PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Tugas Akhir Dalam
Bidang Hukum Ekonomi Syariah (HES)
Oleh :
Zeni Yulfanika
NIM : 1920210176
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang universal sebagai pedoman umat Islam, yang
memuat ajaran-ajaran yang menjamin kemaslahatan hidup manusia, baik di
dunia maupun di akhirat. Dimana ajarannya tidak hanya membahas maupun
mengatur satu bidang saja, melainkan mengatur hubungan manusia dengan
pencipta-Nya dan mengantur hubungan antara manusia dengan manusia
lainnya.1 Syariah Islam sebagai salah satu hukum yang memiliki aturan untuk
seluruh kehidupan manusia, sifatnya yang dinamis, fleksibel dan universal
serta ketentuannya pun tidak dibatasi oleh ruang dan waktu hingga mapu
memenuhi dan melindungi kepentingan manusia di setiap dan dimana pun.
Allah SWT menciptakan manusia dengan karater saling membutuhkan
antata satu dan yang lainnya. Tidak semua orang memiliki apa yang
dibutuhkannya, akan tetapi sebagain orang memiliki Sesuatu yang orang lain
tidak memiliki namu membutuhkannya. Sebaliknya, sebagian orang
membutuhkan sesuatu yang orang lain telah memilikinya. Karena itu Allah
SWT mengilhamkan mereka untuk saling tukar menukar barang dan berbagai
hal yang berguna, dengan cara jual beli dan semua jenis interaksi, sehingga
kehidupan pun menjadi tegak dan rodanya dapat berputar dengan limpahan
kebajikan dan produktivitasnya.2
Di dalam Islam ada yang disebut Al-Ashnaf Arribawaniyah yakni
benda-benda yang disitu terdapat riba apabila seseorang salah dalam
menggunakannya atau menukarkannya. Benda-benda yang mengandung riba
ada enam macam, yaitu: emas, perak, gandum, syair, kurma, dan garam. Salah
1
Faturrahmat Djamil, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta : Logos, 1999), hlm 46
2
Yusuf Qardhawi, Halal Dan Haram Dalam Islam, (Surabaya : Era Intermedia,
2007), hlm 354
1
2
satu bentuk transaksi jual beli yang banyak terjadi di masyarakat yaitu jual
beli perhiasan emas dengan cara tukar tambah.
Emas adalah salah satu logam mulia yang didambakan oleh banyak
kalangan, di kategorikan sebagai logam mulia karena emas memiliki banya
karakter unik yang membuatnya lebih bernilai dibandingkan dengan logam
lainnya. Karatek ini berkatan dengan sifat emas yang tidak terkorosi oleh
udara atau air dan tidak terpengaruh oleh sebagaian besar reagen.3
Selama berabad-abad, emas dijadikan sebagai tolak ukur kekayaan dan
menjadi harta yang meningkatkan gengsi dan martabat dala masyarakat di
seluruh dunia. Masyarakat dari berbagai kalangan mengharga dan
menghormati emas, karena mereka melihat emas sebagai barang yang bernilai
tinggi, simbo kekayaan, status mapan dan ketenaran. Hal ini yang
menyebabkan emas menjadi barang yang banya diburu di dunia.
Pada zaman modern sekarang ini banyak bermunculan beragam model
bisnis, salah satunya adalah bisnis jual beli emas. Emas merupakan logam
mulia yang banyak peminatnya. Seseorang rela mengeluarkan dana yang
cukup besar untuk mendapatkan logam mulia yang memiliki banyak bentuk.
Perhiasan emas merupakan emas yang dilebur dan dicampur dengan logam
lain, kemudian dibentuk menjadi perhiasan seperti liontin, kalung, cicin,
anting-anting, dan lain-lainya
Emas dijadikan sebagai barang yang diperjual belikan dikarenakan
emas adalah salah satu logam mulia yang bernilai tinggi dan juga merupakan
alat tukar selain uang yang digunakan pada zaman dahulu sebelum adanya
uang kertas seperti sekarang ini. Emas juga bisa digunakan untuk berinvestasi
yang menguntungkan karena harga emas dominan selalu naik. Perhiasan
emas kerap digemari oleh banyak wanita yang sering memakai perhiasan
emas, mulai dari kalangan remaja hingga orang tua. Sementara harga
perhiasan emas ditentukan oleh beberapa macam faktor, antara lain warna
emas, kadar emas, dan bentuk perhiasan emas.
