70
barter seseorang memerlukan usaha yang keras. Pelaku ekonomi barter harus
mencari seseorang yang mempunyai keinginan yang sama dengannya. Para
pelaku ekonomi barter tersebut juga akan mendapatkan berbagai kesulitan
dalam mentukan harga khususnya ketika terjadi keragaman barang dagangan,
pertambahan produksi dan perbedaan kebutuhan. 2
2
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam : Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara, dan Pasar
(Jakarta : PT. Raja Grapindo Perkasa : 2013) Cet. 2 H. 58
3
Said Sa’ad, Marthon, Ekonomi, h. 117
71
PEMBAHASAN
1. Uang (Money)
A. Sejarah Uang
Satu sama lain mulai saling membutuhkan, karena tidak ada individu
yang secara sempurna mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Sejak
saat itulah, manusia mulai mengguanakan berbagai cara dan alat untuk
melangsungkan pertukaran barang dalam rangka memenuhi kebutuhan
mereka. Pada tahapan peradaban manusia yang masih sangat sederhana
mereka dapat menyelenggarakan tukar-menukar kebutuhan dengan cara
barter. Maka periode itu disebut zaman barter. 5 Hanya saja, cara ini
walau pada awalnya sangat mudah dan sederhana, kemudian
perkembangan masyarakat membuat sistem ini menjadi sulit dan muncul
kekurang-kekurangan. Beberapa kekurangan sistem barter sebagai
berikut:
4
Ahmad Hasan, Mata Uang Islami, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2005) H. 22
5
Mustafa Adwin Nasution, dkk, Pengenalan Eksklusif : Ekonomi Islam (Jakarta : Kencana
Prenada Media Grup, 2006) H. 239-240
72
a. Kesusahan mencari keinginan yang sesuai antara orang-orang yang
melakukan transaksi, atau kesulitan untuk mewujudkan kesepakatan
mutual.
b. Perbedaan ukuran barang dan jasa, dan sebagian barang yang tidak
bisa dibagi-bagi.
6
Mujahidin, Ekonomi Islam, h. 61-62
73
c. Uang Pada Bangsa Romawi
74
beliau menetapkan persoalan uang sebagaimana yang sudah
berlaku.
7
Mujahidin, Ekonomi Islam h. 62-64
75
2. Pengertian Uang
Uang dalam ekonomi Islam secara etimologi berasal dari kata an-naqdu
dan jamaknya adalah an-nuqud. Pengertiannya ada beberapa makna, yaitu
an-naqdu berarti yang baik dari dirham, menggenggam dirham,
membedakan dirham, dan an-naqdu juga berarti tunai. Kata nuqud tidak
terdapat dalam Al-Qur‟an dan Hadis karena bangsa Arab umumnya tidak
menggunakan nuqud untuk menunjukan harga. Mereka menggunakan kata
dinar dan untuk menunjukan mata uang yang terbuat dari emas dan kata
dirham untuk menunjukan alat tukar yang terbuat dari perak. Mereka juga
menggunakan kata wariq untuk menunjukan dirham perak, kata lain untuk
menunjukan dinar emas. Sementara fulus (uang tembaga) adalah alat tukar
tambahan yang digunakan untuk membeli barang-barang murah.
Uang menurut fuqaha tidak terbatas pada emas dan perak yang dicetak,
tetapi mencakup seluruh dinar, dirham, dan fulus. Untuk menunjukan
dirham dan dinar mereka menggunakan istilah naqdain. Namun, mereka
berbeda pendapat apakah fulus termasuk kedalam istilah nuqud atau tidak.
Menurut pendapat yang mu‟tamad dari golongan Syafiiyah, fulus tidak
termasuk nuqud, sedangkan madzhab Hanafi berpendapat bahwa nuqud
mencakup fulus. Definisi nuqud menurut Abu Ubaid (wafat 224 H), dirham
dan dinar adalah nilai sesuatu. Ini berarti dinar dan dirham adalah setandar
ukur yang dibayarkan dalam transaksi barang dan jasa. Ibnu Qayyim
berpendapat, dinar dan dirham adalah nilai harga barang komoditas. Ini
mengisyaratkan bahwa uang adalah standar unit ukuran untuk nilai harga
komoditas.8
Dengan demikian uang secara umum adalah sesuatu yang dapat diterima
secara umum sebagai sebagai alat untuk pembayaran suatu wilayah tertentu
atau sebagai alat pembayaran utang, atau sebagai alat pembelian barang dan
8
Rozalinda, Ekonomi Islam, (Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada, 2015) h. 279-280
9
Ibid,
76
jasa.dengan demikian uang merupakan suatu alat yang dapat dapat
digunakan dalam wilayah tertentu.10
a. A.C.Pigou dalam bukunya the viel of money, uang adalah alat tukar.
b. Tahan lama
d. Mudah dibawa-bawa
10
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada,2002), h.13
11
Mujahidin, Ekonomi Islam, h. 59
12
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi, (Jakarta : Rajawali Pers,2002), h.
