sifat yang sangat wajib bagi seorang mahasiswa.
59
Kompetisi saya dalam bidang Kuliah Kerja Nyata mungkin tidak ada
hubungannya di dalam jurusan saya karena jurusan saya adalah Aqidah
Dan Filsafat Islam akan tetapi di situ saya mulai mendapatkan pengalaman
dan belajar lagi dalam bidang kuliah kerja nyata ini untuk menjadi lebih
baik lagi dan bermanfaat bagi warga desa tersebut. Kompetisi saya dalam
KKN ini adalah mengajar bimbel dan mengaji , hidroponik dan wadah
tempat nya di bikin dari barang barang bekas. Misalnya, botol-botol aqua
yang digunakan untuk menjadi wadah hidroponik dan rencana kegiatan
saya selama KKN adalah membuka les Bimbel untuk anak–anak SD,
Seminar MOK (Manajemen Organisasi Kepemimpinan), dan hidroponik.
Pandangan saya kepada kuliah kerja nyata ini adalah sebuah program
pengabdian kepada Masyarakat mungkin pas awal saya bertemu dengan
kelompok yang baru, teman yang baru dan suasana yang baru, banyak
cobaan yang saya dapatkan ketika KKN dimulai , pengalaman susah, sedih
dan senang semuanya saya dapatkan ketika KKN ,apalagi ketika air di
posko mati ya sudah mau apalagi menunggu keajaiban dari Allah. Akan
tetapi semua itu saya jalankan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran
ambil baik dan buruknya di tinggalkan karena di setiap pekerjaan yang
kita jalani pasti akan ada hikmah nya yang di berikan sama Allah
kesabaran adalah nikmat sederhana yang Allah berikan kepada hamba-
Nya .
60
baik dan kadang bikin ngeselin , Selain itu sifat keegoisannya pun sungguh
sangat tinggi sekali. Sehingga saya sendiri terkadang suka kesal. Namun,
dia adalah sosok sekretaris yang bertanggung jawab dan amanah dalam
menjalankan tugasnya. Selanjutnya, Sekretaris 2 saya adalah AlifiaMas'ud
berasal dari Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah Peradaban
Islam sifatnya sangat unik, kenapa saya bilang sangat unik karena
seketika dia berbicara intonasi nadanya itu sungguh sangat berbeda
dengan yang lain, tapi dia sosok wanita yang mempunyai semangat yang
besar untuk kelompoknya. Lanjut, Divisi Humas saya bernama Theda yang
berasal dari Fakultas Syariah dan hukum, Jursan Ilmu Hukum, sifatnya
beraneka ragam dan asyik, dia adalah sosok wanita yang tangguh dalam
menjankan tugasnya ada hal yang saya suka bikin ketawa kepada Theda ini
adalah tertawanya, sungguh sangat mencuci mata ketika ngantuk, tapi
saya bangga kepda Theda karena selalu perhatian kepada kelompoknya,
Redja Alyusfin berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Manajemen sifatnya baik agak sedikit ngeselinnya tetapi saya bangga karena
selalu solid kepada teman-temannya, dan selanjutnya Nur Safitri Wihastin
dari Divisi Acara saya dan saya juga termasuk anggota acara, biasa di
panggil Hastin berasal dari Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan IPS,
sifatnya baik dan selalu memberikan semangat kepada kelompoknya dan
teman-teman di sekitarnya, Laras Narpaduita Putri berasal dari Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Hubungan Internasional, sifatnya menurut
saya dia apatis dan hanya orang-orang tertentu yang akrab sama Laras,
Divisi Konsumsi di kelompok saya beranggota tiga orang, yang pertama
Dhika Damayanti berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Fisika, sifatnya dia sangat peduli kepada orang-orang yang berada di
sekitarnya. Kedua, Fitrianah berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
juga, Jurusan Pendidikan Agama Islam, sifatnya pendiam akan tetapi
diamnya fitri menyimpan sebuah kata-kata yang sangat membantu untuk
kelompoknya. Ketiga, Cica berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi
Jurusan Biologi sifatnya tegas dan rendah hati, Divisi Perlengkapan saya
beranggotakan tiga orang. Pertama, Encep Dudin Saepudin berasal
dariFakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Keluarga sifatnya suka
menjatuhkan orang yang berada di sekitarnya. Tapi seketika dirinya
dijatuhkan dia marah tanpa sebab, tapi saya bangga ama Encep karena
sangat rajin melaksanakan kewajibannya, , yang kedua Nia berasal dari
61
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Jurusan Akuntasi sifatnya pendiam dan
terkadang saya juga suka diingatkan sama Nia dalam hal-hal tugas, yang
ketiga. Imam Haidar berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan juga
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris sifatnya adalah tinggi hati akan tetapi
saya bangga sama Haidar karena bisa membawa kelompoknya ke suasana
yang baik. Dan yang terakhir dari Divisi Dekorasi beranggotakan tiga
orang juga. Pertama, Rahma berasal dari Fakultas Dakwah dan
Komunikasi sifatnya sedikit keras dan banyak omong, tapi omongan
mempunyai makna yang baik buat teman-temannya saya bangga kepada
Rahma. Kedua, Imam Taufik Ponco berasal dari Fakultas Sains dan
Teknologi, Jurusan Sistem Informasi sifatnya dia selalu menjadi alarm saya
ketika Subuh. Ketiga, Irsyad berasal dari Fakultas Adab dan Humaniora,
jurusan Bahasa Arab dan Sastra Arab sifatnya selalu semangat dalam
mngerjakan sesuatu. Dan yang terakhir adalah Bendahara saya yang
bernama Qotrotunnada dan Siti Fadillah, Mereka dari jurusan berbeda
yaitu Adab dan Humaniora dan Ushuluddin sama seperti saya cuman beda
jurusan saja, mereka berdua mempunyai sifat yang bertanggung jawab dan
amanah sebagai bendahara mungkin saya agak sedikit kesal dengan Dillah
karena omongannya terlalu tinggi tapi di situ saya bangga kepada kelompok
saya yang bernama “SAHWAHITA” artinya Bermanfaat Bagi Semua
Orang. Banyak kejadian-kejadian beraneka ragam yang saya dapatkan
selama melaksanakan program KKN ini dari mulai rumah yang kita
tinggalkan dan air yang terkadang suka mati dan error yang tidak jelas dari
luar sana, akan tetapi kejadian, konflik yang saya selalu dikenang dalam
hidup saya adalah seketika teman saya yang perempuan 2 orang
bertengkar disaat sedang terlasanakanya rapat evaluasi bersama akan
tetapi beberapa hari kemudian dua orang teman saya baikan seperti semula
lagi.
62
tinggal, mereka hanya mengatakan “sampai jumpa”. Karena sesungguhnya
berpisah itu tidak sepenuhnya berpisah, hanya jarak yang memisahkan
kita, namun kalian masih bisa berkomunikasi apalagi dengan kecanggihan
teknologi saat ini. Akan tetapi berpisah memang hal yang wajar, bagi
setiap orang memang pasti akan ada masanya akan berpisah denganmu
wahai sahabat, namun yakinlah pada suatu saat nanti pasti akan ada rasa
yang teramat bahagia ketika kita bisa dipertemukan kembali di tempat
yang berbeda dengan wajah yang sama dan suasana yang berbeda.
Mungkin kata-kata perpisahan yang sering saya dengar, itu hal yang
sudah biasa. perpisahan memang mengajarkan kita banyak hal bahwa
sesungguhnya kebersamaan yang telah kita bangun bersama. dari awal
sampai akhir, ini bukan ucapan selamat tinggal, hanya waktu saja yang
seketika kita harus menutup pintu ke masa lalu untuk membuka pintu ke
masa depan. Berpisah untuk menyambut masa depan dan akan bertemu
kembali. Sehat selalu sahabatku semoga kalian diberi kesehatan selalu oleh
Allah dan dilancarkan selalu segala pekerjaannya. Semoga desa itu selalu
aman, dan tentram sejahtera. Bangun pagi di desa adalah rahmat tak
terkira yang akan menyapamu. Desa memang tak menawarkan kehidupan
yang lengkap seperti di perkotaan. Lapangan kerja yang terbatas, listrik
yang belum merata distribusinya, sinyal HP terkadang mati. Namun
kehidupan desa yang sederhana itu justru bisa membuat diri kita begitu
merindu. Entah kami memang hidup di kota karena KKN misalnya
kehidupan di desa itu begitu kaya di balik segala keterbatasannya. Suara
jangkrik, kodok maupun burung yang berkicau adalah musik terbaik yang
kita dengar. Capung beterbangan dan kunang-kunang yang berkelap-kelip
saat malam adalah pemandangan yang akan membuat kita tersenyum
dengan mata. Namun di kota kedua hal tersebut sering menjadi barang
langka. Aku kenang selalu.
Kisah yang berkesan bagi saya adalah ketika saya dan teman-teman
saya membuat kehidupan baru untuk desa cibatok satu saya sungguh
amatlah senang kenapa karena mereka adalah bagian dari keluarga saya
selama KKN ini, sosial keagamaanya sungguh sangat baik dan tentram,
pembelajaran yang saya dapat dari desa ini adalah karena desa ini sungguh
sangat mengubah cara hidup saya dengan kesabaran kenapa. Karena
sesungguhnya semual hal itu tidaklah langsung menjadi bukit, harus
berusaha dengan doa dan kerja keras, mungkin kita merasakan pahitnya
dihina orang dimaki -maki orang atau ditindas akan tetapi kalau kita
menjalankannya dengan penuh kesabaran Insyallah, semuanya berjalan
dengan lancar.
Selain itu juga saya sangat terkagum dengan anak-anak desa ini
mempunyai semangat yang luar biasa untuk menimba ilmunya walaupun
65
ada saja yang harus di lewati, yaitu berbagai macam rintangan dan
keterbatasan. Mungkin bagi seorang saya melewati hal-hal seperti
sangatlah sulit akan tetapi, tidak dengan mereka. Mereka mempunyai
harapan. Harapan untuk menggapai cita-cita dan membangun desanya
sendiri, dengan cara terus belajar dari hal apapun. Mungkin dalam hidup
kita berbeda dalam menjalankannya namun, jika kita menjankannya
dengan sabar dan ikhlas insyallah akan mendapatkan yang lebih baik.
Ketika hidup sudah mulai mengeluh, cobalah untuk belajar dari orang yang
berada di sekitarmu bahwa hidup itu bukan untuk mengeluh atau
bermalas-malasan, melainkan untuk membangun sebuah tekad bahwa
saya pasti bisa. Terima kasih warga Desa Cibatok Satu, engkau akan selalu
di kenang dalam hidup saya
66
B
MENJAHIT KEBERAGAMAN MELALUI KEBERSAMAAN
Oleh: Alifia Mas‟ud
69
tidak lagi berpusat pada kepemilikan individual, namun tetap menjadi
pembagian peran atau gotong royong dalam masyarakat.
71
Masih ingat betul pada tanggal 8 Agustus posko KKN Sahwahita
dijadikan tempat untuk acara hajatan warga setempat, disitu saya dan
teman-teman lainnya mengikuti malam tasyakuran atau yang biasa dikenal
dengan nama Ngeuyeuk Seureuh dalam Adat Sunda biasanya diadakan di
rumah mempelai wanita pada malam hari sebelum akad nikah. Acara ini
dihadiri oleh keluarga besar dari kedua mempelai pengantin.Dalam acara
ini, keduanya saling meminta restu kepada orang tua masing-masing
dengan disaksikan oleh sanak saudara.Isi dari acara tersebut adalah orang
tua memberikan nasihat melalui simbol dari benda-benda yang digunakan
selama acara berlangsung. Hal tersebut diharapkan akan bermanfaat bagi
kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga, yang menarik perhatian bagi
saya adalah dalam setiap penyampaian dan pembacaan menggunakan
Bahasa Sunda, selanjutnya terdapat beberapa makanan yang dihias
sedemikian cantiknya seperti tumpeng, parsel buah-buahan dan beberapa
ayam bakar yang diletakkan di tengah-tengah acara tersebut. Tentu saja
hal ini merupakan pengalaman pertama bagi saya.
Acara ini dihadiri oleh keluarga besar dari kedua mempelai
pengantin.Dalam acara ini, keduanya saling meinta restu kepada orang tua
masing-masing dengan disaksikan oleh sanak saudara.Isi dari acara
tersebut adalah orang tua memberikan nasihat melalui sibol dari benda-
benda yang digunakan selaa acara berlangsung. Hal tersebut diharapkan
akan bermanfaat bagi kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga, yang
menarik bagi saya adalah dalam setiap penyampaian dan pembacaan
menggunakan Bahasa Sunda, selanjutnya terdapat beberapa makanan yang
dihias sedemikian cantiknya seperti tumpeng, parsel buah-biiahan dan
beberapa ayam bakar yang diletakkan di tengah-tengah acara tersebut.
Tentu saja hal ini merupakan pengalaman pertama bagi saya.
Kebersamaan makin erat ketika malam takbiran sebelum Idul Adha
di mana saya dan teman kelompok lainnya berkumpul bersama warga di
Musholla Al-Ikhlas dan menyantap makanan bersama dengan alas kertas
nasi, hal ini tentu saja muncul perasaan senang karena merasa sangat dekat
dengan warga sambil bercengkrama tetapi juga sedih karena pengalaman
pertama malam takbiran jauh dari orang tua. Selanjutnya sebelum acara 17
Agustus di mulai, tradisi yang dilakukan oleh warga RT.001, Desa Cibatok
Satu yaitu ngeliwet bareng di lapangan Musholla, tidak jauh berbeda
dengan acara malam takbiran minggu sebelumnya, acara ini sekaligus
sebagai pembukaan dari rangkaian perlombaan yang akan didakan dua
hari kedepan. Setelah makan bersama kegiatan dilanjutkan dengan
menonton film bertemakan nasionalisme bersama warga.
72
Rumah Sahwahita dengan Segala Keonarannya
Ada hal menarik ketika kami tinggal satu bulan di rumah besar
seperti ini.Flashback sebentar Ketika saya dan teman kelompok survey lagi
dengan tujuan mencari rumah tinggal.Setelah bertanya-tanya dengan
warga Desa Cibatok Satu dan menanyakan apakah ada rumah kosong yang
bersedia kami tinggali selama sebulan dengan anggota sebanyak 19
orang.Sampailah kami di rumah besar dua lantai dan tak berpenghuni.Pada
saat itu bertemulah kami dengan salah satu warga yang bersedia
mengantarkan kepada si pemilik rumah, kami langsung menanyakan si
pemilik rumah dan negosiasi mengenai harga dan lainnya. Saat itu juga
saya dan lainnya di ajak mengelilingi rumah dan luar biasa memang rumah
besar yang cocok untuk 19 orang, tersedianya ruangan kosong yang banyak
bisa dipakai untuk kamar nanti, garasi yang luas, terdapat kamar mandi di
kamar utama, halaman belakang untuk menjemur pakaian, dan dapur yang
bersih. Si pemilik rumah hanya bilang nanti di tanggal 8 Agustus rumah ini
akan di pakai untuk acara pesta pernikahan, kami tidak masalah dengan
hal itu. Dengan fasilitas yang diberikan dan harga yang dirasa sesuai budget
dari bendahara maka kami sekolompok sepakat memilih rumah tersebut
sebagai tempat tinggal.Masalah rumah selesai dan siap untuk ditinggali
selama sebulan. Setelah dua minggu saya dan lainnya menempati rumah
tersebut ada hal unik yang terjadi, beberapa teman saya mengalami
kejadian aneh seperti sering terbangun pada tengah malam, kemudian
mendengar suara-suara aneh yang harusnya tidak masuk akal jika
terdengar pada tengah malam, dan ketika saya bangun untuk
membangunkan solat subuh berjamaah saya terkejut melihat anak laki-laki
yang harusnya tidur di lantai 2 tiba-tiba pindah keruang tamu bawah. Saat
ditanya kenapa tidur dibawah, mereka hanya melihat satu sama lain dan
tertawa renyah.
Namun yang terjadi kepada saya lebih ekstrim dari apa yang
dirasakan teman-teman saya dikelompok ini. Dimana pada saat itu, seperti
biasanya setelah melakukan program kerja pasti malam harinya akan
diadakan evaluasi dan briefing untuk kegiatan esok hari. Setiap anak
mengeluarkan pendapat dan menilai tentang kegiatan yang telah
dilakukan pada hari ini, hal ini bertujuan agar kegiatan selanjutnya
berjalan baik dan tidak mengulangi kesalahan.Awalnya evaluasi berjalan
baik tetapi ketika di tengah evaluasi suasana yang saya rasakan menjadi
tidak enak dan beberapa teman kelompok seperti bisik-bisik dan melirik
ke saya pada saat itu.Dalam hati saya memikirkan “kenapa ya? Apa ada
yang salah dari ucapan saya ketika evaluasi?”.Setelah evaluasi danbriefing
73
selesai, beberapa teman lainnya keluar duduk diteras, pada saat itu juga
saya mendengar seperti orang yang sedang teriak-teriak dan marah. Saya
yang ketika itu masih duduk diruang depan hanya diam dan seluruh badan
menjadi dingin dan bergetar, tidak tau alsannya apa. Saya mencoba bangkit
untuk masuk kedalam kamar, ternyata ada dua teman saya sedang
membersihkan muka untuk bergegas tidur.Setelah dikamar ketika itu juga
saya jatuh kekasur dan merasa sesak nafas. Tidak sadar dengan apa yang
terjadi selanjutnya, ketika saya sadar sekitar pukul 23.00, dan beberapa
teman ramai didalam kamar menanyakan apakah kondisi saya baik-baik
saja. Kemudian diceritakanlah apa yang terjadi dengan saya pada saat itu.
Mereka bilang saya teriak-teriak sebanyak 4 kali setelah itu tertawa-tawa
seperti anak kecil.Mendengar cerita tersebut saya begitu terkejut, karena
selama saya hidup tidak pernah mengalami kejadian tersebut.Mungkin ada
hikmah yang dapat diambil seperti evaluasi yang dilakukan sangat wajar
dan harusnya tidak ada yang bawa perasaan karena ini untuk kebaikan
bersama.
Banyak hal yang terjadi pada saat KKN, tidaklah mudah memang
tinggal satu atap selama sebulan dengan orang baru, dari latar belakang
yang berbeda-beda.Bagaimana menekan emosi di forum jika pendapat
tidak didengar, bersabar jika bertemu dengan orang sensitif yang tidak bisa
mengontrol emosi, dan bertemu dengan sifat yang menurut saya terlalu
kekanak-kanakan. Belajar menghargai satu sama lain dimulai dari hal
sederhana seperti tetap makan walaupun tidak suka dengan menu makan
hari itu, mengingatkan untuk tetap menjaga kebersihan didalam rumah,
berusaha menjaga lisan dan tidak mengeluh jika hari itu piket namun
bentrok dengan program kerja lainnya. Selain hal-hal diatas yang
terpenting ialah bagaimana tetap konsisten dalam menjalankan ibadah
berjamaah.
Goresan Usaha Dikala Senja
Ibu Hj. Yenny sapaan akrabnya, siapa yang tidak mengenal beliau.
Wanita yang bisa dibilang sudah memasuki usia senja tetapi disegani di
Desa Cibatok Satu, bukan tanpa alasan beliau sangat peduli terhadap
lingkungan di desa ini. Karirnya dimulai sejak menjadi ketua Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Desa Cibatok Satu, pada
masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2009.PNPM sendiri
merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah dengan kelompok
masyakarat.Pada tingkatan lokal, PNPM sendiri mampu menciptakan
berbagai aktivitas yang mendorong berkembangnya perekonomian
74
masyakarakat dalam skala kecil, pembentukan dalam modal usaha yang
merujuk pada terciptanya tata pemerintahan yang baik.Jauh sebelum itu
beliau memang dikenal aktif dalam pemberdayaan masyarakat.
Sejak kami datang ke Desa Cibatok Satu dan melakukan pembukaan
KKN-024 bersama warga setempat dalam acara tersebut kelompok KKN-
024 menjelaskan apa saja yang menjadi program kerja di desa ini. Pada saat
itu ada tiga program yaitu Bimbingan Belajar untuk anak-anak TK sampai
SD, workshop Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan dan
Hidroponik.Dari ketiga kegiatan tersebut yang menjadi program kerja
unggulan kelompok kami adalah hidroponik diwilayah RT.001, pada saat
itu warga cukup antusias apalagi Ibu Hj. Yenny selaku tokoh masyarakat
Desa Cibatok Satu, yang tidak pernah absen jika saya dan teman-teman
lainnya mensosialisasikan mengenai hidroponik. Program tersebut sangat
bersinergi dengan kegiatan yang akan diadakan didesa yaitu Kampung
Ramah Lingkungan (KRL). Ibu Hj. Yenny dan pemuda desa yang diawal
sudah dibahas ya betul Kang Restu, membantu bagaimana program
hidroponik berjalan.Karena Kang Restu sendiri telah mencoba menanam
menggunakan metode hidroponik. Kedua orang ini bisa dibilang luar biasa
karena ingin meningkatkan Sumber Daya Manusia yang terdapat di desa
ini dengan segala keterbatasan dan tantangan yang dihadapi, di mana
warga desanya sendiri kadang acuh terhadap lingkungan, pemerintah
setempat juga sama halnya.
Teruntuk pemerintah setempat saya berharap agar melirik dan
menindak lanjuti program yang saya dan teman-teman tinggalkan,
dihalaman rumah Ibu Hj. Yenny sekarang sudah ada Green House
Hidroponik dengan tujuan walaupun di Desa Cibatok Satu sudah tidak
ada lahan pertanian yang memadai tetapi warga setempat masih bisa
menanam tanaman sayuran, harapan saya dan teman-teman kedepannya
membuat program ini adalah selain dikonsumsi sendiri jika hal ini
dikembangkan oleh pemerintah setempat bisa mensejahterakan Sumber
Daya Manusia yang kami anggap penting. Terimakasih untuk warga
Cibatok Satu dan semua pihak yang terlibat dalam menyuseskan program
kerja KKN-024.Semoga ilmu yang kami tinggalkan bermanfaat.
Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, diawali pertemuan yang
begitu banyak kenangan yang tercipta dari manis, pahit hingga isak tangis
bahagia. Disini telah saya tuliskan cerita tentang indahnya kebersamaan
bersama kawan serumah dan juga warga Desa Cibatok Satu, banyak ilmu
yang bisa diambil selama KKN ini bukan hanya tentang kebersamaan yang
telah berulang kali saya sampaikan tetapi juga pentingnya sejarah yang
75
diperkenalkan sejak dini, membuat saya harus lebih semangat dalam
belajar.
76
C
BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK
DI KAMPUNG HANTU DESA CIBATOK SATU
Oleh: Almira Mey Theda
77
Kegiatan KKN merupakan suatu kegiatan melatih kebersamaan,
kesabaran, keuletan, dan ketekunan dalam suatu kelompok yang memiliki
latar belakang yang kontras. Hal itu terlihat ketika mahasiswa KKN
dituntut terjun langsung ke lapangan dan ikut merasakan kehidupan yang
dialami masyarakat. Tujuan diadakannya kegiatan KKN ini sejatinya
melatih mental kita untuk terjun ke dunia yang lebih nyata yakni, ke dunia
lapangan kerja yang sebenarnya. KKN ini mengajarkan bagaimana caranya
berorganisasi dengan baik dan benar di dalam kelompok internal maupun
eksternal. Hal tersebut dapat dilihat dari kinerja mahasiswa KKN dalam
bekerjasama menjalankan kekompakan demi tujuan bersama. Implikasi
dari adanya kegiatan KKN ini membantu mempermudah program
pemerintah setempat khususnya diRT 001 RW001, Desa Cibatok Satu,
Kecamatan Cibungbulang, tempat dimana saya bertempat tinggal selama
tiga puluh satu hari.Tantangan terbesar saya ketika saya harus menghadapi
KKN ialah bahwa saya harus siap hidup tanpa orang tua selama satu bulan
lebih, tinggal dikampung orang dan dengan keadaan yang apa adanya
bersama orang asing selama satu bulan lebih dan ikut merasakan apa yang
mereka alami. Hal yang saya bayangkan dengan adanya kegiatan KKN
bahwa saya harus hidup selama satu bulan lebih dengan makanan pokok
yang apa adanya dan serba berkecukupan. Hal ini pandangan saya tentang
KKN.
Hal yang saya gembirakan pula ketika saat pembekalan itu dibuka
langsung oleh Bapak Eva Nugraha, M. Ag., selaku penulis dan tim
Penunting buku yang berjudul “Pedoman Pengabdian Masyarakat”. Beliau
memberi pengetahuan dan pengalamannya seputar KKN diantaranya,
persiapan barang-barang pribadi, laporan individu tiap satu minggu sekali,
cara penyusunan buku kelompok yang berbasis ISBN yang dikasih deadline
mulai dari 24 Agustus 2019 sampai dengan 22 November 2019. Tanggal 6
Mei sampai 20 Mei 2019 merupakan waktu pelaksanaan survei. Saya dan
teman-teman kelompok saya akhirnya menentukan waktu pelaksanaan
survei sebelum KKN berlangsung. Kamipun membuat kesepakatan bahwa
survei maksimal kami laksanakan sebanyak empat kali. Pada survei
pertama kita berbincang dengan pihak kantor Desa Cibatok Satu terkait
kebutuhan dan aset desa, sampai kepada survei terakhir kami menemukan
tempat singgah kami yakni di kediaman rumah milik Bapak H. Hamid
selaku tokoh masyarakat di RT001 RW001 Desa Cibatok Satu.
Tepat pada hari Senin, tanggal 22 Juli 2019 merupakan hari dimana
pelepasan KKN di Gedung Auditorium Harun Nasution pada pukul 12.30-
16.00 WIB dilaksanakan.Penetapan waktu kegiatan KKN berlangsung
selama satu bulan dari mulai tanggal 23 Juli 2019 sampai dengan 23
Agustus 2019. Rangkaian acara dari waktu tersebut terdiri dari kuliah
umum yang dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-qur‟an oleh Bapak
Muhammad Syarif, S.H., selaku Dosen Pembimbing KKN. Kemudian
rangkaian acara selanjutnya ialah pemberian materi dari Menteri Sosial
Indonesia oleh Bapak Agus Gumiwang Kartasasmita yang merupakan
80
Menteri Sosial Negara Republik Indonesia, yang kemudian dilanjutkan
dengan serah terima dana yang diberikan oleh Bapak Agus Gumiwang
Kartasasmita selaku Menteri Sosial Indonesia kepada Prof. Dr. Hj. Amany
Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk anggaran desa yang akan diberikan melalui
mahasiswa KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebesar Rp
100.000.000,00. Anggaran tersebut diberikan guna mensejahterakan rakyat
desa yang kurang mendapat perhatian berupa infrastruktur maupun
fasilitas desa yang kurang memadai. Anggaran dana yang diberikan
tersebut merupakan bagian dari program kerja Menteri Sosial Indonesia
yang terdiri dari enam program kerja, salah satunya yakni membantu
mensejahterakan desa.
“Hidup segan, mati tak mau”, adalah perasaan kami ketika kami
dihadapkan dengan kenyataan setelah terbangun dari tidur yangterlelap
kemarin. Kami merasakan hal yang tak biasa di hari pertama singgah di
rumah ini. Mandi pagi saling mendahului, makan secukupnya, apapun
serba tertib, saya merasa sedang berada di sekolah Akademi Militer
(Akmil). Detik bagaikan air curug yang terus mengalir deras, mau tidak
mau kebiasaan disiplin menjadi dasar disini. Tepat di hari Senin, 22 Juli
2019 adalah hari pertama kami memijakkan kaki di posko kami. Dengan
rasa lelah kami menyambut gembira posko kami yang nyaman dan megah
ini. Alhamdulillah,saya bersyukur melihat kamar yang disediakan kasur busa
plus seprai (sarung kasur), bantal, kemudian dapur disediakan beberapa
piring, sendok, kompor gas, tabung gas, dispenser air. Namun yang kurang
hanyalah token listrik dan bohlam lampu. Bersyukur yang tak terlimpah
akhirnya token listrik dan bohlam lampu disponsori oleh Ayahanda Laras,
teman kelompok KKN saya. Kemudian kami langsung mengisi air kolam
untuk mandi besok dan memasang lampu yang mati yang dibantu oleh
saudara Rivaldy. Meskipun awalnya saya merasakan perasaan yang aneh
berbau mistis saat pertama kali saya rasakan disini. Namun hal itu saya
hiraukan ketika saya memeluk tubuh ibu saya sebagai salam perpisahan
selama satu bulan lebih.
82
menyelimuti perasaan rindu. Kami mensiasati perasaan pilu dengan
bergotong-royong merapihkan barang, kemudian dilanjutkan dengan
briefing kegiatan acara pembukaan KKN 024 Sahwahita lusa dan diakhiri
dengan solat berjamaah dan tadarus bersama. Setelah itu kami
melanjutkan untuk tidur. Fajar telah tiba, namun saya sedang dalam
keadaan haid jadi tidak dapat mengikuti solat subuh berjamaah. Akhirnya
saya pun melanjutkan untuk tidur kembali. Suara alarem berbunyi,
menandakan sudah pukul 07.30 WIB. Sontak saya terbangun dengan rasa
gelisah akan mimpi buruk yang saya alami semalam. Tanpa berfikir
panjang saya pun bercerita tentang mimpi yang saya alami semalam ke
teman sekamar saya yang berjumlah tujuh orang yaitu Laras, saya, alif, nia,
dhika, hastin, dan asa. Mereka menanggapi mimpi saya dengan perasaan
cemas dan menasihati saya agar terus mengingat Allah dalam keadaan
apapun. Tiba pukul 08.00 WIB kami berkumpul untuk sarapan pagi,
petugas piket pun sudah menyiapkan makanan untuk kami semua. Setelah
itu kami berkumpul kembali untuk mempersiapkan kegiatan opening KKN
024 Sahwahita. Namun, ternyata kami mendapat himbauan untuk
melakukan pendekatan persuasif terlebih dahulu dikampung ini karena
budaya di kampung ini apabila mengadakan acara harus menggunakan
penggilan berupa surat resmi terlebih dahulu ke rumah-rumah warga.