3
Era Wahyuni, Analisis Praktik Penambahan Dan Pengurangan Nilai Harga Pada
Transaksi Jual Beli Emas Di Pasar Aceh Dalam Perspektif Hukum Islam, 2017, hlm 1
3
Emas merupakan jual beli yang tampak atau terlihat, jual beli emas ini
hukumnya boleh (mubah). Namun emas merupakan salah satu barang yang
dapat terkena riba. Seperti adanya unsur tambahan dalam kegiatan transaksi
tukar tambah emas ini sering dijumpai di masyarakat, namun kebanyakan
masyarakat tidak mengetahui pelaksanaanya yang sesuai dengan syarat
Islam.4 Di dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali yang melakukan
transaksi tukar-tambah emas. Kebanyakan orang melakukan kegiatan
tersebut di karenakan kebutuhan mendesak dan sudah menjadi rutinitas
sehari-hari. Salah satunya pada toko emas di pasar Kalinyamatan Jepara,
sering terjadi transaksi tukar tambah emas.
Dalam hal ini praktik tukar tambah perhiasan emas yang terjadi pada
pasar Kalinyamatan Jepara seseorang datang dengan membawa perhiasan
emas yang pernah mereka pakai dengan maksud ingin membeli perhiasan
yang baru sesuai dengan yang mereka inginkan ada yang menukar dengan
sesama ukuran, jenis dan kadar, ada juga yang menukar tambah dengan
berbeda ukuran dengan cara pembayaran berdasarkan selisih dari dua harga
emas tersebut dan juga adanya tambahan biaya dari emas lama yang di
tukarkannya. Di dalam Islam jual beli itu seharusnya sesuai dengan rukun dan
syarat yang telah ditentukan. Akan tetapi pada pelaksanaannya untuk itu,
transaksi tukar tambah emas ini kiranya perlu dikaji dengan syariat Islam.
Dari permasalahan diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih
mendalam menegani penabahan dan pengurangan dalam pertukaran emas di
toko emas matahari yang terdapat di Pasar Kalinyamatan Jepara. Maka
penulis tertarik untuk mengkaji lebi dalam dengan mengangkat judul
penelitian tentang “Hukum Transaksi Tukar Tambah Emas Dalam
Perspektif Hukum Ekonomi Syariah (Studi kasus di Toko Emas
Matahari di Pasar Kalinyamatan Jepara)”
B. Fokus Penelitian
4
Germala Dewi, Hukum Perikatan Islam Di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2005)
hlm 109
4
BAB I PENDAHULUAN
Bab pertama menyajikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
rumusan masalah, bertujuan untuk memfokuskan pembahasan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab dua menyajikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian, termasuk teori tukar menukar dalam Islam, dasar hukumtukar
menukar, rukun dan syarat tukar menukar, jual beli, dasar hukum jual beli,
dasar hukum, dan rukun dan syarat jual beli. Kemudian kerangka berfikir
secara ringkas terkait antara variabel yang akan diteliti dan pengembangan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab tiga menjelaskan bagaimana penelitian ini dilakukan, baik itu
pendekatan dan metode yang akan digunakan, terdiri dari jenis dan
pendekatan, setting penelitian, subyek penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, pengujian keabsahan data, teknik analisis data, daftar
pustaka.
BAB IV HASIL PENELITAN DAN ANALISI DATA
Berisikan uraian tentang objek penelitian, dan pembahasan terhadap
hasil penelitian yang sudah dilakukan.
BAB V PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
implikasi penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian
selanjutnya.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Tukar-Menukar dalam Islam
Pertukaran merupakan suatu penukaran barang yang
penyerahannya kepada komoditas sebagai alat tukar komoditas
lainnya. Sama halnya seperti pertukaran antara satu komoditas dengan
komoditas lainnya, atau satu komoditi ditukar dengan uang.
Sedangkan di dalam jual beli mengenai barang dan uang muka tukar
menukar adalah suatu transaksi menegani barang lawan barang.
Sedangkan dalam masyarakat yang belum menegal uang sebagai alat
tukar, maka tukar menukar ini merupakan transaksi utama.5
Dalam ahli fiqih Islam, mengatakan bahwasanya pertukaran
diartikan semacam pemindahan barang seseorang dengan cara
menukarkan barang-barang tersebut dengan barang lain berdasarkan
keikhlasan maupun atas dasar kerelaan.6
2. Dasar Hukum Tukar-Manukar
Dasar hukum yang menjelaskan tentang transaksi tukar –
menukar terdapat dalam (HR. Muslim) yang hadistnya sebagai
berikut:
5
R Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 1995) hlm 35
6
Afzalur Rahma, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta : PT Dana Bhakti Wakaf,
1995), hlm 70
6
7
7
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2002), hlm 68
8
Dinyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2008), hlm 69
10
dibenarkan oleh syara’ dalam segala macam hal transaksi atau jual beli
sebagai tolong menolong sesama umat manusia mempunyai landasan
yang kuat dalam al’qur’an dan sunnah Rasulullah Saw maupun ijma’.