193
77
Penerbitan uang merupakan masalah yang dilindungi oleh kaidah-kaidah
umum syariat islam. Penerbitan dan penentuan jumlanya merupakan hal-hal
yang berkaitan dengan kemaslahatan umat. Karena itu, bermain-main dalam
penerbitan uang akan mendatangkan kerusakan ekonomi rakyat dan Negara,
misalnya hilangnya kepercayaan terhadap mata uang, terjadinya pemalsuan
uang, pembengkakan jumlah uang beredar, turunnya nilai uang (inflasi), dan
kemudaratan lainnya. Dikalangan ekonom muslim berpendapat bahwa
penerbitan uang merupakan otoritas Negara dan tidak dibolehkan bagi
individu untuk melakukan hal tersebut karena dampaknya sangat buruk. 13
3. Fungsi Uang
13
Rozalinda, Ekonomi Islam., h. 280-281
14
Ibid, h. 281-286
78
sendiri tidak berwarna. Dalam arti uang berfungsi sebagai ukuran nilai
yang dapat merefleksikan harga benda yang ada dihadapannya. Dengan
demikian uang tidak dibutuhkan untuk uang itu sendiri karena uang tidak
mempunyai harga tapi ia sebagai alat untuk menghargai semua barang.
Uang adalah alat tukar menukar yang digunakan setiap individu untuk
transaksi barang dan jasa. Ini adalah fungsi pokok dari uang. Dengan
uang sebagai alat tukar, seseorang dapat memperoleh barang atau jasa
sesuai yang ia inginkan. Tidak seperti sistem barter pada zaman dahulu.
Misalnya seseorang yang mempunyai apel, dan dia membutuhkan beras.
Dalam sistem barter, orang yang mempunyai apel harus pergi ke pasar
dan mencari orang yang mempunyai beras dan dia juga membutuhkan
apel. Dan terjadilah barter di antara kedua belah pihak.
Saat ini, ketika manusia menggunakan uang sebagai alat tukar. Maka
seseorang yang mempunyai apel tadi, menjual apelnya dengan uang.
Kemudian ia membeli beras dengan uang tersebut. Dan pemilik beras
menjual berasnya dengan uang, sehingga ia dapat membeli barang
apapun juga dengan uang tersebut. Sebagai alat tukar, uang akan
membuat kegiatan ekonomi semakin mudah dan efisien karena para
pelaku ekonomi dapat melakukan transaksi kapan, di mana, dan dengan
siapa saja. Agar terwujudnya fungsi uang sebagai alat tukar, para ahli
ekonomi mensyaratkan adanya keikhlasan dan keridhaan dari kedua
belah pihak terhadap kelayakan uang tersebut.
79
c. Alat Penyimpanan Kekayaan (Store Of Value atau Store Of Wealh)
Hal ini terjadi pada Perang Dunia I, dimana harga barang naik,
sehingga nilai uang menjadi rendah. Pada saat itu, setiap manusia
menyimpan hartanya dalam bentuk saham atau barang-barang tahan
lama, seperti: rumah, tanah dan sawah. Imam Abu Hamid Al-Ghazali
menegaskan bahwa “Barang siapa yang memiliki uang (emas dan perak),
maka ia akan memiliki segalanya.” Ibnu Khaldun juga mengisyaratkan
uang sebagai alat simpanan dalam perkataan beliau: “Kemudian Allah
Ta’ala menciptakan dari dua barang tambang emas dan perak, sebagai
nilai untuk setiap harta. Dua jenis ini merupakan simpanan orang-orang
di dunia, akan tetapi jika uang berfunngsi sebagai penyimpanan nilai
maka akan terjadi penimbunan uang karena sifat alamiyah uang yang
tahan lama.
80
Dengan demikian, fungsi uang dalam perspektif ekonomi islam hanya
ada dua, yaitu uang sebagai satuan nilai atau satuan harga dan sebagai
alat tukar.