Konklusi dari perbincangan kami bahwa kami sepakat mengundur waktu
opening KKN 024 Sahwahita yang tadinya tanggal 23 Juli 2019 menjadi
tanggal 24 Juli 2019.
Waktu silih berganti. Tepat dimana hari ini Rabu, 24 Juli 2019
menjadi awal pertemuan kami semua dengan warga, pejabat desa, maupun
tokoh masyarakat. Persiapan pun kami matangkan, dari mulai penyebaran
surat, hidangan makan, maupun Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang
kami harapkan dapat membantu menyukseskan Grand Opening (pembukaan
besar) KKN 024 Sahwahita di RT001 RW001, Desa Cibatok Satu,
Kecamatan Cibungbulang. Malam telah tiba, namun tak satu wargapun
datang meramaikan acara pembukaan kami. Saya merasa sedih, namun apa
daya sebelum Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) datang mau tidak mau
opening harus tetap berlangsung hari ini. Tanpa putus asa kami pun
berinisiatif untuk melakukan pemanggilan „door to door‟ (mengetuk pintu ke
pintu) ke rumah warga RT001 RW001. Lambat laun akhirnya warga pun
berdatangan meramaikan Mushollah Al-Ikhlas. Bapak RT001 Desa Cibatok
Satu pun akhirnya menghadiri acara pembukaan kami. Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) pun tiba, namun ternyata yang datang adalah
perwakilannya yakni Bapak Adeb. Wajah murung akhirnya sirna,
pancaran senyum dari wajah kami bak rembulan menyelimuti gulitanya
malam. Rangkaian acara dimulai dari mulai pembacaan ayat suci Al-qur‟an,
doa bersama sampai kepada perkenalan mahasiswa KKN 024 Sahwahita
secara satu per satu.Dipenghujung acara kami pun meminta izin untuk
tinggal selama satu bulan lebih dan membuat program kerja di Desa
Cibatok Satu khususnya di RT001 RW001 serta meminta bantuan
kelancaran selama kami mengabdi di Desa ini. Acara pun ditutup dengan
doa bersama. Alhamdulillah, gelak tawa dari warga desa membuat hati
menjadi sejuk. Sorak-sorai nan haru meramaikan kesuksesan Grand Opening
(pembukaan besar) KKN 024 Sahwahita yang berjalan lancar.
86
membuat kesepakatan bahwa sosialisasi lebih ditekankan mulai di minggu
pertama.
Lima hari telah saya jalani. Agenda saya hari ini yakni masih
sosialisasi. Demi menjalin keakraban dengan masyarakat setempat saya,
89
Laras, Nia, Asa, Alif, Dhika memutuskan untuk mengikuti senam pagi yang
dilaksanakan di Puskesmas Poned Cibungbulang. Kebetulan ternyata
senam tersebut diselenggarakan oleh pemerintah daerah sehingga tidak
dipungut biaya apapun.Selesai mengikuti kegiatan senam saya pun
menyapa ibu-ibu setempat dan berbincang terkait program kerja
bimbingan belajar (bimbel) yang akan kami laksanakan di minggu ke-2.
Sebagian dari ibu-ibu ada yang meminta nomor hp kami karena beliau
minat untuk mendaftarkan anaknya ke program kami. Dengan ramah saya
merespon mereka, dan berharap besar kehadiran anak-anak mereka di
posko kami. Evaluasi hari ini yakni, kami harus tetap tegas menjelaskan
tentang program utama kami yang telah kami sepakati dari awal tanpa
merubah program sedikitpun.
Dini hari Senin, 29 Juli 2019, tepat pukul 03.00 WIB teman saya
Rahma diganggu dengan tangisan sedu sedan. Mendengar cerita tersebut
saya merasa makin yakin jika ada yang tidak beres dengan posko tempat
kami singgah. Solat berjamaah Subuh dan Magrib yang diselingi tadarus
bersama selalu kami lakukan dan menjadi rutinitas kewajiban bagi kami.
Namun, kami percaya akan kekuasaan Allah bahwa Allah itu menciptakan
Jin dan Manusia (QS. Adz Dzariyat: 56). Waktu terus berlalu, hingga tiba
pukul 08.00 WIB. Saya, Alif, Encep, dan Irsyad mendapat tugas untuk
melakukan sosialisasi ke SMA Negeri 1 Cibungbulang. Kedatangan kami
disana yakni sebagai perwakilan untuk meminta izin menyelenggarakan
program kerja utama kami yakni Manajemen Organisasi dan
90
Kepemimpinan (MOK) yang sasaran utama kami yakni Ketua Osis, Ketua
MPK dan Ketua Ekstrakurikuler (Ekskul). Perbincangan dimulai dengan
saya meminta izin kepada kepala sekolah SMA Negeri 1 Cibungbulang
untuk mengizinkan siswa mengikuti kegiatan program utama kami.
Hal yang tak saya lupakan pula ketika, terjadi gempa di Banten
yang berpotensi tsunami yang berkekuatan 6,9 SR. Tragedi tersebut terjadi
ketika kami semua sedang beristirahat di dalam kamar. Kemudian Irsyad
berteriak “gempa-gempa” sontak saya loncat dari kamar dan berlari ke luar
ruangan. “Bibir pucat, badan gemetar” itu yang menyelimuti kami pada
malam itu. Tiang Indomaret bergerak berlawanan arah dengan cepat,
pohon-pohon pun bergerak tertiup angin dengan kencangnya.
Astagfirullahaladzim, cobaan terasa bertubi-tubi saat saya jauh dengan kedua
orang tua. Padahal 20 menit sebelumnya orang tua saya berpamitan untuk
pulang. Derai air mata pun berlinang, ketakutan. Kami semua beristigfar
melihat kekuasaan Allah pada malam itu. Gempa akhirnya reda, sinyal pun
ada. Kami semua spontan menghubungi orang tua kami dan memberitakan
kepada mereka bahwa kami tidak apa-apa. Kemudian, kami semua masuk
ke dalam rumah untuk melaksanakan sholat Isya berjamaah diselingi doa
keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Puji syukur kehadirat Allah
kami masih bisa melihat bumi yang indah ini.
Hal yang paling menyedihkan dari semua hal yang ada di bumi ialah
perpisahan. Tidak ada satu orang pun yang bisa berlapang dada menerima
pahitnya takdir perpisahan.Tiga puluh satu hari saya berjuang dan
mengabdi di kampung orang. Bertahan hidup tanpa penopang orang tua
dan hanya berbekal doa. Dan harus menerima kenyataan dengan tuntutan
hidup bahwa KKN adalah „Kuliah Kerja Nyata‟ bukan „Kuliah Kerja Nyantuy‟.
Satu bulan lebih saya dituntut mandiri. Jangankan ingat orang tua,
ingat diri untuk istirahat saja sulit. Waktu terus diporsir sedemikian rupa.
Sampai-sampai hampir saya mengeluh karena lelah. Melangkah kaki terasa
berat, namun tertantang demi tuntutan lulus sarjana tepat waktu. Saya
yang terbiasa hidup di rumah tanpa aturan yang ketat, kini serasa napas
pun menjadi hitungan menit.
Hari demi hari, telah saya lewati dengan penuh percaya diri. Sampai
akhirnya kenangan-kenangan manis yang saya dapatkan terasa berat
untuk saya tinggalkan. Pedih rasanya ketika keakraban kami sudah terjalin
erat. Satu rumah tinggal bersama 19 orang dalam waktu 24 jam bersama,
terasa memiliki ayah, ibu, kakak dan adik sendiri. Berat rasanya mengingat
kenangan manis dan pahit yang kita jalani secara bersama-sama. Rasanya
diakhir perpisahan ini saya bagaikan kehilangan tenaga satu per satu.
Hal yang sampai sekarang tidak pernah terlupa bahwa saat HUT
RI ke-74 saya mengikuti lomba joget balon bersama ibu-ibu. Dan pada saat
itu saya melihat tidak ada perbedaan antara kubu kiri dan kubu kanan.
Saya pun menarik ibu-ibu yang memisahkan diri untuk ikut joget bersama
dan akhirnya kami pun berbaur semua. Sontak suasanya menjadi hangat
dan romantis. Serasa masalah besar yang mereka miliki dan pendam itu
hancur dengan sendirinya.
Kejadian haru yang saya rasakan pula ketika saya menjadi juri
lomba nyanyi disana dan saya menjadi penanggung jawab lomba
menggambar pula. Ketika saya melihat antusias anak-anak mengikuti
lomba menggambar saya pun ikut meramaikan acara perlombaan
menggambar dan ketika saya sedang mewarnai gambar tersebut terdapat
satu anak laki-laki menghampiri saya, namanya Lutfan. Dan lucunya beliau
berkata,“Kak, bagus banget gambarnya. Nanti kalau sudah selesai buat aku
ya. Aku mau taro dikamar kak biar dipajang hehe..”.
97
Mendengar pernyataan Lutfan saya pun terharu dan berkaca-kaca.
Dengan senang hati akhirnya saya memberikan kenang-kenangan berupa
gambar tersebut untuk Lutfan.
Harapan
98
dikembangkan kemampuannya. Karena saat saya bertanya kepada mereka
tentang cita-cita mereka kelak, mereka spontan menjawab dengan jujurnya
bahwa mereka ingin menjadi Pilot, Polisi, Dokter, Perawat dan masih
banyak lainnya. Sebenarnya hal itu merupakan jawaban anak sekolah dasar
pada umumnya. Saya pun jujur dulu pernah menjawab ingin menjadi
dokter ketika ditanya cita-cita. Namun, kenyataan berkata lain. Tapi
takdir tidak bisa disalahkan. Perubahan pola pandang pun mulai berubah
ketika saya mulai menemukan jati diri saya dari apa yang saya senangi di
sekolah. Saya pun menekuni apa yang membuat saya nyaman. Dan hal
tersebut yang ingin saya bangun untuk mereka, yakni pola pikir yang lebih
rasional dan idealis.
100
D
INI KISAH PENGABDIANKU. MANA KISAH PENGABDIANMU?
Oleh: Bayu Pradhana Ramadhan
Satu lagi yang membedakan kegiatan Bina Desa yang pernah aku
lakukan dengan KKN yang baru saja aku lakukan, yaitu aspek
pembangunan yang akan dilakukan selama melaksanakan kegiatan
tersebut. Jika pada kegiatan Bina Desa, aku sebagai mahasiswa Agribisnis
yang dasarnya mahasiswa pertanian melakukan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat pada bidang pertanian, seperti penyuluhan
mengenai cara tanam yang baik atau lebih sering masalah yang dihadapi
petani yaitu bagaimana memasarkan produk mereka langsung ke
konsumen. Sedangkan, kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau KKN ini
mencakup semua aspek pembangunan di desa, seperti kesehatan yang
membahas mengenai sex education atau bahaya penggunaan obat-obatan
terlarang, pendidikan yang memberikan cara pengajaran yang lebih efektif
dan efisien, dan lingkungan yang membahas mengenai budaya menjaga
lingkungan dan memperindah lingkungan tempat tinggal kita.
Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa mandiri. Apa itu desa
mandiri? Desa mandiri itu desa yang mampu mengelola kekuatan (aset dan
potensi) yang dimiliki serta mampu memanfaatkan peluang yang ada
dalam pengelolaan pembanguna untuk kesejahteraan warga desa.
Kkn-Ku Dimulai
KKN memang salah satu mata kuliah yang harus diambil untuk
memenuhi nilai kelulusan. Bukan berarti kami datang, tinggal 30 hari dan
pulang begitu saja. Ya, 30 hari yang tinggal di suatu desa dan teman-teman
yang baru saya kenal, kecuali satu orang yaitu Imam Taufik Ponco
mahasiswa Jurusan Sistem Informasi. Aku sudah mengenalnya dari
semester 1 karena kebetulan saya satu fakultas dengan dia, yaitu Fakutas
Sains dan Teknologi dan mengikuti organisasi yang sama di fakultas, yaitu
Organisasi Peminatan dan Keilmuan (OPK) Dapur Seni atau yang biasa
disebut DS.
103
Dan tibalah di desa yang akan kelompokku singgahi selama 30 hari
kedepan kurang lebih pada jam 11 malam. Kami langsung doa bersama agar
kegiatan selama 30 hari kedepan berjalan lancar dan semoga tidak terjadi
apapun dengan kelompokku. Karena rumah yang kami tinggali sudah
beberapa tahun kosong dan tidak ditempati, kelompokku memutuskan
untuk shalat shubuh dan maghrib selau berjamaah di rumah setelah itu
dilanjutkan dengan tadarus bersama. Esok harinya, diminggu pertama aku
hanya bersosialisasi dengan masyarakat sekitar untuk menyesuaikan diri
dengan kebiasaan yang ada di desa dan untuk mengumpulkan massa
ketika akan melakukan pembukaan. Dan minggu-minggu berikutnya,
progam yang sudah kelompokku rancang dilaksanakan.
Karena tiap pagi kami selalu shalat shubuh berjama‟ah, disitu pasti
semua membuat alarm agar bangun pagi. Tetapi berbeda bagi laki-laki. Oh
iya, sebelumnya rumah tinggalku tingkat dua, perempuan menempati dua
kamar di bawah dan laki-laki menempati dua kamar di atas. Lanjut lagi,
ketika semua pasang alarm agar bangun untuk shalat subuh, lain hal bagi
laki-laki, kami tidak memasang alarm semua tetapi hanya satu orang, yaitu
teman yang sudah aku kenal dari semester 1 yang biasa kupanggil Ponco.
104
Tamara atau biasa aku panggil ibu. Kenapa ku panggil ibu, karena dia
paling bawel dan berisik di kelompokku menurutku.
Dan satu hal lagi di pagi hari yang tidak bisa kulupakan, teriakan
perempuan-perempuan yang manggil laki-laki untuk turun dan makan
pagi. Karena biasanya sehabis shalat shubuh dan tadarus, para lelaki
langsung naik lagi ke atas. Ini terjadi ketika bukan hari di mana aku piket
masak.Dan hal-hal semacam ini terus terjadi tiap hari selama KKNku
berlangsung.
Tiap hari kegiatanku berjalan sesuai jadwal. Dan tiap malam pula
tidurku sesuai jadwal (jam 12 malam). Namun, salah satu teman ku yang
laki-laki selalu tidur jam 4 pagi. Temanku itu bernama Imam Haidar
Hasyim atau biasa kupanggil dadang. Ternyata tiap malam atau dini hari,
tepatnya jam 3 selalu yang suara-suara ketukan pintu atau pagar. Hal
tersebut selalu berlangsung secara berurutan, mulai dari ketukan pintu
depan, lalu kepagar belakang rumah, kemudian naik pintu atas yang keluar
kearah balkon. Sebenarnya, untuk yang mengetuk-ngetuk pagar belakang
masih masuk akal, mungkin pekerja yang iseng yang bekerja samping
rumah tinggalku (samping rumah tinggalku ada pabrik industri kecil).
Tetapi, kemungkinan itu dipatahkan ketika ternyata hal tersebut terjadi
hampir tiap hari. Dan yang paling amat sangat tidak mungkin adalah
105
bagian yang mengetuk pintu depan rumahku, karena sebelum masuk ke
pintu ada gerbang yang selalu kugembok jika semua sudah pada tidur
kecuali satu temanku ini (aku yang pegang semua kunci-kunci rumah).
Dan juga bagian yang mengetuk pintu atas yang ke luar kearah balkon.
Tidak mungkin ada orang yang naik ke atas rumah dari luar untuk
mengetuk pintu atas yang kearah balkon, amat sangat tidak mungkin.
Tiga hal tersebut yang ku alami juga selama tiga hari berturut-turut,
dan kalau tidak salah ingat itu terjadi saat minggu kedua, sedangkan
dadang sudah merasakannya dari minggu pertama tinggal di rumah
tersebut. Namun, ada hal lain lagi yang dia rasakan, yaitu suara tangisan
perempuan yang terdengar dari sudut antar kamar perempuan (kamar
perempuan letter L) dan suara tali jemuran yang ditarik-tarik atau dipetik-
petik (kami membuat jemuran di balkon atas dengan tambang).
106
Masyarakat Desa Cibatok Satu dilingkungan yang kelompokku
singgahi ramah-ramah dan sangat welcome dengan kedatangan mahasiswa
KKN. Karena tiap tahun Cibatok Satu pasti kedatangan mahasiswa KKN
dari kampus sekitar Jakarta dan Bogor. Dan biasanya tinggal di wilayah
yang kelompokku singgahi. Maka dari itu, mereka sudah terbiasa dengan
kedatangan mahasiwa yang akan KKN. Dan mereka tahu apa saja yang
perlu dilakukan untuk membantu mahasiswa KKN tersebut.
Dari GB17 pun ada kegiatan di tiap hari Minggu, yaitu mengangkut
dan memilah sampah yang dapat didaur ulang dan tidak. Nah, sampah-
sampahh yang tidak dapat di daur ulang seperti botol-botol dan gelas-gelas
bekas air mineral dikumpulkan sebagai wadah tanam hidroponik tadi. Dan
juga ada pemotongan hewan kurban di musholla tadi dan 17an di
lingkungan tempatku tinggal, karena kebetulan selama KKN aku melewati
dua hari besar tersebut, yaitu Idul Adha dan Hari Kemerdekaan.
108
mempersiapkan malam puncak 17an, yaitu pembagian hadiah. Seperti
tahun-tahun sebelumnya, pembagian hadiah selalu dilaksanakan malam
hari. Dan di sana aku dan dengan dua orang teman kelompok ku mengisi
acara sebagai hiburan. Setelah semua kegiatan kelompokku selesai, hingga
tiba saatnya harus meninggalkan desa tersebut dengan membuat acara
Ku tutup kisahku
109
E
LEMBARAN MEMORI DI DESA CIBATOK SATU
Oleh: Cica Nurtia
Bismillah, Siap KKN!
110
Tujuan utama adanya KKN adalah memacu pembangunan
masyarakat dengan menumbuhkan motivasi diri dan mempersiapkan
kader-kader pembangunan sebagai agen perubahan. Tujuan lainnya ialah
agar mahasiswa memperoleh pengalaman hidup yang sangat berharga
melalui keterlibatannya dalam kehidupan bermasyarakat, serta secara
langsung mampu mengidentifikasi, merumuskan, dan juga memecahkan
permasalahan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Kesimpulan dari
uraian di atas yaitu KKN merupakan suatu bentuk implementasi keilmuan
mahasiswa terhadap masyarakat dalam mengembangkan kompetensi dan
diharapkan para mahasiswa siap untuk menghadapi tantangan
perkembangan globalisasi seperti saat ini.
113
Hal lainnya mengenai KKN yaitu tentang pembagian desa atau
lokasi KKN dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Regular 2019.
Kelompok kami ditempatkan di Desa Cibatok Satu, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Untuk KKN Regular terdapat 200
kelompok, kelompok 1-100 ditempatkan di wilyah Bogor dan kelompok
101-200 ditempatkan di wilayah Tangerang. Karena kami kelompok 24,
kami ditempatkan di desa yang berada di wilayah Bogor. Selanjutnya
Dosen Pembimbing, awalnya kami dibimbing oleh Bapak Dr Alimin, M.Ag
dan setelah itu digantikan oleh Pak Mu‟min dikarenakan Pak Alimin tidak
bisa membimbing kelompok kami karena suatu hal. Dan karena Pak
Mu‟min juga memegang kelompok KKN lainnya, akhirnya dosen
pembimbing kami digantikan oleh pihak PPM yaitu Pak Syarif.
Banyak kisah yang tidak akan saya lupakan selama KKN dengan 18
orang teman seperjuangan walaupun saya sendiri kurang banyak berbicara
atau dengan kata lain sebagai seorang yang pendiam dan cenderung
mendengar. Beberapa kisah ada yang tidak ingin saya ceritakan dan lebih
memilih untuk disimpan sendiri saja dan dijadikan sebagai pelajaran yang
berharga, sisanya bisa dikatakan cerita yang enak didengar dan harus
diceritakan. Ada satu hal yang berperan besar dalam menguatkan ikatan
116
kekeluargaan saya dan teman-teman lainnya, yaitu berkumpul tiap malam
dalam rangka evaluasi untuk membicarakan apa yang saya dan teman-
teman lakukan hari ini, dan apa yang akan dilakukan esok hari. Suatu
malam ketika evaluasi harian sedang berlangsung, tidak biasanya ada yang
meminta untuk saling menyampaikan keluhan secara pribadi maupun
perkelompok. Ternyata memang ada yang ingin menceritakan apa yang
sudah terjadi, mengeluhkan tentang tugas konsumsi, masalah pribadi, dan
masalah-masalah yang lainnya. Dan saya tidak akan menceritakan
mengenai hal yang ini.
Suatu ketika ada saat di mana air tidak keluar sama sekali walau
sudah dipancing mesin airnya oleh salah satu teman saya. Karena di posko
tidak ada air sama sekali, saya dan teman-teman saya berdiskusi di malam
dan mendapatkan beberapa opsi solusi untuk menyelesaikan masalah ini,
dan salah satu opsinya adalah meminta air ke tetangga yaitu kepada Ibu
117
Mimin. Teman-teman banyak yang setuju dengan opsi ini sebagai salah
satu solusi terbaik. Akhirnya saya dan teman-teman lainnya sepakat untuk
patungan dengan mengumpulkan uang sebesar Rp10.000,00 tiap orang
sebagai pengganti air yang sudah kami minta ke Ibu Mimin. Keesokan
harinya saya dan teman-teman saya bergotong royong untuk mengisi bak
mandi dengan air yang kami minta ke Ibu Mimin. Saya dan teman-teman
mengestafetkan ember-ember yang telah terisi air dari rumah Ibu Mimin
sampai kamar mandi posko sehingga air yang telah saya dan teman-teman
ambil dapat memenuhi bak mandi posko kami. Bak mandi yang terdapat di
posko cukup besar sehingga diperlukan air yang cukup banyak pula. Tapi
saya dan teman-teman saya tidak patah semangat dan terus berjuang
untuk gotong royong memenuhi bak mandi posko sampai bak mandi
tersebut penuh dengan air dan dapat kami pakai bersama-sama.
Saya juga akan menceritakan sedikit tentang apa yang saya alami
selama KKN. Saya merupakan salah satu anggota KKN yang tidak sama
sekali pulang ke rumah. Saat saya KKN saya mendapati berbagai macam
penyakit dalam tubuh saya, mulai dari sakit perut, alergi udara atau
biduran, dan sakit pada bagian mata. Teman-teman saya sangat peduli
dengan saya, ada yang selalu memberi perhatian kepada saya, memberikan
obat dan merawat saya sampai sembuh. Dengan adanya sakit ini, saya
belajar untuk selalu bersabar dan bersyukur karena memiliki teman-teman
yang sangat peduli dengan saya. Saya juga bersyukur dipertemukan oleh
salah satu masyarakat desa yang sangat baik hati kepada saya. Beliau
bernama Ibu Atik, beliau sangat peduli dengan saya, saat saya sakit mata
beliau memberikan obat yang beliau punya kepada saya tanpa pamrih.
Beliau banyak bercerita dengan saya seputar keluarganya dan saya senang
beliau sangat ramah kepada saya. Beliau juga sangat baik hati, beliau
mengijinkan saya untuk menumpang ke kamar mandi rumahnya pada saat
malam penutupan tujuh belasan saat saya sudah kebelet buang air kecil.
Dan beliau sudah saya anggap sebagai orang tua sendiri, karena bagi saya
beliau sangat baik kepada saya dan selalu membantu saya.
122
pada akhirnya, saya dan teman-teman harus kembali pulang. Kembali
untuk melanjutkan tugas selanjutnya, menyelesaikan tujuan yang
sebenarnya dan menggapai semua asa yang saya inginkan. Sedih pasti
terasa, ada banyak kenangan yang tercipta di Desa Cibatok Satu dan akan
selalu saya kenang.
Untuk Desa Cibatok Satu, terima kasih atas seluruh pengalaman dan
memori berharga yang telah saya dapatkan. Terima kasih juga untuk
seluruh pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan program kerja
kelompok kami disana. Semoga suatu hari nanti, saya dan teman-teman
bisa berkunjung ke sana lagi, untuk bersilaturahim dan membalas rindu
yang selama ini hanya bisa dikenang saja. Terima kasih Desa Cibatok Satu
yang telah banyak mengajari saya arti kehidupan yang sesungguhnya,
mengajari saya arti kesabaran, arti kemandirian sebenarnya, arti ketulusan,
arti kebersamaan dan yang paling penting adalah mengajari saya arti
bersyukur yang sesungguhnya. Saya tidak akan pernah melupakan apa saja
yang telah memberikan saya kesan dan kenangan yang indah bahkan
memberikan pelajaran hidup yang berharga bagi saya yang mungkin akan
sangat bermanfaat bagi saya dikemudian hari. Desa Cibatok Satu sudah
seperti kampung saya sendiri dan masyarakatnya pun sudah saya anggap
seperti keluarga saya sendiri, semoga kami semua dapat bertemu kembali
di lain hari. Dan saya mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya atas
segala kekurangan yang telah dilakukan baik yang disengaja maupun tidak
disengaja.
124
F
SEMUA BERAWAL DARI…
Oleh: Cut Annisa Tamara
125
Tujuan utama KKN itu sendiri adalah memacu peningkatan
pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi pada setiap
individu masyarakat, mempersiapkan kader-kader sebagai agen
perubahan. Serta tujuan utama lain dari KKN adalah agar mahasiswa
memperoleh pengalaman yang sangat berharga melalui keterlibatannya
dalam kehidupan bermasyarakat, bagaimana ia dapat mengidentifikasi,
merumuskan serta memecahkan suatu permasalahan yang ada dalam
kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan disiplin keilmuan yang
sudah ia dapatkan di bangku perkuliahan.
Sehingga dapat saya simpulkan bahwa KKN merupakan bentuk
aplikasi keilmuan mahasiswa yang disalurkan kepada masyarakat, hal ini
dapat mengembangan kompetensi serta keterampilan mahasiswa dalam
menelaah serta memecahkan permasalahan yang sering terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat dan diharapkan hal ini dapat menjadikan
mahasiswa siap dalam menghadapi tantangan serta isu-isu yang
berkembang di era globalisasi saat ini. Itulah beberapa hal yang dapat saya
sampaikan terkait pandangan saya terhadap kegiatan KKN yang
diselenggarakan oleh sebuah perguruan tinggi.
126
Mei 2019 saya mengikuti pembekalan KKN yang diselenggaran oleh
kampus.
Dan itu merupakan awal pertemuan saya dengan keluarga baru saya,
memang masih pada canggung karena belum terlalu mengenal satu dengan
lainnya. Namun akan semakin dekat seiring dengan berjalannya waktu.
Semua butuh proses adaptasi. Dan kemudian di hari yang sama kami mulai
menentukan struktur organisasi yang di mana masing-masing divisi
memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing tapi masih dalam
satu tujuan yang sama. Dan pada saat itu juga saya terpilih dan
diamanahkan sebagai Sekretaris I.
Akhirnya pengumuman lokasi dirilis oleh kampus. Kelompok saya
ditempatkan di Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten
Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kelompok 24 terdiri atas 19 orang dari berbagai
jurusan yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun ada suatu
ketakutan di dalam diri saya saat awal bertemu dengan teman-teman
kelompok saya adalah ketika kami tidak bisa kompak satu dengan yang
lainnya dan masih mementingnya kepentingan pribadi. Tapi prasangka
buruk tersebut langsung saya tepis segera karena yakin teman-teman saya
tidak seperti apa yang saya bayangkan pada saat itu. Inilah teman-teman
seperjuangan saya yang akan sama-sama berjuang sebulan kedepan
mengabdikan diri kepada masyarakat yaitu ada Redja Alyusfin dan Nia
Fitri Kurniawati, mereka rekan satu fakultas dengan saya di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis; selanjutnya ada Imam Haidar Hasyim, Nur Safitri
Wihastin, Fitrianah, dan Dhika Damayanti dari Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan; M.Irsyad Rachman, Alifia Ma‟ud, dan Qotrunnada Salsabila
dari Fakultas Adab dan Humaniora; Encep Dudin Saepudin dan Almira
Mey Theda dari Fakultas Syariah dan Hukum; Rahma Putri Cesar Rahayu
dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi; Siti Fadilah dan Akbar Fadila
dari Fakultas Ushuluddin; Bayu Pradhana Ramadhan, Imam Taufiq Ponco
Utomo, dan Cica Nurtia dari Fakultas Sains dan Teknologi; dan Laras
Narpaduita Putri dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Mereka
adalah reka-rekan seperjuangan saya, yang akan menjadi keluarga saya
selama mengabdi satu bulan kedepan. Disini kami berdiskusi membahas
tugas dan fungsi dari masing-masing divisi terlebih dahulu. Selanjutnya
kami membahas terkait jadwal survey perdana yang dilakukan oleh BPH
dan Humas. Bagi anggota yang tidak ikut survey pertama maka akan
melakukannya di survey berikutnya.
127
Cibatok Satu dalam Kenangan
Beberapa dari kami akan melakukan survey ke Desa Cibatok Satu
dan menempuh 1 jam perjalanan dari Ciputat menuju ke sana. Sesampainya
di sana, ada hal yang berbeda dan tidak sesuai dengan ekspektasi saya
ketika melihat suasana di desa tersebut.
