Anda di halaman 1dari 336

TIM PENYUSUN

Aurora Keteladanan di Tanah Leuwimekar


Buku ini adalah laporan hasil kegiatan KKN-PpMM UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2019 di Desa Leuwimekar
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor
© DRESTANTA 2019_Kelompok KKN 59

Tim Penyusun

Editor : Elve Oktafiyani, M.Hum

Penulis Utama : Alifa Nazla Fadisa

Penata Letak : Alifa Nazla Fadisa, Lailatuz Zakiyah

Design Cover : Rafa’any Darajatanti Ulya

Pemeriksa Penulisan : Alifa Nazla Fadisa

Pemeriksa Isi : Alifa Nazla Fadisa

Penyedia Bahan : Alifa Nazla Fadisa, Lailatuz Zakiyah, Gusti Cahyaning Dewo

Pustaka dan Gambar : Muhammad Ulin Nuha, Rais Alhakim

Kontributor : Hafiz Handrian Kunjarianto, Abdul Latip, Lailatuz Zakiyah,

Mami Astuti, Uun Unwanah, Fatma Saskia Putri, Muhammad

Abdul Aziz, Gusti Cahyaning Dewo, Rais Alhakim, Roro

Handayani, Mishellia Apriliani, Nisa Faiziyah, Siska Wahyuni

Iseu Selawati, Liandi Rahli, Muhammad Ulin Nuha, Rafa’ani

Darajatanti Ulya, Bu Alis, Pak Jaya, Pak Mahpud, Pak Oding

Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada

Masyarakat (PPM)-LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dengan Kelompok KKN 59


LEMBAR PENGESAHAN
Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada
Masyarakat oleh Mahasiwa Kelompok KKN Nomor 59 di Desa
Leuwimekar yang berjudul “Aurora Keteladanan di Tanah Leuwimekar” telah
diperiksa sesuai dengan panduan yang berlaku pada tanggal 30
September 2019.

Dosen Pembimbing

Elve Oktafiyani, M.Hum


NIP. 197810032001122002

Menyetujui,

Koordinator Program KKN-PpMM

Dr. Eva Nugraha, M.Ag


NIP. 197102171198031002

Mengetahui,

Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)


UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Kamarusdiana, S.Ag, M.H


NIP. 197202241998031003

iii
“Jangan pernah meremehkan apapun. Terkadang gagal itu datang karena
kamu meremehkan hal yang kamu anggap kecil”

-Alifa Nazla Fadisa, 2019

iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu wa Ta’ala atas
limpahan karunia serta rahmat-Nya yang berlimpah kepada kami
semua, sehingga kami kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Drestanta
telah mampu menyelesaikan kegiatan pengabdian selama satu bulan
di Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Selama satu bulan lebih kami mengabdi di Desa Leuwimekar,
banyak pelajaran yang dapat kami ambil yang sangat berharga sebagai
manusia. Khususnya ilmu bermasyarakat yang tidak akan kami dapati di
bangku perkuliahan. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan program-
program yang kami buat dengan baik dan mendapatkan respon
positif dari masyarakat Leuwimekar umumnya. Kesuksesan program
yang kami buat dan kami telah jalani tentunya tidak hanya merupakan
upaya kami saja tetapi ada banyak pihak yang telah membantu kami dari
sebelum hingga proses penyusunan buku ini dilakukan. Melalui buku ini
kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang sudah terlibat membantu kami dalam melaksanakan
program-program yang kami buat. Berikut pihak-pihak yang telah
membantu kami selama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata-Pengabdian
kepada Masyarakat oleh Mahasiswa (KKN-PpMM) UIN Syarif
Hidayatullah 2019 ini :

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. selaku
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Penanggung Jawab
Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2019.
2. Dr. Kamarusdiana, S. Ag., M. H selaku Kepala Pusat Pengabdian
kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan arahan kepada kami semua mengenai kegiatan
KKN.
3. Dr. Eva Nugraha, M. Ag, selaku Koordinator Program Kuliah Kerja
Nyata (KKN) dan penyunting buku laporan kegiatan KKN UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bimbingannya
kepada kami semua secara jelas mengenai apa yang kami lakukan
dalam kegiatan KKN ini hingga pada proses penyusunan buku ini.

v
4. Elve Oktaviyani, M. Hum selaku dosen pembimbing kelompok
KKN Drestanta 59 yang selalu setia mengawasi dan membimbing
setiap langkah kami dalam melaksanakan program KKN di Desa
Leuwimekar.
5. Oding Rukmana, selaku sekretaris Desa Leuwimekar yang dengan
kemurahan hatinya telah menerima dan memberi kesempatan
bagi kami untuk melakukan pengabdian, di samping mendukung
segala kegiatan kami dengan bantuan yang diberikan oleh desa.
6. Staf desa.
7. Pak Mahpud selaku ketua RT 02 yang sangat hangat menerima
kami dan selalu membantu kami.
8. Pa jaya selaku ketua RT 01 yang dari awal membantu kami
mencari tempat untuk singgah, mendiskusikan kepada kami
permasalahan yang ada dan selalu membantu kami saat kami
kesulitan.
9. Bu Alis selaku tetangga kami satu-satunya yang selalu membantu
dan merawat serta menjaga kami selayaknya anak sendiri.
10. Kepala sekolah SD Sukamulya dan MI PUI yang dengan baik hati
telah menerima kami untuk ikut serta dalam membantu kegiatan
di sekolah.
11. Tokoh masyarakat dan pemuda desa yang telah ikut serta
meramaikan dan menyukseskan setiap kegiatan yang kami
laksanakan.
12. Para orang tua kami yang selalu setia mendukung dan
memberikan semangat nya kepada kami serta mendoakan atas
lancarnya kegiatan kami.
13. Seluruh anggota KKN Drestanta yang telah berjuang dari awal
hingga akhir dan telah mengerahkan sumber daya yang dimiliki
untuk mengabdi kepada Desa Leuwimekar. Serta kontribusi dari
seluruh anggota yang rela untuk meluangkan tenaga dan
pikirannya demi lancarnya keberlangsungan kegiatan KKN ini.

vi
Lebih dari itu kami berterima kasih banyak kepada seluruh elemen
masyarakat Leuwimekar yang telah menyambut dan menerima kami
dengan hangat. Disamping juga telah ikut aktif dan mendukung setiap
kegiatan yang kami laksanakan. Terlepas dari kesuksesan yang telah
dicapai, kami menyadari bahwa terdapat banyak sekali kekurangan dan
kesalahan yang kami lakukan selama mengabdi.
Maka dari itu atas nama anggota KKN Drestanta 59 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2019 menyampaikan permohonan maaf
yang sedalam-dalamnya. Semoga buku laporan ini dapat dijadikan
pedoman untuk kemajuan dan perkembangan baik bagi kami selaku
mahasiswa maupun bagi masyarakat Desa Leuwimekar di masa yang
akan datang. Semoga Allah subhanahu wa Ta’ala memberkahi segala
urusan, usaha, dan karya kita bersama.

Jakarta, 11 September 2019

Tim Penyusun KKN-PpMM Kelompok 59

Ttd,

Tim Penyusun

vii
“Never underestimate praying. Without praying, you’ll be NOTHING”

-Hafiz Handrian Kunjarianto, 2019

viii
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN .............................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xv

TABEL IDENTITAS KELOMPOK .......................................................... xvii

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................ xix

CATATAN EDITOR..................................................................................... xxi

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 3


A. Dasar Pemikiran ..................................................................................... 3
B. Kondisi Umum Desa Leuwimekar ..................................................... 4
C. Potensi dan Permasalahan Desa .......................................................... 6
D. Profil Kelompok KKN ........................................................................... 8
E. Fokus dan Prioritas Program .............................................................. 13
F. Sasaran dan Target ...............................................................................14
G. Jadwal Pelaksanaan Program ............................................................. 17
H. Pendanaan dan Sumbangan ................................................................ 19
I. Sistematika Penyusunan ..................................................................... 19

BAB II : METODE PENGABDIAN ............................................................. 23


A. Pendekatan ............................................................................................ 23
B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat ................................................ 27
C. Penyusunan Program .......................................................................... 30
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan ................................ 31

BAB III : KONDISI DESA LEUWIMEKAR ............................................. 37

ix
A. Sejarah Singkat ..................................................................................... 37
B. Letak Geografis .................................................................................... 39
C. Struktur Desa ........................................................................................ 40
D. Struktur Kependudukan .....................................................................41
E. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 42

BAB IV : DESKRIPSI HASIL PELAYANAN ............................................ 48


A. Kerangka Pemecahan Masalah.......................................................... 48
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat ............ 59
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat.............. 83
D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil........................................................ 87

BAB V : PENUTUP .......................................................................................... 90


A. Kesimpulan ........................................................................................... 90
B. Rekomendasi ........................................................................................ 94

BAB VI : PENGGALAN KISAH INSPIRATIF ........................................ 98


A. ABDUL LATIP : Menanam Kebaikan Maka Akan Memetik
Kebaikan ................................................................................................ 98
B. ALIFA NAZLA FADISA : Pelangi dalam Kekeringan ................ 106
C. FATMA SASKIA PUTRI : Leuwimekar Menyimpan Cerita ..... 114
D. GUSTI CAHYANING DEWO : Hitam dan Putih .......................123
E. HAFIZ HANDRIAN KUNJARIANTO : Dibawah Ekspektasi
Masih Ada Motivasi ...........................................................................132
F. ISEU SELAWATI : Aku, Kalian dan Sukamulya ! ...................... 140
G. LAILATUZ ZAKIYAH : Pengabdian dalam Bingkai
Perjuangan ........................................................................................... 153
H. LIANDI RAHLI : Waktu dan Batas ................................................163
I. MAMI ASTUTI : Bukan Tentang Sengsara ......................................174
J. MISHELLIA APRILIANI : Bersyukur di Bawah Langit
Leuwimekar ........................................................................................ 184
K. MUHAMMAD ABDUL AZIZ : Merakit Kisah Bersama
Leuwimekar .........................................................................................193
L. MUHAMMAD ULIN NUHA : Indahnya Monokrom Sejatinya
Terdistraksi ......................................................................................... 202

x
M. NISA FAIZIYAH : Pendidikan Menjadi Sorotan ........................ 212
N. RAFA’ANY DARAJATANTI ULYA : Cerita Di Langit
Leuwimekar ........................................................................................ 221
O. RAIS ALHAKIM : Berlayar Mengarungi Lautan ......................... 232
P. RORO HANDAYANI : Hadiah Dari Sukamulya......................... 243
Q. SISKA WAHYUNI : Kebahagiaan di Desa Leuwimekar ........... 252
R. UUN UNWANAH : Dua Kampung Kebanggaan, Dua Kampung
Kebaikan .............................................................................................. 259

BAB VII : KESAN WARGA ATAS PROGRAM KKN .........................271


A. Kesan Tokoh Masyarakat ................................................................. 271
B. Kesan Warga....................................................................................... 274

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 278

BIOGRAFI SINGKAT ..................................................................................280


A. Dosen Pembimbing Lapangan ......................................................... 280
B. Anggota KKN Drestanta 059........................................................... 280

LAMPIRAN I ................................................................................................. 290

LAMPIRAN II ................................................................................................296

LAMPIRAN III ...............................................................................................305

xi
“Jadilah seperti gula dalam secangkir kopi. Sekalipun tidak terlihat
namun mampu memberikan rasa manis”

-Lailatuz Zakiyah, 2019

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Prioritas Program dan Kegiatan .................................................... 13
Tabel 1.2 : Sasaran dan Target Kegiatan KKN .............................................. 14
Tabel 1.3 : Kegiatan Pra KKN-PpMM 2018 ................................................... 17
Tabel 1.4 : Kegiatan Pelaksanaan Program di Lokasi KKN ........................ 18
Tabel 1.5 : Kegiatan Laporan dan Evaluasi Program.................................... 18
Tabel 1.6 : Pendanaan ......................................................................................... 19
Tabel 1.7 : Sumbangan........................................................................................ 19
Tabel 3.1 : Realisasi Pembangunan Desa Leuwimekar 2019 ..................... 38
Tabel 3.2 : Keadaan penduduk menurut agama ........................................... 41
Tabel 3.3 : Keadaan Penduduk menurut Mata pencaharia ....................... 42
Tabel 4.1 : Matriks SWOT Bidang Pendidikan ........................................... 49
Tabel 4.2 : Matriks SWOT Bidang Keagamaan .......................................... 52
Tabel 4.3 : Matriks SWOT Bidang Sosial dan Kebudayaan ..................... 55
Tabel 4.4 : Matriks SWOT Bidang Kewirausahaan/Ekonomi ..................57
Tabel 4.5 : Matriks SWOT Bidang Kesehatan dan Lingkungan ............. 58
Tabel 4.6 : Bimbingan Belajar (Bimbel)......................................................... 59
Tabel 4.7 : Praktik Pengajaran di SDN Sukamulya dan MI PUI .............. 62
Tabel 4.8 : Bimbingan Belajar BTQ ................................................................ 64
Tabel 4.9 : Pawai Obor ..................................................................................... 66
Tabel 4.10 : Pembuatan Plang Jalan ............................................................... 68
Tabel 4.11 : Pembuatan MCK .......................................................................... 70
Tabel 4.12 : Film Edukatif ................................................................................ 72
Tabel 4.13 : Perayaan 17 Agustus .................................................................... 74
Tabel 4.14 : Sekolah Kepemimpinan.............................................................. 76
Tabel 4.15 : Penyuluhan Dewan kemakmuran Masjid (DKM) .................78
Tabel 4.16 : Pojok Bacaan dan Renovasi Majlis ........................................... 80
Tabel 4.17 : Kerja Bakti ..................................................................................... 82
Tabel 4.18 : Penyuluhan Online Shop ............................................................ 83
Tabel 4.19 : Penyuluhan Kesehatan dan Kebersihan Remaja ................... 85

xiii
“Hidup bukan hanya tentang sengsara. Tapi sengsara sudah pasti ada
dalam hidup. Kenyamanan akan mengalahkan kepedihan. Kebahagiaan
akan mengalahkan kesedihan. Don’t worry, be happy because everything
will be alright !”

-Mami Astuti, 2019

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Logo KKN Drestanta .....................................................................8
Gambar 3.1 : Peta Desa Leuwimekar dan Batas-batas Utara, Selatan ... 40
Gambar 3.2 : Jalan Raya ................................................................................... 43
Gambar 3.3 : Kantor Kecamatan leuwiliang ............................................... 43
Gambar 3.4 : Kantor Desa Leuwimekar ....................................................... 44
Gambar 3.5 : SDN Sukamulya ........................................................................ 44
Gambar 3.6 : MI PUI ........................................................................................ 45
Gambar 3.7 : Puskesmas Kecamatan Leuwiliang....................................... 45
Gambar 3.8 : Masjid Nurul Barokah ............................................................. 46
Gambar 3.9 : Musholla ..................................................................................... 46
Gambar 4.1 : KegiatanBimbinganBelajar(Bimbel) ....................................... 61
Gambar 4.2 : Kegiatan Praktik Pengajaran.................................................. 63
Gambar 4.3 : Kegiatan Bimbingan Belajar BTQ .......................................... 65
Gambar 4.4 : Kegiatan Pawai Obor ............................................................... 67
Gambar 4.5 : Kegiatan Pembuatan MCK ...................................................... 71
Gambar 4.6 : Kegiatan Pemutaran Film Edukatif .......................................73
Gambar 4.7 : Kegiatan Perayaan 17 Agustus..................................................75
Gambar 4.8 : Kegiatan Seminar Kepemimpinan .......................................... 77
Gambar 4.9 : Kegiatan Penyuluhan DKM.................................................... 79
Gambar 4.10 : Kegiatan Renovasi majlis dan Pojok Bacaan....................... 81
Gambar 4.11 : Kegiatan Kerja Bakti............................................................... 83
Gambar 4.12 : Kegiatan Penyuluhan Online Shop...................................... 85
Gambar 4.13 : Kegiatan Seminar Kesehatan ................................................ 86

xv
“Jangan pernah takut untuk mencoba. Bisa jadi apa yang selama ini
kamu takutkan adalah penunjuk jalan atas apa yang kamu cita-citakan”

-Abdul Latip, 2019

xvi
TABEL IDENTITAS KELOMPOK
Kode 01/Bogor/Leuwimekar/59
Desa Leuwimekar 01.05.
Kelompok KKN Drestanta 59
Dana Rp. 23.000.000,- 059
(Dua Puluh Tiga Juta Rupiah)
Jml. Mahasiswa 19 (Sembilan Belas) Orang
Jml. Kegiatan 14 (Empat Belas) Kegiatan
Jml. Pembangunan 5 (Lima)
Kegiatan Fisik :
1. Renovasi Majelis & Pembuatan Pojok Bacaan
2. Perbaikan MCK
3. Pengadaan Plang Penunjuk Jalan
4. Pengadaan Al-Quran dan Juz Amma

xvii
“Tak usah ragu untuk mengambil langkah sekalipun tersesat, karena kau
telah menemukan jalan baru untuk melihat sisi lain dari dunia”

-Fatma Saskia Putri, 2019

xviii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Buku Aurora Keteladanan di Tanah Leuwimekar disusun berdasarkan hasil
kegiatan KKN-PpMM di Desa Leuwimekar selama 30 hari. Ada 18
orang mahasiswa yang terlibat dikelompok ini, yang berasal dari 8
fakultas yang berbeda. Kami namai kelompok ini dengan nama
Drestanta dengan nomor kelompok 59. Kami dibimbing oleh Ibu Elve
Oktafiyani M.Hum, beliau adalah dosen di Jurusan Sastra Inggris di
Fakultas Adab dan Humaniora. Tidak kurang dari 19 kegiatan yang
kami lakukan di desa tersebut, yang sebagian besar merupakan
pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah
pemberdayaan. Dengan fokus pada 2 RT, kegiatan-kegiatan yang
kami lakukan menghabiskan dana sekitar 23 Juta rupiah. Dana
tersebut kami dapatkan dari iuran anggota kelompok KKN sebesar
Rp18.000.000,- dan dana penyertaan Program Pengabdian pada
Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rp5.000.000,-.
Beberapa keberhasilan yang telah kami raih dari berbagai hasil
kegiatan yang kami telah lakukan, antara lain :
1. Meningkatnya minat dan semangat anak-anak dalam bidang
pendidikan yaitu belajar dan membaca untuk menggapai
prestasi.
2. Mengurangi tingkat buta huruf yang dialami oleh para lansia Desa
Leuwimekar, khususnya pada masyarakat di Kp. Sukamulya.
3. Berupaya mengurangi tingkat pengangguran di Desa Leuwimekar
dengan cara mengadakan penyuluhan Online Shop, sehingga
diharapkan untuk ke depannya masyarakat Desa Leuwimekar
dapat membuka lahan pekerjaan sendiri.
4. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan perilaku hidup
bersih dan sehat. Serta meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk melakukan pengelolaan sampah yang dapat didaur ulang
menjadi sesuatu yang berguna dan bernilai.
5. Meningkatnya semangat gotong royong masyarakat untuk ikut
serta dalam membangun dan merawat lingkungan sekitar.

xix
6. Meningkatnya hubungan silaturahmi antara masyarakat Desa
Leuwimekar dengan mahasiswa KKN UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Bertambahnya pembangunan fisik atau renovasi bangunan antara
lain papan petunjuk nama jalan di sekitar Kp. Kandang Sapi dan
Kp. Sukamulya serta renovasi mushalla.

Beberapa kendala yang kami hadapi, pada saat perencanaan dan


pengimplementasian kegiatan, antara lain :
1. Kurangnya dana yang terkumpul untuk memaksimalkan rencana
kegiatan yang telah dirancang.
2. Terlalu luasnya wilayah Desa Leuwimekar sehingga masih banyak
kampung di Desa Leuwimekar yang belum terjangkau oleh kami.
3. Karena kondisi iklim yang sedang musim kemarau pada saat
pelaksanaan kegiatan KKN, maka terjadi kesulitan untuk
mendapatkan air bersih.

Meskipun terdapat berbagai macam kendala yang kami hadapi,


pada akhirnya kami dapat merampungkan sebagian besar rencana
kegiatan kami. Namun masih terdapatnya beberapa kekurangan, adapun
kekurangan- kekurangannya adalah :
1. Untuk peserta KKN tahun berikutnya diharapkan agar dapat
lebih menjangkau ke seluruh wilayah di Desa Leuwimekar,
jangan hanya fokus pada satu RW saja, semua program yang
direncanakan harus sesuai dengan kondisi di desa/kampung
tersebut. Serta saat implementasi program harus mampu
menjangkau ke seluruh wilayah untuk menghindari terjadinya
kecemburuan sosial.
2. Memperbanyak pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bersifat
edukatif khususnya untuk anak-anak agar tetap
mempertahankan minat dan semangat anak-anak di dalam
bidang pendidikan agar dapat mencapai prestasi yang
diinginkannya.
3. Melanjutkan program kerja pemberdayaan khususnya di
bidang kewirausahaan dan ekonomi yang tengah dibutuhkan
oleh masyarakat.

xx
CATATAN EDITOR
Menoreh Kisah Tentang Kehidupan
(Sebuah Catatan Editor)
Oleh : Elve Oktafiyani, M.Hum

Tiada ungkapan dan ucapan yang paling berharga pada


kesempatan ini, kecuali puji dan syukur selalu kita hanturkan kehadirat
Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala rahmat, taufik, hidayah serta inayah-
Nya. Atas karunia-Nya tersebut kita masih diberikan nikmat sehat
wal’afiat serta panjang umur. Teriring sholawat dan salam semoga selalu
terlimpahkan kepada junjungan nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alayhi
wa Sallam sebagai uswatun hasanah kita semua untuk melaksanakan amal
dan ibadah sesuai dengan petunjuk-Nya. Pada kesempatan di tahun 2019
ini saya bisa bergabung kembali untuk menjadi pembimbing bagi
mahasiswa/i melalui kegiatan KKN yang diadakan oleh PpMM UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan kali ini saya
diamanahkan untuk membimbing kelompok 59 dengan nama
DRESTANTA. Kegiatan pengabdian yang dilakukan di desa ini
menempatkan kelompok KKN DRESTANTA 59 di Desa Leuwimekar
Kecamatan Leuwiliang – Bogor.
Pertama kali ingin kami sampaikan ucapan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada Kepala Desa Leuwimekar Kecamatan Leuwiliang –
Bogor Bapak Sumarno, para staf desa dan seluruh warga masyarakatnya
yang telah memberikan sambutan dan penerimaannya atas kedatangan
mahasiswa/i kami untuk melaksanakan kegiatan KKN. Di samping itu
juga bimbingan yang telah diberikan oleh staf desa dan masyarakat
sekitar dalam penyelenggaraan kegiatan KKN. Antusiasme yang tinggi
dalam setiap program dan kegiatan yang kami laksanakan telah
memberikan spirit bagi kami untuk menyukseskan dan memberikan
hasil yang terbaik dari program KKN ini.

xxi
Program KKN ini merupakan kewajiban bagi mahasiswa kami
untuk mengikutinya karena merupakan bagian dari salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar kesarjanaan. Program kegiatan KKN ini
diberikan waktu kurang lebih satu bulan ini dilaksanakan dengan
harapan mahasiswa/i dapat memberikan pengabdiannya kepada
masyarakat dengan keilmuan mereka yang telah didapatkan pada
saat perkuliahan. Dengan berbagai macam disiplin ilmu dari
kelompok mahasiswa ini diharapkan adanya kolaborasi dalam
mewujudkan program-program kegiatan KKN yang akan
diimplementasikan di Desa Leuwimekar.
Program dan kegiatan yang kami rencanakan merupakan
gambaran dari kebutuhan masyarakat Desa Leuwimekar. Survei yang
telah dilakukan oleh kelompok KKN DRESTANTA 59 sebelum
pelaksanaan KKN dilakukan merupakan upaya untuk memahami
rancangan program dan kegiatan yang tepat untuk dilaksanakan.
Masyarakat secara tidak langsung telah berkontribusi dalam
rancangan program yang ditetapkan oleh KKN DRESTANTA 59
Sehingga pelaksanaan program KKN yang dilakukan dalam waktu satu
bulan ini berjalan dengan baik. Di samping banyak sekali bantuan
dan dukungan yang telah diberikan kepada mahasiswa/i kami baik
moril maupun materiil untuk terlaksananya program KKN tahun 2019
ini.
Program KKN merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Program ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang
harus dilakukan mahasiswa/i sebagai wujud membantu untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang masih belum
sepenuhnya merasakan kemajuan dari kota-kota besar secara merata.
Maka dari itu sebagai orang- orang yang mendapatkan kesempatan
untuk meraih ilmu pengetahuan dalam jenjang yang lebih tinggi,
mahasiswa/i diharapkan mampu untuk melaksanakan pengabdian
sebagai perantara transfer ilmu yang telah mereka dapatkan kepada
masyarakat, khususnya di Desa Leuwimekar. Dengan tujuan untuk
membangun desa yang lebih maju lagi, baik dengan turut memperbaiki
fisik Desa Leuwimekar untuk memudahkan aktivitas masyarakat sekitar
maupun meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di desa tersebut
yang akan menjadi aset bagi desa di masa yang akan datang.

xxii
KKN diperkenalkan kepada mahasiswa dengan tujuan agar
mahasiswa dapat bersentuhan langsung dengan masyarakat melalui
komunikasi, sosialisasi dan beradaptasi dengan masyarakat di tempat
KKN yang mereka tugaskan. Pihak kampus telah menetapkan kepada
kelompok kami untuk melaksanakan di Desa Leuwimekar, Kecamatan
Leuwiliang Kabupaten Bogor. Selain itu sebagai salah satu bentuk agar
mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang telah mereka peroleh
di bangku kuliah untuk diterapkan di masyarakat sebagai wujud dari
sebuah pengabdian.
Buku KKN yang disusun ini merupakan laporan akhir atas kegiatan
pengabdian yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa. Secara umum buku
yang berjudul Aurora Keteladanan Di Tanah Leuwimekar ini berisi tentang
kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh kelompok KKN DRESTANTA
59. Buku KKN ini memberikan deskripsi tentang sekilas profil Desa
Leuwimekar yang terbagi menjadi beberapa unsur untuk memahami
kondisi fisik serta masyarakat di desa tersebut. Di antaranya
dijelaskan struktur kependudukan, keadaan penduduk menurut jenis
kelamin atau agama, dan keadaan penduduk menurut tingkat
pendidikannya. Dijelaskan juga tentang kegiatan-kegiatan apa saja
yang dilakukan oleh mahasiswa/i tentang program atau kegiatan yang
telah dilaksanakan selama satu bulan. Program yang telah
dilaksanakan mencakup program fisik dan non fisik.
Program fisik yang telah dilakukan oleh kelompok KKN
DRESTANTA 59 di antaranya ikut membantu dalam perbaikan
sarana dan prasarana majelis dan pojok bacaan, pembangunan MCK,
pengadaan plang penunjuk jalan serta pengadaan Al-Qur’an dan Juz
Amma bagi Desa Leuwimekar. Selain itu juga mengadakan kegiatan
seminar kepemimpinan serta mengadakan penyuluhan DKM dan
online shop yang diharapkan hasilnya akan dapat menambah
pengetahuan dan membawa perubahan bagi masyarakat di Desa
Leuwimekar. Sementara untuk program non-fisik bersifat
pendidikan yang akan memberikan nilai dan sharing pengajaran baik di
tempat formal akademik maupun di tempat KKN berlangsung. Di
samping itu dilaksanakan pula kegiatan untuk peningkatan
kesehatan masyarakat sekitar seperti seminar kesehatan dan senam.

xxiii
Hadirnya buku KKN ini sangat diperlukan bagi mahasiswa
akhir yang akan melaksanakan kegiatan KKN karena akan menjadi
referensi tentang bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut dapat
berjalan dan terlaksana dengan baik. Pelaksanaan ini dimulai dari
pertemuan awal, saling koordinasi dan sharing mengenai perencanaan
program-program yang akan dilakukan sehingga nantinya akan
berjalan dengan baik. Di kalangan pemerintahan hal ini akan menjadi
input mengenai kondisi desa-desa yang tertinggal sehingga ke
depannya setelah mahasiswa meninggalkan lokasi KKN diharapkan
akan ada monitoring tentang perkembangan desa tersebut. Pemerintah
dapat mengetahui perkembangan desa lokasi KKN dari segi
lingkungannya, sosial dan nilai-nilai kebudayaan maupun tingkat
perkembangan ekonomi yang berbeda-beda di setiap desa. Bagi
masyarakat setempat hadirnya KKN memberikan kontribusi yang
bermanfaat bagi penduduk setempat.
Hal ini bisa kita lihat dari program yang dilaksanakan oleh
mahasiswa peserta KKN sebagai bentuk pengabdian masyarakat.
Program yang dilakukan mahasiswa dapat berupa perbaikan sarana
dan prasarana yang ada di desa tersebut seperti perbaikan sarana
majelis berupa pengecatan atau perbaikan pojok bacaan maupun
perbaikan fasilitas lainnya. Program mahasiswa KKN juga ada yang
berupa pendidikan baik dalam bidang umum maupun spiritual. Di
bidang pendidikan misalnya mahasiswa melakukan bimbingan
belajar bagi anak-anak SD di siang hingga sore harinya, dapat juga
berupa mengajar di MI dan SD setempat dan juga berupa kegiatan
spiritual seperti pengajian di mushalla-mushalla atau madrasah tempat
mereka melakukan KKN. Di samping itu juga dilaksanakan kegiatan
sosial yang menguatkan sinergi antara mahasiswa/i dengan
masyarakat.
DRESTANTA telah melaksanakan kegiatan dengan berbagai
macam program baik fisik atau non-fisik di Desa Leuwimekar.
Terlaksananya program kerja tersebut tidak lepas dari dukungan dan
bantuan dari warga masyarakat setempat. Diharapkan program-program
yang sudah dilaksanakan baik fisik maupun non-fisik dapat bermanfaat,
juga dapat digunakan oleh anak- anak, remaja dan warga masyarakat.

xxiv
Dengan adanya KKN ini mahasiswa mendapatkan pengalaman,
wawasan dan keilmuan tentang ilmu sosial yang tidak mungkin
didapatkan saat perkuliahan. Hal ini sangat dibutuhkan oleh mahasiswa
agar mereka dapat bersosialisasi dan berkomunikasi serta bekerja sama
dengan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan
yang cukup komplek di masyarakat. Pengalaman inilah yang menjadi
modal mahasiswa untuk terjun ke masyarakat sehingga nantinya dapat
berbaur dengan lingkungan sosialnya.
Harapan saya selaku pembimbing kelompok KKN DRESTANTA
59, semoga mahasiswa dapat mengambil pelajaran dan hikmah selama
kegiatan KKN. Mereka bisa bermasyarakat yang sifatnya keberagaman
dalam visi dan misi, tujuan dan keinginan masyarakat. Semoga apa yang
telah dilakukan oleh mahasiswa saya bermanfaat bagi masyarakat di
Desa Leuwimekar.
Harapan saya juga semoga KKN ini masih berkelanjutan untuk
tahun-tahun yang akan datang, karena masih banyak desa-desa yang
tertinggal dari segi fasilitas sarana dan transportasinya. Semoga apa
yang dilakukan mahasiswa/i kami di Desa Leuwimekar dapat
memberikan makna yang berarti, selalu terkenang dengan kebaikan dan
kerja samanya yang kompak untuk meraih suatu tujuan.
Akhir kata, saya selaku pembimbing KKN DRESTANTA 59
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberikan dukungannya untuk pelaksanaan KKN-PpMM 2019
oleh kelompok 59 yang berlokasi di Desa Leuwimekar Kecamatan
Leuwiliang Kabupaten Bogor. Baik dukungan do’a, moril maupun
materiil, saran dan masukannya yang membangun dari awal pembukaan
sampai penutupan KKN. Semoga segala sesuatu yang telah diberikannya
akan menjadi nilai ibadah untuk kita semua. Tak lupa mohon maaf
apabila dalam penyampaian dan bimbingan yang diberikan terdapat
banyak kekurangan.

xxv
Ciputat, 4 Oktober 2019

Dosen Pembimbing
KKN-PpMM Kelompok 59

Elve Oktafiyani, M.Hum


NIP. 197810032001122002

xxvi
BAGIAN I

DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN


“Tidak bermanfaat, maka tidak benar-benar Hebat”

-Uun Unwanah, 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Di era globalisasi ini, Sumber Daya Manusia yang kompeten
dituntut untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan
hidup bernegara. Untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang
berkompeten, tentunya membutuhkan solusi yang tepat. Solusi tersebut
membutuhkan kerjasama seluruh lapisan masyarakat yang dapat
dinyatakan antara pihak pemerintah, pihak penguasa dan pihak
akademika. Kerjasama antar lapisan masyarakat ini yang dapat
disinergikan ke dalam suatu kegiatan yang memberikan suatu dampak
positif yang nantinya dapat meningkatkan kebutuhan Sumber Daya yang
kompeten dan mumpuni.
Dan sejak tahun 1990-an, pola hidup masyarakat Indonesia telat
berubah menuju integrasi yang lebih luas. Masyarakat mulai menyadari
adanya kebutuhan untuk menjalin kerjasama yang didasari oleh
pemahaman bahwa individu atau kelompok tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhannya hanya dengan mengandalkan diri sendiri.
Kerjasama yang baik juga memerlukan adanya potensi sumber daya
manusia yang baik. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan mencapai kesejahteraan, penting
untuk membangun dan mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia.
Diperlukan adanya sinergi antara masyarakat dengan pemerintah untuk
mengembangkan potensi yang ada sehingga mampu untuk bertahan
ditengah proses globalisasi yang semakin maju. Disamping itu, proses ini
juga berkorelasi dengan permasalahan yang ada di masyarakat hingga
tercipta solusi yang membantu masyarakat untuk kemudian mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk
perwujudan akan pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat. Program
ini lahir dari pemikiran bahwa dalam menghadapi persaingan global yang
semakin kompetitif, menciptakan kesejahteraan untuk masyarakat, dan
solusi permasalahan masyarakat bukanlah tugas pemerintah semata,
namun tugas seluruh lapisan masyarakat, termasuk di dalamnya
Perguruan Tinggi beserta Civitas Akademis.

3
Kerja Drestanta (KKN) 2019 dalam rangka berperan aktif untuk
mengimplementasikan pengetahuan dengan cara memberdayakan
potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga tercipta Sumber Daya
Manusia yang unggul serta mampu untuk turut berkontribusi dalam
perkembangan zaman. Program ini dilaksanakan dengan bantuan serta
bimbingan dari Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dosen pembimbing serta pihak-pihak tertentu yang
telah ikut serta untuk berkontribusi.
KKN Drestanta 2019 akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu
bulan (23 Juli s/d 23 Agustus) yang bertempat di Desa Leuwimekar,
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor dengan sasaran masyarakat
setempat seperti anak-anak, pemuda, dan orang tua. Adapun program
kami yang akan dilaksanakan dengan sasaran tersebut yaitu program
edukasi, sarana dan prasarana, keagamaan, pemberdayaan, kemerdekaan,
lingkungan serta program tambahan seperti kerja bakti dan senam pagi.
Dengan sasaran serta program-program yang telah dirancang tersebut
diharapkan mampu membangun minat masyarakat Desa Leuwimekar
untuk terus mengembangkan serta memaksimalkan potensi dirinya.

B. Kondisi Umum Desa Leuwimekar


Leuwimekar merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan
Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis,
Desa Leuwimekar terletak sekitar 85 km dari Jakarta. Saat ini, Desa
Leuwimekar dipimpin oleh Sumarno yang menjabat sejak tahun 2007.
Desa ini dapat dikatakan tidak sulit untuk dijangkau karena lokasinya
yang strategis, dimana pemukiman warg berada di pinggir jalan yang
sudah dilalui oleh angkutan kota (angkot).
Berdasarkan data yang diperoleh dari profil Desa Leuwimekar, desa
ini memiliki luas wilayah 244,190 ha. Sebagian lahan di Desa Leuwimekar
sudah menjadi pemukiman. Beberapa menjadi lahan untuk pertanian.
Hal ini berkolerasi dengan mata pencaharian dari masyarakat di Desa
Leuwimekar yaitu sebagai buruh dan pedagang. Data tahun 2018
menunjukkan bahwa sebanyak 308 kepala keluarga bermata pencaharian
sebagai buruh harian lepas. Selain itu masyarakat juga menggantungkan
kehidupannya pada sektor perdagangan.

4
Leuwimekar memiliki jumlah penduduk sebanyak 15.790 jiwa,
terdiri dari laki-laki 7.828 dan Perempuan 7.962 jiwa. Usia pekerjaan dan
pencari kerja diperkirakan sebanyak 4.394 orang, secara umum dapat
dijelaskan bahwa penduduk Desa Leuwimekar bermata pencaharian
pedagang, pegawai negeri, buruh, karyawan swasta dan buruh serabutan.
Mata pencaharian tersebut merupakan potensi yang sangat besar,
sedangkan ABRI, petani, pertukangan dan pensiunan jumlahnya relatif
kecil. Masyarakat Leuwimekar tersebar ke dalam empat dusun dua belas
rukun warga (RW) dan empat puluh dua rukun tetangga (RT) dengan
keadaan wilayahnya termasuk dataran rendah 80% dan perbukitan 20%.
Dengan masyarakat yang mayoritas menganut agama Islam, Desa
Leuwimekar cukup memiliki banyak fasilitas untuk keagamaan
khususnya untuk yang menganut agama Islam. Terdapat empat belas
masjid, dua puluh Sembilan musholla , tiga puluh empat majelis taklim
serta tujuh pesantren. Disamping itu Desa Leuwimekar memiliki fasilitas
untuk pendidikan formal yang cukup memadai yakni terdiri dari empat
unit taman kanak-kanak (TK) dengan jumlah empat puluh satu tenaga
pengajar, lima sekolah dasar negeri (SDN) dengan jumlah enam puluh
delapan tenaga pengajar, tiga sekolah dasar swasta (MI) dengan jumlah
tiga puluh dua tenaga pengajar, satu sekolah menengah pertama (SMP)
negeri dengan jumlah lima puluh delapan pengajar, dua sekolah
menengah pertama (SMP) swasta dengan jumlah enam puluh satu tenaga
pengajar, satu sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri dengan jumlah
Sembilan belas tenaga pengajar, dan sekolah menengah akhir (SMA)
swasta dengan jumlah enam puluh enam tenaga pengajar.
Selain itu Desa Leuwimekar juga memiliki fasilitas untuk
kesehatan. Masalah kesehatan adalah salah satu hal yang sangat penting
dalam pembinaan bangsa guna mencapai cita-cita manusia seutuhnya
yang sehat jasmani dan rohani. Kesehatan dapat mempengaruhi daya
tahan tubuh manusia untuk tetap sehat segar dan kuat, tentunya
diimbangi dengan perawatan pemeriksaan kesehatan secara medis, atau
ilmu kesehatan dan ilmu kedokteran. Dengan fasilitas yakni dua pos
keluarga berencana (KB), dua belas posyandu, tiga tempat praktek
dokter dan bidan, dua klinik, satu puskesmas yang letaknya berdekatan
dengan kantor Kecamatan Leuwiliang.

5
C. Potensi dan Permasalahan Desa
Dari hasil survey yang telah kami lakukan, terdapat beberapa
kendala atau hambatan yang ada di Desa Leuwimekar. Adapun potensi
dan permasalahannya adalah sebagai berikut :
1. Aspek Ekonomi
Desa Leuwimekar merupakan daerah yang dikelilingi oleh area
persawahan dan perkebunan, serta dataran tinggi yang mengelilingi.
Namun, sebagian masyarakat di Desa Leuwimekar tidak
mengandalkan sector pertanian untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Mayoritas pekerjaan masyarakat di Desa Leuwimekar adalah
buruh dan pedagang.
Perekonomian di Desa Leuwimekar ini masih terbilang kurang
dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini
dikarenakan kurangnya edukasi yang didapat untuk berkreasi dan
berinovasi serta kurangnya keaktifan masyarakat dalam
meningkatkan tingkat produktivitas masyarakat. Masyarakat di Desa
Leuwimekar masih minim inisiatif dalam melihat peluang ekonomi.
Disamping itu, dalam aspek ketenagakerjaan dapat dilihat bahwa
banyaknya pencari kerja berbanding terbalik dengan jumlah lapangan
pekerjaan.
2. Aspek Sarana-Prasarana
Dalam aspek ini, sarana dan prasarana di Desa Leuwimekar
sudah cukup memadai baik dari jalan yang sudah beraspal, warung-
warung dan toko retail yang mudah dijangkau jaraknya, serta masjid,
musholla dan sekolah. Namun yang kurang dalam hal ini hanya
kebersihan yang kurang terjaga dan beberapa prasarana yang tidak
di rawat dengan baik. Banyak debu-debu yang menempel di sudut
masjid, mukenah yang tidak dicuci secara berkala, sehingga harus
dirawat dan dibersihkan agar warga dapat merasakan kenyamanan
beribadah di masjid ataupun mushollah di Desa Leuwimekar.
Begitu pula sarana dan prasarana di sekolah dasar yang bisa
terbilang sudah cukup memadai, namun kekurangannya adalah
perhatian akan merawat dan menjaga kebersihan sarana dan
prasarana sehingga banyak debu-debu yang menempel pada kursi dan
meja-meja murid sehingga perlu pembersihan dan perawatan secara
berkala, beberapa fasilitas kursi dan meja juga ada yang rusak.

6
3. Aspek Pendidikan
Kondisi Pendidikan di Desa Leuwimekar dilihat dari sarana dan
prasarananya sudah sangat baik. Sarana dan prasarana yang ada di
sekolah di Desa Leuwimekar sudah sangat memadai dan cukup
lengkap. Desa Leuwimekar memiliki PAUD dan TK sebanyak 4 unit,
Sekolah Dasar Negeri (SDN) sebanyak 5 unit, Sekolah Dasar Swasta
sebanyak 3 unit, SLTP Negeri sebanyak 1 unit. SLTP Swasta sebanyak
2 unit. SMK Negeri sebanyak 1 unit. SLTA Swasta sebanya 2 unit.
Keberadaan sarana pendidikan ini cukup mampu untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan formal bagi anak-anak di Desa Leuwimekar.
Sehingga tidak ada lagi alasan para siswa dan siswi tidak dapat
bersekolah.
Namun, kualitas para siswa di Desa Leuwimekar terbilang
masih rendah khususnya siswa di sekolah dasar. Hal ini dilihat dari
banyaknya siswa di sekolah dasar yang masih belum dapat membaca
dan menulis dengan baik. Kurangnya tenaga pengajar juga menjadi
salah satu alasan kualitas siswa sekolah dasar yang masih kurang dan
perlu pembenahan.
4. Aspek Keagamaan
Masyarakat Desa Leuwimekar dalam hal keagamaan sudah
cukup baik. Terlihat dari terbangunnya toleransi antar agama yang
kuat di Desa Leuwimekar. Mayoritas masyarakat di Desa Leuwimekar
menganut ajaran agama Islam. Masyarakat juga aktif dalam acara
keagamaan seperti pengajian-pengajian rutin di masjid dan majlis
setiap minggunya. Desa Leuwimekar menyediakan fasilitas
keagamaan seperti masjid dan majelis taklim yang rutin setiap
seminggu tiga kali dan setiap bulan empat kali melaksanakan
aktivitas pengajian dan keagamaan lainnya.
Pengajian yang rutin diadakan di Desa Leuwimekar tidak hanya
untuk orang dewasa, anak-anak kecil di setiap kampung di Desa
Leuwimekar juga mengikuti pengajian setiap harinya di majlis dan
masjid. pengajian al-Quran dan pembahasan ilmu agama setiap hari
menjadi aktivitas rutin yang dilakukan anak-anak di Desa
Leuwimekar.

7
D. Profil Kelompok KKN
Kelompok Kuliah Kerja Nyata tahun 2019 Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta ini adalah KKN Drestanta 59 yang
merupakan sebuah bahasa dari bahasa sanskerta yang berarti tauladan.
Sebagai mahasiswa, anggota kelompok KKN Drestanta 59 harus mampu
mencerminkan ketauladanan kepada siapapun, khususnya masyarakat.
Karena mahasiswa merupakan kaum intelektual yang berpendidikan dan
berakhlak sehingga seharusnya bisa memberikan contoh perilaku yang
baik.
Selain nama kelompok, kami juga memiliki lambang atau logo yang
mencerminkan identitas kelompok KKN Drestanta 59 dengan segala
mimpi dan harapan yang kami cita-citakan. Dari setiap simbol gambar
yang ada tentunya memiliki makna filosofis yang berbeda-beda yang
merupakan sebuah harapan dari kelompok KKN Drestanta 59 yang ingin
kami raih.
Makna dari logo KKN Drestanta 59 yang terdiri dari beberapa
komposisi ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 : Logo KKN 059 Drestanta

1. Angka 59 merupakan arti bahwa kami adalah kelompok urutan ke-


59.
2. Gambar tiga bintang melambangkan Tridarma Mahasiwa yang
berisi Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan,
Pengabdian Kepada Masyarakat. Tiga lambang ini menggambarkan
Tridarma Mahasiswa yang seharusnya dijunjung tinggi seluruh
mahasiswa yang kami harapkan dapat menjadi pengingat untuk
semua angota kelompok KKN Drestanta 59 sebagai mahasiswa
untuk terus menjunjung tinggi Tridarma Mahasiswa, khususnya
saat terjun langsung kepada masyarakat.

8
3. Gambar toga melambangkan bahwa setelah lulus dari perguruan
tinggi nanti, seluruh anggota akhirnya akan kembali ke
masyarakat, dan ini jadinya sebagai pengingat agar selalu berusaha
bermanfaaat untuk masyarakat serta mempergunakan ilmu yang
sudah didapat dengan baik.
4. Gambar perisai menggambarkan bahwa anggota kelompok KKN
Drestanta 59 awalnya belum saling mengenal, pada kegiatan KKN
ini, kami dituntut untuk hidup bersama menyelaraskan pikiran
meskipun dari latar belakang dan sifat yang berbeda-beda. Namun,
gambar perisai mengingatkan bahwa meskipun dari latar belakang
dan memiliki watak yang berbada-beda, tapi kami memiliki tujuan
yang sama dan tidak dapat terpecah belah.
5. Gambar padi menggambarkan kami sebagai mahasiswa/i yang
menimba ilmu di perguruan tinggi yang tetap harus
mengedepankan akhlak yang berbudi pekerti. Semakin tinggi ilmu
yang kami dapat, harus semakin tawadhu’ atau rendah hati.
6. Warna cokelat muda melambangkan tanah yang dalam hal ini
adalah untuk mengingatkan manusia yang terbuat dari tanah
pastilah akan kembali menjadi tanah. Sama halnya kita masyarakat
pada akhirnya kita akan bergabung lagi dalam masyarakat.
7. Warna kuning menggambarkan semangat masa muda yang
bergelora mengalir seperti hangatnya sinar matahari.
8. Warna biru tua menggambarkan orang tua/guru yang memberikan
contoh untuk muridnya bagaimana menjadi manusia seutuhnya.
9. Warna biru muda menggambarkan remaja yang masih butuh orang
tua/guru sebagai panduan untuk mencari dan mengembangkan jati
diri serta kemampuan.

Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Drestanta 59 terdiri dari 18


orang, yang di dalamnya terdapat 7 orang laki-laki dan 11 orang
perempuan. Dari 18 orang ini berasal dari berbagai fakultas di antaranya
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora,
Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas
Sains dan Teknologi, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

9
Hafiz Handrian Kunjarianto adalah mahasiswa Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Jakarta. Hafiz memiliki kompetensi akademik di bidang
pengetahuan khususnya pengetahuan agama Islam. Bukan hanya di
bidang ini saja Hafiz juga mumpuni di bidang seni tilawah al-Quran dan
mengajar. Jabatan Hafiz dalam kelompok KKN Drestanta 59 adalah
sebagai ketua.
Alifa Nazla Fadisa adalah mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas
Sains dan Teknologi (FST) UIN Jakarta. Alifa memiliki kompetensi
akademik di bidang pengetahuan khususnya binis pertanian. Bukan
hanya di bidang ini saja Alifa juga mumpuni di bidang olahraga . Jabatan
Hafiz dalam kelompok KKN Drestanta 59 adalah sebagai sekretaris I.
Lailatuz Zakiyah adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Quran dan
Tafsir Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Jakarta. Zakiyah memiliki
kompetensi akademik di bidang pengetahuan khususnya ilmu
pengetahuan al-Quran dan tafsir. Bukan hanya di bidang ini saja Zakiyah
juga mumpuni di bidang keorganisasian dan mengajar. Jabatan Zakiyah
dalam kelompok KKN Drestanta 59 adalah sebagai sekretaris II.
Mami Astuti adalah mahasiswa Jurusan Tarjamah Fakultas Adab
dan Humaniora (FAH) UIN Jakarta. Mami memiliki kompetensi
akademik di bidang pengetahuan menerjemahkan berbagai bahasa,
terutama bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Selain akademik, Mami juga
berkompeten dan memiliki banyak pengalaman dalam menjadi
pembicara/narasumber di berbagai acara. Jabatan Mami dalam kelompok
KKN Drestanta 59 adalah sebagai bendahara.
Abdul Latip adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Jakarta. Latip memiliki kompetensi
akademik di bidang pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan al-Quran
dan tafsir. Bukan hanya di bidang ini saja Latip juga mumpuni di bidang
keorganisasian dan mengajar. Jabatan Latip dalam kelompok KKN
Drestanta 59 adalah sebagai divisi acara.

10
Uun Unwanah adalah mahasiswa Jurusan Penddikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Jakarta. Uun memiliki kompetensi akademik di bidang pengetahuan
khususnya ilmu pengetahuan sosial. Bukan hanya di bidang ini saja Uun
juga mumpuni di bidang organisasi dan mengajar. Jabatan Uun dalam
kelompok KKN Drestanta 59 adalah sebagai divisi acara.
Fatma Saskia Putri adalah mahasiswa Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM)
UIN Jakarta. Fatma memiliki kompetensi akademik di bidang
pengetahuan khususnya ilmu komunikasi penyiaran islam. Bukan hanya
di bidang ini saja Fatma juga mumpuni di bidang komunikasi. Jabatan
Fatma dalam kelompok KKN Drestanta 59 adalah sebagai divisi acara.
Muhammad Abdul Aziz adalah mahasiswa Jurusan Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Jakarta. Aziz
memiliki kompetensi akademik di bidang Teknologi khususnya bidang
sistem informasi. Bukan hanya di bidang ini saja Aziz juga mumpuni di
bidang mengoperasikan software. Jabatan Aziz dalam kelompok KKN
Drestanta 59 adalah sebagai divisi humas.
Rais Alhakim adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Jakarta. Rais memiliki kompetensi
akademik di bidang pengelolaan ekonomi khususnya bidang akuntansi.
Bukan hanya di bidang ini saja Rais juga mumpuni di bidang olahraga.
Jabatan Rais dalam kelompok KKN Drestanta 59 adalah sebagai divisi
humas.
Roro Handayani adalah mahasiswa Jurusan Sastra Inggris
Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Jakarta. Roro memiliki
kompetensi akademik di bidang pengetahuan khususnya Bahasa Inggris.
Bukan hanya di bidang ini saja Roro juga mumpuni di bidang lain yakni
memasak. Jabatan Roro dalam kelompok KKN Drestanta 59 adalah
sebagai divisi konsumsi.
Mishellia Apriliani adalah mahasiswa Jurusan Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta.
Mishell memiliki kompetensi akademik di bidang manajemen khususnya
manajemen pendidikan. Bukan hanya di bidang ini saja Mishell juga
mumpuni di bidang lain yakni memasak. Jabatan Mishell dalam
kelompok KKN Drestanta 59 adalah sebagai divisi konsumsi.

11
Nisa Faiziyah adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta. Nisa
memiliki kompetensi akademik di bidang pengetahuan khususnya
pengetahuan agama islam. Bukan hanya di bidang ini saja Nisa juga
mumpuni di bidang seni tilawah al-Quran dan mengajar. Jabatan Nisa
dalam kelompok KKN Drestanta 59 adalah sebagai divisi konsumsi.
Siska Wahyuni adalah mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Jakarta. Siska memiliki
kompetensi akademik di bidang ekonomi khususnya perbankan syariah.
Bukan hanya di bidang ini saja Siska juga mumpuni di bidang seni tari
dan memasak. Jabatan Siska dalam kelompok KKN Drestanta 59 adalah
sebagai divisi fundrising.
Iseu Selawati adalah mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Sains dan
Teknologi (FST) UIN Jakarta. Iseu memiliki kompetensi akademik di
bidang Pengetahuan khususnya Kimia. Bukan hanya di bidang ini saja
Iseu juga mumpuni di bidang lain yakni memasak. Jabatan Iseu dalam
kelompok KKN Drestanta 59 adalah sebagai divisi fundrising.
Liandi Rahli adalah mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta. Liandi memiliki kompetensi
akademik di bidang pengetahuan khususnya Ilmu sosial. Bukan hanya di
bidang ini saja Liandi juga mumpuni di bidang seni yakni memainkan alat
musik gitar. Jabatan Liandi dalam kelompok KKN Drestanta 59 adalah
sebagai divisi perlengkapan.
Gusti Cahyaning Dewo adalah mahasiswa Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM)
UIN Jakarta. Dewo memiliki kompetensi akademik di bidang
komunikasi khususnya komunikasi penyiaran islam. Bukan hanya di
bidang ini saja Dewo juga mumpuni di bidang lain yakni olahraga.
Jabatan Dewo dalam kelompok KKN Drestanta 59 adalah sebagai divisi
perlengkapan.
Muhammad Ulin Nuha adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum
Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Jakarta. Ulin memiliki
kompetensi akademik di bidang hukum khususnya hukum pidana.
Bukan hanya di bidang ini saja Ulin juga mumpuni di bidang lain yakni
desain. Jabatan Ulin dalam kelompok KKN Drestanta 59 adalah sebagai
divisi media.

12
Rafa’ani Darajatanti Ulya adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum
Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Jakarta. Rafa memiliki
kompetensi akademik di bidang hukum khususnya hukum pidana.
Bukan hanya di bidang ini saja Rafa juga mumpuni di bidang lain yakni
desain. Jabatan Rafa dalam kelompok KKN Drestanta 59 adalah sebagai
divisi media.

E. Fokus dan Prioritas Program


Berdasarkan hal yang tertera dalam proposal tentang permasalahan
desa, terdapat sedikitnya lima fokus program guna merespon
permasalahan yang ada di desa, seperti Bidang Pendidikan, Bidang
Keagamaan, Bidang Sosial dan Kebudayaan, Bidang Kesehatan dan
Lingkungan, dan Bidang Kewirausahaan/Ekonomi. Berbagai fokus
program guna merespon permasalahan desa, tentunya sangat didukung
oleh kompetensi anggota KKN kelompok 59 yang beragam macam. Oleh
karenanya, prioritas program menjadi upaya responsif terhadap
permasalahan desa yang muncul. Berikut rincian prioritas programnya :

Tabel 1.1 : Prioritas Program dan Kegiatan


Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan
DRESTANTA EDUKATIF
Bimbingan Belajar Kreatif
Bimbingan Belajar BTQ
Bidang Pendidikan
Pembuatan Pojok Bacaan
Sekolah Kepemimpinan
Pemutaran Film Edukatif
DRESTANTA AGAMIS
Renovasi Majlis Ta’lim
Bidang Keagamaan Pengajian Mingguan
Penyuluhan DKM
Idul Adha
DRESTANTA SOSIAL
Bidang Sosial dan Kebudayaan Peringatan HUT RI ke-74
Pembuatan Plang Penunjuk Jalan

13
DRESTANTA PEDULI
Senam Sehat
Bidang Kesehatan dan Penyuluhan Kesehatan &
Lingkungan Kebersihan Remaja
Perbaikan MCK
Kerja Bakti Mingguan
DRESTANTA MEMBANGUN
Bidang Kewirausahaan/Ekonomi
Penyuluhan Online Shop

F. Sasaran dan Target


Berdasarkan hasil pemetaan yang telah kami lakukan ke Desa
Leuwimekar, kami membuat beberapa program kerja yang sudah kami
susun. Program kerja tersebut telah kami tentukan sasaran dan target
nya seperti yang tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.2 : Sasaran dan Target


No Kegiatan Sasaran Target
Masing-masing 30
Anak-Anak usia anak usia pendidikan
pendidikan formal formal di kampung
di Kampung Sukamulya dan
1 Bimbel Kreatif
Sukamulya dan kampung Kandang
Kampung Kandang Sapi mendapatkan
Sapi materi beserta
pengalaman tambahan
Masing-masing 30
Anak-Anak usia anak usia pendidikan
pendidikan formal formal di Kampung
di Kampung Sukamulya dan
2 Bimbel BTQ
Sukamulya dan Kampung Kandang
Kampung Kandang Sapi mendapatkan
Sapi materi dan
pengalaman tambahan
Praktik
Siswa-siswi SDN Seluruh siswa- siswi
Pengajaran (SDN
3 Sukamulya dan MI SDN Sukamulya dan
Sukamulya & MI
PUI MI PUI
PUI)

14
15 orang warga
Kampung
Sukamulya usia 15-
45 tahun ikut
berpartisipasi
Warga Kampung
dalam kegiatan
4 Kerja Bakti Sukamulya usia
kerja bakti untuk
15-45 tahun
membangun
lingkungan yang
bersih, nyaman,
dan terhindar dari
berbagai penyakit
Warga Kampung Warga Kampung
5 Senam
Sukamulya Sukamulya
30 orang anak-anak
tingkat SD, 10
orang remaja
tingkat SMP di
Anak-Anak tingkat Kampung
SD sampai SMP di Sukamulya
6 Pojok Bacaan Kampung mendapatkan
Sukamulya, Desa fasilitas buku
Leuwimekar bacaan berupa
buku pelajaran
umum dan agama,
buku cerita, dan
majalah anak-anak.
30 orang anak-
Anak-Anak, Remaja,
anak, 10 orang remaja
serta Orang Dewasa
atau orang dewasa
di Kampung
dari Kampung
7 Pawai Obor Sukamulya dan
Sukamulya maupun
Kampung Kandang
Kampung Kandang
Sapi, Desa
Sapi yang
Leuwimekar
berpartisipasi dalam

15
kegiatan pawai obor
dalam rangka
memeriahkan serta
menghidupkan
suasana religi
menyambut Hari
Raya Idhul Adha
Masyarakat di Seluruh masyarakat
kampung Sukamulya di kampung
dapat merasakan rasa sukamulya dan
aman ketika teman-teman
8 Perbaikan MCK
melaksanakan kelompok
kegiatan sehari- hari berpartisipasi dalam
yang berhubugan proses pembuatan
dengan air MCK
50 orang anak-anak,
Anak-Anak di dari Kampung
Kampung Sukamulya maupun
Sukamulya dan Kampung Kandang
9 Film Edukatif
Kampung Kandang Sapi yang
Sapi, Desa berpartisipasi dalam
Leuwimekar kegiatan pemutaran
film edukatif
Semua masyarakat
Kampung Sukamulya
Anak-anak, remaja,
dengan diadakannya
Perayaan 17 serta orang dewasa di
10 perayaan 17 Agustus
Agustus Kampung Sukamulya
agar semangat juang
Desa Leuwimekar
serta rasa nasionalisme
tumbuh semakin tinggi
Orang dewasa
10 – 20 orang
(khususnya bapak-
(khususnya bapak-
bapak), baik yang
bapak), baik yang
11 Penyuluhan DKM sudah menjadi
sudah menjadi
pengurus masjid
pengurus masjid
ataupun yang belum
ataupun yang belum.
di beberapa masjid

16
Sekolah Siswa-siswi SMKN 1
12 100-200 Peserta
Kepemimpinan Leuwiliang kelas 12
Penyuluhan
55 orang siswa-siswi
Kesehatan & SMP Fathu Makkah
13 kelas VII, VIII, dan IX
Kebersihan 01
SMP Fathu Makkah 01
Remaja
Persimpangan jalan Persimpangan jalan
yang strategis berada yang strategis berada
Pengadaan Plang
14 di Kp. Kandang Sapi di Kp. Kandang Sapi
Jalan
RT 02 / RW 01 Desa RT 02 / RW 01 Desa
Leuwimekar. Leuwimekar.
Pengadaan Al- Anak-anak Kampung Anak-anak Kampung
15 Quran & Juz Sukamulya dan Sukamulya dan
Amma Kandang Sapi Kandang Sapi
16 Penyuluhan Online Ibu-ibu PKK Desa 50 orang Ibu-ibu PKK
Shop Leuwimekar Desa Leuwimekar

G. Jadwal Pelaksanaan Program


Pelaksanaan kegiatan KKN 2019 terbagi menjadi 3 waktu
pelaksanaan, yakni pra KKN-PpMM, implementasi kegiatan di lokasi
KKN, serta laporan dan evaluasi program.
1. Pra KKN-PpMM 2019 (April s/d Juli 2019)
Kegiatan persiapan KKN yang terjadi pada masa Pra KKN-
PpMM 2019 yakni pada bulan April hingga Juli 2019 dapat diuraikan
sebagai berikut :
Tabel 1.3 : Kegiatan Pra KKN-PpMM 2019
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembagian Kelompok KKN April 2019
2 Penyusunan Proposal 20 Mei s/d 10 Juni 2019
3 Pembekalan 3 Mei 2019
4 Survei 18 & 28 Mei, 21 Juni 2019
5 Pelepasan 22 Juli 2019

17
2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (23 Juli s/d 22 Agustus)
Pelaksanaan kegiatan KKN di Desa Leuwimekar sejak tanggal
23 Juli hingga 22 Agustus 2019 dapat diuraikan sebagaimana di
bawah ini :
Tabel 1.4 : Kegiatan Pelaksanaan Program di Lokasi KKN
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembukaan di Lokasi KKN 23 Juli 2019
2 Pengenalan Lokasi dan Masyarakat 23 -24 Juli 2019
23 Juli – 22 Agustus
3 Implementasi Program
2019
4 Penutupan 22 Agustus 2019
23 Juli & 20 Agustus
5 Kunjungan Dosen Pembimbing
2019

3. Laporan dan Evaluasi Program (September – Oktober 2019)


Pelaksanaan laporan dan evaluasi program yang berlangsung
sejak bulan September hingga Oktober 2019 dapat diuraikan
sebagaimana di bawah ini :

Tabel 1.5 : Kegiatan Laporan dan Evaluasi Program


No Uraian Kegiatan Waktu
Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-
1 September 2019
PpMM
Verifikasi dan Penyuntingan oleh
2 Oktober 2019
kelompok dan Dosen Pembimbing
Penyelesaian dan Pengunggahan Film
3 Oktober 2019
Dokumenter
4 Pengesahan Buku Laporan Oktober 2019
Pengiriman Buku Laporan Hasil KKN-
5 Oktober 2019
PpMM
6 Penilaian Hasil Kegiatan Oktober 2019
Pengajuan ISBN dan Penerbitan Buku
7 Oktober 2019
(Opsional)

18
H. Pendanaan dan Sumbangan
1. Pendanaan

Tabel 1.6 : Rincian Pendanaan


No Uraian Hasil Dana Jumlah
Kontribusi Anggota Kelompok
1 Rp.18.000.000
Rp.1.000.000/orang
Dana Bantuan Program
2 Pengabdian pada Masyarakat oleh Rp.5.000.000
Dosen (PpMD) 2019
Total Rp.23.000.000

2. Sumbangan
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata-Pengabdian pada Mayarakat
oleh Mahasiswa (KKN-PpMM) ini mendapatkan bantuan dalam
bentuk nominal uang dari beberapa perusahaan di Jawa Barat,
sejumlah bantuan yang dapat kami rinci sebagai berikut :

Tabel 1.7 : Sumbangan


No Pemberi Sumbangan Jumlah
1 PT DHL Rp.500.000
2 PT Berkah Maju Sejahtera Rp.200.000
Total Rp.700.000

I. Sistematika Penyusunan
Buku ini disusun dan terbagi ke dalam dua bagian. Bagian I yang
merupakan dokumentasi hasil kegiatan yang terdiri dari Bab I hingga
Bab V, dan bagian II yang merupakan refleksi hasil kegiatan KKN-
PpMM 2019. Adapun rincian pada bagian pertama adalah sebagai
berikut :
Bab I, Pendahuluan. Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran
umum dari laporan hasil kegiatan KKN selama satu bulan, yang terdiri
dari beberapa sub-bab, yaitu dasar pemikiran, kondisi umum wilayah
Desa Leuwimekar, aset utama desa/permasalahan, profil kelompok KKN
DRESTANTA, fokus dan prioritas program, sasaran dan target, jadwal
pelaksanaan program, pendanaan, dan sistematika penyusunan.

19
Bab II, Metode Pengabdian. Dalam bab ini menjelaskan tentang
landasan teoritis serta pendekatan dan metode yang digunakan dalam
penyusunan program untuk menyelesaikan masalah yang ada di
lingkungan masyarakat Desa Leuwimekar. Bab ini terdiri dari beberapa
sub-bab, yaitu pendekatan yang berbasis aset atau masalah maupun
keduanya, pemetaan wilayah dan masyarakat, penyusunan program, dan
strategi implementasi program dan kegiatan.
Bab III, Kondisi Desa Leuwimekar. Dalam bab ini akan diuraikan
tentang profil desa yang terdiri dari sejarah singkat Desa Leuwimekar,
letak geografis, struktur desa, serta sarana dan prasarana yang ada di
Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat.
Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pengabdian. Pada bab ini
akan diuraikan mengenai penyelesaian program KKN yang menargetkan
Desa Leuwimekar dan adapun hasil dari program tersebut dijabarkan
melalui bab ini yang terdiri dari basis pelaksanaan program, bentuk dan
hasil pelayanan, bentuk dan hasil pemberdayaan, dan faktor-faktor
pencapaian hasil.
Bab V, Penutup. Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari
dokumentasi hasil kegiatan serta pesan yang ditujukan kepada PPM,
Desa dan Kecamatan serta anak-anak yang akan melaksanakan KKN
pada tahun berikutnya khususnya yang mendapatkan kesempatan
untuk melakukan KKN di Desa Leuwimekar. Bab ini kemudian akan
ditutup dengan bagian rekomendasi.
Bagian kedua, Refleksi Hasil Kegiatan. Bagian ini terdiri dari dua
bab, dengan rincian sebagai berikut :
Bab VI, Penggalan Kisah Inspiratif. Bab ini berisi tentang laporan
dari setiap mahasiswa yang merupakan pengalaman masing-masing
selama melaksanakan kegiatan KKN di Desa Leuwimekar.
Bab VII, Kesan dan Pesan Warga atas Kegiatan KKN 2019.
Dalam bab ini akan disampaikan kesan dan pesan warga selama kegiatan
KKN-PpMM 2019 berlangsung dan bagaimana pendapat mereka
mengenai kehadiran program pengabdian KKN di tengah-tengah
lingkungan mereka.

20
Pada bagian akhir terdapat daftar pustaka, biografi singkat oleh
anggota kelompok KKN-PpMM beserta dosen pembimbing, serta
lampiran-lampiran penting yang menjadi dokumentasi selama
pelaksanaan kegiatan KKN di Desa Leuwimekar.

21
“Dibalik kesuksesan pasti terdapat cerita yang menarik untuk didengar,
karena percayalah semua itu butuh proses”

-Muhammad Abdul Aziz, 2019

22
BAB II
METODE PENGABDIAN

A. Pendekatan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian akan berjalan lancar ketika
kita telah memahami persoalan dan potensi yang dimiliki oleh suatu
wilayah beserta dengan masyarakatnya. Maka dari itu untuk memahami
kedua hal tersebut perlu dilakukan sebuah pendekatan. Dalam hal ini
KKN DRESTANTA 59 menggunakan pendekatan berbasis masalah
dalam memahami persoalan dan potensi yang ada di Desa Leuwimekar.

1. Pendekatan Berbasis Masalah


Untuk memahami kondisi di desa Leuwimekar Kampung
Sukamulya, kami menggunakan pendekatan berbasis masalah.
Pendekatan ini merupakan sebuah pendekatan tradisional
dalam membangun masyarakat. Intervensi perubahan yang
dilakukan berdasarkan pada permasalahan dan kebutuhan
yang dialami oleh masyarakat. Dalam hal ini berarti proses
perubahan hanya ditujukan untuk mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Pendekatan ini melibatkan
aktor-aktor yang relevan dalam proses pembangunan
masyarakat.1
Pendekatan berbasis masalah ini banyak digunakan dalam
membangun masyarakat. Di mana menurut pendekatan ini,
kebijakan yang dibuat adalah untuk menyelesaikan sebuah
masalah. Dalam pendekatan ini orientasi pencarian solusi
dilakukan melalui perspektif rasional yakni tindakan yang
diambil didasarkan atas situasi yang tengah benar-benar
terjadi.2

1Hanna Nel, A Comparison between the Asset-Oriented And Needs-Based Community


Development Approaches In Terms of System Changes, (United Kingdom : Routledge, 2017), h.
3-4
2Bernie Jones dan Juliette Silva, Problem Solving, Community Building, and Systems

Interaction : An Integrated Practice Model for Community Development, Journal of the


Community Development Society, Vol. 22 No. 2 (1991), h. 3-5

23
Melalui pendekatan berbasis masalah, untuk
mendapatkan suatu solusi yang diinginkan dalam
menyelesaikan masalah, hal yang harus dilakukan terlebih
dahulu yakni mendefinisikan permasalahannya terlebih dahulu.
Dengan memahami permasalahan yang ada akan lebih
mudah untuk mencari solusinya. Selain itu pemecahan
masalah dapat dilakukan dengan brainstorming yakni
menemukan beberapa gagasan yang mungkin dapat digunakan
untuk memecahkan masalah. Di samping itu perlu juga untuk
membangun solusi-solusi alternatif yang diperlukan.3
Model pendekatan dalam pengembangan masyarakat
yang kami gunakan yakni non-direktif, sebuah pendekatan
yang mengikutsertakan masyarakat yang ada di wilayah
tersebut sebagai aktor perubahan secara penuh karena
dianggap lebih mengetahui segala kebutuhan yang dibutuhkan
di wilayah tersebut, sedangkan keberadaan kelompok lain
(mahasiswa) kurang berperan aktif, seperti dalam membuat
maupun melaksanakan program atau kegiatan yang dilakukan.4
Kami menggunakan pendekatan ini, karena kami melihat
masyarakat lebih mengetahui kondisi lapangan tempat
pelaksanaan kegiatan. Kemudian teori pendekatan yang kami
gunakan, kami menggunakan Partisipatory Action Research (PAR).
Teori Partisipatory Action Research (PAR) berlandaskan
pemikiran bahwa segala keberhasilan atau kegagalan suatu
program berasal dari partisipasi masyarakat dalam memegang
peranan penuh, baik dalam pembuatan program maupun
pelaksanaan kegiatan.5

3Marlene K. Rebori, Problem Solving Techniques, Community Board Development :

Series 3, University of Nevada.


4Eva Nugraha, Pedoman Pengabdian Masyarakat, (Jakarta : Pusat Pengabdian

Kepada Masyarakat, 2018), h. 86-87


5 Ibid., h. 84-85

24
Hal tersebut dianggap karena kelompok lain (mahasiswa)
hanya berperan untuk memotivasi dalam segala jenis program
maupun kegiatan yang akan dilakukan oleh masyarakat.
Masyarakat sebagai subjek utama yang mengetahui sumber-
sumber yang berpotensi untuk dijadikan sarana dalam
kemajuan suatu wilayah diberikan peranan penuh untuk
mengelola perubahan.
Dalam mengetahui berbagai jenis masalah yang dihadapi
masyarakat, kami menggunakan beberapa metode
pengumpulan data, yaitu teknik interaktif yang meliputi
observasi yang ikut berperan langsung dan wawancara. Kami
observasi langsung ke Desa Leuwimekar dan kami juga
menggunakan metode wawancara yang sasarannya kepada
beberapa masyarakat setempat baik dari anak-anak maupun
yang remaja serta dewasa. Kami ambil secara acak guna
mendapatkan informasi di lapangan yang sebenarnya.
Dari hasil wawancara yang kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa permasalahan yang terdapat di Desa
Leuwimekar Kampung Sukamulya dapat dikatakan tidak
cukup banyak dan kami kelompokkan dalam beberapa bidang.
Dalam bidang pendidikan, menurut kelompok kami
permasalahan pendidikan yang terdapat di Desa Leuwimekar
Kampung Sukamulya yaitu masih kurangnya sarana pendidikan
di jenjang Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah
Atas, karena di sana hanya terdapat 1 Sekolah Menengah
Pertama dan 1 Sekolah Menengah Atas. Masalah selanjutnya
yaitu masih kurangnya tenaga pengajar serta belum
maksimalnya pemanfaatan perpustakaan di setiap sekolah.
Dalam bidang keagamaan, kepedulian masyarakat
terhadap kebutuhan rohaninya belum secara maksimal serta
diiringi oleh fasilitas yang kurang memadai. Ada satu mushollah
namun kurang perawatan sehingga menyebabkan masyarakat
jarang yang memanfaatkan tempat tersebut. Selain mushollah,
ada majelis ta’lim yang lebih sering digunakan untuk
memberikan pendidikan keagamaan kepada anak-anak dan ibu-
ibu.

25
Dalam bidang ekonomi di Desa Leuwimekar Kampung
Sukamulya masih bisa dibilang kelas menengah tidak
kekurangan dan tidak pula berlebihan. Namun masih banyak
yang menganggur dikarenakan minimnya lapangan kerja,
akibatnya banyak masyarakat yang bekerja serabutan dengan
kerja sampingan seperti menjadi tukang ojek, servis elektronik
dan masih banyak yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Pekerjaan tetap mereka sebenarnya petani tetapi ketika musim
kemarau pasti mengalami kekeringan dan sulit ada air. Maka
dari itu untuk mencapai perekonomian yang lebih baik kami
mengadakan Penyuluhan Online Shop untuk membantu para
pemuda di sana agar dapat membuka sebuah peluang usaha
sendiri.
Dalam bidang kesehatan dan lingkungan hidup,
masyarakat Desa Leuwimekar pada umumnya sudah cukup
dalam memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, namun
dalam hal mengolah sampah menurut kami masih bermasalah
karena mayoritas masyarakat di sana mengolah sampah dengan
cara dibakar. Hal itu tentunya akan menyebabkan polusi udara
dan risiko terjadi kebakaran jika membakar sampah di tempat
yang tidak tepat. Selain itu, dalam bidang kesehatan kita
melakukan penyuluhan kesehatan agar mereka lebih
memperhatikan kesehatan mereka meskipun dalam lingkungan
yang kekurangan air.
Dalam bidang sosial dan budaya, masih kurangnya
informasi mengenai plang nama jalan sehingga dapat membuat
kesulitan orang yang akan ke sana. Maka dari itu kami
membuatkan plang nama jalan untuk jalan-jalan di sekitar
perbatasan kampung yang kami tinggali.

26
B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat
1. Teknik Pemetaan Wilayah
Teknik pemetaan wilayah merupakan sebuah teknik untuk
mengetahui bagaimana kondisi di lapangan secara sebenarnya guna
untuk mempermudah dalam pembuatan program atau kegiatan yang
cocok untuk dilakukan di wilayah itu. Dalam melakukan pemetaan
wilayah, kami melakukan beberapa kali survei saat sebelum
pelaksanaan KKN, sekaligus melakukan pengamatan langsung di
tempat lokasi kami tinggal. Teknik yang kami gunakan adalah teknik
observasi. Teknik observasi merupakan sebuah pengamatan langsung
oleh peneliti terhadap sesuatu yang dijadikan objek dalam
penelitiannya.6 Hal tersebut kami lakukan untuk mengetahui
bagaimana kondisi lapangan yang akan kami tempati selama KKN.
Dalam hal ini, kami juga melakukan diskusi dengan aparatur
Desa Leuwimekar. Dalam pertemuan ini, Kepala Desa mengatakan
bahwa ada beberapa desa yang berada di Leuwimekar itu selalu
dijadikan pusat tempat kegiatan KKN. Oleh karena itu kami selaku
mahasiswa memberikan kuasa penuh untuk pemilihan lokasi kepada
Kepala Desa. Kemudian Kepala Desa menugaskan kami untuk
melakukan kegiatan KKN di Kampung Sukamulya.
Alasan kami ditempatkan di Kampung Syjamulya karena
Kampung Sukamulya merupakan salah satu dari tiga kampung yang
kesulitan air bersih. Selain kampung Sukamulya ada kampung Setu
dan Sukaasih dan akses menuju Kampung Pakapuran dapat
dikatakan cukup mudah untuk ditempuh sehingga memudahkan
kami dalam hal bepergian selama menjalankan kegiatan KKN
meskipun banyak jalan yang cukup rusak. Kemudian kami langsung
dikenalkan dengan Ketua RW yakni Pak Muhibbi dan Ketua RT
kampung Sukamulya yakni pak Sunjaya untuk lebih mengenali
Kampung Sukamulya. Setelah mengetahui lokasi kegiatan KKN, kami
langsung mencari lokasi tempat tinggal yang akan ditinggali.
Kemudian kami akhirnya menentukan lokasi tempat tinggal di RT 01
RW 01 Kampung Sukamulya.

6Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press, 2015), h. 106

27
2. Teknik Pemetaan Masyarakat
Teknik pemetaan masyarakat atau sosial yang bisa dikatakan
juga social mapping didefinisikan sebagai teknik untuk mendapatkan
gambaran mengenai masyarakat yang sistematik serta melibatkan
pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk
didalmnya prpfil dan masalah sosial yang meliputi budaya, adat,
agama, politik, pendidikan, dan sebagainya. Pemetaan ini dapat
disebut juga sebagai Social Profiling atau “pembuatan profil suatu
masyarakat”.7
Pemetaan sosial dapat dipandang sebagai salah satu
pendekatan pengembangan masyarakat. Dalam melakukan pemetaan
masyarakat, kami juga menggunakan salah satu metode
pengumpulan data, yaitu teknik wawancara. Diharapkan dengan
menggunakan teknik wawancara ini, kami bisa mendapatkan
berbagai infomasi mengenai budaya, agama, pendidikan, politik, dan
sebagainya yang dianut oleh masyarakat sekitar. Sekaligus menjadi
acuan kami dalam bersosialisasi dengan masyarakat.
Kami datang ke rumah Bapak RW dan RT setempat, tokoh
ulama, beberapa masyarakat, dan juga anak-anak untuk mengajukan
beberapa pertanyaan bagaimana adat kebiasaan yang ada di sana, apa
saja permasalahan yang terdapat di Kampung Sukamulya serta apa
saja kiranya yang dibutuhkan masyarakat sekitar yang nantinya bisa
kami tambahkan dalam program kegiatan yang akan kami lakukan di
Kampung Sukamulya.
Menurut Ketua RT 01, keadaan masyarakat di sana masih
terbilang belum maju. Masyarakat di sana sangat senang apabila ada
teman-teman mahasiswa yang akan melaksanakan KKN di Kampung
Sukamulya karena dengan begitu dapat membantu masyarakat
sekitar untuk belajar hal-hal baru. Begitu pula dengan yang kami
rasakan, masyarakat di sana sangat baik, ramah dan sopan dalam
menyambut kami untuk melakukan KKN di Kampung Sukamulya.

7Sukriyah, Pemetaan Sosial Budaya Masyarakat Desa Sumber Agung Kecamatan

Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi, Jurnal Sosial Humaniora, 7 Juni (2014) : h. 64

28
Untuk masalah kebutuhan apa yang mereka butuhkan,
menurut Bapak RT yang paling dibutuhkan adalah mengenai
pembuatan tempat penampungan air. Karena disana ada sumber air
tetapi tidak terawat sehingga warga sekitar kesulitan untuk
mendapatkan serta mengambil air dari sumber tersebut. Lalu
pembuatan plang jalan yang berada di pertigaan jalan masuk ke lokasi
yang kami tinggali. Di mana jalan pertigaan tersebut merupakan
perbatasan kampung yang masih banyak orang belum mengetahui
mana kampung Sukamulya, Kandang Sapi dan desa Pabangbon.
Menurut tokoh ulama, yang paling dibutuhkan adalah untuk
ikut membantu dalam kegiatan pengajian-pengajian baik pengajian
anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak yang ada di Desa Leuwimekar
umumnya dan khususnya Kampung Sukamulya.
Menurut masyarakat, yang paling dibutuhkan adalah adanya
kegiatan wirausaha seperti penyuluhan online shop yang
kemungkinan bisa lebih meningkatkan segi ekonomi mereka dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut anak-anak, yang dibutuhkan adalah berupa kegiatan
bimbingan belajar dari peserta anggota KKN kepada anak-anak Desa
Leuwimekar umumnya dan khususnya anak-anak Kampung
Sukamulya.
Kemudian juga ada masalah tingginya angka pengangguran dan
masalah pendidikan bagi anak-anak. Dari kedua masalah itu,
diharapkan kami bisa mengurangi tingkat pengangguran dan
meningkatkan semangat anak-anak akan pentingnya mencari ilmu
karena mereka terpengaruh oleh kurangnya kebutuhan ekonomi yang
menunjang mereka untuk sekolah sehingga lebih banyak yang
memilih bekerja daripada melanjutkan sekolah.

29
C. Penyusunan Program
1. Keterlibatan Anggota
Dalam hal penyusunan program kegiatan, seluruh anggota ikut
terlibat dalam penyusunan program dan kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan di Desa Leuwimekar. Setiap anggota memberikan ide-
ide untuk pemilihan program dan kegiatan yang cocok untuk
dilaksanakan pada kegiatan KKN di Desa Leuwimekar.
Selain menyalurkan ide, setiap anggota juga menjadi
penanggungjawab pada saat program kegiatan dilaksanakan. Dengan
demikian, setiap anggota memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi
saat program kegiatan terlaksana. Setiap anggota yang menjadi
penanggungjawab wajib bertanggungjawab pada kelancaran
kegiatan.
2. Keterlibatan Dosen
Dalam hal penyusunan program dan kegiatan, tidak hanya
keterlibatan anggota kelompok saja, tetapi juga mengandalkan
keterlibatan dosen pembimbing kami. Dosen pembimbing kami
terlibat dalam memberikan beberapa ide program kegiatan dan beliau
mengarahkan kami dalam memilih program kegiatan yang sesuai
dengan kondisi di Desa Leuwimekar. Beliau juga memberikan
masukan kepada kami mengenai pendanaan untuk program kegiatan
yang akan kami laksanakan di Desa Leuwimekar.
3. Keterlibatan Masyarakat
Dalam penyusunan program kegiatan, kami juga berdiskusi
dengan masyarakat Desa Leuwimekar, terutama untuk kegiatan
seminar Online Shop yang kami selenggarakan melalui kerja sama
dengan pihak karang taruna Desa Leuwimekar. Selanjutnya kami juga
mendengarkan aspirasi dari masyarakat terkait kekeringan air, warga
biasanya mengambil air dan mandi di mata air dekat pemukiman yang
hanya memakai bilik tidak tertutup. Warga ingin sekali agar kami
membantu dalam hal pembangunan agar tempat mata air yang biasa
mereka pakai untuk mandi dan mencuci tertutup.

30
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan
1. Senam
Dalam kegiatan ini bertujuan untuk menyehatkan ibu-ibu dan
anak-anak Desa Leuwimekar pada umumnya, dan khususnya untuk
masyarakat Kampung Sukamulya. Karena kami melihat begitu
antusiasnya masyarakat Kampung Sukamulya. Senam dipimpin oleh
salah satu anggota kelompok kami yang bernama Mami Astuti.
2. Kerja Bakti
Dalam kegiatan ini kami mengerahkan aset kelompok bersama
dengan masyarakat sekitar khususnya warga di Kampung Sukamulya
tempat kami tinggal. Kegiatan dilaksanakan di sekitar Kampung
Sukamulya dengan membersihkan lingkungan yang kotor terutama
membersihkan rumput-rumput yang mulai tinggi. Di samping itu
kegiatan juga dilakukan dengan melakukan bersih-bersih mushalla
dan majlis yang terletak di Kampung Sukamulya.
3. Bimbel Kreatif
Dalam program ini bertujuan untuk membangun semangat
belajar anak-anak Desa Leuwimekar, khususnya anak-anak
Kampung Sukamulya dan Kampung Kandang Sapi. Karena kami
melihat kurangnya pendidikan karakter, seperti kurangnya rasa
percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, kurang mengetahui
mengenai pentingnya dampak pendidikan di masa depan, dll.
Kegiatan ini rutin kami lakukan di sore hari yang kiranya anak-anak
memiliki waktu luang. Dalam kegiatan ini kami juga menggunakan
aset kelompok, dimana semua anggota diharapkan bisa membantu
segala permasalahan mengenai materi-materi pelajaran yang belum
dipahami secara baik oleh anak. Sehingga dalam pelaksanaanya, kami
membagi materi-materi yang ada dengan kemampuan dari tiap
anggota kelompok.

31
4. Bimbel BTQ
Dalam program ini bertujuan untuk membangun semangat
belajar anak-anak Desa Leuwimekar mengenai al-Qur’an khususnya,
umumnya anak-anak Kampung Sukamulya dan Kampung Kandang
Sapi. Karena kami melihat kurangnya pendidikan karakter, seperti
kurangnya rasa percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki,
kurang mengetahui mengenai pentingnya dampak pendidikan di
masa depan, dll. Kegiatan ini rutin kami lakukan di sore hari dan
setelah maghrib yang kiranya anak-anak memiliki waktu luang.
Dalam kegiatan ini kami juga menggunakan aset kelompok, di mana
semua anggota diharapkan bisa membantu segala permasalahan
mengenai materi-materi pelajaran yang belum dipahami secara baik
oleh anak. Sehingga dalam pelaksanaanya, kami membagi materi-
materi yang ada dengan kemampuan dari tiap anggota kelompok.
5. Renovasi Majlis dan Pojok Bacaan
Dalam program ini, kami bertujuan untuk membangun
semangat belajar anak-anak Desa Leuwimekar khususnya Kampung
Sukamulya dengan merenovasi majlis tempat mereka belajar dan
mengaji setiap hari. Kami juga membuat pojok bacaan atau
perpustakaan kecil untuk anak-anak dengan menyediakan buku-
buku anak dan buku pengetahuan. Beberapa buku-buku kami
dapatkan dari kementerian pendidikan dan donasi-donasi dari setiap
anggota kelompok.
6. Revitalisasi MCK
Dalam program ini, kami bertujuan untuk melakukan
pemberdayaan kepada masyarakat di Desa Leuwimekar khususnya di
Kampung Sukamulya yang sering sekali mengalami kekeringan. Bila
kekeringan melanda, warga kampung Sukamulya hanya memiliki
satu tempat mata air yang mereka gunakan bersama-sama, untuk
membantu dan memberikan rasa nyaman kami membangun sebuah
MCK untuk masyarakat Kampung Sukamulya. Pembangunan di
kerjakan oleh anggota laki-laki kelompok KKN Drestanta 59 dibantu
oleh warga Kampung Sukamulya.

32
7. Seminar Sekolah Kepemimpinan
Dalam program ini, kami bertujuan untuk membangun jiwa dan
rasa kepemimpinan pada masyarakat Desa Leuwimekar. Target kami
untuk program ini adalah siswa-siswi SMKN 1 Leuwiliang. Khususnya
kelas tiga yang akan menjalani ujian nasional. Kami mengundang
seorang narasumber bernama Hanif yang sangat mumpuni di bidang
kepemimpinan dengan pengalamannya yang banyak.
8. Seminar Kesehatan
Dalam program ini bertujuan untuk menjaga kesehatan para
masyarakat Desa Leuwimekar pada umumnya, dan khususnya untuk
anak-anak di SMP Fathu Makkah. Dalam kegiatan ini sasaran kami
adalah para anak-anak yang bersekolah tinggak SMP. Partisipasi
anak-anak dalam kegiatan ini kurang lebih sebanyak tiga puluh anak-
anak. Dalam terlaksananya program ini kami juga dibantu oleh salah
satu anggota yang bernama Mami Astuti sebagai narasumber yang
merupakan brand Ambassador “Duta GenRe Banten”.
9. Penyuluhan DKM
Dalam program ini bertujuan untuk membangun kesadaran
masyarakat khususnya para pengurus masjid di Desa Leuwimekar.
Target kami pada penyuluhan ini adalah para pengurus masjid di
Desa Leuwimekar. Penyuluhan ini diadakan di Masjid kampung
Kandang Sapi. Dengan narasumber yaitu Ustadz Dr. Wido Supraha.
10. Peringatan 17 Agustus
Dalam kegiatan ini kami menggunakan aset kelompok dalam
pembuatan sebuah event untuk memeriahkan acara peringatan hari
kemerdekaan Republik Indonesia. Kegiatan rutin yang dilaksanakan
setiap tahunnya ini menjadi tanggung jawab kami untuk
mengelolanya bersama masyarakat sekitar pada tahun 2019 ini. Kami
mengajak partisipasi masyarakat untuk turut merancang kegiatan
lomba yang berlangsung pada 17-18 Agustus 2018 ini. Di samping
peringatan HUT RI, kegiatan ini bertujuan untuk mempererat
hubungan kami dengan masyarakat sekitar.

33
11. Seminar Online Shop
Dalam program ni bertujuan untuk membangun edukasi untuk
warga Desa Leuwimekar khususnya ibu-ibu dalam perdagangan
online. Target kami dalam program ini adalah lima puluh ibu-ibu PKK
Desa Leuwimekar. Program ini dilaksanakan di aula kantor
Kelurahan Leuwimekar.
12. Pengadaan Al-Quran dan Juz Amma
Dalam program ini bertujuan untuk mengadakan fasilitas
berupa aset al-Quran dan Juz amma kepada anak-anak di Desa
Leuwimekar khususnya Kampung Sukamulya dan Kandang Sapi.
Pengadaan al-Quran dan Juz amma berjumlah masing-masing empat
puluh buah dari kementerian agama, serta kami salurkan ke masjid-
masjid di Kampung Sukamulya dan Kandang Sapi.
13. Pemutaran Film Edukatif
Dalam kegiatan ini bertujuan untuk hiburan yang ditujukan
untuk para anak-anak peserta Bimbel, umumnya untuk masyarakat
Desa Leuwimekar untuk melatih kemampuan menganalisa pesan
moral. Sekaligus kegiatan ini sebagai motivasi untuk para anak-anak
yang belum mengikuti kegiatan Bimbel, untuk segera ikut
berpartisipasi dalam kegiatan Bimbel. Sehingga anak-anak tidak
merasa jenuh dengan aktivitas mereka yang bisa dikatakan hanya
diisi dengan kegiatan belajar.
14. Pembuatan Plang Penunjuk Jalan
Dalam program ini kami bertujuan untuk memudahkan orang
menuju suatu tempat atau desa yang diinginkan dengan jalan
alternatif khususnya bagi penduduk desa lain yang akan menuju ke
Pabangbon, Kampung Sukamulya, dan Kampung Kandang Sapi. Plang
tersebut bertuliskan Pabangbon, Kampung Sukamulya dan kampung
Kandang Sapi yang disertai dengan tanda panah menuju desa tersebut.

34
15. Praktik Pengajaran di Sekolah
Dalam program ini kami bertujuan untuk membangun motivasi
belajar anak-anak di Desa Leuwimekar khususnya Kampung
Kandang Sapi dan Kampung Sukamulya. Khushsnya di SDN
Sukamulya dan MI PUI. Praktik pengajaran sekolah berlangsung
selama tiga hari. Seluruh anggota KKN Kelompok Drestanta 59
membagi tugas masing-masing.
16. Pawai Obor
Dalam program ini bertujuan untuk mempererat tali
persaudaraan antara anggota kelompok KKN dengan masyarakat
Leuwimekar khususnya dengan masyarakat Kampung Sukamulya
dan Kampung Kandang Sapi. Pawai obor ini dimulai dari Masjid
Nurul Barokah Kampung Kandang Sapi terus menuju ke arah desa
Pabangbon dan berakhir di Masjid Nurul Barokah. Target yang
mengikuti pawai obor adalah semua warga kampung Sukamulya dan
Kampung Kandang Sapi.

35
“Tetaplah berusaha dan bekerja keras hingga namamu berada di Hall of
Fame”

-Rais Alhakim, 2019

36
BAB III
KONDISI DESA LEUWIMEKAR

A. Sejarah Singkat
Dalam satu wilayah dan satu kecamatan pada saat itu
kecamatan Leuwiliang merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Bogor. Dengan kondisi wilayah yang cukup luas dan
penduduk yang cukup padat, pada tahun 1978 kecamatan Leuwiliang
yang terdiri dari 7 Desa, maka salah satu Desa yang merupakan kota
kecamatan yakni Desa Leuwiliang berdasarkan hasil usulan dan
musyawarah para tokoh masyarakat, Muspika dan Organisasi
Masyarakat yang ada di wilayah Desa Leuwiliang, maka keluarlah
Keputusan Bupati Kabupaten Bogor dan Peraturan Daerah Kabupaten
Bogor tentang Pemekaran Wilayah dan Otonomi Daerah.
Pada Tahun 1980 Desa Leuwiliang resmi dimekarkan menjadi 2
yaitu Desa Leuwiliang (Induk) dan Desa Leuwimekar (Pemekaran).
Masa transisi tahun 1980 sebagai Pejabat sementara (Pjs) Kepala Desa
Leuwimekar adalah Bapak UCI SANUSI yang pada saat itu merupakan
Sekretaris Desa Leuwiliang, Beliau menjabat selama 3 tahun. Dan pada
tahun 1983 dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa Leuwimekar untuk
pertama kali, dan terpilihlah Bapak UCI SANUSI sebagai Kepala Desa
Leuwimekar periode 1983-1991.
Tahun 1991 pada Pemilihan Kepala Desa yang kedua Bapak UCI
SANUSI mendapat kepercayaan kembali dari masyarakat untuk
menjadi Kepala Desa Leuwimekar untuk periode 1991-1999. Dan untuk
masa jabatan 1999-2007 Desa Leuwimekar dipimpin kembali oleh Bapak
UCI SANUSI, banyak jasa-jasa dari Bapak UCI SANUSI semasa
memimpin Desa Leuwimekar baik dari pembangunan fisik maupun non-
fisik termasuk penataan dan pembentukan pengurus Dusun, RT dan
RW di wilayah Desa Leuwimekar pada saat itu terdiri dari empat dusun,
dua belas rukun warga (RW), tiga puluh delapan rukun tetangga (RT).
Pada tanggal 11 Maret 2007 Desa Leuwimekar kembali
melaksanakan Pemilihan Kepala Desa yang ke-empat, dengan diikuti 6
calon Kepala Desa.

37
Dan pada saat itu yang mendapat suara terbanyak dan terpilih
menjadi Kepala Desa Leuwimekar untuk periode 2007-2013 adalah
Bapak SUMARNO. Tahun 2014 pada Pemilihan Kepala Desa yang ke-
lima yang diikuti 2 calon, kembali Bapak SUMARNO mendapat
kepercayaan dari masyarakat untuk kedua kalinya menjadi Kepala Desa
Leuwimekar untuk periode 2014-2019.
Desa Leuwimekar memiliki catatan sejarah yang
mempengaruhi pembangunan desa sebagaimana yang kami tampilkan
pada tabel pembangunan desa pada tahun 1980.

Tabel 3.1 : Realisasi Pembangunan Desa Leuwimekar


KEJADIAN YANG
TAHUN KEJADIAN YANG BAIK
BURUK
Desa Leuwimekar tidak memiliki
1980
Kantor Desa, kantor masih
s/d mengontrak sebuah rumah milik
masyarakat yang berlokasi di Kp.
1985 Sukaasih RT. 02/03
Pembebasan lahan untuk lokasi
Tahap pemerataan
pembangunan kantor desa yang
1985 dan pembenahan
berlokasi di wilayah Kp. Setu
lahan
Tonggoh RT. 01/05
Persiapan dan pemasangan
1990 pondasi dengan ukuran banguan
12 X 10 M
Tahap pemasangan
Pelaksanaan pembangunan
1993 bata belum sampai
gedung aula dan kantor
finishing
1995 Penyelesaian Bangunan

38
B. Letak Geografis
Leuwimekar merupakan sebuah desa yang terletak di
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini
letaknya dikelilingi oleh dataran tinggi Bogor dengan ketinggian dari
permukaan laut 300-400 m dengan suhu antara 28’C -31’C.
Desa Leuwimekar memiliki luas wilayah seluas 244,197 Ha.
Luas wilayah tersebut kemudian terbagi atas beberapa bagian, yakni
lahan pemukiman 127,4 ha, pekarangan 73,97 ha, ladang 6,21 ha, tanah
untuk sawah 3,88 ha, tanah untuk perkebunan 7,54 ha, tanah untuk
fasilitas umum 25,16 ha.
Desa Leuwimekar mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Desa Leuwiliang
2. Sebelah Timur : Kecamatan Cibungbulang
3. Sebelah Selatan : Desa Barengkok
4. Sebelah Barat : Desa Cibeber I dan Cibeber II

Lebih jelas lagi pada gambar 3.1 Peta Batas Desa Leuwimekar
dapat dilihat batas-batas wilayah dari Desa Leuwimekar terdiri dari
batas wilayah sebelah utara Desa Leuwimekar yakni Desa Leuwiliang,
batas wilayah sebelah timur desa Leuwimekar yakni Kecamatan
Cibungbulang, batas wilayah sebelah selatan Desa Leuwimekar yakni
Desa Barengkok, batas wilayah sebelah barat Desa Leuwimekar yakni
Desa Cibeber I dan Cibeber II.
Disamping itu, data mengenai jarak antara Desa Leuwimekar
dengan wilayah-wilayah pusat pemerintahan antara lain, Pusat
Pemerintahan Kecamatan sejauh 250 m, Ibukota Pemerintahan
Kabupaten Bogor Sejauh 60 km, Ibukota Provinsi Jawa Barat sejauh 120
km, dan Ibukota Negara Republik Indonesia sejauh 85 km.

39
Gambar 3.1 Peta Desa Leuwimekar

C. Struktur Desa
Struktur organisasi Pemerintahan Desa Leuwimekar,
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat tahun
2019.

40
D. Struktur Kependudukan
Penduduk Desa Leuwimekar berdasarkan data terakhir hasil
sensus penduduk pada tahun 2019 Berjumlah 15.790 jiwa, terdiri dari
laki-laki 7.828 dan Perempuan 7.962 jiwa. Sedangkan untuk Kepala
Keluarga (KK) sebanyak 4.062 KK.
Selain itu, adapun struktur penduduk Desa Leuwimekar yang
diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, mata pencaharian, dan
tingkat pendidikan, yakni sebagai berikut :
1. Keadaan penduduk menurut Jenis Kelamin
Desa Leuwimekar memiliki jumlah penduduk sampai
bulan Desember 2018 sebanyak 16.790 dengan 7962 jiwa
berjenis kelamin perempuan atau 51% dari total keseluruhan
warga Desa Leuwimekar dan 7828 berjenis kelamin laki-laki
atau 48% dari total keseluruhan warga Desa Leuwimekar. Dan
total dari kepala keluarga (KK) sebanyak 4062 di Desa
Leuwimekar.
2. Keadaan penduduk menurut Agama
Mayoritas dari masyarakat Desa Leuwimekar memeluk
agama Islam. Berdasarkan hasil lapangan, banyak sekali
pengajian harian maupun mingguan yang diadakan di desa ini.
Hampir di setiap RW memiliki masjid atau mushalla yang di
mana rutin diadakan pengajian di masjid dan mushalla masing-
masing. Berikut merupakan tabel jumlah tempat peribadatan di
Desa Leuwimekar tahun 2018 :
Tabel 3.2 Keadaan penduduk menurut Agama
No Nama Sarana Ibadah Jumlah
1 Masjid 14
2 Musholla 29
3 Majlis Ta’lim 34
4 Pondok Pesantren 7

3. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian


Untuk keadaan penduduk dari sisi mata pencaharian,
selama ini pengangguran masih menjadi momok besar
permasalahan di masyarakat.

41
Walaupun kondisi relatif kondusif, di sisi lain masih
dihadapkan pada keterbatasan lapangan kerja.
4. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan
Berikut kami sajikan tabel keadaan penduduk dari
tingkat pendidikan di Desa Leuwimekar, Kecamatan
Leuwiliang, Kabupaten Bogor :

Tabel 3.3 Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan


No Uraian Jumlah
1 Belum Sekolah 1832
2 Usia 7 – 45 tahun tidak pernah 23
sekolah
3 Tamat Sekolah Dasar/Sederajat 3857
4 Tamat SLTP/Sederajat 2986
5 Tamat SLTA/Sederajat 2145
6 Tamat Akademik/Sederajat 248
7 Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat 317
8 Buta Huruf 19

E. Sarana dan Prasarana


1. Jalan raya
Akses jalan menuju Desa Leuwimekar terbilang sudah
nyaman dan mudah dijangkau. Untuk jalanan utama, seluruhnya
sudah diaspal sehingga lalu lintas lancar. Banyak angkutan umum
yang melewati jalan utama menuju Desa Leuwimekar karena
masih dekat dengan Kecamatan Leuwiliang dan Pasar Leuwiliang.
Namun, di beberapa kampung di Desa Leuwimekar terbilang
masih ada kekurangan, ada beberapa jalan yang belum diaspal dan
merupakan jalan bebatuan yang sedikit sulit untuk di lewati
kendaraan. Belum lagi jalanan yang dominan menanjak yang cukup
terjal membuat adanya sedikit hambatan untuk kendaraan
melintasi jalan tersebut.

42
Gambar 3.2 : Jalan Raya

2. Kantor Kecamatan Leuwiliang


Kantor Kecamatan Leuwiliang terletak tidak terlalu jauh
dari Desa Leuwimekar. Kondisinya sendiri pun cukup baik,
dengan halaman yang cukup luas dan adanya sarana lapangan di
seberang kantor kecamatan mempermudah kegiatan seperti
upacara 17 Agustus untuk dilaksanakan.

Gambar 3.3 : Kantor Kecamatan Leuwiliang

43
3. Kantor Desa Leuwimekar
Kantor Desa Leuwimekar memiliki kondisi yang cukup
baik, dan dengan letak lokasi yang terbilang cukup strategis.
Sarana dan prasarana yang ada di kantor Desa Leuwimekar juga
terbilang cukup memadai. Ada aula kantor desa yang
mempermudah jalannya kegiatan yang akan dilakukan di Desa
Leuwimekar.

Gambar 3.4 : Kantor Desa Leuwimekar


4. SDN Sukamulya
SDN Sukamulya merupakan salah satu sekolah dasar
negeri yang ada di Desa Leuwimekar. Akses menuju SDN
Sukamulya melewati jalanan menanjak. Namun sudah
menggunakan aspal dan jalanan besar sehingga membuat jalanan
mudah dilewati. Namun, kekurangannya adalah lapangan yang
ada di SDN Sukamulya terbilang kecil sehingga membuat anak-
anak SDN Sukamulya tidak dapat melakukan kegiatan olahraga di
sekolah.

Gambar 3.5 : SDN Sukamulya

44
5. MI PUI
MI PUI (Persatuan Umat Islam) merupakan salah satu
sekolah swasta yang ada di Desa Leuwimekar. Akses menuju MI
PUI melewati jalanan menanjak. Namun sudah menggunakan
aspal dan jalanan besar sehingga membuat jalanan mudah
dilewati. Namun kekuranganya adalah fasilitas di MI PUI belum
memadai, dan banyak sarana-prasarana yang rusak dan tidak
terawat. Seperti pintu kelas yang rusak dan peralatan meja dan
bangku kelas yang tidak bisa digunakan.

Gambar 3.6 : MI PUI


6. Puskesmas Kecamatan Leuwiliang
Puskesmas Kecamatan Leuwiliang merupakan salah satu
puskesmas terbesar yang ada di Kecamatan Leuwiliang.
Puskesman Leuwiliang terletak tepat di samping kantor
Kecamatan Leuwiliang. Fasilitasnya pun terbilang lengkap dengan
adanya ruang UGD serta pelayanan yang memadai.

Gambar 3.7 : Puskesmas Kecamatan Leuwiliang

45
7. Masjid Nurul Barokah
Masjid Nurul Barokah merupakan salah satu masjid yang
ada di Desa Leuwimekar. Masjid ini rutinnya digunakan untuk
melakukan shalat Jum’at. Letaknya tidak terlalu jauh dari tempat
kami tinggal yaitu di Kampung Kandang Sapi. Selain menjadi
tempat ibadah, masjid ini merupakan sumber mata air bagi
kampung Sukamulya yang berada di Desa Leuwimekar yang
daerahnya terbilang cukup kering.

Gambar 3.8 : Masjid Nurul Barokah


8. Musholla
Mushalla merupakan salah satu mushalla yang ada di
Desa Leuwimekar, tepatnya di Kampung Sukamulya yang terletak
di pinggir jalan. Selain menjadi tempat ibadah, musholla ini biasa
digunakan untuk pengajian setiap siang oleh anak-anak warga
Kampung Sukamulya.

Gambar 3.9 : Musholla

46
“Selalu bersyukur untuk hal kecil yang ada dalam hidup, maka bahagia
akan jadi hadiahnya”

-Roro Handayani, 2019

47
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah


Dalam menentukan kerangka masalah, sebelumnya kamu perlu
terlebih dahulu menganalisis kekuatan, kelemahan, ancaman, dan
peluang yang dimiliki oleh desa setempat yaitu Desa Leuwimekar,
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor sebagai tempat yang akan
kami singgahi untuk melakukan pengabdian. Selain itu kami juga perlu
memahami kompetensi akademik dan non-akademik yang dimiliki oleh
setiap anggota kelompok KKN Drestanta 59. Adapun hal-hal tersebut
kami dapatkan melalui formulir survei lokasi KKN yang telah kami
lakukan sebanyak lima kali yang kami lakukan dalam rentang waktu
sejak bulan April hingga Juli 2019. Data dari Formulir Hasil Survei
Lokasi KKN tersebut didapatkan dari catatan, data, dan dokumen desa.
Selain itu kami juga melakukan wawancara dengan Kepala Desa dan staf
desa serta bertanya langsung kepada beberapa tokoh masyarakat. Dari
data dan informasi yang didapatkan, kami mendiskusikannya dengan
Dosen Pembimbing untuk mendapatkan persetujuan, saran serta
masukan dalam penyusunan program kerja yang akan dilaksanakan
dalam kegiatan KKN.
Adapun dalam penyusunan kerangka pemecahan masalah, kami
membaginya menjadi beberapa bidang seperti bidang Pendidikan, Sosial
dan Kebudayaan, Keagamaan, Kesehatan dan Lingkungan serta
Kewirausahaan atau Ekonomi. Identifikasi kerangka permasalahan
tersebut kemudian digambarkan melalui matriks SWOT (Strengths,
Weakness, Opportunities and Threats).

48
Tabel 4.1 : Matriks SWOT Bidang Pendidikan
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
1. Banyaknya anak- 1. Kurangnya tenaga
anak yang memiliki pengajar dalam hal
motivasi dan pendidikan umum.
semangat yang 2. Masih banyaknya
tinggi dalam siswa yang tidak
mengikuti program tercapai
BTQ dan Bimbel kompetensinya.
INTERNAL Kreatif di rumah 3. Kurangnya
KKN dan Masjid. penilaian yang
2. Adanya dukungan otentik dari pihak
dan apresiasi dari guru.
pihak sekolah. 4. Sarana dan
3. Adanya dukungan prasarana sekolah
dan apresiasi dari kurang memadai.
orang tua murid. 5. Banyaknya remaja
4. Antusiasme anak- yang putus sekolah
anak untuk setelah menempuh
belajar sangat pendidikan
tinggi. Sekolah Dasar.
5. Tenaga pengajar 6. Kurangnya minat
dalam bidang anak-anak dalam
pendidikan membaca dan
keagamaan sudah memanfaatkan
mumpuni. fasilitas seperti
6. Terdapat beberapa perpustakaan.
sekolah unggulan 7. Masih banyak
yang berlokasi di perempuan yang
desa Leuwimekar. beranggapan
7. Adanya perhatian bahwa tidak perlu
EKSTERNAL lebih dari menempuh
perangkat desa pendidikan tinggi,
terhadap karena berfikiran
pendidikan di desa hanya menjadi ibu
Leuwimekar. rumah tangga.
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Kompetensi yang 1. Membimbing 1. Meyakinkan para

49
beragam pada anak-anak orang tua terkait
anggota kelompok dalam membaca pentingnya
Drestanta 059 dan menulis Al- pendidikan di usia
membuat efektifitas Qur’an, serta dini dan
dan fleksibilitas memfasilitasi menengah.
dalam mengajar dalam mata 2. Mengirim
semakin meningkat. pelajaran umum. beberapa anggota
2. Terjalinnya kerja 2. Melakukan kelompok
sama antara pihak- pendekatan Drestanta 059
pihak sekolah yang lebih untuk menjadi
dengan KKN optimal untuk tenaga pengajar
Drestanta. meningkatkan selama empat hari.
3. Adanya pengalaman antusiasme
mengajar dari hal dalam belajar.
mengaji hingga
pelajaran umum dari
anggota KKN
Drestanta.
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. Kurang perhatianya 1. Memberikan 1. Meningkatkan
guru dan penilaian pemahaman kegiatan- kegiatan
yang tidak autentik mengenai materi yang dapat
terhadap anak melalui cara-cara membantu
muridnya yang efisien dan pemahaman dan
menyebabkan tidak fleksibel. melatih dalam hal
tercapainya 2. Mengajarkan pendidikan.
kompetensi sesuai kembali pelajaran 2. Meningkatkan
kelasnya. yang tidak motivasi belajar
2. Tenaga pengajar dimengerti oleh untuk murid.
yang kurang murid di kelas pada
berkompeten. tingkat
3. Kurangnya buku sebelumnya.
bacaan untuk pada 3. Memberikan
murid. tambahan buku
pada pihak sekolah.
Dari Matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program-
program sebagai berikut :
1. Bimbingan Baca Tulis Qur’an.
2. Bimbel Kreatif (Pelajaran Umum).

50
3. Pemutaran Film Edukatif.
4. Membantu Mengajar Di Sekolah.
5. Bantuan Buku Untuk Pihak Sekolah.

51
Tabel 4.2 : Matriks SWOT Bidang Keagamaan
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
1. Masyarakat masih 1. Kurangya semangat
sadar akan anak muda dalam
pentingnya belajar mempelajari bidang
mengaji. keagamaan.
2. Masih ada 2. Kurangnya fasilitas
masyarakat yang untuk belajar dalam
INTERNAL sadar untuk shalat bidang keagamaan,
berjamaah di mulai dari Al- Quran
masjid. yang sedikit hingga
3. Adanya tokoh ruangan yang tidak
agama yang memiliki
menyediakan pencahayaan yang
tempat untuk terang.
belajar mengaji. 3.Kurangnya kesadaran
4. Banyaknya masyarakat untuk
pengajian bapak- Adzan di masjid.
bapak maupun ibu- 4.Tidak ada struktur
ibu yang pengurus masjid
dilaksanakan (Dewan
hampir setiap hari. Kemakmuran
Masjid).
5. Masih banyak
masyarakat yang
EKSTERNAL
belum memiliki
kesadaran untuk
menunaikan shalat
berjamaah di masjid.
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Banyak anggota 1. Membantu 1. Memberikan
KKN Drestanta mengajar Baca, motivasi kepada
yang mempunyai Tulis Qur’an di anak muda perihal
banyak ilmu yang rumah KKN. pentingnya belajar
telah dipelajari di 2. Ikut meramaikan dalam bidang
bidang masjid ketika agama.
keagamaan. shalat. 2. Memberikan
2. Terjalinnya 3. Mengikuti bantuan tambahan

52
komunikasi yang pengajian bapak- Al-Quran, hingga
baik antara bapak maupun ibu- perbaikan majelis
kelompok KKN ibu. yang dimiliki oleh
Drestanta dengan 4. Ikut dalam tokoh agama
tokoh agama pengajian yang sebagai tempat
setempat. dilakukan tokoh belajar dalam
3. KKN Drestanta agama bersama bidang keagamaan.
telah anak-anak. 3. Ikut shalat
mendapatkan berjamaah di masjid
bantuan dengan harapan
sumbangan Al- dapat menjadi
Quran, untuk contoh pentingnya
kembali di shalat berjamaah di
sumbangkan. masjid terutama
4.Banyaknya Masjid kepada anak-anak.
di sekitar desa 4.Mengumandangkan
Adzan di setiap
waktu 0shalat tiba
dengan harapan
masyarakat sadar
akan pentingnya
Adzan.
5. Melakukan seminar
Dewan
Kemakmuran
Masjid, yang
diharapkan dapat
membantu untuk
terciptanya
struktur
kepengurusan
masjid yang baik.
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. Tidak adanya 1. Ikut dalam kegiatan 1. Memberikan
masyarakat yang keagamaan sebagai motivasi masyarakat
peduli tentang sehingga diharapkan tentang keagamaan.
keagamaan. menjadi contoh, 2. Memberikan
2. Tidak adanya khususnya anak-anak. pengetahuan tentang

53
Adzan yang 2. Mengumandangkan pentingnya adzan.
berkumandang di Adzan. 3. Memberikan ide-ide
sekitar desa. 3. Memberikan seminar yang membuat
3. Dengan tidak tentang Dewan masyarakat tertarik
adanya pengurus Kemakmuran Masjid. untuk datang ke
masjid, maka tidak masjid.
akan berjalanya
masjid sesuai
dengan yang kita
harapkan
Dari Matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program-
program sebagai berikut :
1. Bimbingan Baca Tulis Qur’an.
2. Bantuan Al-Quran dan buku bacaan bidang keagamaan ke Masjid dan
Majelis.
3. Perbaikan Fasilitas di Majelis.
4. Seminar tentang Dewan Kemakmuran Masjid.

54
Tabel 4.3 : Matriks SWOT Bidang Sosial dan Kebudayaan
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
1. Rasa kebersamaan 1. Kurangnya pemuda
yang tinggi antar dalam menggali
INTERNAL masyarakat desa. potensi diri mereka.
2. Sumber daya alam 2. Kurangnya inisiatif
yang mendukung dari pemuda untuk
kebutuhan mengadakan
masyarakat desa. sesuatu yang
3. Masyarakat bermanfaat di
memiliki lingkungan desa.
kesadaran tentang 3. Kurangnya
pentingnya kreativitas
kesehatan dan masyarakat dalam
kebersihan menyelenggarakan
EKSTERNAL lingkungan. sebuah acara yang
4. Kebudayaan yang besar.
masih dijaga oleh
masyarakat.
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Semangat 1. Komunikasi yang 1. Memaksimalkan
mahasiswa dan terjalin antara partisipasi pemuda
warga dalam mahasiswa dan dalam hari
menyelenggarakan warga desa yang kemerdekaan
peringatan hari baik tentang Indonesia yang ke-
kemerdekaan penyelenggaraan 74.
Indonesia yang ke- hari kemerdekaan 2. Ikut memberikan ide
74. Indonesia yang ke- dengan
2. Kerja sama dan 74. menyelenggarakan
komunikasi yang 2. Mengajak lomba yang kreatif
baik antara masyarakat untuk untuk warga desa
mahasiswa dan ikut berpartisipasi dalam acara
masyarakat. dalam kemerdekaan
penyelenggaraan Indonesia yang ke-
hari kemerdekaan 74.
Indonesia yang ke-
74.
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. Jarak antara 1. Mengajak pemuda 1. Mengajak masyarakat
kampung ke untuk terlibat terlibat untuk
kampung yang jauh. dalam persiapan membuat plang jalan.
2. Kurangnya maupun acara hari
penunjuk jalan atau kemerdekaan

55
plang pembatas Indonesia ke 74.
desa. 2. Pembuatan plang
jalan batas dan
penunjuk jalan
desa.
Dari Matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program-
program sebagai berikut :
1. Perayaan hari kemerdekaan Indonesia ke-74
2. Pembuatan plang pembatas dan penunjuk jalan desa.

56
Tabel 4.4 : Matriks SWOT Bidang Kewirausahaan/Ekonomi
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
1. Warga desa 1. Warga desa kurang
memiliki usaha- pengetahuan untuk
INTERNAL usaha kecil seperti peluang usaha yang
agen warung, dan isi lebih besar.
ulang galon 2. Kurangnya
2. Warga desa keterampilan warga
memiliki kemauan desa, usaha warga
untuk memiliki desa sama yang
usaha menyebabkan
terjadinya
persaingan.
3. Masyarakat belum
EKSTERNAL bisa menggali
peluang usaha yang
strategis di desa.
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Dosen Pembimbing 1. Memberikan 1. Mengadakan seminar
kelompok motivasi warga desa kewirausahaan
Drestanta 59 untuk dapat online.
memiliki mengembakan usaha 2. Mendatangkan
mereka. pembicara ahli
pengalaman dalam
usaha online. tentang
2. Warga desa kewirausahaan
memiliki online.
keingintauan yang
tinggi.
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. Kurangnya 1. Memotivasi dan 1. Memberikan
pengetahuan mendorong pengetahuan
tentang usaha yang warga untuk tentang peluang
mempunyai peluang terus berinovasi. usaha.
tinggi.
2. Kurangnya
pelatihan yang ada
di desa.
Dari Matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program-
program sebagai berikut :
1. Mengadakan seminar kewirausahaan online.

57
Tabel 4.5 : Matriks SWOT Bidang Kesehatan dan Lingkungan
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
1. Rasa kebersamaan 1. Masih kurangnya
dan kekeluargaan kepedulian
yang tinggi dimiliki masyarakat dalam
warga desa dalam mengontrol
menjaga kebersihan kesehatan masing-
INTERNAL lingkungan. masing.
2. Masyarakat 2. Kurangnya inisiatif
memahami masyarakat untuk
pentingnya menjaga senantiasa menjaga
kesehatan dan kesehatan dan
kebersihan kebersihan
lingkungan. lingkungan.
3. Memiliki sumber 3. Belum tersedianya
daya mausia dan fasilitas kebersihan
sumber daya alam yang memadai
yang mumpuni. sekitar desa.
4. Antusiasme yang
tinggi terhadap
kegiatan
penyuluhan
kesehatan yang
dibuktikan dengan
EKSTERNAL kehadiran 60
peserta.
5. Tersedianya
fasilitas kesehatan
yang memadai.
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Mahasiswa KKN 1. Memberikan 1. Memberikan
Drestanta kegiatan motivasi tentang
memahami dan penyuluhan pentingnya menjaga
memiliki kesehatan kebersihan.
pengetahuan dalam khususnya kepada 2. Membantu
pentingnya menjaga para pemuda di mendatangkan
kesehatan serta desa setempat. narasumber yang
kebersihan 2. Memperkuat ahli untuk kegiatan
lingkungan. pemahaman akan penyuluhan
2. Keakraban warga pentingnya selalu kesehatan.
desa dengan anggota menjaga kebersihan
KKN Drestanta bagi anggota KKN
terjalin dan terjaga Drestanta.
dengan baik. 3. Memberikan

58
3. Tersedianya link kegiatan senam
narasumber yang sehat untuk warga
ahli dalam desa.
membantu kegiatan
penyuluhan
kesehatan.
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. Fasilitas 1. Memberikan 1. Memotivasi untuk
Kebersihan yang pemahaman peduli akan
kurang terawat. mengenai kegiatan-kegiatan
2. Dukungan yang pentingnya sehat yang mendukung
kurang dari dan lingkungan terciptanya
perangkat desa yang bersih. lingkungan yang
akan hal kesehatan 2. Ikut berpartisipasi
sehat dan bersih.
dan kebersihan. dalam menjaga 2. Memberikan
kebersihan pengetahuan akan
lingkungan desa. pentingnya menjaga
3. Mengadakan kerja kebesihan
bakti. lingkungan dan
kesehatan.
Dari Matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program-
program sebagai berikut :
1. Senam Sehat
2. Penyuluhan Kesehatan
3. Kerja bakti Mingguan

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat

Tabel 4.6 : Bimbel Kreatif


Bidang Pendidikan
Program Bimbingan Belajar Kreatif
Nomor Kegiatan 1
Nama Kegiatan Bimbel Kreatif
Posko KKN – Kampung Sukamulya dan Masjid
Jami Nurul Barakah – Kampung Kandang Sapi,
Tempat, Tanggal
pada hari Senin-Rabu selama 29 Juli – 13
Agustus 2019.
Lama Pelaksanaan 8 hari

59
Penanggung Jawab : Fatma Saskia Putri
Tim Pembantu : Mami Astuti, Roro Handayani,
Gusti Cahyaning Dewo, Muhammad Ulin
Nuha, Rais Alhakim, Siska Wahyuni, Liandi
Tim Pelaksana Rahli, Hafiz Handrian Kunjarianto, Mishellia
Apriliani, Nisa Fa’iziyah, Uun Unwanah,
Muhammad Abdul Aziz, Iseu Selawati, Alifa
Nazla Fadisa, Rafa’any Darajatanti Ulya, Abdul
Latip, Lailatuz Zakiyah.
Memberikan bimbingan materi tambahan dan
pemahaman terhadap bidang keilmuan yang
Tujuan diajarkan kepada anak usia sekolah di Kampung
Sukamulya di Kampung Kandang Sapi, Desa
Leuwimekar.
Anak-Anak usia pendidikan formal di Kampung
Sasaran Sukamulya dan Kampung Kandang Sapi, Desa
Leuwimekar.
Masing-masing 30 anak usia pendidikan formal
di Kampung Sukamulya dan Kampung Kandang
Target
Sapi mendapatkan materi tambahan dan
memahami materi keilmuan yang diberikan.
Kegiatan Bimbel Kreatif ini merupakan kegiatan
rutin yang dilakukan selama kegiatan KKN
berlangsung. Dilaksanakan sejak tanggal 29 Juli
2019. Anak-anak yang mengikuti bimbel
mayoritas adalah anak-anak tingkat
SD/Sederajat dan sedikit dari anak-anak tingkat
SMP serta beberapa anak kecil yang memasuki
Deskripsi Kegiatan usia sekolah.
Bimbel Kreatif dilaksanakan setiap hari Senin-
Rabu dan dimulai pada pukul 16.00-17.00.
Kegiatan yang dilakukan selama bimbel adalah
membantu mengerjakan PR dan pemberian
materi tambahan untuk pelajaran umum seperti
Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris,
dan belajar Baca-Tulis.

60
Masing-masing 30 anak usia pendidikan formal
tingkat SD dan SMP di Kampung Sukamulya
Hasil Pelayanan
dan Kampung Kandang Sapi mendapatkan
bimbingan materi tambahan yang diberikan.
Keberlanjutan
Tidak Berlanjut
Program

Gambar 4.1 Bimbel Kreatif

61
Tabel 4.7 : Praktik Pengajaran di SDN Sukamulya dan MI PUI
Bidang Pendidikan
Praktik Pengajaran di SDN Sukamulya dan
Program
MI PUI
Nomor Kegiatan 2
Praktik Pengajaran di SDN Sukamulya dan MI
Nama Kegiatan
PUI
SDN Sukamulya Kp. Sukamulya RT 01/RW 01
Tempat, Tanggal & MI PUI Kp. Kandang Sapi RT 02/RW 01 Desa
Leuwimekar, 29 Agustus s.d 31 Agustus 2019
3 Hari, Pukul 08.00 – 12.40 WIB (Durasi 4 jam
Lama Pelaksanaan
40 menit)
Penanggung Jawab : Abdul Latip
Tim Pembantu : Muhammad Ulin Nuha, Mami
Astuti, Roro Handayani, Gusti Cahyaning
Dewo, Fatma Saskia Putri, Rais Alhakim, Siska
Tim Pelaksana Wahyuni, Liandi Rahli, Mishellia Apriliani, Nisa
Fa’iziyah, Uun Unwanah, Muhammad Abdul
Aziz, Iseu Selawati, Alifa Nazla Fadisa, Rafa’any
Darajatanti Ulya, Hafiz Handrian Kunjarianto,
Lailatuz Zakiyah
1. Memberikan pengetahuan serta wawasan
kepada siswa/i mengenai pembelajaran
sesuai dengan tingkatan kelas
2. Menciptakan suasana belajar yang aktif,
progresif, dan menyenangkan
Tujuan 3. Meningkatkan rasa keinginan dan
semangat belajar untuk siswa/i SDN
Sukamulya dan MI PUI
4. Memotivasi agar anak-anak bisa
melanjutkan sekolahnya ke tingkat yang
lebih tinggi lagi.

62
Sasaran Siswa/i SDN Sukamulya dan MI PUI
Target Seluruh siswa/i SDN Sukamulya dan MI PUI
Kegiatan Praktik Pengajaran di SDN Sukamulya
dan MI PUI adalah kegiatan pengajaran yang
diberikan kepada seluruh siswa/i, untuk SDN
Sukamulya dari kelas 1 sampai dengan kelas 6
untuk MI PUI dari kelas 1 sampai dengan kelas
3. Kegiatan praktik pengajaran ini dilaksanakan
dalam waktu tiga hari dimulai hari senin hingga
Deskripsi Kegiatan
rabu. Kegiatan ini dalam satu kelas diisi dengan
1 sampai dengan 2 anggota dan mengajar sesuai
dengan jadwal yang ada. Pembelajaran diselingi
dengan diskusi dan bermain, sehingga siswa
dapat merasakan kegiatan belajar yang
menyenangkan dan dapat menumbuhkan rasa
keinginan belajar.
Pengetahuan siswa meningkat dan rasa semangat
siswa bertambah, agar menambah motivasi anak
Hasil Pelayanan dalam melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi lagi.
Keberlanjutan Kegiatan berlanjut dengan dilanjutkan pihak
Program sekolah masing-masing.

Gambar 4.2 Praktik Pengajaran

63
Tabel 4.8 : Bimbingan Belajar BTQ
Bidang Pendidikan
Program Bimbingan Belajar BTQ
Nomor Kegiatan 3
Nama Kegiatan Bimbingan Belajar BTQ
Tempat, Tanggal Posko KKN, 26 Juli – 13 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 25 hari
Penanggung Jawab : Lailatuz Zakiyyah
Tim Pembantu : Hafiz Handrian Kunjarianto,
Alifa Nazla Fadisa, Mami Astuti, Uun Unwanah,
Abdul Latip, Fatma Saskia Putri, Muhammad
Tim Pelaksana Ulin Nuha, Rafa’ani Darojatanti, Nisa Faiziyah,
Rais Alhakim, Liandi Rahli, Muhammad Abdul
Aziz, Roro Handayani, Siska Wahyuni,
Mishellia Apriliani, Iseu Selawati, Gusti
Cahyaning Dewo
Memberikan bimbingan materi Baca, Tulis, Al-
quran tambahan kepada anak-anak usia
Tujuan
pendidikan formal di Kampung Sukamulya dan
Kampung Kandang Sapi
Anak-anak usia pendidikan formal di Kampung
Sasaran
Sukamulya dan Kampung Kandang Sapi
50 orang anak usia pendidikan formal di
Kampung Sukamulya dan Kampung Kandang
Target
Sapi mendapatkan bimbingan materi Al-quran
tambahan.
Kegiatan Bimbingan Belajar (Bimbel) Baca Tulis
Al-quran ini merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan selama tinggal di Kampung
Sukamulya. Dilaksanakan sejak tanggal 26 Juli
Deskripsi Kegiatan 2019, kegiatan ini mendapat antusias dan
tanggapan yang positif dari masyarakat sekitar.
Banyak orang tua yang menitipkan anak-anaknya
kepada kami untuk melaksanakan Bimbel ini.
Anak-anak yang mengikuti Bimbel sebagian besar

64
menempuh pendidikan SD. Sisanya merupakan
anak-anak SMP serta anak-anak kecil yang
memasuki usia sekolah. Bimbel dimulai pada
pukul 16.00 s/d 17.00 dan kegiatan yang biasa
kami lakukan adalah membantu menyimak
bacaan Al-quran, hafalan quran dan melatih
menulis ayat Al-quran.
50 orang anak usia pendidikan formal di
Kampung Sukamulya dan Kampung Kandang
Hasil Pelayanan
Sapi mendapatkan bimbingan materi Al-quran
tambahan.
Keberlanjutan
Kegiatan Berlanjut.
Program

Gambar 4.3 Bimbingan Belajar BTQ

65
Tabel 4.9 : Pawai Obor Menyambut Hari Raya Idhul Adha
Bidang Keagamaan
Pawai Obor Menyambut Hari Raya Idhul
Program
Adha
Nomor Kegiatan 4
Nama Kegiatan Pawai Obor Menyambut Hari Raya Idhul Adha
Tempat, Tanggal Jalan Raya Pabangbon – Leuwimekar, 10
Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 Hari, 19.00 – 21.00
Penanggung Jawab : Muhammad Ulin Nuha
Tim Pembantu : Mami Astuti, Roro Handayani,
Gusti Cahyaning Dewo, Fatma Saskia Putri, Rais
Alhakim, Siska Wahyuni, Liandi Rahli, Hafiz
Tim Pelaksana
Handrian Kunjarianto, Mishellia Apriliani, Nisa
Fa’iziyah, Uun Unwanah, Muhammad Abdul
Aziz, Iseu Selawati, Alifa Nazla Fadisa, Rafa’any
Darajatanti Ulya, Abdul Latip, Lailatuz Zakiyah
Memeriahkan malam takbiran dalam rangka
menyambut Hari Raya Idhul Adha sekaligus
Tujuan membangun dan menumbuhkan suasana
religius bagi warga dan anak-anak kampung
Sukamulya dan Kandang Sapi.
Anak-Anak, Remaja, serta Orang Dewasa di
Sasaran Kampung Sukamulya dan Kampung Kandang
Sapi, Desa Leuwimekar
30 orang anak-anak, 10 orang remaja atau orang
Target dewasa dari Kampung Sukamulya maupun
Kampung Kandang Sapi
Kegiatan Pawai Obor dalam rangka menyambut
Hari Raya Idhul Adha ini merupakan kegiatan
tahunan Kampung Sukamulya dan Kampung
Deskripsi Kegiatan Kandang Sapi dan dilaksanakan di Jalan Raya
Pabangbon – Leuwimekar. Dilaksanakan pada
tanggal 10 Agustus 2019. Pawai dimulai pada
pukul 19.00 s/d 21.00 dengan membagi peserta

66
KKN menjadi dua kelompok yaitu Sukamulya
yang bertitik kumpul di posko KKN dan
Kandang Sapi yang bertitik kumpul di Masjid
Nurul Baraqah. Rute Pawai adalah dari Masjid
Nurul Baraqah menuju jalan Raya Pabangbon –
Leuwimekar menuju arah SDN Sukamulya dan
berakhir di Lapangan dekat posko KKN.
Anak-anak dan para peserta pawai terlihat
senang dalam berkeliling dan juga melantunkan
takbir. Antusias warga yang bukan peserta
Hasil Pelayanan pawai juga terlihat dari banyaknya warga yang
menonton baik di depan rumahnya saat kami
lewat. Serta mendapat apresiasi dari Pak RT
yang mau ikut kami dalam pawai obor tersebut.
Keberlanjutan
Program Kegiatan Berlanjut

Gambar 4.4 Pawai Obor

67
Tabel 4.10 : Pembuatan Plang Penunjuk Arah
Bidang Sosial
Program Pembuatan Plang Penunjuk Arah
Nomor Kegiatan 5
Nama Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Arah
Desa Leuwimekar-Kp. Kandang Sapi,
Tempat, Tanggal
19-22 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 4 Hari.
Penanggung Jawab : Muhammad Abdul
Aziz
Tim Pelaksana Tim Pembantu : Mishellia Apriliani, Uun
Unwanah, Abdul Latip, Ketua RT 02
Bpk. Mahpud, dan beberapa warga sekitar.
Memasang plang penunjuk arah pada 4
Tujuan tempat, yaitu Kp. Sukamulya, Kp. Kandang
Sapi, Pabangbon, dan Leuwiliang.
Persimpangan jalan yang strategis berada
Sasaran di Kp. Kandang Sapi RT 02 / RW 01 Desa
Leuwimekar.
Persimpangan jalan di Kp. Kandang Sapi
Target Desa Leuwimekar terpasang penunjuk
arah.
Pertama kali kami datang ke tempat yang
dijadikan fokus kami dalam melakukan
pengabdian yaitu Kampung Sukamulya,
disana tidak ada petunjuk arah sehingga
cukup sulit menemukan daerah tersebut
karena letaknya yang masuk ke dalam gang
Deskripsi Kegiatan dari jalan utama. Kelompok kami
berinisiatif untuk melakukan pengadaan
plang penunjuk arah di tempat yang cukup
strategis yang memungkinkan orang-orang
yang lewat dapat mengetahui letak
Kampung Sukamulya. Selain memberikan
petunjuk arah untuk daerah tersebut, kami

68
juga menambah arah jalan yang menjadi
tujuan utama yaitu Pabangbon, Leuwiliang,
serta Kampung Kandang Sapi. Kegiatan ini
dimulai dari tanggal 19 Agustus
Persimpangan jalan di Kp. Kandang Sapi
Hasil Pelayanan Desa Leuwimekar terpasang penunjuk
arah.
Keberlanjutan
Kegiatan Berlanjut
Program

69
Tabel 4.11 : Pembuatan MCK
Bidang Sosial
Program Pembuatan MCK
Nomor Kegiatan 6
Nama Kegiatan Pembuatan MCK
Tempat, Tanggal Kp. Sukamulya, 15 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 3 hari
Penanggung Jawab : Rais Alhakim
Tim Pelaksana Tim Pembantu : Warga Sukamulya &
Teman kelompok.
Masyarakat di kampung Sukamulya
dapat merasakan rasa aman ketika
Tujuan melaksanakan kegiatan sehari-hari yang
berhubungan dengan mandi, mencuci
dan mengambil air.
Masyarakat di kampung Sukamulya
dapat merasakan rasa aman ketika
Sasaran melaksanakan kegiatan sehari-hari yang
berhubungan dengan mandi, mencuci
dan mengambil air.
Seluruh masyarakat di kampung
sukamulya dan teman-teman kelompok
Target
berpartisipasi dalam proses pembuatan
MCK.

70
Sebagai wujud kepedulian kepada
masyarakat di kampung Sukamulya
yang sering mengalami kekeringan dan
Deskripsi kegiatan
karena masih banyaknya masyarakat
yang mencuci, mandi, dan mengambil
air di tempat sumber air tersebut.
Para warga sangat senang karenadengan
adanya pembangunan seperti ini
membuat rasa aman karena yang
Hasil Pelayanan mulanya sangat terbuka dan hanya
ditutup oleh anyaman bambu namun
sekarang telah berlapis tembok yang
berwarna.

Gambar 4.5 pembuatan MCK

71
Tabel 4.12 : Film Edukatif
Bidang Pendidikan
Program Film Edukatif
Nomor Kegiatan 7
Nama Kegiatan Film Edukatif
Masjid Jami Nurul Barokah dan Majelis Nurus
Tempat, Tanggal Sa’adah
Lama Pelaksanaan 2 Hari, 16.00-17.00 dan 19.00-20.00
Penanggung Jawab : Rafa’any Darajatanti Ulya
Tim Pembantu : Mami Astuti, Roro Handayani,
Gusti Cahyaning Dewo, Fatma Saskia Putri, Rais
Alhakim, Siska Wahyuni, Liandi Rahli, Hafiz
Tim Pelaksana Handrian Kunjarianto, Mishellia Apriliani, Nisa
Fa’iziyah, Uun Unwanah, Muhammad Abdul
Aziz, Iseu Selawati, Alifa Nazla Fadisa, Abdul
Latip, Lailatuz Zakiyah, Muhammad Ulin Nuha.
Tujuan utama yaitu untuk membuat anak-anak
termotivasi kepada film-film yang baik untuk
ditonton dan dapat diambil pelajarannya. Serta
Tujuan agar menanamkan nilai-nilai positif kepada anak
usia dini melalui film edukasi untuk anak-anak
kampung Sukamulya dan Kandang Sapi.
Anak-Anak di Kampung Sukamulya dan
Sasaran Kampung Kandang Sapi, Desa Leuwimekar
50 orang anak-anak dari Kampung Sukamulya
Target maupun Kampung Kandang Sapi
Pemutaran film edukatif dilakukan di dua
tempat dan di waktu yang berbeda. Pertama,
dilaksanakan di Kampung Kandang Sapi pada
tanggal 16 Agustus 2019 bertempat di Masjid
Deskripsi Kegiatan Jami Nurul Barokah pada pukul 16.00-17.00.
Kedua, dilaksanakan di Kampung Sukamulya
pada tanggal 19 Agustus 2019 bertempat di
Majelis Nurus Sa’adah pada pukul 19.00-20.00.
Film-film yang ditayangkan antara lain,

72
Pertama, “Tabunganku milik saudaraku” eps 1-2.
Kedua, “Inspirational Video – You Can Be a Hero too”
dan Ketiga, “Nusa dan Rara”. Kegiatan ini
diadakan agar adik-adik termotivasi kepada
film-film yang baik untuk ditonton dan dapat
diambil pelajarannya.
Anak-anak menyambut dengan sangat senang
terhadap kegiatan seperti ini, antusias mereka
sangat besar dan setelah diputarkannya film
Hasil Pelayanan edukatif, mereka langsung banyak bertanya
terhadap film yang telah ditonton tadi. Serta
mendapat apresiasi dari Pak RT dan Pak Ustadz
Adna.
Keberlanjutan
Kegiatan Berlanjut
Program

Gambar 4.6 Pemutaran Film Edukasi

73
Tabel 4.13 : Perayaan 17 Agustus
Bidang Sosial
Program Perayaan 17 Agustus
Nomor Kegiatan 8
Nama Kegiatan Perayaan 17 Agustus
Jalan Raya Pabangbon – Leuwimekar, 17 Agustus
Tempat, Tanggal
2019
Lama Pelaksanaan 1 Hari, 08.00 – 17.00
Penanggung Jawab : Siska Wahyuni
Tim Pembantu : Mami Astuti, Roro Handayani,
Gusti Cahyaning Dewo, Fatma Saskia Putri,
Rais Alhakim, Muhammad Ulin Nuha, Liandi
Tim Pelaksana Rahli, Hafiz Handrian Kunjarianto, Mishellia
Apriliani, Nisa Fa’iziyah, Uun Unwanah,
Muhammad Abdul Aziz, Iseu Selawati, Alifa
Nazla Fadisa, Rafa’any Darajatanti Ulya, Abdul
Latip, Lailatuz Zakiyah
Adapun tujuan diadakannya acara ini :
1. Mempererat tali silaturahmi antar
mahasiswa dengan masyarakat di kampung
Sukamulya.
Tujuan
2. Membangkitkan semangat juang pahlawan
yang dengan gigih mengusir penjajah.
3. Meningkatkan semangat juang dalam meraih
prestasi bagi anak-anak.
Anak-Anak, Remaja, serta Orang Dewasa di
Sasaran
Kampung Sukamulya, Desa Leuwimekar
Semua elemen masyarakat kampung Sukamulya,
Desa leuwimekar dengan diadakannya perayaan
Target 17 Agustus agar semangat juang masyarakat serta
rasa nasionalisme tumbuh semakin tinggi

74
Kegiatan 17 Agustus dalam rangka memperingati
hari 17 Agustus merupakan kegiatan tahunan
Kampung Sukamulya yang dilaksanakan di Villa
Sukamulya. Dilaksanakan pada tanggal 17
Deskripsi Kegiatan
Agustus 2019. Kegiatan ini mendapat antusias
dan tanggapan yang positif dari masyarakat
sekitar. Semua masyarakat meramaikan 17
Agustus ini.
Masyarakat terlihat senang dalam rangka 17
Agustus. Antusias warga terlihat kompak dari
Hasil Pelayanan warga Kandang Sapi pun hadir dalam acara kami.
Serta mendapat apresiasi dari pak RT yang mau
membantu acara tersebut.
Keberlanjutan
Kegiatan Berlanjut
Program

Gambar 4.7 Perayaan 17 Agustus

75
Tabel 4.14 : Sekolah Kepemimpinan
Bidang Pendidikan
Program Sekolah Kepemimpinan
Nomor Kegiatan 9
Nama Kegiatan Sekolah Kepemimpinan
Tempat, Tanggal SMKN 1 Leuwiliang
Lama Pelaksanaan 1 Hari, Pukul 10:00-12:00 (durasi 2 Jam)
Penanggung Jawab : Abdul Latip
Tim Pembantu : Roro Handayani, Gusti
Cahyaning Dewo, Fatma Saskia Putri, Rais
Alhakim, Siska Wahyuni, Liandi Rahli, Mishellia
Tim Pelaksana Apriliani, Nisa Fa’iziyah, Uun Unwanah,
Muhammad Abdul Aziz, Iseu Selawati, Alifa
Nazla Fadisa, Rafa’any Darajatanti Ulya, Hafidz
Hardiyanto, Lailatuz Zakiyah, Muhammad Ulin
Nuha, Mami Astuti
1. Memberikan Pengetahuan dan Wawasan
terkait tentang Kepemimpinan bagi generasi
penerus bangsa.
2. Memotivasi para peserta agar semangat dan
Tujuan juga siap dari segi kemampuan, skill dan
mental dalam mengahapi era Bonus
Demografi.
3. Agar terbentuknya karakter pemimpin dalam
jiwa para peserta.
Sasaran Siswa-siswi SMKN 1 Leuwiliang Kelas 12
Target 100-200 Peserta
Sekolah kepemimpinan ialah salah satu agenda
dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
bidang Pendidikan, untuk bagaimana
memberikan suatu motivasi dan pembelajaran
Deskripsi Kegiatan khususnya bagi generasi muda, dimana memang
generasi muda sangatlah berpengaruh untuk
keberhasilan suatu Negara pada masa yang akan
datang. Seorang pemuda harus memiliki jiwa

76
pemimpin yang baik agar bisa mengatur dan
membimbing kepada kebaikan. Maka penerapan
pembelajaran tentang Kepemimpinan sangatlah
penting di era yang sudah modern, terlebih
Indonesia sudah mulai masuk tentang Bonus
Demografi, sehingga pada dasarnya anak muda
lah yang akan berpengaruh tentang hal-hal
kemajuan suatu Negara.
Para siswa menjadi lebih paham terkait
bagaimana langkah mereka selanjutnya, serta
lebih mengerti terkait hal-hal apa saja yang
harus dimiliki jika ingin memiliki jiwa
Hasil Pelayanan
pemimpin. Dan terakhir yang lebih penting
mereka lebih sadar sebagai pemuda akan masa
depan mereka agar bisa benar-benar
dipersiapkan dari pengalaman.
Kegiatan tidak berlanjut, namun di sekolah
Keberlanjutan
sendiri memiliki pembelajaran tentang
Program
kepemimpinan.

Gambar 4.8 Seminar Kepemimpinan

77
Tabel 4.15 : Penyuluhan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM)
Bidang Keagamaan
Penyuluhan Dewan Kemakmuran Masjid
Program
(DKM)
Nomor Kegiatan 10
Penyuluhan Dewan Kemakmuran Masjid
Nama Kegiatan
(DKM)
Masjid Jami’ Nurul Barokah Kp. Kandang
Tempat, Tanggal Sapi RT 02/RW 01 Desa Leuwimekar, 9
Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 Hari, Pukul 15.40 – 17.40 WIB (Durasi 2 jam)
Penanggung Jawab : Hafiz Handrian
Kunjarianto
Tim Pembantu : Muhammad Ulin Nuha, Mami
Astuti, Roro Handayani, Gusti Cahyaning
Dewo, Fatma Saskia Putri, Rais Alhakim, Siska
Tim Pelaksana
Wahyuni, Liandi Rahli, Mishellia Apriliani,
Nisa Fa’iziyah, Uun Unwanah, Muhammad
Abdul Aziz, Iseu Selawati, Alifa Nazla Fadisa,
Rafa’any Darajatanti Ulya, Abdul Latip
Mahmud, Lailatuz Zakiyah
1. Memberikan pengetahuan serta wawasan
mengenai urgensi memakmurkan masjid
2. Menciptakan struktur kepengurusan dalam
Tujuan masjid yang lebih sistematis dan aktif
3. Meningkatkan kesadaran serta kinerja para
pengurus masjid mengenai manajemen
Masjid
Orang dewasa (khususnya bapak-bapak),
baik yang sudah menjadi pengurus masjid
Sasaran
ataupun yang belum di beberapa masjid Desa
Leuwimekar
10 – 20 orang (bapak-bapak) baik yang sudah
Target menjadi pengurus masjid ataupun yang belum di
beberapa masjid Desa Leuwimekar

78
Kegiatan penyuluhan Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM) ini merupakan salah satu
kegiatan yang berbentuk workshop atau seminar
yang diadakan di Masjid Jami’ Nurul Barokah,
kampung Kandang Sapi, desa Leuwimekar.
Yang menjadi narasumber ialah salah satu dosen
pascasarjana UIKA Bogor sekaligus Komisi
Deskripsi Kegiatan Ukhuwah MUI Pusat, Dr. Wido Supraha.
Meski acara ini diadakan di satu tempat yakni
Masjid Jami’ Nurul Barokah RW 01, tetapi
acara ini bersifat umum dan ditujukan
tidak hanya untuk satu masjid saja, dari masjid-
masjid lainnya yang berada di lain RW yang
masih dalam ruang lingkup desa Leuwimekar
pun juga dapat mengikuti acara ini
Bapak-bapak yang belum menjadi pengurus
DKM pun juga menjadi tergerak dan termotivasi
Hasil Pelayanan untuk turut andil dalam memakmurkan masjid
karena masjid tidaklah hanya sebatas tempat
ibadah.
Keberlanjutan
Program Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.9 penyuluhan DKM

79
Tabel 4.16 : Pojok Bacaan dan Renovasi Majlis
Bidang Pendidikan
Program Pojok Bacaan dan Renovasi Majlis
Nomor Kegiatan 11
Nama Kegiatan Pojok Bacaan
Majelis Nurus Sa’adah – Kampung Sukamulya,
Tempat, Tanggal 2– 9 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 Minggu
Penanggung Jawab : Fatma Saskia Putri
Tim Pembantu : Mami Astuti, Roro Handayani,
Gusti Cahyaning Dewo, Muhammad Ulin Nuha,
Rais Alhakim, Siska Wahyuni, Liandi Rahli,
Tim Pelaksana Hafiz Handrian Kunjarianto, Mishellia Apriliani,
Nisa Fa’iziyah, Uun Unwanah, Muhammad
Abdul Aziz, Iseu Selawati, Alifa Nazla Fadisa,
Rafa’any Darajatanti Ulya, Abdul Latip, Lailatuz
Zakiyah
Meningkatkan minat literasi membaca serta
belajar anak-anak usia Sekolah Dasar dan remaja
Tujuan
usia Sekolah Menengah Pertama di Kampung
Sukamulya.
Anak-Anak tingkat SD sampai SMP di Kampung
Sasaran
Sukamulya, Desa Leuwimekar
30 orang anak-anak tingkat SD, 10 orang remaja
Target tingkat SMP di Kampung Sukamulya
mendapatkan fasilitas buku bacaan.
Deskripsi Kegiatan Pendirian Pojok Bacaan merupakan program
yang disusun dengan tujuan agar meningkatnya
minat literasi membaca anak-anak. Pojok bacaan
tersebut berlokasi di Majelis Nurus Sa’adah,
Kampung Sukamulya. Pemilihan tempat tersebut
dianggap cukup strategis dikarenakan seringkali
digunakan oleh anak-anak untuk melakukan
aktivitas seperti mengaji maupun latihan
qosidah. Pojok bacaan mulai dibuat pada tanggal

80
2 Agustus 2019 dan memakan waktu sekitar satu
minggu untuk menyelesaikannya. Peresmian
pojok bacaan di laksanakan pada tanggal 15
Agustus 2018.
Pojok Bacaan mengambil tempat di sebelah
pojok kiri majelis yang didesain dengan
menggunakan keranjang buah yang dicat dan
dijadikan sebagai rak buku.
Anak-Anak tingkat SD dan SMP di Kampung
Hasil Pelayanan Sukamulya mendapatkan fasilitas buku yang
tersedia melalui pojok bacaan
Keberlanjutan
Kegiatan Berlanjut
Program

Gambar 4.10 Pojok Bacaan dan Renovasi Masjid

81
Tabel 4.17 : Kerja Bakti
Bidang Kesehatan
Program Kebersihan Lingkungan
Nomor Kegiatan 12
Nama Kegiatan Kerja Bakti
Lapangan dan lingkungan sekitar kampung
Tempat, Tanggal
Sukamulya, 28 Juli 2019
Lama Pelaksanaan 1 hari
Penanggung Jawab : Nisa Fa’iziyah
Tim Pembantu : Gusti Cahyaning Dewo, Rais
Tim Pelaksana Alhakim, Liandi Rahli, Hafiz Handrian
Kunjarianto, Muhammad Abdul Aziz,
Muhammad Ulin Nuha, Abdul Latif,
Menumbuhkan rasa kebersamaan
Tujuan antar warga, saling gotong royong, dan mencintai
kebersihan serta keindahan lingkungan sekitar.
Sasaran Warga kampung Sukamulya usia 15-45 tahun.
15 orang warga Kampung Sukamulya usia 15-45
tahun ikut berpartisipasi dalam kegiatan kerja
Target bakti untuk membangun lingkungan kampung
yang bersih, nyaman, dan terhindar dari
berbagai penyakit.
Kegiatan kerja bakti ini adalah kegiatan yang
kami adakan pada hari minggu sejak pukul 09.00
hingga 11.00 WIB. Dari anak-anak, remaja, hingga
para orangtua pun ikut terjun langsung ke
Deskripsi Kegiatan lapangan untuk bersama-sama membersihkan
lingkungan. Tidak selesai hanya dengan sekedar
bersih-bersih, kami pun bersama warga
bergotong royong membuatkan gawang di
lapangan tempat warga biasa beradu sepak bola.
20 orang warga baik usia anak- anak, remaja
Hasil Pelayanan maupun dewasa ikut berpartisipasi dalam
kegiatan kerja bakti ini.

82
Keberlanjutan
Kegiatan tidak berlanjut
Program

Gambar 4.11 Kerja Bakti

C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

Tabel 4.18 : Penyuluhan Online Shop


Bidang Kewirausahaan
Program Penyuluhan Online Shop
Nomor Kegiatan 13
Nama Kegiatan Penyuluhan Online Shop
Tempat, Tanggal Balai Desa Leuwimekar, 20 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 Hari, 10.00 – 12.00
Penanggung Jawab : Gusti Cahyaning Dewo
Tim Pembantu : Mami Astuti, Roro Handayani,
Muhammad Ulin Nuha, Fatma Saskia Putri, Rais
Alhakim, Siska Wahyuni, Liandi Rahli, Hafiz
Tim Pelaksana
Handrian Kunjarianto, Mishellia Apriliani, Nisa
Fa’iziyah, Uun Unwanah, Muhammad Abdul
Aziz, Iseu Selawati, Alifa Nazla Fadisa, Rafa’any
Darajatanti Ulya, Abdul Latip, Lailatuz Zakiyah

Memberikan wawasan kewirausahaan di era


digital dengan memanfaatkan internet. Hal ini
Tujuan tidak sebatas sosial media saja, melainkan bisa
memanfaatkan Market Place yang memang ada
banyak di Indonesia.

83
Ibu-ibu PKK dan Karang Taruna Desa
Sasaran
Leuwimekar
40 orang ibu-ibu PKK dan 10 orang Karang
Target
Taruna Desa Leuwimekar.
Penyuluhan online shop adalah kegiatan
mengukuhkan segala hal terkait online shop.
Kegiatan ini bertema "Modal Online Shop, Rupiah
Mengalir Non-Stop". Kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 20 Agustus 2019 dengan pembicara Elve
Oktafiyani, M.Hum yang merupakan praktisi
Online Shop. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai
Deskripsi Kegiatan Desa Leuwimekar dengan mengundang ibu-ibu
PKK dan Karang Taruna Desa Leuwimekar.
Tujuan kegiatan ini adalah memberikan wawasan
kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK dan
Karang Taruna mengenai cara berwirausaha di
era digital saat ini. Harapan kami, peserta
kegiatan mampu membuat online shop sendiri
baik melalui media sosial atau market place.
Ibu-ibu PKK dan Karang Taruna terlihat begitu
antusias mengikuti kegiatan penyuluhan online
shop. Hal ini dapat dilihat dari mereka yang
datang tepat waktu dan begitu aktif ketika
Hasil Pelayanan penyuluhan. Banyak dari mereka yang memang
sudah mempunyai usaha, seperti kerajinan lampu
hias dari peralon. Sehingga, mereka bisa
mengetahui cara memasarkan karyanya secara
online.
Keberlanjutan
Kegiatan Tidak Berlanjut
Program

84
Gambar 4.12 Penyuluhan Online Shop
Tabel 4.19 : Penyuluhan Kesehatan dan Kebersihan Remaja
Bidang Kesehatan
Penyuluhan Kesehatan dan Kebersihan
Program
Remaja
Nomor Kegiatan 9
Nama Kegiatan Penyuluhan Kesehatan dan Kebersihan Remaja
Tempat, Tanggal SMP Fathu Makkah 01, 14 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 Hari, 10.00 – 12.00 WIB
Penanggung Jawab : Uun Unwanah
Tim Pembantu : Mami Astuti, Roro Handayani,
Gusti Cahyaning Dewo, Fatma Saskia Putri, Rais
Alhakim, Siska Wahyuni, Liandi Rahli, Hafiz
Tim Pelaksana Handrian Kunjarianto, Mishellia Apriliani, Nisa
Fa’iziyah, Muhammad Ulin Nuha, Muhammad
Abdul Aziz, Iseu Selawati, Alifa Nazla Fadisa,
Rafa’any Darajatanti Ulya, Abdul Latip, Lailatuz
Zakiyah
Untuk memberikan informasi dan pemahaman
Tujuan tentang pentingnya menjaga kesehatan dan
kebersihan bagi remaja.
Sasaran SMP Fathu Makkah 01
Target 55 orang siswa-siswi SMP Fathu Makkah 01

85
Kegiatan ini dimulai pukul 10.00 wib, dibuka
oleh MC, dilanjutkan dengan pembacaan ayat
suci Al-Quran, sambutan-sambutan oleh ketua
pelaksana dan kepala SMP Fathu Makkah 01.
Kemudian dilanjutkan dengan acara inti yaitu
Penyuluhan Kesehatan dan Kebersihan Remaja
yang disampaikan oleh saudari Mami Astuti
Deskripsi Kegiatan
selaku Duta GenRe Provinsi Banten. Setelah itu,
acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan
pemberian hadiah bagi siswa yang berani maju
ke depan. Kemudian dilanjutkan dengan
penyerahan cenderamata kepada pihak sekolah
dan pemateri. Kemudian acara ditutup dengan
doa dan foto bersama.
Siswa-siswi SMP 01 Fathu Makkah 01 terlihat
antusias dengan kehadiran kelompok KKN 059
Hasil Pelayanan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan wawasan
mereka terkait kebersihan dan kesehatan remaja
bertambah.
Keberlanjutan
Tidak berlanjut
Program

Gambar 4.13 Seminar Kesehatan

86
D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil
Realisasi dari pelaksanaan program yang telah kami rancang
berdasarkan pada fakta yang kami lihat di lapangan telah terlaksana
dengan baik. Pengabdian yang kami lakukan kepada masyarakat
Kampung Sukamulya mendapatkan hasil yang positif dalam praktik
implementasinya. Partisipasi aktif masyarakat menjadi salah satu faktor
keberhasilan dari program-program yang kami buat. Selain itu
keberhasilan kami dalam melaksanakan program pengabdian ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor Pendorong
Ada beberapa faktor yang turut andil dalam menjadikan
program kerja KKN Drestanta 059 yang diadakan di Desa
Leuwimekar ini berjalan dengan lancar dan sukses, diantaranya
yaitu :
a. Kelompok kami memiliki persiapan yang matang dalam
merumuskan rancangan program kerja yang diadakan
selama sebulan di Desa Leuwimekar. Hal ini seperti
pembagian tugas serta penanggung jawab program,
penyusunan proposal, dan lain sebagainya.
b. Kelompok kami sering melakukan beberapa kali survei ke
berbagai tempat yang kami targetkan menjadi lokasi
program kerja kami.
c. Antusias serta dukungan positif yang diberikan oleh
Pemerintah serta masyarakat warga Leuwimekar
terhadap kehadiran program KKN yang diadakan oleh
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta..
d. Kelompok kami terdiri dari anggota yang memiliki
beragam kemampuan yang unik yang berguna dalam
menopang kesuksesan program kerja KKN Drestanta
059.
e. Hubungan yang baik berasaskan kekeluargaan antar
anggota kelompok, sehingga menjadikan kelompok ini
selalu kompak dan solid serta saling mengingatkan.

