Anda di halaman 1dari 3

Nama : Safrina Adabiyah

NIM : 1701021041
Kelas / Prodi : 3B / D3 – Keperawatan

Review Jurnal
Judul Program Organisasi Muhammadiyah Dalam Membangun Nilai-Nilai
Toleransi Sebagai Upaya Menghadapi Perbedaan Faham Pada
Masyarakat Di Kabupaten Ponorogo
Penulis Nashrul Wahyu Suryawan

Tujuan 1. Program Organisasi Muhammadiyah dalam lingkup sosial dan


keagamaan untuk menanamkan nilai dan sikap toleransi pada
masyarakat.
2. Mendiskripsikan tanggapan masyarakat kabupaten Ponorogo terhadap
program serta kegiatan yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah.
3. Mendiskripsikan kendala yang di hadapi Muhammadiyah dalam
menanamkan nilai serta sikap toleransi dalam Masyarakat Kabupaten
Ponorogo
4. Mendiskripsikan upaya Muhammadiyah untuk mengatasi Kendala
menanamkan nilai dan sikap toleransi dalam masyarakat Kabupaten
Ponorogo.
Metode Subjek penelitian : Anggota organisasi Muhammadiyah yang telah dipilih
berdasarkan jabatan dalam Organisasi kemudian masyarakat umum
Kabupaten Ponorogo serta dari arsip Pimpinan Daerah Muhammadiyah.
Teknik Pengumpulan data : Wawancara, Observasi dan Dokumentasi.
Analisi data : Analisis data kualitatif menggunakan pendekatan induktif.
Hasil Dalam bidang pendidikan Muhammadiyah hadir di tengah – tengah
masyarakat umum dengan tidak membedakan latar belakang masyarakat
yang berkeinginan untuk menuntut ilmu dalam lembaga pendidikan
Muhammadiyah. Dalam hal sosial masyarakat Muhammadiyah
melakukan kegiatan – kegiatan sosial yang memberikan pelayanan pada
masyarakat umum dengan fokus program yang beraneka ragam.
Pembahasan 1. Program Kerja Organisasi Muhammadiyah dalam menanamkan
Nilai Toleransi pada Masyarakat Kabupaten Ponorogo.
Program kerja yang di canangkan Muhammadiyah dalam masyarakat
meliputi program dalam lingkup sosial masyarakat, Ekonomi,
Pendidikan, dan kesehatan.“Keempat Program Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Kabupaten Ponorogo tersebut merupakan Program
prioritas yang di rancang sebagai salah satu implementasi terhadap AD
dan ART Muhammadiyah Pusat serta pengabdian terhadap Masyarakat”
(Tanfidz Musyda Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo, 2009 :
10). Sesuai dengan posisi Muhammadiyah yang mengambil posisi dalam
politik kebangsaan bukan merupakan Organisasi politik kepartaian.
Sehingga Muhammadiyah lebih banyak bergerak dalam bidang sosial
Kemasyarakatan. Meskipun demikian program kerja yang di susun
Muhammadiyah tidak begitu saja lepas dari lingkup keagamaan, dalam
artiam Muhammadiyah menerapkan amal usaha yang ada dalam
masyarakat di sertai dengan kegiatan dakwah untuk
mengimplementasikan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam agama Islam.
2. Respon Masyarakat terhadap Program Kerja Organisasi
Muhammadiyah
Dari program kerja yang di laksanakan Muhammadiyah dalam
masyarakat terdapat berbagai tanggapan dari masyarakat. Program yang
di selenggarakan Muhammadiyah tidak lepas dari tanggapan positif dan
negatif. Masyarakat yang dapat membuka pola fikirnya, menanggapi
dengan antusias program – program yang di laksanakan Muhammadiyah
dalam berbagai aspek kehidupan beragama dan sosial kemasyarakatan.
Mereka merespon dengan baik kegiatan – kegiatan majelis taklim,
pengajian serta kegiatan keagamaan lain dalam masyarakat (Tim
Penelitian & penulisan Sejarah Muhammadiyah Ponorogo 1991 : 19).
Dalam berbagai amal usaha Muhammadiyah masyarakat menyambut
positif pendirian sekolah – sekolah Muhammadiyah, rumah sakit, panti
jompo, panti asuhan yatim piatu serta amal usaha ekonomi yang terdapat
dalam Muhammadiyah.
3. Kendala yang Dihadapi Muhammadiyah dalam Menanamkan
Nilai- Nilai Toleransi
Kendala yang di hadapi Oleh Organisasi Muhammadiyah dalam
menanamkan Nilai serta sikap Toleransi pada Masyarakat dan anggota
Muhammadiyah adalah adanya perselisihan dan perbedaan pendapat
yang ada pada masing – masing organisasi masyarakat yang
berlandaskan Agama Islam. Di Kabupaten Ponorogo terdapat berbagai
organisasi masyarakat yang mempunyai landasan Agama Islam, namun
demikian ada dua organisasi yang memiliki anggota mayoritas yaitu
Muhammadiyah yang menganut faham Al Qur’an Wa Sunatullah dan
NU yang secara Umum menganut ajaran Islam Al Quran dan Sunah
Rasul dan mazhab sebagai sumber sekunder dalam penerapan ajaran
Agama Islam (Binhad Nurohmat, 2011 : 64). Secara garis besar kedua
organisasi mayoritas tersebut adalah organisasi yang bernafaskan Islam
hanya saja dasar mazhab yang membedakan kedua Organisasi tersebut.