Desa serupa kota, ya, mungkin itulah kalimat yang ucapkan ketika
sampai di sana. Tidak seperti ekspektasi saya yang mengira Desa Cibatok
Satu seperti desa-desa pada umumnya, akses jalan yang susah, banyak
pepohonan, sawah di mana-mana, dan lain sebagainya. Desa Cibatok Satu
tak jauh dari Jalan Raya Cibungbulang-Leuwiliang, pemukiman desa yang
sangat padat, fasilitas yang sudah lengkap, dan juga akses jalan di sana
tergolong memadai. Dan mayoritas masyarakat di sana berprofesi sebagai
pedagang, berbeda dengan desa-desa biasanya yang mayoritas masyarakat
berprofesi sebagai petani.
128
dengan masyarakat setempat terkait program kegiatan yang akan kami
adakan satu bulan ke depan.
Hal yang sangat berkesan bagi saya yaitu ketika menjalankan program
kegiatan yang sudah dirancang sebelumnya. Program awal kami
laksanakan pada minggu kedua, yaitu program mengajar. Saya sangat
terharu melihat antusias anak-anak yang semangat datang belajar ke posko
kami yang nyatanya tidak hanya berasal dari Desa Cibatok Satu, namun
ada yang datang jauh-jauh dari desa sebelah. Inilah yang menjadi pemicu
semangat kami untuk menjalankan program selanjutnya. Namun hal itu
hanya berlangsung sebentar, ketika kami menjalankan program kegiatan
selanjutnya yaitu hidroponik disitulah kami merasa masyararakat tidak
antusias dengan program kami. Padahal program tersebut merupakan
program besar yang kami canangkan bersama pihak desa. Apa yang
menyebabkan mereka tidak antusias dikarenakan sebagian besar warga
berprofesi sebagai pedagang, sehingga yang warga yang berpartisipasi pun
seadanya. Kecewa, mungkin itu kata pertama yang mewakili perasaan saya
dan teman-teman saya. Namun, hal itu dapat ditepis dengan sekejap
mengingat kami masih memiliki banyak waktu dan strategi. Saya dan
teman-teman tidak mau terlalu berlarut atas apa yang kami dapatkan tadi.
Saya sangat beruntung memiliki tim yang semangat pengabdiannya terus
menyala.
Namun ada cerita lain yang menambah kesan di kegiatan KKN kami,
di mana rumah yang kami tempati konon adalah rumah kosong yang
sangat angker. Awalnya kami menghiraukan apa yang disampaikan warga
tentang rumah yang kami tempati. Namun seiring berjalannya waktu
rekan-rekan saya satu per satu mendapati hal-hal mistis di rumah tersebut.
Alhamdulillah, kami bisa mengatasi hal tersebut dengan semakin
mendekatkan diri dengan Allah Subhanahuwata‟ala. Setidaknya hal tersebut
dapat mengurangi gangguan-gangguan yang disebabkan oleh hal-hal mistis
tersebut. Dan juga dari sejarah rumah itulah masyarakat setempat masih
enggan untuk berkunjung ke posko kami sehingga mau tidak mau kamilah
yang setiap hari bermain dan bersosialisasi ke rumah-rumah warga. Lokasi
posko kami memang lumayan sepi dari keramaian masyarakat, karena
pusat kegiatan masyarakat setempat berada di sekitar musholla Al-Ikhlas
dan lapangan.
Begitu banyak pengalaman dan kenangan yang kami dapat dari Desa
Cibatok Satu. Hal-hal yang menjadi penghambat dalam kegiatan
pengabdian kami dapat kami jadikan sebagai pelajaran serta disinilah
kemampuan kami sebagai Agent of Change diuji dalam menyelesaikan
129
hambatan tersebut. Dan juga kami percaya bahwa setiap kejadian yang
kami hadapi hari demi hari memiliki hikmah tersendiri dikemudian hari.
Dan kemudian kisah kami berlanjut dengan penuh warna, ya, ada
senang, duka bahkan konflik yang bergejolak selama KKN berlangsung.
Karena sejatinya selama hidup kita adalah organisasi. Begitulah sebuah
kutipan yang saya ambil dari salah satu Alumni UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Kak Irvan Hidayat dalam menyampaikan materi Manajemen
Organisasi dan Kepemimpinan. Dan dalam berorganisasi kita tak kan
luput dari yang namanya konflik.
Hal itu pun kami rasakan selama satu bulan pengabdian. Konflik
demi konflik bermunculan, mulai dari perbedaan pendapat, egosentrisme,
individualisme, missed communication, dan lain sebagainya.
Kami dipertemukan dengan berbagai latar belakang karakter dan
disiplin ilmu yang berbeda. Perbedaan karakter disinilah yang merupakan
tantangan bagi kami untuk tetap menegaskan hati bahwa tujuan kami
pada saat ini sama, yaitu sama-sama untuk mengabdi dan sama-sama
memberikan manfaat bagi sesama. Namun hal tersebut tak semudah yang
dibayangkan. Tetap saja ada beberapa orang yang masih bersifat
individualisme dan hanya ingin mementingkan kepentingan pribadi serta
terlihat ingin dominan dibanding yang lain.
Suatu ketika minggu kedua pengabdian, setelah kegiatan sosialisasi
hidroponik ke rumah-rumah warga. Salah satu humas kelompok saya
mengirim sebuah pesan singkat di grup sosial media, dia menanyakan titik
kumpul akhir kegiatan sosialisasi. Hal tersebut kemudian saya balas untuk
berkumpul kembali di rumah saja karena hari sudah mulai senja. Namun
ketika malam evaluasi kegiatan, salah seorang rekan saya yang juga
merupakan partner saya Sekretaris II tidak suka dengan keputusan saya
tadi untuk selesai kegiatan tadi langsung berkumpul di rumah, melainkan
berkumpul di musholla agar bisa bersosialisasi dengan masyarakat
disekitar. Namun bagi say acara penyampaian dia di forum tanpa
menyebutkan nama dan kesannya menyindir itu malah membuat saya
merasa dijatuhkan di depan forum oleh dia, seakan-akan dia sudah merasa
keputusannya paling benar. Menurut saya itu tidak professional dalam
berorganisasi. Boleh saja mengungkapkan pendapat sendiri, namun jangan
sampai menjatuhkan rekan sendiri di depan forum. Akhirnya pada saat itu
juga amarah saya meledak, emosi saya tidak bisa dikontrol. Sungguh pada
malam itu suasana menjadi tegang. Kedua belah pihak sama-sama ego
130
dalam mempertahankan pendapatnya, tidak mau disalahkan sama sekali.
Dan malam itu tidak menemukan titik solusi untuk menyelesaikan
masalah. Keesokan harinya sampai seminggu ke depan saya dengan rekan
Sekretaris II saya benar-benar tidak menjalin komunikasi, bahkan untuk
menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan kelompok harus
melalui perantara orang lain. Namun setelah seminggu tersebut tersentak
pada diri saya, bahwa bukan seperti ini dalam berorganisasi. Tidak dewasa
dalam mengahadapi masalah, masalah tidak bisa diselesaikan dengan diam
saja. Egosentrisme bukanlah tanda kedewasaan. Akhirnya saya dengan
berbesar hati mulai mengajaknya berbicara dan memulai komunikasi
dengan baik lagi, dan senangnya ia pun berbesar hati dan mau merespon
dengan baik pembicaraan saya. Memang dalam setiap perjalan kehidupan
selalu diiringi oleh konflik yang membentuk diri menjadi pribadi yang
lebih tangguh dan dewasa. Di sini saya kembali mendapat pembelajaran,
bahwa setiap permasalahan tidak bisa diselesaikan dengan emosional,
namun diselesaikan dengan pikiran yang tenang dan saling memahami
karakter masing-masing. Intinya penyelesaian konflik yang ideal itu
dengan cara memperbaik pola komunikasi, karena komunikasi merupakan
pintu awal adanya konflik dan penyelesaian konflik.
Tak Siap untuk Merindu
Hari demi hari yang kami lewati, awalnya begitu berat untuk
meninggalkan keluarga di rumah, sekarang 30 hari kami di sini, begitu
berat pula kami meninggalkan desa ini. Banyak kenangan yang terukir,
khususnya kenangan bersama rekan-rekan seperjuangan KKN.
Kebersamaan, canda tawa, tangis haru, dan konflik yang selalu
menyelimuti kegiatan kami selama KKN sangat sulit untuk dilupakan.
Namun setiap pertemuan pasti aka nada perpisahan. Bapisah bukannyo
bacarai18, itulah salah satu pepatah minang yang bermakna sebuah
perpisaan bukanlah semua perceraian yang selamanya akan terus terpisah.
Berpisah untuk kembali, berpisah untuk mengejar kembali ambisi yang
sempat tertinggal. Saya di sini bersyukur dengan adanya mereka selama ini.
Tanpa mereka, mungkin saya bukanlah siapa-siapa, dan mungkin tanpa
mereka, semua program KKN yang selama ini dikerjakan belum tentu
berhasil sesuai dengan keinginan. Tak terasa satu bulan ini saya menikmati
waktu bersama kalian, di rumah yang sangat nyaman dan memiliki
kenangan yang beragam bersama kalian. Pada hari itu tepat pada 23
Agustus 2019, hari terakhir kebersamaan kami. Waktu memaksakan saya
untuk berpisah dengan mereka dan semua kenangan yang ada di sana. Kini
18
Artinya: Berpisah bukanlah bercerai (salah satu ungkapan dari Sumatera Barat)
131
saatnya saya kembali mengejar ambisi yang sempat tertunda. Di mana
cerita-cerita seru dan menarik selama satu bulan itu akan tersusun manis
di memori saya sepanjang hayat.
Tak lupa saya pun berpisah dengan warga desa yang juga sudah saya
anggap seperti keluarga saya. Meskipun desa itu bukan tanah kelahiran
saya, namun selama di sana saya merasa seperti bagian dari mereka. Kasih
sayang, kehangatan, dan kebersamaan yang saya rasakan itu sangat luar
biasa. Terima kasih warga Cibatok Satu yang sudah mau menerima kami
dan juga sudah sangat sabar membimbing serta menjaga kami selama satu
bulan ini. Haru tangis terlihat dari wajah mereka, yang begitu berat
melepas saya dan rekan-rekan untuk kembali ke rumah masing-masing.
Namun, mereka pun ikhlas karena ada hal yang harus kami selesaikan dan
tuntaskan. Dan hanya satu harapan mereka, seringlah untuk mengunjungi
mereka, meskipun hanya sekedar silahturahmi.
Sampai jumpa kembali kawan-kawanku, berpisah untuk berjuang
kembali. Pergi untuk cita-cita. Jangan pernah lupakan apapun yang terjadi
di antara kita. Jika tua nanti kita telah hidup masing-masing, ingatlah kita
pernah mengukir kenangan bersama selama satu bulan. Semoga kalian
sukses dengan jalannya masing-masing, dan semoga Allah selalu
menautkan hati kita masing-masing meskipun saat ini raga kita terpisah
jauh.
Harapan
Harapan saya untuk desa, semoga apa yang saya dan rekan-rekan
perbuat selama KKN terkait program selalu diberdayakan dan
dimanfaatkan. Jadikanlah hal-hal tersebut sebagai peluang desa untuk
semakin maju dalam berbagai hal. Dan untuk adik-adik desa, jangan
pernah lunturkan semangat belajar kalian, karena kalianlah generasi
penerus desa yang akan memajukan desa kalian di masa depan. Teruslah
gapai mimpi kalian setinggi langit. Dan untuk semua adik-adik yang
nantinya akan melaksanakan KKN, jangan beranggapan bahwa KKN itu
sebagai beban, namun anggaplah KKN sebagai wadah bagi kalian untuk
mengekspresikan apa yang kalian punya untuk disalurkan kepada
masyarakat. Sadarlah, kita sebagai kaum intelektual adalah pioneer dalam
membangun masyarakat yang mandiri dan madani. Dan juga KKN
merupakan pengalaman hidup bermsyarakat yang tak kalian dapat selama
menempuh pendidikan di kelas. Ketika KKN, manfaatkan waktu kalian
sebaik mungkin agar manfaat KKN begitu terasa di diri kalian.
132
Dan bagi kalian yang mendapatkan lokasi KKN di Desa Cibatok
Satu, saya sangat berharap sekali jika kalian terus menggerakkan kegiatan
sadar lingkungan dan pengembangan program di bidang pertanian, karena
di sana lahan untuk bercocok tanam sangat minim sehingga perlu ada
pengembangan yang lebih mutakhir terkait kegiatan pertanian yang
menggunakan lahan yang seadanya, sehingga minat masyarakat di dunia
pertanian semakin meningkat dan hal tersebut dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat. Dan terakhir, saya mengucapkan
terima kasih kepada PPM, saya benar-benar mendapatkan pengalaman dan
pelajaran serta pengetahuan melalui kegiatan KKN ini.
133
G
SECERCAH CAHAYA DI LANGIT CIBATOK SATU
Oleh: Dhika Damayanti
Tentang Kami
134
dipahami, yang tapiternyatakalian sudah dapat menaklukannya. Ah, terasa
teralu naïf jika saya tidak menceritakan siapa kita pada dunia, memang
betul katanya waktu tidak bisa diputar kembali, tapi tulisan akan menjadi
kenangan yang dapat memutar memori itu hal yang saya yakini.
135
menjadi lebih dewasa d, an saling memahami untuk bagaimana bersikap
dengan baik meski perbedaan yang begitu banyak untuk dipahami.
Terimakasih, mungkin satu kata terakhir yang ingin saya ucapkan untuk
kalian yang telah menjadi bagian dalam proses saya untuk mendewasakan
diri.
136
Kehidupan di desa ini mungkin jauh dari pembangunan yang baik,
sumber daya manusia yang memiliki keterampilan ahli pun terhitung
dengan jari, beberapa sarana pendidikan yang ada sungguh
memperihatinkan untuk ditempati dalam kegiatan belajar mengajar, salah
satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah Nurul Amin yang berlokasi di RW
001 yang dengan kondisi gedung dan ruang kelasnya dibangun dengan
beberapa lapis papan kayu, ruang kelas yang tidak berpintu, papan tulis
yang terlihat sedikit rapuh dengan banyak coratan kapur didalamnya, dan
bahkan beberapa lantai yang masih berubin dengan tanah, hati saya teriris
dengan keadaan yang saya lihat kala itu, tapi tak butuh waktu lama untuk
menyembuhkan luka tersebut, saya amati satu demi satu siswa yang
sedang belajar ada rasa yang membuat saya bangga, mereka begitu serius
dan semangat menempuh pendidikan tanpa pernah mengeluh meski begitu
banyak kekurangan dalam berbagai hal yang saya amati.Saya belajar
banyak dengan mereka siswa dan siswi SD dan MI di desa Cibatok
satu,kondisi kehidupan dan keluarga yang terbatas dalam kemampuan
ataupun ekonomi tidak mematahkan semangatnya dalam menanjaki tapak
terjun di bangku pendidikan. Berkesempatan berbagi sedikit ilmu yang
saya miliki membuat hati saya bahagia sekaligus menjadi pengalaman
berharga dalam hidup yang saya rasakan, setiap sore wajah-wajah mungil
dan suara mereka selalu bersapa “Kakak, assalamualaikum punten kak kita
mulai belajar jam berapa?” atau “Kakak aku teh tadi bisa jawab semua
pelajaran disekolah sama pisan dengan yang kakak ajari kemarin, nuhun ya
kak” dan banyak lainnya kenangan yang sulit dilupakan hingga detik ini.
Terkadang saya dibuat begitu malu pada mereka,yang rela berjuang
untuk berjalan dengan jarak yang berkilo-kilo meter mereka tempuh demi
sedikit ilmu yang saya dan teman-teman Sahwahita miliki. Shofi adalah
salah satunya seorang siswa kelas 5 SD yang bertempat tinggal di Desa
137
Ciberem dimana dia harus berjalan kaki atau terkadang harus menaiki
beberapa angkutan umum untuk sampai di posko Sahwahita demi ilmu,
sempat saya bertanya padanya apa yang buat dia semangat? Dan
terdengarlah kalimat sederhananya yang masih terkenang “Aku teh pengen
belajar kak, supaya jadi anak yang cerdas dan dapat peringkat dikelas,
biaya bimbel teh mahal ibu dan ayah nte aye biayaya, ini teh kebetulan
kakak-kakak kesekolah mengumumi ada bimbel gratis, jadi teh aku
semangat”. Mata saya yang seakan sudah menggenang mendengar
jawabannya, saya sungguh malu terkadang masih menyianyiakan waktu
pendidikan yang saya jalani padahal semua biaya dikucurkan dengan usaha
keras yang diperjuangkan oleh kedua orang tua.
Adapula Abi, siswa kelas 3 SD dengan keistimewaan yang luar
biasa. Iya kamu salah satu siswa yang istimewa menurut saya.Syndrom
tidak mematahkan semangatmu untuk belajar layaknya anak-anak normal
lainnya, berkali-kali berhenti sekolah tapi selalu meminta untuk kembali
pada bangku sekolah begitulah sedikit cerita semangatnya yang saya
dengar dari seorang ibu yang luar biasa.Abi kebutuhan khususmu begitu
membuat saya malu dengan kesempurnaan yang ada pada diri ini, Allah
karuniakan dengan sempurna tapi terkadang diri ini masih dihantui
dengan kemalasan. Saya yakin masa depan terbaik bisa diraih olehmu
dengan semangatmu yang luar biasa, saya yakin masa depan cemerlang
adalah kesempatan untuk siapapun yang terus semangat. Abi saya yakin
kekuranganmu akan punah dengan semangat yang kamu miliki.
Setelah selesai mengajar terkadang saya berbincang dengan
beberapa orang tua yang sedang menunggu anaknya, ada seorang nenek
yang menghampiri saya dan bertanya “Teteh punten, ini kegiatannya
sampai berapa lama ya ? Kalo bisa yang lama ya teh, nenek seneng pisan
138
ada rumah belajar seperti ini, nenek tinggal cuma berdua dengan cucu yang
lagi belajar masih kelas 3 SD. Ibunya sudah meninggal dan ayahnya
menikah lagi dan tinggal di Bandung, nenek the tidak bisa baca dan tulis,
jadi setiap ada PR dari sekolah selalu kesulitan ngajarin si dedek, seneng
pisan si dedek bisa belajar dan paham seperti sekarang karena bantuan
teteh dan teman-teman dari jakarta” saya selalu bingung jika ditanya
dengan sesuatu yang berhubungan dengan waktu seakan waktu yang
berjalan membuat saya tidak yakin waktu satu bulan akan terasa cukup
untuk mengabdi butuh tahunan, puluhan tahun atau bahkan seluruh sisa
hidup yang miliki untuk bisa merasa puas dengan pengabdian ini.
Bukan hanya beberapa nama mereka yang saya tulis dalam cerita ini
yang membuat saya malu, tapi semua siswa SD dan MI Cibatok satu
dengan semangatnya yang membuat saya malu sekaligus menyadari bahwa
mereka adalah pembelajar yang baik. Adik-adik semua saya tidak pernah
tahu apakah tulisan ini akan sampai atau tidak untuk kalian baca, suatu
saat kelak saya yakin bahwa kalian adalah calon penerus peradaban negeri
yang luar biasa, tolong kenang saya dan teman sahwahita lainya, meski
saya tahu ilmu kehidupan yang kalian pupuk dihati saya jauh lebih banyak
dan tidak sebanding dengan sedikitnya ilmu yang bisa kami berikan untuk
kalian. Teruslah semangat, dan gapailah impianmu, mari kita berjumpa
dimasa depan yang lebih baik.
Kerja Bersama Untuk Memaknai Arti Kerjasama
139
biasa. Kang Restu adalah salah satu pemuda penggerak desa, semangat dan
juangnya yang sangat luar biasa, diusia yang masih muda Kang Restu
menjabat sebagai aparatur desa, bukan hanya aparatur desa tapi beliau
juga salah satu penggerak kumpulan Karang Taruna di desa Cibatok satu
yang dikenal dengan Generasi Baru atau GB. Saya dan kawan-kawan
sangat senang bisa berkolaborasi dengan pemuda setempat, yang saya
banggakan banyak dari pemuda setempat juga memiliki wawasan dan
keterbukaan dalam pola pemikiran, menjalankan diskusi dan lain
sebagainya. Saya begitu bangga melihat semangat dan gotong-royong
pemuda didesa ini, yang dimana nilai gotong royong yang notabenenya
adalah cirikhas bangsa Indonesia namun kian mengikis diberbagai daerah,
tapi lain halnya dengan desa cibatok 1 yang justru pemudanya yang terus
menjadi tonggak penggerak gotong-royong tersebut, hal itulah yang
membuat saya bangga, ketika diluar sana justru yang terkotori budaya
asing adalah pemuda justru saya melihat pemuda desa lebih bisa menjaga
prinsip dan budaya Indonesia. Terimakasih telah membantu kami dalam
menuntaskan pengabdian kami akang dan teteh, kami tidak akan
melupakan kebersamaan dan kerjasama yang pernah kita jalani.
Sosok Ibu Penggerak Desa
Green House yang kami bangun bersama warga desa adalah bentuk
nyata dari kesungguh-sungguhan warga desa dalam menciptakan
lingkungan hijau di Desa Cibatok satu sekaligus menjadi sumber
kebutuhan sayur warga yang dapat dipanen oleh warga sekitar,
tumbuhanku teruslah tumbuh karena hadirmu memberi banyak manfaat
untuk sekitar. Pak, bu terimakasih banyak ada kami dan bersama kalian
membuat kami tumbuh semakin dewasa dalam menyikapi kehidupan,
dalam memahami arti kekeluargaan, dan mengajarkan kami caramengabdi.
Semoga kelak green house ini bisa membawa banyak kemaslahatan untuk
warga.
Satu bulan ini membawa saya banyak belajar bahwa hidup bukan
hanya tentang pencapaian untuk diri, tapi bagaimana bisa mendedikasikan
diri untuk bisa bermanfaat bagi sesama, satu bulan ini buat saya mengerti
untuk bisa bertahan hidup kami perlu begitu banyak memahami berbagai
macam karakter dan sifat-sifat manusia yang berbeda. Satu bulan ini
adalah satu bulan yang berarti, dan satu bulan yang nantinya akan menjadi
cerita rindu yang akan saya kenang kembali. Jika banyak yang memaknai
hari ke-31 saya dan teman-teman Sahwahita di Desa Cibatok satu adalah
perpisahan, lain halnya dengan saya, justru saya menganggap ini adalah
143
awal pengenalan kita menjadi bagian keluarga, saya dan teman-teman
Sahwahita akan kembali layaknya seseorang yang merindukan
kampungnya, saya dan teman-teman sahwahita akan kembali menengok
green house, keasrian, serta keramah tamahan warga Desa Cibatok satu.
Sekali lagi terimakasih untuk satu bulan yang berarti di Desa Cibatok satu.
Izinkan saya tutup kembali cerita ini dengan doa serta salam untuk para
pembaca sekalian. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
144
H
CINTA
Oleh: Encep Dudin Saepudin
Pembuka
Semua mahasiswa pasti sudah tahu banyak tentang apa itu KKN?
Mungkin teman teman yang membuat catatan kisah inspiratif saya
pastikan 90% membahas definisi KKN, tujuan KKN, landasan KKN, atau
semua hal tentang penjelasan KKN. Maka dari itu, saya rasa tidak perlu
lagi dijelaskan apa itu KKN menurut KBBI atau lain sebagainya. Saya
hanya ingin mengutarakan perasaan saya terhadap KKN sebelum dan
sesudah menjalani proses itu selama satu bulan lamanya. Saya senang
bergaul dengan masyarakat, senang menjadi bagian yang bisa memberikan
manfaat bagi orang disekitar merupakan prinsip saya. Ketika saya masuk
jenjang perguruan tinggi, saya tahu bahwa ada saatnya saya akan
mengemban tugas KKN di desa-desa terpencil yang telah ditentukan pihak
perguruan tinggi. Saya tertarik dan merasa tertantang menunggu waktu
itu datang seperti menunggu dipelupuk senja. Karena sesungguhnya
145
merugilah seseorang yang hidup tetapi tidak berilmu dan sungguh merugi
orang yang mempunyai ilmu tetapi tidak mengamalkannya pula, merugilah
orang yang mengamalkan ilmunya tetapi tidak ada rasa ikhlas didalamnya.
Ternyata, setelah menjalani proses itu (KKN) saya merasa sangat kecewa.
Saya merasa kecewa terhadap diri saya sendiri. Mengapa saya kurang
maksimal mengabdi kepada masyarakat, mengapa saya masih suka
mengeluh dengan apa yang saya kerjakan? Bukankah pengabdian kepada
masyarakat adalah merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang bahkan menjadi hal puncak yang harus dijalani dengan
maksimal? Saya menangis menerima kenyataan bahwa saya melewati satu
bulan itu dan harus berpisah dengan masyarakat di tempat saya mengabdi.
Ramah Tamah
Kata yang patut kita syukuri sebagai bagian dari sikap masyarakat
di negeri ini adalah "ramah". Itulah yang kita dapatkan saat pertama kali
berjumpa dengan masyarakat Desa Cibatok Satu. sejak saya dan teman-
teman melakukan survei sampai pembukaan hari pertama kegiatan KKN di
desa ini, sikap dan perlakuan ramah tamah masyarakat menambah
semangat saya dalam melaksanakan tugas pengabdian selama satu bulan
kedepan. Ibu-ibu, bapak-bapak, pemuda-pemudi dan anak-anak
menyambut kehadiran kami dengan hangat dan penuh kebahagiaan.
Darisinilah pelajaran pertama yang saya dan teman-teman dapatkan adalah
bagaimana cara kita berkomunikasi dan memposisikan diri di lingkungan
masyarakat. Kami sekelompok berasal dari berbagai macam latar belakang
dan sikap yang berbada. Yang sebelumnya memiliki sikap sukar
bersosialisasi bahkan anti sosial, dipaksa mau tidak mau untuk bisa
berbicara, bersikap, juga bergaul berbaur dengan masyarakat sekitar.
Kendala bahasa juga sempat menjadi batu sandungan teman-teman karena
16 dari 19 anggota kami tidak bisa berbicara dan paham Bahasa Sunda. Tapi
hal tersebut bukanlah merupakan masalah besar karena masyarakat Desa
Cibatok Satu sudah sekitar 95% mampu berkomunikasi dengan
menggunakan Bahasa Indonesia.
146
dengan luas wilayah 174,4 Ha dengan perbandingan 70% areal pertanian
dan 30% areal pemukiman dan sarana prasarana, dilihat dari tipografi dan
kontur tanah, Desa Cibatok Satu Kecamatan Cibungbulang secara umum
berupa dataran yang berada di ketinggian rata-rata antara 270 meter diatas
permukaan laut dengan suhu rata rata berkisar antara 200 sampai 320
celcius dan rata rata tinggi curah hujan adalah 236 mm°. Desa Cibatok Satu
terdiri dari empat (4) dusun, sembilan (9) rukun warga dan 29 (dua puluh
sembilan) rukun tetangga. Batas wilayah Desa Cibatok Satu adalah sebelah
utara berbatasan dengan jalan raya provinsi, sebelah Timur berbatasan
dengan Sungai Ciaruteun Udik, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Cibatok Dua, sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Cibungbulang.
Jumlah penduduk di Desa Cibatok Satu adalah 7.927 jiwa dengan jumlah
penduduk laki laki 4.012, jumlah penduduk perempuan berjumlah 3.915
dan jumlah kepala keluarga 1958 dengan asumsi rata rata dari jumlah
penduduk berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Muda Menggerakkan!
Menoleh ucapan klasik nan kharismatik old but gold dari presiden
pertama Republik Indonesia dan Proklamator Kemerdekaan, Bapak Ir
Soekarno, "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari
akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia‟‟. Iya betul,
pemuda di desa ini mempunyai semangat dan kepedulian yang tinggi
terhadap warga dan lingkungan sekitarnya. Walaupun kebanyakan dari
mereka berpendidikan rendah, tetapi hal itu bukanlah alasan untuk tidak
berkontribusi dalam upaya memajukan desa mereka. Mereka membentuk
karang taruna bernamakan "GB17" (Generasi Baru 2017). Di dalam wadah
karang taruna tersebut mereka tidak jarang membuat kegiatan bersama
warga dalam berbagai acara seperti Jum'at bersih, perayaan Hari
Kemerdekaan, memelihara fasilitas warga seperti lapangan dan MCK
(Mandi Cuci Kakus) serta kegiatan lainnya. Saya pribadi merasa malu
sebagai seorang mahasiswa yang seharusnya mempunyai andil besar dalam
150
pengabdian kepada masyarakat. Lagi lagi karena hal tersebut semangat
saya terbakar kembali dalam misi penyelamatan dunia di Desa Cibatok
Satu ini.
151
Program kerja kita yang lain adalah belajar bersama anak anak
sekitar meliputi setingkat anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
yaitu SD Cibatok 06 dan MI Nurul Amin setiap hari Senin dan Kamis sore
diposko kami. Saya terlibat didalamnya sebagai koordinator kelas dan
mengajar kelas tiga. Pengalaman yang sangat berharga dimana saya
dituntut untuk bersabar dan telaten mengajar anak anak kecil yang
notabene nya mereka masih suka bermain diusianya. Disana pikiran saya
membumbung tinggi dan timbul sebuah pertanyaan besar dikepala saya,
"Bagaimana dengan guru guru yang mengajar disekolah dasar setiap
harinya?" Apakah saya sanggup bersabar dan telaten mendidik anak anak
kecil seusia itu?" Ditambah gaji penghasilan guru SD tidak seberapa.
„‟Apakah saya sanggup?" Betapa besar jasa seorang guru Sekolah Dasar
terhadap pendidikan di negeri ini. Saya bukanlah apa apa jika tanpa jasa
para guru SD yang mendidik saya sampai saat ini saya berada di jenjang
perguruan tinggi. Salam hormat kepada seluruh guru Sekolah Dasar
diseluruh wilayah Indomesia. Selasa dan rabu saya juga mengajar ngaji
alquran bersama anak-anak SD di Musholla Al-Ikhlas.
Cibatok Satu sekarang adalah keluarga bagi saya. Saya akan selau
merindukan dan akan kembali kesana. Green house hidroponik yang kami
tinggalkan semoga bermanfaat dan dapat dirawat dengan baik oleh warga
Cibatok Satu. Semoga masyarakat Cibatok Satu menjadi masyarakat yang
unggul, menjadi desa yang maju. Salam rindu kepada seluruh kelurga saya,
ibu, bapak, nenek, kakek, adik, kakak seluruh masyarakat Cibatok Satu.
153
I
DI BAWAH LANGIT CIBATOK SATU
Oleh: Fitrianah
KKN?
Tahun ini KKN dibagi ke dalam dua daerah yaitu Tangerang dan
Bogor. Pembagian tempat tersebut ditentukan oleh PPM (Pusat
Pengabdian kepada Mahasiswa) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aku
berharap mendapatkan tempat di daerah Bogor. Karena menurutku
biasanya daerah Bogor itu masih asri, udaranya sejuk, banyak pegunungan
154
dan dikelilingi sawah yang hijau. Seiring waktu berjalan, pembagian
daerah KKN sudah diumumkan. Kelompokku ditempatkan di Desa
Cibatok Satu, Cibungbulang, Bogor. Rasanya tidak sabar ingin cepat-cepat
KKN karena mendengar ditempatkan di Bogor. Bahagia rasanya bisa
tinggal di Bogor yang katanya terkenal dengan kota hujan dan
pemandangan alamnya yang indah. Apalagi katanya di Bogor terkenal
dengan banyak tempat rekreasinya, mulai dari pegunungan, curug, bukit,
kolam renang dan masih banyak tempat rekreasi lainnya. Duh, tak sabar
hati rasanya ingin cepat-cepat KKN.
Ada perasaan sedih karena tempat KKN-ku tidak sesuai apa yang
aku harapkan. Apalagi mendengar cerita teman sekelasku banyak yang
mendapat tempat tinggal untuk KKN didekat pegunungan dan sawah
hijau. Pupus sudah harapanku ingin mengabdi sekaligus refreshing ditempat
yang hijau, sejuk dan asri. Namun setelah itu, aku mencoba meluruskan
niatku. Menyadarkan diriku bahwa KKN ini bukan tempat untuk mencari
155
kenikmatan dan kesenangan bagi diri sendiri, akan tetapi KKN ini adalah
ajang untuk mengabdi kepada masyarakat dan mengamalkan ilmu yang
telah didapat. Kalau masalah ditempatkan ditempat yang sejuk dikelilingi
gunung dan sawah hijau itu sih bonus. Dari keadaan tersebut aku
mengambil hikmah bahwa yang terjadi dalam hidup kita tidak lepas dari
takdir yang sudah Allah tentukan. Meskipun kenyataan tidak sesuai
harapan, itu semua sudah menjadi takdir yang telah ditentukan. Aku
mengambil hikmah bahwa ini sudah menjadi takdir Allah, Allah
menempatkanku di Desa Cibatok Satu ini tidak mungkin sia-sia, tetapi
mungkin Allah ingin aku mengabdi di desa tersebut, dan akan ada banyak
pelajaran yang akan aku dapat nanti. Rencana kita memang indah, tapi
rencana Allah jauh lebih indah. Sekarang bukan lagi waktunya memikirkan
angan-angan yang tidak sesuai kenyataan itu, akan tetapi waktunya
memikirkan apa yang akan aku berikan untuk masyarakat tempatku
mengabdi nanti.
Aku termasuk orang yang tidak mudah akrab dengan orang yang
baru aku kenal, butuh waktu untuk akrab dengan orang baru.Tapi hal
tersebut mampu aku lewati. Karena aku memiliki keinginan untuk
membantu masyarakat banyak baik di tempat tinggalku ataupun tempat di
manapun aku menginjakkan kakiku, aku ingin mengamalkan ilmu yang
aku miliki meskipun hanya sedikit. Karena aku teringat suatu nasihat dari
guruku bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang
lain, dan pesan lainnya bahwa di manapun kita tinggal, di manapun kita
berpijak, utamakan adab dan akhlak, karena sebanyak apapun ilmu yang
kita miliki tapi jika tidak di sertakan adab maka nilainya kosong. Karena
itu di KKN ini aku akan berusaha membantu masyarakat dan
mengamalkan ilmu yang telah aku dapat semampuku.
158
Auditorium Harun Nasution. Setelah semua berkumpul, kami semua
memperkenalkan diri satu-persatu. Pada pertemuan pertama tersebut,
satupersatu wajah teman satu kelompok kupandangi. Dalam hatiku
berkata bahwa tidak pernah aku melihat ataupun bertemu dengan mereka
sebelumnya meskipun kita semua kuliah di tempat yang sama hanya saja
fakultas dan jurusannya yang berbeda. Di saat itu pula aku merasa asing,
malu dan tidak percaya diri karena baru pertama kali kenal dengan mereka
dan aku termasuk orang yang pendiam dan tidak mudah akrab dengan
orang yang baru aku kenal.
Pelaksanaan KKN masih ada waktu sekitar 3 bulan lagi, selama tiga
bulan tersebut kami memanfaatkan waktu untuk berkumpul setiap satu
minggu sekali. Perkumpulan tersebut untuk membahas program kerja
maupun hal lain yang dibutuhkan saat KKN nanti. Dari seringnya
perkumpulan itu dijalankan, di situ pula aku mulai akrab dengan mereka
teman sekelompokku,meskipun aku merasakan satu sama lain belum
begitu dekat layaknya teman yang sudah kenal lama. Waktu terus berjalan,
pelaksanaan KKN semakin di depan mata. Berbagai program yang akan
dijalankan, survei lokasi KKN hingga pencarian tempat tinggal di lokasi
KKN selama satu bulan nanti telah dilaksanakan. Hingga akhirnya waktu
keberangkatan KKN pun tiba. Kami sekelompok pergi ke lokasi KKN
setelah pelepasan KKN yang dilakukan di Auditorium Harun Nasution.
Kami berangkat menyewa Kopaja, sebagian dari kami ada yang membawa
motor. Setelah menempuh perjalanan selama1 jam 30 menit, sampailah
kami di lokasi KKN dan kami mulai bergegas untuk merapikan barang-
barang yang dibawa.
161
Setetes Embun di Gurun yang Gersang
Desa Cibatok Satu, meskipun tak sesuai dengan apa yang sempat
aku pikirkan, tapi aku bangga bisa berada di desa tersebut. pertama kali
aku menginjakkan kakiku di desa tersebut, masyarakat menyambut
dengan baik. Masyarakatnya ramah dan murah senyum, seperti sudah
kenal lama. Bahkan ketika pertama kali datang kemudian kami mencoba
melakukan pendekatan dan memperkenalkan diri ke masyarakat, kami
disambut dengan penuh hangat. Terutama mungkin kaum ibu-ibu yang
memang kami seringnya berinteraksi dengan mereka. Karena rata-rata
kepala keluarga di desa tersebut bekerja ke luar kota, sehingga pada hari-
hari biasa jarang terlihat. Sambutan hangat mereka membuatku merasa
mempunyai keluarga baru. Seperti tidak ada jarak di antara kita meskipun
kami dengan masyarakat belum lama saling mengenal. Rumah penduduk
yang sudah padat bukan menjadi masalah, justru dengan begitu mudah
sekali untuk menjalin silaturahim dari rumah warga yang satu ke rumah
warga yang lain. Terkadang ketika kami bersilaturahim ke rumah warga,
warga memberikan jamuan kepada kami, mengajak kami makan bersama
162
di rumahnya. Ada juga warga yang memberikan makanan ke posko kami,
peduli sekali dengan kami. Itulah kenapa aku merasakan seperti
mempunyai keluarga baru di Desa Cibatok Satu ini.
Selain itu, para pemuda Desa Cibatok Satu yang juga menyambut
kami dengan baik dan ramah. Yang aku lihat sebenarnya pemuda-pemudi
di Desa Cibatok Satu sangatlah banyak, namun yang aktif hanya beberapa
saja. Rata-rata anak muda di desa tersebut berumur 20 tahun ke atas.
Sedangkan yang berumur di bawah itu jarang sekali ikut berkumpul
bersama.Aku salut dengan pemuda di desa ini. Para pemuda desa yang
rata-rata terdiri dari laki-laki, dan biasanya bekerja sama dengan para
163
kepala keluarga yang masih muda. Mereka meskipun sudah disibukkan
dengan bekerja, namun mereka peduli dengan desanya. Bahkan di tempat
aku tinggal KKN ini, di RT 001 RW 001, bisa dibilang pemudanya paling
aktif. Yang aku lihat mereka mempunyai beberapa kegiatan untuk desanya,
dan mau bekerja saling gotongroyong untuk membangun desanya. Mereka
memberi nama perkumpulannya dengan sebutan GB 17. Akupun tidak
mengetahui betul maksud dari nama tersebut, yang jelas mereka
mempunyai tujuan ingin membangun desanya dan mengembangkan
masyarakatnya. Seperti mereka yang bergerak untuk membuat kegiatan di
desanya, mengumpulkan zakat, membersihkan lingkungannya setiap
minggu, bahkan mereka para pemuda membuat gerakan ingin
mengenalkan hidroponik kepada masyarakatnya. Karena memang di desa
tersebut lahan kosong itu sangat sedikit, jadi para pemuda di sana ingin
membuat hidroponik dan memperkenalkan ke masyarakatnya. Agar
nantinya masyarakat tersebut bisa memanfaatkan hidroponik tersebut,
baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk dijual kembali.
Salutnya aku dengan Desa Cibatok Satu ini. Desa yang kurang
mendapat perhatian dari pemerintah desanya, mencoba membangun
desanya dengan usaha sendiri. Banyak yang masih peduli dengan desa ini.
Selain pemudanya, di sana aku mengenal seorang wanita, yang memang
menjadi tokoh di desa tersebut. Seorang wanita yang umurnya sudah tidak
muda lagi, mau berjuang untuk membangun desanya. Ibu Hj. Yenni
namanya. Beliau sangat baik sekali dengan kami, bahkan kami
menganggap beliau seperti orang tua kami sendiri. Diusianya yang tidak
muda lagi, beliau masih mau bekerja untuk desanya, meskipun tidak digaji.
Beliau menjadi ketua lingkungan, di desa tersebut. Beliau mendirikan
bangunan sebagai kantor untuk beliau dan anggotanya bekerja. Bangunan
tersebut didirikan dari hasil uang yang pemerintah beri dan sebagian
memakai uangnya. Beliau tidak pernah mengeluh meskipun mungkin
beliau tidak mendapatkan gaji yang besar dari apa yang beliau usahakan,
tapi tujuan beliau asal masyarakatnya bisa maju dan bisa merasakan hasil
program yang dijalankan. Salah satu programnya yaitu untuk membuat
Desa Cibatok Satu terbebas dari sampah dan terbebas dari lingkungan
kumuh. Baru pertama kali aku melihat wanita yang usianya tidak muda
164
lagi, namun masih mau berjuang untuk kepentingan orang banyak. Semoga
beliau disehatkan dan dipanjangkan umurnya oleh Allah. Aamiin.
Selama satu bulan tinggal di Desa Cibatok Satu ini, banyak sekali
pelajaran berharga yang aku dapatkan. Aku bahagia sekali bisa mengenal
masyarakat di desa ini. Masyarakatnya yang ramah, pemuda dan orang tua
yang masih perduli dengan lingkungan desanya. Sehingga aku
memeberikan perumpamaan kepada mereka yakni seperti setetes air di gurun
pasir yang gersang. Karena kehadiran mereka para pemuda dan beberapa
tokoh masyarakat, sangat membawa manfaat bagi masyarakat Desa
Cibatok Satu.
Selama satu bulan KKN di Desa Cibatok Satu, awalnya aku merasa
tidak betah ingin pulang cepat-cepat ke rumah. Namun seiring berjalannya
waktuaku mulai menikmati setiap prosesnya. Selama satu bulan KKN, aku
merasa belum sepenuhnya memberikan apa yang dibutuhkan di desa
tersebut. Aku hanya mampu memberikan tenaga, fikiran, dan sebagainya
hanya semampuku saja. Selama satu bulan aku tinggal di desa tersebut,
banyak pelajaran yang dapat aku ambil di sini. Dan selama tinggal di desa
tersebut aku merasa desa ini membutuhkan orang-orang yang mau
berjuang membangun desa dan masyarakat secara suka rela dan tidak
melihat upah. Desa ini juga membutuhkan jiwa-jiwa muda yang mau
membangun desa agar desa tersebut menjadi maju baik dalam bidang
ekonomi, pendidikan, sosial, agama, maupun lainnya.
165
yang mau mengajar karena gurunya sibuk bekerja yang lain, atau sudah
kehabisan guru yang mau dan peduli untuk mengajar ngaji. Padahal
penting sekali dan kalau bisa setiap lingkungan RT terdapat pengajian,
agar anak-anak dapat mengenal Islam dan al-Qur‟an sejak dini. Aku senang
sekali ketika KKN mendapatkan kesempatan bisa mengajarkan anak-anak
mengaji, mereka terlihat antusias dan senang sekali. Sayangnya hanya
setengah bulan saja mengajar mengaji dan kami harus pulang kembali.
Sekian…
167
J
PERJUANGAN RASA WUJUDKAN ASA CIBATOK SATU
Oleh: Imam Haidar Hasyim
168
Kelompok KKN dicampur dari berbagai macam program studi, jadi
kita dituntut untuk bersosialisasi lagi dengan teman-teman baru. Saya
merasa cukup senang dengan rekan satu kelompok KKN yang saya dapat,
mereka asyik dan cukup korporatif. Setelah tahu nama dan kontak teman
satu kelompok, kamipun mulai berhubungan satu sama lain dan
melakukan pertemuan, baik untuk mempersiapkan program-program yang
akan dilaksanakan selama KKN, mencari tempat tinggal untuk ditempati
selama KKN berlangsung, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak dari
daerah di tempat KKN. Lokasi di mana kami akan menjalankan program
kegiatan KKN terletak di Kabupaten Bogor, lebih tepatnya di Desa
Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
Sedikit Perkenalan dengan Desa Cibatok Satu
Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Dengan memiliki luas wilayah 174,4 Ha,
dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Cibatok Satu secara umum
berupa daratan yang berada pada ketinggian rata-rata antara 270 M di atas
permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar antara 20 derajat Celcius
sampai dengan 32 derajat Celcius dan tinggi curah hujan 236 mm³. Desa
Cibatok Satu terdiri dari empat dusun, sembilan Rukun Warga dan 29
Rukun Tetangga. Berkaitan dengan masalah keamanan dan ketertiban,
dapat disampaikan bahwa pada tahun 2013, situasi dan kondisi Desa
Cibatok Satu terbilang aman. Adapun untuk penanggulangan gangguan
keamanan dan ketertiban dalam penanganannya, pemerintah desa bekerja
sama dengan Linmas desa, Babinkantibmas Polsek Cibungbulang dan
Babinsa Koramil Cibungbulang untuk pengamanan dan keamanan serta
memberikan penyuluhan tentang penanganan keamanan secara swadaya
dan penyuluhan tentang bahaya penggunaan narkoba yang umumnya
ditujukan kepada remaja desa.
Dilihat dari keadaan yang ada pada Desa Cibatok Satu saat ini,
banyaknya perubahan dan perkembangan yang terjadi seiring dengan
berjalannya waktu dari zaman ke zaman yang ada di Desa Cibatok Satu.
Sangat banyak perubahan dan kemungkinan awal untuk berdirinya sebuah
Desa Cibatok Satu. Pada awalnya Desa Cibatok Satu adalah bagian dari
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
169
Konon kabarnya, Desa Cibatok Satu dahulunya banyak terdapat
sumber mata air yang tersebar di seluruh wilayah Desa Cibatok Satu. Dari
sinilah masyarakat menamakan Desa Cibatok Satu yang berasal dari kata
"ci" yang mempunyai arti "air" yang terdapat di setiap sudut desa. Namun
menurut salah satu seorang sesepuh Desa Cibatok Satu yang telah di
wawancarai bahwa sejarah awal berdirinya Desa Cibatok Satu sudah
sangat lama dan tidak dapat dipastikan pada tahun berapa berdirinya Desa
Cibatok Satu. Karena penduduk asli Desa Cibatok Satu yang sekarang ini
merupakan keturunan dari generasi ke generasi dari penduduk desa asli
pada masa sebelumnya.
Desa Cibatok Satu merupakan salah satu desa mandiri. Desa mandiri
adalah desa yang mampu mengelola kekuatan (aset dan potensi) yang
dimiliki serta mampu memanfaatkan peluang yang ada dalam pengelolaan
pembangunan untuk kesejahteraan warga desa. Secara umum, desa
mandiri dapat dicirikan dengan kriteria yang disebutkan di bawah ini,
yaitu:
1. Kemampuan desa untuk mengurus dirinya sendiri dengan kekuatan
yang dimilikinya.
2. Pemerintahan desa memiliki kewenangan dalam mengatur dan
mengelola pembangunan yang didukung oleh kemandirian dalam
perencanaan dan penganggaran (satu desa satu perencanaan), sebagai
acuan seluruh program pembangunan di desa dan dijalankan secara
konsisten.
3. Sistem pemerintahan menjunjung tinggi aspirasi dan partisipasi
warga, termasuk warga miskin, perempuan, dan kaum muda.
4. Sumber daya pembangunan dikelola secara optimal, transparan, dan
akuntabel untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan seutuhnya
demi kesejahteraan seluruh warganya.
Keunggulan yang ada pada Desa Cibatok Satu dapat dikatakan
sebagai desa mandiri karena hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Desa
Cibatok Satu dilihat dari nilai gotong-royong dari seluruh masyarakat desa
sangatlah besar dalam minat dan antusiasnya. Semua kegiatan gotong-
royong masyarakat menjadikan Desa Cibatok Satu sebagai desa mandiri
dan sejahtera. Selain dilihat dari keadaan masyarakatnya, warga Desa
Cibatok Satu juga memiliki peternakan dengan berbagai macam jenis
hewan dengan jumlah yang sangat banyak.
170
Umumnya para warga desa memiliki hewan ternak seperti ayam
dan bebek yang terus berkembang biak dan bertambah menjadi
peternakan yang besar. Selain itu, Desa Cibatok Satu juga mempunyai
perikanan yang cukup banyak karena dikenal sebagai desa yang
mempunyai sumber mata air yang terdapat dimana-mana. Berbagai macam
jenis ikan yang ada di kolam perikanan air tawar pada Desa Cibatok Satu
antara lain ikan gurami, ikan mujair, ikan mas, ikan nila, dan ikan bawal.
Penduduk desa yang bermata pencaharian pedagang, menjual dagangannya
di luar desa untuk mencari keuntungan yang lebih di kota-kota besar. Hal
itu merupakan keunggulan dan keuntungan bagi pemasukan
perekonomian bagi masyarakat Desa Cibatok Satu yang mandiri dalam
berbagai hal terutama pada sistem perekonomian.
171
seperti, mengajar anak-anak desa mengenai pelajaran yang diajarkan
kepada mereka layaknya di sekolah.
Minggu ketiga, kami mulai masuk dan melakukan kegiatan di desa.
Hidroponik mulai berjalan sebagaimana yang telah dijadwalkan
sebelumnya. Lalu mengajarpun menjadi kegiatan rutin kami pada minggu
ketiga, dimulai dari minggu kedua hingga minggu terakhir sebelum
penutupan kegiatan KKN.
172
ini sendiri, pada dasarnya tanaman membutuhkan dua unsur, yaitu unsur
makro yang disebut NPK. Selain itu ada mikro, yaitu unsur tertentu yang
harus dimiliki tanaman dalam jumlah sedikit dan harus ada seperti
Natrium, Boron dan unsur-unsur lainnya.
Model pertanian hidroponik ini ternyata memiliki sejumlah variasi.
Model paling sederhana adalah model menggenang, dengan hanya
menggunakan botol-botol bekas dan styrofoam yang disebut
metode wig atau sumbu. Ada juga metode rakit apung dimana styrofoam
dilubangi dan diapungkan di dalam kolam. Metode yang lebih kompleks
adalah metode Deep Flow Tehnique (DFT) dengan meletakkan akar tanaman
pada lapisan air dengan kedalaman berkisar antara 4-6 cm. Metode lain
adalah Nutrient Film Technique (NFT), dimana medium kemiringan sekitar 5
derajat dengan aliran air yang tipis. Ada juga metode Dutch Bucket yang
khusus untuk tanaman buah seperti lombok, tomat dan terong.
Terkait biaya, besarnya tergantung pada sistem hidroponik yang
dipilih. Jika menggunakan metode sederhana berupa wig atau sumbu, kita
tidak membutuhkan banyak biaya karena hanya menggunakan barang-
barang bekas seperti botol-botol plastik dan styrofoam. Dengan metode
yang sudah menggunakan teknologi seperti DFT atau NFT, biayanya
cukup besar sebagai investasi awal. Untuk membangun instalasi DFT, kita
membutuhkan biaya sekitar tiga juta rupiah dengan syarat dikerjakan
sendiri atau tanpa menggaji orang lain untuk mengerjakannya.
Selain ikut kegiatan warga desa dan menjalankan Hidroponik, tidak
jarang juga kami mengisi waktu luang dengan mengajar anak-anak desa di
sana dengan pelajaran ringan seperti bahasa Inggris, matematika, dan
Agama Islam. Tidak hanya mengajar, kami juga dapat pelajaran seru dari
anak-anak desa, yaitu mengenal bahasa daerah setempat.
Menjadi seorang guru adalah suatu panggilan hidup yang dikhususkan
untuk dapat melayani orang-orang yang belum berpengetahuan, baik itu
dalam bidang intelektual, emosional dan spiritual. Seorang guru adalah
seorang manusia yang mengajar dan juga ikut belajar pada saat ia mengajar.
Ilmu pengetahuan itu tidak terbatas, seluruh umat manusia di dunia ini
tidak akan pernah berhenti belajar apabila ia menjadi seorang pengajar.
Sebagian orang mengatakan bahwa mengajar merupakan pekerjaan terbaik
yang mereka temui dan sebagian orang lain lagi mengatakan bahwa
173
mengajar hanyalah merupakan sebuah profesi yang dapat menguntungkan
dan menghasilkan uang. Tetapi, bagi saya sebagai seorang calon guru,
mengajar adalah sebuah hobi atau kegiatan kesukaan saya dan saya merasa
tidak akan pernah merasa bosan saat melakukan kegiatan tersebut.
Menjadi seorang guru tidaklah semudah yang banyak orang lain
pikirkan. Ada begitu banyak kesulitan atau yang menjadi tantangan ketika
terpanggil menjadi seorang guru. Pertama sekali adalah tentang konsep
materi yang akan kita ajarkan nantinya. Sebanyak apapun kita belajar, ilmu
pengetahuan dari mata pelajaran yang kita ajarkan selalu saja terbatas dan
tidak lengkap. Pengajaran menuntut penguasaan isi yang selalu tidak
dapat diraih oleh para guru. Selain itu, jangankan pelajaran yang akan kita
sampaikan, siswa dan siswi yang kita ajarkanpun lebih banyak dan lebih
rumit dibandingkan kehidupan dan pengetahuan itu sendiri untuk dapat
menanggapi mereka dengan cerdas dan bijak. Inilah yang menjadi
pergumulan seorang guru, termasuk saya sebagai calon seorang guru.
Melalui buku panduan yang saya baca bahwa sebenarnya ketika seorang
guru ingin menjadi sempurna dengan dapat mengenal siswa dan siswi dan
bidang studinya sangatlah bergantung pada pengenalan guru tersebut
akan dirinya. Jadi, bagaimana pengenalan saya terhadap diri saya sendiri.
Apakah saya sudah mengenal diri saya sendiri atau masih meraba-raba?
Jika saya tidak bisa mengenal diri saya sendiri terlebih dahulu, bagaimana
mungkin saya dapat mengenal siswa dan siswi saya dengan baik. Kita akan
merasa lebih nyaman dalam suatu hubungan dengan orang lain jika
terlebih dahulu kita sudah merasa nyaman dengan diri kita sendiri. Ketika
saya tidak bisa melihat mereka dengan jelas, maka sampai kapanpun saya
tidak akan pernah bisa mengajar mereka dengan baik. Hal ini adalah salah
satu teknik agar seorang guru senantiasa selangkah lebih maju dari siswa.
Pengajaran yang baik timbul dari dalam hati itu sendiri yang
merupakan cerminan jiwa. Pengetahuan tentang mengenal diri sendiri
bukanlah suatu hal yang bersifat egois dan narsistik atau mencintai diri
sendiri. Tetapi pengetahuan apapun mengenai diri sendiri yang kita
peroleh sebagai guru, akan sangat bermanfaat bagi siswa dan ilmu
pengetahuan yang akan kita ajarkan. Ketika kita dapat mengenal diri kita,
maka semangat seorang guru akan tetap terjaga selalu dan dapat melayani
siswanya dengan baik. Guru mengasihi para pelajar, menyukai
174
pembelajaran dan kehidupan mengajar itu sendiri. Sebenarnya yang
seharusnya tidak boleh diremehkan adalah sumber daya manusia itu
sendiri sebagai pribadi yang mempunyai otoritas dalam mengajar, yaitu
guru. Seharusnya, kepribadian individu seorang guru bisa menjadi sebuah
topik dalam reformasi pendidikan.
Hati manusia merupakan sumber pengajaran yang baik,
bagaimanapun metode dan cara kita dalam mereformasi pengajaran itu.
Guru tidak hanya sebatas pengajar yang profesional, tetapi juga
sebagai pendidik yang profesional. Mendidik berarti menuntun para siswa
dalam suatu perjalanan yang berbeda, yaitu memandang segala sesuatunya
dengan cara yang berbeda dan perspektif yang berbeda pula. Untuk itulah,
seorang guru harus juga mampu memandang diri mereka berbeda dari
orang-orang biasa. Seorang guru harus mampu mengenal dirinya supaya
dapat mengenal sekitarnya dan tidak menjadi yang biasa-biasa saja. Guru
yang luar biasa dapat menghasilkan siswa yang lebih luar biasa.
Perpisahan yang Tidak Mungkin Dapat Dihindarkan
Perpisahan KKN merupakan momen yang kami tunggu-tumggu
atau takut jika hari itu akan tiba. Diam-diam teman sekelompok saling
bersandiwara satu sama lain bahwa mereka sangat menunggu datangnya
hari perpisahan itu hanya karena gengsi jika mereka tahu bahwa kami
sangat sedih bila berpisah dengan teman-teman menyebalkan di sini. Ini
momen yang sangat aku benci, akan ada yang menangis di sana-sini,
berpelukan sambil bermaaf-maafan, lalu salah satu dari mereka akan
nyeletuk sendiri, “Ingat tidak ketika pertama kali kita terjun ke tempat ini?
Dan kita blablabla..” lalu tangis akan pecah kembali. Ketika itu, kami
sudah tidak memiliki kata-kata indah lagi untuk dibagi. Kami terdiam dan
hanya bisa melihat kebersamaan ini untuk yang terakhir kalinya. Kami
akan tersenyum atau tertawa satu sama lain, entah itu tawa manis atau
pahit hanya kami yang tahu. Kami berkemas dan dalam hati akan selalu
ingat letak tidur, letak benda atau baju yang tergantung di sana-sini.
Kamar itu kosong kembali. Posko itu akan sepi seperti biasa. Lalu, tiba
saatnya kami pulang meninggalkan desa. Rasanya ada sesuatu yang hilang
ketika kami melewati batas desa. Bukan masalah barang-barang kecil atau
potongan sabun yang sengaja kami tinggalkan di sana, bukan juga masalah
cinta lokasi yang harus kami sudahi. Tapi lebih kepada hati yang tertinggal
di lokasi KKN beserta kenangan yang terselip di dalamnya. Kurang lebih
175
30 hari tinggal bersama di satu rumah, membuat kedekatan antar
mahasiswa semakin tidak berjarak. Yang sebelumnya canggung antar satu
sama lain, kini semua merasa seperti sudah berteman dalam jangka waktu
yang lama. Terimakasih Desa Cibatok Satu telah memberi kami pelajaran
berharga dan memberi kami gambaran tentang bagaimana kehidupan yang
sebenarnya.
Jujur aku tak pernah benar-benar mengingat bagaimana dulu kita
bisa bertemu, kemudian dekat dan menjalin hubungan bernama
pertemanan, yang aku ingat jelas dan yang selama ini aku tahu hanyalah
bahwa aku beruntung mengenal kalian dan menjadi salah satu dari banyak
teman yang kalian miliki.Dalam pertemanan memang tak selamanya semua
dapat sejalan dan sepemikiran, perbedaan selalu kita temui dalam banyak
hal, tetapi bukankah memang sudah seharusnya pertemanan itu berjalan
seperti itu? Bukankah memang seharusnya pemikiran manusia itu seperti
itu, tak pernah mampu untuk benar-benar sama. Tetapi semua perbedaan
itu justru yang membuatku menjadi belajar tentang banyak hal.Satu
diantara kalian mengajarkan aku tentang kemandirian, keterbukaan
pikiran, ketegasan menentukan pilihan dan kepedulian yang tulus.