87
f. Kelompok KKN 59 memiliki semangat dan keinginan
yang tinggi untuk melaksanakan pengabdian masyarakat
ini. Serta kelompok yang ceria dalam melaksanakan
seluruh rangkaian kegiatan.
g. Komunikasi adalah kunci dari pendorong kegiatan kami
dapat berjalan dengan lancar.

2. Faktor Penghambat
Dalam melaksanakan suatu program atau kegiatan tentu
tidak selalu berjalan lancar, pasti ada faktor penghambat yang
menjadi kendala pada setiap kesempatan dalam pelaksanaan
program kegiatan yang telah direncanakan, di antaranya adalah :
a. Akses jalan yang menanjak, berbelok dan sedikit rusak
membuat kami kesulitan saat mengangkut barang ketika
akan melaksanakan suatu acara di tempat yang telah
ditentukan.
b. Pada kegiatan-kegiatan tertentu, waktu pelaksanaan
kurang tepat karena beriringan dengan aktifitas kerja
penduduk sehingga sulit sekali mengumpulkan warga
atau melaksanakan kegiatan pada siang hari maupun pagi
hari. Oleh karena itu, tidak dimungkinkan untuk
melaksanakan secara tepat sesuai jadwal yang telah
disusun sebelumnya.
c. Sulitnya membudayakan ketepatan waktu dalam
menghadiri kegiatan sehingga kegiatan tidak terlaksana
sesuai waktu yang direncanakan.
d. Musim kemarau berdampak sulitnya air bersih sehingga
menjadi kendala melakukan kegiatan mandi dan
sebagainya. Hal ini bahkan mempengaruhi kesehatan
kelompok KKN Drestanta.
e. Kurangnya sosialisasi dengan masyarakat luas di Desa
Sukamulya dan Desa Kandang Sapi.

88
“Bersatu belum tentu romantis. Tetapi yang romantis adalah ketika
kamu berjuang untuk membantu perjuangan orang lain”

-Mishellia Apriliani, 2019

89
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kuliah Kerja Nyata atau yang akrab disebut dengan KKN
merupakan salah satu tuntutan yang wajib dipenuhi bagi para
mahasiswa karena sistemnya yang sama seperti mata kuliah pada
umumnya. Tidak hanya itu, kehadiran dari kegiatan KKN ini menjadi
sebuah tantangan serta motivasi tersendiri untuk para mahasiswa.
Mengabdi kepada masyarakat selama 1 bulan penuh bukanlah suatu hal
yang biasa, namun dari sinilah kami bisa mengimplementasikan
berbagai macam ilmu yang telah kami pelajari di bangku perkuliahan
kepada masyarakat setempat, khususnya masyarakat di wilayah
pedesaan.
Pelaksanaan Kegiatan KKN DRESTANTA 059 ini dimulai
sejak tanggal 23 Juli sampai 23 Agustus dan dilaksanakan di Desa
Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Setelah kami
melakukan kegiatan KKN ini secara intensif, dapat disimpulkan
bahwasanya seluruh rancangan program kerja dari awal hingga akhir
berjalan dengan cukup lancar. Adanya konflik internal maupun
eksternal merupakan suatu hal yang wajar dalam berorganisasi,
apalagi ketika sudah terjun langsung kepada masyarakat yang
notabennya memiliki “seni bermasyarakat” yang berbeda-beda. Sesuai
dengan yang kami amati dan perhatikan selama kegiatan KKN
berlangsung, maka dengan ini KKN DRESTANTA 059 menyimpulkan
menjadi 5 sub topik, lebih jelasnya sebagai berikut :

1. Bidang Pendidikan

Alhamdulillah pada bidang pendidikan ini, seluruh


program kerja yang kami rencanakan telah terlaksana dengan
baik, meski ada beberapa program yang memang pada dasarnya
menjadi kegiatan rutinitas seperti bimbel BTQ dan bimbel
Kreatif.

90
Seluruh elemen masyarakat sekitar, baik dari tokoh
masyarakat, para orang tua dan anak-anak telah berpartisipasi
dan berkontribusi sangat baik. Bahkan dari pihak sekolah (MI
PUI, SDN Sukamulya, SMKN 1 Leuwiliang & SMP Fathu
Makkah) pun juga menyambut kami dengan sangat baik dan
antusias terhadap program kerja kami dalam bidang pendidikan
seperti praktik mengajar untuk beberapa hari, seminar
kepemimpinan, dan lain-lain.
Tidak lupa juga program kerja yang berbentuk fisik
seperti pojok bacaan, yang terletak di dalam majelis milik salah
satu ustadz disana. Program tersebut diterima dengan baik oleh
anak-anak dan warga sekitar dengan harapan tingkat literasi
atau minat baca pada anak mulai berkembang sejak usia dini.

2. Bidang Keagamaan
Bidang yang satu ini sudah tidak diragukan lagi apabila
masuk ke wilayah Leuwimekar. Dari sejak survei sampai selesai
kegiatan KKN, kami merasakan bahwa tingkat keagamaan di
desa ini sangatlah tinggi atau kental. Hal ini bisa dilihat dari
kebiasaan dalam kesehariannya seperti mengadakan pengajian
rutinan setiap malam untuk anak-anak, pengajian pekanan
untuk ibu-ibu dan bapak- bapak.
Dalam bidang ini kami telah mengadakan beberapa
program yang sekiranya telah terlaksana dengan baik, seperti
contoh pawai obor, penyuluhan DKM (Dewan Kemakmuran
Masjid), dan lain-lain. Program kerja tersebut mendapat
dukungan dan sambutan yang baik dari pihak orang tua,
maupun anak-anak. Ditambah dengan fasilitas ibadah masjid
yang sudah terbilang mumpuni untuk mendukung berjalannya
program kerja tersebut dengan baik. Dari kalangan tokoh
masyarakat seperti ustadz pun juga sangat mengapresiasi akan
program kerja yang kami agendakan dengan harapan
berdampak positif baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap kondisi keagamaan di desa ini.

91
3. Bidang Sosial
Interaksi sosial antara anggota kelompok KKN
DRESTANTA 059 dengan masyarakat sekitar sudah terbilang
baik. Tidak hanya warga setempat, bahkan petinggi desa
seperti kepala desa, BPD dan jajarannya juga menyambut kami
dengan sangat baik. Komunikasipun juga selalu terjaga
layaknya silaturahmi sesama muslim. Program unggulan kami
dalam bidang ini sudah sangat jelas yakni menyambut HUT RI
17 Agustus.
Dalam dua hari berturut-turut, kami mengadakan
berbagai macam lomba yang diikutsertai oleh anak-anak,
remaja, hingga para orang tua. Terlihat sekali antusias dan
kebahagiaan selama kegiatan lomba berlangsung yang diadakan
di salah satu halaman luas milik warga dan juga lapangan bola.
Tidak lupa juga kami mendapat support yang sangat baik dari
pihak remaja dan karang taruna setempat, atas kontribusinya
pula agenda 17 Agustus ini dapat berjalan dengan baik dan
meriah, dengan harapan dapat berkesan dan terkenang sampai
kapanpun oleh warga Leuwimekar.
4. Bidang Lingkungan dan Fasilitas Umum

Sejak awal survei hingga berlangsung nya kegiatan KKN,


masalah yang paling utama dan kami hadapi bersama yakni
sulitnya akses air bersih. Ditambah musim kemarau yang
berkepanjangan membuat lahan pertanian pun juga menjadi
sangat kering. Tidak hanya itu pekerjaan rumah sehari-hari
seperti mencuci, mandi, dan sebagainya sangatlah terhambat.
Termasuk kami sebagai anggota KKN, sangat merasakan
dampak dari sulitnya mencari air bersih sehingga
mempengaruhi seluruh kegiatan sehari-hari dirumah dan juga
program kerja yang akan dilaksanakan pada hari itu.

92
Dalam bidang ini, kami menyiapkan dua buah program
kerja yang berbentuk fisik, yakni perbaikan MCK (lebih
tepatnya Kobak) dan pembuatan plang jalan (penunjuk arah).
Kami bukan membuat sebuah MCK baru, melainkan kami
merevitalisasi sebuah kolam yang awalnya hanya dibatasi atau
ditutupi oleh sebuah bambu yang rapuh, menjadi tembok yang
kokoh dan ditambah beberapa saluran air untuk
mempermudah air mengalir. Meski kelihatannya program kerja
tersebut tidak berdampak secara langsung karena musim
kemarau yang panjang, tapi kami tetap berharap perbaikan
Kobak ini bermanfaat untuk khalayak umum dalam menjalani
pekerjaan rumah sehari-hari.
5. Bidang Kewirausahaan dan Kesehatan
Berdasarkan data yang valid, mayoritas mata pencaharian
warga di desa Leuwimekar ini ialah bertani dan berdagang.
Namun realitanya banyak warga setempat berkata bahwa
pekerjaan disini banyak yang serabutan. Ditambah musim
kemarau yang berkepanjangan, sehingga berdampak besar
terhadap produktivitas para petani. Semasa kami
melaksanakan kegiatan KKN, maka mata pencaharian nya pun
yang paling dominan ialah berdagang. Oleh karena itu, inisiatif
kami untuk membuat sebuah seminar atau workshop terkait
dengan “Online Shop”. Kami berasumsi bahwa tema ini sangat
cocok untuk diadakan disini karena banyak yang bekerja
sebagai pengrajin dan berdagang. Tuntutan zaman yang
membuat cara berdagang menjadi sangat berbeda, dari yang
awalnya jual beli di pasar, sekarang sudah menjadi online atau
lewat aplikasi dalam hp. Acara ini disambut baik oleh para
warga sekitar dan juga antusiasme dalam mengikuti
serangkaian kegiatan acara sangatlah tinggi.

93
Ditambah dukungan lebih yang diberikan oleh Karang
Taruna Desa Leuwimekar membuat acara berlangsung lebih
efektif dan efisien, mulai dari pemilihan lokasi acara, sarana
prasarana, dan lain-lain. Program lainnya ialah senam sehat
yang diadakan sekali di minggu pertama KKN. Diikuti dan
disambut baik oleh para warga, khususnya ibu- ibu dan anak-
anak.

B. Rekomendasi
1. Desa dan Kecamatan
Masyarakat diharapkan dapat menjaga dan merawat
sekaligus mengembangkan program KKN yang telah kami
laksanakan serta mempertahankan kegiatan rutinitas keagamaan dan
kegiatan bimbel kreatif agar terciptanya Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dalam menunjang revolusi industri 4.0.
2. Kelompok KKN-PpMM berikutnya
a. Diharapkan kelompok berikutnya siap dalam menghadapi
segala permasalahan di lokasi KKN baik yang bersifat individu
ataupun kelompok.
b. Mempersiapkan keterampilan serta perencanaan yang matang
sebelum terlaksananya kegiatan KKN dan selalu melakukan
koordinasi dengan warga ataupun dengan aparatur desa
terkait.
c. Menjaga adab agar dapat memberikan contoh yang baik bagi
para masyarakat.
d. Anggaplah tempat yang nanti akan kalian tempati seperti
kampung sendiri, karena dengan anggapan seperti itu maka
akan terciptanya cinta dalam melaksanakan kegiatan.
e. Menjaga nama baik almamater UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

94
3. Kepada PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Penentuan kelompok KKN seharusnya lebih sistematis karena
semua data ketika pembagian kelompok adalah data yang lama
sedangkan ketika pendaftaran mengisi data yang baru itu
untuk apa.
b. PPM disarankan agar lebih transparansi lagi masalah dana yang
akan dialokasikan kepada para kelompok KKN.
c. PPM diharapkan dapat mengunjungi setiap kelompok yang
sedang melaksanakan pengabdian dengan lebih terstruktur
lagi.

95
BAGIAN II

REFLEKSI HASIL KEGIATAN

96
“Belajarlah untuk memiliki sifat sabar seperti matahari. Karena ia
tetap memberikan cahayanya meski manusia sering mencaci dan
memaki”

-Nisa Faiziyah, 2019

97
BAB VI
PENGGALAN KISAH INSPIRATIF

A. ABDUL LATIP : Menanam Kebaikan Maka Akan Memetik Kebaikan

Ceritanya Mau KKN


Saya Abdul Latip mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,
Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, semester 7 yang baru saja
menyelesaikan rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor sejak tanggal 23
Juli-23 Agustus 2019 yang lalu. Berbicara Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
awal merupakan suatu tantangan yang sangat luar biasa, penuh rasa
khawatir karena takut mendapatkan teman yang tidak sesuai dengan
apa yang kita bayangkan, mulai dari rasa takut karena membayangkan
mendapat tempat tinggal yang tidak biasa seperti apa yang dirasakan
sehari-hari, hingga rasa cemas karena membayangkan tinggal di
lingkungan masyarakat yang tidak seramah di lingkungan tempat kita
tinggal. Semua bayang-bayang yang ada dipikiran terus berdatangan
untuk menggoyahkan hati agar tidak ikut kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN). Menurut diri pribadi, hal ini merupakan pengalaman pertama
tinggal, menyatu dan merasakan langsung bagaimana dinamika
kehidupan bermasyarakat secara langsung selama 1 bulan penuh. Tentu
hal tersebut pastilah berbeda dengan kegiatan baksos-baksos yang
sudah pernah diikuti, pengabdian-pengabdian yang sudah dilalui.
Pastinya hal pertama yang membedakan itu semua tentang waktu yang
begitu panjang yaitu kurang-lebih 1 bulan penuh bersama merasakan
kehidupan langsung bagaimana bermasyarakat yang sesungguhnya.
Nampaknya seputar hati dan perasaan masih saja menjadi suatu
masalah di awal penentuan kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang
memang masih saja mengganjal di dalam hati akan hal-hal yang
dibayangkan benar-benar terjadi dan dialami. Tibalah sudah
pengumuman nama-nama kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) dirilis
oleh Ppm-UIN Jakarta.

98
Kita pun mencari nama masing-masing dari urutan teratas sampai
terus kebawah dan pada akhirnya dapatlah urutan kelompok. Seketika
langsung apa yang dibayangkan takut benar-benar terjadi dengan
mendapatkan teman satu kelompok yang berbeda background jurusan
dan juga fakultas. Setelah urutan kelompok dirilis dan kita pun sudah
tau nama-nama yang nantinya menjadi teman satu kelompok, maka
tibalah waktu agenda pertemuan kelompok untuk pertama kalinya yang
pada saat itu kita menentukan pertemuan pertama di depan Auditorium
Harun Nasution.
Semua sudah ada yang kenal sebelumnya juga ada yang memang
benar-benar belum kenal satu sama lain, hingga kita memperkenalkan
diri satu persatu mulai dari nama, jurusan, fakultas hingga daerah asal
kita. Setelah memperkenalkan diri masing-masing tibalah yang tidak
inginkan yaitu penentuan ketua kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Pada awalnya, semua tidak mau menjadi ketua dengan berbagai alasan
mulai dari belum pengalaman, takut ribet, tidak bisa apa-apa hingga
sampai karena malu belum terbiasa, sehingga penentuan menjadi ketua
cukup alot dengan berbagai alasan tersebut, hingga munculah satu orang
yang mengajukan dirinya untuk menjadi ketua dan akhirnya kita semua
pun sepakat untuk menjadikan dia sebagai ketua kelompok.
Selanjutnya, setelah penentuan ketua kelompok telah disepakati,
lanjut dengan penentuan jajarannya, mulai dari sekretaris, bendahara dan
divisi-divisi lainnya. Tentu hal tersebut tidak berbeda jauh dengan
penetuan ketua kelompok, pembentukan susunan struktural tersebut
sama saja alotnya hingga memakan waktu cukup lama. Akhirnya karena
tidak ada yang mau mengajukan diri, maka sistem tunjuk berlaku agar
tidak ada yang menolak, hingga akhirnya satu persatu bersedia mulai
dari penentuan sekretaris, bendahara, divisi acara, divisi perlengapan,
divisi konsumsi, dan divisi lainnya sehingga semua sudah mendapatkan
tugas.

99
Dasar Kelompokku
Setelah pengumuman pembagian kelompok hingga penentuan
struktural telah selesai semua, ada beberapa kesan yang cukup menarik
meskipun hampir semua kelompok merasakan hal yang sama, entah dari
kesan pertama kali memandang, kesan pertama kali perkenalan, kesan
melihat gerak-gerik setiap orang yang terus bertanya-tanya dalam hati,
sekaligus menebak bagaimana sikap dan sifat mereka semua. Tentu bagi
diri pribadi itu semua perlu diperhatikan untuk bisa saling
menyesuaikan satu sama lain, agar kedepannya bisa saling memahami
dan mengerti bahkan bisa tahu tentang kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Setelah itu selesai, kita semua mulai berkomunikasi
dengan grup whatsapp untuk lebih mudah jika ada informasi ataupun
hal lainnya meskipun di awal itu masih sangat jarang kita berkomunikasi
di grup tersebut. Entahlah, mungkin karena kita masih ada sedikit rasa
canggung ataupun masih belum terlalu akrab untuk bertegur sapa
ataupun hanya sekedar basa-basi di grup tersebut.
Waktu terus berjalan perlahan secara pasti, tentu didalam hati dan
pikiran masih ada rasa resah dan gundah hingga diri pribadi rasanya
ingin cepat-cepat berakhir seluruh rangkaian kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) ini. Setelah pertemuan pertama kita, selanjutnya dibuat
pertemuan lanjutan, inilah yang menarik dari kelompok kami yaitu
tentang persoalan rapat. Entahlah, rasanya kelompok kami banyak
sekali orang- orang sibuk di dalamnya, mulai dari jarang muncul di grup
hingga jarang muncul pada rapat, tentu saya pun sama. Kelompok kami
memang sangat unik hingga setiap pertemuan saja tidak pernah lengkap,
tapi kami semua mengerti dan memaklumi bahwa setiap orang memiliki
kesibukannya masing-masing yang memang tidak dapat ditinggalkan.
Rasanya persoalan pertemuan dan rapat jika dijelaskan tidak akan
cukup dalam tulisan yang cukup terbatas ini, karena masih banyak
pembahasan yang lebih menarik. Bagi diri pribadi, hal seperti inilah
sebuah momen yang begitu penting, namun ada saja rasa malas pada
awal-awal kegiataan Kuliah Kerja Nyata (KKN), terlebih ini semua
masih awal. Seiring berjalannya waktu, kami semua sudah mulai terbiasa
untuk saling bertegur sapa sekalipun itu hanya sekedar di grup
Whatsapp.

100
Nampaknya kecanggungkan kita tidak berlarut lama, ketika rapat
selanjutnya sudah mulai sedikit demi sedikit akrab, mulai dari saling
bertegur sapa, saling bercanda, dan bahkan yang tak kalah asiknya saling
save nomor masing-masing agar lebih mudah berkomunikasi dan juga
lebih akrab satu sama lain. Namun hal tersebut memang tidak semua bisa
langsung akrab satu sama lain. Butuh waktu yang cukup lama.
Tiba saatnya dimana kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sudah
hampir dekat, namun diantara kami masih saja ada yang belum kenal
bahkan belum ketemu sama sekali, karena pada dasarnya hal tersebut
bisa menimbulkan masalah apalagi dalam berkomunikasi, bisa saja hal-
hal yang sudah dibahas dalam rapat ternyata masih saja ada yang belum
tahu bahkan belum paham apa saja yang harus dia lakukan di tempat
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Walau begitu, hal tersebut tidak terlalu
menjadi masalah bagi kelompok kami, meskipun ada saja sedikit salah
paham namun kita menyikapinya dengan baik dan dewasa hingga saling
mengerti satu sama lain. Jika dibandingkan kelompok Kuliah Kerja
Nyata (KKN) lainnya, diri pribadi merasa bersyukur berada di dalam
kelompok ini, kerena jika kita melihat kelompok lain ada saja aturan-
aturan yang aneh, entah mulai dari denda jika tidak ikut rapat, entah itu
harus laporan terus menerus jika tidak bisa hadir rapat dan keanehan
lainnya.
Tentu hal seperti itu pasti ada pro dan kontranya. Jika pihak pro
tentu beranggaapan bahwa hal tersebut untuk meminimalisir orang-
orang yang tidak ikut rapat untuk menjadi rajin karena ada dendaan
tersebut, namun jika pihak yang kontra beranggapan hal tersebut terlalu
berlebihan dalam hal Kuliah Kerja Nyata (KKN). Entah itu tidak bisa
hadir karena hal yang memang sangat penting, entah itu karena faktor
kuliah dan alasan-alasan lainnya, sehingga beranggapan kebijakan
denda tersebut tidak tepat. Karena, jika kita sama-sama dewasa dalam
mengatur waktu tentu hal-hal yang dikhawatirkan tidak akan terjadi.
Itulah sedikit kesan di awal pertemuan kelompok Kuliah Kerja Nyata
(KKN) yang dilihat dari kacamata diri pribadi.

101
Tentu pastinya setiap orang memiliki kesan yang berbeda-beda
mengenai hal tersebut, tapi itulah sedikit kesan yang dirasakan secara
pribadi. Sehingga pada intinya bangga dan bersyukur bisa dapat
kelompok yang memang sangat luar biasa, bertemu mereka yang dengan
latar belakang berbeda namun masih bisa profesional.

Sebut Saja Leuwimekar


Leuwimekar, itulah nama desa dimana kami tinggal untuk
berteduh salama satu bulan penuh. Leuwimekar salah satu Desa dari
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Selama
satu bulan penuh kami bersama-sama warga di sana saling
berkolaborasi, tidak lain hanya untuk berbagi apa yang sudah kami
dapatkan untuk dijadikan bahan acuan bertukar pikiran dengan
masyarakat di sana. Tentu di dalam seni bermasyarakat ada saja
dinamika-dinamika kehidupan baik antar saudara, tetangga, bahkan
hingga pendatang sekalipun. Pertama kami datang ke Desa Leumekar
yaitu tepat pada bulan Ramadhan untuk melakukan survey lokasi yang
akan menjadi posko atau tempat kami tinggal. Kami bertanya dengan
pihak Desa sekaligus bertanya terkait wilayah sekitar agar kami dapat
lebih mengenalnya dan juga setidaknya sudah ada gambaran umum agar
kami bisa menyesuaikan dengan warga di sana. Hingga pada akhirnya,
kami diarahkan untuk tinggal di suatu kampung yang memang butuh
perhatian khusus dan juga cocok untuk dijadikan tempat Kuliah Kerja
Nyata (KKN). Nama kampungnya yaitu Sukamulya.
Sukamulya, itulah nama kampung yang akan kami jadikan tempat
tinggal selama satu bulan mendatang. Tentu beradaptasi dengan
lingkungan baru pastilah tidak mudah. Setelah kami dari Desa, kami
melanjutkan perjalanan menuju Kampung Sukamulya sekaligus melihat
langsung bagaimana kondisi di sana dengan di awali mendatangi ketua
RT 01/01 yang bernama Bapak Jaya. Kami bertemu dan berbicang banyak
dengannya hingga pada akhirnya kami meminta tolong untuk dicarikan
tempat tinggal sebagai posko Kuliah Kerja Nyata (KKN).

102
Hingga pada akhirnya dipilihlah sebuah rumah yang memang
sudah lama tidak ditinggali oleh pemiliknya karena sudah pindah tugas
kerja, namanya yaitu Pak Ahmad sang pemilik rumah yang kami tempati
selama satu Bulan. Tentu kami datang ke kampung Sukamulya tidak
hanya sekali saja, jika ditotal kami sudah pergi ke sana sebanyak tiga kali
untuk mempersiapkan hal-hal yang memang harus disiapkan sebelum
kami benar-benar datang dan siap mengabdi selama 1 bulan.
Tiba saatnya dimana kami berangkat ke Kampung Sukamulya di
Desa Leuwimekar untuk mengikuti rangkaian Kuliah Kerja Nyata
(KKN). Setelah pelepasan Peserta di Auditorium Harun Nasution yang
pada kali itu dilepas langsung oleh Menteri Sosial dan juga Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Senin 22 Juli 2019. Sesampai di
lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) agenda pertama kami adalah
bersosialisasi dengan masyarakat dan membaur dengan masyarakat
sekitar, agar mereka tahu bahwa kita bersama-samaa akan menjadi
warga Desa Leuwimekar khususnya Sukamulya dalam waktu satu bulan
kedepan. Kita akan saling berbagi dan belajar bersama masyarakat,
terlebih kami yang akan belajar secara langsung bagaimana kehidupan
bermasyarakat yang sesungguhnya. Pada dasarnya kami melaksanakan
rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kami tidak hanya di
Kampung Sukamulya, namun kita juga memiliki kegiatan di Kampung
Kandang Sapi yang memang berbeda rt yaitu rt 02/01 dengan Ketua RT
nya bernama Bapak Mahpud. Semua rancangan kegiatan yang sudah
kami susun ada yang ditujukan untuk Kampung Sukamulya dan ada juga
untuk Kampung Kandang Sapi, sehingga kami tidak hanya terfokus di
satu kampung saja.
Berbicara kampung tentunya kurang lengkap jika tidak berbicara
orang-orang yang berpengaruh di kampung tersebut. Pak Mahpud selaku
ketua RT 02/01 ternyata beliau juga menjadi Ketua DKM Masjid Nurul
Barokah, yang tentu ini merupakan hal unik yang ada di kampung
Kandang Sapi. Ternyata, setelah mendengar langsung dari Pak Mahpud,
pada dasarnya beliau tidak mau menjadi Ketua DKM Masjid, namun
warga-lah yang meminta dan menunjuk langsung Pak Mahpud tersebut
meskipun sudah beberapa kali beliau ingin menyerahkan jabatan
tersebut ke orang lain.

103
Begitulah cerita singkatnya, namun yang akan saya ceritakan
dalam tulisan ini bukanlah tentang rangkap jabatan tersebut tetapi
bagaimana pengalaman pribadi saya selama satu bulan penuh bersama
Pak Mahpud tersebut baik dari pembelajaran nilai-nilai etika, norma
dan bahkan motivasi yang beliau berikan selama kami Kuliah Kerja Nyata
(KKN) disana.
Pak Mahpud, memiliki satu orang istri dan tiga orang anak. Beliau
merupakan orang asli Kampung Kandang Sapi Desa Leuwimekar, karena
lahir dan besar di sana. Beliau memiliki ayah yang memang sangat
berpengaruh di kampung tersebut sekaligus pewakaf dari Masjid dan
juga sekolah Madrasah Ibtidaiyah. Banyak sekali pelajaran-pelajaran
yang diri pribadi dapatkan dari beliau, mulai dari kesabaran dalam
hidup, kebaikan dalam hidup hingga bagaimana kita bersikap
menghadapi orang-orang yang selalu berburuk sangka. Pada saat saya
berbincang dengan beliau, beliau selalu menceritakan kisah-kisah hidup
beliau yang penuh dengan pembelajaran dan juga tak lupa selalu
memberikan saran-saran yang sifatnya membangun, meskipun beliau
secara pendidikan formal tidak terlalu tinggi tetapi perkata-perkataanya
seperti orang yang berpendidikan, entah mungkin karena faktor
pengalaman hidup yang sudah ia banyak dapatkan di masa hidupnya.
Ada hal yang menarik ketika saya ngobrol dengan beliau, pada saat
itu saya bertanya: “Kenapa si Bapak baik banget sama kita, selalu
nyediain makan buat kita dan mau direpotin kesana-kemari?” lalu beliau
menjawab dengan sederhana namun sangat bermakna “Jangan pernah
takut berbuat baik sama orang sekalipun itu orang yang baru kita kenal,
karena Bapak yakin jika kita berbuat baik dengan orang pasti suatu saat
kita akan mendapatkan kebaikan orang juga meskipun bukan dari orang
yang kita tolong, Allah Maha Tahu,” dan saya berpikir sekaligus berbicara
di dalam hati “Benar juga ya”. Pak Mahpud merupakan orang yang tidak
pernah berpikir dua kali jika ingin berbuat baik, terlebih itu saudara,
tetangga, bahkan warganya sendiri, karena sejak kecil beliau sudah
dididik seperti itu oleh keluarganya.

104
Namun tidak cukup sampai di situ saja, beliau salah satu pemimpin
yang memang ideal, karena sangat mengayomi warganya dengan baik
dan juga cepat sehingga selama beliau menjabat menjadi ketua rt selama
empat periode, tidak ada warga yang mau beliau untuk digantikan
menjabat sebagai ketua rt. Itulah menjadi bukti bahwa beliau sangat
peduli dan masih disenangi oleh warganya. Berbicara pelajaran yang
kami dapat dari kampung Sukamulya dan juga Kandang Sapi sangat
panjang jika di ceritakan secara lengkap dan detail selama satu bulan,
setidaknya ada beberapa pembelajaran yang dapat diambil dari
rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tersebut. Tentu bagi saya
apa yang sudah diberikan Pak Mahpud merupakan pelajaran yang
sangat berharga selama kami melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Kampung Sukamulya dan juga Kandang Sapi, dan semoga itu
menjadi nilai ibadah bagi beliau.

Leuwimekar Bahagia
Setelah merasa menjadi bagian dari Leuwimekar khusunya
Kampung Sukamulya dan Kandang Sapi, ada beberapa rasa empati dan
peduli dengan daerah di sana, rasa hati ingin tinggal di sana menjadi
bagian agar bisa berkontribusi secara penuh tidak hanya sekedar satu
bulan saja, namun waktu yang memutuskan itu semua. Tentu bukanlah
hal yang mudah untuk meninggalkan tempat yang memang sudah
membuat nyaman, lagi-lagi itu semua hanya sementara dan kami selaku
yang pernah tinggal di sana berharap agar seluruh apa yang sudah kami
kontribusikan meskipun tidak banyak bisa bermanfaat, mulai dari pojok
bacaan untuk anak-anak, MCK yang cukup layak untuk digunakan
sehari-hari, ilmu-ilmu yang sudah sama-sama kita kembangkan bersama
bisa dipakai dan dimanfaatkan.
Tentu berbicara harapan terhadap daerah yang sudah dijadikan
sebagai tempat belajar, berproses dan bahkan beradaptasi dari yang
sebelumnya belum bisa menjadi bisa, dari yang sebelumnya belum
paham menjadi paham kita semua pastinya menginginkan harapan yang
baik untuk kedepannya, serta ada hal yang lebih penting yaitu
pembelajaran bermasyarakat yang sudah kami dapatkan dari sana, tentu
hal itulah yang sangat berharga bagi kami untuk bisa diterapkaan di
dalam bermasyarakat ketika kembali ke kampung masing-masing.

105
Tentu kami sangat berharap agar apa yang kami sudah dapatkan
dan juga kami berikan sama-sama menjadi manfaat bagi kita semua baik
bagi masyarakat maupun kami sebagai peserta Kuliah Kerja Nyata
(KKN) yang jika dijelaskan sangat panjang untuk menjelaskannya
karena terlalu banyaknya pengalaman-pengalaman yang sudah kami
dapat dari sana. Kami semua hanya bisa berterimakasih dan berdoa atas
apa yang sudah diberikan kepada kami semua, tentu ini merupakan
pengalaman yang sangat luar biasa bagi kamu semua.
Terakhir, hanya berharap apa yang diinginkan masyarakat sana
bisa terkabul dengan cepat, mulai dari berakhirnya musim kemarau yang
panjang hingga persoalan-persoalan tentang pekerjaan, pendidikan,
ekonomi bahkan kesehatan agar semakin membaik kedepannya.
Terimakasih masyarakat Sukamulya, Kandang Sapi dan umumnya
seluruh warga Desa Leuwimekar atas segala pengalaman dan
pembelajaran yang kami dapat. Leuwimekar Bahagia !

B. ALIFA NAZLA FADISA : Pelangi dalam Kekeringan

Sebelum Mengenal Kering


Halo, saya Alifa Nazla Fadisa. Mahasiswi jurusan Agribisnis
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Kegiatan pengabdian merupakan hal yang tidak
asing lagi bagi saya. Kegiatan pengabdian sudah beberapa kali saya
pernah jalani selama menjadi mahasiswi jurusan Agribisnis. Tapi
kegiatan pengabdian Kuliah Kerja Nyata kali ini berbeda, biasanya
pengabdian yang saya lakukan tidak lebih dari satu minggu lamanya.
Tapi kali ini, saya harus melakukan pengabdian kurang lebih satu bulan
lamanya. Bersama orang-orang baru yang belum saya kenal semuanya. Ini
menjadi tantangan sendiri bagi saya pribadi.
Hari itu hari dimana pembagian kelompok KKN ditentukan, saya
yang saat itu sedang hectic dengan perkuliahan tidak menggubris file
berisi pembagian kelompok yang teman teman kirimkan, sampai
akhirnya salah satu teman dekat saya memberi tahu bahwa desa yang
saya akan tempati nanti berdekatan dengan desa yang dia tempati. Desa
Leuwimekar namanya. Berada di Kecamatan Leuwiliang.

106
Tidak begitu kaget karena beberapa kali saya melakukan
pengabdian masyarakat di sekitar Kecamatan Leuwiliang. Dan hal
tersebut membuat saya sedikit tenang karena orang yang saya kenal
akan tinggal tidak jauh dari saya. Saya mendapati nama saya berada pada
kelompok 59. Nama-nama asing yang saya tidak ketahui berada disana.
Tapi saya berprasangka baik bahwa saya dapat bersinergi dengan baik
nantinya dengan teman-teman baru.
Hari itu hari pertama saya bertatap muka dengan teman- teman baru
saya. Pertemuan perdana kami diisi dengan obrolan ringkas pemilihan
struktur kelompok. Saya yang waktu itu sedang gelisah karena diburu-
buru waktu untuk menemui murid saya yang sudah buat janji, akhirnya
mengajukan diri sebagai sekretaris kelompok yang waktu pemilihannya
memakan waktu hampir setengah jam lebih. Rapat selanjutnya saya
sudah sedikit mengenal beberapa anggot kelompok 59.
Bulan Ramadhan tiba, setelah rapat beberapa kali akhirnya saya
dan teman-teman memutuskan untuk melakukan survey lokasi KKN.
Saya membawa motor saya sendiri memboncengi salah satu teman saya
bernama Fatma saat itu. Hari itu cuaca sangat panas. Ditambah saya dan
teman-teman yang survey tempat untuk KKN sedang berpuasa semua.
Saya dan teman-teman mengunjungi Bapak Jaya selaku ketua RT
kampung Sukamulya. Ibu Jaya, istri dari Pak Jaya menyambut saya dan
teman-teman dengan hangat. Sifatnya yang humoris membuat saya dan
teman-teman dengan mudah akrab untuk berinteraksi dengan Ibu Jaya.
Sebelum bertemu Ibu Jaya, saya dan teman-teman sedikit kesulitan
menemukan lokasi rumah Pak Jaya. Beruntung ada seorang anak
perempuan yang menunjuki kami jalan menuju rumah Pak Jaya. Anak
perempuan tersebut ternyata adalah anak dari Pak Jaya yang akhirnya
kami ketahui bernama Tiara. Selang beberapa waktu akhirnya kami
dapat mendiskusikan dengan baik perihal kegiatan KKN saya dan teman-
teman di Kampung Sukamulya bersama Pak Jaya.

107
Mengenal Bagian Pelangi
Hari yang ditunggu dimulai. Pagi itu saya dan teman-teman
sekelompok sudah bersiap dengan mengumpulkan barang-barang yang
akan dibawa ke desa tempat kami KKN. Titik kumpul mengumpulkan
barang adalah di kost-an teman kami bernama Siska. Pagi-pagi kami
sibuk mengangkat barang-barang untuk dimasukkan kedalam mobil.
Ada beberapa teman saya yang berangkat terlebih dahulu ke Desa dan
sebagian masih menunggu di kost Siska menunggu mobil penjemputan
yang kedua kali karena banyaknya barang bawaan kami saat itu. Di sore
hari setelah mengikuti pelepasan di kampus tercinta dan memastikan
bahwa semua barang sudah terbawa, saya dan beberapa teman yang
tersisa akhirnya berangkat naik motor menuju Desa Leuwimekar,
Kampung Sukamulya. Saya naik motor bersama ketua kelompok 59,
Hafiz namanya. Awal mula mengenal Hafiz biasa aja sampai setelah lama
mengenal Hafiz saya merasa gemas sendiri. Menurut saya Hafiz unik
karena tidak suka nasi padang. Nasi padang adalah makanan kesukaan
semua orang. Tapi Hafidz orang yang tidak menyukai nasi padang, jadi
menurut saya Hafidz adalah orang yang unik.
Akhirnya kami sampai di kampung Sukamulya. Kesan pertama saya saat
sampai di posko tempat kami tinggal adalah selama perjalanan menuju
posko jalanan sedikit gelap tanpa cahaya. Jalanan menuju posko juga naik
turun tanjakan yang membuat saya sedikit takut. Tapi akhirnya saya
bertemu dengan teman-teman yang lain yang sudah sampai. Saat sampai,
saya mendapati kamar kedua yang disana berisi lima orang perempuan.
Keesokan harinya, kami melakukan pembukaan kegiatan KKN
di masjid bersama aparatur desa dan warga sekitar. Di malam hari,
kami melakukan pengajian bersama warga, saat pembacaan surah yasin
selesai, salah satu teman saya ada yang merasa pusing hingga
akhirnya masuk ke dalam kamar. Saya saat itu langsung menghampiri
dan menawarkan minyak angin untuknya dan menawarkan apakah ia
mau dipijit kepalanya. Tapi tiba-tiba teman saya berbicara ngelantur
dan sedikit membuat saya ketakutan. Ternyata dia merasa
kemasukan makhluk halus. Dan saat itu, teman saya yang satu lagi
tertular dan bereaksi.

108
Saya sangat takut pada saat itu. Hampir menangis karena tidak
berani dan tidak kuat mengalami hal seperti ini. Baru di hari pertama
saya mengalami kejadian seperti ini. Saya sempat berfikir untuk
melakukan KKN pulang pergi karena takut untuk tinggal dirumah
tersebut. Tapi saya bersyukur dan berterima kasih kepada tiga teman
laki-laki saya Liandi, Ulin, dan Rais yang selalu tidur larut berjaga di
luar yang membuat saya merasa aman jika masih mendengar suara orang
sebelum saya terlelap tidur. Liandi, Ulin, dan Rais adalah teman yang
baik. Mereka bertiga selalu membantu saya dalam melakukan sesuatu.
Mereka pernah begadang saat saya tidak bisa tidur di malam hari karena
flu membuat saya susah nafas dan sulit untuk tidur.
Liandi adalah seorang teman laki-laki dari jurusan Sosiologi FISIP
yang awalnya saya kira sulit untuk bergaul karena dia merupakan orang
yang pendiam, tapi ternyata dia adalah orang yang cukup mudah akrab
dengan saya. Liandi adalah teman piket masak dan bersih-bersih rumah
di hari Selasa. Setiap Selasa, saya dan Liandi akan berjuang melewati
panas matahari menuju pasar Leuwiliang untuk berbelanja bahan
masakan.
Rais adalah seorang teman laki-laki dari jurusan Akuntansi. Dibalik
sifatnya suka bercanda, Rais juga bisa serius di beberapa waktu dan
keadaan. Rais juga suka sekali membaca buku-buku berat seperti buku
filsafat yang tidak saya mengerti, tapi itu yang membuat saya terkesan
dengan seorang yang suka bercanda seperti Rais. Liandi dan Rais adalah
orang yang selalu mau jika motornya saya pinjam untuk mandi atau
untuk pergi kemanapun. Selanjutnya ada Ulin, Ulin adalah seorang laki-
laki dari jurusan Hukum. Ulin adalah orang yang humoris seperti Rais.
Walaupun suka mengeluarkan humor-humor receh, Ulin selalu
menyelesaikan tugasnya sebagai divisi media dengan baik. Terbukti dari
hasil-hasil fotonya yang selalu bagus. Mereka bertiga sudah saya anggap
sebagai teman terbaik.
Selain mereka bertiga, ada Mbak Zek yang selalu menemani saya
dimanapun dan kapanpun. Mbak Zek adalah orang yang ceria dengan
logat jawa-nya yang khas membuat dia terlihat lucu saat berbicara dan
selalu membuat saya, Rais, Ulin, dan Liandi tertawa. Dia juga salah satu
rekan sekretaris yang membantu saya dalam mengerjakan tugas-tugas
sekretaris.

109
Mba Zek sebenarnya adalah nama panggilan, nama asli Mba Zek
adalah Zakiyyah. Tapi karna logat Jawa yang khas saat berbicara dan
umur yang lebih tua dibanding kami semua, saya dan teman-teman
memanggil Zakiyyah dengan sebutan Mbak Zek. Lalu ada Dewo, laki-
laki cerewet yang selalu bisa memberikan saya nasehat positif jika sedang
banyak pikiran. Dewo orang yang ceria yang bisa membangun suasana
menjadi hidup di posko tempat saya dan teman-teman tinggal. Selain
Dewo juga ada Fatma dan Mishel. Kami berempat menjadi dekat karena
semboyan “Janji Uno” yang tidak akan pernah saya lupakan. Fatma
adalah teman yang cantik juga sangat baik. Fatma selalu serius
mengerjakan tugasnya dan tidak pernah mengeluh. Mishel adalah orang
yang sangat perhatian dengan sesama. Selain jago masak, mishel selalu
mengurusi anak- anak yang sakit di posko tempat saya dan teman-teman
tinggal.
Selanjutnya ada Roro dan Rafa. Dua sejoli yang selalu bersama.
Roro dan Rafa adalah teman yang baik yang selalu nyambung jika
berbicara dengan saya. Roro adalah orang yang punya pikiran yang
dewasa, dan selalu mau menjadi kelinci percobaan untuk mencicipi
masakan-masakan saya selama di posko. Rafa orang yang sedikit
cerewet, tapi di balik sifat cerewetnya ia adalah orang yang sangat
perhatian. Rafa adalah anak jurusan Hukum yang menurut saya sangat
pintar. Dia juga penakut seperti saya, jadi kami suka saling menemani
jika ingin pergi ke kamar mandi karena takut. Selanjutnya ada Abdul
Latif. Laki-laki dari jurusan Ushuluddin yang awalnya selalu membuat
saya kesal. Dia selalu meledek gaya nada saya berbicara yang
menurutnya unik. Tapi dibalik keisengannya, Latif adalah seorang
organisator yang sangat mengerti problematika sebuah organisasi.
Selanjutnya ada Mami Astuti. Seorang perempuan manis dari
jurusan Tarjamah yang hingga detik saat saya menulis kisah ini, saya
tidak tahu apa makna dari Tarjamah. Awal mengenal mami saat
pertemuan pertama di Auditorium Harun Nasution, Mami terlihat
paling aktif dan menonjolkan diri. Mami terpilih menjadi bendahara
kelompok kami dan selalu galak jika membahas soal pengeluaran. Tapi
karena hal itu, Mami bisa mengatur keuangan kelompok kami dengan
baik. Di posko, Mami dipanggil dengan sebutan teko. Walaupun
dipanggil teko, Mami tidak pernah marah dan terlihat selalu bahagia.

110
Selanjutnya ada Iseu, seorang perempuan yang ternyata dari
jurusan Kimia. Walaupun berada pada satu fakultas, yaitu Fakultas
Sains dan Teknologi. Saya dan Iseu tidak pernah bertemu dan saling
kenal. Tapi setelah dipertemukan pada kelompok KKN, saya sangat
senang dan bersyukur mengenal Iseu. Iseu adalah salah satu orang yang
membantu saya jika saya tidak mengerti perkataan warga Leuwimekar
yang berbahasa sunda. Iseu berasal dari Kuningan, Jawa Barat. Hal itu
yang kemudian menjadi jawaban mengapa Iseu mengerti bahasa sunda
yang tidak saya pahami. Lalu ada Siska, perempuan tangguh dari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Siska adalah orang yang tangguh menurut
saya. Selain jago masak, Siska hebat menurut saya karena dia adalah
salah satu perempuan yang saya kenal bisa mengendarai motor kopling.
Selain Siska ada Uun, seorang perempuan dari Fakultas Tarbiyah yang
sangat polos. Walaupun polos, Uun adalah orang yang mempunyai ide-
ide cemerlang dikelompok saya. Uun bisa memberikan solusi-solusi yang
solutif saat kami ada kendala dalam menjalankan program kerja.
Selanjutnya ada Nisa, seorang perempuan dari jurusan Tarbiyah
yang memiliki suara yang sangat merdu. Jika Nisa melantunkan alunan
ayat suci Al-quran kami semua terdiam menyimak mendengar suara Nisa
yang merdu. Dan terakhir ada Aziz, seorang laki-laki dari fakultas yang
sama dengan saya. Walaupun pendiam, Aziz selalu membantu saya dan
Teman-teman dengan sigap. Aziz selalu cekatan untuk membeli air
galon jika air galon di posko saya dan teman-teman sudah habis.
Mengenal mereka adalah hal yang paling saya syukuri hingga saat ini.
Walaupun pernah mengalami beberapa kendala, saya rasa itu hanya
ujian kecil untuk menguji kebersamaan kami dan dapat kami lewati
dengan baik.

Awal Mengenal Kering


Hari-hari awal tinggal di Sukamulya awalnya hanya dihadiri
perasaan takut akan aura horror di lingkungan posko tempat saya dan
teman-teman tinggal. Tapi hari-hari berikutnya saya dihadapkan dengan
situasi yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Yaitu kekeringan.

111
Hari ketiga tinggal di Sukamulya membuat saya akhirnya pertama
kali menumpang mandi di toko retailer, karena tidak adanya air di posko.
Setiap harinya saya dan teman-teman hanya bisa mandi satu kali sehari
akibat tidak adanya air. Mandi pun tidak di posko tempat kami tinggal,
tapi kami berpencar mencari masjid, pom bensin, dan toko retailer
terdekat. Bersyukur kami mengenal Umi, Bapak Mahfudz dan keluarga
yang mengizinkan saya dan teman-teman untuk mandi di rumahnya
setiap sore. Umi dan keluarga selalu menyambut saya dan teman-teman
yang menumpang mandi sekaligus menyediakan makanan untuk kami.
Masakan umi selalu enak. Saya sangat suka tempe goreng sederhana
dengan sambal racikan umi. Pak mahfudz adalah Ketua RT di Kampung
Kandang Sapi dekat Kampung Sukamulya.
Hal selanjutnya yang tidak saya sangka terjadi adalah saat saya
sakit perut ingin ke kamar mandi, dan di kamar mandi tidak keluar air,
saya harus menimba air di sumur. Awalnya saya tidak bisa menimba air
disumur dan selalu minta tolong dengan anak laki-laki di kelompok
untuk menimba air. Tapi lama kelamaan akhirnya saya bisa menimba air
di sumur. Kecuali di malam hari, karena ada rasa takut menyelimuti saya
harus meminta tolong teman laki-laki untuk menimba air di malam hari.
Di samping posko tempat saya dan teman-teman tinggal, ada satu
rumah kediaman milik seorang ibu bernama Ibu Alis. Ibu Alis dan suami
tinggal di sebelah posko kami. Ibu Alis memiliki 10 orang anak, beberapa
anaknya sudah dewasa dan bekerja. Beberapanya lagi masih kecil. Ada
Nayla, Hendrik, Rizki, dan Akbar. Nayla adalah anak yang sangat baik
menurut saya. Walaupun hidup serba kurang, tapi Nayla selalu
membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah. Jika tidak ada air
disumur, Nayla akan pergi mencari air ke sawah yang jarak nya cukup
jauh dari rumah. Nayla juga beberapa kali harus absen sekolah untuk
membantu ibunya bekerja. Nayla adalah anak yang baik, cantik dan juga
pintar yang saya kenal. Nayla bersama teman-temannya seperti Amanda,
Mila, dan Puji sering datang ke posko saya dan teman-teman untuk
belajar dan sekedar bermain atau mengobrol bersama kami. Nayla dan
saudara laki-lakinya yang bernama Hendrik duduk di bangku kelas 6 di
SDN Sukamulya.

112
SDN Sukamulya adalah salah satu sekolah tempat program kerja
kami terlaksana. Selama tiga hari, saya dan teman-teman bertugas
mengajar di SDN Sukamulya. Saya kebetulah mendapat bagian untuk
mengajar di kelas satu. Hari pertama saya datang ke sekolah, saya sedikit
kaget dengan suasana kelas yang tidak hanya diramaikan oleh anak-anak
kelas satu. Tapi di sana juga ada ibu-ibu mereka yang ikut masuk kelas
dan duduk di samping anaknya untuk menjaga. Di Jakarta, saya jarang
mendapati pemandangan orangtua yang masih berada dikelas
menunggu anaknya. Tapi di Sukamulya tidak, beberapa anak di kelas
satu akan menangis jika ibu mereka keluar kelas meninggalkan mereka.
Saat ingin memulai pelajaran, Ibu Wali kelas memberitahu saya
bahwa anak-anak kelas satu belum ada yang bisa membaca. Bahkan,
mereka baru mengenal beberapa suku kata saja, A, I, U, N, dan B. Saya
dibuat kaget sekali lagi. Ternyata tingkat pendidikan di Sukamulya
masih perlu ada perbaikan. Anak-anak di kelas satu juga baru mengenal
dua angka, yaitu satu dan dua. Di tempat saya tinggal, anak-anak yang
ingin masuk ke sekolah dasar pasti minimalnya harus bisa membaca,
apalagi jika ingin masuk ke sekolah dasar negeri. Tapi di Sukamulya
berbeda. Bahkan, ada satu orang anak yang duduk di bangku kelas enam
belum bisa membaca. Hal ini menjadi pr bagi kita semua, khususnya bagi
saya agar lebih peka terhadap hal-hal seperti ini. Ternyata masih banyak
adik-adik saya diluar sana yang masih butuh bantuan dalam hal
pendidikan. Dan menjadi tugas saya untuk membantu dan membenahi
hal tersebut.

Menemukan Pelangi dalam Kering


Singgah beberapa waktu di Sukamulya awalnya membuat saya
takut, banyak prasangka buruk terlintas. Tapi, setelah menjalani hari-
hari disana, banyak sekali ilmu kehidupan yang saya tidak akan bisa
dapati di bangku perkuliahan. Saya belajar arti kekeluargaan, bersyukur,
hidup cukup, dan tolong menolong tanpa mengenal apapun.

113
Puncaknya berada pada momen acara 17 Agustus saat saya dan
teman-teman mengurusi perlombaan tujuh belasan. Ada hubungan yang
kuat yang terbangun antara saya dan teman-teman dengan warga Desa
Leuwimekar. Kami berlomba adu tarik tambang dengan hasil
kemenangan diraih oleh warga Kampung Sukamulya. Kegiatan tujuh
belasan berlangsung dengan sangat ramai dan ditutup oleh pembagian
hadiah yang membuat para warga sangat senang dan antusias. Warga
Desa Leuwimekar selalu menyambut saya dan teman- teman dengan
hangat. Tanpa melihat latar belakang saya seperti apa. Mereka selalu
ikhlas menerima saya dan teman-teman dengan baik. Bu Jaya dengan
gaya humor nya yang selalu bisa membuat saya tertawa. Bu Alis yang
selalu membantu saya dan teman-teman selama tinggal di posko. Umi
dan keluarga yang selalu menerima saya dan teman-teman yang datang
untuk menumpang mandi atau sekedar bermain dan mengobrol
bersama.
Di saat kekeringan melanda Leuwimekar, terkhusus Kampung
Sukamulya, saya tidak pernah merasa sedih tinggal di sana karena di
kelilingi orang-orang baik yang selalu hangat. Walaupun saya belum
bisa berbuat banyak, dari kegiatan KKN ada semangat baru yang muncul
dari dalam diri untuk bertekad menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ada
haru yang hadir saat harus berpisah dengan warga Kampung Sukamulya.
Sedih rasanya harus menghentikan pertemuan singkat ini. Semua yang
sudah saya lewati tidak akan saya lupakan dan aan saya selalu jadikan
perlajaran hidup yang sangat berarti.

C. FATMA SASKIA PUTRI : Leuwimekar Menyimpan Cerita

Ekspektasi yang Salah


Mendengar hingar-bingar di bukanya pendaftaran untuk KKN di
grup whatsapp kelas, aku masih saja bersikap acuh. Muncul
kekhawatiran untuk bertemu dengan orang baru dan bagaimana aku
diharuskan untuk terjun langsung ke masyarakat. Rasa ragu
menghampiri, dilema untuk mengikuti KKN Internasional dan KKN
Kebangsaan, membuatku terlalu lama berpikir untuk mengisi form
pendaftaran.

114
Hingga akhirnya kuputuskan untuk memilih KKN Kebangsaan
sebagai pilihan pertama. Namun rasa malas menghampiri ketika ku
ketahui harus membuat essai sebagai syarat pendaftaran KKN
Kebangsaan. Mau tidak mau KKN reguler menjadi pilihan yang harus
kulaksanakan.
Kompetensi yang ku isi dalam form pendaftaran tak ayalnya
hanyalah sebuah formalitas. Sebagai mahasiswa jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, maka kompetensi yang ku isi tak lain ialah bidang
penyiaran dan satu lagi bidang yang ku rasa sedikit ku kuasai yaitu
Bahasa Inggris dan Matematika. Hari dimana pembagian kelompok
diumumkan, aku memperhatikan satu persatu nama yang mungkin saja
ku kenal, dan ada satu nama yang merupakan teman sejurusan. Hanya
saja pikiran ini terus menduga-duga teman seperti apa yang akan aku
temui selama 30 hari masa KKN. Belum lagi desa yang akan menjadi
tempat tinggal sekaligus tempat mengabdi selama sebulan lamanya,
akankah semuanya sesuai dengan ekspektasi ataukah segalanya ingin
segera ku lalui begitu saja ?
Di bawah Auditorium Harun Nasution, kelompok 059 berkumpul
dan mulai mengenal satu sama lain, kita saling menyebutkan
kekurangan dan kelebihan dalam diri masing-masing. Tentunya hal itu
memberikan gambaran dan kesan antar sesama anggota. Keputusan
nama kelompok didiskusikan dalam rapat online melalui grup
whatsapp. Nama DRESTANTA yang berasal dari bahasa Sansekerta,
terpilih sebagai nama dari kelompok 059 KKN UIN Jakarta yang
bermakna sebagai teladan bagi semua orang. Hal yang pertama kali
terlintas dibenakku, mengajar akan menjadi sebuah rutinitas dalam
kegiatan KKN. Terlebih lagi, tak banyak gambaran kegiatan yang ku
punya yang biasa ada di lingkungan masyarakat. Hal itu tabu, mengingat
aku jarang sekali turut ikut serta dalam kegiatan yang diadakan oleh
masyarakat di tempat aku tinggal. Perencanaan kegiatan ditentukan
oleh hasil diskusi kelompok yang setiap kali rapat tak pernah di hadiri
dengan formasi yang lengkap.

115
Katanya KKN itu Kuliah Kerja Nyata, tapi nyatanya KKN itu
Kuliah Kerja Ngecat, nimba, ngajar bimbel, dll. Tapi bukan hanya itu hal
yang paling aku khawatirkan pada saat KKN tiba adalah apakah
nantinya aku bisa akrab dengan teman-teman kelompok, dengan
karakterku yang begitu pendiam dan tidak mudah berbaur. Bagaimana
jika timbul konflik-konflik yang tidak diinginkan seperti cerita yang
pernah kudengar dari mulut-mulut kakak tingkat. Atau hal apa yang
bisa kulakukan di saat aku harus terjun langsung ke masyarakat dengan
membawa nama almamater universitas. Bagaimana jika sikap yang aku
tunjukkan tidak mencerminkan seorang mahasiswi yang sebagaimana
mestinya. Di tambah lagi pada saat survei di musim kemarau, desa
tersebut mengalami kekeringan dan hal terburuknya adalah desa
tersebut biasanya kekurangan air. Tentunya hal itu menjadi keresahan
bagi kelompok kami. Semua hal buruk yang ada di pikiran bercampur
aduk menjadi satu, pertanyaan yang terlintas dalam pikiranku ialah
mampukah aku melewatinya ?
Perlahan kekhawatiran yang ku alami sirna sudah, hari-hari yang
ku jalani di tempat KKN tidak seburuk yang ku bayangkan. Banyak
pelajaran yang ku terima dan ambil hikmahnya, dan bahkan banyak hal
yang ternyata seringkali ku sia-siakan selama ini hingga akhirnya tak ada
satupun yang tak dapat ku syukuri. Bertemu dengan teman-teman yang
begitu di luar dugaan, apalagi hidup bersama selama sebulan.
Kebersamaan dengan masyarakat yang ditutup dengan perpisahan yang
menyedihkan. Kejadian-kejadian di posko yang hari-harinya berisi
momen yang tak ingin dilupakan. Atau kisah kasih tak terduga yang
sudah direncanakan Tuhan. Kini semua kembali seperti biasa, tapi hal
baik dan buruk sekecil apapun akan menjadi pelajaran dalam hidup.
Setiap momen kebersamaan atau sekedar candaan hangat akan terus ku
kenang dan ku rindukan. KKN yang ku pikir biasa saja ternyata
meninggalkan bekas yang begitu mendalam.

116
Posko Pembelajaran
Menjalani KKN di musim kemarau adalah sebuah tantangan,
apalagi posko yang kami tempati merupakan kampung yang menjadi
langganan kekurangan air karena kekeringan. Mencari air bersih adalah
rutinitas sehari-hari, pencarian air menjadi hambatan dalam
melaksanakan aktivitas. Menempuh jarak jauh mencari sumber air
adalah sebuah perjuangan, percobaan menumpang kamar mandi
Indomaret, pom bensin, masjid, atau bahkan rumah sakit, namun tetap
kamar mandi ternyaman adalah kamar mandi Umi alias rumah RT 02
Pak Mahfud. Menjelang sore kami mulai sibuk menjalankan misi harian,
mandi setidaknya sehari sekali. Keterbatasan motor, mengharuskan kita
untuk pergi secara bergantian. Sebagai anggota kelompok yang tidak
bisa mengendarai motor, maka mau tak mau aku repot mencari
tumpangan. Tentunya tidak lupa terima kasih kuucapkan kepada
Mishell, Mami, Dewo dan teman lainnya yang berkontribusi
memberikan bantuan baik berupa tumpangan ataupun pinjaman
kendaraan demi menuntaskan misi harian.
Bantuan air bersih hadir setiap minggunya, warga begitu antusias
mengumpulkan wadah untuk menampung air sambil menunggu
kedatangan truk air. Panggilan warga untuk segera menyiapkan ember
dan tempat lainnya, membuat kita bersemangat untuk bergabung
menunggu kedatangan air. Kita bergotong royong mengangkat ember
demi ember untuk memenuhi bak di kamar mandi yang telah lama
kosong. Dan kadang ikut merepotkan warga yang sangat membantu kita
untuk mendapatkan air dari bantuan tersebut. Setidaknya setengah dari
bak terpenuhi air yang bisa digunakan untuk sekedar berwudhu, buang
air kecil atau besar, dan hal-hal genting lainnya. Masalah air bisa menjadi
hal yang sensitif bagi kelompok kami, beberapa kesalahpahaman terjadi
ketika ada yang merasa dirugikan jika airnya dipakai. Sindiran satu sama
lain pun terjadi begitu saja, namun itu bukanlah masalah yang perlu
dibesar-besarkan. Bahkan pengalaman menimba yang sebelumnya
sudah ku bayangkan, dengan sedikit kisah horor di sumur samping
rumah. Bagaimana kita harus bertahan hidup dengan sedikit atau
bahkan tanpa air adalah sebuah pelajaran hidup yang tak ternilai
harganya.

117
Sesuatu yang terlihat biasa saja ketika kita memilikinya ternyata
tetap harus kita syukuri keberadaannya, tak akan pernah kita ketahui
bahwa begitu banyak orang yang memerlukan sesuatu yang ternyata
begitu berarti bagi hidup mereka. Piket masak pun memiliki tantangan
sendiri bagi diriku, biasa membantu ibu di rumah ketika memasak
namun tak benar-benar bisa mengolahnya hingga menjadi sebuah
hidangan membuat aku begitu kebingungan. Pengalaman masak yang
sedikit, membuatku merasa frustasi di minggu kedua piket masak.
Dengan partner Aziz beserta Uun yang saat itu sakit dan pulang ke
rumah, aku dan Aziz berusaha menghidangkan makanan yang layak
untuk dimakan oleh seisi rumah. Dengan bantuan Mishell yang sudah
tidak diragukan lagi kemampuannya dalam memasak, makanan dapat
dipastikan aman dan layak untuk dikonsumsi oleh semua orang.
Setiap hari hidangan yang disajikan hampir beragam bisa sayur,
tahu, tempe, mie, atau ayam yang begitu jarang. Dari racikan tangan-
tangan yang bukan ahlinya, maka ditemukan menu-menu baru seperti
nasi goreng playdoh, nasi goreng minyak, atau menu lain yang tak lagi ku
ingat. Tapi tetap saja dengan kondisi perut yang lapar rasa bukanlah hal
yang utama. Kekhawatiran dari sang juru masak akan selalu timbul
ketika makanan siap disantap, takut makanan yang ada malah jadi
terbuang sia-sia. Padahal waktu pagi hingga malam dihabiskan di dapur
dengan kondisi wajah kusam dan bau bawang. Bagiku sendiri itu adalah
pengalaman hidup yang tak terlupakan, mendapat ilmu baru sekaligus
melatih kemandirian. Dan juga di balik kelezatan sebuah makanan
ternyata ada keletihan yang dirasakan oleh seseorang. Lagi-lagi banyak
hal yang patut disyukuri, karena segala sesuatunya ada karena
pemberian Yang Maha Kuasa.

Poin-Poin Kerinduan
Semasa survei KKN berlangsung, perjalanan yang di tempuh
menuju desa yang dituju terasa begitu jauh. Belum lagi ketika sampai di
kampung Sukamulya jalan yang dilewati penuh dengan rintangan dan
keprihatinan, jalan yang begitu menanjak dengan kondisinya yang rusak.
Sawah yang tidak begitu banyak terlihat kering di tepi jalan menuju
Sukamulya.

118
Memasuki musim kemarau, sumber air yang biasa digunakan
warga mulai surut dan hampir tidak ada air. Selain itu, MCK yang
tersedia tidak banyak digunakan oleh warga karena kondisinya yang
kurang layak, pintu kamar mandi yang copot hingga tidak adanya
persediaan air di MCK tersebut. Warga lebih memilih untuk berjalan
kaki agak jauh untuk sekedar mengambil air atau mandi ke sumber air
yang ada di tempat lain.
Sedangkan untuk warga Kandang Sapi sendiri banyak yang
mengambil air di Masjid Jami Nurul Barakah dimana ada tempat untuk
menampung air di halaman masjid. Di sore hari banyak warga membawa
jerigen untuk mengisi air. Selain itu, di daerah sekitar RT 03 banyak sekali
ditumbuhi pohon bambu yang pada akhirnya kita manfaatkan untuk
kegiatan pawai obor dan panggung untuk acara penutupan tentunya
dengan meminta izin kepada warga sekitar. Ada lapangan yang beralaskan
tanah serta banyak debu yang digunakan oleh warga kampung Sukamulya
dan Kandang Sapi untuk pertandingan sepak bola pada saat 17-an
berlangsung .
Sekolah yang terletak di Kampung Sukamulya adalah SDN 01
Sukamulya, kondisi bangunan sekolah tersebut masih lumayan bagus
hanya saja tidak ada UKS dan perpustakaan yang tersedia hanyalah
ruangan kecil. Selama tiga hari kegiatan mengajar banyak ditemukan
siswa yang belum pandai membaca, meskipun siswa tersebut sudah
duduk di kelas 6 SD. Melihat hal tersebut, kami mengajak para siswa
untuk mengikuti bimbel kreatif yang kami adakan di posko setiap hari
Senin hingga Rabu. Kondisi sekolah lainnya, yaitu MI PUI pun jauh lebih
memprihatinkan. Berlokasi di dekat kampung Kandang Sapi, sekolah
tersebut diisi oleh murid yang lebih sedikit. Tidak adanya buku paket
yang tersedia untuk para siswa dalam proses belajar, dan juga kondisi
kelas yang tidak cukup kondusif karena sekat di setiap kelas yang
bolong sehingga siswa seringkali berjalan mondar-mandir menuju kelas
lain. Belum lagi kondisi bendera merah putih yang sudah tidak lagi
berkibar karena robek di beberapa bagian. Semua itu adalah sebuah
gambaran dari sebagian kecil dunia pendidikan yang ada di Indonesia
yang masih perlu dibenahi dan diperhatikan.

119
Selama masa survei, informasi yang ku dapatkan dari ketua RT 01
Pak Jaya dan Istri bahwasanya jarang sekali masyarakat dari kampung
Sukamulya yang memilih untuk berdagang sebagai mata pencaharian.
Banyak masyarakat yang pergi merantau ke kota untuk bekerja terutama
para pemudanya. Hari di mana KKN mulai berlangsung kelompok kami
mengadakan sosialisasi untuk bisa hadir di acara open house sekaligus
pengajian di tempat posko kami berada. Dari pintu ke pintu kami
menyampaikan maksud dan tujuan kami selama sebulan melangsungkan
kegiatan KKN di kampung tersebut, sekaligus menjadi ajang pengenalan
dan pendekatan kepada masyarakat sekitar. Memang pada awal-awal
masa KKN berlangsung tidak banyak warga yang ikut berpartisipasi
pada kegiatan yang kami adakan seperti misalnya senam bersama yang
justru banyak dihadiri oleh anak-anak. Mungkin kesibukan menjadi
salah satu alasannya.
Di akhir-akhir masa KKN peringatan 17 Agustus adalah momen
yang tepat sebagai pengerat antara kelompok kami dengan warga
sekitar. Kami dan warga mengadakan rapat terkait lomba yang akan
diadakan pada saat 17-an, tidak hanya itu mahasiswa dan warga
bergotong royong menghias kampung untuk memeriahkan euforia
peringatan kemerdekaan. Pada saat lomba berlangsung kami semakin
mengenal lebih banyak dan lebih dekat kepada warga-warga di
lingkungan tersebut. Lomba futsal dan tarik tambang antara mahasiswa
dengan warga pun menjadi ajang untuk mempererat hubungan dengan
seluruh masyarakat, di mana masyarakat berkumpul bersama dan kami
pun merasa jauh lebih dekat. Tak lagi merasa canggung, di sepanjang
jalan pun kami lebih banyak bertegur sapa dengan warga yang
sebelumnya tak banyak kami kenal.
Tidak hanya itu, sapaan dari anak-anak yang begitu ku hafal setiap
kali melewati mereka di sekitar masjid Kandang Sapi. Sapaan
“kakak....kakak. ” selalu saja terdengar di sore hari ketika ingin mencari
air untuk mandi, tidak hanya satu atau dua anak namun beragam macam
jenisnya. Masih terngiang dan terbayang ucapan maupun senyuman
yang mereka tunjukkan, tak lagi ku temukan selain di kampung ini yang
tentunya sampai detik ini masih saja kurindukan.

120
Di hari penutupan dilaksanakan kami ingin membuat konsep yang
meriah karena akan ada banyak penampilan, dibingungkan dengan biaya
panggung yang tak murah maka alternatif lain pun menjadi solusi yang
tepat. Bermodalkan batu bata, triplek, dan bambu jadilah panggung yang
kokoh dengan dekorasi yang membuatnya terlihat elegan nan indah.
Berkat bantuan warga dan ide-ide cemerlang acara penutupan pun
berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Ditambah dengan suara
gaduh petasan, persembahan tarian juga nyanyian dan penampilan
kosidah sebagai hiburan. Semua diakhiri dengan tangisan karena lagu
perpisahan, anak-anak kampung Sukamulya menghampiri untuk saling
berpelukan. Sesi foto dilakukan secara bergantian bersama mahasiswa
dan masyarakat serta beberapa tamu undangan.
Setiap pertemuan maka akan selalu diakhiri dengan perpisahan, itu
yang seringkali banyak orang bilang. Semua berlalu begitu cepat di awal
yang penuh dengan keluh kesah namun di akhir malah tidak ingin
berpisah. Namun waktu terus berjalan dan hidup harus terus berlanjut,
pada akhirnya akan selalu ada cara untuk dipertemukan kembali hingga
tiba waktunya nanti. Di sebuah desa kecil di penjuru bumi yang
mengajarkanku banyak hal dan mengubah cara pandang mengenai
sesuatu, di situ aku punya banyak cerita dan menyimpan momen-
momen indah yang diabadikan.

Menjadi Bagian dari Masyarakat Desa


Terbiasa hidup serba ada di kota besar mulai dari air, listrik, akses
ojek online, pusat perbelanjaan mewah semua tersedia, terjebak di desa
kecil dengan segala keterbatasan akses dan persediaan air butuh suatu
kesabaran walaupun pada akhirnya selalu ada saja keluhan yang terucap
begitu saja. Air menjadi kebutuhan paling penting untuk kehidupan
sehari-hari. Warga kampung Sukamulya mungkin sudah terbiasa dan
hapal betul apa yang harus mereka hadapi ketika musim kemarau sudah
tiba. Menanti kedatangan air bersih setiap minggu, atau berjalan cukup
jauh mengangkut air sekaligus mandi.

121
Pernah menjadi bagian dari hidup mereka, bersusah payah mencari
air, berperilaku hemat dalam menggunakan air walaupun menjadi
boros uang karena sering menggunakan air galon untuk sikat gigi atau
buang air kecil. Mungkin jika aku datang di waktu yang berbeda yang
ku ceritakan di sini bukan persoalan atau keluhan mengenai susahnya
mendapatkan air. Namun itu semua benar-benar melekat di benak dan
pikiran.
Perihal pendidikan pun masih kurang perhatian, banyak anak yang
putus sekolah di jenjang SMP atau SMA dan juga tidak banyak yang
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Karena faktor
ekonomi banyak dari mereka memutuskan untuk bekerja dan
menghasilkan uang. Bahkan banyak orang tua di sini banyak yang belum
bisa membaca dan menulis. Atau yang lebih diherankan adalah kasus
yang ada di sekolah, tepatnya siswa yang duduk di bangku kelas 6 yang
masih belum bisa membaca. Entah karena faktor apa kita tidak bisa
menyalahkan pihak manapun mengenai hal tersebut. Setiap kali
menanyakan cita-cita ketika bimbel berlangsung maka dengan polosnya
anak-anak menjawab ingin menjadi guru dan ustadz/ustadzah. Sungguh
cita-cita yang begitu mulia yang diucapkan dari mulut anak-anak yang
akan menjadi generasi penerus bangsa untuk memimpin negeri ini ke
depannya.
Meskipun program yang direncanakan seluruhnya berjalan, tetap
saja semua masalah tidak bisa kami tuntaskan dengan keterbatasan
kemampuan. Perbaikan jalan yang rusak atau fasilitas umum seperti
MCK dan sekolah yang seharusnya lebih layak. Pelatihan bagi guru di
sekolah demi peningkatan kualitas pendidikan. Pemberdayaan
masyarakat sekitar khususnya ibu-ibu untuk membuat produk dan
menghasilkan uang serta meningkatkan ekonomi warga setempat. Atau
masalah utama ketika desa mengalami kekeringan. Semua itu butuh
biaya besar dan juga perlunya perhatian dari Pemerintah Pusat yang
dalam programnya memiliki dana untuk membangun desa.
Harapanku untuk Desa Leuwimekar terkhusus kampung
Sukamulya dan Kandang Sapi semoga apa yang telah kami lakukan
selama sebulan lamanya mendapatkan kesan yang baik bagi semuanya
dan ketika kami telah pergi (bukan untuk selamanya) semuanya tak
begitu saja dilupakan.

122
Semua kenang-kenangan yang tertinggal (dengan sengaja) di sana
bisa membantu dan bermanfaat untuk waktu yang lama. Memang tak
banyak yang dapat kita berikan karena persoalan waktu dan biaya yang
juga terbatas, namun itu semua adalah pemberian tulus dan ikhlas dari
lubuk hati yang paling dalam. Kampung Sukamulya yang berkali-kali
menjadi pilihan lokasi KKN, semoga suatu saat nanti ku kembali
masalah- masalah yang masih ada sudah dibenahi dan menjadi desa yang
maju.

D. GUSTI CAHYANING DEWO : Hitam dan Putih

Menutup Mata
Saya Gusti Cahyaning Dewo, mahasiswa Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Saya benci
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Banyak hal yang saya benci dari KKN, seperti
saya harus mengeluarkan banyak dana untuk melaksanakannya, saya
harus meninggalkan pekerjaan saya, saya menghabiskan waktu, bahkan
saya harus meninggalkan orang yang saya cintai selama beberapa waktu.
Program tersebut harus saya laksanakan dari 23 Juli-23 Agustus 2019.
Hal ini terbukti dengan tidak terlalu tertarik dalam mengisi
formulir KKN. Setiap ada pembahasan, selalu membicarakan mengenai
KKN. Hal itu terus menerus saya dengar, hingga dosen saya sendiri ikut
membahasnya. Saya berpikir, kenapa harus ada KKN. Selintas saya
tertarik untuk melakukan KKN ke luar negeri. Namun, usut punya usut
ternyata biaya yang dikeluarkan lebih besar. Hingga akhirnya saya lebih
memilih KKN Reguler.
Namun, saya mulai berpikir bahwa KKN adalah hal yang saya
harus lewati. Hal ini merupakan syarat kelulusan saya dari Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada awal pertemuan
kelompok KKN saya, saya sengaja tidak mengikutinya. Hal ini karena
saya diharuskan bekerja pada sore hari, dan kelompok KKN saya hanya
bisa kumpul KKN pada sore hari. Hingga akhirnya saya menerima hasil
pertemuan tersebut yang menyatakan bahwa saya menjadi anggota
divisi perlengkapan dan KKN saya dipimpin oleh Hafiz Handiran
Kunjarianto dari Jurusan Pendidikan Agama Islam.

123
Sejak pertama pembagian divisi kelompok KKN yang tidak saya hadiri,
saya sangat senang karena tidak terpilih menjadi bagian penting dari
kelompok KKN itu. Hal ini karena saya memang tidak menginginkan
posisi tersebut. Lalu pada malam hari terbentuk sebuah diskusi online
di grup whatsapp dengan pembahasan “apa nama kelompok KKN kita”.
Seluruh anggota kelompok sangat antusias membicarakannya,
karena nama tersebut akan dipakai dari awal KKN hingga akhir.
Berbagai pendapat terbentuk, hingga akhirnya diputuskan dengan satu
nama yang diusulkan oleh Abdul Latip dari Jurusan Ilmu Al-Quran dan
Tafsir dengan nama “Drestanta”.

Beberapa waktu kemudian, terdapat informasi mengenai lokasi


KKN dan dosen pembimbingnya. Saya sangat berharap mendapatkan
tempat di wilayah Tangerang. Selain dekat dengan rumah saya yang
memang di Tangerang, saya jadi lebih memungkinkan pulang. Namun
kenyataan berkata lain, saya ditempatkan di Kecamatan Leuwiliang,
Kelurahan Leuwimekar, Kabupaten Bogor dengan dosen pembimbing
Elve Oktafiyani, M.Hum. Sejujurnya saya sangat kesal. Disamping saya
karena saya ditempatkan sangat jauh dengan waktu tempuh kurang lebih
tiga jam perjalanan dari rumah saya. Namun saya harus tetap tegar
melaluinya.
Hingga akhirnya ada pembekalan KKN dari pihak penyelenggara
yakni Pp-MM. Karena saya tidak terlalu tertarik, saya menghadirinya
dengan tidak semangat. Sesampainya saya di depan Auditorium Harun
Nasution, ternyata saya telat. Di kelompok KKN saya, hanya saya yang
telat dan tidak diizinkan masuk. Melihat kondisi demikian, saya memilih
mengikuti mata kuliah dikelas. Ternyata, sehabis pembekalan mereka
melakukan rapat kedua dan saya tidak hadir. Hanya saya yang tidak
menghadirinya. Hasil dari rapat tersebut adalah akan diadakan survey
pertama ke lokasi penempatan KKN. Terjadi perdebatan di grup dan
kebingungan mengenai apa saja yang perlu dilakukan saat survey
pertama dilakukan. Karena saya tidak pernah berkontribusi, dan
khawatir saya tidak lulus program KKN tersebut akhirnya saya
memunculkan diri.

124
Ternyata, ketua KKN kita memang tidak berpengalaman dalam
mengatasi hal demikian. Hingga saya meminta ada rapat ketiga yang
dilaksanakan di UIN Jakarta. Namun, yang menghadiri hanya tiga orang,
yakni Hafiz, Fatma dan saya. Setelah semua sudah dirapatkan, akhirnya
terbentuk kapan harus survey dan apa saja yang harus dilakukan. Karena
saya tidak tertarik dan ada beberapa alasan, sehingga saya tidak
menghadiri survey pertama.

Membuka Mata
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan hal yang mengerikan dan
saya benci. Hal ini karena saya harus melewati selama sebulan dengan
teman teman yang saya tidak kenal, dengan banyak kebiasaan dan
kondisi lingkungan yang sangat berbeda. Salah satu hal yang saya
takutkan adalah saya tidak bisa berbaur dengan kelompok KKN
Drestanta selama sebulan. Namun, ekspektasi saya tidak sesuai dengan
realita.
Saya mulai dari ketua kelompok saya, Hafiz Handrian Kunjarianto
dari Jurusan Pendidikan Agama Islam. Pada awal pertemuan, saya
berpikir dia adalah orang yang selalu jaga image di depan orang lain.
Namun, ternyata dia sangat terbuka dengan saya dan kawan-kawan
yang lain. Salah satu sifatnya yang menjadi ciri khas adalah sifat tidak
enakan dia kepada orang lain.
Lalu terdapat dua orang sekertaris yang bernama Alifa Nazla
Fadisa dari Jurusan Agribisnis dan Lailatuz Zakiyah dari Jurusan Ilmu
Al-Quran dan Tafsir. Sejak awal bertemu, Alifa terlihat berwajah cuek,
sinis dan susah diajak berteman. Tetapi, ternyata dia merupakan wanita
gaul dan sangat asik diajak bercanda dengan salah satu sifatnya yang gak
tegaan. Zakiyah adalah wanita yang menjadi teman survey pertama
saya.Salah satu ciri khasnya adalah dia sekalinya bercanda benar benar
lucu, bahkan ketawanya bisa membuat orang lain ketawa.
Terdapat satu bendahara paling bawel dan pelit. Dia adalah Mami
Astuti dari Jurusan Tarjamah. Secara tampilan dia terlihat seperti wanita
syar’i. Tapi ketika sudah kenal lebih lanjut, dia merupakan wanita yang
asik diajak bercanda dan merupakan wanita yang paling sering dibully
tetapi tidak pernah marah atau baper.

125
Teruntuk divisi acara terdapat tiga orang, yaitu Fatma Saskia Putri
dari Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Abdul Latif dari Jurusan
Ilmu Al-Quran dan Tafsir dan Uun Unwanah dari Jurusan Pendidikan
IPS/Sosiologi. Ketiga orang tersebut memiliki kekompakan yang kuat
saat KKN dan lemah saat pra KKN. Tetapi, mereka bertiga saling
melengkapi satu sama lain. Sehingga setiap kegiatan dapat berjalan
dengan baik.
Selanjutnya dari divisi humas yakni Muhammad Abdul Aziz dari
Jurusan Sistem Informasi dan Rais Alhakim dari Jurusan Akutansi.
Mereka berdua adalah dua orang dengan kepribadian yang bertolak
belakang. Aziz yang sifatnya pendiem dan Rais yang sifatnya suka
berinteraksi. Namun, mereka bisa memposisikan diri sebagai divisi
humas sekalipun memiliki perbedaan.
Divisi konsumsi merupakan divisi yang terlihat mudah tetapi
sangat berat. Hal ini karena mereka harus bisa mengkoordinasikan
segala bentuk konsumsi selama kegiatan. Mereka terdiri dari tiga orang,
yakni Nisa Faiziyah dari Jurusan Pendidikan Agama Islam, Roro
Handayani dari Jurusan Sastra Inggris dan Mishella Apriliani dari
Jurusan Manajemen Pendidikan. Nisa merupakan anggota divisi
konsumsi, tetapi tidak bisa masak.Namun dia sangat ulet dalam
memasak ketika mendapat gilirannya. Di sisi lain, Misel dan Roro bisa
memasak dan mau membantu anggota lain yang memang tidak bisa
memasak.
Lalu, dari divisi Fundrising terdiri dari dua orang yaitu Siska
Wahyuni dari Jurusan Perbankan Syariah dan Iseu Selawati dari Jurusan
Kimia. Keduanya memang sangat jarang tampil saat pra KKN, tetapi
mereka selalu bekerja dibelakang kita. Seperti mencari sponsor dan
donatur demi berlangsungnya kegiatan kita. Satu hal yang menarik dari
mereka adalah tanggung jawab. Mereka tetap bertanggung jawab hingga
akhir kegiatan dalam mencari sponsor dan donatur hingga
pendistribusian baju layak pakai.

126
Selanjutnya dari divisi saya, yakni divisi pelengkapan. Divisi ini
terdiri dari dua orang yaitu Liandi Rahli dari Jurusan Sosiologi dan saya.
Pada awal terbentuk kepanitaan KKN Drestanta, saya sangat berharap
bahwa Liandi yang akan memegang banyak dalam divisi ini. tetapi,
takdir berkata lain dan mengharuskan saya yang memegang. Lalu, saat
KKN sudah dimulai saya melihat kenyataan bahwa Liandi diharuskan
bekerja dan saya memakluminya.Saat kegiatan dia sangat bertanggung
jawab dalam menjalankan tugasnya.
Divisi terakhir adalah divisi media. Divisi ini terdiri dari dua orang
Jurusan Ilmu Hukum yaitu Muhammad Ulin Nuha dan Rafa’ani
Darajatanti Ulya. Ulin merupakan anggota yang aktif dalam
memberikan pendapat begitu pula Rafa. Tetapi, ada satu hal yang
membedakan mereka berdua. Pertama Ulin terlihat mudah diajak
berteman dan Rafa sulit karena terlihat judes. Namun, seiring
berjalannya waktu, ternyata mereka berdua memang benar benar mudah
diajak berteman.
Semua penjabaran itu merupakan hal singkat yang saya rasakan.
Saya merasa sudah menutup mata sebelum KKN dan mata saya akhirnya
terbuka bahwa teman teman KKN Drestanta tidak seburuk yang saya
perkirakan. Ratusan dugaan negatif yang muncul dikepala saya ternyata
hanya ekspektasi belaka. Semua keberagaman yang mereka tunjukan
mengajarkan saya bahwa KKN itu menyenangkan, dari sama sama
mencari air bersih demi bertahan hidup, hingga makan bersama yang
tidak bisa saya rasakan dirumah saya.

Melihat Sukamulya
Waktu terus berlalu, hingga akhirnya tiba seminggu sebelum
Kuliah Kerja Nyata (KKN) berlangsung. Saya dan teman-teman
melakukan survey lokasi untuk terakhir kali dengan menyebar
undangan dan fiksasi tempat tinggal. Lokasi tempat tinggal kami berada
di Kampung Sukamulya. Saya memiliki ekspektasi besar sejak pertama
kali dikenalkan tempat tinggal oleh pak Jaya selaku ketua RT disana.

127
Tiba hari itu, saya melihat secara langsung dan memiliki harapan
yang sangat tinggi karena memang sesuai dengan apa yang diceritakan.
Ruangan besar, air banyak dan terlihat begitu sempurna. Namun, semua
hanyalah awal dari kenyataan pahit yang harus saya lalui selama sebulan.
Rumah yang saya piker besar, ternyata sangat sempit jika dihuni oleh 18
orang. Hari pertama terasa begitu normal.
Hari selanjutnya baru terasa kenyataan pahit satu persatu. Air
ternyata sangat sulit didapat. Mesin air yang dianggap sangat sempurna,
ternyata kering dan tidak ada air. Air bersih hanya bisa dirasakan hingga
pukul 08.00 WIB, setelah itu air akan keruh bahkan berlumpur. Itupun
harus ditimba secara manual karena mesin air yang tidak bertahan lama.
Saya mulai sakit-sakitan karena harus tinggal di kamar yang begitu
dingin dan hanya diselimutkan sarung.
Hari demi hari berlalu, saya harus menghemat air bersih
seminimal mungkin. Buang air kecil hanya bisa dilakukan dengan air
minimal. Sangat berbeda dengan kehidupan di rumah yang jumlah
airnya terasa tak terbatas. Setiap sore saya harus mencari celah untuk
bisa mandi, baik di masjid, minimarket, rumah sakit bahkan rumah
warga sekalipun. Hal itu menjadi makanan sehari-hari saya selama
KKN.
Tapi, terlintas di kepala saya “Saya hanya melaluinya selama
sebulan, bagaimana dengan masyarakat setempat?”. Berjalan lah saya
setapak demi setapak melihat kondisi warga yang lain. Ternyata, apa
yang saya rasakan hanyalah seujung jari dari penderitaan yang
masyarakat rasakan. Bagaimana tidak, mereka harus menunggu sampai
lebih dari satu jam untuk mendapatkan satu ember air.
Bukan hanya itu, ada satu orang yang begitu luar biasa, beliau
bernama Bu Alise atau yang kerap kami sebut Bu Aibrow. Ternyata,
beliau sudah bertahun tahun tinggal disana dengan sepuluh orang anak.
Setiap sebelum subuh, beliau selalu turun kebawah untuk mengambil
air, padahal umurnya sudah tidak muda. Dan hal itu sudah beliau
rasakan selama bertahun tahun. Terlebih lagi, beliau tidak segan segan
memberikan kami air bersih, padahal terlihat jelas beliau juga
membutuhkannya.

128
Tidak sampai disana saja, terdapat sosok yang saya pikir sangat
luar biasa. Orang itu bernama Mamah atau yang kerap kami panggil
Umi. Beliau merupakan istri dari pak Mahfudz yang merupakan ketua
RT 02. Hal yang tidak bisa saya bayangkan adalah kebaikan beliau.
Bagaimana tidak, setiap sore lebih dari 10 orang selalu mandi dirumah
beliau. Tidak hanya itu, bahkan beliau selalu menghidangkan makanan
setiap kami berkunjung untuk mandi. Terlebih, beliau selalu
membungkuskan kami makanan padahal jika saya lihat, beliau bukan
dari kalangan atas. Terlebih, bahkan kami mandi di rumah beliau sampai
air dirumah beliau kering, dan beliau sama sekali tidak protes. Bahkan,
kami seperti menganggap beliau ibu kami sendiri karena beliau bersikap
sebagaimana kami anak beliau sendiri.

Hitam Putih Sukamulya


Pada awalnya saya begitu membenci Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Saya sama sekali tidak tertarik dengan KKN. Bahkan, saya sempat
khawatir tidak akan bisa berteman dengan anggota kelompok KKN
Drestanta. Namun, semua berbeda ketika KKN sudah berlangsung.
Terdapat banyak ekspektasi yang tidak sesuai dengan realita, dari situasi,
pertemanan, desa, tempat tinggal, lingkungan, hingga warga setempat.
Banyak sekali hal baru yang saya terima.
Berawal dari begitu heterogen kebiasaan yang melekat pada tiap
anggota Drestanta. Terdapat teman yang sangat religious, sangat
cekatan, sangat jago masak, sangat rajin, sangat pendiam, sangat lucu,
sangat judes, sangat gaul bahkan terdapat pula anggota yang sangat
malas. Tetapi terdapat satu sifat yang tertanam pada semua anggota,
yaitu selalu mendukung satu sama lain.
Saya pikir, akan banyak konflik karena sangat heterogen kondisi
KKN kami. Tetapi tidak, sama sekali tidak. Memang terdapat beberapa
konflik kecil, tetapi itu menjadi penguat kami. Kami diharuskan bangun
pagi untuk menjalankan program yang memang diadakan pada pagi hari,
seperti mengajar. Semua saling mendukung satu sama lain. Bahkan pada
permasalahan air yang menjadi masalah utama di KKN kami.

129
Bagi kami, air bisa menjadi pemersatu kami. Terdapat bantuan air
yang dating setiap seminggu sekali. Pertama kali melihat bantuan
tersebut, semua merasa begitu senang bahkan sampai yang sedang
tertidur menjadi bangun. Hal ini begitu membantu kami. Segala aktivitas
yang awalnya kami lakukan, serentak ditinggalkan demi gotong royong
dalam mengambil air bantuan tersebut. Estafet air kami lakukan untuk
mengisi bak yang ada dikamar mandi.
Bukan hanya sampai disitu saja ekspektasi yang tidak sesuai
dengan kenyataan. Pada awalnya saya begitu ragu bisa diterima dengan
baik oleh masyarakat. Tetapi, lagi dan lagi saya tertipu dengan
ekspektasi saya sendiri. Masyarakat begitu terbuka dengan kami.
Beberapa diantaranya adalah pak Jaya yang begitu menerima kami dan
membantu kami dari pra KKN, bu Aibraw yang tidak pernah letihnya
melihat perilaku kami di lokasi KKN bahkan dengan sukarela
membantu kami, Umi dan pak Mahfudz yang tak kenal pamrih dalam
memberikan bantuan kepada kami.
Semua itu saya pikir hanya berlaku pada orang dewasa saja. Tetapi
pemuda disana juga begitu menerima kami. Saat sebelum KKN saya
sempat menanyakan pak Jaya, apakah ada karang taruna di Kampung
Sukamulya, ternyata tidak ada. Saya mulai berpikir bahwa pemuda
disana sama sekali tidak suka bersosialisasi. Lagi lagi saya salah. Mereka
begitu antusias menerima kami dengan mengajak kami untuk ikut
terlibat dalam persiapan kegiatan 17 Agustus yang merupakan kegiatan
kami juga. Tidak sampai disitu saja, saat hendak penutupan kami begitu
kebingungan karena harga sewa panggung yang begitu mahal, dan
penutupan akan dilaksanakan satu hari lagi. Segala ide kami pikirkan,
dan ternyata pemuda di Kampung Sukamulya bergotong royong untuk
membuat panggung untuk kami. Begitu terharu melihat sifat
kekeluargaan mereka. Bahkan, mereka sama sekali tidak meminta
imbalan. Padahal, harga sewa panggung sampai satu juta rupiah.
Tidak sampai disitu saja kejutan yang saya rasakan, bahkan anak
anak Kampung Sukamulya juga begitu antusias menerima kami. Berawal
dari kegiatan pertama yang kami lakukan, yaitu senam sehat. Anak-anak
begitu antusias datang untuk ikut senam sehat. Bahkan, ada anak yang
siap memimpin senam, dengan nama Senam PGRI.

130
Lalu, ketika kegiatan bimbel kreatif dan bimbel Baca Tulis Quran
(BTQ), begitu ramai yang berminat untuk menghadiri. Bahkan, kegiatan
pawai obor yang dilaksanakan malam hari, tetap dihadiri oleh anak-anak
Kampung Sukamulya. Tidak sampai disitu saja, kegiatan lomba 17
Agustus juga dihadiri banyak anak-anak.
Puncaknya adalah ketika malam perpisahan dan penutupan KKN
Drestanta tahun 2019. Anak-anak dan ibu-ibu sukamulya begitu antusias
pada acara kami, dan bahkan mereka sampai siap mengisi acara dari
qosidahan, menari bahkan sampai membaca puisi. Begitu terharu saya
melihat antusias mereka. Terdapat tiga orang anak yang saya perhatikan
sangat antusias, mereka adalah Mila, Nayla dan Amanda. Mereka bahkan
sampai seharian penuh ada di Posko kami hanya untuk bermain bersama
kami.
Ketika perpulangan, terdapat hal yang begitu istimewa. Mila,
Nayla dan Amanda sampai izin sekolah, hanya karena ingin melihat kami
berkemas dan meninggalkan Desa. Bahkan mereka sampai memaksa
kami untuk tinggal seminggu lagi, atau paling tidak main ke Kampung
Sukamulya seminggu sekali. Saya begitu sedih mendengar hal tersebut,
karena sebegitu kekeluargaannya mereka. Ketika kami pulang, langit
terlihat begitu sedih dan anak-anak serta warga menangis melihat
perpulangan kami. Mila, Nayla dan Amanda terlihat begitu sedih saat
kami harus pulang.
Semua itu begitu mengajarkan saya. Banyak kisah yang
membentuk saya menjadi orang yang kuat, bersyukur dan tidak mudah
mengeluh. Ketika saya mengeluh, terdapat ratusan bahkan jutaan orang
yang lebih buruk kondisinya dari saya. Masyarakat Sukamulya adalah
contoh kecilnya. Begitu banyak masalah yang mereka hadapi, tapi
mereka akan tetap tersenyum melihat masa depan. Mereka
mengajarkanku bahwa, “Bukan apa yang kita dapatkan dari orang lain,
tapi apa yang kita berikan kepada orang lain”. Sejak dari sana ratusan
persepsi yang salah di pikiran saya hilang. Persepsi bahwa keluar dari
zona nyaman adalah hal yang salah. Sukamulya dan Drestanta
mengajarkan saya banyak hal. Aku Cinta Kuliah Kerja Nyata (KKN).

131
E. HAFIZ HANDRIAN KUNJARIANTO : Dibawah Ekspektasi Masih
Ada Motivasi

KKN, I’m Coming !


Heiho, Perkenalkan Namaku Hafiz Handrian Kunjarianto biasa
dipanggil Apis atau Mpos. Saya Mahasiswa semester 6 jurusan
Pendidikan Agama Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Berawal dari sebuah obrolan teman sekelas yang sedang hangat
membicarakan tentang KKN yang mereka dapat informasinya dari
kakak kelasnya. Berbeda denganku yang tidak aktif di organisasi
kampus (baik intra maupun ekstra) sehingga kurangnya relasi dan
informasi yang saya miliki. Ketika mendengar topik tersebut, yang
terlintas di pikiran saya bahwa KKN yang dimaksud itu ialah Korupsi,
Kolusi, Nepotisme. Namun, mereka semua justru tertawa melihat
kepolosan saya dan mereka pun menjelaskan KKN yang dimaksud
adalah Kuliah Kerja Nyata. Karena kurangnya informasi, yang saya
tangkap itu ialah KKN sama halnya dengan PKL (Praktek Kerja
Lapangan). Lantas mereka tertawa lagi karena kesalahpahamanku.
Mereka mengatakan bahwa pada liburan semester 6 ini akan diadakan
KKN. Selama sebulan penuh mengabdi serta memberdayakan
masyarakat sekitar dengan cara membuat program yang inovatif.
Setelah mendapatkan pencerahan sekilas dari mereka, akhirnya
saya pun mencari tahu lebih jauh mengenai KKN ini. beberapa hari
kemudian, pihak PPM pun memberi klarifikasi bahwa benar adanya
kegiatan KKN yang dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2019 sampai 23
Agustus 2019. Setelah mendengar kabar tersebut, saya bercermin kepada
diri saya sendiri, apakah saya siap baik secara mental maupun fisik
untuk menjalani KKN selama sebulan itu yang notabennya jauh dari
orang tua. Sedangkan saya pribadi di rumah masih terbilang cukup
manja, pakaian masih dicuci dan disetrika oleh ibu. Untuk makan pun
juga saya belum bisa masak apa-apa kecuali mie instan. Selain jauh dari
orang tua, saya pun juga akan dikelompokkan dengan orang-orang baru
dari jurusan dan fakultas lain. Beradaptasi dengan teman baru tentunya
tidak semudah membalik telapak tangan dan membutuhkan waktu. Tapi
bagaimanapun juga KKN adalah tuntutanku karena termasuk SKS
dalam perkuliahan yang akan menjadi syarat kelulusan nanti.

132
Sekian hari telah kulewati, info mengenai kelompok sudah
tersebar. Saya langsung bergegas mencari nomor handphone teman
baru saya dan membuat grup di WhatsApp. Setelah itu, saya berkumpul
dengan kelompok yang berjumlah 19 orang (meski tidak semuanya
datang) dan menentukan nama kelompok serta struktur kepengurusan,
mulai dari ketua sampai per divisi. Sesuai kesepakatan, kelompok ini
diberi nama “DRESTANTA” dari bahasa latin yang artinya “Tauladan”.
Melihat langit yang sudah semakin gelap dan kawan-kawan tidak ada
yang mau menjadi ketua, akhirnya saya pun memberanikan diri untuk
menjadi ketua. Ini kali pertamanya saya menjadi ketua dalam sebuah
kepengurusan (meskipun kelompok KKN ini termasuk organisasi kecil-
kecilan).
Awalnya saya pun berat hati dan sedikit menyesal kenapa saya
dengan mudahnya mengajukan diri menjadi ketua, padahal saya belum
punya pengalaman apa-apa. Namun kegelisahan itu semakin lama
semakin berkurang dikarenakan saya menyadari bahwa ini merupakan
ajang pembuktian apa yang saya bisa untuk menjadi ketua yang baik
dan juga unforgettable. Tidak hanya itu, kegalauan saya semakin
mengikis lantaran mengingat hadits Nabi SAW yang berbunyi “Setiap
dari kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggungjawabannya”. Pembekalan KKN sudah dilaksanakan dan
akhirnya saya memutuskan untuk melakukan survei secepatnya. Setelah
menjalani survei sebanyak kurang lebih 4 kali tanpa bimbingan dosen
pembimbing lapangan, saya langsung menyadari bahwa sekurang-
kurangnya atau sesederhananya kehidupan saya, masih ada yang lebih
kurang atau dibawah saya. Selama ini saya sering mengeluh jika di
rumah fasilitasnya tidak lengkap, seperti wifi dan sebagainya. Namun
setelah datang ke desa Leuwimekar, khususnya di kampung Sukamulya,
saya langsung dikejutkan oleh berbagai info yang datangnya langsung
dari pak RT, RW dan warga s ekitar.

133
Apa yang membuat saya terkejut ? jangankan ada wifi disini, mau
mandi dan menyuci saja susahnya minta ampun. Karena masalah
terbesar dan krusial yang ada di desa ini, khususnya kampung
Sukamulya ialah sulitnya mendapatkan air bersih. Apalagi dari bulan
Juli sampai Agustus sudah memasuki musim kemarau, tidak hanya
urusan dalam rumah, pekerjaan seperti bertani pun sangat terasa sekali
dampaknya akibat kekeringan yang panjang.
Pada akhirnya saya menghubungi Pak RT 01/RW 13 di kampung
Sukamulya, pak Sunjaya untuk dicarikan tempat tinggal selama sebulan
kedepan yang fasilitasnya terbilang cukup mumpuni, mulai dari air
bersih hingga listrik. Setelah semua urusan sudah siap baik dari
administrasi, transportasi, dan perlengkapan, tibalah saatnya untuk saya
menghadapi tantangan baru yang pastinya akan terukir dan terkenang
sampai kapanpun dalam kehidupan saya. You have to keep moving forward,
even it means you have to cross the ocean because Allah will never test his servant
beyond his capabilities.

Sepucuk Cerita “Drestanta”


Ya, inilah kelompokku, “Drestanta” diambil dari bahasa Latin yang
artinya “Tauladan”. Yang mengusulkan nama ini ialah temanku Abdul
Latip Mahmud, Mahasiswa semester 6 jurusan Ilmu Tafsir Al-Quran di
Fakultas Ushuluddin. Ketika semuanya bingung mencarikan nama
yang cocok untuk kelompok, Latip datang membawa pencerahan
berupa usulan nama yang memang terdengar asing, namun maknanya
luar biasa. Dengan nama Drestanta ini, saya berharap bahwa apa yang
saya dan kawan-kawan lakukan selama kegiatan KKN bisa menjadi
tauladan yang baik, tidak hanya untuk sesama kelompok, namun untuk
masyarakat sekitar juga. Awalnya, Drestanta berjumlah 19 orang.
Namun, satu teman ku yang bernama Nurrohman Salsabil Nafisah
atau akrab dipanggil Caca, keluar dari kelompok dikarenakan dia ikut
program KKN Internasional yang kebetulan dia memilih Turki sebagai
destinasinya. Oleh karena itu, saya dan kawan-kawan mendoakan
yang terbaik untuknya dan juga sebaliknya. Meski begitu, bukan
berarti komunikasi putus begitu saja, Caca masih masuk dalam grup
WhatsApp Drestanta demi menjalin tali silaturahmi.

134
Selain BPH (Ketua, Sekretaris dan Bendahara), dalam
kepengurusan Drestanta terdapat 6 divisi lainnya. Diantaranya ialah
Divisi Humas, Divisi Acara, Divisi Perlengkapan, Divisi Media &
Dokumentasi, Divisi fundraising, dan Divisi Konsumsi. Tiap divisi
beranggotakan 2 sampai 3 orang. Selama kegiatan KKN berlangsung,
saya bisa melihat kebiasaan keseharian teman-temanku serta
karakteristik nya. Apalagi 18 orang tinggal dalam satu rumah, sudah jelas
akan kelihatan kelakuannya dari pagi hingga malam.
Saya awali dari BPH. Kesanku terhadap mereka cukup baik. mulai
dari Sekretarisku 2 orang yakni Alifa Nazla dan Lailatuz Zakiyah, serta
Bendaharaku yakni Mami Astuti. Perihal Sekretaris, Mereka bisa
dibilang bertanggung jawab terhadap tugas pokok yang mereka miliki.
Pemberkasan seperti proposal, surat undangan dan lainnya sudah
dijalankan dengan baik dan optimal. Selama sebulan itu, saya tidak
melihat adanya kesalahan yang fatal dalam kinerja mereka berdua,
keduanya saling bahu-membahu baik dalam tugas pokoknya maupun
tugas lainnya. Untuk bendahara, Mami sudah bekerja dengan baik dan
bertanggungjawab. Menjelaskan serta menjaga laporan keuangan
dengan baik, mulai dari mengumpulkan nota, kwitansi dan sebagainya
yang menjadi alat bukti adanya transaksi jual beli terhadap
perlengkapan acara dan kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan, saya
beri nilai kepada BPH 9/10 atas kinerja, komunikasi dan konsisten
terhadap amanah.
Uniknya, di kelompok ini saya memiliki 3 teman yang sudah saya
anggap seperti tangan kanan, tangan kiri, dan telinga kanan saya sendiri.
Tangan kanan saya ialah Gusti Cahyaning Dewo. Dia masuk ke dalam
divisi perlengkapan dan juga teman seperjuangan saya yang benar-benar
menemani saya dari sebelum KKN dimulai, dari setiap rapat dia selalu
membantu saya dan membimbing saya tentang berbagai macam hal yang
saya tidak tahu dalam mengemban tugas menjadi ketua kelompok. Saya
banyak belajar dari dia, terutama dalam hal konsep proposal dan juga
perlengkapan yang akan dipersiapkan. Ketika saya kebingungan apa
yang harus saya lakukan, seringkali saya bertanya dan curhat kepadanya,
sampai-sampai hal pribadi pun juga saya curahkan karena sudah akrab
dan percaya satu sama lain. Ibarat kata dia adalah penerang jalan bagi
saya menuju jalan yang lebih baik untuk menjadi ketua.

135
Yang kedua, tangan kiri saya yakni Siska Wahyuni. Dikenal
sebagai wanita yang kuat karena mampu melakukan aktivitas yang tidak
semua wanita bisa lakukan, seperti bermain bola, mengendarai motor
kopling (bahkan saya pun tidak bisa), dan aktivitas lainnya. Di samping
itu, ia termasuk orang yang sangat-sangat peduli terhadap sekelilingnya,
baik itu orang ataupun barang-barang yang ada di sekitarnya. Semenjak
saya mengurus proposal dengannya di Cikarang, tingkat kepekaannya
sangat tinggi terhadap saya. Dia bisa membaca atau menebak kondisi
psikis (mood) saya dari raut wajah saya atau gerak tubuh saya. Meski dia
cukup cerewet dalam kesehariannya, namun ia bersikap seperti itu
karena peduli terhadap teman-temannya, apalagi perihal
membangunkan tidur. Dia juga termasuk orang yang tidak suka lambat
dan bertanggung jawab, ada temannya yang lama mengerjakan sesuatu
pasti dia langsung membantu. Alasan terbesar mengapa saya jadikan
sebagai tangan kiri karena dia adalah satu-satunya dari pihak wanita
yang menjembatani saya dengan wanita lainnya. Namanya juga orang
baru, meski satu atap pun tetap saja ada rasa canggung untuk
menceritakan sesuatu kepada ketuanya. Maka dari itu, ibarat kata Siska
sebagai penampung keluh kesah dan aspirasi para wanita lainnya serta
menjadi penghubung antara saya dengan para wanita di kelompok ini.
Yang ketiga, telinga kanan saya yaitu Muhammad Abdul Aziz.
Dikenal juga sebagai “Tukang Galon” karena dia orang yang seringkali
bertugas mengisi ulang air minum dalam Galon setiap harinya. Namun
dari saya ada julukan khusus untuknya, yakni anak serba bisa. Dia bisa
mengoperasikan alat elektronik (seperti proyektor, laptop, dsb),
melakukan pekerjaan berat (seperti memotong kayu, dsb), dan juga dia
sigap dalam melakukan pekerjaan rumah (seperti mencuci, dsb). Saya
mulai akrab dengannya semenjak KKN dimulai. Saya akui, dia
merupakan teman saya yang paling taat beribadah (bahkan melebihi
saya yang notabennya anak PAI), bisa dilihat dari kesehariannya, dia
selalu sholat tepat waktu meski dalam kondisi susah air bersih untuk
berwudhu. Karena rajinnya itu, tak jarang ia menjadi muadzin di masjid
terdekat dan dikenal baik oleh bapak-bapak pengurus masjid.

136
Hampir setiap hari saya mandi selalu bareng dengan dia
(maksudnya naik motor untuk mencari tempat mandi yang cocok).
Alasan terbesar mengapa saya jadikan dia sebagai telinga kanan saya,
karena berhubung dia masuk ke dalam divisi Humas, segala informasi
terkait yang diluar kelompok ada padanya baik hal yang kecil hingga hal
yang sangat penting untuk kelompok dan dengan cepat diberitahu
kepada saya. dia dikenal baik oleh karang taruna desa, dan perangkat
desa lainnya contohnya seperti BPD, RW dan RT. Kabar mengenai
Dosen Pembimbing kami pun juga dengan tanggap dia beritahu kepada
saya.
Setiap organisasi baik itu besar maupun kecil seperti kelompok
KKN ku, pasti ada yang namanya tindak-tanduk, susah-senang, atau
suka-dukanya. Selama sebulan itu, secara keseluruhan mungkin sudah
dapat dibilang cukup baik. Kerjasama tim, komunikasi serta kordinasi
juga sudah baik dari awal kegiatan pembukaan, sampai perpisahan.
Hanya saja, masih ada beberapa yang mementingkan ego pribadinya
masing-masing. Namun itu merupakan hal yang lumrah dalam
berorganisasi dan merupakan pembelajaran serta tahap pendewasaan
diri untuk saya dan yang lainnya. Selain ego, yang seringkali menjadi
akar permasalahan dalam suatu kegiatan/program ialah kurangnya
disiplin waktu. Kalau kata orang, bukan warga Indonesia namanya
kalau tidak ada budaya “ngaret”. Ditambah dengan kondisi dimana air
bersih sangat sulit untuk didapat, sehingga seringkali (dengan terpaksa)
kami melaksanakan program yang harus dilaksanakan di pagi hari
dengan kondisi belum mandi.
Terkait Dosen Pembimbing Lapangan saya, Bu Elve Oktafiyani,
meski tidak bisa menemani saya dan teman-teman dalam melaksanakan
survei sebanyak 4 kali, namun beliau tetap peduli, sangat support dan
cukup bertanggung jawab dalam membimbing kami. Ketika beliau hadir
menjenguk kami, beliau membawa makanan untuk kami dan juga buku
bacaan yang cukup banyak untuk didonasikan kepada warga
Leuwimekar, khususnya warga Sukamulya. Layaknya seorang anak yang
rindu terhadap orang tuanya, saya dan kawan-kawan merasa senang dan
bahagia sekali ketika beliau menyempatkan waktunya untuk
menjenguk kami (disamping karena kewajiban sebagai Dosen
Pembimbing Lapangan).

137
Leuwimekar, Desa Penuh Kesederhanaan
Desa Leuwimekar, masuk dalam wilayah Kecamatan Leuwiliang,
Kabupaten Bogor. Desa yang penduduknya kurang lebih 16 ribu jiwa ini
memiliki tempat atau batas wilayah yang dapat dibilang cukup strategis
karena lokasinya yang sangat dekat dengan perkotaan. Ibarat kata
Leuwimekar ini setengah desa setengah kota. Tetapi masih banyak
diantara masyarakatnya yang bekerja sebagai petani yang mengandalkan
lahan sawah di sekelilingnya. Ketika saya berkunjung kesana (saat
survei pertama kali), saya terheran-heran melihat kondisinya yang tak
jauh beda dengan ciputat. Jalan raya masih cukup baik, fasilitas umum
seperti masjid, supermarket, dan yang lainnya dapat dijangkau dengan
mudah. Berbeda jauh dengan apa yang saya bayangkan sebelumnya
jikalau desa ini seperti hal nya desa yang benar-benar terpelosok,
contohnya seperti jalan yang masih berbentuk tanah, supermarket atau
pasar sulit ditemui, dan SDA seperti air ataupun listrik yang sulit
dijangkau pula.
Namun, setelah saya melakukan survei untuk kesekian kalinya,
saya mencoba menghubungi perangkat desa seperti Kepala Desa terkait
info lebih lanjut desa Leuwimekar ini. Berhubung Kepala Desa tidak bisa
menemani saya dan kawan-kawan, maka Sekretaris Desa yang bernama
Pak Oding bersedia untuk menggantikan posisinya. Saya dan kawan-
kawan mulai ditunjukkan peta wilayah desa, yang mana Leuwimekar ini
terdiri dari 13 RW dan lebih dari 30 RT. Setelah berbincang-bincang
dengan beliau, saya diusulkan atau direkomendasikan untuk
melaksanakan kegiatan KKN di RW 01 yang lebih dikenal dengan
kampung Sukamulya. Beliau berkata bahwa memang setiap tahun ada
yang melakukan kegiatan KKN di desa ini,tidak hanya dari UIN Jakarta
saja dan lokasinya pun sering dilakukan di kampung Sukamulya
dikarenakan cocok untuk penilitian KKN para mahasiswa. Saya sedikit
ambigu mendengar kata “cocok” yang beliau sebutkan tadi, apakah
jangan-jangan yang dimaksud cocok itu adalah kondisi wilayah nya yang
amat sangat terbelakang. Saya hanya bisa menelan ludah dan
berprasangka baik saja terhadap hal itu.

138
Tapi ternyata, setelah melaksanakan KKN selama sebulan di
kampung Sukamulya tersebut, saya merasa bahwa kampung ini tidaklah
terbelakang sekali, apalagi dalam aspek keagamaan. Di kampung ini
sangat terasa sekali betapa kentalnya agama Islam, mulai dari pagi
hingga malam. Contohnya seperti setiap hari diadakannya kegiatan
pengajian baik dari kalangan ibu-ibu, bapak-bapak dan juga anak-anak.
Selain itu, banyak sekali tokoh masyarakat seperti para ustadz dan kiyai
yang tinggal di kampung ini.
Meski begitu, tetap saja yang sering menjadi perhatian besar oleh
masyarakat sekitar dan perangkat desa ialah sulitnya akses air bersih.
Fasilitas umum seperti MCK sudah tersedia (yang katanya merupakan
peninggalan program KKN tahun sebelumnya), tetapi air nya yang tidak
ada. Ditambah musim kemarau yang panjang membuat para warga hanya
bisa mengandalkan air yang berada pada sekitaran MCK (Kobak),
padahal air nya pun terkadang tidaklah jernih, bahkan bisa dibilang kotor
dan banyak tanahnya. Lantas mau bagaimana lagi, namanya juga darurat,
yang penting ada air baik untuk mandi, menyuci, dan lain-lain.
Selain aspek keagamaan dan fasilitas umum, Pendidikan pun
juga masih menjadi topik permasalahan yang cukup besar di desa ini.
Meski banyak sekolah favorit terletak di desa ini (seperti SMKN 1
Leuwiliang, Pondok Pesantren Ummul Quro, dsb), tetapi masih saja
angka pendidikan masih sangat rendah. Mengapa hal ini bisa terjadi ?
kita sudah sering mendengar beberapa berita yang menceritakan siswa
putus sekolah lantaran orang tua tidak mampu membiayainya sekolah.
Selain karena faktor ekonomi keluarga, faktor adat dan juga mindset para
orang tua yang masih berpikir pendidikan tidak perlu tinggi-tinggi.
Yang penting bisa membaca, menulis dan menghitung. Apalagi untuk
anak perempuan yang mana ujung-ujungnya akan nikah dan kerja di
sumur, dapur dan kasur. Oleh sebab itu, banyak siswa yang
menyelesaikan pendidikannya hanya sebatas SMP dan SMA, setelah itu
banyak yang langsung dinikahkan dan membantu orang tuanya bekerja.

139
Harapan
Dari perspektif saya sebagai ketua kelompok Drestanta ini, saya
amat sangat berharap bahwa kehadiran saya dan kawan-kawan selama
sebulan penuh itu dapat membawa kesan dan pesan yang terbaik kepada
seluruh elemen masyarakat yang ada, baik dari kalangan ustadz,
perangkat desa, dan seluruh warga desa Leuwimekar, khususnya
kampung Sukamulya. Seluruh program yang telah kami laksanakan,
selain karena tugas & tanggungjawab kelompok, tidak lain karena
mengharap Ridho Allah SWT karena atas karunia-Nya lah yang telah
memberikan kesempatan kepada Drestanta ini untuk menjalankan
tugas dengan lancar.
Semoga seluruh program yang sudah terlaksana, baik yang
berbentuk fisik maupun tidak, dapat dikenang baik oleh seluruh warga
dan juga teman-teman kelompok semua. Saya senantiasa selalu
mendoakan yang terbaik untuk desa Leuwimekar di masa yang akan
datang, baik dari aspek pendidikan, keagamaan, maupun fasilitas
umum, terutama permasalahan air bersih. Terima kasih kepada
seluruhnya yang telah berkontribusi secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses KKN Drestanta ini, semoga Allah membalas apa
yang telah dilakukan dengan pahala yang berlipat ganda, Aamiin. You can
buy anything with money. Except one, time. So make your times worth from day to
day.

F. ISEU SELAWATI : Aku, Kalian dan Sukamulya !

Menyambut Datangnya KKN


Perkenalkan nama saya Iseu Selawati mahasiswa Fakultas Sains
dan Teknologi, Jurusan Kimia, semester 7 yang telah berkontribusi dalam
menjalankan berbagai kegiatan yang telah dikemas dalam program kerja
kampus yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan pada
tanggal 23 juli 2019 hingga 23 agustus 2019 lalu. Semester 6 merupakan
semester yang sensitif saat dihadapkan dengan Kuliah Kerja Nyata
(KKN).

140
Cukup banyak faktor yang mempengaruhi kesensitifan bagi
mahasiswa semester 6 ini diantaranya adalah, kecocokan dalam satu
rumah dengan teman-teman yang baru dikenal, bagaimana cara
menghadapi teman satu kelompok yang tidak sevisi dengan berbagai ide
yang akan disajikan dalam program kerja bersama, apakah tempat KKN
yang didapat membuat kita merasa tidak nyaman dengan situasi dan
kondisinya, dan masih banyak lagi, itu merupakan beberapa pertanyaan-
pertanyaan yang bisa dijawab saat KKN telah datang. Namun di samping
itu, ada kekhawatiran yang mendalam yang dirasakan oleh beberapa
orang tua saat mendengar anaknya akan melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata (KKN). Terutama untuk mahasiswa rantau seperti saya, berbagai
nasihat dan peringatan yang sering dilontarkan hampir setiap hari
menjelang KKN, meskipun saya yakin di tempat KKN tidak akan terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, namun tetap saja orang tua akan lebih
mengkhawatirkan anaknya saat akan dihadapkan dengan tempat baru
dan orang-orang baru, karena pada dasarnya orang tua tidak memberi
kebebasan pada anaknya untuk berekspresi. Namun saat saya memberi
tahu bahwa pentingnya KKN untuk kuliah, barulah mendapatkan izin.
Mengenai daerah tempat KKN yang akan saya tempati selama
sebulan, saya berdiskusi dengan orang tua saya bahwa dari pihak
kampus ada 2 daerah yang kemungkinan akan dijadikan pengabdian
untuk mahasiwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Bogor dan
Tangerang. Mendengar kedua daerah tersebut, sontak saja orang tua saya
berharap, saya mendapatkan tempat KKN di daerah Bogor. Hal ini
karena, sebagaimana yang telah diketahui oleh sebagian orang terutama
orang tua saya, bahwa Bogor merupakan tempat yang amat nyaman dan
banyak sekali sumber kehidupan yang dimilikinya. Namun dimanapun
tempat KKN yang telah dipilihkan untuk saya dan kelompok saya sudah
tidak bisa lagi diganggu gugat, karena sudah merupakan keputusan dari
kampus. Akhirnya orang tua saya paham juga mengenai hal tersebut.
Kurang lebih setahun yang lalu sebelum KKN dilaksanakan, yaitu
tahun 2018, saya banyak diskusi mengenai KKN kepada kakak tingkat
jurusan saya, mulai dari orang-orang dalam satu kelompok akan seperti
apa, daerah tempat KKN seperti apa, program-program kerja apa saja
yang akan dilaksanakan apa saja dan bahkan laporan KKN pun
didiskusikan dengan kakak tingkat saya.

141
Pertanyaan-pertanyaan tersebut bukan semata-mata merupakan
pertanyaan biasa, namun menjadi sebuah gambaran untuk saya agar
tidak terlalu membingungkan saat KKN telah tiba. Salah satu penjelasan
yang dilontarkan oleh kaka tingkat saya adalah mengenal karakter
dalam satu atap. Karakter memang begitu penting yang harus diketahui
agar tidak menjadi suatu permasalahan saat satu atap dengan beberapa
orang baru dalam satu rumah yang sama. Dari beberapa cerita yang telah
diberitahu kepada saya, biasanya akan ada saja konflik dalam satu
kelompok tersebut, baik konflik mengenai program kerja yang akan
dijalankan ataupun ketidaknyamanan saat bertemu teman yang
menyebalkan. Namun kakak tingkat saya menyarankan agar tetap
mengontrol emosi apapun keadaanya, karena apabila emosi yang ada
dalam diri sendiri tidak dapat dikontrol, maka akan berimbas pada batin
yang membuat tidak nyaman tinggal bersama selama satu bulan.
Cerita sebelum KKN tiba bukan hanya terhenti sampai disana,
namun saat menginjak semester 6 dan alur pendaftaran KKN mulai
dibuka oleh PPM pada bulan mei, saya dan beberapa teman saya antusias
untuk mendaftarkan diri, meskipun saya dan teman jurusan saya belum
tentu satu kelompok yang sama. Dalam melakukan pendaftaran KKN
yaitu dengan mengisi form yang telah disajikan oleh AIS (Academy
Information System). Pengisian form tersebut mencakup identitas diri,
hobbi, mata kuliah yang dikuasai, serta keunggulan apa saja yang akan
dilakukan selama satu bulan yang mengarah pada jurusan. Setelah
mendaftar form yang telah diisi tersebut dicetak dan ditanda tangani
oleh Kepala Jurusan. Setelah selang beberapa waktu, pembagian
kelompok beredar. Pengumuman pembagian kelompok ini merupakan
momen yang mendebarkan, karena saya tidak tahu apakah teman
kelompok yang telah dibagikan oleh PPM teman satu jurusan, teman
beda jurusan yang mengasikan, atau bahkan membuat saya tidak
nyaman. pembagian kelompok ini, saya terdapat di kelompok urutan
059. Saya baca satu persatu nama yang menjadi teman kelompok saya,
namun tidak ada satupun yang saya kenal. Tak lama dari pembagian
kelompok, PPM mengumumkan mengenai penempatan KKN.

142
Sempat tersirat dalam benak saya, apakah saya ditempatkan di
Tangerang atau Bogor. Jika saya ditempatkan di Bogor, saya akan
disajikan dengan sumber daya alam yang dihasilkan oleh bogor dan
bagaimana cara mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat, namun
saya juga memikirkan bagaimana jika saya ditempatkan di daerah
Tangerang, dengan banyaknya polusi yang lebih banyak dibanding
Bogor, apa yang akan saya lakukan terhadap itu. Namun disamping itu,
saya tidak begitu memikirkan apa saja yang akan saya lakukan di daerah
yang telah dipilihkan oleh PPM, karena saya lebih fokus mempersiapkan
UAS yang masih berlangsung pada bulan itu. Begitupun dengan tugas-
tugas yang diberin oleh dosen yang harus saya kerjakan dan mengejar
Deadline yang telah ditentukan oleh dosen.
Setelah pembagian kelompok selesai, saya bertanya dalam benak
hati saya mengapa setelah beberapa hari tidak ada grup KKN yang
mengundang saya. Saya bertanya pada teman satu jurusan saya, mereka
menjawab grup KKN mereka sudah dibuat dari awal pembagian
kelompok KKN saat itu. Saya mulai bingung, padahal nomor yang saya
cantumkan di form telah benar dan valid. Setelah itu saya menghubungi
beberapa nomor teman satu kelompok yang saya dapat dari form nama-
nama kelompok, ternyata memang grup kelompok KKN belum dibuat,
setalah itu saya berinisiatif untuk membuat grup KKN dengan beberapa
nomor yang dicantumkan di form nama-nama kelompok KKN 059 agar
saling mengenal lewat grup. Setalah grup dibuat dan semuanya telah
lengkap masuk dalam grup, mulai dari situ ada obrolan dan saling
memperkenalkan identitas masing-masing.
Setalah beberapa hari, kelompok KKN saya melakukan
pertemuan pertama yang bertempatkan di samping Rektorat. Namun,
sayangnya pertemuan pertama saya tidak hadir karena saat itu saya
sedang melaksanakan ujian dengan waktu yang sama dengan
pertemuan pertama berkumpul dengan teman-teman KKN, saya hanya
tahu pembahasan kumpul pertama itu dari grup yang di share oleh
sekretaris, dimana hasil dari kumpul pertama tersebut membahas
mengenai struktural kelompok, dan saya ditawarkan oleh sekretaris
untuk memilih divisi yang akan saya pilih, namun divisi yang masih
membutuhkan adalah fundrising dan humas, saya memilih divisi fundrising.

143
Tidak lama dari pembagian kelompok KKN, pihak PPM
mengumumkan penempatan daerah untuk setiap kelompok. Akhirnya
daerah yang saya inginkan tercapai, kelompok KKN saya di tempatkan
di daerah Bogor, lebih spesifiknya desa Sukamulya, Kec. Leuwiliang,
Kab. Bogor. Saya telah membayangkan begitu sejuknya suasana di Bogor
daerah yang dipilihkan untuk kelompok KKN 059.

Karakter Sebagai Fondasi dalam Kelompok


Karakter merupakan hal sudah paten dalam diri manusia yang
sudah tidak dapat diubah lagi baik oleh diri sendiri ataupun orang lain.
Meskipun tidak dapat diubah lagi, namun segelintiran orang mampu
beradaptasi dengan berbagai macam karakter yang ada disekitarnya.
Memang tidak banyak yang bisa beradaptasi dengan berbagai macam
karakter, hanya saja harus memahami karakter seseorang.
Drestanta, itulah nama kelompok 059 yang telah saya dan
kelompok saya pilih dari sekian opsi yang dilontarkan oleh beberapa
teman saya. Arti dari Drestanta itu sendiri adalah “Teladan”, bahwa
sebagai mahasiswa yang akan melaksanakan KKN di daerah yang tidak
tahu asal-usul nya harus memiliki prinsip teladan. Teladan yang
diterapkan di kalangan masyarakat setempat dan menjadi contoh yang
baik.
Kelompok Drestanta 059 beranggotakan 18 orang yang terdiri dari
12 orang perempuan dan 6 orang laki-laki, yang mana masing- masing
kepala memiliki sisi emosional yang berbeda. Di sisi lain banyak cerita
yang penuh drama selama satu bulan dan satu rumah yang sama bersama
18 orang. Hari pertama di rumah yang menjadi istana selama satu bulan
menciptakan rasa canggung yang timbul dari diri saya, seperti layaknya
mahaiswa baru yang baru mengenal beberapa teman saat PBAK, namun
saya berpikir bahwa keakraban begitu penting yang harus dibuat agar
KKN selama satu bulan merasa nyaman. Saya tiba di rumah tanggal 22
juli 2019 pukul 22.00 malam. Tiba di rumah saya melihat teman-teman
kelompok 059 sedang melaksanakan rapat untuk kegiatan pada tanggal
23 juli 2019, saya bergabung dengan teman-teman saya untuk membahas
mengenai itu. saya duduk bersebelahan dengan Siska, teman satu divisi
dengan saya.

144
Siska merupakan Partner fundrishing yang bertanggung jawab,
tegas dan serius. Selama satu bulan saya mengenalnya, Siska
merupakan orang yang tidak menyukai keleletan dalam bekerja, dia lebih
baik cape di awal daripada harus keteter diakhir. Selain itu Siska juga
merupakan alarm untuk membangunkan pada pagi hari terutama untuk
laki-laki yang sulit untuk dibangunkan, namun dari keenam laki-laki
yang ada di kelompok saya, ada tiga yang sulit untuk dibangunkan di
pagi hari yang biasa disebut sebagai trio mbrrr, entah darimana sebutan
trio mberrr itu muncul.
Nama trio mbrrr dicetuskan oleh mahasiswa ekonomi yang
bernama Rais, trio mbrrr ini terdiri dari Rais, Liandi dan Ulin. Walaupun
mereka bertiga sangat sulit untuk dibangunkan, namun alasannya
mengejutkan yaitu mereka rela untuk bergadang sampai pukul 03.00
dini hari untuk menjaga keamanan rumah dan mencegah terjadinya hal-
hal yang tidak diinginkan, saya menyimpulkan mereka bertiga tingkat
solidaritas yang dimilikinya begitu tinggi, hingga mereka memikirkan
teman sekelompok agar tetap aman. Tak hanya itu mereka bertiga saat
melaksanakan piket pun menjalankannya dengan baik, memasak,
mencuci piring, bahkan berbelanja ke pasar. Mereka bertiga juga mampu
membuat suasana menjadi pecah dengan candaan mereka.
Mami Astuti, saya sedikit aneh memang saat mendengar nama
Mami, saya pikir bahwa nama Mami merupakan ciri khas sebutan
namanya, namun ternyata itu nama asli. Mami merupakan perempuan
yang paling heboh dari 12 perempuan di kelompok KKN saya, paling
rame, bawel dan paling penakut. Dia ditunjuk sebagai bendahara di
kelompok saya, dan terbukti dia bendahara yang mampu mengolah uang
agar cukup untuk sebulan, bahkan untuk masak dalam sehari
menargetkan Rp.70.000, mau tidak mau lauk yang disajikan harus cukup
untuk makan 3 kali sehari. Memang begitu bendahara kelompok saya,
sangat perhitungan terhadap uang yang diamanahkannya.
Alifa dan Zakiyah mereka berdua adalah sekretaris saya yang
sangat kompak dalam menjalankan tugasnya sebagai sekretaris. Alifa
dan Zakiyah yang keduanya teman sekamar saya, yang sangat asik untuk
membangunkan suasana.

145
Alifa teman satu fakultas yang baru saya kenal di tempat KKN,
memiliki karakter yang ekspresif. Dan mba jek, sebutan untuk Zakiyah
karena berasal dari tanah jawa. Zakiyah orang yang sangat peka
terhadap sekitar, dan lucu. Selanjutnya, Rafa, Roro dan Mishel mereka
memiliki karakter yang hampir sama, orangnya santai, pintar memasak
dan mudah akrab. Lalu ada Fatma, teman KKN saya yang paling kalem
diantara 12 perempuan yang ada di kelompok KKN saya, namun selain
kalem Fatma seseorang yang cerdas dan paling bisa untuk diajak
bekerjasama dalam segala hal. Lalu ada Uun yang memiliki jiwa
organisatoris, pintar dalam mengatur acara, terakhir ada teman
perempuan KKN saya yang bernama Nisa. Nisa memiliki karakter yang
sering menyendiri, namun pada saat berbincang dengan Nisa sangat
nyambung dan enak untuk diajak ngobrol.
Selain teman-teman perempuan saya, adapula teman laki-laki saya
yang beberapa belum saya ceritakan. Hafiz adalah ketua KKN terpilih,
karena kewibawaannya dalam mengatur setiap program kerja yang
tersusun, Hafiz memiliki karakter yang baik, tidak enakan terhadap
orang dihadapannya dan Hafiz juga peduli terhadap sesama, sebagai
ketua dia mampu membimbing setiap anggotanya selama satu bulan.
Ada pula Azis, dia memiliki karakter yang kalem, saat waktu sholat dia
adalah osatu-satunya anggota KKN saya yang selalu mengumandangkan
adzan. Terakhir ada Dewo dan Latif, mereka berdua memiliki sifat yang
hampir sama, yaitu cerdas dalam melakukan sesuatu, sama-sama
organisatoris dan pandai mencairkan suasana.
Dari semua karakter teman-teman KKN saya, sangat mendukung
untuk menjadi kelompok yang solid, saling melengkapi satu sama lain.
Namun jika salah satu ada yang memiliki karakter yang kurang
mengenakan dan berdampak kurang baik bagi teman- teman sekitar,
maka akan meruntuhkan ikatan tali persaudaraan karena adanya perang
batin yang membuat tidak nyaman satu sama lain. Untungnya,
kelompok KKN 059 memiliki karakteristik yang semuanya saling
melengkapi satu sama lain, sehingga tidak menimbulkan perang batin
antar sesama kelompok.

146
Mengingatkan Arti dari Bersyukur
Kelompok Drestanta yang memiliki arti keteladanan, bukan
sekedar arti tanpa bermakna, namun harus ditanamkan dalam diri saya
dan teman-teman saya untuk menjadi contoh yang baik sebagai
mahasiswa. Tanggal 22 Juli 2019 pukul 22.00 malam saya tiba di tempat
KKN, rapat sedang berlangsung saat itu, saya menurunkan barang
bawaan saya dan membereskannya di ruang tengah rumah dan langsung
bergabung dengan teman-teman saya yang sedang membahas mengenai
program kerja yang akan dilaksanakan tanggal 23 Juli 2019. Waktu terus
berputar membahas mengenai program kerja, tanggal 23 Juli 2019 saya
dan teman-teman kelompok saya memutuskan untuk melaksanakan
pembukaan dan openhouse. Pembukaan yang dihadiri oleh aparatur Desa
Leuwiliang beserta jajarannya dan tidak lupa saya dan teman- teman saya
juga mengundang dosen pembimbing. Pembukaan KKN Drestanta 059
dilaksanakan dengan melakukan menggunting pita yang menandakan
bahwa pelaksanaan KKN 059 resmi dibuka, pemotongan pita ini
dilakukan oleh Kepala Desa Leuwiliang yang didampingi oleh
jajarannya. Perbincangan terjadi saat saya, teman teman-teman
kelompok saya dan aparatur desa duduk santai yang disuguhi dengan
beberapa hidangan di piring.
Hafiz selaku ketua kelompok KKN 059 menjelaskan maksud dan
tujuan dari pelaksanaan KKN ini, begitupun dari pihak desa Leuwiliang
pun menjelaskan apa saja kekurangan dan kelebihan dari desa yang
menjadi tempat pengabdian saya selama satu bulan. Air salah satunya,
air merupakan sumber kehidupan yang membantu menjalankan
kehidupan sehari-hari guna mencukupi segala kebutuhan, mencuci,
memasak, mandi, makan serta minum. Namun, di desa ini air sangat
dibutuhkan karena pasokan air yang semakin sedikit, bahkan ada
beberapa sumur yang sudah kering, air bersih yang benar benar bersih
hanya menunggu datangnya truk tangki yang membawa air bersih
seminggu sekali. Ya memang itulah kelemahan yang terjadi di desa ini,
air yang menjadi sumber kehidupan, namun saat berada di desa ini air
sangat sulit didapatkan.

147
Beranjak malam, saya dan teman-teman melaksanakan open house
yang dihadiri oleh Ust. Adna, Bapat Rt Jaya, Bapak Rt Mahfud dan
beberapa warga yang bertempat tinggal dekat tempat tinggal saya. Surat
Yasin dilantunkan dan doa-doa dipanjatkan, namun entah ini merupakan
persembahan selamat datang dari alam lain, teman saya Uun dan Siska
kerasukan dari alam lain. Saya yang duduk dekat Siska terterdorong
untuk memegang badan siska yang saat itu berontak dan menangis,
meskipun saya takut namun saat melihat teman sedang tidak sadarkan
diri rasa takut pun hilang dan membantu melantunkan ayat-ayat suci al-
qur’an di telinganya. Uun yang saat itu terkena lebih dulu dan
dikendalikan oleh makhluk lain sempat berbicara, bahwa makhluk-
makhluk itu berasal dari sumur yang berada persis di samping rumah
tempat tinggal saya. Mungkin merasa terganggu dengan kedatangan
saya dan teman-teman saya.
Perasaan yang saya rasakan saat pertama kali datang terbukti
dengan melihat teman saya yang tidak sadarkan diri, karena hawa saat
saya datang berbeda, bulu kuduk saya berdiri, namun saya
menghiraukan itu. pantas saja hawa yang dirasakan berbeda, karena
rumah yang menjadi tempat KKN saya merupakan rumah kosong yang
sudah lama tidak berpenghuni 6 bulan yang lalu. Begitupun yang
dikatakan Pak Ust. Adna memang makhluk yang berada di rumah itu
merasa ternganggu dengan kedatangan kelompok KKN saya. Siska
adalah teman saya yang dirasuki makhluk lain paling lama, memang dari
dulu Siska seorang anak yang gampang untuk dirasuki oleh makhluk
lain. Entah makhluk jenis apa yang mesuk ke dalam tubuh Siska, yang
sulit untuk dikeluarkan oleh Pak Ust. Adna meskipun ayat suci terus
dilantunkan, menjerit, tertawa, bahkan menendang yang ada
disekitarnya.
Air doa dalam botol dibasuhi pada muka Siska yang sedang
berontak saat itu, semakin menjadi-jadi makhluk yang ada di dalam
tubuh Siska. Cara terakhir yang dilakukan Pak Ustad adalah dengan
membakar sehelai rambut yang saya Tarik dari kepala Siska. Sempat
tenang saat itu, namun makhluk itu tak kunjung mengalah, Pak Ustad
pun melakukan hal yang sama dengan membakar sehelai rambut lagi,
tubuh Siska mulai tenang, dan langsung sadarkan diri.

148
Dari sini saya dapat mempererat tali kekeluargaan bersama teman-
teman KKN saya, bekerjasama, saling mengkhawatirkan teman yang
kondisinya belum normal, bagi saya itu adalah bentuk solidaritas yang
harus dikembangkan dan ditanamkan dalam diri masing-masing.
Malam semakin larut, saya dan teman-teman KKN saya beranjak
tidur. Matahari pun terbit, kami semua beranjak untuk membereskan
rumah dan piket memasak pun mulai aktif. Santai memang saat itu,
karena kegiatan pasa saat itu hanya melakukan sosialisai dengan warga
setempat. Adzan Dzuhur berkumandang, kini saatnya saya dan teman-
teman kelompok KKN saya melaksanakan sholat di mushola dekat
rumah. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan setelah saya selesai
melaksanakan sholat dzuhur, anggota kelompok KKN saya dibagi 2
kelompok untuk melaksanakan sosialisasi, ada yang melaksanakannya
di sukamulya pusat KKN saya adapula Kampung Kandang Sapi yang
letaknya sangat dekat dengan Sukamulya. Sosialisasi ini berisikan
mengenai program kerja mengajar bimbel kreatif dan BTQ. Saya
melaksanakan sosialisasi di Kampung Kandang Sapi. Hati saya sempat
tersentuh saat melihat keadaan yang saya lihat, selokan kering, bahkan
saya tidak melihat satu kolam ikan pun di sana. Keluhan demi keluhan
yang dilontarkan beberapa rumah mengenai air yang sulit didapat.
Tersentak hati ini bahwa apa yang saya pikirkan tentang Bogor
tidak sesuai yang saya kira, namun saya bangga terhadap desa ini.
Mereka mampu menjalankan hidup seperti biasa hanya saja harus
berusaha lebih keras untuk mendapatkan air. Dan dirasakan pula oleh
saya dan teman-teman saya, mandi, memasak, dan kebutuhan lain yang
membutuhkan air pun di rumah tempat KKN saya tidak tersedia air di
kamar mandi. Sumur samping rumah pun keruh dan tidak layak untuk
dipakai sehari-hari. Sehingga untuk mandi pun harus mencari masjid
yang memiliki pasokan air yang bersih. Masjid yang sering dikunjungi
adalah Masjid Al-Awalien yang teletak persis di dekat Kantor
Kecamatan Leuwiliang, masjid yang menyediakan air bersih untuk
dipakai untuk mandi bahkan mencuci baju. Bahkan saya juga terkadang
menumpang mandi ke rumah Bu Rt kampung kandang sapi, beliau
sangat baik terhadap mahsiswa KKN, setiap menumpang mandi bu Rt
selalu menyediakan makan, bahkan saat beranjak untuk pulang
terkadang dibawakan satu keresek makanan ringan.

149
Dari sini saya bersyukur atas apa yang telah Allah berikan nikmat
pada saya, air di kampong halaman atau pun di kosan saya yang selalu
ada untuk dipakai tak perlu jauh-jauh untuk mencari air bersih untuk
mandi. Miris memang salah satu sumber kehidupan yang penting tidak
melimpah.
Kembali lagi ke sosialisasi, saat anak-anak yang telah mendengar
informasi bahwa akan diadakan bimbel kreatif dan BTQ sangat antusias,
mereka tidak sabar dengan adanya bimbel kreatif tersebut. Tak terasa
seminggu telah berlalu, program kerja yang menurut saya dan teman-
teman saya mudah telah telah terlaksana. Pembukaan, mengajar di SD dan
MI, serta sosialisasi telah dilaksanakan, namun mengajar bimbel kreatif
dan BTQ dilaksanakan sampai KKN usai.

Mewujudkan Mimpi Indah Desa Sukamulya


Harapan yang diimpikan warga setempat memiliki pasokan air
yang cukup untuk kehidupan sehari-hari, tak menuntut untuk memiliki
kekayaan, air yang melimpah saja sudah cukup bagi warga sukamulya. Ya
program kerja yang telah disusun rapi dari sebelum KKN dilaksanakan
akan menjadi sebuah kenang- kenangan yang berharga untuk warga
setempat. Program kerja inti dan membutuhkan waktu yang amat banyak
diantaranya adalah, pojok bacaan, pembuatan MCK, HUT RI ke-74, dan
pembuatan plang jalan.
Pojok bacaan merupakan program kerja yang saya dan teman-
teman saya targetkan untuk anak-anak SD bahkan SMP. Tempat yang
dipilih untuk dijadikan pojok bacaan adalah Majlis milik Pak. Ust Adna.
Tujuan pembuatan pojok bacaan adalah untuk meningkatkan minat baca
bagi anak-anak. Karena pendidikan dan tambahan belajar mata pelajaran
umum juga begitu penting untuk anak-anak. Pojok bacaan yang
dikerajakan pada pertengahan minggu ke dua yang diselesaikan dengan
melibatkan semua anggota KKN 059, ada yang membeli cat, yang
mengecatnya, membuat pernak-pernik dekorasi, kerajinan tangan,
hingga proses pendekorasian.

150
Saya membuat berbagai kerajinan tangan berbagai bentuk,
kerajinan tangan yang sudah sangat lama baru dikerjakan lagi oleh saya,
membuat saya harus tutorial melihat di internet, namun dengan tutorial
lagi membuat saya menyukai kerajinan tangan. Perpaduan antara warna
tembok dan warna rak buku yang akan dikerjakan disesuaikan yaitu
putih- orange dan hitam. Warna yang pas yang dipilih oleh kelompok
saya, hari demi hari tembok selesai di cat. Kini saatnya mengecat rak
buku, jari- jemari saya mulai mewarnai rak buku yang diberi warna hitam,
saya ratakan warna hitam tersebut agar terlihat rapi, rak buku dijemur di
bawah panas trik matarahi saing itu di kampong Sukamulya.
Dekorasi mulai dilaksanakan, hasil kreasi saya dan teman-teman
saya mulai ditempel pada tembok yang sudah dicat, setelah itu rak yang
sudah kering dipasang dipojok kiri. Kerjasama yang erat saat
melaksanakan pojok bacaan, ada yang mengepel, saling tolong menolong,
saling lempar bercandaan agar tidak bosan, dan ada juga yang khusus
mengerjakan dekorasi. Semua itu selesai karena kerjasama yang baik dan
yang terpenting pojok bacaan yang saya buat dan teman-teman dapat
sangat bermanfaat dan dapat meningkatkan minat baca semua anak yang
mengunjungi pojok bacaan ini.
Pak RT Jaya merupkan RT yang sangat bertanggung jawab,
mengenai MCK pun didiskusikan dengan beliau dan beliau sangat
antusian dan setuju dengan dibangunkannya MCK, beliau juga bersedia
untuk mencarikan tukang untuk membantu pembuatan MCK. MCK
yang sangat dibutuhkan di Kampung Sukamulya sebagai tempat sumber
air yang akan digunakan oleh warga untuk kebutuhan sehari-hari. Hari
demi hari berlalu, Pak Jaya datang ke rumah dan berbincang mengenai
bahan-bahan yang harus dibeli, mulai dari semen, pasir, bata, hingga cat.
Keesokan harinya, beberapa teman KKN saya beranjak untuk beli
kebutuhan MCK, dan langsung dikirim ke tempat dekat pembuatan
MCK. Sebenarnya opsi tempat yang digunakan sebagai berdirinya MCK
itu merupakan sumber air yang dulu pernah ada, hanya saja karena
sumber air yang berasal dari peralon tertimbun tanah yang menyebabkan
tersumbatnya air untuk keluar. Warga sekitar membantu mengangkut
pasir karena antusiasnya yang akan dibuatkan MCK membuat proses
pembangunan MCK semakin mudah.

151
5 hari berlangsung pembuatan MCK, sumbar air yang dulu hilang
kini muncul kembali. Luas MCK yang tidak terlalu lebar, namun semoga
saja sangat bermanfaat dan menjadi sumber air yang menjadi imipian
warga.
Menjalin keakraban dengan warga setempat merupakan hal yang
harus dijalin selama satu bulan, salah satunya dengan berkontribusi
dalam melaksanakan 17Agustus ke 74 yang bekerjasama dengan pemuda-
pemudi warga Sukamulya. Meramaikan HUT Republik Indonesia adalah
salah satu kontribusi terhadap negara, saya dan teman-teman KKN
menjadi penanggung jawab untuk lomba khusus anak-anak dan orang
tua. Berbagai lomba dirancang sedemikian rupa, mulai dari balap karung,
memasukan paku ke botol, joget jeruk, makan kerupuk, memasukan
benang ke jarum, serta memecahkan air dengan mata tertutup.
Tawa yang timbul dari warga setempat menjadi semangat bagi
saya dan teman-teman, karena dengan menciptakan kebahagiaan
meskipun dengan cara yang sederhana sudah cukup bagi saya
mengobati rasa kekurangan yang dialami warga setempat. Keseruan
teraji saat lomba Tarik tambang dan futsal, dari sini bukan kemenangan
yang diincar namun kegembiraan dan menjadi sebuah hiburan untuk
melepas penat, Tarik tambang dan futsal ini dilaksanakan antara warga
dengan kelompok KKN saya. Saya mengikuti Tarik tambang dan futsal,
meskipun tangan saya luka saat mengikuti Tarik tambang, namun
melihat kebahagian dan tawa saat itu mengobati semuanya. futsal, ya itu
adalah ajang yang paling seru dari lomba-lomba lainnya dan merupakan
basic saya di bidang olahraga, seperti layaknya orang yang baru saja
sembuh dan terbangun dari tidurnya, seperti layaknya saya yang
menjadi kaku saat permainan berlangsung, namun lagi-lagi saya tidak
memikirkan hal itu hanya, keseruan dan kolaborasi antar warga menjadi
sebuah kenangan yang akan terus dikenang sepanjang masa dan menjadi
cerita indah yang akan disimpan baik- baik dalam perjalanan hidup saya.
Pembagian hadiah tiba, semua hadiah yang telah dikemas rapih siap
untuk diberi untuk pemenang lomba, semoga hadiah yang diberikan pada
pemenang lomba menjadi sesuatu yang bermanfaat meskipun hadiah
yang diberikan hanya sederhana, namun kenanganlah yang sangat
berharga. Program terakhir adalah pembuatan plang jalan.

152
Plang jalan yang dibuat dengan besi dan didasari warna hijau
sebagai kenang-kengan yang terakhir untuk warga setempat, bukan
hanya bermanfaat untuk warga setempat, namun akan bermanfaat bagi
warga baru yang mengunjungi tempat saya KKN. Dari sekian banyak
program kerja yang telah disusun, semoga semua yang telah dibuat dan
dilaksanakan bermanfaat bagi Kampung Sukamulya dan Kampung
Kandang Sapi.

G. LAILATUZ ZAKIYAH : Pengabdian dalam Bingkai Perjuangan

Langkah Sebelum Berjuang


Awal memasuki dunia perkuliahan saya sudah tidak asing dengan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang lebih dikenal dengan
istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan merupakan program wajib yang
diikuti oleh mahasiswa. Pelaksanaan kegiatan tersebut biasanya ketika
sudah memasuki semester enam dan akan menuju jenjang semester tujuh.
Meskipun saya sudah tidak asing dengan istilah kata KKN, saya tetap ada
rasa khawatir ketika menghadapi kegiatan tersebut karena saya akan
berhadapan dengan orang yang berbeda watak dan karakter dari fakultas
dan jurusan yang berbeda serta berhadapan langsung dengan masyarakat
yang sebelumnya belum pernah kenal dan belum pernah tahu daerahnya
bagaimana. Akhirnya saya bertanya kepada senior tentang penempatan
daerah KKN, kekurangan dan kelebihan selama KKN dan kegiatan-
skegiatan yang menjadi program kerja kelompok.
Sepengetahuan saya KKN merupakan program pengabdian dari
kampus yang dilakukan mahasiswa dalam kurun waktu satu bulan.
Dalam kurun waktu tersebut saya dan teman-teman diwajibkan untuk
semaksimal mungkin melaksanakan program-program yang memiliki
manfaat bagi masyarakat di desa kelompok kami ditempatkan. Di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ada beberapa macam bentuk KKN. Ada yang
KKN reguler, kebangsaan dan internasional. Saya mendaftarkan dalam
kategori KKN reguler lewat akun mahasiswa yakni ais.uijkt.ac.id.
Program kegiatan KKN ini dilakukan dalam kurun waktu satu bulan
yang dimulai dari tanggal 23 Juli – 23 Agustus dan daerah yang menjadi
sasaran tempat KKN adalah Tangerang dan Bogor. Tahun 2019 ini mulai
kelompok 1–100 bertempat di Bogor dan 101-200 bertempat di Tangerang.

153
Hari terus berlalu. Sebelum pelaksanaan KKN dimulai, semua
mahasiswa yang mengikuti KKN diberikan pembekalan oleh pihak PPM
agar mengetahui apa saja yang harus kami lakukan serta bagaimana
kondisi desa penempatan secara umum. Pembekalan dilakukan setelah
pengumuman kelompok KKN. Kelompok KKN lebih dulu diumumkan
daripada pengumuman penempatan desa. Dalam hati saya berharap
berlokasi di Bogor. Ketika melihat pengumuman dan ternyata saya di
Bogor, saya senang sekali karena kota Bogor merupakan kota yang
terkenal sejuk dan sering hujan. Tetapi hal itu tidak seperti yang saya
bayangkan. Ternyata sebaliknya yang cuacanya panas dan sulit air. Tetapi
dengan adanya kekurangan itu, kekompakan saya dan teman-teman
semakin kuat karena sama-sama merasakan langkah yang penuh
perjuangan dan pengabdian yang sebenarnya.

Teman Rasa Keluarga


Pada bulan Mei, tibalah pengumuman kelompok KKN dari pihak
PPM. Pada saat itu saya berada di kampus dan mencari tahu saya di
kelompok berapa. Dalam proses mencari, terbesit dalam harapan saya
semoga ada teman yang satu jurusan agar lebih mudah untuk saling
berbagi informasi. Selang beberapa waktu, ternyata saya terdapat di
kelompok 59 dan bukan hanya saya yang dari jurusan Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir. Ada satu teman laki-laki yang pernah satu kelas sama saya pada
awal semester kuliah yakni Abdul Latip anak Bekasi.
Dalam satu kelompok ada 19 orang tetapi dalam kelompok saya ada
18 orang karena ada salah satu dari fakultas ilmu Politik jurusan
Hubungan Internasional mengikuti KKN Internasional di Turki. Dari 18
orang tersebut dari fakultas dan jurusan yang berbeda-beda. Ada yang
dari Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Sains dan Teknologi
(FST), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas I;mu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDIK), Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Ushuluddin (FU), dan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

154
Perbedaan fakultas dan jurusan bukan menjadi penghalang untuk
menjadi satu keluarga dari sudut pandang pandang yang berbeda tetapi
untuk mencapai satu tujuan yang sama dan saling bekerjasama. Setelah
pengumuman kelompok KKN, dibentuklah grup whatsapp yang
berfungsi untuk saling bertukar informasi dan pikiran. Seminggu setelah
pengumuman, saya dan teman-teman mengadakan kumpulan untuk
saling mengenal satu sama lain dari memperkenalkan nama, jurusan, asal
daerah, kekurangan dan kelebihan dari diri masing-masing. Ketika awal
kumpulan dan melihat teman- teman yang dari fakultas Sains dan
Teknologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, mereka mempunyai gaya masing-masing dan ternyata mereka
orangnya ramai-ramai serta terbuka. Dalam pertemuan pertama itu saya
dan temen-teman membahas tentang personalia Badan Pengurus Harian
yang terdiri dari ketua, sekretaris I dan sekretaris II serta divisi-divisi.
Divisi yang saya dan temen-temen bentuk diantaranya adalah divisi
Acara, divisi Humas, divisi Konsumsi, divisi Fundrising, divisi
Perlengkapan, dan divisi Media.
Hasil rapat bersama memutuskan bahwa yang menjadi ketua
kelompok KKN 59 adalah Hafiz Handrian Kunjarianto. Dia anak
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam.
Kesan saya ketika bertemu dan melihat dia saat berbicara adalah
termasuk orang yang tidak bisa marah dan tidak tegaan serta memiliki
suara yang cukup lumayan. Dibalik tidak bisa marahnya dia itu ada sifat
kurang tegas dalam memerintah dan mengajak teman-teman. Terpilihnya
dia menjadi ketua karena atas pengajuan diri dan saya dan teman-teman
menyetujuinya karena jarang sekali ada orang yang memberanikan diri
mengajukan dirinya sendiri dalam menduduki posisi tersebut.
Begitu pula dalam pemilihan sekretaris I. Karena waktu semakin
sore dan menjelang malam tetapi tidak ada yang mau ditunjuk menjadi
sekretaris I, maka teman saya yang bernama Alifa Nazla Fadisa dari
fakultas Sains dan Teknologi jurusan Agribisnis mengangkat tangan dan
mengajukan diri menjadi sekretaris I.