4. Jenis-Jenis Uang
Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa
diperjualbelikan apabila barang tersebut digunakan bukan sebagai uang.
Masyarakat primitif memilih salah satu barang komoditas yang ada untuk
digunakan sebagai media dalam pertukaran pilihan itu berbeda-beda
antara satu lingkungan dengan lingkungan lainnya tergantung dengan
kondisi ekonomi dan sosial, misalnya binatang ternak dijadikan uang
pada masyarakat pengembala, hasil pertanian pada masyarakat petani,
ikan bagi masyarkat nelayan. Namun, pada zaman sekarang tidak semua
barang bisa menjadi uang, diperlukan tiga kondisi agar barang dijadikan
uang antara lain, 1) kelangkaan (scarcity), 2) daya tahan (durability),
barang tersebut harus tahan lama, 3) nilai tinggi, maksudnya barang yang
dijadikan uang harus bernilai tinggi sehingga tidak memerlukan jumlah
yang banyak dalam melakukan transaksi.15
15
Ibid., h. 288-290
81
kesulitan itu Negara melalukan percetakan uang logam untuk
mempermudah proses transaksi. Dalam sejarah penggunaan uang
logam ada dua system yang dipergunakan, pertama gold standard,
yaitu emas dan perak sebagai standar nilai, kedua bimetallic (system
dua jenis logam), yaitu emas dan perak digunakan sebagai standar
nilai. Pada masa awal islam, Nabi saw, menerapkan sistem dua jenis
logam ini dalam aktivitas dagang. System ini terus berlanjut sampai
akhirnya pemerintahan islam menerapkan uang fulus sebagai mata
uang dalam perekonomian.
Uang bank disebut juga dengan uang giral, yaitu uang yang
dikeluarkan oleh bank komersial melalui cek atau alat pembayaran
giro lainnya. Cek merupakan perintah yang ditunjukkan oleh pemilik
deposit kepada bank untuk membayarkan kepadanya atau kepada
orang lain atau pemegangnya sejumlah uang. Uang giral merupakan
simpanan nasabah bank yang dapat diambil setia saat dan dapat
dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran.
Kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat terhadap bank dalam
memenuhi hak-hak mereka. Itulah yang mendorong orang-orang
mengakui peredaran uang-uang bank. Cek dan giro yang dikeluarkan
oleh bank manapun bisa digunakan sebagai alat pembayaran barang
dan jasa.
16
Nasution, Pengenalan Eksklusif., h. 242
82
3. Uang Kertas (Token Money) atau An-Nuqud Al-Waraqiyyah
ل ِم ۡن ُه ۡم ك َۡم ل َ ِب ۡثت ُ ۡ ۖۡم قَالُواْ ل َ ِب ۡثن َا ي َ ۡو ًما أ َ ۡوٞ ِسا ٓ َءلُواْ ب َ ۡين َ ُه ۡۚۡم قَا َل قَآئ َ َوكَ َٰذ َ ِل
َ َ ك بَع َ ۡث َٰن َ ُه ۡم ِليَت
ۡض ي َ ۡو ۚۡم قَالُواْ َربُّكُ ۡم أ َ ۡعل َ ُم ِب َما ل َ ِب ۡثت ُ ۡم فَٱ ۡبعَث ُ ٓواْ أ َ َحدَكُم ِب َو ِر ِقكُ ۡم َٰ َه ِذ ِ ٓۦه ِإلَى ۡٱل َمدِين َ ِة َ بَع
ف َ ۡليَنظُ ۡر أَي ُّ َها ٓ أ َ ۡزك ََٰى طَع َ ٗاما ف َ ۡلي َ ۡأتِكُم بِ ِر ۡزق ِم ۡنه ُ َو ۡليَتَلَطَّ ۡف َو ََل ي ُۡش ِع َر َّن بِكُ ۡم أ َ َحد ًا
Yang artinya “Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka
saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara
mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". Mereka menjawab:
"Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi):
"Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka
suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan
17
Ibid., h. 243-244
83
membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan
yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan
hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan
halmu kepada seorangpun”.