Satu yang lain mengajarkan aku tentang ketangguhan, keberanian
agar kita tidak menjadi wanita manja yang selalu bergantung dengan rang
lain. Dan beberapa yang lain mengajarkan aku tentang kesabaran, ketaatan
kepada Sang Pencipta dan mengajarkan bagaimana seharusnya kita
bersikap tentang hal yang memang kadang perlu untuk tidak
dihiraukan.Dan bahkan satu yang lain lagi mengajarkan tentang semua
keikhlasan, kesabaran, ketaatan, kepedulian dan yang paling penting harus
selalu mampu menyayangi diri sendiri, tidak boleh mendzolimi diri sendiri,
setidaknya itu salah satu yang paling aku ingat.Dan teruntukmu,
terimakasih yang begitu besar karena selalu mampu mendorongku untuk
selalu menjadi lebih baik lagi. Semoga dimanapun kita setelah ini, menjadi
apa pun kita nanti, desa ini akan selalu menjadi tempat kita pulang dan
takdir akan mempertemukan kita kembali.Untuk kalian semua, memang
sesungguhnya aku tak pernah siap untuk menghadapi satu kata yang
bernama perpisahan, tetapi walau bagaimanapun juga aku pasti akan
menghadapinya dan akan melewatinya. Lagi pula pasti kita nanti akan
bertemu lagi dengan orang yang baru. Memang seperti itulah kehidupan,
176
ada yang pergi dan ada yang datang. Tetapi walau begitu aku berharap
semoga kita masih selalu mampu mengingat dan mengenang bahwa kita
pernah melewati waktu bersama yang menyenangkan. Kita tak pernah
tahu seperti apa nanti setelah ini, akan masih bisa sering bertemu atau
bahkan tidak sama sekali. Tetapi satu yang harus aku ungkapkan yang
memang tak pernah mampu untuk aku ucapkan langsung selama ini,
"terimakasih".
Terimakasih karena telah sudi menjadi temanku, terimakasih telah
sudi melewati banyak hal bersamaku, terimakasih untuk semua tawa dan
semua hal yang menyenangkan selama ini, terimakasih telah membuatku
menjadi jauh lebih baik dan membuatku berani bermimpi.
Aku tahu seperti apa kalian, dan mungkin ini terkesan berlebihan,
tetapi memang tak pernah bisa aku ingkari bahwa kalian adalah salah satu
anugerah yang indah yang pernah dikirimkan Tuhan untukku, dan
sesungguhnya kalian begitu berarti untukku. Mungkin memang tidak adil,
karena kalian telah membawaku ke dalam banyak kebaikan tetapi aku tak
pernah banyak memberikan banyak kebaikan untuk kalian. Hanya doaku
untuk kalian, semoga jalan yang terbaik yang kalian pilih selalu
dimudahkan. Jika nanti kita tak mampu lagi untuk sekedar bertemu dan
berkumpul, aku tak ingin menyalahkan siapapun karena mungkin
kesibukanlah yang menghalangi kita untuk itu, karena memang di depan
sana pasti banyak yang lebih penting untuk kita jalani dan kita hadapi.
Mungkin hanya rindu yang akan selalu datang, tetapi bukankah rindu
justru yang akan mempererat hubungan kita? Aku mengakui perpisahan
dengan warga desa selalu terasa berat. Bagaimana tidak, sebulan penuh
tinggal di desa tersebut, pastinya kedekatan kami dengan masyarakat
setempat sudah sangat erat. Desa Cibatok Satu akan tetap menjadi
kenangan indah bagi diriku. Suasa pagi, siang, dan malam di sana akan
menjadi sesuatu yang sangat aku rindukan. Senyum manis anak-anak desa,
canda dan tawa, sedih dan duka akan tetap terkenang di dalam hati.
177
K
BUKAN SEBUAH KEBETULAN KITA BERTANDANG
Oleh: Imam Taufiq Ponco Utomo
Tukang Ngeluh
178
Ternyata keinginan itu sempat tertunda, hal itu karena aku sempat
berbicara dengan seniorku ketika sedang mengerjakan laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL), hal yang dibicarakan antara lain adalah tentang apa
yang akan aku hadapi setelah semua ini, setelah aku mengeluh kepadanya
tentang perkuliahan yang membosankan ini, ia mengatakan kepadaku “Hei
jangan mengeluh, semangat! Karena setelah ini kamu akan menghadapi
KKN dan skripsi”, mendengar hal itu seketika imajinasiku tak berjalan
dengan biasanya, kata-kata ini terdengar asing, tak terbayangkan apa itu
KKN, lantas aku bertanya kepada seniorku “Apa itu KKN kak?”, ia
menjawab “KKN itu singkatan dari Kuliah Kerja Nyata, seru kok, nanti
kamu akan bertemu teman-teman yang berbeda dari berbagai jurusan, dan
kamu akan ngerasain ada orang yang se-frekuensi sama kamu ada juga
yang tidak, jalanin aja seru kok”.
Tak lama setelah itu aku diundang kedalam grup whatsapp kelompok
KKN, ketika masuk pertama kali keadaan grup tersebut sangatlah ramai,
180
maklum proses beradaptasi dengan teman baru, semua canda dan tawa
pun terjadi di situ, akan tetapi aku tak banyak berbicara, karena takut
candaku menyakiti seseorang karena mereka pun belum mengenalku, di
sana aku melihat mereka hadir dari berbagai macam fakultas antara lain
Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FDIK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) , Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Usluhudin (FU),
dan fakultasku sendiri yaitu Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Dari
berbagai macam fakultas tersebut mereka berasal dari jurusan yang
berbeda-beda, dan akupun yakin mereka pun terbentuk dari latar belakang
yang berbeda, setiap orang memiliki ceritanya masing-masing yang
membentuk kepribadian masing-masing, benar apa yang dikatakan
seniorku, mungkin di sini aku akan menemukan seseorang yang tidak
sejalan denganku dan di situlah ujian dalam hidup yang harus aku hadapi.
Pada hari Rabu, 1 Mei 2019 yaitu hari pertama pertemuanku dengan
teman-teman KKN, hal itu bertepatan juga pada hari dimana kami harus
mendapatkan pembekalan dalam rangka melengkapi persiapan dalam
menghadapi KKN yang ada di semester ini. Acara berlansung pagi yaitu
pukul 07.30 WIB, sangat disayangkan pagi itu aku datang terlambat bukan
karena disengaja akan tetapi ada urusan yang harus diselesaikan dengan
ketua prodiku, sadar akan hal itu aku lansung melihat grup whatsapp
kelompokku ternyata aku tak sendiri, Almira Mey Theda begitu nama yang
tertulis di profil whatsapp-nya, ternyata ia terlambat juga dan ia memintaku
untuk menunggunya agar dapat masuk secara bersamaan ke gedung
tempat pembekalan kami, aku mengiyakan permintaannya karena
menurutku cukup memalukan datang terlambat oleh karenanya aku
mencari teman yang senasib denganku.
181
notifikasi whatsapp-ku kembali muncul, terlihat pesan yang berasal dari
temanku yang lain. Bayu, ya, ternyata ia datang terlambat juga karena ia
harus mengurus sesuatu juga dengan prodinya. Akhirnya aku dan Bayu
bertemu dan menunggu Almira bersama, setelah beberapa menit
menunggu akhirnya Almira datang juga, ia menyapaku dengan ragu karena
mungkin takut salah orang, ia juga menyapa Bayu dengan ragu, kami pun
masih canggung karena tidak kenal satu sama lain, Pertama kali aku
bertemu dengan Almira menurutku ia orang yang ramah terlihat dari
caranya menyapa orang tanpa malu.
Acara pembekalan pun usai, laluaku dan Bayu keluar dari gedung
tersebut, aku bergegas pergi ke prodi untuk mengurus hal terkait
perizinan KKN, Bayu yang satu fakultas denganku juga ikut pergi kesana,
sesampainya di Fakultas Sains dan Teknologi suara notifikasi grup whatsapp
semakin ramai, ternyata kelompok kami akan mengadakan pertemuan
pertama setelah acara pembekalan berakhir, lokasinya tepat di bawah
Gedung Harun Nasution yang berarti aku dan Bayu harus kembali lagi
untuk bertemu dengan teman-teman kelompokku, ketika sampai di sana
aku merasa canggung dan binggung ingin berkata apa, berbeda dengan
temanku Bayu ia langsung merasa nyaman dengan membuka obrolan
dengan canda khas miliknya.
Dari yang aku lihat beberapa temanku memang banyak yang aktif
berorganisasi hal ini membuat aku berpikir bahwa mereka cukup
kooperatif dalam melaksanakan tanggung jawab yang diterima dan
mampu bekerja secara terstruktur, ada juga yang berasal dari pesantren
yang menurutku mereka dapat menyebarkan nilai-nilai ke-Islaman yang
telah mereka dapat nantinya kepada masyarakat, dan mereka yang berlatar
belakang dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) aku rasa
mereka memiliki potensi untuk memberikan masukan kepada kelompok
kami semua bagaimana cara mengajar yang baik dan benar. Saat itu aku
merasa telah mengenal banyak orang, temanku bertambah secara drastis,
seperti dalam situasi paradoks aku merasa senang, disaat yang bersamaan
juga masih merasa kurang cocok dengan beberapa orang yang kuanggap
menggagu, mungkin karena tingkahnya dan sifatnya yang belum bisa aku
terima, kita saling mengenal tapi belum saling memahami.
185
Hidroponik, merupakan sebuah program kerja yang berisikan
beberapa agenda yaitu penyuluhan mengenai penyemaian tanaman
hidroponik, pembuatan tempat untuk tanaman hidroponik, dan teknik
penyusunan tanaman hidroponik. Alasan kami mengajukan program kerja
ini adalah untuk meningkatkan produktivitas masyarakat terutama ibu-
ibu yang ada di Desa Cibatok Satu RT.001 RW.001, karena lahan yang
sempit hidroponik sangat cocok digunakan untuk menghasilkan tanaman
sayur yang dapat dikonsumsi diri sendiri, masalah sampah yang terjadi
membuat kami juga berpikir untuk memanfaatkan sampah yang ada untuk
dijadikan tempat untuk tanaman hidroponik tersebut.
186
kami apa yang harus kita pahami dan bagaimana cara mengajar yang baik
dan benar. Di suatu hari ketika kami mengajar, kami mendapatkan
beberapa 3 murid laki-laki dan 2 murid perempuan. Murid laki-laki
tersebut antara lain Naufal, Axel, dan Renov. Sedangkan murid perempuan
yaitu Hurem dan salah satu anak lagi yang aku lupa namanya karena aku
harus fokus mengajar ketiga anak laki-laki tersebut, selebihnya anak
perempuan diajarkan oleh Theda dan Cica.
187
Bicara soal hidroponik menurutku itu hal yang baru, karena aku jarang
berurusan dengan bidang pertaian maka hal ini merupakan momen yang
tidak terlupakan, memperhatikan bagaimana cara menyemai merupakan
satu hal yang unik, ya seperti yang aku ceritakan sebelumnya aku adalah
pendiam yang bising, sambil memperhatikan temanku menyemai tanaman
aku bepikir bagaimana cara kerja dari hidroponik tersebut, Bayu
mengambil andil besar dalam program kerja ini karena ia berasal dari
Jurusan Agribisnis yang memang hal seperti ini merupakan makanan
sehari-harinya. Setelah kami semua mendapatkan pengetahuan yang
cukup untuk itu kami mencoba melakukan penyuluhan kepada
masyarakat, program ini ditutup dengan pengesahan bangunan Green House
desa di kediaman salah satu tokoh masyarakat yaitu Ibu Hj.Yeni, kami
membangun green house secara bergotong-royong dalam beberapa hari
bersama beberapa warga, keramahan mereka dalam menyambut program
yang kami jalankan seperti sebuah senyuman yang tak terlupakan.
“Apa itu KKN kak? Kenapa harus ketemu dengan dia? Dan kenapa
harus mereka yang namanya tak kukenal sama sekali?”, semua pertanyaan
itu seakan akan terjawab seiring berjalannya waktu, Kuliah Kerja Nyata
188
menurutku bukan hanya untuk menuntaskan Tri Dharma Perguruaan
Tinggi akan tetapi mengajarkan kita banyak hal, hal yang tidak bisa kita
dapatkan di kelas melainkan harus terjun langsung ke lapangan, pelajaran
hidup, belajar hidup bermasyarakat, belajar tanggung jawab, belajar
memahami sesama dan mengesampingkan ego masing-masing.
Tak banyak yang bisa ku tulis di sini, hanya ucapan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada warga Desa Cibatok Satu khususnya di
RT.001 RW.001, Ibu Hj.Yeni, Pak Yanto, Kang Restu, Kang Fahmi, Kang
Luth dan akang-akang sekalian, juga ibu-ibu warga Desa Cibatok Satu
RT.001 RW.001, adik-adik sekalian atas sambutan yang kalian berikan,
hangat terasa sambutan yang kalian berikan sehingga membuat semuanya
berkesan, aku meminta maaf jika selama ini memiliki banyak kesalahan,
dari kata-kata, ataupun sikap, kurang bergaul atau membatasi diri.
189
L
MENARUH ASA MEMBANGUN DESA:
PERJALANAN KULIAH KERJA NYATA DI DESA CIBATOK SATU
Oleh: Laras Narpaduita Putri
190
Keraguan kepada dirisendiri pun makin menjadi. Pertanyaan besar
saya kepada diri saya adalah „apakah saya bisa membantu untuk
membangun desa?‟ sedangkan diri ini saja tidak bisa membangun diri
sendiri kearah yang lebih baik dan mandiri. Ketika sedang mengisi formulir
pendaftaran KKN tertera dimana saya harus menulis apa yang dapat saya
lakukan untuk desa. Dan saya pun menulis jawaban yang klasik, di mana
„mengajar‟ adalah hal yang paling dasar yang saya ketahui disemua jawaban
teman-teman kelas bahkan angkatan sejurusan saya.
Saya merasa sama sekali tidak memiliki motivasi untuk mengikuti
KKN dan tidak memiliki kopetensi untuk hal apa yang dapat saya bagikan
selama KKN nanti. Bahkan saya pun sebenarnya tidak memiliki
pengalaman dalam bidang ngajar mengajar, seperti yang tertera di dalam
formulir pendaftaran KKN saya. Terlebih lagi, saya tidak memiliki
pengalaman untuk kegiatan sosial, benar-benar persiapan saya untuk
menjalankan KKN tidak dengan persiapan yang matang. Namun, semua itu
berubah saat pertemuan kelompok yang kesekian kalinya yang membahas
mengenai kematangan program kerja selama kami KKN nanti, dan
motivasi dalam diri saya muncul. Program ini di usung oleh ketua KKN
kami, yang melihat bahwa minimnya lahan pertanian di desa KKN kami
dan muncul ide untuk mempromosikan cara budidaya menanam dengan
memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah. Dengan alasan ini, saya
merasa semangat karena mengetahui akan menjadi sangat bermanfaat bagi
masyarakat di desa dimana kami KKN nanti. Namun, motivasi ini masih
kalah jauh dari banyak nya ketakutan dan keraguan saya. Tetapi, saya
mulai meneguhkan hati dan mental saya karena mau tidak mau saya harus
melaksanakan apa yang sudah saya mulai. Dan KKN regular ini adalah
pilihan saya sedari awal. Dan karena KKN ini sudah menjadi persyaratan
wajib yang tidak dapat diganti ataupun dihindari. Bahkan, saat H-1
keberangkatan saya pun tetap menjalaninya dengan berat hati. Sama sekali
hati dan mental ini tidak siap mengikuti program KKN. Kebutuhan pribadi
selama hidup untuk satu bulan kedepan sudah tercukupi bahkan lebih.
Hanya mental saja yang masih belum sepenuhnya siap, sekalipun sudah
berkali-kali survei bersama teman-teman sekelompok seputar lingkungan
dan kondisi lokasi KKN kami, hati ini tetap belum sepenuhnya siap akan
kenyataan yang harus saya hadapi esok hari.
Hari keberangkatan pun datang dan kelompok kami berangkat langsung
setelah berakhirnya acara pelepasan KKN 2019 dari kampus. Saya dan
beberapa teman saya diantar langsung oleh orangtua nya, sementara
sisanya menyewa kopaja dan mengendarai kendaraan motor pribadinya
untuk sampai tujuan. Hari itu terasa sangat berat, kami menuju rumah
191
posko kami yang pada survey terakhir sudah dipastikan dimana kami akan
tinggal selama satu bulan lamanya. Sangat berat karena rumah posko kami
sangat besar dan tua, saya adalah orang yang penakut. Yang saya pikirkan
apakah saya bisa dengan nyaman menjalani program demi program kalau
saya dengan keadaan takut tinggal dirumah posko ini. Kebetulan saya dan
beberapa anggota kelompok sampai duluan di rumah posko kami, dengan
keadaan langit yang sudah gelap membuat saya ragu untuk masuk. Saya
melangkahkan kaki dengan berat memasuki rumah posko kami, dan mulai
membersihkan lantai rumah dan mulai menata barang dengan rapih
dikamar yang sudah sepakat kami tentukan sebelumnya. Setelah semua
anggota sampai dengan selamat, malam pertama kami isi dengan berdoa
bersama.
Minggu pertama kami sepakat untuk mempersiapkan acara
pembukaan KKN dan mematangkan program kerja kami sebelum minggu
selanjutnya akan diimplementasikan. Serta memperkenalkan diri dengan
para tetangga dan warga sekitar. Pada saat acara pembukaan itu pertama
kali kita bertemu langsung dengan warga Cibatok Satu, walaupun tidak
banyak yang menghadiri acara pembukaan kami bahkan kepala desa nya
pun berhalangan untuk hadir. Acara pembukaan berlangsung pada malam
hari, ditengah acara kami selipkan dengan presentasi mengenai kegiatan
yang akan kami lakukan selama satu bulan kedepan. Saat acara
berlangsung saya merasa sedikit tergerak hatinya setelah menatap wajah
mereka satu persatu, dalam hati saya merasa termotivasi untuk membantu
mereka membangun desa mereka. Dikarenakan oleh antusias mereka
ketika mengetahui apa saja program kerja yang akan kami lakukan kepada
desa mereka, dan ternyata sejalan dengan program yang sedang dijalankan
oleh mereka untuk membangun desa mereka, yaitu program KRL
(Kampung Ramah Lingkungan). Lantas, hati siapa yang tak bahagia
mendengar berita bahagia tersebut. Terutama kami sangat senang dan
termotivasi untuk lebih memaksimalkan program kerja yang kami. Di hari
yang sama sebelum diadakannya acara resmi pembukaan KKN 24, di pagi
hingga siang hari kami mengadakan sosialisasi terlebih dahulu. Diawali
dengan sosialisasi ke sekolah dasar setempat yang bertujuan untuk
mempromosikan salah satu program kami mengenai program BimBel
(Bimbingan Belajar) yang kami adakan di rumah posko, dan kami pun
sepakat akan difokuskan setara kepada anak-anak warga Cibatok Satu
yang duduk di bangku sekolah dasar. Ada dua sekolah dasar yang kami
kunjungi, yaitu SDN Cibatok 06 dan MI Nurul Amin. Saat kami
mengunjungi dua sekolah tersebut, memberi hasil yang mengejutkan
karena antusias dan semangat para murid atas kedatangan dan niat kami.
192
Tak luput dari sosialisasi kepada orang tua murid disekitar
lingkungan sekolah dan sama seperti tanggapan dari para murid di dua
sekolah dasar tersebut, begitu antusias nya sejumlah orang tua murid yang
mendengar penjelasan kami mengenai program BimBel yang kami adakan
untuk anak sekolah dasar. Hati kami senang melihat tanggapan yang
sangat baik, saya kira akan sulit bersosialisasi dengan warga desa Cibatok
Satu namun keraguan yang saya pupuk dari sebelum datang ke desa ini
pelan-pelan runtuh satu demi satu.
Tidak disangka, pada hari esoknya kami kedatangan tamu di rumah
posko. Beberapa anak-anak warga desa Cibatok Satu dari RT 001, datang
untuk bersilahturahmi dengan kami. Padahal baru kemarin kami saling
mengenalkan diri disekolah mereka, saya pun kaget akan kehangatan
anak-anak warga desa Cibatok Satu. Tidak lama setelah beberapa anak
warga Cibatok Satu berpamitan pulang, saya dengan beberapa anggota
kelompok gentian menjalin silahturahmi ke rumah warga rumah Ibu Ati.
Terutama saat kami berada di rumah Ibu Ati, rumah dengan ukuran yang
lumayan sempit namun kehangatan didalamnya membuat rumah tersebut
terasa nyaman untuk berlama disana. Ibu Ati adalah orang pendatang yang
mencintai desa yang Ia tinggali sekarang, kami memperkenalkan diri kami
lebih dalam lagi yang sebelumnya kami bertemu pada saat acara resmi
pembukaan KKN 024 saja. Kami saling bertukar cerita, dari yang
menceritakan seputar warga Desa Cibatok Satu hingga ada dimana bagian
topik perbincangan yang saya tidak suka. Dimana Ibu Ati mulai
menceritakan kisah horror seputar RT 001, dimana dalam cerita beliau
yang menjadi fokusnya adalah rumah posko kami yang sudah puluhan
tahun tidak pernah ditempati lagi. Membuat kami mulai resah akan cerita
yang begitu mengerikan tersebut. Kami pun pulang kerumah posko
dengan keadaan yang takut, namun salah satu dari kami memberikan
dukungan semangat untuk tetap berfikiran positif dengan hal-hal seperti
yang dikatakan oleh Ibu Ati. Tentu saja sebelum kami pulang, kami
berbasa basi terlebih dahulu untuk mengajak Bu Ati main kerumah posko
KKN kami. Tampak ada keraguan di muka beliau karena takut akan
memasuki rumah posko KKN kami yang terkenal „angker‟. Namun, tak
disangka dihari berikutnya beliau datang untuk bertamu. Sebelum beliau
Ibu Hj.Yenny sempat bertamu kerumah kami, beliau merupakan tokoh
masyarakat yang menjabat sebagai ketua PNPM Mandiri Perdesaan
(Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan) desa
Cibatok Satu terutama fokus kepada RT 001 RW 001. Beliau sempat
berjasa kepada kami, kalau tidak ada beliau kami tidak akan bisa menyewa
rumah posko kami dengan harga yang terjangkau. Kami memanggil beliau
193
dengan sebutan Ibu cantik, walau usia nya yang sudah tidak muda lagi
namun pancaran kecantikan nya masih terlihat sangat jelas di wajahnya.
Beliau datang dengan tangan menggenggam tas plastik merah berisi
sejumlah tomat yang lumayan banyak untuk diberikan kepada kami. Fakta
yang menyenangkan, dimana mayoritas warga di desa Cibatok Satu ini
memiliki profesi pendagang. Dan setiap kali harga yang beredar di atsmofer
pasar sedang murah maka para pedagang dari Cibatok Satu memberikan
dengan cuma-cuma kepada para tetangga. Tidak pernah saya menemukan
hal seperti ini di dalam kehidupan saya di lingkungan rumah. Rasa peduli
yang sangat tinggi, tercermin di desa Cibatok Satu.
Dihari berikutnya, saya dan beberapa teman sekamar saya yang
berisi 7 orang berniat untuk berolahraga. Teringat pembicaraan kami
dengan Bu Hj. Yenny kemarin bahwa ada kebiasaan ibu-ibu warga Cibatok
Satu yaitu mengaji dan senam pagi di Puskesmas Cibungbulang. Karena
lokasi yang dekat dengan rumah posko, kami pun bergegas mengikuti
senam pagi tersebut. Sesampainya dilokasi, banyak wajah baru yang kami
belum ketemui dari yang kemarin kami temui di acara resmi pembukaan
KKN 24. Mengingat pesan dari PPM saat acara pelepasan KKN 2019,
bahwa kami KKN ini bukan untuk numpang tidur atau untuk liburan,
maka saya memberanikan diri untuk mengajak ngobrol beberapa ibu
samping kanan dan kiri saya sembari melakukan senam. Saya adalah orang
yang pemalu, dan tidak percaya diri untuk berinteraksi dengan orang baru.
Saya memperkenalkan diri mengatas namakan mahasiswa yang sedang
melaksanakan kegiatan KKN di desa ini, dan ternyata saya mendapat
tanggapan yang baik dikalangan ibu-ibu senam ini. Sembari
mempromosikan program utama kami yakni Hidroponik yang
membutuhkan dukungan penuh dan kerjasama dari warga Cibatok Satu
ini. Ada beberapa ibu dari orangtua murid sekolah dasar kemarin yang
menghampiri kami selama waktu istirahat berlangsung, mereka
menanyakan kapan program BimBel dimulai. Melihat antusias para ibu-ibu
tersebut saya merasa program kami di dukung oleh warga sekitar, saya
sempat berfikir sebelum datang ke desa ini, akankah sulit untuk membaur
ke masyarakat atau akankah sulit menjalani rangkaian program kerja kami
terutama saya takut kalau warga desa Cibatok Satu ini tidak mau ikut
berpartisipasi dalam melancarkan rangkaian program kerja kami. Dan
ketakutan tersebut hilang ketika kami sampai di desa ini yang baru
beberapa hari kami tiba di desa ini namun, sangat di terima dengan baik
dan hangat oleh warga dari desa Cibatok Satu.
194
Minggu pertama pun berlalu dan memasuki minggu kedua, kami pun
sudah menanti pekan ini. Karena semua program kerja kami akan mulai di
laksanakan pada minggu ini. Saya pribadi sangat menanti program Bimbel
sekolah dasar, melihat sedari kemarin tanggapan dari anak-anak warga
sekolah dasar serta orang tua murid sangat baik dan sangat antusias untuk
mengikuti program BimBel ini membuat saya tidak sabar menanti dan
merasakan bagaimana menjadi guru. Jadwal untuk Bimbel diadakan setiap
hari Senin dan Kamis, peserta Bimbel yang dapat mengikuti kelas kami
adalah dari tingkat 1 hingga kelas 5 SD. Dan saya kebagian mengajar di
tingkat 3 SD, dalam satu tim mengajar di bagi 4-5 orang pengajar. Kita
sudah menjadwalkan untuk mata pelajarannya, dan untuk yang pertama
kali kita mengajar pelajaran matematika. Sebenarnya program Bimbel ini
kami fokuskan untuk membantu mereka yang kesulitan dalam
mengerjakan pekerjaan rumahnya. Pada pagi hari kami semua sibuk
merencanakan teknik hingga soal yang akan kami ajarkan bersama masing-
masing tim. Sore pun tiba, dan sangat mengejutkan dimana peserta yang
datang jauh lebih banyak di bandingkan dengan perkiraan kami, makin
semangat kami melihat jumlah peserta BimBel yang datang. Hal ini menjadi
suatu pengalaman yang paling tak terlupakan oleh saya pribadi, ternyata
mengajar itu tidak sesulit dan membosankan yang saya selama ini kira.
Pada tingkat 3 SD terdapat satu anak yang memiliki kekurangan, tidak
sama seperti teman-teman yang lainnya. Sebelumnya, kami sudah
mengetahui dari beberapa warga yang membicarakan anak spesial satu ini.
Dalam hati saya merasa tertantang, saya merasa dapat mengajarkan anak
ini. Dia adalah Abi, sebagian orang bilang bahwa dia harusnya sudah
memasuki bangku SMP dan sebagian lagi ada yang bilang bahwa dia
sempat disekolahkan di SLB (Sekolah Luar Biasa) namun Abi tidak mau
meneruskan karena Ia merasa teman-teman di sekolahnya lebih parah dari
dia dan Ia ingin bersekolah selayaknya teman-teman mainnya dirumah.
Mendengar kisah tersebut menyentuh hati ini, selayaknya dengan yang
lain perlengkapan belajar Abi tidak kalah lengkap dari teman-temannya
yang lain. Melihat semangat belajarnya Abi memberikan semangat saya
untuk mengajarnya juga. Diantara teman-temannya yang lain Abi sangat
jauh tertinggal, Ia belum bisa membaca dan menulis. Lalu saya cari cara
bagaimana menyampaikan pelajaran yang kami ajar agar sampai ke
pemahaman Abi. Diantara teman-teman setim lainnya saya merasa tidak
ada yang benar-benar mau mendampingi Abi karena tau hal itu
membuatnya sia-sia. Namun, saya tidak patah semangat. Saya berhasil
menemukan cara dimana menyampaikannya butuh kesabaran yang ekstra
dan harus terus menerus diulang.
195
Senang rasanya, merasa diberi kesempatan lebih dalam hal ngajar
mengajar ini. Dan proses ngajar mengajar pertama kami pun berjalan
dengan baik. Tidak hanya program BimBel yang membuahkan cerita, di
minggu kedua ini kami menjalankan dua program kerja kami dan program
kerja kami yang lainnya adalah melaksanakan program hidroponik kami di
tahap I. Dilaksanakan pada hari Rabu, yang berlokasi di Mushola Al-
Ikhlas.
Fakta lain dari desa Cibatok Satu ini bahwa Masjid-Masjid di desa
ini kalah aktif dibandingkan Mushola yang tersebar di beda-beda RT.
Mushola Al-Ikhlas menjadi tempat bagi para warga melakukan banyak
aktifitas berasama, selain digunakan untuk melaksanakan aktivitas ibadah
juga untuk pengajian dikalangan pemuda dan ibu-ibu, juga untuk
melakukan aktifitas seperti pertemuan warga, pemuda, hingga dijadikan
lokasi perlombaan setiap acara penyambutan HUT RI. Bagi saya hal ini
sangat unik, melihat Mushola tersebut memiliki ukuran yang tidak besar
namun tidak mengurangi kehangatan antar warga menjalin silahturahmi
melewati aktivitas-aktivitas bersama. Dalam program hidroponik tahap I
ini kami melakukan penyuluhan mengenai pengenalan apa itu hidroponik,
melalui presentasi dari kami kepada warga desa Cibatok Satu yang
menghadiri penyuluhan hidroponik tahap I kami. Melihat antusias mereka,
membuat kami semakin semangat menjalani program kerja kami. Kami
sepakat bahwa pada hari Jum‟at adalah hari libur kami, dimana tidak
adanya program kerja yang dijadwalkan di hari itu.