155
Saya dan teman-teman juga menyetujuinya karena dia ternyata
orangnya teliti, cermat dan gerak cepat dalam tugas yang diembannya.
Dia orangnya sangat peduli dengan orang sekitar dan sabar serta
dermawan. Dia paling tidak tega ketika ada orang yang sedih dan
menangis. Dia yang ekspresif dan selalu minta saya jangan tidur dulu
kalau alifa belum tidur. Meskipun begitu saya sama alifa kadang nonton
film bersama untuk mempercepat tidur
Lalu sekretaris II adalah saya. Perkenalkan nama saya Lailatuz
Zakiyah dari Fakultas Ushuluddin jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.
Saya menjadi sekretaris II itu berdasarkan pemilihan bersama. Berawal
dari tidak mau karena diantara 17 teman saya dan yang tinggal di
pesantren hanya saya. Saya khawatir nanti kurang bisa koordinasi dan
merespon dengan cepat apa yang dibutuhkan oleh teman-teman yang
berhubungan dengan sekretaris karena saya tidak selalu memegang
handphone. Tetapi saya ambil keputusan mau untuk mengemban
tanggung jawab tersebut karena semua teman-teman dalam kelompok
saya siap sedia selalu membantu ketika saya tidak bisa melakukannya.
Terutama teman saya yang sekarang seperti keluarga sendiri yakni Alifa.
Saya sama dia sering sharing baik masalah yang berhubungan dengan
KKN maupun Pribadi.
Mami Astuti adalah Mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora
jurusan Tarjamah. Mami biasa ia dipanggil, tetapi kadang dia juga
dipanggil dengan nama teko karena waktu di kontrakan tempat saya dan
teman-teman tinggal selama KKN, Mishell salah satu anggota kelompok
saya juga membawa teko dan dibadan teko tersebut sama teman-teman
cowok di coret-coret dengan tulisan kata Mami. Kesan pertama ketika
bertemu dengan Mami adalah dia orang yang periang, tegas, pengertian
terhadap suasana hati dan memiliki suara yang paling kenceng dalam
anggota kelompok. Mami adalah bendahara yang mengurusi biaya hidup
kelompok selama kami melaksanakan KKN. Ia membatasi dalam
membeli bahan masak sehari maksimal Rp 70.000 dan itu harus cukup
kalau bisa malah ada sisanya. Meskipun dibatasi dengan harga segitu,
anggota kelompok saya tidak kekurangan uang dan selalu cukup.

156
Abdul Latip merupakan teman yang satu fakultas dan satu jurusan
dengan saya. Dia nomor absennya juga tidak jauh dari saya. Dia sebagai
koordinator divisi acara. Dia seorang yang aktivis dalam berorganisasi
sehingga dia lebih paham bagaimana menyusun acara dan rundown yang
sesuai dengan keadaan kami disana. Dia orangnya cuek tapi gerak cepat
ketika diajak melakukan sesuatu. Dia dalam divisi acara tidak sendirian
tetapi ada dua teman saya yang juga menjadi anggota divisi acara yakni
Uun Unwanah dan Fatma Saskia Putri. Mereka termasuk sat tim yang
selalu kompak dalam mengatur kegiatan kami selama KKN.
Uun Unwanah adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan jurusan Pendidikan IPS. Minggu kedua KKN dia tidak bisa
bergabung dengan saya dan teman-teman KKN karena ia sakit Tipes
selama seminggu dan harus pulang untuk dirawat di rumah sakit. Ia
menjadi anggota divisi acara. Uun adalah orang yang sangat dekat dengan
anak-anak sekitar tempat kami tinggal. Dia orang yang teliti dan tidak
suka menunda pekerjaan.
Anggota divisi acara lainnya adalah Fatma Saskia Putri. Dia
mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam. Ia salah satu teman yang super pendiam. Dia pernah
menyampaikan bahwa diamnya dia itu adalah karena dalam dirina
memiliki motto berpikir sebelum bertindak. Dia tidak banyak omong
tetapi kerja ia terbukti.
Selain divisi acara adalah divisi Humas. Divisi ini yang sering
berkordinasi langsung dengan PPM karena mereka ada grup whatsaap
yang didalamnya membahas apa yang disampaikan PPM dan berkaitan
dengan kegiatan KKN dan dia yang akan menyebarkan ke anggota
kelompok. Divisi humas ada Muhammad Abdul Aziz dan Rais al Hakim.
Mereka berdua memiliki karakter yang bertolak belakang. Aziz orang
yang pendiam dan sedangkan Rais adalah orang yang suka ramai. Tetapi
perbedaan itulah yang menjadi warna dalam kelompok KKN saya. Aziz
adalah mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi jurusan Sistem
Informasi. Dia memiliki keahlian mendisign template power point karena
itu sesuai dengan jurusannya yang berhubungan dengan teknologi.

157
Rais Al Hakim adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
jurusan Akuntansi. Kesan pertama bertemu dengan Rais adalah dia orang
yang tidak suka diam dan selalu senang bikin suasana ramai. Dan itu
terbukti ketika KKN berlangsung. Ia orang yang bertanggung jawab dan
ketika diajak bekerja melakukan sesuatu, ia melihat dulu siapa yang
memerintah karena ia kurang suka ketika diajak tetapi dengan nada
keras. Begitu pula ketika dibangunkan pagi hari.
Divisi selanjutnya adalah divisi konsumsi. Divisi ini terdiri dari
tiga orang yakni Roro Handayani, Mishellia Apriliani dan Nisa Faiziyah.
Roro yang menjadi koordinator divisi ini. Roro dan Mishell memang
sudah tidak diragukan lagi bakat yang ada dalam diri mereka perihal
memasak. Mereka memiliki sifat yang periang dan kalau Mishell adalah
salah satu anggota yang aktif membangunkan Dewo pagi hari untuk
menimba air karena sering sakit perut di pagi hari. Karena kebaikan hati
Dewo, dia selalu berusaha untuk membantunya. Adapun Nisa adalah
mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan
Agama Islam. Dia salah satu teman yang memiliki suara emas. Dia sering
menjadi qori’ ketika dalam kegiatan KKN saya acara dan memang kalau
ada pembacaan ayat suci al-Qur’an.
Devisi lainnya adalah divisi fundrising. Divisi ini ada Siska
Wahyuni dan Iseu Selawati. Siska adalah mahasiswi Fakultas ekonomi
dan Bisnis jurusan Perbankan Syari’ah. Dia orang yang tidak kenal lelah
dan orang yang suka berbagi makanan. Dia rela membeli kipas angin dan
blender demi kenyamanan bersama dan ahli masak juga. Ketika hari raya
Idul Adha, kelompok saya mendapatkan daging banyak dari warga sekitar
dan dari kelurahan. Teman-teman yang lain kurang suka masak daging
tetapi ada Siska yang berani dan mau bertindak untuk mengolah daging
tersebut menjadi hidangan makanan yang sangat melezatkan. Ada yang
dimasak menjadi rendang dan teriyaki. Saya dan teman-teman sangat
menikmatinya.
Iseu Selawati adalah mahasisiwi Fakultas Sains dan Teknologi
jurusan Kimia. Mendengar jurusannya saja itu sangat mengerikan karena
kimia menurut saya termasuk sulit daripada matematika. Meskipun ia
jurusan kimia, memasak merupakan kesukaannya. Masakan Iseu
merupakan salah satu favorit teman-teman kelompok KKN.

158
Divisi selanjutnya adalah Perlengkapan. Divisi ini ada Liandi Rahli
sebagai koordinator dan Dewo sebagai anggotanya. Dalam perihal setiap
divisi, saya tidak memandang mana yang koordinator dan mana yang
anggota karena semuanya sama dan harus saling membantu.
Liandi Rahli adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik jurusan Sosiologi. Saya pertama kali bertemu Liandi ketika setelah
pembekalan KKN di auditorium Harun Nasution dan pertemuan kedua
pada tanggal 22 Agustus ketika akan berangkat KKN ke Bogor. Berawal
dari canggung ketika berkomunikasi dengannya dan berakhir dengan
teman rasa keluarga yang sering bertengkar sesama saudara. Dia orang
yang tidak perhitungan dalam memberikan kenyamanan orang sekitar
seperti halnya dia yang motornya sering dipinjam sama teman-teman dan
itu tidak masalah baginya. Dia orang yang pendiam, suka usil dengan
perbuatan, dan salah satu teman yang sering saya minta bantuan ke dia
untuk menimba air waktu malam-malam. Dalam masalah tanggung
jawab, ia menyelesaikan tepat waktu selama ada yang mengingatkan dia.
Divisi perlengkapan yang satu lagi adalah Gusti Cahyaning Dewo.
Dia adalah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam. Ketika pertemuan pertama dengan anggota
kelompok KKN 59, ia tidak bisa hadir karena ada halangan dan awal saya
bertemu dia ketika survei pada bulan Ramadhan. Dengan suasana yang
panas dan menahan haus dan lapar. Dua kali saya survei bareng sama
Dewo. Survei terakhir menjelang KKN saya juga berangkatnya bersama
Dewo. Dia orang yang periang, selalu perhatian dengan orang sekitar dan
suka memberi nasehat yang terbaik ketika ada yang mempunyai masalah.
Dia bukan orang yang pilih-pilih dalam berteman. Laki-laki dan
perempuan baginya adalah semuanya sama sebgai teman rasa keluarga.
Divisi terakhir dalam kelompok saya adalah Media. Dalam divisi ini
ada Muhammad Ulin Nuha dan Rafa’any Darajatanti Ulya. Mereka
berdua dari Fakultas Syari’ah dan Hukum jurusan Ilmu Hukum. Ulin dan
Rafa panggilan akrab di kelompok saya. Ulin memiliki keahlian
mendesign sesuatu menjadi lebih indah dan kreatif seperti mendesaign
banner, proposal dan video dokumenter serta fotografer (orang ahli
dalam memfoto) di kelompok saya.

159
Dia orang yang rajin bersih-bersih ketika jadwal piketnya tiba yakni
hari jum’at. Ketika di kasih tugas perihal design dia langsung bergerak.
Begitupun dengan Rafa. Dia ahli mendesaign juga dan ia berbagi tugas
dengan Ulin. Kalau Rafa bagian mendesign sertifikat dan Id Card. Dia
orang yang sangat meperhatikan gaya busana dan penampilan. Dia
periang dan suka kebersihan.
Dalam kelompok yang terdiri 18 orang dari fakultas dan jurusan yang
berbeda adalah bukan menjadi penghalang untuk saya dan teman-teman
menjadi satu keluarga yang tidak rela untuk berpisah pada akhirnya. Dari
tidak kenal, tidak saling menyapa, tidak pernah berkomunikasi dan
sekarang menjadi sebaliknya. Berawal dari tidak kenal menjadi sangat
kenal dan paham antara satu teman dengan dengan teman yang lain.
Saling menyapa meskipun lewat media sosial dan selalu berkomunikasi
untuk tetap menyambung kekeluargaan dari ayah dan ibu yang berbeda.
Ketika ada salah satu yang sakit, saya dan teman-teman saling
memperhatikan dengan membelikan bubur ubtuk yang sakit,
membuatkan teh hangat dan membelikan obat karena ketika ada yang
sakit diantara salah satu dari kami, saya merasa ada yang berkurang
ketika melakukan evaluasi di malam harinya dan biasanya kalau makan
atau mencari air itu selalu bersama-sama dan saling menunggu. Semua
indah pada waktunya, berawal dari teman biasa dan sekarang seperti
keluarga yang takut kehilangan dan berpisah.

Paradigma Kehidupan di Kampung Sukamulya


Saya ditempatkan oleh PPM di desa Leuwimekar, Kecamatan
Leuwiliang, Kabupateng Bogor. Sebelum saya resmi melakukan KKN di
desa tersebut, saya dan sebagian teman KKN meminta izin kepada pak
Oding selaku Sekretaris Desa untuk melakukan kegiatan pengabdian di
desa beliau. Pak Oding memberikan tempat yang khusus dan langganan
yang biasanya ditempati buat kegiatan KKN yakni kampung Sukamulya.
Di desa Leuwimekar itu ada 12 RW dan kelompok saya yang dari UIN
Syarif Hidayatullah di beri masukan oleh pak Oding untuk melakukan
kegiatan KKN di desa Leuwimekar RW.01 yang dipimpin oleh pak
Muhibbi dan di RT.01 yang dipimpin oleh pak RT Jaya. Nama lengkap
beliau aslinya Sunjaya dan panggilan akrab warga sekitar dengan sebutan
pak Jaya.

160
Awal saya menginjakkan kaki di kampung Sukamulya kesan yang
saya dapatkan adalah cuaca yang begitu panas karena waktu itu musim
kemarau dan sulit mendapatkan air. Air sumur juga kalau siang pada
keruh airnya. Mayoritas pekerjaan masyarakat kampung Sukamulya
adalah petani tetapi ketika musim kemarau benar-benar sawah pada
kekeringan dan tanahnya pecah-pecah, air bersih sulit didapatkan. Jadi,
masyarakat kampung Sukamulya ketika musim kemarau banyak yang
kerja tidak tetap. Ada yang jadi tukang ojek, servis televisi dan ada yang
tidak bekerja pula.
Dari segi infrastruktur kampung ini memiliki ruas jalan yang
kurang baik karena masih banyak lubang yang dalam dan dapat
membahayakan para pengendara transportasi. Begitu pula dengan
tempat MCK yang sebelumnya sudah dibangun oleh KKN tahun
sebelumnya tetapi tahun ini MCK tersebut tidak berfungsi karena tidak
adanya salauran air yang mengalir kesitu. Sehingga kelompok KKN saya
meminta saran kepada pak Jaya selaku ketua RT kampung stempat atas
tindakan apa yang sebaiknya kita lakukan yang bermanfaat untuk
masyarakat sekitar. Beliau menyarankan untuk memperbaika tempat
penampungan air yang biasa warga mengambil air di tempat tersebut.
Saya dan teman-teman serta dibantu oleh warga sekitar mulai dari bapak-
bapak dan ibu-ibu ikut serta kerja bakti merenovasi tempat
penampungan air tersebut.
Tingkat pendidikan dan perekonomian di kampung Sukamulya
menurut saya kurang baik. Anak di kampung tersebut lebih memilih
untuk bekerja daripada melanjutkan sekolah karena perekonomian orang
tua yang kurang mencukupi. Bagi mereka yang sekolah terkadang
sepulang sekolah mereka juga bekerja. Di kampung Sukamulya ada satu
SD dan satu MI. Dari masing-masing sekolah itu juga jumlah seluruh
siswa tidak sampai mencapai 100 siswa. Dengan adanya program Bimbel
kreatif dan Baca Tulis al-Qur’an yang saya dan teman-teman rencanakan
akan sedikit lebih membantu dan memberi kesempatan belajar lebih di
sore hari yang bertempat di dua lokasi yakni Kampung Sukamulya dan
masjid Nurul Barokah kampung Kandang Sapi.

161
Sedangkan tingkat sosial di lingkungan Sukamulya menurut saya
cukup baik meskipun kesempatan kumpul bersama itu hanya di pagi hari
atau sore hari. Ketika ada kegiatan rutin pengajian bapak-bapak dan ibu-
ibu, masyarakat semangat untuk mengikutinya sesuai jadwal yang telah
disepakati.
Seperti yang telah saya sebutkan di atas kami tidak mampu untuk
memperbaiki semua kekurangan yang ada di kampung Sukamulya, desa
Leuwimekar, namun setidaknya saya dan teman KKN bisa sedikit
memberi inspirasi dan kemampuan terbaik yang bisa kami salurkan
untuk masyarakat kampung Sukamulya. Salah satu hal yang membuat
saya terharu adalah kegigihan seorang ibu yang tinggal di depan
kontrakan saya selama KKN. Beliau bernama bu Alis. Bu Alis memiliki 10
anak dan anak pertamanya berumur 19 tahun dan yang kedua 18 tahun.
Mereka berdua tidak ada yang sekolah tetapi bekerja untuk membantu
memenuhi kebutuhan orang tua dan adek-adeknya. Bu Alis juga bekerja
menjual gorengan dan lontong terkadang juga sayur tetapi sang suami bu
Alis yakni pak Hendar, beliau tidak bekerja. Tetapi dengan keikhlasan
dan kesabaran beliau semua mampu dilewatinya dan saya bersama
teman-teman berusaha membantu beliau baik dalam segi materi maupun
non materi.
Pelajaran yang bisa saya ambil dari paradigma kehidupan
masyarakat di kampung Sukamulya adalah bekerja keras dan terus
berjuang yang disertai dengan bersyukur atas apapun yang kita miliki
sekarang ini.

Segenggam Harapan dari Pengabdian


Untuk kampung Sukamulya saya memiliki harapan agar di masa
yang akan datang masyarakat kampung Sukamulya semakin kompak
dalam mengahadapi kesulitan untuk melaluinya seperti halnya air yang
merupakan sumber utama dalam kehidupan. Semangat belajar buat adek-
adek juga semakin meningkat meskipun perekonomian kurang
mendukungnya dan bagi orang tua juga harus tetap semangat demi
mewujudkan cita-cita sang anak dengan bekerja keras dan berdoa.

162
Selain itu saya juga berharap agar apa yang saya dan teman-teman
lakukan selama satu bulan di kampung Sukamulya memberikan kesan
yang baik, kenangan yang manis dan pastinya bisa bermanfaat untuk
mengembangkan Kampung Sukamulya agar terus menjadi lebih baik dan
lebih diperhatikan oleh pemerintah baik dalam tingkat pendidikan
maupun perekonomian masyarakatnya.

H. LIANDI RAHLI : Waktu dan Batas

Siapakah Aku ?
Perkenalkan nama saya Liandi Rahli, Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Sosiologi semester 6, Fakultas
Ilmu Sosial Ilmu Politik. Pada awal menjadi Mahasiswa di kampus ini
saya sudah banyak mendengar cerita tentang Kuliah Kerja Nyata dari
senior-senior yang sudah melaksanakan kegiatan ini sebelumnya.
Beragam pendapat mereka utarakan mengenai kegiatan ini mulai dari
kegiatan ini sangat mengasikan tapi melelahkan, membosankan, hingga
yang berpendapat bahwa kegiatan ini tidak berguna. Pikiran mulai
bergejolak memikirkan salah satu cerita senior mana yang akan menjadi
pengalaman di masa depan.
Sebelum melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata saya sudah
mendapatkan sedikit pengalaman tentang bagaimana terjun langsung ke
desa di semester empat. Kegiatan tersebut dilaksanakan di desa Legoso
tepatnya di Bandung. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari,
pengalaman tersebut sangat seru dan memberikan banyak pengalaman
dan pembelajaran baru yang akan sangat berguna ketika melaksanakan
kegiatan Kuliah Kerja Nyata kelak.
Alasan mengikuti Kuliah Kerja Nyata tentunya adalah untuk
menyelesaikan salah satu syarat untuk lulus yaitu dengan mengikuti
kegiatan tersebut, Kuliah Kerja Nyata di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik memiliki SKS sebanyak empat.

163
Alasan berikutnya adalah, seperti cerita di atas, sebelumnya saya
sudah pernah mendapatkan pengalaman terjun langsung ke desa
walaupun waktunya sangat singkat dan tidak ada program
pembangunan atau pengembangan untuk desa tersebut, bagi saya itu
sangat seru dan sangat memberikan pembelajaran yang berharga apa lagi
dengan mengikuti Kuliah Kerja Nyata yang waktunya sangat panjang dan
bertemu dengan orang-orang baru yang belum kenal sebelumnya,
menurut saya itu adalah sebuah tantangan yang sangat seru. Alasan
berikutnya adalah menurut saya Kuliah Kerja Nyata adalah kegiatan
pengembangan atau pembangunan desa yang dilakukan sembari berlibur
setelah satu semester melakukan kegiatan belajar di kampus saya
membutuhkan sebuah suasana baru dan aktivitas baru. Alasan yang
terakhir adalah saya telah mempelajari sedikit ilmu tentang usaha atau
berbisnis yang mungkin akan berguna untuk warga desa disana sebagai
kompetensi mereka.
Tujuan mengikuti Kuliah Kerja Nyata, pada awalnya saya
memberitahukan bahwa ada kegiatan Kuliah Kerja Nyata kepada orang
tua yang akan dilakukan selama satu bulan di sebuah desa yang lokasi dan
kelompoknya akan ditentukan oleh pihak kampus, kemudian orang tua
saya bertanya apakah tujuan mengenai Kuliah Kerja Nyata Tersebut ?,
saya pun menjawab bahwa tujuan Kuliah Kerja Nyata adalah untuk
melakukan pengembangan atau pembangunan desa bisa dalam bentuk
fisik maupun informasi yang kurang dari desa tersebut, contohnya
mungkin jika warga desa tersebut kurang mengerti bagaimana cara
membangun usaha yang benar, kita akan memberikan informasi
tambahan yang dibutuhkan di warga desa tersebut. Dalam bentuk fisik
mungkin seperti memperbaiki fasilitas umum yang kurang memadai
disana. Tujuan pribadi saya sendiri mungkin tidak berbeda jauh dari
jawaban yang saya berikan kepada orang tua saya, yaitu memberikan
sedikit pengetahuan yang saya telah pelajari kepada warga desa disana
supaya menjadi manusia yang berguna bagi yang lainya.

164
Cara pandang mengenai Kuliah Kerja Nyata sebelum dan sesudah
kegiatan tersebut dilakukan. Sebelum melakukan kegiatan tersebut saya
mengira bahwa Kuliah Kerja Nyata adalah kegiatan yang membosankan
dan hanya terpaku kepada program pembangunan desa, namun setelah
kegiatan tersebut usai Kuliah Kerja Nyata tidak hanya terpaku kepada
program pembangunan desa, tetapi bagaimana kita bersosialisasi kepada
warga, bagaimana kita bisa membuat warga sekitar nyaman atau
menerima kita dengan baik sehingga mereka dapat membantu proses
Kuliah Kerja Nyata, karena tanpa dukungan warga sekitar maka program
tidak akan bisa berjalan, lalu setelah Kuliah Kerja Nyata terjalinlah suatu
ikatan dengan warga desa yang akan menjadi suatu yang sangat berkesan
untuk kita.

Drestanta
Ketika pembagian kelompok Kuliah Kerja Nyata telah diseberkan
saya mendapatkan kelompok 059, lalu berkumpulah kami di suatu media
sosial, mulai saling berkenalan dan membahas mengenai jadwal
pertemuan pertama yang akan dilakukan untuk membahas hal- hal yang
akan dipersiapkan sebelum melaksanakan Kuliah Kerja Nyata, seperti
pembentukan struktur anggota, pembuatan proposal, jadwal untuk
melakukan survey tempat, dan sebagainya. Kemudian terbentuklah nama
kelompok yaitu Drestanta 059, dalam bahasa Sansekerta Drestanta
memiliki arti teladan. Kelompok Drestanta 059 memndapatkan lokasi
Kuliah Kerja Nyata yang bertempat di Kampung Suka Mulya, Desa
Leuwimekar, Kecamatan Leuwliang, Kabupaten Bogor. Drestanta 059
awal mulanya terdiri dari 19 kelompok, namun salah satu anggota
kelompok tidak jadi melukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata regular dan
memilih Kuliah Kerja Nyata Internasional sehingga kelompok berjumlah
18 orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 11 perempuan. Anggota kelompok
Drestanta 059 yaitu ada Hafiz sebagai Ketua, Alifa dan Zakiya sebagai
Sekertaris, Mami sebagai Bendahara, Latif,Fatma dan Uun Sebagai divisi
Acara, Rais dan Azis sebagai divisi Humas, Ulin dan Rafa sebagai divisi
Media, Saya dan Dewo sebagai divis Perlengkapan dan yang terakhir
Mishel, Iseu, Roro dan NIsa sebagai divisi Konsumsi.

165
Hari keberangkatan pun tiba pada tanggal Senin 22 Juli 2019, kami
membagi jadwal keberangkatan menjadi dua bagian yaitu siang dan sore,
karena banyaknya barang yang akan dibawa dan ada beberapa anggota
kelompok yang mempunyai urusan sehingga tidak bisa berangkat di
siang hari. Setelah sampai disana saya dan anggota kelompok lainya
melaksanakan kegiatan perkenalan masing-masing anggota agar lebih
mengenal satu sama lain karena menyatukan banyaknya anggota yang
memiliki sifat dan latar belakang yang berbeda adalah hal yang tidak
mudah jika belum mengenal orang lain saya adalah orang yang dikira orang
lain pendiam tapi pada aslinya saya adalah orang yang banyak bicara, oleh
karena itu pada awalnya saya takut bahwa anggota kelmpok lainya tidak
bisa akrab dengan saya.
Di rumah tempat tinggal Kuliah Kerja Nyata Drestanta 059
terdapat dua kamar yang diisi oleh perempuan, dan satu musholah
dibagian depan rumah yang menjadi tempat tidur laki-laki, namun
karena kapasitas musholah yang kecil ada beberapa orang yang tidur di
teras rumah yaitu Saya, Rais dan Ulin. Rais dan Ulin adalah anggota
kelompok yang menjadi teman akrab pertama saya, karena menurut saya
mereka sangat nyambung ketika berbincang mengenai apapun, kami pun
memainkan permainan di posnsel yang sama, mungkin alasan terkuat
kami bisa akrab adalah karena kami bertiga tidur diluar. Di hari kedua
saya dan anggota kelompok lainya mengadakan pengajian di rumah
sekaligus memperkenalkan diri kepada warga sekitar dan meminta izin
dan bantuan selama satu bulan kedepan agar tidak terjadi
kesalahpahaman.
Di malam kedua setelah kelompok kami menyelesaikan pengajian
dengan warga sekitar, saya dan Rais mendapatkan tugas untuk
membelikan pulsa listrik karena sudah pulsa listrik dirumah kami sudah
tinggal sedikit. Setelah kami kembali dari membeli pulsa listrik, terjadi
kehebohan dirumah yaitu beberapa anggota kelompok 059 mendapatkan
gangguan dari mahluk halus, beruntungnya ada Ustad yang masih berada
disana setelah pengajian selesai.

166
Setelah menunggu sekitar 45 menit akhirnya mereka pun tersadar
dan langsung beristirahat dikamar masing-masing. Setelah kejadian
tersebut anggota kelompok perempuan menjadi sangat ketakutan hingga
tidak bisa tidur, akhirnya tebentuklah tim begadang yang beranggotakan
tiga orang yaitu Saya, Rais dan Ulin yang tidur di teras, dengan alasan
agar perempuan kelompok kami tidak terlalu takut sembari menjaga
motor yang berada diluar agar aman karena tidak adanya pagar dirumah.
Di malam itu kami memutuskan untuk bermain kartu supaya tidak
mengantuk. Di tengah-tengah permainan saya mendapati pesan dari salah
satu teman anggota perempuan yaitu dari Alifa, ia merupakan seseorang
yang baik, rajin dan orang yang sangat ekspresif dan merupakan orang
yang selanjutnya akrab dengan saya. Ia menanyakan apakah kami sudah
tidur atau belum karena ia tidak bisa tidur jika tidak mendegar suara
orang lain karena takut, menurut saya itu adalah hal yang wajar disituasi
yang menyeramkan seperti itu. Ia sempat mencetuskan ide konyol untuk
melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata secara pulang pergi atau tidak
menginap, namun dibalik sifatnya yang penakut ia mencoba untuk
menjadi sosok yang pemberani disetiap kejadian yang terjadi dirumah.
Dimalam berikutnya kami melakukan rapat untuk persiapan program
kami selanjutnya. Di rapat kali ini saya mendapat bahwa ada sosok yang
sangat membuat saya tertawa terbahak-bahak yaitu adalah Zakiya.
Zakiya dapat membuat saya tertawa terbahak-bahak karena ia
mempunya logat jawa yang sangat kental dan ketawa yang memiliki
lengkingan tinggi diakhir tawanya karena gemas terkadang saya sangat
sering menjahilinya, dan ia pun tidak pernah marah. Di rapat yang
seserius itu Saya, Rais, Ulin dan Alifa tertawa setiap ia berbicara apapun,
sehingga tanpa disadari kami menjadi teman yang akrab satu sama lain.
Dihari selasa minggu kedua gangguan mahluk halus itu kembali terjadi,
yang lebih parah gangguan itu terjadi pada saat kami melakukan rapat
evaluasi kegiatan, saya dan Rais bergegas memanggil Ustad yang
bermukim tidak jauh dari lokasi rumah kami . Setelah itu anggota
kelompok lainya yang dipimpin oleh Ulin memutuskan untuk membawa
salah satu anggota kami ke RSUD terdekat karena melihat kondisi teman
kami yang sudah lemas, dan setelah itu semua baik-baik saja.

167
Kelompok saya selalu makan bersama dengan menggunakan kertas
nasi yang digelar panjang. Disitu ada cerita unik dari salah satu anggota
saya,yaitu adalah Ketua kelompok 059, Hafiz. Setiap makan Hafiz selalu
makan terlambat karena menunggu sendok yang sedang dipakai anggota
kelompok lainya dan menunggu mendapatkan sendok terlebih dahulu
lalu ia akan makan dan selalu hampir seperti itu ketika makan bersama,
alasanya adalah kondisi air yang susah maka dari itu ia malas untuk
mencuci tangan. Hafiz adalah seorang yang sangat penyabar dan tidak
tegaan, alasan ia makan belakangan menurut saya adalah untuk
membiarkan anggota yang lainya menggunakan sendok terlebih dahulu
sebelum ia menggunakanya. Per hari kelompok 059 dijatah untuk makan
sekitar lima puluh ribu untuk makan tiga kali dari Bendahara kelompok
yang bernama Mami, maka dari itu saya dan anggota kelompok lainya
sering meledeknya pelit walaupun kami hanya bercanda mengutarakan
ledekan tersebut. Mami adalah seorang yang menurut saya sangat berisik
dan sering menganggu tidur tim bedagang contohnya seperti melakukan
senam di tempat tidur saya, tapi dibalik itu ia merupakan sosok yang
banyak memberikan saran bagi kelompok dan dibalik kepelitanya ia
mempunyai hitungan perbendaharaan yang baik.
Di desa tempat saya melakukan Kuliah Kerja Nyata sedang terjadi
kekeringan dikarenakan musim kemarau berkepanjangan oleh karena itu
tidak berfungsinya keran yang ada dirumah, beruntungnya saya dan
anggota kelompok lainya karena adanya sumur yang terletak persis di
sebelah rumah kami. Walaupun ada sumur tersebut, sumur itu air nya
terbatas dan hanya ada banyak air ketika di pagi hari, jika sudah
memasuki siang dan malam hari air yang ditarik dari sumur tersebut akan
sedikit dan keruh. Kekeringan tersebut menyebabkan kami menyepakati
bahwa hanya boleh mandi satu hari sekali dirumah, jika ingin mandi lebih
dari satu kali maka harus mandi diluar rumah.
Saya dan anggota kelompok laki-laki sering sekali diminta bantuan
untuk menimbakan air untuk anggota kelompok perempuan karena
mereka takut untuk menimba. Saya dan anggota kelompok laki-lakinya
mau tidak mau menimbakan mereka karena tidak tega dan saya sendiri
merasa harus bertanggung jawab untuk membantu dan membuat mereka
nyaman tinggal disini.

168
Saya, Rais dan Ulin hampir setiap maghrib selalu berbonceng tiga
untuk mandi di Masjid atau pom bensin yang cukup jauh dari rumah
kami untuk mandi, kami berbonceng tiga karena menghemat kendaraan
karena keterabatasan kendaraan kelompok kami sehingga anggota
kelompok yang lain bisa memakai kendaraan untuk keperluan mandi dan
yang lainya. Dimusim kekeringan seperti ini, beruntungnya desa
mempunyai program bantuan air satu minggu sekali yang dikirimkan
dengan mobil tangka air. Setiap mobil bantuan datang saya dan anggota
kelompok lainya berkerja sama mengisi ember dan memindahkanya ke
bak yang ada didalam kamar mandi dan kami menyepakati bahwa air
yang ada di bak mandi dikhususkan untuk buang air, cuci muka dan
wudhu, dilarang untuk menggunakanya mandi. Jika berbicara tentang air
saya teringat dengan salah satu anggota kelompok saya yang bernama
Azis yang dijuluki manusia air karena ia yang selalu bersedia mengisi
galon dalam kondisi apapun, walaupun ia seorang yang pendiam namun
ia adalah orang yang pekerja keras.
Di hari selasa malam minggu ke tiga, gangguan terjadi kembali,
yang lebih parah gangguan tersebut terjadi pada tengah malam tepatnya
jam setengah 2 malam yang menyebabkan kami tidak dapat memanggil
Ustad untuk datang kerumah karena alasan waktu yang tidak tepat
karena pasti ia sedang beristirahat dirumah. Cerita dimulai ketiga tim
begadang yaitu Saya, Rais dan Ulin baru ingin tidur, Mami, Rafa dan
Mishel keluar untuk melaporkan bahwa salah satu anggota kami kembali
mendapatkan gangguan, dan kami pun membangunkan anggota
kelompok yang lainya. Dengan segala cara kami upayakan agar gangguan
tersebut dapat hilang. Akhirnya saya dan anggota kelompok lainya
kembali untuk tidur, namun tidak sampai lima menit Mami, Rafa dan
Mishel meloncat dari pintu dalam dan berteriak histeris, dan saking
ketakutanya Mishel sampai lupa mengenakan kerudung. Setelah itu kami
kembali lagi untuk mengatasi gangguan tersebut dan percobaan kedua
ini berhasil namun anggota kelompok perempuan tidak dapat tidur
kembali karena ketakutan.

169
Rafa adalah seorang yang cukup galak atau tegas namun dibalik itu
semua pendapatnya atau masukanya untuk kelompok saya dapat terima
karena hampir semua pendapatnya menurut saya sepemikiran dengan
saya. Mishel ia merupakan orang yang baik dan memiliki ketawa yang
akan membuat orang lain ikut tertawa, ia memiliki jadwal pagi untuk
kekamar mandi karena selalu sakit perut.
Dalam Kuliah Kerja Nyata ini saya mendapatkan bagian sebagai
divisi perlengkapan bersama Dewo. Dewo adalah seorang yang sangat
rajin dan humoris, banyak pekerjaan divisi perlengkapan yang ia kerjakan
tanpa bantuan saya dan sayapun sangat berterimakasih kepadanaya.
Hobi saya adalah foto, saya membantu divisi media yaitu Ulin dan Rafa
untuk mengambil foto kegiatan guna dokumentasi maupun sebagai
kenangan kelak.
Menyatukan 18 pikiran yang berbeda pasti tidak mungkin untuk
menghindari yang namanya konflik, apa lagi saya dan anggota kelompok
lainya baru mengenal satu sama lain jadi mungkin sifat-sifat yang kurang
dari diri masing-masing anggota akan menjadi hal yang mengejutkan bagi
masing-masing anggota kelompok lainya. Konflik yang pertama ketika
program Kuliah Kerja Nyata dilaksakan mungkin ada anggota kelompok
yang merasa dirinya sudah mengerjakan lebih banyak program sehingga
ketika mengerjakan program lainya ia mengerjakan dengan setengah hati
dan membuat suasana kelompok menjadi panas padahal semua anggota
telah mendapatkan takaran pekerjaan yang menurut saya sama walaupun
mungkin perkerjaanya diluar dari program, contohnya seperti beres-
beres rumah dan sebagainya.
Konflik berikutnya, saya dan anggota kelompok lainya butuh
hiburan yaitu jalan-jalan ke suatu tempat guna untuk menjernihkan
pikiran, namun divisi acara telah memberitahukan bahwa padatnya
jadwal menyebabkan sulitnya untuk merealisasikan rencana saya dan
anggota lainya untuk pergi jalan-jalan sehingga terjadinya gesekan dalam
kelompok. Akhirnya divisi acara yang terdiri dari Latif, Fatma dan Uun
memberikan sedikit kelonggaran terhadap acara tetapi dengan syarat
pulang tepat waktu. Latif merupakan orang yang pekerja keras walaupun
jorok, Fatma ia merupakan orang yang pendiam namun sangat gesit dalam
hal pekerjaan dan Uun adalah seorang yang memiliki banyak ide
walaupun terkadang ia terlalu polos dalam menanggapi sesuatu.

170
Konflik berikutnya adalah mengenai jadwal pulang. Semua anggota
kelompok mendapatkan kesempatan pulang yaitu satu hari, terkadang
ada anggota yang merasa tidak terima ketika jadwal pulang anggota
tersebut ketika hari besar seperti Idul Adha dan hari kemerdekaan
Indonesia, dan mungkin ada juga yang merasa ingin pulang namun karena
lokasi rumah yang sangat jauh dari tempat Kuliah Kerja Nyata mereka
tidak dapat pulang dan sedih. Setelah berdiskusi dengan cukup lama
akhirnya masalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Konflik yang
terakhir terkadang saya dan kelompok lainya mempermasalahkan
penggunaan air yang terlalu boros, berawal dari hal yang disepakati
penggunaan air yang ada di bak mandi dilarang untuk mandi, lalu
digunakan mandi oleh salah satu anggota kelompok, masalah ini dapat
diselesaikan dengan pemberian teguran kepadanya. Di balik semua
konflik tersebut saya merasa sangat bersyukur mendapatkan kelompok
yang sangat penyabar, dan disetiap konflik tersebut saya dan tim
begadang selalu mencoba untuk mencarikan suasana dengan mencoba
untuk melawak walaupun terkadang tidak lucu.
Pelajaran yang dapat dipetik dari Kelompok Drestanta 059 setelah
melakukan Kuliah Kerja Nyata adalah, bagaimana saya dan anggota
kelompok lainya harus menjaga satu sama lain karena mungkin lokasi
yang banyak berbau mistis, tidur diluar demi menjaga dan membuat
anggota kelompok yang lain nyaman, makan apapun yang ada tidak boleh
pilih-pilih, membantu menimba air dan bekerja sama mengangkut air,
hidup mandiri membuang semua keegoisan diri dimulai dari penggunaan
air yang harus memikirkan anggota yang lain, mencoba membantu dalam
suasana hati dan badan yang kurang enak, melakukan yang terbaik, dan
yang paling penting kelompok ini mengajarkan saya untuk menjadi
dewasa karena hal-hal tersebut melatih saya untuk menjadi pribadi yang
penyabar dan siap dalam kondisi apapun, kelompok ini bagi saya adalah
kelompok yang sangat seru,sangat berkesan, akan menjadi kenangan
yang sangat indah dan berguna bagi saya kelak.

171
Leuwimekar dan Kehangatannya
Kelompok Drestanta 059 tinggal di desa Leuwimekarr tepatnya di
kampung Suka Mulya RT 01 RW 01, kondisi lingkungan disini menurut
saya cukup nyaman, namun karena musim kemarau yang panjang disiang
hari terasa sangat panas dan gersang, dan ketika dimalam hari sangat
dingin, itu merupakan salah satu alasan saya dan anggota kelompok
lainya terkadang terserang berbagai penyakit. Lokasi rumah. Masyarakat
didesa ini sangat baik karena menyambut saya dan anggota lainya dengan
hangat dan senang hati dalam membantu setiap program kami terkhusus
untuk Bapak Sunjaya sebagai Ketua RT 01, dan Bapak Mahfud Ketua RT
02 yang selalu melibatkan dan mengajak warga sekitar untuk membantu
setiap proses program kami. Dari segi keaagaman di desa ini cukup baik
karena masih banyaknya pengajian-pengajian Ibu-ibu ,Bapak-bapak
hampir disetiap malam, dan anak-anak di sore hari, namun yang
kurangnya antusias warga di desa ini untuk meramaikan masjid setiap
shalat. Di desa Leuwimekar setelah Shalat jumat berakhir langsung
dilaksakan Shalat Zuhur dengan alasan takut jika kurangnya jamaah dari
40 orang.
Saya dan anggota kelompok lainya memiliki tetangga yang bernama
Ibu alis. Ibu Alis adalah seorang yang sangat baik, ia selalu membantu
kami dalam melakukan apapun. Setiap paginya ia selalu menimbakan air
untuk kami, dan menyapu halaman rumah kami yang sangat berantakan.
Terkadang ibu Alis mencuci peralatan masak dan makan yang belum di
cuci secara diam-diam. Setiap ada air bantuan datang ia selalu
mementingkan saya dan anggota kelompok lainya untuk mendapatkan
air terlebih dahulu agar tidak kehabisan sampai-sampai meminjamkan
embernya yang cukup besar. Ibu Alis mempunyai empat orang anak yang
paling besar bernama nayla yang berusia sekitar 10 tahun. Saya sangat
salut dengan Nayla karena dia selalu membantu Ibunya untuk merawat
adik-adiknya dan membantu perkerjaan Ibu Alis. Saya pernah bertanya
kepada Ibu Alis, kenapa ia sangat ikhlas membantu kami dan jawabanya
membuat adalah "Ibu melakukan ini ngebayangin anak-anak ibu yang
masih kecil nanti ngelakuin hal kaya yang kalian lakuin, hidup jauh dari
orang tua dan harus mandiri. Semoga aja nanti anak Ibu kalo udah gede
ketemu sama orang-orang baik dan dibantu dalam kondisi apapun".
Mendengar jawabanya saya hampir meneteskan air mata.

172
Saya dan anggota kelompok lainnya hampir setiap hari mandi
dirumah Pak Mahfud, Ketua RT 02 dan Istrinya yang bernama Ibu
Mamah, berada di kampung Kandang Sapi berjarak sekitar 150 meter dari
rumah. Suatu ketika saya bertanya kepada Ibu Mamah, saya memanggil
Ibu mamah dengan panggilan Umi, "Umi kalo dipake mandi kita terus
nanti airnya abis gimana ?" Jawaban dari umi adalah "Ya namanya kita
membantu dengan ikhlas pasti Allah akan memberikan balasan untuk
kita Insya Allah, buktinya kalian mandi disini terus-terusan tapi air
dirumah Umi ada terus, malah kayanya rumah Umi doang yang ada air,
kalo ikhlas Insya Allah ada aja jalanya”. Jawaban tersebut membuat saya
sangat salut dengan Umi. Selain itu Umi juga sering memasakan makanan
kepada kami dan mengajak untuk makan bersama.
Di waktu lainnya saya berbincang dengan Bapak Mahfud dan
sampailah kepada pertanyaan saya " Pak kalo saya udah selesai KKN
disini kedepanya harapan bapak apasih untuk saya?" Dan jawabanya
adalah " Ya kamu harus mengejar cita-cita kamu setinggi-tingginya tetapi
gaboleh sombong, harus ingat dengan ilmu padi. Lalu kamu gaboleh lupa
sama desa ini, sekali kali kamu mainlah kesini, mungkin kamu sama yang
lainya pernah bilang di awal rasanya lama banget ya KKN, tetapi lama
kelamaan waktu jadi terasa cepat ya karena hati kamu telah bersatu
dengan warga desa disini, waktu boleh memisahkan kita tetapi tidak
boleh membatasi kita untuk selalu menjalin ikatan.
Setelah Kuliah Kerja Nyata selesai saya mendapat kan banyak sekali
pembelajaran, mungkin cerita saya diatas adalah sedikit contoh dari
banyaknya kisah yang menjadi inspirasi saya. Pelajaran yang saya
dapatkan adalah untuk selalu berusaha meringankan beban orang lain
dalam kondisi apapun, Ikhlas dalam memberikan apapun, jangan pernah
sombong dalam hal apapun, dan yang terpenting adalah kita harus
mempertahankan ikatan atau silaturahmi yang telah dibangun
walaupun waktu menjadi pemisah bukan berarti menjadi batas ikatan
tersebut.

173
Doa dan Mimpi
Jika saya merupakan bagian penduduk Desa Leuwimekar untuk
saat ini mungkin saya belum bisa melakukan banyak hal, mungkin dari
yang paling kecil saya memberikan informasi yang telah saya pelajari
dijenjang perkuliahan yang mungkin akan perguna bagi warga desa. Saya
akan belajar dengan giat dan jika sudah sukses akan berusaha membantu
desa ini untuk maju. Hal yang sudah saya dan anggota lainya lakukan
disini mungkin hanya sedikit membantu mulai dari pemberian informasi
tambahan kepada warga desa dan pembangunan ataupun perbaikan
fasilitas umum yang saya dan anggota lainya dapat berguna untuk warga.
Saya sangat bangga pernah menjadi bagian dari desa Leuwimekar dan
saya dan anggota lainya selalu berdoa agar desa tersebut untuk selalu
berkembang dan bahagia karena orang-orang didalamnya merupakan
orang-orang yang luar biasa baik dan ikhlas.
“Waktu diciptakan sebagai batas membelah sesuatu yang lain. Walaupun
waktu bisa memisahkan kita namun jangan sampai waktu memutus ikatan hati yang
telah dibangun.”

I. MAMI ASTUTI : Bukan Tentang Sengsara

Awal dari Sebuah Perjuangan


Namaku Mami Astuti, yaaa memang terdengar unik namanya dan
bagi orang yang pertama kenal pasti menyebut namaku dengan sebutan
‘Mamih’ tapi kenapa aku diberi nama Mami karena kata ‘Mami’ itu
mempunyai makna selalu sehat, selalu beruntung dan sukses itu harapan
kakekku memberiku nama ‘Mami’. Sejak lulus SD aku sudah hidup
diperantauan, merasakan bagaimana rasanya jauh dari orang tua,
bagaimana belajar hidup mandiri, belajar bersosialisasi dan memahami
karakter orang-orang baru bahkan belajar mengatasi masalah sendiri.
Setelah lulus SMA aku melanjutkan studi di UIN Syarif Hidayatullah.
Sebelum kuliah sudah sering mendengar kata KKN (Kuliah kerja Nyata)
dan KKN ini merupakan pengabdian kepada masyarakat yang kegiatanya
dilakukan secara berkelompok.

174
Ketika semester 1 aku belum banyak bertanya terkait KKN karena
aku pikir masih terlalu jauh untuk dilalui setelah semester 6 aku mulai
banyak bertanya pada kakak-kakak tingkatku seputar KKN. Ada yang
memberitahu bahwa KKN itu menyenangkan ada juga yang bilang KKN
itu ajang cari jodoh wkwkw ada juga yang bilang KKN itu membosankan.
Nah, dari berbagai informasi itu aku berharap nanti KKN-ku
menyenangkan dan tidak membosankan.
Pada tanggal 15 April 2019 pembagian kelompok dan penetapan
lokasi KKN, aku sangat berharap mendapat kelompok KKN yang seru,
kompak, bisa diajak kerja sama dan mendapat lokasi yang tidak terlalu
jauh dari peradaban (pelosok). Setelah menerima data pembagian
kelompok dan lokasi aku masuk kelompok 059 yang lokasi KKN nya
di daerah Leuwimekar Bogor, setelah melihat daftar nama-nama
kelompok ternyata aku sekelompok dengan 4 orang teman asramaku
dulu, aku sempat berpikir ”enak dong satu kelompok KKN sama temen lama”
tapi kadang berpikir “yahh ga enak kalo udah ada yang kenal ga nambah banyak
temen baru” tapi itu semua hanya sekilas terlintas dibenakku saja. Setelah
terbentuk grup Whatsapp kelompok KKN kami langsung menentukan
tanggal untuk rapat perdana.
Di sore hari kami berkumpul di Auditorium untuk pertama kalinya,
kami berkenalan satu sama lain dilanjut dengan pembagian divisi
kelompok dan menentukan jadwal untuk survei lokasi KKN yang
pertama. Seperti biasanya pada pertemuan pertama diantara kami masih
canggung dan tidak menunjukan sifat dan sikap pribadi masing-masing.
Ketika itu aku mencoba mengamati sikap dan kepribadian teman-teman
baruku karena mereka yang akan menjadi teman hidup dan partner kerja
selama sebulan penuh. tapi pengamatan pertama itu belum tentu sesuai
ekspetasi. Waktu itu kami berkumpul kurang lebih mulai dari pukul
16.00-18.00 WIB. Hasil dari pertemuan pertama kami yaitu terbentuknya
sebuah struktur kepanitiaan kelompok KKN 059 mulai dari ketua,
sekretaris, bendahara, dan divisi lainya seperti divisi acara, konsumsi,
media, perlengkapan dan humas. Setelah itu kami koordinasi kelompok
dan individu melalui via whatsapp.

175
Walau kegiatan KKN hanya berlangsung selama satu bulan tapi
membutuhkan persiapan yang matang dari mulai pemberangkatan
sampai waktu pulang. Saat itu kami mempunyai waktu kurang lebih 2
bulan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan selama
KKN. Walaupun setiap kali rapat selalu tidak fullteam dikarenakan
kesibukan dan kegiatan kami yang berbeda-beda.
Hari-hari terus berlalu, survei pertama, kedua, dan ketiga telah
kami lalui, dari mulai survei pertama kami datang ke desa Leuwimekar
kecamatan Leuwiliang kami langsung menemui kepala desa untuk
meminta izin melaksanakan kegiatan KKN di desa tersebut.
Alhamdulillah kami disambut dengan baik dan mendapat respon yang
baik pula, kami langsung diarahkan untuk melaksanakan kegiatan KKN
di Kp. Sukamulya dan kami langsung menemui pa RT Sukamulya yang
bernama pak Sunjaya beliau akrab disapa pak Jaya, beliau juga
menyambut kami dengan baik dan sangat berkenan sekali kami
melaksanakan kegiatan KKN di kampung beliau karena memang setiap
tahunnya di kampung Sukamulya selalu ada kegiatan KKN dari berbagai
kampus.
Pada survei kedua dan ketiga kami kami terus mencari informasi
tentang kampung Sukamulya meliputi data kependudukan, kondisi desa
serta adat istiadat yang ada dikampung tersebut untuk menyesuaikan
program kerja yang akan kami laksanakan nanti. Tak terasa waktu
pemberangkatan KKN semakin dekat saat itu sempat terbesit dalam
benak “gamau berangkat KKN” karena belum siap untuk tinggal bersama
dengan orang-orang yang baru dikenal, walau kami sudah sering
bertemu dirapat sebelum KKN tapi kami belum sepenuhnya mengenal
karakter dan kepribadian satu sama lain lebih dalam. Karena dalam
sebuah pengabdian tidak cukup hanya dengan berbagai program kerja
yang bagus yang akan kita terapkan di masyarakat akan tetapi juga
membutuhkan partner yang sejalan dan bisa diajak bekerja sama. Walau
pada kenyataannya dalam satu kelompok dengan jumlah orang yang
banyak dan mempunyai karakter yang berbeda-beda pasti ada kendala.
Seperti berbeda pendapat, ada yang terlalu rajin ada pula yang sebaliknya,
tapi itu merupakan hal yang biasa dalam sebuah kelompok. Dan itu sudah
sering aku alami dalam dunia organisasi. Tapi kalau masalah tempat
tinggal alhamdulillah kami mendapat tempat tinggal yang layak.

176
Hari terus berlalu tak terasa waktu pemberangkatan pun tiba. Pada
tanggal 22 Juli setelah pelepasan KKN kami langsung berangkat menuju
lokasi KKN. Waktu perjalanan kami kurang lebih sekitar 2 jam. Setelah
tiba dilokasi kami langsung merapikan barang-barang dan merapikan
rumah. Dihari pertama kami tinggal disana Kami fokus mempersiapkan
untuk kegiatan pembukaan esok hari.
Berbicara soal pengabdian memang terdengar berat apalagi
hubungannya dengan masyarakat, kita harus menjaga sikap dan perilaku
dan pandai-pandai menempatkan diri. Tapi apabila kita menjalaninya
dengan hati yang ikhlas tulus insyaAllah semua terasa ringan. Tantangan
terberat atau hal yang paling ditakuti saat KKN yaitu takut dilokasi yang
sedang ditempati mengalami kesulitan air walaupun pada saat survei
KKN rumah yang kita sewa itu memang banyak air, tapi realitnya selama
sebulan kami diuji dengan kesulitan air, sumber mata air dirumah yang
kami tempati ternyata berhenti. Selama sebulan kami berkelana mencari
air untuk membersihkan badan dan lain-lain.
Di minggu pertama sempat mengeluh “kira-kira sangggup ga ya hidup
sebulan selalu keliling cari air buat mandi” rasanya aku tidak sanggup. Setiap
harinya kami hanya mandi satu hari sekali karena mencari air itu
membutuhkan waktu yang lama selain jaraknya yang jauh juga
kendaraan dikelompok kami yang terbatas. Tapi alhamdulillah kendala
air ini tidak mengganggu kami dalam menjalankan program kerja.
Minggu kedua dan seterusnya kami mulai terbiasa hidup kesulitan air,
sampai-sampai apabila waktu sudah larut malam air mineral pun kami
pakai untuk buang air kecil, sikat gigi sebelum tidur dan mencuci muka.
Ini merupakan pengalaman hidup yang sangat berharga karena langka
dan hanya ada dan bisa Terjadi di KKN.

Bersyukur dan Berjuang dalam Pengabdian


Sore itu, dikala matahari masih sangat cerah menyinari bumi kami
Kelompok KKN 059 mengadakan pertemuan yang pertama yang
bertempat diauditorium Harun nasution, untuk pembagian divisi dan
menentukan jadwal perdana survei. Saat itu tidak banyak yang kami
perbincangkan karena masing-masing diantara kita masih banyak yang
menutup diri bahkan masih ada rasa canggung satu sama lain.

177
Apalagi saat penentuan ketua kelompok itu melewati perdebatan-
perdebatan yang cukup lama yang akhirnya pada pukul 18.00 WIB kami
telah selesai melaksanakan rapat perdana dan mendapatkan hasil yang
cukup memuaskan.
Hasil rapat perdana itu meliputi struktur bagian dalam kelompok,
sudah mendapat hari dan tanggal yang tepat untuk melakukan survei
pertama. Kelompok kami terdiri dari 19 orang tapi ternyata 1 orang masuk
KKN kebangsaan jadi tersisa 18 orang terdiri dari 7 laki-laki dan 11
perempuan. Setelah melewati perdebatan panjang kami sepakat memberi
nama kelompok kami “DRESTANTA” yang maknanya teladan, dengan
nama ini kami berharap kami mampu menjadi teladan yang baik dan
menularkan nilai-nilai yang positif di Masyarakat setempat.
Sejak awal pembagian kelompok aku hanya bisa menelaah mereka
lewat urutan daftar nama saja, dan aku mempunyai opini “apakah aku
bakal nyambung ngobrol sama mereka, apa nanti temen-temen KKN-ku bisa
menerima kekuranganku”. Sebelum bertemu langsung sering kali terbesit
dalam benak opini-opini tentang mereka. Namun setelah pertemuan
pertama kita mengadakan rapat diaudit aku mulai menelaah teman-
temanku secara langsung karena seiring berjalannya rapat aku
memperhatikan karakter, gaya bicara, dan pembawaan bahasa teman-
temanku. Walau terkadang kesan di saat pertama bertemu itu akan
berbeda ketika nanti sudah saling kenal lama. Ada yang memang
orangnya sudah terbuka sejak awal bertemu ada pula yang masih malu-
malu ada yang pendiam padahal aslinya tidak, karena pada pertemuan
pertama, kami tidak banyak membahas tentang Kepribadian kami
masing-masing melainkan hanya membahas tugas kelompok secara
umum.
Siang hari setelah solat jumat kami mengadakan pertemuan yang
kedua, kami berkumpul di auditorium untuk membahas rencana
program kerja, penentuan hari untuk survei kedua dan mengadakan sesi
perkenalan lebih jauh, didalamnya kami bukan hanya menyebutkan
nama dan jurusan saja melainkan kepada kebiasaan dan kesibukan
sehari-hari, menyebutkan kelebihan dan kekurangan masing-masing,
dan saling memberitahu sesuatu yang disukai dan tidak sukai.

178
Tak terasa waktu sore pun tiba dan kami harus mengakhiri
pertemuan kedua kami, walau pertemuan kali ini banyak mengundang
tawa tapi kami harus pulang ke tempat masing- masing terlebih bagi
temen-temen yang tidak kost hawatir terlalu malam pulang ke rumah.
Setelah itu aku mulai merasa nyaman dan kegaduhan dalam pikiranku
kini satu persatu mulai terjawab. Kini aku merasa aku mendapat teman-
teman yang tidak membosankan, enak diajak ngobrol dan bisa diajak
kerja sama. Hari terus berganti semakin lama kami sering mengadakan
pertemuan dan semakin erat pula pertemanan kami. Singkat cerita pada
tanggal 22 Juli kami berangkat ke lokasi KKN, hari itu merupakan hari
dimana kami mulai berjuang bersama. Setelah merasakan tinggal satu
atap dengan teman-teman baru kami tak butuh waktu lama untuk
mempererat pertemanan kami dan menguji rasa solidaritas diantara
kami, karena dari pertama kami datang ke lokasi KKN kami sudah diuji
dengan kesulitan air.
Hari demi hari kami lalui, setiap hari kami pergi berkelana mencari
air dari masjid ke masjid disitulah aku merasa aku sangat bersyukur
selama ini hidup tanpa merasa kesulitan air tidak sulit mencari air bersih,
aku berpikir aku hanya tinggal satu bulan dikampung itu dan hanya satu
bulan pula merasakan bagaimana susahnya mendapatkan air, bagaimana
dengan warga setempat yang harus mencari air selama musim kemarau.
Tapi disamping Aku hidup dengan kesulitan air tapi aku beruntung
mendapatkan temen-temen kelompok yang mempunyai rasa solidaritas
yang tinggi. Contohnya ketika di malam hari kami membutuhkan air
untuk buang air kecil dan bersih-bersih kami menimba air bareng
disumur samping rumah sewa kami, walau terkadang air nya keruh dan
kadang tidak keluar dari sumbernya tapi itu membantu kami untuk
bertahan hidup selama disana. Setelah menimba air kami bersama
mengangkat air ke dalam kamar mandi karena memang letak sumurnya
berada diluar rumah. Secara bergantian kami keluar masuk kamar mandi
dan saling tunggu satu sama lain dikarenakan diantara kita ada yang
orangnya penakut. Belum lagi ketika malam hari temen-temen
perempuan ingin buang air kecil pasti membangunkan temen-temen
yang laki-laki minta tolong untuk menimba air, walau sebenarnya tidak
tega membangunkan mereka yang sedang tidur tapi apalah daya kami
para perempuan tidak berani untuk menimba sendiri.

179
Dari pengalaman ini aku mendapat banyak pelajaran hidup yang
terkadang sering terlupakan oleh kebanyakan orang yang pertama
sebagai manusia harus pandai-pandai bersyukur dengan segala sesuatu
yang dimiliki sekarang baik dari mulai fasilitas hidup yang secara gratis
diberikan Allah, kita harus bersyukur selama ini kita diberikan keluarga,
saudara bahkan diberikan sahabat dan teman-teman yang menyayangi,
mengerti dan menerima kita apa adanya.
Dalam pengabdian KKN pasti banyak lika-liku rintangan dan
cobaan, baik dari lingkungan, masyarakat sekitar bahkan dari temen
kelompok itu sendiri tapi tergantung bagaimana kita menghadapi semua
itu, jangan pernah menganggap setiap masalah itu beban yang berat dan
tidak mempunyai jalan keluar untuk menyelesaikaannya sampai-sanpai
menghentikan semangat untuk terus berjuang.
Waktu sebulan berlalu begitu cepat kami yang semakin hari
semakin akrab, sesama kami bukan lagi menganggap sebagai teman
melainkan sudah menjadi sebuah keluarga, di minggu terakhir kami
tinggal disana kami merasa sedih karena kami akan berpisah dan kembali
ke aktivitas masing-masing, kami khawatir setelah KKN Selesai maka
selesai pula kebersamaan kami, kehidupan KKN yang sudah kita lalui
tidak akan terulang lagi walaupun setelah KKN kami masih ngumpul
bareng pasti tidak fullteam seperti di KKN. Tapi itulah kehidupan dimana
ada pertemuan pasti ada perpisahan, yang pasti aku bersyukur karena
merasa beruntung bisa mendapatkan temen-temen kelompok yang baik
dan pengertian walau kadang beberapa orang diantara mereka sering usil.
Drestanta telah menyatukan kita, walau dari jurusan yang berbeda, dari
karakter yang berbeda pula tapi kami mampu menyatukan visi misi kami
untuk mencapai tujuan yang sama. Aku berharap kekeluargaan kami
tidak berhenti sampai di akhir KKN saja melainkan untuk selamanya.

Mengukir Kisah di Leuwimekar


Sejak pertama kali aku menginjakkan kakiku di tanah Leuwimekar
aku merasa sedang berada dikampung halamanku di Pandeglang, karena
keadaan lingkungan dan keadaan masyarakat yang tidak jauh berbeda.
Namun bedanya kali ini aku sedang merantau untuk melaksanakan
pengabdian.

180
Pertama kali aku dan teman-temanku berkunjung ke desa
Leuwimekar tepatnya dikampung Sukamulya untuk melakukan survei
yang pertama, kami disambut dengan baik oleh aparat desa setempat
terlebih ketika kami berkunjung ke rumah pak RT kami disambut
dengan baik oleh para RT sekeluarga, sejak awal kami menyimpulkan
sepertinya Pak RT dan warga setempat menerima kami untuk
melaksanakan kegiatan KKN di desa mereka. Warga sekitar sangat
welcome terhadap kami. Kamipun banyak bertanya kepada pa RT
terkait kebiasaan- kebiasaan warga setempat agar kami dapat
menyesuaikan diri dengan mereka.awal minggu pertama kami tinggal
disana kami masih beradaptasi baik dengan lingkungan ataupun
masyarakat setempat, dan kamipun belum perlahan mencoba melakukan
pendekatan terhadap anak-anak kampung tersebut agar ketika kami
mengadakan program kerja yang berkaitan dengan anak- anak kami
mudah untuk mengumpulkan mereka.
Ternyata tak butuh waktu lama untuk mendekati mereka karena
selain beberapa orang diantara kami merupakan orang yang menyukai
dan menyayangi anak kecil dari anak-anak nya pun menyambut dan
langsung menerima kami dengan baik. Setiap hari diwaktu siang mereka
berkunjung ke posko kami untuk bimbingan belajar bersama kami
bahkan dimalam haripun mereka tetap berkunjung untuk latihan
qosidah dan terkadang datang hanya untuk main ngobrol saja. Diminggu
kedua dan seterusnya kami semakin akrab karena hampir setiap hari
kami bersama. Tapi ada yang kusesali dan sangat disayangkan sekali
kami mahasiswa KKN kurang begitu dekat dengan masyarakat sekitar,
walaupun diawali kedatangan kami sudah melaksanakan open house
guna mempererat silaturrahim kami. Tapi aku merasa kita banyak
interaksi hanya dimakan itu saja selebihnya kita bagaikan hidup masing-
masing saja. Tapi bukannya kami mahasiswa KKN tidak mau berbaur
dengan masyarakat begitupun sebaliknya bukannya mereka menutup
diri terhadap kami akan tetapi memang waktu dan keadaan yang kurang
mendukung.

181
Kami mahasiswa KKN di sela-sela waktu luang, kami pergunakan
untuk mencari air begitupun dengan warga setempat diluar waktu kerja,
mereka pergunakan untuk mencari air. Akan tetapi penyesalan itu
terobati ketika perayaaan hari kemerdekaan kami mahasiswa KKN
bersama masyarakat begitu akrab walaupun kami disatukan lewat
permainan dan perlombaan diperayaan hari kemerdekaan. Ketika itu
jelas nampak kesenangan diwajah kami karena bisa berbaur dengan
masyarakat. Tapi hari perayaan hari kemerdekaan itu terlaksana
diminggu keempat kami tinggal disana dimana tinggal menghitung hari
kami akan kembali pulang ke rumah masing-masing. Jadi disaat kita
sudah Semakin menyatu dengan masyarakat anak-anak setempat, lagi-
lagi waktu harus memisahkan kita.
Di malam penutupan derai air mata dan suara tangisan anak-anak
sudah mulai terdengar, mereka meminta agar kami mengundur waktu
pulang. Tapi kami tidak bisa berlama-lama lagi di desa itu. Pada
akhirnya tibalah waktu dimana kami harus pulang, pada saat berpamitan
kepada aparat desa dan warga setempat aku pribadi tak kuat menahan
air mata begitupun mereka yang juga tak sanggup untuk berpisah
dengan kami terlebih anak-anak yang benar-benar tidak menginginkan
kami pulang.
Ada juga satu tetangga kami yang sudah kami anggap seperti
keluarga kami yaitu keluarga bu Alis beliau adalah ibu dari 7 anak yang
selama ini selalu membantu dan mengingatkan kami tentang segala hal.
Pada hari perpisahan itu anak-anak rela tidak masuk sekolah hanya
untuk melihat kami pulang begitupun dengan bu Alis padahal beliau
sedang ada acara keluarga tapi dengan rela beliau membantu dan
menunggu sampai kami pulang. Beliau selalu berkata “ibu senang ada kaka-
kaka mahasiswa KKN disini, tapi ibu sedih ketika nanti kalian pulang, ibu ga
sangggup menahan tangis”. Itu yang selalu ibu Alis ucapkan dan akupun
terharu mendengarnya karena memang banyak orang yang tidak
menginginkan perpisahan.

182
Semoga Kebaikan dan Keberkahan Selalu Menyertai
Berbicara soal desa Leuwimekar, walau hanya sebulan aku tinggal
didesa itu tapi sudah cukup mengenal lingkungan dan adat istiadat di
desa itu. Sebuah permasalahan muncul di masyarakat itu merupakan hal
yang lumrah jangankan Dimasyarakat yang rumah lingkupnya luas
didalaminya sebuah keluarga pun pasti ada masalah didalamnya. Selama
kami tinggal selama satu bulan disana kami mencoba melakukan
pendekatan kepada para pengajar didesa leuwimekar dengan cara kami
meminta izin beberapa hari untuk mengajar disekolah-sekolah yang ada
di desa Leuwimekar. Karena menurut kami dengan cara itu selain kami
bisa beinteraksi langsung dengan para pengajarnya kami pun bisa
mengenal anak-anak lebih jauh lagi.
Walau pun di desa tersebut masih kekurangan baik dari murid
maupun tenaga pengajarnya. Dan kebanyakan ramaja disana setelah lulus
SD atau SMP tidak lagi melanjutkan pendidikannya. Melainkan
kebanyakan mereka mulai bekerja dan banyak yang menikah diusia
muda. Semoga dengan hadirnya kami didesa itu sedikit banyaknya bisa
memotivasi anak-anak dan para remaja untuk mempunyai semangat
yang tinggi dalam melanjutkan pendidikan. Tapi memang ada beberapa
faktor juga yang menyebabkan mereka putus sekolah salah satunya
faktor ekonomi, terkadang ada seorang anak yang mempunyai semangat
belajar yang tinggi akan tetapi terhambat oleh faktor ekonomi. Karena
yang aku tau anak-anak di desa Leumimekar mempunyai semangat
belajar yang tinggi, disaat kami pertama berkenalan kami menanyakan
cita-cita mereka masing-masing dan ternyata mereka menyebutkan cita-
cita masing-masing dengan semangat.
Aku pribadi sangat berharap mereka selalu semangat belajar selalu
haus akan ilmu pengetahuan yang nantinya akan membawa kebaikan
dan perubahan-perubahan baik untuk diri mereka sendiri, orang tua dan
masyarakat. Pastinya aku pribadi sangat senang bisa termasuk bagian
dari mereka selama satu bulan walau akhirnya harus berpisah biarlah
semua itu menjadi pengalaman yang selama menjalaninya banyak sekali
kenangan indah, walau sedih tapi aku sadar bahwa kami berpisah hanya
jarak dan waktu saja tapi kami masih berada dibawah langit yang sama
dengan hati yang sama-sama saling menyayangi dan mengasihi.

183
Kehidupan KKN ini bukan hanya mengajarkan bagiamana caranya
memahami karakter orang-orang yang baru dikenal juga mengajarkan
bagaimana caranya bertahan hidup dan yang paling penting bagi diriku
sendiri aku disadarkan bagaimana lelahnya seorang ibu ketika ia
memasak untuk memberi makan anak dan suaminya. Karena jujur aku
pribadi sampai saat ini tidak suka masak tapi ketika di KKN masak
menjadi sebuah tuntutan setiap individu karena setiap orangnya sudah
mendapat jadwal piket masak masing-masing walau hanya kebagian satu
kali dalam seminggu tapi bagiku itu lumayan melelahkan. Tapi saya sadar
memasak sebuah keharusan bagi kaum hawa karena ketika nanti sudah
hidup berumah tanggapun setiap harinya harus masak. Dulu aku sempat
berpikir “kenapa kegiatan KKN harus ada” sekarang semuanya terjawab
bahwa kegiatan KKN memang seharusnya ada karena dalam rangkaian
kegiatannya banyak sekali pelajaran-pelajaran hidup yang tidak bisa
didapatkan di dunia pendidikan dan hanya di KKN segala hal bisa
terjadi.

J. MISHELLIA APRILIANI : Bersyukur di Bawah Langit Leuwimekar

Pandangan Awal Terhadap KKN


Hallo! Saya Mishellia Apriliani, mahasiswi Jurusan Manajemen
Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan semester 7. Saat itu
saya berada di posisi mahasiswa semester 5 yang tidak bisa
membayangkan bagaimana KKN itu dan seperti apa KKN itu, dan harus
melihat kakak tingkat yang sedang kesulitan mempersiapkan untuk
KKN. Orang yang dengan prinsip hidup tidak ingin ribet tetapi terlalu
sering membuat diri sendiri dan orang lain ribet, berfikir jika apakah
KKN akan sesulit itu. Setelah mendengar banyak cerita nyatanya tak
semua orang mengalami kesulitan dalam menjalani KKN, tetapi tidak
sedikit pula orang yang mengalami kendala pada saat menjalankan KKN.
Tidak terasa waktu terus berjalan, hari berganti hari dan itu terjadi sangat
cepat. Seketika pada saat di dalam perkuliahan teman saya membagikan
pengumuman timeline untuk kegiatan KKN, serasa baru kemarin melihat
kakak tingkat heboh dengan laporan KKN yang menyulitkan karena
banyak yang perlu direvisi dan pada saat itu sedang menjadi mahasiswa
semester enam kaget jika nyatanya sebentar lagi akan menghadapi KKN.

184
Waktu satu bulan menurut saya itu waktu yang terlalu lama untuk
tinggal sementara di desa yang mungkin saya belum pernah tau dan
tinggal bersama orang yang selama ini belum pernah mengenalnya.
Timbul rasa ketakutan-ketakutan seperti apakah saya mampu membaur
pada teman KKN, apakah saya mampu hidup selama sebulan di kampung
yang asing bagi saya, dan segala macam pikiran buruk selalu muncul
dipikiran saya.
Saya merasa jika diri ini belum siap untuk menjalani serangkaian
kegiatan ini ditambah lagi dengan banyak cerita yang mengatakan jika
KKN itu banyak sekali kejadian-kejadian yang tak terduga. Di awal
teman-teman banyak yang mengatakan berdoalah supaya mendapatkan
teman KKN yang menyenangkan, karena teman baru yang mungkin tidak
pernah kenal sebelumnya akan sulit disatukan dalam waktu singkat.
Selama menunggu pengumuman pembagian kelompok KKN saya terus
berdoa agar mendapat teman yang sesuai dengan hati saya. Saat
pengumuman tiba saya hanya bisa melihat nama-nama tersebut dan
ternyata tidak ada satupun orang yang saya kenal, semua asing dan tidak
ada yang dikenal. Begitupun dengan dosen pembimbing lapangan (DPL)
yang berasal dari luar Fakultas Tarbiyah. Program KKN ini seluruh
peserta diberi pembekalan bagaimana program kerja yang dilaksanakan,
keadaan desa dan segala gambaran desa yang akan menjadi tempat KKN.
Saya tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan desa yang akan saya
tinggali selama sebulan, seperti biasa pikiran-pikiran buruk itu kembali
muncul. Hanya berharap tempat KKN nanti bisa bersahabat dengan saya
dan begitupun sebaliknya.

Teman yang Akan Hidup Bersama Selama Sebulan


Nama Mishellia Apriliani terletak pada kelompok 59, dalam benak
merupakan angka yang unik. Nama-nama yang ada tidak ada satupun
yang saya kenal, teman-teman terdekat saya pun juga tidak ada yang
mengenal dengan nama-nama yang ada di kelompok tersebut. Setelah
pengumuman telah diedarkan lalu keluar himbauan untuk segera
membuat grup kelompok, disitu saya tidak tahu harus menghubungi
siapa agar saya dapat masuk kedalam grup Whatsapp dan pada akhirnya
teman sekelas saya ada yang mengenal dan membantu saya untuk bisa
masuk kedalam grup tersebut.

185
Tidak butuh waktu lama menentukan tanggal untuk pertemuan
pertama, agenda pada pertemuan pertama ini yaitu perkenalan anggota
kelompok dan pembentukan struktur kelompok. Pertemuan awal yang
menyenangkan bagi saya karena bertemu dengan teman-teman yang
ramah. Sulit bagi saya untuk menentukan seorang ketua yang baru kita
kenal, belum mengetahui sikap dan perilakunya. Sangat lama untuk
menentukan ketua kelompok karena tidak ada yang ingin, namun
anggota yang bernama Hafiz Handrian jurusan Pendidikan Agama Islam
mengajukan diri sebagai kelompok, alasannya adalah karena dia ingin
mencari pengalaman dan juga teman seangkatan dia banyak yang
menjadi ketua kelompok. Hafiz ini merupakan tipe orang yang sangat
tidak enakan terhadap orang, dan sangat terlalu baik kepada orang lain.
Orang yang pandai bicara di depan umum, dan sangat berfikiran positif.
Selanjutnya pemilihan badan pengurus harian yang terdiri dari dua
sekretaris dan dua bendahara. Dalam kelompok ini sangat sulit
menentukan segala hal, termasuk menentukan sekretaris dan bendahara.
Para anggota menunjuk Lailatuz Zakiyah karena dia sudah terbiasa
menjadi sekretaris di pondoknya, karena terlalu lama menetukan
sekretaris dua seorang Alifa Nazla Fadisa bersedia menjadi sekretaris dua
karena dia sudah terburu-buru ingin mengajar bimbel. Ali panggilannya
merupakan orang yang sangat ekspresif, moodbooster dalam kelompok dan
sangat baik hati. Kemudian pemilihan bendahara yang para anggota
kelompok 59 langsung menunjuk seorang Mami Astuti, dia terlihat
sangat bisa mengatur dan mengelola keuangan, sikap dewasanya itu yang
membuat saya dan mungkin seluruh anggota mempercayakan Mami bisa
menjadi bendahara yang amanah dalam menjaga keuangan dengan baik.
Selanjutnya diikuti dengan pemilihan beberapa divisi seperti divisi
acara di dalamnya terdapat Abdul Latif sebagai koordinator divisi acara
yang sangat percaya diri, baik dan asik diajak bicara serta dua anggotanya
yaitu Uun Unwanah yang selalu memikirkan acara dan seorang pemberi
masukan yang baik kemudian Fatma Saskia Putri si pendiam yang sangat
kuat.

186
Divisi konsumsi terdapat Roro Handayani sebagai koordinator
yang sangat sabar menghadapi teman-temannya dan juga jago masak
serta dua anggotanya Nisa Fa’iziyah yang selalu bersih dan rapih dan saya
Mishellia Apriliani. Divisi peralatan terdapat Liandi Rahli sebagai
koordinator yang bisa bermain gitar dan selalu orang yang membawa
freshcare kemudian satu anggotanya Gusti Cahyaning Dewo, moodbooster
juga dalam kelompok, baik hati dan suka tolong menolong.
Terdapat divisi media yang selalu meliput kami dalam kegiatan
yaitu Muhammad Ulin Nuha sebagai koordinator yang mampu
bersahabat dengan makhluk tak kasat mata serta anggotanya Rafa’any
Darajatanti yang jago dalam desain. Divisi fundrising terdapat Siska
Wahyuni yang mampu menjadi penggerak dalam kelompok dan tidak
salah sebagai koordinator, anggota dari fundrising ini adalah Iseu
Selawati partner piket saya yang jago masak. Dan yang terakhir divisi
humas terdapat Muhammad Abdul Aziz si pendiam tetapi hasil kerjanya
nyata dan menjadi koordinator dan Rais Alhakim sebagai anggotanya
yang sangat humble. Mereka adalah orang-orang yang hidup dan tinggal
bersama saya selama satu bulan. Perlahan mencoba memahami dan
mengerti karakteristik satu sama lain. Mulai dari rapat rutin, chat di
dalam grup, survei bersama hingga buka puasa bersama saat Ramadhan.
Selama kegiatan untuk mempersiapkan KKN saya merasa teman-
teman ini adalah teman yang sesuai dengan hati saya. Sampai pada
akhirnya KKN lah yang menjadikan kami seperti keluarga, tidak ada yang
ditutup-tutupi dan menjadi diri sendiri. Bahagia sekaligus senang
mendapat teman-teman KKN yang bisa menerima keunikan satu sama
lain. Terdapat masalah namun cepat diselesaikan dan langsung
berbaikan kembali, orang yang santai dengan candaan-candaan yang
selalu kami lakukan dan utarakan. Sikap yang berbeda-beda, kebiasaan
hidup yang berbeda-beda, saya jadikan sebagai suatu pelajaran hidup
yang entah mungkin tidak didapatkan dari bangku kuliah.

187
Bersyukur dan berterimakasih kepada Allah SWT karena
mengabulkan doa-doa saya yang meminta teman yang sesuai dengan hati
saya. Allah selalu memberikan kepada hambanya apa yang mereka
butuhkan dan bukan yang diinginkan, dan terjawab sudah teman-teman
seperti kelompok 59 lah yang saya butuhkan. Penuh canda dan tawa, dan
saling mengerti itu yang membuat saya nyaman berada di dalam
kelompok ini.