2. Gold Dinar
Dinar adalah mata uang yang memiliki nilai fisik dan nilai intrinsik yang
sama, karena berdasarkan emas, yang diambil dari Romawi dan Dirham
yaitu mata uang perak warisan peradaban Persia. Kata Dinar sendiri
sebetulnya bukan berakar dari bahasa Arab, melainkan bahasa Yunani
(Bizantium) atau bahkan mungkin berasal dari bahasa Persia, dinarius.18
Sementara kata Dirham berasal dari kata Drachma yang berarti mata
uang yang terbuat dari perak. Dan ini terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis
dua logam mulia ini, emas dan perak, telah disebutkan baik dalam fungsinya
sebagai mata uang atau sebagai harga dan lambang kekayaan yang
disimpan19 . Misalnya hal ini terdapat dalam QS. At-Taubah : 34 yaitu,
اس ِ َّ ان لَي َ ۡأكُلُو َن أَمۡ َٰ َو َل ٱلن ُّ ۞ َٰيٓ َأَي ُّ َها ٱلَّذِي َن َءا َمن ُ ٓواْ إِ َّن كَثِ ٗيرا ِم َن ۡٱۡل َ ۡحب َ ِار َو
ِ َ ٱلر ۡهب
ضة َ َو ََل ي ُن ِفقُون َ َها َّ ب َو ۡٱل ِفَ َٱّلل َوٱلَّذِي َن ي َ ۡكنِ ُزو َن ٱلذَّه
ِ ِۗ َّ س ِبي ِل
َ عن َ صد ُّو َن ُ َ ِب ۡٱل َٰب َ ِط ِل َوي
ب أ َ ِليم
ٍ ٱّلل فَبَش ِۡرهُم ِبعَذَا
ِ َّ س ِبي ِل َ فِي
Yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian
besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar
memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi
(manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”.
18
M. Luthfi Hamidi, MA. Gold Dinar (Sistem Moneter Global yang Stabil dan
Berkeadilan). (Jakarta: Senayan Abadi Publishing. 2007), h. 81.
19
Nasution, Pengenalan Eksklusif., h. 243
84
Sedangkan dinar emas berdasarkan Hukum Syari’ah Islam adalah uang
emas murni yang memiliki berat 1 dinar sama dengan 1 mitsqal atau kurang
lebih setara dengan 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua
ujungnya. Jika dikonversi dengan timbangan gram, maka Dinar emas
memiliki kadar 22 karat emas dengan berat 4.25 gram. Sedangkan Dirham
perak memiliki kadar perak murni dengan berat 2.975 gram (ada juga yang
menyebutkan 3 gram).
Ketentuan berat 1 dinar = 4,25 gram ini diikuti oleh beberapa pihak
seperti Kerajaan Kelantan di Malaysia, Wakala Induk Nusantara di
Indonesia, dan Gerai Dinar di Indonesia. Khalifah Umar ibn Khattab
menentukan standar antar keduanya berdasarkan beratnya masing-masing:
"7 dinar harus setara dengan 10 dirham.20 ” Wahyu menyatakan mengenai
Dinar Dirham dan banyak sekali hukum hukum yang terkait dengannya
seperti zakat, pernikahan, hudud dan lain sebagainya. Sehingga dalam
Wahyu Dinar Dirham memiliki tingkat realita dan ukuran tertentu sebagai
standar pernghitungan (untuk Zakat dan lain sebagainya) di mana sebuah
keputusan dapat diukurkan kepadanya dibandingkan dengan alat tukar
lainnya.
Standar dari koin yang ditentukan oleh Khalifah Umar ibn al-Khattab,
berat dari 10 Dirham adalah sama dengan 7 Dinar (1 mitsqal). Pada tahun 75
Hijriah (695 Masehi) Khalifah Abdalmalik memerintahkan Al-Hajjaj untuk
mencetak Dirham untuk pertama kalinya, dan secara resmi dia
menggunakan standar yang ditentukan oleh Khalifah Umar ibn Khattab.
20
M. Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham) , h. 19
85
Khalifah Abdalmalik memerintahkan bahwa pada tiap koin yang dicetak
terdapat tulisan: "Allahu ahad, Allahush shamad".
Koin emas dan perak menjadi mata uang resmi hingga jatuhnya
Kesultanan Utsmaniyah dan kesultanan-kesultanan muslim lainnya. Sejak
saat itu, lusinan mata uang dari beberapa negara dicetak di setiap negara era
paska kolonialisme di mana negara-negara tersebut merupakan pecahan dari
negeri-negeri muslim. Perlu diingat bahwa Hukum Syariah Islam tidak
pernah mengizinkan penggunaan surat janji pembayaran menjadi alat tukar
yang sah.
Koin Dinar dicetak dan di distribusikan oleh beberapa pihak. Design koin
dinar emas dan dirham perak berbeda-beda sesuai pencetaknya. Beberapa
jenis koin dinar yang sudah dicetak saat ini: 21
1. Dinar Dubai
Uni Emirat Arab mencetak koin Dinar dengan desain Masjid Nabawi
di Madinah dan koin Dirham dengan desain Masjidil Haram di Mekkah.
a. Dinar Kelantan
21
Abbas Firman dan Syekh Sohibul Faroji. Fatwa mengenai Standar Berat dan Kadar
Dinar dan Dirham. (Jakarta :Dinarfirst. 2011 ) H. 15
86
Nusantara. Untuk desain Seri Haji mirip dengan Dinar yang dicetak di
Dubai Uni Emirat Arab. Selain koin tersebut, Wakala Induk Nusantara
juga mengedarkan koin dari Kesultanan Cirebon dan Kesultanan
Ternate. Kesultanan Cirebon telah mencetak dan mengedarkan dinar
emas dan dirham perak sejak Desember 2012. Koin yang diedarkan
oleh jaringan Wakala Induk Nusantara berdasarkan berat 1 dinar =
4.25 gram dan diterbitkan dengan kemurnian 22 karat.
c. Dinar IMN
2. Dinar 24 Karat
87
D. Mungkinkah Penerapan Dinar Emas Dalam Perekonomian
Sejak keruntuhan sistem emas (Bretton Wood) tahun 1971 praktis sistem
moneter internasional bertumpu pada mata uang Dolar AS. Sejak itu dolar
menjadi primadona pada hampir semua negara di dunia sebab semua mata
uang dunia mayoritas ditambatkan dengan Dolar. Alasan penetapan dolar
sebagai pengganti emas adalah karena Amerika saat itu merupakan negara
dengan kekuatan ekonomi yang besar dengan ditunjukkan posisi GDP
mencapai 20% GDP dunia dan juga dolar dianggap mata uang yang relatif
stabil dibanding mata uang lainnya.
88
currency (fiat money) dengan menganalisis dan membandingkan kelebihan
'Dinar Emas' dan kelemahan fiat money.
Secara historis fiat money adalah uang kertas dan koin yang dicetak oleh
bank sentral tanpa dijamin oleh apa pun (creating out without nothing).
Setiap fiat money yang dicetak oleh Bank sentral sebenarnya merupakan
beban (utang) bagi perekonomian. Transmisi penciptaan utang ini melalui
intrumen moneter yang dinamakan Reserve Requirement Policy.
Gejolak nilai tukar pun tak dapat dihindari ketika inflasi terjadi yaitu
berupa depresiasi nilai tukar domestik dan terjadi pengurasan cadangan
devisa seperti yang terjadi di Indonesia tahun 97/98. Seketika juga beban
utang dalam denominasi asing meningkat pesat yang pada gilirannya banyak
perusahaan menjadi bangkrut (default).
Pemerintah dalam hal Bank Indonesia sebagai stabilisator dan the lender
of the last resort tentunya berusaha mengembalikan stabilitas tersebut
dengan mengorbankan anggaran-anggaran yang sedianya untuk pelayanan
dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Tentunya masih dalam ingatan kita
bahwa saat krisis 97/98 pemerintah telah menghabiskan dana sebesar 12%
GDP (IMF, 2000).
Secara tidak langsung inflasi yang dimotori oleh fiat money telah
memakan biaya yang tidak sedikit dan merampok (theft) kekayaan dan
kesejahteraan suatu negara. Selama ini apakah kita tidak menyadari bila Bank
Indonesia hanya sibuk dan sibuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah tanpa pernah
memikirkan biaya yang dikeluarkan akibat instabilitas tersebut serta akhirnya
mengabaikan untuk membangun suatu sistem yang mampu menjaga dan
mengarahkan stabilitas nilai tukar secara permanen.
89
Namun demikian kita juga masih bersyukur karena dari sekian banyak
negara korban krisis ekonomi hanya Malaysia yang mencoba membangun
sistem moneter yang berkeadilan. Hal ini dituangkan dengan pernyataan
Perdana Menteri Dato DR Mahathir Bin Mohammad yang menyadari akan
kebobrokan sistem fiat money sehingga perlu dipikirkan padanannya yaitu
sistem 'Dinar Emas'.