Warga Cibatok Satu memiliki kegiatan kerja bakti di akhir pekan
yakni sabtu atau minggu, dan kami di undang warga untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti merka. Dari kantor desa
setempat memang sedang mengadakan perlombaan KRL (Kampung
Ramah Lingkungan) dan warga Cibatok Satu sedang merapihkan desanya
sedari beberapa pekan lalu, tidak hanya lomba kebersihan adapun kategori
mempercantik desa. Yang dimana desa Cibatok Satu menggambar serta
mewarnai sepanjang tembok perumahan warga. Kami pun ikut
berpartisipasi dalam kerja bakti tersebut, dan tak jarang malam hari pun
kami masih membantu untuk mewarnai tembok dengan cat. Adapun
kategori kerapihan serta kebersihan, dan kami turut membantu
membersihkan sampah-sampah dari lingkungan sekitar RT 001 RW 001
Cibatok Satu. Saat melakukan kerja bakti tersebut mayoritas dari kalangan
pemuda karang taruna yang turun melakukan aktivitas tersebut. Sudah
sangat terlihat bahwa warga desa Cibatok Satu ini sangat ambisius untuk
mengikuti kompetisi KRL tersebut, akan menjadi suatu kebanggaan untuk
196
memajukan desanya, hal ini sangat inspiratif dan sulit saya dapatkan di
lingkungan tempat tinggal saya.
Bulan pun sudah berganti, memasuki bulan Agustus dimana sudah
harus memikirkan mengenai perayaan HUT RI Ke-74 dan menyambut
PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) yakni Idul Adha. Walaupun kami
tidak mencantumkan dua perayaan tersebut sebagai salah satu program
kerja kami, namun kami berinisiatif untuk turun berpartisipasi menjadi
pengurus. Dalam hal ini kami bekerja sama dengan pemuda karang taruna
Cibatok Satu yakni Generasi Baru.
Lebaran Idul Adha jatuh pada hari Minggu tanggal 11 Agustus, di
mana ini adalah lebaran Idul Adha pertama saya tanpa bersama keluarga.
Setelah melakukan Sholat Ied, kami berkeliling kerumah warga untuk
bersilahturahmi. Aneh dan sedih rasanya tidak ketemu langsung dengan
keluarga, namun tertutup dengan suasana kekeluargaan setiap rumah yang
kami datangi. Terlebih saat kembali kerumah posko, saya mulai menyadari
bahwa teman-teman saya ini adalah keluarga inti saya selama sebulan
disini. Setelah istirahat sebentar, kami membantu para panitia kurban
untuk prosesi penyembelihan. Di siang hingga sore hari, kami berkeliling
untuk mendistribusikan daging kurban kerumah warga, tentunya baru
pertama kali saya melakukan ini.
Kami melakukan rapat perdana pada hari Minggu, tanggal 4
Agustus. Untuk membicarakan keberlangsungan perayaan HUT RI Ke-74.
„UIN x GB‟ kami menyebutnya begitu, sementara „x‟ ditengah
menandakan adanya terikatan kerja sama antara kami mahasiswa UIN
dengan pemuda karang taruna desa Cibatok Satu. Selama hampir dua
minggu kami mematangkan konsep perayaan HUT RI tersebut, saya
terletak di divisi Pubdekdok (Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi) di
mana saya bertanggung jawab akan dekorasi dalam perayaan nanti.
Merasakan bekerja bersama pemuda Cibatok Satu, suatu hal yang beda.
Beda karena memang mereka terkenal ramah sekali, beda dengan
kepanitiaan yang saya rasakan ketika di kampus maupun di luar kampus.
Saya disini merasa seperti sudah berteman lama dengan mereka, sangat
ramah dan tidak kalah inovatif karena terutama ketua dari kepanitiaan
perayaan HUT RI ini adalah pemuda karang taruna GB, Ia bernama Luluth
atau biasa kami panggil dengan sebutan Kang Luth. Kang Luth merupakan
mahasiswa seperti kami juga, alangkah senangnya kami dapat bekerja
sama dengan pemikiran yang sejalan. Hari pelaksanaan perayaan HUT RI
Ke-74 pun tiba, banyak kegembiraan yang menyelimuti langit Cibatok
Satu. Perlombaan diadakan dua hari berturut-turut, terpuaskan oleh
197
banyaknya peserta yang ikut dan sangat meriah ditambah kegembiraan
selama dua hari merayakan HUT RI Ke-74. Perayaan tersebut ditutup
dimalam hari pada tanggal 18 Agustus, serta diumumkannya pemenang
dari tiap perlombaan yang ada. Ibu-Ibu warga desa Cibatok Satu meminta
kepada panitia untuk diadakannya karoke bersama. Malam itu semakin
meriah dengan lantunan lagu dangdut serta goyangan para warga dan kami
teman-teman KKN 024 serta pemuda karang taruna GB. Malam yang tidak
akan saya lupakan, kegembiraan melupakan kita akan betapa lelahnya dua
hari belakangan ini.
198
Dari Sedingin Asing Sampai Sehangat Keluarga
Setelah masa pendaftaran KKN berlalu, munculnya pengumuman
pembagian kelompok KKN. Nama saya terletak di kelompok 24, dimana
dari 19 anggota hanya saya sendiri yang dari FISIP dan saya sama sekali
tidak mengenal satupun nama yang tertera di dalam kelompok 24 tersebut.
Lumayan kecewa akan tidak ada satu orang pun yang saya kenal, setelah
mengetahui bahwa terutama di FISIP yang dimana jumlah kami tidak
sebanyak fakultas lain, maka rata-rata hanya sendiri di kelompoknya. Yang
saya takutkan adalah apakah saya akan bisa nyambung dengan mereka dan
nyaman satu sama lainnya. Karena waktu satu bulan bagi saya tidak
sebentar. Keesokan harinya, group KKN 24 di Whatsapp terbentuk dan
langsung merencanakan pertemuan perdana kami dan sedikit
membicarakan mengenai pengumpulan beberapa berkas persyaratan
sebelum melaksanakan KKN.
Beberapa hari berikutnya tersebar di group mengenai pembekalan
KKN yang diwajibkan untuk seluruh peserta KKN tahun 2019. Dan kami
sepakat untuk mengagendakan pertemuan perdana kami setelah acara
pembekalan KKN berlangsung. Pada akhirnya kami pun berkumpul di
bawah Auditorium Harun Nasution, saya datang terlambat. Saya datang
dan memperkenalkan diri. Tidak sempat ku menatap satu persatu teman
sekelompok saya, karena saya memiliki sifat pemalu dan tidak percaya diri.
Di pertemuan pertama kami, tidak banyak basa basi kami langsung
menentukan kepengurusan kelompok. Saya menetapkan diri saya di divisi
acara, karena beberapa kali dalam kepengurusan acara saya memiliki
beberapa pengalaman dalam divisi tersebut. Pertemuan berikutnya, kami
mulai merancang program kerja kami. Beragam ide muncul dalam forum
rapat kami. Beberapa kali pertemuan dengan berbagai macam program
kerja. Kami memutuskan untuk berkonsultasi kepada DPL (Dosen
Pembimbing Lapangan) kami, ada sedikit kendala pada saat itu yang
membuat DPL kami harus digantikan dengan Pak Syarif. Beliau adalah
salah satu anggota dari PPM (Pusat Pengabdian kepada Masyarakat)
kampus. Setelah berkonsultasi kepada beliau, kami dikecewakan atas
langkah yang kami ambil adalah salah, di sarankan bahwa untuk
menciptakan sebuah program harus dengan melihat apa yang ada di desa
yang akan kami bangun. Ya, kami harus melakukan survey terlebih dahulu,
melihat situasi dan kondisi desa dan dari informasi tersebut kami bisa
mengambil keputusan program kerja kami. Survei berlangsung lebih dari
tiga kali, kami menemukan bahwa desa Cibatok Satu ini minim lahan.
Kami sepakat untuk membuat program kerja bernama Hidroponik. Saya
199
pribadi, datang dengan keadaan yang tidak begitu semangat untuk
membangun desa ini jadi di awal saya hanya mengikuti saja apa keputusan
forum. Namun, setelah beberapa kali rapat dan survey saya melihat bahwa
teman-teman KKN saya ini sangat bersemangat. Membuat saya terpicu
walau hanya sedikit. Saya belum begitu merasa cocok dengan mereka
walau sudah berkali kali bertemu.
Setelah merasakan hidup bersama satu atap dengan 18 anggota KKN
lainnya, banyak warna yang muncul ditengah-tengah kehidupan kami
selama kurang lebih satu bulan. Bahkan pada malam pertama kami
menginjakkan rumah posko KKN kami sudah berjalan tidak baik. Konflik
pertama pun muncul, hanya karena masalah sepele. Lumayan membekas di
hati ini. Sontak kami langsung terpecah, drama perempuan. Karena
mayoritas anggota kami adalah perempuan dan karena adanya kesalah
pahaman dari awal membuat kami terbelah menjadi dua kubu.
Minggu pertama hampir berakhir, saya izin untuk pulang karena
menghadiri Walimahtus Saffar anggota keluarga saya dan ada beberapa
teman yang juga izin pulang. Namun, kepulangan saya dan beberapa teman
dipermasalahkan oleh DPL kami. Dan hal ini menjadi titik puncak
permasalahan mengenai kesalah pahaman yang terjadi di kami. Saya pun
kembali ke rumah posko KKN setelah menghadiri acara Walimahtus Saffar
anggota keluarga saya, sesampainya dirumah posko sedang
berlangsungnya rapat evaluasi dan briefing untuk program yang kita
laksanakan mulai minggu berikutnya. Setelah selesainya rapat tersebut,
kami sepakat untuk mengadakan evaluasi anggota dan konflik dari hati ke
hati. Suasana berubah menjadi panas dan berujung tangisan. Kami saling
mengeluarkan semua keluh kesah terhadap sesama dan mencari solusi
terbaiknya, dan diakhir kami pun bermaaf-maafan dan berjanji untuk lebih
baik lagi. Dan evaluasi diri selesai pada pukul setengah dua dini hari,
merupakan malam yang panjang namun sangat melegakan. Saya menjadi
optimis akan menjalankan KKN dengan tenang tanpa berat hati.
Kami menyadari bahwa kami dihadapi dengan 19 kepala dengan satu
tujuan yang harus kami selesaikan selama satu bulan kedepan. Jika kami
tidak dapat bekerja sama dengan baik, akan diyakinkan satu bulan
kedepan tidak akan terasa nyaman dan lancar. Bertemu dengan perbedaan
karakter dan sifat yang mau tidak mau harus saling menerima. Namun,
menerima tanpa adanya kompromi tidak akan berjalan seperti yang kita
harapkan. Kompromi harus diimbangi dengan kesadaran diri akan
keburukan yang diri kita bawa bahkan sejak lahir, bahwa tidak semua
200
orang dapat menerima dengan mentah sifat yang kita punya. Alangkah
baik jika sama-sama belajar menahan diri, berbuat baik akan menyenagkan
orang lain adalah pekerjaan yang tidak sulit. Dengan saling bekerja sama
membangun kompromi bahkan sampai di hari terakhir kami menjalankan
KKN, kami kembali kerumah masing-masing dengan tangisan haru tidak
siap untuk berpisah kembali.
Riuh Rendah Suasana Desa Cibatok Satu
Kami sangat bersyukur ditempatkan di desa Cibatok Satu ini,
dengan diberi kemewahan atas rumah posko yang begitu besar pun murah.
Tidak seperti ketakutan ketakutan saya sebelumnya, cerita senior yang
menghantui diri saya. Dimana krisis air hingga tidak adanya jaringan
koneksi internet. Ternyata, kami mendapatkan wilayah yang kaya akan air
dan kaya akan jaringan koneksi internet. Beberapa teman beda kelompok
KKN saya mengeluh betapa tersiksanya mereka yang harus numpang
mandi di pombensin dan susah nya jaringan koneksi internet. Bersyukur
akan sebuah kenikmatan yang lebih selama menjalani KKN ini.
Menceritakan tentang kelebihan desa ini, saya mendapatkan banyak
pelajaran yang dapat saya petik setiap harinya. Dari yang pentingnya
menjalin hubungan baik antar tetangga, hingga kekompakan yang terjalin
diantara masyarakat Desa Cibatok Satu. Pengalaman yang saya tidak akan
perna lupakan adalah dengan beberapa ibu-ibu warga Cibatok Satu, yakni
Ibu Iin dan Ibu Hj. Yenny, mereka seperti ibu dan nenek selama KKN. Dan
juga pengalaman bersama pemuda karang taruna GB, yang membuat saya
terharu ketika pemuda GB memberi tau kami bahwa “tidak usah malu
untuk membaur layaknya ibu, bapak, kakek, nenek, saudara jangan malu
untuk menyapa kami”. Sebuah kehangatan yang sangat luar biasa yang
pernah saya rasakan dengan orang yang sama sekali saya tidak mengenal
sebelumnya. Sampai pada saat acara penutupan KKN kami, tak berhenti
saya menangis dipelukan Ibu Iin dan Ibu Hj. Yenny karena saya sangat
berterimakasih atas kebaikan, kehangatan, bimbingan yang kami dan saya
pribadi sangat rasakan dari mereka. Tidak terasa waktu satu bulan
ternyata begitu singkat, kami baru merasa dekat akan 2 minggu terakhir
sebelum berakhirnya KKN kami. Sedih dan haru mencampur aduk di
rongga dada, belum siap berpisah namun waktu sudah mengharuskan
kami untuk pulang. Walaupun, wilayah Cibatok Satu tidak begitu luas.
Kekompakan yang mereka tanam tidak pernah akan bisa ku lupakan dan
akan menjadi pelajaran yang penting bagi hidup saya kedepannya.
201
Kesan dan Manfaat Bukan Hanya Kenangan dan Cerita
Melalui KKN ini tentunya memberikan saya pengalaman baru dan
juga mengubah cara pandang saya tentang bagaimana bermasyarakat.
Dengan berbagai pengalaman singkat yang saya saksikan dan saya alami
selama bersosialisasi dengan masyarakat desa Cibatok Satu saya coba
mengerti dan menyelami seandainya saya adalah pemuda dan menjadi
bagian dari desa ini. program pengembangan desa yang kami gagas melalui
penanaman hidroponik dan juga dengan pembuatan green house, membantu
anak-anak desa untuk mengaji dan juga belajar pelajaran di sekolah
tentunya ini juga menjadi perhatian kami sebagai pemuda yang juga
menggerakkan desa.
Apa yang kami gagas melalui program penanaman hidroponik
tentunya ini kami harapkan berbekas di masyarakat Desa Cibatok Satu,
masyarakat juga melihat dari potensi ekonomis dan potensi lainnya
sehingga apa yang kami tinggalkan tidak kemudian terbengkalai begitu
saja karena masyarakat tidak melanjutkan ebtah karena tidak tertarik atau
memang kurangnya pengetahuan tentang bagaimana tentang menanamn
hidroponik dan pemanfataan green house.
Selanjutnya adalah bagaimana mendorong dari bidang Pendidikan
baik segi formal dan nonformal. Melihat potensi dengam banyaknya anak-
anak usia sekolah, tentunya ini juga menjadi peluang mengabdi dan
membantu masyarakat. Mengajar anak-anak mengaji dan juga pelajaran
sekolah tidak hanya sekedar menyampaikan materi yang sesuai atau
mengulang kembali pelajaran di sekolah yang sudah mereka lewati. Tetapi
dengan memberikan bimbel gratis atau dengan membantu anak-anak ini
mengaji juga diharapkan menjadi media penyampai pesan yang jitu, untuk
membantu orang tua dalam memantau dan juga mengontrol anak-anak
terutama usia sekolah dalam perkembangan dan pergaulan mereka.
Mengingat hari ini masalah yang dihadapi adalah penggunaan gadget yang
berlibihan dan juga oembiaran oleh orang tua si anak tersebut, apabila
tidak diperhatikan dan disikapi tentunya akan memberikan dampak yang
buruk bagi pribadi si anak dan juga kehidupan sosial anak nantinya.
Sedangkan kesibukan orang tua juga yang tidak sempat memantau sia
anak dengan gadget. Saya melihat kenyataan bahwa ada seorang anak yang
memang memiliki kebutuhan khusus tetapi seperti dapaksakan masuk saja
ke sekolah biasa, sedangkan di sekolah biasa belum tentu anak lainnya
mampu menerima bahkan anak itu sendiri apa mampu berdapatasi
terhadap lingkungannya.
202
Maka kedepan saya berharap dengan apa yang kami tinggalkan
selama KKN dan juga interaksi kami bersama dengan warga Cibatok Satu
dapat memberikan kesan dan juga pengalaman yang tertinggal yang kami
harapkan tentunya bermanfaat bagi warga cibatok satu. Meninggalkan
kesan yang bermanfaat bagi warga dan juga menyisakan kenangan yang
berarti sebagai keluarga.
203
M
SENDU SENANG DALAM BALUTAN RINDU
Oleh: Muhammad Irsyad Rachman
204
(Academic Information System) UIN Jakarta. Tak sabar rasanya saya
menunggu hasil pengelompokan KKN ini keluar, sebulan setelah
pendaftaran. Tibalah hari dimana nama-nama mahasiswa yang sudah di
kelompokan itu keluar, berjumlah 200 kelompok. Nama saya terdaftar
dalam kelompok 24 dengan lokasi di Desa Cibatok Satu, kecamatan
Cibungbulang. Di sinilah perjalanan KKN saya dimulai.
205
yang ada. Dan kami putuskan bahwa kami memfokuskan program
hidroponik untuk di desa Cibatok Satu, adapun program lainnya yaitu
melakukan bimbingan belajar di posko yang dihadiri oleh siswa dan siswi
SD setempat dan program terakhir yaitu melakukan seminar manajemen
organisasi dan kepemimpinan untuk siswa dan siswi tingkat SMA.
Bertepatan pada tanggal 22 juli 2019 Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2016 melakukan kegiatan Kuliah Umum
dalam Rangka Lepas Peserta KKN Tahun 2019. Ya, hari ini seluruh peserta
KKN dilepas untuk melakukan kegiatan di tiap-tiap desa. Kelompok kami
sepakat untuk berangkat di hari itu juga setelah pelepasan. Tepatnya
pukul 18.30 WIB kami berangkat ke desa Cibatok Satu. Semua barang di
masukan dalam Kopaja. Suatu momen di mana saya merasakan kebahagian
ketika pertama kalinya saya akan berangkat melakukan pengabdian untuk
masyarakat selama satu bulan. Gembira nan riang yang saya rasakan ketika
mengendari sepeda motor bersama teman-teman yang membawa motor.
Beberapa ada yang diantar oleh orang tua mereka, dan beberapa ada yang
menaiki Kopaja yang berisikan barang-barang kelompok. Tibalah
gerombolan motor dan Kopaja di desa Cibatok Satu sekitar pukul 21.00
WIB, sangat disayangkan tidak ada yang sambut kedatangan kami oleh
warga. Tapi saya berspekulasi bahwasanya warga memang sudah istirahat.
Karna memang sudah malam juga jadi mereka tidak sempat untuk
menyambut kami datang. Tapi tak jadi masalah mungkin besok ada yang
datang untuk sekedar menyapa kami di sini.
Cukup membuat saya heran melihat rumah yang akan saya tempati,
karena rumahnya sangat besar, memiliki banyak pintu dan kamar, dan
berlantaikan 2 tingkat. “keknya bakal betah nih kalo rumahnya kaya gini.” Ya, itu
kalimat yang saya lontarkan dalam benak pikiran kecil ini. Saya baru lihat
langsung rumahnya, karena saya tidak ikut ketika survei tempat tinggal
terakhir. Setelah kami sampai di rumah tinggal. Semua anggota membantu
menurunkan barang dari Kopaja. Saling bahu membahu kawan-kawan
semua dan para orang tua yang memang sudah tiba duluan di rumah. Lelah
rasanya menyetir motor dari Ciputat sampai Cibatok Satu. Tapi tak apa,
lelahku terbayarkan karena melihat rumah mewah yang bisa membuat
saya sangat betah nantinya. Rebahan sepertinya obat yang paling manjur
untuk saat itu. Tapi tidak untuk saat itu juga saya bisa rebahan. “yuk ade
206
ade kita ngajiin dulu yuk biar enak tinggalnya selama sebulan kedepan” suara lembut
dari salah satu ibu anggota kelompok yang agak mengganggu sedikit bagi
saya, tapi ya apa boleh buat saya lekas mengambil air wudhu dan
membuka quran digital lalu membaca surat yasin bersama-sama, dan
diakhiri membaca doa.
Pagi pertama yang saya rasakan dengan tenang dan nyaman, saya
coba keliling-keliling rumah ini dari lantai pertama yang memiliki 4 kamar
207
dan 1 dapur sampai lantai dua yang memiliki tiga kamar dan balkon yang
sangat luas, kesan pertama saya ketika melihat balkon adalah tenang,
sepertinya tempat ini yang bakal saya sering singgahi. Kegiatan hari
pertama adalah silaturahmi ke warga-warga dan ke kantor desa setempat,
dan begitu seterusnya hingga hari esoknya kita melakukan sosialisasi ke
sekolah MI Nurul Amin dan SD Negeri Cibatok Enam, karena waktu yang
terbatas dan kami pun harus mensosialisasikan bahwasanya akan ada
pembukaan kegiatan KKN di mushola al-iklas pada tanggal 24 Juli hari
rabu. Kami bagi menjadi beberapa bagian, ada yang sosialisasi ke sekolah,
ada yang ke kantor desa, ada juga yang menyebar surat undangan ketiap rt
dan rw yang ada di desa Cibatok Satu. Saya memiliki bagian untuk
menyebar surat ketiap tiap rt dan rw desa Cibatok Satu. Bahagia rasanya
saya memiliki kesempatan pertama kalinya untuk melihat-lihat suasana
desa Cibatok satu ini.
Setelah surat undangan tersebar, saya dan kawan-kawan menyusul
ke SD yang sedang di jumpai oleh kawan-kawan lainnya. Saya menemani
ketua untuk menemui kepala sekolah SD Negeri Cibatok Enam. Ramahnya
bukan main, kami disambut hangat oleh staf-staf guru maupun kepala
sekolah di sana. Panjang lebar ketua kami berbicara akhirnya kami di
ijinkan oleh kepala sekolah di sana untuk sosialisasikan program
bimbingan belajar kami di posko. Akan tetapi kepala sekolah sangat
menyayangkan program kita mengapa tidak dilaksanakan di sekolah. "Ade-
ade kenapa gak ngajar di sekolah aja? Biar kalian coba merasakannya betapa susahnya
menjadi guru SD" .Begitu kira-kira ucapan bapak yang saya ingat. Kami pun
mengutarakan pendapat kami mengapa tidak mengajar di sekolah, "Maaf
pak sebelumnya memang kita memiliki niatan untuk mengajar di sekolah, cuma menurut
pihak kampus, sebenarnya kita hanya selaku membantu dan menambahkan jam
belajarnya saja bukan mengganti jam guru yang biasa dipakai di sekolah". Ujar ketua
kelompok saya dan kawan-kawan yang ikut juga membenarkan hal
tersebut. Kepala sekolah pun memaklumi nya jika memang begitu
keputusannya.
Kegiatan hari itu pun selesai, kami semua pulang ke posko yang agak
jauh dari SD tersebut. Saya memilih berjalan kaki menuju posko dan yang
lain menaiki angkot yang lewat. Lagi-lagi saya ingin merasakan langkah
demi langkah di desa ini untuk lebih mengenal tempat-tempat yang ada di
208
desa ini. Sesampainya di posko, saya beristirahat sejenak dan melakukan
persiapan untuk kegiatan hari esoknya yaitu pembukaan kegiatan KKN di
musholla al-iklas.
Pembukaan kegiatan KKN pun berjalan dengan semestinya, warga-
warga pun sangat menyambut hangat dengan kedatangan kami, dan
sangat antusias dengan program-program yang ketua dan rekan-rekan
jelaskan di depan aula yang terdapat satu atap dengan Musholla Al-iklas,
dan kami pun kedatangan Perwakilan Dosen Pembimbing yaitu Pak Adeb,
dikarenakan Dosen Pembimbing aslinya berhalangan hadir karena sedang
sakit. Pada kesempatan ini kami juga memperkenalkan diri kepada warga-
warga yang hadir, dan mereka pun memperkenalkan satu persatu tokoh
masyarakat dan pejabat-pejabat desa yang ada. Ada satu tokoh masyarakat
yang saya sangat kagum. Yaitu Bu Hj. Yenny, ya beliau selaku tokoh
masyarkat di desa Cibatok Satu RT 001/RW 001 yang sudah berusia
terbilang melewati dari angka 60, tetapi jasmaninya sangatlah masih terasa
muda dan kuat. Selain Rt yang mengurus masalah dan keperluan
masyarakat beliaulah yang membantunya. Dengan cukup gertakan kepada
pemuda setempat. Beliau bisa menjadikan suatu hal sulit menjadi sangat
mudah. Tergambarkan ketika beliau berbicara di depan ketika perkenalan.
Acara pembukaan pun selesai, kami pun lekas balik ke posko. Satu
hal yang saya ingat betul-betul dari ucapan arahan yang di utarakan oleh
Pak Adeb kepada masyarakat yaitu "Tolong tegur mereka jika mereka berbuat
salah, saya perwakilan Dosen Pembimbing di UIN Syarif Hidayatullah menitipkan
adik-adik saya di desa ini. Dan untuk kalian mahasiswa, kalian membawa nama
almamater kampus UIN, yang mana kampus ini berbasis Islam Universitas Islam
Negeri. Jadi jangan sungkan-sungkan bapak dan ibu untuk menegur mereka jika mereka
melakukan hal yang tidak sesuai dengan syariat islam". Kurang lebih demikian
Bapak Adeb menegaskan.
Sportif Dengan Program Yang Ada
Hari demi hari telah terlewatkan, masuk minggu ke-2 saya lebih ingin
sibuk di desa ini, kebetulan memang ada kegiatan tiap malamnya yaitu
mural tembok-tembok di RT 001/ RW 001. Saya dan rekan-rekan cowok
lainnya ikut andil dalam kegiatan ini, jujur untuk pertama kalinya saya
melakukan mural ini. Sehingga saya dan kawan-kawan kebingungan ingin
melukis apa. Ada salah satu warga menceletuk "Udeh gambar aja dulu, bagus
209
ga bagus belakangan, hehe" Om Oce kerap di panggil oleh warga di sana, beliau
memang begitu orangnya, ada darah keturunan betawi, jadi wajar kalau dia
sering ceplas-ceplos karena baru dua bulan Om Oce tinggal di sini bersama
ibunya, sebelumnya om oce tinggal di Jakarta.
Setelah lama kami berfikir akhirnya kami menemukan gambar yang
sekiranya bisa kami gambar di tembok. Kemudian teman saya Ponco mulai
menggambar dengan pelan dan hati-hati. Setelah tergambar saya yang
mewarnainya. Tetapi tidak sampai selesai, karena waktu sudah
menunjukan larut malam, akhirnya kami pulang ke posko dan pamitan ke
warga yang memang sebentar lagi selesai. Keeseokan harinya saya
bingung, tiba-tiba hasil mural yang semalam sudah diwarnai. Ternyata
dilanjutkan oleh warga semalam, dan kejadian itu tidak terjadi hanya
sekali, tetapi beberapa kali sehingga membuat kami dan pemuda setempat
merasa ada rasa canggung, sampai-sampai kami sekelompok sepakat,
bahwa kami harus membuat rapat gabungan antara pemuda setempat dan
kelompok KKN untuk merundingkan masalah kegiatan dan program-
program yang ada di desa maupun di kelompok kami sendiri. Kebetulan
sekitar 3 minggu lagi bertepatan Hari Ulang Tahun Indonesia, yang mana
desa ini biasa merayakannya dengan mengadakan beberapa perlombaan.
Sekalian saja kami bahas sekilas tentang HUT RI di dalam forum ini.
Rapat akbar pun dimulai setelah sholat isya, Pak Adeb pun datang
untuk monitor kami di posko, kebetulan pada malam itu juga mati listrik
yang berkepanjangan lamanya, sudah mati dari siang sampai larut pukul
02.00 WIB pagi kira-kira. Akan tetapi rapat akbar tetap terlaksana.
Menimbang hari demi hari semakin sempit untuk kegiatan-kegiatan
lainnya. Kami pun memaksakan walau dengan suasana gelap-gelapan.
Acara pun berlangsung, dikarenakan saat itu ketua kelompok kami sedang
pulang dan kawan-kawan menunjuk saya untuk memimpin rapat. Dengan
berat hati saya membuka rapat akbar ini. Karena tidak ada persiapan sama
sekali saya pun bingung mulai dari mana, akhirnya ketua RT 001 pun
memulainya. Beberapa hal yang dibahas dalam forum ini, pemuda GB 17
lebih mengarahkan kepada persiapan kegiatan HUT RI 17 Agustusan, dan
kami pun mengikuti alur rapatnya. Setelah panjang lebar berbicara,
akhirnya selesai juga rapat akbar yang cukup lama dirembukan. Akhirnya
kami merasa tidak ada canggung lagi waktu malam itu, setelah rapat akbar
210
Pak Adeb mengajak kami untuk rapat internal di posko. Pak Adeb pun
berpesan "kalian harus sportif dengan desa ini, kalau memang program kalian ingin
berjalan dengan baik, kalian juga harus ikut andil dalam program mereka"
Satu kata yang benar-benar saya ingat adalah "sportif.