Di Bawah Langit Leuwimekar


Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor,
melihat pengumuman yang dibagikan oleh pihak PPM UIN Jakarta. Saya
tidak pernah mendengar desa Leuwimekar, membayangkan desanya saja
tidak bisa. Pada survei pertama saya datang ke desa Leuwimekar dan
melihat suasana desa tersebut, kesan saya seperti melihat perkampungan
di kota, penduduk padat dan sudah banyak pedagang. Pada survei
selanjutnya menuju ke kampung yang diarahkan oleh Kepala Desa dan
ternyata penduduknya sedikit, jalanannya rusak dan juga masih di
bawah kata desa yang maju. Saat KKN tiba hari pertama kita melakukan
perjalanan dari kampus UIN Jakarta pada pagi hari, semua barang yang
dibutuhkan dibawa menuju lokasi KKN yaitu Desa Leuwimekar,
kampung Sukamulya. Pada saat itu kami yakin jika tempat tinggal yang
kami dapatkan adalah tempat tinggal yang paling baik, karena luas dan
air pun tersedia, namun kenyataannya alat pompa air yang dimiliki
rumah tersebut rusak dan tepat pada musim kemarau yang di kampung
Sukamulya pasti setiap tahunnya mengalami kekeringan.
Pada hari kedua kami melaksanakan program yang pertama yaitu
acara pembukaan yang dihadiri oleh Kepala Desa, perangkat Desa, Dosen
Pembimbing Lapangan Ibu Elve, RT beserta RW setempat dan tokoh
masyarakat lainnya. Acara pembukaan berjalan dengan lancar dan Ibu
Elve menyempatkan datang ke tempat tinggal untuk memastikan bahwa
tempat tinggal yang saya dan teman-teman kelompok tinggali itu layak.
Sore harinya saya dan teman-teman mulai mensosialisasikan maksud dan
tujuan kedatangan kelompok 59, mendatangi rumah-rumah warga dan
menyapa agar lebih mengenal masyarakat di kampung Sukamulya dan
Kandang Sapi. Masyarakat yang ramah menyambut saya dan teman-
teman dengan baik merupakan awal yang baik bagi kelompok 59.

188
Saya senang dengan keramahan masyarakat Leuwimekar dan
membuat kami nyaman. Hanya saja kendala kami selama KKN di
kampung Sukamulya adalah sulitnya mendapatkan air karena kampung
tersebut sedang mengalami kekeringan. Kami mandi harus mencari
masjid, rumah warga, alfamart, hingga kamar mandi pom bensin kami
jadikan tempat untuk mandi. Terkadang Kepala Desa yang bekerja sama
dengan PDAM setempat membagikan air bersih kepada kampung
Leuwimekar. Kami sangat bahagia bisa mendapatkan air bersih dua
minggu sekali, sangat menghargai air bersih, dan sangat menjaga air besih
itu akan digunakan untuk keadaan penting dan mencuci piring. Samping
rumah kami terdapat sumur yang ada air bersih hanya di pagi hari, setelah
jam 8 air pun habis dan menjadi keruh.
Kami sulit sekali mendapatkan air bersih untuk mencuci piring,
buang air, dan bersih-bersih lainnya sehingga terkadang kami
menggunakan air isi ulang untuk kegiatan bersih-bersih kami. Kegiatan
kami selama KKN lumayan sangat banyak, mulai dari sosialisasi warga,
mengadakan bimbel pelajaran sekolah dan bimbel BTQ, mengajar 3 hari
di SD Sukamulya dan MI Kandang Sapi, membuat pojok bacaan di
Majelis Sukamulya, mengadakan seminar kepemimpinan di SMKN 1
Leuwiliang, penyuluhan kebersihan bersama Duta Genre di SMP
Kandang Sapi, Pelatihan Dewan Kemakmuran Masjid, bekerja sama
dengan pemuda-pemudi Sukamulya mengadakan dan memperingati 17
Agustusan, senam bersama warga, pawai obor memperingati Hari Besar
Islam Idhul Adha bersama warga Sukamulya dan Kandang Sapi,
penyuluhan “online shop” yang diisi oleh Dosen Pembimbing Lapangan
kepada ibu-ibu dan tokoh masyarakat Leuwimekar di Balai Desa, dan
membuat MCK untuk kebutuhan warga sekitar Sukamulya.
Selama kegiatan dan pada saat menjalankan program KKN kami
selalu didampingi oleh Pak Jaya sebagai ketua RT 01, Pak Mahfud sebagai
ketua RT 02, Ustadz Adna sebagai tokoh penting dalam kampung
Sukamulya. Ketiga tokoh tersebut telah membantu kami dalam
mempermudah menjalani serangkaian kegiatan program KKN kami.

189
Satu bulan menjalani KKN kelompok kami tidak terus menerus
menjalani kegiatan dengan baik dan mudah, ada saja kendala, halangan
dan rintangan yang kami rasakan selama menjalani KKN ini. Seperti
kurang minatnya masyarakat kepada beberapa program yang kami buat,
sulitnya mencari tempat percetakan, seni bermasyarakat yang
masalahnya kita harus mengambil jalan tengah agar tidak ada
kecemburuan sosial, dan masih banyak lagi kendala yang kami hadapi.
Terkait keseruan-keseruan yang saya rasakan banyak sekali seperti
mengajar bersama teman-teman dengan murid yang tingkah lakunya
ada-ada saja. Pengalaman mengajar yang luar biasa bisa menjadi sosok
guru sementara untuk siswa-siswi SD Sukamulya dan MI Kandang Sapi.
Saya merasa bersyukur bisa menjadi guru sementara untuk mereka, saya
menghadapi siswa yang tidak bisa diam, anak yang sudah kelas 6 SD
belum bisa membaca, anak yang dari raut wajahnya saja sudah terlihat
jika dia sedang sakit, anak yang mandiri mencari uang berjualan plastik
untuk biaya sekolah namun tidak baik karena mengganggu waktu
sekolah.
Hal-hal seperti ini yang saya rasa sangat patut untuk disyukuri
masih bisa membantu anak-anak belajar, dan paham jika masih ada orang
yang lebih sulit dari kita. Keseruan lainnya adalah kejadian- kejadian
horor yang saya dan teman-teman kelompok 59 rasakan, banyak sekali
kejadian mistis yang terjadi pada saya dan teman- teman selama KKN
mungkin jika diceritakan disini tidak akan lolos editing. Jadwal piket saya
adalah hari sabtu, dimana orang yang menjalani piket harus bersih-bersih
tempat tinggal, pergi belanja, dan memasak. Saya merasa kaget pada
awalnya belanja ke pasar dengan beberapa bahan belanjaan yang tidak
sama dengan bahan belanjaan di daerah rumah saya, seperti sayuran
wortel yang dijual dengan keadaan kecil-kecil atau sudah patah-patah,
labu siam sulit sekali menemukan yang besar-besar, tomat yang bentuk
kecil-kecil dan cabai keriting sulit sekali ditemukan. Tetapi pada
akhirnya saya bisa menyesuaikan antara belanja dengan keadaan disana.
Sedikit kesulitan dengan keadaan masak yang minim akan
peralatan masak, sehingga pada saat memasak wadah apapun bisa
dijadikan tempat untuk bahan masakan. Keadaan kampung Sukamulya
yang kekeringan kami sepakat untuk makan menggunakan kertas nasi
yang diletakkan memanjang sesuai dengan barisan deretan anggota.

190
Makan bersama sambil bercengkrama salah satu hal yang akan
sangat saya rindukan setelah KKN ini. Pada saat awal-awal kami
berpetualang mencari air untuk mandi terdapat keluarga Pak Mahfud
yang juga Ketua RT 02 rela bersedia memberi kami tumpangan untuk
mandi. Saya sangat bahagia akhirnya bisa merasakan mandi yang sedikit
leluasa di rumah Pak Mahfud.
Keluarga Pak Mahfud sangat baik kepada kami terutama Umi
yang sudah menganggap kami sebagai anaknya, selalu menyedikan kami
makan, selalu menunggu kami untuk datang ke rumahnya, menanyakan
setiap ada anaknya yang tidak datang, dan tau keadaan anak-anak
angkatnya jika sedang sakit. Terlalu banyak kebaikan yang telah
keluarga Pak Mahfud lakukan untuk saya dan anggota 59 lainnya. Kami
merasa bersalah pada saat air Rumah Pak Mahfud sudah habis, karena
setiap sore kami selalu mandi disana dan buang air, apa lagi dengan
jumlah kami yang tidak sedikit. Tetapi meskipun kami sudah jarang
mandi di rumah Umi kami masih sering main kesana, untuk sekedar
main, istirahat, membantu Umi memasak atau menonton tv.
Kegiatan yang kami laksanakan di kampung Sukamulya dan
Kandang Sapi semuanya menyenangkan, saya bisa merasakan nikmatnya
mie “tek-tek” yang berada di kampung Kandang Sapi, menonton
pertandingan bola anak-anak bersama masyarakat yang dilaksanakan
untuk memeriahkan HUT RI ke-74. Mengangkut air bersih yang datang
bersama masyarakat dan anak-anak sekitar. Serta kami sempatkan untuk
refreshing sejenak dan pergi ke curug Cikuluwung, setelah evaluasi kami
bermain uno hingga tengah malam dan yang kena hukuman truth or dare.
Adanya hukuman itu kami jadi tau isi hati masing-masing dari kami.
Tidak lupa tetangga kami Ibu Alis beserta anak-anaknya yang sudah
banyak membantu kami, jemuran yang kami pinjam, ember yang
kami gunakan, tempat duduk di bawah pohon cherry yang sering kami
gunakan, dan juga terima kasih atas bantuan Ibu Alis yang selalu
menjaga rumah kami jika kami sedang tidak ada di rumah untuk
melaksanakan kegiatan.

191
Pada saat perpisahan sedih rasanya harus meninggalkan tempat,
warga dan teman yang sudah nyaman bersama selama satu bulan. Rasa
syukur selalu saya ucapkan karena pada akhirnya saya menyadari posisi
kita saat ini lebih baik dari orang disekitar kita yang mungkin saja
posisinya berada dibawah kita. Hidup tidak bisa sendiri karena sekuat-
kuatnya diri ini pasti akan membutuhkan bantuan orang lain. Kita hidup
berdampingan entah dengan manusia atau pun dengan makhluk lain,
yang diperlukan hanya saling menghargai dan tidak saling menyakiti.
Terimakasih Sukamulya, terimakasih Kandang Sapi, terimakasih
Leuwimekar seluruh warga yang sudah menerima kami dengan begitu
baik.

Harapan Untuk Desa


Satu bulan selama kami tinggal di desa Leuwimekar, kami melihat
banyak potensi yang bisa dikembangkan oleh desa tersebut, seperti olahan
kulit manggis yang dapat dijadikan minuman, karya-karya ibu-ibu PKK
yang dapat menghasilkan uang. Keberadaan kami mungkin tidak banyak
berpengaruh dan tidak bisa untuk menyelesaikan masalah seluruhnya,
dan mejangkau seluruh desa Leuwimekar, karena saya dan teman-teman
terkendala oleh kapasitas kami, waktu dan biaya.
Saya dan teman-teman sudah berusaha menjalani program ini
semaksimal mungkin di kampung yang sudah direkomendisikan oleh
Kepala Desa yaitu Kampung Sukamulya. Terdapat beberapa fasilitas yang
kami tinggalkan untuk kepentingan kampung Sukamulya. Saya dan
teman-teman berharap masyarakat dapat menjaga apa yang sudah kami
bangun bersama masyarakat dan dapat digunakan sebaik mungkin.
Semoga desa Leuwimekar bisa terus berkembang dan menjadi desa yang
maju yang dapat mensejahterakan masyarakatnya. Mohon maaf apabila
yang kami berikan belum pantas dan masih kurang dikatakan layak.
Semoga silaturahni kami dan desa Leuwimekar khususnya
masyarakat Sukamulya dan Kandang Sapi bisa terus terjalin.

192
K. MUHAMMAD ABDUL AZIZ : Merakit Kisah Bersama Leuwimekar

Awal dari Sebuah Kisah


Istilah Kuliah Kerja Nyata atau biasa disebut KKN terdengar asing
bagi Saya ketika pertama kali mengetahuinya. Sebab kedua Kakak Saya
yang sebelumnya telah melaksanakan perguruan tingginya, mereka tidak
ada kegiatan KKN dalam kampusnya. Sebelum lebih jauh, perkenalkan
saya Muhammad Abdul Aziz dari Jurusan Sistem Informasi Fakultas
Sains dan Teknologi. Awal mula Saya mengetahui istilah KKN ketika
berada di semester IV melalui media sosial dengan melihat cerita kakak
tingkat yang pada saat itu melaksanakan kegiatan pengabdian. Lebih
dalam lagi ketika semester 5, jurusan Saya mengadakan suatu kegiatan
talkshow yang berisi cerita pengalaman tentang PKL, KKN, dan Skripsi.
Pada saat itu, Saya baru mengetahui bahwa KKN merupakan suatu
kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa yang menjadi
syarat sebelum masuk kedalam pembuatan skripsi agar dapat lulus.
Pertanyaan yang terlintas dalam dipikiran Saya terhadap kegiatan KKN
adalah “apa yang bisa saya lakukan ?”. Tapi Saya meyakini bahwa semua
pasti akan mampu dilewati dengan segala rintangan yang akan dihadapi
dan dapat dijalani dengan apa adanya. Ketika kegiatan talkshow
berlangsung dan memasuki sesi pembicaraan mengenai KKN, Saya
menjadi lebih memahami makna KKN itu sendiri.
KKN merupakan suatu bentuk yang dilakukan di luar lingkungan
kampus sebagai upaya dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi
yaitu pengabdian kepada masyarakat. Di dalam kegiatan ini mahasiswa
dituntut untuk mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang telah
didapatkan selama berada di lingkungan akademik maupun nilai-nilai
kehidupan yang telah diajarkan. KKN merupakan suatu momen untuk
mendapatkan pelajaran dan pengalaman dalam kehidupan
bermasyarakat di tempat yang berbeda budaya, bahasa, adat istiadat,
pemikiran,serta kondisi alam.

193
Memasuki semester VI yang merupakan waktu memulai tahapan-
tahapan sebelum melaksanakan kegiatan KKN. Pada semester ini juga di
jurusan Saya sedang menjalankan mata kuliah PKL atau Praktik Kerja
Lapangan yang telah menjadikan beban Saya untuk semester ini.
Kemudian datang suatu makhluk bernama KKN yang akan dilaksanakan
ketika liburan semester VI ini dan berarti beban yang Saya hadapi akan
bertambah. Setelah menyelesaikan tahapan pendaftaran, kemudian Saya
beserta seluruh mahasiswa menunggu hasil pembagian kelompok KKN.
Pembicaraan yang sering dilakukan didalam topik pembahasan didalam
obrolan teman sekelas menjadi suatu hal yang mengharapkan waktu
berjalan dengan cepat dan berharap pengumuman kelompok KKN segera
diterbitkan.
Pada suatu pembicaraan terdapat rumor bahwa
ketidakmungkinan teman satu jurusan mendapatkan kelompok yang
sama sehingga membuat Saya menjadi lebih cemas, karena Saya
merupakan orang yang harus beradaptasi cukup lama terhadap orang
yang beru dikenal. Bersama dengan teman-teman Sistem Informasi
lainnya, Saya dengan beberapa teman dekat saya sepakat untuk
melakukan pendaftaran KKN bersama-sama. Banyak terjadi candaan
ketika proses pendaftaran dilakukan, terutama ketika mengisi bagian
kompetensi keterampilan dan apa saja yang akan dilakukan ketika
kegiatan KKN berlangsung. Untuk kompetensi keterampilan,
untungnya Saya memiliki keahlian dibidang olahraga badminton. Tapi
pada bagian hal apa saja yang akan dilakukan selama kegiatan KKN
berlangsung, Saya mengalami kesulitan dalam pengisiannya. Sebab yang
ada dipikiran Saya adalah apa yang bisa Saya lakukan, mengingat latar
belakang Saya berasal dari jurusan sistem informasi dan harus turun ke
desa yang bisa dikatakan kurang memahami teknologi. Tapi itu menjadi
seuatu tantangan bagi Saya untuk memberikan ilmu tentang teknologi
walaupun hanya sedikit.
Setelah selesai melakukan proses pendaftaran, Saya sering
melakukan pembicaraan-pembicaraan bersama teman dekat Saya
mengenai kegiatan KKN nanti. Hal yang membuat Saya sangat semangat
dengan kegiatan ini adalah karena nanti Saya akan mendapatkan teman
baru dari berbagai jurusan. Sebab, teman Saya yang ada di luar jurusan
sistem informasi itu sangat sedikit.

194
Selain itu, hal lainnya yang membuat Saya lebih semangat lagi
adalah karena kegiatan ini dilakukan jauh dari rumah, dimana selama ini
Saya sangat sering beraktifitas di rumah dan ingin mencoba sesuatu yang
baru yaitu jauh dari kedua orang tua. Meskipun terdapat hal yang
membuat Saya cemas yaitu terkait masalah biaya, karena Saya berpikir
bahwa kegiatan KKN ini pasti menggunakan biaya yang tidak sedikit
dan terlebih lagi Saya harus membayar biaya semester pada saat KKN
berlangsung. Tapi Saya mencoba untuk mengatasi itu semua dengan
bekerja lebih giat lagi dengan menjadi pengemudi ojek online agar
mengurangi beban orang tua dalam membiayai itu semua.
Hari demi hari telah terlewati dan waktu pembagian kelompok
KKN telah tiba. Saya mengetahuinya dari sebuah dokumen yang dikirim
oleh salah seorang teman Saya dalam grup percakapan himpunan jurusan
dan saya mengetahui bahwa Saya ditempatkan di kelompok KKN 059
yang mendapatkan lokasi pengabdian di Desa Leuwimekar, Kec.
Leuwiliang, Kab. Bogor. Setelah melihatnya, hal pertama yang saya
pikirkan adalah semoga kelompok ini dapat bekerja dengan baik dan
tidak terjadi suatu masalah selama kegiatan berlangsung.
Pertama kali Saya berinterkasi dengan teman kelompok KKN 059
adalah melalui grup percakapan jejaring sosial. Setelah melakukan
pembahasan untuk melakukan pertemuan untuk pertama kalinya,
ditetapkanlah satu hari dimana banyak dari kami memliki waktu luang
dihari tersebut yang bertempat di Auditorium Harun Nasution. Ketika
pertama kali Saya datang, Saya melihat banyak sekali dari kelompok lain
melakukan hal yang sama di tempat tersebut dan pada akhirnya Saya
berjumpa dengan kelompok KKN Saya untuk saling mengenal. Setelah
sekiranya telah cukup banyak yang hadir, dimulailah pertemuan tersebut
dengan memperkenalkan diri masing-masing dan dilanjutkan pembagian
jabatan. Sebelum melakukan pertemuan ini, Saya telah mengajukan diri
sebagai Humas karena untuk menantang diri Saya sendiri dimana Saya
merupaka seorang yang memiliki sifat introvert sehingga apabila Saya
menjadi Humas maka itu akan memaksa diri Saya untuk keluar dari zona
yang selama ini Saya nikmati.

195
Setelah itu jabatan ketua diberikan kepada Hafiz Handrian
(Pendidikan Agama Islam). Divisi sekretaris diisi oleh Alifa Nazla
(Agribisnis) dan Lailatuz Zakiyah (Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir). Divisi
acara di antaranya yaitu Uun Unwanah (Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial), Abdul Latip (Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir), dan Fatma Saskia
(Komunikasi dan Penyiaran Islam). Divisi bendahara yaitu Mami Astuti
(Tarjamah). Divisi humas diisi oleh Saya dan Rais Alhakim (Akuntansi).
Selanjutnya divisi peralatan yaitu Liandi Rahli (Sosiologo) dan Gusti
Chayaning Dewo (Komunikasi dan Penyiaran Islam). Lalu divisi
pubdekdok di antaranya Muhammad Ulin Nuha (Ilmu Hukum) dan
Rafa’any (Ilmu Hukum). Kemudian divisi fundrising yaitu Siska
Wahyuni (Perbankan Syariah) dan Iseu Selawati (Kimia). Divisi terakhir
yaitu divisi konsumsi beranggotakan Roro Handayani (Sastra Inggris),
Mishellia Apriliani (Manajemen Pendidikan) dan Nisa Fa’iziyah
(Pendidikan Agama islam).
Tentunya setelah melakukan beberapa pembicaraan dan
pendekatan masing-masing anggota, terbentuklah suatu nama untuk
kelompok kami yaitu KKN Drestanta yang bermakna keteladanan dan
berharap kehadiran kelompok ini di tempat yang akan didatangi menjadi
sesuatu yang dapat diteladani. Saya bersama anggota kelompok KKN
Drestanta ketika itu melakukan survei sebanyak empat kali. Survei
pertama dilakukan hanya dengan beberapa anggota saja, terkait adanya
beberapa halangan yang dimiliki oleh beberapa anggota yang sibuk
dengan urusannya masing-masing. Pada saat survei pertama dilakukan
ketika bulan Ramadhan dan hari cukup panas yang membuat puasa pada
hari itu cukup terasa berat. Namun kelelahan itu tergantikan ketika
momen buka bersama dengan keenam anggota yang mengikuti survei
pada hari itu, termasuk Saya. Hasil dari survei tersebut adalah kami
menjadi tahu rute dan lokasi yang akan dijadikan tempat pengabdian
nanti. Kemudian pada survei kedua, Saya tidak dapat mengikutinya
karena suatu hal dan hasil yang diperoleh dari survei tersebut adalah
KKN Drestanta telah bertemu dengan staff desa dan langsung diarahkan
ke Kp. Sukamulya, tempat dimana fokus kami dalam melakukan kegiatan
pengabdian. Untuk survei ketiga dan keempat, Saya bersama anggota
kelompok lain telah menentukan rumah yang akan kami tempati.

196
Setelah seluruh persiapan KKN telah selesai dilakukan dan
beberpa survei telah dilaksanakan, tersusunlah beberapa rencana
kegiatan yang akan Saya beserta teman-teman akan lakukan.
Leuwimekar merupakan wilayah yang berasal dari hasil pemekaran dari
desa Leuwiliang. Kondisi desa Leuwimekar sudah lebih maju baik dari
segi ekonomi dan pendidikan. Namun, bukan berarti seluruh wilayah
disana terjadi pemerataan. Salah satunya adalah Kp. Sukamulya, tempat
fokus Saya dan teman-teman melakukan kegiatan pengabdian. Terdapat
berbagai permasalahan yang ada disana, namun hal yang menjadi fokus
permasalahan di Kp. Sukamulya adalah kondisi geografis, dimana
wilayah tersebut sangat sulit mendapatkan air bersih terlebih ketika
musim kemarau tiba. Oleh karena itu, Saya bersama teman-teman
berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mencoba untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada Desa Leuwimekar terutama Kp.
Sukamulya.
Setelah menjalani hidup bersama selama satu bulan lamanya dalam
satu atap dan telah melewati berbagai kegiatan, rintangan, kejadian-
kejadian yang menyenangkan maupun sedih, serta mengenali sifat
masing-masing anggota, Saya menyadari bahwa KKN bukan hanya
sekedar kegiatan yang dilakukan selama satu bulan di suatu tempat yang
asing dan mendapatkan nilai. Tapi terdapat pelajaran-pelajaran yang
dapat diambil dalam kegiatan ini, seperti kebersamaan dengan orang yang
sebelumnya tidak tahu ia siapa, mampu menyelesaikan masalah bersama,
saling membantu ketika mengalami kesulitan, dan rasanya memberikan
sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain walupun hanya sedikit
namun sangat berarti bagi masyarakat disana. Bagi Saya KKN adalah
sesuatu yang mungkin tidak disukai tapi akan selalu dikenang hingga tua
nanti yang tidak dapat digantikan dengan uang seberapa pun.

Merajut Kisah Bersama Orang-Orang Hebat


Keyakinan Saya terhadap kelompok KKN Drestanta bahwa
kelompok ini merupakan tempat berkumpulnya orang-orang hebat yang
memiliki kelebihannya masing-masing dengan latar belakang yang
berbeda-beda. Saya juga meyakini bahwa kolompok ini merupakan
kelompok terbaik dibandingkan dengan yang lain terlepas dari penilaian
orang lain.

197
Keyakinan tersebut menguat ketika dalam pelaksaan di lapangan,
dimana mereka menunjukkan kelebihan dari apa yang dirinya miliki,
kepedulian terhadap masing-masing anggota, empati ketika kondisi
sedang kurang baik, mampu bekerja sama dengan keikhlasan, serta
bertanggung jawab terhadap apa yang diberikan kepada dirinya.
Meskipun terjadi beberapa pikiran yang tidak sejalan dengan yang lain,
namun dengan dilakukan musyawarah dan mufakat mampu
menyelasaikan suatu masalah serta tidak berkecil hati walaupun
pendapatnya tidak disetujui. Dengan adanya 18 kepala dalam satu rumah,
membuat banyak kejadian yang menyenangkan ataupun konflik yang
terjadi yang membuat KKN ini menjadi lebih menarik. Salah satu cerita
yang menarik selama disana adalah ketika hari- hari awal saya bersama
teman-teman tinggal di rumah yang dijadikan posko KKN, kondisinya
masih cukup kondusif dan Saya pikir akan baik-baik saja selama berada
disana, sebab air yang ada di rumah tersebut masih banyak yang dapat
digunakan.
Setelah beberapa hari kemudian, kondisi mulai kurang
menyenangkan karena air yang berada disumur lambat laun semakin
berkurang dan akhirnya mesin untuk mengambil air sudah tidak dapat
berfungsi. Saya beserta teman-teman harus mencari tempat yang
memiliki air untuk mandi, mulai ke masjid-masjid, rumah warga, SPBU,
hingga tempat perbelanjaan retail. Hal tersebut justru membuat
pengalaman KKN ini lebih penuh dengan cerita dan membuat ikatan tali
persaudaraan kami menjadi sangat kuat. Banyak orang mengira jika
ketika KKN mereka medapatkan segala fasilitas yang dibutuhkan adalah
sesuatu yang menyenangkan, bagi Saya itu bukan merupakan tujuan dari
diselenggarakannya kegiatan tersebut. Merasakan berbagai rintangan
dalam menjalani kehidupan layaknya masyarakat disana membuat
kebersamaan antar anggota menjadi lebih terasa dan memberikan
kesadaran untuk peduli terhadap sesama.

Banyak Kisah yang Akan Selalu Dikenang


Desa Leuwimekar merupakan desa yang sudah memadai segala
sarana dan prasarananya karena di desa ini merupakan pemekaran dari
desa Leuwiliang dan dekat dengan kecamatan.

198
Tetapi terdapat satu wilayah yang bisa dikatakan paling pinggir
dari batas wilayah desa dan cukup jauh dari pusat desa, wilayah tersebut
bernama Kampung Sukamulya. Karena tempatnya yang cukup jauh dari
pusat desa, nuansa pedesaan di sana masih cukup kental. Mulai dari masih
banyaknya lahan kosong, kondisi jalannya yang cukup terjal, udaranya
yang bersih, lingkungannya masih asri, budaya gotong- royongnya masih
terjaga, saling menyapa ketika berpapasan, serta anak-anak yang ramai
untuk bermain bersama di lapangan pada sore hari. Di Kampung
Sukamulya ini masih banyak warganya belum memiliki kamar mandi
atau mesin air sendiri dan mengandalkan MCK. Untuk sarana
pendidikan di wilayah ini cukup jauh dan kondisi jalannya yang
menanjak karena Kampung Sukamulya ini berada di atas. Selain itu, di
wilayah ini tidak ada pasar sehingga masyarakat disana harus menempuh
jarak yang cukup jauh ke pasar Leuwiliang.
Masyarakat di Desa Leuwimekar khususnya di Kampung
Sukamulya dan Kampun Kandang Sapi yang menjadi prioritas kami,
menurut Saya sangat baik kepada Saya dan teman-teman karena kami
merasa sangat terbantu oleh para warga baik saat melakukan program
kerja maupun hal lainnya. Masyarakat disana sangat menerima Saya dan
teman-teman seperti warga yang telah lama tinggal di tempat tersebut.
Dengan budaya Sundanya yang begitu kental, mereka sangat ramah
kepada kami. Pada hari pertama melakukan pengabdian masyarakat,
Saya dan teman-teman melaksanakan kegiatan pembukaan KKN 059
Drestanta yang bertujuan untuk memperkenal diri kami kepada tokoh-
tokoh masyarakat setempat agar dapat mengetahui keberadaan dan
tujuan kami berada disini.
Sebelumnya karena Saya berada pada divisi Humas, Saya telah
menyebarkan undangan kepada tokoh masyarakat agar dapat hadir
dalam kegiatan tersebut. Alhamdulillah, tokoh-tokoh yang telah
diundang dapat hadir bahkan mengajak rekannya untuk mengikuti
kegiatan tersebut dan mereka menyambut positif kedatangan kami.

199
Selama melaksanakan kegiatan disana, masyarakat cukup antusias
dalam mengikuti berbagai agenda yang telah dipersiapkan. Salah satu
yang membuat Saya terkesan adalah semangat anak-anak, baik dari
Kampung Sukamulya maupun Kampung Kandang Sapi, dalam
mengikuti serangkaian acara yang diperuntukkan untuk mereka,
seperti Baca Tulis Quran dan Bimbel Kreatif yang dilaksanakan
pada sore hari dimana itu merupakan waktu bermain mereka, Pengajian
setelah solat maghrib, perlombaan pada hari kemerdekaan, hingga
ketika acara penutupan KKN. Walaupun sarana dan prasarana dalam
bidang pendidikan disana masih kurang, namun semangat mereka
dalam menuntut ilmu sangat tinggi sehingga Saya teringat suatu
kalimat yang sangat dalam maknanya yaitu “Man Jadda Wa Jada” yang
berarti barang siapa yang bersungguh-sungguh maka akan
mendapatkannya. Semangat itu berhasil mempengaruhi Saya ketika
berada disana, dimana setiap ada kegiatan mengajar anak-anak, Saya
menjadi terdorong untuk dapat mengajari mereka walaupun hanya
sebatas ilmu dasar. Namun hal tersebut menjadi sesuatu yang sulit
ditemukan ketika Saya sudah kembali ke rumah.
Kisah lain yang sangat teringat oleh Saya ketika berada disana
adalah ada satu keluarga yang sangat baik kepada kelompok kami hingga
menganggap seperti keluarganya sendiri yaitu keluarga Bapak Mahpud
yang sekaligus merupakan ketua RT 02 dari kampung Kandang Sapi.
Bapak Mahpud dan istrinya yang biasa Saya dan teman-teman sapa
dengan sebutan Umi, mereka mengizinkan kami untuk mandi di
tempatnya, karena di posko kami memang kekurangan air. Selain itu,
mereka sangat perhatian dengan selalu menyajikan makanan ketika kami
berkunjung ke rumahnya, memberikan obat apabila ada anggota kami
yang sakit, memperbolehkan kami untuk tidur ditempatnya, hingga
ketika malam terakhir kami disana mereka mengajak untuk makan
bersama yang semua itu dilakukan secara ikhlas tanpa mengharap
balasan.

200
Selain itu, ketika kami mengadakan beberapa program kerja,
seperti pembukaan KKN, penyuluhan tentang DKM, pembuatan plang
jalan, hari raya Idul Adha, serta acara penutupan KKN, beliau senantiasa
membantu Saya dan teman-teman dalam melakukan sosialisasi kepada
warganya agar dapat ikut serta pada kegiatan tersebut. Hal tersebut
mengajari Saya untuk selalu berbuat baik dan bermanfaat kepada orang
lain walaupun sebelumnya belum mengetahui ia siapa dan darimana
asalnya.

Harapan Akan Selalu Tumbuh


Setelah menjalankan seluruh aktifitas selama berada di Desa
Leuwimekar dalam melaksanakan suatu misi yaitu pengabdian kepada
masyarakat, tentu banyak pengalaman yang telah didapatkan bersama
teman-teman serta masyarakat sekitar baik dalam keadaan yang
menyenangkan maupun dalam keadaan yang menuntut kita harus
bersikap dewasa. Karena Saya meyakini bahwa dibalik kesuksesan
seseorang, pasti terdapat cerita dalam dirinya yang menarik untuk
didengar. Kurang lebih satu bulan lamanya Saya beserta teman-teman
KKN Drestanta menjadi bagian dari warga Desa Leuwimekar terutama di
Kampung Sukamulya dan Kampung Kandang Sapi, begitu banyak hal
yang telah dirasakan bersama masyarakat sekitar. Beberapa masalah di
antaranya kondisi geografis yang menyebabkan kekurangan air ketika
musim kemarau, kurangnya penggerak masyarakat dalam melaksakan
suatu kegiatan yang dapat membangun wilayah tersebut, kurangnya
kesadaran dalam menempuh jenjang pendidikan yang tinggi, serta tidak
adanya suatu nilai lebih pada wilayah ini. Harapan akan selalu ada dalam
mengatasi seluruh masalah yang ada. Walaupun bukan Saya nanti yang
akan melakukan perubahan, mungkin akan ada seseorang yang mampu
mendengarkan aspirasi warga dan semoga Allah Azza wa Jalla dapat
memberikan keberkahan di Desa Leuwimekar.
Pada bagian akhir ini, Saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan warna pada pengalaman
yang Saya dapatkan selama berada di desa ini.

201
Terima kasih Saya ucapkan kepada Bapak Oding (Sekertaris
Terima kasih Saya ucapkan kepada Kelompok KKN 059 Drestanta, Bapak
Oding (Sekertaris Desa Leuwimekar) beserta jajarannya, Pihak Karang
Taruna (Kang Erwin, Kang Dedi, Kang Berty, beserta jajarannya), Bapak
Muhibi (Ketua RW 01), Keluarga Bapak Sunjaya (Ketua RT 01), Keluarga
Bapak Mahpud (Ketua RT 02), Ibu Alis (Tetangga yang senantiasa
membantu kelompok kami), Bapak Ahmad (Ketua Pengurus Masjid),
Pemuda-pemuda Kampung Sukamulya, Anak- anak Kampung
Sukamulya dan Kampung Kandang Sapi, serta seluruh masyarakat di
Desa Luwimekar. Terima kasih telah memberikan pengalaman yang
sangat berharga selama kurang lebih satu bulan Saya melakukan
pengabdian. Tanpa kalian semua, mungkin kegiatan KKN ini akan sangat
membosankan dan tidak memberikan bekas yang sangat berarti untuk
dapat dikenang hingga tua nanti.

L. MUHAMMAD ULIN NUHA : Indahnya Monokrom Sejatinya


Terdistraksi

Aku dan Hari Kemudian


Sebelumnya perkenalkan nama Saya Muhammad Ulin Nuha, saya
biasa dipanggil dengan Ulin, sekarang saya berada di semester 6 jurusan
Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan juga saya sekarang sedang bekerja di PT.
Berkah Maju Sejahtera di daerah Rempoa sebagai General Admin. Saya
merupakan anak tunggal dari pasangan orang tua saya, mungkin anak
tunggal identik dengan perlakuan manja dari orangtuanya. Tapi berbeda
dengan saya, saya juga enggan dan tidak mau untuk diperlakukan seperti
tersebut.
Alasan saya mengikuti kegiatan KKN ini adalah karena pertama,
sebagai syarat lulus dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka mau tidak
mau saya haruslah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan KKN dan
meninggalkan seluruh rutinitas termasuk pekerjaan yang sekarang
sedang saya tekuni. Kedua, kegiatan KKN ini saya anggap sarana untuk
lepas dari penatnya aktivitas yang berulang-ulang sehingga bisa
dikatakan KKN kali ini menjadi liburan di kala padatnya aktivitas.

202
Motivasi saya dalam program KKN ini adalah untuk belajar artinya
bertahan hidup yang sesungguhnya. Melepaskan kemudahan dan
kenikmatan yang didapat dari rumah dan perkotaan. Belajar untuk
bertahan hidup mulai dari susahnya mengambil air, arti berbagi meskipun
sedang susah kita harus tetap berbagi, kerjasama baik itu sekelompok
maupun antar warga masyarakat. Serta pentingnya toleransi antar semua.
Tujuan saya dalam program KKN ini adalah menikmati proses
bermasyarakat serta tidak lupa untuk belajar dari masyarakat dan
melaksanakan program kegiatan pada KKN serta menambah teman dan
sahabat. Dan juga menikmati berbagai tempat-tempat yang dapat saya
eksplor selama berada di tempat KKN.
Sebenarnya lumayan sulit menilai kompetensi diri sendiri
daripada menilai kompetensi orang lain. Tetapi seorang manusia yang
telah hidup 22 tahun ini apakah dia mampu untuk dapat bertahan hidup
mulai dari memasak, dan hal-hal yang dianggap biasa menurut saya sudah
dapat bertahan hidup atau dalam hal ini dapat disebut berkompeten.
Kompetensi yang saya miliki adalah di bidang hukum yaitu legal
drafting. Selain itu saya juga memiliki kemampuan non akademis di
bidang desain grafis. Kompetensi ini berguna bagi saya di KKN seperti
pada saat pembuatan aturan-aturan desa dan proses pembuatan banner.
Selain itu ada kemampuan yang masuknya bukan kompetensi tetapi
sangat membantu seperti memasak, menyetir, pekerjaan pertukangan,
memotong daging saat idhul adha dan lain-lainnya.
Rencana yang akan saya lakukan di lokasi KKN adalah berhubung
saya di divisi media yang mempunyai tanggung jawab di bagian film
dokumenter, saya akan mengampil potret-potret kehidupan di desa dan
pemandangan alam yang diberikan Tuhan di kampung Sukamulya dan
sekitarnya. Terlepas dari tidak adanya program kegiatan yang harus di
liput atau di dokumentasikan.
Cara pandang saya terhadap KKN sebelum program ini terlaksana.
Apa urgensinya kita yang dari jurusan berbeda-beda disatukan dan
disuruh terjun ke masyarakat untuk mengabdi, belum tentu juga jurusan
yang sekarang ditekuni dapat diaplikasikan di masyarakat. Serta KKN
yang memakan waktu sebulan menurut saya itu mengganggu aktivitas
sehari-hari belum lagi yang sudah bekerja dan terpaksa harus
meninggalkan pekerjaannya.

203
Kemudian dana KKN yang tidak terlalu besar dan baru diterima
oleh peserta KKN setelah program usai. Seharusnya sebelum program
dimulai atau pada saat pembekalan uang dari Universitas itu diberikan
sehingga maksimal dalam pembuatan program kegiatan, kalaupun baru
diterima pada akhir KKN lebih besar kemungkinan untuk digunakan
tidak tepat sasaran, seperti belibur ke gunung atau pulau atau sekedar
jalan-jalan.
Setelah program ini terlaksana. Adalah ternyata ada manfaatnya
kita di tempatkan dalam satu kelompok, dari jurusan dan latar belakang
yang berbeda-beda adalah untuk kita mengenal perbedaan dimana
perbedaan yang kita rasakan nantinya akan menimbulkan rasa
toleransi. Rasa toleransi, kerjasama dan kebersamaan ini yang juga kita
terapkan ke masyarakat sekitar. Dan setelah program berakhir, saya
dapat mengambil pembelajaran yang berarti dari warga desa Sukamulya
dimana meskipun sedang dilanda bencana kekeringan tidaklah berputus
asa, saling gotong royong untuk mendapatkan air dan bersyukur atas
kiriman air yang diperoleh.

Air di Daun Kelor


Persepsi saya terhadap kelompok adalah pertama, pada awalnya
saya mengira kelompok ini tidak terlalu aktif dimana mulai dari rapat di
UIN masih banyak beberapa yang tidak hadir, entah itu karena urusan
kuliah, bekerja atau tidak bisa di hubungi. Saya sendiripun termasuk
orang yang jarang untuk dapat hadir saat rapat di UIN dikarenakan ada
pekerjaan kantor yang tidak bisa ditinggal. Ternyata setelah tinggal
kurang lebih 30 hari di posko KKN kelompok ini menurut saya adalah
kelompok yang asik dikarenakan akan selalu ramai mulai dari memanggil
piket, air minum yang habis, motor yang ingin dipakai dan lain-lain.
Mungkin setelah berjumpa dan tinggal di lokasi KKN saya dapat melihat
kemampuan atau aset yang dimiliki teman-teman yang mungkin tidak
ditunjukkan atau terlihat dikala kondisi tertentu. Seperti ada yang
menjadi Qari membaca Al-Quran, menjadi MC ataupun moderator,
berbakat masak apabila dia piket selalu senang masakannya enak, rajin
bersih-bersih, mudah bergaul dengan warga sekitar, menjadi guru baik
itu pelajaran maupun ekstrakurikuler, dan lain-lain yang tidak bisa
disebutkan ke semuanya.

204
Mungkin untuk bercerita tentang konflik itu saya tidak begitu
suka, dikarenakan sama halnya seperti kita mengingat-ngingat masalah
atau seperti mengorek luka yang lama. Saya merasa selama KKN di
kelompok kami tidak pernah ada konflik yang besar sehingga
menimbulkan perpecahan atau kebencian di hati masing-masing orang.
Mungkin konflik-konflik yang kecil yang banyak karena menurut saya
konflik yang kecil tersebut yang harusnya dipelihara sehingga
menimbulkan rasa kebersamaan dalam suatu hubungan, baik itu
hubungan individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun
kelompok dengan kelompok.
Cerita pertama. Sebelumnya saya pada saat teman-teman kkn sudah
pembukaan di Sukamulya, saya izin untuk tidak dapat ikut dan datang
pada malam harinya karena saya ada pekerjaan menyewakan mobil pickup
untuk mengangkut kelompok KKN lainnya. Pada saya perjalanan sudah
sampai daerah Pamijahan saya di Whatsapp Rafa, ia bilang bahwa saya
harus segera dirumah karena sedang tidak ada anak laki-laki dan teman
saya UUN dan Siska sedang kesurupan. Otomatis setelah mengantarkan
teman saya Bayu ke Pamijahan saya segera mengebut ke rumah. Sampainya
di rumah, posko sedang ramai karena ada Pa Ustad Adna yang membantu
mengeluarkan makhluk gaib tersebut. Setelah kejadian itu posko pun
menjadi seperti biasa lagi.
Tepat seminggu setelah kejadian tersebut. Waktu menunjukkan
pukul 9 malam dikala itu kami telah selesai makan malam bersama dan
setelah itu ada agenda briefing atau evaluasi setelah makan malam.
Sebelum dimulai ada yang bersantai, main hp, atau melakukan hal
lainnya. Briefing pun dimulai anak-anak duduk melingkar untuk
mendengarkan koordinasi terkait teknis esok hari, mulai dari ketua, BPH,
divisi acara sampai ke divisi yang lainnya. Tidak terasa jam menunjukkan
pukul setengah 12 malam. Briefing tadi sudah ¾ selesai. Siska yang
sedang duduk di pojok tiba-tiba merintih kesakitan. Saya pun berfikir
apakah ini sama seperti kejadian minggu yang lalu. Teman-teman yang
lain pun langsung membawa siska ke kamar perempuan untuk di
tidurkan.

205
Sementara itu rapatpun terhenti beberapa saat. Suasana hening
seketika terjadi di posko. Teman-teman perempuan mengoleskan
minyak telon dan segala jenis minyak-minyakan ke badan Siska agar
terasa hangat. Mulai dari selimut, sarung, mukena, jilbab, sprei dipakai
untuk menutup badan Siska agar tidak terkena angin. Yang
dikhawatirkan teman-teman adalah satu, Siska yang katanya sebelum
KKN habis menjalani operasi lambung kambuh dikarenakan memegangi
perutnya saat tiduran sembari menangis dan merintih. Kedua,
dikhawatirkan terulang peristiwa kesurupan pada saat pembukaan dan
setelah pengajian di posko yang waktu itu adalah Siska juga.
Segala cara dan upaya pun dilakukan teman-teman perempuan.
Sampai akhirnya kita memanggil Pak Ustad Adna yang waktu pertama
kali juga membantu pada saat peristiwa kesurupan pertama kalinya.
Mungkin kita kurang sopan memanggil Ustad pada jam 12 malam lebih,
tapi mau bagaimana lagi. Akhirnya Pak Ustad masuk ke kamar perempuan
dan mulai mendoakan. Tidak sampai 5 menit Pak Ustad membacakan doa
dan beliau izin pamit pulang. Sebelum pulang saya tanya ke Pak Ustad
kenapa, karena saya merasa berani dan sedikit dapat hal-hal yang tidak
kasat mata.
Tetapi kondisi Siska bukannya membaik malah semakin menjadi-
jadi, dimana semakin menangis dan kesakitan. Setelah itu saya dan Aziz
mencoba mencari dokter untuk dibawa ke posko. Tetapi pada saat itu
tidak ada dokter yang bisa untuk ke posko. Akhirnya jam 1 dinihari setelah
Siska bangun dari pingsan saya dan Mishell serta Aziz dan Latip pun
membawa Siska ke RSUD. Saya bonceng bertiga, Saya, Siska dan Misel
dalam satu motor. Siska diikat dengan sarung ke badan saya. Saat
perjalanan, memang jalan nya turunan dan rusak. Tetapi saya merasakan
hal yang aneh dimana motor menjadi sangat berat dan diatas pundak saya
seperti menggendong batu yang sangat berat sampai saya mengeluh
kesakitan. Dan Misel bertanya apakah saya tidak apa-apa, saya jawab
tidak apa-apa karena tidak ingin membuat khawatir. Karena saya merasa
ada sosok yang tidak kasat mata bergelayut diatas pundak saya. Karena
saya biasanya kuat membawa motor sport sekaligus berboncengan tiga.
Hal ini jelas berbeda dengan apa yang saya rasakan pada saat itu.

206
Sesuai dugaan saya bahwa ini bukan sakit yang biasa. Terbukti dari
cek darah, Hemoglobin, Trombosit, dll dinyatakan oleh dokter bahwa
kondisinya normal dan disebut dalam keadaan sehat. Disana dilakukan
cek darah, pemberian vitamin dan lain-lain sampai kurang lebih 2 jam
disana dan Siska diizinkan pulang. Sesampainya di posko tidak ada
teman yang tidur dikarenakan khawatir, terlebih Rais dan Liandi yang
biasanya tidur luar bersama saya.
Cerita Kedua. Cerita ini bermula ketika saya izin untuk
menginap di salah satu tempat kkn teman sejurusan saya. Pada awalnya
pukul 12 malam setelah briefing dan evaluasi rutin saya izin ke ketua
beserta ke kelompok saya untuk menginap di posko kkn teman sejurusan
saya yaitu Mochamad Juliantoni Pratama di kelompok 66 di daerah
Cibitung Kulon, Pamijahan. Beserta satu teman sejurusan saya juga dari
kelompok 54 dari Cibeber 2 yang jaraknya ke Cibitung Kulon adalah 30
menit. Disana seperti biasa mengobrol, minum kopi dll sampai subuh.
Dan pada saat disana saya merasa sakit karena pada saat kemarin 17
Agustus-an saya meminum es pada saat matahari terik atau panas-
panasnya sehingga saya menjadi batuk berdahak dan disana menjadi
kehabisan suara. Maksud hati ingin pulang saat subuh tetapi kepala
pusing dan terbangun jam 12 siang. Dikarenakan lapar sehingga makan
terlebih dahulu dan menumpang mandi dikarenakan semalaman terkena
asap kendaraan dan rokok sehingga badan menjadi lengket. Akhirnya
pulang dari sana sekitar jam 4 sore.
Setelah mengantar teman saya ke Cibeber 2 saya merasa tidak enak
dikarenakan izin yang terlalu lama melebihi waktu, sehingga saya pun
membeli martabak beberapa kotak sebagai bentuk permohonan maaf.
Setelah martabak selesai saya pun langsung menuju ke arah posko.
Tidak beberapa lama saat telah sampai di Masjid Bawah Kandang
Sapi (Kansas) dari jauh terlihat ada yang melempar bebatuan ke arah
seseorang yang mengendarai motor. Pada awalnya saya mengira itu
adalah tawuran antar warga kampung. Bisajadi kampung Sukamulya dan
Kandang Sapi (Kansas) yang bersebelahan.

207
Setelah saya tanya ke akang ternyata itu adalah maling motor. Oke
tanpa pikir panjang saya ikut mengejar orang tersebut bersama warga-
warga yang lainnya ke arah Sukamulya. Sampainya di persimpangan
posko saya merasa motor saya sudah tersendat-sendat dan melihat
indikator bensin sudah di E dan berkedip-kedip. Sehingga saya
memutuskan untuk tidak lagi ikut mengejar dan menyuruh akang-akang
yang tadi untuk lanjut karna bensin habis. Setelah itu bertemu teman-
teman perempuan, dan bertanya apa yang terjadi. Tidak begitu lama
akang-akang yang tadi balik lagi ke saya dan bilang bahwa pelaku lari
kea rah posko kami. Langsung saja saya gas ke arah rumah, dari jauh saya
melihat rais sedang corat-coret dinding posko menggunakan pilok bekas
program mck. Langsung saja saya suruh dia naik dan ikut. Sepanjang jalan
kami menanya ke warga sekitar apakah ada orang yang naik motor beat
dengan ugal-ugalan. Sampai kami di jalan buntu di salah satu rumah
warga dimana terlihat seorang bapak-bapak yang sedang mengobrol
dengan seorang pemuda.
Pada akhirnya warga berkumpul di lapangan rumah tersebut
karena kebingungan harus mengejar kemana lagi. Ada warga yang
membawa kunci inggris, membawa batu yang besar dan kayu atau
tombak yang ujungnya runcing, sementara saya membawa martabak
hahaha dan Rais membawa cat pilok hahah. Tiba-tiba seorang warga ada
yang melihat motor beat tersebut disembunyikan di samping rumah
warga tadi. Secara reflek saya mengeluarkan motor tersebut dan melihat
kondisinya. Setelah itu ditanyakan mana surat-suratnya. Yang ada hanya
stnk yang di fotocopy. Setelah diperiksa ternyata nomor platnya beda
dengan yang ada di stnk. Tetapi nomor rangkanya sama dengan yang ada
di stnk. Setelah di interogasi warga ternyata pelaku bukanlah maling
motor tetapi motor tersebut adalah kepunyaannya tetapi karena sudah
jatuh tempo kredit, dia mengganti plat nomor agar tidak terlacak oleh
debt collector. Tetapi naas debt collector tau bahwa motornya diganti
plat oleh pelaku. Sehingga pada saat ingin diambil di jalan pelaku tersebut
mengelak sehingga debt collector tadi meneriaki pelaku dengan maling
motor sehingga warga terpancing dan melempari pelaku dengan batu,
seperti yang saya lihat di Kandang Sapi (Kansas). Pun nasi telah menjadi
bubur, pelaku tersebut meskipun adalah motornya tetapi tetaplah
dibawa ke tokoh masyarakat untuk diadili.

208
Dilihat dari peristiwa tersebut warga tidak melihat kami sebagai
warga asing atau pendatang. Warga sekitar sangat welcome ke kami
mahasiswa KKN sehingga kehadiran kami saat itu dianggap sebagai
bagian dari warga Sukamulya itu sendiri. Sehingga kami para peserta
KKN merasa senang karena kita merasa dianggap disini sebagai.Setelah
itu pemuda-pemuda berterimakasih telah turut andil dalam peristiwa
tersebut.

Zona Nyaman Bukan Selalu itu Rumah


Kami bertempat tinggal di Kampung Sukamulya Desa Leuwimekar,
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Saya sangat bersyukur karena
kelompok kami di tempatkan disini, dikarenakan di Leuwimekar sudah
lumayan maju dan akses ke jalan raya atau jalan provinsi termasuk cukup
mudah diakses. Dilihat dari kondisi lingkungan, desa tempat tinggal
masuk ke daerah dataran rendah yang saat ini sedang dilanda kekeringan
akibat musim kemarau. Suhu disini saat siang relatif panas dan suhu saat
malam cenderung dingin.
Dari sosial keagamaan disini mayoritas memeluk agama Islam.
Meski ada agama-agama minoritas yang lain seperti Kristen dll. Lucunya
disini adalah pada saat Sholat Jumatnya. Pada saat saya pertama kali
kesini, saya lumayan kaget dengan durasi sholatnya. Dikarenakan
sholatnya hanya berbahasa Arab dan hanya Sunnah Jum’atnya sehingga
tidak ada ceramah Bahasa Indonesia dan setelah salam dilanjutkan dengan
Shalat Zuhur. Bagi yang tidak ingin ikut shalat zuhur langsung kabur
berhamburan. Dari segi masyarakat, masyarakat disini adalah mayoritas
cenderung orang Leuwimekar asli yaitu keturunan Sunda. Meski ada juga
pendatang dari Padang, Lombok dan Jakarta. Lumayan kental
penggunaan Bahasa Sunda tetapi paham dan fasih berbahasa Indonesia
sehingga kami mudah berinteraksi. Saya juga disana sedikit-sedikit
belajar Bahasa Sunda meskipun hanya beberapa kosakata seperti
Embung, Berem dan Cicing.
Cerita pertama, diawali ketika kami survei ke Leuwiliang untuk
pertamakalinya, pada saat itu kami survei pada bulan puasa. Kami
diberitahu bahwa sedang berlangsung kekeringan di daerah ini pada
tepatnya bulan Juni-Juli. Ternyata saat kami sudah pindah ke lokasi KKN
kekeringan masih melanda kampung kita ini.

209
Hal yang paling berkesan bagi saya adalah, kami memiliki tetangga
samping posko KKN kami satu rumah yaitu Ibu Alis tetapi biasa dipanggil
oleh kami Ibu Eyebrow guyonan dari Bahasa Inggrisnya alis. Bu Alis ini
sangat baik kepada kami, dikarenakan saya tidur di teras bersama Liandi
dan Rais. Kami setiap pagi sebelum matahari terbit selalu mendengar dari
arah sumur, karena sumur bersebelahan dari rumah kami. Ada yang selalu
menimba air setiap paginya. Setelah beberapa lama kami baru tau
bahwasanya Bu Alis selalu menimbakan air untuk rumah kami setiap pagi
seorang diri di ember yang ukurannya lumayan besar. Ibu Alis ini memiliki
suami tetapi jarang terlihat di rumahnya. Dan juga memiliki lumayan
banyak. Beliau mengurusi anaknya dengan penuh kasih sayang.
Hal lainnya yang berkesan adalah waktu itu ada beberapa kali
kiriman truk air bersih ke kampung kami. Pasti setiap warga
mengeluarkan embernya untuk mengangkut air kerumah. Karena
dirumah kami hanya ada beberapa ember, bu Alis ini tidak segan-segan
meminjamkan embernya, membawakan air yang ia dapat untuk kami,
sempat beberapa kali kami merasa tidak enak karena kebaikan beliau,
padahal beliau sadar rumahnya sendiri pun sangat perlu dengan yang
namanya air bersih. Dan saya belajar untuk bersyukur dengan apa yang
sudah saya punya, serta tidak lagi menghambur-hamburkan air karena
saya tau ada kerabat kita yang lebih membutuhkan daripada kita. Serta
saya belajar untuk tetap menolong orang lain meskipun diri kita sedang
mengalami kesusahan juga. Karena pada dasarnya manusia hidup
membutuhkan manusia lainnya.
Cerita Kedua, pada saat kami akan penutupan KKN di desa
Sukamulya. Kami semua telah berembuk untuk menyewa panggung dan
soundsystem, padahal uang di bendahara tidak terlalu banyak. Kemudian
kami menuturkan keluh kesah kami ke Pak RT. Saya dan Liandi yang
latar belakangnya pernah mengadakan konser musik sudah hatam
beberapa hal untuk membuat panggung yang rangkanya dari besi. Tetapi
saya dan Liandi dibuat kaget, dikarenakan kami berbondong bondong
dengan remaja desa ingin membuat panggung. Berbekal batu bata, papan
kayu, kawat serta bambu, tidak lebih dari 2 jam panggung kami
penutupan berhasil dibuat. Saya merasa warga disini keren, dikarenakan
dapat memotong kawat serta mengikatnya untuk pondasi panggung
hanya menggunakan tangan tanpa alat bantu apa-apa.

210
Disitu kami sadar ilmu bagaimana menata panggung, pengalaman
event organizer, konser musik dll nya kalah dengan keterampilan warga
disana. Karena saya baru kali itu dengan tangan saya sendiri dan dibantu
warga secara gotong-royong mampu membuat panggung sederhanya
yang dapat dinaiki lebih dari 20 orang dan tetap kokoh. Dari situ saya
belajar untuk tidak menganggap remeh dan dimanapun saya berada pasti
ada hal berguna yang bisa saya ambil pelajaran.

Jangan Takut Hari Esok


Yang saya salut dari warga desa Sukamulya dalam hal ini termasuk
Leuwimekar adalah warganya yang sangat ringan tangan. Mereka mau
menolong siapun itu walaupun mereka tidak mengenal siapa yang
ditolong. Yang kedua dari yang saya amati adalah anak-anaknya sangat
semangat dan senang menuntut ilmu di sekolah. Disana ada angkutan kota
meskipun dari pagi saja. Alhasil mereka siang atau sorenya pulang harus
berjalan kaki lumayan jauh. Ada yang harus jalan sampai jalan raya dan ada
yang harus berjalan naik terutama yang kearah Pasir Honje dan
Sukamulya.
Meskipun sedang dilanda kekeringan yang berkepanjangan.
Warga disini saling bahu-membahu dalam hal mencari air, baik itu untuk
mandi dan untuk mengairi lahan pertanian atau perkebunan. Warga
tidak ada yang bekerja seorang diri. Pastilah ada saja warga yang
membantu. Hal itupun tidak lepas dari koordinasi Pak RT yang selalu
aktif menggerakkan warga-warganya.
Yang kami berikan kontribusi untuk Desa Sukamulnya pastilah
tidak banyak. Tetapi saya mencoba memaksimalkan apa yang bisa saya
berikan untuk desa ini. Dengan membantu-bantu apa yang bisa saya
kerjakan, mulai dari merenovasi majelis baik itu mengerik tembok,
mengecat dinding dan pintu. Lalu ada pembuatan dinding mck atau
sumber mata air yang dulunya hanya dibatasi oleh anyaman bamboo atau
gedeg dan diganti dengan dinding, saya membantu mengaduk pasir
walaupun itu dibantu pengerjaannya oleh kuli bangunan, serta mengecat
dan menghias MCK.

211
Lalu ada kegiatan bimbel kreatif, btq dan mengajar di Sekolah
Dasar dan MI yang ditujukan untuk membantu belajarnya anak-anak
disini, sayapun membantu meskipun ilmu untuk mengajar tidak terlalu
banyak. Tetapi saya sangat senang apabila anak-anak senang dengan cara
mengajar saya yang lebih sering diisi dengan games dan yang bisa
menjawab pertanyaan dari saya bisa mendapat hadiah, walaupun itu
hanya snak.
Serta ada kegiatan 17 Agustusan yang kami bahu-membahu
bersama warga menghias lapangan sampai larut malam. Meskipun hal itu
melelahkan tetapi itu terbayar dengan keseruan-keseruan pada saat acara
berlangsung. Kemudian kami mengadakan pawai obor keliling dimana
saya diberi tanggungjawab untuk membuat obornya mulai dari mencari
memotong dan lain-lain serta dibantu juga oleh teman-teman KKN yang
lainnya. Meskipun tangan harus merah dan gatal-gatal setelah memegang
bambu. Selanjutnya ada pelatihan dan seminar yang gunanya adalah
menumbuhkan kesadaran warga dan kekreatifitasan warga mengolah
sumber daya alamnya. Seperti seminar kepemimpinan untuk remaja,
pelajihan manajemen masjid oleh DKM dan pelatihan online shop.
Apabila saya menjadi warga desa Leuwimekar dan dalam hal ini
adalah kampung Sukamulya adalah saya jujur senang karena disini tidak
terlalu macet dan hal ini saya rindukan. Selanjutnya adalah kekompakan
warganya saling bahu-membahu dalam hal apapun itu. Harapannya
adalah agar jalan desa dihaluskan karena ada beberapa bagian yang rusak
dan penerangan atau lampu jalan sehingga tidak berbahaya apabila
malam datang. Selanjutnya adalah supaya desa menjadi lebih maju dan
makmur warganya, serta musim kering tidak lagi berkepanjangan
sehingga produk kebun dan sawah dapat membawa kebahagiaan bagi
desa. Karena di setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan di kemudian
hari

M. NISA FAIZIYAH : Pendidikan Menjadi Sorotan

Pendidikan Menjadi Sorotan


Saya adalah salah satu mahasiswa jurusan Pendidikan Agama
Islam. Ketika menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya
belajar banyak hal tentang dunia kependidikan.

212
Selain menuntut ilmu di Universitas yang bercirikan nama salah
seorang tokoh penyiar islam tersebut, saya pun pernah mencicipi rasanya
menuntut ilmu di pondok pesantren. Sejak duduk di bangku Sekolah
Dasar, memang saya yang memutuskan untuk menimba ilmu sambil
mencari pengalaman di pondok pesantren. Bahkan hingga 3 bulan
belakangan ini, saya masih tinggal di pesantren sambil tetap berkuliah.
Namun kemudian ada beberapa hal yang pada akhirnya membuat saya
memutuskan untuk berhenti menjadi santri. Meski berat, namun apa
boleh dikata. Kala sudah bertahun-tahun terbiasa dengan kehidupan
dalam panjara suci, namun ini harus terhenti untuk sementara waktu,
agar saya dapat memfokuskan waktu dan diri saya menyambut semester
yang kian hari kian menua ini.
Sejak pertama kali saya mendengar desas-desus mengenai kabar
akan diadakannya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada liburan
semester 6 ini, timbul rasa khawatir sekaligus tanya dalam benak saya.
Bagaimana proses kegiatan KKN berlangsung ? Apakah sesulit yang
dibicarakan oleh salah satu kakak senior saya ? Apakah jika KKN ini
berlangsung nantinya akan berarti bahwa tidak ada liburan bagi
mahasiswa semester 6? dan banyak pertanyaan lainnya. Pertanyaan-
pertanyaan seperti itulah yang mungkin menjadi contoh fenomena yang
terjadi pada kebanyakan mahasiswa semester 6 seperti saya ini yang
“kuper” alias kurang pergaulan, sehingga masih terdengar asing bicara
mengenai KKN itu sendiri.
Selama beberapa minggu menjelang liburan semester 6, saya
bersama anggota kelompok yang mana sudah ditetapkan sebelumnya
oleh pihak kampus melakukan serentetan acara perkumpulan untuk
membahas kegiatan KKN yang akan kami adakan selama satu bulan
kelak di Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat. Daerah yang tadi saya sebutkan, bukanlah daerah
pilihan saya, ataupun pilihan teman-teman dalam kelompok saya.
Melainkan merupakan penetapan yang juga diambil oleh pihak kampus
UIN itu sendiri. Kami hanya bisa menerima dan pasrah terhadap hasil
keputusan tersebut.

213
DRESTANTA, begitulah akhirnya kelompok ini dinamai lewat
berbagai rundingan atau rapat online para anggotanya. Kelompok
Drestanta ini pada awalnya memiliki 18 anggota, namun kini nyatanya
hanya tersisa 17 saja. Satu orang lainnya harus berpisah sebelum kami
sempat berkenalan lebih dalam dengannya, dikarenakan ia mendapatkan
kesempatan untuk merasakan pengalaman KKN di negeri orang, yakni di
Negara Turki. Namun walau kondisinya demikian, kami sebagai teman
barunya sangat bangga dan ikut senang atas apa yang didapat oleh teman
kami tersebut. Selama menjadi anggota dalam kelompok Drestanta ini,
ada banyak sekali kisah yang saya dapatkan, mulai dari kisah yang sedih,
senang, bahkan menegangkan.
Pada awal terbentuknya kelompok ini, kami selalu mengadakan
pertemuan untuk membahas mengenai berbagai hal yang akan kami
jadikan sebagai sebuah program kerja kami. Namun, disamping itu kami
seringkali menemukan masalah, diantaranya dalam menentukan waktu
pertemuan kami. Wajar memang, kami yang terdiri dari 17 orang anggota
dalam satu kelompok, juga berasal dari jurusan bahkan fakultas yang
berbeda-beda, tentu kami memiliki segenap kegiatan dan kesibukan yang
berbeda. Sehingga jelas sekali bahwa untuk menyamakan waktu adalah
sebuah hambatan bagi kami. Namun, siapa sangka, bahkan diantara
kesulitan ini, saya pun sendiri sampai mangkir dari jadwal masuk
perkuliahan demi menghadiri beberapa rapat yang diadakan.
Hal ini saya lakukan karena saya merasa bahwa saya masih buta
akan kegiatan KKN ini dan penting bagi saya mengetahui bagaimana
proses KKN ini akan berlangsung agar saya tidak kehilangan arah jika
waktu KKN itu tiba. Mungkin saya kira, cara yang saya lakukan itu salah,
namun apa boleh buat, waktu menunjukkan bahwa sebulan lagi kami
akan dihadapkan oleh kegiatan yang mana itu akan bersinggungan
langsung dengan maasyarakat. Sehingga kepentingan orang banyak akan
menjadi prioritas saya dibandingkan dengan kepentingan sendiri.
Harapan saya saat itu adalah saya sebisa mungkin mengumpulkan
informasi mengenai kegiatan ini, agar saya tidak mendapatkan kesulitan
berarti sewaktu KKN berlangsung nanti.

214
Tak ada rasa khawatir awalnya, setelah saya menerima informasi
bahwa kelompok saya mendapatkan jatah daerah untuk KKN ini di
wilayah Bogor, karena saya berpikir akan mudah jika saya KKN di
wilayah Bogor, sebab saya pun memiliki orangtua yang juga sama-sama
tinggal di daerah Bogor. Selain itu dengan alam yang sejuk, saya tidak
perlu khawatir akan kepanasan dan kekurangan air. Dan untuk
mengklarifikasi angan-angan saya tersebut, saya pun mencoba mencari
tahunya lewat internet. Saya awali dengan mencari dari sebuah blog
pemerintah Leuwiliang itu sendiri, kemudian diperkecil lagi dengan
mencari nama sebuah desa yang akan menjadi tempat KKN saya bersama
kelompok saya. Dari situ, keluar banyak informasi mengenai daerah
Leuwimekar tersebut. Setelah dari internet, saya pun belum puas rasanya
jika tidak memuat informasi dari salah satu situs web yang menampilkan
video bernama Youtube. Dari sana saya menemukan ada film dokumenter
dari salah satu kelompok KKN angkatan 5 tahun lalu. Dari video tersebut
menggambarkan situasi lingkungan desa Leuwimekar khususnya
lingkungan kampung Sukamulya yang mana pada saat itu sedang musim
kemarau dan warga sekitar kampung tersebut kekurangan air, sehingga
hadirkan program pembuatan sumur oleh kelompok KKN tersebut. Dari
segenap informasi yang saya dapatkan tersebut, sedikit banyak nya
menjawab angan-angan saya selama ini mengenai desa yang akan saya
tinggali selama satu bulan ke depan.
Dari angan-angan hingga realita di lapangan, ternyata tidak seindah
yang saya bayangkan. Selepas tinggal di sana, saya bersama teman-teman
kelompok Dreastanta menjadi saksi atas beragam fenomena yang terjadi.
Dari mulai merasakan kehangatan berada di tengah-tengah warga Desa
Leuwimekar, hingga merasakan sulitnya menjadi warga Desa tersebut
dalam mencari air bersih untuk keperluan sehari-hari. Sampai-sampai
untuk mandi pun saya dan anggota kelompok saya hanya mendapat jatah
sekali dalam sehari. Tapi untungnya kami memiliki kendaraan motor,
sehingga kami biasa menggunakannya untuk mencari air untuk
keperluan mandi dan buang air. Selain itu, pasar sebagai tempat kami
berbelanja bahan pokok untuk memasak sehari-hari pun cukup jauh dari
tempat tinggal kami. Meskipun demikian, untuk urusan perut, kami tak
mengenal jauh untuk mendapatkannya.

215
Dari sekian kesulitan yang saya dan kelompok Drestanta hadapi,
tidak mengurangi rasa semangat kami untuk mengabdi kepada Desa ini
khususnya pada kampung Sukamulya. Hari demi hari kami lalui dengan
rapat, rapat dan rapat. Untuk menemukan ide- ide cemerlang dari para
anggota untuk membangun Desa ini menjadi lebih baik dan sejahtera.

Dewasalah Wahai Insan !


Selama sebulan tinggal bersama-sama dengan anggota kelompok
Drestanta ini, sungguh rasanya sangat memprihatinkan. Karena seperti
yang telah saya bahas di atas tadi, di Desa tersebut sedang kekeringan
sehingga kami sangat kesulitan mendapatkan air, bahkan jika adapun,
warnanya seperti susu rasa coklat. Air yang menjadi salah satu faktor
penghambat kami dan saya khususnya, karena sebelumnya saya tidak
pernah merasakan kondisi dimana air begitu sangat sulit saya dapatkan,
bahkan untuk berwudhu sekalipun. Selama saya tinggal di sana, ada satu
hal yang paling membuat saya terkesan disebabkan oleh ketiadaannya air
sebagai sumber kehidupan, yakni ketika saya harus keliling mencari air
untuk keperluan mandi dan buang air ke beberapa masjid terdekat atau
toko minimarket terdekat seperti Alfamart dan Indomaret. Saking
kesulitan air, bahkan ada teman saya yang pergi ke kelompok KKN lain
hanya untuk menumpang mandi.
Melupakan masalah air tadi, dalam menjalani hidup disana
tentunya saya juga mengalami berbagai hambatan lainnya. Seperti dalam
halnya menyusun suatu program demi program. Diantara hambatan yang
biasa terjadi ialah perbedaan pendapat, diantara para anggota kelompok.
Maklumlah, kami ber 17 orang memiliki latar belakang pendidikan yang
berbeda dan memiliki ide serta gagasan sendiri. Dan cara kami
menyatukan diantara perbedaan itu adalah dengan musyawarah mufakat
atas berbagai permasalahan. Bagi saya, kesemuanya itu sangat
membutuhkan kedewasaan dalam berpikir dan bersikap layaknya
seorang professional.

216
Berpisah Untuk Bertemu
Saya patut berbangga karena kelompok saya terpilih untuk dapat
menempati Desa Leuwimekar sebagai desa tempat dimana saya dan
teman-teman saya bisa mengabdi. Alasannya, adalah disamping karena
masih dekat dengan tempat tinggal saya, juga karena selepas saya pergi,
saya mendapatkan banyak sekali pengalaman dan perasaan yang
mungkin sebelumnya tidak pernah saya rasakan bahkan saya bayangkan
sekalipun. Kelompok saya kebetulan sejak awal, memang telah
diperintahkan oleh RW setempat untuk lebih fokus pada suatu kampung
yang bernama Sukamulya. Yang menjadi pertimbangan adalah selain
karena faktor wilayah kampung tersebut yang terbilang paling ujung dan
cukup terisolasi, juga karena budaya KKN dari berbagai kampus setiap
tahun nya selalu difokuskan pada kampung tersebut. Menurut saya,
kampung Sukamulya yang terlihat cukup asri namun sedikit gersang
tersebut memang menyimpan banyak kisah yang mesti saya dan teman-
teman saya toreh lewat berbagai program-program yang akan membuat
kampung tersebut menjadi lebih berkembang lagi. Kondisinya yang
masih amat tertinggal jika dibandingkan dengan kampung sebelahnya
bukan didasarkan pada warga nya itu sendiri yang tidak mau berinovasi,
melainkan memang karena kebetulan pekerjaan pada zaman kini yang
sulit di dapat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu,
karena faktor pendidikan warga yang masih rendah pun menjadi alasan
yang tak bisa dihindari oleh warga kampung Sukamulya.
Sungguh perih hati saya melihat keadaan warga di sana. Bahkan
saya menemui banyak anak-anak seusia Sekolah Dasar di sana yang belum
bisa membaca dan menulis, sedangkan tahun ini ia akan di hadapkan
dengan Ujian Nasional sebab telah berada pada tingkatan kelas 6
Sekolah Dasar. Hal tersebut membuat saya berpikir dan merenung
sejenak, bagaimana bisa ini terjadi pada mereka yang seharusnya
mendapatkan perhatian yang layak dari Pemerintah setempat terutama
dari Kementrian Pendidikan dalam mengontrol kualitas para
pengajarnya.

217
Saya akui memang bahwa tidak bisa kita menyalahkan para
pengajar, tentu banyak faktor yang membuat hal demikian bisa terjadi.
Jika dalam kelas, dosen saya pernah berkata bahwa faktor penghambat
keberhasilan seorang siswa bukan hanya dari kualitas para guru,
melainkan bisa jadi karena kurangnya motivasi atau dorongan belajar sang
anak itu sendiri, bahkan keterbatasan ekonomi pun bisa jadi menjadi
salah satu faktor nya. Setelah saya amati, memang sekian faktor di atas
pasti menjadi alasan sehingga hal tersebut dialami oleh anak-anak warga
kampung Sukamulya.
Beralih dari fenomena di atas tadi, saya pun ingin sekali
membagikan kisah yang jujur saja membuat saya bangga dengan
kampung Sukamulya ini, karena ternyata di samping masih banyak anak-
anak yang tertinggal dalam segi pelajaran akademiknya, namun ternyata
kehidupan sosial dan keagamaan di sana terbilang sangatlah baik. Hal ini
dapat saya amati dari cara mereka berinteraksi dengan orang-orang baru,
dan dari cara mereka berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan nasional
dan keagamaan yang diadakan seperti perayaan 17 Agustusan, pengajian,
tahlilan, dll. Yang membuat saya mencintai kampung tersebut adalah
sikap para warga nya yang sangat peduli dan suka membantu
tetangganya yang kesulitan, walaupun keadaan mereka pun tidak begitu
baik. Contohnya saja, tetangga rumah saya yang mana telah berkeluarga
dan dikaruniai anak yang cukup banyak yakni 9 orang. Keadaan hidup
nya tidak begitu baik ditambah sang suami yang tidak bekerja lantas
tidak membuat Ibu tersebut putus asa dan tidak mau menolong orang
lain. Beliau, dan sang suami, serta anak- anaknya seringkali membantu
saya dan kelompok saya ketika kami tengah kewalahan mencuci piring
karena tidak ada air.
Tak terhitung sekali berapa kali mereka tiba-tiba mengambil
cucian piring miliki kami yang cukup banyak, dan mereka ambil untuk di
bawa ke sawah untuk di cuci. Sempat beberapa kali ketika saya
mengetahui bahwa mereka hendak membantu mencucikan piring- piring
kotor kami, saya lantas ikut membantu karena tak tega dan haru melihat
kebaikan mereka. Meski mereka memaksa agar saya tidak perlu ikut
membantu mereka. Mereka hanya selalu berkata, “Biarkan saja nak, kami
sudah terbiasa, anak sendiri tidak akan terbiasa dengan ini, ini pekerjaan
yang biasa untuk kami, jika anak ikut akan kepanasan”.

218
Sungguh dari kisah tadi, membuat saya haru senang karena sempat
bertemu dengan orang-orang sederhana yang memiliki kekayaan hati
yang luar biasa untuk saya tiru dalam kehidupan sehari-hari. Karena saya
bukan manusia istimewa bak nabi, saya hanyalah manusia biasa yang
masih dalam proses untuk menjadi manusia yang bisa bermanfaat bagi
orang lain. Saya masih harus banyak berlatih untuk menjadi pribadi yang
menerima apa adanya apapun kondisi yang terjadi. Dan dari Sukamulya,
saya telah berkomitmen dengan diri saya untuk memulai itu semua.

Secercah Cahaya Untuk Leuwimekar


Melihat, mendengar dan bahkan merasakan sekejap menjadi warga
Desa Leuwimekar terkhusus warga kampung Sukamulya selama 1 bulan
ini, membuat saya menyadari bahwa benar ternyata masih ada saudara-
saudara kita yang bahkan tinggalnya tidak begitu jauh dari kita, namun
justru kesejahteraan hidupnya jauh dibawah kita. Saya melihat jelas
sekali bahwa mereka sangat mengharapkan adanya solusi atas setiap
permasalahan dan kesulitan hidup yang mereka alami selama ini.
Terutama mengenai masalah pendidikan dan perekonomian. Selama saya
tinggal di sana, saya pun ikut merasakan penderitaan yang mereka
rasakan selama ini. Yang lebih saya rasakan adalah ketika sama-sama saya
dengan warga mendapatkan bantuan air dari pemerintah setempat.
Dari berbagai macam masalah yang ada, saya beserta teman-teman
kelompok Drestanta sudah semaksimal mungkin melakukan tindakan-
tindakan serta upaya-upaya, yang mana kami mengharapkan agar
kesemuanya itu dapat sekiranya menjawab dan membuka secercah
cahaya atas permasalahan demi permasalahan yang terjadi. Walaupun
saya sejujurnya masih merasa bahwa itu semua kami lakukan belum
maksimal, namun saya akui bahwa itu terjadi karena tentu dengan alasan
terkendala soal waktu, biaya serta ide-ide yang mestinya kami luapkan
lebih matang lagi. Seandainya jika saya kelak memiliki takdir untuk bisa
mengabdi lagi di Desa tersebut, saya akan melakukannya dengan lebih
baik lagi. Terutama dari segi pendidikan yang masih minim akan
kualitasnya.

