Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS PRAKTIK JUAL BELI DAN TUKAR TAMBAH EMAS DENGAN

SELISIH HARGA DITINJAU DARI HUKUM EKONOMI SYARIAH


(Studi Kasus Pedagang Emas di Kelurahan Dapu-Dapura Kecamatan Kendari Barat)

1. Sinopsis

Islam merupakan agama yang universal, ajarannya menyangkut semua manusia di

dunia. Dimana ajarannya tidak hanya membahas maupun mengatur satu bidang tertentu saja,

melainkan juga mengatur hubungan manusia dengan penciptanya-Nya, dan mengatur

hubungan antara manusia dengan sesama manusia lainnya.

Jual beli menurut bahasa yaitu mutlaq al-mubadalah berarti tukar menukar secara

mutlak. atau dengan kata lain muqabalah syai’ bi syai’ berarti tukar menukar sesuatu dengan

sesuatu. Jual beli merupakan bentuk ta’awun (saling menolong) antar sesama manusia, juga

sebagai pemberian keleluasaan, karena manusia secara pribadi mempunyai kebutuhan baik

berupa sandang, pangan, papan dan sebagainya kebutuhan seperti ini tidak putus selama

manusia masih hidup, adapun jual beli karena kebutuhan umat manusia terkait dengan

sesuatu yang ada di tangan orang lain. Orang lain juga tidak akan melepaskan apa yang

dimilikinya tanpa konvensasi.

Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan masyarakat berubah serba praktis dan

canggih oleh pengaruh teknologi dari luar, kegiatan seperti jual beli pun sudah mengalami

revisi, sehingga akad-akad yang digunakan untuk bertransaksi sudah semakin bervariasi

dalam satu kegiatan jual beli saja. Transaksi semakin banyak macamnya untuk memenuhi

tuntutan dan kebutuhan masyarakat, salah satunya jual beli perhiasan emas. Perhiasan emas

itu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mempercantik diri. Ada juga sebagian masyarakat

yang menggunakan emas sebagai investasi, karena nilai harga emas relatif lebih stabil.

Perhiasan emas yang sering dibeli oleh masyarakat mulai dari cincin, kalung, liontin, gelang

dan anting.
Salah satu bentuk transaksi jual beli yang banyak terjadi di masyarakat diantaranya jual

beli emas dengan cara tukar tambah. Tukar menukar dalam hukum Islam sering dikatakan

sebagai al-sharf. Sedangkan secara istilah tukar menukar yaitu suatu aktivitas saling

memberikan sesuatu dengan menyerahkan suatu barang. Bai‟ sharf yakni menjual uang

dengan mata uang (emas dengan emas).

Adapun dalam prakteknya penulis menemukan transaksi jual beli dan tukar tambah di

salah satu toko perhiasan emas yang berada di Kota Lama yang mana seseorang datang

dengan membawa emas yang sudah lama pernah dipakai dengan maksud ingin menukarkan

dengan perhiasan emas yang baru sesuai dengan yang mereka inginkan dengan cara

pembayaran berdasarkan selisih dari dua harga emas tersebut. Perhiasan emas yang sering

ditukar tambah oleh masyarakat mulai dari anting, gelang, kalung hingga cincin.

Memegang prinsip Islam dalam bermuamalah dalam mewujudkan transaksi yang benar

maka perlu dilakukan peneltitian atas transaksi tukar tambah emas dengan selisih harga

dalam perspektif hukum ekonomi Islam. Agar hukum yang ada dapat menjadi landasan

dengan nilai-nilai Islam, pada transaksi jual beli/tukar tambah emas harus dilandasi pada

unsur kerelaan dan suka sama suka antara kedua bela pihak. Berdasarkan permasalahan diatas

peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam mengenai transaksi tukar tambah emas di kota

lama dengan judul “ Analisis Praktek Tukar Tambah Emas Dengan Selisih Harga

Ditinjau Dari Hukum Ekonomi Syariah (Studi Kasus Pedagang Emas di Kelurahan

Dapu-Dapura Kecamatan Kendari Barat)”.

2. Rumusan Masalah

2.1 Bagaimana fenomena praktik jual beli dan tukar tambah emas di toko emas

Kelurahan Dapu-Dapura Kecamatan Kendari Barat?

2.2 Bagaimana Hukum Ekonomi Syariah melihat fenomena praktik jual beli dan tukar

tambah emas di toko emas Kelurahan Dapu-Dapura Kecamatan Kendari Barat?

Anda mungkin juga menyukai