a) Al-qur’an
Surat An-Nisa’ ayat 29:
ِ َٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ََل تَأ ْ ُكلُ ْٰٓوا ا َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب
ٰٓ َّ اط ِل ا
ََِل ا َ ْن ت َ ُك ْون
س ُك ْم ۗ ا َِّن اللّٰهَ َكانَ بِ ُك ْم
َ ُاض ِم ْن ُك ْم ۗ َو ََل ت َ ْقتُلُ ْٰٓوا ا َ ْنف
ٍ ع ْن ت َ َر
َ ً ارة
َ تِ َج
َر ِح ْي ًما
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kau membunuh
dirimu: sesungguhnya Allah adaah Maha Penyayang kepadamu .”
b) As-sunnah:
c) Ijma:
Para ulama fiqih sepakat bahwa jual beli diperbolehkan
dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi
kebutuhan dirinya tanpa bantuan dari orang lain. Namun bantuan
atau barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu, harus
diganti dengan barang lannya yang sesuai. Kebutuhan manusia
dalam mengadakan transaksi jual beli sangat penting. Dengan
transaksi jual beli seseorang mampu untuk memiliki barang orag
lain yang mereka inginkan tanpa melanggar batasan yang di
syari’atkan. Oleh karena itu jual beli yang dilakukan manusia
semenjak masa Rasulullah SAW hingga sampai sekarang
menunjukkan bahwa umat sepakat akan disyari’atkan jual beli.
Dapat disimpulkan bahwa jual beli adaah salah satu
transaksi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dan
jual beli juga merupakan salah satu bentuk tolong menolong
dengan cara memberi sesuatu dengan digantikan dengan sesuatu
yang nilainya sama atau sesuai.
6. Rukun dan Syarat Jual Beli
1) Rukun Jual Beli
Di dalam jua beli mempunyai rukun dan syarat yang harus
dipenuhi, sehingga jual beli dapat dikatakan sah oleh syara’. Dalam
menentukan rukun jual beli ada pendapat yang berbeda oleh ulama
Hanafiyah dengan Jumhur Ulama.
Rukun jual beli menurut ulama Hanfiyah hanya satu yaitu ijab
(ucapan membeli dari pembeli) dan qabul (ucapan menjual dari
penjual). Menurut ulama Hanafiyah yang menjadi rukun jual beli
12
9
Abdul Rahman Ghazaly DKK, Fiqih Muamalah, (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2021), hlm 70
10
Rahmat Syafe’I, Fiqih Muamalah, (Bandung : CV Pustaka setia, 2001), hlm 71
13
B. Penelitian Terdahulu
1. Skripsi yang disusun oleh Yogi Zulkarnaen yang berjudul “Tinjauan
Etika Bisnis Islam Terhadap Praktik tukar tambah Barang Elektronik
Di Dalam Group Facebook Jual Beli Online Daerah Mataram.”12
Skripsi ini berfokus pada bagaimana proses dan mekanisme
transaksi tukar tambah barang elektronik dalam jual beli online daerah
mataram? Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap transaksi
tukar tambah barang elektronik dalam jual beli online daerah
mataram? Kesimpulan skripsi ini adalah praktik tukar tambah barang
elektronik dalam grup jual beli online daerah mataram menurut etika
bisnis Islam yang dimana praktiknya bisa dipastikan bahwa para
pelaku usaha sudah menerapkan prinsip dasar sesuai dengan etika
bisnis Islam. Yaitu dengan menggunakan prinsip unity atau persatuan
11
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta : Kencana Predana Group, 2012), hlm
104-105
12
Yogi Zulkarnaen, “Tinjauan Etika Bisnis Terhadap Prakte Tukar Tambah Barang
Elektronik Di Dalam Group Facebook Jual Beli Online Daerah Mataram”, (Skripsi
Fakultas Syariah UIN Mataram, 2017), hlm 65
14
13
Mulya Gustina, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Emas Online Melalui
Media Bukaemas Di Bukalapak”, (Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2018), hlm 85
15
14
Eka Nopitasari, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual Beli Emas
(Studi Kasus Pada Toko Emas Putra Jaya Ronowijaya Kecamatan Sikan Kebupaten
Ponorogo), Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Ponorogo, 2010
16
15
Era Wahyuni, “Analisis Praktik Penambahan Dan Penguragan Nilai Harga Pada
Transaksi Jual Beli Emas Di Pasar Aceh Dalam Perspektif Hukum Islam, Skripsi Fakultas
Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, 2017
17
Gambar
Kerangka Berfikir
Ekonomi Islam
Wawancara Dokumentasi
Jual beli adalah perjanjian tukar tambah benda atau barang yang
mempunyai nilai secara sukarela antara kedua belah pihak. Pihak yang
satu menerima benda-benda kemudian pihak yang lain menerima
sesuai perjanjian dan ketentuan yang telah disepakati sesuai dengan
syara’, sesuai ketetapan hukum. Adapun maksudnya yaitu memenuhi
persyaratan, rukun-rukun dan hal yang berkaitan dengan jual beli,
maka apabila syarat-syarat dan rukunya tidak terpenuhi maka tidak
sesuai dengan syara’.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
16
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2010), hlm 3
19
17
Ahmad Tanzeh, Metode Penelitian Praktis, (Yogyakarta : Teras, 2011), hlm 49
20
18
Andi Prastowo, memahami Metode-Metode Penelitian : Suatu Tinjauan Teori dan
Praktis, (Yogyakarta : Ar Ruzz Media, 2016), hlm 28
19
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam
(Muamalah), (Bandung : Pustaka Setia, 2014), hlm 72
20
Ahmad Tanzeh, Metode Penelitian Praktis , (Yogyakarta : Teras, 2011), hlm 58
21
21
Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta ; Pustaka Pelajar, 1998), hlm
90
22
Syaiful Azwar, Metode Penelitian, 91
23
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : ANDI, 2014),
hlm 41
24
Haris Herdiansyah, Wawancara Observasi danFocus Groups Sebagai Instrumen
Pengalian data Kualitatif, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2015), hlm 31
22
25
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, 48
26
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu , (Jakarta : Raja Grafindo Persada, cet
ke-3, 2016), hlm 136-137
23
27
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif Edisi IV, (Yogyakarta : Reke
Sarasin, cet ke-2, 2002), hlm 171-172
28
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, 327
24
yang belum dan perlu diketahui lebih lanjut untuk mendukung data
yang kredibel.
b. Ketekunan atau keajegan pengamatan
Ketekunan atau keajegan pengamatan berarti mencari secara
konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan
proses analisis yang kosntan dan tentatif.29 Oleh sebab itu, maka
dari pihak peneliti sendiri akan selalu mencermati data-data yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik, karyawan dan
pembeli di Toko Emas Matahari maupun observasi yang telah
dilakukan.
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan
pengecekan atau bisa juga sebagai pembandig terhadap data.30
Teriangulasi juga dapat diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.31
Penejelasan mengenai triangulasi tersebut dapat peneliti paparkan
sebagai berikut:
1) Triangulasi Sumber Data
Triangulasi sumber data untuk menguji kredibilitas
data dapat dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber. Untuk
triangulasi sumber.32 Peneliti akan melakukan pengujian
dan pengumpulan data yang telah diperoleh dari pemilik
toko, dan karyawan.
2) Triangulasi Teknik Dan Metode
Triangulasi teknik yang digunakan untuk menguji
kredibilitas terhdap data yakni dilakukan melalui
29
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, 329
30
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, 330
31
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm 125
32
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 127
25
33
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 127
34
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 128
26
Untuk hal ini peneliti menggunakan data wawancara dan bisa juga
rekaman audio dari wawancara dengan informan yakni pemilik
toko dan karyawan Toko Emas Matahari Di Pasar Kalinyamatan
Jepara.
f. Mengadakan Member Check
Member check merupakan proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Apabila data yang
ditemukan telah disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut
dinyatakan valid dan semakin mendukung kredibilitas data.35
Untuk melakukan member check sebagai pendukung pengecekan
ulang mengenai hasil wawancara kepada informan yang
bersangkutan, dengan tujuan mendapatkan kesempatan terhadap
data yang diberikan oleh informan dan yang dilaporkan oleh
peneliti.
2. Uji Transferabilitas
Pengujian transferbilitas dalam penelitian kualitatif
merupakan uji Validitas eksternal yang mana menunjukkan drajat
ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi
dimana sampel tersebut diambil. Uji ini berkenaan dengan
pertanyaan, hingga mana penelitian dapat diterapkan atau
digunakan dalam situasi lain. Bila para pembaca laporan penelitian
dapat memperoleh gambaran ang sdemikian jelas atau suatu hasil
penelitian tersebut, maka laporan penelitian dapat dinyatakan
memenuhi standar transferabilitas.
Dalam uji ini peneliti akan melakukan pengecekan silang
atau cross check mengenai struktur dan sistematika laporan yang
disajikan dengan pedoman resmi yang dikeluarkan pihak kampus
IAIN Kudus. Selanjutnya melakukan jajak pendapat dengan
pembimbing apakah laporan yang disajikan dapat memberikan
35
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 129
27
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif,hlm 130
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 131
28
38
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah Makalah-Skripsi-Tesis-
Disertasi, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2011), hlm 24
39
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm 300
29
DAFTAR PUSTAKA