219
Jika saya diberi kesempatan oleh Allah SWT kelak, saya berharap
untuk bisa membangun suatu kegiatan rutin mengatasi permasalah
kualitas guru juga mengenai sosialisasi bagi para orangtua yang memiliki
anak usia sekolah agar lebih memotivasi para anaknya untuk bersekolah.
Program tersebut di antaranya adalah berupa pelatihan-pelatihan guru,
seminar manajemen kependidikan, sosialisasi para orangtua dan anak,
program les bagi anak-anak, dan program pelatihan baca bagi para
orangtua yang buta huruf. Dari sini, alasan saya membuat segenap
program di atas adalah karena saya melihat keberhasilan para calon
penerus bangsa adalah 50% nya itu terletak pada kualitas para guru,
kemudian 30% ada pada dorongan orangtua, dan 20% nya lagi terletak
pada kesiapan ekonomi para orangtua. Dengan demikian lewat program
ini, saya harapkan dapat membawa perubahan pendidikan kea rah yang
lebih baik.
Di samping dari segi pendidikan, juga saya memiliki solusi
mengenai perekonomian masyarakat Desa Leuwimekar yang diharapkan
dapat membantu agar terciptanya lapangan pekerjaan. Kampung
Sukamulya misalnya, yang saya ketahui masih sangat banyak warga yang
tidak memiliki pekerjaan, kebanyakan mereka hanya bekerja serabutan
dan membuka warung kecil-kecilan, terkadang jika ada pembangunan
rumah mereka yang beruntung dapat ikut bekerja di sana. Kesemuanya
itu tentu kita tahu bukanlah pekerjaan yang cukup untuk menghidupi
kebutuhan dan sekolah keluarga mereka.
Di antara solusi yang saya pikirkan adalah membuat program
pemberdayaan daur ulang sampah rumah tangga, baik itu berbahan
plastik, kayu, kaca, tulang, maupun kertas. Program ini untuk
memperdayakan warga Desa Leuwimekar ini karena saya melihat dalam
pengelolaan sampah rumah tangga, warga masih senang membuang nya
ke dalam aliran sungai sehingga sungai yang mana seharusnya menjadi
penyeimbang alam, kini menjadi kotor dan penuh dengan sampah
ditambah dengan aliran sungai yang memang kering karena musim
kemarau ini.

220
Daur ulang sampah rumah tangga ini saya kira tepat karena lokasi
Desa tersebut yang mana memiliki pasar yang tidak begitu jauh, sehingga
dapat dikatakan bahwa sasaran pemasarannya cukup terjangkau oleh
para warga. Bahkan, jika setelah diberikan pelatihan lalu kemudian usaha
daur ulang sampah rumah tangga ini berjalan, maka untuk pemasaran,
saya ingin mengadakan pelatihan dalam berjualan secara online, agar para
warga yang telah memiliki barang siap jual dapat lebih meningkatkan
jangkauan nya ke seluruh wilayah Indonesia bahkan ke mancanegara.

N. RAFA’ANY DARAJATANTI ULYA : Cerita Di Langit Leuwimekar

KKN = Liburan Akhir Semester Enam


Memasuki awal semester enam terdapat sebuah mata kuliah yang
selama ini diperbincangkan teman-teman, mata kuliah tersebut ialah
program Kuliah Kerja Nyata atau disingkat dengan program KKN. KKN
merupakan suatu program yang wajib diikuti oleh mahasiswa yang akan
memasuki semester tujuh. Program tersebut berbentuk sebuah
pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat yang membutuh. Perasaan
saya pada saat awal mengetahui bahwa mahasiswa di jurusan saya harus
mengikuti KKN dapat dikatakan campur aduk. Mulai dari bingung,
khawatir, rasa senang dan sebagainya menjadi satu. Bingung karena saya
belum mengetahui gambaran tentang apa yang harus saya lakukan
sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum, karena ada beberapa teman
saya jurusan Ilmu Hukum di Universitas lain, mereka tidak ada program
KKN tetapi mereka diwajibkan dengan adanya program magang. Rasa
senang yang saya alami adalah, saya mengetahui bahwa saya akan
ditempatkan disuatu desa, saya akan berbaur dengan teman-teman dari
berbagai fakultas di UIN Jakarta dan saya akan berjumpa dengan
masyarakat-masyarakat dan lingkungan baru. Semua itu akan menjadi
pengalaman baru dan sekali seumur hidup yang nantinya akan menjadi
sebuah kisah cerita yang menarik untuk dikenang.
Pertengahan semester enam diumumkan kelompok KKN, nama
saya terdapat di kelompok 059 dengan jumlah anggota 19 orang. Sayapun
kaget karena ternyata saya sekelompok dengan teman satu jurusan saya
yakni Ulin. Saya tidak menyangka selama ini bahwa program KKN bisa
satu kelompok dengan teman satu jurusan.

221
Alih-alih setidaknya saya punya teman yang dikenal dalam
kelompok KKN tersebut. Tidak lama dari pengumuman kelompok KKN,
seorang teman saya berinisiatif membuat grup whattsApp untuk lebih
menyatukan kami agar komunikasi bisa berjalan dengan baik. Awal mula
pertemuan perdana kami, teman-teman saya cenderungmasih terlihat
pemalu, cuek, dan lebih banyak diam. Setiap pertemuan rapat, anggota
kelompok kami tidak pernah fullteam dan sampai-sampai kelompok kami
iri terhadap kelompok lain yang apabila kumpul selalu fullteam dan
kelompok lain ada agenda buka bersama (bukber) sedangkan kelompok
kami tidak. Dari situ saya sudah pesimis apakah kelompok saya ini
nantinya akan solid dan bisa berbaur atau tidak. Karena KKN ini
membutuhkan kerja satu tim atau kelompok yang saling bahu-membahu
dalam segala pelaksanaan kegiatan kelompok.
Mengenai desa yang akan kami tempati nantinya, PPM akhirnya
mengumumkan mengenai lokasi untuk tiap kelompok. Kelompok saya di
tempatkan di Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten
Bogor, Privinsi Jawa-Barat. Mendengar kata leuwiliang, tidak asing di
telinga saya karena saya pernah berkunjung ke Desa Pabangbon,
Leuwiliang untuk ber-rekreasi. Tetapi untuk Desa Leuwimekar
sendiripun saya belum mengetahui lokasi tepatnya di mana. Tak lama
dari hasil pengumuman lokasi KKN, kelompok kamipun bergegas untuk
survey lokasi KKN.
Awal mula kami datang dan sampai di Desa Leuwimekar, saya dan
teman-teman mempunyai sebuah pertanyaan yakni “apa yang harus kami
KKN-kan di desa leuwimekar ini?” karena awal mula melihat desa
leuwimekar sendiripun kami berpikiran bahwa desa ini sudah cukup
maju, terlihat dari ramainya penduduk, bangunan yang bagus-bagus dll.
Selama ini saya berpikir bahwa saya KKN akan ditempatkan disebuah
desa yang sangat amat pelosok, tetapi nyatanya tidak. Entah saya harus
bersyukur dapat desa yang tidak begitu pelosok atau bagaimana.
Nilai plus yang bisa didapat karena mendapat lokasi KKN di
Leuwimekar adalah, setidaknya apabila ada waktu luang dan kosong jika
sedang tidak ada program kerja, bolehlah kami untuk menjelajah wisata
alam di Leuwiliang. Menjelajah curug-curug yang ada di Leuwiliang,
menikmati wisata alam pabangbon, dan menyantap wisata kuliner yang
ada di Leuwimekar.

222
Teman Satu Atap Penuh Misteri
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) pun dimulai. Kami sekelompok
pergi ke desa Leuwiliang pada tanggal 22 Juli 2019 dengan agenda
pertama yakni membawa barang bawaan kami dari Ciputat ke
Leuwiliang. Kami sekelompok mengangkut barang bawaan
menggunakan dua mobil dan sesampainya kami di rumah posko KKN,
kami langsung membersihkan posko dan membereskan seluruh barang
bawaan kami agar ditata rapih. Keesokan harinya ada agenda perdana
kami yakni open house atau pengajian di posko rumah dengan
mengundang masyarakat setempat.
. Open house dimulai ba’da maghrib sampai dengan selesai, maksud
diadakannya open house adalah untuk saling kenal terlebih dahulu
kepada masyarakat sekitar dan mendoakan rumah yang akan kami
tempati sebulan penuh nantinya. Sontak diakhir acara open house, kami
dikejutkan dengan salah seorang teman kami (sebut saja mawar), mawar
diganggu oleh makhluk tak kasat mata yang berada diposko. Mawar
merasa mual dan terasa berat sekali punggung serta kepalanya. Mawar
menangis dan mengatakan “umii mau pulang, disini jahat. Uumiii….”
Tanpa pikir panjang kami langsung memanggil ustadz Adna yang
kebetulan saat itu berada ditengah-tengah kami. Kami meminta bantuan
dari ustadz Adna, kemudian pak ustadz Adna memasuki kamar tidur di
mana mawar berada. Mawar mulai lemah tak berdaya, kami terus
memberi semangat kepada uun serta kami bersama-sama membaca kalam
Allah agar bisa saling menguatkan. Ia terus berteriak dan mengatakan
“umiiii takutttt….”.
Kami pun saat kejadian tersebut harus tetap membaca kalam Allah
agar membatu proses pengusiran aura-aura negatif yang ada, saya dan
teman-teman berkumpul diteras rumah untuk terus membaca kalam
allah. Namun salah satu teman kami (sebut saja melati), melati saat itu
sedang duduk menyender ditembok di ruang dekat dapur, tiba-tiba saja
ia menangis histeris, kamipun menjauh karena kaget, panik, takut dan
bingung. Kemudian Ustadz Adna langsung menghampiri Melati untuk
membantu pemulihan kesehatan dia, Ustadz Adna dibantu oleh beberapa
teman laki-laki kami. Tidak lama dari itu, untungnya masalah ini dapat
diatasi dengan cepat oleh ustadz Adna dan Alhamdulillah dua orang
teman kami membaik seperti semula.

223
Jujur saya dan teman-teman perempuan panik dan ketakutan.
Apalagi bagi saya hal ini merupakan pertama kalinya saya melihat orang
atau teman terdekat saya kemasukan makhluk tak kasat mata seperti itu.
Saat sedang panik-paniknya kami semua, salah seorang teman kami
bernama Alifa, dia berkata “guys, gimana kalau kita KKNnya pulang pergi
aja? kita cari hotel atau penginapan murah di Bogor kotanya aja. Ga berani
gue.” disitu kami tertawa tapi karena sangking sedang ketakutannya,
kami berkata “boleh juga tuh ide lu”. Setelah kejadian itu, jujur kami agak
sedikit parno untuk kemana-mana sendirian, seperti ke kamar mandi dan
untuk menimba air di sumur. Padahal sebelum kejadian tersebut, saya
berani-berani saja untuk ke kamar mandi sendirian. Namun satu hal yang
perlu diingat, hal yang kami alami pada malam itu tidak membuat saya
pribadi dan teman-teman lainnya untuk menjauhi dua orang teman kami,
justru membuat kami semakin erat. Malah setiap tengah malam apabila
saya ingin buang air kecil, Melati teman baik saya bersedia menimbakan
saya air dan menemani saya ke kamar mandi.
Awal kami tinggal di posko KKN, kami tidak kekurangan air
untuk kebutuhan sehari-hari. Selang dua hari kami tinggal ternyata kami
dikejutkan dengan kekeringan air atau biasa disebut dengan musim
kemarau. Walaupun di posko KKN kami terdapat sumur, tetapi sumur
tersebut airnya sangat keruh seperti bersatunya air dan pasir/tanah,
bahkan terkadang kami menimba air, air di dalam sumur tersebut airnya
kosong. Awalnya kami pikir kekeringan air hanya satu-dua hari saja dan
kami berpikir bahwa hanya posko KKN kami saja, ternyata rumah warga
yang lainpun kekeringan.
Alhasil setiap hari kami harus mencari air kesana dan kemari untuk
bertahan hidup, untuk wudhu, buang air kecil, cuci muka dan gosok gigi
di malam hari kami sering menggunakan air galon, sedangkan untuk
mandi kami sering berkunjung ke masjid-masjid yang ada di Desa
Leuwimekar, atau kami sering numpang mandi di rumah bapak RT
Mahfud. Untuk masjid kesukaan saya adalah Masjid Awwalien. Masjid
ini bisa dibilang cukup jauh apabila belum terbiasa pergi dari posko ke
Awwalien, tapi karena sudah biasa makanya kami bilang jaraknya dekat,
sekitar 10-15 menit menempuh jarak dari posko ke masjid, sekalian keluar
mencari angin dan mencari jajanan. Jajanan kesukaan kami ketika ke
Awwalien adalah es dawet di depan Pasar Leuwiliang.

224
Awal tinggal diposko dengan keadaan minimnya air untuk
kebutuhan sehari-hari, awalnya membuat kami mengeluh karena kami
harus mencari air dan pusingnya bagaimana bila kami sudah ingin buang
air besar dan buang air kecil yang tidak tertahankan. Jujur hal itu awalnya
sangat amat menyulitkan, tetapi karena kami saling bahu-membahu dn
saling menasehati, membuat kami tetap bersyukur karena semua akan
ada hikmahnya dibalik ini semua. Masyarakat sangat baik sekali kepada
kami, masyarakat setempat melaporkan bahwa posko KKN kami
kekurangan air, akhirnya truk mobil airpun datang ke depan posko kami
untuk menyumbangkan air seminggu satu kali atau dua kali. Bu alis
merupakan tetangga terdekat dari rumah kami, bu alis mempunya 10
orang anak. Setiap air bersih akan datang, anaknya bernama naila dan
hendrik selalu memberi kabar kepada kami dan saat truk airnya sudah
datang, mereka membantu kami mengangkut air yang diisi kedalam
embaer dari truk mobil lalu di pindahkan ke dalam bak mandi di posko
KKN kami.
Hari-hari silih berganti, dalam beberapa hari saya merasa bahwa
semua yang dipikirkan tentang teman-teman itu tidak benar, mereka
benar-benar menjadi teman, sahabat bahkan keluarga baru buat saya.
Mereka mempunyai karakter dan sifat yang berbeda-beda namun kami
harus memahami dan mengerti satu sama lain agar tidak menimbulkan
perpecahan. Kepedulian mereka juga saya acungi jempol, karena hampir
seminggu sekali suatu ketika teman kami sakit lambungnya kambuh
pada malam hari, mereka rela mengantarkan teman kami ke Rumah Sakit
Leuwiliang, sehingga teman kami yang sakit bisa sehat kembali. Adapun
hal lain yang membuat saya senang adalah apabila kami menemukan air
bersih, kami saling berbagi air untuk wudhu atau hanya sekedar untuk
buang air kecil, bahkan terkadang dimalam hari apabila salah seorang
dari kami para perempuan ingin buang air besar, para anggota laki-laki
siap untuk menimbakan air.
Kegiatan kami disana berjalan sesuai harapan, tugas untuk
melaksanakan program kerja dibagi rata untuk setiap orangnya, ada yang
piket masak perhari, ada yang melaksanakan pembuatan pojok bacaan,
pembuatan MCK, mengajar bimbel kreatif dan baca tulis al-qur’an
(BTQ), dan pembuatan plang jalan.

225
Sedangkan untuk kegiatan program kerja acara seminar, sebisa
mungkin kami harus fullteam untuk hadir dalam kegiatan acara seminar
tersebut, seminar yang kami laksanakan cukup banyak yakni ada seminar
kepemimpinan, seminar kesehatan remaja, seminar DKM dan seminar
online shoop. Dengan padatnya rutinitas seperti itu, pada malam harinya
kami habiskan untuk evaluasi kegiatan yang telah kami lakukan dan
mempersiapkan untuk kegiatan esok harinya.
Tak jarang pula pada malam hari kami habiskan untuk lebih
mendekatkan diri satu sama lain seperti bernyanyi, gitaran, bermain uno,
cerita tentang pengalaman hidup bahkan sharing-sharing mengenai
banyak hal lainnya. Dari sini saya dapat mengetahui sifat dan karakter
teman-teman saya yang membuat kami menjadi lebih dekat. Ada yang
suka ngelucu dan ada yang logat jawanya kental sekali yaitu mba Zack.
Ada yang suka jailin temannya dan suka ngelawak yaitu Ulin, Rais dan
Liandi. Ada yang suka menyendiri dikamar yaitu Nisa. Ada yang suka
jalan-jalan atau kelayapan yaitu Ulin. Ada yang sangat amat perhatian
apabila salah seorang anggota kami sakit, yaitu Misel. Ada yang suka
buang air besar setiap pagi, lagi-lagi yaitu Misel. Ada yang suka makannya
terakhiran dan kalau makan harus pakai sendok kalau ga pakai sendok
tidak mau makan, yaitu Hafidz. Ada yang kerjaannya suka marah-marah
yaitu Mami dan saya. Ada yang kerjaannya suka nimba dan suka beli aqua
galon yaitu Aziz, sampai-samapi dijuluki manusia air.
Ada yang suka ngelucu tapi ga lucu dan ada cowo yang kerjaan suka
ghibah yaitu Dewo. Ada yang makannya banyak terus suka deketin kami
yang perempuan karena makannya sedikit, yaitu Latip. Ada yang
pendiem tapi kalau kerja gesit banget dan kalau dandan hebat banget,
bisa ga pakai kaca yaitu Fatma. Ada yang kerjaannya pulang pergi dari
Leuwiliang ke Ciputat sendirian naik motor yaitu Iseu. Ada yang kalau
ngomong itu khas banget nada suara dan raut wajahnya dan dia tidak bisa
tidak kalau mba Zack sudah tidur, yaitu Alifa. Ada yang terlalu polos tapi
idenya sangat cemerlang sekali, yaitu Uun. Ada yang kalau ngomong
ngegas mulu kaya mau ngajak berantem tapi ternyata dia perempuan yang
sangat pintar masak dan kerjaannya jajan terus tanpa henti yaitu Siska.
Ada yang kerjannya skincare-an bersama dengan saya dan dia selalu
mengajak saya untuk mandi serta mencari air bersih yaitu Roro.

226
Walaupun karakter kami berbeda-beda namun ada saja yang
membuat suasana di antara kami bisa mencair dan menerima keadaan
baik dan buruk setiap anggota kelompok. Dari hal tersebut itulah kami
belajar saling melengkapi dan berbagi satu sama lainnya dan kenyamanan
suatu kelompok itu bukan dicari melainkan diciptakan oleh kita sendiri.
Hal yang tidak dapat dilupakan yakni kami di sini hidup susah dan senang
bersama setiap detiknya. Susahnya dijalankan saja seperti kami keliling
mencari air di mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Senangnya kami
syukuri nikmat Allah, apabila ada makanan kami saling berbagi dan tidak
ada yang pelit. Apabila dapat air bersih kami selalu berbagi. Kegiatan
yang sering kami lakukan apabila ada jam kosong yakni kami sering
singgah untuk jajan di samping rumah bapak Mahfud warga kampung
kandangsapi, di sana terdapat warung kecil yang menjual berbagai
macam makanan seperti seblak khas Bandung, mie tek-tek dan jajanan
kecil lainnya. Kami namakan warung tersebut basecamp KKN Drestanta.
Alih-alih kami sering jajan di warung warga untuk menyenangkan warga,
karena hal tersebut termaksud salah satu memberdayakan kehidupan
masyarakat setempat.

Sudut di Tengah Desa Leuwimekar


Waktu pertama kali dibagikan lokasi tempat Kuliah Kerja Nyata
(KKN), kelompok kami mendapatkan Desa Leuwimekar, Kecamatan
Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Mengetahui hal tersebut, sontak saya
kaget karena Leuwiliang bagi saya tidak asing, saya sempat berkunjung ke
Leuwiliang untuk berekreasi, namun untuk desa Leuwimekar sendiripun
saya belum mengetahui lokasi tepatnya di mana.
Saat pertama kali kami survey di Desa Leuwimekar, saya
membayangkan bahwa di desa ini masih jauh dari kata maju dan masih
tertinggal dengan lainnya, seperti susah sinyal, panas, jauh dari perdaban,
dan masih banyak lagi bayangan saya yang menggambarkan bahwa desa
ini masih jauh dari kata maju. Namun pada saat kami tiba, bayangan saya
hampir musnah dan terhapus semua. Menurut kami, desa ini tergolong
sudah maju. Hal ini membuat kami bertanya-tanya, apa yang nantinya
harus kami kerjakan untuk desa ini karena hampir semuanya sudah ada.

227
Pada saat kami survey pertama, tokoh masyarakat menerima sangat
baik kedatangan kami yang jauh-jauh dari Jakarta. Beliau sangat
membantu dan mengarahkan kami nantinya akan tinggal dimana, dan
anak KKN sebelum-sebelumnya melaksanakan kegiatan program kerja
apa dan masih banyak lainnya.
Untuk pertama kalinya kami mulai tinggal di rumah kontrakan kami
(Posko KKN), warga sekitar sangat baik menyambut kedatangan kami,
adik-adik disekitar rumahpun antusias dengan kehadiran kami di desa
tersebut. Setiap harinya adik-adik Kampung Sukamulya sering sekali
berkunjung ke rumah kami hanya sekedar untuk bermain dengan kami
dan meminta untuk diajarkan PR serta untuk belajar membaca Iqro atau
Al-qur’an. Hal itulah yang membuat suasan rumah kami selalu ramai dan
berisik dengan keseruan dan kelucuan mereka setiap harinya. Alih-alih
terkadang kami sampai kewalahan karena mereka sangat rajin sekali
untuk belajar Baca Tulis Al-qur’an (BTQ) hampir satu hari mereka datang
di waktu ba’da duhur, Ba’da Ashar dan Ba’da Maghrib.
Mereka juga sering sekali menyapa saya dan teman-teman dengan
tingkah malu-malunya ketika kami sedang dijalan bertemu dengan
mereka. Sehari sebelum Hari Raya Idul Adha tiba, kami sekelompok
melaksanakan pawai obor keliling kampung bersama adik-adik dan
warga Kampung Sukamulya serta Kampung Kandangsapi. Saat Hari Raya
Idul Adha Tiba, kami sekelompok sholat ied adha di masjid al-baraqah
kandangsapi kecuali Mishelia dan Aziz yang harus pulang ke kampung
mereka. Kami melaksanakan Hari Raya Idul Adha dengan suka cita
walaupun kami jauh dari orangtua dan keluarga. Setelah melaksanakan
shola ied adha, karena tidak ada yang sempat untuk membuat makanan
untuk dihidangkan di posko, kami menyantap ayam sayur yang di beli
dari warung nasi padang. Sehabis makan, kami mengabadikan moment
idul adha dengan jepretan kamera, kemudian kami keliling rumah warga
untuk bersilaturahmi. Setelah acara selesai, para teman laki-laki
membantu penyembelihan hewan kurban di masjid. Hari kedua ied adha,
Saya dan ulin mendapatkan kabar dari salah seorang senior kami yang asli
orang leuwimekar. Bahwa teman-teman KKN kami diminta untuk
membantu proses penyembelihan dan potong- memotong hewan kurban
di belakang Kantor Desa Leuwimekar.

228
Tanpa pikir panjang, maka teman laki-laki berangkat menuju lokasi
dari pagi hingga siang hari. Ketika kembali ke posko KKN, Alhamdulillah
tidak disangka-sangka mereka membawa 6 bungkus daging segar hasil
dari membantu warga. Pada malam harinya daging tersebut kami
eksekusi untuk dibuat rendang dan dibuat sate.
Seminggu paska idul adha, ada kegiatan yang tidak akan pernah
kami lupakan juga. Kegiatan tersebut adalah hari kemerdekaan Republik
Indonesia. Malam hari sebelum tanggal 17 Agustus, kami bersama karang
taruna serta masyarakat setempat, mengecat tembok di dekat lapangan
dan menghias jalanan Desa Sukamulya agar terlihat indah dan ramai.
Keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus 2019, ada dua orang teman
kami pergi ke kantor kecamatan untuk menghadiri undangan upacara
penaikan bendera merah putih. Sisanya, Kami bersama warga Desa
Sukamulya melaksanakan kegiatan lomba 17-an. Banyak macam
perlombaan yang kami adakan, yakni ada lomba makan kerupuk, lomba
kelereng, lomba memasukan benang ke jarum, lomba memasukan paku
ke dalam botol, lomba joget jeruk, lomba pukul air, lomba mengambil
koin didalam buah semangka, lomba panjat pinang, lomba futsal dan
tarik tambang bapak-bapak VS mahasiswa KKN, serta ada lomba futsal
dan tarik tambang untuk ibu-ibu VS mahasiswi KKN. Sangat
mengejutkan, ternyata antusias adik-adik dan para warga begitu besar,
mereka mengikuti semua cabang lomba yang telah kami sediakan.
Setiap kamis malam jum’at, kami menghadiri undangan yasinan di
majelis Desa Sukamulya. Yang membuat kami terharu adalah ternyata
acara yasinan tersebut bersama adik-adik kecil Desa Sukamulya. Ketika
pembacaan surah yasin, shalawat atas nabi dan lain sebagainya mereka
mengucapkan semuanya dengan nada yang sangat gembira sampai-
sampai suara ustd adna tidak terdengar karena besarnya suara adik-adik
tersebut. Antusias adik-adik terhadap acara seperti ini membuat hati
kami terketuk dan bangga. Ba’da yasinan, ibu-ibu selalu menyediakan
wejangan untuk disantap oleh kami para undangan yang datang, terlebih
ibu-ibu majelis sering membuat bungkusan untuk kami bawa ke posko.
Saat kami menyantap makanan dari ibu-ibu majelis, ustd adnapun
memberi wejangan berupa ceramah, harapan dan doa-doa untuk kami
mahasiswa/I yang sedang KKN. Mereka begitu baik dengan kami. Di situ
saya merasa mereka seperti orang tua bagi kami selama di sana.

229
Hal yang menarik dan sangat berkesan menurut saya selama KKN
adalah kami disini seperti mendapat orangtua baru, disini ada ibu RT istri
dari pak mahfud yang bernama bu mama atau biasa kami sapa dengan
sebutan umi. Umi dan keluarga sangat baik sekali kepada kami, setiap
hari apabila kami tidak mencari air ke masjid, kami lebih sering untuk
menumpang mandi di rumah umi. Lokasi rumah umi berada di Kampung
Kandangsapi, dimana jaraknya tidak jauh, kurang lebih 5 menit sampai
apabila kami mengendarai motor. Kami biasanya kumpul dari jam 5 sore
sampai isya. Atau bila tidak ada kegiatan di pagi hari, kami suka
berkunjung ke rumah umi.
Selain kami hanya sekedar menumpang mandi, umi selalu membuat
masakan lezat untuk kami santap. Sebenarnya kami tidak enak apabila
kami sudah menumpang mandi dan kamipun diberikan makanan setiap
harinya. Sampai-sampai terkadang salah seorang teman kami yang
bernama mba zack, sering sekali masak dirumah umi. selain numpang
mandi dan dapat makanan dari umi, kami suka menghabiskan waktu
untuk sekedar kumpul di rumah umi, alih-alih hanya untuk mengobrol
santai dan menonton televisi dengan sinetron kesukaan umi. parahnya,
apabila kami sudah kumpul di rumah umi, kami hampir lupa jam untuk
kembali ke posko, sampai terkadang ada teman kami dari posko
menyusul kami dan menyuruh kami untuk kembali ke posko karena
makanan sudah siap disantap atau sudah mau mulai briefing. Pernah
suatu ketika kami sibuk dan belum ada yang ke rumah umi seharian, umi
mendatangi kami ke posko dengan membawa masakan untuk kami. Di
situ kami merasa seperti lagi dijenguk oleh orangtua kami.
Hal yang sangat berat adalah ketika kami sudah betah dan bisa
bersosialisasi dengan baik kepada masyarakat sekitar, ternyata waktu
KKN kami telah habis. Waktu 1 bulan lamanya tidak terasa begitu cepat
sekali. Saat kami berpamitan untuk pulang, adik-adik dan warga sekitar
sangat sedih dan sampai mengeluarkan air mata. Saat hendak pulang,
pertama saya berpamitan kepada bu alis, bu alis merupakan tetangga
sebelah rumah kami. Bu Alis atau biasa kami sapa bu Eyebrow, sangat
sedih dan memeluk saya erat-erat, seperti tidak mau berpisah. Pesan bu
eyebrow untuk saya adalah jaga diri baik-baik, semoga sukses selalu
dimanapun kamu berada, jangan lupakan ibu dan semoga suatu saat bisa
berjumpa lagi, jangan lupa untuk main lagi ke Kampung Sukamulya.

230
Setelah berpamitan kepada bu eyebrow, saya bergegas menemui
umi ke rumahnya, sesampainya saya di rumah umi, saya menyampaikan
bahwa saya akan pulang hari ini ke Jakarta. Sontak umi langsung
mengeluarkan air mata dan langsung memeluk saya erat-erat juga. Umi
berkata “ya ampun neng cepat sekali sudah mau pulang lagi, umi sedih.
Baik-baik ya neng di sananya, jangan lupain umi dan kampung ini, nanti
kesini lagi ya, semoga sehat selalu dan semoga sukses selalu dimanapun
kamu berada.” Saat umi berkata seperti itu, saya jadi semakin sedih dan
rasanya saya tidak mau berpisah dengan umi. Tapi bagaimana lagi, karena
KKN sudah dijadwal berapa lamanya, jadi mau tidak mau dan suka tidak
suka, saya harus tetap berangkat untuk kembali ke Jakarta. Suatu saat
nanti, apabila ada waktu luang insyaAllah saya dan teman-teman akan
kembali ke Leuwiliang dan akan berjumpa dengan adik-adik, umi, bu
Eyebrow dan masyarakat kampung Sukamulya.

Dari Kami Untuk Desa Leuwimekar


Sebelum kelompok kami mengambil keputusan untuk menjalankan
sebuah program kerja, kami terlebih dahulu melakukan pemaparan
program kerja, audiensi serta wawancara kepada pihak kelurahan dan
tokoh-tokoh masyarakat, terkait program kerja yang telah kami miliki
dengan maksud dan tujuan untuk dilaksanakan di Desa Leuwimekar.
Semua itu dilakukan agar kami mendapatkan gambaran umum tentang
kondisi Desa Leuwimekar terkait program kerja apa saja yang cocok,
sesuai dan yang sedang dibutuhkan di Desa Leuwimekar.
Dalam pelaksanaan program kerja, kelompok kami mempunyai
Program kerja. Pertama, Bimbingan Belajar kreatif dan Baca Tulis Al-
qur’an, dimana bimbel kreatif disini belajar pelajaran umum misalnya
apabila adik-adik mempunya Pekerjaan Rumah (PR) dan kesulitan dalam
mengerjakannya, maka kami akan membatu sebisa mungkin. Kedua
terdapat program kerja berupa pembuatan pojok bacaan, disini kami
akan menyediakan buku- buku bacaan untuk adik-adik yang
membutuhkan dan membuat sarana tempat menaruh buku-buku pojok
bacaan di majelis Sukamulya. Selain itu kami mengecat ulang majelis,
mendokrasi majelis jadi lebih indah, merenovasi pintu majelis dan
memberi lampu baru agar lebih terang. Ketiga ada seminar, yaitu seminar
kepemimpinan, seminar kesehatan, seminar DKM dan seminar onlineshop.

231
Keempat, program kerja idul adha yaitu pawai obor keliling
kampung, karena ternyata sebelum-sebelumnya belum ada yang pernah
melaksanakan pawai obor hanya pawai biasa saja. Kelima, program kerja
17 Agustusan yaitu berupa perlombaan dan yang terakhir, Keenam yaitu
pemutaran film edukasi untuk adik-adik di Kampung Sukamulya dan
Kampung Kandangsapi. Ketujuh, pembuatan dan pemasangan plang jalan
dan yang terakhir atau Kedelapan yaitu Proker Utama kelompok kami
yaitu pembuatan MCK untuk Kampung Sukamulya.
Program kerja KKN kami berhasil dan sukses dilaksanakan, semua
itu berkat bantuan dari bahu membahu sesama anggota KKN dan berupa
bantuan dari masyarakat sekitar juga. Yang paling merasakan atas
terlaksananya program kerja kami adalah warga Kampung Sukamulya
dan Kampung Kandangsapi, khususnya bagi adik-adik kecil kami. Semua
hal yang kami lakukan bukan karena sekedar menjalankan program kerja
semata, tetapi yang kami inginkan dari hasil pelaksanaan program kerja
ini adalah diharapkan bisa membawa perubahan yang baik lagi bagi Desa
Leuwimekar sendiri. Bagi kami semua yang telah kami lakukan selama
satu bulan KKN bukanlah hal yang percuma dan sia-sia semata, namun
semua hal itu merupakan langkah kecil kita dalam menuju mimpi besar.

O. RAIS ALHAKIM : Berlayar Mengarungi Lautan

Lautan
Lautan memiliki berbagai artian baik dari segi terminologi ataupun
dalam bentuk epistimologi, namun pada dasarnya Lautan menyimpan
berbagai misteri baik yang bisa diterima oleh logika ataupun yang
memang misteri yang sangat sulit diukur oleh logika manusia. Dalam
mengarungi lautan terdapat berbagai rintangan entah itu datang dari
alam ataupun yang datang dari diri kita sendiri sehingga mengharuskan
para awak untuk saling bekerjasama dan memilih kapten yang sudah
memiliki jam terbang dalam menghadapi segala rintangan-rintangan
dalam mengarungi luasnya lautan.

232
Sebelum saya terjun kedalam lautan, saya sudah banyak mendengar
tentang lautan baik dari orang tua maupun dari teman- teman yang sudah
pernah mengarungi luasnya lautan, mereka bercerita tentang pengalaman
mereka selama mengarungi lautan mulai dari pengalaman yang
menyenangkan sampai pengalaman terpahit selama melakukan
perjalanan, Alam sangatlah sulit untuk dimengerti namun masih bisa
diprediksi akan tetapi kehendak Tuhan tidaklah bisa dicegah karena
seluruh alam semesta tunduk terhadap kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
Alam yang begitu luas dan indah ini menimbulkan berbagai macam
pertanyaan yang mana pertanyaan-pertanyaan itu menjadikan saya
menjadi sangat penasaran akan alam, yang menjadi motivasi saya dalam
mengarungi lautan adalah pertanyaan. Pertanyaan- pertanyaan seperti
apa yang berada diujung lautan tersebut?, Makhluk seperti apakah yang
bersemayam didalam alam yang begitu luas ini ?, tentang budaya-budaya,
masyarakat yang mungkin saya jumpai, karena itu semua menurut saya
sangatlah memotivasi karena segala pertanyaan-pertanyaan yang
terlintas didalam pikiran bisa menghasilkan pengalaman-pengalaman
baru sehingga pengalaman baru tersebut akhirnya berguna dalam
berkehidupan, berbangsa dan bernegara.
Dalam mengarungi lautan yang sangat luas ini sangatlah
dibutuhkan kemampuan yang bisa menuntun tetap berada dijalan yang
seharusnya, kemampuan itu sendiri dinilai oleh orang lain dan bukan
dinilai oleh diri sendiri, walaupun saya pernah belajar dalam dunia
akuntansi selama tiga tahun akan tetapi itu tidaklah bisa disebut sebagai
kemampuan karena situasi yang dihadapi bisa saja berbeda dengan apa
yang telah dipelajari, namun ilmu yang telah dipelajari pun sangatlah
berguna dalam perencanaan anggaran yang akan dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan kami dalam melakukan pelayaran.
Persiapan demi persiapan pun telah disusun secara matang mulai
dari barang apa saja yang harus dipersiapkan sampai tugas masing-
masing para awak kapal dan tak luput pula dari pengecekan secara
bertahap karena pengendalian sangatlah penting agar apa yang telah
direncanakan dapat terwujud dengan semestinya karena dengan
pengendalian para awak dapat lebih fokus dan teratur terhadap tanggung
jawab yang telah diberikan kepada masing-masing.

233
Perumpamaan seorang raja yang memerintahkan prajuritnya untuk
mendirikan tenda, salah seorang dari mereka menjalin tali, sementara
yang lainnya memancangkan pasak, orang ketiga membuat penutupnya,
prajurit keempat menjahit, yang kelima merobek, dan yang keenam
menyulam dengan jarum. Meski yang dilakukan oleh prajurit itu berbeda-
beda bentuk luarnya, akan tetapi secara esensi mereka bersatu dan
mengerjakan satu misi. Seperti itulah kondisi yang terjadi.8
Waktu berlayar pun dimulai dengan semangat yang menggebu-
gebu, waktu berlayar pun berjalan dengan aman dan semestinya, namun
ketika sudah memasuki lautan yang dalam Alam pun berkata lain yang
berawal cuaca sangat cerah berubah menjadi kelam sehingga badaipun
tak bisa dihindari lagi, badai itupun mengakibatkan kapal yang semula
tidak bermasalah menjadi karam yang mengharuskan para awak mencari
pulau untuk berlabuh sesegera mungkin agar kapal bisa diperbaiki secara
maksimal, salah satu dari teman kamipun segera mengamati keadaan
sekitar dari atas kapal dan tak disangka akhirnya dia melihat pulau yang
tidak begitu jauh dan itu adalah kabar yang sangat baik bagi kita semua.

Berlabuh di Pulau Antah Berantah


Untuk pertama kalinya datang di pulau tersebut kamipun
disambut dengan ramah oleh warga sekitar lalu mengijinkan untuk
tinggal beberapa saat disalah satu bangunan kosong sampai kapal siap
untuk berlayar kembali. Untuk keesokan harinya saya bersama teman
lainnya mulai merapikan barang bawaan masing-masing kedalam
bangunan kosong yang sudah dianggap sebagai rumah dan disaat malam
telah tiba 2 dari 18 teman kami terkena serangan ghaib disaat melakukan
ibadah, lalu kami ber16 pun ikut serta dalam menenangkan walau waktu
yang dibutuhkan cukup lama dan membuat teman-teman yang lain
merasa khawatir dan ketakutan, namun dengan usaha yang keras
akhirnya membuahkan hasil yaitu mereka berdua sadar kembali,
walaupun sepertinya kedatangan kami disini mengganggu bagi para
makhluk-makhluk yang tak terlihat tetapi kami tidak mundur begitu saja
karena setiap rintangan apapun akan bisa teratasi dan kebahagiaan akan
muncul ketika kita berproses dalam mengatasi permasalahan tersebut.

8 Jalaluddin Rumi, Fihi Ma Fihi, Terj. Abdul Latif, (Yogyakarta : Grup Relasi Inti

Media, 2017), h. 118

234
Setiap hari saya bersama dua awak yang sudah saya anggap sebagai
sahabat melakukan kegiatan rutin yaitu berjaga-jaga akan hal yang tak
diinginkan, baik itu berjaga akan pencurian, serangan ghaib, binatang
buas, dan lain sebagainya. Saya pun bersama 17 anggota lainnya
berinisiatif membuat program agar para masyarakat dipulau ini dapat
merasakan apa yang mereka belum pernah rasakan sebelumnya, ini
hanyalah masalah timbal balik karena saya dan teman-teman telah
diajarkan ilmu bagaimana bermasyarakat yang baik, maka sebagai umpan
baliknya kamipun memberikan apa yang telah didapat saat proses belajar
di Universitas. Malam itu panjang, maka jangan kau pendekan ia dengan tidurmu.
Siang itu terang, maka jangan kau gelapkan ia dengan dosa- dosamu.9
Hari-hari telah berlalu dengan menghitung sudah berapa lama kami
menetap dipulau ini, hari demi hari pula kami melakukan kegiatan untuk
bertahan hidup karena susahnya mendapatkan air yang bersih yang mana
jika jika ingin membersihkan tubuh ataupun ingin melakukan buang air
maka kami harus berjalan dengan jarak yang lumayan jauh demi
mendapatkan air yang bersih, karena sudah lamanya pulau tersebut tidak
diguyur oleh hujan yang mengakibatkan kekeringan dan susahnya
mendapatkan air bersih.
Hari demi hari telah berlalu dan masing-masing temanpun mulai
menunjukan karakternya masing-masing, mulai dari yang susah diajak
berkomunikasi, tidak mau mengotor tangannya, cerewetnya minta
ampun, yang malas dalam melakukan kegiatan, yang rajin, yang terus
menerus memikirkan kekasihnya dirumah, namum dengan semangat
yang membara mengharuskan kita satu kelompok memberi kesan yang
baik terhadap masyarakat sekitar. Setelah memasuki minggu kedua
dipulau ini saya pribadi pun telah merasa nyaman dengan lingkungan
sekitar, sudah terasa akrab dengan masyarakat sekitar dan sudah sangat
dekat dengan teman- teman seperjuangan yang telah berjuang bersama
melewati berbagai rintangan. Saling memahami, saling memberi motivasi,
dan saling memberi semangat adalah kuncinya karena dengan saling
memahami antar sesama maka merekapun dengan sendirinya akan
memahami balik hal-hal disekitar dan perasaan teman-teman yang lain.

9 Ibid., h. 145

235
dengan saling memberi motivasi dan semangat maka teman-
temanpun akan tersentuh pintu hati nuraninya termasuk saya pribadi,
karena setiap individu memiliki tugas yang berbeda dan tugas tersebut
adalah kewajiban yang harus diselesaikan agar saat dilaksanakannya
pertanggungjawaban bisa mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
telah diamanahkan pada masing-masing individu. “Persahabatan adalah ia
yang akan mengisi kekuranganmu, dan bukan keisenganmu. Dalam manisnya
persahabatan biarlah ada tawa ria kegirangan. Sebab, dalam rintik lembut embun hati
manusia menghirup fajar yang terbangun dan mendapatkan kesegaran gairah
kehidupan”.10
Cinta akan tetap tinggal selama teguran terus berlangsung Jika teguran pergi,
begitu pula dengan cinta. Dan cinta akan tetap tinggal, jika teguran terus ada.11
Setelah memasuki hari ke-15 kami yang sudah sangat akrab satu sama
lain selalu melakukan permainan disaat malam hari untuk mengisi waktu
luang dan sebagai hiburan dengan konsekuensi bagi yang kalah adalah
menjawab dengan jujur pertanyaan-pertanyaan yang teman-teman
berikan kepada dia yang kalah dalam permainan, pertanyaan-pertanyaan
menyerang pribadi pun mulai bermunculan karena dalam kelompok
terdiri dari 7 orang laki-laki dan 11 orang perempuan, maka pertanyaan
seperti :”Didalam kelompok ini siapa yang berkemungkinan menarik
untuk dijadikan kekasih dalam hidup ?”, “siapa yang kamu benci dalam
kelompok ini berikut alasan”, “hal terkonyol yang pernah dilakukan
selama masa hidup” akan tetapi permainan ini menjadikan kami lebih
dekat lagi, lebih akrab lagi karena segala pertanyaan dan jawaban adalah
untuk penilaian terhadap diri sendiri agar terciptanya rasa saling
memahami, rasa saling mencintai, dan sebagai introspeksi. Roh-roh adalah
tentara yang berkelompok. Yang saling mengenali akan saling mendekat, dan yang
tidak saling kenal akan menjauh. (HR. Bukhari)12

10
Khalil Gibran, Sang Nabi Taman Sang Nabi Suara Sang Guru, Terj. Adil Abdilah &
M.Amin Nasihin (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000), h. 66
11 Jalaluddin Rumi, Op.Cit., h. 72
12 Ibid., h. 93

236
Hari demi hari waktu demi waktu berlalu sampai pada waktu
perayaan hari raya idul adha karena masyarakat sekitar pulau tersebut
beragama islam maka kamipun ikut serta dalam memeriahan hari raya
mulai dari pelaksaan shalat sampai pada proses penyembelihan hewan
qurban baik itu sapi ataupun kambing sampai pada pembagian daging
qurban pada masyarakat sekitar sekaligus mekakukan budaya setempat
yaitu keliling untuk saling memaafkan satu sama lain dan dengan maksud
lain menjaga tali silaturahmi antar sesame umat manusia. Dari Anas bin
malik ra berkata : bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Bagi siapa yang ingin
dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menjalin
hubungan silaturahmi”.(HR. Muttafaqun Alaih)13
Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu’Alaihi
Wasallam : “Wahai rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu
yang bisa memasukan aku ke dalam surga dan menjauhkan dari neraka”,
“maka nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sungguh dia telah diberi
taufik, atau sungguh telah diberi hidayah, apa yang tadi engkau katakan
?” Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi
Shallallahu’Alaihi Wasallam bersabda : “Engkau beribadah kepada Allah
SWT dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakan
shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung tali silaturahmi”.
Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu’Alaihi Wasallam bersabda “jika dia
melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.
(HR. Bukhari dan Muslim).
Hari yang ditunggu-tunggu oleh masyrakat pun akhirnya tiba yaitu
hari dimana perayaan kemerdekaan, disitu kami ikut serta memeriahkan
acara tersebut dengan memberikan bantuan baik itu bantuan dalam
bentuk dana, tenaga, maupun ide dengan maksud dan tujuan agar
meriahnya kegiatan memperingati hari kemerdekaan. Dalam proses
memperingati hari kemerdekaan terdapat pula lomba-lomba yang
menarik mulai dari perlombaan balap karung, panjat pinang, makan
kerupuk, memasukan pensil kedalam botol, memasukan benang kedalam
jarum sambil berjalan, tarik tambang, dan permainan sepak bola.

13
Darunnajah, Hadits Tentang Keutamaan Menjalin Silaturrahim, https://
darunnajah.com/hadits-menjalin-silaturrahim/, 29 Agustus 2019 pukul 16.20

237
Disitu saya bersama teman-teman yang lain pun ikut serta dalam
perlombaan agar meriah dan memberikan warga sekitar mempunyai
lawan yang baru. Setelah melakukan kegiatan perlombaan memperingati
hari kemerdekaan saya pribadi tidak bisa merasakan apa-apa karena rasa
pegal dan sakit yang menimpa akibat tarik tambang dan permainan
sepak bola melawan para masyarakat sekitar, namun setelah melakukan
bukan hanya itu yang menjadi masalah karena untuk membersihkan
tubuh pun saya harus berjalan dengan jarak yang lebih jauh untuk
mendapatkan air bersih yang kekeringan yang semakin melanda pulau
tersebut. “Kalau hidup hanya sekedar hidup babi dihutan juga hidup. Kalau bekerja
hanya sekedar bekerja kera juga bekerja”. (Buya Hamka)
Disaat kapal yang rusak sudah siap untuk berlayar kembali, kami yang
sudah menganggap tempat tersebut sebagai kampung halaman sendiri
harus berpamitan walau dari lubuk hati yang terdalam menolak untuk
berpisah namun alam lagi-lagi telah memanggil untuk kembali berlayar,
akhirnya kamipun melakukan penutupan dengan sangat sederhana yaitu
panggung yang dibuat sendiri dan dibantu oleh masyarakat sekitar,
hiasan-hiasan yang sederhana, lalu ditutup dengan tarian dan lagu
perpisahan khas masyarakat sekitar, dan ditutup dengan pemotongan
tumpeng.
Mengukur waktu yang tak terukur dan tak terbatas,
menyesuaikan tingkah laku dan bahkan mengarahkan langkah jiwa
sesuai dengan jam dan musim, dalam waktulah terciptalah sungai yang
tanggulnya kaududuki sambil menyaksikan alirannya, namun yang abadi
dalam dirimu sadar akan keabadian hidup dan tahu bahwa kemarin
hanyalah kenangan hari ini dan besok adalah impian hari ini.14 perasaan
yang sudah berubah bermula dari selalu menghitung sudah berapa hari
kami tinggal dan kapan kami kembali pulang, selalu merasakan kesulitan
dalam mencari air bersih. Namun masa-masa tersebut adalah kenangan
yang paling indah yang tak mungkin saya lupakan, karena setiap keluhan
yang keluar dari diri kita ternyata ada kesulitan yang lebih di lain tempat
yang mana mereka lebih mensyukuri terhadap nikmat yang Tuhan
berikan.

14 Khalil Gibran, Al Mustafa, Terj. Sapardi Djoko Damono, (Bandung : PT.Bentang

Pustaka, 2005), h. 79

238
Disaat kita selalu merasa kekurangan dengan apa yang kita miliki
sekarang dilain tempat mereka tetap bersyukur dengan apa yang telah
mereka miliki saat ini. Semua pengalaman ini menjadikan pelajaran bagi
saya pribadi agar tetap bersyukur dengan apa yang saya miliki saat ini,
walaupun setiap manusia pasti mempunyai harapan lebih tetapi itu
adalah memang manusiawi namun esensi dari pembelajaran ini adalah
bagaimana kita mensyukuri segala nikmat yang Tuhan berikan kepada
kita sebagai umatnya dan selalu memecahkan segala rintangan yang
menimpa dengan ikhlas karena segala sesuatu jika tidak dilandasi dengan
hati yang ikhlas maka semua akan hampa. Sudah sepatutnya bagi manusia
untuk selalu memiliki harapan. Iman itu sendiri terdiri dari atas rasa takut dan
harapan.15
Saat hari keberangkatan akan berlayar, saya bersama teman-teman
lainnya melaksanakan pamitan secara langsung kepada masyarakat
sekitar walau kaki sangat berat untuk meninggalkan tempat tersebut
karena telah memberikan banyak pelajaran, namun lagi-lagi alam telah
berbicara sehingga kamipun mau tak mau harus berpamitan dengan
masyarakat, air mata pun tak terbendung bercucuran keluar seperti
hujan yang sedang deras-derasnya, dari rumah kerumah kami
berpamitan dengan mengeluarkan air mata karena sudah menyatunya
hubungan dengan masyarakat, sudah seperti anak dengan orang tuanya,
sebelum saya dan yang lainnya pergi dari pulau tersebut kamipun
mendapatkan pesan dari para tokoh agar tetap semangat mencari dan
menggali ilmu, tetap menjaga silaturahmi ke sesama umat manusia, tetap
melaksanakan yang sudah menjadi kewajiban setiap umat beragama, dan
semoga menjadi manusia yang berguna bagi Nusa, Bangsa, dan Negara.
Pimpin dan kendalikanlah jiwa dengan baik, karena amat liarnya, dan beri ingatlah
karena dia lekas lupa.16

15
Jalaluddin Rumi, Op.Cit., h. 179
16 Hamka, Tasawuf Modern, (Jakarta : Republika Penerbit, 2015), h. 165

239
Berlayar Pulang
Dalam perjalanan pulang, selama dikapal saya selalu teringat akan
pulau yang saya dan teman-teman pernah tempati karena masyarakat
yang begitu ramah terhadap pendatang, semangat- semangat masyarakat
yang tiap hari semakin membara, rasa optimis para masyarakat dalam
memecahkan suatu masalah, lingkungan yang bersih akan polusi udara,
rasa saling peduli terhadap sesama umat manusia. Yang mana semua
sangatlah terbalik dengan lingkungan yang saya tinggali selama ini,
dimana masyarakat selalu apatis terhadap lingkungan sekitar, kurang
ramahnya terhadap pendatang, rasa pesimis yang selalu timbul dalam
pikiran masyarakat, dan udara yang begitu kotor akan polusi udara.
Saya sangat mengapresiasi masyarakat dipulau tersebut karena
menurut saya ini sangatlah berkesan yaitu ketika akan melaksanakan
kerja bakti, masyarakat sekitar sangatlah antusias dan bersatu jika akan
dilaksanakannya kegiatan yang memberikan efek positif terhadap
lingkungan sekitar, yang mana untuk saat ini masyarakat dilingkungan
yang saya tinggali sangatlah sulit untuk berkumpul, bercengkrama dan
bekerja bersama. Masyarakat yang selalu sibuk dengan urusannya
masing-masing yang mengakibatkan terpecahnya hubungan antar
masyarakat. Akan tetapi kita sebagai generasi penerus bangsa jangan
mudah menyerah dalam menghadapi situasi seperti ini karena
pembelajaran-pembelajaran bisa datang dari manapun dan kapanpun.
Tak ada seorang pun yang bisa mengajarimu kecuali tentang sesuatu yang telah
terbaring setengah tidur dalam fajar pengetahuanmu, kebijaksanaan tidak akan
memintamu memasuki rumah kebijaksanaannya tetapi membimbingmu ke pintu
pikiranmu sendiri.17
Masyarakat pulau yang tak mungkin saya lupakan karena segala
sikap, perilaku dan ilmu yang mereka berikan akan saya ingat selalu dan
semoga bisa diterapkan dalam kehidupan saya sehari-hari dalam berbaur
dengan masyarakat sekitar dan menjaga segala sikap dan prilaku
terhadap sesama umat manusia, karena ilmu bermasyarakat tidak akan
kita temui di dalam universitas sebab ilmu bermasyarakat bisa didapat
ketika kita berbaur dengan masyarakat sekitar.

17 Khalil Gibran, Op.Cit., h.72

240
Berlabuh dan Pulang Ke Rumah
Disaat berlabuh dan pulang kerumah tak henti-hentinya
memikirkan mereka dipulau yang sudah saya anggap sebagai keluarga
sendiri walaupun baru beberapa saat meninggalkan mereka akan tetapi
rasa simpati terhadap keadaan disana sangatlah memprihatinkan dalam
dunia pendidikan, karena masih banyak anak yang belum bisa dalam
membaca, menulis, dan menghitung. Kurangnya pendidikan akan
berdampak negatif bagi para masyarakat sekitar karena bisa mengancam
masa depan sang penerus bangsa dan membuat wilayah tersebut menjadi
terbelakang akan perkembangan-perkembangan yang setiap detik, menit,
jam, hari selalu berubah dan semakin maju.
Kesempatan mungkin akan datang kembali, dan jika kesempatan
itu datang kembali saya sangat berkenan untuk hadir kembali pada
masyarakat dipulau untuk memberikan sebuah pentingnya pendidikan
dan pengetahuan umum tentang perkembangan dunia karena sangatlah
memprihatinkan jika melihat dunia pendidikan disana dan kecilnya
pendapatan perkapita dipulau tersebut sehingga banyak orangtua yang
tidak mampu memberi pendidikan formal kepada anaknya sehingga para
anakpun hanya membantu para orang tua untuk mencari uang dengan
menjadi apapun asalkan kebutuhan sehari-hari mereka terpenuhi.
Karena waktu yang sangat terbatas ketika saya berada disana membuat
kurangnya maksimal dalam memberikan pengetahuan dan pembelajaran
sehingga apa yang saya dan teman-teman berikan kepada anak-anak
disana tidak begitu menyeluruh karena keterbatasannya waktu yang
diberikan oleh alam.
Terkadang saya selalu merasa prihatin bagi kalangan anak muda
dilingkungan tempat saya tinggal yang selalu dengan sengaja
meninggalkan sekolah, demi hura-hura, padahal jika kita melihat kelain
sisi masih banyak anak-anak muda yang membutuhkan pendidikan akan
tetapi terpatahkan oleh masalah ekonomi, kita sebagai generasi penerus
bangsa seharusnya lebih semangat dalam menjalani pendidikan agar
terciptanya pemikiran yang kreatif, pemikiran yang kritis sehingga bisa
menyelesaikan masalah-masalah yang begitu kompleks dengan mudah
sehingga menjadikan bangsa yang kuat.

241
“Kebodohan dan kedunguan, akal dan pikiran yang sontok adalah perbudakan
yang lebih kejam dari segala macam perbudakan”.18 Bangsa yang kuat tidak
hanya diukur oleh tingkat pengamanannya saja akan tetapi banyak faktor
yang mempengaruhi salah satunya adalah mental. Mental seseorang
harus dibangun sejak dini karena untuk membangun mental yang kuat
sangatlah tidak mudah yaitu harus dilakukan secara bertahap mulai dari
kecil, karena dengan mental yang kuat bisa membawa negara pada titik
kemajuan. Mental yang kuat ialah dimana masyarakat yang selalu tetap
berusaha dan tidak akan pernah menyerah walaupun kegalalan
menimpanya, mental yang kuat ialah mereka yang tidak takut akan resiko
melainkan bermain di dalam resiko karena untuk orang yang mempunya
mental yang kuat bermain di dalam resiko adalah keuntungan yang
sangat besar ketika ia menaklukan resiko dan ketika ia gagal maka ia
bangkit kembali untuk menaklukan resiko tersebut.
“Banggalah ketika kalian menang dan bangkitlah ketika kalian kalah, para
pecundang menghindari kegagalan padahal kegagalan mengubah pecundang menjadi
pemenang”.19 Suatu bangsa akan runtuh jika rusaknya hubungan diantara
masyarakat, ketakutan akan hal yang berlebih, mempunyai sikap yang
pesimis, maraknya kebodohan, dan penindasan yang dilakukan oleh para
penguasa terhadap rakyat kecil. “Negara yang besar harus tetap brsikap
sederhana dan rendah hati terhadap negara yang kecil dan tidak bertindak dengan
sikap yang angkuh atau menggunakan kekerasan kepada negara kecil. Ketika sebuah
kerajaan besar merendahkan kerajaannya sendiri terhadap bagian-bagiannya dan
ketika sebuah negara kecil merendahkan negerinya sendiri terhadap kerajaan atau
negara yang besar, maka negara kecil itu mendapatkan pelayanan dan perlindungan di
bawah kerajaan besar tersebut. Untuk tujuan ini, negara-negara kecil kemudian
tunduk dan kerajaan besar menggabungkan negara-negara kecil dengan tujuan untuk
menyatukan negara-negara bagian dan melindungi rakyatnya. Negara yang besar
harus selalu bertindak dengan rendah hati dan lembut agar tidak terjadinya
peperangan”.20

Hamka,Op.Cit., h. 126
18
19Robert T. Kiyosaki dan Sharon L. Lechter, Rich Dad, Poor Dad, Terj. Dwi Helly
Purnomo, (Jakarta : CV. Prima Grafika, 2014), h. 174
20 Thomas Waters, Lao Tzu, (Yogyakarta : Basabasi, 2019), h. 120-121

242
Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua para generasi
penerus bangsa karena sampai saat ini kita masih bisa merasakan dan
melanjutkan pendidikan sampai tingkat sarjana, jangan lupa untuk tetap
bersyukur dengan apa yang telah kita miliki saat ini karena belum tentu
di lain tempat mereka memiliki apa yang telah kita miliki saat ini, tak lupa
pula agar tetap menjaga tali silaturahmi. Dengan sesama umat manusia
agar terciptanya hubungan yang harmonis, tetap semangat bagi para
kaula muda agar tetap melanjutkan pendidikan karena dengan
pendidikan kita bisa mengubah dunia dan tak lupa agar tetap
menjalankan apa yang telah menjadi kewajiban para umat berAgama
yaitu beribadah dengan ikhlas agar apa yang telah kita kerjakan menjadi
bermanfaat bagi kita semua para ciptaan Tuhan di muka bumi ini. Segala
sesuatu tidak akan bisa kamu raih tanpa didahului usaha, Ini tidak berlaku bagi
kekasih, Ia tidak bisa kamu cari sebelum kamu mendapatkannya. (Al-Hakim)21

P. RORO HANDAYANI : Hadiah Dari Sukamulya

Sebelum Per-KKN-an Dimulai


Di penghujung semester lima, saya mendapat tantangan baru untuk
merasakan pengalaman yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Jujur, saya tidak pernah membayangkan akan mengalami masa KKN,
meskipun saya tahu bahwa itu adalah sebuah keharusan. Dari mulai
mengisi formulir di AIS, melakukan pertemuan pertama dengan teman
kelompok, sampai dengan saya mengikuti pembekalan KKN, saya masih
belum bisa mempercayai bahwa saya akan mengikuti KKN dan tinggal
dengan orang baru yang belum saya kenal selama sebulan lamanya.
Bulan-bulan yang saya lalui sebelum memulai masa KKN adalah
bulan- bulan buruk dalam hidup saya. Saya selalu di hantui bayangan
akan seperti apa KKN yang saya jalani nanti selama satu bulan, di desa
orang, dengan orang-orang yang baru saya temui.

21 Jalaluddin Rumi, Op.Cit., h.421

243
Berbagai pertanyaan muncul dalam benak saya sepanjang hari;
“akan seperti apa teman kelompok saya?”; “bisakah saya berbaur dengan
yang lain sementara saya tidak se-alim mereka?”; “akankah mereka
menerima saya sebagai teman tinggal sementara saya tidak memiliki adab
yang baik dalam berbicara dengan teman sebaya?”, dan pertanyaan-
pertanyaan lain yang saya sudah lupa karena terlalu banyak pikiran
buruk yang saya pikirkan pada saat itu.
Pada pertemuan pertama saya dengan kelompok KKN Drestanta,
saya merasa teman-teman saya ini tidak semuanya bisa berteman dengan
saya karena saya cenderung pendiam saat pertemuan awal, terlebih pada
orang yang tidak saya sukai (ya, ada yang saya tidak sukai pada
pertemuan pertama, namun semua berubah saat kami sudah tinggal
bersama). Banyak yang tidak responsif, mungkin karena canggung,
padahal setelah kita tinggal bersama, orang-orang inilah yang banyak
berkontibusi pada kegiatan di kelompok dan di kampung.
Ingatan saya memang termasuk ingatan jangka pendek, meski baru
dua bulan lalu, saya sudah lupa-lupa-ingat tentang bagaimana pertemuan
pertama kelompok kami, yang saya ingat, alasan kami terutama saya
memilih Hafiz sebagai ketua kelompok kami adalah karena dia terlihat
lebih menonjol diantara teman laki-laki lainnya dalam kelompok. Hafiz,
saat itu, dirasa pantas dan mampu untuk menyatukan pendapat dan bijak
dalam mengambil keputusan, padahal waktu itu kami semua belum
saling mengenal satu sama lain. Namun kami mempercayakan tanggung
jawab itu kepada Hafiz.
Saya memilih menjadi anggota divisi konsumsi, karena hanya itu
yang saya bisa. Saat pemilihan divisi ini, ada kejadian heroik yang teman
saya, Alifa, lakukan. Saat kami sedang saling tunjuk satu sama lain untuk
dijadikan sekertaris kelompok, Alifa dengan tanpa piker panjang
mengangkat tangan dan mengajukan diri. Semua orang lega, termasuk
Alifa, namun ia juga tidak lega. Setelah kami tinggal bersama dan bisa
saling terbuka, Alifa mengakui bahwa saat itu ia hanya ingin cepat- cepat
bisa meninggalkan lokasi rapat karena harus segera mengajar, ia memang
sempat mengakatan hal itu pada saya dan saya desak untuk berpamitan
kepada yang lain. Saya sendiri merasa salut dengan Alifa dan teman-
teman BPH lainnya yang telah menyempatkan waktu untuk mengelola
urusan internal KKN kita ditengah kesibukan masing-masing.

244
Di pertemuan awal tersebut, saya belum bisa menemukan teman
yang bisa dekat dengan saya, karena memang belum semua anggota ikut
berkumpul pada saat itu. Namun ada satu orang yang saya rasa bisa
menjadi teman saya saat akan menghadiri rapat di kampus 1, dia adalah
Mami, teman satu fakultas saya dari jurusan Tarjamah. Mami merupakan
orang yang bijak dan selalu menjadi penengah saat pengambilan keutusan
di kelompok, ia juga banyak berkontribusi dalam kegiatan. Mami teman
yang baik dengan suara lantang yang tidak saya miliki. Sejak pertemuan
itu, saya sering menghubungi dia lewat Whatsapp untuk menanyakan
apakah ia menghadiri rapat atau tidak.
Pada kunjungan kelompok yang pertama ke desa Sukamulya, saya
memang tidak dapat hadir namun saya selalu mengikuti perkembangan
informasi yang ada di grup Whatsapp kami. Saya ingat teman-teman saya
sepulang melakukan kunjugan mengatakan bahwa saat mereka sampai,
mereka tidak langsung ke desa Sukamulya melainkan ke desa Kandang
Sapi yang berada dibawah desa Sukamulya. Setelah mereka mengunjungi
kantor desa, mereka (yang sebenarnya saya juga termasuk) di arahkan
untuk melakukan KKN di desa Sukamulya karena dirasa lebih
membutuhkan bantuan. Akhirnya kami sepakat untuk melakukan KKN
di desa Sukamulya. Saya akhirnya dapat mengikuti kunjungan ke desa
Sukamulya saat motor yang ada cukup untuk membawa saya dan teman-
teman saya kesana. Saat itu saya menumpang motor Aziz untuk sampai
kesana. Kesan saya saat di perjalanan adalah; desanya jauh, melewati
‘hutan’, baru kemudian sampai di kota (Pasar Leuwiliang). Perjalanan
terasa jauh karena kami memilih jalan melalui Rumpin, yang menurut
saya agak jauh, namun tak apa, saya jadi punya cerita.
Kunjungan selanjutnya dilakukan saat bulan Ramadhan, saat
teman- teman saya yang tangguh sedang menunaikan ibadah puasa. Saya
kebetulan tidak mengikuti kunjungan pada hari itu. Teman-teman saya
yang melakukan kunjungan di siang hari benar-benar patut di apresiasi.
Panas terik tak membuat mereka membatalkan puasa, mereka tetap
menjaga ibadahnya hingga adzan magrib berkumandang.

245
Di perjalanan saya dan teman-teman menuju ke desa Sukamulya,
kami mengalami kendala. Motor yang di kendarai Hafiz sempat tak dapat
menanjak. Hafiz saat itu membawa Uun untuk menumpang di motornya,
dan setelah Uun turun barulah motor dapat di kendarai kembali dan
menanjak. Saya dan Aziz saat itu sempat turun untuk menunggu Hafiz
dan Uun sampai diatas karena teman-teman yang lain sudah menanjak
lebih dulu. Saya menghampiri Uun yang masih dibawah untuk
memberinya semangat menanjaki jalanan ini. Setelah Hafiz berhasil
mengendarai motornya yang sedikit dipaksa, akhirnya ia sampai di atas,
lalu saya dan Uun ikut bersama mereka untuk melanjutkan perjalanan.
Sesampainya disana, kami bertemu dengan Ketua RT setempat,
bapak Jaya beserta istri. Kami disambut dengan baik, disuguhi makanan
dan minuman setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh,
Alhamdulillah. Lalu saya dan beberapa teman yang lain berangkat untuk
mengunjungi sekolah SD yang kebetulan berlokasi tak jauh dari rumah
pak RT Jaya. Kami di temani anak-anak Sukamulya. Saya sedikit aneh
saat sampai di SD Sukamulya karena saat itu hari libur namun pintu-
pintu ruang kelas dapat kita masuki; tidak terkunci. Ternyata anak-anak
mengatakan memang pintu-pintu ini tidak dikunci.
Singkat cerita, kami sudah sampai beberapa minggu menuju hari H.
Saya dan teman-teman anggota divisi konsumsi mulai menyusun
anggaran belanja, membuat menu, serta membuat jadwal piket memasak.
Saat itu saya dan Mishelia mulai bisa dekat karena sering berkordinasi
mengenai divisi kami. Teman saya Annisa juga ikut membantu dalam
membuat jadwal piket memasak. Kunjungan terakhir yang tidak bisa
saya ikuti membuahkan hasil, yaitu kami menyetujui untuk menyewa
rumah yang sebelumnya sudah kami diskusikan.

Duarr !! Inilah KKN-ku


Banyak orang mengatakan bahwa KKN itu seru, KKN akan menjadi
hal yang selalu diingat seumur hidup. Jujur, saya tidak membayangkan
apa-apa saat itu, yang ada dipikiran saya hanyalah; saya harus menjalani
ini hanya untuk menyelesaikannya. Ya, saat itu yang saya pikirkan
hanyalah KKN ini harus segera berakhir. Tidak peduli perkataan orang
mengenai keseruan yang ada, atau apapun itu, saya hanya ingin ini semua
cepat berlalu dan berakhir.

246
Pada malam pertama kami di posko, kelompok kami mengalami
sedikit gangguan. Di tengah-tengah acara pembacaan yasin yang
dilakukan oleh kami bersama dengan warga RT 01 Sukamulya, teman
kami Uun diganggu oleh mahluk tak kasat mata yang ada disana.
Sebenarnya saya tidak ingin menceritakan hal ini, mengingat ini adalah
pengalaman tidak menyenangkan yang teman saya alami, tetapi ini juga
merupakan momen yang tak terlupakan, jadi saya tetap ceritakan.
Uun, seorang teman yang kosnya saya tumpangi di H-1
keberangkatan kami ke Kampung Sukamulya merupakan teman yang
baik dan santun, ia juga cermat dalam mengambil tindakan. Tetapi malam
itu entah kenala Uun mengalam sedikit masalah. Uun merasa mual saat
warga dan teman-teman membacakan yasin, lalu ia masuk ke kamar dan
tidak ikut melanjutkan acara. Uun menangis tanpa sebab, Uun
mengatakan ia takut, tapi kami tak mengerti apa yang di takutkan.
Selepas pembacaan yasin selesai, rencananya kami akan melakukan
ramah-tamah dengan warga setempat, mengingat kami adalah tamu
disana. Namun para warga sepakat untuk langsung pulang saja agar Uun
yang sedang dalam keadaan tidak baik dapat segera pulih.
Pak Ustad Adna yang saat itu kebetulan sedang berada di tengah-
tengah kami, kami mintai bantuan. Pak Ustad memasuki kamar dimana
Uun berada, tapi Uun semakin menangis menjadi-jadi. Ia berteriak
memanggil Umi, ia terus mengatakan ia takut, Pak Ustad terus
membacakan doa, Uun mulai lemah tak berdaya, kami terus
membangunkan Uun agar tetap terjaga. Para anggota kelompok kami
berkumpul bersama agar bisa saling menguatkan, sambil bibir kami tak
berhenti mengucap doa memohon pertolongan Allah SWT.
Saya dan perempuan lainnya menghentikan aktifitas dan
berkumpul di ruang tamu untuk berdoa bersama, namun salah satu
teman kami lainnya mengalami hal yang sama dengan Uun. Dia adalah
Siska, teman sekamar saya yang pengertian dan suka membantu sesama,
Siska juga merupakan salah satu teman bercerita yang baik, pendengar
yang baik, dan selalu bersedia menemani saya menimba air di sumur
meski tengah malam. Tiba-tiba saja Siska menangis histeris, lalu kami
menjauh dan pak Ustad membantunya untuk pulih. Singkat cerita,
malam pertama kami menjadi malam yang tak menyenangkan dan tak
terlupakan dalam benak masing-masing anggota kelompok.

247
Hal yang kami alami malam itu tidak membuat kami menjauhi
teman kami yang diganggu tersebut, justru membuat kami semakin erat
dan saling menjaga satu sama lain. Setelah kejadian itu, kami tetap
melanjutkan hari-hari kami seperti biasa, piket harian tetap berjalan, dan
kami melakukan proker yang sudah kami susun sebelumnya. Teman kami
Uun dan Siska juga menjalani hari seperti biasa, meski teman kami Uun
sempat jatuh sakit namun proker kami tetap berjalan.
Ada hal lain yang juga tidak mungkin saya lupakan seumur hidup
saya, yakni saat saya mengajar di SDN Sukamulya untuk tiga hari.
Kelompok kami dibagi menjadi dua untuk menjadi tenaga bantuan
mengajar di SDN Sukamulya dan MI PUI, kebetulan saya sendiri
mendapat bagian mengajar di SDN Sukamulya dan mengajar kelas 2
selama tiga hari berturut-turut. Pengalaman ini adalah pengalaman yang
tak pernah saya alami sebelumnya.
Mengajar bukanlah hal yang biasa saya lakukan, juga ini bukanlah
proker utama kami, tetapi saat saya menjalaninya, saya mendapat banyak
pelajaran berharga. Anak murid saya dalam satu kelas tidaklah sedikit,
ada sekitar tiga puluh anak dalam satu kelas. Saya, dengan suara yang
tidak bisa keras, diharuskan untuk selalu berteriak agar semua anak
murid dikelas dapat memperhatikan dan mendengar suara saya. Ini
bukanlah hal yang mudah bagi saya.
Di hari pertama saya mengajar, saya mengeluh habis-habisan pada
seluruh teman kamar saya. “Saya tak sanggup lagi…”. Anak-anak kelas dua
itu sungguh sangat sulit di atur. Mereka selalu merengek untuk jam
istrirahat, padahal tak ada jam istirahat untuk anak kelas 2 di SDN
Sukamulya karena jam belajar hanya sampai jam 10 pagi. Mereka bahkan
ada yang berbohong pada saya dengan mengatakan ingin pergi ke toilet
namun mereka membeli jajanan di luar sekolah. Pada hari kedua saya
mengajar, banyak kejadian seru yang saya alami, dari mulai Rima yang
menagis karena tangannya terjepit meja, Diana yang selalu berteriak
hingga berbicara kasar, anak-anak yang mengadu pada saya uangnya
hilang entah dimana, hingga Firman yang keras kepala tidak pernah mau
mengerjakan tugas. Namun pagi harinya sebelum kelas di mulai, Rima,
Zahra, Diana dan beberapa murid perempuan lainnya memberikan saya
bunga yang terbuat dari kertas, yang mereka beli di depan sekolah.
Sungguh, mereka menggemaskan !

248
Di hari-hari selanjutnya juga tak ada yang berbeda, mereka masih
susah di atur dan saya harus selalu berteriak saat mengajar ataupun saat
mengatur mereka untuk tertib di dalam kelas. Saat kelas segera usai dan
saya ingin memberikan PR untuk mereka, ada hal lucu yang saya alami.
Ada beberapa yang malah merengek meminta untuk ditambah, ada pula
yang justru mengiba pada saya agar tidak diberikan PR, mungkin karena
mereka terlalu malas untuk mengerjakannya dirumah. Gemas.
Kemudian ada salah satu murid yang entah mengapa menyita
perhatian saya. Anak ini tidak terlalu menonjol, namun cukup cepat
dalam menangkap pelajaran. Saya sempat berpikir bahwa anak ini sama
seperti teman-temannya kebanyakan, yang tidak perduli dengan
pelanjaran. Namun ternyata saya salah. Anak ini bernama Iki, anak
Sukamulya yang selalu antusias dalam mengikuti pelajaran. Wajahnya
menggemaskan menurut saya, dan yang membuat saya menyukai Iki
adalah karena dia murid yang sopan.
Cerita lain yang akan selalu saya ingat adalah; safari masjid untuk
mandi! Hahaha ! Saya dan teman setia saya dalam safari masjid, Rafa,
sudah mengunjungi beberapa masjid yang ada di Leuwiliang untuk
mengecek apakah kamar mandi yang ada di masjid itu layak untuk kami
menumpang mandi atau tidak. Ya, di Kampung Sukamulya memang kami
sangat kekurangan air sehingga harus mencari sumber air untuk
kebutuhan mandi dan mencuci.
Masjid kesukaan kami adalah masjid Al-Awwalien di dekat pasar
Lewiliang. Kamar mandi masjid tersebut sangat berlimpah airnya
sehingga cukup untuk saya dan beberapa teman lain untuk mandi dan
mencuci pakaian. Terkadang saya juga menumpang solat disana. Meski
masjid ini lokasinya lumayan jauh dari posko kami, tapi kami tetap
memilih ke masjid itu agar kami dapat air untuk mandi. Namun kami tak
hanya mandi di masjid tersebut, ada tempat lain yang menjadi tempat
kesukaan kami.
Dari serangkaian kisah diatas yang saya ceritakan, saya akan ambil
kesimpulan bahwa saya tak hanya mendapat satu hadiah dari Kampung
Sukamulya, tetapi lebih dari itu. Saya mendapat banyak teman yang
akhirnya menjadi keluarga.

249
Terlebih kepada teman sekamar saya yang TERIMA KASIH
BANYAK sudah menerima saya dengan segala kebiasaan aneh yang saya
lakukan sebelum tidur. Rafa, Siska, Michellia, Mami, Fatma, dan semua
teman-teman lain dari kelompok KKN 059 Drestanta yang membuat
KKN saya tak hanya berbuah keluarga dan pengalaman baru, namun juga
banyak cerita baru yang tak bisa saya ceritakan semua dalam tulisan ini,
cerita yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. Terima
kasih Sukamulya, hadiahmu sunggu bermakna.

Kampung Sukamulya dan Kandang Sapi


Saya menemui banyak kekurangan pada kampung ini. Susah air,
udara yang panas (padahal lokasinya di Bogor, kota hujan), jalanan yang
berlubang, sanitasi yang buruk, hingga sumur dengan air yang keruh
berwarna seperti susu coklat. Warga kampung ini seperti sudah biasa
dengan keadaan yang mereka rasakan saat ini. Meski mereka tak sulit
untuk mengakses pasar ataupun berhubungan dengan pemerintahan
setempat karena lokasinya yang tak begitu jauh, namun tetap saja hal ini
menjadi kekurangan yang berarti dimata saya.
Saya juga mendapati banyak kepala keluarga yang tidak bekerja,
ada beberapa yang memiliki usaha sendiri di rumah seperti daur ulang
botol dan gelas plastik bekas, namun banyak juga yang sering berada
dirumah setiap hari. Meski ada yang memiliki warung didepan rumah,
namun itu juga para istri mereka yang mengelola. Atau mungkin ini hanya
presepsi saya saja ? Karena saya belum melihat secara keseluruhan, hanya
di tempat-tempat yang sering saya kunjungi saja. Entahlah, semoga saya
salah.
Namun, di balik kekurangan yang saya temui di kampung ini,
Kampung Sukamulya bisa membuat saya sedikit tersentuh. Pada hari
tanggal 17 Agustus 2019 kemarin, kami mengadakan lomba 17-an dan
menjadikan seluruh anggota kelompok sebagai panitia. Para anggota
kelompok juga ikut berpartisipasi dalam beberapa lomba untuk
meramaikan acara. Ada hal yang membuat saya senang, para orang tua
(bapak-bapak dan ibu-ibu) sangat antusias dalam mengikuti lomba yang
kami adakan.

250
Selama ini yang saya lihat dilingkungan rumah saya adalah keadaan
dimana para orang tua hanya sibuk mengawasi anak mereka saat lomba,
mereka tak ingin ikut berpartisipasi dalam meramaikan Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia. Namun lain halnya dengan warna di
Sukamulya. Mereka bukan hanya terpaksa mengikuti lomba, melainkan
benar-benar senang mengikutinya. Lomba tarik tambang, joget buah,
hingga lomba futsal yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dari
warga dan anggota kelompok KKN, mereka semua sangat antusias
mengikutinya. Hingga acara pembagian hadiah yang dilakukan pada hari
berikutnya pun, mereka tetap antusias meski saat itu langit sudah oranye,
hari sudah akan berakhir, berganti malam.

