Jawaban Ekonomi Moneter TMK 2 Semester 4
Jawaban Ekonomi Moneter TMK 2 Semester 4
Jawaban
Selain itu juga Bank Indones ia, mendefinis ikan uang beredar dalam dua
bentuk, yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
M1 =C+DD
Konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu aset dikatakan
likuid jika aset tersebut dengan mudah diuangkan tanpa kehilangan risiko
rugi. Pada satu sisi ekstrim dari spektrum likuiditas, uang tunai adalah aset
yang paling likuid dengan daya beli penuh. Pada tingkat spektrum likuiditas
moderat terdapat uang kuasi yang secara definitif tidak secara langsung
berfungsi sebagai medium of exchange. Pada sisi ekstrim lainnya terdapat
aset-aset fisik yang sangat tidak likuid sebagai alat pertukaran seperti rumah,
tanah, obligasi jangka panjang dan sebagainya. Kurva penawaran uang pada
umumnya memiliki slope positif. Seperti halnya kurva permintaan uang,
jumlah uang yang beredar juga dipengaruhi oleh tingkat bunga.
2. Jawaban
Menurut teori David Ricardo, jumlah uang yang beredar atau kuantitas uang yang beredar akan
mempengaruhi tingkat harga. Jika jumlah uang beredar naik, maka harga barang dan jasa akan
meningkat juga. Begitu sebaliknya, jika jumlah uang beredar turun maka harga barang dan jasa juga
akan turun.
Secara matematis, teori David Ricardo menjelaskan bahwa jumlah uang beredar berbanding
lurus dengan tingkat harga, berikut adalah persamaannya:
M=kxP
Keterangan:
M = jumlah uang beredar
k = konstanta
P = tingkat harga
Persamaan ini berfungsi bahwa uang hanya sebagai alat tukar atau media pertukaran. Maka
dari itu, setiap pengurangan atau pertambahan uang beredar berhubungan langsung dengan tingkat
harga.
Diket : M = 10
k =¼
Ditanya : P :..?
M=kxP
𝑀
P=
𝑘
10
P = 1/4
P=4
3. Jawaban
Pada dasamya inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan
pemintaan (demand pull inflation)dan tekanan produksi (cost push inflation)
(Mishkin, 2001).
Bermula dengan harga Pi dan output Qı, kenaikan permintaan total dari
ADI ke AD2 menyebabkan ada sebagian pemintaan yang tidak dapat
dipenuhi oleh penawaran yang ada. Akibatnya, harga naik menjadi P2 dan
output naik menjadi QFE. Kenaikan AD2 selanjutnya menjadi AD3
menyebabkan harga naik menjadi P3, sedang output tetap pada QFE. Kenaikan
harga ini disebabkan oleh adanya inflationary gap. Proses kenaikan harga ini
akan berjalan terus sepanjang permintaan total terus naik (misalnya menjadi
AD4).
2. Cost Push Inflation
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi temasuk juga adanya kelangkaan distribusi, walaupun
permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara
signifikan. Adanya ketidaklancaran aliran distribusi ini dapat memicu
kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum pemintaan -penawaran,
atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap
produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya
produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis
di sumber produksi (pabrik, perkebunan), bencana alam, cuaca, kelangkaan
bahan baku untuk menghasilkan produksi tersebut, dan aksi spekulasi,
sehingga memicu kelangkaan produksi. Begitu juga apabila masalah yang
sama terjadi pada distribusi, dimana infrastruktur memainkan peranan yang
sangat penting. Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan dua hal,
yaitu : kenaikan harga (misalnya bahan baku) dan kenaikan upah, misalnya
kenaikan gaji PNS sehingga akan akan mengakibatkan usaha-usaha swasta
menaikkan harga barang-barang (Mishkin, 2001).
Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya
produksi. Jadi inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul
dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (agregat supply)
sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan produksi akan menaikkan
harga dan menurunkan produksi. Jika proses ini berlangsung terus maka
timbul cost push inflation. Gambar 5.3 menjelaskan proses terjadinya cost-
push inflation.
Penanggulanagan
MV = PT
Di mana
M = money
V = velositas uang
P = harga-harga umum
T = volume transaksi perdagangan
Dalam jangka pendek V dan T adalah tetap, sehingga hanya ada dua
variabel eksogen yaitu M dan P. Hubungan keduanya adalah positip,
yaitu jika jumlah uang berada naik (M naik) maka harga-harga secara
umum akan naik pula (P naik). Demikian pula sebaliknya.
2. Menaikkan suku bunga SBI. Meningkatnya suku bunga SBI
menyebabkan banyak bank-bank swasta yang ingin memilikinya.
Akhimya bank umum itu akan menaikkan suku bunga deposito. Uang
yang berhasil mereka kumpulkan mereka gunakan untuk pembelian
sertifikat Bank Indonesia. Akhimya bank tersebut harus mengumpulkan
dana sebanyak-banyaknya agar dapat membeli SBI tersebut. Dana tadi
diperoleh dari tabungan, sehingga untuk menarik tabungan maka harga
suku bunga harus tinggi.
3. Memperbaiki nilai tukar mata uang. Dengan melakukan intervensi
terhadap mata uang asing, maka nilai tukar akan dapat diatur, sehingga
pada akhimya akan mempermudah dan mempermudah biaya impor
barang-barang material (input)
Menaikkan pajak merupakan salah satu cara untuk meredam inflasi yang
diakibatkan cost push inflation yang dilakukan dengan mengurangi agregat
demand, yaitu dengan jalan menaikkan pajak. Kebijakan kedua adalah
menekan pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah sedikit demi
sedikit dikurangi agar nantinya masyarakat menjadi semakin mandiri.
Pengeluaran pemerintah yang semakin kecil akan mengakibatkan masyarakat
semakin menjadi efisien. Kebijakan ketiga adalah mengurang i ekonomi biaya
tinggi. Dengan melakukan deregulasi-deregulasi dalam perizinan serta
kemudahan dalam pendistribusian barang dapat mengakibatkan harga barang
menjadi turun atau paling tidak tetap, sehingga perekonomian tidak berada
dalam keadaan inflasi.
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi.
Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan inflasi
pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki
kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh
diintervensi oleh pihak di luar bank sentral termasuk pemerintah. Sejumlah
penelitian menunjukkan bahwa pada bank sentral yang kurang independen
akan mendorong tingkat inflasi menjadi lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau
tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain
itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata
uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat
bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun ekstemal (kurs).
Salah satu pola pengendalian inflasi yang banyak diterapkan adalah inflation
targeting, termasuk oleh Bank Indonesia.
4. Jawaban
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai temasuk juga akibat adanya ketidak
lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat
harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan
inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus
dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk
mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga.
Inflasi merupakan penyakit ekonomi yang tidak bisa diabaikan, karena
dapat menimbulkan dampak yang sangat luas. Oleh karena itu inflasi sering
menjadi target kebijakan pemerintah. Inflasi tinggi begitu penting untuk
diperhatikan mengingat dampaknya bagi perekonomian yang bisa
menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan
pengangguran yang selalu meningkat. Ada banyak cara untuk mengukur
tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP
Deflator. Kebijakan pemerintah di dalam mengendalikan inflasi di antaranya
1. Bagi perekonomian
Pada masa hiperinflasi atau inflasi yang tidak terkendali, kondisi perekonomian menjadi “lesu” dan
sulit berkembang. Masyarakat tidak bersemangat untuk bekerja, menurunkan minat masyarakat untuk
menabung dan berinvestasi karena nilai mata uang semakin menurun.
2. Bagi pegawai atau karyawan berpenghasilan tetap
Dampak inflasi terhadap penurunan nilai mata uang akan merugikan kelompok masyarakat yang
berpenghasilan tetap seperti pegawai negeri, 21 pegawai swasta dan kaum buruh, karena secara riil
pendapatan mereka akan menurun.
3. Bagi kreditur
Kreditur akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian utang debitur lebih rendah
dibandingkan pada saat peminjaman.
4. Bagi produsen
Bagi produsen inflasi yang tinggi sangat berpengaruh pada kenaikan harga-harga kebutuhan produksi
yang kemudian berpengaruh pada meningkatnya biaya produksi.
5. Bagi pemerintah
Tingkat inflasi yang tinggi berdampak pada rencana pembangunan pemerintah dan mengacaukan
rencana anggaran pendapatan dan belanja pemerintah (RAPBN/RAPBD).
5. Jawaban
Instrumen pengendalian moneter merupakan alat-alat operasi moneter
yang dapat digunakan oleh Bank Sentral dalam mewujudkan tujuan akhir
yang telah ditetapkan (Solikin dan Suseno, 2002) dan (Ascarya, 2002).
Instrumen-instrumen kebijakan moneter terdiri dari: (1). Operasi Pasar
Terbuka (OPT), (2).Tingkat Bunga Diskonto, (3). Giro Wajib Minimum
(Reserve requirement), (4). Himbauan Moral (Nopirin (1992) dan Mishkin
(2001)).
1. Operasi Pas ar Terbuka (Open Market Operation)
Instrumen ini merupakan alat kebijakan moneter yang terpenting karena
merupakan determinan utama antara perubahan tingkat suku bunga dan
monetary base serta menjadi sumber utama untuk mempengaruhi fluktuasi
jumlah uang beredar. Kebijakan ini meliputi tindakan menjual dan membeli
surat-surat berharga oleh bank sentral. Tindakan ini memiliki 2 pengaruh
utama terhadap kondisi pasar uang : pertama, menaikkan cadangan bank-
bank umum yang turut dalam transaksi. Hal ini dikarenakan dalam pembelian
surat berharga misalnya, bank sentral akan menambah cadangan bank umum
yang menjual surat berharga tersebut, akibatnya bank umum dapat
menambah jumlah uang yang beredar (melalui proses penciptaan kredit).
Pada saat bank sentral menjual surat-surat berharga di pasar terbuka,
cadangan bank-bank umum akan menurun. Berikutnya bank-bank ini dipaksa
untuk mengurangi penyaluran kreditnya, dengan demikian akan mengurangi
jumlah uang beredar. Pengaruh yang kedua, tindakan pembelian atau
penjualan surat berharga akan mempengaruhi harga (dan dengan demikian
juga tingkat bunga) surat berharga, sehingga mengakibatkan menurunnya
jumlah uang beredar dan meningkatkan tingkat suku bunga.
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar
dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan
membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang
beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah
kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah
SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan
atas Surat Berharga Pasar Uang.
Berdasarkan tujuannya, operasi pasar terbuka dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:
a. Dynamic open market operation, yang bertujuan untuk mengubah
jumlah cadangan dan monetary base.
b. Defensif open market operation, yang bertujuan untuk mengontrol
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi jumlah cadangan dan
monetary base.