Dalam pidatonya dia dengan tegas mengatakan bahwa selama ini negara-
negara di dunia telah ditipu dengan penggunaan fiat money karena hanya
menguntungkan negara-negara maju. Khususnya AS. Sudah saatnya dunia
memikirkan sistem mata uang yang memiliki nilai intrinsik sehingga
peredaran dan nilainya dapat dikontrol.
3. Bersifat padat, artinya padat secara struktur dan bernilai besar sehingga
untuk membeli barang bernilai besar cukup mengambil sedikit bagian
dari emas,
4. Penyimpan nilai yang aman,
6. Emas tidak dapat diciptakan dan dirusak. Artinya emas tidak dapat
dicetak dan berkurang nilainya sekehendak manusia sebab ia
memerlukan proses dan bernilai intrinsik. Dengan demikian
perekonomian secara otomatis akan terjaga dari percetakan uang tanpa
dasar atau jaminan barang yang jelas,
90
7. Terakhir karena kestabilannya. Hal ini berdasar riwayat oleh Imam
Bukhari bahwa suatu ketika Rasulullah menyuruh Urwah membeli
kambing seharga 1 dinar. Dengannya Urwah mendapat 2 kambing dan bila
diasumsikan kambing berukuran sedang harganya setengah dinar maka tidak
akan jauh berbeda bila dibandingkan sekarang. Karena, 1 dinar saat ini
telah mencapai Rp 1.3 juta. Artinya, setelah lebih dari 14 abad daya beli
dinar tetap. Lalu bagaimana implementasi dinar dalam perekonomian.
Dengan metode ini risiko kurs akan sangat minimal dan juga tidak ada
unsur spekulasi (gharar) dan menghindari moral hazard traders dengan
memanfaatkan keuantungan ganda akibat selisih nilai tukar (kurs). Dalam
hal transaksi domestik misalnya dengan sistem pembayaran elektronik
(electronic payment system) seperti sistem pada kartu debit.
Kedua transaksi di atas memang mensyaratkan tersedianya emas pada
akun kustodian. Kustodian berperan sebagai lembaga perantara dalam
pertukaran aset emas dan merupakan institusi atau lembaga yang tidak berdasar
sistem bunga (riba) dan tidak berdasar sistem fiat money dalam transaksi
ekonominya. Misalnya Islamic Development Bank (IDB) atau Bank of
England.
22
https://news.detik.com/opini/d-1203386/mungkinkah-penerapan-dinar-emas-dalam-
perekonomian, diakses tanggal 22/01/2021
91
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Uang menurut fuqaha tidak terbatas pada emas dan perak yang dicetak,
tetapi mencakup seluruh dinar, dirham, dan fulus. Sementara fulus (uang
tembaga) adalah alat tukar tambahan yang digunakan untuk membeli barang-
barang murah. Namun fulus tidak termasuk kategori nuqud, sedangkan
madzhab Hanafi berpendapat bahwa nuqud mencakup fulus. Definisi nuqud
menurut Abu Ubaid, dirham dan dinar adalah nilai sesuatu. Ini berarti dinar dan
dirham adalah setandar ukur yang dibayarkan dalam transaksi barang dan jasa.
Dengan demikian uang secara umum adalah sesuatu yang dapat diterima
secara umum sebagai sebagai alat untuk pembayaran suatu wilayah tertentu
atau sebagai alat pembayaran utang, atau sebagai alat pembelian barang dan
jasa.dengan demikian uang merupakan suatu alat yang dapat dapat digunakan
dalam wilayah tertentu.
Sementara dinar adalah koin yang terbuat dari emas, yang merupakan logam
yang bersifat lunak dan mudah ditempa. Kata Dinar sendiri sebetulnya bukan
berakar dari bahasa Arab, melainkan bahasa Yunani (Bizantium) atau bahkan
mungkin berasal dari bahasa Persia, denarius.
92
DAFTAR PUSTAKA
Firman, Abbas dan Syekh Sohibul Faroji. Fatwa mengenai Standar Berat dan
Kadar Dinar dan Dirham.
Hasan, Ahmad, Mata Uang Islami, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2005)
M. Luthfi Hamidi, MA. Gold Dinar (Sistem Moneter Global yang Stabil dan
Berkeadilan). (Jakarta: Senayan Abadi Publishing. 2007)
Sa’ad, Said, Marthon, Ekonomi Islam ditengah Krisis Ekonomi Global, (Jakarta :
Zikrul Hakim : 2004).
93