Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH UANG DI DUNIA

Disusun Oleh :
1. Bunga Ruth Talent
2. Kezia Honey Renata Sinaga
3. Nike Rizky
4. Tesalonika Putri Simanjuntak

SMA NEGERI 2 PADANGSIDIMPUAN


2022/2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata pelajaran Sejarah. Adapun judul dari makalah ini adalah
“Sejarah Uang di Dunia”.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi bahasa, penyusun, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran agar makalah yang kami buat menjadi lebih baik di masa
mendatang. Mengingat bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan menambah wawasan bagi siapa
pun yang membacanya.

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTI············································ I
DAFTAR ISI···················································· II
BAB I:PENDAHULUAN····································· 1
1.1 Latar Belakang·······················································1
1.2 Rumusan Masalah·················································· 1
1.3 Tujuan Masalah····················································· 1
BAB II:PEMBAHASAN······································ 2
2.1 Mengenal Sistem Barter··········································· 2
2.2 Terciptanya Uang Barang········································· 3
2.3 Masa Uang Logam Dipakai······································· 3
2.4 Masa Uang Kertas Pertama di Dunia···························4
2.5 Masa Uang Digital···················································5
2.6 Fungsi Uang·························································· 5
BAB 3: PENUTUPAN········································· 7
3.1 Kesimpulan··························································· 7
3.2 Saran··································································· 7
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Uang merupakan alat tukar yang sah dan masih berlaku hingga saat ini. Setiap
negara di dunia mempunyai mata uang sendiri dengan nilai tukar yang berbeda. Sejarah
uang sebagai alat tukar memiliki kisah panjang. Sebelum adanya uang, masyarakat
tradisional sudah mengenal sistem barter, di mana satu barang ditukar dengan barang
lainnya, dengan syarat nilai tukarnya dianggap setara. Namun, sebelum sistem barter
berlaku, manusia masih memenuhi kebutuhannya sendiri dan bergantung pada alam.
Semua kebutuhan mereka penuhi sendiri karena saat itu, manusia berperan sebagai
produsen dan konsumen sekaligus.

Seiring berkembangnya waktu, manusia menyadari bahwa mereka adalah makhluk


sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Menyadari bahwa barang-barang yang
mereka produksi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Alhasil mereka berinteraksi
satu sama lain untuk saling bertukar, baik barang dengan jasa maupun barang dengan
barang.

Pertukaran barang atau jasa ini dikenal dengan istilah barter. Sistem barter lambar
laun mengalami kendala, seperti saat kedua orang yang melakukan pertukaran tidak
sepakat dengan nilai penukarannya. Keberadaan permasalahan ini akhirnya membuat
manusia berinovasi untuk menciptakan alat tukar hingga terciptanya uang yang saat ini
kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk uang banyak mengalami perubahan.
Umumnya uang dicetak dan dikeluarkan secara fisik dalam bentuk kertas dan logam.
Namun, saat ini, sudah ada uang yang disimpan secara digital.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana asal-usul terciptanya uang?
2. Apa itu sistem barter?
3. Mengapa manusia menciptakan uang?
4. Apa fungsi uang?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah uang.
2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai perkembangan uang di dunia
dari masa ke masa.
3. Untuk mengetahui tujuan diciptakannya uang.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Mengenal Sistem Barter


Barter adalah sistem transaksi yang pertama kali digunakan manusia, sebab pada
zaman dahulu, manusia belum mengenak apa itu uang. Sistem transaksi barter ini
berupa pertukaran antara barang dengan barang, jasa dengan jasa, barang dengan jasa
atau sebaliknya.

Pada masa lalu, orang atau sekelompok orang sudah merasa bahwa mereka
membutuhkan sesuatu yang dihasilkan dari pihak lain, untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Maka dari itu, muncullah ide untuk salik menukar barang atau jasa. Syarat
utama dari pelaksanaan sistem barter ini adalah harus ada orang yang ingin saling
menukar barang atau jasa, dan mereka harus saling membutuhkan.