212
N
PERJALANAN PENUH ARTI DAN KEINDAHAN
Oleh: Nia Fitri Kurniawati
KKN (Kuliah Kerja Nyata)?
Hari Senin 22 juli 2019 adalah hari awal untuk saya memulai hari
jauh dari keluarga dan tinggal sebulan di tempat pengabdian, dimulai
dengan acara pelepasan seluruh peserta KKN di Gedung Auditorium
Harun Nasution Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kegelisahan mulai muncul dihati saya dimana saya harus benar-benar
dekat dengan orang-orang yang baru saya kenal bahkan belum ada
kenyamanan didalamnya. Drama baru dimulai untuk diri saya yang
menurut saya lemah ini, diawal pengabdian saya selalu mengeluh kepada
diri sendiri akan tetapi saya berpikir mengeluh bukan solusi terbaik. Ini
adalah perjalanan berharga, perjalanan perdana dan kamu harus bersyukur
melewatinya. Sampai akhirnya saya mulai lupa dengan kelemahan saya dan
saya memutuskan untuk tidak minta dijenguk orang tua, bibi atau sepupu
yang rumahnya tidak jauh dari tempat singgah saya. Dari KKN ini saya
ingin mencari pengalaman yang benar-benar berbeda dari sebelumnya.
pelajaran dimana saya harus sabar menghadapi orang-orang baru, harus
mengerti keadaan, harus mengerti tanggungjawab, harus peduli sesama,
tidak boleh egois, harus saling membantu, harus kompak dan harus ikhlas.
215
baik sekali suka membantu di segala bidang selagi dia mampu, ada yang
suka memasak, ada yang suka membuang sampah.
Banyak kisah yang tidak akan saya lupakan selama KKN dengan 18
orang ini, walaupun saya di KKN ini lebih banyak diamnya dan lebih
memilih sebagai pendengar karena satu dan lain hal yang tidak bisa saya
jelaskan dan hanya saya jadikan pelajaran berharga di hidup saya.
Kebiasaan-kebiasaan seperti breafing untuk kegiatan esok harinya serta
evaluasi kegiatan yang sudah kita lewati itu menjadi ikatan penting selama
kita tinggal satu rumah dan juga menjadi momen yang tidak akan saya
lupakan. Banyak hal yang berubah,Pada saat saya berada dirumah dan saat
saya KKN salah satu contohnya adalah waktu tidur saya. Saat saya berada
di rumah waktu tidur saya pukul 22.00sedangkan saat saya melakukan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada pukul 22.00 masih melaksanakan breafing
untuk kegiatan esok hari. Breafing biasanya selesai dilakukan pukul 23.00
atau waktu yang tidak ditentukan,setelah breafing atau evaluasi saya
biasanya langsung masuk ke kamar akan tetapisetelah sampai dikamar
saya tidak langsung tidur dan sering sekali cerita – cerita sampai lupa
waktu dan pada akhirnya kita ketiduran. Dalambreafing atau evaluasi itu
lah konflik-konfik muncul dengan adanya konflik adalah cara untuk kita
belajar dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya, dari konflik
itulah kita masing-masing orang belajar dalam bersikap. Di minggu
pertama kita satu rumah tidak berjalan dengan mulus ada saja perselisihan
yang timbul antara satu dengan yang lainnya, mulai dari konflik teman
wanita sampai konflik program seperti miss comunication, tanaman
hidroponik yang mati, penyuluhan hidroponik untuk bapak-bapak tidak
ada yang datang, dan masih banyak hal lainnya.
218
Tenyata dirumah yang kami banggakan ini bukan melulu hanya cerita
senang dan sedih. Ada cerita lain yang hampir semua anggota KKN rasakan
termasuk saya. Iya saya sendiri merasakannya di mulai di hari kedua saya
berada di rumah tersebut. Awalnya saya tidak mau menghiraukan
walaupun aslinya saya memang orang yang teramat takut tetapi saya
diawal tidak mau terlalu menunjukan ketakutan tersebut. Rumah yang
kami singgahi ternyata horor, iya jelaslah horor karena rumah tersebut
memang rumah tak berpenghuni dan hanya dipakai jika ada yang menyewa
untuk acara pernikahan. Rrumah tersebut sudah berpuluh-puluh tahun
kosong dan hanya direnovasi saja tetapi tidak dihuni oleh pemiliknya,
maka dari itulah rumahnya sangat layak untuk kami tempati karena
terawat. Tidak sedikit warga di daerah tersebut bilang “gimana neng betah
tinggal disana? Sudah liat apa saja neng?” Dan pertanyaan lainnya yang menjurus
ke arah mistis.
219
kamar saya yang bernama Asa sakit perut disertai keram yang teramat
sakit dan memutuskan malam-malam ke klinik 24 jam untuk berobat. Di
dalam kamar seharusnya ada saya, Alifia, Dhika, Laras dan Theda karena
Hastin menemani Asa ke klinik 24 jam. Saya tidur teramat nyenyak dan
saya tidur lebih awal karena besok pagi saya kedapatan jadwal piket
masak dan harus ke pasar pagi-pagi. Tiba-tiba ketika saya sedang tidur
saya merasakan ada yang memegang tangan kanan saya, dan saya langsung
merasa ada yang menyentuh tangan saya. Dalam hati berbicara “ Theda kali
ya yang pegang” karena posisi sebelah kanan saya tidur adalah Theda. Saya
berusaha untuk bangun dan ternyata tidak bisa, mungkin itu yang dibilang
tindihan oleh kebanyakan orang. Saya susah bangun dan saya membaca
Ayat Kursi sampai berkali-kali tetapi saya tidak berani untuk membuka
mata karena saya terlalu penakut, setelah beberapa menit saya bisa
bangun. Ketika saya bangun dan mengecek posisi kanan saya sudah ada
Theda atau belum, ternayata kosong tidak ada Theda dan hanya ada saya
bersama Alifia yang sedang tertidur lelap. Bisa dibayangkan ketakutannya
saya, rasanya saya inggin sekali keluar kamar dan teriak-teriak tetapi saya
malu dan kasian jika Alif saya tinggal sendiri. Akhirnya saya memutuskan
untuk bersembunyi dibalik selimut dengan membaca Ayat Kursi,
kemudian beberapa menit Asa pulang dari klinik dan teman-teman yang
lain mulai berdatangan ke kamar untuk melanjutkan tidurnya. Dari hari
itulah saya semakin berhati-hati dan mengurangi hobi saya yaitu melamun.
Itulah cerita horor yang saya alami, Alhamdulillah hanya 2 kali saja.
Walaupun kata orang-orang horor tetapi saya tetap berterimakasih kepada
rumah horor tersebut. Tanpa rumah itu tidak ada kenangan yang terukir
selama satu bulan di Cibatok Satu.
Cibatok memang memiliki arti untuk saya selama satu bulan saya
tinggal di desa tersebut, di bawah langit Cibatok pengalaman baru saya
terukir. Di daerah tersebut saya bisa mengenal dengan orang-orang baru
yang baik, di Cibatok saya belajar hidup mandiri. Berawal dari program
kelompok kami sudah di susun saya mulai menjalankan hari-hari saya di
Cibatok Satu. Awalnya memang terpaksa dan ingin pulang saja ketika saya
belum mengenal semuanya. Hari demi hari saya jalankan dan makin
220
mengenal semuanya rasanya nyaman dan berat untuk nantinya saya
meninggalkan desa tersebut. Kegiatan yang setiap harinya saya jalani
beserta teman-teman saya yang membuat saya makin rindu akan desa
tersebut saat ini.
222
O
MENYUSURI LENTERA DI UFUK BARAT KABUPATEN
PRIANGAN
Oleh: Nur Safitri Wihastin
223
akan sefrekuensi dengan saya atau saya bahkan tidak ingin pulang
nantinya. Pikiran dan hati mulai beradu dan sedikit hancur.
224
dapatkan bahwa Kuliah Kerja Nyata mungkin tidak seburuk yang saya
bayangkan.
22 Juli 2019, masih teringat jelas di benak saya. Hari dimana saya
tidak mau melewatinya. Hari menakutkan bagi saya. Mengapa? Hari itulah
pelepasan untuk seluruh peserta Kuliah Kerja Nyata sekaligus hari
keberangkatan untuk mengabdi pada masyarakat Cibatok Satu selama
satu bulan. Hari terakhir untuk bertemu sahabat-sahabat dan keluarga.
Tangis saya pecah saat berpamitan dengan orangtua. Tepukan dan ciuman
hangat menggetarkan seluruh diri saya. Siap tidak siap saya harus siap.
Saya harus bertanggungjawab dengan apa yang sudah saya pilih, saya
harus selesaikan dengan baik juga dengan apa yang sudah saya pilih. Ini
proses serta peraturan, ikuti saja, jangan jadikan beban maka engkau
menjalaninya akan ikhlas. Begitu pesan ayah saya sebelum saya mengabdi.
Kembali lagi dalam lingkup kelompok saya yang sangat luar biasa.
19 orang yang terdiri dari perbedaan sikap, sifat, suku, ras, adat, budaya
dan tentunya dari fakultas serta jurusan yang berbeda. Survei yang
mungkin sedikit menyatukan kami. Tertawa melihat tingkah laku teman
lain, apapun ditertawakan di sepanjang jalan, hingga salah jalanbersama-
sama. Mungkin ada konflik awal yang tidak terlalu besar, seperti
penyewaan rumah dan bingung karena kelompok kami tidak ada donatur.
Minggu pertama yang saya rasakan masih terselimut oleh keegoan saya
pribadi. Sulit untuk menerima orang baru hadir dalam kehidupan saya.
225
Namun, kami semua mencoba membangun rasa untuk kenyamanan dan
kepentingan kami semua. Rumah yang kami tempati cukup luas, ada dua
lantai, dimana lantai satu terdapat 2 kamar tidur yang keduanya
digunakan untuk perempuan. Sedangkan lantai atas digunakan untuk laki-
laki. Disinilah awal konflik kami terjadi.
Saat tiba disana, warga menyambut kami dengan antusias, penuh sapa
dan kehangatan. Ketika pembukaan Kuliah Kerja Nyata, banyak warga
yang hadir dan memberikan semangat untuk kami. Semoga betah katanya.
Warga berharap kami bisa bekerja sama membangun desa mereka menjadi
lebih baik terlebih Desa Cibatok Satu dipilih untuk mengikuti kompetisi
Kampung Ramah Lingkungan yang artinya sejalan dengan program utama
kami yaitu pembuatan green house yang didalamnya akan diisi oleh
tanaman-tanaman hidroponik. Dua minggu kami tinggal di desa ini,
banyak warga datang mengunjungi posko kami dan tidak tanggung-
tanggung, kami diberikan buah tangan berupa hasil panen mereka. Seperti
tomat, anggur, manga, singkong bahkan siomay siap makan untuk 19
orang, begitu baiknya. Saya pun seperti merasa mempunyai ibu angkat
disana. Ibu Iin namanya. Cantik, lembut, penuh kasih sayang. Beliau
memiliki 2 orang putri. Putri pertamanya sudah menikah dan memiliki 1
orang anak perempuan. 1 putrinya lagi usianya tidak jauh berbeda dengan
saya. baru saja lulus S1 dan sudah bekerja menjadi guru di SMK Bumi
Sejahtera yang berada di seberang posko kami.
Saya Pamit
230
hangat warganya selalu tersimpan dalam diri saya. Teringat sekali saat saya
melihat bagaimana upaya warga untuk lebih memajukan Desa Cibatok
Satu hingga menghasilkan hal yang luar biasa. Juara III kompetisi
Kampung Ramah Lingkungan contohnya. Terima kasih saya ucapkan
kepada seluruh masyarakat yang telah rela meluangkan waktunya untuk
berpartisipasi dalam program kerja yang saya dan teman-teman adakan,
khususnya untuk Ibu Hj. Yeni, rekan-rekan karang taruna Generasi Baru
17, Bapak dan Ibu RT 001 RW 001 Desa Cibatok Satu, Kepala Desa beserta
jajaran Desa Cibatok Satu. Semua kebaikan dan keikhlasan akan kami
ingat. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang
lain.
231
P
KISAH LAINKU
Oleh: Qotrunnada Salsabila
Ketika saya berdiri didepan pagar sebuah rumah besar dengan jalan
berbatu yang di penuhi kawanan ayam kate.Terbesit dipikiran sambil
menyeringai kecil, “Selamat memulai kisah menyenangkan lainnya, neng”.
Ketika sampai di lokasi yang akan menjadi posko KKN 024 SAHWAHITA
hampir tengah malam, ada sebagian dari kami yang diantar orangtuanya
sedang menunggu kami yang naik Kopaja dengan semua barang rumah
tangga menumpuk di belakang. Kami, para orang tua dan abang Kopaja
bahu membahu memindahkan barang-barang kedalam rumah besar itu.
Waktu kebersamaan dengan para orangtua pun usai, sang anak melepas
kepergian orangtuanya dengan berpeluk lama, tinggalah kami 19 orang
yang akan memulai kisahnya bersama didesa Cibatok Satu ini. Dengan
berbekal kekhawatiran dan keragu-raguan, Bismillah.
Warna-Warni Kelompokku
Kelompok KKN saya terbentuk pada Rabu satu Mei 2019, kami
beranggotakan 19 orang diantaranya ada Bayu Pradana Ramadhan dari
jurusan Agribisnis sebagai ketua, Cut Annisa Tamara dari Jurusan
Perbankan Syariah dan Alifia Mas‟ud dari Jurusan Sejarah Peradaban Islam
234
sebagai Sekertaris 1 dan 2, Siti fadilah dari Jurusan Studi Agama-agama
sebagai Bendahara 2 yang membantu saya Qotrunnada Salsabila dari
Jurusan Tarjamah sebagai Bendahara 1, Nur Safitri Wihastin dari Jurusan
Pendidikan IPS, Laras Narpaduita Putri dari Jurusan Hubungan
Internasional dan Akbar Fadilah dari Jurusan Ilmu Filsafat sebagai Divisi
Acara, Imam Taufiq Ponco Utomo dari Jurusan Sistem Informasi, M.
Irsyad Rachman dari Jurusan Bahasa dan Sastra Arab dan Rahma Putri
Cesar Rahayu dari Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam sebagai Divisi
Dokumentasi, Almira Mey Tedha dari Jurusan Hukum dan Redja Alyusfin
dari Jurusan Manajemen sebagai Divisi humas, Dhika Damayanti dari
Jurusan Pendidikan Fisika, Cica Nurtia dari Jurusan Biologi dan Fitrianah
dari Jurusan Pendidikan Agama Islam sebagai Divisi Konsumsi, Nia Fitri
Kurniawati dari Jurusan Akuntansi, Imam Haidar dari Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris dan Encep Dudin Saepudin dari Jurusan Hukum Keluarga
sebagai Divisi Perlengkapan.
235
bisa sampai nangis, ada si Dhika wanita strong yang bisa segala nya tapi
kalausudah tidur tidak bisa dikontrol posisi nya.
Di suatu malam ketika rapat evaluasi rutin yang selalu kami adakan
selepas ada agenda di pagi atau siang hari nya, saya lupa siapa yang
mencetuskan habis rapat evaluasi tolong agendakan juga agenda sharing
bareng. Nah, di malam itu masing-masing dari menyampaikan keluh kesah
nya dan kesannya ketika sudah dua minggu menghabiskan waktu untuk
tinggal bersama di rumah besar itu, ada yang merasa senang dengan
keluarga baru nya, ada yang tidak suka dengan nada bicara temannya, ada
yang sedih ketika bantuan dari ibu dan saudaranya di tolak di kelompok,
ada yang jarang buka suara ketika ada forum, ada yang merasa tidak
dianggap di divisi nya, ada yang merasa kerja sendiri di divinya, ada yang
236
menghindari konflik, ada yang merasa dia terlalu dominan, ada yang suka
ngatur pekerjaan orang lain, ada yang selalu menjadi penengah, ada yang
cuma bisa bersedih melihat kondisi teman-temannya dan lain-lain.
Kemudian dari semua keluhkesah dan kesan itu timbulah klarifikasi dan
pembenaran yang tidak diketahui masing-masing dari kami, dan itu
mejadikan kami semua sadar bahwa perbedaan itu wajar dan harus saling
mencoba untuk memahami bagaimana masing-masing dari kami dan
bagaimana menekan ego masing-masing, karna kita disini satu tubuh
ketika ada yang teriris sedikit, semua bagian tubuh pun merasakan dan
punya responnya sendiri. Ketika semua sudah berakhir ada agenda salam-
salaman tumpah semua isak tangis dan selesai.
Wanitanya Kuat-Kuat
Pada rapat pertama dengan para pemuda Desa Cibatok Satu kami
membahas struktur kepanitiaan dan berapa lomba-lomba yang akan di
selengarakan, disini panggilah pemuda dengan sebutan anak “GB”. Dan di
struktur kepanitiaan ini saya dan teman Redja Alyusfin menjadi
koordinator lomba makan kerupuk namun saya lebih tertariknya di lomba
tarik tambang, bergumam dalam hati,“Walaupun bukan jadi koordinator
tarik tambang, tapi lomba tarik tambang sama ibu-ibu kuat kelopok KKN
saya harus menang.” Kedua keliling rumah warga untuk minta sumbangan
237
minimal dua puluh ribu untuk membantu keberlangsungan 17 Agustusan
dan pendataan bagi keluarga yang punya anak untuk diikutsertakan dalam
perlombaan anak, banyak perlombaan yang diselenggarakan untuk anak
TK, SD, SMP, ibu-ibu kuat dan bapak-bapak. Pada pagi hari H nya Sabtu,
17 Agustus 2019 kami semua berkumpul bersama warga dan melaksanakan
upacara bersama dan menyanyikan lagu Hari Merdeka, lalu sekita pukul
sembilan perlombaan pagi anak-anak pun dimulai ada lomba estafet
bendera, lomba memasukkan palu kedalam botol, lomba makan kerupuk,
lomba pindah belut, lomba estafet kelereng, lomba pecahin balon dengan
mata tertutup, lomba mewarnai, lomba Ranking 1, lomba murotal dan lain-
lain. Kemudian siangnya giliran ibu-ibu kuat yang mengikuti
perlombaannya disitu terasa sekali kedekatan kami dan warga karna kami
pun ikut bersama warga dalam berbagai perlombaan, nyanyi dangdut
bersama, ada ajakan untuk berbaurlah bersama kami, menyenangkan.
Kedua, pada agenda peresmian Green House Hidroponik pada pukul 09.00
pagi yang dihadiri DPL kami Bapak Syarif Nasution dan Ibu Hj. Yeni
selaku tokoh masyarakat serta ibu-ibu kuat yang selalu mengikuti
penyuluhan hidroponik kami dari tahap pertama sampai tahap terakhir.
Pada agenda ini di MC- kan teman saya Rahma Putri Cesar Rahayu dan
doa oleh M. Irsyad Rachman, kemuadian ada sedikit sambutan dari Bapak
Syarif lalu yang membuat sedih ada sepatah kata dari Ibu Hj. Yeni beliau
berkata, saya sangat bahagia dengan adanya mahasiswa disini mejadi
keluarga baru kami dam membawa sebuah misi yaitu membangun Green
House ini, saya sangat bahagia karena pembangunan ini adalah impian saya
dari bebepa waktu yang lalu namun pihak desa tidak mendukung secara
materi, jika tidak ada mahasiswa yang bisa membantu pembuatan
bangunan ini impian dan harapan saya tidak akan terwujud, karna
pembangunan ini juga tidak memakai biaya yang sedikit.
Jadi bagi para ibu-ibu yang hadir disini lihatlah ini impian kita
sudah terwujud maka jagalah bersama. Jangan sungkan karena ini milik
kita bersama dan harus kita urus bersama juga. Kita disini sudah sangat
beruntung dengan adanya mahasiswa sepeti gayung bersambut, kita ada
niatan buat hidroponik, mahasiswa sudah buatkan bangunan Green
Housenya, alhamdulliah. Tumpah ruah tangis kami melihat Ibu Hj. Yeni
berbicara seperti itu kami langsung menghampiri beliau dan berpelukkan
238
sambil berbisik,“kami juga sangat berterima kasih bu, Ibu dan dan warga
sangat menyambut baik kami disini. “Kemudain kita makan bakso bersama
ditraktir pak Syarif.
Kalau sepengamatan saya dari awal tinggal di Desa Cibatok Satu ini,
ketika ngajar bimbel sebagian murid-murid yang kami ajarkan belum
menguasai pembahasan PR mereka masing-masing, biasanya PR diberikan
kepada murid yang sudah diajarkan dan adanya PR buat latihan mereka.
Namun dalam bimbel yang kami selenggarakan murid-murid sama sekali
tidak paham apa materinya, jadi kami seperti mengajarkan mereka dari
awal, bisa disimpulkan bahwa? Ya, kurang nya guru memahamkan kepada
murid terkait penguasaan materi yang di berikan. Jadi harapan saya
semoga kedepannya metode yang di berikan kepada murid itu sesuai dan
murid pun akan paham dengan mudah. Lalu ketika penyuluhan
Hidroponik, karna mayoritas bapak-bapaknya adalah pedagang ataau
pekerja kantoran jadi yang mengikuti semua rangkaian penyuuhan kami
adalah ibu-ibu kuat, itu sebabnya saya buat sub judul “Wanitanya kuat-
kuat”. Bagi saya ketidakadaan bapak-bapak tidak masalah selama ibu-ibu
nya bekerjasama saling bahu membahu, tapi apa salahnya juga kalau hari
libur bapak-bapak juga dilibatkan dalam pengurusan Hidroponik,
harapannya hidroponik bukan hanya berkembang di Green House saja tapi
juga tapi dirumah masing-masing kepala keluarga pun ada budidaya
tanaman Hidroponik nya. Satu lagi, pengadaan lembaga Tahfiz Qur‟an,
ketika ngajar ngaji di mushola banyak anak-anak yang sudah bagus bacaan
Qur‟annya, lebih bagus lagi apabila ada lembaga binaannya denganrencana
kedepan bisa mengikuti lomba dan sebagainya.
239
Q
240
Tujuan utama dari KKN ini adalah untuk membentuk pribadi
mahasiswa yang mampu bekerja sama dalam tim serta tekanan yang
memiliki kemungkinan datang dari segala pihak baik dari pihak internal
mahasiswa maupun eksternal mahasiswa, selain bertujuan untuk
melaksanakan kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi, program KKN ini
juga memiliki tujuan yang tepat sasaran kepada mahasiswa sebagai
pelaksana KKN, di mana mahasiswa dituntut untuk menyesuaikan diri
dengan cepat dan baik ke dalam masyarakat dan segala permasalahan yang
ada dalam masyarakat. Selain itu mahasiswa dituntut berfikir aktif dan
cepat tanggap menghadapi tantangan atas segala permasalahan yang ada
dalam masyarakat dengan menawarkan inovasi-inovasi yang dapat
memotivasi masyarakat demi mewujudkan masyarakat madani. Melalui
aplikasi keilmuan yang bermanfaat diharapkan menciptakan intregasi yang
kuat antara mahasiswa dan masyarakat.
242
5. Bendahara 2, Siti Fadilla, Fakultas Ushuludin Jurusan Studi Agama
Agama
6. Humas 1, Redja Alyusfin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Manajemen
7. Humas 2, Almira Mey Theda, Fakultas Syariah dan Hukum,
Jurusan Ilmu Hukum
8. Nia Fitri Kurniawati, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Akuntansi
9. Laras Narpaduita Putri, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Jurusan Hubungan Internasioal
10. Imam Haidar Hasyim, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
11. Dhika Damayanti, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan Fisika
12. Fitrianah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan Agama Islam
13. Nur Safitri Hastin, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
14. Imam Taufiq Ponco, Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Sistem
Informasi
15. Cica Nurtia, Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Biologi
16. Akbar Fadilah, Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Aqidah dan
Filsafat Islam
17. Muhammad Irsyad Rachman, Fakultas Adab dan Humaniora,
Jurusan Bahasa dan Sastra Arab
18. Encep Dudin Saepudin, Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan
Hukum Keluarga
Dan saya sendiri sebagai penulis dalam laporan ini.
Ya, itulah mereka kawan baikku, keluarga singkatku. Karakter
mereka membuat kami saling melengkapi satu sama lain, disini kami
ditempa bukan oleh orang lain melainkan diri sendiri dimana kami
dituntut oleh keadaan untu menekan ego kami masing-masing, belajar
mandiri,disiplin, merendah dan saling peka terhadap kesulitan orang lain,
selama minggu pertama kegiatan kami seputar berkeliling dan bersosialiasi
serta mengenalkan diri kepada masyarakat sekitar. Kelompok yang Insya
243
Allah bermanfaat bagi orang lain ini mulai membentuk citra pada
masyarakat, saya lihat antusias dari masyarakat yang sangat hangat
mempersilahkan kami masuk dan bercanda tawa ria adalah hal manis di
awal KKN ini.
Selalu ada cerita dari setiap masing masing kami entah itu soal
jurusan masing-masing kami ataupun seputar hal-hal kecil yang kami
bicarakan untuk membuat kami semakin dekat satu sama lain. Hari-hari
berlalu kegiatan demi kegiatan, agenda demi agenda kami lalui dan ada
pada suatu saat konflik internal muncul pada kami, ini sudah saya
perkirakan sebelumnya mengingat menekan ego, menyatukan 19 kepala,
tinggal untuk waktu yang lumayan lama dibawah tekanan bukanlah
sesuatu hal yang mudah, wajar bila banyak konflik yang muncul sama seperti
ibarat garam dilautan, berbeda pendapat adalah hal wajar sama seperti garam dilautan,
karena orang tak banyak mempertanyakan kenapa laut selalu asin.
244
Selain konflik ada juga yang membuat saya bangga dari kelompok
ini adalah kerjasama yang sangat luar biasa untuk mewujudkan dan
menyukseskan 3 program kami ditengah konflik demi konflik. Dan satu hal
lagi saya sebagai penanggung jawab program utama Green House
Hidroponik Sahwahita sangat bangga kepada kelompok ini mampu
mendirikan sebuah Green House yang tidak mudah, tidak murah dan tidak
sebentar dalam pembuatannya. Dan ketika kami mulai saling mengenal
dan memahami, hari semakin cepat berjalan dan yang memang kita
butuhkan adalah sebuah durasi.
Jujur pertama kali ketika survey ke desa Cibatok Satu aku merasa
bahwa desa ini cukup maju dan bukan merupakan desa yang tertinggal
tapi ketika beberapa perangkat desa yang menemui kami menceritakan
beberapa permasalahan yang ada di desa itu. Mulai dari masalah sampah,
keaktifan pemuda desa hingga masalah lingkungan. Satu hal yang
membuat saya bangga dari Desa Cibatok Satu ini adalah bahwa desa ini
didaulat sebagai desa percontohan untuk Program Kampung Ramah
Lingkungan. Sehingga perlu usaha yang lebih giat dan kreatif serta inovatif
dalam menghadapi segala problematika lingkungan.
Pada hari hari terakhir kami sangat berat untuk meninggalkan desa
yang kami kenal selama lebih dari sebulan ini. Tangis Bu Hj. Yeni semakin
membuat langkah kami terasa berat, luapan terima kasih oleh Bu Hj. Yeni
pada pembukaan Green House “Hdroponoik Sahwahita” membuat air mata
kami tak lagi terbendung. Masih ingat betul ucapan Bu Hj. Yeni kala itu,
246
“Terima kasih kita telah diberi green house ini oleh anak anak KKN
uin, yang selama ini kami cita-citakan hanya belum terlaksana
karena kendala biaya, dan anak-anak uin ini baik pak, sopan sopan,
rajin dan bergaul sama warga”.
Kedua, untuk warga desa Cibatok Satu, bagian semesta yang cukup
sempurna dalam kias makna yang tak pernah sederhana, harapan saya
setelah merasuk kedalam kehidupan yang cukup membuat saya berkali-
kali tersungkur atas permasalahan dimulai dari konflik internal, kondisi
rumah, gempa, mati listrik hingga rumah yang diincar oleh orang
mencurigakan adalah terima kasih telah menjaga kami begitu hebat dalam
waktu yang tak sebentar, terima kasih telah menjadi ayah, ibu, kakak, dan
kakek kami, terima kasih atas kehangatan yang luar biasa, rasa
kekeluargaan yang istimewa. Dari relung hati yang paling dalam, semoga
selalu dalam lindungan Allah, menjadi desa yang mampu menginspirasi
desa lainnya untuk terus menjaga lingkungan. Menjadi desa yang
mendunia karena prestasinya, semoga apa yang kami tinggalkan dapat
dimanfaatkan sebaik mungkin dan seluas mungkin.
248
R
PENJAJAHAN YANG BERAKHIR INDAH
Oleh: Redja Alyusfin
Pengantar
249
Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dijalani oleh mahasiswa UIN Jakarta pada
semester 6, untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis dibebani dengan bobot 4 SKS,
mahasiswa yang belum memenuhi persyaratan standar Satuan Kredit Semester
(SKS) yaitu 110 SKS tidak dapat mengikuti kegiatan KKN. Hal ini sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) UIN
Jakarta. Saat ini terdapat 200 kelompok KKN UIN Jakarta yang tersebar di
sekitar wilayah Bogor dan Tangerang, atas kerjasama PPM dengan pihak
Pemerintah Daerah, UIN Jakarta mendapatkan 200 desa dengan kategori belum
maju di wilayah Bogor dan Tangerang. Setiap kelompok terdiri dari 18 sampai 19
orang.
