Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Muhammad Nafil Farhan Hanif

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042287385

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4227/Ekonomi Moneter

Kode/Nama UPBJJ : 77/ Denpasar

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
ESPA4227-1

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.2 (2022.1)

Fakultas : FE/Fakultas Ekonomi


Kode/Nama MK : ESPA4227/Ekonomi Moneter
Tugas :1

No. Soal
1 Jelaskan proses atau tahap perkembangan terbentuknya uang!

2 Jelaskan fungsi uang yang digunakan oleh masyarakat!!

3 Jelaskan fungsi bank umum di Indonesia !

4 Jelaskan teori kuantitas uang menurut Irving Fisher !

5 Jelaskan teori permintaan uang menurut Milton Friedman!

1 dari 1
1. Jawaban

Tentunya anda sudah mengenal apa yang dinamakan uang. Dalam


kehidupan kita sehari hari tentu kita selalu bersinggungan dengan uang untuk
kita membeli kebutuhan sehari hari sampai pada iyan investasi. Uang yang
kenal sekarang ini sudah mengalami prysei perkembangan yang sangat
panjang. Setidaknya terdapat lima tahapan dalam sejarah perkembangan
uang.

1. Tahap sebelum Perdagangan Barter

Kebutuhan manusia memiliki sifat yang tidak terbatas, sementara alat


pemuas kebutuhan sangat terbatas sehing ga manusia kesulitan untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri. Awalnya, setiap orang berusaha memenuhi
kebutuhannya melalui usaha sendiri. Usaha tersebut dilakukan antara lain
dengan cara berburu, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang
Sederhana serta mencari buah – buaha untuk di konsumsi sendiri.
Perkembangan selanjutnya manusia dihadapkan pada kenyataan bahwa apa
dilakukannya tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhannya.

2. Tahap Perdagangan Barter

Ketika menyadari bahwa kebutuhan sehari-hari tidak bisa dicukupi


sendiri dan adanya keterbatasan alat pemuas kebutuhan maka manusia
berupaya memperbanyak ragam alat pemuas kebutuhan dengan jalan
melakukan pertukaran. Pada tahap awal mereka melakukan penukaran antara
barang dengan barang dari mas yarakat yang saling membutuhkan. Akibatnya
munculah sistem barter yaitu barang yang ditukar dengan barang. Sistem
barter ini merupakan tingkat kedua dari perkembangan perekonomian. Barter
adalah pertukaran atas suatu barang terhadap jenis barang yang lain. Dalam
suatu pertukaran dengan menggunakan cara barter ini harus dipenuhi syarat
berupa adanya kesamaan keinginan (double coincidence of wants) dari pihak
yang terlibat barter. Menyamakan keinginan dari pihak-pihak yang terlibat
barter ini tidaklah mudah, sehingga syarat "double coincidence of want" ini
sekaligus menjadi hambatan yang terjadi dalam transaksi dengan
menggunakan cara barter ini.

Namun demikian bukan berarti masalah pemenuhan semua kebutuhan


bisa di atasi. Dalam perkenbanganya mulai timbul kesulitan-kesulitan
dalam penerapan sistem ini. Setidaknya ada dua kesulitan yang timbul dari
adanya perdagangan barter antara lain adalah kesulitan menemukan orang
yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang
yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat
dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau
hampir sama nilainya. Untuk lebih jelasnya lihat kedua kasus seperti dijelaskan
di dalam kotak.

Kasus 1
Misalnya pak Andi memiliki setandan pisang dan membutuhkan beras
untuk makan. la bertemu pak Narto yang memiliki beras namun
menginginkan pisang.

Kasus 2
Pak Andi memiliki setandan pisang dan membutuhkan sedang beras. Pak
Narto memiliki beras namun ia membutuhkan ikan. Pak Bambang memiliki
ikan dan membutuhkan pisang.
Pada kasus 1 karena adanya double coincidence of wants, kedua pihak
yang saling membutuhkan bertemu dan terjadilah pertukaran barang atau
barter. Namun apakah demikian juga terjadi pada kasus 2? Pada kasus 2 tidak
ada double coincidence of wants schingga pertukaran tidak bisa dilakukan.
Dengan semakin berkembangnya perekonomian maka kebutuhan manusia
juga semakin banyak sehingga menuntut tersedianya pemuas kebutuhan. Pola
perdagangan barter menjadi tidak efektif lagi.

Dengan demikian bisa dicatat beberapa kelemahan dalam perdagangan


barter:

a. Pola perdagangan barter hanya dapat dilakukan dakam skala kecil dan tidak bisa dilakukan
secara besar besaran.
b. Pola perdagangan barter pertukaran apabila dilakukan akan memerlukaan waktu yang relatif
lama karena menunggu adanya double coincidence of wants.
c. Perekonomian yang menggunakan pola barter sulit berkembang karena terhambat adanya
double coincidence of wants yang memerlukan waktu yang relatif lama.
d. nilai barang dalam pola perdagangan barter akan sangat kabur karena tidak ada alat ukur nilai
yang pasti.

3. Tahap Uang Barang (Commodity Money)

Untuk mengatasinya kesulitan yang timbul pada perdagangan barter,


maka ada pemikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk
digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat
pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generally
accepted) benda-benda yang dipilih bemilai tinggi (sukar diperokeh atau
memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan
kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi
digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah.
Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang: orang
Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin
salarium yang berarti garam

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada.
Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat
tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang.
penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit
dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-
benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.

Penduduk asli Bandiagara di pedalaman benua Afrika mempertukarkan


hasil pertaniannya, dari sebakul tomat dengan sejumlah kebutuhan harian,
susu, gandum dan sejenisnya. Transaksi yang awalnya dilakukan dengan
barter ini kemudian berkembang dengan menggunakan alat tukar yang
terbuat dari hasil bumi seperti coklat dan sejenisnya (uang komoditi).
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan pertukaran tetap ada di antaranya:

a. Nilai yang dipertukarkan belum mempunyai pecahan.


b. Banyak jenis uang barang yang beredar dan hanya berlaku di masing-masing daerah.
c. Sulit untuk penyimpanan (storage) dan pengangkutan (transportation).
d. Mudah hancur atau tidak tahan lama.

4. Tahap Uang Logam

Uang logam mulai banyak digunakan pada abad ke-18, yakni uang
logam baik berupa uang perak maupun uang emas dan kemudian berlaku
standar emas sampai awal abad ke-20. Logam dipilih sebagai alat tukar
karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan kama dan
tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah
dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi
syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak
juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinstik
(nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada
mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang,
melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas
dalam menyimpan uang logam
Penggunaan emas dan perak sebagai bahan uang dalam bentuk koin
diciptakan oleh Croesus di Yunani sekitar 560-546 SM. Pada saat yang
bersamaan, medium uang yang berfungsi sebagai instrumen alat bayar mulai
dikembangkan, dibuat dari berbagai benda padat lainnya seperti tembikar,
keramik atau perunggu. Sejalan dengan dengan perkembangan
perekonomian, maka tukar-menukar menggunakan uang logam juga
berkembang, sementara jumlah logam mulia terbatas. Penggunaan uang
logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (sulit dalam
hal penyimpanan dan pengangkutan).
Dalam sistem ini, nilai uang ditentukan oleh nilai intrinsik dari jenis
uang tersebut. Karena uang mempunyai nikai intrins ik, maka tidak ada
kebutuhan dari pemerintah untuk menjamin nikai uang tersebut. Nilai uang
ditentukan oleh ditentukan oleh kekuatan pasar melalui penawaran dan
permintaan akan perak dan emas, namun penawaran uang akan dibatasi oleh
seberapa besar logam mulai bisa ditambang. Oleh karena itu diperlukan
kontrol oleh pemerintah untuk menstabilkan sistem finansial. Keterbatasan
ini yang menjadi salah satu penyebab ambruknya Sistem Standar Emas.

5. Tahap Lang Kertas


Sejalan dengan perkembangan perekonomian, tinbul suatu kesulitan
ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam
bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas.
Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah
besar sehingga diciptakanlah nang kertas. Mula-mula uang kertas yang
beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai
alat/perantara untuk melakukan transaksi. Mereka menjadikan kertas bukti
tersebut sebagai alat tukar. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada
saat itu merupakan uang yang dijamin 100 persen dengan enas atau perak
yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat
ditukarkan penuh dengan jaminannya. Nilai dari uang kertas bukan
ditentukan oleh nilai intrinsiknya melainkan okh daya beli dari uang
tersebut. Uang kertas ini digunakan secara luas karena lebih sesuai sebagai
medium pertukaran.
Desa Jachymod di Ceko, Eropa Timur, dianggap sebagai wilayah
pertama yang menggunakan mata uang yang diberi nama dolar, yang
merupakan mata uang yang paling populer di abad modem. Mulanya disebut
Taler, kemudian orang Italia mengejanya menjadi Tallero, lidah Belanda

2. Jawaban
Uang mulai banyak digunakan dalam mas yarakat. Penggunaan uang oleh
mas yarakat karena uang memiliki empat fungsi:

1. Uang sebagai alat tukar-menukar (medium of exchange). Dalam sistem pertukaran barter,
uang mensyaratkan adanya double coincidence. Dengan adanya “uang" yang diterima secara
umum sebagai alat tukar, maka syarat double coincidence tersebut menjadi tidak relevan lagi.
2. Uang sebagai satuan nilai (measure of value). Dalam fungs inya uang sebagai satuan pengukur
nilai, maka setiap barang yang dipertukarkan dapat dinilai dengan satuan uang tertentu. Uang
dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang dan jasa yang diperjualbelikan,
menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga
dipakai untuk menentukan harga barang/jasa. Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk
memperlancar pertukaran barang.
3. Uang sebagai standar atau ukuran pembayaran yang tertunda (standard for deferred payments)
4. Uang sebagai alat penyimpan nilai dan kekayaan (store of value dan store of wealth). Sebagai
penyimpan nilai atau kekayaan, uang digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa
sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang
sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang
tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.

3. Jawaban

Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini menujukkan


betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modem,
yaitu:

1. Penciptaan Uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindah bukuan (kliring). Kemampuan bank
umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam
pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau
menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi
kemampuan bank umum menciptakan uang giral.

2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran


Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung
kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu
jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan
mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring.
transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran
dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman,
seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.

3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat


Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana
simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat
dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh
lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-
dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak
yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.

4. Mendukung Kelancaran Trans aksi Internasional


Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau
memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun
transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda
negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem
moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi
dalam skala intemasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi
tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang
melakukan transaksi intemasional dapat ditangani dengan lebih mudah,
cepat, dan murah.

5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga


Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling
awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan
barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah
dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety
box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat
menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas
atau surat-surat berharga.
6. dPemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin
banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli
pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui ATM, membayar gaji pegawai
dengan menggunakan jasa-jasa bank.

4. Jawaban

Secara sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai


berikut.

MV = PT
dimana :
M : Adalah jumlah uang dalam perekonomian,
V : Merupakan velositas (kecepatan) transaksi dari uang yang merupakan rata-rata waktu satu unit
DDuang berpindah tangan untuk satu periode waktu tertentu
T: Merupakan volume transaksi dan
P : Adalah tingkat harga.

Fisher menyatakan bahwa nilai V ditentukan oleh kebiasaan pembayaran


gaji dan efisiensi lembaga keuangan. Oleh karena faktor-faktor ini tidak
selalu berubah maka nilai V relatif tetap. Pada suatu periode tertentu
(mis alnya satu tahun), kuantitas barang yang diperdagangkan T jumlahnya
tertentu. Dalam keseimbangan (full employment) nilai T adalah tetap dan
telah mencapai tingkat yang maksimum. Berdasarkan keyakinan bahwa nilai
V dan T adalah tetap, maka ahli-ahli ekonomi Klasik berpendapat bahwa
perubahan dalam penawaran uang hanya akan mempengaruhi tingkat harga.
Persamaan Fisher tersebut mengindikasikan bahwa jumlah uang dalam
peredaran dikalikan velositas uang akan sama dengan nilai transaksi. Semula
identitas ini bukan merupakan teori moneter, tetapi kemudian Fisher
berpendapat bahwa identitas tersebut dapat diterjemahkan menjadi teori
moneter dengan beberapa anggapan. Menurut Fisher, pada dasamya orang
bersedia memegang uang karena kegunaannya dalam pros es transaksi dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor kelembagaan. Faktor-faktor kelembagaan
mis alnya metode pembayaran yang biasanya dilakukan oleh masyarakat
(harian, mingguan, dan bulanan), tingkat moneterisasi masyarakat,
penggunaan alat pembayaran yang lain seperti kartu kredit dan kualitas
komunikasi. Faktor-faktor kelembagaan ini pada umumnya hanya berubah sporadis dan akan
berpengaruh terhadap V. Namun, di sini dianggap bahwa
dalam jangka pendek faktor-faktor kelembagaan tersebut tidak berubah
sehingga V dianggap tetap (Hayati, 2006).
Volume transaksi ditentukan oleh tingkat pengerjaan penuh (full
employment) dari pendekatan dan dalam jangka pendek juga dianggap tetap.
Dengan demikian dari asumsi-asumsi di atas memungkinkan untuk diperoleh
suatu versi teori kuantitas (quantity theory) sebagai berikut:

1
Md = (𝑉)PT

Persamaan tersebut menyatakan bahwa dalam jangka pendek permintaan


uang mempunyai proporsi yang tetap dari nilai transaksi. Permintaan uang
juga memiliki proporsi yang konstan dengan pendapatan sehingga
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Selanjutnya, jika penawaran uang
dianggap variabel eksogen keadaan seimbang permintaan uang sama dengan
penawaran uang, diperoleh hubungan sebagai berikut:

` Ms = Md =(1/V)PT
Dengan demikian jika perekonomian berada pada kondisi full
employment maka V dan T dianggap konstan dalam jangka pendek, serta M
merupakan variabel eksogen yang nilainya ditentukan oleh penguasa/otoritas
moneter, sedangkan tingkat harga merupakan variabel endogin. Dari konsep
ini dapat dikatakan bahwa perubahan tingkat harga merupakan bagian yang
proporsional dari perubahan jumlah uang yang beredar.

5. Jawaban
Milton Friedman mencoba menghidupkan kembali teori kuantitas uang
Klasik. Friedman menyatakan bahwa teori kuantitas adalah teori tentang
permintaan uang bukan teori tentang penentuan produk, pendapatan maupun
harga uang merupakan salah satu bentuk kekayaan yang produktif sehingga
dapat dikaitkan sebagai teori tentang modal (capital theory).
Friedman mendefinisikan kekayaan sebagai segala sesuatu yang menjadi
sumber pendapatan. Sumber tersebut adalah manusia itu sendiri, termasuk
skill atau kecakapannya, surat berharga, tanah, perhiasan dan lain -lainnya.
Dari sudut pandang ini maka tingkat bunga menunjukkan hubungan antara
jumlah atau cadangan kekayaan dengan aliran pendapatannya yang
diformulasikan sebagai berikut:

𝑌
W=
𝑟

dimana
W = kekayaan
Y = aliran pendapatan
r = tingkat bunga

Pemilik kekayaan akan berusaha memilih bentuk-bentuk kekayaan


(kombinasi berbagai bentuk kekayaan) sehingga mencapai kepuasan yang
maks imum. Kondisi ini dapat dicapai jika tingkat substitusi antara satu
bentuk kekayaan dengan bentuk kekayaan yang lain sama dengan tingkat
substitusi yang diinginkan. Oleh karena itu, bentuk kekayaan ini berbeda
dengan bentuk yang lain dalam hal adanya aliran pendapatan, misalnya
obligasi akan mendatangkan bunga, sedangkan uang kas tidak mendatangkan
bunga. Adanya aliran pendapatan ini akan mendasari kepuasan pemilik
kekayaan. Kepuasan maksimum dapat dicapai apabila ting kat substitusi
antara satu bentuk kekayaan yang lain sama dengan tingkat substitusi yang
diinginkan (Lestari, 2008).
Menurut pandangan Friedman permintaan uang ditentukan oleh faktor-
faktor berikut: tingkat harga, suku bunga obligasi, suku bunga 'equities',
modal fisik dan kekayaan (Sukimo, 2000). Mengenai peranan harga dalam
menentukan permintaan uang, Friedman berpendapat dikarenakan memegang
uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan. Cara-cara yang lain
adalah menyimpan dalam bentuk harta keuangan (financial asset) seperti
obligasi, deposito dan saham, menyimpan dalam harta tetap (tanah dan
rumah) dan kekayaan manusiawi.

Anda mungkin juga menyukai