Masa sistem barter bertahan cukup lama dalam kehidupan masyarakat tradisional
di berbagai belahan dunia. Namun, seiring berjalannya waktu, sistem barter memiliki
berbagai kendala, di antaranya:
 Sulit menentukan kadar atau standar nilai tukar
Contohnya, 12 buah jeruk seharusnya memiliki nilai yang sama dengan satu
kilogram gandum, tetapi orang-orang belum bisa menentukan standar tersebut,
sehingga mereka asal-asalan dalam menukarnya.
 Sulit dalam bertransaksi
Kelemahan dari sistem barter adalah ketika hendak bertransaksi, harus ada dua
belah pihak yang dibutuhkan satu sama lain. Contohnya, ada seseorang yang
memiliki gandum, dirinya hendak menukar gandum tersebut dengan buah
semangka. Maka, ia harus mencari seseorang yang mempunyai buah semangka
yang sekaligus tengah membutuhkan gandum. Apabila pemilik semangka tidak
menginginkan gandum tersebut, maka transaksi menjadi batal.
 Alat tukar sulit untuk dipecah
Contohnya, seseorang yang memiliki seekor ayam dan ingin menukarnya
dengan sebuah meja. Sementara seekor ayam tersebut hanya bernilai sama
dengan separuh meja saja. Maka pemilik meja akan kesulitan untuk memecah
atau membagi meja tersebut menjadi nilai yang sesuai.
 Alat tukar sulit untuk dibawa-bawa
Barang yang memiliki jumlah banyak atau ukuran besar, maka pemilik barang
tersebut akan kesulitan dalam membawa hartanya kesana-kemari. Belum lagi,
harus menemukan orang yang mau setuju untuk menukarkan barangnya
tersebut.
 Sulit menyimpan barang
Apabila barang yang hendak ditukar berupa buah-buahan, pasti akan cepat
membusuk. Jika sudah busuk, pasti sudah tidak bisa dijadikan sebagai alat
bertransaksi.
2.2 Terciptanya Uang Barang
Sejarah uang terus berkembang, karena sistem barter menuai banyak kendala
dalam penerapannya. Akhirnya, pada masa itu manusia mulai menerapkan barang dasar
yang hampir semua orang miliki sebagai standar pembayaran. Barang dasar yang
dimaksud adalah garam, teh, tembakau, dan biji-bijian.

Namun, seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 9000-6000 SM, uang komoditas
tidak lagi dalam benda-benda kecil, melainkan berubah menjadi hewan ternak. Lalu,
saat budaya pertanian muncul, uang komoditas mulai bergeser lagu dalam bentuk
produk pertanian seperti gandum, sayuran, dan tumbuhan lain.

Pada 1200 SM, uang primitif mulai digunakan. Uang primitif berasal dari
cangkang kerang atau hewan moluska lainnya. Orang-orang menggunakannya sebagai
alat pembayaran bernama cowrie yang berasal dari Kepulauan Maladewa di Samudera
Hindia. Cowrie menjadi barang berharga sejak awal peradaban Cina dan India yang
kemudian dibawa sepanjang rute perdagangan ke Afrika. Orang Eropa kemudian
menamainya Wampum sebagai mata uang di pasar. Jenis uang barang berbeda-beda di
setiap belahan dunia, menyesuaikan perkembangan peradaban masing-masing.

Meskipun masa uang barang lebih maju daripada masa sistem barter, tetap saja
terdapat kelemahan yang menjadikan masa uang barang ini semakin lama berganti.
Beberapa permasalahan yang muncul dari penggunaan uang barang antara lain:
 Hanya berlaku di daerah tertentu saja
 Kesulitan dalam hal menyimpan dan pengangkutan
 Mudah rusak dan tidak tahan lama
 Sulit dibagi menjadi bagian yang lebih kecil

2.3 Masa Uang Logam Dimulai


Atas adanya kelemahan-kelemahan yang didapatkan dari masa uang barang
tersebut, memunculkan ide baru untuk menciptakan uang logam. Logam dipilih sebagai
alat tukar sistem transaksi sebab memiliki nilai yang tinggi, tahan lama, tidak mudah
rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dibawa. Logam yang biasa
dipakai sebagai alat transaksi pada era ini adalah emas dan perak.