Saya Redja Alyusfin dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen,
saya menjabat sebagai Humas dalam kelompok SAHWAHITA. Sesuai dengan
disiplin ilmu yang telah saya dapatkan di jurusan yaitu kemampuan managerial.
Alhamdulillah saya memiliki sedikit lebih pengalaman dalam organisasi baik di
dalam maupun di luar kampus. Ilmu yang telah saya dapatkan di organisasi dapat
saya terapkan juga ketika berada di lokasi KKN. Selain itu pengetahuan saya
terkait ekonomi dan bisnis juga dapat digunakan untuk sedikit membantu
mengembangkan perekonomian dalam desa sehingga dapat menjadikan desa yang
lebih maju dari sebelumnya. Desa Cibatok Satu saat ini memiliki badan usaha
milik desa yang diharapkan dapat menopang perekonomian masyarakat yang
ingin memiliki usaha namun terhalang akan modal. Saya melihat hal ini
merupakan sesuatu yang positif bagi masyarakat untuk membantu
mensejahterakan kehidupan masyarakat yang memang memiliki keterbatasan
pendidikan sehingga banyak diantaranya yang menjadi pengangguran.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berlangsung dari tanggal 23 Juli 2019
sampai 23 Agustus 2019 yaitu selama 30 hari lamanya. Selama satu bulan
kelompok saya akan mengadakan 3 program kerja yaitu Hidroponik, Mengajar
dan Manajemen Organisasi Kepempinan.
250
Program kerja Hidroponik yang akan dilakukan merupakan kegiatan
utama dari kelompok SAHWAHITA untuk Desa Cibatok Satu, setelah
melakukan koordinasi dengan pihak desa ternyata program Hidroponik ini
sejalan dengan proyek yang akan dilakukan pada akhir tahun yaitu Hidroponik
dalam skala besar. Hal ini lah yang menambah rasa keyakinan kelompok kami
untuk menjadikan program kerja Hidroponik ini dapat bermanfaat dan menjadi
program yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Cibatok Satu kedepannya.
Program kedua kelompok SAHWAHITA yaitu mengajar anak-anak sekolah dasar
dari SDN 06 Cibatok dan MI Nurul Aman maupun seluruh anak-anak sekolah
dasar dari Desa Cibatok Satu yang ingin turut serta. Model mengajar yang akan
dilakukan oleh kelompok SAHWAHITA bukanlah mengajar langsung datang ke
sekolah untuk menggantikan jam mengajar guru saat jam kegiatan belajar
mengajar berlangsung melainkan dengan mengadakan bimbingan belajar pada
sore hari atau setelah jam belajar di sekolah usai yang dilakukaan setiap hari
Senin dan Kamis pada pukul 15.30. Program kelompok SAHWAHITA selanjutnya
yaitu Manajemen Organisasi Kepempinan yang rencananya akan kami laksanakan
di SMAN 1 Cibungbulang atau SMK Bumi Sejahtera, setelah kelompok saya
melakukan koordinasi lebih lanjut akhirnya diputuskan untuk mengadakan
kegiatan Manajemen Organisasi Kepemimpinan di SMAN 1 Cibungbulang.
Saya melihat Kuliah Kerja Nyata yang pada dasarnya adalah pengabdian
mahasiswa kepada masyarakat terutama yang berada di desa, KKN merupakan
sebuah kegiatan yang memiliki maksud dan tujuan agar mahasiswa dengan
masyarakat dapat saling bertukar pemikiran mengenai program yang sesuai
untuk desa, tentunya hal ini dilakukan oleh mahasiswa yang sudah menempuh
pendidikan dijenjang tinggi. Setelah saya menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
selama satu bulan di Desa Cibatok Satu, saya mendapatkan banyak sekali
pembelajaran dan pengalaman luar biasa dan bukan hanya sekedar sebuah
pengabdian saja yang dilakukan. Namun, jauh dari apa yang saya sebelumnya
bayangkan. Semua ini tidak dapat saya peroleh di lingkungan kampus,
pengabdian ini membuka cakrawala saya tentang kehidupan yang sebenarnya di
masyarakat khususnya di desa yang jauh dari kehidupan hedonisme masyarakat
di kota. Jika ingin mengerti apa yang dirasakan oleh masyarakat di desa maka
hiduplah bersama mereka dan berbaurlah dengan masyarakat.
Persatuan SAHWAHITA
Pada saat saya melakukan survei perdana, yang terlintas pertama kali
dalam pikiran saya KKN dikirimnya mahasiswa ke daerah pelosok dimana tidak
terdapat sinyal smartphone, jauh dari peradaban bahkan sulit mendapatkan akses
transportasi. Semua itu terbantahkan pada saat saya tiba di Desa Cibatok Satu,
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi KKN yang
bahkan tidak jauh berbeda dengan lingkungan di Ciputat bahkan di Jakarta,
daerah yang menjadi lokasi KKN saya bukanlah daerah pedalaman yang sulit akan
sinyal smartphone, akses transportasinya terbilang cukup maju karena sudah
adanya angkutan umum dan angkutan berbasis online pun sudah menjadi hal yang
252
tidak tabu lagi di Desa Cibatok Satu. Sesampainya di desa saya dan teman-teman
melakukan kunjungan kepada pihak Ketua Karang Taruna dan juga pejabat
daerah terkait di lingkungan RT maupun RW.
Divisi Acara
253
1. Laras Narpaduita Putri (Hubungan Internasional/Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik). Laras memiliki kompetensi dalam berkomunikasi dan
mengolah bahasa.
Divisi Perlengkapan
254
Divisi Dekorasi dan Dokumentasi
Divisi Konsumsi
Selain persoalan kebahagian ada juga masalah lain yaitu konflik internal,
komunikasi menjadi masalah utama yang ada di kelompok SAHWAHITA.
Perempuan menjadi inti permasalahan yang terjadi di kelompok ini, adalah salah
tanggap komunikasi diantara mereka mengakibatkan keributan yang
mengakibatkan hampir pecahnya hubungan kekeluargaan di kelompok ini. Saya
dan teman-teman saya sesama laki-laki merasa terganggu dan kurang nyaman
dengan situasi seperti ini sehingga kita memutuskan untuk membuat suatu forum
yang bertujuan untuk mempersatukan kembali perempuan-perempuan ini.
Alhamdulillah setelah diadakan suatu forum semuanya dapat kembali bersatu pada
malam itu, diiringi dengan tangisan haru para perempuan dengan saling
berpelukan dan saling memaafkan. Banyak pelajaran yang dapat saya ambil
setelah berbagai macam konflik yang terjadi yaitu membuat saya mengerti
bagaimana cara mengambil keputusan saat menghadapi konflik dan dengan
adanya konflik ini membuat kami menjadi manusia yang lebih dewasa dan dapat
saling bertoleransi.
Kondisi penduduk Desa Cibatok Satu yang saya lihat selama sebulan ini
termasuk dalam kategori wilayah padat penduduk terutama pada RT 001/001,
saya melihat letak rumah yang begitu padat antara satu dengan yang lainnya hal
ini tentu dapat mengakibatkan lingkungan menjadi kumuh. Saya pun
257
meninggalkann pemikiran saya tentang desa yang penduduknya sepi dan asri.
Desa Cibatok Satu terbilang cukup kumuh, banyak sampah rumah tangga serta
bekas popok bayi yang berada pada saluran air. Hal ini terjadi bukan sepenuhnya
berasal dari sampah rumah tangga masyarakat Cibatok Satu saja namun banyak
diantaranya yang berasal dari hulu Cibatok Satu dan kemudian sampah tersebut
terbawa oleh arus air ketika musim penghujan hingga sampai akhirnya saat
waktu kemarau tiba sampah-sampah tersebut menumpuk di beberapa titik dan
salah satunya di lingkungan Desa Cibatok Satu.
Desa Cibatok Satu patut berbangga atas prestasi yang telah diperoleh di
tahun pertama mengikuti Kegiatan Ramah Lingkungan tingkat Kecamatan
karena berhasil mendapatkan juara 3, meskipun tidak berhasil mendapatkan juara
1 namun hal ini perlu disyukuri. Semua ini didapatkan memang tidak semudah
membalikkan telapak tangan, tentunya butuh waktu, proses serta tenaga juga
pemikiran yang tidaklah sedikit.
Masyarakat Desa Cibatok Satu saat ini mulai sadar dan ikut mendukung
serta menjalankan adanya program Ramah Lingkungan, timbulnya kesadaran
tersebut membuat lingkungan Desa Cibatok Satu mengalami perubahan yang
cukup signifikan. Pemuda mulai aktif dalam menjaga lingkungan seperti setiap
hari Minggu bergotong-royong mengambil sampah dirumah warga lalu
memilahnya dan juga adanya kegiatan mengolah pupuk kompos dari kotoran
hewan. Setiap warga juga dituntut untuk aktif dalam melestarikan lingkungan
yaitu dengan membagikan satu tanaman untuk dijaga dan dirawat. Hal ini
merupakan sebuah hal kecil yang mungkin kelak akan membuat Desa Cibatok
Satu dapat menjadi wilayah yang lestari serta dapat menjadi contoh untuk desa
lainnya.
258
Saya dan kelompok SAHWAHITA menyadari adanya kesamaan program
kerja yang akan dijalani yaitu Hidroponik dengan program Ramah Lingkungan
milik Desa Cibatok Satu, kecocokan ini membuat kami yakin dengan
dijalankannya program pembangunan Green House Hidroponik dapat membantu
masyarakat Desa Cibatok Satu untuk turut melakukan budidaya sayuran di tanah
yang terbatas serta dapat membantu melestarikan lingkungan sebab media atau
wadah yang saya dan teman-teman gunakan merupakan pengolahan
menggunakan barang-barang bekas pakai seperti styrofoambekas penggunaan
wadah buah-buahan seperti anggur, botol air mineral 1,5 liter dan botol 600 ml
serta bekas gelas air mineral yang masih layak pakai. Kami berharap dengan
digunakannya media barang bekas ini membuat lingkungan sekitar khususnya
Desa Cibatok Satu menjadi lebih bersih, asri dan masyarakatnya mampu
mengolah serta memanfaatkan barang bekas pakai menjadi barang yang lebih
berguna lagi.
Saya dan seluruh anggota KKN 024 Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Cibatok Satu yang
telah membimbing serta telah turut membantu dan mendukung menyelesaikan
beberapa program kerja KKN dalam waktu satu bulan ini. Besar harapan saya dan
kelompok SAHWAHITA masyarakat Desa Cibatok Satu dapat memanfaatkan
Green House Hidroponik Sahwahita dengan baik dan semoga pelatihan mengenai
Hidroponik yang diberikan dapat diterapkan sehingga kedepannya dapat
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi seluruh masyarakat.
259
S
PENGALAMAN PERTAMAKU YANG TAK TERLUPAKAN
Oleh: Siti Fadilah
Siapa bilang kalau kuliah itu cuma belajar di kelas saja? Ada kalanya
ilmu yang kita pelajari dan kita dapat selama kuliah itu diterapkan dalam
pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian pada masyarakat biasa
disebut dengan KKN atau Kuliah Kerja Nyata. Program pengabdian pada
masyarakat atau KKN ini biasanya dilaksanakan pada semester 6 di masa
perkuliahan. Apa itu KKN? KKN adalah program kegiatan pengabdian
mahasiswa pada masyarakat selama satu bulan penuh dan biasanya di
tempatkan bukan di daerah kota-kota besar, melainkan di daerah desa-
desa berkembang. KKN juga merupakan salah satu perwujudan dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian oleh mahasiswa kepada
masyarakat. Awamnya juga, sekelompok mahasiwa dari berbagai fakultas
dan jurusan di satukan dalam satu kelompok untuk menjalankan kegiatan
pengabdian tersebut. Saat itulah kita memiliki teman baru yang awalnya
tidak saling kenal, teman yang berbeda pendapat, sifat, watak, dan
perilaku dalam satu kelompok yang akan menjadi satu keluarga dalam
satu bulan penuh tersebut. Mengikuti kegiatan KKN merupakan hal yang
wajib untuk hampir semua jurusan di fakultas yang ada di Universitas.
Diadakannya program KKN ini merupakan salah satu tanggung jawab dari
Universitas, yang dimana tujuannya adalah untuk memacu pembangunan
masyarakat dengan menumbuhkan motivasi sendiri, mempersiapkan suatu
pembaharuan sebagai perubahan dari berbagai desa yang tertinggal.
Tujuan lain dari KKN juga ialah agar mahasiswa memperoleh pengalaman
pengabdian dan juga pembelajaran dari masyarakat, apalagi untuk
kemungkinan beberapa dari mahasiswa yang sangat baru terjun kepada
warga masyarakat desa setempat dengan lingkungan yang sangat baru.
261
memperkenalkan diri masing-masing agar saling mengenal. Diantaranya
yaitu, Akbar Fadilah dia salah satu teman yang saya kenal karena dulu
pernah satu pondok yang sama dan kembali dengan satu fakultas yang
sama yaitu Fakultas Ushuluddin, dan kembali lagi dengan satu kelompok
yang sama di kelompok KKN, ada juga dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan yaitu Imam Haidar Hasyim, Dhika Damayanti, Nur Safitri
Wihastin, Fitrianah, ada dari Fakultas Adab dan Humaniora yaitu M.
Irsyad Rachman, Qotrunnada Salsabila, Alifia Mas‟ud, ada dari Fakultas
Syari‟ah dan Hukum yaitu Encep Dudin Saepudin, Almira Mey Theda, ada
dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yaitu Rahma Putri Cesar
Rahayu, ada dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu Redja Alyusfin, Cut
Annisa Tamara, Nia Fitri Kurniawati, ada dari Fakultas Sains dan
Teknologi yaitu Bayu Pradhana Ramadhan, Imam Taufiq Ponco Utomo,
Cica Nurtia, ada dari Fakultas Sosial dan Ilmu Politik yaitu Laras
Nurpaduita Putri. Di sinilah kita dituntut untuk bisa beradaptasi dan juga
bersosialisasi terhadap teman baru dan juga dapat bekerja sama dalam satu
bulan penuh. Setelah mengetahui nama dan kontak teman satu kelompok
lalu kami pun saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan
melakukan pertemuan demi pertemuan, baik untuk mempersiapkan
program-program yang akan dilaksanakan selama KKN, mencari tempat
tinggal yang akan kami tempati selama KKN berlangsung, serta
berkoordinasi dengan pihak-pihak dari daerah di tempat KKN yang kami
tinggali. Selanjutnya, kami membahas soal survei lokasi KKN yang akan
dilakukan oleh sebagian saja dari 19 orang tersebut, yakni 6 orang. Bagi
anggota yang tidak ikut survei pertama maka akan melakukan survei yang
kedua dan seterusnya. Dan lokasi di mana kami akan menjalankan KKN
terletak di Kabupaten Bogor, lebih tepatnya lagi di Desa Cibatok Satu,
Kecamatan Cibungbulang.
Pada tanggal 23 Juli 2019, kami telah tiba di Desa Cibatok Satu. Tugas
semua anggota dalam kelompok KKN hari itu ialah kami membersihkan
dan menata tempat tinggal atau yang sekarang kami sebut itu sebagai
posko sementara kami agar serapih dan sebersih mungkin, setelah kegiatan
membersihkan posko telah selesai kami pun berkumpul kembali untuk
merundingkan acara-acara selanjutnya yang telah kami rundingkan di
rapat-rapat sebelum KKN ini berlangsung, salah satu acara yang akan kami
adakan setelah kami di desa ini yaitu Pembukaan KKN 024 SAHWAHITA.
Pembukaan akan dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2019 di Musholla Al-
Ikhlas tepatnya di RT.001 RW.001 Desa Cibatok Satu, sebelum kami
memberikan undangan kepada kepala desa atau aparat desa setempat kami
menyempatkan diri untuk bertanya kepada beberapa warga desa tersebut
mengenai diadakannya acara pembukaan kelompok KKN di Desa Cibatok
Satu ini, dan setelah kami mengetahui tentang acara-acara yang biasanya
diadakan di desa ini yaitu di malam hari, bergegaslah kami membagi tugas
setiap divisi untuk mempersiapkan pelaksanaan pembukaan tersebut,
263
seperti menyiapkan surat untuk diantarkan kepada kepala desa, aparat
desa, dan warga desa setempat, menyiapkan konsumsi, perlengkapan, dan
juga dekorasi. Saya pribadi sangat bahagia karena antusias warga desa
menyambut kedatangan kelompok KKN kami, mereka sangat baik dan
juga ramah. Meskipun acara kami belum sempurna namun respon baik
dari masyarakat sangatlah hangat. Walaupun pelaksanaan pembukaan
kelompok KKN kami tidak dihadiri oleh bapak kepala desa namun di
wakili oleh aparat desa kami tetap bersyukur telah di terima dengan
senang hati di desa yang nantinya akan kami tinggali selama 1 bulan penuh
dengan beberapa program yang akan kami buat nanti.
Tokoh masyarakat Desa Cibatok Satu yaitu Hj. Yenni, beliau adalah
sesepuh yang sudah lama tinggal dan mengetahui secara rinci Desa
Cibatok Satu ini, dan beliau juga orang yang sangat dihormati oleh warga
desa. Saya sempat bertemu dengan beliau untuk pertama kalinya saat ingin
bernegosiasi rumah yang nantinya akan kami tinggali, dan alhamdulillah
beliau bersedia membantu kami untuk bisa menempati rumah yang
nantinya akan kami jadikan posko. Suatu ketika saya dan beberapa teman
saya berkunjung ke rumah beliau untuk menanyakan sejarah Desa Cibatok
Satu ini.
264
Pada awalnya Desa Cibatok Satu adalah bagian dari Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Konon kabarnya
Desa Cibatok Satu dahulunya banyak terdapat sumber mata air yang
tersebar di seluruh wilayah Desa Cibatok Satu. Dari sinilah masyarakat
menamakan Desa Cibatok Satu yang berasal dari kata “ci” yang
mempunyai arti kata “air” yang terdapat di setiap sudut desa ini. Namun
menurut salah satu seorang sesepuh desa yang telah diwawancarai bahwa
sejarah awal berdirinya Desa Cibatok Satu, karena penduduk asli Desa
Cibatok Satu yang sekarang ini merupakan keturunan genrasi ke generasi
dari penduduk desa asli pada masa sebelumnya yang sudah terlebih dahulu
tinggal menjadi penduduk asli Desa Cibatok Satu.
Keunggulan yang ada pada Desa Cibatok Satu ini dapat dikatakan
sebagai desa yang mandiri karena hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat
desa dilihat dari nilai gotong-royong dari seluruh masyarakat desa
sangatlah besar dalam minat dan antusiasnya. Semua kegiatan gotong-
royong masyarakat menjadikan desa ini sebagai desa yang mandiri dan
sejahtera. Selain dilihat dari keadaan masyarakat desanya, warga Desa
Cibatok Satu ini juga memiliki peternakan dengan berbagai macam jenis
hewan yang sangat banyak. Pada umumnya para warga desa memiliki
hewan ternak seperti ayam dan bebek yang terus berkembang biak dan
bertambah menjadi peternakan yang besar. Selain itu warga desa juga
mempunyai perikanan yang cukup banyak karena dikenal sebagai desa
yang mempunyai sumber mata air yang terdapat dimana-mana. Berbagai
jenis ikan yang ada di kolam perikanan air tawar pada Desa Cibatok Satu
antara lain ikan mas, ikan mujair, ikan nila, dan masih banyak lagi.
Penduduk desa yang bermata pencaharian sebagai pedagang, biasanya
mereka menjual hasil dagangannya itu keluar desa untuk mencari
keuntungan yang lebih di kota-kota besar. Hal itu merupakan keunggulan
dan keuntungan bagi pemasukan perekonomian bagi masyarakat Desa
Cibatok Satu yang mandiri dan berbagai hal terutama pada sistem
perekonomian.
266
Bahkan sebelum saya pulang dan melewati minggu-minggu akhir menuju
kepulangan pun tawa merekalah yang selalu teringat.
Ada suatu ketika dimana saya dan teman-teman saya diutus untuk
menjadi panitia kemerdekaan bergabung dengan karang taruna di desa
tersebut. Mungkin menurut teman-teman saya yang lain ini adalah hal
yang biasa mereka lakukan di setiap Hari Kemerdekaan, tetapi beda halnya
dengan saya yang baru pertama kali mengikuti menjadi panitia
kemerdekaan apalagi ini bisa bergabung dengan karang taruna desa
setempat. Ini juga menjadi pengalaman yang mungkin tidak akan pernah
terlupakan karena menjadi panitia itu tidak mudah, capek itu terbayarkan
melihat keakraban saya dan teman-teman saya dengan masyarakat desa
setempat dengan adanya lomba kemerdekaan tersebut. Bukan saja dari
lomba-lomba tersebut yang membuat kami dan masyarakat desa setempat
bisa akrab, tetapi dengan keramah tamahannya mereka yang mereka
suguhkan kepada kami. Bahkan, mereka pun tak sungkan lagi menganggap
saya dan teman-teman saya sebagai anak sendiri, kakak, adik, dan juga
saudara.
267
sungkan untuk meminta bantuan dengan saya bahkan mereka juga sering
main di posko dengan teman-teman saya. Saya merasa merekalah warga
desa yang paling akrab dengan saya karna merekalah saya merasa memiliki
teman baru dan juga keluarga baru di desa ini.
Tibalah kami harus kembali pulang. Selama satu bulan penuh saya dan
teman-teman KKN 024 SAHWAHITA tinggal di Desa Cibatok Satu sudah
merasa bahwa desa inilah seperti kampung sendiri. Namun pada akhirnya,
kami harus kembali pulang untuk melanjutkan tugas yang sebenarnya.
Sedih pasti terasa, kami adalah keluarga namun harus berakhir dengan
268
perpisahan. Waktu yang telah kami lewati itu sangatlah sulit untuk
dilupakan, kekuatan kami ialah kebersamaan. Saya tidak akan bisa
melakukan apapun tanpa kalian, teman-teman yang akan sangat saya
rindukan. Maka dari itu saya sangat bersyukur telah bertemu, berteman,
bahkan menganggap kalian sebagai saudara dan keluarga sendiri. Selama
satu bulan penuh bersama dengan kalian, apalah daya jika saya tanpa
kalian. Tak terasa saya dan teman-teman telah menghabiskan waktu
selama satu bulan penuh. Dari yang tidak mengenal, sungkan untuk
bertanya, sungkan dalam segala hal sampai pada akhirnya kita mengenal
satu dengan yang lainnya, entah itu dengan sifat bahkan sikap yang mereka
lakukan dalam sebulan penuh itu, dan itulah kenangan yang nantinya tak
akan pernah bisa untuk dilupakan.
269
Dimana ada pertemuan di situ pasti ada perpisahan, mau tidak mau,
suka atau pun tidak, saya dan teman-teman harus meninggalkan tempat
ini dan harus berpisah untuk kembali ke rumah masing-masing dan
melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Untuk Desa Cibatok Satu,
terimakasih untuk seluruh pengalaman yang sudah saya dapatkan dan
yang tak akan pernah terlupakan, terimakasih untuk semua kehangatan
dan kenyamanan kalian baik sebagai orang tua, kakak, adik, atau pun
saudara, terimakasih untuk semua kenangan indah yang sudah dilalui
bersama, terimakasih juga untuk seluruh pihak yang sudah membantu saya
dan teman-teman atas terselenggaranya dan pencapaian sukses kelompok
KKN 024 SAHWAHITA. Harapan saya, semoga Desa Cibatok Satu ini
tetap menjadi desa yang mandiri dan juga sejahtera, yang terkenal dengan
ramah tamah dan kehangatan, dan juga bisa menjadi desa yang terkenal
akan budidaya hidroponik tanaman sayurannya. Semoga suatu hari nanti
saya dan juga teman-teman bisa berkunjung kembali ke desa ini, untuk
sekedar membalas rindu yang selama ini kami simpan dan kami kenang.
Harapan untuk Kepala Desa Cibatok Satu semoga bisa lebih peduli lagi
dengan masyarakat setempat, lebih di perhatikan kembali desa setempat
dan lebih menghargai tamu yang berkunjung atau sedang menjalankan
tugasnya di Desa Cibatok Satu.
270
BAB VII
19
Wawancara pribadi dengan Kepala Desa Cibatok Satu, Bapak Deni Romadon, 15
Agustus 2019
20
Wawancara pribadi dengan Ketua RT 001/001, Bapak Asep Irfansyah, 17 Agustus
2019
21
Wawancara pribadi dengan Ibu Iin, 17 Agustus 2019
271
keluarga, diri sendiri maupun masyarakat. Saya berharap silaturahmi di
antara mahasiswa dan warga Cibatok Satu dapat terus berjalan. Terima
kasih untuk kerjasamanya dan juga kekompakannya.”
22
Wawancara pribadi dengan Zemmy, 17 Agustus 2019
272
DAFTAR PUSTAKA
Dedi Sukiaji dan Nurhayati. Pemetaan Sosial diakses pada 12 September 2019
dari www.masyarakatmandiri.co.id
273
Website resmi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
https://www.uinjkt.ac.id/id/visi-misi-dan-tujuan/ (19 Agustus 2019)
274
BIOGRAFI SINGKAT
275
Cica Nurtia (21 tahun), mahasiswa
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini biasa di panggil Cica.
Perempuan kelahiran Ciamis, 24 Maret
1998 ini memiliki hobi menulis dan
membaca. Ia pernah menempuh
pendidikan di SDN Ciputat 06, MTsN
03 Jakarta, dan MAN 4 Jakarta.
276
Redja Alyusfin (21 tahun), mahasiswa
Jurusan Manajemen Konsentrasi
Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini biasa
dipanggil Redja. Laki-Laki kelahiran
Jakarta, 19 Juli 1998 ini memiliki hobi
makan, minum, nyemil, dan editing video.
Ia pernah menempuh pendidikan di SDN
06 Kelapa Dua Wetan, SMPN 9 Jakarta,
dan SMAN 106 Jakarta.
277
Nia Fitri Kurniawati (21 tahun),
mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini biasa di panggil
Nia. Perempuan kelahiran Tangerang, 12
Februari 1998 ini memiliki hobi memasak
dan main. Ia pernah menempuh
pendidikan di SDN Pamulang V, SMP
Muhammadiyah 22 Pamulang, dan SMAN
9 Tangerang Selatan.
278
Muhammad Irsyad Rachman (21 tahun),
mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra
Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ini biasa di
panggil Irsyad. Laki-Laki kelahiran
Bogor, 25 Oktober 1997 ini memiliki hobi
futsal. Ia pernah menempuh pendidikan
di SDS SEMEN Cibinong, SMPIT
PONPES Fathan Mubina, dan MAN 2
Baranangsiang Kota Bogor.
279
Siti Fadilah (21 tahun), mahasiswa Jurusan
Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini biasa di
panggil Dilah. Perempuan kelahiran
Tangerang, 16 Juni 1998 ini memiliki hobi
makan dan baca novel. Ia pernah
menempuh pendidikan di SDN Cilenggang
01, MTs Daarul Muttaqien 1 Cadas
Tangerang, dan MA Daarul Muttaqien 1
Cadas Tangerang.
280
Almira Mey Theda (21 tahun), mahasiswa
Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ini biasa di panggil Theda. Perempuan
kelahiran Tangerang, 18 Mei 1998 ini
memiliki hobi menyanyi, memasak, dan
menggambar. Ia pernah menempuh
pendidikan di SDI Al-Khasi'un, SMPN 2
Tangerang Selatan , dan SMAN 1
Tangerang Selatan.
281
Rahma Putri Cesar Rahayu (21 tahun),
mahasiswa Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini biasa dipanggil
Rahma atau Putri. Perempuan kelahiran
Surabaya, 09 Maret 1998 ini memiliki
hobi Traveling, Menulis dan Membaca, ia
menempuh pendidikan di SDN
Tempelan 2 Blora, SMPN 1 Blora, dan
SMKN 1 Tangsel.
282
Imam Haidar Hasyim (21 tahun),
mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ini biasa di panggil Haidar. Laki-laki
kelahiran Lampung, 19 Mei 1998 ini
memiliki hobi bermain, makan, dan tidur.
Ia pernah menempuh pendidikan di SD Al-
Azhar Bandar Lampung, MTsN 2 Bandar
Lampung, dan MAN 1 Bandar Lampung.
283
Dhika Damayanthi (22 tahun),
mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini
biasa dipanggil Dhika. Perempuan
kelahiran Jakarta, 24 Juli 1997 ini
memiliki hobi memasak. Ia pernah
menempuh pendidikan di SDN Kalibaru
07 Pagi, SMPN 84 Jakarta , dan SMKN 4
Jakarta.
284
LAMPIRAN-LAMPIRAN
"Kau boleh lari dari kenyataan, asalkan tahu jalan pulang. Pergi dengan
kekanakan, pulang dengan pendewasaan."
-Fiersa Besari-
286
Lampiran 1: Surat-Surat
287
288
289
Lampiran 2: Sertifikat-Sertifikat
290
291
Lampiran 3: Dokumentasi
292
Launching Green House Hidroponik Program Bimbingan Belajar
SAHWAHITA
293
Lampiran 4
3 Fitrianah 11160110000067
294
18 Nia Fitri Kurniawati 11160820000083
19 Laras Narpaduita Putri 11161130000018
Dr.Alimin, M.Ag
NIP.196908252000031001
295
Lampiran 5
CATATAN VERIFIKATOR
296
22 BIOGRAFI SINGKAT [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
23 LEMBAR PEMISAH [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
24 LAMPIRAN [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
25 Sampul Belakang [] ada [] tidak ada [] sesuai [] belum sesuai
297
Mengetahui, Catatan Dosen Pembimbing/Editor:
Dosen Pembimbing
Dr.Alimin, M.Ag
NIP.196908252000031001
296