4. Upaya Muhammadiyah dalam Meminimalisir Kendala dalam


masyarakat
Upaya yang di lakukan Muhammadiyah dalam menghadapi dan
meminimalisir kendala yang timbul dari penanaman sekaligus penerapan
nilai – nilai toleransi pada anggota dan masyarakat adalah dengan
memberikan pengertian pada masyarakat melalui pendekatan
Humanistik. Perbedaan mendasar mengenai ideologi keagamaan yang
ada dalam masyarakat merupakan suatu hal yang riskan untuk di
perdebatkan, sehingga muhammadiyah menempuh jalan dialog yang
mengutamakan kebijaksanaan dan pengertian terhadap organisasi lain
dalam lingkup keagamaan.
Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan maka dilakukan kajian
secara teoritis oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa program
organisasi Muhammadiyah mencakup berbagai aspek dalam masyarakat.
Diantaranya dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial kemasyarakatan,
kesehatan dan keagamaan, keseluruhan program yang di selenggarakan
oleh muhammadiyah di sertai dengan penanaman nilai- nilai toleransi
dalam masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir dan
mengatasi konflik yang mungkin terjadi dalam masyarakat yang di
sebabkan karena adanya perbedaan faham dan ideologi organisasi
masyarakat dengan dasar agama Islam. Upaya yang di lakukan organisasi
Muhammadiyah dalam mengatasi potensi konflik dalam masyarakat
tersebut di terapkan di dalam dan di luar organisasi sehingga nilai- nilai
toleransi dapat di terapkan secara kompleks dan menyeluruh dalam
semua lapisan masyarakat.
Saran Disarankan kepada berbagai pihak sebagai berikut. Kepada Pimpinan
Daerah Muhammadiyah disarankan dalam menanamkan dan menerapkan
faham keagamaan serta nilai- nilai toleransi lebih mengutamakan
pendekatan humanistik. Serta lebih memperhatikan Kultur budaya dan
sosial masyarakat untuk dapat meminimalisir konflik dalam masyarakat.
Kepada masyarakat Kabupaten Ponorogo disarankan agar lebih dapat
menghargai perbedaan yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan,
terutama pada lingkup keagamaan yang sensitif dan cenderung rentan
terhadap konflik internal Agama Islam. Sehingga dapat tercipta suatu
kehidupan masyarakat yang damai tanpa adanya konflik yang di dasari
atas perbedaan faham dalam organisasi masyarakat yang mempunyai
dasar agama Islam.

Referensi : Suryawan, Nashrul Wahyu. ____. Program Organisasi Muhammadiyah Dalam


Membangun Nilai-Nilai Toleransi Sebagai Upaya Menghadapi Perbedaan Faham Pada
Masyarakat Di Kabupaten Ponorogo. jurnal-online.um.ac.id. Diunduh tanggal 16 Januari
2019

Anda mungkin juga menyukai