Berdasarkan sejarah, keberadaan uang pertama kali dicetuskan oleh Bangsa Lydia
yang hidup di wilayah Turki pada abad ke-6 SM. Uang tersebut terbuat dari campuran
emas dan perak dan terbentuk seperti kacang polong. Perbandingan kandungan emas
dan perak di dalam uang tersebut adalah 75:25 dan menjadi standar. Mereka menamai
uang tersebut elektrum.
Uang logam kemudian pertama kali diciptakan pada tahun 560-549 SM oleh Croseus
di Yunani. Dalam sejarah uang, bangsa Yunani dikenal sebagai penemu logam pertama.
Bangsa Yunani mencetak berbagai jenis uang logam yang nilainya mereka tentukan
berdasarkan bahan pembuatnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, akibat keterbatasan bahan baku uang logam
(emas dan perak), tercetuslah ide untuk membuat uang kertas oleh orang Tiongkok
pada abad 1 M. Menurut sejarah, pembuatan uang kertas sebenarnya sudah mulai
dilakukan sebelum masa Dinasti Tang, tetapi gagal karena sulit menemukan bahan
kertas yang tahan lama. Barulah saat Dinasti Tang berkuasa, seseorang bernama Ts’ai
Lun berhasil menciptakan kertas dari kulit kayu murbei.

2.4 Masa Uang Kertas Pertama di Dunia


Sejak kesuksesan penciptaan uang kertas pada masa Dinasti Tang, peradaban terus
berkembang dan mulailah terbentuk negara-negara. Keberadaan negara menjadikan
aktivitas ekonomi dalam suatu negara membutuhkan mata uang sebagai alat transaksi
yang sah. Setelah suatu negara menetapkan mata uang yang sah, biasanya mereka akan
mengumumkan kepada seluruh dunia.

Dikutip dari Guiness World Records, harian Kompas mencatat bahwa cikal bakal
uang kertas ini adalah “uang terbang”. Uang terbang digunakan oleh pedagang kaya
dan pejabat pemerintah pada masa Dinasti Tang China (618-907 M). Uang terbang ini
adalah dokumen yang setara dengan wesel bank pada masa kini. Uang terbang
memungkinkan seseorang menyetor uang dengan pejabat setempat dengan imbalan
kwitansi kertas. Kwitansi kertas itu digunakan untuk menebus dengan jumlah uang
yang sama di tempat lain.

Pada pejabat dan pedagang di masa itu mulai meninggalkan koin-koin yang berat
kepada seorang agen yang dapat dipercaya. Agen tersebut akan mencatat beberapa
banyak uang yang disimpan oleh pedagang di selembar kertas. Kertas semacam surat
promes yang bernama Jiaozi ini bisa digunakan untuk transaksi perdagangan seperti
membeli barang. Kemudian penjual yang menerima surat promes tersebut bisa pergi ke
agen dan menebus catatan untuk ditukar dengan koin. Keberadaan uang terbang pada
waktu itu sangat berarti karena menyederhanakan transaksi.

Namun surat promes yang diproduksi secara pribadi ini masih belum menjadi mata
uang uang sebenarnya. Mata uang kertas pertama diciptakan di China selama Dinasti
Song (960-1279 M) pada masa pemerintahan Kaisar Zhenzong (997-1010 M). Uang
kertas ini dapat ditukar dengan uang berbasis koin dan dapat ditukar antarindividu.
Mata uang kertas, awalnya populer tetapi terganggu oleh masalah inflasi setelah
beberapa dekade.

Setelah beberapa dekade, Jiaozi kemudian digantikan oleh catatan yang disebut
“Huizi”, yang dicetak oleh Dinasti Song melalui percetakannya sendiri. Setiap catatan
kira-kira selembar kertas A4 dan dicetak dari lempengan tembaga. Dalam cetakan
tersebut juga disertai ancaman untuk pemalsu di bawahnya. Catatan yang dicetak itu
dihiasi dengan denominasi tulisan tangan dan perangko keaslian tinta merah.
Seiring dengan penggunaan uang kertas, China juga mengalami krisis keuangan
yang cukup parah. Produksi kertas telah tumbuh sampai nilainya jatuh, kemudian
mendorong inflasi melambung. Akibatnya, China kehilangan uang kertas secara
menyeluruh pada 1455 setelah lebih dari 500 tahun menggunakan uang tersebut.
Bahkan tidak menggunakannya lagi selama beberapa ratus tahun sesudahnya.
Sementara itu, praktik penggunaan uang kertas baru mulai populer di Eropa pada abad
ke-17.

2.5 Masa Uang Digital


Sejarah uang telah berkembang pesat hingga saat ini. Setiap negara kisi sudah
memiliki mata uang yang sah. Pada tahun 1946, kartu kredit dan debit diperkenalkan
sebagai alat transaksi nontunai yang masih digunakan sampai saat ini. Teknologi tidak
pernah berhenti untuk berkembang, sejarah uang kembali diperpanjang dengan
kehadiran uang digital.

Uang digital tentu saja akan muncul seiring berkembangnya teknologi. Untuk
menyelesaikan transaksi ekonomi, banyak pihak yang enggan untuk membawa uang
tunai. Mereka lebih suka menyimpannya di dalam rekening bank atau bahkan
melakukan top-up, yakni dengan menukarkan uang tunai menjadi bentuk digital.
Penggunaan uang digital ini justru lebih efisien, sebab dapat mudah dibayarkan melalui
internet, sms, hingga mobile banking. Uang digital yang saat ini populer misalnya
ShopeePay, Dana, Ovo, hingga GoPay.

2.6 Fungsi Uang


Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk perantara untuk
pertukaran barang dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara
barter. Secara lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi dua: fungsi asli dan fungsi
turunan. Fungsi asli uang ada tiga yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan
sebagai penyimpan nilai.

Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat
mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu
menukarkan dengan barang tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar.
Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat
digunakan untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan,
menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga
dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan
hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.

Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang.
Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas
barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk
digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.

Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai
fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain, uang sebagai alat pembayaran, sebagai
alat pembayar utang, sebagai alat penimbun atau pemindah kekayaan (modal), dan alat
untuk meningkatkan status sosial.
BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Uang secara umum adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai
alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran
utang, atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang atau jasa. Dan dalam
sejarahnya uang terbagi dalam empat kategori yaitu uang barang, uang logam,
uang kertas dan uang digital. Sedangkan pada mulanya manusia tidak mengenal
uang, tetapi melakukan pertukaran antar barang dan jasa yang disebut dengan
istilah barter. Walaupun pada awalnya, sistem barter ini sangat mudah dan
sederhana, namun perkembangan masyarakat membuat sistem barter ini menjadi
sulit diterapkan dari sinilah muncul uang sebagai solusinya untuk mempermudah
transaksi.

3.2Saran
Dengan teknologi yang sudah berkembang pesat, memiliki uang dalam bentuk
tunai ataupun menyimpannya dengan cara konvensional pada rekening bank dan
membiarkan nilainya tergerus inflasi bukanlah keputusan yang bijak. Sudah
saatnya kita untuk mengikuti perkembangan zaman dengan menempatkan uang
pada aset investasi. Semua bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan
keuangan di masa yang mendatang.

Anda mungkin juga menyukai