Harapan Untuk Kampung Baruku


Tak banyak yang bisa saya katakan, hanya saya berharap fasilitas
yang sudah sama-sama kami dan warga buat dapat bermanfaat dalam
jangka panjang. Tempat mandi di sekitar sumber air, juga pojok bacaan
yang kami buat di majelis, semoga dapat membawa hasil yang positif.
Diharapkan dengan adanya pojok bacaan tersebut, anak-anak Sukamulya
dapat memiliki keinginan belajar dan membaca yang meningkat,
mengingat masih banyak anak-anak yang belum bisa membaca meski
sudah duduk di bangku sekolah dasar.
Sebagai penutup, saya harap warga dan adik-adik Kampung
Sukamulya dan Kampung Kandangsapi dapat selalu mengingat kami dan
selalu menerima kunjungan kamu suatu hari nanti. Pak Mahfud, Umi, Bu
Alis dan anak-anak, juga seluruh warga Kampung Sukamulya dan
Kandangsapi, kalian orang-orang baik yang tulus, semoga kalian selalu
dalam lindungan-Nya. Sehat selalu untuk kalian, kalian hadiah yang tak
akan pernah saya lupakan seumur hidup. Untuk adik-adik yang saya
cintai, jangan malas belajar ya! Rima, Desti, Iki, Sarah, dan anak-anak
murid saya lainnya, anak-anak Kampung Sukamulya dan Kandangsapi,
kakak doakan semoga sukses selalu dan menjadi anak yang
membanggakan orang tua. Sampai ketemu lagi !

251
Q. SISKA WAHYUNI : Kebahagiaan di Desa Leuwimekar

Part 1 = Ku Ingin Perubahan


Tak terasa tiga tahun telah saya lalui untuk menimba ilmu di dunia
perkuliahan, tibalah saat ini saya mengikuti program Kuliah Kerja Nyata
(KKN). Suatu program yang menjadi salah satu syarat kelulusan bagi
mahasiswa dan mahasiswi di UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. Entah apa
yang akan saya lakukan selama mengikuti progtam KKN tersebut,
tentunya belum tergambar di dalam pikiran saya. Berawal dari keresahan
dan motivasi untuk keluar dari zona nyaman membuat saya tertarik
untuk mengikuti program KKN. Banyak keraguan yang datang silih
berganti menggoyahkan tekad saya untuk mengikuti program KKN ini.
Namun apalah daya, ternyata tekad yang sudah bulat jauh lebih kuat dari
keraguan yang datang. Keluar dari zona nyaman dan membuat perubahan
yang berguna untuk masyarakat desa menjadi motivasi terbesar saya
dalam KKN ini. Selain itu saya juga ingin membagikan ilmu yang telah
saya dapatkan selama perkuliahan kepada masyarakat. Ingin sekali
rasanya membagikan pengetahuan seputar keuangan dan perbankan
kepada warga desa setempat guna meningkatkan kesadaran masyarakat
desa terhadap dunia keuangan khususnya perbankan di Indonesia. Tak
ada kata gentar dalam menjalankan tiap-tiap program kerja yang telah
direncanakan dengan matang. Banyak program kegiatan yang telah kami
rancang untuk mengedukasi dan memberdayakan warga desa setempat.
Beragam program kegiatan kami jalankan dengan tulus dan ikhlas
berharap program kegiatan yang dijalankan ini dapat berjalan dengan
lancar dan tepat sasaran.
Hari demi hari pun terlalui dengan sangat cepat dan tak terasa
sudah satu bulan masa pengabdian ini akan segera berakhir. Tiga puluh
hari yang sebelumnya terbayang sangat lama, namun setelah saya lalui
dan jalani dengan santai ternyata tiga puluh hari ini sangat cepat berlalu.
Saya menjadikan KKN ini bukan hanya program kegiatan yang wajib
untuk dijlankan oleh mahasiswa dan mahsiswi sebagai salah satu syarat
kelulusan dalam perkuliahan, namun juga KKN sebagai bagian dari
liburan dengan konsep yang berbeda. Masa pengabdian ini telah
menjadikan cara pandang saya terhadap dunia perkuliahan menjadi lebih
terbuka dan berwarna.

252
Anggapan saya mengenai KKN yang membosankan lenyap seketika
setelah satu bulan hidup bersama dengan teman-teman kelompok dan
warga desa Leuwimekar. Ceria canda tawa dan sedikit perselisihan
menjadi bagian dari cerita saya di KKN selama satu bulan ini. Tidak hanya
itu saya merasa beruntung telah mengenal dan dapat menjadi bagian dari
warga desa Leuwimekar. Bertemu dengan orang-orang baru dan
mengukir pengalaman yang mengesankan menjadi sebuah momen yang
tak bisa tergantikan di penghujung masa-masa perkuliahan saya.

Part 2 = Tiga Puluh Hari


Tibalah hari pengumuman untuk pembagian kelompok Kuliah
Kerja Nyata (KKN), ternyata nama saya tercantum di dalam kelompok
59. Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang menjadi tempat bagi saya
dan teman-teman untuk mengabdi selama tiga puluh hari ini. Selama tiga
puluh hari kedepan saya dan teman-teman akan melalui hari bersama
dengan kisah-kisah baru. Kisah ini dimulai dari perbincangan melalui
grup whatsapp, dimana saya dan dan teman-teman bekerjasama untuk
mengundang teman-teman yang lain ke dalam grup whatsapp yang telah
di buat. Satu per satu dari teman-teman kelompok KKN untuk
berkenalan dan mencoba akrab dengan semuanya. Whatsapp grup pun
mulai ramai dengan berbagai perbincangan, dimana teman-teman saya
saling memperkenalkan diri di grup tersebut. Melalui grup tersebut, kami
mulai untuk berdiskusi dan merencanakan untuk mengadakan
pertemuan, dimulai dari perbincangan seputar waktu yang tepat untuk
rapat perdana dan juga hal-hal lainnya. Akhirnya saya dan teman-teman
sepakat untuk bertemu di suatu waktu dimana dalam pertemuan
tersebut bertempat di pelataran Auditorium Harun Nasution yang
berlokasi di Kampus 1 dengan agenda silaturahmi dan pembentukan
struktur dari kelompok KKN.
Satu minggu berlalu, hari yang ditunggu-tunggu untuk rapat
perdana kelompok KKN sekaligus sebagai ajang silaturahmi ini pun tiba.
Pelataran Auditorium Harun Nasution menjadi tempat berkumpul kami
untuk berjumpa satu sama lain. Sore hari itu, seketika pelataran
Auditorium Harun Nasution ramai dengan mahasiswa dan mahasiswi
peserta KKN yang juga mengadakan rapat perdananya.

253
Tibalah saya dipelataran Auditorium Harun Nasution untuk
mencari teman-teman KKN kelompok 59. Saat itu saya bingung mencari-
cari dimana tempat teman-teman berkumpul dan ternyata sudah ada dari
beberapa teman- teman saya yang sudah datang terlebih dahulu.
Kemudian tak berapa lama kemudian, teman-teman saya yang lain pun
sudah hampir lengkap. Teman-teman kelompok KKN saya terdiri dari
delapan belas orang terdiri dari tujuh orang laki-laki dan sebelas orang
perempuan yang berasal dari fakultas dan program studi yang berbeda-
beda. Ada rasa canggung dan ada rasa ragu saat pertama kali berjumpa
dengan teman-teman sekelompok. Walaupun rasa canggung, gugup dan
ragu saya saat itu sangat menguasai alam bawah sadar saya namun saat
itujuga saya mencoba untuk mematahkan keraguan itu semua.
Rapat pun dimulai dengan perkenalan diri dari masing-masing
anggota kelompok KKN 59. Perkenalan ini dimulai dari memperkenalkan
nama, fakultas masing-masing serta program studi yang sedang di
tempuh. Saya merasa sedikit kesulitan untuk mencoba menghafal dan
mengingat nama-nama serta program studi yang tangah ditempuh oleh
teman-teman kelompok saya. Perkenalan dari masing- masing anggota
sudah dilakukan dan agenda selanjutnya dari rapat perdana yang
dilaksanakan pada sore itu adalah pembentukan struktur kelompok,
yakni dimulai dengan menentukan ketua kelompok, sekretaris dan juga
bendahara. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pemilihan anggota per
divisi. Ada beberapa divisi yang akan dibentuk dalam struktur kelompok
KKN ini, yakni divisi acara, divisi konsumsi, divisi perlengkapan, divisi
publikasi dekorasi dan dokumentasi serta humas (hubungan
masyarakat). Dalam penyusunan struktur kelompok KKN ini tidak ada
paksaan dari siapa pun dikarenakan dalam pemilihan struktur kelompok
ini merupakan berasal dari kemauan diri sendiri.
Namun sayangnya dalam rapat perdana ini, ada beberapa dari
teman kelompok saya yang tidak bisa hadir dikarenakan satu dan lain hal.
Akhirnya saya dan teman-teman bersepakat untuk melanjutkan diskusi
ini melalui grup whatsapp yang sudah dibuat sebelumnya. Diskusi pun
berlangsung sangat seru karena semua anggota dari grup aktif untuk
mengutarakan pendapatnya. Struktur kelompok pun sudah selesai
dibuat dan telah disesuaikan dengan apa yang diinginkan oleh masing-
masing anggota kelompok.

254
Adapun yang menjadi ketua dari kelompok KKN 59 adalah Hafiz.
Kemudian dibantu dengan dua orang sekretaris yakni Alifa dan Zakiya,
serta posisi bendahara diisi oleh Mami. Uun, Fatma dan Latip menjadi
bagian dari divisi acara. Miscel, Roro dan Nisa menjadi bagian dari divisi
konsumsi. Dewo, dan Liandi menjadi bagian dari divisi perlengkapan.
Saya dan Iseu menjadi bagian dari divisi Fundrising. Rafa dan Ulin
menjadi bagulian dari devisi dokumentasi. Terakhir, aziz dan Rais
menjadi bagian dari divisi humas.
Setelah rapat perdana selesai, saya dan teman-teman terus
berkomunikasi dan berdiskusi terkait hal-hal apa saja yang perlu
dipersiapkan dan yang akan dibutuhkan baik sebelum, selama KKN
berlangsung maupun sesudahnya melalui grup whatsapp yang sudah ada.
Banyak persiapan yang perlu dilakukan sebelum program KKN ini
dimulai, antara lain adalah dengan melakukan survei atau observasi secara
langsung. Adapun survei yang telah dilakukan adalah sebanyak dua kali,
dimana pada survei yang dilakukan ke dua kalinya didampingi oleh dosen
pembimbingan lapangan kelompok 59, yakni Ibu Elve Oktafiani, S,Hum.
Survei ini penting untuk dilakukan untuk menentukan desa mana yang
benar-benar cocok untuk dijadikan sebagai tempat mengabdi dalam
KKN ini. Singkat cerita komunikasi kita pun berlanjut melalui grup
whatsapp tersebut. Banyak dari Grup whatsapp yang telah dibuati
beranggotakan 18 orang mahasiswa dan mahasiwi, yang terdiri dari 11
orang mahasiswi dan 7 orang mahasiswa.
Mengenang kembali ingatan jauh sebelum KKN dimulai, saya
merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan teman-teman kelompok
KKN saya. Ada perasaan tidak nyaman dikala saya mencoba untuk akrab
dengan teman-teman kelompok KKN saya. Mungkin karena beberapa
perbedaan yang ada membuat saya merasa kurang nyaman. Tetapi,
mengapa saya harus mengeluh, justru di momen inilah kemampuan saya
untuk beradaptasi sangat dibutuhkan.

255
Part 3 = Inilah KKN-ku
Banyak orang mengatakan bahwa KKN itu seru, KKN akan menjadi
hal yang selalu di ingat seumur hidup. Jujur, saya tidak membayangkan
apa-apa saat itu, yang ada dipikiran saya hanyalah; saya harus menjalani
ini hanya untuk menyelesaikannya. Ya, saat itu yang saya pikirkan
hanyalah KKN ini harus segera berakhir. Tidak peduli perkataan orang
mengenai keseruan yang ada, atau apapun itu, saya hanya ingin ini semua
cepat berlalu dan berakhir. Namun yang saya pikirkan di awal, nyatanya
saya bantah saat saya dan teman-teman kelompok saya menjalaninya.
Pada malam pertama kami di posko, kelompok kami mengalami
sedikit gangguan. Di tengah-tengah acara pembacaan yasin yang
dilakukan oleh kami bersama dengan warga RT 01 Sukamulya, teman
kami Uun diganggu oleh mahluk tak kasat mata yang ada disana.
Sebenarnya saya tidak ingin menceritakan hal ini, mengingat ini adalah
pengalaman tidak menyenangkan yang saya alami, tetapi ini juga
merupakan momen yang tak terlupakan, jadi saya tetap ceritakan.
Uun, Merupakan teman yang baik dan santun, ia juga cermat dalam
mengambil tindakan. Tetapi malam itu entah kenala Uun mengalam
sedikit masalah. Uun merasa mual saat warga dan teman-teman
membacakan yasin, lalu ia masuk ke kamar dan tidak ikut melanjutkan
acara. Uun menangis tanpa sebab, Uun mengatakan ia takut, tapi kami tak
mengerti apa yang di takutkan. Selepas pembacaan yasin selesai,
rencananya kami akan melakukan ramah-tamah dengan warga setempat,
mengingat kami adalah tamu disana. Namun para warga sepakat untuk
langsung pulang saja agar Uun yang sedang dalam keadaan tidak baik
dapat segera pulih.
Pak Ustad Adna yang saat itu kebetulan sedang berada di tengah-
tengah kami, kami mintai bantuan. Pak Ustad memasuki kamar dimana
Uun berada, tapi Uun semakin menangis menjadi-jadi. Ia berteriak
memanggil Umi, ia terus mengatakan ia takut, Pak Ustad terus
membacakan doa, Uun mulai lemah tak berdaya, kami terus
membangunkan Uun agar tetap terjaga. Para anggota kelompok kami
berkumpul bersama agar bisa saling menguatkan, sambil bibir kami tak
berhenti mengucap doa memohon pertolongan Allah SWT.

256
Ada hal lain yang juga tidak mungkin saya lupakan seumur hidup
saya, yakni saat saya mengajar di SDN Sukamulya untuk tiga hari.
Kelompok kami dibagi menjadi dua untuk menjadi tenaga bantuan
mengajar di SDN Sukamulya dan MI PUI, kebetulan saya sendiri
mendapat bagian mengajar di MI PUI dan mengajar kelas 2 selama tiga
hari berturut- turut. Pengalaman ini adalah pengalaman yang tak pernah
saya alami sebelumnya.
Mengajar bukanlah hal yang biasa saya lakukan, juga ini bukanlah
proker utama kami, tetapi saat saya menjalaninya, saya mendapat banyak
pelajaran berharga. Anak murid saya dalam satu kelas tidaklah sedikit,
ada sekitar tiga puluh anak dalam satu kelas. Saya, dengan suara yang
tidak bisa keras, diharuskan untuk selalu berteriak agar semua anak
murid dikelas dapat memperhatikan dan mendengar suara saya. Ini
bukanlah hal yang mudah bagi saya.
Cerita lain yang akan selalu saya ingat adalah; safari masjid untuk
mandi! Hahaha! Saya dan teman setia saya dalam safari masjid yang
bernama Mami, sudah mengunjungi beberapa masjid yang ada di
Leuwiliang untuk mengecek apakah kamar mandi yang ada di masjid itu
layak untuk kami menumpang mandi atau tidak. Ya, di Kampung
Sukamulya memang kami sangat kekurangan air sehingga harus mencari
sumber air untuk kebutuhan mandi dan mencuci.
Masjid kesukaan kami adalah masjid Al-Awwalien di dekat pasar
Lewiliang. Kamar mandi masjid tersebut sangat berlimpah airnya
sehingga cukup untuk saya dan beberapa teman lain untuk mandi dan
mencuci pakaian. Terkadang saya juga menumpang solat disana. Meski
masjid ini lokasinya lumayan jauh dari posko kami, tapi kami tetap
memilih ke masjid itu agar kami dapat air untuk mandi. Namun kami tak
hanya mandi di masjid tersebut, ada tempat lain yang menjadi tempat
kesukaan kami.
Dari serangkaian kisah diatas yang saya ceritakan, saya akan
ambil kesimpulan bahwa saya tak hanya mendapat kenangan Desa
Leuwimekar, tetapi lebih dari itu. Saya mendapat banyak teman yang
akhirnya menjadi keluarga. Terlebih kepada teman sekamar saya yang
TERIMA KASIH BANYAK sudah menerima saya dengan segala
kebiasaan aneh yang saya lakukan sebelum tidur.

257
Rafa, Roro, Michellia, Mami, Fatma, dan semua teman-teman lain
dari kelompok KKN 059 Drestanta yang membuat KKN saya tak hanya
berbuah keluarga dan pengalaman baru, namun juga banyak cerita baru
yang tak bisa saya ceritakan semua dalam tulisan ini, cerita yang tak akan
pernah saya lupakan seumur hidup saya. Terima kasih Leuwimekar,
kebahagiaan mu sungguh bermakna.

Part 4 = Desa Leuwimekar Kampung Sukamulya


Saya menemui banyak kekurangan pada kampung ini. Susah air,
udara yang panas (padahal lokasinya di Bogor, kota hujan), jalanan yang
berlubang, sanitasi yang buruk, hingga sumur dengan air yang keruh
berwarna seperti susu coklat. Warga kampung ini seperti sudah biasa
dengan keadaan yang mereka rasakan saat ini. Meski mereka tak sulit
untuk mengakses pasar ataupun berhubungan dengan pemerintahan
setempat karena lokasinya yang tak begitu jauh, namun tetap saja hal ini
menjadi kekurangan yang berarti dimata saya.
Saya juga mendapati banyak kepala keluarga yang tidak bekerja,
ada beberapa yang memiliki usaha sendiri dirumah seperti daur ulang
botol dan gelas plastik bekas, namun banyak juga yang sering berada
dirumah setiap hari. Meski ada yang memiliki warung didepan rumah,
namun itu juga para istri mereka yang mengelola. Atau mungkin ini hanya
presepsi saya saja? Karena saya belum melihat secara keseluruhan, hanya
di tempat-tempat yang sering saya kunjungi saja. Entahlah, semoga saya
salah.
Namun, dibalik kekurangan yang saya temui di kampung ini,
Kampung Sukamulya bisa membuat saya sedikit tersentuh. Pada hari
tanggal 17 Agustus 2019 kemarin, kami mengadakan lomba 17-an dan
menjadikan seluruh anggota kelompok sebagai panitia. Para anggota
kelompok juga ikut berpartisipasi dalam beberapa lomba untuk
meramaikan acara. Ada hal yang membuat saya senang, para orang tua
(bapak-bapak dan ibu-ibu) sangat antusian dalam mengikuti lomba yang
kami adakan. Selama ini yang saya lihat dilingkungan rumah saya adalah
keadaan dimana para orang tua hanya sibuk mengawasi anak mereka saat
lomba, mereka tak ingin ikut berpartisipasi dalam meramaikan Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia.

258
Namun lain halnya dengan warna di Sukamulya. Mereka bukan
hanya terpaksa mengikuti lomba, melainkan benar-benar senang
mengikutinya. Lomba tarik tambang, joget buah, hingga lomba futsal
yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dari warga dan anggota
kelompok KKN, mereka semua sangat antusias mengikutinya. Hingga
acara pembagian hadiah yang dilakukan pada hari berikutnya pun,
mereka tetap antusias meski saat itu langit sudah oranye, hari sudah akan
berakhir, berganti malam.

Part 5 = Harapan Untuk Desa Baruku


Tak banyak yang bisa saya katakana, hanya saya berharap fasilitas
yang sudah sama-sama kami dan warga buat dapat bermanfaat dalam
jangka panjang. Tempat mandi di sekitar sumber air, juga pojok bacaan
yang kami buat di majelis, semoga dapat membawa hasil yang positif.
Diharapkan dengan adanya pojok bacaan tersebut, anak-anak Sukamulya
dapat memiliki keinginan belajar dan membaca yang meningkat,
mengingat masih banyak anak-anak yang belum bisa membaca meski
sudah duduk di bangku sekolah dasar.
Sebagai penutup, saya harap warga dan adik-adik Kampung
Sukamulya dan Kampung Kandangsapi dapat selalu mengingat kami dan
selalu menerima kunjungan kamu suatu hari nanti. Pak Mahfud, Umi, Bu
Alis dan anak-anak, juga seluruh warga Kampung Sukamulya dan
Kandangsapi, kalian orang-orang baik yang tulus, semoga kalian selalu
dalam lindungan-Nya. Sehat selalu untuk kalian, kalian hadiah yang tak
akan pernah saya lupakan seumur hidup.Untuk anak-anak Kampung
Sukamulya dan Kandangsapi, kakak doakan semoga sukses selalu dan
menjadi anak yang membanggakan orang tua. Sampai ketemu lagi !

R. UUN UNWANAH : Dua Kampung Kebanggaan, Dua Kampung


Kebaikan

Menata Ekspektasi
Kuliah Kerja Nyata atau biasa disingkat KKN, sebuah kegiatan
yang tujuannya adalah mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
Pengabdian Masyarakat.

259
Seperti tahun-tahun sebelumnya, KKN lazimnya dilaksanakan oleh
mahasiswa-mahasiswi semester 6 (enam) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dari seluruh fakultas yang ada, kecuali Fakultas Psikologi,
Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Fakultas Kedokteran. Tahun ini KKN
dilaksanakan pada tanggal 23 Juli-23 Agustus 2019.
Alasan yang paling mendasar mengapa saya mengikuti KKN
tentunya adalah menunaikan salah satu kewajiban dalam rangkaian masa
study saya di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu
melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat (KKN) yang bernilai 2
sks dan menjadi salah satu syarat untuk sampai pada tahap membuat
skripsi kedepannya. Pengalaman mengikuti kegiatan-kegiatan
pengabdian masyarakat yang sebelumnya saya ikuti khususnya melalui
komunitas Ayo Mengajar, menjadi salah satu motivasi saya untuk terus
menebar manfaat dan memberikan yang terbaik untuk umat sesuai
dengan kemampuan yang saya miliki.
Berbekal dengan ilmu-ilmu kependidikan yang sudah saya
dapatkan di bangku perkuliahan, saya menganggap hal tersebut (bidang
pendidikan) adalah kompetensi sekaligus tantangan bagaimana saya bisa
mengaplikasikan berbagai ilmu yang sudah saya dapatkan untuk
membangun desa ke arah yang lebih baik lagi. Dengan segala
keterbatasan yang dimiliki, banyak hal yang ingin saya lakukan, di
antaranya adalah meningkatkan minat literasi masyarakat khususnya
anak-anak usia sekolah dasar yang menjadi bibit generasi yang akan
memajukan peradaban bangsa dan negara agar memiliki minat literasi
khususnya membaca sejak usia dini. Karena pada dasarnya membaca
adalah jendela dunia, membaca adalah salah satu kunci kesuksesan
manusia.
Jauh sebelum mendapatkan pembagian kelompok KKN dari PPM,
bagi saya KKN adalah sebuah kegiatan yang menantang dan menarik
untuk diikuti. Mengapa menantang? Jika sebelumnya saya biasa
mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat hanya pada bidang
pendidikan, kali ini KKN menuntut saya pribadi khususnya dan teman-
teman mahasiswa lainnya untuk mengabdi pada semua bidang atau aspek
kehidupan di masyarakat, seperti sosial, kesehatan, pendidikan,
kewirausahaan, keagamaan, lingkungan hidup, dan sebagainya yang
tujuannya adalah memajukan masyarakat di desa tersebut.

260
Tepat pada tanggal 22 April 2019, saya mendapatkan informasi
terkait pembagian kelompok KKN 2019. Tidak banyak berekspetasi
tentang apapun yang nanti saya dapatkan, baik lokasi maupun teman
yang akan menjadi kawan seperjuangan selama satu bulan yang memang
berasal dari jurusan dan fakultas yang berbeda-beda, apapun dan
siapapun saya anggap sebagai sebuah keberkahan dan kebaikan. Setelah
mencari beberapa saat dalam dokumen pdf yang dirilis PPM, akhirnya
saya menemukan bahwa nama saya tercantum di kelompok 059 dan
mendapat tempat pengabdian di Desa Leuwimekar, Kecamatan
Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Leuwimekar tentunya menjadi nama desa yang asing di telinga,
tidak terbayangkan bagaimana kondisi geografisnya, keadaan
masyarakatnya, dan hal-hal lainnya yang nantinya akan menjadi objek
kegiatan pengabdian disana. Sebagai anak yang lahir di daerah pedesaan
juga dan tidak dibesarkan di wilayah metropolitan, saya tidak banyak
mendikte tentang bagaimana nanti kondisi ketika hidup disana, bagi saya
rasanya akan sama saja, saya akan merasa seperti hidup di kampung
sendiri. Persepsi seperti itu merupakan bagian dari usaha saya menata
ekspetasi terhadap berbagai kemungkinan pahit ataupun manis yang
nantinya akan terjadi disana. Hal sederhana yang sepertinya lazim
dibayangkan oleh setiap individu termasuk saya adalah di tempat KKN
nanti akan mendapatkan kendala seperti sulit mendapatkan sinyal, entah
untuk kebutuhan berkomunikasi, bersosial media, maupun mencari
informasi menggunakan media internet, dan permasalahan ketersediaan
air bersih yang juga dipicu oleh kondisi musim kemarau pada saat KKN
berlangsung.
Namun pada kenyataannya, ekspetasi hanyalah ekspetasi.
Kebenarannya tidak selalu bernilai 100%. Termasuk berbagai bayangan
tentang kendala yang kemungkinan akan terjadi selama kkn berlangsung.
Setelah melakukan survey lokasi selama lima kali, yang di akhiri pada
tanggal 19 Juli 2019, nyatanya permasalahan sinyal tidaklah ditemukan
meskipun lokasi KKN yang kami dapatkan berdasarkan arahan dan
rekomendasi dari pihak desa berada di daerah dataran tinggi, Kampung
Sukamulya namanya. Sukamulya yang dianggap sebagai kampung
tertinggal pada kenyatannya masih bersahabat dengan hal tak kasat mata
yang dibutuhkan oleh semua manusia, yaitu sinyal.

261
Wudhu Kami Bernilai Mahal
Kelompok KKN 059, kami memberinya nama Drestanta, yang
merupakan sebuah kata yang berasal dari Bahasa Sansakerta Jawa yang
artinya Tauladan. Nama itu kami sepakati dengan harapan selama KKN
saya dan teman-teman mampu menjadi teladan yang baik dan
memberikan yang terbaik.
Setelah pembagian kelompok yang dirilis oleh PPM, pertemuan
pertama disepakati pada tanggal 29 April 2019 di pelataran Auditorium
Harun Nasution. Wajah-wajah asing, 17 nama asing dari jurusan yang
berbeda-beda hari itu bertemu. Pada hari itu, saya datang terlambat
dikarenakan masih ada jam perkuliahan hingga jam 16.00 WIB dan kelas
perkuliahan berada di gedung PPG Sawangan. Mereka sudah duduk
melingkar, berkenalan lebih awal, meskipun masih dengan raut muka
menerka-nerka karakter dan sifat setiap individunya seperti apa. Setelah
bergabung dengan mereka, saya dipersilahkan untuk memperkenalkan
diri yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan struktur kelompok
KKN 059.
Awalnya, saya memiliki kekhawatiran apakah bisa berbaur,
memiliki chemistry, dan bekerjasama dengan baik bersama mereka ? Untuk
menjawab pertanyaan itu, lagi-lagi saya berusaha menata ekspetasi dan
meyakinkan diri bahwa saya dapat berbaur dan bekerja sama dengan baik
bersama mereka.
Pertemuan pertama akhirnya menghasilkan struktur kelompok
KKN 059, Hafiz sebagai ketua dengan karakternya yang kalem, lembut,
dan berdasarkan pengakuannya merupakan sosok yang tidak enakan.
Alifa dan Zakiyyah, dua orang sekretaris yang humoris dan kompak
bukan hanya urusan yang berkaitan dengan kesekretarisan namun juga
kompak diluar hal tersebut. Mami, si bendahara yang mempunyai
otoritas menjaga dan melindungi masalah keuangan kelompok agar
terhindar dari defisit yang tidak diinginkan. Ulin sang fotografer dan
editor handal bersama partnernya di bidang media yaitu Rafa yang juga
memiliki kemampuan yang sama. Roro, Nisa, Mishel, ketiganya
tergabung dalam divisi konsumsi dengan kemampuan memasak yang
mumpuni yang bertugas menjamin kesejahteraan perut seluruh anggota
KKN agar terbebas dari kelaparan.

262
Siska dan Iseu, keduanya merupakan penghuni divisi fundrising
yang menjamin kehidupan kelompok kami tidak akan terkendala urusan
dana. Dewo dan Liandi, dari divisi perlengkapan yang menjamin
ketersediaan barang-barang atau alat yang dibutuhkan selama KKN. Aziz
si introvert, dan Rais si ekstrovert, keduanya tergabung dalam divisi
humas yang menjadi mediator terjalinnya komunikasi dengan
masyarakat. Saya? Tergabung dalam divisi acara bersama Latip yang
memiliki kemampuan sebagai eksekutor maupun konseptor, dan Fatma
partner lain di divisi acara yang pembawaannya kalem, namun sosok yang
sangat ulet dan bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas apapun.
Sempat terlintas di pikiran apakah struktur kelompok yang sudah
dibentuk akan berjalan sesuai tugas dan fungsinya? Mengingat
pembentukan dilakukan bisa jadi dengan dasar menerka, yang penting
ada, karena kami belum benar-benar mengenal secara personal. Terlebih
untuk teman-teman yang di pertemuan pertama pun belum
berkesempatan hadir, seperti Dewo, Liandi, dan Iseu. Setelah KKN
berlangsung, kekhawatiran itu nyatanya tidak terbukti sedikitpun. Kami
bisa bekerja sama dengan baik. Bagi saya, teman- teman dengan segala
bakat yang dimilikinya adalah asset dan kekuatan penting untuk
mewujudkan tujuan kelompok KKN 059. Mendeskripsikan mereka
hanya dengan satu paragraf seperti yang saya lakukan di atas rasanya tidak
cukup. Hal yang sangat saya syukuri selama satu bulan hidup bersama
mereka yang secara pemikiran, isi otak, kemampuan, sudut pandang, bisa
saja bersebrangan adalah kami tidak pernah menemukan atau
mendapatkan konflik yang berarti.
Berselisih paham barangkali biasa terjadi, namun hal tersebut tidak
sampai membawa kepada keributan atau pertengkaran. Kami bisa
menyelesaikan sedikit percikan konflik yang ada dengan rasa
kekeluargaan, tidak mengedepankan ego, meskipun barangkali ada yang
berkali-kali harus mengalah demi kebaikan bersama. Jika mendengar
kisah kakak tingkat yang telah lebih dulu melaksanakan KKN, mereka
menceritakan bagaimana sepertinya konflik dalam kelompok itu mutlak
adanya, sempat muncul perasaan takut mendengarnya jika hal tersebut
benar-benar terjadi, namun Alhamdulillah dengan izin Allah hal tersebut
tidak terjadi pada kelompok KKN 059.

263
Banyak hal yang tidak akan terlupakan, termasuk bagaimana kami
harus berjuang mencari air untuk sekedar mandi sehari sekali.
Berdasarkan instruksi dan arahan dari pihak Desa Leuwimekar,
kelompok KKN 059 ditempatkan di sebuah kampung yang dianggap
paling tertinggal dan membutuhkan kehadiran kami untuk memajukan
masyarakatnya. Ya, kampung Sukamulya namanya, terletak di RT 01, RW
01, Desa Leuwimekar. Posko tempat kami tinggal berada disana, namun
dalam melaksanakan kegiatan, kami berusaha merangkul RW 01 yang
terdiri dari 2 kampung, yaitu Kampung Sukamulya dan Kampung
Kandang Sapi. Di musim kemarau, Sukamulya benar-benar kekeringan,
kebutuhan air hanya bisa dipenuhi melalui sumber air seperti sumur atau
bantuan air bersih dari desa yang waktu itu ada selama 2 kali. Bagi kami,
air adalah kebutuhan primer, baik untuk kebutuhan mandi, memasak,
buang air besar, buang air kecil, berwudhu dan lain sebagainya. Sehingga
ketidakadaannya di awal-awal sempat membuat kami galau, jangankan
untuk mandi, untuk sekadar berwudhu saja sulit rasanya mendapatkan
air bersih.
Beruntung, Allah maha baik, meskipun tidak mendapatkan
kecukupan air di Kampung Sukamulya, di Kampung Kandang Sapi kami
mendapatkannya melalui kebaikan Bapak RT Mahfud dan keluarga. Ya,
mereka bagi kami seperti sejuk di kala dahaga. Mereka yang ikhlas dan
berbaik hati merelakan banyak airnya untuk kami gunakan mandi. Untuk
sampai di rumah Pak Mahfud tidaklah mudah, rumahnya terletak agak
jauh dari posko tempat kami tinggal, untuk menjangkaunya kami harus
menggunakan sepeda motor agar mempermudah.
Dalam sub bab ini, saya memberi judul Wudhu Kami Bernilai
Mahal. Mengapa demikian ? Semua bermula ketika di rumah Pak Mahfud
sumber airnya mengalami kekeringan, dalam artian kondisinya sama
seperti di Kampung Sukamulya. Rumah yang semula kami andalkan
keberadaan sumber airnya, saat itu mengalami kekeringan juga. Untuk
mandi, kami harus mencari alternatif tempat lain seperti kamar mandi
alfamart, indomart, masjid-masjid di sekitar Kecamatan Leuwiliang,
bahkan kami pernah mengandalkan keberadaan RSUD (Rumah Sakit
Umum Daerah) Leuwiliang untuk menggunakan masjidnya dalam
memenuhi kebutuhan mandi, maupun wudhu dan shalat.

264
Untuk menjangkau tempat-tempat tersebut pun bukanlah perkara
yang mudah, jarak yang lumayan jauh, keberadaan motor yang terbatas
dan harus bergantian, terkadang membuat kami harus rela berboncengan
3 orang dalam satu motor, namun itu menjadi moment yang tidak akan
terlupakan.
Karena keterbatasan air inilah, saya dan teman-teman harus
pandai- pandai menjaga wudhu agar tidak hanya bisa digunakan dalam
satu waktu shalat saja. Yang paling biasa kami lakukan adalah menjaga
wudhu dari shalat maghrib agar bisa digunakan di waktu shalat isya,
mengingat jika sudah malam kondisi atau kemungkinan untuk mencari
dan mendapatkan air akan semakin sulit. Itulah mengapa bagi kami
wudhu bernilai mahal.
Selain tentang keterbatasan air, bagi saya KKN benar-benar
menantang dan bukan perkara mudah untuk melaluinya. Terlebih ketika
di penghujung minggu pertama saya mengalami sakit tipes dan harus di
rawat di rumah sakit selama enam hari. Rasanya sedih, di saat teman-
teman yang lain bisa semakin beradaptasi dengan baik, menjalankan
beberapa program yang sudah direncanakan, sedangkan saya harus
terbaring lemah di rumah sakit dengan peran sebagai divisi acara yang
seharusnya mengkoordinir seluruh kegiatan. Tapi saya bisa apa, saya
ikhlas, berusaha menguatkan hati sambil terus berharap bisa
menyelesaikan pengabdian ini dengan baik. Karena pada dasarnya, tidak
ada yang dapat menerka takdir Tuhan, atas kondisi sakit atau sehat,
berdaya atau tidak berdaya, semua ketetapan adalah milik-Nya.
Alhamdulillah, dengan izin Allah, saya kembali sehat dan bisa
melanjutkan kegiatan KKN dengan baik.
Dari keterbatasan air, saya mendapatkan banyak sekali pelajaran
dan hikmah. Pak Mahfud dan keluarga yang tak segan berbagi meski
kekurangan air sewaktu-waktu bisa saja terjadi, masyarakat Kampung
Sukamulya yang tidak pernah terdengar keluh kesahnya meski hidup
tanpa air, teman-teman KKN khususnya yang memiliki motor yang selalu
ikhlas meminjamkan motornya untuk digunakan bersama, dan juga
dilatih bagaimana bersabar dan ikhlas hidup selama tiga puluh hari dalam
kondisi kekurangan air. Rasanya kami tidak akan bisa berbuat apa-apa
tanpa bantuan dan kebaikan dari masyarakat Kampung Sukamulya dan
Kampung Kandang Sapi. Terimakasih, dua kampung kebanggaan kami.

265
Leuwimekar Bahagia
Desa Leuwimekar, secara geografis letaknya dakat dengan pusat
kota (Kecamatan Leuwiliang), bisa dikatakan strategis. Lingkungan
yang masih bisa dikatakan asri, masyarakat yang ramah menjadi hal
yang patut dibanggakan dari Desa Leuwimekar. Sambutan hangat
dari pihak desa ketika kami pertama kali datang untuk melakukan
perizinan, kami diarahkan dan dibimbing dengan sangat baik, kesan
pertama yang akhirnya memunculkan statement mustahil rasanya jika
kami tidak merasa betah berada di desa ini.
Sesuai dengan slogan yang kami usung, “KKN 059, Leuwimekar
Bahagia” disana tersimpan harapan bahwa kehadiran kami dapat
membawa kebahagiaan, membawa secercah harapan bahwa Desa
Leuwimekar umumnya, khususnya Kampung Sukamulya dan Kampung
Kandang Sapi layak berbahagia meski dengan segala keterbatasan yang
ada. Lalu, bahagia seperti apa yang dimaksud? Bagi saya, apapun kegiatan
yang kami lakukan disana bisa bermanfaat bagi masyarakat, masyarakat
ikut terlibat dan berpartisipasi aktif dengan perasaan senang adalah
wujud dari bahagia yang dimaksud.
Tiga puluh hari menetap di Desa Leuwimekar, berbaur dengan
masyarakatnya yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan pedagang
membuat saya semakin meresapi banyak makna kehidupan. Bagaimana
syukur harus tetap melangit, berbuat baik tidak harus menunggu mampu
secara materi saja, berbuat baik tidak terbatas pada kekurangan yang
dimiliki, berbuat baik adalah sebuah keharusan yang tidak akan berakhir
dengan menyengsarakan.
Bagi siapapun, tentunya tinggal di wilayah asing bukanlah hal yang
mudah. Perlu waktu untuk beradaptasi dengan masyarakat dan
lingkungan sekitar. Perasaan betah tidak muncul begitu saja. Sehingga
wajar jika di minggu-minggu awal saya masih sering menghitung waktu
berapa lama lagi kami akan pulang, berapa lama lagi waktu yang akan saya
habiskan disini.

266
Namun seiring waktu berjalan, saat diri sudah merasa jatuh hati
dengan segala kehidupan disana, waktu menuju batas kepulangan sangat
cepat dirasa. Separuh hati ingin tetap menetap, namun separuh yang
lainnya mengharuskan kembali untuk melanjutkan perjuangan di kampus
tercinta. Betul adanya, bahwa bertemu pasti akan berpisah.
Saya teringat salah satu moment menjelang acara penutupan dan
perpisahan dilaksanakan. Ya, penutupan dan perpisahan KKN 059
dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2019 di Kampung Sukamulya.
Sebagai divisi acara, saya mengharapkan acara dapat disajikan dengan
meriah dan menghasilkan kesan terbaik bagi masyarakat disana. Jika
tahun sebelumnya (menurut keterangan masyarakat) kegiatan
penutupan dilaksanakan di dalam masjid dengan rangkaian acara
terbatas, kali ini saya menginginkan kegiatan penutupan dilakukan
secara outdoor dengan membuat panggung. Singkat cerita, sehari
sebelumnya setelah berkomunikasi dengan Pak RT Jaya (Sukamulya) dan
ketua pemuda disana, melalui jasa ketua pemuda yang mensurvei biaya
sewa panggung, didapatlah harga 1.500.000-, bukan nominal yang kecil
tentunya, mengingat sudah di penghujung waktu pengabdian, keuangan
yang kami miliki di bendahara pun sudah semakin menipis.
Hasil kesepakatan bersama, kami tidak menyanggupi biaya sewa
sebesar tersebut. Saya pribadi merasa ini adalah tanggungjawab divisi
acara untuk mencari alternatif lain. Sampai pukul 16.00 WIB saya belum
menemukan solusi, meskipun sebelumnya sudah berusaha menghubungi
pihak-pihak yang dirasa dapat membantu menemukan solusi atau
alternatif yang lain, ditemani Dewo. Sempat merasa hopeless, mengingat
kegiatan penutupan akan dilaksanakan besok malam. Namun,
Alhamdulillah menjelang waktu maghrib, saya dan Dewo diberi kabar
gembira oleh Pak RT Jaya bahwa panggung untuk kegiatan bisa tetap
dibuat dengan mendapat pinjaman balok (papan besar) dari salah satu
warga. Senang rasanya, meskipun panggung yang dibuat sederhana
namun melihat semangat gotong royong dan tolong menolong dari warga
kampung cukup membuat diri kembali bersemangat. Bagian dari hal yang
membanggakan dari hidup di kampung adalah semangat gotong royong
dan tolong menolong yang masih dijunjung tinggi. Terimakasih Kampung
Sukamulya

267
Sepenggal Harap dan Doa
Tiga puluh hari hidup di tengah-tengah masyarakat Kampung
Sukamulya dan Kampung Kandang Sapi (Desa Leuwimekar) dirasa
cukup untuk menyelami fenomena atau permasalahan apa yang lumrah
terjadi disana. Berdasarkan pengamatan pribadi, permasalahan yang saya
anggap serius di dua kampung tersebut adalah angka putus sekolah yang
masih tinggi. Disana rata-rata anak hanya mengenyam pendidikan sampai
bangku sekolah dasar saja, sedangkan pemerintah telah membuat
kebijakan wajib belajar 12 tahun. Sedih rasanya, terlepas dari alasan
faktor ekonomi, saya merasa ada hal lain yang memicu mengapa akhirnya
ijazah sekolah dasar masih menjadi primadona. Banyak kemungkinan,
entah dari semangat ataupun minat anak itu sendiri yang bisa dibilang
lemah untuk melanjutkan pendidikan, atau permasalahan dari pihak
orangtua yang kurang menyadari arti pentingnya pendidikan lanjutan
bagi sang anak. Di kampung Sukamulya, anak-anak yang melanjutkan
pendidikan ke tingkat menengah pertama masih bisa di hitung jari,
sisanya kebanyakan memilih bekerja ke ibu kota atau menikah di
kampung halaman. Tidak ada yang salah memang, karena itu adalah
bagian dari pilihan. Namun bukankah kebaikan bisa diperjuangkan ?
Seandainya, jika saya memiliki kesempatan untuk menetap disana,
maka hal yang akan saya lakukan adalah memberikan semangat dan
motivasi kepada anak-anak agar memiliki minat dan antusias untuk
melanjutkan pendidikan, memberikan pemahaman kepada orangtua
akan pentingnya pendidikan di era modern saat ini. Saya akan
meyakinkan mereka bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang
untuk meraih mimpi, bukan pula sebab mereka tidak dapat berprestasi.
Sukses adalah hak semua orang.
Besar harapan, semoga kehadiran kami (KKN Kelompok 059)
dalam waktu yang singkat ini dapat memberikan manfaat, menginspirasi
masyarakat bahwa mengenyam pendidikan tinggi adalah sebuah
kebanggaan bukan sebuah kemustahilan. Apapun yang telah kami
berikan, semoga dapat membawa Desa Leuwimekar semakin maju dan
berkembang ke arah yang lebih baik.

268
Terimakasih Desa Leuwimekar, Terimakasih untuk seluruh pihak
yang terlibat dengan sangat erat selama kami hidup disana, Pak Jaya dan
keluarga, Pak Mahfud dan keluarga, Bu Alis dan keluarga. Salam bangga,
salam hormat, semoga segala kebaikan hidup selalu menyertai kalian
semua.
Teruntuk teman-teman seperjuangan, salam sayang, salam bangga
dari saya untuk kebersamaan kita selama satu bulan hidup bersama.
Semoga jumpa kita tidak pernah usai hanya karena berakhirnya
rangkaian kegiatan KKN 2019. Teruslah menjadi yang terbaik, berikan
yang terbaik dimanapun kalian berada. Percayalah, tidak ada yang benar-
benar hebat jika ia tidak bermanfaat. Semoga segala kebaikan hidup
selalu menyertai kita semua. See you on top !

Terakhir,

Terimakasih Kampung Sukamulya, Terimakasih Kampung Kandang Sapi,


Dua Kampung Kebanggaan, Dua Kampung Kebaikan.

269
“Bahagia itu tidak selalu mengenai materil. Bahagia yang paling indah
itu karena terciptanya ikatan hati seseorang dengan yang lain dan rindu
akan kebersamaan”

-Liandi Rahli, 2019

270
BAB VII
KESAN WARGA ATAS PROGRAM KKN

A. Kesan Tokoh Masyarakat


1. Oding Rukmana (Sekretaris Desa)
Pewawancara : Apa kesan Bapak selaku perangkat Desa Leuwimekar
terhadap kegiatan yang kelompok kami lakukan selama 1 bulan ini ?
Bapak Oding (SekDes) : Kesan kami sebagai perangkat Desa
Leuwimekar ini, dengan kehadiran adek-adek KKN dari UIN cukup
membawa sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, baik
secara perilaku, sikap, dan juga sosialnya, terkesan masyarakat
memang merasakan itu semua. Mudah- mudahan apa yang telah
dilakukan oleh adek-adek ini di wilayah ini khususnya di Kampung
Sukamulya itu bermanfaat bagi masyarakat sekitar melalui program-
program yang telah dilakukan. Terkait dengan program kepada
masyarakat, menurut kami sudah lumayan dan dapat memberikan
dampak di lingkungan masyarakat. Mudah-mudahan masyarakat
juga bisa mengikuti dan melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh
adek-adek mahasiswa yang KKN disana. Semua yang telah diperbuat,
dilakukan, dan dilaksanakan, mudah-mudahan masyarakat bisa
menikmatinya. Artinya, setidaknya yang biasanya mereka lakukan
kurang baik, dengan adanya kegiatan KKN kemarin, ada sedikit
perubahan dan bisa ditindak lanjut kebaikannya.
Pewawancara : Apa pesan dan harapan Bapak untuk kelompok kami
ataupun kelompok KKN yang akan melakukan kegiatan disini agar
menjadi bahan evaluasi untuk lebih baik lagi kedepannya?
Bapak Oding (SekDes) : Pesan dari kami untuk adek-adek mahasiswa
yang melakukan kegiatan KKN di wilayah ini untuk kedepannya agar
dapar berperan aktif lagi dari yang sekarang. Sekarang sudah baik,
minimal dipertahankan kebaikan itu, syukur-syukur bisa lebih baik
lagi, mulai dari sikap, perilaku, cara, dan perbuatan yang dilakukan
dalam masyarakat itu dapat dijadikan suri tauladan buat mereka,
contohnya memberikan motivasi kepada mereka paling tidak punya
keinginan agar anak-anaknya dapat melanjutkan sekolah.

271
Dengan adanya adek-adek KKN disana dapat menjadikan contoh
kepada masyarakat bahwa mahasiswa itu seperti ini sehingga
memotivasi mereka untuk menjadikan anaknya agar dapat seperti
kalian, dapat melanjutkan pendidikannya sampai perguruan tinggi.
Terakhir saya sebagai perwakilan Desa Leuwimekar ini mengucapkan
terima kasih kepada seluruh adek-adek mahasiswa yang telah
melaksanakan kegiatan KKN di wilayah ini khususnya di Kampung
Sukamulya.

2. Kang Erwin (Ketua Karang Taruna)


Pewawancara : Apa kesan Kang Erwin terkait dengan program yang
kami laksanakan di Desa Leuwimekar ini ?
Kang Erwin (Ketua Karang Taruna) : Perihal program menarik
sangat bermanfaat untuk masyarakat dan kami mengapresiasi sekali.
Pewawancara : Apa pesan Kang Erwin untuk kelompok kami ?
Kang Erwin (Ketua Karang Taruna) : Untuk kawan-kawan nilai IPK
itu penting, dapat nilai IPK besar juga penting apalagi hingga
cumlaude. Tp ada yg lebih penting dr seorang mahasiswa atau eks
mahasiswa adalah pengabdian di masyarakat. Nilai besar tidak ada
artinya apabila kita cuek pada masalah-masalah sosial. Karena tidak
mau tau dan tidak ingin tau berapa nilai kita di kampus. Terus
berproses walaupun kita dicaci dan dimaki, ambil filosofi dari proses
metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu. Awalnya dia di jauhi,
menjijikan, dianggap benalu dsb. Tetapi ketika dia sudah menjadi
kupu-kupu yg cantik dia akan senantiasa di pandang, dilirik, bahkan
di kejar-kejar untuk didapatkan.

3. Bapak Sunjaya (Ketua RT 01)


Pewawancara : Apa saja kesan yang Bapak dapatkan terhadap
kedatangan kelompok KKN kami disini ?
Bapak Sunjaya (Ketua RT 1) : Kesan bapak terhadap kelompok KKN
dari UIN Jakarta ini lebih banyak kesan baiknya. Kenapa bapak
merasa demikian, karena mahasiswa disinikan bukan hanya pindah
tempat tinggal saja, tapi juga ada bantuan infrastrukturnya juga ada,
trus juga sosialnya juga ada, ya jelas sangat membantu bagi warga
disini.

272
Bapak juga mengucapkan terima kasih atas bantuan, ibaratnya sudah
mau memikirkan masalah yang ada dan memberikan solusi diwilayah
bapak ini, yang semula berantakan dengan adanya adek-adek KKN
jadi lebih rapi. Trus juga dibidang pendidikan, semua pada bantu
seperti tempat pengajian, di sekolahan juga, intinya banyak
manfaatnya bagi bapak dan warga, Alhamdulillah.
Pewawancara : Apa harapan bapak kepada kami ?
Bapak Sunjaya (Ketua RT 01) : Ya. minta bapak untuk kalian semua
kedepannya harus selain kita mencari ilmu, trus juga hanya
mengingatkan jangan sampai putus komunikasi dan silaturrahmi, itu
yang pertama. Kemudian kejarlah ilmu sejauh mungkin, karena itu
adalah modal kita. Ya.. kegiatan KKN ini juga termasuk modal kalian,
kenapa dibilang modal, gini sih kalo bapak mengartikan makna KKN
mereka sedang kuliah tapi mereka turun langsung ke lapangan bukan
hanya teori aja tapi praktek, hasilnya apa, hasilnya kita bisa menilai
keadaan sesungguhnya di kampung yang dikunjungi oleh adek-adek
untuk menjadi bahan kita semua teutama untuk mahasiswa bahwa
inilah kehidupan, karena kita tidak selamanya hidup enak, pasti akan
menemui suka dukanya. Jadi apabila kita pernah menjalani hidup
seperti masyarakat yang ada di tempat terpencil ini, kita seolah-olah
sadar diri, kita bisa menilai bahwa masih ada yang lebih susah
kehidupannya daripada kita. Bapak juga berharap warga di kampung
ini ada yang bisa mengikuti jejak kalian, bisa belajar hingga perguruan
tinggi.

4. Bapak Mahfud (Ketua RT 02)

Pewawancara : Apa saja kesan yang Bapak dapatkan terhadap


kedatangan kelompok KKN kami disini ?
Bapak Mahpud (Ketua RT 2) : Ya kalo menurut saya sih walapun
kegiatan KKN ini bukan berfokus di RT saya tapi mencakup 1 RW,
tapi banyak positifnya kayak anak-anak yang tadinya sore-sore main
ga karuan terus juga males-malesan, dengan adanya mahasiswa KKN
ini anak-anak jadi bisa belajar ngaji sama pelajaran disekolahnya tiap
sore.

273
Dengan adanya adek-adek mahasiswa disini sama sekali ga
ngerepotin, justru membantu warga kampung sini dan juga membuat
rumah ini jadi ramai, yang tadinya sepi jadi ada temen ngobrol,
duduk- duduk bareng, makan bareng, sama bisa saling berbagi cerita
dan pengalaman.
Pewawancara : Apa harapan bapak kepada kami ?
Bapak Mahpud (Ketua RT 2) : Mudah-mudahan kedepanya adek-
adek mahasiswa ini semuanya menuntut ilmu yang baik, yang jujur,
yang tujuannya menghasilkan ilmu yang lebih baik. Stelah punya ilmu
nanti semoga bermanfaat untuk nusa, bangsa, dan agama. Karena
tidak ada artinya kalo menuntut ilmu hanya ilmu dunia aja, harus
belajar dua-duanya, ilmu dunia dan ilmu agama. Siapa tau dari kita jadi
seorang pemimpin dan mempunyai banyak ilmu, pesan bapak jangan
menjadi sombong, karena buat apa kita mencari ilmu kalo hanya
untuk sombong. Justru kita mencari ilmu itu ibarat padi, semakin
berisi semakin menunduk. Semoga setelah kegiatan KKN ini selesai
juga jangan sampai putus silaturahmi kedepannya, ya walaupun
tidak bisa kayak sekarang ga bisa bareng-bareng lagi, ya kalo bisa
salah satu diantara kalian sedang libur bisa main kesini buat
silaturahmi.

B. Kesan Warga

1. Ibu Alis (Warga Kp. Sukamulya)


Pewawancara : Apa saja kesan yang ibu dapatkan selama
kelompok KKN kami berada disini ?
Ibu Alis (Tetangga) : Ibu pastinya sangat senang terhadap
kehadiran kakak-kakak mahasiswa KKN ini, ibu juga sama sekali
tidak merasa kerepotan karena adanya kakak- kakak disini. Ibu
juga jadi ada temen ngobrol, kalo ada apa-apa saling membantu. Ibu
juga merasa aman karena adanya kakak-kakak disini, ya namanya
rumah ibu ada di pojok jadi lebih ramai aja gitu disini yang biasanya
sepi.

274
Trus juga ibu mengucapkan terima kasih, dengan adanya kakak-
kakak disini anak ibu jadi bisa belajar bareng, bisa main bareng
kakak- kakaknya. Ketika ibu sakit juga, kakak-kakak membantu
ibu dengan membelikan obat. Intinya kedatangan kakak-kakak
disini membuat ibu, bapak, sama anak-anak ibu jadi lebih seneng
karena disini jadi lebih terasa ramai walupun hanya sebentar aja
gitu, Alhamdulillah.
Pewawancara : Apa pesan atau harapan yang dapat ibu sampaikan
kepada kelompok KKN kami ?
Ibu Alis (Tetangga) : Harapan ibu semoga kakak- kakak KKN ini
bisa diberi umur panjang, diberi kesehatan, diberi kelancaran
selama belajar di kampusnya. Ibu juga berharap semoga anak-anak
ibu ada yang bisa kayak kakak-kakak, mudah-mudahan ya.

2. Bapak Ahmad (Marbot Masjid)

Pewawancara : Bagaimana kesan yang Bapak dapat sampaikan


terhadap kedatangan kelompok KKN kami di Kampung
Sukamulya ini ?
Bapak Ahmad (Marbot Masjid) : Alhamdulillah ya kedatangan
mahasiswa, semua wanita dan laku-laki, semuanya ya cukup akrab
dan sopan santun tata kramanya, Alhamdulillah. Dan saya juga
sebagai ketua DKM, Alhamdulillah menerima keberadaan kalian
semua di Kampung Sukamulya ini, dan juga mahasiswa sudah
memberikan Al-Qur’an, Alhamdulillah terima kasih saya terima.
Mudah-mudahan bermanfaat bagi orang-orang di Sukamulya dan
suka dibaca gitu. Sekali lai saya ucapkan terima kasih kepada
semuanya mahasiswa dan mahasiswi yang ada di Kampung
Sukamulya ini.
Pewawancara : Ada tidak Pak pesan-pesan untuk kami? Bapak
Ahmad (Marbot Masjid) : Ya mudah-mudahan semua mahasiswa
dan mahasiswi semoga tujuan yang diinginkan dapat tercapai dan
semoga dapat menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara,
udah seperti itu aja.

275
3. Ustadz Adna (Tokoh Masyarakat)
Pewawancara : Bagaimana kesan dan pesan yang Bapak dapat
sampaikan terhadap kedatangan kelompok KKN kami di
Kampung Sukamulya ini ?
Ustadz Adna (Tokoh Masyarakat) : Kesan dan pesan saya sama
adek-adek KKN UIN Jakarta yang pertama jangan lupakan
perintah Allah dan tuntunan Rasulullah. Dan yang kedua jangan
lupakan sesibuk apapun jangan lupakan orang tua kita. Yang
Ketiga jangan abaikan guru-guru kita dari tingkat Diniyah, TPA,
SD sampai Perguruan Tinggi itu orang tua kita juga, tidak
mungkin kita sampai sebesar ini dan bisa seperti ini tanpa
perjuangan beliau dan kerja keras beliau. Dari saya tertanda
Ustadz Adna Mubarok dari Kampung Sukamulya itu saja yang
saya pesankan dan sekali lagi yang pertama dan yang paling utama
jangan lupa melaksanakan sholat yang lima waktu dan
melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah. Itu saja dari saya akhir
kata saya bilang dan saya katakan doa dalam doa. Dan pesan yang
paling inti Man Jadda Wajada, semua cita-cita dan agenda adek-
adek semuanya mari kita sungguh-sungguh. InsyaAllah jika kita
sungguh-sungguh apa pun yang kita inginkan dan cita-citakan
akan terwujud, Amin Ya Rabbal Alamiin. Terima kasih
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

4. Milati Khulasoh (Anak-anak)


Pewawancara : Untuk Milati Khulasoh, bagaimana perasaannya
dengan keberadaan kakak-kakak disini?
Milati Khulasoh (Anak-anak) : Seneng, bisa bermain dengan
kakak-kakaknya disini, bisa belajar bersama, bisa bermain, dan
lain-lainnya.
Pewawancara : Apa aja yang nanti dirindukan setelah kakak-
kakak sudah tidak ada disini ?
Milati Khulasoh (Anak-anak) : Ceritanya, bermainnya,
bercandanya, ketawanya, dan lain-lainnya.

276
Pewawancara : Milati nanti sedih tidak jika kakak-kakak sudah
pulang ? Apa yang menyebabkan kamu sedih ?
Milati Khulasoh (Anak-anak) : Karena nanti ga ada yang
bercanda lagi, ga ada yang ketawa bareng lagi, ga ada yang bisa
belajar bersama lagi.
Pewawancara : Ada pesan yang mau disampaikan kepada kakak-
kakak ?
Milati Khulasoh (Anak-anak) : Untuk kakak-kakak, jangan
lupakan kami, jangan lupa untuk datang kesini lagi kalo bisa setiap
minggu.

277
DAFTAR PUSTAKA

Darunnajah. 29 Agustus 2019. Pukul 16.20. Hadits Tentang Keutamaan


Menjalin Silaturrahim, https://darunnajah.com/hadits-menjalin-
silaturrahim/
Gibran, Khalil. 2000. Sang Nabi Taman Sang Nabi Suara Sang Guru. (Terj.
Adil Abdilah & M.Amin Nasihin). Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Gibran, Khalil. 2005. Al Mustafa. (Terj. Sapardi Djoko Damono).
Bandung. PT Bentang Pustaka.
Hamka. 2015. Tasawuf Modern. Jakarta. Republika Penerbit.
Jones, Bernie & Juliette Silva. 1991. Problem Solving, Community Building, and
Systems Interaction : An Integrated Practice Model for Community
Development. Journal of the Community Development Society. Vol.
22 No. 2.
Kiyosaki, Robert T & Sharon Lechter. 2014. Rich Dad, Poor Dad. (Terj. Dwi
Helly Purnomo). Jakarta. CV Prima Grafika.
Nawawi, Hadari. 2015. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Gadjah
Mada University Press.
Nel, Hanna. 2017. A Comparison between the Asset-Oriented And Needs-Based
Community Development Approaches In Terms of System Changes. United
Kingdom. Routledge.
Nugraha, Eva. 2018. Pedoman Pengabdian Masyarakat. Jakarta. Pusat
Pengabdian Kepada Masyarakat.
Profil Desa Leuwimekar 2019 (tidak dipublikasikan).
Rebori, Marlene K. Problem Solving Techniques. Community Board
Development. Series 3. University of Nevada.
Rumi, Jalaluddin. 2017. Fihi Ma Fihi. (Terj. Abdul Latif). Yogyakarta. Grup
Relasi Inti Media.
Sukriyah. 2014. Pemetaan Sosial Budaya Masyarakat Desa Sumber Agung
Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Sosial
Humaniora.
Waters, Thomas. 2019. Lao Tzu. Yogyakarta. Basabasi.

278
“Jangan pernah menunggu datangnya masa depan. Karena masa depan
bukan untuk ditunggu, tapi diciptakan”

-Gusti Cahyaning Dewo, 2019

279
BIOGRAFI SINGKAT

A. Dosen Pembimbing Lapangan

Elve Oktafiyani, M.Hum adalah


dosen jurusan sastra inggris di
Fakultas Adab dan Humaniora.
Mengawali pendidikan di SD
Cirendeu III Ciputat. Lalu
melanjutkan di SMPN 1 Ciputat dan
melanjutkan ke SMUN 47 Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan. Lulusan
Sarjana Sastra UI dan melanjutkan
gelar Master di UI.

B. Anggota KKN Drestanta 059

Hafiz Handrian Kunjarianto. Akrab


dipanggil Apis atau Mpos. Lahir di Jakarta
pada tanggal 7 Oktober 1998. Sekarang
tinggal di Beji, Depok bersama orang tua
dan 1 adik. Memulai pendidikan di MIN
Al-Azhar Asy-Syarif, Depok. Selanjutnya
di SMPN 211 Jakarta Selatan dan SMAN
97 Jakarta jurusan IPA/MIA. Saat ini,
Hafiz merupakan mahasiswa dari Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

280
Alifa Nazla Fadisa. Akrab dipanggil Ali
atau Disa. Lahir di Jakarta pada tanggal 10
Desember 1997. Sekarang tinggal di
Kembangan, Jakarta Barat bersama orang
tua dan 4 adik. Memulai pendidikan di SD
IT A BA TA, Jakarta. Selanjutnya di SMP
IT Darus-Sholihin, Depok dan MAN 10
Jakarta jurusan IPA/MIA. Saat ini, Ali
merupakan mahasiswi dari Jurusan
Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lailatuz Zakiyah biasa dipanggil


Zakiyah, lahir di Gresik pada 11 Desember
1996. mengawali pendidikannya di MI
Tarbiyatul Islamiyah Gresik kemudian
melanjutkan ke MTsN dan MMA di
Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jombang,
Jawa Timur. Pengalaman menjadi
bendahara umum ketika di pondok al-
Fathimiyyah Jombang Jawa Timur dan
menjadi sekretaris di pondok pesantren
yang sekarang. Saat ini sebagai mahasiswi
Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Mami Astuti, biasa dipanggil Mami atau


Jemprille, lahir di Pandeglang pada
tanggal 26 Juli 1997. Mengawali
pendidikan di SDN Surianuen 2 lalu
melanjutkannya ke MTsN Pandeglang ll
Labuan dan SMA di Pondok Pesantren
Modern Al-Mizan. menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai mahasiswi Jurusan
Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora.
Menjadi DUTA GENRE (Generasi
Berencana) provinsi Banten tahun 2019

281
Abdul Latip biasa di panggil Latip, Lahir
di Bekasi pada 21 Oktober 1998, tinggal di
dua daerah yang pertama di Kp. Pintu
Desa Babelan Kota, Kecamatan Babelan,
Bekasi Jawa Barat. Menempuh pendidikan
dari MI Al-Maghfur, Mts At-Taqwa 03
Babelan, MAN 1 Kota Bekasi dan sekarang
menyelesaikan S1 di Jurusan Ilmu Al-
Qura’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aktif di
berbagai organisasi seperti Mahasiswa
Islam (HMI), dan lain-lain.

Fatma Saskia Putri biasa dipanggil Fatma


atau Kia, lahir di Jakarta pada 10 Agustus
1999. berdomisili di Limo, Depok.
Mengawali pendidikan di MI Hidayatul
Athfal, lalu melanjutkan ke MTsN 19
Jakarta Selatan dan MAN Insan Cendekia
Jambi. Pengalaman bergabung dalam
Pramuka, Paskibra dan OSIS. Saat ini
sebagai mahasiswi Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Uun Unwanah biasa dipanggil Uun. Lahir


di Kabupaten Lebak, 18 September 1998.
berdomisili di Rangkasbitung, Banten.
Mengenyam pendidikan di SDN 02
Pabuaran, MTsN 1 Lebak, dan MAN 1
Lebak. Pernah tergabung dalam Paskibra,
Pramuka, PMR, dan aktif di OSIS di.
sedang menyelesaikan S1 di jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

282
Muhammad Abdul Aziz biasa dipanggil
Aziz atau Zukki, lahir di Tangerang, 9 Juli
1998. Tinggal di Ciledug, Tangerang.
Mengawali pendidikan di SD Negeri 07
Tangerang lalu melanjutkan ke SMP
Negeri 110 Jakarta dan SMA Negeri 101
Jakarta. sedang menjalani masa studi di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains
dan Teknologi (FST).

Rais Alhakim biasa dipanggil Rais, lahir


di Serang pada 10 September 1998. Saat ini
saya tinggal di Ciputat Timur, Tangerang
Selatan, Banten. Jenjang pendidikan
dimulai dari TK PGRI, lanjut pada SDN 1
Cikeusal, lanjut kembali ke SMPN 1
Cikeusal, dan kemudian lanjut ke MAN 2
Kota Serang,. Saat ini Rais tercatat sebagai
mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Gusti Cahyaning Dewo lahir pada 11


Agustus 1998 di Tangerang. Lulus SMAN
32 Jakarta pada tahun 2016. sedang
menyelesaikan S1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam. Pernah
menjadi wakil ketua ROHIS SMAN 32
Jakarta. Pengalaman pekerjaan, pernah
menjadi Leader dan Public Relation di Kantor
JNE Cabang Kreo dan Tanah Seratus
tahun 2019.

283
Liandi Rahli biasa dipanggil Liandi atau
Ali. Lahir di Jakarta 21 Maret 1998. Tinggal
di daerah Bintaro. Sedang menjalani S1 di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan
Sosiologi. Pengalaman organisasi di
kampus Liandi pernah menjadi Anggota
Biro Olahraga Himpunan Mahasiswa
Jurusan Sosiologi 2016-2017, Kepala
Mentri di Kementrian Divisi Minat dan
Bakat Dema Fisip Uin Jakarta 2017-2018
dan saat ini menjabat sebagai Bendahara
Dema Fisip Uin Jakarta 2018-2019.

Roro Handayani biasa dipanggil Roro,


lahir di Jakarta pada 31 Agustus 1996.
berdomisili di Cipinang Besar Selatan,
Jakarta Timur. Mengawali pendidikan di
SD 19 Pagi lalu melanjutkan ke SMPN 80
Halim dan SMK Pariwisata KRISANTI
Jakarta. Pernah tergabung dalam KOPMA
UIN Jakarta. Saat ini Roro menempuh
pendidikan sebagai mahasiswi Jurusan
Sastra Inggris Fakultas Adab dan
Humaniora (FAH) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Mishellia Apriliani biasa dipanggil


Mishell, Lahir di Jakarta, 14 April 1997.
Berdomisili di Bintaro, Jakarta Selatan.
memulai pendidikan di SDN Kebayoran
Lama Utara 03 Pagi, lalu melanjutkan ke
SMPN 161 Jakarta dan SMAN 29 Jakarta.
Pengalaman mengikuti In Love Indonesia
dan Himpunan Mahasiswa Jurusan
(HMJ). Sedang menempuh pendidikan di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Manajemen Pendidikan.

284
Nisa
Muhammad
Fa’iziyah, biasa
Ulin Nuhadipanggil
biasa Nisa
dipanggil
atau
Icha,
Ulin. Lahir
Lahir didiBogor
Tuban,pada
08 11
Agustus
Maret 1998.
berdomisili
Merupakan anak di Kedunghalang,
tunggal. BerdomisiliBogor.
di
Rawakalong,
Memulai Gunung Sindur,
pendidikan di SDN Jawa Barat.
Kedung-
halang
Mengawali
3, lalu
pendidikan
SMPN 8diBogor,
SDN Bintaro
kemudian09
sempat
Pagi, dan
pindah
lanjutsekolah
ke SMPN ke SMPN
178 Jakarta
17 Bogor,
dan
dan
SMAN melanjutkan
86 Jakartake SMANserta 1sekarang
Bogor.
Menjadi
menempuh mahasiswi
pendidikanjurusan
di Jurusan
Pendidikan
Ilmu
Hukum,Islam
Agama Fakultas Syariah
Fakultas dan Hukum,
Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
UIN Syarifdi Hidayatullah
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan
Jakarta.
bekerja di PT Berkah Maju Sejahtera
sebagai General Admin.

Siska Wahyuni, biasa dipanggil Siska.


Lahir pada 27 November 1998. Berdomisili
di Cikarang. Mengawali pendidikan awal
di SDN Sukaragam, lalu melanjutkan ke
SMPN 1 Cikarang Selatan, dan SMAI Al-
Baqiyatussolihat. Saat ini sedang
menyelesaikan studi S1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta jurusan Perbankan
Syariah di Fakultas Ekonomi & Bisnis.

Iseu Selawati biasa dipanggil Iseu, lahir di


Kuningan pada tanggal 21 februari 1998.
Saat ini Iseu tinggal di Ciputat, Tangerang
Selatan. Ia menempuh pendidikannya di
SPMN 1 Kadugede. Kemudian dilanjutkan
ke SMAN 1 Cigugur. Saat ini Iseu tercatat
sebagai mahasiswa Jurusan Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

285
Muhammad Ulin Nuha biasa dipanggil
Ulin. Lahir di Tuban, 08 Agustus 1998.
Merupakan anak tunggal. Berdomisili di
Rawakalong, Gunung Sindur, Jawa Barat.
Mengawali pendidikan di SDN Bintaro 09
Pagi, dan lanjut ke SMPN 178 Jakarta dan
SMAN 86 Jakarta serta sekarang
menempuh pendidikan di Jurusan Ilmu
Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
bekerja di PT Berkah Maju Sejahtera
sebagai General Admin.

Rafa’any Darajatanti Ulya biasa di sapa


Rafa. Lahir di Kalinda-Lampung pada 30
Oktober 1998. Menetap di Kota Cimahi,
Bandung. Mengawali pendidikan di SDN
2 Kalianda lalu melanjutkan ke MTs
Ushuluddin Islamic Boarding School dan
SMA Negeri 1 Kota Cimahi. Saat ini
sebagai mahasiswi Jurusan Ilmu Hukum
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pengalaman saat ini
bergabung dalam komunitas Moot Court
Community (MCC) UIN Jakarta dengan
konsentrasi pada cabang Karya Tulis
Ilmiah.

286
“Jejakkanlah kakimu seluas-luasnya. Carilah pengalaman sebanyak-
banyaknya. Keluarlah kamu dari zona nyaman agar kamu sadar
kerasnya kehidupan. Dan bila esok kau merindukan kehangatan,
kebersamaan dan kasih sayang, Pulanglah ! karena rumah tidak pernah
mengingkarimu untuk datang”
-Muhammad Ulin Nuha, 2019

287
LAMPIRAN-LAMPIRAN

288
“Our life’s just like a big blank piece of paper, and we could write or even
draw a lot of things on it. Creating a real damn beautiful piece of Art”
-Rafa’any Darajatanti Ulya, 2019

289
LAMPIRAN I

LEMBAR HASIL VERIFIKASI

Form Verifikasi Kesesuaian Buku dengan Panduan FORM


VERIFIKASI MANDIRI BUKU LAPORAN HASIL KKN-PpMM
2019

Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta

No. Kel : 59 Nama Desa : Leuwimekar

Nama Kel : Drestanta Nama Dospem : Elve Oktafiyani, M.Hum

Judul : Aurora Keteladanan di Tanah Leuwimekar

CATATAN VERIFIKATOR
No. Ihwal Kesesuaian dengan Buku Panduan
1. Sampul Muka ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
2. Halaman Dalam ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
3. Tim Penyusun ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
4. Lmbr. Pengesahan ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
5. Kata Pengantar ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
6. Daftar Isi ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
7. Daftar Tabel ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
8. Daftar Gambar ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
9. Tabel Identitas ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
10. Ring. Eksekutif ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
11. Cat. Editor ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
12. Lmbr. Bidang I ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
13. BAB I ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
14 BAB II ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
15 BAB III ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
16 BAB IV ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
17 BAB V ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai
18 Lmbr. Bidang II ☐ Ada ☐ Tdk Ada ☐ Sesuai ☐ Belum Sesuai

290
KESIMPULAN :
DENGAN INI KAMI MENYATAKAN BAHWA BUKU
LAPORAN HASIL KEGIATAN KKN-PpMM 2019 KELOMPOK
59 TELAH DIVERIFIKASI DAN DINYATAKAN : SESUAI /
TIDAK SESUAI* DENGAN BUKU PANDUAN, BAIK
KESESUAIAN ISI MAUPUN TENTANG PENULISAN.

*Coret yang dianggap tidak perlu

Ciputat, Januari 2020

Verifikator Kesesuaian Konten :

Nama__________________________________Tanda tangan_____________________
Nama__________________________________Tanda tangan_____________________

Verifikator Kesesuaian Teknis Penulisan :

Nama__________________________________Tanda tangan_____________________
Nama__________________________________Tanda tangan_____________________

Mengetahui, Catatan Dosen


Dosen Pembimbing Pembimbing/Editor

Elve Oktafiyani, M.Hum


NIP. 197810032001122002

291
Lembar Pernyataan Bebas Plagiasi

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini,


TANDA
NO NAMA NIM
TANGAN
1. Hafiz Handrian Kunjarianto 11160110000056
2. Nisa Faiziyah 1116010000115
3. Uun Unwanah 11160150000082
4. Mishellia Apriliani 11160180000049
5. Mami Astuti 1116020000028
6. Roro Handayani 1160260000038
7. Lailatuz Zakiyyah 11160340000038
8. Abdul Latip 11160340000044
9. Muhammad Ulin Nuha 11160480000042
10. Rafa’ani Darajatanti Ulya 11160480000083
11. Gusti Cahyaning Dewo 11160510000036
12. Fatma Saskia Putri 11160510000197
13. Rais Alhakim 11160820000115
14. Siska Wahyuni 11160850000062
15. Alifa Nazla Fadisa 11160920000151
16. Muhammad Abdul Aziz 11160930000115
17. Iseu Selawati 11160960000017
18. Liandi Rahli 11161110000058

Dengan ini menyatakan bahwa semua tulisan yang ada dalam buku
Laporan Hasil Kegiatan KKN-PpMM 2019 Kelompok 059 adalah benar
telah bebas dari plagiasi atau penjiplakan. Apabila di kemudian hari
pernyataan ini terbukti tidak benar, maka kami bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

292
Demikian pernyataan ini kami buat, untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Ciputat, Januari 2020

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Elve Oktafiyani, M.Hum


NIP. 197810032001122002

293
Form Bukti Penyerahan Buku

FORM BUKTI PENYERAHAN BUKU LAPORAN KKN-PpMM


2019

No. Kelompok : 59

Lokasi KKN-PpMM : Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang

Dosen Pembimbing : Elve Oktafiyani, M.Hum

Judul Buku Laporan : Aurora Keteladanan di Tanah Leuwimekar

No. Institusi Tanda Tangan/Tgl.


1 Dosen Pembimbing 1 eksp. :
2 PPM 1 eksp. :
3 Perpustakaan Utama 1 eksp. :
4 Desa/Lokasi KKN 1 eksp. :
5 Kecamatan 1 eksp. :
6 BAPEDA Kab 1 eksp. :
7 LP2M UIN 1 eksp. :
8 Kesbangpol Kab 1 eksp. :
9 Perpustakaan fak. 1 eksp. :
10 Perpusda Kab./Kota 2 eksp. :
11 UIN Repository/pdf file
PPM/DVD laporan format
12
docx. dan pdf. file
13 Film Dokumenter
Dokumen Tabel Identitas
14
Ringkasan Eksekutif
15 Survei Kepuasan

294
Ciputat, 2020

Kepala PPM

Dr. Kamarusdiana, S.Ag, M. H.


NIP. 197202241998031003

295
LAMPIRAN II

SURAT DAN SERTIFIKAT

A. Surat Keluar

296
297
298
299
300
301
302
B. Sertifikat

303
304
LAMPIRAN III

DOKUMENTASI KEGIATAN

A. Dokumentasi Kegiatan 17 Agustus

B. Dokumentasi Kegiatan Bimbel Kreatif

305
C. Dokumentasi Kegiatan Bimbel BTQ

D. Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan DKM

E. Dokumentasi Kegiatan Kerja Bakti

306
F. Dokumentasi Kegiatan Senam

G. Dokumentasi Kegiatan Perbaikan MCK

H. Dokumentasi Kegiatan Pengajaran di Sekolah

307
I. Dokumentasi Kegiatan Pawai Obor

J. Dokumentasi Kegiatan Seminar Online Shop

K. Dokumentasi Kegiatan Renovasi Majelis & Pojok Bacaan

308
L. Dokumentasi Kegiatan Seminar Kepemimpinan

M. Dokumentasi Kegiatan Seminar Kesehatan

N. Dokumentasi Kegiatan Pembuatan Plang Jalan

309

Anda mungkin juga menyukai