Anda di halaman 1dari 3

Tugas Individu

Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga


Dosen : Ns. Cahya Tri Bagus Hidayat, M.Kes
Nama : Safrina Adabiyah
Nim : 1701021041
Kelas : 4B-D3 Keperawatan

KASUS:
Demam berdarah dengue (DBD) masih mengancam Indonesia, terutama
saat memasuki musim hujan. DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh nyamuk Aedes aegypti dan umumnya menyerang pada usia anak-anak usia 2
tahun hingga 15 tahun dan juga dapat terjadi pada orang dewasa. Wilayah
Indonesia yang beriklim tropis menjadi tempat yang disenangi nyamuk untuk
berkembang biak. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia
merupakan negara kedua dengan kasus DBD terbesar di antara 30 negara wilayah
endemis.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencatat sebanyak 125 kasus demam
berdarah dengue (DBD) di wilayah setempat sejak Januari 2019. Dari 125 kasus
itu, dua penderita diantaranya meninggal dunia. Pada awal bulan maret penyakit
demam berdarah dengue meningkat drastis di Provinsi Papua, kasus demam
berdarah dengue (DBD) bertambah hingga 332 kasus. Jumlah korban meninggal
dunia akibat demam berdarah dengue mencapai tiga orang.
Adapun ratusan kasus DBD itu terjadi di Kabupaten Biak Numfor
sebanyak 40 kasus, Merauke 22 kasus, Kota Jayapura 19 kasus, Mimika 8 kasus,
Asmat 11 kasus, Boven Digoel 16 kasus dan Kabupaten Sarmi 1 kasus. Hal ini
disampaikan Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas
Kesehatan Papua, Aaron Rumainum saat dihubungi wartawan di Jayapura, Selasa
(12/2/2019).
Sebanyak tiga daerah yang dapat dikatakan berstatus Kejadian Luar Biasa
(KLB) demam berdarah. Tiga daaerah itu yakni, Kota Jayapura, Kabupaten Biak
Numfor dan Asmat. Meningkatnya kasus DBD ini disebabkan pengaruh musim
hujan yang terjadi di wilayah Papua sejak akhir tahun 2018.
Nyamuk aedes aegypti yang membawa virus dengue penyebab demam
berdarah menyukai daerah lembab. Nyamuk ini akan menghisap darah manusia
untuk mematangkan telurnya, kemudian dalam dua hari telurnya akan keluar dan
menetas lalu menjadi nyamuk dewasa dalam seminggu.

PEMBAHASAN:
DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk Aedes
aegypti dan umumnya menyerang pada usia anak-anak usia 2 tahun hingga 15
tahun dan juga dapat terjadi pada orang dewasa.
Maka dari itu kita sebagai petugas kesehatan harus memberantas penyakit
DBD dan mencegah semaksimal mungkin perkembangbiakan nyamuk aides
aegypty dan mengupayakan agar masyarakat juga ikut serta dalam mencegah dan
memberantas penyakit ini.
Tidak diragukan lagi bahwa penyebaran dengue melalui vektor nyamuk
terutama nyamuk Aedes aegypti betina. Karena nyamuk berkembang biak di
genangan air dan penyebaran dengue dipengaruhi oleh ada tidaknya nyamuk
Aedes aegypti, maka pengontrolan dengue bisa dilakukan dengan pengontrolan
nyamuk Aedes aegypti.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memberantas dan mencegah
perkembangbiakan nyamuk aides aegypti:
1. Mendistribusikan peralatan fogging, melakukan penyemprotan fogging dan
alat Rapid Test untuk memeriksa demam berdarah secara cepat.
2. Membunuh nyamuk baik dengan insektisida maupun ovitrap, yakni bak
perangkap yang ditutup kasa.
Kita sebagai tenaga kesehatan juga dapat melakukan pendekatan dengan keluaga
atau masyarakat dengan mengimbau untuk waspada dan melakukan sejumlah
upaya pencegahan yakni 3M yaitu menguras, mengubur barang bekas yang bisa
menjadi tempat bersarangnya nyamuk dan menutup rapat tempat penampungan
air.
Selain melakukan 3 M, masyarakat juga diminta senantiasa membersihkan bak
mandi, menggunakan kasa nyamuk, tidak menumpuk atau menggantung pakaian
(baju) terlalu lama, serta melakukan pengasapan di kawasan yang dianggap rawan
dan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti yang beroperasi
sepanjang siang.
Karena itu, perlu peran petugas kesehatan yang lebih aktif. Di antaranya
dengan penyuluhan, mulai dari mengirim penyuluh langsung atau menggunakan
berbagai media. Peningkatan pelayanan rumah sakit dan fasilitas pengobatan lain
tentu juga harus ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai